keselamatan kerja

Post on 04-Jan-2016

57 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

keselamatan kerja industri

TRANSCRIPT

A. keselamatan kerja konstruksi

Insinyur perencana struktur (structural engineer) dan pelaksana (site engineer) umumnya berfokus agar hasil kerjanya yaitu bangunan yang dikerjakannya dapat memenuhi persyaratan teknis yang berlaku, orang menyebutnya kuat (strength) dan kaku (stiff). Dengan demikian pada saat berfungsinya, bangunan tersebut dapat menjamin keselamatan pemakainya.

Sebagian besar, prosentasi pembelajaran di perguruan tinggi adalah untuk itu tadi, menghasilkan bangunan (struktur) yang dapat menjamin keselamatan pemakai dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Lalu bagaimana dengan proses pelaksanaan bangunan kostruksi itu sendiri. Bagaimana mendapatkan bahwa proyek berjalan dengan lancar tanpa ada atau timbul kecelakaan kerja, apalagi sampai jatuh korban jiwa.

Wah kalau itu, sesajinya harus kuat pak !

Apa betul seperti itu. Mau diakui atau tidak, yang terjadi adalah seperti itu. Harus ada sesajinya ! Ada saudara yang kebetulan terlibat pembangunan tol Cipularang, menangani satu segment pada proyek tersebut. Beliau mengatakan bahwa sesaji potong sapi kambing telah dilakukannya beberapa kali, bahkan tahlilan segala. Biayanya ? Itu sudah masuk anggaran kerjanya. Itu sudah biasa, tolak bala katanya. Hebat khan. Ini sungguh-sungguh terjadi. Tapi apa itu menjamin bebas kecelakaan ? Nggak juga, saya dengar ada juga yang meninggal, meskipun katanya itu terjadi di luar pagar proyek. :-

Jadi sebenarnya yang bertanggung jawab itu siapa sih kalau berkaitan dengan keselamatan kerja di proyek. Engineer-nya, kontraktornya atau owner-nya. Saya kira hal ini masih belum baku, khususnya di Indonesia. Benar tidak ?

Adanya safety belt merupakan tolok ukur bahwa mereka concern terhadap keselamatan, tapi kalau orang bodoh akan berkata “yang pakai itu, penakut !” :(

Kalau ada kecelakaan, “Wah itu sudah nasibnya. Lagi apes !”. Itu khan yang sering kita dengar berkaitan dengan kejadian tersebut.

Sebenarnya berkaitan dengan ‘kejadian’ tentang kecelakaan kerja, banyak terjadi. Tidak hanya kemarin, saat inipun juga sering terjadi. Kecuali yang besar-besar, maka kalau hanya jatuh korban sedikit, maka dapat dianggap kelalaiannya sendiri, biasanya pihak kontraktor memberi santunan kepada keluarga, lalu diberi embel-embel dengan kata-kata di atas, ya sudah selesai.

Jadi keselamatan kerja bagi pelaksana konstruksi di lapangan masih menjadi sesuatu yang jarang. Oleh karena itulah ketika ada mahasiswa UPH yang kerja praktek, pada saat bimbingan kerja praktek menceritakan bahwa prosedur keselamatan kerja di kontraktor proyeknya cukup ketat, wah ini menjadi sesuatu yang menarik. Ini perlu disosialisasikan. Bahwa keselamatan kerja itu tidak hanya bagaimana menyiapkan sesaji, tahlilan, kenduri atau sebagainya itu, tetapi itu suatu disiplin kerja dan harus mengikuti prosedur yang ketat.

Yang bagus juga, bahwa untuk mendapatkan keselamatan kerja di proyek tersebutperlu dibikin sistem dan ada yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut yaitusafety manager. Bahkan bila ada yang tidak mentaati sistem tersebut ada sangsi, yang bertahap tergantung dari tingkat kesalahan yang ditimbulkannya, bahkan kalau perlu PHK. Hebat khan. Proyek yang dimaksud adalah proyek Senayan Tower di Jakarta dengan kontraktor utama, Kajima Indonesia. Berikut kami sampaikan gambaran yang didapat di proyek tersebut berkaitan dengan bagaimana mereka mengusahakan keselamatan kerja bagi pekerja-pekerja di proyeknya.

