laporan kp fix maksimal!!!

91
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ada di Indonesia memiliki beberapa jenis perusahaan, yaitu perusahaan dagang, industri, jasa dan keuangan yang berbentuk badan hukum perseorangan, Firma, CV, PT, Yayasan, baik yang dimiliki oleh swasta maupun negara. PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang penyediaan pupuk di Indonesia. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam mengelola sistem pupuk palembang, khususnya dalam manajemen sistem pupuk yang meliputi produksi, distribusi dan pemasaran pupuk yang menghubungkan pusat produksi pupuk kepada distributor dengan para petani. Pelayanan berangkat dari visi misi dan strategi hingga kemudian 1

Upload: despri

Post on 14-Apr-2016

103 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan kp

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan yang ada di Indonesia memiliki beberapa jenis

perusahaan, yaitu perusahaan dagang, industri, jasa dan keuangan yang

berbentuk badan hukum perseorangan, Firma, CV, PT, Yayasan, baik yang

dimiliki oleh swasta maupun negara. PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang

penyediaan pupuk di Indonesia. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memiliki

fungsi dan peranan yang sangat penting dalam mengelola sistem pupuk

palembang, khususnya dalam manajemen sistem pupuk yang meliputi

produksi, distribusi dan pemasaran pupuk yang menghubungkan pusat

produksi pupuk kepada distributor dengan para petani. Pelayanan berangkat

dari visi misi dan strategi hingga kemudian berkembang dalam organisasi,

sistem dan manajemen perusahaan.

Pada umumnya setiap perusahaan memiliki aset tetapdalam

melancarkan kegiatan operasioanal perusahaan yang memiliki aktivitas yang

besar ataupun kecil, baik aset tetap dalam jumlah yang besar maupun

jumlah kecil, begitu juga dengan Perusahaan PT. PUPUK SRIWIDJAJA

PALEMBANG.

1

Karena PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan perusahaan

BUMN yang besar. Maka, pastilah memiliki aset tetap yang banyak dalam

menunjang aktivitas operasional perusahaan. Dengan aset tetap yang

dimiliki begitu banyak dapat menunjukkan kekayaan yang diperoleh oleh

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, seringkali laporan tidak sesuai dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan karena dokumen yang tidak lengkap atau

hilang. Oleh karena itu, untuk perusahaan sebesar PT. Pupuk Sriwidjaja

Palembang, konsisten dan pendokumentasian data yang baik sangat

diperlukan untuk dapat memberikan masukan dalam membuat suatu

keputusan.

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa peranan aset tetap memiliki

peran dalam melancarkan atau membantu operasional perusahaan. Dengan

demikian aset tetap yang merupakan faktor yang sangat penting

sebagaimana faktor pendukung yang lain. Karena, jika aset tetap dibiarkan

begitu saja tanpa adanya pencatatan dan prosedur yang harus di lewati,

dapat mengakibatkan jumlah kekayaan perusahaan tidak tercatat dengan

baik dan hal tersebut dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.

Untuk mencegah terjadinya penumpukan aset tetap yang tidak tercatat

dengan prosedur yang tidak seharusnya. Maka, diperlukan suatu sistem dan

prosedur yang baik dalam perolehan dan pelepasan aset tetap yang harus

dijalankan sesuai dengan sistem yang ada untuk mencapai tujuan

perusahaan.

2

Berdasarkan uraian diatas serta pengalaman Kerja Praktek pada

perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang maka penulis menyusun suatu

Laporan Kerja Praktek dengan judul “PROSEDUR PEROLEHAN

PENGGUNAAN DAN PENGHAPUSAN AKTIVA TETAP PADA PT.

PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis

akan mengambil pengamatan yang ada yaitu: “Bagaimana prosedur

pelaksanaan dalam perolehan, penggunaan dan pelepasan aktiva tetap di PT.

Pupuk Sriwidjaja Palembang.”

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Adapun ruang lingkup permasalahan adalah mengenai sistem yang

diterapkan dalam memperoleh, menggunakan dan menghapus aset tetap di

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang pada Tahun 2012.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.4.1 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Mengetahui ada atau tidak adanya penyelewengan dalam

pengadaan aktiva tetap yang mengakibatkan kerugian dalam PT.

Pupuk Sriwidjaja Palembang

b) Mengidentifikasi sistem dalam pengadaan dan pelepasan aktiva

tetap di PT. Pupuk Sriwidjaja

3

c) Mengetahui fungsi dan dokumen yang dibutuhkan dalam

pengadaan maupun pelepasan aktiva tetap.

1.4.2 Manfaat Penulisan

a) Bagi Perusahaan

Memberikan masukan (ide-ide) dalam mengaplikasikan

sistem perolehan, penggunaan dan pelepasan aktiva tetap dan

juga sebagai informasi bagi pihak eksternal perusahaan untuk

mengetahui kekayaan yang dimiliki oleh PT. Pupuk Sriwidjaja

Palembang.

b) Bagi Universitas

Untuk mengetahui sejauh mana ilmu Sistem Akuntansi

yang diterapkan dalam perusahaan, sehingga pihak universitas

akan terus meningkatkan cara pembelajaran dengan

mengembangkan teori – teori yang ada.

c) Bagi Mahasiswa

Sebagai wadah informasi bagi mahasiswa untuk

mempelajari dan mengetahui sistem perolehan, penggunaan dan

pelepasan aktiva tetap pada perusahaan sebagai alat pembanding

antara teori-teori yang didapatkan di perkuliahan dengan

pengaplikasiannya di dunia kerja.

4

1.5 Metode Pengumpulan Data

Menurut J. Supranto (2003:13) metode pengumpulan data berdasarkan tempat

sebagai berikut:

a. Riset Lapangan (Field Research)

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

kepada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data dan

informasi yang dibutuhkan dalam penulisan laporan.

Metode ini terbagi menjadi dua cara, yaitu:

Interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

tanya jawab secara langsung kepada narasumber/ bagian – bagian

yang terkait didalam perusahaan. Untuk mendapatkan informasi

yang diperlukan penulis melakukan tanya jawab atau dialog

langsung dengan karyawan-karyawan dan Suppervisor Bagian Aset

Tetap PT. PUSRI.

Dokumentasi

Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental

dari seseorang.

Melalui metode dokumentasi ini, penulis mengumpulkan data-data

mengenai perusahaan sebagai bahan untuk menyusun laporan yang

penulis dapatkan dengan meminta file – file yang diperlukan

kepada karyawan yang berwenang pada bagian aset tetap dalam

perusahaan.

5

b. Riset Kepustakaan (Library Research)

Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara membaca,

mempelajari, mengutip, serta membandingkan informasi yang ada didalam

buku – buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

Berdasarkan metode pengumpulan diatas, maka penulis menggunakan

metode pengumpulan data, yaitu:

1. Riset Lapangan (Field Research) yaitu observasi dan interview.

2. Riset Kepustakaan (Library Research)

Sumber – sumber data menurut J. Supranto (2003:6) adalah sebagai

berikut:

o Data Sekunder (Secondary Data)

Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa

publikasi serta untuk menentukkan tindakan yang akan diambil

sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah. Penulis

mengumpulkan data dan informasi dari berbagai referensi seperti

buku-buku, laporan-laporan kerja praktek yang ada diperpustakaan

jurusan Akuntansi Universitas Indo Global Mandiri yang terkait

tentang perolehan aset tetap.

1.6 Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan dalam pembahasan ini, maka penulis membaginya

dalam bab, yang meliputinya:

6

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini dikemukakan secara garis besar

mengenai latar belakang, perumusan masalah, ruang

lingkup masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode

pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian prosedur,

pengertian aset tetap, karakteristik aset tetap, jenis – jenis

AS

aset tetap, pengertian pengadaan aset tetap, fungsi dan

dokumen yang terkait dalam pengadaan aset tetap,

pengertian pelepasan aset tetap, fungsi dan dokumen yang

terkait dalam pengadaan aset tetap.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah singkat PT.

