laporan kinerja (lkj) tahun 2016 - sukabumikab.go.id kinerja... · laporan akuntabilitas ini...
Post on 23-Feb-2018
258 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA (LKJ) TAHUN 2016
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKABUMI
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN JALAN RAYA CISOLOK KM.10 PALABUHANRATU TELP./FAX. (0266) 436407-436408
www.dipertakabsmi.com
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penyusunan Laporan Kinerja (LKJ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016 disusun Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas ini merupakan laporan pencapaian kinerja Pemerintah Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi pada Tahun 2016 yang dilengkapi dengan
penilaian kinerja yang didasarkan atas tolok ukur kinerja yang dikaitkan dengan Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Panjang Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 - 2021 dan
Rencana Kinerja Tahunan serta Arah Kebijakan Umum (AKU) yang merupakan dokumen
Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2016.
Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Visi
mengacu pada Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Sukabumi periode 2016-2021 yaitu “Terwujudnya Kabupaten Sukabumi yang Religius dan
Mandiri”
Untuk mewujudkan visi tersebut diwujudkan melalui misi yang terkait dengan
pembangunan Pertanian Tanaman Pangan adalah yaitu Meningkatkan kemandirian
ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan
industri yang berwawasan lingkungan.
Bahwa untuk membuat kesimpulan hasil evaluasi penyelenggaraan program dan
kebijaksanaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2016, digunakan
skala pengukuran kinerja yaitu tercapai dan tidak tercapai.
Berdasarkan penilaian tersebut di atas, dan sesuai dengan hasil evaluasi pencapaian
kinerja masing-masing sasaran yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi dikategorikan “tercapai”, dikarenakan capaian kinerja
berdasarkan perbandinga target penetapan kinerja dibandingkan realisasi sebesar sama dengan
dan lebih besar dari 100%. Pencapaian sasaran dalam tahun 2016 secara umum telah dapat dicapai
secara optimal . Secara rinci pencapaian tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
ii
1. Terciptanya Kesempatan Kerja Sektor Agribisnis
Indikator Satuan Rencana Realisasi %
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pertanian Orang 200 300
150
2. Meningkatnya Produksi Pangan
Indikator Satuan Rencana Realisasi %
Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian :
1. Padi
2. Jagung
3. Kedele
4. Ubi Kayu
5. Cabe
6. Tomat
7. Bawang Merah
8. Optimasi Lahan
9. Cetak lahan sawah/Perluasan
Areal Sawah
10. Pengembangan Infrastruktur
Pertanian
11. Alat Panen dan Pasca Panen
12. ALSINTAN PERTANIAN
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Ha
Ha
Unit
Unit
885.882
35.000
5.000
150.000
27.450
24.630
403
500
50
4.000
117
420
963.925
96.157
6.480
130.860
23.387
19.749
908
540
22,9
5.000
117
481
108,81
274,73
129,60
87,24
85,20
80,18
225,31
108,00
46,00
125,00
100,00
114,52
3. Terwujudnya Sentra produksi Pertanian
Indikator Satuan Rencana Realisasi % Berkembangnya Sentra Komoditas Hortikultura :
Cabe Bawang Merah Manggis Pepaya Pisang Jambu Kristal Bunga dan Daun Potong Biofarmaka Produk olahan hasil pertanian Padi Palawija Hortikultura Pemasaran dan promosi hasil Pertanian
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Jenis
% % %
Kali
44 10 17 17 14 7
16 8 2 1 2 2
5
45 10 20 20 15 8
12 10 2 2 4 5
15
102,27 100,00 117,65 117,65 107,14 114,29
75,00 125,00
200,00 200,00 250,00 300,00
iii
Keberhasilan pelaksanaan sasaran Renstra, tidak terlepas dari dukungan dana,
ketersediaan aparat teknis dan non teknis, serta sarana prasarana pendukung pelaksanaan
kegiatan. Adapun hambatan dalam pencapaian tujuan tersebut lebih banyak disebabkan karena
lemahnya koordinasi dan pemahanan yang berbeda pada berbagai tingkatan. Faktor alam (non
teknis) sangat berpengaruh terhadap pencapaian peningkatan produksi dan produkstivitas tanaman
pangan dan hortikultura serta terhadap target peningkatan indeks pertanaman.
Diupayakan pada periode selanjutnya untuk lebih meningkatkan koordinasi dengan instansi
terkait lainnya mulai dari prduksi sampai dengan pemasarannya, kondisi iklim yang kurang
mendukung juga perlu diantisipasi agar dampak negatipnya dapat diminimalisir. Dukungan anggaran
dari pemerintah daerah masih sangat diperlukan terutama dalam fasilitasi sarana prasarana
mendasar yang memang sangat perlu untuk dipenuhi.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami telah menyelesaikan Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016.
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2016
disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja
dimaksudkan untuk memenuhi dua kebutuhan. Pertama, sebagai media pertanggungjawaban
kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders). Kedua, sebagai sarana untuk mengevaluasi capaian kinerja Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi secara berkelanjutan dalam rangka memperbaiki
kinerja di masa yang akan datang.
Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip
transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya laporan ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat memberikan
umpan balik yang diperlukan guna perbaikan perencanaan dan upaya peningkatan akuntabilitas
kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi pada masa yang akan datang
Sukabumi, Desember 2016
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi,
Ir. H. SUDRAJAT, MM. NIP. 19620422 198803 1006
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................... vii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
1.PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2.Dasar Hukum .......................................................................................................................... 1
1.3.Gambaran Umum Organisasi .................................................................................................. 2
1.4.Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi .......................................................................................3
1.5.Aspek Stratejik yang Berpengaruh ........................................................................................... 9
1.6.Sistematika Penyajian ............................................................................................................. 9
BAB II. PERENCANAAN KINERJA .........................................................................................11
2.1.Visi Pembangunan .............................................................................................................. ..11
2.2. Misi ............................................................................................................................. ........... 11
2.3. Tujuan dan sasaran Pembangunan Daerah ......................................................................... 13
2.4.Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi KinerjaTahun 2016 ..................................................... 22
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................................ .....25
3.1.Kerangka Pengukuran ........................................................................................................... 25
3.2.Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja ........................................................................... .26
BAB IV. P E N U T U P .................................................................................................................. 466
LAMPIRAN ..................................................................................................................... viii
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Kab. Sukabumi Tahun 2016 --------------------------------------------- 8
2. DATA ASET DINAS Pertanian SAMPAI DENGAN TAHUN 2016 ------------------------------------------ 8
3. Keterkaitan Visi,Misi,Tujuan Sasaran Pembangunan jangka Menengah 2016-2021 ---------- Error!
Bookmark not defined.14
4. Strategis berdasarkan Tujuan dan sasaran Misi 1 ------------------------------------------------------------ 15
5. Sasaran,Strategi dan Indikator Kinerja --------------------------------------------------------------------------- 20
6. Perjanjian Kinerja 2016. ----------------------------------------------------------------------------------------------- 22
7. Rencana Aksi Kinerja tahun 2016 ------------------------------------------------------------------------------- .23
8. Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis ---------------------------------------------------------- 24
9. Skala Nilai Peringkat Kinerja ---------------------------------------------------------------------------------------- 26
10. Target dan Realisasi Sasaran 1.2. Meningkatnya Produksi Pangan ---------------------------------- 27
11. Penyerapan Anggaran untuk mencapai Sasaran 1.2. -------------------------------------------------------- 28
12. Perkembangan Produksi Tanaman Pangan -------------------------------------------------------------------- 29
13. Analisa Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Sasaran 1.2 -------------------------------------------------- 33
14. Target dan Realisasi Sasaran 1.3. Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian............................
334
15. Penyerapan Anggaran untuk mencapai Sasaran 1.3 --------------------------------------------------------- 34
16. Analisa Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Sasaran 1.3 -------------------------------------------------- 37
17. Target dan Realisasi Sasaran 1.1Terciptanya Kesempatan Kerja Sektor Agribisnis ---------------- 38
18. Penyerapan Anggaran untuk mencapai Sasaran 1.1. -------------------------------------------------------- 38
19. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Sasaran 1.1. -------------------------------------------------- 39
20. Penyerapan Anggaran untuk Pencapaian Sasaran Pendukung ------------------------------------------ 40
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian --------------------------------------------------------------------------------- 7
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan
sampai dengan 31 Desember 2016
2. Data Asset Dinas Pertanian
2.1. Data Aset Tanah
2.2. Data Asset Alat dan Mesin Pertanian
2.3. Data Asset Bangunan dan Gedung
2.4. Data Asset Jalan, irigasi dan Bangunan
3. Data Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
4. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
5. Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016
6. Rencana Aksi Kinerja Tahun 2016
7. Laporan Monitoring dan Evaluasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terwujudnya suatu tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good governance)
merupakan harapan semua pihak. Upaya untuk mewujudkan good & clean governance tersebut
telah dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan, antara lain TAP MPR Nomor XI
Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN; UU Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN; Inpres Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Salah satu inti pokok dari
berbagai peraturan tersebut adalah bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan
mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) dengan
tujuan untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu
prasyarat untuk terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Sukabumi
dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pertanian
tanaman pangan, berkewajiban menyusun LAKIP yang harus disampaikan kepada Bupati sebagai
pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas.
1.2 Dasar Hukum
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah (LAKIP) mengacu kepada :
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;
c. Peraturan PresidenRepublik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentangSistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
d. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah;
e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor
29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
2
f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
g. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/8/2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunn Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah;
h. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 11 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2010-2015
(Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2010 Nomor 11).
1.3 Gambaran Umum Organisasi
Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat membawahi :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Program
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
3. Kepala Bidang Padi Palawija, membawahi :
a. Seksi Bina Produksi Padi
b. Seksi Bina Produksi Palawija
c. Seksi Perlindungan Tanaman
4. Kepala Bidang Hortikultura dan Aneka Tanaman, membawahi :
a. Seksi Bina Produksi Sayuran dan Rimpang
b. Seksi Bina Produksi Buah-buahan
c. Seksi Bina Produksi Tanaman Hias dan Aneka Tanaman
5. Kepala Bidang Sarana Pengolahan dan Pemasaran Hasil, membawahi :
a. Seksi Pemasaran
b. Seksi Permodalan
c. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
6. Kepala Bidang Sumber Daya, membawahi :
a. Seksi Sumber Daya Manusia
b. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air
c. Seksi Sarana
3
7. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) :
a. UPTD Kebun Dinas
b. UPTD Balai Benih
c. UPTD Wilayah I Sukabumi
d. UPTD Wilayah II Cibadak
e. UPTD Wilayah III Cicurug
f. UPTD Wilayah IV Palabuhanratu
g. UPTD Wilayah V Jampangtengah
h. UPTD Wilayah VI Jampangkulon
i. UPTD Wilayah VII Sagaranten
1.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Kabupaten Sukabumi memiliki potensi sumber daya pertanian yang besar, baik dari jumlah
petani maupun keragamannya. Dalam era otonomi daerah ini, berbagai potensi yang dimiliki
diantaranya potensi sumberdaya pertanian perlu dikembangkan secara optimal. Sejalan dengan
salah satu misinya yaitu Menumbuhkembangkan perekonomian daerah yang bertumpu pada sektor
unggulan (basis) dan perekonomian rakyat maka untuk mewujudkan pengelolaan yang optimal,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan diperlukan suatu Dinas Teknis yang bertanggungjawab
penuh dalam pengelolaan pertanian.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas dan atas dasar Peraturan Pemerintah RI Nomor
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dibentuk Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Sukabumi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2010
tentang Struktur dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi.