Di pintu masuk kantor proyek, terpampang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan safety. Karena setiap pekerja kalau gajian atau nagih uang ke kantor tersebut maka tidak ada alasan bahwa mereka tidak tahu itu. Benar-benar di sosialisasikan. Serius ! Bravo PT. Kajima Indonesia.

Ini peraturan yang harus ditaati! Baca !

Lalu ditunjukkan juga, apa-apa yang harus ada pada setiap pekerja. Ini kondisi idealnya.

Perhatikan, diatasnya gambar pekerjanya ramah (senyum, tampangnya kayak orang jepang ya :) ) tapi lihat bawahnya, kalau nggak ngikuti dan melakukan pelanggaran bisa dipecat. Siapa berani ?

Ini formulir sanksi yang akan diberlakukan bila ada yang melanggar.

Perhatikan itu, ada yang bertanggung jawab lho. Mereka menyebutnya Safety Manager. Jadi tidak hanya sekedar berdoa aja, memohon aja, tetapi memang ada yang bekerja keras untuk memastikan keselamatan tersebut.

Ada proses pembelajaran bagi pekerjanya, hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab kecelakaan pekerja. Waspadalah ! Itu maksudnya.

Selain mengingatkan, maka pengelola proyek juga memberi petunjuk praktis bergambar bagi pekerjanya. Jadi bagi pekerja yang sehat, dan patuh, mestinya paham yang sebaiknya dilakukan.

Jika sudah dilakukan upaya-upaya seperti tadi, maka yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa itu harus diingatkan setiap hari, harus ada yang ‘berkoar-koar’ , yah minimal ke supervisornya. Itu lah mengapa sampai perlu ada ‘manager’-nya.

Reward : Artikel ini dapat ditulis karena disiapkan datanya oleh sdr. Iwan dan sdr. Hendrik, mahasiswa jurusan teknik sipil UPH yang telah melaksanakan kerja prakteknya di proyek Senayan Tower, waktunya telah mereka pergunakan dengan baik dan dapat menyerap wawasan-wawasan di lapangan yang up-to-dated. Bravo juga anda berdua.Itu helm Kajima, o itu tho engineer Kajima yang dari Jepang ?!

B. TUJUAN DAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA DI DALAM KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI ( K3 )

Tujuan Keselamatan Kerja

Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas.

Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Syarat-syarat Keselamatan KerjaSecara jelas dan tegas di dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi oleh setiap orang atau yang menjalankan usaha, baik formal maupun informal ,dimanapun berada dalam upaya memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan semua orang yang berada dilingkungan usahannya.syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut pada pasal 3 (1) UU keselamatan kerja dimaksud untuk:

Mencegah dan mnegurangi kecelakaan. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu kebakaran atau

kejadian-kejadian lain yang membahayakan. Member pertolongan pada kecelakaan. Memberi alat pelindung diri pada pekerja

Mencegah dan mengendalilkan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca, sinar radiasi, kebisingan dan getaran.

Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

Memperolah penerangan yang cukup dan sesuai. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udaya yang baik. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. Menerapkan ergonomi ditempat kerja. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang dan barang. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan mnyempurnakan pengamanan pada pekerjaa yang

berbahaya, kecelakaan yang menjadi bertambah tinggi. ( UU No 1 tahun 1970 )

Pentingnya K3 (Keselamatan Kerja Konstruksi)

Insinyur perencana struktur (structural engineer) dan pelaksana (site engineer) umumnya fokus agar hasil kerjanya yaitu bangunan yang dikerjakan dapat memenuhi persyaratan teknis yang berlaku, orang menyebutnya kuat (strength) dan kaku (stiff). Dengan demikian pada saat berfungsinya, bangunan tersebut dapat menjamin keselamatan pemakainya.

Sebagian besar, prosentasi pembelajaran di perguruan tinggi adalah untuk menghasilkan bangunan (struktur) yang dapat menjamin keselamatan pemakai dalam

jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu bagaimana dengan proses pelaksanaan bangunan kostruksi itu sendiri ? Bagaimana mendapatkan bahwa proyek berjalan dengan lancar tanpa ada atau timbul kecelakaan kerja, apalagi sampai jatuh korban jiwa.

