laporan kemiri print
Post on 12-Dec-2015
65 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ISOLASI MINYAK KEMIRI
(EKSTRAKSI-DISTILASI)
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat
di alam.
2. ALAT YANG DIGUNAKAN
Seperangkat alat ekstraksi
Seperangkat alat destilasi
Erlenmeyer
Kaca arloji
Spatula
Gelas ukur
Pipet ukur
Bola karet
Buret
Pengaduk
Pipet tetes
Hot plate
Corong kaca
Labu takar
Botol aquadest
Batu didih
Gelas kimia
BAHAN YANG DIGUNAKAN
a. Kemiri 23 gram
b. Etanol 150 ml
3. DASAR TEORI
Metode ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan yang berasal
dari suatu padatan atau cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan
terjadi atas dasar kelarutan yang berbeda dari komponen-komponen yang dipisahkan
terhadap dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Berdasarkan bentuknya ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu : (1) Ekstraksi padat-cair, yaitu substansi yang di ekstraksi terdapat dalam
campuran yang berbentuk padat.(2) Ektraksi cair-cair, yaitu subtansi yang di ekstraksi
yang terdapat dalam campuran berbentuk cairan.
Ada pun cara ekstraksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
1. Ekstraksi tradisional atau sederhana dapat dilakukan dengan cara perebusan. Cara
perebusan merupakan yang paling mudah dengan alat-alat yang sederhana pula.
Adapun prinsip pengolahannya yaitu, bahan yang akan di ekstra, di rebus dalam
pelarut air dengan perbandingan tertentu, bahan di rebus sampai terjadi larutan
ekstrak, lalu diangkat dan di dinginkan lalu di saring, larutan ekstrak siap
digunakan.
2. Ekstraksi cara maserasi merupakan proses perendaman sampel padat dalam suatu
pelarut pada temperatur kamar. Metode ini sering disertai dengan tindakan
mekanik seperti pengocokan. Maserasi tersebut lazim digunakan untuk sampel
berupa padatan. Sampel harus terendam dalam pelarut.
a. Refluks ialah perendaman sampel padat dalam suatu pelarut pada temperatur
titik didih pelarut.
b. Soxhlet, Ekstraksi padat-cair banyak digunakan dalam dunia usaha untuk
mengisolasi substansi berkhasiat di alam, di mana ekstraksi padat-cair dalam
laboratorium akan lebih muda dengan mengunakan alat ekstraksi yang
dikenal dengan ekstraktor soxhlet. Langkah-langkah ekstraksi padat-cair,
yaitu pencampuran pelarut dan badan-bahan yang diekstrask, lalu dipisahkan
dengan beberapa fase.
Proses ekstraksi padatan umumnya diterapkan untuk memindahkan atau
memisahkan produk alam dari dahan keringnya yang asli, dari tanaman, jamur, dan
lain sebagainya. Ekstraksi dapat dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan, dengan pelarut yang cocok misalnya : air, asam organik dan
anorganik, hidrokarbon jenuh, toluena, karbon disulfida, eter, aseton, hidrokarbon
yang mengandung klor dan isopropanol dan oktanol.(lienda Handojo,1995:178). Dan
bisa juga berawal mulai dari petroleum ringan (titik didih 40˚C) untuk memisahkan
komponen polar dari suatu campuran kemudian melangkah kepelarut yang lebih polar
seperti asam amino, karbohidrat dan lain sebagainya (Vogel,1978). Adapun beberapa
keuntungan mengunakan ekstraksi soxhlet antara lain :
Dapat digunakan dalam skala besar.
Keamanan kerja dengan alat ini lebih tinggi.
Lebih effisien tenaga karena tinggal menunggu hasil dari proses sirkulasi.
Pelarut dapat di peroleh kembali setelah proses ekstraksi selesai, sehingga dapat
digunakan kembali.
Kemurnian tinggi karena susunan alat menyebabkan proses berjalan effektif dan
beberapa pengotor.
PELARUT
Pelarut merupakan faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu
ekstraksi, adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelarut tersebut adalah,
tidak mengadakan reaksi kimia dengan zat warna yang diekstrak, memiliki daya
melarutkan yang besar, setelah proses ekstraksi, pelarut dapat dipisahkan dengan
mudah.