Diharapkan dengan dibentuknya Dinas Teknis, dimana salah satunya berisi penyerahan
wewenang kepada daerah untuk mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya, harus
dimaknai sebagai penyerahan tugas dan kewajiban yang harus dipikul daerah dalam mencapai
tujuan otonomi, diantaranya adalah meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dapat dijabarkan
seperti hal-hal sebagai berikut :
4
a. Kedudukan
Sesuai Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi, maka
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi merupakan unsur pelaksana otonomi
daerah yang melaksanakan urusan di bidang pertanian tanaman pangan, dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
b. Tugas Pokok Dan Fungsi
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang pertanian.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud di atas, maka Dinas Pertanian
Tanaman Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
i. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pertanian tanaman pangan;
ii. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang pertanian tanamn pangan;
iii. Pengumpulan dan pengolahan data di bidang pertanian tanaman pangan;
iv. Pembinaan dan pengembangan produksi padi, palawija dan ketahanan pangan;
v. Pengkajian dan pengembangan sarana, pengolahan hasil dan pemasaran;
vi. Pembinaan dan pengembangan produksi hortikultura dan aneka tanaman;
vii. Pengelolaan kerjasama dan koordinasi di bidang pertanian tanaman pangan;
viii. Pelaksanaan pembinaan dan pengkajian teknis di bidang tanaman pangan;
ix. Pembinaan teknis dibidang pertanian tanaman pangan;
x. Pengendalian dan pengawasan dibidang pertanian tanaman pangan;
xi. Pengkajian dan pelaksanaan upaya-upaya pengembangan di bidang tanaman pangan,
hortikultura dan aneka tanaman;
xii. Pembinaan pemasaran hasil di bidang pertanian tanaman pangan;
xiii. Pengembangan dan pelaksanaan pendidikan dan latihan di bidang pertanian tanaman pangan;
xiv. Pengembangan produk-produk unggulan di bidang pertanian tanaman pangan;
xv. Pengelolaan perijinan di bidang pertanian tanaman pangan;
xvi. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di bidang pertanian tanaman pangan;
5
xvii. Pelaksanaan ketatausahaan, meliputi : umum, kepegawaian, keuangan dan program;
xviii. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas di bidang pertanian tanaman
pangan;
xix. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;
xx. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya.
c. Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat membawahi :
a. Sub Bagian Perencanaan dan Program
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
3. Kepala Bidang Padi Palawija, membawahi :
a. Seksi Bina Produksi Padi
b. Seksi Bina Produksi Palawija
c. Seksi Perlindungan Tanaman
4. Kepala Bidang Hortikultura dan Aneka Tanaman, membawahi :
a. Seksi Bina Produksi Sayuran dan Rimpang
b. Seksi Bina Produksi Buah-buahan
c. Seksi Bina Produksi Tanaman Hias dan Aneka Tanaman
5. Kepala Bdang Sarana Pengolahan dan Pemasaran Hasil, membawahi :
a. Seksi Pemasaran
b. Seksi Permodalan
c. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
6. Kepala Bidang Sumber Daya, membawahi :
a. Seksi Sumber Daya Manusia
b. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air
c. Seksi Sarana
6
7. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) :
a. UPTD Kebun Dinas
b. UPTD Balai Benih
c. UPTD Wilayah I Sukabumi
d. UPTD Wilayah II Cibadak
e. UPTD Wilayah III Cicurug
f. UPTD Wilayah IV Palabuhanratu
g. UPTD Wilayah V Jampangtengah
h. UPTD Wilayah VI Jampangkulon
i. UPTD Wilayah VII Sagaranten
Sruktur organisasi di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi dapat dilihat
pada Gambar berikut :
7
Keterangan : Garis Komando Garis Koordinasi
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi
U P T D
Ruminansia Besar
Seksi
Sarana
Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Seksi
Perlindungan Tanaman
Seksi
Bina Produksi Tanaman Hias
dan Aneka Tanaman
Seksi
Sumber Daya Mausia
Seksi
Pengelolaan Lahan dan Air
Seksi Pemasaran
Seksi
Permodalan
Seksi
Bina Produksi Padi
Seksi
Bina Produksi Palawija
Seksi
Bina Produksi Buah-buahan
Seksi
Bina Produksi Sayuran dan
Rimpang
Kepala Dinas
Sekretaris
Sub Bagian
Kepegawaian dan Umum
Sub Bagian
K e u a n g a n
Sub Bagian
Perencanaan & Program
Bidang
Pengolahan & Pemasaran Hasil
Pertanian
Kelompok
Jabatan Fungsional
Bidang
Padi Palawija
Bidang Hortikultura dan Aneka
Tanaman
Bidang
Sumber Daya
8
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
pada Tahun 2016 didukung pegawai sebanyak 71 orang dengan rincian selengkapnya disajikan
pada Tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sukabumi Tahun 2016
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Dinas 1 Orang
2 Sekretaris 1 Orang
3 Kepala Bidang 4 Orang
4 Kepala Seksi 11 Orang
5 Kasubag 3 Orang
6 Ka UPTD 8 Orang
7 Kasubag TU UPTD 9 Orang
8 Staf / Pelaksana PNS 29 Orang
JUMLAH 69 Orang
Jumlah pegawai berdasarkan Gol/Ruang adalah Gol. IV 9 orang, Gol. III 44 orang dan
Gol. II 16 orang. Latar belakang pendidikan PNS terdiri dari S-2 15 orang, S-I 20 orang, D-III 6
orang, SLTA 24 orang dan SD 3 orang. Rincian data pegawai berdasarkan golongan/ruang dan latar
belakang pendidikan dapat dilihat pada lampiran 1.
Fasilitas pendukung yang dimiliki selain bangunan kantor adalah 1 buah Bangunan Balai
Benih Induk di Kecamatan Gunung Guruh dan Cicurug, 6 Buah Bangunan UPTD di Kecamatan
Baros, Cibadak, Cisolok, Jampang Tengah, Jampang Kulon dan Sagaranten. Kebun dinas sebanyak
5 Lokasi yaitu di kecamatan Baros, Cisolok, Jampang Tengah, Jampang kulon, dan Ciracap Data
aset Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut :
Tabel 2. DATA ASET DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2016
NO JENIS ASET JML SAT KETERANGAN
1. Tanah 12 Lokasi Data lengkap pada lampiran 2.1
2 Peralatan dan Mesin 448 Jenis Data lengkap pada lampiran 2.2
3. Gedung dan Bangunan 108 Jenis Data lengkap pada lampiran 2.3
4. Jalan, Irigasi dan Bangunan 18 Lokasi Data lengkap pada lampiran 2.4
9
1.5. Aspek Stratejik yang Berpengaruh
Beberapa aspek utama yang secara signifikan mempengaruhi kinerja Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi antara lain:
1. Kebutuhan pangan pokok terutama beras terus meningkat perlu penanganan dari sisi
ketersediaan, konsumsi, dan distribusi sehingga kabupaten Sukabumi bisa mencapai surplus
beras;
2. Sistem Agribisnis Pertanian mulai dari hulu sampai hilir memiliki potensi untuk dikembangkan
dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani khususnya dan masyarakat pada umumnya;
3. Adanya kebijakan pusat, propinsi dan kabupaten untuk pencapaian surplus beras melalui
program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) dengan dukungan sarana produksi;
4. Adanya Pengembangan Kawasan Bunga dan Daun Potong (KABUDAPO) dan kawasan
pengembangan buah terutama manggis serta kawasan pengembangan Biofarmaka terutama
temulawak, dimana kawasan-kawasan tersebut pembinaan dan fasilitasinya masih perlu terus
ditingkatkan;
5. Pengembangan komoditi Hortikultura sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar, sehingga dari
sisi harga jual masih dikendalikan oleh mekanisme pasar, hal ini berpengaruh terhadap pola
tanam petani;
6. Pengembangan infrastruktur pertanian mendorong peningkatan optimalisasi lahan dan
peningkatan indeks pertanaman sehingga produksi pertanian dapat ditingkatkan melalui
penambahan areal tanam;
7. Dukungan sarana prasarana panen dan pasca panen serta alat mesin pertanian mendorong
terciptanya mekanisasi pertanian sehingga produksi yang dihasilkan dapat lebih optimal;
8. Ketersediaan pupuk bersubsidi mendorong penggunaan pupuk oleh petani sehingga
produktivitas tanaman dapat meningkat.
1.6. Sistematika Penyajian
Laporan akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi
Tahun 2016 ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut :
Ringkasan Eksekutif
Didalamnya menguraikan tentang ringkasan kinerja, kendala yang dihadapi dan strategi pemecahan
masalah.
10
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, landasan hukum, gambaran umum organisasi, aspek
stratejik yang berpengaruh, dan sistematika penyajian LKJ Tahun 2016.
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
Pada bab ini digambarkan tentang aspek Rencana Stratejik dan Kinerja meliputi Rencana Strategis
2016 – 2021, Penetapan Kinerja Tahun 2016.
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bab ini diuraikan akuntabilitas kinerja yang meliputi : pencapaian sasaran, penjelasan atas
capaian kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, serta informasi lain yang berkaitan
dengan pencapaian kinerja.
BAB IV. PENUTUP
LAMPIRAN
11
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Visi Pembangunan
Sesuai dengan analisis isu strategis pembangunan Kabupaten Sukabumi, rencana
pembangunan daerah memiliki fokus pada peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
wilayah secara berkesinambungan dan konsisten. Hal ini dikarenakan cukup banyaknya
wilayah perdesaan maupun pelosok-pelosok di Kabupaten Sukabumi yang masih cukup
sulit dijangkau untuk menikmati hasil pembangunan daerah baik dari segi sosial maupun
ekonomi. Oleh karena itu, perhatian penuh pemerintah daerah bagi peningkatan kualitas
aksesibilitas wilayah menjadi salah satu pondasi utama dalam perumusan perencanaan
pembangunan Kabupaten Sukabumi pada periode ini.
Berdasarkan pada pandangan di atas dan sebagaimana visi Bupati dan Wakil
Bupati terpilih, serta selaras dengan hasil analisis permasalahan dan isu strategis
pembangunan Kabupaten Sukabumi, maka untuk Kabupaten Sukabumi lebih baik ke
depan ditetapkan Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sukabumi periode 2016-2021 sebagai berikut:
Visi tersebut mengandung dua elemen penting dalam capaian pembangunan
Kabupaten Sukabumi periode 2016-2021 yakni religius dan mandiri. Dari dua elemen
tersebut maka dapat ditelaah bahwa kepala daerah ingin membangun Kabupaten
Sukabumi menjadi sejahtera dengan tetap mempertahankan moral religiusitas dan
kemandirian masyarakat.
2.2 Misi
Berdasarkan identifikasi visi pembangunan serta penjabaran secara umum, maka
ditetapkan misi pembangunan daerah jangka menengah Kabupaten Sukabumi sebagai
berikut:
“Terwujudnya Kabupaten Sukabumi Yang Religius dan Mandiri”
12
1. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui
bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan;
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius;
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional; dan
4. Optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah.
Dari keempat Misi tersebut yang terkait dengan pembangunan Pertanian Tanaman
Pangan adalah Misi yang pertama yaitu Meningkatkan kemandirian ekonomi
masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan industri
yang berwawasan lingkungan.
Perekonomian daerah dibangun atas dasar peningkatan kesejahteraan masyarakat
secara merata, konsisten, dan berkualitas. Pembangunan melalui pengembangan
perekonomian menjadi penunjang utama pelaksanaan pembangunan daerah. Kualitas
perekonomian daerah akan menjadi sorotan berbagai pelaksana pembangunan dalam
meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Sukabumi. Pembangunan dan peningkatan
perekonomian daerah Kabupaten Sukabumi dititikberatkan pada daya saing dalam
pengembangan ekonomi yang berwawasan lingkungan. Perekonomian daerah saat ini
masih perlu adanya pembenahan baik dari segi besaran nilai ekonomi maupun
pemerataan bagi masyarakat. Disamping itu, pengelolaan SDA secara maksimal dan
bijaksana perlu dilakukan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam rangka menumbuh kembangkan ekonomi kerakyatan maka perekonomian
makro maupun mikro terus dilaksanakan pemerintah daerah. Hal ini perlu didukung
dengan adanya penciptaan iklim usaha baik dan kompetitif serta pendampingan usaha
bagi masyarakat agar peningkatan dan stabilitas perekonomian dapat terealisasi.
