kinerja perdagangan tahun 2010 menunjukkan fondasi ... · 4 tabel 1. realisasi penerbitan ska...
Post on 18-Apr-2018
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456
www.depdag.go.id
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Kinerja Perdagangan Tahun 2010 Menunjukkan Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Lebih Kokoh
Jakarta, 4 Juni 2010 – Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Memberikan Kontribusi Penting kepada Pertumbuhan Ekonomi dan Cadangan Devisa. Sampai dengan April 2010, volume perdagangan setiap bulan Indonesia mencapai lebih dari US$ 20 miliar, bahkan mencapai US$ 23,6 miliar di bulan April. Neraca perdagangan periode April 2010 Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 517,5 juta, sehingga selama Januari-April 2010 surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 6,1 miliar. Surplus ini lebih besar US$ 410,4 juta, atau naik 7,2% dibanding periode yang sama tahun 2009. Demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar, pada konperensi pers mengenai perkembangan ekspor impor, hari ini di kantor Kementerian Perdagangan. Lebih jauh Wamendag menjelaskan, surplus yang diperoleh Indonesia terdiri dari surplus non migas US$ 6,2 miliar, sementara migas mengalami defisit US$ 0,1 miliar. Pembaikan kondisi perdagangan ini pertanda positif bagi perkembangan ekonomi Indonesia, karena pertumbuhan ekonomi tahun 2010 semakin ditopang oleh fondasi yang kuat yaitu ekspor dan investasi, yang agak berbeda dengan pada tahun 2009 yang lebih mengandalkan konsumsi dan dan pengeluaran pemerintah, jelas Wamendag. (Grafik 1)
Grafik 1. Neraca Perdagangan Indonesia (Miliar US$): Jan-Apr 2010 Surplus US$ 6,2 Miliar
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
TW I 2008 TW II 2008 TW III 2008 TW IV 2008 TW I 2009 TW II 2009 TW III 2009 TW IV 2009 TW I 2010 Apr
Ekspor Impor Neraca
Sumber: BPS (diolah)
2
Kinerja Ekspor Non Migas selama April 2010 Menunjukkan Pemulihan Berkesinambungan
Ekspor non migas di bulan April 2010 meningkat 36,8% dibandingkan bulan yang sama tahun 2009. Ekspor non migas bulan April 2010 yang mencapai US$9,85 miliar merupakan peningkatan sebesar 36,5% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, dan turun sedikit sebesar 7,1% dibandingkan bulan Maret 2010. Pertumbuhan ekspor non migas Jan-Apr’10 terhadap Jan-Apr’09 (growth rate, yoy) mengalami peningkatan 43,9%, sedangkan apabila menggunakan pertumbuhan tahunan (moving p.a annual growth rate) Mei’09-April’10 terhadap Mei’08-April’09) mengalami kenaikan 9,1%; Kinerja ekspor non-migas Indonesia yang berada di sekitar US$10 miliar per bulan sejak bulan Oktober 2009 mengindikasikan sustainability yang kuat dari pemulihan ekspor Indonesia sekalipun berada di tengah-tengah kondisi pemulihan perekonomian global yang masih belum mantap. (Grafik 2)
Grafik 2. Perkembangan Ekspor Non Migas Triwulanan
-40
-20
0
20
40
60
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
TW I 2008 TW II 2008 TW III 2008 TW IV 2008 TW I 2009 TW II 2009 TW III 2009 TW IV 2009 TW I 2010 Apr
PersenUS$ Miliar
Growth rate (qto q)
Moving p.a growth rate
Growth rate (y o y)
Rata-rata ekspor non migas triwulanan 2008 sebesar US$ 27,0 miliar
Sumber : BPS (diolah)
