kontroversi pernikahan di indonesia

Post on 30-Jul-2015

50 Views

Category:

Education

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KONTROVERSI PERNIKAHAN DI INDONESIA

OLEH :FAZA AMALIYA

(14303241031)IRA MUSARAFA

(14303244011)KHOIRUL BARIYYAH

(14302244011)

PernikahanSiri

Nikah Siri adalah nikah secara diam-diam atau dirahasiakan.

Nikah siri merupakan pernikahan yang dinyatakan “sah” menurut ketentuan agama Islam karena telah memenuhi syarat dan rukun pernikahan.

Tetapi, pernikahan siri dinyatakan ”tidak sah” karena menyimpang dari UU No.1 Tahun 1974 pasal 2 ayat (2) tentang pencatatan perkawinan.

Terlepas dari perdebatan hukum, nikah siri membawa petaka pada akhirnya. Misalnya, Istri sewaktu-watu bisa ditinggal suami pergi begitu saja, atau menikah lagi, karena tidak adanya ikatan hukum, istri tidak dinafkahi serta istri tidak berhak mendapat warisan

Dalam pernikahan siri, wanita dan anak hasil pernikahan sangat dirugikan karena tidak diakui secara hukum.

Apa alasan poligami? Adanya keinginan untuk memperbanyak keturunan yang sah, menghindari zinah, memperbanyak silaturrahmi dengan sesama orang muslim

Mengapa poligami diperbolehkan dalam islam?Kembali pada hukum-hukum nikah, : wajib, sunnah, mubah, haram, makruh

Apa ada alasan khusus dilaksanakannya poligami?Faktor ekonomi, sosial keturunan.

Poligami

Islam membolehkan kepada seorang lelaki untuk beristri lebih dari satu orang. Tetapi, Islam

membatasi jumlahnya maksimal empat orang istri, mengharamkan lebih dari itu.

“...dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu

menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika

kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu

miliki.” (QS.An-Nisa : 3)

Nikah Mut’ahNikah mut’ah adalah pernikahan kontrak

yang dikembangkan oleh ajaran kaum syiah.Nikah Mut’ah Menurut Syiah ?

Kitab Man La Yahdhuru al-Faqih karangan al-Qumi terdapat hadis, “Sesungguhnya mut’ah itu adalah agamaku dan agama nenek moyangku. Maka barang siapa yang mengamalkannya, sungguh ia telah mengamalkan agama kami, dan barang siapa yang ingkar maka telah mengingkari agama kami dan telah memeluk selain agama kami”.

Rasulullah SAW bersabda: “Wahai, sekalian manusia. Sebelumnya aku telah mengizinkan kalian melakukan mut’ah dengan wanita. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkannya hingga hari Kiamat. Barangsiapa yang mempunyai sesuatu pada mereka, maka biarkanlah! Jangan ambil sedikitpun dari apa yang telah diberikan.” (HR. Muslim)

Husein bin Ali bin Abi Thalib yang mereka anggap imam sendiri ketika ditanya tentang nikah mut’ah, beliau menjawab, “Janganlah engkau mengotori dirimu dengannya (mut’ah)”. Terdapat dalam kitab hadis rujukan utama mereka sendiri yaitu Bihar al-Anwar karangan al-Majlisi.

MUI dalam fatwanya tanggal 25 Oktober 1997 menetapkan bahwa Nikah Mut’ah hukumnya

HARAM.Padahal,

Pernikahan Beda Agama

Dalam sejarah, Nabi Muhammad pernah menikah dengan perempuan Yahudi (Sophia) dan perempuan Kristen (Maria Qibtiyah).

Salah satu yang melakukan PBA adalah Ahmad Nurcholish. Dia berpedoman bahwa nikah dengan seorang ahli kitab diperbolehkan seperti dijelaskan dalam QS. Al-Maidah:5

“...dan (dihalalkan bagi kamu mengawini) perempuan-perempuan terhormat dari orang-

orang yang diberi kitab atau ahlul kitab sebelum kamu,...”

Kompilasi Hukum Islam pada UUD No.1 tahun 1974 pasal 40 huruf c dan pasal 44 secara eksplisit mengatur

tentang larangan perkawinan lintas agama.

Fatwa MUI tanggal 1 Juni 1980 mengharamkan semua bentuk pernikahan lintas agama, termasuk pernikahan antara laki-laki muslim dengan wanita non-muslim walaupun dari kalangan ahli kitab,atau sebaliknya.

Pernikahan Dini

Menikah dini bila diartikan ialah

'menikah dalam usia masih muda atau

remaja’

Nabi Muhammad SAW dalam salah satu hadisnya pernah menjelaskan:

"Wahai para pemuda, barang siapa yang sudah mampu, hendaknya kawin, sebab kawin itu akan lebih menundukkan

pandangan dan akan lebih menjaga kemaluan. Kalau belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab puasa akan

menjadi perisai bagimu." 

(HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan Menurut Pandangan Islam itu di bolehkan asalkan

sudah mampu dan telah memenuhi syarat untuk

menjalankannya.

JAZAKUMULLAH KHAIRAN KATSIRA

top related