Peningkatan sektor pariwisata juga bisa menjadi alternatif strategis dalam pengembangan
UMKM utamanya masyarakat di area obyek wisata. Selain itu, wisatawan yang masuk
akan menjadi salah satu investasi dalam peningkatan nilai tambah sektor tersebut.
13
Pada perekonomian makro, perluasan pembangunan ekonomi diselenggarakan
berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang
telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini merupakan integrasi dari pendekatan
sektoral dan regional sehingga setiap wilayah dapat mengembangkan produk yang
menjadi keunggulan daerahnya. Sedangkan dalam pengembangan perekonomian mikro,
masyarakat dituntut untuk menggerakkan diri dengan berfokus pada pergerakan
perekonomian kerakyatan yang memiliki stabilitas lebih tinggi serta memiliki dampak
signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Masih tingginya kesenjangan pendapatan masyarakat mengindikasikan rendahnya
pemerataan kesejahteraan penduduk di Kabupaten Sukabumi. Sehingga perlu adanya
perhatian khusus pemerintah dalam menggerakkan perekonomian masyarakat secara
merata, optimal dan konsisten dengan tetap berpegang pada keberlanjutan lingkungan
hidup.
2.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Penetapan tujuan dan sasaran merupakan tahap terpenting dalam perencanaan
pembangunan dan akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan
daerah. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan
suatu tingkatan prioritas tertinggi dalam rumusan kebijakan pada perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah.
Berdasarkan visi dan misi sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka arahan
tujuan pembangunan Kabupaten Sukabumi selama periode pembangunan 2016-2021
yang berkaitan dengan Pertanian Tanaman Pangan adalah Meningkatkan daya beli dan
ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan agribisnis dan lembaga
keuangan pertanian.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi memiliki tujuan pembangunan daerah dalam
meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus mewujudkan ketahanan pangan daerah.
Dalam pelaksanaan pembangunan jangka menengah daerah, perlu adanya suatu upaya
untuk mewujudkan hal tersebut melalui pengembangan agribisnis yang merupakan salah
14
satu alternatif pengembangan nilai tambah industri pengolahan dan sektor pertanian
serta memperkuat sistem lembaga keuangan bagi usaha tani.
Sebagai daerah yang memiliki berbagai produk unggulan pertanian, Kabupaten
Sukabumi layak untuk mengembangkan dan memberdayakan setiap subsektor pertanian
yang kompeten untuk menjadi basis peningkatan perekonomian masyarakat utamanya
petani.
Guna meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui
pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian, maka sasaran pembangunan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan yang harus dicapai adalah:
a. Meningkatnya kesempatan kerja di sektor pertanian.
b. Meningkatnya Produksi Pangan.
c. Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian
Dalam melihat keterkaitan dan hierarki visi, misi, tujuan, dan sasaran
pembangunan Kabupaten Sukabumi periode pembangunan 2016-2021 yang berkaitan
dengan Tupoksi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021 bagi Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Visi : Terwujudnya Kabupaten Sukabumi yang religius dan Mandiri MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
Misi 1 Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi ekonomi lokal melalui sektor agribisnis, parIwisata, dan industri berwawasan lingkungan
Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan agribisnis, lembaga keuangan pertanian
Meningkatnya kesempatan kerja di sektor pertanian
Meningkatnya tenaga kerja sektor pertanian
- Pertanian Petani yang baru bergabung di
kelompoktani
Meningkatnya Produksi Pangan
Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian
Jumlah produksi padi Jumlah produksi jagung
Jumlah produksi kedelai
Jumlah produksi ubi kayu
Jumlah produksi cabe Jumlah produksi tomat
Jumlah produksi bawang merah
15
Perluasan Areal Lahan Kering
Optimasi Lahan
Cetak lahan sawah/Perluasan Areal Sawah
Pengembangan Infrastruktur Pertanian
Alat Pasca Panen ALSINTAN PERTANIAN
Pengembangan dan Penguatan Permodalan Klp Pertanian
Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Berkembangnya sentra komoditas hortikultura :
Cabe
Bawang Merah
Manggis Pepaya
Pisang
Jambu Kristal
Bunga dan Daun Potong Biofarmaka
Produk olahan hasil pertanian
Padi
Palawija Hortikultura
Dalam rangka pencapaian Misi Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat
Berbasis Ekonomi Lokal terutama Melalui Bidang Agribisnis Yang Berwawasan Lingkungan
maka strategi yang harus dicapai dilakukan adalah;
Tabel 4. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Sasaran dari Misi 1
NO Tujuan Sasaran Strategi
1
Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan agribisnis, lembaga keuangan pertanian
Terciptanya kesempatan kerja di sektor agribisnis
Meningkatkan kesempatan kerja di bidang pengolahan produksi pemasaran hasil pertanian, dan pengembangan usaha kelompoktani
Meningkatnya produksi pangan
Meningkatkan produksi hasil pertanian, perkebunan dan peternakan
16
NO Tujuan Sasaran Strategi
Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian
Mengembangkan Sentra Agribisnis pertanian
Pencapaian sasaran pembangunan dalam RPJMD ditentukan oleh keberhasilan
dalam perumusan strategi yang kemudian ditindaklanjuti dengan realisasi pelaksanaan
strategi sebagai prioritas pembangunan (strategy focused organization) enam tahun
mendatang. Dalam manajemen kinerja, prioritas pembangunan merupakan salah satu
teknik dalam mengarahkan perhatian birokrasi terhadap fokus utama pembangunan
daerah. Pemerintah daerah telah menyusun strategi pembangunan sebagaimana telah
digambarkan di atas sehingga dapat dijadikan sebagai prioritas pembangunan daerah lima
tahun kedepan.
Dalam RPJMD Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021 terdapat enam prioritas
pembangunan yaitu:
1. Penguatan Ketahanan Pangan Masyarakat Melalui Pengembangan Agribisnis;
2. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan;
3. Perluasan Kesempatan Kerja dan Kesempatan Usaha;
4. Peningkatkan Kemampuan Daerah dalam Menciptakan Kesejahteraan
Masyarakat;
5. Peningkatkan Kualitas Sumber Daya Masyarakat, Melalui Layanan Pendidikan,
Kesehatan, Sosial, Agama, Budaya, Pemuda Dan Olahraga;
6. Peningkatkan Efektivitas dan Profesionalisme Aparatur Pemerintah serta
Membangun Budaya Birokrat Pelayan Masyarakat.
Berdasarkan prioritas diatas yang berkaitan dengan Tupoksi Dinas Pertanian
tanaman Pangan dijelaskan dengan uraian berikut :
1. Penguatan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan agribisnis
Dalam kehidupan manusia terdapat tiga utama kebutuhan pokok yaitu sandang,
pangan, dan papan. Kebutuhan pokok manusia berupa pangan menjadi salah satu
kebutuhan dasar manusia untuk hidup dan untuk dapat beraktifitas. Kabupaten Sukabumi
merupakan daratan dengan aneka sumberdaya yang berpotensi tinggi, lahan-lahan
17
potensial dalam bidang pertanian sebagai bahan pokok pangan yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Menyikapi isu/permasalahan di masa depan tentang kurangnya ketersediaan
bahan pokok pangan, Kabupaten Sukabumi harus mulai mewaspadai dan menyiasati
ketahanan pangan daerah. Ketahanan pangan merupakan permasalahan yang krusial
karena hal ini akan memberi dampak pada sektor-sektor yang sedang berjalan.
Ketahanan pangan menurut UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, diartikan
sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Dengan adanya hal itu, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 68 tahun
2002 tentang ketahanan pangan, yang menyatakan bahwa penyediaan pangan
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang terus
berkembang dari waktu ke waktu.
Peran aktif pemerintah dan masyarakat khususnya Kabupaten Sukabumi sangat
diperlukan dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh melalui penciptaan iklim
yang kondusif bagi berfungsinya subsistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan
secara sinergi. Sehingga dengan memiliki ketahanan pangan, daerah akan memiliki
ketersediaan yang cukup dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
2. Pengembangan ekonomi kerakyatan
Pengembangan dan pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dimaksudkan untuk
penggalian potensi-potensi kemandirian dan pengembangan ekonomi rakyat melalui
pemberdayaan dan pengembangan ekonomi strategis dalam pengelolaan sumber daya
alam/agraria secara adil dan berkelanjutan. Pengembangan SDA harus dalam
pengontrolan dan pengelolaan pemerintah berdasarkan asas kerakyatan. Pengembangan
ekonomi strategis berbasis potensi lokal hendaknya memperhatikan akar budaya dan
kearifan lokal masyarakat. Selain itu, dalam menumbuh-kembangkan model-model
pengembangan ekonomi berbasis rakyat perlu adanya dasar keswadayaan dan
kemandirian dengan diperkuat institusi dan kelembagaan ekonomi masyarakat.
Upaya pengembangan ekonomi rakyat perlu diarahkan untuk mendorong
perubahan struktural dengan cara memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat
dalam perekonomian nasional yang dimulai dari perekonomian daerah.
18
Salah satu upaya dalam menyiasati strategi ini yakni dengan mengupayakan
pengembangan dan pembangunan ekonomi lokal daerah. Melalui pengembangan
ekonomi lokal daerah, maka secara langsung potensi-potensi daerah dapat terangkat dan
berkembang sehingga akan membantu mempertangguh perekonomian daerah.
Pengembangan agribisnis merupakan salah satu opsi yang perlu dipertimbangkan
sebagai industri berbasis sumber daya. Agribisnis berpotensi dapat meningkatkan
cadangan devisa serta penyediaan lapangan kerja (khususnya pada Kabupaten Sukabumi)
yang mempunyai potensi dalam mengkolaborasikan sentra pertanian dengan sentra
bisnis. Pengembangan agribisnis akan sangat strategis jika dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan. Pengertian terpadu adalah keterkaitan usaha sektor hulu dan hilir
(backward and forward linkages), serta pengintegrasian kedua sektor tersebut secara
sinergis dan produktif. Sedangkan dengan konsep berkelanjutan, diartikan sebagai
pemanfaatan teknologi konservasi sumber daya dengan melibatkan kelompok/lembaga
masyarakat, serta pemerintah pada semua aspek.
3. Perluasan Kesempatan Kerja dan Kesempatan Usaha
Pekerjaan merupakan aktifitas manusia yang menghasilkan sesuatu baik barang
ataupun berupa uang. Barang dan uang yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Kehidupan manusia dapat berlangsung dengan baik apabila
manusia mempunyai pekerjaan, agar dihasilkan sesuatu sebagai pemenuhan kebutuhan
hidup. Meningkatkan dan memperluas kesempatan kerja dapat memberikan dampak
langsung pada peningkatan taraf hidup masyarakat Kabupaten Sukabumi. Kesempatan
kerja merupakan penciptaan lapangan usaha terutama sektor padat karya yang menyerap
tenaga kerja secara merata dari berbagai kalangan. Diperlukan campur tangan dan upaya
pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi dalam peningkatan dan perluasan kesempatan
kerja untuk mengurangi angka pengangguran dengan cara membuka lapangan usaha
secara efektif dan efisien.
Kondisi daerah yang kondusif merupakan prasyarat utama dalam membuka dan
memperluas lapangan usaha. Selain kondisi daerah yang memadai, SDM daerah juga
mempengaruhi dalam penyerapan tenaga kerja. Peningkatan daya saing manusia di
Kabupaten Sukabumi dan peningkatan infrastruktur daerah merupakan modal dasar
19
dalam upaya penciptaan kesempatan kerja berbasis SDM yang berkualitas, sehingga bisa
disimpulkan bahwa peningkatan dan perluasan kesempatan kerja merupakan impact dari
peningkatan SDM dan infrastruktur.
