lanskap pemikiran samuel huntington (lanscape of samuel huntington thought)

34
Huzer Apriansyah ([email protected]) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pasca perang dingin (post-cool war) antara dua kekuatan adidaya dunia Amerika Serikat di satu sisi dan Uni Soviet disisi lain, dunia mulai berkontraksi menemukan tatanan kembali, rekonsolidasi kekuatan negara ketiga melalui kelompok lintas benua (GNB) dan menguatnya soliditas negara-negara yang berbasis akar kultural yang sama seperti Organisasi Konfrensi Islam (OKI) dan juga Liga Arab, menjadi pertanda baru dalam tatanan dunia. Meski demikian, Francis Fukuyama dalam buku The End Of History menyebutkan sesungguhnya dunia telah menemukan tatatan terbaiknya dibawah payung kapitalisme, ia menganggap ideologi kapitalisme telah menjadi pemenang dan telah menjadi pilihan terbaik bagi warga dunia. Namun, dalam perspektif yang berbeda Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington 1 Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Upload: huzer-apriansyah

Post on 06-Jun-2015

6.512 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Huzer Apriansyah([email protected])

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pasca perang dingin (post-cool war) antara dua kekuatan adidaya dunia Amerika

Serikat di satu sisi dan Uni Soviet disisi lain, dunia mulai berkontraksi menemukan tatanan

kembali, rekonsolidasi kekuatan negara ketiga melalui kelompok lintas benua (GNB) dan

menguatnya soliditas negara-negara yang berbasis akar kultural yang sama seperti

Organisasi Konfrensi Islam (OKI) dan juga Liga Arab, menjadi pertanda baru dalam

tatanan dunia.

Meski demikian, Francis Fukuyama dalam buku The End Of History

menyebutkan sesungguhnya dunia telah menemukan tatatan terbaiknya dibawah payung

kapitalisme, ia menganggap ideologi kapitalisme telah menjadi pemenang dan telah

menjadi pilihan terbaik bagi warga dunia. Namun, dalam perspektif yang berbeda Samuel

P. Huntington dalam The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order melihat

dunia akan bergerak pada sebuah kondisi pertentangan baru, dalam wajah baru

pertentangan dunia ini, Huntington melihat akar-akar peradaban yang akan menjadi sumbu

soliditas kelompok negara yang kelak akan terlibat dalam pertentangan dunia tersebut.

Pemikiran Huntington dalam bukunya tersebut seolah mendapat justifikasi

realitas tatkala peristiwa 11 September 2002 terjadi, aksi kamikaze yang dilakukan

kelompok ‘tertentu’ yang menyentak dunia, simbol kapitalisme, gedung world trade cantre

mendadak jadi puing-puing dan pusat pertahanan Amerika Serikat di Pentagon juga

diserang. Mulailah dunia merasa apa yang dikemukan Huntington bukanlah isapan jempol.

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

1

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 2: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Virus pemikiran Huntington ini cukup mempengaruhi konstruksi pemikiran politik

dunia, pemikiran Huntington menjadi perdebatan diantara para akademisi dan ahli poltiik

juga menjadi perdebatan di kalangan praktisi birokrasi negara-negara dunia.

Beranjak dari hal-hal di atas terlihat bahwa pemikiran politik kontemporer

Huntington berimplikasi luas pada konstruksi politik pada tingkatan teori bahkan praksis.

Lalu muncul pertanyaan, apakah aras pemikiran Huntington ini lahir begitu saja, atau

sebelumnya telah terjadi proses dialektika panjang, karena sebagaimana kita ketahui

Huntington bukan sekedar seorang teoritisi karena iapun terlibat sebagai kordinator

perencanaan pertahanan dan kemanan pada Dewan Pertahanan Nasional Amerika

Serikat, yang berarti Huntingtonpun seorang Praktisi.

Di luar konteks tersebut, menjadi sangat menarik menelusuri pemikiran

Huntington sebagai seorang Profesor Ilmu Politik, apalagi pemikiran politik Huntington

telah ikut mempengaruhi pemikiran politik kontemporer. Di Indonesia pemikiran-pemikiran

politik Huntington telah ikut mewarnai dinamika pemikiran politik, ini terindikasi dari buku-

buku Huntington yang relatif diterima di Indonesia, bukunya yang pertama-tama

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah Political Order in Changing Societies, dan

terakhir buku The Clash of Civilizations juga diterjemahkan juga buku The Third Wave :

Democratization in the Late Twentieth Century.

