laporan chem 3
Post on 14-Aug-2015
22 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan bertambah banyaknya
kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin besar pula terjadinya masalah-masalah
pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, secara alamiah, alam mampu mendaur ulang
berbagai jenis limbah yang dihasilkan oleh makhluk hidup, namun bila konsentrasi limbah
yang dihasilkan sudah tak sebanding lagi dengan laju proses daur ulang maka akan terjadi
pencemaran. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia
adalah pencemaran udara. Pencemaran udara ini menimbulkan berbagai dampak negatif
bagi kehidupan di muka bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon adalah salah satu dampak
yang harus diwaspadai karena ini berarti menyangkut lestarinya keanekaragaman hayati,
kelangsungan makhluk hidup di bumi dan keberadaan bumi itu sendiri.
BAB II
HASIL DISKUSI
SKENARIO PBL 3
A. Informasi
“OUTDOOR AIR POLLUTION”
Recent research by Dockery and colleagues has evaluated the effects of air
pollution on mortality, while controlling for other individual risks. The study controlled for
individual risks including demographics, smoking, educational level, age, average body
mass index, job exposure to dust or fumes, and environmental factors other than ambient
air pollution. The results of this study suggest that, of the factors considered, mortality rate
were most strongly associated with cigarette smoking. However, after adjusting for
smoking and other risk factors, a statistically significant, although weak, association
between air pollution and mortality was documented. Air pollution was positively
associated with death from lung cancer and cardiopulmonary disease.
HASIL DISKUSI PBL 3.1
A. Penjelasan Istilah
1. Polusi :
Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4
tahun 1982, pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya..
Menurut Kumar : pencemaran udara adalah adanya bahan polutan
dalam atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu
keseimbangan dinamik di atmosfer dan mempunyai efek bagi manusia
dan lingkungannya.
Polutan adalah suatu zat atau bahan yang kadarnya melebihi ambang
batas serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga
merupakan bahan pencemar lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu,
panas dan suara. Polutan tersebut dapat menyebabkan lingkungan
menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya
malah merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. Mortality :
Rasio kematian yang terjadi terhadap kematian yang
diperkirakan
3. Ambient :
Mengelilingi atau mencakup umum
Wahana transmisi
4. Kanker paru-paru :
semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal
dari paru sendiri (primer) atau penyebaran (metastasis) tumor dari organ
lain. Definisi khusus untuk kanker paru primer yakni tumor ganas yang
berasal dari epitel (jaringan sel) saluran napas atau bronkus.
5. Cardiopulmonary disease :
Suatu keadaan timbulnya pembesaran ventrikel kanan tanpa atau
dengan gagal jantung yang diakibatkan dari penyerangan pada
struktur atau fungsi paru atau pembuluh darahnya.
6. Body mass index :
Alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap
penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko
terhadap penyakit degeneratif.
Keterangan :
<17 = kurus
17-26= gizi cukup
26-28=gizi lebih
>28=obesitas
7. Fumes :
Emisi kendaraan atau gas buang sisa hasil bahan bakar di dalam
mesin pembakaran dalam, luar dan mesin yang dikeluarkan
melalui system pembuangan mesin, komposisinya adalah H2O,
CO, CO2, NO.
B. Analisis Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemar udara primer dan sekunder?
2. Apa yang dimaksud dengan bahan pencemar udara alami dan buatan?
3. Zat-zat apa saja yang terkandung di dalam udara itu sendiri?
4. Apa saja zat-zat yang berbahaya, sumbernya, dan dampaknya?
5. Bagaimana peraturan daerah yang mengatur tentang Pengendalian
Pencemaran Udara?
6. Apa saja jenis-jenis pencemaran udara?
C. Penyelesaian Masalah
1. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung
dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh
dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer.
2. Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat
mencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami,
sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia disebut bahan
pencemar buatan, antara lain, transportasi ammonia, pembakaran sampah,
masak, kebocoran tangki klor, timbulan gas metana dari tempat
pembuangan akhir sampah.
3. Zat-zat yang terkandung di dalam udara antara lain 78% nitrogen, 21%
oksigen, 1% uap air, karbon dioksida dan gas-gas lain.
4. Antara lain,
a. CO (karbon monoksida)
Gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, diproduksi dari
segala proses pembakaran tidak sempurna.
80% berasal dari asap kendaraan bermotor
10 ppm mengakibatkan pusing-pusing, 250 ppm
mengakibatkan rasa sesak nafas dan pingsan, 750 ppm
mengakibatkan kematian.
b. NOx (nitrogen oksida)
Spesies dalam atmosfir adalah NO, NO2, ataupun N2O.
Diudara NO akan berubah menjadi NO2.
Diproduksi oleh aktifitas bakteri, pembakaran kendaraan
bermotor, produksi energy dan pembuangan sampah.
