laporan akhir desentralisasi/ penelitian unggulan...
Post on 06-Mar-2019
277 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKHIR
Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
Urgensi Sertifikasi Kelembagaan Asuransi Syariah (Takaful) Dalam Rangka Perlindungan
Hukum Nasabah
Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun
Dr. Lastuti Abubakar, S.H.,M.H (0016096208)
Dr. Kartikasari, S.H.,M.H (0013046003)
Tri Handayani, S.H.,M.H (0002128103)
C. Sukmadilaga S.E., MBA (0001018003)
Dibiayai oleh :
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian dan Kebudayaan
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian
Nomor: 203/SP2H/PL/DIT.TIABMAS/V/2013
Tanggal: 13 Mei 2013
UNIVERSITAS PADJADJARAN
November 2013
2
3
DAFTAR ISI
RINGKASAN i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL xix DAFTAR GAMBAR xx 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1 1.2. Identifikasi Masalah 2
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Asuransi Syariah (Takaful) 5
2.1.1. Pengertian dan Unsur‐Unsur Asuransi Syariah (Takaful) 28 2.1.2. Perkembangan Asuransi Syariah (Takaful) 31 2.1.3. Beberapa Prinsip dalam Akad Asuransi Syariah (Takaful) 34 2.1.4. Dana Takaful Merupakan Donasi 35 2.1.5. Implementasi Mutual Cooperation 36
2.2. Perbedaan Konsep Dasar antara Asuransi Syariah (Takaful) dan Asuransi Konvensional 27 2.2.1. Asuransi Dalam Perspektif Syariah 30 2.2.2. Beberapa Perbedaan dalam Mekanisme Asuransi Syariah dan
Asuransi Konvensional 35 2.3. Regulasi Asuransi Syariah di Indonesia 40
2.3.1. Otorisasi Jasa Keuangan 40 2.3.2. Perusahaan Penyelenggara Takaful 45 2.3.3. Standar Kontrak sebagai dasar hokum antar perusahaan dan
Partisipan 45 2.3.4. Asas‐Asas Dalam Akad 50 2.3.5. Syarat Sah nya Perjanjian 50
3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian 43 3.2. Manfaat Penelitian 52
4. METODE PENELITIAN
4.1. Spesifikasi Penelitian 67 4.2. Metode Pendekatan 70 4.3. Tahapan Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 72
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 92 5.1.1. Praktik Sertifikasi Kelembagaan Perusahaan Takaful Indonesia 92 5.1.2. Praktik Sertifikasi Kelembagaan Perusahaan Takaful Malaysia 100
5.2. Pembahasan 104 5.2.1. Penggunaan Kontrak Standar Asuransi Syariah 104 5.2.2. Sertifikasi Kelembagaan Takaful 110 5.2.3. Lembaga Independen Yang Memiliki Kewenangan memberikan
Sertifikasi 110 5.2.4. Pengawasan dan Penegakan Hukum 123 5.2.5. Perbandingan Praktik Sertifikasi Kelembagaan Takaful di Indonesia
4
Dan Malaysia 123 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1. Rencana Penelitian Berikutnya 134 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan 161 7.2. Saran 146
REFERENSI
5
DAFTAR TABEL
Gambar 5.1 Model Akad Wakalah 1 ii Gambar 5.2 Model Akad Wakalah2 xix Gambar 5.3 Pure Cooperative Model Takaful xx Gambar 5.4 Basic Mudarabah Operational Takaful xx Gambar 5.5 Basic Wakalah Operational Takaful xx Gambar 5.6 Model Regulasi Takaful xx Gambar 5.7 Lingkup Sertifikasi Kelembagaan Takaful xx
6
URGENSI SERTIFIKASI ASURANSI SYARIAH (TAKAFUL) DALAM
RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP NASABAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan asuransi Syariah (Takaful) di Indonesia ditandai dengan
kehadiran PT Syarikat Takaful Indonesia pada tanggal 24 Februari 1994 yang
dibentuk atas prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang
dipromotori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) sebagai cikal bakal
berdirinya asuransi berbasis syariah. Seiring dengan perubahan regulasi di bidang
asuransi, asuransi syariah (takaful) berkembang berdampingan dengan perusahaan
asuransi konvensional yang semula menjadi satu-satunya model bisnis asuransi di
Indonesia. Kebutuhan akan alternatif jasa asuransi ini dirasakan sebagai suatu
kebutuhan mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, sehingga perlu
diakomodasikan ketersediaan entitas dan aktivitas bisnis yang bertumpu pada prinsip-
prinsip yang Islami (syariah).
