kerajaan seribu tahun dalam perspektif saksi-saksi …
Post on 10-Apr-2022
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KERAJAAN SERIBU TAHUN DALAM PERSPEKTIF SAKSI-SAKSI YEHUWA
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat penulisan Skripsi guna memperperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh:
Fauzan Aziz Maulana 1112032100063
PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2017 M
\
ii
ABSTRAK
Fauzan Aziz Maulana, 1112032100063
Kerajaan Seribu Tahun Dalam Perspektif Saksi-Saksi Yehuwa
Saksi-Saksi Yehuwa menjadi agama yang paling intens dalam
mengaplikasikan ajaran tentang Kerajaan Seribu Tahun baik itu dalam praktek maupun teori. Hal itu dikarenakan semua ajaran-ajaran Saksi-Saksi Yehuwa berpusat pada itu atas dasar bahwa yang paling sering dikatakan dan diajarkan
Yesus adalah tentang Kerajaan Allah Seribu Tahun. Kerajaan Seribu Tahun Versi Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dengan Kerajaan Seribu Tahun yang diyakini oleh
Kristen Utama. Yang pertama bersifat premilenialisme dan yang kedua bersifat amilenialisme.
Skripsi ini bertujuan untuk membahas secara mendalam Kerajaan Seribu Tahun menurut Saksi-Saksi Yehuwa lalu menganalisa apakah pandangan mereka itu
bersifat Amilenialisme ataukah premilenialisme ataukah bersifat postmilenialisme dengan membandingkannya dengan Kristen Utama. Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka dengan metode deskriptif, analitik dan
komparatif. Objek kajian dalam penelitian studi pustaka ini adalah tentang Saksi-Saksi Yehuwa dan ajaran-ajarannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan teologis dan historis. Adapun teknik pengumpulan data berupa library research, wawancara dan studi dokumentasi.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
kepada penulis segala nikmat dan rahmat-Nya. Serta karunia iman dan islam sehingga
sudah sepatutnya penulis selalu memuji keagungannya. Rasa syukur pada gerak ucapan
dan perbuatan akan senatiasa terpanjatkan karena sejatinya memang harus begitu sebagai
seeorang hamba yang tak pernah ditinggalkan oleh tuhannya akan segala nikmat dan
dikesempatan ini. Penulis masih diberi nikmat kesehatan dan kesempatan menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan iringan salam semoga senantiasa tercurah untuk sayyid
Muhammad yang datang kedunia ini sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam
menerangi alam ini dengan kesempurnaan akhlaknya.
Kemudian dengan segenap hati penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak
memakan waktu yang sebentar tenaga yang tidak sedikit ikirana dan segenap doa serta
berbagai macam usaha telah dicurahkan demi terselesainya satu karya ini. Maka dengan
selesainya skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang luar biasa
kepada pihak yang telah membantu. Untuk itu penulis persembahkan rangkaian kata
“Terima Kasih” yang sedalam dalamnya untuk semua pihak :
1. Keluarga besar Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta yang telah memberikan
khazanah keilmuan dan kemahasiswaan selama ini terutama kepada dekan wakil
dekan dosen dosen kajur serta sekjur studi agama-agama.
2. Hermawati. MA selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan tulus
membimbing penulis serta meluangkan waktunya untuk menjalani proses
pembuatan skripsi hingga selesai dengan baik.
3. Kepada kedua orangtua saya H> Jonhar dan Hj. Wardiati pemberi doa paling
utama. Yang telah memberikan kasih sayang yang tulus semoga mereka berdua
selalu diberkahi dan dirahmati oleh Allah SWT. tak lupa kepada kakak-kakakku
dan adik-adikku semua terimakasih itu saja.
4. Semua keluarga SEMARI (serumpun mahasiswa riau). Terima kasih sudah
memberikan ilmu dan sedikit pengalaman oraganisasi kepada penulis semoga
tetap kompak dan sukses dunia akhirat.
5. Keluarga besar IKPM Gontor cabang Jakarta (ikatan keluarga pondok modern)
semoga kalian semua sukses dunia akhirat.
6. Keluarga besar perbandingan agama yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga kalian semua sukses dunia akhirat.
Akhirnya dengan keikhlasan dan ketulusan hati penulis berdoa semoga apa yang
telah mereka berikan mendapatkan ganjaran yang setimpal dari Allah SWT amin.
