lap kpa mei 2012 - · pdf fileaids, dalam pelatihan ini para peserta juga diberikan informasi...
Post on 06-Feb-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DENGAN mandat yang diterima
KPA Nasional melalui Peraturan
Presiden nomor 75 tahun 2006,
KPA Nasional memiliki komitmen
untuk mengubah jalannya epidemi
di Indonesia dengan mencegah 1
juta orang terinfeksi HIV pada ta-
hun 2020. Untuk mendukung ko-
mitmen tersebut perluasan jang-
kauan, kualitas dan keberlanjutan
program adalah inti dari strategi-
strategi yang dikembangkan dalam
dokumen-dokumen Strategi Na-
sional, Rencana Aksi Nasional,
maupun Keputusan-keputusan
Menteri.
Pada bulan Mei ini KPA Nasional
terus berupaya meningkatkan
peran sektor-sektor untuk ber-
peran lebih strategis dalam upaya
penanggulangan AIDS, memperkuat
peran KPA Propinsi untuk lebih
mampu meningkatkan sumber daya
yang ada di daerah, mendorong KPA
Kabupaten/Kota untuk mempercepat
upaya terhadap epidemi HIV, serta
mengoptimalkan peran jaringan
populasi kunci serta dunia usaha un-
tuk mendorong pelaksanaan program
yang mandiri dan berkelanjutan.
Uraian pelaksanaan kegiatan-
kegiatan Sekretariat KPAN dalam la-
poran berikut ini adalah untuk men-
dukung pelaksanaan tugas-tugas KPA
Nasional dalam rangka meningkatkan
upaya pencegahan dan penanggulan-
gan AIDS yang lebih intensif, menye-
luruh, terpadu, dan terkoordinasi.
Kabar Menara Topas 9
Laporan Kegiatan Mei 2012
Kilas laporan
• Lokakarya
Pengembangan
Program
Penanggu-
langan AIDS
Remaja
• Lokakarya
Penulisan
Panduan
Program PMTS
Paripurna
• Pelatihan
Penelitian
Partisipatif Ber-
basis Komuni-
tas
Sekretariat KPA Nasional: Menara Topas lantai 9— Jalan MH. Thamrin Kav.9 Jakarta
Telp.021.3901758 Fax. 021.3902665
Peserta Lokakarya Peningkatan Peran Media Dalam
Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual di Kutai Timur, Kaltim
KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
Lokakarya Penulisan Panduan
PMTS Paripurna
Para Peserta Pelatihan Peneli-
tian Partisipatif
KEGIATAN Penulisan Pedoman Pelaksanaan
adalah bagian dari kegiatan Pelaksanaan Program
Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS)
Paripurna yang bertujuan menghasilkan dokumen
yang dapat menjadi panduan pelaksanaan pro-
gram yang komprehensif.
Kegiatan yang diselenggarakan di Bandung pada
tanggal 1-3 Mei 2012 ini diikuti oleh para peserta
yang berasal dari LSM, dunia usaha dan sektor
pemerintah. Dalam Lokakarya ini setiap peserta
memberikan masukan atas tiap-tiap komponen
PMTS berdasar pengalaman masing-masing.
Dalam pembukaan lokakarya, DR. Kemal Siregar,
Deputi Pengembangan Program Sekretariat
KPAN, menyampaikan bahwa unsur penting
yang harus termaktub dalam panduan adalah
adanya kemitraan antara Pemerintah, swasta
dan komunitas (public-private-community part-
nership).
Output dari lokakarya ini adalah diperolehnya
draft panduan PMTS Paripurna yang terdiri 3
bagian besar yang mencakup konsep program,
strategi hingga petunjuk pelaksanaan program.
Ke depan diharapkan pedoman ini menjadi
acuan bersama dalam penerapan program PMTS
Paripurna di 10 provinsi lainnya.
Selain pemaparan informasi tentang
pencegahan, konseling, tes HIV dan pengobatan
AIDS, dalam pelatihan ini para peserta juga
diberikan informasi tentang pengalaman
menjalankan program.
Dari kegiatan ini diharapkan akan terjadi sinergi
yang baik antara perusahaan, pekerja dan
pemerintah dalam upaya penanggulangan AIDS
di tempat kerja.