Pupuk Sriwidjaja Palembang , visi dan misi perusahaan,

lingkup dan jaringan usaha, struktur organisasi.

BAB IV PEMBAHASAN

7

Dalam bab ini merupakan pembahasan dari permasalahn

yang ada yaitu Prosedur Perolehan, Penggunaan dan

Penghapusan Aktiva Tetap.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari

pembahasan masalah – masalh yang ada kemudian penulis

akan memberikan saran – saran yang mungkin berguna bagi

pihak perusahaan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dalam

mengatasi permasalahan tersebut.

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Prosedur

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul “ Sistem Akuntansi”,

prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang biasanya melibatkan beberapa

orang dalam sebuah organisasi, dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Prosedur bisa didokumentasikan atau tidak, tergantung dengan

kebutuhan dari setiap organisasi atau perusahaan. Prosedur yang

didokumentasikan disebut dengan prosedur tertulis. Biasanya prosedur jenis

ini memiliki aturan formal yang harus dipatuhi. Aturan-aturan tersebut antara

lain.

Struktur, maksud dan ruang lingkup suatu kegiatan.

Siapa yang bertanggung jawab menerapkan prosedur

Acuan atau dokumen terkait

Proses atau tahapan kegiatan yang perlu dilakukan, bagaimana melakukan

dan di mana akan dilakukan

Bahan, alat dan dokumen yang digunakan

Dokumentasi dan rekaman

Lampiran

Informasi pengendalian

9

2.2 Prosedur Perolehan, Penggunaan dan Penghapusan Aktiva Tetap

2.2.1 Pengertian Aktiva Tetap

Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti

peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan dan tanah. Aset

tetap (fix asset) merupakan aset jangka panjang atau aset yang relatif

permanen. Aset berwujud atau tangible asset merupakan aset berwujud

atau terlihat secara fisik. Aset tersebut dimiliki atau digunakan oleh

perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian operasi

normal.

Peranan aset tetap ini sangatlah besar dalam perusahaan baik ditinjau

dari segi fungsinya, dari segi jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi

pengelolaannya yang melibatkan banyak orang, maupun dari segi

pengawasannya yang agak rumit.

Aset tetap menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam buku

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:16:2) adalah aset berwujud yang

dimilki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,

untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Soemarso S.R (2005:20) dalam bukunya berjudul “Akuntansi Suatu

Pengantar” menuliskan secara berpoin yaitu:

Aktiva Tetap yaitu aset berwujud yang:

1. Masa manfaatnya lebih dari satu tahun.

10

2. Digunakan dalam kegiatan perusahaan.

3. Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal

perusahaan.

4. Nilainya cukup besar.

Pengertian aktiva tetap menurut Mulyadi dalam bukunya yang

berjudul “ Sistem Akuntansi” (2001:591) yaitu: Aktiva Tetap adalah

kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi,

lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan

kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.

Sedangkan pengertian aktiva tetap menurut Sunarto dan Teguh

Ernawati dalam bukunya Akuntansi Aktiva Tetap (2003:77) adalah: Aktiva

tetap adalah aktiva yang mempunyai manfaat dalam jangka panjang lebih

dari satu tahun dipergunakan secara aktif untuk kegiatan usaha dan tudak

diamksudkan untuk dijual kembali dalam rangka untuk memperoleh laba.

Aktiva Tetap merupakan bagian utama dalam suatu perusahaan.

Penentuan apakah suatu pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap

(penyusutan, perolehan, dan lain-lain) merupakan suatu aktiva atau beban

dapat berpengaruh signifikan dalam hasil operasi yang dilaporkan

perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk membuat kebijakan

khusus mengenai aktiva tetap untuk menghindari salah saji dalam laporan

keuangan.

11

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat

diakui sebagai aktiva tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi

kriteria sebagai berikut:

a. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

b. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali untuk memperoleh

laba.

c. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk

dipergunakan.

d. Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara handal.

e. Dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

2.3 Penggolongan dan Klasifikasi Aktiva Tetap

Untuk tujuan akuntansi, Machfoedz (1999:54) menggolongkan aktiva

tetap menjadi dua yaitu: “ (1) aktiva tetap dengan umur terbatas (depreciable

assets); (2) aktiva tetap dengan umur tak terbatas (underpreciable assets)”.

1. Aktiva tetap dengan umur terbatas (depreciable assets), yaitu

aktiva tetap yang memberikan manfaat ekonomi pada

perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan harga

perolehannya harus dialokasikan melalui penyusutan. Contoh:

mesin, gedung, alat angkut, komputer dan sejenisnya.

2. Aktiva tetap dengan umur tak terbatas (underpreciable assets),

yaitu aktiva tetap yang tidak akan habis digunakan atau tidak

diketahui kapan manfaat ekonominya akan habis sehingga

harga perolehannya tidak perlu dialokasikan atau disusutkan,

Contohnya tanah.

12

Sofyan Syafri Harahap (2002:20) juga melakukan pengelompokkan aktiva

tetap dalam berbagai sudut antara lain:

1. Sudut Substansi Aset

Aset Berwujud (Tangible Assets).Misalnya gedung, mesin, peralatan

dll

Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets).Misalnya hak patent,

trademark, goodwill, franchise dll

2. Aset Disusutkan atau tidak disusutkan

Aset disusutkan (Depresiasi plant asset)  seperti mesin, bangunan,

peralatan, kendaraan dll.

Aset tdiak disusutkan (Undepreciated plant asset) seperti tanah

3. Aset Berdasarkan Jenisnya

Bangunan, gedung yang berdiri pencatatannya dipisah dari lahan yang

menjadi lokasinya

Lahan, sebidang tanah kosong ataupun sudah ada bangunannya,

pencatatannya dipisah dengan bangunan.

Mesin, didalamnya termasuk peralatan yang menjadi

komponen/bagian dari mesin

Kendaraan, semua jenis kendaraan seperti kendaraan bermotor, alat

pengangkut dll

Perabot, semua yang merupakan isi dari gedung. misalnya perabotan

kantor, perabotan pabrik

13

Inventaris, peralatan yang digunakan sperti inventaris gudang,

inventaris kantor dll

Prasarana, seperti jalan akses, pagar, jembatan dll.

2.4 Karakteristik Aset Tetap

Aset Tetap memiliki beberapa karakteristik, berikut diantaranya:

Mempunyai wujud fisik

Tidak ditujukan untuk dijual lagi

Memiliki nilai yang material, harga aset tersebut cukup signifikan

contohnya tanah, bangunan, mesin dan kendaraan dll.

Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai

manfaat ekonominya bisa diukur dengan handal.

Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk dijual

lagi seperti barang dagang/persediaan atau investasi) misal, mobil bagi

dealer mobil diakui sebagai "persediaan" bukan aktiva tetap sedangkan

bagi perusahaan manufakture mobil diakui sebagai "Aktiva Tetap"

bukan persediaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:16.2) suatu benda berwujud harus

diakui sebagai suatu aset tetap apabila:

Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan

berkenan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas.

Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal.

14

2.5 Pengadaan Aset Tetap

Perolehan aktiva tetap perusahaan berbeda antara satu perusahaan dengan

perusahaan lain, yang menjadi permasalahan akuntansinya adalah dengan

carabagaimana aktiva tetap itu diperoleh perusahaan sehingga menjadi

miliknya.Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian aktiva

tetap,pengangkutan aktiva tetap itu, pemasangan dan sampai aktiva tetap itu

siapdipergunakan dalam proses produksi atau kegiatan perusahaan.

Harga perolehan didefinisikan Standar Akuntansi Keuangan (2004:16.2)

sebagai “jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau dinilai wajar

imbalanlain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat

perolehan ataukonstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan

tempat yang siapuntuk digunakan”.

Aktiva tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara, diantaranya:

a. Pembelian kontan atau tunai.

b. Pembelian secara angsuran atau kredit.

c. Pembelian dengan surat berharga.

d. Pertukaran atau tukar tambah (trade in).

e. Sumbangan pihak lain (donation).

f. Dibangun sendiri.