Penulis
Fauzan Aziz Maulana
v
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii ABSTRAK ................................................................................................... iv BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. RumusanMasalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 5 F. Metode Penelitian ......................................................................... 7 G. Sistematika Penulisan ................................................................... 9
BAB II: KERAJAAN SERIBU TAHUN DALAM PANDANGAN
KRISTEN A. Amilenialisme ............................................................................ 11 B. Premilenialisme .......................................................................... 16 C. PostMilenialisme ........................................................................ 22
BAB III: KERAJAAN SERIBU TAHUN MENURUT SAKSI-SAKSI
YEHUWA A. Sejarah dan Pengertian Saksi-Saksi Yehuwa ............................. 25 B. Konsep Ajaran Saksi-Saksi Yehuwa .......................................... 29 C. Konsep Kerajaan Seribu Tahun .................................................. 32 D. Kebangkitan dan Penghakiman setelah Berakhirnya Kerajaan .. 39
BAB IV: ANALISA KOMPARATIF KONSEP KERAJAAN SERIBU
TAHUN SAKSI-SAKSI YEHUWA DENGAN KRISTEN UTAMA
A. Kerajaan Seribu Tahun dalam Katolik dan Protestan ................ 56 B. Analisa Perbandingan konsep Kerajaan Seribu Tahun antara
Saksi-Saksi Yehuwa dengan Kristen Utama .............................. 63
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 67 B. Saran ........................................................................................... 68
vi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 70 LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Seribu Tahun adalah sebuah konsep atau pandangan di dalam
agama Kristen yang mengatakan bahwa Kristus akan datang untuk kedua kali ke
dunia ini dan memerintah selama Seribu Tahun. Masa Seribu Tahun ini dimaknai
oleh sebagian orang Kristen sebagai periode literal di mana di dalamnya terdapat
situasi yang damai dan makmur yang akan terjadi selama 1000 tahun. Sebagian
lainnya menafsirkan Kerajaan Seribu Tahun secara simbolis dan tidak
membatasinya dalam kurun waktu tertentu. Mereka meyakini bahwa setelah
kerajaan 1000 tahun ini berakhir maka akan terjadi penghakiman terakhir, yaitu
penghakiman secara umum dan dunia baru dari surga serta neraka dalam
kesempurnaannya.1 Konsep ini didasarkan pada teks kitab Wahyu kepada
Yohanes, terutama pasal 20.
“Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”
1 Henk Ten Napel. Kamus Teologi Inggris-Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1996),h. 250.
2
Pemerintahan Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (kerajaan milenium)2
ini merupakan salah satu topik eskatologi yang paling banyak menimbulkan
perdebatan. Memang tidak mudah mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai
milenium pemerintahan Kristus, yang dalam Alkitab cuma terdapat dalam kitab
Wahyu 20:1-10. Permasalahannya adalah haruskah Kerajaan 1000 Tahun dalam
Wahyu 20:1-10 ini ditafsirkan secara harfiah atau karena bagian ini terdapat
dalam kitab Apokaliptis harus ditafsirkan secara figuratif (kiasan)? Apakah
kerajaan 1000 tahun sudah berlangsung sekarang atau akan terjadi nanti sesudah
kedatangan Yesus kedua kali?3, Setiap gereja dan sekte dalam tradisi Kristiani
mempunyai pandangan berbeda terhadap Kerajaan Seribu Tahun ini termasuk
Saksi-Saksi Yehuwa dan merupakan sekte yang mempunyai pandangan yang
sangat berbeda di antara yang lainnya.
Saksi-Saksi Yehuwa adalah suatu denominasi4 Kristen yang dahulu
bernama Siswa-Siswa Alkitab hingga pada tahun 1931. Agama ini diorganisasi
secara internasional, lebih dikenal di dunia Barat sebagai Jehovah's
Witnesses atau Jehovas Zeugen, yang mencoba mewujudkan pemulihan dari
gerakan Kekristenan abad pertama yang dilakukan oleh para pengikut Yesus
Kristus. Wewenang tertinggi kehidupan mereka berdasarkan hukum-hukum dan
2Kerajaan Milenium atau kerajaan Seribu Tahun adalah sebuah teologi dalam tradisi kepercayaan Kristen yang bersifat eskatologis yang sangat terkait dengan kedatangan Yesus Kristus yang kedua. (sumber: Millard J. Ericson, Pandangan Kontemporer dalam Eskhatologi, Sebuah Srudi tentang Milenium (Malang: SeminaryAlkitab Asia Tenggara, 2000), h. 27.
3Millard J. Ericson, Pandangan Kontemporer dalam Eskhatologi, Sebuah Srudi tentang Milenium (Malang: SeminaryAlkitab Asia Tenggara, 2000), h. 27.
4Denominasi adalah istilah umum untuk sesuatu golongan atau organisasi gereja atau bidat/sekte. Lihat H. Berkhof, Sejarah Gereja (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2012), h. 374.
