kucing persia.doc
Post on 12-Apr-2016
25 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kucing Persia Kucing Persia merupakan kucing yang sangat cantik dan indah dengan bentuk tubuh yang
besar, padat, kepala besar dan bulat, ditutupi lapisan bulu yang tebal. Orang awam pun pasti
langsung bisa mengenali kucing persia.
Di Indonesia, kucing ras persia cukup banyak dikembangbiakkan dibandingkan dengan ras
lain. Mungkin disebabkan bulu yang panjang dan tebal serta sifat tenang, anggun dan manja
yang merupakan salah satu ciri khas kucing ras persia. Persia lebih mudah dikandangkan,
relatif tidak berisik dan lebih cocok hidup di dalam rumah.
Berdasarkan panjang bulunya, persia terdiri daru dua tipe yaitu yang berbulu panjang (long
haired persian) dan yang berbulu pendek (exotic short hair). Berdasarkan variasi warna,
persia terbagi menjadi tujuh kelompok, yaitu :
Kepala :
Kepala persia besar dan bulat, hidung pesek dan lebar dengan celah pembatas yang jelas
dengan mata. Rahang kuat dan lebar, pipi penuh ditopang tulang pipi yang menonjol. Bila
dilihat dari samping, bagian dahi hidung dan dagu berbentuk garis tegak lurus.
Telinga : berujung bulat, bagian dasar melebar, tidak terlalu tinggi dan miring ke depan.
Mata : mata yang membuka berbentuk bulat dan lebar, warna mata berhubungan dengan
warna bulu.
Badan : dada lebar dan membulat dengan bagian punggung sedikit membulat, ukuran dan
posisi perut bagian belakang membulat dan lebih rendah (cobby)
Kaki : pendek, tebal, kuat ditopang tulang yang berukuran besar. Kaki depan lurus dan kaki
belakang juga lurus bila dilihat dari belakang.
Cakar : besar, bulat dan kokoh, lima jari di kaki depan dan empat jari di kaki belakang
Bulu : panjang dan tebal mengkilap, menutupi seluruh badan
Ekor : berbulu tebal,lurus, panjang sesuai proporsi badan
Sifat : mudah beradaptasi dengan berbagai macam tempat, suka bermain dan mudah untuk
disayangi. Ekspresi wajah yang manis dengan sifat tenang bisa duduk dan tidur disatu tempat
selama berjam-jam, tidak berisik serta bersuara lembut.(drh. Neno WS)
Angora, Turkish AngoraSejarah
Orang awam sering menggunakan kata "angora" untuk kucing berbulu panjang. Kesalahan
ini mulai terjadi sekitar 250 tahun lalu. Pada saat itu kucing-kucing berbulu panjang banyak
terdapat di sekitar kota Angora (sejak tahun 1930 disebut Ankara, Turki) dan Persia (Daerah
timur perbatasan turki, sejak 1935 disebut Iran).
Saat itu tidak ada perbedaan besar antara kucing yang hidup di Angora/Ankara dengan
Persia/Iran. Sejalan dengan banyaknya pedagang eropa yang berbisnis di timur tengah,
semakin banyak kucing asal turki dan persia yang di impor ke benua eropa. Ketika kontes
kucing (cat show) mulai diadakan di inggris pada tahun 1870, kategori kucing berbulu
panjang sangat populer. Sejak saat itulah sifat-sifat genetik persia dan angora mulai
berkembang menjadi lebih murni dan spesifik.
Bentuk tubuh yang besar, tebal, kepala bulat dan badan cobby identik dengan kucing persia.
Sementara angora lebih langsing, panjang, lentur & luwes serta kepala berbentuk lancip
(segitiga).
Baru pada tahun 1962 kucing angora masuk secara resmi ke Amerika. Angora pertama kali
diakui dan didaftar pada tahun 1973 oleh CFA (Cat Fanciers Association).