15

a. Pembelian dengan Tunai atau Kontan.

Aktiva yang dibeli dengan uang kontan atau tunai dicatat sebesar

uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya-

biaya lain sehubungan dengan pembelian aktiva itu, dikurangi

potongan harga yang diberikan.

Standar Akuntansi Keuangan (2004,16.14) bahwa :

Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya,

termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non

refundable), dan setiap biaya yang diatribusikan secara langsung

dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membawa aktiva

tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap

potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.

b. Pembelian dengan Kredit Jangka Panjang

Saat ini kebanyakan transaksi pembelian aktiva tetap dilakukan

dengan kredit jangka panjang. Sisa utang itu biasanya dibuktikan

surat berharga, bukti hutang hipotik dan lain-lain. Utang ini

biasanya dibayar dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan

pembayaran bunga. Pembebanan bunga dapat berdasarkan metode

bunga flat dan sisa utang.

c. Pembelian dengan surat berharga

Jika aktiva tetap diperoleh dengan mengeluarkan saham atau

obligasi, maka aktiva tetap itu harus dicatat sebesar harga pasar

saham atau obligasi pada saat pembelian. Nilai saham atau obligasi

dicatat sebesar nilai nominal atau seharga nilai pari. Jika harga pasar

16

lebih besar dari harga pari selisihnya dicatat sebagai premium (agio

saham) dan jika harga pasar lebih kecil dari harga pari selisihnya

dicatat sebagai discount (disagio saham).

d. Tukar tambah (trade in)

Perolehan aktiva tetap dengan cara ini, yaitu aktiva tetap perusahaan

ditukar dengan aktiva tetap lain, baik yang sejenis maupun yang

berlainan jenis. Cara pencatatannya, aktiva tetap yang baru, dicatat

berdasarkan nilai pasar, jika nilai pasar aktiva tetap tersebut

diketahui. Apabila penukaran yang dilakukan ditambah dengan

uang kas maka harga perolehannya adalah harga pasar barang yang

diserahkan ditambah dengan uang tunai yang diserahkan. Perbedaan

antara nilai pasar yang baru dengan buku aktiva tetap yang lama

dicatat sebagai keuntungan atau kerugian atas pertukaran. Berikut

ini akan penulis jelaskan beberapa transaksi pertukaran aktiva tetap:

a) Harga pasar aktiva tetap yang ditukarkan tidak diketahui

Apabila harga pasar tidak diketahui sedangkan jenis barang

yang ditukarkan sejenis ataupun berbeda aktiva tetap yang

diterima dicatat sebesar nilai buku aktiva tetap yang

diserahkan. Nilai aktiva tetap yang diserahkan bersama nilai

akumulasi pernyusutannya dapat dihapuskan melalui jurnal.

b) Bila harga pasar diketahui maka pencatatan harganya adalah

sebagai berikut: a. Aktiva tetap yang diterima dicatat sebesar

harga pasar dari aktiva yang diberikan b. Tetapi jika harga

pasar yang diterima lebih wajar, dalam arti lebih kuat nilai

17

objektifitasnya dan buktinya, maka catatlah sebesar nilai

aktiva tetap yang diterima itu. c. Jika aktiva yang baru harga

pasarnya lebih akurat dibandingkan dengan harga pasar

aktiva tetap bekas pakai, dalam hal ini yang dipakai sebagai

harganya adalah harga aktiva tetap yang baru itu. Perlu

diingat bahwa harga yang dimaksud adalah harga kontan

(kas) bukan harga faktur dan harga lainnya. d. Jika ternyata

ada perbedaan antara harga pasar yang dicatat tadi dengan

nilai buku aktiva tetap yang diserahkan maka catatlah laba

atau rugi. Laba berarti nilai buku ditambah uang kas (jika

ada) lebih kecil dari harga pasar yang dicatat. Rugi berarti

nilai buku ditambah uang kas (jika ada) lebih besar dari harga

pasar.

e. Diterima dari sumbangan

Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan atau diterima

dari sumbangan maka transaksi ini disebut non reciprocal transfer

atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik.

f. Dibangun sendiri

Perolehan aktiva tetap dengan membuat sendiri dicatat sebesar

biaya yang dikorbankan, yaitu meliputi biaya langsung dan biaya

tak langsung. Untuk biaya bahan dan upah yang berhubungan

dengan kegiatan tersebut tidak menjadi masalah karena umumnya

dapat dibebankan secara langsung, tetapi untuk menentukan biaya

tidak langsung cukup sulit, karena biasanya ada biaya yang

18

dibebankan untuk semua atau beberapa kegiatan. Ada dua cara yang

biasanya dipergunakan untuk menetapkan berapa besar biaya tidak

langsung yang akan dibebankan terhadap aktiva tetap yang

dibangun sendiri, yaitu :

a) Metode incremental cost.

Pada metode ini overhead yang dibebankan adalah kenaikan

(tambahan) overhead akibat adanya pembangunan aktiva

tersebut.

b) Metode proportional.

Menurut metode ini biaya yang dibebankan bukan hanya

kenaikan overhead itu tetapi dibebankan overhead tetap

secara merata untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan

pembangunan itu sendiri. Bila aktiva tetap yang dibangun

sendiri itu dengan modal pinjaman maka selama pengerjaan,

bunga pinjaman dianggap sebagai cost aktiva atau

dikapitalisasikan. Perhitungan biaya bunga yang dapat

dikapitalisasi menurut Harnanto (2002:336) antara lain:

i. Hanya biaya bunga yang sesungguhnya terjadi dapat

dikapitalisasi. Bunga atas modal sendiri tidak untuk

dikapitalisasi.

ii. Jumlah maksimum biaya bunga yang dapat

dikapitalisasi meliputi seluruh bunga yang dibayar

dan terhutang dalam tahun berjalan.

19

iii. Biaya bunga dihitung dari sejak terjadinya

pengeluaran untuk kegiatan konstruksi sampai

dengan tarif kegiatan konstruksi berakhir dan aktiva

siap untuk dipakai.

iv. Jumlah rata-rata pengeluaran akumulatif dipakai

sebagai dasar penghitungan biaya bunga. Biaya

bunga dapat dihitung pada setiap kali terjadi

pengeluaran atau dapat diestimasi berdasar asumsi

pengeluaran terjadi secara merata dalam masa

berlangsungnya kegiatan konstruksi. Pengeluaran

adalah pembayaran kas bukan akrual.

v. Dalam hal kegiatan konstruksi meliputi jangka

waktu lebih dari satu periode akuntansi, jumlah

pengeluaran akumulatif meliputi pengeluaran yang

terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya.

vi. Suku bunga yang dipakai sebagai dasar

penghitungan biaya bunga yang dapat dikapitalisasi

adalah:

(a) suku bunga pinjaman khusus untuk kegiatan

konstruksi aktiva tetap untuk pengeluaran akumulatif

sampai dengan jumlah pinjaman khusus dan (b) suku

bunga rata-rata tertimbang pinjaman lain untuk

pengeluaran akumulatif diatas pinjaman khusus.

20

vii. Jika dana yang berasal dari pinjaman khusus di

investasikan untuk sementara waktu sambil

menunggu tanggal jatuh temponya pembayaran,

pendapatan dari investasi tidak dikurangkan dari

biaya bunga untuk menentukan biaya bunga yang

sesungguhnya terjadi kecuali dana berasal dari

pinjaman dengan fasilitas bunga bebas pajak.

viii. Total biaya bunga yang sesungguhnya terjadi dan

bagian dari biaya bunga yang dapat dikapitalisasi

dalam tahun berjalan harus diungkapkan didalam

laporan keuangan.

2.5.1 Fungsi yang Berkaitan Dalam Pengadaan Aktiva Tetap

Fungsi yang terkait dengan akuntansi pembelian menurut Mulyadi

(2001:300) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Gudang

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung

jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi

persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang

telah diterima oleh fungsi penerimaan.

