konsepsistemmodular perencanaandanindustrialisasi...
Post on 03-Mar-2019
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/18/2017
1
Konsep SistemModular Perencanaan dan Industrialisasiuntuk Pembangunan Perumahan
Ir. Sutadji Yuwasdiki, Dipl.E.Eng.Ir. Hartini Sari, MT.M. Rusli, ST., MDM.
Puslitbang Perumahan dan PermukimanBadan Litbang Kementerian PUPR
peningkatan kebutuhan rumah
kemampuan penyediaan rumah layak huni.
Gap yang semakin jauh Diperlukan mekanisme percepatan penyediaan perumahan
Dapat dilaksanakan bila dilakukan secara massal (mass production), melalui pabrikasi.
diperlukan ukuran yang modular: biaya investasi komponen‐komponen bangunan dapat lebih efisien, Dapat digunakan untuk berbagai macamdisain dan sistem struktur bangunan rumahberbasis beton pracetak, berbagai sistemsambungan, serta bentuk komponen balokmaupun kolom.
Latar Belakang
5/18/2017
2
Amerika & Kanada : Manufactured House, 85% komponendibuat di pabrik, bahan bajaModel awal: Mobile house/ caravan
Perkembangan bahan bangunan: Beton pracetak, baja ringan, kayu lapis, dsb.
Hunian Prefabrikasi
Eropa & Jepang: Rumah biasa berbasis modular dgn sebagiankomponen dibuat di pabrik, disebut jugadwellhouse prefab, bahan kayuModel awal: Rumah cepat bangun padaproyek rehabilitasi pasca PDII
Produk Beton PracetakNo. PRODUK TAHUN PEMEGANG PATEN PEMEGANG LISENSI1 Brecast 1979 UK Tidak Aktif2 Cortina 1981 Mexico Tidak Aktif3 Waffle Crete System 1995 USA PT. Nusacipta Etikapura4 Citra Ratu Bearing Wall 1997 Australia PT. Citra Ratu Mulia5 Column Slab System 1997 JH Simanjuntak PT. JHS Precast Concrete Industry6 Beam Column Slab System 1998 PT. Adhi Karya PT. Adhimix Precast Indonesia7 All Load Bearing Wall System 1998 PT. Adhi Karya PT. Adhimix Precast Indonesia8 Jasubakim System 1999 Binsar Hariandja & Sjafei Amri PT. Istaka Karya9 Bresphaka System 1999 Binsar Hariandja & Sjafei Amri PT. Hutama Karya
10 T_Cap System 2000Lutfi Faisal, Arief Sabaruddin, Binsar Hariandja, Sjafei Amri
PT. Pembangunan Perumahan
11Less Moment Connection System
2002Binsar Hariandja, Sjafei Amri, Samsu Trihadi, Moresende, Jendri
PT. Paesa Pasindo Engineering
12 Wasppico System 2003 PT. Pacific Prestress Indonesia PT. Waskita Karya13 WR System 2003 PT. WIKA Realty PT. WIKA Realty14 Spircon System 2004 Lutfi Faisal PT. Nindya Karya15 PSA System 2004 Prijasambada, Andy K. Manik PT. Limadjabat Jaya16 PSA‐PAESA System 2005 Prijasambada PT. Paesa Pasindo Engineering17 Sistem Kolom Multi‐Lantai 2005 Edenta Sinuraya PT. Ultrajasa Persada Prima18 Sistem Priska 2005 Prijasambada PT. Istaka Karya19 C‐Plus 2006 Sutadji Yuwasdiki Puslitbangkim20 N‐Panel System 2009 Nana Pudja Sukmana PuslitbangkimSumber: IAPPI
5/18/2017
3
Rumah TapakBeton Pracetak
Rumah Tapak Modular AP3ISumber: IAPPI
Rumah Precast Perumnas
RISHA Puskim
Pemilihan material beton didasari olehketersediaanbahannya di berbagai wilayah di Indonesia, sertametodepengerjaannya yang relatif mudah danmurah dibandingbahan lain (tidakmemerlukankeahlian danperalatan khusus)
Konsep Modular
5/18/2017
4
Sistemmodular adalah metoda pelaksanaan pembangunan dengan memanfaatkanmaterial atau komponen fabrikasi yang dibuat di luar lokasi proyek atau di dalam lokasiproyek namun perlu disatukan lebih dahulu antar komponennya (erection) ditempat yang seharusnya/ posisi dari komponen tersebut (Tatum dkk, 1987).
Sebuah konstruksi modular lebih mengacu kepada volumetrik sebuah ruang, bukan sebagaibagian ruang seperti tembok, atap, atau lantai, namun sebagai sebuah kesatuan ruang.
Sebuah modular rata‐rata telah diselesaikan 60%‐90% di luar site yaitu di dalampabrik kemudian di transportasikan dan dirakitdi dalam site sebuahproyek (Velamati, 2012).
Bangunan Modular Sistem Prefabrikasi
Perencanaan SistemModular
Setiap merencanakanpembangunan apapun, akanselalu dihadapkan pada masalahdimensi ukuran yang akan dipakaisebagai standard perencanaan.
Dimensi ukuran dasar adalahberupa modul dasar yang digunakan sebagai dasar‐dasardidalam perencanaan.
Sehingga dalam perancangannya, modul dasar ini dapat berkembang menjadidimensi moduler yang merupakan kelipatan dari modul dasar.
5/18/2017
5
Rumah TapakModular
Ukuran utama modul Ruang Ada 3 Ukuran Modul Utama (MU)
1. Modul Utama 1 (MU1)
Ukuran modul utama 1 (MU1): 2.40 cm x 2.40 cm.
Ukuran Modul utama 1 dapat digunakan untuk ukuran ke arah horisontal maupun vertikal.
Ukuran Modul Utama 1, dilengkapi 2 ukuran modul sela terdiri dari: ukuran modul sela utama 10 cm, merupakan ukuran untuk menempatkan dinding pembatas. ukuran modul sela sekunder 30 cm, berada pada sudut modul merupakan area untuk fungsi kolom.
Dengan adanya sela, maka pada arah horizontal ukuran modul utama 1 (pada gambar 1) menjadi 2.80 cm x 2.80 cm.
Bila salahsatu dindingnya bersinggungan dengan modul lainnya, maka ukuran ruang modul menjadi 2.90 cm x 2.90 cm.
2.40
1.20
1.20
3.00
30
3020
2010
10
2.40
1.201.20
3.00
3030
20 201010
Modul utama 1
5/18/2017
6
2. Modul Utama 2 (MU2)
Ukuran modul utama 2 (MU2): 1.20 cm x 2.40 cm.
Ukuran Modul sekunder dapat digunakan untuk ukuran modul horizontal maupun ukuran modul vertikal.
Ukuran Modul Utama 2 dilengkapi dengan 2 ukuran modul sela yang terdiri dari: ukuran sela utama 10 cm, merupakan ukuran untuk menempatkan dinding pembatas. ukuran sela sekunder 30 cm, digunakan untuk area penempatan fungsi kolom yang pada modul ini posisinya berada pada sudut modul.
Dengan adanya sela, maka pada arah horizontal ukuran modul utama 2 (gambar 2), menjadi 1.60 cm x 2.80 cm.
Bila pada pada salah satu sisi dindingnya bersinggungan dengan modul lainnya maka ukuran ruang modul akan menjadi 1.70 cm x 2.90 cm
2.40
1.20
1.20
3.00
30
3020
2010
10
1.20
1.80
3030
20 201010
Modul utama 2
3. Modul Utama 3 (MU3)
Ukuran modul utama 3: 1.20 cm x 1.20 cm.
Ukuran Modul sekunder dapat digunakan sebagai ukuran modul horizontal maupun ukuran modul vertikal.
Ukuran Modul 3, dilengkapi 2 ukuran modul sela terdiri dari:
ukuran sela utama 10 cm merupakan ukuran untuk menempatkan dinding pembatas. ukuran sela sekunder 30 cm. digunakan untuk area penempatan fungsi kolom yang pada modul ini posisinya berada pada sudut modul.
Dengan adanya sela, maka pada arah horizontal ukuran modular 3 yang menjadi 1.80 x 1.80 m.
Bila pada pada salah satu sisi dindingnya bersinggungan dengan modul lainnya maka ukuran ruang modul akan menjadi 1.70 x 1,80.
1.20
1.80
3030
20 201010
1.20
1.80
30
3020
2010
10
Modul utama 3
5/18/2017
7
Komposisi Modul Ruang
Komposisi modul ruang merupakan konfigurasi modul yang mengikuti kaidah‐kaidah dalam penyusunan modul‐modul, yang terdiri dari: Modul Utama 1 (MU1), Modul Utama 2 (MU2), dan Modul Utama 3 (MU3).
Setiap modul memiliki properti: sumbu vertikal (sv), sumbu diagonal (sd), dan sumbu horizontal (sh). Setiap modul jugamemiliki bidang garis singgung dan empat sudut.
Tiga Modul utama ruang sebagai dasar rancangan rumahberbasis ukuran modular
MODUL UTAMA 13.00 x 3.00
MODUL UTAMA 21.80 x 3.00
MODUL UTAMA 31.80 x1.80
Sh: Sumbu horizontal
Sv: Sumbu vertikal
Sd: Sumbu diagonal
sh
sv
sd
sh
sv
sd s
d
sh
sv
Konfigurasi komposisi modul‐modul ruang dapat dibangun dengan cara: Memanfaatkan dan mengkombinasikan properti yang dimiliki setiap modul (sudut, garis singgung, sumbu diagonal (sd), sumbu vertikal (sv), dan sumbu horizontal (sh)). Menata modul‐modul dengan cara mempertemukan garis‐garis singgung, sudut‐sudut modul, super impose modul, dan merotasi modul.
Contoh bangun konfigurasi komposisi modul‐modul ruang
a. Konfigurasi modul‐modul menggunakan sumbu horizontal dan garis singgung
Konfigurasi modul‐modul menggunakan pertemuan sumbu horizontal dan garis singgung sumbu
Pertemuan garis singgung
Pertemuan sumbu
Komposisi dua modul secara linier dengan dua garis (gb 5) pada modul yang bersinggungan, langsung menguatkansalah satu sumbu dari komposisi massa tersebut.
Komposisi ini memberi kesan statis, tidak menjanjikan salah satu modulnya menjadi lebih dominan atau kuat.
Untuk memberikan kesan kuat pada salah satunya, dilakukan dengan memberikan sentuhan desain yang berbedapada sisi yang akan diberikan nilai lebih, misalnya memberi warna berbeda atau tekstur berbeda.
