lanskap pemikiran samuel huntington (lanscape of samuel huntington thought)
Post on 06-Jun-2015
6.513 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Huzer Apriansyah(huzer.apri@gmail.com)
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasca perang dingin (post-cool war) antara dua kekuatan adidaya dunia Amerika
Serikat di satu sisi dan Uni Soviet disisi lain, dunia mulai berkontraksi menemukan tatanan
kembali, rekonsolidasi kekuatan negara ketiga melalui kelompok lintas benua (GNB) dan
menguatnya soliditas negara-negara yang berbasis akar kultural yang sama seperti
Organisasi Konfrensi Islam (OKI) dan juga Liga Arab, menjadi pertanda baru dalam
tatanan dunia.
Meski demikian, Francis Fukuyama dalam buku The End Of History
menyebutkan sesungguhnya dunia telah menemukan tatatan terbaiknya dibawah payung
kapitalisme, ia menganggap ideologi kapitalisme telah menjadi pemenang dan telah
menjadi pilihan terbaik bagi warga dunia. Namun, dalam perspektif yang berbeda Samuel
P. Huntington dalam The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order melihat
dunia akan bergerak pada sebuah kondisi pertentangan baru, dalam wajah baru
pertentangan dunia ini, Huntington melihat akar-akar peradaban yang akan menjadi sumbu
soliditas kelompok negara yang kelak akan terlibat dalam pertentangan dunia tersebut.
Pemikiran Huntington dalam bukunya tersebut seolah mendapat justifikasi
realitas tatkala peristiwa 11 September 2002 terjadi, aksi kamikaze yang dilakukan
kelompok ‘tertentu’ yang menyentak dunia, simbol kapitalisme, gedung world trade cantre
mendadak jadi puing-puing dan pusat pertahanan Amerika Serikat di Pentagon juga
diserang. Mulailah dunia merasa apa yang dikemukan Huntington bukanlah isapan jempol.
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
1
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
Virus pemikiran Huntington ini cukup mempengaruhi konstruksi pemikiran politik
dunia, pemikiran Huntington menjadi perdebatan diantara para akademisi dan ahli poltiik
juga menjadi perdebatan di kalangan praktisi birokrasi negara-negara dunia.
Beranjak dari hal-hal di atas terlihat bahwa pemikiran politik kontemporer
Huntington berimplikasi luas pada konstruksi politik pada tingkatan teori bahkan praksis.
Lalu muncul pertanyaan, apakah aras pemikiran Huntington ini lahir begitu saja, atau
sebelumnya telah terjadi proses dialektika panjang, karena sebagaimana kita ketahui
Huntington bukan sekedar seorang teoritisi karena iapun terlibat sebagai kordinator
perencanaan pertahanan dan kemanan pada Dewan Pertahanan Nasional Amerika
Serikat, yang berarti Huntingtonpun seorang Praktisi.
Di luar konteks tersebut, menjadi sangat menarik menelusuri pemikiran
Huntington sebagai seorang Profesor Ilmu Politik, apalagi pemikiran politik Huntington
telah ikut mempengaruhi pemikiran politik kontemporer. Di Indonesia pemikiran-pemikiran
politik Huntington telah ikut mewarnai dinamika pemikiran politik, ini terindikasi dari buku-
buku Huntington yang relatif diterima di Indonesia, bukunya yang pertama-tama
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah Political Order in Changing Societies, dan
terakhir buku The Clash of Civilizations juga diterjemahkan juga buku The Third Wave :
Democratization in the Late Twentieth Century.
Dari sanalah, kami tertarik untuk mencoba menelusuri pemikiran politik
Huntington dan mencoba mengkomparasikan pemikiran politik Huntington dengan
pemikiran politik dari para pakar politik kontemporer lainnya, pada akhirnya kajian kami ini
diharapkan bisa mengidentifikasi aras pemikiran politik Huntington.
2
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas kami merumuskan beberapa rumusan masalah,
sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang sosial dan intelektual Samuel P. Huntington ?