4. Peningkatkan Kemampuan Daerah Dalam Menciptakan Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan merupakan kata yang cukup kompleks, karena ia mengandung
beberapa unsur untuk dapat mencapai sejahtera. Sejahtera dapat dikatakan sebagai
“bahagia dan berkecukupan dalam segala hal”, dan segala aspek kehidupan manusia
berpengaruh dalam mencapai sejahtera. Peningkatan kemampuan daerah dalam
menciptakan kesejahteraan masyarakat dilakukan dengan upaya mengatasi kemiskinan
dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Kemiskinan merupakan permasalahan kompleks dan bersifat multidimensional,
sehingga upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, yang
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara terpadu.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam upaya mempercepat pengentasan kemiskinan
perlu melakukan efektifitas kualitas bantuan dan perlindungan sosial bagi masyarakat
miskin. Dengan adanya pengefektifan berbagai strategi pengentasan kemiskinan,
diharapkan terjadi konsistensi penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Sukabumi.
Selain itu, ketepatan sasaran penerima bantuan dan perlindungan sosial perlu
diperhatikan agar pengentasan kemiskinan berdampak efektif dan efisien dalam
mengurangi beban masyarakat.
Upaya memberdayakan penduduk miskin perlu dilakukan agar penduduk miskin
memiliki kesempatan keluar dari garis kemiskinan dan terus menjaga perekonomiannya
agar tidak kembali ke dalam lingkaran kemiskinan. Hal ini sangat diperlukan karena upaya
pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat miskin bertujuan untuk mempercepat
pengentasan kemiskinan dan memiliki dampak panjang dalam kestabilan perekonomian
masyarakat. Selain itu, dengan melakukan strategi pemberdayaan, diharapkan
masyarakat berperan aktif dalam upaya penanggulangan kemiskinan dengan
memanfaatkan segala potensi SDM maupun SDA di masing-masing wilayahnya.
20
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam rangka strategi peningkatan kualitas
lingkungan hidup perlu melakukan upaya berupa meningkatkan kualitas perencanaan,
pemanfaatan, dan pengendalian tata ruang agar dapat mendayagunakan segala potensi
dengan tepat untuk pencapaian pembangunan daerah. Selain itu, upaya peningkatan
kualitas lingkungan hidup perkotaan serta peningkatan kualitas udara dan perairan perlu
dilakukan demi mewujudkan lingkungan hidup yang berkualitas.
Arah kebijakan Pembangunan Pertanian selaras dengan arah kebijakan
Pembangunan di Kabupaten Sukabumi periode 2016 sampai 2021. Pada Tahun pertama
(2016) arah kebijakannya adalah “Mewujudkan Pembangunan Kab Sukabumi yang
berkualitas melalui peningkatan produktivitas, kemandirian dan daya saing”, Tahun kedua
(2017) adalah Peningkatan Kualitas Daya saing SDM dengan Penyediaan Infrastuktur
yang Memadai, Tahun Ketiga (2018) adalah Penguatan Perekonomian lokal yang kondusif
dengan didukung oleh Pemerataan Pembangunan Wilayah, Tahun Keempat (2019)
adalah Peningkatan KesejahteraanMasyarakat melalui penurunan kesenjangan kehidupan
sosial dan ekonomi masyarakat Tahun Kelima (2020) adalah Penguatan reformasi
birokrasi pada seluruh aspek pembangunan dan pada tahun terakhir (2021) arah
kebijakannya adalah Pemantapan Kemandirian masyarakat pada aspek sosial dan
ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat yang berkeadilan sosial.
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Kondisi 2016
Target Akhir Renstra (2021)
1 Terciptanya Kesempatan kerja Sektor Agribisnis
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pertanian - Tenaga Kerja Sektor
Pertanian
Orang 200
1000
2. Meningkatnya Produksi Pangan
Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian
Jumlah produksi padi Ton 885.882 921.317
Jumlah produksi jagung Ton 35.000 39.000
Jumlah produksi kedelai Ton 5.000 5.000
Jumlah produksi ubi kayu Ton 150.000 170.000
Jumlah produksi cabe Ton 27.450 29.713
Jumlah produksi tomat Ton 24.630 26.613
21
Jumlah produksi bawang merah
Ton 403
437
Optimasi Lahan Ha 500 1.000
Cetak lahan sawah/Perluasan Areal Sawah
Ha
50 250
Pengembangan Infrastruktur Pertanian
Ha 4.000
5.000
Alat Panen dan Pasca Panen
Unit 117
200
ALSINTAN PERTANIAN Unit 420 500
Pengembangan dan Penguatan Permodalan Klp Pertanian
0
0 30
3. Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian
Berkembangnya sentra komoditas hortikultura :
Cabe Desa 9 50
Bawang Merah Desa 16 13
Manggis Desa 16 20
Pepaya Desa 12 20
Pisang Desa 6 20
Jambu Kristal Desa 15 10
Bunga dan Daun Potong Desa 7 19
Biofarmaka Desa 5 11
Pemasaran dan promosi hasil Pertanian
Kali 5 15
Produk olahan hasil pertanian
Jenis 2
2
Padi % 1 1
Palawija % 2 2
Hortikultura % 2 2
22
2.4. Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi Kinerja Tahun 2016
Tabel 6. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan Anggaran
1. Terciptanya kesempatan kerja di sektor agribisnis
Jumlah tenaga kerja sektor pertanian (Orang)
200 PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI DAN NELAYAN
825.000.000,00
1.
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian
215.000.000,00
2.
Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian
525.000.000,00
3.
Pengembangan Usaha dan Permodalan
85.000.000,00
2. Meningkatnya Produksi Pangan
Jumlah Produksi (Ton) : PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN
29.538.449.000,00
- Padi 885.882 1.
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
1.751.750.000,00
- Jagung 35.000 2.
Pengembangan Infrastruktur Pertanian, Petenakan, Perkebunan dan Penyuluhan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non DR
15.846.099.000,00
- Kedelai 5.000 3.
Pengembangan Perbenihan/Pembibitan Padi, Palawija dan Hortikultura
100.000.000,00
- Ubi kayu 150.000 4.
Prasarana dan Sarana Pertanian
11.840.600.000,00
- Cabe 27.450 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN
3.549.577.875,00
- Tomat 24.630 1.
Optimalisasi Kebun Dinas 400.000.000,00
- Bawang merah 403 2.
Pengamanan Produksi Padi, Palawija dan Hortikultura
200.720.000,00
Optimasi Lahan (Ha) 500 3.
Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi dan Palawija
462.000.000,00
Cetak lahan sawah/Perluasan Areal Sawah (Ha)
50 4.
Peningkatan Produksi Pertanian melalui Penyediaan Benih Unggul dan Pupuk
1.180.000.000,00
Pengembangan Infrastruktur Pertanian (Ha)
4.000 5.
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian
630.000.000,00
Alat Panen dan Pasca Panen (Unit)
117 6.
Perencanaan Pembangunan Pertanian
296.857.875,00
Alat Mesin Pertanian (Unit) 420 7.
WISMP II (Dampingan) 300.000.000,00
8.
WISMP (Hibah/Loan) 80.000.000,00
3. Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian
Berkembangnya sentra komoditas hortikultura (Desa):
PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI DAN NELAYAN
825.000.000,00
Cabe 42 1.
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian
215.000.000,00
Bawang Merah 9 2.
Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian
525.000.000,00
Manggis 16 3 Pengembangan Usaha dan 85.000.000,00
23
. Permodalan
Pepaya 16
Pisang 12
Jambu Kristal 6
Bunga dan Daun Potong 15
Biofarmaka 7
Pengembangan Pemasaran dan promosi atas hasil produksi pertanian unggul daerah: - Pemasaran dan promosi
hasil pertanian (kali)
5
Produk olahan hasil pertanian :
Hasil Olahan Padi 1
Hasil Olahan Palawija 2
Hasil Olahan Hortikultura 2
Tabel 7. Rencana Aksi Kinerja Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target
Satuan Target
Triw I Triw II Triw III Triw IV
1 Terciptanya Kesempatan kerja Sektor Agribisnis
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pertanian
- Tenaga Kerja Sektor Pertanian
200
Orang
50
50
50
50
2 Meningkatnya Produksi Pangan
Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian
Jumlah produksi padi 885.882 Ton 265.247 90.582 133.873 396.680
Jumlah produksi jagung 35.000 Ton 5.000 7.000 9.000 14.000
Jumlah produksi kedelai 5.000 Ton 4.000 3.500 3.500 4.000
Jumlah produksi ubi kayu 150.000 Ton 40.000 35.000 35.000 40.000
Jumlah produksi cabe 27.450 Ton 7.450 5.000 5.000 10.000
Jumlah produksi tomat 24.630 Ton 4.630 5.000 5.000 10.000
Jumlah produksi bawang merah 403 Ton 50 100 100 103
Optimasi Lahan 500 Ha 0 100 100 300
Cetak lahan sawah/Perluasan Areal Sawah
50 Ha 0 0 0 50
Pengembangan Infrastruktur Pertanian
4.000 Ha 0 1000 1000 2000
Alat Panen dan Pasca Panen 117 Unit 117
ALSINTAN PERTANIAN 420 Unit 420
Pengembangan dan Penguatan Permodalan Klp Pertanian
0 0 0
3 Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian
Berkembangnya sentra komoditas hortikultura :
Cabe 42 Desa 10 10 10 12
Bawang Merah 9
Desa 0 0 4 5
Manggis 16 Desa 0 0 8 8
Pepaya 16 Desa 0 8 8
Pisang 12 Desa 4 4 4
Jambu Kristal 6 Desa 2 2 2
Bunga dan Daun Potong 15 Desa 5 5 5
Biofarmaka 7 Desa 2 2 3
Produk olahan hasil pertanian
Padi 1 Jenis 1
Palawija 2 Jenis 1 1
Hortikultura 2 Jenis 1 1
Pemasaran dan promosi hasil Pertanian
5
Kali 1 1 2 1
24
Anggaran Belanja Langsung Tahun 2016 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi
yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
No. Sasaran Anggaran Keterangan
APBD/Dekon/TP
1 Terciptanya Kesempatan kerja Sektor Agribisnis
825.000.000,- APBD II TP
2 Meningkatnya Produksi Pangan
33.088.026.875,- APBD II TP
3 Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian
825.000.000,- APBD II TP
25
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016
3.1 Kerangka Pengukuran
Akuntabilitas Kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau
pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi
amanah.
Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi diukur dari
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategisnya yang dituangkan dalam Rencana
Strategis (Renstra).
Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi. Pengukuran
dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok
indikator kinerja kegiatan yang beupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan
dampak. Penilaian tesebut tidak telepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan
menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan yang
dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi.
Dalam hal ini laporan akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis
terhadap pengukuran kinerja (Permenpan No.53 tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah).
Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri
No.54 tahun 2010 sebagai berikut :
26
Tabel 9. Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai Realisasi Kinerja Kinerja Penilaian Realisasi Kinerja
1 91 ≤ Sangat tinggi
2 76 ≤ Tinggi
3 66 ≤ 75 Sedang
4 51 ≤ 65 Rendah
5 ≤ 50 Sangat Tinggi
Pengukuran kinerja dilaksanakan dengan cara membandingkan target dengan realisasi
Indikator kinerja sasaran. Pencapaian Kinerja Sasaran tersebut dituangkan kedalam Lembar
Pengukuran Laporan Kinerja(LKJ). Masing-masing indikator kinerja yang terdapat dalam Tapkin
tersebut dilengkapi dengan taget dan satuannya sebagai alat ukur keberhasilan yang bersangkutan.
Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran tertentu.