Aplikasi dari varian konfigurasi komposisi modul digunakan untuk tujuan:pengkayaan rancangan bangun bangunan rumah tapak,alternatif solusi berbagai kondisi yang ditemui di lapangan seperti: kondisi tanah yang berkontur, pengembangan bangunan rumah, dan pemanfaatan lahan kavling sesuai posisi site lingkungan perumahan.
5/18/2017
8
b. Konfigurasi split 2 modul dengan salahsatu sisi bersinggungan tidak penuh.
c. Konfigurasi superimpose modul‐modul pada salahsatu bagian modul
Komposisi pada gb 6, aliran ruang lebih dinamis yang ditandai denganpembentukan kombinasi sumbu antara kedua modul tidak dalam satu garis akantetapi masih sejajar. Terbentuk dua buah orientasi ruang luar yang lebih dinamiske salah satu arah.
Komposisi ini dapat juga dinyatakan sebagai komposisi split dua modul, yangmenghasilkan bidang bersinggungan antara sisi‐sisinya secara tidak penuh.
Konfigurasi pada gb 7, merupakan komposisi super impose yang salingoverlaping pada salah satu bagian dari kedua modul. Satu modul overlapingpada modul lainnya, dan berada pada satu garis sumbu diagonal.
Komposisi ini menghasilkan dua buah orientasi ruang luar dengan orientasiyang sama kuat karena skala ruang dibentuk oleh dua buah bidang yanglebih kecil dibandingkan dengan bidang yang berada pada sisi utama.
Komposisi ini masih menunjukkan komposisi yang dinamis, karenakomposisi ini menghasilkan pergerakkan ruang yang dinamis antara modul.
Konfigurasi split 2 Modul dengan salahsatu sisi bersinggungan tidak penuh
Konfigurasi super impose ‐ 1 modul overlaping dan berada pada satu garis sumbu diagonal
Ruang orientasi baru
Ruang orientasi baru
Ruang orientasi
Ruang orientasi
e. Konfigurasi modul‐modul memanfaatkan sudut‐sudut modul
Pada gb 9.1., Komposisi 2 modul yang dihubungkan masing‐masingsalahsatu sudutnya tanpa merotasi modul. Komposisi sudut ini, akanmembentuk dua buah ruang orientasi luar yang cukup kuat.
Pada gb 9.2., komposisi sudut 2 modul, dengan salah satu modulnyadirotasi, maka ruang luar yang terbentuk akan memiliki kualitas ruangyang berbeda, salah satunya akan lebih kuat dibanding ruang lainnya.
Konfigurasi modul memanfaatkan pertemuan sudut
Konfigurasi superimpose, dengan 1 modul overlaping dan dirotasi
Pada gambar 8, Komposisi superimpose dengan salah satu modulnyadirotasikan, dan sumbu horisontal pada modul 1 berada 1 garis dengansumbu diagonal pada modul 2, menghasilkan kesan modul 2 lebih kuatdibandingkan dengan modul 1. Akibat dari komposisi ini mengarahkanpergerakkan ruang yang kuat ke satu arah pada komposisi massa.
Pembentukan ruang dengan arah orientasi pada dua sisi tidak memberikankesan kuat. Sumbu dengan arah gerak yang kuat memberikan kesan kuatpada ruang di sisi modul.
d. Konfigurasi superimpose modul‐modul dengan salahsatu modul dirotasi
9.1. Komposisi sudut - Tanpa rotasi
9.2. Komposisi sudut - Salah satu modul dirotasi
Modul 1Modul 2
Ruang orientasi
Ruang orientasi
5/18/2017
9
Tata Modul
Penataan modul dalam jumlah yang lebih besar, variasinyadapat dilakukan dengan memberikan penekanan padapenempatan salah satu atau dua modul sesuai kebutuhan disainbangunan yang dirancang
Tata modul tanpa penekanan, setiapmodul memiliki kesetaraan
Tata modul dengan penekanan, modulsudut memiliki hiraki dilebihkan
Tata modul dengan penekanan, modul tengah memiliki hiraki
dilebihkan
Model ukuran modular dasar pada bangunan rumah
B B AB B
ccc
d
BB
BB
A
cc
c
d
A B c d
konvensional 2.40 1.20 20 60
pracetak 2.40 1.20 15 45
Alternatif model ukuran modular yang dapat digunakanuntuk merancang Rumah Sederhana Sehat, sesuai denganKepmen Kimpraswil No. 403/KPTS/M/2002.
Model ukuran modular ini berlaku untuk rumah sederhanadengan tipe luas 18 m² – 21 m², untuk RIT (Rumah IntiTumbuh), dan luas 36 m² – 45 m², untuk RSH (RumahSederhana Sehat) dan pengembangannya.Modul ini dapat digunakan sebagai rujukan dalampenyelenggaraan perumahan umum dan swadayabersubsidi.
Untuk luasan lebih dari 45 m², model ukuran modular inidapat dikembangkan lebih lanjut.
1. Modul dasar arah horizontal
UKURAN MODUL DASAR HORIZONTAL
Ukuran Modul Dasar horizontal
5/18/2017
10
b A B
30 2.40 1.20
2. Modul dasar arah vertikal
Modul ukuran dasar untuk arah vertikal yang digunakanuntuk desain bangunan rumah sederhana sehat satulantai sesuai dengan Kepmen Kimpraswil No. 403/KPTS/M/2002.
Ukuran modul dasar tersebut dapat dikembangkansampai dengan dua lantai. Ukuran modul disamping inihanya berlaku untuk bangunan rumah sederhana yang mendapat fasilitasi pemerintah, dalam hal iniberkatagori rumah sederhana.
Modul dasar terbagi menjadi dua bagian, yaitu moduldasar untuk ukuran atap dan ukuran badan.
Untuk bangunan dengan kompleksitas lebih tinggi dapatdikembangkan dengan ukuran‐ukran split maupunsusun.
UKURAN MODUL DASAR VERTIKAL
CONTOH PENGEMBANGAN UKURAN MODUL
Ukuran Modul Dasar vertikal
APLIKASI MODUL DALAM PERANCANGAN RUMAH
Dasar rancangan: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia, nomor 403/KPTS/M/2002, tentang Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat.
Walaupun masih cikal bakal rumah sehat, tapi keberadaan rumah harus berada dalam tatanan rumah yang lebih legal, teratur, aman, nyaman, dan sehat.
Konsep dasar rancangan RIT adalah sebagai berikut:
Menyediakan ruang untuk mewadahi kegiatan yang paling pokok berupa sebuah ruang tertutup dan sebuah ruang terbuka beratap, serta fasilitas MCK.
Memiliki bentuk atap yang mengantisipasi terjadinya perubahan pertumbuhan ruang, dengan memberi atap pada ruang terbuka yang berfungsi sebagai ruang serbaguna.
Bentuk generik atap, selain pelana dapat berbentuk lain seperti: limasan, kerucut dll, sesuai dengan tuntutan kearifan lokal di daerah, bila ada.
Penghawaan dan pencahayaan alami, diupayakan menggunakan bukaan yang memungkinkan teraplikasikannya sistim sirkulasi udara silang dan masuknya sinar matahari.
Proses pengembangan RIT menjadi Rs SEHAT atau Rumah Tapak Sehat (RTS), memberi peluang pada calon penghuni mengekspresikan kebutuhan pengungkapan jati diri. Hal ini sebagai upaya mengurangi peluang pembongkaran bagian‐bagian bangunan secara besar‐besaran.
Kebutuhan ruang minimal dipertimbangkan terhadap ukuran standar minimal yaitu 9 m2 per orang atau standar ambang 7,2 m2
per orang, sebagai dasar modul pengembangan dari bentuk RIT menjadi Rs SEHAT.
5/18/2017
11
Dasar penyediaan ruang pada RIT:
upaya awal menyiasati kendala keterjangkauanmasyarakat mendapatkan Rs SEHAT,
dipertimbangkan terhadap upaya peningkatan kualitas kenyamanan, keamanan, dan kesehatan MBR yangmenghuninya dalammelakukan kegiatan sehari‐hari.
ruang yang disediakan sekurang‐kurangnya:
– Satu ruang tidur, yang memenuhi persyaratan keamanan, tertutup dinding dan atap, memiliki pencahayaan,dan ventilasi yang cukup (sesuai perhitungan), serta terlindung dari cuaca. Bagian ini merupakan ruang yangutuh sesuai fungsi utamanya.
– Satu ruang serbaguna,• merupakan pelengkap ruang rumah berfungsi sebagai wadah interaksi antar anggota keluarga serta dapatdigunakan untuk mewadahi aktivitas lainnya.
• dibuat dengan komponen kolom, tertutup atap, berlapis lantai kedap air, namun tanpa dinding, sehinggamerupakan ruang terbuka namun masih memenuhi persyaratan minimal dalam menjalankan fungsi awalsebelum dikembangkan.
– Satu kamar mandi/kakus/cuci, merupakan ruang servis untuk kebutuhan penghuni melaksanakan kebutuhanbiologisnya.
Ketiga ruang inti tersebut merupakan ruang‐ruang minimal yang paling pokok memenuhi kebutuhan dasardinamika kehidupan MBR pada tahap awal, sekaligus menjadi cikal bakal pengembangan rumahnya menjadi RsSEHAT yangmemenuhi standar keamanan, kenyamanan, kesehatan.
PENGGUNAAN 3 MODUL DASAR DALAM PERANCANGAN RUMAH TAPAK
Varian konfigurasi dari rancangan modul‐modul bisa sangat banyak, untuk itu perlu pemililhan konfigurasi yang efektif yang didasarkan pada:
Kemudahan dalam pelaksanaan produksi massal;
Memenuhi kebutuhan ruang untuk aktivitas yang paling pokok bagi keluarga;
Kemudahan dalam pengembangan ruang;
Memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.
LUAS TERKECIL RUMAH TAPAKUndang‐Undang tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman nomor 1 tahun 2011 mengamanatkan bahwa luas minimum rumah adalah 36 m2, jadi untuk varian RT dimulai pada standar luas terkecil yaitu 36 m2.
Tata letak pada ruang modul sesuai persyaratan teknis tentang rumah sehat dipertimbangkan terhadap:
aktivitas basah: kamar mandi dan WC. aktivitas kering: ruang tidur, dan ruang serbaguna.