Ciri & Bentuk Angora
Kucing ras angora mempunyai ukuran badan sedang, dengan gaya lemah gemulai dan
anggun. Badan panjang, langsing, dengan kaki dan ekor panjang. Ekor berbulu tebal dan
mengembang seperti ekor musang. Hidung mancung, keseluruhan kepala berbentuk seperti
segi tiga, dengan telinga lebar. (drh. Neno WS)
SphynxKucing Ras Sphynx (dahulu bernama Canadian hairless) adalah ras dengan kucing yang
mempunyai bulu pendek atau sedikit sekali. Bulu kucing tersebut sangat halus seperti lapisan
tipis pada kulit. Ras ini dihasilkan dari kucing-kucing yang mengalami mutasi genetik.
Jumlah kucing ras ini juga masih sangat terbatas.
Sejarah
Selama beberapa ratus tahun terakhir, kucing tanpa bulu secara spontan terlahir dari kucing-
kucing domestik berbulu pendek. Mutasi alamiah ini terjadi secara spontan. Kucing-kucing
yang mengalami mutasi ini ditemukan di beberapa tempat seperti Kanada, Perancis, Maroko,
Meksiko, Rusia, Australia dan Amerika. Tetapi kucing-kucing tersebut tidak pernah
dikembangkan menjadi satu ras khusus dan sebagian besar mati akibat kurangnya perawatan
atau karena berbagai masalah pengembangbiakan.
Pada tahun 1960 sepasang kucing lokal Kanada yang berbulu pendek melahirkan anak-anak
tanpa bulu. Sejak saat itulah program pengembangbiakan kucing-kucing tanpa bulu tersebut
dimulai. Pada tahun 1970 Cat Fanciers Association (CFA) memberikan status kucing tersebut
sebagai Ras "Canadian hairless". Tetapi setahun kemudian CFA menarik kembali
keputusannya karena ada masalah kesehatan dan perkembangbiakan ras tersebut. Pada saat
itu gen yang berhubungan dengan ketiadaan bulu dianggap mematikan (letal). Akhirnya
kucing-kucing dan keturunannya tersebut menjadi punah.
Pada tahun 1975, pemilik sebuah pertanian di Minnesota bernama Milt dan Ethelyn,
mempunyai seekor anak kucing tanpa bulu yang lahir dari kucing normal di pertanian mereka
yang bernama Jezabelle. Tahun berikutnya kembali lahir kucing tanpa bulu dari Jezabelle.
Kedua anak kucing ini diberi nama Epidermis dan Dermis. Dermis dan Epidermis dibeli olah
seorang breeder kucing dari Oregon bernama Kim Mueske. Keturunan Dermis dan Epidermis
disebut sebagai garis keturunan Pearson.
Sementara itu seorang breeder lain dari Minnesota yang bernama Georgiana Gattenby juga
mencoba mengembangkan ras kucing tanpa bulu dari induk lain bernama Pearson yang juga
menghasilkan anak tanpa bulu. Ia mengawinkan kucing-kucing tersebut dengan ras Devon
Rex untuk memperkuat sifat-sifat genetiknya. Keturunan kucing-kucing ini terbukti sehat dan
diberi nama Sphynx. Nama tersebut diambil dari Sphinx besar yang ada di Giza, Mesir.
Tahun 1978, seorang breeder kucing di Kanada bernama Shirley Smith menyelamatkan
seekor kucing jantan, tanpa bulu yang diberi nama Bambi. Bambi kemudian dikebiri (steril)
dan dipelihara sebagai kucing kesayangan. Setahun kemudian induk Bambi melahirkan dua
ekor kucing tanpa bulu yang diberi nama Punkie dan Paloma. Pada tahun 1983, Smith
mengirimkan Punkie dan Paloma kepada Dr. Hernandez di Belanda untuk
dikembangbiakkan. Dr. Hernandez juga mengawinkan kedua kucing tersebut dengan kucing
Ras Devon Rex. Ia juga menemukan fakta bahwa gen tanpa bulu lebih dominan dari pada gen
bulu keriting seperti pada ras Devon Rex, tetapi resesif terhadap gen berbulu pada kucing
normal.