2. Fungsi Pembelian

21

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh

informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih

dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada

pemasok yang dipilih.

3. Fungsi Penerimaan

Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung

jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan

kualitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan

dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.

Dan juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari

pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian

adalah fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatan utang

bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian

kedalam register bukti kas keluar. Dan untuk

menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar dan untuk

menyelenggarakan arsip dokumen bukti kas keluar yang

berfungsi sebagai catatan utang. Sedangkan fungsi persediaan

bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan

barang yang dibeli kedalam.

22

2.5.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Pengadaan Aktiva Tetap

Menurut Mulyadi (2001:303) dokumen yang digunakan dalam

sistem akuntansi pembelian adalah :

1. Surat permintaan pembelian

Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi

gudang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian

barang dengan jenis, jumlah dan mutu seperti yang tersebut dalam

surat permintaan pembelian.

2. Surat permintaan penawaran harga

Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga

bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali

terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah

pembelian yang besar.

3. Surat order pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada

pemasok yang telah dipilih.

4. Laporan penerimaan barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk

menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah

23

memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang

tercantum dalam surat order pembelian.

5. Surat perubahan order pembelian

Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order

pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut

dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang,

spesifikasi, penggantian atau hal lain yang bersangkutan dengan

perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan

kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat

perubahan order pembelian.

6. Bukti kas keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar

pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi

sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada

pemasok.

2.5.3 Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian

Menurut Mulyadi(2001:3001) jarimgan prosedur yang membentuk sistem

akuntansi pembelian adalah  sebagai  berikut :

1. Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan

pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi

pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk

24

barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan

permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan

menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan

penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh informasi

mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain,

untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk

sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Prosedur order pembelian

Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order

pembetian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan

kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order

pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan

mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari

pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk

menyatakan peneriinaan barang dari pemasok tersebut.

5. Prosedur pencatatan utang.

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memriksa dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan

pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai

catatan utang.

25

6. Prosedur distribusi pembelian.

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi

pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

2.6 Pelepasan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih lama

dapat dibuang, dijual atau ditukar dengan aktiva tetap lainnya. Dalam kasus

pelepasan aktiva tetap, nilai buku dilakukan dengan cara mendebit akun

akumulasi penyusutan sebesar saldonya pada tanggal pelepasan aktiva

bersangkutan sebesar harga perolehannya (biaya histories). Dalam bagian ini,

yang akan dibahas hanyalah pelepasan aktiva dengan cara dibuang atau

dijual, sedangkan pertukaran aktiva akan dibahas nanti dalam buku akuntansi

lanjutannya.

Aktiva tetap seharusnya tidak dihapus oleh karena aktiva tersebut telah

disusutkan secara penuh. Jika aktiva masih dipakai, hanya perolehan dan

akumulasi penyusutannya seharusnya masih tetap nampak dalam buku besar.

Dalam hal ini, buku besar aktiva tetap berfungsi sebagai salah satu cara untuk

mengendalikan (memantau) kepemilikan aktiva yang masih digunakan dalam

kegiatan operasional harian perusahaan.

26

Ketika aktiva tetap tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih lama

bagi perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau harga pasar, maka aktiva

bersangkutan biasanya akan dibuang.

Aktiva tetap dapat dihentikan penggunaannya dengan menjual,

menukarkan atau karena terpaksa menghentikannya. Pada waktu aktiva

dilepaskan, penyusutan aktiva tetap tersebut dicatat sampai tanggal pelepasan.

Dengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan dapat dihitung

berdasarkan selisih antara harga perolehan aktiva tetap dan akumulasi

penyusutannya.

Menurut Mulyadi (2001:596) bahwa “Jika berdasarkan pertimbangan

teknis atau ekonomis suatu aktiva tetap tidak layak diteruskan pemakaiannya,

manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan pemakaian aktiva tetap

yang bersangkutan”.

Selanjutnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004:16.2)

menyatakan “Suatu aktiva tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau

bila aktiva secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada

manfaat keekonomisan masa yang akan datang diharapkan dari

pelepasannya”.

Dalam pelepasan aktiva tetap pada beberapa cara yaitu:

a. Pembesituaan Aktiva Tetap

Manakah aktiva tetap tidak lagi berharga dan mesti dibesituakan maka

biaya perolehan dan saldo akumulasi penyusutan mesti dihitungkan dari

catatan-catatan akuntansi. Apabila semua biaya perolehan aktiva sudah

27

disusutkan, tidak ada kerugian dalam pelepasan aktiva tersebut.

Sebaliknya bilamana biaya perolehannya belum disusutkan sepenuhnya,

maka biaya perolehan yang belum sempat disusutkan merupakan

kerugian atas pelepasan aktiva.

b. Penghancuran Aktiva Tetap

Kadangkala kecelakaan, kebakaran, banjir, petir dan bencana alam

menghancurkan aktiva tetap sehingga menyebabkan perusahaan

menanggung rugi.

c. Penjualan Aktiva Tetap

Perusahaan kerapkali melepas aktiva tetapnya dengan menjual aktiva

tetap tersebut. Dengan membandingkan nilai buku aktiva (biaya

perolehan dikurangi akumulasi penyusutan) dengan harga jualnya (nilai

realisasi bersih bilamana terdapat beban penjualan). Perusahaan bisa

mendapat untung atau menanggung rugi. Apabila harga jual lebih besar

dari nilai buku aktiva, maka perusahaan menanggung untung.

Sebaliknya, jika harga jual dibawah nilai buku, maka perusahaan

menderita kerugian.

2.6.1 Fungsi-Fungsi Yang Terkait Di Dalam Prosedur Pelepasan Aset

Tetap

1. Direktur Utama

Pejabat ini yang memberikan otoritas terhadap semua

mutasi aset tetap. Otoritas yang dicatumkan dalam formulir surat

permintaan otoritasi investasi dan surat otoritasi pelepasan.

28

2. Fungsi Aset Tetap

Fungsi ini bertanggung jawab atas pengolongan aset tetap

perusahaan.Fungsiini memiliki wewenang dalam

penempatan,pemindahandan penghentian peralatan aset aset

tetap.Dalam struktur organisasi fungsi ini berada ditangan bagian

aset tetap dibawah direktur utama.

3. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab dalam pembuatan dokumen

sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan

mutasi aset tetap dan penyelenggaran bukti pembantu aset

tetap.Disamping itu,fungsi akuntansi tanggung jawab atas

penyelenggaran jurnal yang bersangkutan dengan aset tetap

(register bukti kas keluar dan jurnal umum) dalam sturktur

organisasi fungsi yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan

bukti pembantu aset tetap adalah bagian kartu aset tetap.

2.6.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Pelepasan Aset Tetap

1. Surat Permintaan Penghentian Aset Tetap

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan

pemberian kuasa untuk penghentian pemakaian aset tetap.

2. Surat Perintah kerja

Dokumen ini mempunyai 2 fungsi: sebagai perintah

dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aset tetap dan

29

sebagai catatan yang dipakai untuk mengumpulkan biaya

pembuatan aset tetap.Dokumen ini digunakan sebagai perintah

kerja pemasangan aset tetap yang dibeli,pembongkaran aset

tetap yang dihentikan pemakaiannya.

3. Bukti Memorial

Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk

pencarian transaksi depresiasi aset tetap,harga pokok aset tetap

yang telah selesai dibangun,penghentian pemakaian aset

tetap,dan pengeluaran modal.

30

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Profil Perusahaan

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang

didirikan sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24

Desember 1959 di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk

Sriwidjaja (Persero). Pusri memulai operasional usaha dengan tujuan utama

untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah

di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk

dan kimia lainnya. Sejarah panjang Pusri sebagai pelopor produsen pupuk

nasional selama lebih dari 50 tahun telah membuktikan kemampuan dan

komitmen kami dalam melaksanakan tugas penting yang diberikan oleh

pemerintah.