Sejak perubahan regulasi yang memungkinkan perusahaan asuransi
konvensional menyelenggarakan asuransi syariah, maka asuransi syariah (takaful)
tumbuh dan berkembang berdampingan dengan bisnis asuransi konvensional. 1
Perusahaan asuransi konvensional yang semula hanya menawarkan skema
pertanggungan konvensional pun menawarkan alternative bagi nasabahnya dengan
menyediakan pula skema asuransi berbasis syariah ini. Hal ini turut mempercepat
perkembangan pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia.
Dalam konteks ekonomi, bisnis asuransi ini menjadi bagian dari aktivitas
ekonomi di Indonesia , khususnya sebagai lembaga pembiayaan yang focus usahanya
adalah menyediakan jasa pertanggungan bagi pihak nasabah berupa pengalihan risiko
apabila terjadi kerugian yang di derita nasabah akibat kejadian di masa yang akan
datang. Risiko yang dimaksudkan dalam bisnis asuransi adalah kejadian yang tak
terduga, sehingga memungkinkan terjadinya suatu kerugian atau batalnya seluruh atau 1 Lihat Ketentuan Pasal 6 Ayat (2) PP No .39 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua PP No : 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.
7
sebagian dari suatu keuntungan yang semula diharapkan karena kejadian diluar kuasa
manusia, kesalahan sendiri atau perbuatan manusia lain. Atas jasa yang ditawarkan,
perusahaan asuransi sebagai penanggung akan memperoleh keuntungan dari premi
yang dibayarkan nasabah sesuai dengan kesepakatan. Dalam bisnis asuransi
konvensional, nasabah perusahaan asuransi diwajibkan membayar premi tetap yang
dibayarkan sesuai kesepakatan di awal perjanjian, dan selanjutnya perusahaan
asuransi akan menanggung risiko kerugian yang muncul akibat kejadian di masa yang
akan datang. Beberapa asas yang mendasari aktivitas asuransi konvensional adalah
asas perseimbangan yaitu asas perseimbangan antara risiko yang akan dialihkan
kepada penanggung dengan kerugian yang akan diderita oleh tertanggung sebagai
akibat suatu peristiwa yang tidak tentu, asas kepentingan, asas itikad baik dan asas
subrogasi. Dasar hokum yang digunakan dalam asuransi konvesional mengacu pada
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD), UU No : 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, dan
perjanjian asuransi.
Berbeda dengan asuransi konvensional, asuransi syariah (Tafakul) bertumpu
pada prinsip syariah yang melarang aktivitas bisnis berbasis bunga (riba),
ketidakpastian (gharar) dan perjudian (maysir). Oleh karena itu, dalam
mekanismenya, terdapat perbedaan dengan praktik asuransi konvensional. Pertama,
akad (perjanjian) yang menjadi dasar hubungan hukum antara para pihak dalam
asuransi syariah (takaful) digolongkan ke dalam akad tabarru atau akad non-
komersial. Tujuan akad tabarru adalah akad yang ditujukan untuk kebaikan atau
akad tolong menolong, oleh karena itu perusahaan asuransi tidak diperkenankan
menetapkan premi atau pendapatan yang bersifat tetap sebagai keuntungan
perusahaan. Perbedaan mendasar antara asuransi konvensional dengan asuransi
syariah (takaful) dapat dilihat dari asas yang mendasarinya. Beberapa asas yang
mendasari aktivitas asuransi syariah adalah : asas tolong menolong, asas persaudaraan,
asas saling bertanggung jawab, asas kemanusiaan, dan asas perlindungan.
Di sisi lain, perusahaan asuransi merupakan entitas bisnis yang juga bertujuan
mencari keuntungan, sehingga perlu dikaji , selain akad tabarru, tentunya ada akad
lain yang digunakan dalam praktik asuransi syariah yang sifatnya digolongkan ke
dalam akad tijarah (mu’awadah), yakni akad yang bertujuan komersial, dimana
perusahaan tentu bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang wajar. Keuntungan
tersebut hanya diperkenankan diperoleh dari aktivitas yang bertumpu pada profit loss
8
sharing based atau prinsip bagi hasil, fee based income (pendapatan berbasis
komisi/fee) dan margin based (pendapatan berbasis selisih harga antara harga beli dan
harga beli).
Mengacu pada metode yang digunakan untuk memperoleh keuntungan
tersebut, maka dapat dipastikan bahwa terdapat setidaknya 2 akad dalam praktik
asuransi syariah, yaitu akad tabarru dan akad tijarah. Dalam praktik asuransi takaful
di dunia saat ini, terdapat beberapa model dalam pelaksanaan bisnis asuransi yang
kemudian menjadi dominan, yakni Wakalah Model dan Mudarabah Model. Ke dua
model asuransi syariah tersebut bertumpu pada kewajiban perusahaan asuransi untuk
mengelola dana yang diserahkan para nasabah berdasarkan akad tabarru, dimana para
nasabah berdasarkan perjanjian mendonasikan sejumlah dana sebagai dana takaful.
