laporan hasil evaluasikinerja.ekon.go.id/evaluasi/download/deputi-bidang... · 2018-10-26 ·...
Post on 27-Jun-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN HASIL EVALUASI
ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN
PERTANIAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN TAHUN 2017
LHE-09/INS.M.EKON/10/2018
Inspektorat
H a l a m a n |1
DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................1 Ringkasan Eksekutif.......................................................................2
Bab I Pendahuluan
A. Dasar Hukum Evaluasi...........................................................4
B. Latar Belakang..................................................................4
C. Tujuan Evaluasi..................................................................5
D. Ruang Lingkup Evaluasi.........................................................5
E. Metodologi Evaluasi.............................................................6
F. Gambaran Umum Evaluatan...................................................7
G. Gambaran Umum Implementasi SAKIP.......................................8
Bab II Hasil Evaluasi
A. Evaluasi Atas Perencanaan Kinerja.........................................10
B. Evaluasi Atas Pengukuran Kinerja...........................................12
C. Evaluasi Atas Pelaporan Kinerja.............................................13
D. Evaluasi Atas Evaluasi Internal...............................................14
E. Evaluasi Atas Pencapaian Kinerja...........................................15
Bab II Penutup
A. Rekomendasi....................................................................16
B. Apresiasi.........................................................................17
H a l a m a n |2
Ringkasan Eksekutif Tim Evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) telah
melaksanakan evaluasi atas implementasi SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan
dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko
Perekonomian) Tahun 2017 sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor 4 Tahun 2018 dan Surat Tugas Inspektur Nomor ST-
81/INS.M.EKON/7/2018 tanggal 13 Juli 2018. Definisi SAKIP menurut Peraturan
Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 adalah rangkaian sistematik dari berbagai
aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan
pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan
kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan
peningkatan kinerja instansi pemerintah. Sedangkan evaluasi SAKIP adalah aktivitas
analisis yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan
permasalahan, serta pemberian solusi atas masalah yang ditemukan dalam
implementasi SAKIP tersebut. Evaluasi SAKIP merupakan bagian tidak terpisahkan
dari SAKIP itu sendiri yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana SAKIP
diimplementasikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian.
Laporan Hasil Evaluasi SAKIP ini berisi informasi tentang implementasi SAKIP di
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Tahun 2017, hasil penilaian atas
implementasi SAKIP Tahun 2017 beserta catatan hasil evaluasinya, dan rekomendasi
untuk perbaikan implementasi SAKIP. Selain itu, dalam laporan ini dijelaskan pula
ruang lingkup dan metode yang digunakan evaluator untuk menilai implementasi
SAKIP sehingga evaluatan dapat mengetahui sejauh mana evaluasi atas
implementasi SAKIP telah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil evaluasi SAKIP, nilai akhir implementasi SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Tahun Anggaran 2017 adalah 73,55 dengan kategori “BB” atau Sangat Baik dengan rincian nilai per komponen sebagai berikut:
No. Komponen Bobot Nilai 1 Perencanaan Kinerja 30% 20,11
2 Pengukuran Kinerja 25% 21,88
3 Pelaporan Kinerja 15% 13,18
4 Evaluasi Internal 10% 4,63
5 Capaian Kinerja 20% 13,75
Total Nilai 73,55
Nilai tersebut menandakan bahwa implementasi SAKIP di Deputi Bidang Koordinasi
Pangan dan Pertanian Tahun 2017 sudah akuntabel, berkinerja baik, dan memiliki
sistim kinerja yang handal. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa catatan
hasil evaluasi untuk dapat diperbaiki di periode mendatang terutama terkait sasaran
agar lebih berorientasi pada hasil dan indikator kinerja agar lebih spesifik dan
terukur, perbaikan sistim pengelolaan dan pendokumentasian data kinerja, serta
H a l a m a n |4
Bab I Pendahuluan
A. Dasar Hukum Evaluasi Berikut ini merupakan dasar hukum evaluasi SAKIP di Kemenko Ekon:
1. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Peraturan ini mengatur tentang SAKIP dan penyelenggaraanya Instansi Pemerintah yang dikoordinasikan oleh Kementerian PAN dan RB.
2. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Peraturan ini mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP di lingkungannya setiap tahun yang dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerinth (APIP).
3. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 4 Tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Atas Implementasi SAKIP di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Peraturan ini mengatur teknis, metode, kriteria penilaian, sampai pelaporan evaluasi atas implementasi SAKIP. Peraturan ini yang dijadikan panduan bagi evaluator dalam melaksanakan evaluasi dan diharapkan evaluatan juga dapat memahami kriteria – kriteria apa saja yang harus dipenuhi terkait implementasi SAKIP.
4. Surat Tugas Inspektur No ST-81/INS.M.EKON/7/2018 tanggal 13 Juli 2018 Tentang Tim Evaluasi SAKIP Eselon I Tahun 2017
B. Latar Belakang Berdasarkan Perpres Nomor 29 Tahun 2014, SAKIP didefinisikan sebagai rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan
penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,
dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban
dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan
untuk penyusunan Laporan Kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan oleh Entitas Akuntabilitas Kinerja yang ditunjuk secara berjenjang, mulai
dari tingkat unit kerja sampai dengan tingkat Kementerian.
Penguatan akuntabilitas kinerja melalui implementasi SAKIP merupakan salah satu
program yang dilaksanakan dalam rangka Reformasi Birokrasi (RB) dan merupakan
bobot yang tinggi dalam Penilaian Mandiri Pelaksanaan RB. Penguatan akuntabilitas
kinerja dilaksanakan untuk mewujudkan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari
KKN, meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi. Oleh karena itu, impelementasi SAKIP sangat penting
untuk dilaksanakan.