2. Bagaimana pemikiran Samuel P. Huntington mengenai demokrasi ?
3. Bagaimana pemikiran Samuel P. Huntington mengenai tatanan politik Internasional ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari kajian ini adalah :
1. Mengetahui latar belakang sosial dan intelektual Samuel P. Huntington.
2. Mengetahui pemikiran Samuel P. Huntington mengenai demokrasi.
3. Mengetahui pemikiran Samuel P. Huntington mengenai tatanan politik Internasional.
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritik
Dari studi ini diharapkah akan mampu mengidentifikasi pemikiran Huntington
dalam ranah politik kontemporer dan dapat dijadikan kerangka acuan dalam
memetakan pemikiran-pemikiran politik Huntinton dalam peta pemikiran politik
kontemporer.
2. Manfaat Praksis
a. Studi ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan penulis
khususnya dalam memahami konsepsi pemikiran politik Samuel P. Huntington
b. Studi ini diharapkan membantu kawan-kawan mahasiswa memahami
pemikiran Politik Samuel P. Huntington.
BAB II
BIOGRAFI SAMUEL P. HUNTINGTON1
3
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
Samuel P. Huntigton dilahirkan pada tanggal 18 April 1927 di New York, Amerika
Serikat, karir pendidikan tingginya dimulai pada tahun 1946 ketika diterima di Yale
University dan kemudian memperoleh gelar Bachelor of Arts, lalu gelar Master Ilmu Politik
diterima dari University of Chicago, dan gelar doktoral ia peroleh dari Harvard University
Pada tahun 1950 ia telah mengajar di universitas Harvard hingga 1958 kemudian menjadi
direktur (associate) Institute of War and Peace Studies pada Columbia University, pada
tahun 1962 ia kembali ke Harvard dan menjadi kepala pada Jurusan Pemerintahan, lalu
menjadi staf direktur pada pusat studi hubungan internasional universitas Harvard dan
menjadi direktur pada 1978 hingga 1989. Terakhir ia menjadi Direktur pada M. Olin
Institute for Strategis Studies dan Chairman pada Harvard Academy pada tahun 1996.
Huntington tidak hanya terlibat dalam bidang kajian teoritik di kampus, ia juga
menjadi praktisi teori, ini terbukti pada tahun 1977 dan 1978 menjadi kordinator
perencanaan pertahanan di gedung putih untuk Dewan Keamanan Nasional, dalam ranah
keilmuan Huntingtoon juga menjadi pendiri jurnal Foreign Policy dan menjadi editor hingga
1977. Dari jurnal ini pulalah pemikiran-pemikiran politik Huntington dikenal luas terutama di
Amerika Serikat. Kemudian, Huntington juga banyak terlibat dalam aktivitas riset, paling
tidak ia tercatat sebagai peneliti pada Brooking Instituton, Peneliti pada the social science
research council, juga pada John Simon Gugenheim Fellow, dan peneliti di the center for
Advanced Study of Bahavioral Science, peneliti tamu pada All Souls College Oxford,
peneliti pada Woodrow Wilson International Center For Scholars di Washington, peneliti
senior pada International Institute for Strategic Studies di London.
Huntington juga banyak terlibat dala organisasi keilmuan terutama yang terkait
dengan ilmu politik, pada tahun 1969 hingga 1971 ia menjadi anggota pada Council of the
Political Science Association, kemudian pada tahun 1984 hingga 1985 ia terpilih menjadi
4
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
wakil presiden pada asosiasi ilmu politik tersebut, terakhir pada tahun 1986 hingga 1987
terpilih menjadi presiden asosiasi tersebut. Kemudian Huntington juga terlibat dalam
Presidential Task Force on International Development pada tahun 1969-1970, juga
menjadi anggota Komisi pada badan kerjasama antara Amerika Serikat dan Amerika Latin
pada tahun 1974-1976, pada tahun yang sama menjadi ketua pada Defense and Arms
Control Study Group of the Democratic Advisory Council, selanjutnya pada tahun 1986-
1988 Huntington juga menjadi anggota pada Commission on Integrated Long-Term
Strategy. Pada tahun 1995-1997 ia menjadi anggota pada Commission on Protecting and
Reducing Government Secrecy.