Tujuan dari pengelolaan dana tersebut adalah untuk menanggung secara
bersama sama berdasarkan asas saling tolong menolong dan kerjasama, menyediakan
penanggungan atas kerugian yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian,
prinsip dalam asuransi syariah adalah para nasabah bersama-sama menanggung
kerugian salah satu diantara mereka yang timbul akibat musibah atau bencana dalam
jumlah tertentu. Dana yang diserahkan oleh para nasabah dalam skema tabarru ini
merupakan dana hibah atau wakaf, sehingga perusahaan asuransi syariah tidak
diperkenankan mengambil keuntungan dari dana tabarru tersebut. Namun demikian,
perusahan asuransi syariah diperbolehkan dengan akad mudharabah atau bagi hasil
menginvestasikan dana para nasabah yang selanjutnya hasilnya akan diberikan pada
para nasabah baik sebagai dana untuk mentup kerugian yang timbul diantara para
nasabah atau sebagai bagian keuntungan dari hasil investasi.
Mengacu pada mekanisme asuransi syariah, maka esensi nya adalah para
nasabah menyerahkan dana sebagai hibah atau wakaf yang akan dihimpun sebagai
dana takaful, dan selanjutnya dana ini akan dikelola oleh perusahaan asuransi syariah
(takaful). 2 Dengan demikian, larangan riba dalam asuransi syariah dapat dihindari.
Praktik asuransi syariah (takaful) di Indonesia masih mengacu pada Fatwa
Dewan Syariah Nasional-MUI dan Kompilasi Hukum Ekonomi Islam serta akad yang
digunakan oleh perusahaan asuransi sebagai dasar hukum. Landasan hokum sebagai
lex generalis nya masih mengacu pada undang-undang dan ketentuan asuransi
konvensional (Undang-undang No : 2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian). 2 Engku Rabiah Adawiah Engku Ali, Hassan Scott P.Odierno, Azman Ismail, Essential Guide Ti Takaful (Islamic Insurance), CERT, Kuala lumpur, 2008, hlm. 30.
9
Peneliti menganggap bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan
asuransi syariah di Indonesia adalah dengan memastikan bahwa nasabah yang
berhubungan dengan perusahaan asuransi syariah dijamin bahwa mereka
berhubungan dengan perusahaan yang patuh menjalankan prinsip syariah dalam
aktivitas bisnisnya. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa secara kelembagaan
perusahaan asuransi sudah patuh pada prinsip syariah (sharia compliance), maka
diperlukan sertifikasi kelembagaan asuransi syariah. Dalam konteks penelitian ini,
sertifikasi diartikan sebagai suatu penetapan yang diberikan oleh suaru organisasi
professional terhadap seseorang/lembaga untuk menunjukkan bahwa org/lembaga
tersebut mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Dalam
penelitian ini, perusahaan asuransi syariah, baik perusahaan maupun sumber daya
manusia mampu memberikan jasa keuangan asuransi syariah.3
1.2 Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang timbul dalam praktik asuransi syariah di
Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Belum terdapat keseragaman dalam penggunaan akad dalam bentuk
standar, sehingga berpotensi menimbulkan penyimpangan dalam
mekanisme asuransi syariah. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk
menetapkan standar umum untuk menentukan tingkat kepatuhan
perusahaan asuransi syariah pada prinsip-prinsip syariah (sharia
compliance), agar nasabah terhindar dari unsur riba , gharar dan maysir
yang ingin dihindari dengan memilih asuransi syariah.
2. Belum ada kewajiban sertifikasi yang menjamin bahwa perusahaan
asuransi syariah patuh pada prinsip-prinsip syariah (sharia compliance)
sebagai bentuk akuntabilitas perusahaan asuransi syariah;
3. Diperlukan satu lembaga independen yang memiliki kewenangan
melakukan sertifikasi dan menegakkan hukum apabila terjadi pelanggaran
terhadap kewajiban sertifikasi.
Kewajiban memberikan perlindungan hukum terhadap nasabah ini seharusnya
dituangkan dalam bentuk regulasi yang dapat dipedomani oleh seluruh perusahaan
asuransi yang menawarkan produk asuransi syariah. 3 Kamus Besar bahasa Indonesia secara sederhana mengartikan sertifikasi sebagai penyertifikatan.
top related