Pertumbuhan Ekspor Non Migas Terjadi di Seluruh Sektor Penguatan ekspor nonmigas terus didukung oleh peningkatan ekspor dari seluruh sektor. Peningkatan tertinggi pada periode Januari-April ini terjadi pada sektor pertambangan yang naik sebesar 84,6%, terutama dipicu oleh tingginya permintaan RRT, AS dan Jepang seperti untuk komoditas nikel, baja dan besi tahan karat, serta perak. Ekspor sektor industri juga mulai memperlihatkan kinerja yang membaik setelah pada tahun lalu mengalami tekanan berat akibat terjadinya krisis global. Selama Januari-April 2010 ekspor produk industri naik 36,6%. Sementara itu, ekspor komoditas pertanian naik 11,3%. (Grafik 3)
Grafik 3. Perkembangan Ekspor Non Migas Berdasarkan Sektor
1.2
21.0
4.7
1.4
28.7
8.7
Pertanian
Industri
Pertambangan
Ekspor Non Migas Menurut Sektor (US$ Miliar)
Jan-Apr '10
Jan-Apr '09 -8.92
-28.30
12.09
11.33
36.66
84.61
Pertumbuhan (%)
Sumber : BPS (diolah)
3
Strategi Diversifikasi Pasar Kunci Keberhasilan Kinerja Ekspor Non Migas
Telah terjadi pergeseran pasar tujuan ekspor Indonesia, dari 5 negara tujuan utama (CR 5)1 ke negara emerging market. Pangsa pasar tujuan ekspor Indonesia ke negara Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang mulai berkurang, digantikan oleh emerging economies seperti RRT, India dan Korea Selatan. Pada tahun 2009 pangsa lima negara utama tujuan ekspor non migas mencapai 53% terhadap total ekspor non migas. Pada tahun 2010 pangsa kelima negara utama tersebut turun menjadi 48%. Di antara lima negara tersebut yang mengalami peningkatan pangsa ekspor adalah Jepang, Singapura, RRT dan Malaysia. Perubahan tingkat konsentrasi ini menunjukkan telah terjadinya diversifikasi pasar, dan diharapkan tingkat konsentrasi di luar 5 pasar utama tersebut terus meningkat hingga stabil mencapai kisaran 53-57% selama periode 2010-2014. Di luar lima pasar utama ekspor tersebut, India dan Korsel merupakan pasar potensial, dimana pangsanya mengalami peningkatan, masing-masing menjadi 7% dan 6% pada Januari-April 2010. (Grafik 4)
Grafik 4. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas
5 Negara Utama53%
INDIA9%
KORSEL6%
BELANDA3%
THAILAND3%
JERMAN3%
TAIWAN3%
SPANYOL2%
HONG KONG2%
INGGRIS2% PILIPINA
3%NEGARA
LAIN11%
2009
5 Negara Utama48%
INDIA7%
KORSEL6%
BELANDA2%
THAILAND3%
JERMAN2%
TAIWAN3%
SPANYOL2%
HONG KONG2%
INGGRIS1%
PILIPINA3%
NEGARA LAIN21%
Jan-Apr 2010
MALAY, 7%
RRT
10%
SING
10%
JEPANG
14%
AS
12%
MALAY
6%
RRT
10%
SING
8%
JEPANG
13%
AS
11%
Sumber : BPS (diolah)
Penguatan Ekspor Terjadi di Negara Mitra FTA dan Emerging Market
Ekspor non migas ke RRT mengalami peningkatan pesat. Selama Januari-April 2010 ekspor non migas mencapai US$ 4,0 miliar, meningkat sebesar 76,7% dibanding ekspor pada periode yang sama tahun sebelumnya. Menguatnya ekspor non migas ke RRT ternyata juga meningkatkan peran negeri panda tersebut sebagai mitra dagang Indonesia. Pangsa ekspor ke RRT dalam ekspor non migas kita mencapai 10,4% pada Januari-April 2010.
Kinerja perdagangan dengan mitra FTA juga ditunjukkan oleh pemanfaatan preferensi tarif oleh eksportir dalam beberapa FTA yang menunjukkan peningkatan terutama pada ACFTA dan IJEPA. Pada tahun 2009 jumlah SKA yang diterbitkan melalui ACFTA sebesar 16.606 dengan nilai ekspor mencapai US$ 2,7 miliar, melalui IJEPA sebesar 46.275 dengan nilai ekspor mencapai US$ 2,5 miliar. Dalam 4 (empat) bulan pertama 2010 jumlah SKA yang diterbitkan untuk masing-masing form SKA telah melebihi sepertiga dari realisasi tahun 2009.