Dalam Perjalanan intelektualnya huntington telah menulis dan mengeditori
lusinan buku dan puluhan artikel ilmiah, karya-karyanya antara lain kami bagi dalam tiga
kelompok tema besar :
A. Buku-buku mengenai Politik dan strategi militer serta hubungan sipil dan militer,
meliputi beberapa karya :
1. The Soldier and the State : The Theory and Politics of Civil-Military Relations terbit
pada tahun 1957.
2. The Common Defense : Strategy Programs in National Politics, dipublikasikan
pada tahun 1961.
3. Editor dalam buku Changing Patterns of Military Politics terbit pada tahun 1962
4. Editor dalam buku The Strategic Imperative : New Policies for American Security
5. Penulis pembantu dalam buku Living with Nuclear Weaponsi terbit pada tahun
1983.
6. Penulis pembantu dalam buku Reorganizing America’s Defense terbit tahun 1985.
B. Buku-buku mengenai perbandingan politik dan politik dalam negeri Amerika Serikat,
antara lain :
5
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
1. Penulis pembantu dalam buku Political Power : USA/USSR terbit pada tahun
1964.
2. Penulis pembantu dalam buku The Crisis of Democracy, terbit pada tahun 1975.
3. American Politics: The Power of Disharmony terbit pada tahun 1981. Buku ini pula
yang mengantarkan Huntington menerima penghargaan dari Association of
American Publishers Social Science Award
4. Penulis pembantu dalam buku Global Dilemmas terbit tahun 1985.
5. The Clash of Civilizations and Remaking or World Order.
C. Buku-buku dalam bidang pembangunan politik dan perkembangan politik di negara
dunia ketiga:
1. Political Order in Changing Societies, terbit pada tahun 1968.
2. Penulis Pembantu dalam buku Authoritarian Politics in Modern Society dengan
judul artikel The Dinamics of Established One-Party System pada tahun 1970.
3. Penulis pembantu dalam buku No easy Choice : Political Participation in
Developing Caountries. Terbit pada tahun 1976
4. Editor dalam buku Understanding Political Development terbit pada tahun 1986.
5. The Third wave: Democratization in the Late Twenteith Century pada tahun 1991,
berkat karyanya ini Huntington menerima penghargaan Gramemeyer Award dari
Ideas Improving World Order.
6
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
BAB III
REVIEW PEMIKIRAN POLITIK SAMUEL P. HUNTINGTON
A. Pemikiran Huntington Seputar Pelembagaan dan Modernisasi Politik
Huntington berpendapat bahwa perbedaan politis yang paling penting antar
negara pada hakikatnya tidak menyangkut masalah bentuk pemerintahan masing-masing,
melainkan terletak pada tingkat pemerintahannya. Setiap negara merupakan suatu
masyarakat politik dengan konsensus sebagian besar rakyat mendukung keabsahan
sistem politik. 2 Dalam memandang sebuah sistem politik, Huntington melihat
pelembagaan politik sebagai salah satu indikator proses politik sebuah negara, tingkat
kesatuan politik yang dapat dicapai oleh suatu masyarkaat pada dasarnya mencerminkan
hubungan fungsional antara lembaga poltiik dan kekuatan-kekuatan sosial yang
membentuknya. Kekuatan sosial menurut Huntington adalah kelompok etnis, keagamaan,
teritorial, ekonomis atau status.
7
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
Dalam konteks fungsi lembaga politik memiliki fungsi sebagai sarana peraturan
untuk mempertahankan tatanan, menyelesaikan perselisihan (konflik), memilih tokoh atau
pimpinan politik3. Dalam perspektif Huntington lembaga-lembaga politik sangat mungkin
hadir sebagai bentuk sentimentasi primordial, seperti kelompok etnis, keagamaan dana
sebagainya. Dalam memahami bentuk solidaritas yang terbangun antar individu dalam
lembaga politik, Huntington merujuk pada pendapat Emile Durkheim mengenai solidaritas
mekanis.
Lalu, seperti apa Huntington membedakan antara lembaga politik dan kekuatan
sosial, Huntington tidak melakukan pembedaan yang tegas antara keduanya, namun ia
merujuk pada landasan teoritik bahwa pembedaannya lebih pada seberapa jauh aktor
terlibat dalam aktivitas politik. Karena bagi Huntington dalam praksisnya lembaga politik
dan kekuatan sosial sering kali sulit dibedakan, kekuatan sosial suatu saat bisa menjelma
menjadi lembaga poltiik, dan lembaga poltiik sendiri berakar pada kekuatan-kekuatan
sosial.