Sesuai Permen PAN & RB No. 12 Tahun 2015, disebutkan bahwa setiap pimpinan
instansi Pemerintah melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP di lingkungannya
setiap tahun dalam rangka memperbaiki manajemen kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja khususnya kinerja pelayanan publik di instansinya secara
H a l a m a n |5
berkelanjutan. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh APIP, yaitu Inspektorat di
Kemenko Perekonomian. Evaluasi atas implementasi SAKIP merupakan bagian tidak
terpisahkan dari SAKIP itu sendiri yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
SAKIP telah diimplementasikan dan memberikan rekomendasi yang diperlukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan implementasi SAKIP.
C. Tujuan Evaluasi Tujuan evaluasi atas implementasi SAKIP secara umum, adalah untuk:
1. Memperoleh informasi tentang implementasi SAKIP 2. Menilai tingkat implementasi SAKIP 3. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP 4. Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya, jika
ada
Berdasarkan pemahaman dan informasi yang diperoleh tentang implementasi SAKIP
dan sejauh mana hal ini diterapkan dalam unit kerja, evaluator diharapkan dapat
memberikan penilaian yang obyektif dan memberikan rekomendasi yang solutif.
D. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup evaluasi atas implementasi SAKIP, meliputi kegiatan evaluasi terhadap:
Perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja, termasuk penerapan anggaran berbasis kinerja
Pelaksanaan program dan kegiatan Pengukuran kinerja = sistem pengukuran kinerja Pelaporan kinerja = penyajian dan pengungkapan informasi kinerja Evaluasi Internal = kebijakan unit kerja terkait monitoring kinerja Pencapaian kinerja
Evaluasi atas hal – hal tersebut di atas dibatasi pada implementasi SAKIP yang dilaksanakan di masing – masing unit kerja selama Tahun 2017. Perbaikan SAKIP yang telah dan sedang dilaksanakan selama masa evaluasi tetap kami apresiasi sebagai bentuk peningkatan implementasi SAKIP dan agar dapat dipertahankankan di periode mendatang. Dalam melaksanakan evaluasi, Laporan Kinerja bukan satu-satunya informasi yang dianalisis oleh evaluator. Berbagai data, informasi dari berbagai hal dapat menjadi pendukung justifikasi evaluator dalam melakukan penilaian. Oleh karena itu, data kinerja yang berasal dari pengelolaan data kinerja dari masing – masing unit kerja menjadi penting untuk diperoleh. Komponen dan bobot penilaian atas implementasi SAKIP dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
H a l a m a n |6
E. Metodologi Evaluasi Metodologi analisis sederhana dipakai oleh evaluator untuk melakukan penilaian terhadap kriteria – kriteria dalam setiap komponen dan sub komponen evaluasi atas implementasi SAKIP. Setiap komponen dan sub komponen memiliki bobot penilaian seperti yang digambarkan dalam tabel sebelumnya. Setiap sub komponen memiliki kriteria-kriteria tertentu yang dikuantifikasikan sehingga menghasilkan nilai yang obyektif. Jumlah nilai dari pemenuhan kriteria – kriteria tersebut kemudian dibobot dan dijumlah sehingga menghasilkan total nilai evaluasi atas implementasi SAKIP. Rincian kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat dalam lampiran Permenko Nomor 4 Tahun 2018. Meskipun demikian, proses evaluasi atas implementasi SAKIP tidak dapat lepas dari justifikasi profesional evaluator.Oleh karena itu, perlu berbagai data dan informasi di luar Laporan Kinerja yang diperlukan untuk mendukung justifikasi tersebut.
H a l a m a n |7
Beberapa teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai implementasi SAKIP, diantaranya adalah:
Analisis sederhana (desk study) atas semua data kinerja Metode ini dilakukan dengan menganalisis keselarasan antara dokumen satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh kronologis informasi dan mengidentifikasi adanya kelemahan dalam sistem pengelolaan data kinerja
Wawancara Metode ini dilakukan dengan melakukan wawancara terbuka dengan beberapa pejabat yang berkepentingan terhadap data kinerja dan pengimplementasian SAKIP di unit kerjanya, termasuk kepada Kepala Sub Bidang Program dan Tata Kelola. Metode ini digunakan sebagai alat konfirmasi atas data dan informasi yang telah diperoleh sebelumnya serta untuk mengetahui sejauh mana SAKIP diimplemetasikan di masing – masing unit kerja.
Kuisioner Metode ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada semua pejabat di unit kerja masing – masing secara online untuk menggali data dan informasi yang diperlukan untuk melakukan penilaian atas implementasi SAKIP. Hasil kuisioner dapat dijadikan dasar justifikasi evaluator untuk menilai suatu kriteria.
Semua data dan informasi tersebut kemudian dituangkan dalam kertas kerja evaluasi SAKIP yang telah disediakan sesuai kriteria – kriteria yang telah ditentukan dalam Permenko Nomor 4 Tahun 2018.
F. Gambaran Umum Evaluatan Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator dan dipimpin oleh Deputi. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pangan dan pertanian. Fungsi yang dijalankan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian adalah:
1. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pangan dan pertanian;
2. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pangan dan pertanian;
3. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang ketersediaan dan stabilitas harga pangan;
4. Pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang ketersediaan dan stabilitas harga pangan;
5. Koordinasi dan sinkronisasi, perumusan dan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan komoditi orientasi ekspor;
6. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang ketersediaan sarana prasarana pangan dan pertanian;
7. Koordinasi, sinkronisasi, dan perumusan kebijakan di bidang penanggulangan kemiskinan petani;
H a l a m a n |8
8. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang pangan dan pertanian; dan
9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator. Struktur Organisasi Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi
Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian memiliki struktur organisasi sebagai
berikut.