Selanjutnya atas pencapaian kinerja sasaran dilakukan evaluasi dan analisis dengan
memberikan pengungkapan lebih lanjut atas target, realisasi dan pencapaian kinerja untuk setiap
Indikator kinerja yang menjadi pengukur pencapaian sasaran dan kegiatan. Evaluasi dan analisis
kinerja lebih difokuskan pada pencapaian kinerja yang bernilai kurang dari 100% yang memerlukan
penjelasan.
3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran stratejik Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Sukabumi tahun 2016 yang mendukung kepada pencapaian visi dan misi Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi, dapat disimpulkan Pencapaian Sasaran Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 sesuai dengan TAPKIN dan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan. Sasaran Strategis yang terdapat dalam IKU
Dinas Pertanian Tanaman Pangan terdapat 3 sasaran strategis, yaitu :
1. Sasaran Meningkatkan Produksi Pangan
Sasaran Meningkatkan Produksi Pangan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan Misi
Pertama: “Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi ekonomi
lokal melalui sektor agribisnis, parIwisata, dan industri berwawasan lingkungan”.
27
Dalam tahun 2016 pencapaian sasaran Meningkatkan Produksi Pangan menunjukan hasil yang
positip untuk produksi padi, jagung, kedele dan bawang merah . Sebagaimana nampak pada
tabel dibawah ini , realisasi kinerja tahun 2016 menunjukan bahwa Persentase capaian sasaran
tahunan terhadap target sasaran Renstra telah melebihi target yang ditetapkan, dengan
pencapaian lebih 100. %, sedangkan untuk produksi ubikayu, cabe dan tomat masih dibawah
100 %. Indikator lainnya yang mendukung peningkatan produksi pangan berupa Optimasi lahan,
pengembangan infrastruktur pertanian serta fasilitasi alat panen, pasca panen dan Alsintan
lainnya melebihi target dengan pencapaian lebih dari 100 %, sedang untuk cetak lahan sawah
capaiannya masih dibawah 100 %. Secara rinci disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 10. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1.2. Meningkatnya Produksi Pangan
Indikator Capaian 2015
2016 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d
2016 terhadap
2015 (%) Target Realisasi %
Meningkatnya Produksi
Hasil Pertanian :
1. Padi
2. Jagung
3. Kedele
4. Ubi Kayu
5. Cabe
6. Tomat
7. Bawang Merah
8. Optimasi Lahan
9. Cetak lahan sawah/
Perluasan Areal Sawah
10. Pengembangan
Infrastruktur Pertanian
11. Alat Panen dan Pasca
Panen
12. Alsintan Pertanian
886.304
38.424
10.922
156.844
13.611
12.027
396
200
0
3.000
96
170
885.882
35.000
5.000
150.000
27.450
24.630
403
500
50
4.000
117
420
963.925
96.157
6.480
130.860
23.387
19.749
908
540
22,9
5.000
117
481
108,81
274,73
129,60
87,24
85,20
80,18
225,31
108,00
46,00
125,00
100,00
114,52
921.317
39.000
5.000
170.000
29.713
26.613
437
1.000
250
5.000
200
500
108,76
250,25
59,32
83,433
194,45
164,21
229,29
270,00
100,00
166,67
121,88
282,94
Sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program
Peningkatan Produksi Pertanian sedangkan dari anggaran APBN dicapai melalui dukungan Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan
Swasembada Berkelanjutan, dengan penyerapan anggaran sebagai berikut :
28
Tabel 11. Penyerapan anggaran untuk mencapai sasaran 1.2.
PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1. Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan 2. Pengembangan Infrastruktur pertanian,
Peternakan,Perkebunan dan penyulihan Dana Alokasi Khusus (DAK)non DR
3. Pengembangan Perbenihan/Pembibitan Padi, Palawija dan Hortikultura
4. Prasarana dan Sarana Pertanian 5. SILPA DAK Reguler tahun 2015 Program Peningkatan Produksi Pertanian Kegiatan : 1. Optmalisasi kebun Dinas 2. Pengamanan Produksi Padi ,Palawija dan Hortikultura 3. Pengembangan Intenssifikasi Tanaman Padi dan Palawija 4. Peningkatan Produksi melalui Penyediaan benih Unggul dan Pupuk 5. Peningkatan Produksi,Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian 6. Perencanaan Pembangunan Pertanian 7. WISMP II (Dampingan) 8. WISMP (Hibah/Loan)
Program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan
1.517.241.350,- 14.362.257.000,-
90.000.000,-
13.552.185.000,- 73.413.579,-
403.500.000,- 200.720.000,-
441.562.250,-
1.052.000.000,-
605.000.000,-
286.857.875,- 300.000.000,- 80.000.000,-
29.357.200.000,-
1.498.946.862,- 14.113.244.712,-
90.000.000,- 13.444.857.150,-
66.948.000,-
400.447.500,- 200.470.000,-
441.465.000,-
1.039.478.250,-
603.451.000,-
283.520.933,- 296.014.068,- 80.000.000,-
28.494.708.000,-
98,79 98,27
100,00
99,21 91,19
99,34 99,88
99,98
98,81
99,74
98,84 98,67 99,03
97,02
Jumlah 61.335.068.454,- 61.053.550.613,- 99,54
Penilaian pencapaian kinerja berdasarkan penetapan kinerja tahun 2016 pada
Peningkatan Produksi Tanaman Pangan untuk persentase yang tercapai meliputi peningkatan
produksi padi,jagung,kedele dan produksi bawang merah karena pencapaiannya melebihi 100%.
Demikian pula dengan indikator pendukung berupa optimasi lahan, pengembangan infrastruktur
pertanian, fasilitasi alat panen dan pasca panen serta alsintan pencapaian kinerjanya tercapai.
Sedangkan untuk persentase peningkatan produksi ubi kayu, cabe, tomat dan cetak lahan sawah
tidak dapat tercapai karena pencapainya kurang dari 100%.
29
Bila melihat pada skala penilaian terhadap kinerja pemerintah menggukan permendagri
No.54 tahun 2014 Pencapaian ini menunjukan kinerja sangat tinggi untuk indikator produksi padi,
jagung dan ubi kayu, namun untuk prouksi kedelai capaiannya sangat rendah.
Tabel 12. Perkembangan Produksi Pangan
Uraian Tahun 2015 Tahun 2016 % Peningkatan
Produksi Padi 886.304 Ton 963.925 Ton 8,76
Produksi Jagung 38.424 Ton 96.157 Ton 150,00
Produksi Kedelai 10.922 Ton 6.480 Ton (40,68)
Produksi Ubi Kayu 156.844 Ton 130.860 Ton (16,57)
Produksi Cabe 13.611 Ton 23.387 Ton 71,82
Produksi Tomat 12.027 Ton 19.749 Ton 64,21
Produksi Bawang Merah 396 Ton 908 Ton 129,29
Dari keempat indikator pada sasaran 1.2, terdapat 4 (empat) indikator dengan kategori
tidak tercapai yaitu ketersediaan pangan pokok ubikayu (87,24 %), Cabe (85,20 %), tomat (80,18
%) dan cetak lahan sawah (46,00 %). Sedangkan indikator lainnya termasuk dalam kategori
tercapai yaitu ketersediaan pangan pokok padi (108,81%), jagung (274,73%), kedele ( 129,60 %),
bawang merah (225,31 %), Optimasi lahan (108,00 %), Pengembangan infrastruktur pertanian (
125,00%), Alat Panen dan Pasca Panen (100 %) dan Alsintan ( 114,52 %).
Tercapainya target ketersediaan pangan pokok padi didukung oleh peningkatan luas areal
panen padi sebesar 16,66 % dibanding tahun sebelumnya yaitu dari luas panen 145.546 Ha
meningkat menjadi 176.230 Ha . Peningkatan luas panen padi disebabkan peningkatan luas areal
tanam pada setiap musim tanam karena ketersediaan air yang memadai akibat hujan turun
sepanjang tahun 2016 . Walaupun dari capaian produktivitas padi sawah sedikit menurun dibanding
tahun sebelumnya sebesar 3,08 Ku/Ha namun dengan peningkatan luas panen baik padi sawah
maupun padi gogo maka capaian produksi padi bisa melebihi target.
Pencapaian Produksi Padi di Kabupaten Sukabumi didukung pula dengan adanya
perluasan Areal melalui kegiatan pecetakan sawah baru seluas 22,9 Ha dari percetakan sawah
baru karena adanya alih fungsi lahan. Selain itu ada kegiatan optimasi lahan , SRI dan Jides untuk
meningkatkan indeks pertanaman yaitu seluas 5.000 Ha
30
Dukungan program dan kegiatan dari anggaran Kabupaten, Propinsi maupun Pusat
berupa bantuan benih dan pupuk serta adanya Program UPSUS Padi Jagung dan Kedele (Pajale)
yang didukung oleh TNI angkatan darat yang ada di tingkat Kabupaten, kecamatan dan desa.
Program UPSUS Pajale yang didukung oleh TNI Angkatan darat mendorong petani untuk
percepatan tanam sehingga luas tambah tanam pada 2016 ini baik padi sawah maupun padi gogo
mengalami peningkatan dari 152.484 Ha di tahun 2015 menjadi 179.362 Ha di tahun 2016.
Walaupun Peningkatan ini belum diikuti dengan peningkatan Produktivitasnya.
Tercapainya target ketersediaan pangan pokok jagung disebabkan oleh Peningkatan Luas
Panen hampir tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya yaitu dari luas panen 6.164 Ha menjadi
17.478 Ha. Peningkatan ini disebabkan adanya dukungan dari pemerintah pusat berupa benih
unggul jagung untuk lahan seluas 18.588 Ha yang memang diarahkan untuk peningkatan produksi
jagung pipilan kering, sedangkan yang diluar program hanya 1.000 Ha.
Target ketersediaan pangan pokok kedelai tahun 2016 sebesar 5.000 Ha dibanding tahun
2015 mengalami penurunan, sehingga untuk mencapai target ini dapat tercapai walaupun bila
dibandingkan produksi tahun sebelumnya mengalami penurunan. Penanaman kedele masih
terfokus di daerah Sukabumi selatan serta budidaya kedele memerlukan penanganan yang lebih
sulit dibanding komoditi palawija lainnya. Walaupun minat petani untuk menanam kedele masih
kurang karena harga benih yang cukup mahal dan relatif sulit tersedia, serta memerlukan keahlian
khusus dalam perlakuan benihnya namun dengan dukungan pemerintah melalui anggaran pusat
petani difasilitasi benih dan pupuk untuk lahan seluas 4.000 Ha serta mendapat pembinaan dari
petugas yang ada di kecamatan.
Hampir 95 % dari Luas tanam kedele di tahun 2016 ini mendapat dukungan pemerintah
pusat melalui program pengembangan kedelai seluas 4.000 Ha dengan pemberian bantuan benih
unggul dan pupuk. Bila dibandingkan dengan luas panen kedelai pada tahun 2015 maka tahun 2016
ini menurun dari 6.614 Ha menjadi 4.030 Ha . Penurunan Luas panen ini disebabkan adanya
penurunan luas tanam.
Target ketersediaan pangan pokok ubi kayu tidak tercapai karena penurunan produktivitas
dari 210,50 ku/ha menjadi 204,98 ku/Ha serta penurunan luas panen dari 7.451 Ha menjadi 6.384
Ha. Penurunan produktivitas ini dipengaruhi penggunaan bibit unggul ubi kayu yang masih rendah
dan pemupukan juga kurang. Adapun penurunan Luas panen disebabkan karena adanya penurunan
luas tanam. Penanam ubi kayu, dalam dua tahu terakhir terus menurun seiring harga jual
31
produksinya yang kurang menguntungkan petani dan terjadinya alih fungsi lahan pertanian ubi kayu
ke non-pertanian seperti perumahan.