Bahan yang sudah diekstrak maka pelarut dapat dengan mudah dipisahkan
umumnya dengan cara mengunakan destilasi biasa (Robert, 1974:60). Disamping
syarat-syarat tersebut diatas, pemilihan pelarut yang harus diperhatikan adalah
harganya, mudah atau tidaknya cara pengunaan, dan mudah tidaknya terbakar (Adam
dan Johnsons, 1955). Kepolaran pelarut dapat ditunjukkan dari harga konstanta
dielektrikumnya, maka semakin besar harga dari konstanta dielektrikum maka akan
bersifat makin polar.
MINYAK KEMIRI
Cara ekstraksi minyak yang biasa dilakukan adalah dengan menjemur biji
kemudian dipecah dengan tangan dan daging dikeluarkan dengan alat yang runcing.
Dengan pengepresan dingin (cold press) dihasilkan minyak berwarna kuning, sedang
pengepresan panas akan menghasilkan minyak yang berwarna kuning sampai coklat.
Kemiri yang akan diekstrak harus digerus dulu hingga halus, karena untuk
mempermudah ,minyak nabati yang ada dalam buah kemiri terekstrak oleh pelarut
yang digunakan. Ini berhubungan dengan ukuran partikel yang semakin kecil
sehingga memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah terekstrak. Pelarut yang
biasa digunakan dalam proses ekstraksi adalah eter. Eter digunakan sebagai pelarut
karena memiliki tingkat kepolaran yang relatif sama dengan minyak yang akan
diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa nonpolar.
Kompos1s1 Kimia Biji Dan Minyak Kemiri
Biji Kemiri
Setiap 100 gram daging biji kemiri mengandung 636 kalori. 19 gram protein, 63
gram lemak, 8 gram karbohidrat, 80 mg gram kalsium. 200 mgram fosfor, 2
mgram besi, 0,06 mgram vitamin B, 7 gram air.
Minyak Kemiri
Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 persen, dan kadar minyak
dalam tempurung sebesar 60 persen.
Komposisi Kimia Minyak Kemiri
Asam Lemak Jumlah (%)
Asam lemak jenuh -
Asam palmintat 55
Asam stearat 6,7
Asam lemak tak jenuh -
Asam oleat 10,5
Asam linoleat 48,5
Asam linolenat 28,5
Sifat Fisik dan Kimia
Tabel Karakteristik Minyak Kemiri
Karakteristik Nilai
Bilangan penyabunan 188-202
Bilangan asam 6,3-8
Bilangan iod 136-167
Bilangan thiocynogen 97-107
Bilangan hidroksil Tidak ada
Bilangan Reichert Meissl 0,1-0,8
Bilangan polenske Tidak ada
Indeks bias pada 25°C 1,473-1,479
Komponen tidak tersabunkan 0,3-1%
Bobot jenis pada 15°C 0,924-0,929
Kegunaan Minyak Kemiri
Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu dalam jumlah yang relatif
kecil. Minyak kemiri tidak dapat dicerna karena bersifat laksatif dan biasanya
digunakan sebagai bahan dasar cat atau pernis, tinta cetak dan pembuatan sabun atau
sebagai pengawet kayu. Minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak rambut dan
sebagai bahan pembatik, dan juga untuk penerangan. Minyak kemiri mempunyai
sifat-sifat khusus, dimana minyak ini mudah mengering bila dibiarkan di udara
terbuka. Oleh karena itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak pengering
dalam industri minyak dan varnish.
LEMAK
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut
dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas
yang sama dengan pelarut tersebut.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam
pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol
dan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda –beda),
yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air.
Dasar-dasar analisa lemak dan minyak
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu;
a. Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat
dalam bahan mkanan atau bahan pertanian.
b. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan
proses ekstraksinya, atau ada pemurnian lanjutan, misalnya
penjernihan(refining), penghilanganbau (deodorizing), penghilangan warna
(bleaching). Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya
dengan daya tahannya selama penyimpanan,sifat gorengnuya,baunya maupun
rasanya.tolak ukur kualitas ini adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty
acid atau FFA), angka peroksida ,tingkat ketengikan dan kadar air.
c. Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat
minyak tertentu. data ini dapat diperoleh dari angka iodinenya,angka Reichert-
Meissel,angka polenske,angka krischner,angka penyabunan, indeks refraksi
titik cair,angka kekentalan,titik percik,komposisi asam-asam lemak ,dan
sebagainya.
Analisa Lemak dan Minyak
Penentuan Sifat Lemak Minyak
Jenis-jenis lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya.