Visi Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian :
“Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembangunan ekonomi
yang efektif dan berkelanjutan di bidang Pangan dan Pertanian”
Misi Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian :
“Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pangan dan pertanian”, dan
“Meningkatkan pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang pangan dan
pertanian”
Tujuan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian:
1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di bidang pangan dan pertanian.
2. Terwujudnya kinerja organisasi yang baik di bidang pangan dan pertanian.
G. Gambaran Umum Implementasi SAKIP Implementasi SAKIP dimulai dari proses perencanaan, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, evaluasi internal, dan capaian kinerja di Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dan berlaku secara umum di masing – masing unit
kerja dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
- 13 -
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN
DAN PERTANIAN
Asisten Deputi Pangan
Asisten Deputi
Peternakan dan
Perikanan
Asisten Deputi
Perkebunan dan Hortikultura
Asisten Deputi
Prasarana dan Sarana
Pangan dan Pertanian
Asisten Deputi Agribisnis
Bidang
Produksi dan
Distribusi Pangan
Bidang
Peternakan Bidang
Perkebunan
Bidang
Prasarana Pangan dan
Pertanian
Bidang
Pengembangan Usaha
Agribisnis
Bidang
Konsumsi dan
Cadangan Pangan
Bidang
Perikanan
Bidang
Hortikultura
Bidang
Sarana Pangan dan
Pertanian
Bidang
Kelembagaan Agribisnis
Bidang
Program dan
Tata Kelola
Kelompok Jabatan Fungsional
H a l a m a n |9
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang berisi rencana strategis selama lima (5)
tahun disusun oleh masing – masing unit kerja tingkat Eselon I sedangkan dokumen
Perjanjian Kinerja (PK) yang berisi Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Utama (IKU),
Target Kinerja, Rencana Aksi, dan Kebutuhan Dana per tahun disusun pada awal
tahun untuk Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. Pengumpulan data kinerja dan
penyusunan laporan kinerja dilakukan oleh Key Performance Indikator’s (KPIs)
Manager di masing – masing unit kerja. Kemenko Perekonomian memiliki Manual IKU
yang merupakan panduan dan rumus bagaimana IKU diukur dan sejauh mana IKU
tersebut diukur sehingga dapat ditentukan dokumen pendukung pencapaian kinerja.
Pengumpulan data kinerja secara umum diatur dalam Permenko Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Kinerja disusun oleh
masing – masing unit kerja Eselon I sesuai Permen PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
H a l a m a n |10
Bab II Hasil Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Tahun 2017, diperoleh nilai total 73,55 dengan rincian per komponen sebagai berikut:
No. Komponen Bobot Nilai
1 Perencanaan Kinerja 30% 20,11
2 Pengukuran Kinerja 25% 21,88
3 Pelaporan Kinerja 15% 13,18
4 Evaluasi Internal 10% 4,63
5 Capaian Kinerja 20% 13,75
Total Nilai 73,55
Nilai 73,55 masuk dalam kategori “BB” atau Sangat Baik yang menandakan bahwa
implementasi SAKIP di Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Tahun 2017
sudah akuntabel, berkinerja baik, dan memiliki sistem kinerja yang handal.
Meskipun demikian, masih terdapat beberapa catatan hasil evaluasi untuk dapat
diperbaiki di periode mendatang.
Evaluasi atas implementasi SAKIP secara menyeluruh dan mendalam atas mekanisme
dan sistem kinerja yang menghasilkan Laporan Kinerja adalah pertama kali
dilaksanakan tahun ini sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor 4 Tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Atas
Implementasi SAKIP di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Tahun – tahun sebelumnya, evaluator melaksanakan evaluasi sebatas pada Laporan
Kinerja saja. Keselarasan Laporan Kinerja dengan dokumen Renstra dan PK, apakah
cara pengukuran telah disajikan dalam Laporan Kinerja, Apakah semua informasi
kinerja, termasuk capaian outcome telah disajikan dalam Laporan Kinerja, dan
apakah telah ada penyajian informasi hambatan – hambatan yang dihadapi dalam
Laporan Kinerja. Hal tersebut menyebabkan nilai evaluasi Tahun 2017 tidak dapat
dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya.
A. Evaluasi atas Perencanaan Kinerja Sesuai dengan PK Tahun 2017, sasaran strategis, IKU, dan Target Kinerja Deputi
Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian adalah sebagai berikut:
H a l a m a n |11
Evaluasi atas perencanaan kinerja dilakukan terhadap sistem perencanaan kinerja
yang terdiri dari pemenuhan dokumen perencanaan berupa Renstra, PK, dan
Rencana Aksi, kemudian apakah kualitas dokumen tersebut memenuhi kriteria,
sampai implementasi atau pemanfaatan dokumen – dokumen tersebut.
Rincian nilai hasil evaluasi atas perencanaan kinerja Deputi Bidang Koordinasi
Pangan dan Pertanian Tahun 2017 per sub komponen, adalah sebagai berikut:
Sub Komponen Bobot Nilai
Perencanaan Kinerja 10% 6,56
Pemenuhan Renstra 2% 2,00
Kualitas Renstra 5% 2,81
Implementasi Renstra 3% 1,75
Perencanaan Kinerja Tahunan 20% 13,55 Pemenuhan Perencanaan Kinerja Tahunan 4% 4,00
Kualitas Perencanaan Kinerja Tahunan 10% 6,25
Implementasi Perencanaan Kinerja Tahunan 6% 3,30
Total Nilai Perencanaan Kinerja 20,11
Tabel di atas menunjukkan bahwa sub komponen pemenuhan Renstra dan
pemenuhan perencanaan kinerja tahunan memperoleh nilai penuh yang berarti
bahwa penyusunan dokumen Renstra, PK, dan Rencana Aksi telah sesuai dengan
kriteria sedangkan sub komponen lainnya masih belum memenuhi semua kriteria.