5/18/2017
12
Konfigurasi 1 Konfigurasi 2
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00 m MU3
MU1
MU2 (teras)
3.00 m3.00 m3.00 m3.00 m
MU3
MU1
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00 m
MU3
MU1
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00 m 3.00 m
MU3MU1
MU2 (teras)
3.00 m3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00 m
Konfigurasi 3 Modul Utama pada kavling dengan lebar muka (frontage) 6 m
konfigurasi tata letak menggunakan 3 modul utama untuk merancang RTS‐ 36 m2 yang dibentuk sesuai aturan rumah deret, dengan ukuran lebar muka kavling minimal (frontage) 6.00 m, dan luas lahan efektif 72 m2 dan luas lahan ideal 200 m2. Konfigurasi dirancang terhadap 2 komposisi:
Konfigurasi 1: menempatkan Modul Utama 3 (MU3) untuk area aktivitas basah (wet area) di luar konfigurasi Modul Utama (MU1) untuk area aktivitas kering.
Konfigurasi 2: menempatkan Modul Utama 3 (MU3) untuk area aktivitas basah (wet area) di dalam konfigurasi Modul Utama 1 (MU1) untuk area aktivitas kering.
Contoh konfigurasi:
MU1
MU2 (dapur)
3.00 m3.00 m1.50
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00
MU3
Konfigurasi 3
3.00
m
3.00
m
3.00
m
3.00
MU1
MU2 (dapur)
MU2 (teras)
MU3
3.00
m3.00
m
1.50
Konfigurasi 3 Modul Utama pada kavling dengan lebar muka (frontage) 7,5 m
Konfigurasi 4
MU1
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00 m3.00
m
1.50
MU2
(dapur)
MU3MU3
MU1
MU2 (dapur)
MU2 (teras)
3.00
m
3.00 m
3.00 m
3.00 m
3.00
m3.00 m1.50
Konfigurasi modul menggunakan 3 modul utama untuk merancang RTS‐ 45 m2 berada pada kavling dengan ukuran lebar muka (frontage) minimal 7.50 m dan luas kavling efektif 90 m2 dan luas lahan ideal 200 m2.
Konfigurasi 3: menempatkan MU3 di luar konfigurasi MU1, dan MU2, untuk area aktivitas kering.
Konfigurasi 4:menempatkan MU3 di dalam konfigurasi MU1 dan MU2 untuk area aktivitas kering.
Contoh konfigurasi:
5/18/2017
13
1. DENAH Tipe 36
Dengan menggunakan ukuran modul utama 1 dan 3 didapatunit hunian dengan luas 36 m2 plus kamar mandi dan WC.
Minimal unit terdiri dari dua buah ruang tidur, ruang keluarga,ruang tamu dan kamar mandi. Dapur digabung dengan ruangmakan.
Dengan menggunakan ukuran 3 modul utama 1,2,dan 3 didapatunit hunian dengan luas 45 m2 plus kamar mandi dan WC.Minimal unit terdiri dari dua ruang tidur, ruang keluarga, ruangtamu dan kamar mandi.
Pola ini juga dapat menghasilkan ruang tambahan denganmenggunakan modul 2 menjadi ruang dapur.
R. TIDUR
R. TAMUR. TIDUR
R. MAKAN
MANDI
Modul 1
Modul 3
R. TIDUR
R. TAMUR. TIDUR
R. MAKAN
MANDI
DAPUR
Modul 3Modul 1
Modul 2
2. DENAH Tipe 45
Gambar 19 Konfigurasi modul pada rancangan denah Standar RTS‐45
Gambar 18 Konfigurasi modul pada rancangan denah Standar RTS‐36
CONTOH APLIKASI MODUL PADA RANCANGAN DENAH RUMAH
Denah Tipe‐36 alternatif
Denah Tipe‐45 alternatif
Unit hunian tipe 36 m2 pada gambar 20, dibentuk dengan Konfigurasi3 modul utama dengan pembentukan ruang teras.
Konfigurasi modul 1 mendorong pembentukan ruang teras menjadisangat kuat. Dengan terbentuknya ruang teras mengakibatkan luasruang dalam berkurang, namun Modul ini menghasilkan ruang efektifuntuk tipe 36 m2,
Konfigurasi 3 modul utama pada gambar 21, membentuk denah unithunian tipe 45.
Konfigurasi modul dengan pembentukan ruang kamar mandi di dalamumumnya kurang diminati, karena proses pengembangan cenderung akanmembongkar kamar mandi dan memindahkan ke bagian belakang.
konfigurasi modul pada alternatif denah Standar RTS‐36
konfigurasi modul pada alternatif denah Standar RTS‐45
TERAS
Modul 3
Modul 1
Modul 2
Modul 2
TERAS
Modul 2
Modul 3
Modul 1
Modul 2
5/18/2017
14
6. MODUL DINDING
Modul untuk dinding dipertimbangkan terhadap ukuran komponen dinding berupa panel yang ada di pasaran seperti triplek hingga multiplek, papan, dan atau panel pracetak lainnya, yang rata‐rata menggunakan modul ukuran 1.20 x 2.40 m.
Tiga jenis modul untuk panel sebagai penutupdinding. Yaitu L‐1, L‐2 dan L3.
L1 berukuran 2.40 x 60, L2 berukuran 30 x 240 dan L3 berukuran 60 x 60
Pencetakan panel dinding pracetak maupun bahan dinding lainnya, harus diperhitungkan terhadap bukaan jendela dan pintu, dan penyediaan lubang untuk kabel‐kabel mekanikal dan elektrikal.
60
240
15
15
15
15 15
30
15
120
15
L‐1 L‐2
60
60
15 15
120
L‐3
Tiga komponen dinding pracetak untuk RISHA
Posisi Lubang Baut RISHA.
7. Modul Ukuran kusen, Pintu dan jendelaModul ukuran jendela
Perancang harus sudah menentukan besaran lubang kusen jendela dan posisi penempatannya pada bidang panel yang akan dicetak atau yang akan digunakan.
Variasi ukuran lubang kusen jendela, ditentukan oleh: 1) variasi ukuran jendela yang akan digunakan, 2) posisi penempatannya pada rancangan bangunan rumah, 3) posisi penempatannya pada panel sesuai ukuran modularnya,
seperti pada gambar 23, dan 24 berikut ini.
Kusen jendela tunggal
1.80 x 1.8060 x 1.80 60 x 1.80
Kusen jendela dan posisinya pada panel
Kusen jendela dobel
4 452
60
52
1.80
44
4116
1 3
1 3
3
2
1
Penampang 1
Penampang 2
Penampang 3
5/18/2017
15
Penampang Dj 1
6
1.5
3 1.5
Penampang Dj 2
6
1.5
3
1.5
DAUN JENDELA
KACA 5 mm
60
6 648
66
107
119
Dj 1
Dj 2Modul ukuran daun Jendela
Perancang harus sudah menentukan besaran daun jendela yang akan digunakan untuk kebutuhan bukaan setiap ruang.
Ukuran daun jendela, harus disesuaikan dengan kebutuhan masukan cahaya dan udara alami bagi penghuni yang beraktivitas di dalamnya. Untuk penyediaan secara massal, besaran dan disain daun jendela jangan terlalu banyak variasinya.
Daun jendela dan penampang pengikat kaca jendela
Modul ukuran kosen pintu
30 x 2.40 1.20 x 2.40 2.40 x 2.40
42.10
2.06
4 4P1P2
PINTU UKURAN P1 UKURAN P2
Utama 90 82
Pembagi 80 72
Kamarmandi
70 62
Tabel 3 variasi ukuran lubang kosen pintu
Perancang harus sudah menentukan besaran lubang kosen pintu pada bidang panel yang akan dicetak atau bahan dinding yang akan digunakan.
Ukuran lubang kosen ditentukan oleh: 1) variasi ukuran pintu yang akan digunakan, 2) posisi penempatannya pada rancangan bangunan rumah, 3) posisi penempatannya pada panel sesuai ukuran modulnya, seperti
pada tabel 3 berikut:
Penentuan posisi lubang kosen pada dinding panel pracetak
5/18/2017
16
PINTU KM. MANDI PINTU PEMBAGI PINTU UTAMA
72
2.065
8262
90
Modul ukuran daun pintu
Perancang harus sudah menentukan besaran pintu yang akan digunakan untuk kebutuhan bukaan setiap ruang. Ukuran besaran pintu agar disesuaikan dengan ukuran ruang gerak manusia sesuai aktivitasnya.
Untuk penyediaan secara massal besaran dan disain daun pintu tidak dibuat terlalu banyak variasinya. Berikut 3 variasi daun pintu
Variasi daun pintu sesuai kebutuhannya
Lubang angin/jendela atas/bouvenlight
Lubang angin ini dibutuhkan untuk menjadi jalan masuk udara segar dan keluarnya udara kotor khususnya ketika pintu dan jendela ditutup. Bentuk lubang angin dimaksud dapat berupa: • Beberapa lubang kecil ukuran 15 cm x 15 cm yang dibuat diatas pintu dan jendela;• Lubang angin berupa kisi‐kisi atau krepyak yang diletakkan diatas dan bergabung dengan kosen pintu dan jendela;• Lubang angin berupa kisi‐kisi atau krepyak yang berdiri sendiri, seperti yang digunakan untuk lubang angin di area
kamar mandi. Ukurannya mengikuti ukuran modul jendela dan pintu sesuai variasi yang digunakan.
8. Ukuran modul penutup lantai
Dasar ukuran modul penutup lantai dipertimbangankan untuk :
Meminimasi terjadinya pemotongan material yang terbuang, sehingga dapat menghemat pemakaian bahan.
Memilih ukuran material yang bisa menjadi ukuran dasar kelipatan dari ukuran modul perencanaan ruang.
Sebagai contoh berikut pada gambar 28:Pada Modul utama 1, ukuran modul perencanaan adalah 2.80 m x 2.80 m, maka ukuran material penutup lantai yang dapat digunakan adalah 20 cm x 20 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Perencanaan penutup lantai pada Modul Utama 1
40 cm x 40 cm2.80
2.80
20 cm x 20 cm
2.80
2.80
5/18/2017
17
9. Ukuran modul langit‐langit
Dasar ukuran modul langit‐langit dipertimbangankan untuk meminimasi terjadinya pemotongan material yang terbuang, sehingga dapat menghemat pemakaian bahan.
Ukuran material yang dipilih dipertimbagkan terhadap: Ukuran dasar kelipatan dari ukuran modul ruang. Bila Material yang akan digunakan tanpa harus dipotong,
dapat dipasang langsung sesuai ukuran kelipatan modul perencanaan (contoh: gypsum ukuran 30 cm x 60 cm).
Bila dipilih material yang harus dipotong, dapat dibagi sesuai ukuran kelipatan modul perencanaan (contoh: tripleks ukuran 120 cm x 240 cm).