Pada periode Januari-April 2010 nilai ekspor yang menggunakan SKA preferensi tarif cukup besar, misalnya form E (ACFTA) mencapai US$ 1,8 miliar atau 45,5% dari total ekspor non migas Indonesia ke RRT. Sementara itu, penggunaan form AK (AKFTA) telah mencapai US$ US$ 924 juta atau 40,2% dari total ekspor non migas ke Korea Selatan dan penggunaan form D (AFTA) mencapai US$ 3,0 miliar atau 36,2% dari total ekspor non migas ke ASEAN.
1 CR 5 terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, Singapura, RRT dan Malaysia.
4
Tabel 1. Realisasi Penerbitan SKA Otomasi Berdasarkan Tipe Periode Tahun 2007 S/D 2010 (Januari- April)
Jml SKA Nilai FOB
(USD 'juta) Jml SKA
Nilai FOB
(USD 'juta) Jml SKA
Nilai FOB
(USD 'juta) Jml SKA
Nilai FOB
(USD 'juta)
PREFERENSI
FORM A (GSP) 101,285 17,917.3 321,162 39,583.6 289,589 15,548.5 105,530 4,931.8
FORM AK (AKFTA) 4,262 343.4 22,937 2,941.8 27,210 1,603.1 10,475 923.9
FORM D (AFTA) 19,491 1,360.1 89,095 9,433.8 97,793 6,417.2 37,440 2,992.9
FORM E (ACFTA) 2,332 203.6 11,604 1,803.6 16,606 2,607.2 7,849 1,828.0
FORM IJEPA - - 16,228 1,704.8 46,275 2,478.6 17,522 936.4
GSTP 253 23.6 484 113.2 601 35.6 231 9.1
TOTAL SKA PREFERENSI 128,185 19,847.9 462,215 55,580.7 478,695 28,690.3 179,227 11,624.4
Sumber: Direktorat Fasilitasi Ekspor & Impor (diolah)
TIPE SKA
2007 2008 2009 Jan-Apr 2010
Ekspor April 2010 ke Meksiko, Australia dan Selandia Baru Meningkat dibandingkan bulan sebelumnya
Pada 2010 nilai ekspor non migas ke Meksiko mengalami kenaikan yang signifikan Selama Januari-April 2010 ekspor non migas ke Meksiko mencapai US$ 138,6 juta, meningkat sebesar 15,6% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009. Sekalipun demikian, karena ekspor ke negara-negara lain meningkat lebih tinggi lagi, maka posisi Meksiko sebagai pasar ekspor Indonesia mengalami perubahan dari urutan-30 menjadi urutan-31.
Tabel 2. Produk Ekspor Indonesia Ke Meksiko, 2009
HS UraianPangsa Indonesia di Pasar
Meksiko(%)
Total 0.36
38 Berbagai produk kimia 0.86
39 Plastik dan Barang dari Plastik 0.07
40 Karet dan Barang dari Karet 0.99
48 Kertas/Karton 0.32
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 0.27
85 Mesin/peralatan listrik 0.51
87 Kendaraan dan Bagiannya 0.08
90 Perangkat optik 0.14
94 Perabot, penerangan rumah 0.54
95 Mainan 0.52
Sepuluh dari 20 jenis barang impor terbesar Meksiko (dalam HS 2 digit) termasuk jenis barang ekspor terbesar Indonesia ke Meksiko. Barang–barang tersebut adalah Berbagai produk kimia dengan pangsa 0,9%; Plastik dan barang dari plastik (0,1%); Karet dan barang dari karet dengan pangsa (1,0%); Kertas/karton (0,3%); Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (0,3%); Mesin/peralatan listrik (0,5%); Kendaraan dan Bagiannya (0,1%); Perangkat optik (0,1%); Perabot (0,5%) dan Mainan juga 0,5%.