Untuk Komoditi cabe dan tomat pada tahun 2016 belum mencapai target karena pada
daerah-daerah tertentu yang biasa menanam cabe dan tomat di lahan sawah , terhalang oleh
penanam padi karena faktor air yang tetap ada, sehingga petani lebih memilih tetap menanam padi.
Hal ini berdampak pada penurunun luas tanam dan panen. Curah hujan yang tinggi dan terus terjadi
juga memicu beberapa penyakit seperti patek pada tanaman cabe dan blas pada tomat yang
dampaknya adalah penurunan produktivitas sehingga produksi tidak optimal.
Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 baik produksi cabe maupun tomat
mengalami peningkatan yang cukup besar. Produksi cabe meningkat 71,82 % sedangkan produksi
tomat meningkat 64, 21 %. Cabe yang terdiri dari cabe merah dan cabe rawit merupakan salahsatu
komoditi yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi, dan capaian produksinya menjadi target UPSUS
Kementrian pertanian. Dukungan Program dan kegiatan dari APBN untuk cabe seluas 40 Ha yang
tersebar di 18 kecamatan dengan fasilitasi bantuan Benih, pupuk , mulsa sarana produksi lainnya.
Untuk Komoditi tomat walaupun tidak ada program khusus untuk pencapaian produksinya namun
karena kebiasaan petani menanam komoditi tersebut sehingga capaian produksinya masih tetap
ada dan meningkat dibanding capaian tahun sebelumnya walaupun bila dibandingkan dengan target
di tahun 2016 belum tercapai.
Komoditi hortikultura lainnya adalah Bawang merah, yang capaian produksinya lebih dari
100 %. Demikian pula bila dibandingkan dengan capaian produksi tahun sebelumnya mengalami
peningkatan lebih dari 100 %. Capaian produksi bawang merah didukung oleh program dari
pemerintah pusat melalui pengembangan kawasan bawang merah seluas 30 Ha.
Dalam meningkatkan produksi pangan didukung pula dengan adanya infrastruktur
pertanian yang memadai untuk menjamin ketersediaan air bagi pertanaman. Melalui program dan
kegiatan pengembangan infrastruktur pertanian berupa perbaikan dan pembangunan jaringan
irigasi, pembangunan embung dan damparit maupun pipanisasi terjadi peningkatan Indek
pertanaman rata rata 200 sampai 300 . artinya pertanaman bisa dilakukan sebanyak 2 kali sampai 3
kali dalam setahun terutama untuk komoditi padi.
Capaian dari pengembangan infrastruktur pertanian lebih dari 100 % karena dari
infrastruktur yang dibangun yang dibiayai dari anggaran Kabupaten dan Pusat memperluas daerah
yang dapat terairi yang capaiannya mencapai 5.000 Ha.
32
Peningkatan produksi pangan juga dapat dicapai dengan percepatan tanam dan
mengurangi kehilangan hasil akibat penanganan panen dan pasca panen yang baik. Untuk
mendukung hal tersebut maka pemerintah melalui anggaran kabupaten, propinsi dan pusat
memfasilitasi petani dengan alat panen dan pasca panen serta Alat mesin pertanian (ALSINTAN)
berupa traktor, tranplanter dan pompa air.
Sebagai kesimpulan, realisasi ketersediaan pangan pokok padi pada tahun 2016
mengalami peningkatan sebanyak 77.621 ton GKG (8,76%) dibanding tahun sebelumnya. Realisasi
produksi jagung tahun 2016 juga mengalami peningkatan sebesar 150,25 % (57.733 ton pipil kering)
dibandingkan produksi tahun 2015. Sedangkan untuk realisasi kedelai mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya sebanyak 4.442 ton (40,68 %) demikian pula dengan ubi kayu
mengalami penurunan sebanyak 25.984 ton ubi (16,57 %).
Permasalahan
- Luas Tanam Kedele terus menurun karena keterbatasan Benih unggul berkualitas dan Harga
Jual yang kurang menguntungkan sehingga minat petani kurang berminat untuk menanam
kedele .
- Terjadinya alih fungsi lahan pertanian produktif ke non pertanian .
- Terjadinya alih komoditi ke komoditi lain seperti sayuran karena petani merasa yang lebih
menguntungkan
- Pemanfaatan lahan terus menerus tanpa diimbangi dengan pemupukan yang berimbang menyebabkan
kesuburan tanah menurun.
- Tidak adanya pergiliran varietas menyebabkan daya tanah tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit menurun.
- Harga jual komoditi palawija masih rendah sehingga keuntungan yang diperoleh petani masih belum
memadai.
- Masih terbatasnya petani hortikultura yang menerapkan GAP dan GHP sehingga produktivitasnya masih
belum optimal
Solusi
- Menumbuhkan penangkar benih kedele lokal dengan pembinaan dan pemantauan dari
Petugas Pengawas Benih
- Regulasi alih fungsi lahan perlu ditingkatkan
33
- Meningkatkan Nilai Jual Komoditi pangan dengan proteksi dari pemerintah
- Pergiliran varietas dan pemberian pupuk organik untuk mengembalikan kesuburan tanah.
- Program Subsidi Benih dan pupuk masih perlu dilanjutkan , untuk mempertahankan dan
meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura.
- Adanya regulasi pemerintah ynag mengatur HET komoditi palawija dan hortikultura .
- Pembinaan bagi kelompok tani perlu ditingkatkan.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Tabel 13. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Sasaran 1.2.
Sasaran Indikator Kinerja % Capaian
Kinerja
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat
Efisiensi
Meningkatnya Produksi
Pangan
Meningkatnya produksi
Hasil Pertanian
100
99,54
0,46 %
Keberhasilan dalam pencapaian Persentase capaian sasaran tahunan peningkatan
Produksi Tanaman Pangan ditunjang pula dengan kegiatan-kegiatan berupa Pengembangan
Perbenihan/Pembibitan Padi, Palawija dan Hortikultura; Pengembangan Infrestruktur Pertanian,
Peternakan, Perkebunan dan Penyuluhan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non DR; Pengembangan
Infrestruktur Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Penyuluhan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
DR (SiLPA); Dana Alokasi Tambahan Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) Bidang
Pertanian Tahun 2015; Optimalisasi Kebun Dinas serta dari anggaran APBN berupa Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan
Swasembada Berkelanjutan (APBN Bidang Tanaman Pangan).
2. Sasaran Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian
Pencapaian sasaran terwujudnya sentra produksi pertanian merupakan sasaran untuk
pencapaian misi pertama yaitu Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis
ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan
lingkungan. Secara rinci disajikan pada tabel berikut :
34
Tabel 14. Target dan Realisasi Sasaran 1.3. Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian
Indikator Capaian
2015
2016 Target
Akhir
Renstra
(2021)
Capaian
s/d 2016
terhadap
2015 (%)
Target Realisasi %
Berkembangnya Sentra Komoditas Hortikultura :
Cabe Bawang Merah Manggis Pepaya Pisang Jambu Kristal Bunga dan Daun Potong Biofarmaka Produk olahan hasil pertanian Padi Palawija Hortikultura Pemasaran dan promosi hasil Pertanian
40 6 15 15 10 9 14 6 10 1
2,5 2,5 0
44 10 17 17 14
7 16
8 2 1 2 2 5
25
45 10 20 20 15
8 12 10
2 1 2 2
15
102,27 100,00 117,65 117,65 107,14 114,29 75,00
125,00 100,00 100,00 100,00 100,00 300,00
280 68
110 110 100 80
104 56 12
1 2 2
30
125,00 166,67 166,67 166,67 150,00 88,89 85,71
166,67 20,00
100,00 80,00 80,00
150,00
Sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan, dengan
penyerapan anggaran sebagai berikut :
Tabel 15. Penyerapan anggaran untuk pencapaian sasaran 1.3
PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Pertanian 2. Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian 3. Pengembangan Usaha dan Permodalan
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
185.000.000,-
423.230.000,- 81.000.000,-
5.278.971.000,-
184.476.300,-
420.442.000,- 81.000.000,-
5.227.579.625,-
99,72
99,34
100,00
99,03
35
Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
Jumlah 5.968.201.000,- 5.913.497.925,- 99,08
Capaian untuk berkembangnya sentra komoditi hortikultura hampir semua diatas 100 %
kecuali untuk sentra Bunga dan Daun potong belum tercapai ( Capaian 75 %). Berkembangnya
sentra Komoditi Hortikultura berdasarkan potensi dan produk unggulan yang ada di kecamatan atau
desa tersebut. Sentra Komoditi lebih memandang dari sisi luasan pertanaman komoditi tersebut.
Penanaman dapat dilaksanakan secara swadaya petani ataupun dengan dukungan dari anggaran
pemerintah.
Pada tahun 2016 sentra cabe berada di 44 desa terdiri dari 31 Desa cabe merah dan 13
desa sebagai sentra cabe rawit. Adapun desa desa tersebut berasa di kecamatan gegerbitung,
Sukalarang, Sukaraja,Sukabumi, Kadudampit, Cikembar, Nagrak, Caringin, Kabandungan, Cidahu,
Cicurug, Simpenan, lengkong, Nyalindung, Purabaya, Jampang tengah, Kalibunder danPabuaran.
Sentra Cabe cukup banyak karena harga jual produksinya yang cukup tinggi sehingga
menguntungkan petani, oleh sebab itu banyak desa yang menanam cabe untuk mendapat
keuntungan hasil pertanian yang lebih baik. Dari Pemerintah Pusat ke daerah sentra tersebut
diberikan bantuan sarana produksi.
Lokasi sentra bawang masih berapa di wilayah Sukabumi bagian selatan yaitu di
kecamatan Simpenan, jampangkulon, Ciracap, Cibitung, Kalibunder, Surade dan Pabuaran. Sebagai
desa sentra ada 10 Desa yaitu Desa Loji Simpenan, Desa Pangumbahan, ujunggenteng dan
Cikanggung Kecamatan Ciracap, Desa Cibitung, Desa Padajaya Jampangkulon, Desa Pasir ipis
Surade, Desa Sukaluyu Kalibunder dan Desa Cibadak Pabuaran. Berkembangnya daerah sentra
bawang merah didukung oleh program dan kegiatan dari pemerintah pusat dan kabupaten melalui
bantuan sarana produksi terutama benih dan pupuk organik.
Sentra Komoditi Manggis berada di kecamatan Cicantayan, Cikembar, Gunungguruh,
Jampang tengah, Nyalindung , gegerbitung, Palabuhanratu dan Cisolok. Rata-rata di masing masing
kecamatan berkembang penanaman manggis di dua sampai tiga desa, sehingga pada tahun 2016
daerah sentra manggis dapat berkembang menjadi 20 Desa. Tantangan yang dihadapi oleh hasil
prosukdi manggis ini adalah peningkatan kualitas hasil sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi
36
tidak hanya di pasar lokal namun beberapa kelompok mulai merambah pasar nasional dan
internasional.
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu penghasil pisang terbanyak di Jawa Barat,
dengan kualitas rasa yang enak dan manis. Hampir di setiap kecamatan ditemukan tanaman pisang
, dan bila dilihat dari luas tanam dan kontinuitas dalam produksi pisang pada 5 tahun terakhir ada 14
kecamatan yang bisa dikategorikan sebagai sentra pisang yaitu kecamatan Bantargadung,
Palabuhanratu, Gegerbitung, Cikakak, Kalapanunggal, Cisolok, Warungkiara, Simpenan,
Kabandungan, Bojong genteng, Sukabumi, Cidolog, Sagaranten, Cidahu dan Parakansalak. Dengan
asumsi dimasing masing kemacamatan terdapat satu desa sentra maka pada tahun 2016 ini
terdapat 15 Desa sentra komoditi pisang.