Apa memang sesajinya harus kuat….? 

heheheheheheheApa betul seperti itu. Mau diakui atau tidak, yang terjadi adalah seperti itu. Harus ada sesajinya ! Ada teman yang terlibat pembangunan tol mapun gedung- gedung bertingkat, menangani satu segment pada proyek tersebut. Beliau mengatakan bahwa sesaji potong sapi kambing telah dilakukannya beberapa kali, bahkan tahlilan segala. Biayanya ? Itu sudah masuk anggaran kerjanya. Itu sudah biasa, tolak balak katanya. Hebat khan...

Ini sungguh- sungguh terjadi. Tapi apa itu menjamin bebas kecelakaan ? Nggak juga, saya dengar ada juga yang meninggal, meskipun katanya itu terjadi di luar pagar proyek. Nah, tergantung niatnya juga sih. Kalo diniatkan untuk “syukuran”, Its OK aja. Tapi kalau niatnya karena yang lain… Nah, hati- hati tuh bisa menjurus ke syirik.

Jadi keselamatan kerja bagi pelaksana konstruksi di lapangan masih menjadi sesuatu yang jarang. Ini perlu disosialisasikan. Bahwa keselamatan kerja itu tidak hanya bagaimana menyiapkan sesaji, tahlilan, kenduri atau sebagainya itu, tetapi itu suatu disiplin kerja dan harus mengikuti prosedur yang ketat. Apalagi untuk pengerjaan konstruksi bangunan- bangunan tingkay tinggi, keselamatan kerja mutlak diperlukan. Berikut ini gambaran para pekerja dengan perlengkapan lengkap K3 saat mengerjakan konstruksi Gedung tertinggi di Dunia, Burj Khalifa (849 meter) di Dubai :

Ini saya zoom, bandingkan pekerja yang duduk dengan bangunan bertingkat di sebelah kanan yang kelihatan jauh dibawahnya. Kayak di luar angkasa ya.

Nekat banget kan...? Itu tiap pekerja pasti udah dibekali 9 nyawa. Kayak nyawa kucing aja ya... DONT TRY THIS AT OUR PROJECT...!!

Adanya papan petunjuk di depan kantor proyek dapat menjadi petunjuk bahwa kontraktor tersebut aware  terhadap K3 sehingga pekerja- pekerja disana dapat merasa bahwa mereka diperhatikan keselamatannya. Kadang kondisi seperti itu juga bisa menjadi petunjuk bahwa kesejahteraan di perusahaan tersebut lebih diperhatikan. He, he, betul nggak sih ?

 Itu tadi papan petunjuk dari proyek di Indonesia. Nah, untuk di Singapore dan Taiwan, design nya unik dan tampil beda. Nih yang dari Singapore… 

 

He, he, jelek banget ya, tetapi karena di sana multietnis dengan banyak bahasa, maka pada  papan tersebut meskipun jelek dituliskan dalam empat bahasa sekaligus, yaitu : Inggris, Mandarin, India dan Melayu. Unik juga khan...

Ini proyeknya kebetulan di pinggir jalan besar yang banyak dilalui pejalan kaki. Jadi itu tanda bagi pejalan kaki yang akan melewati pintu gerbang proyek, siapa tahu ada kendaraan proyek yang mau lewat. Waspada.

Ini proyeknya kebetulan di pinggir jalan besar yang banyak dilalui pejalan kaki. Jadi itu tanda bagi pejalan kaki yang akan melewati pintu gerbang proyek, siapa tahu ada kendaraan proyek yang mau lewat. Waspada..!! Nah, selanjtnya ini tampilan untuk 

papan- papan petunjuk K3 yang ada di kota Taipei, Taiwan. Kelihatannya gambarnya paling menarik lho. Simple tetapi langsung masuk ke benak. Perfect !

Bentuknya berupa sticker, jadi bisa ditempel dimana-mana. Ini dijumpai di pagar- pagar proyek konstruksi yang terlihat. Jadi kelihatannya sudah menjadi standar begitu. Praktis juga ya. Sudah cukup banyak bukan contohnya, ok siapa yang mau bikin untuk di Indo. Orang-orang Jogya, gimana, itu khan gambarnya lucu-lucu tidak menakuti-nakuti bahkan bisa-bisa dibikin jadi ide kaosDagadu . Hahahaha

top related