Huntington juga berpendapat bahwa lembaga politik hadir sebagai konsekuensi
dari terjadinya konflik sosial, bila konflik sosial sama sekali tidak terjadi maka lembaga
politik tidak dibutuhkan, begitupun ketika keselarasan (harmoni) sosial sama tidak ada,
lembaga politikpun tidak dibutuhkan4.
Pelembagaan Politik
1End note? Disarikan dari Samuel Huntington :Bio-Profile pada Ensiklopedi Cyber pada
www.wikipedia.organisasi/wiki/samuel_p_hunitngton diakses pada tanggal 15 Juni 2003 pukul
21.43 WIB2 Samuel Huntington, 1983 dalam Tertib Politik di Dalam Masyarakat yang Sedang Berubah.
Buku satu, Rajawali Pers. Jakarta, buku ini merupakan terjemahan dari buku Huntington berjudul
Political Order in Changing Societies. Hlm. 1-23 Ib.id hlm. 154 Ib.id hlm 17
8
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
Pelem,bagaan ialah proses dimana organisasi dan tatacara memperoleh nilai
baku atau stabil5. Kemudian, tingkat pelembagaan setiap sistem poltiik dapat ditentukan
dari segi kemampuan untuk menyesuaikan diri, kompleksitas, otonomi dan keterpaduan
organisasi dan tata cara. Dari ukuran pelembagaan pada organisasi politik maka dapat
digunakan sebagai tolak ukur dalam mengukur sistem politik.
Lembaga poltiik dalam gerak dan langkahnya dituntut memiliki fleksibilitas atau
mampu menyesuaikan diri. Bila fleksibilitas organisasi politik rendah maka tingkat
pelembagaannya makin rendah pula6. Kekakuan dalam organisasi biasanya menjadi
karakter dalam organisasi yang relatif masih muda. Dalam analisisnya Huntington melihat
semakin tua eksistensi suatu lembaga maka semakin tinggi pula tingkat pelembagaannya.7
Kemudian Huntington juga menilai tingkat pelembagaan dari kompleksitas
organisasi, jika sebuah organisasi memiliki kompleksitas maka tingkat pelembagaannya
semakin tinggi8. Kompleksitas yang dimaksud Huntington adalah kompleksitas dalam
aspek unit kerja, diferensiasi berbagai sub unit organsiasi.
Tolak ukur ketiga yang digunakan Huntington dalam mengukur tingkat
kelembagaan adalah otonomi organisasi, Huntington memilikin pendapat semakin tinggi
independensi sebuah orgasniasi poltiik maka semakin tinggi tingkat pelembagaannya.
Tolak ukur keempat, kesatuan dan perpecahan, semakin terpadu dan utuh suatu
organisasi, semakin tinggi pula tingkat kelembagaan organisasi tersebut sebaliknya
semakin terpecah organisasi, semakin rendah pula tingkat pelembagaannya, dalam hal ini
seberapa besar keutuhan sebuah organisasi dalam mempertahankan konsensus dalam
5 Huntington merujuk pada definisi dan pembahasan pada buku karya Talcott Parson dalam Essay
in Sociological theory yang dirilis pada tahun 19546 Ib.id hlm.237 Ib.id hlm.228 Ib.id hlm. 30
9
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
organisasi menjadi tolak ukur apakah organisasi tersebut memiliki ke-utuhan sebuah
organisasi.