Selain sebagai produsen pupuk nasional,Pusri juga mengemban

tugas dalam melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain

yang berkaitan dengan industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam

melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani

sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk

mendukung program pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan

pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia. Penjualan

pupuk urea non subsidi sebagai pemenuhan kebutuhan pupuk sektor

perkebunan, industri maupun eksport menjadi bagian kegiatan perusahaan

31

yang lainnya diluar tanggung jawab pelaksanaan Public Service

Obligation (PSO). 

Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan

industri pupuk nasional, Pusri telah mengalami berbagai perubahan dalam

manajemen dan wewenang yang sangat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan

pemerintah. Saat ini Pusri secara resmi beroperasi dengan nama PT Pupuk

Sriwidjaja Palembang dengan tetap menggunakan brand dan merk dagang

Pusri.

3.2 Sekilas Profil dalam Waktu

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan pemegang saham

tunggal adalah Pemerintah Republik Indonesia.

Pusri didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 di Palembang, dengan

kegiatan usaha memproduksi pupuk urea.

Pada tahun 1963 beroperasi pabrik pupuk urea pertama yaitu ”PUSRI I”

dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton per tahun.

Tahun 1974 dibangun pabrik pupuk Urea kedua yaitu “PUSRI II” dengan

kapasitas terpasang sebesar 380.000 ton pertahun (sejak tahun 1992

kapasitasnya ditingkatkan/optimasi menjadi 570.000 ton/tahun).

Tahun 1976 dibangun pabrik pupuk Urea ketiga, yaitu “PUSRI III” dengan

kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun.

Tahun 1977 dibangun pabrik pupuk Urea keempat, yaitu “PUSRI IV”

dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun.

32

Tahun 1990 dibangun pabrik pupuk Urea, yaitu “PUSRI I B” dengan

kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton pertahun sebagai pengganti pabrik

Pusri I yang dihentikan operasinya karena usia teknis dan sudah tidak

efisien lagi. Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1994, merupakan

pabrik pertama yang dikerjakan sebagian besar oleh ahli-ahli bangsa

Indonesia, yang dibangun dengan konsep hemat energi dan menggunakan

sistem kendali komputer “Distributed Control System”

Tahun 1979, pemerintah menetapkan PT.Pusri sebagai perusahaan yang

bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyaluran seluruh jenis pupuk

bersubsidi, baik yang berskala dari produksi dalam negeri maupun import

untuk memenuhi kebutuhan program intensifikasi pertanian (Bimas dan

Inmas).

Tahun 1997 dibentuk Holding BUMN Pupuk di Indonesia dan PT. Pusri

ditunjuk oleh pemerintah sebagai induk perusahaan.

Tanggal 1 Desember 1998, pemerintah menghapus subsidi dan tata niaga

seluruh jenis pupuk, baik pupuk yang diproduksi dalam negeri maupun

pupuk import

Pada tahun 2001 tata niaga pupuk kembali diatur oleh Pemerintah melalui

Kepmen Perindag RI No.93/MPP/Kep/3/2001, tanggal 14 Maret 2001,

dimana unit niaga Pusri dan atau produsen melaksanakan penjualan pupuk

di lini III (kabupaten) sedangkan dari kabupaten sampai ke tangan petani

dilaksanakan oleh distributor (BUMN, Swasta, Koperasi)

Pada tahun 2003 keluar Kepmen Perindag No.70/MPP/2003 tanggal 11

Februari 2003 tentang tata niaga pupuk yang bersifat rayonisasi dan berarti

33

PT Pusri tidak lagi bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyediaan

pupuk secara nasional tetapi dibagi dalam beberapa rayon.

Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak penting sejarah

berdirinya Pusri, karena pada saat itu dimulai pembangunan pabrik pupuk

pertama kali yang dikenal dengan Pabrik Pusri I. Pada tahun 1963, Pabrik

Pusri I mulai berproduksi dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton

urea dan 59.400 ton ammonia per tahun. Seiring dengan kebutuhan pupuk

yang terus meningkat, maka selama periode 1972-1977, perusahaan telah

membangun sejumlah pabrik Pusri II, Pusri III, dan Pusri IV. Pabrik Pusri II

dilakukan proyek optimalisasi urea menjadi 552.000 ton per tahun. Pusri III

yang dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per

tahun. Sedangkan pabrik urea Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan

kapasitas terpasang sebesar 570.000. upaya peremajaan dan peningkatan

kapasitas produksi pabrik dilakukan dengan membangun pabrik pupuk urea

Pusri IB berkapasitas 570.000 ton per tahun menggantikan pabrik pusri I yang

dihentikan operasinya karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang menurun.

Mulai tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah

melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani

sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk

mendukung program pangan nasional denganmemprioritaskan produksi dan

pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah indonesia.

Sejak Pemerintah Indonesia mengalihkan seluruh sahamnya yang

ditempatkan di Industri Pupuk Dalam Negeri dan di PT Mega Eltra kepada

PUSRI, melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun 1997 dan PP

34

nomor 34 tahun 1998, maka PUSRI yang berkedudukan di Palembang,

Sumatera Selatan menjadi induk perusahaan (Operating Holding) dengan

membawahi 6 (enam) anak perusahaan termasuk anak perusahaan penyertaan

langsung yaitu PT Rekayasa Industri, masing-masing perusahaan bergerak

dalam bidang usaha :

PT. Petrokimia Gresik yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur.

Memproduksi dan memasarkan pupuk urea, ZA, SP-36/SP-18,

Phonska, DAP, NPK, ZK dan industri kimialainnya serta Pupuk

Organik.

PT. Pupuk Kujang, yang berkedudukan di Cikampek, Jawa Barat.

Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan industri kimia lainnya.

PT. Pupuk Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Bontang,

Kalimantan Timur. Memproduksi dan memasarkan pupuk urea dan

industri kimia lainnya.

PT. Pupuk Iskandar Muda, yang berkedudukan di Lhokseumawe,

Nanggroe Aceh Darussalam. Memproduksi dan memasarkan pupuk

urea dan industri kimia lainnya.

PT. Rekayasa Industri, yang berkedudukan di Jakarta, bergerak dalam

penyediaan jasa Engineering, Procurement & Construction (EPC) guna

membangun industri gas & minyak bumi, pupuk, kimia dan petrokimia,

pertambangan, pembangkit listrik (panas bumi, batu bara, micro-hydro,

diesel).

PT. Mega Eltra, yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha

utamanya adalah Perdagangan Umum.

35

3.3 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

“Menjadi Perusahaan yang berdaya saing tinggi dalam industri pupuk,

industri kimia dan agrokimia, distribusi dan perdagangan serta jasa

Engineering, Procurement dan Construction baik di tingkat regional maupun

global"

2. Misi Perusahaan

1) Memproduksi dan memasarkan pupuk, untuk mendukung ketahanan

pangan nasional (swasembada pangan), produk - produk petrokimia dan

jasa-jasa EPC serta memperdagangkan produk pertanian di pasar

nasional dan global dengan memperhatikan aspek mutu secara

menyeluruh.

2) Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan

operasional dan pengembangan usaha Perusahaan.

3) Memberikan kontribusi pada pembangunan melalui pengambangan

industri pendukung pertanian dan industri kimia berbasis sumber daya

alam yang ramah lingkungan.

4) Peduli pada masyarakat lingkungan (community development ).

5) Mengutamakan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan hidup

dalam setiap kegiatan usaha.

6) Melakukan pengembangan usaha ke hulu untuk mendapatkan sumber

bahan baku.

36

3.4 ArtiLambang PT. PupukSriwidjaja Palembang

Gambar 3.4

Lambang PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

Sumber : PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

Adapun arti dari lambang PT. PUSRI di atas adalah sebagai berikut :

1. Lambang Pusri yang berbentuk huruf ‘’U’’ melambangkan singkatan

‘’Urea’’, lambang ini telah terdaftar di Ditjen Haki Dep. Kehakiman &

HAM No. 021391.

2. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24 melambangkan tanggal akte

pendirian PT. Pusri.

3. Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah 12, melambangkan bulan

Desember pendirian PT. Pusri.

4. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya, butir kapas yang mekar

berjumlah 5 buah kelopak yang pecah berbentuk 9 retakan ini

melambangkan angka 59 sebagai tahun pendirian PT. Pusri.

37

5. Perahu kajang merupakan ciri khas kota Palembang yang terletak di

tepian Sungai Musi.

6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan imajinasi pencipta akan

prospek perusahaan dimasa datang.

7. Komposisi warna lambang kuning dan biru benhur dengan dibatasi

garis-garis hitam tipis (untuk lebih menjelaskan gambar) yang

melambangkan keagungan, kebebasan cita-cita, serta kesuburan,

ketenangan dan ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan cita-cita

itu.

3.5 Latar Belakang Pendirian Pusri

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki sumber alam yang

kaya dan tenaga kerja yang melimpah, sehingga sektor pertanian merupakan

prioritas utama yang mendapat perhatian dari Pemerintah.

Di sisi lain laju pertumbuhan penduduk yang meningkat membawa

korelasi meningkatnya kebutuhan pangan yang harus diikuti dengan usaha

peningkatan produksi melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi di sektor

pertanian serta pembangunan pabrik kimia.

Perencanaan pembangunan pabrik pupuk kimia dipercayakan kepada

Biro Perancang Negara (BPN), yang berada langsung di bawah Perdana

Menteri Ir. Juanda dengan Mr. Ali Budiarjo dan Prof. Otong Kosasih,

masing-masing sebagai Dirjen dan Wakil Dirjen BPN untuk membuat

rancangan proyek pupuk urea yang kemudian dimasukkan dalam Rancangan

Pembangunan Lima Tahun Pertama (1956-1960).

38

Dalam REPELITA Pertama 1956-1960, Badan Perancang Nasional

merencanakan 3 proyek istimewa yaitu :

1. Proyek Pupuk Urea I

2. Proyek Besi Baja

3. Proyek Rayon

Dari ketiga proyek tersebut diputuskan akan dilaksanakan terlebih

dahulu proyek pupuk urea I.

Pada saat kehidupan perekonomian Indonesia mengalami masa sulit di

awal tahun enampuluhan, dengan tingkat inflasi yang tinggi terutama

disebabkan rendahnya suplai bahan pangan di dalam negeri dan terbatasnya

sumber dana untuk mengimpor barang-barang kebutuhan masyarakat, di

samping pernerintah kian membatasi imporuntuk mencegah krisis neraca

pembayaran, maka Pusri mulai mencatat kehadirannya di tengah masyarakat.

3.5.1 Nama perusahaan

Konsep pendirian perusahaan yang akan menangani proyek

pupuk urea I telah disiapkan oleh Prof. Ir. Otong Kosasih dan Ir.

Rachman Subandi di tahun 1985. Pada waktu akan merealisasikannya

dalam bentuk Badan Hukum timbul persoalan pemilihan nama yang

tepat bagi perusahaan yang baru ini. Prof. Ir. Otong Kosasih

mengusulkan agar perusahaan diberi nama PT. Pupuk Indonesia,

sedangkan usul dari Bank Industri Negara (BIN) adalah PT. Sriwidjaja.

Hasil kesepakatan akhirnya diputuskan untuk menggabung kedua nama

yang diusulkan itu menjadi PT. PUPUK SRIWIDJAJA.

39

Nama Sriwidjaja diabadikan pada perusahaan yang baru tumbuh

ini, untuk mengenang kembali kejayaan kerajaan Indonesia pertama

yang telah termasyhur di segala penjuru dunia. Di samping itu

penggunaan nama Sriwidjaja merupakan penghormatan bangsa

Indonesia kepada leluhurnya yang pernah membawa Nusantara ini ke

puncak kegemilangan pada sekitar abad ke tujuh yang silam.

Dengan demikian pendirian pabrik pupuk yang dikaitkan dengan

keluhuran "Sriwidjaja" mempunyai relevansi bagi kebesaran cita-cita

khususnya dalam kesatuan dan ketahanan wawasan Nusantara.

3.6 Jenis Produksi PT. PUPUKSRIWIDJAJA(Persero) Palembang

Jenis Jenis Produksi Pupuk yang dihasilkan oleh PT. PUPUK

SRIWIDJAJA (Persero) Palembang.

No Jenis Pupuk

1 Pupuk Organik Ramah Lingkungan.

2 Pupuk Tripel Superfosfat

3 Pupuk MOP ( Mupiate of Potash )

4 Pupuk ZA ( Amimonium Sulphate )

5 Pupuk NPK ( Nitrogen, P205, K20)

6 Pupuk Urea

7 Pupuk SP- 36 (Super Phosphate = P2 05 36%

Tabel 3.6

Jenis Pupuk yang di produksi PT. PUPUK SRIWIDJAJA (Persero)

Palembang.

40

3.7 Sturuktur Organisasi PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang

Sebagai korporat organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

dipimpin oleh seorang direktur utama bersama 4 (empat) orang direktur

lainnya yang diawasi oleh Dewan Komisari sebagai wakil pemegang saham.

Organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang terdiri dari Direktorat

Utama, Direktorat Produksi, Direktorat Keuangan dan Pemasaran, Direktorat

Teknik dan Pengembangan, dan Direktorat SDM dan Umum (Gambar 2.2),

dibawah Direktorat dibentuk subdirektorat pada unit penunjang (fungsional)

dan kompartemen pada unit operasional dengan tugas sebagai koordinator

aktivitas.

Di dalam bagan struktur organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

terbagi atas beberapa tingkatan :

1.Tingkat Direksi

2.Tingkat Kepala Kompartemen/Divisi

3.Tingkat Kepala Departemen

4.Tingkat Kepala Bagian

5.Tingkat Kepala Seksi

6.Tingkat Staff

7.Tingkat Pelaksana

41

42

Gambar 3.7

Bagan Struktur Organisasi PT. Pusri Palembang

43

Sumber : PT. Pusri Palembang

44

Dilihat dari struktur organisasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang,

dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi yang digunakan adalah

struktur organisasi struktural, ciri-cirinya bahwa setiap manajer

membawahi beberapa kepala bagian (supervisor) dan kepala bagian

membawahi beberapa kepala seksi dan seterusnya.

Secara singkat akan diuraikan tujuan jabatan dan bagian dari

masing-masing direktorat :

1. Direktorat Utama

- Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan perusahaan sebagai

suatu kesatuan yang terintegrasi melalui perencanaan jangka panjang

setiap bidang hasil pokok, yang dilakukan melalui penyebaran visi

dan usaha-usaha pertambahan nilai, penciptaan suasana kerja yang

kondusif dan memperhatikan keseimbangan antara pihak-pihak yang

berkepentingan agar tercapai kinerja dan keuntungan yang optimal,

dan pertumbuhan perseroan yang berkelanjutan.

- Mengarahkan kegiatan perencanaan strategis dan pengembangan

usaha perusahaan-perusahaan anggota holding agar tercapai sinergi

operasional, keuangan, dan manajemen diantara anggota holding

secara optimal.