Sebagai contoh: Pada material seperti tripleks yang memiliki ukuran 1.20 cm x 2.40 cm, dapat dipotong dengan ukuran berdasarkan ukuran kelipatan modul perencanaan
1.20
2.40
40 cm x 60 cm
1.20
2.40
40 cm x 40 cm
Potongan modul langit‐langit pada material ukuran 1,20 cm x 2,40 cm
ContohPenggunaan potongan bahan untuk langit‐langit sesuai kelipatan ukuran Modul Utama 1
Pada Modul utama 1, ukuran modul perencanaan adalah 2.80 m x 2.80 m, maka kelipatan ukuran modul perencanaan yang dapat digunakan adalah 40 cm x 40 cm, atau kombinasi 40 cm x 40 cm dengan 40 cm x 60 cm.
40 cm x 40 cm2.80
2.80 2.80
2.80
Perencanaan langit‐langit pada Modul Utama 1
5/18/2017
18
10. Modul untuk Kamar mandi dan WC
Dengan menggunakan ukuran pada modul 3, Perancang dapat mengembangkan ruang dengan cara konvensional, atau dapat pula membuat rancangan modul kamar mandi dan wc secara instan, dengan persyaratan:• Ruang terbuat dari bahan kedap air dan tidak lembab, serta mudah dibersihkan;• Memenuhi persyaratan pengaliran udara silang.• Dilengkapi lubang‐lubang pipa plumbing sesuai persyaratan.
Bottom part Capsule + Closet, and Floor drain
Upper part Capsule + Water Tank 250 liter
tub
Panel Door
Kamar mandidengan ukuran modular
CONTOH APLIKASI UKURAN MODUL PADA RANCANGAN RUMAH BERBASIS PANEL PRACETAK KECILPembentukan ruang‐ruang yang modular menggunakan panel komponen struktur:kolom, dan balok pracetak yang sudah menggunakan ukuran modul.
Pembentukan kolom diupayakan untuk dapat membentuk ruang bersih atau tidakterganggu besaran dan bentuk kolom.
Dinding pengisi sudah dipertimbangkan terhadap pemilihan bahan, serta rancanganpintu dan jendela yang sudah menggunakan ukuran modul.
Bahan penutup lantai, dan langit‐langit yang sudah diperhitungkan terhadap materialyang ada di pasar dan disesuaikan dengan kondisi ukuran ruang untuk menghindaribahan yang terbuang.
P1, Panel kolom beton bertulang, berukuran (30 x 120 x 10) cm
P2, Panel kolom beton bertulang berukuran (20 x 120 x 10) cm
P3, Panel penyambung
bentuk “L” 30.30.30.10 cm
3 tipe panel struktur yang modular pracetak pembentuk ruang
Rancangan rumah T‐45, menggunakan 3 panel struktur yang modular
5/18/2017
19
DENAH RUMAH PRACETAK T -36
DENAH RUMAH PRACETAK T – 36 PLUS (kopel)
5/18/2017
20
DENAH T-27SKALA 1 : 100
DENAH T-31SKALA 1 : 100
DENAH T-36SKALA 1 : 100
DENAH T-33SKALA 1 : 100
5/18/2017
21
Rumah SusunModular
MODUL DASAR RUANG SARUSUN/UNIT
1. MODUL DASAR ARSITEKTURa.Menggunakan Mh untuk membentuk ruang pada rancangan denah yang diaplikasikan dalam grid‐grid pembentuk ruang.
b.Menggunakan Mv untuk merancang ukuran tinggi komponen dan elemen bangunan rusun yang dibutuhkan.
c. Memperhatikan sasaran penghuni dan aktivitas pokok yang harus diwadahi pada 4 Jenis rumah susun (UU Rusun no 20/2011): Rusun Umum, Rusun Khusus, Rusun Negara, Rusun Komersial, sekurang‐kurangnya seperti pada Tabel berikut ini:
No Jenis Sasaran penghuni Kebutuhan ruang utk aktivitas paling pokok
1 Rumah Susun Umum Keluarga masyarakat berpenghasilan rendah Tidur, multifungsi, dapur, simpan, jemur, setrika, MCK.
2 Rumah Susun khusus Mahasiswa, siswa ABRI, dan sejenisnya Tidur, belajar, simpan, pantry, jemur, setrika, MCK.
3 Rumah Susun Negara Tempat tinggal pejabat negara/ pegawai negeri Tidur, multifungsi, dapur, simpan, jemur, setrika, MCK
4 Rumah susun Komersial Masyarakat umum
− Studio − Single Tidur, belajar, simpan, pantry, jemur, setrika, MCK.
− Keluarga − Keluarga Tidur, multifungsi, dapur, simpan, jemur, setrika, MCK
5/18/2017
22
d. Mendasarkan kebutuhan minimum ruang gerak penghuni rumah rusun, sesuai SNI 03‐1733‐2004Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, yaitu 9 m2/org, menjadi Modul dasarpembentuk unit sarusun. Penggunaan Multimodul untuk membentuk Modul dasar ruang unitsarusun (SRS) mendekati luas 9 m2 ini adalah sebagai berikut
3Mh = 90 cm½ 3Mh = 45 cm¼ 3Mh =22,5 cm
3Mh
3Mh
3Mh
½x3Mh
¼ x3Mh
3Mh
3Mh
½x3Mh¼ x3Mh
3Mh
1Modul ruang = 1MR = 90 cm x 90 cm = 810 cm2
Modul ruang: 72900 cm2
3Mh 3Mh 3Mh
3Mh
9Mh = 270 cm
9Mh=
270
cm
3M h3M h
Modul ruang: 99225 cm2
3Mh 3Mh 3Mh ½x3Mh
3M h
9½ Mh= 315 cm
9½ M
h =
315
cm
3M h3M h
½x3
Mh
Modul ruang: 97200 cm2
3M h
3Mh 3Mh 3Mh
3M h
9Mh =270 cm
12M
h =
360
cm
3 M h3M h
Modul ruang: 85556,25 cm2
3Mh 3Mh 3Mh ¼ x3Mh
3M h
9¼Mh = 292,5 cm
9¼ M
h =
292
,5
cm
3 M h
3M h
¼
x3M
h
Modul ruang yang mendekati luas 9 m2
1
2
e. Pemanfaatan Modul dasar ruangModul dasar ruang harus bisa dimanfaatkan untuk mewadahi aktivitas penghuni yang paling pokok yang harus didukung pula oleh furniture yang paling pokok.
1. Ruang tidur Pasutri Kegiatan: tidur, kerja, simpan, rias, dan sholat Ukuran ruang gerak: dibutuhkan luas 9,6 m² agar diperoleh ruang bersih 3 m x 3 m
2. Ruang tidur Pasutri & 1 bayi Kegiatan: tidur, kerja, simpan, rias, dan sholat, tidur bayi, simpan baju bayi, memandikan & mengganti baju bayi. Ukuran ruang gerak dibutuhkan ruang bersih 3 m x 3,60 m
Furniture pokok yang dibutuhkan:1. Tempat tidur pasutri 180 cm x 180 cm2. Meja rias 40 cm x 90 cm3. 1 lemari 40 cm x 90 cm4. Tempat sholat 60 cm x 120 cm
Furniture pokok yang dibutuhkan:1. Tempat tidur pasutri 180 cm x 180 cm2. Tempat tidur bayi 60 cm x 120 cm3. 1 lemari 50 cm x 90 cm4. 1 Meja Kerja 60 cm x 120 cm 5. Kursi kerja 6. Meja rias 40 cm x 90 cm7. Kursi rias8. Tempat sholat 0,60 m x 1,20 m 3. Ruang tidur 2 anak balita
Kegiatan: tidur, belajar, simpan, main, dan sholat Ukuran ruang gerak: dibutuhkan luas 9,6 m² agar diperoleh ruang bersih 3 m x 3 m
Furniture pokok yang dibutuhkan:1. 2 Tempat tidur anak 80 cm x 180 cm2. 2 lemari 40 cm x 90 cm3. 2 Meja belajar 60 cm x 80 cm4. 2 kursi belajar 5. Tempat sholat 60 cm x 120 cm
5/18/2017
23
4. Ruang tidur anak dewasa Kegiatan: tidur, belajar, simpan, dan sholat Ukuran ruang gerak: dibutuhkan luas 9,6 m² agar diperoleh ruang bersih 3 m x 3 m
Furniture pokok yang dibutuhkan:1. 1 Tempat tidur anak 80 cm x 180 cm2. 1 lemari 50 cm x 90 cm3. 1 Meja belajar 60 cm x 120 cm4. 1 kursi belajar 5. 1 meja rias (pi) 40 cm x 120 cm6. 1 kursi meja rias 7. Tempat sholat 60 cm x 120 cm 5. Ruang Multifungsi
Kegiatan: simpan (alat,makanan), seterika, makan, keluarga, kerja, terima tamu Ukuran ruang gerak: dibutuhkan ruang bersih minimum 4,5 m x 3 m
Furniture pokok yang dibutuhkan:1. Sofa utk keluarga & terima tamu2. Meja makan & 4 kursi3. Lemari (alat & makanan)4. Rak hias & TV 5. Meja seterika6. Kulkas 6. Ruang Servise
Kegiatan: Dapur (masak, cuci alat, cuci bahan, danbekas makan); Km & WC (mandi, BAK, BAB, cuci baju), jemur Ukuran ruang gerak: dibutuhkan ruang bersih minimum 1,5 m x 1,5 m
Sarana pokok yang dibutuhkan:1. Meja dapur & kitchen sink2. Kloset, dan kran air dan shower.3. Area jemur
7. Ruang tidur mahasiswa Kegiatan: tidur, belajar, simpan, dan sholat Ukuran ruang gerak untuk 3 orang dibutuhkan luas bersih 6 m x 3 m
Dalam 1 sarusun maksimum diisi oleh 3 orang Masing‐masing harus punya ruang pribadi,
pemisah ruang menggunakan partisi Furniture pokok yang dibutuhkan:
1. 1 meja belajar2. 1 tempat tidur single3. 1 Lemari baju dll4. 1 kursi
8. Ruang servise Kegiatan: mandi, BAK, BAB, cuci pakaian dll, jemur, simpan, seterika Ukuran ruang gerak:‐ ruang mandi terpisah dengan ruang WC masing‐masing 1,2 m x 1,5 m‐ Simpan & setrika 1,8 m x 1,5 m‐ ruang jemur di balkon sekurang‐kurangnya 1m x 1,6 m
Sarana pokok1. Kamar mandi dengan kelengkapan shower dan kran air
2. WC dengan kelengkapan kloset dan kran air
Sarana pokok1. Pantry: simpan alat makan & minum2. Rak: bagian atas untuk simpan barang, bagian
tengah untuk seterika
5/18/2017
24
Perancangan satuan rumah susun (SARUSUN) / unit
1. UU nomor 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Perkotaan dan Permen PU no 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi, bahwa luas minimum untuk rumah tinggal adalah 36 m² .