Modernisasi dan Kesadaran Politik
Samuel huntington menghubungkan kesadaran politik dan kesadaran politik,
terlebih dahulu Huntington mendefinisikan modernisasi sebagai proses bersegi jamak yang
melibatkan perubahan di semua kerangka pemikiran dan aktivitas manusia, kemudian
semua unsur yang menopang modernisasi seperti pendidikan, industrialisasi, seklarisasi,
demokratisasi serta media massatidak berlangsung secara serampangan dan berdiri
sendiri-sendiri, kesemuanya memiliki keterkaitan. Secara psikologis, modernisasi
melibatkan pergeseran mendasar di bidang mental, nilai-nilai dan harapan. 9
Huntington merujuk pada pendapat Karl Deutsch menyebutkan bahwa aspek
modernisasi yang relevan dengan masalah-masalah politik dapat diperinci secara tegas
atas dua kategori besar10, pertama yang terkait dengan mobilisasi sosial dan yang kedua
mengenai korelasi antara aktiviats ekonomi masyarakat dan aktivitas politik masayrakat
tersebut.
Modernisasi poltiik secara alamiah dimaksudkan untuk mengubah masyarakat
terbelakang menjadi maju, terkait dengan masalah ini Hntington mengkelompokkan dalam
tiga kelompok modernisasi politik. Pertama, Modernisasi poltiik melibatkan adanya
rasionalisasi kekuasaan. Kedua, pembangunan politik melibatkan diferensiasi fungsi politik
yang baru dan pengembangan struktur khusus sebagai pelaksanaan seluruh fungsi
tersebut. Ketiga, pembangunan politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi politik
masyarakat secara luas.
9 Ib.id hlm. 52-5310 Samuel Huntington merujuk pada pendapat Karl w. Deutsch dalam Sosial Mobilization and
Political Development yang dirilis dalam American Political Science Areview pad atahun 1961.
10
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
Modernisasi tak hanya memiliki implikasi positif bagi perkembangan politik,
modernisasi dalam kenyataannya juga berimplikasi negatif. Modernisasi yang
mempengaruhi mobilisasi sosial juga berimplikasi pada instabilitas politik, kemudian
sebagai bentuk perebutan sumber-sumber daya ekonomi dalam proses modernisasi
mengakibatkan terjadinya ketimpangan yang secara politik akan menimbulkan kerawanan
sosial. Kemudian sebagai efek tuntutan kebutuhan masyarakat modern, modernisasi telah
melahirkan banyak perilaku menyimpang dalam politik perilaku menyimpang yang
dilakukan pimpinan politik adalah korupsi dan penyalahgunaan kewenangan lainnya.
B. Pemikiran Huntington Mengenai Proses Demokratisasi di Negara Berkembang
Pendefinisian demokrasi Huntington merujuk pada konsep yang dibuat para
Filsuf Yunani, dalam terminologi klasik demokrasi diisentikkan dengan Kehendak rakyat
(the will of the people) sebagai sumber atau legitimasi demokrasi dan kebaikan bersama
9the common good) sebagai tujuan, namun Schumpeter mencoba mematahkan teori
demokrasi klasik tersebut dengan the another theory of democracy. Schumpeter
mendefinisikan demokrasi lebih sebagais ebuah proses, demokrasi ia definisikan sebagai
prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan poltiik yang di dalamnya individu
memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetitif dalam
rangka memperoleh suara rakyat11
Dalam analisis kronologis yang dibuat Huntington, ia mencoba mendeskripsikan
prosesi arus demokratisasi dan arus baliknya12 sebagai berikut :
Gelombang panjang demokratisasi pertama 1828 - 1926
11 Samuel P Huntington dalam Gelombang Demokratisasi Ketiga.. Grafiti, Jakarta. Merupakan
terjemahan dari buku Huntington The Third Wave : Democratization in the Late Twentieth
Century yang diterbitkan dalam edisi aslinya pada tahun 1989. Hlm. Dalam mendefinisikan
demokrasi Huntington tidak melakukan pendefinisian secara kaku, ia mengkaitkan definisi
demokrasi sesuai konteks.12 Ibid. hlm. 16
11
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
Gelombang balik pertama 1922 – 1942
Gelombang pendek demokratisasi kedua 1943 – 1967
Gelombang balik kedua 1958 – 1975
Gelombang demokratisasi ketiga 1974 - …….
Dialektika sejarahlah yang menghendaki prosesi gelombang ketiga demokrasi, titik awal
dari arus gelombang ini menurut Huntington adalah masa setelah tumbangnya diktator
Portugal pada tahun 1974, pasca itu tak kurang dari 30 negara di dunia mengalami
pergantian rezim dari rezim otoriter ke rezim demokratis. Gelombang ini terutama terjadi di
Eropa, Asia dan Amerika Latin.