Khusus untuk Rencana Aksi, penilaian pada tahap perencanaan kinerja hanya
sebatas ada tidaknya dokumen tersebut dan komponennya sudah memenuhi.
Kualitas dan pemanfaatan Rencana Aksi akan dinilai lebih detil di tahap evaluasi
internal.
Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait perencanaan kinerja, antara lain:
1. Sasaran kinerja belum berorientasi hasil Belum tergambar isu strategis dalam sasaran strategis Eselon I sehingga belum tampak relevansinya dengan RPJMN dan peran unit kerja untuk mendukung tujuan strategis Kementerian. Redaksional sasaran kinerja Eselon I menggunakan nomenklatur kedeputian sehingga memiliki makna yang terlalu luas dan tidak tampak apa yang ingin dicapai tahun 2017.
H a l a m a n |12
2. Indikator kinerja untuk masing – masing sasaran strategis belum spesifik (specific) dan mudah diukur (measurable)
a. Indikator kinerja memberikan makna yang beragam mengenai apa yang diukur, siapa yang diukur, dan sejauh mana pengukurannya serta tidak spesifik menyebut isu tertentu atau output tertentu yang ingin dicapai.
b. Ukuran hasil rekomendasi berupa presentase tidak mudah diukur karena tidak ada batasan populasinya. Sasaran strategis pertama dan kedua lebih tepat jika menggunakan jumlah agar lebih tegas target yang ingin dicapai saat perencanaan.
Sasaran dan indikator kinerja yang belum memenuhi kriteria Specific, Measurable,
Achievable, Relevant, Timebound dan Cukup (SMART & C) menyebabkan sistem
pengukuran kinerja menjadi kurang efektif sehingga mekanisme pengelolaan dan
pendokumentasian data kinerjapun menjadi sulit untuk dilakukan secara periodik
dan berjenjang. Pada akhirnya, sistem evaluasi dan monitoring sulit untuk
dilaksanakan, terutama evaluasi atas Rencana Aksi.
B. Evaluasi atas Pengukuran Kinerja Evaluasi atas pengukuran kinerja dilakukan atas pemenuhan terhadap IKU, kualitas
IKU apakah efektif untuk mengukur kinerja, dan apakah IKU telah dimanfaatkan
sebagai penilaian dan pemantauan kinerja secara periodik dan berjenjang. Oleh
karena itu, pemenuhan kriteria SMART & C untuk indikator kinerja sangat
mempengaruhi evaluasi atas pengukuran kinerja.
Rincian nilai hasil evaluasi atas pengukuran kinerja Deputi Bidang Koordinasi Pangan
dan Pertanian Tahun 2017 per sub komponen, adalah sebagai berikut:
Sub Komponen Bobot Nilai
Pemenuhan Pengukuran 5% 4,69
Kualitas Pengukuran 12,5% 12,50
Implementasi Pengukuran 7,5% 4,69 Total Nilai Pengukuran Kinerja 21,88
Tabel di atas menunjukkan bahwa sub komponen kualitas pengukuran memperoleh
nilai penuh dan pemenuhan pengukuran memperoleh nilai mendekati penuh yang
berarti bahwa IKU yang telah ada dinilai dapat digunakan untuk mengukur kinerja
sedangkan pemenuhan IKU terkait dengan belum terpenuhinya kriteria SMART & C.
Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait pengukuran kinerja sebagai berikut:
Kemenko Perekonomian memiliki alat bantu berupa Manual IKU yang berisi cara
perhitungan/ rumus untuk mengukur IKU. KPI’s Manager selama ini sangat
bergantung pada Manual IKU dalam melaksanakan pengumpulan data kinerja.
Namun Manual IKU hanya disusun dalam rangka pembuatan laporan kinerja belum
dimanfaatkan sebagai alat bantu pengumpulan data dan pemantauan kinerja secara
periodik dan berjenjang.
H a l a m a n |13
Permenko Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perjanjian Kinerja dan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah mengatur pengumpulan data kinerja dan pihak yang bertanggungjawab untuk mengumpulkan data kinerja, yaitu KPI’s Manager. Namun dalam pelaksanaannya belum ada mekanisme yang memadai dan terstruktur bagaimana mengumpulkan, mencatat, membuat ikhtisar, dan mendokumentasikan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap kevaliditasan data kinerja secara berjenjang sehingga menyebabkan:
1. Sulit untuk menelusuri dan mengakses data bagi pihak yg berkepentingan sampai ke sumbernya secara periodik
2. Data kinerja dan rencana aksi tidak termonitor dengan baik dan kurang dimanfaatkan sebagai sarana evaluasi kinerja
Pada tahun 2018 telah ditunjuk Entitas Akuntabilitas Kinerja melalui Keputusan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 208 Tahun 2018 yang melakukan
kegiatan pencatatan, pengolahan, pengikhtisaran, dan pelaporan data kinerja.
Diharapkan implementasinya dapat segera diterapkan untuk memperbaiki
mekanisme pengelolaan data kinerja.