Dari sanalah, kami tertarik untuk mencoba menelusuri pemikiran politik

Huntington dan mencoba mengkomparasikan pemikiran politik Huntington dengan

pemikiran politik dari para pakar politik kontemporer lainnya, pada akhirnya kajian kami ini

diharapkan bisa mengidentifikasi aras pemikiran politik Huntington.

2

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 3: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas kami merumuskan beberapa rumusan masalah,

sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang sosial dan intelektual Samuel P. Huntington ?

2. Bagaimana pemikiran Samuel P. Huntington mengenai demokrasi ?

3. Bagaimana pemikiran Samuel P. Huntington mengenai tatanan politik Internasional ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari kajian ini adalah :

1. Mengetahui latar belakang sosial dan intelektual Samuel P. Huntington.

2. Mengetahui pemikiran Samuel P. Huntington mengenai demokrasi.

3. Mengetahui pemikiran Samuel P. Huntington mengenai tatanan politik Internasional.

D. MANFAAT

1. Manfaat Teoritik

Dari studi ini diharapkah akan mampu mengidentifikasi pemikiran Huntington

dalam ranah politik kontemporer dan dapat dijadikan kerangka acuan dalam

memetakan pemikiran-pemikiran politik Huntinton dalam peta pemikiran politik

kontemporer.

2. Manfaat Praksis

a. Studi ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan penulis

khususnya dalam memahami konsepsi pemikiran politik Samuel P. Huntington

b. Studi ini diharapkan membantu kawan-kawan mahasiswa memahami

pemikiran Politik Samuel P. Huntington.

BAB II

BIOGRAFI SAMUEL P. HUNTINGTON1

3

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 4: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Samuel P. Huntigton dilahirkan pada tanggal 18 April 1927 di New York, Amerika

Serikat, karir pendidikan tingginya dimulai pada tahun 1946 ketika diterima di Yale

University dan kemudian memperoleh gelar Bachelor of Arts, lalu gelar Master Ilmu Politik

diterima dari University of Chicago, dan gelar doktoral ia peroleh dari Harvard University

Pada tahun 1950 ia telah mengajar di universitas Harvard hingga 1958 kemudian menjadi

direktur (associate) Institute of War and Peace Studies pada Columbia University, pada

tahun 1962 ia kembali ke Harvard dan menjadi kepala pada Jurusan Pemerintahan, lalu

menjadi staf direktur pada pusat studi hubungan internasional universitas Harvard dan

menjadi direktur pada 1978 hingga 1989. Terakhir ia menjadi Direktur pada M. Olin

Institute for Strategis Studies dan Chairman pada Harvard Academy pada tahun 1996.

Huntington tidak hanya terlibat dalam bidang kajian teoritik di kampus, ia juga

menjadi praktisi teori, ini terbukti pada tahun 1977 dan 1978 menjadi kordinator

perencanaan pertahanan di gedung putih untuk Dewan Keamanan Nasional, dalam ranah

keilmuan Huntingtoon juga menjadi pendiri jurnal Foreign Policy dan menjadi editor hingga

1977. Dari jurnal ini pulalah pemikiran-pemikiran politik Huntington dikenal luas terutama di

Amerika Serikat. Kemudian, Huntington juga banyak terlibat dalam aktivitas riset, paling

tidak ia tercatat sebagai peneliti pada Brooking Instituton, Peneliti pada the social science

research council, juga pada John Simon Gugenheim Fellow, dan peneliti di the center for

Advanced Study of Bahavioral Science, peneliti tamu pada All Souls College Oxford,

peneliti pada Woodrow Wilson International Center For Scholars di Washington, peneliti

senior pada International Institute for Strategic Studies di London.