5
Pada periode Januari-April 2010 nilai ekspor non migas ke Australia mengalami kenaikan yang signifikan. Selama Januari-April 2010 ekspor non migas ke Australia mencapai US$ 646,7 juta, meningkat 20,1% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009. Posisi Australia sebagai pasar ekspor Indonesia mengalami pergeseran dari urutan 14 menjadi urutan 16.
Tabel 3. Produk Ekspor Indonesia Ke Australia, 2009
HS UraianPangsa Indonesia di Pasar
Australia(%)
Total 2.27
40 Karet dan Barang dari Karet 2.73
44 Kayu, Barang dari Kayu 17.91
48 Kertas/Karton 0.01
71 Perhiasan/Permata 3.12
89 Kapal laut 2.36
94 Perabot, penerangan rumah 2.39
Beberapa barang impor Australia (dalam HS 2 digit) merupakan jenis barang ekspor terbesar Indonesia ke Australia. Barang–barang tersebut diantaranya Kayu, Barang dari kayu dengan pangsa Indonesia sebesar 17,9%; Karet dan barang dari karet (2,7%); Kertas/karton (0,01%); Perhiasan (3,1%); Kapal laut (2,4%) dan Perabot, penerangan rumah (2,4%).
Pada periode Januari-April 2010 nilai ekspor non migas ke Selandia Baru mengalami kenaikan yang signifikan. Selama Januari-April 2010 ekspor non migas ke Selandia Baru mencapai US$ 88,6 juta, meningkat 22,8% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009. Pangsa ekspor nonmigas Indonesia ke Selandia Baru mengalami perubahan dari 0,3% pada 2009 turun menjadi 0,2% pada 2010. Posisi Selandia Baru sebagai pasar ekspor Indonesia mengalami perubahan dari urutan 36 turun menjadi urutan 42.
Tabel 4. Produk Ekspor Indonesia Ke Selandia Baru, 2009
HS UraianPangsa Indonesia di Pasar Selandia
Baru (%)
Total 1,79
84 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 0.66
85 Mesin/peralatan listrik 2.03
39 Plastik dan Barang dari Plastik 0.86
48 Kertas/Karton 5.04
73 Benda-benda dari Besi dan Baja 0.47
62 Pakaian jadi bukan rajutan 1.06
94 Perabot, penerangan rumah 2.17
40 Karet dan Barang dari Karet 4.54
6
Beberapa jenis barang impor terbesar Selandia Baru (dalam HS 2 digit) termasuk jenis barang ekspor terbesar Indonesia ke Selandia Baru. Barang–barang tersebut adalah Mesin-mesin/Pesawat Mekanik dengan pangsa 0,7%; Mesin/peralatan listrik (2,0%); Plastik dan barang dari plastik (0,9%); Kertas/karton (5,0%); Benda dari Besi dan baja (0,5%); Pakaian jadi bukan rajutan (1,1%); Perabot, penerangan rumah (2,2%); Karet dan barang dari karet dengan pangsa 4,5%.
Pasar Ekspor Beberapa Produk Industri Semakin Meluas
Pasar ekspor beberapa produk hasil industri semakin meluas di tahun 2009. Pada tahun 2009, disamping mampu bertahan dalam tsunami krisis global, ekspor Indonesia juga memperlihatkan kinerja yang baik dilihat dari sisi diversifikasi pasarnya. Pasar ekspor Indonesia yang selama ini hanya terfokus di wilayah Eropa, Jepang, ASEAN dan AS, ternyata telah bergeser ke pasar Asia dan emerging market lainnya. Lebih lanjut Wamendag menjelaskan ada 11 kelompok produk HS 2 digit produk hasil industri yang penyebaran pasarnya tidak terkonsentrasi hanya pada 5 pasar. Sebelas kelompok produk tersebut memiliki pangsa diatas 50% (Grafik 5). Selain memiliki pangsa yang tidak terkonsentrasi pada 5 pasar, beberapa produk memiliki sebaran pasar yang lebih luas (Grafik 6).