C. Evaluasi atas Pelaporan Kinerja Evaluasi atas pengukuran kinerja dilakukan terhadap pemenuhan terhadap Laporan
Kinerja Tahunan, penyajian informasi dalam Laporan Kinerja apakah telah
memenuhi kriteria, dan apakah Laporan Kinerja dimanfaatkan sebagai sarana
informasi untuk penilaian dan evaluasi kinerja.
Rincian nilai hasil evaluasi atas pelaporan kinerja Deputi Bidang Koordinasi Pangan
dan Pertanian Tahun 2017 per sub komponen, adalah sebagai berikut:
Sub Komponen Bobot Nilai
Pemenuhan Pelaporan 3% 2,25
Penyajian Informasi Kinerja 7,5% 6,43 Pemanfaatan Informasi Kinerja 4,5% 4,50
Total Nilai Pengukuran Kinerja 13,18
Tabel di atas menunjukkan sub komponen pemanfaatan informasi kinerja
memperoleh nilai penuh. Penilaian atas sub komponen ini murni berdasarkan hasil
kuisioner yang disebarkan ke para pejabat di unit kerja yang menyatakan bahwa
Laporan Kinerja telah dimanfaatkan sebagai sarana informasi untuk penilaian dan
evaluasi kinerja. Evaluator menilai bahwa pemanfaatan informasi kinerja
seharusnya dirasakan oleh para pejabat di unit kerja tersebut karena mereka yang
memperoleh dampaknya. Secara keseluruhan, tim evaluator menilai bahwa
komponen pelaporan kinerja merupakan komponen dalam evaluasi atas
implementasi SAKIP yang memperoleh nilai paling tinggi dibandingkan komponen –
komponen lainnya.
Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait pelaporanran kinerja adalah sebagai berikut:
1. Permenko Nomor 9 Tahun 2015 belum mengatur kapan Laporan Kinerja Eselon I disampaikan dan kepada siapa laporan tersebut diserahkan. Dalam
H a l a m a n |14
pelaksanaannya, Laporan Kinerja Eselon I baru diserahkan saat ada surat permintaan dari Biro Perencanaan untuk mengumpulkan Laporan Kinerja Tahunan dan laporan tersebut tidak diserahkan kepada Menteri sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas kinerja. Hal tersebut terjadi karena memang belum ada mekanisme yang mengatur secara spesifik hal tersebut.
2. Belum berjalan efektifnya sistem pengelolaan data kinerja secara periodik dan berjenjang sehingga data untuk menyajikan informasi yang lengkap mengenai analisis efisiensi penggunaan sumber daya tidak tersedia.
D. Evaluasi atas Evaluasi Internal Evaluasi atas evaluasi internal dilakukan untuk menilai apakah terdapat mekanisme
monitoring dan evaluasi atas kinerja secara menyeluruh, baik sisi anggaran maupun
pencapaian target IKU melalui Rencana Aksi yang telah disusun, apakah evaluasi
atas Rencana Aksi tersebut berjalan efektif, dan apakah hasil evaluasi atas Rencana
Aksi telah dimanfaatkan atau ditindaklanjuti berupa kesimpulan dan rekomendasi
untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Rincian nilai hasil evaluasi atas evaluasi internal Deputi Bidang Koordinasi Pangan
dan Pertanian Tahun 2017 per sub komponen, adalah sebagai berikut:
Sub Komponen Bobot Nilai
Pemenuhan Evaluasi 2% 2,00
Kualitas Evaluasi 5% 1,88
Pemanfaatan Evaluasi 3% 0,75
Total Nilai Pengukuran Kinerja 4,63
Tabel di atas menunjukkan bahwa sub komponen pemenuhan evaluasi memperoleh
nilai penuh yang berarti bahwa Evaluasi atas Rencana Aksi telah dilaksanakan namun
sejauh mana implementasinya dan pemanfaatannya masih belum memenuhi
kriteria.
Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait evaluasi internal
adalah sebagai berikut:
1. Monitoring atas Rencana Aksi masih sebatas realisasi anggaran. Telah ada alat monitoring kinerja baik realisasi anggaran maupun pencapaian IKU berupa aplikasi e-monev yang dikembangkan oleh Bappenas namun dalam pelaksanaannya, hanya data realisasi anggaran yang dapat diverifikasi sedangkan data atas pencapaian IKU sulit diverifikasi. Data dalam e-monev tersebut berupa monitoring dalam angka saja. bukan data evaluasi ataupun hasil evaluasi karena tidak terdapat.
2. Rencana Aksi yang telah disusun belum menunjukkan relevansi dengan pencapaian sasaran dan IKU Eselon I. Rencana Aksi hanya disusun pada tingkat Eselon II dan tidak ada Rencana Aksi atas PK Eselon I. Hal ini menyebabkan tidak ada monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja Eselon I sesuai dengan PK.
3. Rencana Aksi yang telah disusun belum dimanfaatkan secara efektif sebagai alat pemantauan dan pengendalian kinerja. Belum ada dokumen pemantauan Rencana Aksi yang berisi simpulan mengenai keberhasilan atau kegagalan
H a l a m a n |15
atas program/ kegiatan yang dievaluasi, rekomendasi perbaikan perencanaan (jika ada), serta tindak lanjut atas hasil evaluasi. Hanya ada dokumen Rencana Aksi yang dibuat saat perencanaan dan Laporan Kinerja Tahunan.
Pada Tahun 2018 telah disusun Peraturan Sekretaris Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kemenko Perekonomian yang berisi mekanisme teknis pengelolaan
SAKIP, termasuk di dalamnya mekanisme monitoring dan evaluasi yang
mengharuskan unit kerja membuat dokumen Laporan Monitoring Kinerja setiap
Triwulan. Peraturan ini diharapkan dapat segera diimplementasikan untuk perbaikan
SAKIP di tahun berjalan.