Huntington juga banyak terlibat dala organisasi keilmuan terutama yang terkait

dengan ilmu politik, pada tahun 1969 hingga 1971 ia menjadi anggota pada Council of the

Political Science Association, kemudian pada tahun 1984 hingga 1985 ia terpilih menjadi

4

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 5: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

wakil presiden pada asosiasi ilmu politik tersebut, terakhir pada tahun 1986 hingga 1987

terpilih menjadi presiden asosiasi tersebut. Kemudian Huntington juga terlibat dalam

Presidential Task Force on International Development pada tahun 1969-1970, juga

menjadi anggota Komisi pada badan kerjasama antara Amerika Serikat dan Amerika Latin

pada tahun 1974-1976, pada tahun yang sama menjadi ketua pada Defense and Arms

Control Study Group of the Democratic Advisory Council, selanjutnya pada tahun 1986-

1988 Huntington juga menjadi anggota pada Commission on Integrated Long-Term

Strategy. Pada tahun 1995-1997 ia menjadi anggota pada Commission on Protecting and

Reducing Government Secrecy.

Dalam Perjalanan intelektualnya huntington telah menulis dan mengeditori

lusinan buku dan puluhan artikel ilmiah, karya-karyanya antara lain kami bagi dalam tiga

kelompok tema besar :

A. Buku-buku mengenai Politik dan strategi militer serta hubungan sipil dan militer,

meliputi beberapa karya :

1. The Soldier and the State : The Theory and Politics of Civil-Military Relations terbit

pada tahun 1957.

2. The Common Defense : Strategy Programs in National Politics, dipublikasikan

pada tahun 1961.

3. Editor dalam buku Changing Patterns of Military Politics terbit pada tahun 1962

4. Editor dalam buku The Strategic Imperative : New Policies for American Security

5. Penulis pembantu dalam buku Living with Nuclear Weaponsi terbit pada tahun

1983.

6. Penulis pembantu dalam buku Reorganizing America’s Defense terbit tahun 1985.

B. Buku-buku mengenai perbandingan politik dan politik dalam negeri Amerika Serikat,

antara lain :

5

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 6: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

1. Penulis pembantu dalam buku Political Power : USA/USSR terbit pada tahun

1964.

2. Penulis pembantu dalam buku The Crisis of Democracy, terbit pada tahun 1975.

3. American Politics: The Power of Disharmony terbit pada tahun 1981. Buku ini pula

yang mengantarkan Huntington menerima penghargaan dari Association of

American Publishers Social Science Award

4. Penulis pembantu dalam buku Global Dilemmas terbit tahun 1985.

5. The Clash of Civilizations and Remaking or World Order.

C. Buku-buku dalam bidang pembangunan politik dan perkembangan politik di negara

dunia ketiga:

1. Political Order in Changing Societies, terbit pada tahun 1968.

2. Penulis Pembantu dalam buku Authoritarian Politics in Modern Society dengan

judul artikel The Dinamics of Established One-Party System pada tahun 1970.

3. Penulis pembantu dalam buku No easy Choice : Political Participation in

Developing Caountries. Terbit pada tahun 1976

4. Editor dalam buku Understanding Political Development terbit pada tahun 1986.

5. The Third wave: Democratization in the Late Twenteith Century pada tahun 1991,

berkat karyanya ini Huntington menerima penghargaan Gramemeyer Award dari

Ideas Improving World Order.

6

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 7: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

BAB III

REVIEW PEMIKIRAN POLITIK SAMUEL P. HUNTINGTON

A. Pemikiran Huntington Seputar Pelembagaan dan Modernisasi Politik

Huntington berpendapat bahwa perbedaan politis yang paling penting antar

negara pada hakikatnya tidak menyangkut masalah bentuk pemerintahan masing-masing,

melainkan terletak pada tingkat pemerintahannya. Setiap negara merupakan suatu

masyarakat politik dengan konsensus sebagian besar rakyat mendukung keabsahan

sistem politik. 2 Dalam memandang sebuah sistem politik, Huntington melihat

pelembagaan politik sebagai salah satu indikator proses politik sebuah negara, tingkat

kesatuan politik yang dapat dicapai oleh suatu masyarkaat pada dasarnya mencerminkan

hubungan fungsional antara lembaga poltiik dan kekuatan-kekuatan sosial yang

membentuknya. Kekuatan sosial menurut Huntington adalah kelompok etnis, keagamaan,

teritorial, ekonomis atau status.

7

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 8: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Dalam konteks fungsi lembaga politik memiliki fungsi sebagai sarana peraturan

untuk mempertahankan tatanan, menyelesaikan perselisihan (konflik), memilih tokoh atau

pimpinan politik3. Dalam perspektif Huntington lembaga-lembaga politik sangat mungkin

hadir sebagai bentuk sentimentasi primordial, seperti kelompok etnis, keagamaan dana

sebagainya. Dalam memahami bentuk solidaritas yang terbangun antar individu dalam

lembaga politik, Huntington merujuk pada pendapat Emile Durkheim mengenai solidaritas

mekanis.