Grafik 5. Pangsa Ekspor Produk Industri di 5 Negara Tujuan Utama (CR-5), 2009
31.4
38.1 38.9 39.542.0
45.1 46.3 47.7 48.4 49.2 49.4
0
10
20
30
40
50
60
Sabun dan Preparat Pembersih (HS 34)
Kertas/Karton (HS 48)
Benda-benda dari Batu, Gips, dan Semen (HS 68)
Kaca & Barang dari Kaca (HS 70)
Berbagai barang buatan pabrik (HS
96)
Tekstil dari Kapas (HS 52)
Buku dan Barang Cetakan (HS 49)
Serat Stapel Buatan (HS 55)
Minyak atsiri, Kosmetik wangi-wangian (HS 33)
Berbagai produk kimia (HS 38)
Produk keramik (HS 69)
%
Sumber : BPS (diolah)
Grafik 6. Jumlah Negara Tujuan Ekspor 11 Produk Industri Menurut HS 2 (dua) Digit
140144
175180
130
143
184 184
113
140
124 126117 118
148
159 158166
174179
121 123
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2005 2009 2005 2009 2005 2009 2005 2009 2005 2009 2005 2009 2005 2009 2005 2009 2005 2009 2005 2009 2005 2009
Minyak atsiri, Kosmetik
wangi-wangian
(HS 33)
Sabun dan Preparat
Pembersih (HS
34)
Berbagai produk kimia
(HS 38)
Kertas/Karton (HS 48)
Buku dan Barang Cetakan
(HS 49)
Tekstil dari Kapas (HS 52)
Serat Stapel Buatan (HS 55)
Benda-benda dari Batu, Gips, dan Semen (HS
68)
Produk keramik (HS 69)
Kaca & Barang dari Kaca (HS
70)
Berbagai barang buatan pabrik (HS 96)
Jum
lah
Neg
ara
Sumber : BPS (diolah)
7
Strategi Diversifikasi Produk Berhasil Munculkan Produk-produk Baru yang Mengamankan Kinerja Ekspor Non-Migas Di Tengah Resesi Global Kinerja ekspor non migas yang membaik ditunjang oleh semakin terdiversifikasinya produk ekspor yang ditunjukkan oleh menurunnya pangsa 10 produk utama yang digantikan oleh produk-produk lainnya. Di lain pihak, kecuali kopi dan udang yang mengalami penurunan produksi pada awal tahun ini yang berdampak kepada ekspor, seluruh komoditas ekspor utama lainnya menunjukkan pertumbuhan yang kuat baik yang berbasiskan pertanian, pertambangan maupun manufaktur. Kinerja ekspor non migas produk diluar 10 (sepuluh) utama semakin menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 kontribusi ekspor produk utama dan produk lainnya terhadap total ekspor non migas masing-masing sebesar 48% dan 52%. Sedangkan pada triwulan I 2010 kontribusi ekspor produk diluar 10 utama meningkat menjadi 55% (Grafik 7). Produk lainnya diluar 10 komoditi utama yang mengalami peningkatan pangsa diantaranya minyak atsiri, peralatan medis, tanaman obat, makanan olahan, produk perikanan, kerajinan, rempah-rempah, dan peralatan kantor.
Grafik 7. Kontribusi Ekspor 10 Produk Utama Terhadap Ekspor Non Migas
10 Produk Utama
48%
Produk Lainnya52%
2009
10 Produk Utama
45%Produk Lainnya
55%
Triwulan II 2010
Sumber: BPS (diolah)
TPT, elektronik dan produk sawit masih mendominasi ekspor 10 produk utama. Beberapa produk yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah karet dan produk karet, kakao, produk hasil hutan, elektronik, otomotif, dan produk sawit, masing-masing naik 110,7%; 49,7%; 36,4%; 35,4%; 31,2 dan 30,4% (Grafik 8).