E. Evaluasi atas Capaian Kinerja Evaluasi atas capaian kinerja dilakukan dengan menilai pencapaian target,
perbandingan capaian kinerja dengan tahun lalu, dan perolehan dokumen
pendukung capaian kinerja yang disajikan dalam Laporan Kinerja, baik untuk
Outcome (Eselon I) maupun Output (Eselon II).
Rincian nilai hasil evaluasi atas capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan
Pertanian Tahun 2017 per sub komponen, adalah sebagai berikut:
Sub Komponen Bobot Nilai Kinerja Yang Dilaporkan untuk Output 5% 5,00
Kinerja Yang Dilaporkan untuk Outcome 15% 8,75
Total Nilai Pengukuran Kinerja 13,25
Nilai pada tabel berasal dari perhitungan rata - rata realisasi kinerja terhadap
target IKU tahun berjalan dan rata – rata capaian kinerja tahun berjalan
dibandingkan dengan tahun lalu untuk masing – masing, Outcome (Eselon I) maupun
Output (Eselon II). Selain itu, evaluator juga menilai pemenuhan dan kualitas dari
dokumen pendukung sebagai bukti atas capaian kinerja tahun berjalan untuk tingkat
Outcome (Eselon I) maupun Output (Eselon II).
Beberapa catatan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP terkait capaian kinerja
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan kuisioner yang telah diisi oleh semua pejabat di unit kerja masing –
masing dapat diketahui bahwa masih bervariasinya persepsi pejabat Eselon 2 sampai
dengan Eselon 4 di Kemenko Perekonomian dalam menerjemahkan bukti dokumen
pencapaian indikator dalam bentuk rekomendasi dan peraturan/kebijakan yang
telah diselesaikan maupun telah ditindaklanjuti sehingga penilaian terhadap kinerja
tersebut sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan Manual IKU tidak disosialisasikan
kepada semua pejabat di unit kerja masing – masing sehingga para pejabat yang
melaksanakan kinerja kurang paham bagaimana mengukur kinerjanya dan sampai
sejauh mana kinerja dikatakan telah tercapai.
H a l a m a n |16
Bab III Penutup
A. Rekomendasi Berdasarkan hasil evaluasi atas implementasi SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan
dan Pertanian Tahun 2017, berikut ini kami sampaikan saran dan rekomendasi untuk
perbaikan SAKIP di periode mendatang:
1. Menyusun sasaran strategis Eselon I yang berorientasi hasil dan indikator
kinerja yang lebih spesifik dengan satuan yang mudah diukur.
Sasaran strategis tidak lagi hanya menggunakan nomenklatur
kedeputian atas keasdepan masing – masing namun lebih
menggambarkan isu strategis dan berorientasi pada terwujudnya
RPJMN di tingkat Eselon I dan menurunkan ke level output di tingkat
Eselon II. Penyusunan ini harus dilaksanakan saat penyusunan rencana
anggaran unit kerja karena dokumen perencanaan kinerja bersumber
dari dokumen perencanaan anggaran.
Mengkoordinasikan perubahan sasaran dan indikator kinerja tersebut
dengan Biro Perencanaan Bagian Program dan Anggaran sebelum
pengusulan Pagu Anggaran 2020 karena indikator kinerja dalam
dokumen anggaran harus sama dengan dokumen kinerja.
2. Mengimplementasikan Kepmenko No. 208 Tahun 2018 tentang Entitas
Akuntabilitas Kinerja dan menyusun mekanisme teknisnya secara berjenjang
dan periodik termasuk teknis pendokumentasian dan penyimpanan data
kinerja sehingga data kinerja dapat ditelusuri ke sumbernya dan mudah
diakses oleh pihak yang berpentingan.
Pengelolaan data kinerja secara berjenjang akan sangat membantu KPI’s
Manager dalam hal pelaporan kinerja secara periodik dan mendorong
pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas Rencana Aksi. Hasil akhir dari
mekanisme ini adalah Laporan Kinerja tepat waktu dan penyajian data dan
informasi yang valid.
3. Mengimplementasikan Persesmenko Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kemenko Perekonomian.
Peraturan tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pihak –
pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan SAKIP, terutama
Entitas Akuntabilitas Kinerja dalam melaksanakan tugasnya.
Peraturan ini mengharuskan adanya dokumentasi berupa Laporan
Monitoring Kinerja setiap Triwulan yang berisi pelakanaan monitoring
dan hasil monitoring dan evaluasi, termasuk kendala yang dihadapi,
penyimpangan terhadap target, dan kesimpulan sehingga mendorong
pelaksanaan evaluasi secara periodik.
Monitoring atas kinerja tersebut harus mendukung monitoring dan
evaluasi atas Rencana Aksi yang telah disusun saat perencanaan dan
dapat menunjukkan dinamisasi pelaksanaan kinerja terhadap target
H a l a m a n |17
yang ditetapkan dalam PK dan dilampiri data kinerja yang memadai
yang merupakan hasil mekanisme pengolahan data secara periodik.
Hal ini dapat menjadi dokumen pendukung bagi pihak eksternal untuk
melihat keunikan Kemenko Perekonomian dibandingkan dengan
Kementerian teknis lainnya.
4. Memanfaatkan Manual IKU secara efektif sebagai alat bantu pengukuran
kinerja.
Hal ini dilakukan dengan membuat kesepakatan antas semua Pejabat
di unit kerja masing – masing tentang identifikasi IKU dan bagaimana
IKU tersebut diukur, sejauh mana diukur di tiap tingkatan Eselon, dan
dokumen apa yang dijadikan bukti dukung capaian IKU tersebut.