Lalu, seperti apa Huntington membedakan antara lembaga politik dan kekuatan

sosial, Huntington tidak melakukan pembedaan yang tegas antara keduanya, namun ia

merujuk pada landasan teoritik bahwa pembedaannya lebih pada seberapa jauh aktor

terlibat dalam aktivitas politik. Karena bagi Huntington dalam praksisnya lembaga politik

dan kekuatan sosial sering kali sulit dibedakan, kekuatan sosial suatu saat bisa menjelma

menjadi lembaga poltiik, dan lembaga poltiik sendiri berakar pada kekuatan-kekuatan

sosial.

Huntington juga berpendapat bahwa lembaga politik hadir sebagai konsekuensi

dari terjadinya konflik sosial, bila konflik sosial sama sekali tidak terjadi maka lembaga

politik tidak dibutuhkan, begitupun ketika keselarasan (harmoni) sosial sama tidak ada,

lembaga politikpun tidak dibutuhkan4.

Pelembagaan Politik

1End note? Disarikan dari Samuel Huntington :Bio-Profile pada Ensiklopedi Cyber pada

www.wikipedia.organisasi/wiki/samuel_p_hunitngton diakses pada tanggal 15 Juni 2003 pukul

21.43 WIB2 Samuel Huntington, 1983 dalam Tertib Politik di Dalam Masyarakat yang Sedang Berubah.

Buku satu, Rajawali Pers. Jakarta, buku ini merupakan terjemahan dari buku Huntington berjudul

Political Order in Changing Societies. Hlm. 1-23 Ib.id hlm. 154 Ib.id hlm 17

8

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 9: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Pelem,bagaan ialah proses dimana organisasi dan tatacara memperoleh nilai

baku atau stabil5. Kemudian, tingkat pelembagaan setiap sistem poltiik dapat ditentukan

dari segi kemampuan untuk menyesuaikan diri, kompleksitas, otonomi dan keterpaduan

organisasi dan tata cara. Dari ukuran pelembagaan pada organisasi politik maka dapat

digunakan sebagai tolak ukur dalam mengukur sistem politik.

Lembaga poltiik dalam gerak dan langkahnya dituntut memiliki fleksibilitas atau

mampu menyesuaikan diri. Bila fleksibilitas organisasi politik rendah maka tingkat

pelembagaannya makin rendah pula6. Kekakuan dalam organisasi biasanya menjadi

karakter dalam organisasi yang relatif masih muda. Dalam analisisnya Huntington melihat

semakin tua eksistensi suatu lembaga maka semakin tinggi pula tingkat pelembagaannya.7

Kemudian Huntington juga menilai tingkat pelembagaan dari kompleksitas

organisasi, jika sebuah organisasi memiliki kompleksitas maka tingkat pelembagaannya

semakin tinggi8. Kompleksitas yang dimaksud Huntington adalah kompleksitas dalam

aspek unit kerja, diferensiasi berbagai sub unit organsiasi.

Tolak ukur ketiga yang digunakan Huntington dalam mengukur tingkat

kelembagaan adalah otonomi organisasi, Huntington memilikin pendapat semakin tinggi

independensi sebuah orgasniasi poltiik maka semakin tinggi tingkat pelembagaannya.

Tolak ukur keempat, kesatuan dan perpecahan, semakin terpadu dan utuh suatu

organisasi, semakin tinggi pula tingkat kelembagaan organisasi tersebut sebaliknya

semakin terpecah organisasi, semakin rendah pula tingkat pelembagaannya, dalam hal ini

seberapa besar keutuhan sebuah organisasi dalam mempertahankan konsensus dalam

5 Huntington merujuk pada definisi dan pembahasan pada buku karya Talcott Parson dalam Essay

in Sociological theory yang dirilis pada tahun 19546 Ib.id hlm.237 Ib.id hlm.228 Ib.id hlm. 30

9

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 10: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

organisasi menjadi tolak ukur apakah organisasi tersebut memiliki ke-utuhan sebuah

organisasi.