Grafik 8. Nilai Ekspor 10 Produk Utama
110.7
36.4
30.4
49.7
35.4
31.2
19.4
18.9
-9.0
-22.0
Pertumbuhan (%)
934.7
1,554.0
1,724.7
246.4
1,727.6
398.4
424.9
2,161.6
225.0
145.1
1,969.4
2,119.4
2,248.7
368.8
2,339.9
522.8
507.2
2,569.2
204.9
113.2
KARET DAN PRODUK KARET
PRODUK HASIL HUTAN
SAWIT
KAKAO
ELEKTRONIK
OTOMOTIF
ALAS KAKI
TPT
UDANG
KOPI
Nilai Ekspor (US$ Juta)
Triwulan I '10
Triwulan I '09
Sumber: BPS (diolah)
8
Produk Di Luar 10 Utama yang Mengalami Pertumbuhan Nilai dan Pangsa 2010 Selain 10 produk utama, produk non migas yang memiliki nilai dan pangsa cukup signifikan adalah bahan kimia organik; kapal laut; olahan dari tepung; berbagai makanan olahan, produk keramik dan produk industri farmasi. Dari berbagai produk di luar 10 utama tersebut, produk yang memiliki pertumbuhan ekspor paling baik pada triwulan I 2010 adalah Bahan kimia organik yang naik 128%; Kapal laut (110,1%); Produk keramik (69,2%); Olahan dari tepung (59%); Berbagai makanan olahan (51,9%) (Grafik 9 dan 10).
Grafik 9. Produk Di Luar 10 Utama yang Mengalami Pertumbuhan Nilai 2010
279
194
62 53 47 46
637
409
99 81 80 70
0
20
40
60
80
100
120
140
-
100
200
300
400
500
600
700
Bahan kimia organik Kapal laut Olahan dari tepung Berbagai Makanan Olahan
Produk keramik Produk industri farmasi
(%)US$ JUTA
EKSPOR JAN-MAR 2009 EKSPOR JAN-MAR 2010 GROWTH JAN-MAR 09/10
-
0.500
1.000
1.500
2.000
2.500
Bahan kimia organik Kapal laut Olahan dari tepung Berbagai Makanan Olahan
Produk keramik Produk industri farmasi
(%)
PANGSA JAN-MAR 2009
PANGSA JAN-MAR 2010
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 10. Produk Di Luar 10 Utama yang Mengalami Pertumbuhan Pangsa 2010
-
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
Bahan kimia organik Kapal laut Olahan dari tepung Berbagai Makanan Olahan
Produk keramik Produk industri farmasi
(%)
PANGSA JAN-MAR 2009
PANGSA JAN-MAR 2010
Sumber: BPS (diolah)
Pasar ekspor produk keramik (HS 69) tersebar di negara emerging market Berdasarkan data perdagangan dari BPS, jumlah negara tujuan ekspor produk HS 69 adalah dari 158 negara pada tahun 2005 menjadi 166 negara pada tahun 2009. Negara tujuan ekspor produk tersebut antara lain Australia dengan pangsa 10%, Thailand (5%), Afrika Selatan (3%), Malaysia (6%), Korea (8%), dan Taiwan (3%) (Grafik 11).
9
Grafik 11. Peta Diversifikasi Pasar Produk Keramik (HS 69), 2009
AS19%
Australia10%
Korsel8%
Jepang7%
Malaysia6%
Inggris5%
Thailand5%
Afsel3%
Taiwan3%
Belgia3%
Negara Lainnya31%
Sumber : BPS (diolah)
Adapun untuk negara – negara emerging market lainnya, Indonesia masih berpeluang besar untuk mengembangkan pasarnya karena pangsa produk Indonesia di beberapa pasar masih berada di bawah 2%. Adapun pangsa Indonesia di Malaysia, Mauritius, Thailand, Australia dan Turki sudah lebih dari 2%. (UNCOMTRADE) (Grafik 12).
Grafik 12. Pangsa Ekspor Produk Keramik (HS 69) di Dunia, 2009*
1.1 1.2 1.21.7
2.0 2.1
3.34.0
7.8
8.9
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
French Polynesia
United States
Canada Yemen, Rep.