2. Direktorat Produksi

- Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan produksi,

pemeliharaan pabrik dan kegiatan penunjang/pendukung produksi

dan sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi melalui perencanaan

45

strategis pada setiap hasil produksi, yang dilakukan melalui

penyebaran visi dan usaha-usaha pertambahan nilai dari setiap

proses produksi, penciptaan suasana kerja yang kondusif dan

memperhatikan keseimbangan antara pihak-pihak yang

berkepentingan agar tercapai jumlah produksi masing-masing

produk yang optimal. Direktorat produksi terdiri atas beberapa divisi

antara lain :

1) Divisi Pemeliharaan, membawahi :

a. Departemen Pemeliharaan Mekanikal

b. Departemen Pemeliharaan Listrik dan Instrumen

c. Departemen Perbengkelan

d. Departemen Jaminan dan Pengendalian Kualitas

e. Departemen Perencanaan dan Pengendalian Turn Around

2) Divisi Pengendalian Pabrik, Keselamatan Kerja dan Lingkungan,

membawahi :

a. Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi

b. Departemen Laboratorium

c. Departemen K3 dan Lingkungan Hidup

3) Divisi Operasi, membawahi :

a. Departemen Operasi Pabrik Pusri IB

b. Departemen Operasi Pabrik Pusri II

c. Departemen Operasi Pabrik Pusri III

d. Departemen Operasi Pabrik Pusri IV

46

e. Departemen Pengantongan dan Angkutan

3. Direktorat Teknik dan Pengembangan

- Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan perekayasaan teknik,

pengadaaan, kontruksi, dan kegiatan pendukungnya, kegiatan

pengembangan usaha perseroan, dan pengembangan sistem

manajemen sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi melalui

perencanaan strategis serta hasil dari bidang teknik dan

pengembangan yang dilakukan melalui penyebaran visi dan usaha-

usaha pertambahan nilai pada setiap proses manajemen teknik dan

pengembangan dan penciptaan suasana kerja yang kondusif agar

tercapai peningkatan mutu di semua bidang hasil pokok perseroan

untuk mendukung aktivitas perusahaan. Direktorat teknik dan

pengembangan terdiri atas beberapa divisi yaitu :

1) Divisi Teknik dan Pengadaan, membawahi :

a. Departemen Rancang Bangun dan Perekayasaan

b. Departemen Pengadaan Barang dan Jasa

c. Departemen Perencanaan Material dan Pergudangan

2) Divisi Perencanaan dan Pengembangan, membawahi :

a. Departemen Pengembangan Usaha dan Teknologi

b. Departemen Perencanaan Perusahaan, KPI, dan Sistem

Manajemen

c. Departemen Teknologi Informasi

3) Divisi Perkapalan, membawahi :

47

a. Sistem Keselamatan dan Keamanan Kapal

b. Nahkoda Kapal Milik

c. Departemen Armada dan Usaha

d. Departemen Teknik dan Penunjang

e. Departemen Administrasi dan Keuangan

4. Direktorat Keuangan dan Pemasaran

- Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan distribusi, pemasaran

dan keuangan perseroan sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi

melalui perencanaan strategis pada setiap bidang hasil pokok dan

keuangan, yang dilakukan melalui penyebaran visi dan usaha-usaha

pertambahan nilai setiap proses distribusi, pemasaran, keuangan,

akuntansi, resiko perusahaan, penciptaan suasana kerja yang kondusif

dan memperhatikan keseimbangan antara pihak-pihak yang

berkepentingan agar proses manajemen distribusi, pemasaran dan

keuangan berjalan optimal untuk mendukung kegiatan operasional

perseroan. Direktorat keuangan terdiri dari beberapa divisi yaitu :

1) Divisi Penjualan, membawahi :

a. Departemen Penjualan Wilayah I

b. Departemen Penjualan Wilayah II

2) Divisi Pemasaran, membawahi :

a. Departemen Strategi dan Perencanaan Pemasaran

b. Departemen Pemasaran dan Distribusi

c. Departemen Pengendalian dan Pelayanan Pelanggan

48

3) Divisi Keuangan, membawahi :

a. Departemen Keuangan

b. Departemen Anggaran

c. Departemen Akuntansi

d. Departemen Akuntansi Terdiri dari 6 (enam) bagian, yaitu :

- Staf Pengembangan Sistem Akuntansi

- Bagian Akuntansi Biaya

- Bagian Verifikasi

- Bagian Akuntansi Pelaporan Keuangan

- Bagian Akuntansi Hutang-Piutang

- Bagian Akuntansi Persediaan dan Aktiva Tetap

5. Direktorat SDM dan Umum

Mengarahkan dan menyelenggarakan kegiatan di bidang SDM dan

Umum sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi melalui perencanaan

strategis pada setiap bidang hasil pokok SDM dan Umum yang

dilakukan melalui penyebaran visi dan usaha-usaha pertambahan nilai

setiap proses manajemen SDM dan Umum, penciptaan suasana kerja

yang kondusif, dan memperhatikan keseimbangan antara pihak-pihak

yang berkepentingan agar proses manajemen SDM dan Umum berjalan

optimal untuk mendukung kegiatan operasional perseroan. Direktorat

SDM dan Umum terdiri dari beberapa divisi, yaitu :

1) Divisi SDM, membawahi :

a. Departemen Pengembangan SDM dan Organisasi

49

b. Departemen Ketenagakerjaan

c. Departemen Pendidikan dan Pelatihan

d. Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

2) Divisi Umum, membawahi :

a. Departemen Sarana dan Umum

b. Departemen Sekuriti

c. Perwakilan Pusri Jakarta

50

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Jenis-Jenis Aset Tetap Pada PT. PUSRI Palembang

PT. Pusri adalah salah satu perusahaan industri yang memproduksi

dan memasarkan pupuk kepada konsumen. Sebagaimana perusahaan

industri, maka aset merupakan salah satu investasi yang relatif besar

jumlahnya.Perhitungan aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan

dengan batasan penetapan nilai aset tetap (Capital expenditure and revenue

expenditure) sesuai penggolongan aset sebagai berikut :

Jenis Aset Batasan Penetapan Nilai Aset

Tetap (Sebelum PPN)

Tanah

Bangunan

Mesin dan Peralatan

Pabrik

Kapal dan Sarana

Pelayaran

(Termasuk

Peralatan Kapal)

Alat berat/Bus/Truk

Kendaraan

Peralatan

kantor/Perabot

Rumah

Rp. 100.000.000

Rp. 100.000.000

Rp. 100.000.000

Rp. 100.000.000

Rp. 100.000.000

Rp. 100.000.000

Rp. 100.000.000

Tabel 4.1

51

Sedangkan jenis aset yang harganya dibawah batasan tersebut diatas

sebelum diperhitungkan PPN dicatat sebagai barang inventaris perusahaan

1. Tanah :

Umur dan nilai tanah tidak usang dan tidak berkurang, sehingga

tanah tidak disusutkandan prinsip ini diberlakukan untuk perpajakan

termasuk golongan tanah.

Yaitu: Tanah tempat gedung berdiri, halaman untuk parkir, dan taman.

Nilai tanah yang tercantum dalam neraca ialah harga perolehan

tanah yang terdiri dari :

a. Harga pembelian.

b. Ongkos-ongkos seperti biaya balik nama dan biaya notaris.

c. Biaya pematangan tanah.

d. Biaya pengurusan surat-surat izin sehubung dengan tanah.

Jenis hak atas tanah: Seperti hak milik, hak guna bangunan, hak

pakai, neraca fiscal tdak membedakan hak jenis tanah.

2. Gedung :

Umurnya terbatas sehingga harus disusutkan. Didalam neraca

dicatat sesuai harga perolehannya. Bagunan dapat diperoleh melalui

pembelian atau karena dibangun.

3. Mesin dan Peralatan pabrik

52

Dalam neraca dicatat sesuai harga perolehannya. Termasuk dalam

perolehanaktiva tetap ialah biaya yang digolongkan kedalam belanja

modal (capital expenditure),harus dikapitalisasi karena untuk

menambahkan nilai aktiva tetap, termasuk biaya bunga pinjaman yang

dikeluarkan untuk membangunsuatu proyek dapat dikapitalisasi.

Pengertian kapitalisasi ialah pengeluaran yang menambah nilai aktiva

tetap.

4.2 Pengadaan Aset Tetap pada PT. PUSRI Palembang

Dalam PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang dalam mendapatkan aktiva

tetapnya dikenal dengan Pengadaan Aktiva Tetap.Dikarenakan PT. Pupuk

Sriwidjaja adalah sebuah perusahaan industri yang memproduksi dan

memasarkan pupuk kepada konsumen.Dan cara pengadaan aktiva tetap PT.