Modernisasi dan Kesadaran Politik

Samuel huntington menghubungkan kesadaran politik dan kesadaran politik,

terlebih dahulu Huntington mendefinisikan modernisasi sebagai proses bersegi jamak yang

melibatkan perubahan di semua kerangka pemikiran dan aktivitas manusia, kemudian

semua unsur yang menopang modernisasi seperti pendidikan, industrialisasi, seklarisasi,

demokratisasi serta media massatidak berlangsung secara serampangan dan berdiri

sendiri-sendiri, kesemuanya memiliki keterkaitan. Secara psikologis, modernisasi

melibatkan pergeseran mendasar di bidang mental, nilai-nilai dan harapan. 9

Huntington merujuk pada pendapat Karl Deutsch menyebutkan bahwa aspek

modernisasi yang relevan dengan masalah-masalah politik dapat diperinci secara tegas

atas dua kategori besar10, pertama yang terkait dengan mobilisasi sosial dan yang kedua

mengenai korelasi antara aktiviats ekonomi masyarakat dan aktivitas politik masayrakat

tersebut.

Modernisasi poltiik secara alamiah dimaksudkan untuk mengubah masyarakat

terbelakang menjadi maju, terkait dengan masalah ini Hntington mengkelompokkan dalam

tiga kelompok modernisasi politik. Pertama, Modernisasi poltiik melibatkan adanya

rasionalisasi kekuasaan. Kedua, pembangunan politik melibatkan diferensiasi fungsi politik

yang baru dan pengembangan struktur khusus sebagai pelaksanaan seluruh fungsi

tersebut. Ketiga, pembangunan politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi politik

masyarakat secara luas.

9 Ib.id hlm. 52-5310 Samuel Huntington merujuk pada pendapat Karl w. Deutsch dalam Sosial Mobilization and

Political Development yang dirilis dalam American Political Science Areview pad atahun 1961.

10

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 11: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Modernisasi tak hanya memiliki implikasi positif bagi perkembangan politik,

modernisasi dalam kenyataannya juga berimplikasi negatif. Modernisasi yang

mempengaruhi mobilisasi sosial juga berimplikasi pada instabilitas politik, kemudian

sebagai bentuk perebutan sumber-sumber daya ekonomi dalam proses modernisasi

mengakibatkan terjadinya ketimpangan yang secara politik akan menimbulkan kerawanan

sosial. Kemudian sebagai efek tuntutan kebutuhan masyarakat modern, modernisasi telah

melahirkan banyak perilaku menyimpang dalam politik perilaku menyimpang yang

dilakukan pimpinan politik adalah korupsi dan penyalahgunaan kewenangan lainnya.

B. Pemikiran Huntington Mengenai Proses Demokratisasi di Negara Berkembang

Pendefinisian demokrasi Huntington merujuk pada konsep yang dibuat para

Filsuf Yunani, dalam terminologi klasik demokrasi diisentikkan dengan Kehendak rakyat

(the will of the people) sebagai sumber atau legitimasi demokrasi dan kebaikan bersama

9the common good) sebagai tujuan, namun Schumpeter mencoba mematahkan teori

demokrasi klasik tersebut dengan the another theory of democracy. Schumpeter

mendefinisikan demokrasi lebih sebagais ebuah proses, demokrasi ia definisikan sebagai

prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan poltiik yang di dalamnya individu

memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetitif dalam

rangka memperoleh suara rakyat11

Dalam analisis kronologis yang dibuat Huntington, ia mencoba mendeskripsikan

prosesi arus demokratisasi dan arus baliknya12 sebagai berikut :

Gelombang panjang demokratisasi pertama 1828 - 1926

11 Samuel P Huntington dalam Gelombang Demokratisasi Ketiga.. Grafiti, Jakarta. Merupakan

terjemahan dari buku Huntington The Third Wave : Democratization in the Late Twentieth

Century yang diterbitkan dalam edisi aslinya pada tahun 1989. Hlm. Dalam mendefinisikan

demokrasi Huntington tidak melakukan pendefinisian secara kaku, ia mengkaitkan definisi

demokrasi sesuai konteks.12 Ibid. hlm. 16

11

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 12: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Gelombang balik pertama 1922 – 1942

Gelombang pendek demokratisasi kedua 1943 – 1967

Gelombang balik kedua 1958 – 1975

Gelombang demokratisasi ketiga 1974 - …….