Macao Turkey Australia Thailand Mauritius Malaysia
Sumber : UNCOMTRADE (diolah)
*angka sementara Ekspor Sabun dan preparat pembersih (HS 34) banyak ditujukan ke negara-negara Asia Timur, Afrika dan Timur Tengah. Berdasarkan data perdagangan dari BPS, jumlah negara tujuan ekspor produk HS34 adalah dari 175 negara pada tahun 2005 menjadi 180 negara pada tahun 2009. Negara tujuan ekspor produk tersebut antara lain Malaysia dengan kontribusi 13% dari total ekspor HS 34 Indonesia, diikuti China (5%) , Benin (3%), UAE (3%), Angola (3%) dan Ghana (2%) (Grafik 13).
10
Grafik 13. Peta Diversifikasi Pasar Sabun Dan Preparat Pembersih (HS 34), 2009
Malaysia13% Cina
5%
Benin3%
Emirat Arab3%
Angola3%
Singapura9%
Ghana2%
Pilipina3%Mesir
2%Taiwan
2%
Negara Lainnya55%
Sabun dan Preparat Pembersih (HS 34)
Sumber : BPS (diolah)
Berdasarkan angka Sementara yang dihimpun UNCOMTRADE untuk data tahun 2009, Indonesia mempunyai pangsa pasar besar di Ethiopia sebesar 36,1% dan Malaysia 16,8% (Grafik 14). Adapun untuk Negara-negara emerging market lainnya, Indonesia masih berpeluang besar untuk mengembangkan pasarnya, sebagai contoh China, Tanzania dan Mozambik. Dilihat dari sisi pasar, pangsa Indonesia di tiga negara tersebut masing–masing 1,5%, 5,5% dan 8,2% pada tahun 2009.
Grafik 14. Pangsa Ekspor Pasar Sabun Dan Preparat Pembersih (HS 34) Indonesia, 2009*
1.3 1.5 1.5 1.9 2.43.8 4.2 4.6 5.5 5.6
8.29.6
16.8
36.1
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
Sumber : UNCOMTRADE (diolah)
*angka sementara Ekspor Buku dan barang Cetakan (HS 49) banyak ditujukan ke negara-negara Asia dan Eropa. Berdasarkan data perdagangan BPS, jumlah negara tujuan ekspor produk HS34 adalah dari 175 negara pada tahun 2005 menjadi 180 negara pada tahun 2009. Negara tujuan ekspor produk tersebut antara lain Pakistan dengan kontribusi 13% dari total ekspor HS 34 Indonesia, diikuti Hongkong (10%), dan Nepal (4%) (Grafik 15).
11
Grafik 15. Peta Diversifikasi Pasar Buku dan barang Cetakan (HS 49), 2009
Pakistan13%
Inggris10%
Hongkong10%
Amerika Serikat
7%Australia
6%Belanda5%
Nepal4%
Italia4%
Spanyol4%
Brasil4%
Negara Lainnya33%
Buku dan Barang Cetakan (HS 49)
Sumber : BPS (diolah)
Berdasarkan angka sementara yang dihimpun UNCOMTRADE untuk data tahun 2009, Indonesia mempunyai pangsa pasar besar di Brasil sebesar 1,3% dan Malaysia 0,5% (Grafik 16). Adapun untuk pasar Brazil, peluang pasar masih sangat terbuka. Ekspor ke negara tersebut terus bertumbuh dari tahun 2005 ke tahun 2009. Dari total ekspor HS 49 Indonesia pangsa Brazil tumbuh dari pangsa masih dibawah 0,1% menjadi 3,6 sehingga dilihat dari impor buku dan barang cetakan Brazil pangsa ekspor Indonesia di Brasil mencapai 1,3%.
Grafik 16. Pangsa Ekspor Pasar Buku dan barang Cetakan (HS 49) di Dunia, 2009*
0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.2 0.20.3 0.3
0.5
1.3
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
(%)
Sumber : UNCOMTRADE (diolah)
*angka sementara
12
Peningkatan Impor Kuartal I 2010 Mengkonfirmasi Peningkatan Realiasi Investasi Impor nonmigas selama April 2010 mencapai US$ 8,8 miliar, meningkat 60,2% dari bulan yang sama tahun 2009. Jika dibandingkan dengan impor bulan sebelumnya, Maret 2010 mengalami peningkatan 0,6%. Menguatnya impor selama Jan-April 2010 didorong oleh meningkatnya impor seluruh golongan barang. Nilai impor bahan baku dan penolong tetap mendominasi struktur impor diikuti oleh barang modal dan barang konsumsi. Peningkatan impor barang modal dan barang baku/penolong konsisten dengan meningkatnya nilai realisasi investasi yang meningkat pada kuartal I 2010 sebesar 24,6% mencapai Rp42,1 triliun. Menurut Wamendag, meningkatnya permintaan impor bahan baku/penolong dan barang modal merupakan cerminan dari kondisi industri nasional yang membaik (Grafik 17).