Kucing-kucing keturunan Punkie, Paloma dan Pearson (Dermis dan Epidermis) inilah yang
kemudian menjadi dasar pengembangan Ras Sphynx. Keempat kucing itulah yang menjadi
nenek moyang sebagian besar Kucing Sphynx yang ada saat ini.
CFA mulai menerima registrasi Ras sphynx pada tahun 1998 dan pada tahun 2000 telah
terdaftar 120 ekor kucing ras Sphynx di CFA.
Bentuk dan ciri sphynx
Panjang badan sedang, tegap dan membulat didaerah perut seperti tabung serta dada lebar.
Kepalanya lebih panjang dibanding lebarnya dan berbentuk segitiga. Dahinya rata dan tulang
pipi menonjol, hidung pendek dengan lekukan yang jelas atau hanya sedikit lekukan. Dagu
tegas dan sedikit kumis, pendek atau sama sekali tanpa kumis.
Telinganya besar, lebar pada bagian bawah dan berdiri tegak, bagian dalam telinga tidak
berbulu. Mata berbentuk bulat lemon dengan ujung bagian luar mengarah ketelinga dan
terbuka lebar, semua warna mata diakui dan tidak perlu sesuai dengan warna bulu. Leher
panjang, bulat dan berotot.
Kaki panjang dan proposional dengan ukuran tubuh, kaki depan lebih ramping dan lebih
pendek dari kaki belakang, jari kaki panjang dengan telapak kaki tebal. Ekor panjang dan
berbentuk cambuk, diujung ekor ditemui sedikit bulu menyerupai ekor singa. Kulit seluruh
tubuh dengan sedikit bulu bertekstur sangat halus, berkerut dibagian kepala, badan dan kaki.
Pada anak kucing jumlah kerutan pada kepala dan kulit lebih banyak. (drh. Neno WS)
Exotic Shorthair Sejarah
Akhir 50-an para breeder kucing American Shorthair (ASH) secara diam-diam mulai
mengawinkan kucing ras Persia berwarna silver dengan dengan ASH. Perkawinan dengan ini
bertujuan memperkaya genetik, memperbaiki bentuk dan tipe badan serta menghasilkan
warna silver.
Hasil perkawinan tersebut berupa kucing American Shorthair dengan karakteristik persia.
Kepala lebih bulat dan lebar, hidung lebih pesek, telinga lebih kecil, badan lebih padat dan
lebar, bulu lebih lembut, tebal dan lebih panjang dari ASH. Penampilan ras hibrida tersebut
sangat indah, tetapi tidak menunjukkan karakteristik ASH yang sebenarnya.
Pada tahun 1966, Jane Martinke, seorang Juri CFA (Cat Fanciers Association) dan juga
seorang breeder ASH, mengajukan ras campuran Persia-ASH tersebut sebagai satu ras baru.
Pada awalnya ras tersebut mengundang banyak perdebatan dan penolakan. Para breeder
persia menolak menjual kucing persia mereka pada penggemar exotic. Penggemar exotic
bertahan dan mulai memperkuat gen bulu pendek dengan cara mengawinkan kucing mereka
dengan ras Burmese, Russian Blue dan British Shorthair.
Setelah gen bulu pendek dominan kuat dan stabil, para breeder mengawinkan kembali dengan
Persia untuk mendapatkan bentuk badan dan kepala persia. Tahun 1987 CFA hanya
mengijinkan Exotic Shorthair dikawinkan dengan ras Persia. Perlahan-lahan Exotic Shorthair
mulai menjadi populer. Persia dan Exotic Shorthair mempunyai standar yang sama kecuali
dalam hal panjang bulu.
Blue Exotic Shorthair
Karakteristik
Exotic Shorthair mempunyai sifat tenang dan anggun persia, tetapi lebih lincah dan aktif bila
dibandingkan dengan persia biasa. Selalu ingin tahu dan bermain dan jarang mengeong. Ras
ini termasuk kucing yang mandiri, tetapi lebih suka bila berada di sekitar pemiliknya.
Perawatan kucing ini lebih mudah bila dibandingkan persia berbulu panjang yang harus
disisir setiap hari. Oleh karena itu Exotic Shorthair sering disebut juga Persian for Lazy
People.