Konsentrasi NO2 antara 50-100 ppm menyebabkan
peradangan paru-paru, 150-200 ppm menyebabkan
pemampatan bronchioli, > 500 ppm dapat mengakibatkan
kematian.
c. PM10
(debu berukuran < 10 mikron).
Sumber berasal dari pembakaran batubara yang tidak
sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dan butiran-
butiran tar, emisi kendaraan bermotor, pembakaran sampah
domestik dan sampah komersial.
Dampak terhadap kesehatan : terutama debu berukuran 0.1
mikron s/d 10 mikron. Debu berukuran 5 mikron akan
mengendap di alveoli, > 5 mikron mengganggu saluran
pernafasan bagian atas.
d. Oksidan fotokimia (O3)
Meliputi : ozon, nitrogen dioksida dan peroksiasetilnitrat,
karena 90% terdapat dalam bentuk ozon maka hasil
dinyatakan sebagai kadar ozon.
e. Hidrokarbon (HC)
Bentuk : gas, cairan maupun padat.
Sumber : industri plastik, resin, zat warna, pestisida dan
pemrosessan karet, serta sarana transportasi akibat mesin
yang kurang baik.
Dampak terhadap kesehatan : akan bereaksi di udara dengan
bahan lain dan membentuk ikatan Polycyclic Aromatic
Hidrocarbon (PAH) yang dapat menimbulkan kanker.
f. Khlorin
Meliputi : asam hipokhlorit (HOCl) dan garan hipoklorit
(OCl). Gas khlorin adalah gas berwarna hijau dengan bau
yang sangat menyengat.
Sumber : industri plastik, insektisida, herbisida, pemutih,
pemrosesan sellulosa, industri kertas, pabrik pencucin tekstil
dan desinfektan untuk minum dan kolam renang.
Dampak terhadap kesehatan : bau yang menyengat, iritasi
mata, edema paru, emphysema, radang paru.
g. Timah hitam (Pb)
Sumber : bahan bakar kendaraan bermotor, industri besi dan
baja, peleburan tembaga, pembakaran batubara, pipa air
yang mengandung Pb, cat rumah.
Dampak terhadap kesehatan : akut : sakit perut, muntah,
diare akut, kronik : nafsu makan hilang, konstipasi, lelah,
sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang,
gangguan penglihatan.
5. Kritera udara bersih dan tercemar
No Parameter Udara Bersih Udara Tercemar
1 Bahan partikel 0,01-0,02 mg/m3 0,07-o,7 mg/m3
2 SO2 0,03-0,02 ppm 0,02-2 ppm
3 CO < 1 ppm 5-200 ppm
4 NO2 0,003-0,02 ppm 0,02-0,1 ppm
5 CO2 310-330 ppm 350-700 ppm
6 Hidrokarbon < 1 ppm 1-20 ppm
6. Perda tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
NOMOR 2 TAHUN 2005
TENTANG
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
Menimbang :
a. bahwa pencemaran udara di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah mencapai
tingkat yang memprihatinkan sehingga menyebabkan turunnya kualitas udara dan daya
dukung lingkungan;
b. bahwa zat, energi dan/atau komponen lain sebagai hasil sampingan maupun limbah
suatu kegiatan dapat menimbulkan turunnya mutu/kualitas lingkungan hidup yang
akhirnya dapat mengakibatkan pencemaran udara;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a dan b, serta dalam upaya
memelihara dan menjaga kualitas lingkungan, khususnya udara perlu menetapkan
Pengendalian Pencemaran Udara dengan Peraturan Daerah.
7. Jenis-jenis pencemaran udara :
a) Menurut Bentuk : gas, partikel
b) Menurut Tempat : ruangan (indoor), udara bebas (outdoor)
c) Gangguan Kesehatan : iritansia, asfiksia, anetesia, toksis
d) Menurut Asal : primer, sekunder
Keterangan :
Irintasia. Polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan infeksi
saluran pernapasan bagian atas
Asfiksia. Berkurangnya kemampuan darah untuk mengikat oksigen, sehingga
oksigen dalam darah berkurang.
Anestesia. Bersifat menekan susunan syaraf pusat, sehingga dapat mengakibatkan
kehilangan kesadaran
Toksis. Menimbulkan gangguan padasistem pembuatan darah atau keracunan
terhadap susunan syaraf pusat.
Primer. Yaitu polutan yang bentuk dan komposisinya sama ketika dipancarkan.
Sekunder. Yaitu polutan yang kadang kala bereaksi dengan polutan yang lain
sehingga membentuk polutan yang baru,yang lebih membahayakan dengan
maupun tanpa katalisator.
D. Sasaran Belajar
1. Bagaimanakah transmisi dari zat ozon ke tubuh kita dan berapakah
konsentrasi atau kadar ozon yang bisa membuat kerusakan pada fungsi
tubuh kita?