Dialektika sejarahlah yang menghendaki prosesi gelombang ketiga demokrasi, titik awal

dari arus gelombang ini menurut Huntington adalah masa setelah tumbangnya diktator

Portugal pada tahun 1974, pasca itu tak kurang dari 30 negara di dunia mengalami

pergantian rezim dari rezim otoriter ke rezim demokratis. Gelombang ini terutama terjadi di

Eropa, Asia dan Amerika Latin.

Gelombang pasang demokrasi ini muncul kepermukaan awalnya di Eropa

Selatan, setelah prosesi kejatuhan rezim militer Portugal berlanjut dengan tumbangnya

rezim militer di Yunani, disusul pula kejatuhan rezim otoriter di Spanyol. Pada awal 70-an

gelombang demokrasi mengarah ke Amerika Latin, dimulai dengan pengunduran

pemimpin militer di Ekuador, hal serupa juga terjadi di Peru, pemimpin militernya juga

mengundurkan diri, hal serupa juga terjadi di Bolivia.

Pada proses selanjutnya arus demokratiasasi juga nampak di Asia ditandai

dengan terbentuknya pemerintahan baru di India pada tahun 1977, pada tahun 1983

proses yang sama terjadi di Turki, pemerintahan militer Turki yang merebut tahta pada

tahun 1980 mengundurkan diri, dan pemilihan umum berhadil membentuk pemerintahan

sipil. Kemudian di Asia Tenggara arus demokratisasi terasa di Filipina dengan tumbangnya

rezim Marcos. Pada dasawarsa 80-an arus demokratisasi mengguncang dunia komunis,

dimulai di Honggaria pada 1988 dengan dimulainya proses menuju sistem multipartai,

pada tahun 1989 beberapa pemimpin komunis di Uni Sovyet terkalahkan. Itulah kajian

historis Huntington mengenai arus demokratisasi gelombang ketiga tersebut.

Perbedaan bentuk pemerintahan memiliki urgensi dengan pertimbangan

beberapa alasan ; pertama, demokrasi politik berkaitan erat dengan kebebasan individu.

12

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 13: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Kedua, stabilitas politik dan bentuk pemerintahan, sebagaimana telah dikemukakan,

merupakan dua variabel yang berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan. Ketiga,

menyebarnya demokrasi berimplikasi bagi hubungan internasional.

Huntington dalam bukunya juga memberikan gambaran mengenai strategi bagi

para pejuang demokrasi untuk melakukan proses reformasi sistem otoriter13, beberapa

strategi tersebut adalah :

(1) Pejuang demokrasi haruslah mengamankan basis politik.

(2) Memeprtahankan legitimasi ke belakang

(3) Memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi kelompok yang konservatif

(4) Sedapat mungkin memegang kendali atas prakarsa politik.

(5) Memberi dorongan bagi kelompok-kelompok oposisi yang memiliki keinginan yang

kuat pada proses perubahan

(6) Menciptakan kesadaran bahwa demokrasi sebagai sebuah kemutlakan dalam

mencapai keadaan yang lebih baik.

Dalam proses transisi politik negara-negara yang baru saja menuju demokrasi

akan menghadapi beberapa masalah, meliputi; masalah memapankan sistem konstitusi

dan sistem pemilihan yang baru, menyingkirkan kelompok yang anti-prubahan dari posisi-

posisi pemerintahan, mengubah atau mencabut undang-undang yang tidak relevan

dengan arah demokrasi, mengubah sistem yang ada di lembaga-lembaga yang sedianya

menjadi penopang kekuasaan otoriter, seperti polisi rahasia dan militer. Hal-hal di atas

dikelompokkan dalam masalah-masalah kelompok pertama, untuk masalah-masalah

kelompok kedua adalah masalah kontekstual, permasalahan ini menyangkut watak,

mentalitas warga masayrakat, kondisi perekonomian, kondisi kultural dan realitas historis14,

banyak aspek dari kondisi di atas pada negara-negara tententu tidak mendukung proses

13 Ib.id. hlm. 17914 Ib.id hlm. 270-272

13

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 14: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

demokrasi, seperti di Indoensia, realitas historis menunjukkan Indonesia memiliki akar

sejarah dan budaya yang feodalistik, hingga akan ikut mempengaruhi proses transisi

menuju demokrasi.