PELAKSANAAN Program PMTS Paripurna
membutuhkan partisipasi aktif dari semua
pemangku kepentingan terkait, dalam hal ini
termasuk swasta. Untuk itu KPAN mengadakan
pelatihan pelaksanaan Pendoman Pencegahan
Penularan HIV yang ditujukan kepada Manajemen
(K3 Perusahaan pertambangan dan Perkebunan)
dan perwakilan Pekerja (SPSI perusahaan).
Melalui pelatihan selama 3 hari, 7-9 Mei 2012 di
Mataram ini diharapkan manajemen perusahaan
mampu membuat keputusan yang bersifat
strategis untuk membantu para pekerja terhindar
dari infeksi HIV.
Pelatihan ini menghadirkan perwakilan dari
Kemnakertrans, perusahaan, Dinas Kesehatan dan
KPA Provinsi yang telah melakukan program
dengan baik.
Lokakarya Penulisan Panduan PMTS Paripurna
Hal 2 KPA Nas iona l Laporan Mei 2012
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Pelatihan Pelaksanaan Pedoman Pencegahan Penularan HIV pada Pelanggan
Diskusi Para Peserta dalam Lokakarya Penulisan
KEBIJAKAN
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV & AIDS
(P2-HIV & AIDS) DI TEMPAT KERJA
DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DITJEN. PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI.
Subdit Pengawasan Norma Kesehatan Kerjae-mail :t4mi3.dhew@gmail.com
kesjanaker@gmail.com
UU NO 35/2009 tentang Narkotika salah satu tu-
juannya adalah menyediakan jaminan rehabilitasi
medis dan sosial bagi pecandu narkotika. Di dalam
UU No 35/2009 tentang Narkotika juga menyebut-
kan adanya kewajiban lapor bagi pecandu
narkotika baik yang sudah dewasa maupun yang
belum cukup umur.
Kewajiban lapor ini dituangkan di dalam PP
25/2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor
Pecandu Narkotika dan Kepmenkes No 1305/2011
tentang penetapan Institusi Penerima Wajib Lapor
bertujuan agar mereka mendapatkan haknya
untuk rehabilitasi medis dan sosial.
Akan tetapi peraturan dan program pemulihan
tersebut belum banyak diketahui oleh kepolisian
dan penasun sehingga penasun yang melaporkan
diri dan kepolisian yang menangani kasus
narkotika belum menggunakan fasilitas layanan
yang sudah tersedia. Untuk itu KPAN akan
melakukan pelatihan bagi kepolisian dan
penasun untuk memahami pelaksanaan
peraturan wajib lapor ini.
Pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 21-24
Mei 2012 di Jakarta ini dilakukan atas kerja sama
KPAN dengan POLRI, BNN, Kementerian Kese-
hatan, Kementerian Sosial dan Persaudaraan
Korban Napza Indonesia (PKNI). Termasuk meli-
batkan personil lembaga tersebut sebagai peser-
tanya.
Pasca pelatihan diharapkan terjadi pemahaman
yang baik tentang penerapan wajib lapor baik
bagi Kepolisian maupun bagi penasun. Selain itu
penasun juga bisa mendapatkan pelayanan kese-
hatan, pencegahan HIV dan infeksi lainnya serta
rehabilitasi medis dan sosial.
dari mulai sejarah, pengertian
hingga aplikasi dan evaluasi dalam
penerapan di lembaga rehabilitasi.
Materi lainnya yang juga
disampaikan adalah tentang aspek
legal hukum dalam terapi adiksi.
Bagian penting dalam ASI ini adalah
pentingnya peran psikiater dalam proses
pemulihan.
Pada pelaksanaannya pelatihan ini difasilitasi
oleh pihak rumah sakit dan Ikatan Konselor
Adiksi Indonesia (IKAI). Melalui pelatihan ini
diharapkan akan makin meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan peserta terhadap
ASI. Selain itu diharapkan juga PABM dapat
memberikan terapi pemulihan yang tepat bagi
para klien.
GUNA meningkatkan kapasitas kon-
selor dari lembaga pelaksana Pemu-
lihan Adiksi Berbasis Masyarakat
(PABM) dalam melakukan pengu-
kuran tingkat adiksi klien dan me-
nentukan rawatan selanjutnya, KPA
Nasional menyelenggarakan Pelati-
han Penguatan Pengukuran Addiction Severity
Index (ASI) bagi konselor lembaga pelaksana
PABM pada tanggal 21-25 Mei 2012 di Depok.