Secara fisik, bentuk tubuh dan kepala Exotic Shorthair, identik dengan Persia. Warna dan
pola warna serta warna mata juma sama seperti yang terdapat pada ras Persia. Satndar yang
digunakan dalam Kontes juga sama. Satu-satunya perbedaan hanya pada panjang bulu. (drh.
NenoWS)
Ras Kucing Asli Indonesia Tidak semua orang Indonesia menyadari bahwa negaranya adalah salah satu negara dengan
tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Padahal beberapa spesies flora dan fauna
baru banyak ditemukan di negara kita. Begitu pula kucing, sifat geografi negara kepulauan
menyebabkan ada sekumpulan kucing yang berkembangbiak disebuah pulau kecil.
Perkembangbiakan tersebut berlangsung terus menerus dan kemurnian genetiknya secara
alami tanpa campuran gen dari kucing-kucing lain. Siapa sih yang tidak bangga kalau negara
kita ini punya ras kucing asli Indonesia yang diakui "perkucingan" tingkat dunia ?.
Yang pasti, negara tercinta ini mempunyai satu ras kucing asli. Bukan ras "kampung" yang
sering berkeliaran di pasar-pasar. Bukan juga ras Javanese atau balinese yang menggunakan
nama pulau di negara kita. Ras kucing asli Indonesia ini, hidup dan berkembang biak di
Madura.
Seperti halnya ras anjing Kintamani yang awalnya hanya berkembangbiak di pulau Bali,
kucing madura juga berkembang biak di sebuah pulau kecil bernama Raas yang terletak di
sebelah timur pulau Madura.
Kucing Raas ini mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai leopard. Saat ini telah diketahui
dua warna yang sering terdapat pada kucing raas, yaitu : buso dan kecubung. Buso adalah
bahasa setempat untuk warna abu-abu (blue) seperti yang terdapat pada ras rusian blue atau
british shorthair. Sedangkan kecubung adalah istilah setempat yang diberikan bagi kucing
yang berwarna coklat.
Informasi mengenai keberadaan kucing Raas telah menarik perhatian dua klub penggemar
kucing yang ada di Indonesia. Masing-masing klub ini menginginkan agar kelestarian kucing
tersebut tetap terjaga dan menjadikan kucing Raas sebagai ras kucing yang diakui masyarakat
perkucingan dunia. Cita-cita ini memerlukan perjuangan yang sangat berat dan memerlukan
waktu bertahun-tahun. Diperlukan program pengembangbiakan kucing yang ketat dan
terencana untuk menghilangkan atau meminimalkan cacat genetik sekaligus menstabilkan
sifat-sifat genetik yang merupakan ciri khas.
Adat istiadat dan kepercayaan setempat mendukung kemurnian ras kucing ini. Kucing ini
ternyata merupakan komoditi penting bagi pejabat maupun pemuka di daerah, karena
mempunyai arti dan nilai khusus.
Perkembangbiakannya hanya terjadi di pulau Raas dan sangat dilindungi oleh penduduk
setempat. Hanya kucing jantan yang telah dikebiri yang diizinkan untuk dibawa keluar pulau.
Kelahiran anak kucing warna abu-abu selalu dinantikan untuk diberikan sebagai hadiah
kepada orang-orang tertentu ataupun penyayang kucing karena memang sangat diminati.
Dengan adanya perlakuan khusus dari penduduk setempat dalam hal penyebarannya keluar
pulau Raas, kemungkinan besar tidak akan terjadi perkembangbiakannya atau persilangan
dengan kucing lain ditempat yang baru. Tetapi perkembanganbiakan yang terjadi di pulau
Raas itu sendiri belum dapat dipastikan, karena diduga terjadi secara alami tanpa adanya
pengawasan atau perlakuan khusus dalam pembiakannya. (drh. Neno WS)
Sumber : Cat Fancy Indonesia
Munchkin Sejarah
Banyak catatan sejarah yang menunjukkan kucing dengan kaki pendek. Salah satunya pada
tahun 1944, seorang dokter hewan bernama H.E. Williams mendeskripsikan empat generasi
kucing dengan kaki pendek yang hidup liar di Inggris. Kucing-kucing tersebut hidup dengan
sehat dan bergerak seperti musang. Sayangnya kucing-kucing ini menghilang pada perang
dunia ke-II.