C. Pemikiran Politik Huntington Mengenai Konstruksi Politik Internasional

Pemikiran-pemikiran Huntington mengenai politik internasional dikenal luas

melalui bukunya yang berjudul The Clash of Civilization and Remaking of world Order.

Huntington dalam bukunya tersebut menoba terlebih dahulu mengidentifikasi pengertian-

pengertian mengenai peradaban, ada belasan pemikir yang dijadikan referensi oleh

Huntington dalam menemukan hakekat perdaban, antara lain pemikiran Weber, Durkheim,

Oswald Spengler, Pitrim Sorokin, Arnold Toynbee, Alfred Weber, Kroeber, Bgby, Caroll

Quiqley, Rushton Coulborn, C Dawson, Eisentadt, Fernard Braudel, Mc Neil, Bozeman.

Imanuel Walerstein dan Fernandez-Armesto15

Menurut Huntington, konsepsi peradaban muncul pertama kali pada abad 18

oleh para pemikir Perancis, konsep muncul dan dipertentangkan dengan ‘barbarisme’.

Kemudian peradaban dalam pengertian plural menempatkan peradaban sebagai entitas

kultural16. Huntington juga berpendapat bahwa peradaban bersifat fana (tidak kekal)

namun, peradaban bertahan sangat lama, ia berkambang dan beradaptasi dan

berpengaruh signifikan pada kehidupan manusia17.

Huntington membenarkan pendapat-pendapat yang menyatakan abad ke-20

sebagai awal kelahiran dari peradaban ‘universal’ , perdaban universal inilah yang

menempatkan warga dunia dalam sebuah kerangka berpikir yang cenderung

15 Samuel P. Huntington, 1994. Benturan antar Peradaban dan Amsa Depan Politik Dunia.

Qalam, Yogyakarta.hlm. 37 16 Ib.id hlm. 3917 Ib.id hlm.45

14

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 15: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

terhomogenkan. Konstruksi mengenai perdaban inilah yang kemudian dijadikan sandaran

Huntington dalam menganalisis frame mengenai konstruksi politik internasional.

Huntington melihat pasca runtuhnya Uni Sovyet dan ideologi komunis, yang juga

disisnggung oleh Francis Fukuyama dalam the end of History, maka dunia akan bergerak

mencapai keseimbangan baru, Barat yang dimotori Amerika dan negara Eropa telah

hampir tak memiliki kekuatan penyeimbang, maka dalam telaah Huntington, ia melihat

negara-negara dengan basis peradaban Islam akan menjadi kekuatan penyeimbang.

Peradaban merupakan puncak perkembangan kehidupan masayrakat dan

menurut Huntington, benturan antar perdaban adalah konflik kesukuan dengan skala

global18. Dalam konflik-konflik tersebut, melibatkan beberapa permasalahan politik

internasional19, meliputi:

1. Pengaruh relatif dalam pembentukan perkembangan serta kebijakan-kebijakan

global dari organisasi internasional semisal PBB, IMF dan Bank Dunia.

2. Kekuatan relatif militer yeng memicu berbagai kontroversi

3. Kekuatan ekonomi dan tingkat kesejahteraan

4. Usaha melindungi eksistensi peradaban oleh suatu negara.

5. Nilai dan kebudayaan

6. Kelangkaan yang menimpan dunia

Huntington melihat ada beberapa potensi konflik yang begitu besar, pertama

menyangkut konflik antara Barat dan Islam, meski Barat mengangap tak ada masalah

antara Abrat dan Islam, Barat hanya merasa memiliki masalah dengan kelompok ekstrimis

Islam20, kemudian perang dingin Amerika – Cina juga berpotensi bermuara pada sebuah

konflik terbuka.

Relitas di atas semakin menjadi tatkala di dunia muncul semangat ‘kebencuian

kuno’ yang menggiring dunia pada semangat perang untuk mempertahankan eksistensi

15

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 16: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

entitas kultural mereka, semangat ini tentu saja agak kontradiktif dengan semangat

perdaban universal yang muncul di awal abad 20. Namun, menurut Huntington, hal muncul

sebagaia bentuk pencarian dunia pada tatanan yang ideal atau cara dunia menemukan

titik keseimbangannya.