Gelombang pasang demokrasi ini muncul kepermukaan awalnya di Eropa
Selatan, setelah prosesi kejatuhan rezim militer Portugal berlanjut dengan tumbangnya
rezim militer di Yunani, disusul pula kejatuhan rezim otoriter di Spanyol. Pada awal 70-an
gelombang demokrasi mengarah ke Amerika Latin, dimulai dengan pengunduran
pemimpin militer di Ekuador, hal serupa juga terjadi di Peru, pemimpin militernya juga
mengundurkan diri, hal serupa juga terjadi di Bolivia.
Pada proses selanjutnya arus demokratiasasi juga nampak di Asia ditandai
dengan terbentuknya pemerintahan baru di India pada tahun 1977, pada tahun 1983
proses yang sama terjadi di Turki, pemerintahan militer Turki yang merebut tahta pada
tahun 1980 mengundurkan diri, dan pemilihan umum berhadil membentuk pemerintahan
sipil. Kemudian di Asia Tenggara arus demokratisasi terasa di Filipina dengan tumbangnya
rezim Marcos. Pada dasawarsa 80-an arus demokratisasi mengguncang dunia komunis,
dimulai di Honggaria pada 1988 dengan dimulainya proses menuju sistem multipartai,
pada tahun 1989 beberapa pemimpin komunis di Uni Sovyet terkalahkan. Itulah kajian
historis Huntington mengenai arus demokratisasi gelombang ketiga tersebut.
Perbedaan bentuk pemerintahan memiliki urgensi dengan pertimbangan
beberapa alasan ; pertama, demokrasi politik berkaitan erat dengan kebebasan individu.
12
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
Kedua, stabilitas politik dan bentuk pemerintahan, sebagaimana telah dikemukakan,
merupakan dua variabel yang berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan. Ketiga,
menyebarnya demokrasi berimplikasi bagi hubungan internasional.
Huntington dalam bukunya juga memberikan gambaran mengenai strategi bagi
para pejuang demokrasi untuk melakukan proses reformasi sistem otoriter13, beberapa
strategi tersebut adalah :
(1) Pejuang demokrasi haruslah mengamankan basis politik.
(2) Memeprtahankan legitimasi ke belakang
(3) Memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi kelompok yang konservatif
(4) Sedapat mungkin memegang kendali atas prakarsa politik.
(5) Memberi dorongan bagi kelompok-kelompok oposisi yang memiliki keinginan yang
kuat pada proses perubahan
(6) Menciptakan kesadaran bahwa demokrasi sebagai sebuah kemutlakan dalam
mencapai keadaan yang lebih baik.
Dalam proses transisi politik negara-negara yang baru saja menuju demokrasi
akan menghadapi beberapa masalah, meliputi; masalah memapankan sistem konstitusi
dan sistem pemilihan yang baru, menyingkirkan kelompok yang anti-prubahan dari posisi-
posisi pemerintahan, mengubah atau mencabut undang-undang yang tidak relevan
dengan arah demokrasi, mengubah sistem yang ada di lembaga-lembaga yang sedianya
menjadi penopang kekuasaan otoriter, seperti polisi rahasia dan militer. Hal-hal di atas
dikelompokkan dalam masalah-masalah kelompok pertama, untuk masalah-masalah
kelompok kedua adalah masalah kontekstual, permasalahan ini menyangkut watak,
mentalitas warga masayrakat, kondisi perekonomian, kondisi kultural dan realitas historis14,
banyak aspek dari kondisi di atas pada negara-negara tententu tidak mendukung proses
13 Ib.id. hlm. 17914 Ib.id hlm. 270-272
13
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
demokrasi, seperti di Indoensia, realitas historis menunjukkan Indonesia memiliki akar
sejarah dan budaya yang feodalistik, hingga akan ikut mempengaruhi proses transisi
menuju demokrasi.
C. Pemikiran Politik Huntington Mengenai Konstruksi Politik Internasional
Pemikiran-pemikiran Huntington mengenai politik internasional dikenal luas
melalui bukunya yang berjudul The Clash of Civilization and Remaking of world Order.