Pelatihan ini bertujuan Memberikan penyegaran
dan pelatihan mengenai konsep pengukuran
menggunakan ASI bagi konselor lembaga
pelaksana PABM.
Materi yang dibahas dalam pelatihan ini antara
lain adalah tentang Addiction Severity Index (ASI),
Pelatihan Untuk Kepolisian dan Penasun dalam Pelaksanaan PP Wajib Lapor
Hal 3 KPA Nas iona l Laporan Mei 2012
KOORDINASI
Pelatihan Penguatan Pengukuran Addiction Severity Index (ASI) Bagi Konselor
Lembaga Pelaksana PABM
TANTANGAN pengarusutamaan gender dalam
penanggulangan AIDS tidak hanya dihadapi oleh
Indonesia. Masih lemahnya pemahaman pembuat
kebijakan atas kesenjangan yang ditimbulkan dari
ketidakadilan gender, mengakibatkan proses
implementasi strategi pengarusutamaan gender ini
tidak menjadi perhatian untuk dijadikan prioritas
utama dalam perencanaan program.
Hal ini juga terjadi di negara-negara lain.
Pembelajaran dari pengalaman negara lain dalam
pengarusutamaan gender dalam penanggulangan
HIV pun menjadi sangat penting untuk menentukan
strategi selanjutnya dalam pengarusutamaan
gender di Indonesia.
Atas dasar itu KPA Nasional menggelar Forum dialog
Mainstreaming Gender into AIDS Response. Forum
dialog ini bertujuan membahas isu-isu global dan
regional di Asia yang perlu diperhatikan saat ini
dalam mengarusutamakan gender dalam
penanggulangan AIDS.
Hadir sebagai pembicara dalam forum adalah
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Ibu Linda Gumelar, Utusan
Sekjen, Wakil Menteri Agama, Bapak Nasarudin
Umar, Akademisi Unika Atmajaya, Prof. Irwanto dan
Dr. Nafis Sadik sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB
untuk Asia-Pacific dan mantan Direktur Eksekutif
UNFPA. Sedangkan moderator dialog adalah
Sekretaris KPAN, Ibu Nafsiah Mboi.
Dalam doalog yang berlangsung hangat dan
produktif ini dibahas juga beberapa hal antara lain;
pertama, perkembangan terakhir pengarus-
utamaan gender dalam penanggulangan AIDS di
dunia, Asia dan Indonesia. Kedua, kekhasan
pengarusutamaan gender dalam penanggulangan
AIDS di Asia. Dan ketiga, dampak krisis serta
perkembangan global lain terhadap upaya
penanggulangan AIDS di Asia dan Indonesia.
Forum yang diselenggrakan di Jakarta pada Jumat
25 Mei 2012 ini juga dihadiri oleh perwakilan
sektor pemerintah, jaringan populasi kunci dan
kelompok masyarakat sipil lainnya.
Melalui forum ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai perkembangan dari negara
lain atau pun best practices yang dapat diambil
untuk proses implementasi pengarusutamaan
gender di Indonesia di masa yang akan datang.
Forum Dialog Mainstreaming Gender into AIDS Response
Hal 4 KPA Nas iona l Laporan Mei 2012
KERJASAMA REGIONAL DAN INTERNASIONAL
Para Pembicara dalam Forum Dialog
Dr. Nafis Sadik dan Dr. Nafsiah Mboi
PEMETAAN adalah langkah
dasar untuk memperoleh
gambaran situasi kasus,
sebagai bagian dari upaya
pemantauan dan evaluasi.
Untuk itu KPAN mengadakan
pelatihan Pemetaan yang me-
rupakan pembekalan bagi Pe-
laksana Program KPAK yang akan melaksanakan
kegiatan pemetaan di tingkat kabupaten/kota.
Khususnya 22 Kabupaten/Kota dari 5 provinsi
yang didukung untuk menjalankan program PMTS
dengan mitra 13 LSM.
Selain mengembangkan tools yang digunakan
dalam pemetaan dan membuat pedoman
pelaksanaan, dalam pelatihan
ini peserta lebih banyak
dibekali keterampilan teknis.
Tiap peserta akan langsung
praktek lapangan untuk
melakukan pemetaan di lokasi.
