kti keluarga

Post on 23-Feb-2017

198 Views

Category:

Health & Medicine

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. “L” DENGAN MASALAH PENGELOLAAN AIR BERSIH DAN MASALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN (SPAL, JAMBAN KELUARGA DAN TEMPAT

SAMPAH ) DI DUSUN SUMBIRI DESA MOMBI KEC. ALUKABUPATEN POLEWALI MANDAR

TANGGAL 28 – 30 JULI 2012

BYF A D L I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Akses Air Bersih di Kabupaten Polewali Mandar

menurut hasil data yang diperoleh tahun 2007-2010, menunjukkan peningkatan yang cukup baik, ditahun 2007 cakupan akses air bersih sebesar 67,37 %, ditahun 2008 sebesar 74, 5 % dan ditahun 2009 air bersih (yang memenuhi syarat) berhasil mengakses 80.162 rumah tangga yaitu sebesar 76,1 %. Dan di tahun 2010 rumah tangga yang dapat mengakses air bersih sebanyak 29.142 (78,2%) rumah tangga dari 37.276 rumah tangga yang diperiksa.

Sedangkan data untuk sumber dan pengelolaan air di Dusun Sumbiri Desa Mombi Kecamatan Alu Tahun 2012 sesuai pendataan Sumber air untuk memasak dan minum dari 52 Rumah yang ada didapatkan 3 (5,77%) sumber pompa, 7 (13,46%) sumur gali, 42 (80,77%) lain-lain. Sistem pengolahan air minum Berdasarkan data didapatkan 44 (84,62%) dimasak, 8 (15,38%) tidak dimasak.

Dari 52 rumah yang ada di Dusun Sumbiri Desa Mombi Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar yang belum mempunyai Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) sebanyak 65,38%, tidak memiliki tempat sampah sebanyak 73,08% dan tidak memiliki jamban keluarga sebanyak 65,38%.

B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan

mengingat luasnya masalah kesehatan keluarga, maka pada penyusunan Karya Tulis ini penulis membatasi masalah asuhan keperawatan keluarga Tn. “L” dengan masalah pengelolaan air bersih dan kesehatan lingkungan (Jamban Keluarga, SPAL, dan Tempat Pembuangan Sampah) di Dusun Sumbiri Desa Mombi Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar pada tanggal 28 – 30 Juli 2012.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PengertianKeluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap – tiap anggota keluarga selalu berintraksi, satu sama lain (Wahit Iqbal Mubarak dkk, 2009)

KELUARGA ADALAH : Unit terkecil masyarakat. Terdiri atas dua orang atau lebih. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah. Hidup dalam satu rumah tangga. Di bawah asuhan seorang kepala rumah

tangga. Berinteraksi di antara sesama anggota

keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai peran

masing-masing. Menciptakan, mempertahankan suatu

kebudayaan.

B. Struktur Keluarga Patrilineal Matrilineal Matrilokal Patrilokal Keluarga kawinan

C. Tipe / Bentuk Keluarga Keluarga inti (Nuclear family) Keluarga besar (Extended family) Keluarga berantai (Serial family) Keluarga duda / janda (Single

family) Keluarga berkomposisi

(Composite) Keluarga kabitas (Cahabitation)

D. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak ayah.

Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah di pihak ibu.

Equalitarian, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.

BAB IIITINJAUAN KASUS

A. Struktur dan Sifat KeluargaKepala Keluarga

Nama kepala keluarga : Tn“L” Jenis kelamin : Laki-Laki Umur : 44 Tahun Agama : Islam Suku : Mandar Pendidikan : SMA Pekerjaan : Supir Mobil Alamat : Sumbiri

Tabel 2 : Komposisi Keluarga Tn.”L” di lingkungan Dusun Sumbiri

Tahun 2012

No NAMAHUB. DGN KK

UMURJENIS KELAMIN

ST.KAWIN PDDK ket

1.

2.