Huntington dalam bukunya tersebut menoba terlebih dahulu mengidentifikasi pengertian-
pengertian mengenai peradaban, ada belasan pemikir yang dijadikan referensi oleh
Huntington dalam menemukan hakekat perdaban, antara lain pemikiran Weber, Durkheim,
Oswald Spengler, Pitrim Sorokin, Arnold Toynbee, Alfred Weber, Kroeber, Bgby, Caroll
Quiqley, Rushton Coulborn, C Dawson, Eisentadt, Fernard Braudel, Mc Neil, Bozeman.
Imanuel Walerstein dan Fernandez-Armesto15
Menurut Huntington, konsepsi peradaban muncul pertama kali pada abad 18
oleh para pemikir Perancis, konsep muncul dan dipertentangkan dengan ‘barbarisme’.
Kemudian peradaban dalam pengertian plural menempatkan peradaban sebagai entitas
kultural16. Huntington juga berpendapat bahwa peradaban bersifat fana (tidak kekal)
namun, peradaban bertahan sangat lama, ia berkambang dan beradaptasi dan
berpengaruh signifikan pada kehidupan manusia17.
Huntington membenarkan pendapat-pendapat yang menyatakan abad ke-20
sebagai awal kelahiran dari peradaban ‘universal’ , perdaban universal inilah yang
menempatkan warga dunia dalam sebuah kerangka berpikir yang cenderung
15 Samuel P. Huntington, 1994. Benturan antar Peradaban dan Amsa Depan Politik Dunia.
Qalam, Yogyakarta.hlm. 37 16 Ib.id hlm. 3917 Ib.id hlm.45
14
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
terhomogenkan. Konstruksi mengenai perdaban inilah yang kemudian dijadikan sandaran
Huntington dalam menganalisis frame mengenai konstruksi politik internasional.
Huntington melihat pasca runtuhnya Uni Sovyet dan ideologi komunis, yang juga
disisnggung oleh Francis Fukuyama dalam the end of History, maka dunia akan bergerak
mencapai keseimbangan baru, Barat yang dimotori Amerika dan negara Eropa telah
hampir tak memiliki kekuatan penyeimbang, maka dalam telaah Huntington, ia melihat
negara-negara dengan basis peradaban Islam akan menjadi kekuatan penyeimbang.
Peradaban merupakan puncak perkembangan kehidupan masayrakat dan
menurut Huntington, benturan antar perdaban adalah konflik kesukuan dengan skala
global18. Dalam konflik-konflik tersebut, melibatkan beberapa permasalahan politik
internasional19, meliputi:
1. Pengaruh relatif dalam pembentukan perkembangan serta kebijakan-kebijakan
global dari organisasi internasional semisal PBB, IMF dan Bank Dunia.
2. Kekuatan relatif militer yeng memicu berbagai kontroversi
3. Kekuatan ekonomi dan tingkat kesejahteraan
4. Usaha melindungi eksistensi peradaban oleh suatu negara.
5. Nilai dan kebudayaan
6. Kelangkaan yang menimpan dunia
Huntington melihat ada beberapa potensi konflik yang begitu besar, pertama
menyangkut konflik antara Barat dan Islam, meski Barat mengangap tak ada masalah
antara Abrat dan Islam, Barat hanya merasa memiliki masalah dengan kelompok ekstrimis
Islam20, kemudian perang dingin Amerika – Cina juga berpotensi bermuara pada sebuah
konflik terbuka.
Relitas di atas semakin menjadi tatkala di dunia muncul semangat ‘kebencuian
kuno’ yang menggiring dunia pada semangat perang untuk mempertahankan eksistensi
15
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
entitas kultural mereka, semangat ini tentu saja agak kontradiktif dengan semangat
perdaban universal yang muncul di awal abad 20. Namun, menurut Huntington, hal muncul
sebagaia bentuk pencarian dunia pada tatanan yang ideal atau cara dunia menemukan
titik keseimbangannya.