2. Pembentukan ruang menggunakan ukuran modul dasar ruang sesuai fungsi, aktivitas, dan jumlah jiwa yang akan menghuninya
No Tipe Sasaran penghuni Jml penghuni Luas SRS (m2)
1 27 Lajang (asrama, pesantren) 3 orang
3 x 7,29 m2 = 21,87 m2
3 x 9,72 m2 = 29,16 m2
3 x 9,9225m2 = 29,7675 m2
3 x 8,556 m2 = 25,668 m2
2 36Keluarga terdiri dari Pasutri dan 2 anak hingga umur 9 tahun
4 orang
4 x 7,29 m2 = 29,16 m2
4 x 9,72 m2 = 38,88 m2
4 x 9,9225m2 = 39,69 m2
4 x 8,556 m2 = 34,224 m2
3 48Keluarga terdiri dari Pasutri dan 2 anak dewasa
4 orangStandar modul ruang/jiwa sudah berubah menjadi 12 m2.
Tipe luas minimum SRS sesuai pendekatan Modul ruang 9 m2
3. Konfigurasi Modul Dasar ruang menjadi Sarusun/UnitDipilih luas Modul dasar ruang yang mendekati 9 m², dan konfigurasi untuk luas rumah tinggal yang mendekati 36 m².
Alternatif 1 (Gambar 3)Modul Dasar ruang: 99225 cm² = 9,9225 m²Rumah tinggal dihuni 4 jiwa‐ luas bersih= 4 x 9,9225 m² = 39,69 m²
‐ Setelah ditambah sela (dinding t=10 cm) = 43,56 m²
Konfigurasi Modul dasar ruang menjadi unit Sarusun Alternatif 1
5/18/2017
25
Alternatif 2 (Gambar 4)Menggunakan Modul dasar ruang 97200 cm2 = 9,72 m2, sehingga untuk mendekati 36 m2 dipertimbangkan terhadap:Rumah tinggal dihuni 4 jiwa, menggunakan 4 modul ruang‐ Luas unit (bersih): 4 x 9,72 m² = 38,88 m2.
‐ Luas setelah ditambah sela: 740 cm x 560 cm = 414400 cm²= 41,44 m²
Konfigurasi Modul dasar ruang menjadi unit Sarusun Alternatif 2
2. MODUL DASAR STRUKTUR
a. Menggunakan dasar ukuran Modul dasar Arsitektur pada unit sarusun yang dipilih.
b. Jarak antar kolom ke arah X maupun ke arah Y pada denah sarusun dipertimbangkan terhadap efektifitas bahan bangunan yang digunakan, dan persyaratan keamanan bentang balok dan jarak antar kolom.
c. Ukuran Modul dasar arsitektur dapat menjadi dasar dalam menentukan dimensi panel lantai, panel dinding, balok, dan kolom.
d. Jarak antar kolom menggunakan as kolom struktur sesuai besaran kolom sesuai hasil perhitungannya.
5/18/2017
26
Perancangan ukuran Modul untuk Rumah Susun (Rusun)
1. Perancangan Modul Rusun arah horizontala. Modul Arsitektur
Bentuk rusun merupakan tatanan sejumlah modul Sarusun (SRS/unit) sesuai kebutuhan bentuk rancanganRusun yang dipilih seperti bentuk single loaded, double loaded, bentuk Y, bentuk O, bentuk bujursangkar,bentu U, bentuk tower, bentuk kincir dan lain‐lain.
Panjang maksimum Rusun harus diperhitungkan terhadap jarak capai maksimum menuju tangga dan jarakjangkau pipa hidran kebakaran.
Penempatan posisi tangga sebagai sarana transportasi dan evakuasi bencana secara vertikaldiperhitungkan terhadap kemudahan penghuni untuk mencapainya.
Ukuran lebar koridor diperhitungkan terhadap ukuran 2‐3 orang berpapasan dengan membawa barang,serta dasar persyaratan ukuran Multimodul horisontal yang digunakan.
Koordinasi ukuran modul horisontal Arsitektur dengan ukuran modul struktur diperhitungkan terhadapukuran komponen‐komponen struktur seperti: besaran kolom dan balok, jarak efektif trave antar kolom,jarak bentang efektif, bentuk dan ukuran modul plat lantai dan modul plat dinding yang efektif.
Modul pembentuk rancangan denah harus menjadi dasar dalam menentukan ukuran modul lantai dan modul dinding pracetak dan harus dikoordinasikan dengan sistim peletakan modul‐modul lantai tersebut pada komponen balok dan posisi kolom struktur.
b. Modul Struktur Modul struktur pada Rusun ke arah X merupakan tatanan kelipatan ukuran trave antar kolom yang sudah
dikoordinasikan dengan ukuran hasil penjumlahan modul Arsitektur dan sela pada ruang sarusun.
Modul struktur pada Rusun ke arah Y merupakan:
Ukuran bentang bangunan rusun yang sudah dikoordinasikan dengan Modul Arsitektur. Seperti pada tipe single loaded ukuran bentang bisa merupakan ukuran panjang ruang Sarusun saja, atau ukuran panjang ruang Sarusun ditambah ukuran lebar koridor/selasar.
Pada tipe double loaded, ukuran bentang bangunan rusun merupakan penjumlahan 2 modul Lebar sarusun ke arah Y ditambah ukuran lebar selasar/koridor.
Ukuran beberapa modul Arsitektur ditambah ukuran sela pada Sarusun yang penataannya membentuk kincir.
Modul ukuran lantai pada ukuran modul sarusun harus menjadi dasar ukuran modul lantai pracetak dan ukuran modul dinding pracetak. Pada modul lantai pracetak harus sudah ditentukan posisi lubang pipa mekanikal dan elektrikal secara vertikal, dan secara horisontal pada panel dinding .
Modul komponen struktur harus sudah memperhitungkan sistim sambungan (jointing) pada simpul‐simpul pertemuan antara setiap komponen.
5/18/2017
27
c. Penerapan ukuran modular pada rancangan bangunan rumah susun1) Tipe Rusun double loaded
Dibentuk dengan menata 2 (dua) deret sejumlah unit sarusun kearah memanjang yang dihubungkan oleh sebuah koridor ditengahnya yang berfungsi sebagai jalur transportasi horisontal, serta sarana tangga yang diletakkan di ujung dan atau di tengah bangunan sebagai fungsi transportasi vertikal.
Modul horisontal (Mh) digunakan untuk merancang denah tipikal Rusun. Panjang rusun ditentukan oleh kelipatan trave Sarusun/unit ke arah x. Lebar rusun merupakan lebar 2 deret Sarusun yang ditata ke arah Y, ditambah lebar koridor yang letaknya
diantara 2 deret unit tersebut (Gambar 5).
Modul Grid arah Horizontal tipe rusun double loaded
Sela, menjadi pemisah antar ruang yang dapat berupa partisi/dinding
MDR = Modul Dasar Ruang = nMh MR = Modul Ruang = nMDR + n Sela MK = Ukuran Modul Koridor = 9 Mh = 180 cm Trave kolom = bisa berupa Ukuran MDR + ukuran Sela,
atau bisa berupa Ukuran MDR + 2 ukuran Sela. As Kolom harus dikoordinasikan dengan posisi letak
kolom pada unit Sarusun, sehingga berada rata dalam dengan dinding unit sarusun.
Bentang bangunan rusun = Ukuran lebar 2 Unit/ Sarusun + Ukuran Modul Koridor dan dikoordinasikan dengan posisi letak as kolom dan as balok.
Panjang Rusun merupakan tatanan panjang dari jumlah yang akan dirancang (n Unit Sarusun)
2) Tipe Rusun Single loaded Dibentuk dengan menata 1 (satu) deret unit‐unit sarusun kearah memanjang yang dihubungkan oleh sebuah
koridor di salahsatu sisinya yang berfungsi sebagai jalur transportasi horisontal serta sarana tangga yang diletakkan di ujung atau di tengah bangunan sebagai fungsi transportasi vertikal.
Modul horisontal (Mh) digunakan untuk merancang denah tipikal Rusun menggunakan dasar Modul horisontal Mh = 30 cm.
Panjang rusun ditentukan oleh rancangan dimensi unit/sarusun yang akan digunakan. Panjang deret rusun merupakan kelipatan dari rancangan trave Sarusun/unit ke arah X, sesuai jumlah unit yang dibutuhkan.
Lebar rusun merupakan lebar dari 1 deret unit yang terbentuk ditambah lebar koridor/selasar pada arah Y (Gambar 6)
Modul Grid arah horizontal tipe rusun single loaded
Sela, dapat berupa partisi/dindingMDR = Modul Dasar Ruang = nMhMR = Modul Ruang = nMDR + n SelaMK = Ukuran Modul Koridor = 9 Mh = 180 cm
(diukur dari muka dinding Sarusun hingga ambang luar railing koridor).
Trave kolom = bisa berupa Ukuran MDR + ukuran Sela, atau bisa berupa Ukuran 2MDR + 2 ukuran Sela.As Kolom harus dikoordinasikan dengan posisi letak kolom pada unit Sarusun, agar bisa diupayakan berada rata dalam dinding unit sarusun.Bentang bangunan rusun = Ukuran lebar Unit/Sarusun + Ukuran Modul Koridor dan dikoordinasikan dengan posisi letak as kolom dan as balok.Panjang Rusun merupakan tatanan panjang dari jumlah Unit/Sarusun yang akan dirancang (n Unit Sarusun).
5/18/2017
28
Modul grid rumah susun pada arah vertikal, digunakan untuk merancang ukuran modul tinggi ruang yang dibutuhkan dan tinggi komponen panel‐panel yang akan dijadikan dasar cetakan.
Dasar ukuran menggunakan modul vertikal: 1Mv = 10 cm.
2. Perancangan Modul Rusun arah Vertikal
a. Kearah memanjang (X) Ukuran modul vertikal digunakan untuk menentukan ukuran tinggi sebagai berikut:1) Ukuran tinggi Sela, sebagai penentu ukuran panel dinding pemisah ruang maupun dinding facade. 2) Ukuran tinggi dari lantai ke plafond/langit‐langit khususnya pada lantai rusun yang berhubungan langsung dengan
komponen atap. 3) Ukuran tinggi dari lantai ke lantai yang merupakan ukuran tinggi balok ditambah tebal panel lantai dan lapisan
akhir lantai. Tebal panel lantai minimal 10 cm. Lapisan akhir lantai dapat menggunakan ukuran submodul terpilih yaitu M/2 = 50 mm, M/4= 25 mm.