Dalam bukunya ini pada bagian akhir Huntington mencoba untuk mengurai lagi

realitas sosial yang mengitari perdaban Abrat dan dalam perkembangannya perdaban

Barat akan mendapat himpitan dari perdaban lain terutama yang berasal dari Timur dan

18 Ib.id hlm.38519 Ib.id hlm. 38720 Ib.id. hlm. 390

BAB IVKESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang intelektual, Samuel P. Huntington dapat dikatakan

sebagai pemikir yang memiliki kecukupan pengalamannya berkutat dengan analisis teoritik

dan evaluasi teoritis telah cukup teruji, berbagai unit riset di berbagai universitas

terkemuka di Amerika Serikat dan Eropa telah mengindikasikan bahwa Huntington

termasuk pemikir politik yang memiliki dedikasi tinggi bagi pengembangan ilmu politik.

Tidak hanya itu Huntington juga termasuk sebagai aktor dalam berbagai kebijakan politik

pertahanan dan politik luar negeri di Amerika Serikat , mengingat statusnya sebagai

penasehat dan staf pada dewan keamanan nasional Amerika Serikat.

Karya-karya Huntington telah beredar di hampir seluruh negara, bahkan bukunya yang terakhir the

Clash of Civilizations and Remaking of World Order telah diterjemahkan dalam 22 bahasa, ini merupakan

indikator bahwa pemikiran politiknya telah dengan luas menjadi bahan referensi dalam ilmu poltiik.

Oleh sebagian pengamat karya-karya Huntington dipilah dalam tiga kelompok besar, pertama

karya-karyanya mengenai strategi dan politik militer dan pertahanan, kemudian kelompok karya mengenai

16

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 17: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

Islam, Huntington melihat proses perubahan menjadi kemutlakan dalam tubuh perdaban

Barat.

perbandingan politik dan politik dalam negeri Amerika Serikat dan terakhir kelompok karyanya mengenai

Buku-buku dalam bidang pembangunan politik dan perkembangan politik di negara dunia ketiga.

Pemikiran politik Huntington mengenai perbandingan politik akan tergambar dalam bukunya

terakhir The Clash of Civilizations and Remaking of world Order. Ia menggambarkan dunia yang tengah

berkontraksi menemukan titik keseimbangan baru setelah berakhirnya perang dingin antara Amerika Serikat

dengan ideologi kapitalis dan Uni Sovyet dengan ideologi komunis.

Pemikiran politik Huntington akan dapat dijumpai dalam karyanya Political Order in Changing

Societies dan The Third wave: Democratization in the Late Twenteith Century kedua buku tersebut telah

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Tertib Politik di dalam Masyarakat yang Sedang

Berubah dan Gelombang Demokratisasi Ketiga, dalam buku Tertib Politik, Huntington mencoba mengurai

mengenai berbagai aspek politik di negara yang masayrakatnya tengah bertransisi dari kondisi yang

tradisional menuju kondisi yang modern, kemudian proses modernisasi ini menurut Huntington memiliki

implikasi yang luas atas konstruksi politik, terutama menyangkut partisipasi politik dan pelembagaan institusi

politik.

Kemudian dalam buku mengenai demokratisasi Gelombang ketiga, Huntington, melakukan telaah

historis atas kondisi politik dalam negeri di beberapa negara, terutama di Asia, Amerika latin Afrika, ia

menangkap bahwa proses demokratisasi yang bermula pada tahun 1828 dan memasuki fase ketiga pada

tahun 1974 hingga sekarang, ia melihat proses ini sebagai bentuk arus demokratisasi yang melanda dunia

secara luas dan mengakibatkan berjatuhannya rezim pemerintahan otoriter dan tergantikan rezim yang

demokratis.

17

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington

Page 18: Lanskap Pemikiran Samuel Huntington (Lanscape of Samuel Huntington Thought)

DAFTAR PUSTAKA

Huntington, Samuel. P. 1983. Tertib Politik di dalalm masayrakat yang sedang berubah. Rajawali Pers.

Jakarta

……………. 2001. Gelombang Demokratisasi Ketiga. Grafiti, Jakarta

……………..2001. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia. Qalam, Yogyakarta

Wikipedia Ensiklopedi Cyber pada

www.wikipedia.organisasi/wiki/samuel_p_hunitngton,

Samuel P. Huntington: Bio-Profile diakses pada tanggal 15 Juni 2003

pukul 21.43 WIB.

18

Lanskap Pemikiran Politik Samuel P. Huntington