Dalam bukunya ini pada bagian akhir Huntington mencoba untuk mengurai lagi
realitas sosial yang mengitari perdaban Abrat dan dalam perkembangannya perdaban
Barat akan mendapat himpitan dari perdaban lain terutama yang berasal dari Timur dan
18 Ib.id hlm.38519 Ib.id hlm. 38720 Ib.id. hlm. 390
BAB IVKESIMPULAN
Berdasarkan latar belakang intelektual, Samuel P. Huntington dapat dikatakan
sebagai pemikir yang memiliki kecukupan pengalamannya berkutat dengan analisis teoritik
dan evaluasi teoritis telah cukup teruji, berbagai unit riset di berbagai universitas
terkemuka di Amerika Serikat dan Eropa telah mengindikasikan bahwa Huntington
termasuk pemikir politik yang memiliki dedikasi tinggi bagi pengembangan ilmu politik.
Tidak hanya itu Huntington juga termasuk sebagai aktor dalam berbagai kebijakan politik
pertahanan dan politik luar negeri di Amerika Serikat , mengingat statusnya sebagai
penasehat dan staf pada dewan keamanan nasional Amerika Serikat.
Karya-karya Huntington telah beredar di hampir seluruh negara, bahkan bukunya yang terakhir the
Clash of Civilizations and Remaking of World Order telah diterjemahkan dalam 22 bahasa, ini merupakan
indikator bahwa pemikiran politiknya telah dengan luas menjadi bahan referensi dalam ilmu poltiik.
Oleh sebagian pengamat karya-karya Huntington dipilah dalam tiga kelompok besar, pertama
karya-karyanya mengenai strategi dan politik militer dan pertahanan, kemudian kelompok karya mengenai
16
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
Islam, Huntington melihat proses perubahan menjadi kemutlakan dalam tubuh perdaban
Barat.
perbandingan politik dan politik dalam negeri Amerika Serikat dan terakhir kelompok karyanya mengenai
Buku-buku dalam bidang pembangunan politik dan perkembangan politik di negara dunia ketiga.
Pemikiran politik Huntington mengenai perbandingan politik akan tergambar dalam bukunya
terakhir The Clash of Civilizations and Remaking of world Order. Ia menggambarkan dunia yang tengah
berkontraksi menemukan titik keseimbangan baru setelah berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat
dengan ideologi kapitalis dan Uni Sovyet dengan ideologi komunis.
Pemikiran politik Huntington akan dapat dijumpai dalam karyanya Political Order in Changing
Societies dan The Third wave: Democratization in the Late Twenteith Century kedua buku tersebut telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Tertib Politik di dalam Masyarakat yang Sedang
Berubah dan Gelombang Demokratisasi Ketiga, dalam buku Tertib Politik, Huntington mencoba mengurai
mengenai berbagai aspek politik di negara yang masayrakatnya tengah bertransisi dari kondisi yang
tradisional menuju kondisi yang modern, kemudian proses modernisasi ini menurut Huntington memiliki
implikasi yang luas atas konstruksi politik, terutama menyangkut partisipasi politik dan pelembagaan institusi
politik.
Kemudian dalam buku mengenai demokratisasi Gelombang ketiga, Huntington, melakukan telaah
historis atas kondisi politik dalam negeri di beberapa negara, terutama di Asia, Amerika latin Afrika, ia
menangkap bahwa proses demokratisasi yang bermula pada tahun 1828 dan memasuki fase ketiga pada
tahun 1974 hingga sekarang, ia melihat proses ini sebagai bentuk arus demokratisasi yang melanda dunia
secara luas dan mengakibatkan berjatuhannya rezim pemerintahan otoriter dan tergantikan rezim yang
demokratis.
17
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
DAFTAR PUSTAKA
Huntington, Samuel. P. 1983. Tertib Politik di dalalm masayrakat yang sedang berubah. Rajawali Pers.
Jakarta
……………. 2001. Gelombang Demokratisasi Ketiga. Grafiti, Jakarta
……………..2001. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. Qalam, Yogyakarta
Wikipedia Ensiklopedi Cyber pada
www.wikipedia.organisasi/wiki/samuel_p_hunitngton,
Samuel P. Huntington: Bio-Profile diakses pada tanggal 15 Juni 2003
pukul 21.43 WIB.
18
Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington
top related