konstipasi pada anak
Post on 20-Jul-2015
422 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KONSTIPASI PADA ANAK
Pendahuluan
Konstipasi merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak Konstipasi: 3%
kunjungan ke SpA 10-15% kasus ahli gastroenterologi anak
Konstipasi fungsional: 90-95% Penyebab organik: 5-10%
Batasan
Konstipasi: ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna yang tercermin dari 3 aspek: Berkurangnya
frekuensi defekasi dari
biasanya (< 3 kali per minggu) Tinja lebih keras dari sebelumnya Palpasi abdomen: teraba massa tinja (skibala) dengan atau tanpa enkopresis (kecepirit)
Etiologi & patofisiologi
etiologi & patofisiologi
Kolon berfungsi menyimpan & mengeringkan tinja cair dari ileum Penyebab konstipasi Kekurangan
asupan serat Kurang minum Kehilangan cairan
etiologi & patofisiologi
Predisposisi konstipasi: Aktivitas
fisik berkurang Perubahan aktivitas rutin Stres Ketersediaan toilet Masalah psikososial
Penyebab tersering: menahan defekasi akibat pengalaman nyeri pada defekasi sebelumnya
etiologi & patofisiologi
etiologi & patofisiologi
Konstipasi kronis Massa
tinja di rektum,kolon sigmoid, kolon desenden, seluruh kolon Terjadi enkopresis (kecepirit) Peningkatan ambang rangsang sensasi rektum Kontraksi puborektalis paradoksal
Gejala & tanda klinis
Riwayat tinja yang keras, tinja yang besar, frekuensi defekasi jarang Kecepirit di antara tinja yang keras Anoreksia, BB sulit naik Manuver menahan tinja Pemeriksaan fisis: Distensi
abdomen Teraba massa abdomen pada abdomen kiri & kanan bawah Fisura ani Ampula rekti besar & lebar
Pemeriksaan fisis
AbdomenDistensi Massa tinja
Colok duburKedutan anus Tonus anus Massa tinja Konsistensi tinja Tinja menyemprot Darah dalam tinja
Inspeksi anusPosisi Tinja sekitar anus Eritema Skin tags Fisura ani
NeurologiTonus Kekuatan Refleks kremaster Refleks tendon
Punggung & spinaDimple Berkas rambut
Konstipasi organik
Gagal tumbuh Distensi abdomen Lengkung lumbosakral (-) Pilonidal dimple covered by a tuft hair Kelainan pigmentasi di lumbosakral Agenesis sakrum Bokong datar Anus di depan Kedutan anus hilang
Ampula rekti kosong namun teraba massa tinja di abdomen Tinja menyemprot bila telunjuk dicabut Darah dalam tinja Refleks kremaster hilang Tonus & kekuatan otot tungkai menurun Refleks tendon hilang atau menurun
Diagnosis banding
Bedakan konstipasi atau pseudokonstipasi Konstipasi: Akut
(1-4 minggu) Kronik (> 1 bulan)
Penyebab konstipasi akut pada anak Fungsional Fisura
ani Infeksi virus dengan ileus Diet Obat
Obat penyebab konstipasi
Anestesi, analgesik narkotik, opiat Antikolinergik, simpatomimetik Antikonvulsan & diet ketogenik Antimotilitas Antipsikotik, antidepresan Barium Penghambat kanal kalsium, antidisritmia Mineral: aluminium, kalsium, besi, timbal, merkuri, arsen, bismuth Anti inflamasi non-steroid
Penyebab konstipasi menurut usiaNeonatus/bayi
Usia 2-4 tahun
Meconium plug Penyakit Hirschprung Fibrosis kistik Malformasi anorektal Chronic idiopathic intestinal pseudo-obstruction Hipotiroid Alergi susu sapi Penyakit metabolik: diabetes insipidus, RTA Retensi tinja Perubahan diet
Fisura ani, retensi tinja Toilet refusal Alergi susu sapi Penyakit Hirschprung segmen pendek Penyakit saraf: sentral atau hipotoni muskuler Kelainan med. spinalis: meningomielokel, tumor, tethered cord
Penyebab konstipasi menurut usiaUsia sekolah
Adolesen
Retensi tinja Ketersediaan toilet terbatas Keterbatasan kemampuan mengenali rangsang fisiologis Preokupasi dengan kegiatan lain Tethered cord
Irritabel bowel syndrome Jejas medula spinalis Diet Anoreksia Kehamilan Laxative abuse
Penyebab konstipasi menurut usia
Segala usia Efek
samping obat, perubahan diet, pasca operasi Riwayat operasi anal-rektum Retensi tinja & enkopresis akibat distensi tinja kronik Perubahan aktivitas fisik, dehidrasi Hipotiroid
Konstipasi kronik
Biasanya fungsional (>90%) Penyebab anatomis bila timbul sejak lahir Awitan pada usia >2 tahun fungsional
Komplikasi konstipasi kronik
Nyeri anus atau abdomen Fisura ani Enkopresis Enuresis Infeksi saluran kemih/ obstruksi ureter Prolaps rektum Ulkus soliter Sindrom statis:
Bakteri tumbuh lampau Fermentasi karbohidrat, maldigesti Dekonyugasi asam empedu Steatorea
Pemeriksaan penunjang
Foto polos abdomen Barium enema Biopsi hisap rektum Manometri Pemeriksaan lain: hipotiroid, USG abdomen, MRI,dll
Tata laksana konstipasi fungsional
Edukasi orangtua Evakuasi tinja Terapi rumatan Modifikasi perilaku Obat Konsultasi
Evakuasi tinja
Oral Mineral
oil (paraffin oil) 15-30 ml/tahun umur (max:240 ml sehari) Larutan polietilen glikol (PEG) 20 ml/kg/jam dengan NGT selama 4 jam sehari
Rektal Enema
fosfat hipertonik: 3 ml/kg, 2x sehari (max 6 x) Enema garam fisiologis (600-1000 ml) Mineral oil 120 ml Bayi suppositoria atau enema gliserin 25 ml
Terapi rumatan
Intervensi diet Banyak
serat
minum,konsumsi karbohidrat dan
Modifikasi perilaku & toilet training Setelah
makan pagi & malam dilatih defekasi refleks gastrokolik
Laksatif Laktulosa
1-3 ml/kg/hari dalam 2 kali pemberian Mineral oil 1-3 ml/kg/hari (tidak untuk bayi) Cisapride 0,2 mg/kg/kali , 3-4 kali/hari selama 4-5 minggu
top related