Mengkoordinasikan manual IKU tersebut dengan Biro Perencanaan
Bagian Fasilitasi Penguatan Kinerja untuk dielaborasi dan dibahas
bersama agar tidak terjadi anomali pengukuran kinerja antar unit
kerja di Kemenko Perekonomian karena idealnya kinerja antar unit
kerja dapat dibandingkan, terutama untuk unit kerja teknis
(Kedeputian).
B. Apresiasi Selama melaksanakan evaluasi atas implementasi SAKIP Tahun 2017, tim evaluator
telah melihat perbaikan – perbaikan dan praktik baik yang telah dilaksanakan
sampai dengan proses evaluasi berakhir, diantaranya adalah:
1. Penyusunan Renstra telah sesuai dengan Permen PPN/ Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015 – 2016
2. Penyusunan Laporan Kinerja telah mengikuti Permen PAN & RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
3. Sasaran kinerja tingkat Eselon II sudah spesifik dan terukur namun indikatornya kurang terukur karena dalam satuan presentase
4. Telah ada upaya perbaikan melalui pembahasan Penajaman Rencana Strategis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015-2019
5. Penyusunan Manual IKU sangat membantu dalam hal pengukuran sasaran dan indikator kinerja
6. Penyusunan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 208 Tahun 2018 tentang Entitas Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
7. Penyusunan Peraturan Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 1 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kemenko Perekonomian
Diharapkan hal – hal tersebut dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan
pelaksanaannya di periode mendatang.
Y/T NILAI
67.04% 20.11I. PERENCANAAN STRATEGIS (10%) 65.63% 6.56
a. PEMENUHAN RENSTRA (2%) 100.00% 2.001 Renstra telah disusun y 1 0.222 Renstra telah memuat tujuan y 1 0.22
3 Tujuan yang ditetapkan telah dilengkapi dengan ukuran keberhasilan (indikator) a 1 0.22
4 Tujuan telah disertai target keberhasilannya a 1 0.225 Dokumen Renstra telah memuat sasaran y 1 0.226 Dokumen Renstra telah memuat indikator kinerja sasaran a 1 0.227 Dokumen Renstra telah memuat target tahunan a 1 0.228 Renstra telah menyajikan IKU a 1 0.229 Renstra telah dipublikasikan y 1 0.22
b. KUALITAS RENSTRA (5%) 56.25% 2.8110 Tujuan telah berorientasi hasil a 1 0.63
11 Ukuran keberhasilan (indikator) tujuan (outcome) telah memenuhi kriteria ukuran keberhasilan yang baik c 0.5 0.31
12 Sasaran telah berorientasi hasil c 0.5 0.31
13 Indikator kinerja sasaran (outcome dan output) telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik c 0.5 0.31
14 Target kinerja ditetapkan dengan baik c 0.5 0.31
15 Program/kegiatan merupakan cara untuk mencapai tujuan/sasaran/hasil program/ hasil kegiatan c 0.5 0.31
16 Dokumen Renstra telah selaras dengan Dokumen RPJMN c 0.5 0.31
17 Dokumen Renstra telah menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan c 0.5 0.31
c. IMPLEMENTASI RENSTRA (3%) 58.33% 1.75
18 Dokumen Renstra digunakan sebagai acuan penyusunan dokumen rencana kinerja tahunan a 1 1.00
19 Target jangka menengah dalam Renstra telah dimonitor pencapaiannya sampai dengan tahun berjalan d 0.25 0.25
20 Dokumen Renstra telah direviu secara berkala c 0.5 0.50
II. PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (20%) 67.75% 13.55
a. PEMENUHAN PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (4%) 100.00% 4.00
1 Dokumen perencanaan kinerja tahunan telah disusun y 1 1.002 Perjanjian Kinerja (PK) telah disusun y 1 1.003 PK telah menyajikan IKU a 1 1.004 PK telah dipublikasikan y 1 1.00
b. KUALITAS PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (10%) 62.50% 6.25
5 Sasaran telah berorientasi hasil c 0.5 0.50
6 Indikator kinerja sasaran dan hasil program (outcome) telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik c 0.5 0.50
7 Target kinerja ditetapkan dengan baik c 0.5 0.508 Kegiatan merupakan cara untuk mencapai sasaran c 0.5 0.50
9 Dokumen rencana kinerja tahunan telah selaras dengan dokumen pengajuan anggaran a 1 1.00
A. PERENCANAAN KINERJA (30%)
NO KOMPONEN/SUB KOMPONEN UNIT KERJA TOTAL
KERTAS KERJA REKAP PENILAIANDEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TAHUN ANGGARAN 2017
10 Dokumen PK telah selaras dengan RPJMN/Renstra c 0.5 0.50
11 Dokumen PK telah menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugas fungsi) d 0.25 0.25
12 Rencana Aksi atas Kinerja sudah ada y 1 1.00
13 Rencana Aksi atas Kinerja telah mencantumkan target secara periodik atas kinerja c 0.5 0.50
14Rencana Aksi atas kinerja telah mencantumkan sub kegiatan/ komponen rinci setiap periode yang akan dilakukan dalam rangka mencapai kinerja
y 1 1.00
c. IMPLEMENTASI PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (6%) 55.00% 3.30
15 Dokumen Rencana kinerja tahunan dimanfaatkan dalam penyusunan anggaran y 1 1.20
16 Target kinerja yang diperjanjikan telah digunakan untuk mengukur keberhasilan d 0.25 0.30
17 Rencana Aksi atas Kinerja telah dimonitor pencapaiannya secara berkala c 0.5 0.60
18 Rencana Aksi telah dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan c 0.5 0.60
19 Perjanjian Kinerja telah dimanfaatkan untuk penyusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat Eselon III dan IV c 0.5 0.60