4) Ukuran tinggi lantai dasar ke lantai berikutnya, harus ditentukan posisi lantai dasar berada pada ± 0.00 sebagai dasar perhitungan tinggi ke lantai berikutnya.
5) Ukuran tingga lantai dasar ke permukaan tanah dihitung dari posisi lantai dasar ± 0.00.6) Zona atap, merupakan zona tinggi yang dipengaruhi oleh lebar bentang atap, sistem struktur yang digunakan,
dan jenis bahan yang dipakai. 7) Zona lantai, merupakan zona yang dipengaruhi oleh ukuran tinggi balok, tebal panel lantai dan tebal penutup
lantai terpasang. 8) Panjang rusun merupakan kelipatan jumlah modul ruang (nMR) yang dirancang sesuai bentuk rusun yang dipilih.
Ukuran Modul vertikal arah memanjang (X)
5/18/2017
29
b. Kearah melebar (Y) Ukuran modul vertikal digunakan untuk menentukan ukuran tinggi komponen panel sebagai berikut:1) Tinggi atap bangunan, sangat tergantung pada ukuran bentang atap bangunan rusun, sistim struktur dan
bahan bangunan yang digunakan.
2) Tinggi lisplank, untuk menentukan besaran bukaan yang harus dibentuk pada panel dinding fascade. Ting
3) Tinggi bukaan pintu, yang sangat dibutuhkan untuk menentukan ukuran tinggi panel dinding pemisah maupun dinding fascade.
4) Tinggi daun pintu, untuk menentukan besaran bukaan yang harus dibentuk pada panel dinding pemisah maupun dinding facade. Tinggi yang harus diperhitungkan adalah tinggi daun pintu, kosen, dan tinggi lubang udara atau jendela atas/jalusi.
5) Tinggi bukaan jendelagi yang harus diperhitungkan adalah jarak jendela dari lantai, tinggi kosen dan daun jendela berikut lubang udara berupa jendela atas/jalusi.
6) Tinggi jendela atas, untuk menentukan besaran bukaan yang harus dibentuk khususnya pada panel dinding untuk kamar mandi/WC.
7) Tinggi pengaman/pagar koridor, untuk menentukan tinggi panel pengaman di koridor yang harus diperhitungkan agar tidak terjangkau oleh anak untuk memanjatnya.
8) Tinggi lantai ke ambang balok, untuk menentukan tinggi panel dinding pemisah dan panel fascade.
Ukuran Modul vertikal arah melebar (Y)
5/18/2017
30
3. Persyaratan minimum rusunPersyaratan minimum rusun diarahkan untuk dasar perancangan pemanfaatan Lantai tipikal dan lantai dasar, penyediaan instalasi air minum, sanitasi, utilitas, dan elektrikal, ruang bersama, serta sarana transportasi vertikal maupun horisontal secara vertikal
1) Lantai tipikal, merupakan tatanan unit sarusun yang dimanfaatkan untuk kegiatan hunian bagi keluarga, kegiatan rumah dinas, dan hunian untuk lajang (asrama mahasiswa, ABRI, pesantren, dan buruh).
2) Lantai dasar, dimanfaatkan untuk penyediaan fasilitas sosial, fasilitas ekonomi, dan fasilitas umum yang harus disesuaikan dengan kebutuhan fungsi pada jenis rusun yang akan dibangun: Rusun Umum, Rusun Khusus, Rusun Negara, dan Rusun Komersial.
3) Sarana Instalasi air minum, sanitasi, utilitas, dan elektrikal, diupayakan terkumpul dalam shaft plumbing
4) Sarana transportasi vertikal berupa tangga dan atau lift dengan pengaturan: Tangga disediakan untuk transportasi vertikal berupa tangga umum, dan tangga untuk kondisi
darurat (kebencanaan), disediakan di setiap bentuk rusun dengan jumlah lantai yang tidak terbatas.
Lift disediakan pada rusun dengan jumlah lantai lebih dari 5.5) Ruang bersama, harus disediakan di setiap 3 lantai untuk dimanfaatkan sebagai fasilitas
bersosialisasi antar penghuni. 6) Dinding luar rumah susun menggunakan beton pracetak, sedangkan dinding pembatas antar unit
menggunakan beton ringan.
Persyaratan minimum perencanaan Rumah Susun
7) Katagori rumah susun Menurut Permen PU nomor 5/PRT/M/2007 :
Bangunan rumah susun bila dibangun lebih dari satu lantai hingga 8 lantai.
Bangunan rumah susun bertingkat tinggi bila rusun dibuat lebih dari 8 lantai hingga mencapai 20 lantai
Katagori rumah susun berdasarkan jumlah lantai
5/18/2017
31
8) Garis sempadan dan jarak bebas antar bangunan Rusun pada satu site (tapak) Permen PU nomor 05/PRT/M/ 2007sebagai berikut pada Gambar 10: Bila kedua bangunan memiliki bidang bukaan yang saling berhadapan, jarak antara dinding atau bidang
tersebut minimal 2(dua) kali jarak bebas. Jarak bebas minimum antar bangunan pada lantai dasar adalah 4 m, setiap penambahan lantai/ tingkat
bangunan ditambah 0,5 m dari jarak bebas lantai di bawahnya hingga mencapai 12,5 m. Pada kasus unit sarusun Umum, yang mempunyai panjang dan lebar kecil tidak memungkinkan untuk
mengurangi 0,5 m setiap lantai, sehingga jarak bebas yang digunakan yaitu 12,5 m mulai lantai dasar hingga lantai teratas.
Bila salah satu dinding pada bangunan yang berhadapan merupakan dinding tertutup, satu dinding lainnya memiliki bukaan, jarak antara dinding minimal 1(satu) kali jarak bebas minimum yang ditetapkan yaitu 4 m.
Sempadan dan jarak bebas antar Rusun pada satu site
Bila dua dinding yang berhadapan tidak memiliki bidang bukaan, jarak dinding terluar minimal setengah kali jarak bebas yang ditetapkan.
Ketentuan garis sempadan dan jarak bebas antar bangunan ditetapkan oleh Pemerintah daerah setempat dan/atau peraturan menteri
4. Perancangan Komponena. Komponen lantaiPerancangan modul komponen lantai, hal‐hal yang perlu diperhatikan adalah: Menggunakan ukuran Modul dasar horisontal (Mh) untuk membentuk Modul komponen lantai yang dapat dibuat
secara masal sesuai persyaratan struktur dan konstruksi. Komponen lantai harus sudah dilengkapi dengan rancangan sistim sambungannya (jointing) yang mudah
dipasang sehingga tidak bocor. Kaitan sambungan panel harus menjadi bagian dari cetakan agar hasil pemasangan panel bisa presisi, saling
mengkait, dan tidak membuat celah . Memperhitungkan adanya lubang‐lubang pipa tegak yang harus disediakan untuk menjadi bagian dari rancangan
panel yang akan dicetak. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembobokan panel ketika sudah terpasang
b. Komponen dindingPerancangan komponen dinding, dipertimbangkan terhadap fungsi dinding: Facade, pemisah/partisi: Bagian bawah panel menggunakan ukuran Modul horisontal (Mh) komponen panel lantai. Ukuran tinggi
menggunakan Modul dasar vertikal (Mv = 10 cm) yang diperhitungkan terhadap variasi ukuran tinggi lantai ke lantai, lantai ke plafond, lantai dalam ke permukaan tanah.
Variasi panel diperhitungkan terhadap besarnya bukaan yang harus ditempatkan atau dipasang pada panel seperti pintu dan jendela yang mempunyai berbagai variasi bentuk dan ukuran. Perancang harus mengefektifkan tata letak komponen bukaan pada panel agar diperoleh jumlah varian panel yang efektif.
Kaitan sambungan panel harus menjadi bagian dari cetakan agar hasil pemasangan panel bisa presisi, saling mengkait, dan tidak membuat celah.
Memperhitungkan adanya lubang‐lubang pipa horisontal yang harus disediakan untuk menjadi bagian dari rancangan panel yang akan dicetak. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembobokan panel ketika sudah terpasang.
5/18/2017
32
c. Komponen bukaan (kosen, pintu, dan jendela)
Ukuran Modul dasar baik vertikal maupun horisontal menggunakan Modul = 10 cm (Gambar 11). Fungsi pintu dan jendela adalah: Ventilasi udara (memasukan oksigen(O2) & mengeluarkan udara kotor (CO ₂ ),
bukaan sirkulasi gerak, pengaman ruang, pemasukan cahaya alami. Posisi ventilasi harus dibuat bersilangan, dan bukaan/jendela, sekurang‐kurangnya dapat menyinari 1/10 x luas
ruang.Rancangan komponen seperti pada gambar 12 adalah sebagai berikut: Penentuan tinggi kosen pintu dan jendela diperhitungkan terhadap tinggi balok struktur dan tinggi lantai ke
lantai. Untuk hal ini bila tinggi dari lantai ke lantai 280 cm, tinggi balok adalah 40 cm, maka tinggi kosen adalah 240 cm.
Tinggi daun pintu adalah 200 cm, maka tinggi jendela atas 40 cm, besar lubang ventilasi adalah 40 cm – (2 x 5 cm) = 30 cm.
Pintu, terdiri dari kosen dan daun pintu, dilengkapi jendela atas. Lebar daun pintu kamar mandi minmal 60 cm. Lebar daun pintu masuk unit minimal 90 cm. Lebar pintu kamar: 80 cm. Tinggi daun pintu adalah 200 cm.
Modul pintu dan jendela
Jendela, terdiri dari kosen, daun jendela, dan dilengkapi jendela atas. Penempatan jendela pada dinding berada pada 80 cm diatas lantai, sedangkan tinggi jendela adalah 120 cm yang dihitung dari 80 cm diatas lantai, hingga mencapai ambang bawah balok.
d. Komponen Modul Kamar mandi & Wc
1) Perancangan harus didasarkan pada standar ruang gerak aktivitas mandi, cuci dan kakus serta penggunaan alat bantu aktivitas seperti closet, bak mandi atau shower, untuk kemudian disesuaikan terhadap ukuran dasar modul horisontal (Mh).
2) Dengan menggunakan ukuran modul, dapat dikembangkan rancangan ruang kamar mandi dengan cara konvensional, atau dapat pula membuat rancangan modul kamar mandi dan wc secara instan, dengan persyaratan:
Modul kamar mandi /WC
Ruang terbuat dari bahan kedap air dan tidak lembab, serta mudah dibersihkan;
Memenuhi persyaratan pengaliran udara silang.