Pelatihan ini mengambil tem
pat di Yogyakarta pada tanggal
21-24 Mei 2012, dengan fasilitator pelatih terdiri
dari Staf KPAN, Konsultan dan perwakilan dari
Jaringan Populasi Kunci, dibantu oleh fasilitator
lokal.
Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah masing-
masing PP KPAK melakukan pemetaan di
wilayahnya.
Timur, Bapak Harmadji Parto Dar-
sono, keterlibatan media dalam lo-
kakarya ini amat penting untuk
membantu dalam melakukan
sosialisasi tentang informasi yang
berkaitan dengan penanggulangan
AIDS di Kutim.
Lokakarya ini sendiri bertujuan un-
tuk meningkatkan peran media
membantu Pemerintah dalam me-
nyebarluaskan informasi tentang pola hidup se-
hat serta HIV dan AIDS kepada masyarakat.
Materi yang diberikan dalam lokakarya ini antara
lain tentang informasi HIV dasar dan jurnalisme
empati.
Pasca pelatihan diharapkan para wartawan yang
terlibat dalam lokakarya ini dapat membentuk
Pokja Media yang berada di bawah koordinasi
KPA Kab. Kutim.
LOKAKARYA Peningkatan Peran Me-
dia dalam Pencegahan Penularan
HIV melalui transmisi seksual yang
diselenggarakan oleh KPA Kab. Kutai
Timur (Kutim) di Sangatta, Kamis 24
Mei 2012, diikuti 27 jurnalis yang
berasal dari media massa umum
dan media yang dikelola Dinas dan
Badan.
Lokakarya dibuka oleh Asisten Ad-
ministrasi Pemkab Kutai Timur, Dr. H.M. Edward
Azran, dan menghadirkan narasumber dari KPA
Nasional dan Bapak Hudallah dari Kelompok
Tempo Inti Media Jakarta.
Mewakili Pemda Kutim, Bapak Edward menyata-
kan pihaknya sangat mendukung kegiatan yang
melibatkan media itu karena informasi yang ber-
kaitan dengan HIV dan AIDS maupun penyakit
lainnya sangat dibutuhkan masyarakat.
Sementara itu, menurut Sekretaris KPA Kutai
Pelatihan Pemetaan 22 Kabupaten Kota PMTS
Hal 5 KPA Nas iona l Laporan Mei 2012
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Lokakarya Peningkatan Peran Media Dalam Program PMTS di Kutai Timur, Kaltim
PENYEBARAN INFORMASI
Narasumber sedang memberikan
materi dasar HIV dan AIDS
UNTUK mendukung peningkatan kapasitas para
peneliti bidang HIV dan AIDS, KPA Nasional
mengadakan Pelatihan Penelitian Partisipatif
Berbasis Komunitas pada tanggal 22-23 Mei 2012
di Surabaya Jawa Timur.
Pelatihan ini bertujuan menghasilkan jejaring
lokal dan nasional peneliti yang berbasis
akademia dan komunitas yang menangani
persoalan HIV dan AIDS. Tim ini juga diharapkan
menjadi rujukan dan pusat referensi pendataan
global, nasional dan lokal di masing-masing
komunitas.
Peserta yang hadir dalam pelatihan ini adalah
perwakilan jaringan populasi kunci, masyarakat
sipil dan akademisi, dengan narasumber dari
KPAN, HCPI dan Gaya Nusantara.
Selain membahas teknik penelitian, hal penting
dalam pelatihan ini adalah bagaimana, sebuah
penelitian selain harus tepat sasaran, tetapi
juga harus bisa memberikan ruang konsultasi
dan partisipatif yang aktif dari komunitas.
Ke depan diharapkan dapat terbit kajian
penelitian dan operasional HIV dan AIDS yang
lebih tepat sasaran kepada kelompok yang
terdampak HIV dan AIDS. Sehingga, layanan
dan cakupan program HIV dan AIDS dapat terus
meningkat dan semakin baik mutunya.
Pelatihan Penelitian Partisipatif Berbasis Komunitas
untuk pengembangan kebijakan dan program di
masa yang datang oleh semua pihak terkait teru-
tama untuk mendapatkan langkah-langkah per-
baikan program, berdasarkan temuan-temuan di
lapangan.