2. Apa saja komponen kandungan dari rokok itu dan bagaimanakah efek bagi
orang yang addicted?
3. Bagaimanakah kemampuan afinitas hemoglobin orang yang addicted
terhadap karbondioksida dan oksigen?
4. Penyakit apa saja yang disebabkan oleh rokok?
5. Bagaimanakah mekanisme perokok pasif dan mengapa perokok pasif
cenderung lebih mudah terserang kanker daripada perokok aktif?
6. Apakah dengan fitness dan mengomsumsi antioksidan dapat meminimalkan
dampak dari rokok itu sendiri?
7. Bagaimana cara mengukur kadar zat-zat yang berbahaya dan apa saja
indikatornya?
8. Bagaimana upaya preventif pencemaran udara mulai dari upaya pencegahan
dini sampai ke tahap lanjut?
9. Berapakah angka mortalitas di Indonesia akibat pencemaran udara?
E. Hasil Diskusi Sasaran Belajar
1. Konsentrasi Ozone :
a. 0,3 ppm selama 8 jam menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.
b. 0,3 ppm – 1 ppm selama 3 menit sampai 2 jam menyebabkan reaksi
tercekik, batuk dan kelesuan.
c. 1,5 ppm – 2 ppm selama 2 jam menyebabkan sakit mata, batuk-batuk, sakit
kepala, sesak napas susah menghirup napas dalam dan panjang, hilangnya
keseimbangan.
d. 3 ppm menyebabkan pusing berat dan hilangnya koordinasi.
e. 9 ppm menyebabkan endema pulmonary (bengkak disertai meningkatnya
volume cairan di luar sel dan di luar pembuluh darah pada paru-paru)
Paparan Ozon terhadap manusia, seseorang yang berpotensi tinggi
terpapar polusi ozon adalah :
a.Orang dengan aktivitas fisik di luar rumah yang sering menghirup udara yang
telah tercemar ozon.
b. Selain itu diperparah untuk orang dengan berpenyakit asma atau gangguan
pernapasan.
c. Seseorang yang telah menghirup udara yang tercemar ozon akan mengalami
keluhan :
Batuk
Iritasi tenggorokan
Rasa tidak nyaman pada dada
2. Kandungan Side stream smoke :
a. Dari 4000 bahan kimia yang terkandung dari asap rokok, pada asap
sampingan ( side stream smoke) 200 diantaranya merupakan toksik, 43 lainnya
merupakan pemicu kanker.
b. Mengandung CO 5 kali lebih besar.
c. Mengandung benzopyrene (pemicu kanker) 3 kali lebih besar.
d. Mengandung ammonia 50 kali lebih banyak.
Efek addicted dari rokok :
Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak.
Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area
(VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di
nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan
perasaan tengan dan nyaman. Tak heran bila para perokok kembali merokok
untuk mencari rasa nyaman tersebut. Bila perokok mulai mengurangi atau
berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang dan pelepasan dopamin juga
berkurang, akibatnya timbul gejala putus obat berupa iritabilitas dan stress.
3. Ikatan CO dengan hemoglobin darah (karboksihemoglobin-HbCO) yang
ternyata jauh lebih stabil dari pada ikatan oksigen dengan hemoglobin darah
(oksihemoglobin-HbO2). Kestabilan HbCO sekitar 140 kali kestabilan HbO2, hal
ini menyebabkan Hb darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan
menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu. Keadaan
ini akan terus dipertahankan darah yang telah terbiasa mengikat CO meskipun
kadar CO kurang dari 100 ppm, untuk mencapai titik ekuilibrium HbCO.
4. Resiko penyakit akibat rokok :
Kanker paru-paru, mulut, tenggorokan
Kanker esophagus
Kanker kandung kemih
Serangan jantung
Angina : nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada
jantung
Asma
Alergi
5. Perokok pasif memiliki resiko terkena penyakit lebih besar ketimbang
perokok aktif. Karena perokok aktif menghirup rokok melalui filter, sednagkan
perokok pasif tidak. Kemudian, asap rokok yang dihembuskan perokok aktif dapat
memicu kanker 3x lebih kuat.
6. Konsumsi antioksidan dan fitness tidak ada hubungannya dengan mengurangi
dampak merokok. Karena belum pernah ada penelitian seperti itu. Hal tersebut
hanya berguna bagi daya tahan tubuh saja.
7. A. Cara mengukur zat pencemar di udara :
Alat pemantau otomatis
Dengan pemantauan kualitas udara ambien yaitu dengan cara
mengoperasikan jaringan pemantau kontinu otomatis di 10 kota yang
memantau konsentrasi CO, SO2, NOx,O3, dan debu. alat ini
menggunakan light atteniation ( pelemahan kekuatan atau amplitudo
sinyal yang ditransmisikan ketika sinyal tersebut bergerak menjauhi
titik asalnya) seperti inframerah atau reaksi fotokimia antara polutan
dan pengkatalis yang kemudian dikorespondensikan dengan tingkat
pencemaran.