Dilengkapi lubang‐lubang pipa plumbing sesuai persyaratan
5/18/2017
33
e. Komponen Modul langit‐langit Bila akan digunakan langit‐langit, maka dasar ukuran Modulnya harus dipertimbangankan untuk meminimasi
terjadinya pemotongan material, sehingga dapat menghemat pemakaian bahan. ukuran material yang dipilih harus bisa dipertimbangkan terhadap: Ukuran dasar kelipatan dari ukuran modul perencanaan ruang. Material yang akan digunakan bila tanpa harus dipotong dapat dipasang langsung sesuai ukuran modul
perencanaan (contoh: gypsum ukuran 30 cm x 60 cm). Bila dipilih material yang harus dipotong, dapat dibagi sesuai ukuran kelipatan modul perencanaan (contoh:
tripleks ukuran 120 cm x 240 cm).
f. Komponen Modul Kitchen Set untuk dapurTerbatasnya luas unit/SRS di rumah susun, khususnya dapur maka dibutuhkan penyediaan komponen interior menjadi modul Kitchen Set yang kompak (Gambar 14). Dasar perancangan : Fungsi ktichen set merupakan gabungan antara tempat masak,
tempat simpan gas, tempat cuci sayuran, alat masak dan alat makan, serta tempat simpan alat masak dan bahan kering.
Modul kitchen set harus mudah dipasang, mudah dibersihkan, aman dari api.
Rancangan Modul Kitchen harus disesuaikan dengan kondisi ruang dapur yang akan menjadi tempat kitchen set berada, berikut adalah contoh kitchen Set:
6. Aplikasi modul pada rancangan denah rumah Susun Umum
Aplikasi modul dicobakan pada jenis Rumah Susun Umum. Sasaran pengguna sesuai UU PKP 20/2011, tipe Rusun ini adalah keluarga MBR, terdiri atas Pasutri dan 2 anak balita atau 2 anak remaja, atau dewasa. Prototipe Rusun yang dirancang adalah walk up flat, Twin block (double corridor) tertutup, dengan persyaratan sebagai berikut:
jumlah lantai : 5 transportasi vertikal : tangga transportasi horisontal: selasar Luas SARUSUN/Unit : 36 m2
Jumlah penghuni SRS : 4 jiwa
5/18/2017
34
Ruang‐ruang yang dirancang harus memenuhi kebutuhan berkembangnya dinamika kehidupan keluarga (dinamika sosial, dinamika ekonomi, dan dinamika biologi).
Pada tipe rumah susun, ruang yang disediakan tidak punya peluang untuk melakukan perubahan/ transformasi maupun ekspansi ruang baik kearah vertikal maupun horizontal.
Pertimbangan terhadap perancangan unit Sarusun adalah sebagai berikut:1) diupayakan menyediakan luas ruang yang bersih dari pengurangan besaran kolom.2) perancangan ruang harus diperhitungkan terhadap furniture inti yang akan digunakan oleh anggota
keluarga, mencakup pasutri dan 2 anak,(anak <10 tahun hingga usia remaja hingga dewasa. 3) Furniture yang disediakan harus bisa didayagunakan jadi tempat menyimpan seperti memanfaatkan
kolong tempat tidur untuk laci simpan, meja belajar yang dilengkapi dengan rak buku diatasnya, sehinggapenggunaan ruang dapat dimaksimalkan.
4) Fungsi ruang dan furniture harus bisa digabung dalam pemanfaatannya, seperti meja makan di ruang makan, dapat dijadikan tempat meracik bahan masakan,atau jadi tempat bekerja.
5) Fungsi dan aktivitas paling pokok untuk diwadahi , sebagai berikut:
a. Dasar pertimbangan untuk merancang rumah susun Umum
Perancangan Unit SARUSUN
Aplikasi rancangan ruang setiap aktivitas menggunakan ukuran modular sesuai tabel 3, dan menggunakan dasar Modul ruang seperti pada Gambar 2, adalah seperti pada tabel berikut:
Aplikasi ukuran modul horisontal (Mh) pada ruang aktivitas
No RuangModul horisontal
(Mh)Metrik (cm) Luas ruang (m2)
1 Ruang tidur Pasutri 9 x 12 270 x 360 9,72
2 Ruang tidur & belajar 2 anak 9 x 12 270 x 360 9,72
3 Servise 9 x 12
a. Kamar mandi, cuci, kakus 3,5 x 5 135 x 150 2,025
b. Dapur/pantry, Makan, Simpan. 5,40
c. Jemur/balkon 3 x 8,5 90 x 255 2.295
4 Kumpul keluarga, Terima tamu 9 x 12 270 x 360 9,72
Jumlah 38,8
Rancangan denah unit Sarusun
Mencoba konfigurasi modul dasar ruang untuk Sarusun/unit Alternatif 2
Membuat rancangan tatanan ruang untuk mewadahi fungsi‐fungsi kegiatan keluarga yang beranggotakanpasutri dan 2 anak pada unit Sarusun menggunakan ukuran Modul ruang pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Membuat dasar rancangan denah unit dengan melakukan koordinasi ukuran modul dengan tim struktur,khususnya terhadap rancangan komponen‐komponen struktur yang akan dipakai sesuai perhitungan yangdipersyaratkan sebagai berikut pada Gambar 15
5/18/2017
35
No Ruang Ukuran ruang gerak
1 RUANG TIDUR
a. Ruang Tidur pasutri.
Kegiatan:
Tidur, simpan, rias, solat
Ruang tidur pasutri 9M x 12M = 2,7m x 3,6 m = 9,72m2, merupakan ruang bersih yang dapat dimanfaatkan.
Ruang tidur pasutri & 1 (satu) bayi.Kegiatan:Tidur, simpan, rias, solat, tidur bayi, simpan baju bayi, memandikan, dan mengganti pakaian bayi.
Ruang tidur pasutri & 1(satu) bayi
1. Tempat tidur : 1,80 m x 2,00 m 2. Meja rias : 0,40 m x 0,90 m 3. 1 Lemari : 0,40 m x 0,90 m 4. Sholat : 0,60 m x 1,20 m 5. Lemari malam: 0,30m x 0,30 m 6. kursi rias
1. 1Tempat tidur pasutri 185 cm x 200 cm 2. 1 tempat tidur bayi 60 cm x 120 cm 3. lemari @ 50 cm x 90 cm 4. 1 meja rias 40 cm x 120 cm 5. Kursi rias6. Sholat 7. Rak baju bayi
Aplikasi ukuran modul ruang horisontal (Mh) terhadap kebutuhan ruang aktivitas dan furniture pendukung ktivitas yang paling pokok.
No Ruang Ukuran ruang gerak
1 RUANG TIDUR
Ruang tidur anaka. Utk 2 anak balitaKegiatan:Tidur, simpan, belajar, main.
Utk 2 anak remaja/ dewasaKegiatan:Tidur, simpan, rias, belajar, main, sholat
Ruang tidur 2(dua) anak Balita
Ruang tidur 2(dua)anak remaja/dewasaAnak yang sudah dewasa harus memiliki kamar sendiri, apalagi bila 2 (dua) anak tersebut berbeda jenis kelamin. Dalam contoh gambar ini, adalah ruang minimum untuk 1(satu) anak dewasa.
1. 2Tempat tidur anak 80 cm x 180 cm 2. 1 lemari @ 50 cm x 90 cm3. 2 Meja belajar 60 cm x 70 cm 4. 2 kursi belajar 5. Sholat
1. Tempat tidur anak dewasa 85 cm x 185 cm 2. 1 lemari @ 50 cm x 90 cm 3. 1 Meja belajar 60 cm x 120 cm 4. 1 kursi belajar 5. 1 meja rias 40 cm x 120 cm (pi) 6. 1 kursi meja rias 7. Sholat
5/18/2017
36
No Ruang Ukuran ruang gerak
2. RUANG SERVICEKegiatan:Kamar mandi & WC• Mandi• BAB, BAK• Cuci baju• Cuci alat masakDapur• Masak• Cuci alat• Cuci bahan masakanJemur
RUANG MULTIFUNGSIKegiatan:• Simpan alat masak & makan,
masakan matang.• Meracik bahan masakan• Makan • Bercengkerema • bekerja• Nonton TV• Terima tamu
Umumnya disediakan untuk unit sarusun tempat tinggal keluarga.
Ruang ini mewadahi aktivitas: makan, keluarga, bekerja, simpan, relaks, bermain anak.
a. Kamar mandi & WCb. Meja tempat masak, cuci
piring, dan alat masakc. Area tempat jemur.
a. R. Keluarga, terima tamu, nonton TV.
b. R. Makan, racik, simpan makanan, kerja, setrika
c. Lemari simpand. Rak hias & TVe. Kulkas
Koordinasi ukuran modular Arsitektur dan Struktur pada unit sarusun
5/18/2017
37
1. Modul Ruang Arsitektur.a. Ke arah memanjang, 1 unit Sarusun terdiri dari: 2 (12M )+ 2 sela dinding , sehingga ukuran
pembentuk ruang ke arah memanjang = 2(12 x 30 cm) + 2 (1 x 10 cm) = 720 + 20 cm = 740 cm.
b. Ke arah melebar, 1 unit Sarusun terdiri atas: 2 (9 M) + 3 sela dinding a 1M = 10 cm, sehingga ukuran pembentuk ruang ke arah melebar = 2( 9 x 30 cm) + 3( 1 x 10 cm) = 540 cm + 30 cm = 570 cm .
2.Modu l struktur :a. Ke arah memanjang (arah x), Jarak trave (as kolom – as kolom) : 12 M + 1M = 360 + 10 = 370 cm.
b. Kearah melebar (arah y), jarak dari as ke as kolom: 2 (9 M) + 1M + 50 cm = 540 + 10 + 50 = 600 cm.
c. Posisi kolom struktur:
pada arah memanjang (arah x) as kolom struktur berhimpit dengan as sela dinding Arsitektur.
pada arah melebar (arah Y), posisi as kolom struktur berhimpit dengan as balok untuk hal ini diupayakan agar dinding unit sarusun ditempatkan rata dalam balok, sehingga tonjolan kolom tidak terlalu mengganggu pemanfaatan ruang unit.