87.50% 21.88I. PEMENUHAN PENGUKURAN (5%) 93.75% 4.69
1 Telah terdapat indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran kinerja secara formal y 1 1.25
2 Telah terdapat ukuran kinerja tingkat Eselon III dan IV sebagai turunan kinerja atasannya a 1 1.25
3 Terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja b 0.75 0.944 Indikator Kinerja Utama telah dipublikasikan y 1 1.25
II. KUALITAS PENGUKURAN (12,5%) 100.00% 12.505 IKU telah memenuhi kriteria indikator yang baik a 1 2.086 IKU telah cukup untuk mengukur kinerja a 1 2.087 IKU unit kerja telah selaras dengan IKU IP a 1 2.08
8 Ukuran (Indikator) kinerja Eselon III dan IV telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik a 1 2.08
9 Indikator kinerja Eselon III dan IV telah selaras dengan indikator kinerja atasannya a 1 2.08
10 Sudah terdapat ukuran (indikator) kinerja individu yang mengacu pada IKU unit kerja organisasi/atasannya a 1 2.08
III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (7,5%) 62.50% 4.6911 Pengukuran kinerja sudah dilakukan secara berjenjang c 0.5 0.3812 Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan c 0.5 0.38
13 Pengumpulan data kinerja atas Rencana Aksi dilakukan secara berkala (bulanan/ triwulanan/semester) a 1 0.75
14 Pengukuran kinerja sudah dikembangkan menggunakan teknologi informasi t 0 0.00
15 IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran a 1 0.75
16 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaian kinerja a 1 0.75
17 Target kinerja Eselon III dan IV telah dimonitor pencapaiannya c 0.5 0.38
18Hasil pengukuran (capaian) kinerja mulai dari setingkat Eselon IV keatas telah dikaitkan dengan (dimanfaatkan sebagai dasar pemberian) reward dan punishment
a 1 0.75
19 IKU telah direviu secara berkala c 0.5 0.38
20 Pengukuran kinerja atas Rencana Aksi digunakan untuk pengendalian dan pemantauan kinerja secara berkala d 0.25 0.19
B. PENGUKURAN KINERJA (25%)
87.86% 13.18I. PEMENUHAN PELAPORAN (3%) 75.00% 2.251 Laporan Kinerja telah disusun y 1 0.752 Laporan Kinerja telah disampaikan tepat waktu t 0 0.003 Laporan Kinerja telah dipublikasikan y 1 0.75
4 Laporan Kinerja menyajikan informasi mengenai pencapaian IKU a 1 0.75
II. PENYAJIAN INFORMASI KINERJA (7,5%) 85.71% 6.43
5 Laporan Kinerja menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome a 1 1.07
6 Laporan Kinerja menyajikan informasi mengenai kinerja yang telah diperjanjikan a 1 1.07
7 Laporan Kinerja menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja a 1 1.07
8Laporan Kinerja menyajikan pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan
a 1 1.07
9 Laporan Kinerja menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya d 0.25 0.27
10 Laporan Kinerja menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian sasaran kinerja instansi a 1 1.07
11 Informasi kinerja dalam Laporan Kinerja dapat diandalkan b 0.75 0.80
III. PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA (4,5%) 100.00% 4.50
12 Informasi kinerja telah digunakan dalam pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja a 1 0.90
13 Informasi yang disajikan telah digunakan dalam perbaikan perencanaan a 1 0.90
14 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi a 1 0.90
15 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk peningkatan kinerja a 1 0.90
16 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk penilaian kinerja a 1 0.90
46.25% 4.63I. PEMENUHAN EVALUASI (2%) 100.00% 2.00
1 Terdapat pemantauan kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya y 1 0.67
2 Evaluasi program telah dilakukan y 1 0.673 Evaluasi atas pelaksanaan Rencana Aksi telah dilakukan y 1 0.67
II. KUALITAS EVALUASI (5%) 37.50% 1.88
4 Evaluasi program dilaksanakan dalam rangka menilai keberhasilan program b 0.75 0.63
5Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan perencanaan kinerja yang dapat dilaksanakan
d 0.25 0.21
6 Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan d 0.25 0.21
7 Pemantauan Rencana Aksi dilaksanakan dalam rangka mengendalikan kinerja c 0.5 0.42
8 Pemantauan Rencana Aksi telah memberikan alternatif perbaikan yang dapat dilaksanakan d 0.25 0.21
9 Hasil evaluasi Rencana Aksi telah menunjukkan perbaikan setiap periode d 0.25 0.21
D. EVALUASI INTERNAL (10%)
C. PELAPORAN KINERJA (15%)
III. PEMANFAATAN EVALUASI (3%) 25.00% 0.75
10 Hasil evaluasi program telah ditindaklanjuti untuk perbaikan pelaksanaan program di masa yang akan datang d 0.25 0.38
11 Hasil evaluasi Rencana Aksi telah ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-langkah nyata d 0.25 0.38
68.75% 13.75KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5%) 75.00% 5.00
1 Target dapat dicapai b 0.75 3.752 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya c 0.5 1.253 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan N/A
KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME) (15%) 58.33% 8.754 Target dapat dicapai b 0.75 3.755 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya d 0.25 1.256 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan b 0.75 3.75
73.54% 73.54
E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI (20%)
HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA (100%)
top related