Grafik 17. Perkembangan Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang
1,832.80
18,356.10
5,611.60
3,095.20
30,169.40
8,230.80
Barang Konsumsi
Bahan Baku/Penolong
Barang Modal
Impor Non Migas Menurut Golongan Penggunaan Barang (US$ Juta)
Jan-Apr'10
Jan-Apr'09
-33.98
-43.42
-8.82
68.88
64.36
46.67
Pertumbuhan (%)
Sumber : BPS (diolah)
Perkembangan impor produk tertentu hingga tahun 2010. Setelah penerapan Permendag 56/2008, proporsi penggunaan pelabuhan diluar yang ditentukan pada Januari-Mei 2010 mengalami perubahan dari sekitar 2,90% pada periode yang sama tahun 2008 turun menjadi 0,93%. Nilai impornya juga mengalami penurunan tajam (46%) setelah impor produk tertentu dibatasi pelabuhannya, dari US$ 38,0 juta pada Januari-Mei 2008 menjadi US$ 20,7 pada Januari-Mei 2010 (Grafik 18).
Grafik 18. Struktur Pelabuhan Impor Produk Tertentu
PELABUHAN LAUT
TERTENTU52.51%
PELABUHAN
UDARA43.02%
PELABUHAN BBK
3.54%
PELABUHAN LAIN
0.93%
Jan-Mei 2010
PELABUHAN LAUT
TERTENTU
50.92%
PELABUHAN UDARA42.27%
PELABUHAN BBK
4.44%PELABUHAN
LAIN2.37%
2008
PELABUHAN LAUT
TERTENTU
49.72%
PELABUHAN UDARA45.14%
PELABUHAN BBK
4.37%
PELABUHAN LAIN
0.77%
2009
13
Impor produk tertentu (alas kaki, elektronika, mainan anak, makanan minuman dan pakaian jadi) di tahun 2010. Impor bulan Februari 2010 mengalami penurunan 16,9%, dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$ 383,1 juta, lalu bulan Maret 2010 mengalami peningkatan 30,4%, menjadi US$ 499,5 juta dan diperkirakan turun lagi pada bulan April dan Mei. Sesuai jumlah LS pada bulan April yang menurun penurunan sebesar 11,3% dan bulan Mei menurun 4,2%. Pola realisasi bulanan impor produk tertentu di tahun 2010 memiliki pola yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan impor selama Januari-Mei 2010 dapat mengindikasikan bahwa realisasi impor sudah tercatat secara tertib, atau impor ilegal melalui pencatatan yang tidak benar berkurang.
Grafik 19. Perkembangan Impor Produk Tertentu
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
-
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb MarApril*)Mei*)
2008 2009 2010
%
US
$ J
uta
Perkembangan Impor 5 Produk Tertentu
Nilai impor Pertumbuhan bulanan Pertumbuhan (m to m) Pertumbuhan (yoy)
* Berdasarkan data LS
Grafik 20. Pertumbuhan Impor Produk Tertentu
-50
-25
0
25
50
75
100
125
150
175
200
2005 2006 2007 2008 2009 TRW I 2010/2009 TRW I 2010/2008
Pers
en
Pertumbuhan Impor Lima Produk Tertentu
ALAS KAKI ELEKTRONIKA MAINAN ANAK MAKANAN MINUMAN PAKAIAN JADI TOTAL
--selesai— Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-23528446/021-23528456 Email: pusathumas@depdag.go.id Herliza Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-23528681/021-23528691 Email: sesbalitbang@depdag.go.id
top related