Pemanfaatan ruang sarusun
a. Kedua kamar tidur mempunyai peluang mendapatkan asupan cahaya matahari yang cukup.
b. Area basah berada di area yang memungkinkan mendapat cahaya dan panasnya matahari, sehingga tidak lembab.
c. Memungkinkan menyediakan balkon untuk tempat menjemur.
d. Ibu rumah tangga kurang maksimal mengawasi anaknya ketika bermain di koridor dari ruang servise ketika mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Alternatif 1
Alternatif 1 pemanfaatan ruang Unit Sarusun
5/18/2017
38
1) Kedua kamar tidur berada pada sisi memanjang, dan mendapat cahaya matahari yang cukup.
2) Area basah berada di sisi koridor, sehingga kurang mendapat cahaya dan panasnya matahari langsung, dan kemungkinan akan lembab.
3) Tidak memungkinkan menyediakan balkon, sehingga tidak memungkinkan mendapat tempat menjemur di dalam unitnya. Penghuni akan memanfaatkan area koridor untuk tempat jemurnya.
4) Ibu rumah tangga dapat mengawasi anaknya ketika bermain di koridor walaupun sambil mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Alternatif 2
Alternatif 2 pemanfaatan ruang Unit Sarusun
3 M3 M
3 M3 M
3 M3 M
9M +
25
cm +
½se
la =
30
0 cm
9M +
25
cm +
½se
la =
30
0 cm
30/50
3M 3M 3M 3M 3M3M 3M 3M
12M = 120 cm 12M = 120 cm 12M + 1 sela = 120 cm + 10 cm = 370 cm 12M + 1 sela = 120 cm + 10 cm = 370 cm
120 cm
150
cm
Kedua anak akan menjadi remaja hingga dewasa, maka ruang tidur anak bisa dibagi 2 dengan pengaturan pemanfaatan ruang seperti pada Gambar 17b berikut ini:
3 M3 M
3 M3 M
3 M3 M
9M +
25
cm +
½se
la =
30
0 cm
9M +
25
cm +
½se
la =
30
0 cm
30/50120 cm
150
cm
3M 3M 3M 3M 3M3M 3M 3M
12M = 120 cm 12M = 120 cm 12M + 1 sela = 120 cm + 10 cm = 370 cm 12M + 1 sela = 120 cm + 10 cm = 370 cm
Pengembangan ruang ruang tidur anak pada Sarusun alternatif 2
5/18/2017
39
Rancangan ukuran komponen
1. Komponen Lantai Hal‐hal yang perlu diperhatikan adalah:a. Penyediaan lubang‐lubang untuk pipa tegak pada rancangan panel yang akan dicetak, menghindari
terjadinya pembobokan panel ketika sudah terpasang.b. Kaitan sambungan panel harus menjadi bagian dari cetakan agar hasil pemasangan panel bisa presisi,
saling mengkait, dan tidak membuat celah. c. Sisipan merupakan dimensi tambahan diluar ukuran modul, untuk tujuan memenuhi kekurangan
dimensi panel karena adanya penyesuaian terhadap dimensi balok dan kolom.
12Mh= 360 cm
3Mh = 90 cm
Sisipan
3Mh = 90 cm
12Mh= 360 cm
3Mh = 90 cm
12Mh= 360 cm Sisipan
Komponen modul lantai
2. Komponen Dinding façade dan pemisah interiorHal‐hal yang perlu diperhatikan adalah:a. Penyediaan lubang‐lubang untuk pipa horisontal pada rancangan panel yang akan dicetak, menghindari
terjadinya pembobokan panel ketika sudah terpasang.b. Penyediaan bukaan ruang yang berpengaruh pada bentukan panel tempat meletakkan pintu dan jendela yang
mempunyai berbagai variasi bentuk dan ukuran. Untuk hal ini perancang harus mengupayakan jumlah varian yang efektif.
1) Tanpa bukaan2) Dengan bukaan
3 Mh 1 Mh 2/3 Mh
24Mv=
240
cm
2 Mh
3Mh
24Mv = 240
cm
16 M
v = 160
cm8
Mv 24Mv = 240
cm
1 Mh
16 M
v = 160
cm8
Mv 24Mv = 240
cm
3Mh 2/3Mh
24M
v =
240
cm
3Mh
4 Mv
20 M
v= 2
00
cm
24M
v =
240
cm
3) Dinding pemisah interior
3Mh= 90 cm
24M
v =
240
cm
3Mh= 90 cm
Sela = dinding tebal 10 cm
24Mv = 240
cm
c. Kaitan sambungan panel harus menjadi bagian dari cetakan agar hasil pemasangan panel bisa presisi, saling mengkait, dan tidak membuat celah.
5/18/2017
40
3. KOSEN, PINTU, DAN JENDELA
a. Jendela
b. Pintu
Tipe jendela yang dirancang adalah untuk jendela kamar tidur, dapur, dan jendela atas untuk kamar mandi dan WC, yang akan dipasang pada panel facade.
Ukuran maupun posisi penempatannya harus dikoordinasikan dengan komponen panel yang akan digunakan dan dicetak.
Tipe pintu adalah untuk bukaan utama Unit Sarusun, bukaan untuk kamar tidur, ke kamar mandi & WC, serta ke balkon.
Ukuran maupun posisi penempatannya harus dikoordinasikan dengan komponen panel yang akan digunakan dan dicetak.
60 cm
40
cm
54 cm60 cm
40
cm12
0 cm
160
cm
120
cm40
cm
160
cm
60 cm 60 cm54 cm54 cm
Gambar 23 b Jendela atas
Gambar 23 a Jendela hidup dobel
Gambar 23 a Jendela hidup singelTipe Jendela yang digunakan
3Mh = 90 cm24
Mv
= 24
0 cm20
Mv
= 2
00
cm
4Mv
= 40
cm
80 cm
24 M
v =
240
cm20 M
v =
200
cm4M v
= 40
cm
20 M
v =
200
cm4M
v =
40
cm24
Mv
= 24
0 cm
70 cm
Tipe pintu yang digunakan
4. Aplikasi tipe jendela dan pintu pada panel facade
Posisi pintu dan Jendela pada dinding facade area pintu masuk utama
10 cm
10 cm 10
cm
10 cm
20 cm
20 cm
3Mh = 90 cm3Mh = 90 cm 3Mh = 90 cm 3Mh = 90 cm3Mh = 90 cm
3Mh = 90 cm 2Mh = 60 cm2Mh = 60 cm
12Mh +1sela= 360 cm +10 cm =
Kolom 30/50
Sela/ dinding t=10 cm
As Kolom
30 cm
5/18/2017
41
Posisi Jendela pada dinding facade area ruang tidur Pasutri
Kolom 30/50
Sela/ dinding t=10 cm
As Kolom
30 cm30 cm
10 cm
10 cm 10
cm
10 cm
20 cm
80 cm3Mh = 90 cm 3Mh = 90 cm 3Mh = 90 cm3Mh = 90 cm
3Mh = 90 cm 80 cm
12Mh +1sela= 360 cm +10 cm =
3Mh = 90 cm
60 cm 60 cm
10 cm
30 cm 30 cm60 cm 60 cm
80
cm16
0 cm
240
cm
Kolom 30/50
Sela/ dinding t=10 cm
As Kolom
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm
80 cm3Mh = 90 cm 3Mh = 90 cm 3Mh = 90 cm3Mh = 90 cm
3Mh = 90 cm 80 cm
12Mh +1sela= 360 cm +10 cm = 370 cm
3Mh = 90 cm
Posisi Jendela pada dinding facade area ruang tidur anak‐anak
5/18/2017
42
80
cm16
0 cm
240
cm
Kolom 30/50
Sela/ dinding t=10 cm
As Kolom
20 cm
2Mh= 60 cm 10 cm
3Mh= 90 cm 3Mh= 90 cm 3Mh = 90 cm
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm
30cm 10 cm
50 cm
3Mh= 90 cm
30 cm
60 cm 60 cm
4Mh+10 cm = 360 cm + 10 cm = 370 cm
10 cm
20 cm
Posisi pintu dan Jendela pada dinding facade area servise
5/18/2017
43
Perencanaan ukuran modul rumah susun
a. Bentuk Rusun Harus memenuhi persyaratan keselamatan, kenyamanan, kesehatan, dan kemudahan aksesibilitas (Undang‐
undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung). Bentuk Rusun dirancang berdasarkan tatanan unit‐unit sarusun ke arah horisontal maupun vertikal sesuai jumlah
penghuni yang akan ditampung/diwadahi, estetika yang diharapkan, dan fungsi‐fungsi yang harus dihadirkan serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan, yang dihubungkan oleh koridor sebagai transportasi horisontal serta tangga dan atau lift sebagai transportasi vertikal.
b. Fungsi dan wadah aktivitas1) Lantai bawah
Lantai bawah atau lantai dasar tidak digunakan untuk aktifitas hunian, untuk mencegah terjadinya ekspansi ruang oleh penghuni. Pemanfaatannya diarahkan untuk digunakan sebagai:Ruang pengelola Rusun, Ruang serbaguna, Ruang sosial, Ruang panel, Ruang usaha, Unit untuk keluarga yang difabel, Ruang Musholla, Ruang pengelola sampah, Ruang Genset
2) Lantai tipikalMerupakan lantai rusun yang dirancang untuk deretan jumlah unit sarusun dengan dominasi pemanfaatannya adalah kegiatan hunian.
Alternatif 1
5.920 cm
560c
m56
0cm
180
cm18
0cm
360c
m36
0cm
3.40
0 cm
370cm 370cm 370cm 370cm 370cm370cm 370cm 370cm 370cm370cm 370cm 370cm 370cm 370cm 370cm 370cmUNIT 1 UNIT 2 UNIT 3 UNIT 4 UNIT 5 UNIT 6 UNIT 7 UNIT 8
UNIT 9 UNIT 10 UNIT 16UNIT 15UNIT 14UNIT 13UNIT 11 UNIT 12
Denah tipikal rusun twin blok alternatif 1
Aplikasi tatanan sarusun menjadi blok rusun
5/18/2017
44
370cm 370cm 370cm 370cm 370cm370cm 370cm 370cm 370cm370cm 370cm 370cm 370cm 370cm 370cm 370cmUNIT 1 UNIT 2 UNIT 3 UNIT 4 UNIT 5 UNIT 6 UNIT 7 UNIT 8
5.920 cm
560c
m56
0cm
180
cm18
0cm
360c
m36
0cm
3.40
0 cm
UNIT 9 UNIT 10 UNIT 16UNIT 15UNIT 14UNIT 13UNIT 11 UNIT 12
Aplikasi tatanan sarusun menjadi blok rusun
Alternatif 2
Aplikasi tatanan sarusun menjadi blok rusun
Alternatif 2 (pengembangan)
5/18/2017
45
Terimakasih
top related