Ny. S

An. F

Istri

Anak

38

17

P

L

Kawin

-

SD

SMK

Sehat

Sehat

ANALISA DATA

Data Kesehatan Lingkungan SPAL ( Sarana Pembuangan Air Limbah ) DS : Keluarga mengatakan tidak

mempunyai Sarana Pembuangan Air Limbah, air limbah dibuang di kolong rumah

DO : Ada genangan air di kolong rumahWC atau jamban keluarga DS : Keluarga mengatakan tidak

mempunyai WC, dan Keluarga BAB di pinggir sungai

DO : Tidak nampak adanya WC

Tempat Sampah DS :- Keluarga mengatakan tidak

mempunyai tempat sampah, Pengelolaan sampah dengan cara dibuang di sembarang tempat.

DO :- Tidak nampak adanya tempat sampah. Nampak sampah berserakan

Data Pengolahan air minum DS : Keluarga mengatakan air yang

diminum tidak di masak. DO : air yang di minum tidak di masak

Berdasarkan prioritas masalah pertimbangan teoritis dan kenyataan di lapangan maka masalah-masalah Tn “L” secara berurutan adalah :

Masalah Pengolahan air minum • Resiko penyebaran penyakit Diare dan

CacinganMasalah Kesehatan Lingkungan• Resiko penyebaran penyakit menular

(Ispa, Diare, Typhoid dan DBD) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah.

BAB IVPEMBAHASAN

Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada Tn “L” selama 3 hari yang dimulai tanggal 28 s/d 30 juli 2012

Masalah yang teratasi Pemahaman terhadap dampak dari pengelolaan air

minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan meningkat dibuktikan dengan keluarga Tn “L” mau mengkonsumsi air minum yang telah dimasak.

Keluarga Tn “L” mengerti dan mengetahui cara pengolahan sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan telah membuat tempat sampah sederhana serta mau menggunakan sarana tersebut.

Keluarga Tn “L” mengerti dan mengetahui cara pengolahan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan dan telah membuat SPAL sederhana berupa sumur rembesan serta mau menggunakan fasilitas tersebut.

Masalah yang belum teratasi

Keluarga Tn”L” belum bisa membuat WC atau jamban keluarga sendiri karena keluarga Tn “L” tidak mempunyai biaya untuk pengadaannya.

B.PELAKSANAANDari beberapa masalah kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan yang ditemukan, pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga mengacuh pada rencana perawatan kesehatan keluarga yang berdasarkan prioritas masalah yang telah diidentifikasi. Penulis telah melaksanakan kegiatan berdasarkan intervensi yang telah disusun dan dirangkum dalam format asuhan keperawatan keluarga

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan1. Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data

tanggal 28 Juli 2012 penulis menemukan 2 masalah kesehatan pada keluarga Tn “L” yaitu :

a) Pengolahan air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

b) Kesehatan lingkungan , (pengelolaan Sampah, SPAL dan Jamban Keluarga yang tidak memenuhi syarat kesehatan)

2. Dengan melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan keluarga yang ada pada keluarga Tn “L” akan membantu keluarga menyelesaikan masalahnya.

3. Pada tahap evaluasi didapatkan perubahan perilaku pengetahuan Tn “L” dan ibu meningkat, serta perubahan perilaku dan sikap Tn “L” dan ibu dengan membersihkan lingkungan rumah, membuat tempat sampah sederhana dan membuat SPAL sederhana, namun keluarga belum membuat WC karena kurangnya sumber daya ekonomi keluarga, masalah yang teratasi adalah masalah pengolahan air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan, pengelolaan sampah dan air limbah rumah tangga. Sedangkan yang tidak teratasi adalah pembuangan tinja keluarga yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Saran-saran Pada keluarga Tn “L” karena telah mengenal dan mengatahui masalahnya agar lebih meningkatkan status kesehatannya baik itu kesehatan perseorangan maupun kesehatan lingkungannya serta lebih meningkatkan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah.

Kepada aparat pemerintah setempat agar lebih memperhatikan masyarkatnya terutama di bidang kesehatan dalam hal Jaringan Pengamanan Sosaial Kesehatan (JPSK) agar dinikmati oleh keluarga yang betul-betul tidak mampu di bidang sosial ekonomi, terlihat pada keluarga Tn. “L” membutuhkan bantuan karena faktor tidak mampu memelihara kesehatan lingkungan dengan membuat jamban keluarga. Jadi diharapkan dengan sangat kepada para donatur khususnya pada pemerintah untuk memberikan bantun kepada keluarga dengan membuat MCK.

SEKIAN TERIMA KASIH

top related