Keuntungan : dapat mengukur pencemaran udara secara kuantitatif dan
kualitatif
Kekurangan : biaya yang digunakan sangat mahal
Biomonitoring
Menggunakan respon biologi secara sistematik untuk mengukur dan
mengevaluasi perubahan dalam lingkungan dengan menggunakan
bioindikator. Bioindikator adalah organisme atau respon biologis yang
menunjukkan masuknya zat tertentu dalam lingkungan. Bioindikator
yang digunakan adalah lichen atau lumut kerak, ini dipilih karena lichen
memiliki ciri tidak bisa hidup di daerah yang udaranya tercemar.
Metode yang digunakan adalah dengan membuat peta penyebaran lumut
kerak. Jika ada pencemaran udara maka akan berubah morfologi,
fisiologi, genetik, dan kemampuan mengakumulasi zat pencemar.
Keuntungan : membutuhkan biaya yang tidak mahal, daerahh jangkauan
penelitiannya lebih luas ke daerah – daerah.
Kekurangan : hanya dapat mengukur pencemaran udara secara
kualitatif, apabila akan mengetahui secara kuantitatif membutuhkan
biaya yang sangat mahal
Sampling udara
Dengan membagi daerah sampling :
A: daerah ambien (daerah tempat pemukiman)
B: daerah tempat kerja
C: daerah sumber pencemar
Pengambilan suatu contoh udara pada tempat-tempat tertentu yang
diharapkan konsentrasi zat pencemar dapat mewakili daerah secara
keseluruhan.
Alat: - peralatan impinger untuk sampling gas-gas HVAS untuk
partikulat di udara.
- CO meter portable untuk kadar CO di udara.
B. Indikator Udara Tercemar
Pepohonan yang di permukaan batangnya dihinggapi alga
tertentu, berarti di sekitarnya sudah tidak bersih lagi.
Lingkungan yang tingkat polusinya tinggi, tidak akan ada
kunang-kunang yang hidup karena kunang-kunang sensitif udara
tercemar.
Terjadinya hujan asam, butir-butir air hujan akan membentuk
asam sulfat dan asam nitrat yang menjadikan pH air hujan kurang
dari 5,6 dan dapat merusak tanaman.
Banyak asap kendaraan.
Udara sekitar pabrik/industri yang mengeluarkan asap tebal dan
hitam.
Debu berterbangan
Bau busuk sampah
Asap pembakaran sampah
Asap saat memasak
8. Upaya penanggulangan pencemaran udara
Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif)
yang dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang
dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.
1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan
masyarakat.
3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
4. tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
5. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi
penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.
6. tidak merokok di dalam ruangan.
7.menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
8. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
9. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
10. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara
sembarangan.
11. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam
penyemprotan ruang.
12. menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.
13. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
14. mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.
Usaha kuratif (sesudah pencemaran) :
Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan
beberapa usaha untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
1. merawat korban pencemaran.
2. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansi-instansi untuk
membersihkan lingkungan dari polutan.
3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai
tempat/pabrik daur ulang.
4. menggunakan penyaring pada cerobong-cerobong di kilang minyak
atau pabrik yang menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran
udara.
5. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau
teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan setelah adanya
musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya menemukan
bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).
9. Angka kematian perokok di Indonesia
Dari data Lembaga Demografi UI, pada tahun 2008 jumlah perokok di
Jakarta tiga juta orang atau 35 % dari jumlah penduduk Jakarta. Sejumlah
1172 orang meninggal setiap harinya atau dapat dikatakan angka kematian
akibat rokok adalah 4000 orang per tahun. Perkiraan pada tahun 2030 angka
kematian perokok di Indonesia akan meningkat menjadi 8 juta orang per
tahunnya.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2009.
www.hsph.harvard.edu/faculty/douglas-dockery/
www.wrongdiagnosis.com/medical/cardiopulmonary-disease.htm
Terjadinya Pencemaran Udara dan Penanggulanganya
http://www.blogpribadi.com/2009/07/terjadinya-pencemaran-udara-dan.html
Dampak dan upaya penaggulangan pencemaran udara oleh Indah Kastiyowati, ST
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?mnorutisi=8&vnomor=7
http://www.kankerparu.org/main/index.php?
option=com_content&task=view&id=19&Itemid=33
http://www.chem-is-try.org/artikel-kimia/teknologi-tepatguna/teknik-sampling-
kualitas-udara/
http://www.antirokok.or.id/product_index.htm
Lichens And People. For a Bibliographical Database of the Human Uses of
Lichens. http://www.lichen.com
top related