Pengujian sifat-sifat lemak dan minyak ini meliputi:
1. Penentuan angka penyabunan
2. Penentuan angka ester
3. Penentuan angka iodine
4. Penentuan angka Reichert-Meissel
Penentuan Kualitas Lemak
Faktor penentu kualitas lemak atau minyak,antara lain:
1. Penentu angka asam
2. penentu angka peroksida
3. penentuan asam thiobarbiturat(TBA)
4. penentuan kadar minyak
Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak
1. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari
lecitin
2. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu
kamar
3. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan
untuk pengujian kemurnian minyak.
4. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil0,
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon
disulfida dan pelarut halogen.
5. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang
rantai karbon
6. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi
karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian
pada kerusakan minyak atau lemak.
7. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau
minyak dengan pelarut lemak.
8. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan
minyak/lemak
9. shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari
minyak / lemak
10. slipping point digunakan untuk pengenalan minyak
Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak
1. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari
trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan
pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak
dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan
minyak tersebut.
3. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung
gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon
asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai ,
minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya
adalah minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung pada derajat
kejenuhan.
5. Pembentukan Keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
6. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada lemak atau minyak.
4. LANGKAH KERJA
1. menimbang 60 gram kemiri mengiris dan menghaluskan. Kemudian
memasukkan dalam soxhlet.
2. menyiapkan alat ekstraksi soxhlet dan kemiri yang telah dibungkus lalu
memasukkan ke dalam alat ekstaktor.
3. pada labu leher dua memasukkan etanol sebanyak 200 ml dan melakukan
ektraksi selama 3 jam.
4. kemudian mendestilasi ekstrak yang diperoleh, menampung destilat yang
terbentuk.
5. mengeringkan residu dalam oven, kemudian mengeringkan pula dalam
desikator.
6. menentukan kandungan lemak yang terbentuk.
7. melakukan analisa beberapa sifat fisika-kimia minyak (lihat prosedur umum
analisa sifat fisika dan kimia minyak).
5. DATA PENGAMATAN5.1 Pengamatan fisik ekstraksi dan distilasi
No Perlakuan Pengamatan1 23,9 kemiri diiris dan dihaluskan
lalu dimasukkan ke dalam soxletKemiri halus berwarna kuning dan berminyak
2 Selama proses ekstraksi berlangsung
Alkohol menguap dan terkondensasi selama 8 kali membawa minyak pada kemiri larutan berwaarna kuning kekeruhan
3 Selama ekstrak di distilasi Minyak beraa pada bagian bawah sebagai residu dan etanol sebgai destilat yang terkondensasi di dalam di dalam erlenmeyer
5.2 pengamatan fisik penentuan bilangan asam dan bilangan penyabunan
No Percobaan Perlakuan1 Penentuan bilangan asam Minyak kemiri + alkohol
menghasilkan warna putih keruh setelah dipanaskan minyak tetap terpisah deengan alkohol setelah di
titrasi dengan KOH berubah warna dari bening merah jambu.
2 Penentuan bilangan penyabunan Minyak tidak larut larutan putih keruh setelah didihkan muncul buih buih atau minyak telah tersabunkan setelah di titer dengan HCl warna menjadi bening.
5.3 pengamatan hasil ekstraksi minyak kemiri Berat kemiri :23,9 gram Warna minyak :kuning Berat lemak : 7,5 gram Volume lemak :9 ml Density lemak : 0,8333 gr/ml Kadar lemak : 31,38%
5.4 Pengamatan analisa bilangan asam Berat minyak : 3 gram Normalitas KOH : 0,5 gram BM KOH : 56,1 gr/ mol BM asam lemak : 282 gr/mol Jumlah ml KOH : 1 ml Bilangan asam : 9,35 Derajat asam :16,67 Kadar asam : 4,7%
5.5 Analisa bilangan penyabunan Berat minyak :4,5 GRAM Normalitas KOH :0,5 N Ml HCL : 35,7 Ml HCL titrasi blanko :41,2 ml G :28,05 gr/mol Bilangan penyabunan :51,4
6. PERHITUNGAN6.1 Pembuatan larutan
a. HCL 0,5 N 250 ml
N=
N=
N= 12,3156 Nb.KOH 0,5 N 250 ml gr = N X V X BM
= 0,5 X 250X 56,1 = 7,0125 gram
6.2 Penentuan kadar minyak kemiri yang terrbentuka.Density lemak
ρ =
ρ = = 0,8333 gr/ml
b.Kadar minyak
kadar lemak = x 100 %
=
= 31,38 %
6.3 Penentuan bilangan asama.bilangan asam
bilangan asam =
=
= 9,35B. Derajat asam
Derajat asam =
=
= 16,67 c. kadar asam
kadar asam =
=
= 4,7 %
6.4 Penentuan bilangan penyabunan a. bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan =
=
= 51,4S
4. PERTANYAAN
i. Apakah yang dimaksud dengan ekstraksi ?