Sekitar tahun 1953 Max Von Egon Thiel, seorang berkebangsaan Jerman, melaporkan
melihat seekor kucing berkaki pendek di Stalingrad. Kemudian selama bertahun-tahun tidak
terdengar lagi perkembangan kucing-kucing berkaki pendek. Baru pada tahun 1983 terjadi
perkembangan munchkin yang signifikan.
Pada tahun 1983, seorang guru musik dari Louisiana yang bernama Sandra Hochenedel,
menemukan dua ekor kucing yang terjebak di bawah truk karena dikejar anjing. Kedua
kucing tersebut sedang dalam keadaan hamil/bunting. Seekor kucing berwarna abu-abu
sedang yang lainnya berwarna hitam. Kedua kucing tersebut diberi nama Blueberry dan
Blackberry. Kedua kaki kucing tersebut berukuran pendek, tidak seperti kucing normal.
Beberapa anak Blackberry juga mempunyai kaki pendek seperti induknya. Salah satu anak
tersebut dikirimkan ke seorang teman sandra bernama Kay LaFrance. Kemudian kucing
tersebut diberi nama Toulouse. Kay kemudian mengembangbiakkan toulouse dan
menghasilkan banyak kucing berkaki pendek.
Kucing Munchkin yang terdaftar dewasa ini sebagian besar merupakan keturunan
Blackberry dan Toulouse.
Baru-baru ini munchkin mendapatkan status sebagai satu ras kucing baru dari TICA.
Meskupun statusnya masih baru, kucing-kucing munchkin telah ada selama beberapa dekade.
Istilah munchkin sendiri muncul ketika film Wizard of Oz sedang mencapai puncak
popularitas. Dalam film tersebut terdapat para kurcaci/orang kerdil yang disebut munchkin.
Sejak saat itulah istilah ini mulai melekat pada kucing berkaki pendek.
Karakteristik Munchkin
Kaki pendek pada ras ini berhubungan dengan mutasi genetik , bukan karena manipulasi
yang dilakukan oleh manusia. Gen yang menyebabkan kaki pendek pada kucing Munchkin
sama dengan gen yang menyebabkan kaki pendek pada anjing ras Daschund (teckel) dan
Welsh Corgi. Tidak seperti kedua ras anjing tersebut, munchkin tidak pernah mengalami
gangguan pada tulang punggung yang berhubungan dengan anatomi tubuhnya yang pendek
tersebut.
Kucing-kucing munchkin sangat bervariasi, bisa berbulu panjang atau pendek. Munchkin
banyak dikawinkan dengan kucing dari ras lain, sehingga anaknya sangat bervariasi. Saat ini
belum ada standar khusus yang mendeskripsikan ras ini. Tantangan bagi para breeder agar
dapat menghasilkan munchkin dengan sifat-sifat genetik yang konsisten.
Karena ras ini masih dalam tahap pengembangan, ciri utama/standar agar seekor kucing
termasuk munchkin adalah kakinya pendek.
Seorang ahli genetik dari TICA (The International Cat Assosiation) yang bernama Dr.
Solveig Pflueger, menyatakan bahwa kaki pendek pada munchkin disebabkan mutasi gen
autosom dominant. Selama 7 tahun penelitian, ia tidak menemupakn gangguan tulang pada
anak kucing yang dapat menyebabkan cacat atau kematian.
Temperamen
Munchkin sangat suka bermain dan mengejar mainan. Salah satu hal yang menyebabkan
munchkin disukai adalah cara duduk pada kaki belakang dengan posisi yang mirip kelinci.
Seperti kebanyakan kucing-kucing lain, munchkin juga mudah beradaptasi dengan manusia
atau hewan lain.
SDN MARGOREJO 1
SURABAYA
Nama siswa : Farrel Daffa Radityo
Kelas : VI-B
2015
top related