Komoditi Jambu kristal memang belum cukup luas di tanam , namun jambu ini memiliki
keunggulan dari rasa dan teksturnya sehingga harga jualnya lebih tinggi. Pemerintah melalui
anggaran baik dari kabupaten maupun pusat membantu petani dalam penyediaan bibit dan
pembinaan melalui dampingan oleh para petugas yang ada di kecamatan. Terdapat 8 desa yang
dikatgorikan sentra jambu kristal yaitu 3 desa di kecamatan gegerbitung yaitu Desa buniwangi,
sukamanah, ciengang ; kecamatan Sukaraja, Sukalarang,jampang tengah, nyalindung, ciemas dan
cidolog.
Bunga dan daunpotong masih didominasi oleh krisan dan dracaena . sentra komoditinya
berada di kecamatan Sukabumi, Sukaraja, Kadudampit, Cicurug dan Cidahu . Pengembangan
sentra ini didukung dengan pembangunan Greenhouse dan fasilitasi sarana produksi. Namun dari
target yang diinginkan masih belum optimal karena Pembangunan Greenhouse dengan
perlengkapannya memerlukan anggaran yang cukup besar sehingga petani masih kesulitan untuk
memlaksanakan secara swadaya . Krisan dan Dracaena dari sisi pemasaran sudah cukup baik
bahkan Dracaena sudah dapat menembus pasar eksport.
Sentra komoditi biofarmaka terutama Temulawak, jahe dan kunyit berada di kecamatan
Nagrak, Cicantayan, Cidahu, Ciemas, Jampangkulon, Cidolog, Pabuaran dan Curug kembar.
Daerah ini umumnya menjual hasil produksinya ke industri untuk bahan baku jamu dan adajuga
kelompok seperti kelompok tani kemuning di kecamatan nagrak disamping budidaya juga bergerak
diusaha pengolahan dan produknya sudah cukup berkembang luas.
Produk olahan dari komoditi unggulan yang ada di kabupaten sukabumi memiliki jenis
yang cukup banyak terutama olahan dari komoditi palawija dan hortikultura. Selama 2016 sudah
teridentifikasi ada 45 kelompok tani yang bergerak pada pengolahan hasil pertanian. Melalui
37
program dan kegiatan dari kabuapaten, propinsi maupun pusat difasilitasi alat pengolahan untuk
meningkatkan kualitas hasil olahannya dan diberikan pembinaan oleh pihak yang berkompeten
melaluyi bintek –bintek. Jenis olahan yang lebih difokuskan adalah olahan singkong dan pisang.
Untuk hasil olahan padi lebih ke pembuatan ranginang , di palawija ada olahan singkong ,ubi jalar
dan jagung dan dihortikultura terutama buah-buahan lebih bervariatif.
Fasilitas promosi dan pemasaran produk dilaksanakan melalui kegiatan promosi berupa
pameran dan bazaar yang diikuti baik di tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional . Di tingkat
nasional promosi dan pameran dirangkaikan dengan event nasional seperti Hari Pangan Sedunia.
Jenis Komoditi yang dipamerkan adalah yang bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai daya saing
dengan produk dari daerah laian seperti di hortikultura kita memiliki Krisan dan Dracaena.
Permasalahan :
- Daya saing produk hasil usaha pertanian masih rendah
- Nilai tambah dari usaha pertanian masih belum optimal
- Pameran dan Bazar masih belum efektif untuk memperluas pemasaran produk pertanian
- Masyarakat di daerah sentra masih belum terjiwai dengan kewirausahaannya sehingga daya
kompetisinya masih rendah
Solusi :
- Pembinaan kelompok perlu terus ditingkatkan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan ,
sehingga petani lebih proaktif untuk pengembangan usahanya.
- Pembinaan perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam menghasilkan
produk hasil usaha yang lebih berdaya saing
- Pemerintah perlu memfasilitasi terwujudkan kerjasama pemasaran dengan pihak swasta.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Tabel 16. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Sasaran 1.3
Sasaran Indikator Kinerja % Capaian
Kinerja
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat
Efisiensi
Terwujudnya Sentra
produksi pertanian
Berkembangnya Sentra Komoditas Hortikultura :
Cabe Bawang Merah Manggis Pepaya Pisang
100 99,52
0,48 %
38
Jambu Kristal Bunga dan Daun Potong Biofarmaka Produk olahan hasil pertanian Padi Palawija Hortikultura Pemasaran dan promosi hasil Pertanian
Keberhasilan dalam pencapaian Persentase capaian sasaran tahunan Terkelolanya
Sumberdaya Pertanian secara Berkelanjutan terhadap target sasaran RPJMD ditunjang pula
dengan kegiatan-kegiatan berupa Pengembangan Sarana Prasarana Pasca Panen,Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian; Pengembangan Permodalan Pertanian serta dari sumber anggaran
APBN berupa Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Pemasaran dan Investasi (APBN
Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian)
3. Sasaran Terciptanya Kesempatan Kerja Sektor Agribisnis
Pencapaian sasaran Terciptanya Kesempatan kerja Sektor Agribisnis juga merupakan
sasaran untuk pencapaian misi pertama yaitu Meningkatkan kemandirian ekonomi
masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan industri
yang berwawasan lingkungan. Secara rinci disajikan pada tabel berikut :
Tabel 17. Target dan Realisasi Sasaran 1.1. Terciptanya Kesempatan kerja sektor agribisnis
Indikator Capaian 2015
2016 Target Akhir
Renstra (2021)
Capaian s/d
2016 terhadap
2015 (%) Target Realisasi %
Jumlah tenaga kerja sektor
pertanian (orang)
200 200 300 150 1000 150
Sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan dalam
hal keterlibatan masyarakat dalam mendukung terwujudnya sentra produksi Hortikulrura. Capaian
dari target penyerapan tenaga kerja sektor pertanian lebih dari 100 % karena masyarakat kabupaten
Sukabumi masih banyak yang bermata pencaharian pada sektor pertanian, terutama pertanian
tanaman pangan.
Tabel 18. Penyerapan anggaran untuk pencapaian sasaran 1.1
PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
39
(Rp) (Rp)
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 1. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Pertanian 2. Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian 3. Pengembangan Usaha dan Permodalan
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
185.000.000,-
423.230.000,- 81.000.000,-
5.278.971.000,-
184.476.300,-
420.442.000,- 81.000.000,-
5.227.579.625,-
99,72
99,34
100,00
99,03
Jumlah 5.968.201.000,- 5.913.497.925,- 99,08
Tenaga kerja yang diserap oleh sektor pertanian tanaman pangan terutama di daerah
sentra komditi unggulan mulai dari pengolahan lahan yang rata-rata per Ha di kerjakan oleh 3-4
orang , pada saat penanaman rata-rata oleh 4-6 orang dan saat panen serta pasca panen bisa
mencapai 10 orang per Ha. Pada usaha pengolahan umumnya lebih banyak memperkerjakan
wanita dan rata-rata tiap kelompok pengolahan minimal memperkerjakan sebanyak 5 orang.
Sehingga dari angka-angka tersebut capaian penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dapat
mencapai 300 orang.
Permasalahan :
- Upah tenaga kerja di sektor pertanian masih rendah
- Tenaga kerja sektor pertanian kurang profesional dibidangnya, sehingga masih berada pada
lingkup pekerja kasar
- Jiwa Usaha dan kreatifitas masih rendah
- Pendapatan pekerja di sektor pertanian belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga.
- Tenaga kerja di sektor pertanian masih didominasi oleh kelompok umur diatas 45 tahun
Solusi :
- Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pelatihan kerja maupun bintek sehingga
keterampilan nya dapat lebih ditingkatkan.
- Adanya kerjasama dengan pihak swasta untuk program magang sehingga pada saat terjun
langsung di sektor pertanian memiliki pengalaman yang lebih bermanfaat.
- Perlu ada diversifikasi usaha sehingga ada penghasilan tambahan.
- mekanisasi pertanian dengan Alat dan Mesin Pertanian yang memerlukan keahlian dapat
mendorng minat kaum muda untuk bergerak di sektor pertanian.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
40
Tabel 19. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Sasaran 1.1
Sasaran Indikator Kinerja % Capaian
Kinerja
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat
Efisiensi
Terciptanya
Kesempatan kerja
sektor agribisnis
Jumlah tenaga kerja sektor pertanian (orang)
100 99,52
0,48 %
Keberhasilan dalam pencapaian Persentase capaian sasaran tahunan Terkelolanya
Sumberdaya Pertanian secara Berkelanjutan terhadap target sasaran RPJMD ditunjang pula
dengan kegiatan-kegiatan berupa Pengembangan Sarana Prasarana Pasca Panen,Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian; Pengembangan Permodalan Pertanian serta dari sumber anggaran
APBN berupa Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Pemasaran dan Investasi (APBN
Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian).
Anggaran untuk kegiatan pendukung tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 20. Penyerapan Anggaran Untuk Pencapaian Sasaran Pendukung
Program dan Kegiatan Pagu Anggaran
(Rp.)
Realisasi Anggaran
(Rp.) %
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 792.780.125,- 782.788.263,- 98,74
Pelayanan Administrasi Perkantoran 550.757.125,- 540.765.263,- 98,19
Pelayanan Administrasi Perkantoran Unit Pelayanan Teknis
150.003.000,- 150.003.000,- 100,00
Pelayanan Administrasi Asset 59.010.000,- 59.010.000,- 100,00
Pelayanan Administrasi Kepegawaian 33.010.000,- 33.010.000,- 100,00
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
707.230.000,- 699.127.850,- 98,85
Pengadaan Perangkat Komputer 79.550.000,- 78.310.050,- 98,44
Pengadaan perlengkapan gedung Kantor 32.550.000,- 32.550.000,- 100,00
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 101.980.000,- 101.830.000,- 99,85
Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan Dinas/Operasional
275.000.000,- 268.623.800,- 97,68
Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan gedung kantor
29.000.000,- 29.000.000,- 100,00
Pembangunan Pagar kantor 189.150.000,- 188.814.000,- 99,82
Program Peningkatan Disiplin Aparatur 89.930.000,- 89.930.000,- 100,00
41
Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 89.930.000,- 89.930.000,- 100,00
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
25.000.000,- 25.000.000,- 100,00
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja dan Keuangan 25.000.000,- 25.000.000,-
100,00
Adapun capaian program dengan dukungan kegiatan adalah sebagai berikut :
1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan beras secara berkelanjutan serta meningkatkan produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan sumber karbohidrat non-beras dan pangan sumber protein.
Sasaran program yaitu meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan, holtikultura dan aneka tanaman.
Program ini didukung oleh 5 (lima) kegiatan, yakni :
1. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.517.241.350,- realisasi Rp 1.498.946.000,- (98,79 %) dengan output kegiatan adalah : -. Diseminasi persiapan penyusunan Database LP2B 1 Kali -. Bintek pembekalan petugas sosialisasi penyusunan Database LP2B 1 Kali -. Diseminasi LP2B Tingkat wilayah di 7 Wilayah -. Diseminasi Tingkat Kabupaten 2 kali -. Penyusunan Database LP2B
2. Pengembangan Infrastruktur Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Penyuluhan (DAK NON DR), dengan alokasi anggaran sebesar Rp 14.362.257.000,-, terealisasi sebesar Rp 14.113.244.712,- atau 98,27%. Keluaran dari kegiatan yaitu : -. Dam parit sebanyak 90 Lokasi -. Jalan Usaha Tani ( JUT ) sebanyak 2 Lokasi -. Irigasi tanah Dangkal 18 Unit -. Gudang penyimpanan 1 Unit
3. Pengembangan Perbenihan/Pembibitan Padi, Palawija dan Hortikultura, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 90.000.000,00, terealisasi sebesar Rp 90.000.000,00 atau 100 %. Keluaran dari kegiatan yaitu :
-. Fasilitasi Hand Sprayer 3 Unit dan Compressor1 Unit -. Penangkaran Benih padi seluas 4 Ha dengan fasilitasi Benih padi ( Label Putih ) 100 Kg Insektisida 5 Liter ,Fungisida 3 Liter, Round Up10 Liter, Pupuk Organik 4.000 Kg, Urea600 Kg dan Phonska 900 Kg.
4. Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 13.552.185.400,- terealisasi sebesar Rp 13.444.857.150,- atau 99,21 %. Keluaran dari kegiatan yaitu :
-. Penyusunan RDKK : 3.200 Kelompok -. Jaringan Irigasi : 91 Lokasi -. Irigasi Air Permukaan : 11 Lokasi
42
-. Jalan Usaha Tani : 8 Lokasi -. Legalisasi Kelompok Tani : 22 Kelompok -. Hand Tractor : 15 Unit -. Peralatan las : 1 Unit -. Ponsel Android : 40 Unit -. Gudang Alsintan 1 Unit di Kantor Dinas pertanian Tanaman Pangan
5. Pengembangan Infrastruktur Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Penyuluhan Dana Alokasi Khusus (SILPA DAK Reguler Tahun 2015), dengan alokasi anggaran sebesar Rp 73.413.579,-, terealisasi sebesar Rp 66.948.000,- atau 91,19%. Keluaran dari kegiatan yaitu : Pembangunan Dam Parit sebanyak 1 unit di Desa Wangunreja Kecamatan Nyalindung
2) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Nelayan
Program ini bertujuan untuk mengembangkan usaha pertanian yang mampu menghasilkan
produk pertanian yang berdaya saing, meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat pertanian,
memperluas kesempatan kerja dan berusaha di perdesaan, mengembangkan ekonomi wilayah, dan
meningkatkan ekonomi melalui pendekatan partisipatif.
Sasaran program adalah terciptanya usaha-usaha ekonomi masyarakat pertanian tanaman
pangan yang berorientasi pada skala usaha ekonomi serta terciptanya iklim yang kondusif antara
subsistem agribisnis yang meliputi hulu (penyediaan saprodi), proses produksi (budi daya) dan hilir
(pengolahan dan pemasaran).
Adapun pencapaian program dapat dilihat pada tabel berikut melaksanakan 6 (enam)
kegiatan, yakni :
1. Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian . Alokasi anggaran sebesar Rp 185.000.000, realisasi Rp 184.476.300,- (99,72 %) Output
kegiatan ini adalah :
-. Bimbingan Tekhnis pengolahan Hasil pertanian ( GMP ) : 1 kali
-. Bimbingan Tekhnis Penanganan Pasca panen ( GHP ) : 1 Kali
-. Bimbingan Tekhnis pasca panen dan pengolahan Tongkat Wilayah : 7 Kali
-. Pengadaan Sarana Kemasan Tanaman pangan sebanyak 47 buah untuk lokasi
pengembangan bawang merah yaitu kel. Tegallega Desa Loji kec. Simpenan; Klp Cilangkap
Kec Simpenan; Klp Dungusteureup Ds Pasir Ipis Kec Surade; Klp Tani Karya Ds
Pangumbahan Kec Ciracap; Klp Bojong Mukti Ds Loji Kec. Simpenan; dan Klp Mandiri Ds
Cibadak Kec. Pabuaran.
-. Penyusunan CPCL,Pembinaan Dan Monitoring Evaluasi : 1 tahun
-. Koordinasi dan Konsultasi ke provinsi dan pusat : 1 tahun
-. Field Trips : 1 paket
43
2. Pengembangan Pemasaran Hasil Pertanian Alokasi anggaran sebesar 423.230.000,- realisasi Rp 420.442.000,- (99,34%). Keluaran dari
kegiatan yaitu :
- Pameran Tingkat Kabupaten : 3 Kali -. Pameran Tingkat Provinsi : 2 kali -. Outlet Show Window : 1 Lokasi -. Pameran Tingkat Nasional : 3 Kali -. Pasar tani : 12 Kali
3. Pengembangan Usaha dan Permodalan.
Alokasi anggaran sebesar Rp 81.000.000,00, terealisasi sebesar Rp 81.000.000,00 atau 100,00
%. Keluaran dari kegiatan yaitu :
- Desiminasi pembiayaan pelaporan : 1 kali -. Evaluasi dan tindak lanjut wirausaha baru : 1 kali -. Bimbingan Tekhnis Wirausaha Agribisnis : 2 kali
3) Program Peningkatan Produksi Pertanian
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan produksi dan produktivitas padi, palawija dan
hortikultura sehingga program ini mendukung sasaran strategis meningkatkan produksi pangan
melalui penggunaaan benih/bibit berkualitas, teknik budi daya yang baik, manajemen tani yang baik,
implementasi teknologi tepat guna, antisipasi dampak anomali iklim dan serangan OPT serta
optimalisasi lahan.
Program ini digunakan untuk melaksanakan 8 (delapan)kegiatan, yakni :
1. Optimalisasi kebun Dinas dengan alokasi anggaran sebesar Rp 403.500.000,- realisasi RP 400.447.500,- ( 99,24 %) dengan output kegiatan yaitu :
-. Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Kebun Dinas : 6 Kebun Dinas -. Terlaksananya peningkatan usaha kebun dinas : 6 Kebun dinas
2. Pengamanan produksi Padi, Palawija dan Hortikultura dengan alokasi anggaran sebesar Rp 200.720.000,- realisasi Rp 200.470.000,-(99,88 %) dengan output kegiatan yaitu :
- SLPHT Padi di 7 Lokasi yang diikuti masing-masing oleh 25 orang peserta
- Spot Stop di 5 lokasi
- Bintek Pengendalian OPT Padi Tingkat Kabupaten diikuti oleh 50 orang peserta
3. Pengembangan Intensifikasi Tanaman padi dan Palawija dengan alokasi anggaran sebesar Rp 441.562.250,- realisasi Rp 441.465.000,- (99,98 %) dengan output kegiatan yaitu :
.- Mengoptimalkan Koordinasi pencapaian produksi palawija : 4 Kali -. Adanya kesamaan persepsi dalam pengembangan kedelai,jagung,Ubi kayu dan Ubi jalar 4Kali
44
-. Adanya Desiminasi tekhnologi produksi jagung dan ubi kayu : 3 kali -. Terlaksananya pelepasan Varietas Ubi Kayu “ Manggu Sukabumi “ : 1 Varietas
4. Peningkatan Produksi Pertanian melalui Penyediaan Benih Unggul dan Pupuk dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.052.000.000,- realisasi Rp 1.039.478.250,- (98,81 %) dengan output kegiatan Yaitu :
-. Mengoptimalkan koordinasi pencapaian produksi padi : 2 kali -. Mengoptimalkan koordinasi perbenihan antara petugas pertanian dengan penangkar dan
MItra : 2 kali
5. Peningkatan produksi, Produktivitas dan Mutu produk pertanian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 605.000.000,- realisasi Rp 603.451.000,- ( 99,74 %) dengan output kegiatan yaitu :
- Desiminasi Program Holtikultura 2016 : 1 kali -. Desiminasi Evaluasi program Hortikultura 2016 dan penyusunan Program Hortikultura 2017
1 Kali -. Bimbingan Tekhnis Pengembangan Kawasan Salak Pocis : 1 Kali -. Jambore Varietas Florikultura : 1 kali -. Desiminasi Temu usaha Florikultura: 1 Kali -. Bimbingan Tekhnis Pengembangan Kawasan Jambu Kristal : 4 kali -. Desiminasi Asosiasi Manggis Kabupaten Sukabumi : 1 Kali -. Desiminasi asosiasi Florikultura kabupaten sukabumi : 1 Kali -. Desiminasi Paguyuban Jambu Kristal Kabupaten Sukabumi : 1 Kali -. Desiminasi Asosiasi petani sayuran Hortikultura kabupaten sukabumi : 1 Kali -. Desiminasi Asosiasi Biofarmaka Kabupaten sukabumi : 1 Kali -. Bibit Bunga Lily : 4.000 Bibit -. Bibit Gerbera : 2.750 Umbi -. Bibit Gladiol : 25.000 Umbi -. Bibit Sedap malam : 100 kg -. Bibit Kunyit : 500 Pohon -. Bibit Jahe : 500 Pohon -. Bibit Bawang daun : 500 pohon -. Bibit Terungungu : 500 Pohon -. Bibit Cabe rawit : 500 pohon -. Bibit Tomat : 500 Pohon -. Bibit Salak : 1.200 Bibit -. Pupuk Organik Padat : 19.500 Kg -. Pupuk Organik Cair : 20 Liter -. Pupuk NPK 16:16:16 : 450Kg -. Insektisida : 15 Liter -. Gilo kompos : 50 Kg -. Pot : 500 Buah -. Hand Sprayer : 5 Unit -. Gunting Stek : 10 Buah
6. Perencanaan pembangunan pertanian dengan alokasi anggaran sebesar Rp 286.857.875,-
realisasi Rp 283.520.933,- (98,84 %) dengan output kegiatan yaitu :
45
-. Desiminasi Program dan perencanaan : 6 kali -. Desiminasi pengelolaan data Statistik : 7 kali -. Desiminasi perencanaan pembanguna pertanian : 1 Kali -. Desiminasi penyusunan Renstra : 2 Kali -. Penyusunan Sasaran intensifikasi Tahun 2016 : 3 Kali -. Penyusunan angka Ramalan Produksi : 3 Kali -. Penyusunan Laporan Bulanan : 1 Tahun -. Penyusunan Laporan Progres : 1 Tahun -. Penyusunan Data SP : 1 Tahun -. Penyusunan Renja SKPD : 3 kali -. Penyusunan DPA TA.2016 : 3 kali -. Penyusunan RKA TA 2017 : 3 Kali 7. WISMP II(Dampingan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 300.000.000,- realisasi Rp
296.014.068,- (98,50 %) dengan output kegiatan yaitu :
-. Pelatihan/Bimtek pengembangan Agribisnis GP3A : 90 Orang -. Lomba GP3A : 1 Kali 8. WISMP ( Hibah/Loan) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 80.000.000,- realisasi Rp
80.000.000,- ( 100,00 %) dengan output kegiatan yaitu
- Fasilitasi Kelompok P3A Mitra cai
46
BAB IV
P E N U T U P
Laporan Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi Tahun 2016
merupakan bentuk pertanggungjawaban dari serangkaian perencanaan kinerja, pengukuran,
evaluasi dan analisis capaian kinerja dalam rangka pencapaian Penetapan Kinerja Tahun Anggaran
2016 dan mendukung Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi yang
sejalan dengan Visi Misi Kepala daerah.
Capaian indikator penetapan kinerja sasaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 sebagai berikut :
a. Sasaran 1.2. Meningkatnya Produksi Pangan, untuk persentase peningkatan produksi padi,
jagung ,kedelai dan bawang merah nilai capaiannya diatas 100% berarti tercapai sedangkan
untuk persentase peningkatan produksi ubikayu, cabe dan tomat baru sebesar 87,24 %, 85,20
% dan 80,18 %, nilai capaiannya kurang dari 100% berarti belum tercapai sehingga perlu
adanya perbaikan dari sisi penyediaan benih dan perlindungan lahan agar tidak beralihfungsi .
b. Sasaran 1.3. Terwujudnya Sentra Produksi Pertanian Capaiannya lebih dari 100% berarti
tercapai kecuali sentra produksi kabudapo capaiannya hany 75 %. Tercapainya target tersebut
karena minat petani untuk menanam komoditi tersebut seiring harga jual yang menguntungkan.
Dukungan program pemerintah terutama dari APBN mendorong petani di daerah sentra untuk
menanam komoditi unggulan tersebut . Sedangkan untuk sentra kabudapo terkendala dengan
biaya tinggi untuk fasilitasi green house .
c. Sasaran 1.1. Terciptanya kesempatan kerja di sektor agribisnis dapat tercapai karena adanya
sentra sentra produksi yang memungkinkan terserapnya tenaga kerja..
47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
top related