Pupuk Sriwidjaja Palembang dalam pengadaan aktiva tetap, yaitu:

1. Pembelian Aktiva Secara Tunai.

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang melakukan pengadaan atau

penambahan aset tetap melalui cara pembelian tunai. Dengan

prosesnya, yang akan disajikan dengan tabel flow chart pengadaan aset

tetap, sebagai berikut:

53

Dokumen

Tagihan

MenerimaBarang,QC

Menerbitkan LPB

Proses

Entry AsetKeModul Fixed Aset

Copy

LPB

Report

Aset

MembuatNomorAs

et

Flow Chart Pengadaan Aset Tetap

Copy LPB

Proses

Verifikasi

& MPP

Proses VKB

ST/ Cheque

MengirimBarang Lapo

ranAsetProses

Penyusutan

MenerimaBarang (F-

01) *

TABEL GAMBAR 4.2

Prosedur Perolehan Aktiva Tetap pada PT. Pusri Sriwidjaja Palembang

Dari tabel flow chart diatas dapat dijelaskan bahwa dalam

pengadaan aset tetap dimulai ketika rekanan mengirim barang kemudian

dokumen barang diterima oleh user selanjutnya dokumen barang yang

telah diterima dikirim kebagian gudang pada bagian gudang dibuatlah

nomor aset dan bagian ini menerbitkan LPB,tahap selanjutnya bagian adm

aset menerima copy berkas LPB. Kemudian bagian akuntansi aset tetap

dan persediaan menerima copy LPB dan laporan aset.Selanjutnya dan

merupakan tahap akhir adalah adanya laporan aset yang di keluarkan oleh

bagian pelaporan keuangan.Pada tahap awal sebelumnya rekanan

54

mengirimkan dokumen tagihan yang selanjutnya di verifikasi di bagian

verifikasi kemudian pada bagian kassa menegluarkan VKB.

Jurnal pada pembelian aset secara tunai:

Dr. Aset Tetap Rp.xxxx

Cr. Kas Rp. xxxx

4.2.1 Fungsi Yang Berkaitan Dalam Pengadaan Aset Tetap Pada

PT.PUSRI Palembang

1. Fungsi Gudang

Pada PT. PUSRI Palembang, fungsi gudang

bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian

sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan

untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi

penerimaan.Fungsi gudang ini di lakukan oleh bagian

gudang.

2. Fungsi Pembelian

Pada PT. PUSRI Palembang Fungsi pembelian

dilakukan oleh departemen akuntansi.

3. Fugsi Penerimaan

Pada PT. PUSRI Palembang Fungsi Penerimaan

dilakukan oleh bagian gudang.

4. Fungsi Akuntansi

55

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi

pembelian pada PT. PUSRI Palembang dilakukan oleh

departemen Akuntansi

4.2.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Pengadaan Aktiva Tetap

1. Surat permintaan pembelian

Pada PT. PUSRI Palembang pada tahap awal ini di

keluarkannya surat permintaan pembilian oleh user yang

membutuhkannya.Dokumen ini merupakan formulir yang diisi

oleh fungsi gudang untuk meminta fungsi pembelian

melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu

seperti yang tersebut dalam surat permintaan pembelian.

2. Surat permintaan penawaran harga

Pada PT.PUSRI Palembang surat permintaan penawaran

harga di keluarkan oleh bagian logistik perusahaan.Dokumen

ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang

yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak

repetitif), yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang

besar.

3. Surat order pembelian

Pada PT. PUSRI Palembang surat ordr pembelian

dikeluarkan oleh PO pada bagian logistik.Dokumen ini

56

digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah

dipilih.

4. Laporan penerimaan barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk

menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah

memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang

tercantum dalam surat order pembelian.Pada PT. PUSRI

Palembang dikeluarkannya LPB.

5. Surat perubahan order pembelian

Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat

order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan

tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan

barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain yang

bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan

tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan

menggunakan surat perubahan order pembelian.

6. Bukti kas keluar

Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar

pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi

sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang

kepada pemasok.Pada PT.PUSRI Palembang pada tahap akhir

ini akan mengeluarkan dokumen berupa VKB.

57

4.3 Pelepasan Aktiva Tetap

PT.PUSRI Palembang melakukan penghapusan terhadap aktiva tetap

yang tidak lagi memiliki umur ekonomis.Dalam kasus pelepasan aktiva tetap,

nilai buku dilakukan dengan cara mendebit akun akumulasi penyusutan

sebesar saldonya pada tanggal pelepasan aktiva bersangkutan sebesar harga

perolehannya (biaya histories).Dalam bagian ini, yang akan dibahas hanyalah

pelepasan aktiva dengan cara dibuang atau dijual.

Ketika aktiva tetap tidak lagi memiliki umur ekonomis yang lebih

lama bagi perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau harga pasar, maka

aktiva bersangkutan biasanya akan dibuang.Dibawah ini akan ditampilkan

prosedur penghapusan aset tetap.

58

TABEL GAMBAR 4.3

Prosedur Penghapusan Aktiva Tetap pada PT. PUSRI Palembang

Maka ayat jurnal yang diperlu dibuat adalah sebagai berikut:

Dr. Akumulasi Penyusutan Rp.xxxx

Kerugian Penghapusan aset tetap Rp.xxxx

Cr. Aset Tetap Rp.xxxx

59

4.3.1 Fungsi-Fungsi yang Terkait di Dalam Prosedur Pelepasan Aset

Tetap pada PT. PUSRI Palembang

1. Direktur Utama

Pada PT. PUSRI Palembang penjabat yang memberikan

otoritas terhadap semua penghapusan aset yang ada di PT. PUSRI

Palembang adalah Direksi.

2. Fugsi Aset Tetap

Fungsi ini bertanggung jawab atas pengolongan aset tetap

perusahaan. Fungsi ini memiliki wewenang dalam penempatan,

pemindahan dan penghentian peralatan aset aset tetap.Pada PT.

PUSRI Palembang yang mejalankan fungsi aset tetap ini adalah

Departemen Umum

3. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab dalam pembuatan dokumen

sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial) untuk pencatatan

mutasi aset tetap dan penyelenggaran bukti pembantu aset tetap.

Disamping itu,fungsi akuntansi tanggung jawab atas

penyelenggaran jurnal yang bersangkutan dengan aset tetap

(register bukti kas keluar dan jurnal umum) dalam sturktur

organisasi fungsi yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan

bukti pembantu aset tetap adalah bagian kartu aset tetap.Pada PT.

60

PUSRI Palembang fungsi akuntansi ini di lakukan oleh

Departemen Akuntansi.

4.3.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Pelepasan Aset Tetap Pada PT.

PUSRI Palembang

1. Surat Permintaan Penghentian Aset Tetap

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian kuasa

untuk penghentian pemakaian aset tetap.Dokumen ini dibuat oleh

user yang memohon permintaan penghapusan aset tetap.

2. Surat Perintah Kerja

Dokumen ini dikeluarkan setelah surat perintah

penghentian aset tetap dikeluarkan surat perintah kerja inipada PT.

PUSRI Palembang dikeuarkan oleh departemen umum yaitu

dokumen ADP.

3. Bukti Memorial

Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk

pencarian transaksi depresiasi aset tetap,harga pokok aset tetap

yang telah selesai dibangun,penghentian pemakaian aset tetap dan

pengeluaran modal.Pada PT. PUSRI Palembang Bukti Memorial

berupa GL, Bahan Jurnal dan Dokumen.

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan di PT.

PUSRI Palembang dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur yang ada di

dalam pengadaan dan pelepasan aset tetap pada PT. PUSRI Palembang sudah

terlaksanakan dengan baik dan sesuai dengan teori yang teah di terapkan dan

sesuai dengan prinsip akuntansi secar umum.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka saran

yang dapat diberikan hendaknya harus terus dipertahankan kalau perlu lebih

ditingkatkan lagi agar PUSRI terus maju dan berkembang dimasa yang akan

datang.

62