Beberapa kemajuan yang diperoleh dari kajian ini
adalah pelaksanaan program terapi rumatan
metadon (PTRM) yang sudah berjalan baik di Ja-
karta. Walaupun hasil penelitian menemukan
bahwa peran keluarga masih kurang dilihat oleh
petugas kesehatan yang member layanan PTRM,
namun PKNI dalam pembahasan hasil penelitian
ini menekankan pentingnya peningkatan peran
keluarga.
Dalam penutupan acara, Sekretaris KPAN, Ibu
Nafsiah Mboi mengucapkan apresiasi kepada
para peneliti dan berharap agar kajian ini tetap
dikembangkan serta meningkatkan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait lain.
KAJIAN kualitas layanan program Harm Reduction
(HR) dan PMTS diperlukan untuk menilai peman-
faatan layanan oleh masyarakat yang membu-
tuhkan. Kualitas layanan tidak hanya terfokus
pada layanan utama program tersebut, tetapi juga
termasuk suasana yang mendukung sehingga
mampu memberi dampak positif yang menguat-
kan perilaku yang aman dalam pencegahan penu-
laran HIV maupun memberi sumbangan pada
peningkatan kualitas hidup ODHA.
Survei mengenai kualitas layanan program
pencegahan bagi WPS dan penasun telah dilaku-
kan di 22 puskesmas di 6 Provinsi penyelenggara
program HR dan PMTS dengan metode kuantitatif
dan kualitatif. Untuk itulah pertemuan yang dila-
kukan di Jakarta, 30 Mei 2012 untuk membahas
diseminasi hasil kajian tersebut.
Hasil dari kajian ini adalah bentuk informasi strate-
gis yang perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin
Hal 6 KPA Nas iona l Laporan Mei 2012
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
Pertemuan Diseminasi Hasil Kajian Survei Kualitas Layanan Program Pencegahan HIV bagi WPS dan Penasun di 6 Provinsi
Peserta berfoto bersama dalam Pelatihan Penelitian di Surabaya
Laporan Mei 2012 Hal 7 KPA Nas iona l
RENCANA KEGIATAN BULAN JUNI 2012
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Rencana Hasil
1 Pelatihan untuk Pelatih Staf
Pengajar FK, FKM, Pendidikan
Keperawatan dan Kebidanan
Pelatihan dengan mengundang
para pengajar perguruan tinggi
terkait dengan penyusunan kuri-
kulum HIV dan AIDS
Peserta mampu melatih
pengajar FK, FKM,
Pendidikan
Keperawatan dan
Kebidanan dalam
penerapan mata ajar
HIV dan AIDS
2 Lokakarya Penguatan Layanan
Ramah Remaja
KPAN bekerjasama dengan Ke-
menterian Kesehatan melaksana-
kan lokakarya penguatan layanan
ramah remaja untuk meningkat-
kan kualitas penyediaan layanan
ramah remaja.
Adanya draft model
layanan kesehatan
ramah remaja untuk
remaja berisiko
3 Workshop Digitalisasi Hotspot
dan Tempat Layanan
Tim Monev KPA memperkenal-
kan sistem yang mengintegrasi-
kan Pencatatan dan Pelaporan
berbasis Web yang sudah diterap-
kan mulai dari tingkat Kab/Kota,
data pemetaan, data profil kelem-
bagaan, dan data-data strategis
lain dengan google map.
Peserta dapat melaku-
kan entry data ataupun
melakukan digitasi baik
melalui online internet
maupun dengan me-
manfaatkan GPS.
4 Pelatihan Pencatatan dan Pela-
poran ME berbasis Web bagi
Petugas Kanwil Ditjenpas
Tujuan pelatihan agar peserta
memperoleh pemahaman men-
genai mekanisme pencatatan
dan pelaporan berbasis web
serta meningkatkan kapasitas
peserta.
Perserta mampu ber-
bagi ilmu ke petugas
yang menangani pela-
poran di UPT di Kanwil
masing-masing.
5 Lokakarya Pengembangan Me-
dia KIE
Elemen penting dalam PMTS
paripurna adalah perubahan
perilaku yang membutuhkan alat
komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) yang tepat sasaran.
Untuk mendorong adanya
konsistensi pesan dalam materi
yang akan disebarluaskan dalam
mendukung program PMTS,
KPAN menyelenggarakan
Lokakarya.
Adanya draft yang berisi
tipe dan isi media KIE
tentang Program PMTS
yang dapat
menyampaikan informasi
secara efektif
top related