Jawab :
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan yang berasal dari suatu
padatan atau cairan dengan menggunakan bantuan pelarut.
ii. Sebutkan syarat-syarat pelarut dalam ekstraksi ?
Jawab :
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelarut tersebut adalah, tidak
mengadakan reaksi kimia dengan zat warna yang diekstrak, memiliki daya
melarutkan yang besar, setelah proses ekstraksi, pelarut dapat dipisahkan
dengan mudah.
iii. Apakah yang dimaksud dengan lemak ?
Jawab :
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya.
iv. Bagaimana cara mengidentifikasi lemak ?
Jawab :
Cara mengidentifikasi lemak yaitu dengan menganalisa lemak dengan
Menentukan Sifat Lemak dan menentukan kualitas minyak, meliputi
Penentuan angka penyabunan, Penentuan angka ester. Penentuan angka
iodine, Penentuan angka Reichert-Meissel, Penentu angka asam, penentu
angka peroksida, penentuan asam thiobarbiturat (TBA), dan penentuan kadar
minyak.
v. Pada reaksi hidrolisis lemak akan membentuk zat apa ? Sebutkan !
Jawab :
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol.
vi. Apa rumus bangun lemak ?
Jawab :
7. Analisa PercobaanPercobaan pembuatan minyak kemiri dilakukan dengan proses ekstraksi yang
dalam hal ini digunakan metode ekstraksi soxhlet yaitu ekstraksi dengan bantuan pelarut yang diuapkan kemudian uap akan terkondensasi lalu hasil kondensasi akan membasahi biji kemiri yang telah dihancurkan dan mengikat lemak yang terkandung didalam kemiri. Lalu dilanjutkan dengan metode distilasi untuk memisahkan pelarut dengan lemaknya berdasarkan perbedaan titik didih atau kevolatilan suatu zat.
Pada percobaan ini biji kemiri yang digunakan digerus terlebih dahulu, agar mempermudah proses ekstraksi, ini berhubungan dengan ukuran partikel, dimana semakin kecil ukuran partikel semakin luas bidang sentuh pelarut sehingga sampel lebih mudah terekstrak. Pelarut yang digunakan etanol yang merupakan pelarut pelarut semi polar yang umumnya tingkat kepolarannya jauh berbeda dengan minyak tetapi walaupun begitu etanol dapat mengekstrak lemak dalam kemiri. Pada percobaan ini dilakukan penentuan bilangan penyabunan dan bilangan asam. Bilangan penyabunan ini menunjukkan jumlah mg KOH yang dapat menetralkan asam bebas dan menyabunkan ester dalam minyak. Bilangan penyabunan dapat digunakan untuk menentukan BM minyak secara kasar.
8. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Didapatkan minyak kemiri dengan konsentrasi kental berwarna kuning dengan berat 7,5 gr.
2. Kadar lemak didalam minyak kemiri yang diperoleh 31,38%.3. Bilangan penyabunan dan bilangan asam adalah 51,4 dan 9,35.
Daftar Pustaka
Tim Penyusun.2015. Penentuan Praktikum Satuan Proses II. Polsri. Palembang.
KC12engineer.blogspot.com/2014/08/laporan-isolasi-minyak-kemiri.html? m=1
Anonim,1997. Kandungan kimia biji kemiri.Wikipedia.org/wiki/1997/07/30/kemiri. Diakses tanggal 4 mei 2015.
Gambar Alat
Bola Karet Pipet Tetes Gelas Kimia
Pipet Ukur Pipet Volum Erlenmeyer
Labu Ukur Kaca Arloji Spatula
Hot Plate
LAPORAN TETAPSATUAN PROSES 2
Isolasi Minyak Kemiri
DISUSUN OLEH : Kelompok : 2Kelas : 4 KC
Kiki Riski Midia 0613 3040 0347Mardian 0613 3040 0349
Muhammad Farhan 0613 3040 0351Pusta Aryani 0613 3040 0353Susi Susanti 0613 3040 0358Wahyu Sisilia Deviana 0613 3040 0359
Dosen Pembimbing : Ir. Jacksen M.Amin, M.Si.
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYATEKNIK KIMIA 2015
top related