3
prinsip-prinsip dari Kitab Suci atau Alkitab. Mereka menolak doktrin Trinitas
karena tidak berdasarkan Firman Allah, Alkitab.5
Saksi-Saksi Yehuwa dikenal di dunia Barat sebagai kelompok yang datang
dari rumah ke rumah untuk mengabarkan berita Kerajaan Yehuwa dan selalu
menggunakan Alkitab terjemahan “Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru”6 sebagai
pedoman tertinggi mereka. Jumlah penyiar Saksi-saksi Yehuwa di seluruh dunia
lebih dari 8.201.545 penyiar dan berada di 115.416 sidang yang tersebar di 239
negara di dunia per 1 September 2014.7
Saksi-Saksi Yehuwa menjadi gereja bidat8 dalam Kristiani karena
perbedaan ajaran-ajaran pokok dengan gereja mainstream, terutama mengenai
pandangan tentang Yesus Kristus. Saksi-Saksi Yehuwa meyakini bahwa Yesus
bukanlah anak Allah dan tidak kekal. Mereka hanya menganggap Yesus sebagai
malaikat yang tertinggi, sebagai makhluk ciptaan yang hakiki.9
Sekilas tentang Kerajaan Seribu Tahun, Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai
pandangan yang unik tentang Kerajaan Seribu Tahun yang merupakan ajaran
sentral dalam keyakinan keagamaan mereka. Mereka percaya bahwa Yesus
5 H. Berkhof, Sejarah Gereja (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2012), h. 317. 6 Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (New World Translation of the Holy Scriptures /
NW) adalah Alkitab terjemahan bahasa-modern yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, dengan dukungan badan hukum Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc. dan International Bible Students Association, Brooklyn, New York. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1950, tetapi ini bukan terjemahan pertama yang diterbitkan mereka, namun ini adalah terjemahan yang diaku asli (bersumber) dari teks-teks bahasa Ibrani, bahasa Yunani, dan bahasa Aramaik. (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Suci_Terjemahan_Dunia_Baru)
7 Berkhof, Sejarah Gereja (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2012), h. 318. 8Gereja Bidat adalah gereja yang bersifat sempalan dalam Kristen dan dianggap sebagai
gereja yang ajarannya menyesatkan oleh gereja garis lurus. 9 J. Verkuyil, Gereja dan Bidat. Penerj. G. M. A. Nainggolan (Jakarta: Badan Penerbit
Kristen, 1966), 122.
4
Kristus telah memerintah surga sebagai raja sejak 1914 (mereka percaya waktu ini
dinubuatkan dalam Kitab Suci), dan bahwa setelah itu terjadilah suatu masa
pembersihan, yang menghasilkan pemilihan Saksi-Saksi Yehuwa oleh Allah
untuk menjadi umatnya pada tahun 1919. Mereka juga percaya bahwa
penghancuran atas mereka yang tidak mengakui Kerajaan Allah akan segera
terjadi di Harmagedon, yang akan diikuti oleh suatu masyarakat bumi yang baru
dan damai, yang dengan rela menjadi warga kerajaan tersebut.1 0
Pandangan ini sangat berbeda dengan apa yang diyakini oleh gereja
Katolik dan Protestan. Mereka meyakini bahwa Kerajaan Seribu Tahun hanyalah
bersifat figuratif, tidak bisa ditafsirkan secara harfiah. Kerajaan Seribu Tahun
berarti penjelasan ulang tentang kekalahan Iblis di atas kayu salib yaitu ketika
Yesus Kristus disalibkan.1 1
Membandingkan kedua pandangan di atas tentu menjadi hal yang sangat
menarik untuk dianalisa sejauh mana persamaan dan perbedaannya. Dan inilah
tema yang akan penulis angkat sebagai pembahasan dalam skripsi ini dengan
mengambil judul “Kerajaan Seribu Tahun Dalam Perspektif Saksi-Saksi
Yehuwa”.
1 0 J. Verkuyil, Gereja dan Bidat. Penerj. G. M. A. Nainggolan, h. 123. 1 1 http://reformata.com/news/view/6490/kebenaran-kerajaan-seribu-tahun. diakses pada
tanggal 16 maret 2017.
5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini akan mengacu pada
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan Saksi-Saksi Yehuwa terhadap konsep kerajaan Seribu
Tahun.
2. bagaimana perbandingan antara Saksi-Saksi Yehuwa dengan Kristen
Mainstream tentang Kerajaan Seribu Tahun.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Sebagai syarat untuk meraih gelar kesarjanaan di bidang ilmu Agama-agama
pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Untuk mengetahui lebih jauh tentang Kerajaan Seribu Tahun menurut Saksi-
Saksi Yehuwa.
D. Manfaat penelitian
1. Menjadi bahan tambahan referensi dan bahan bacaan serta sumbangan
khazanah pada jurusan perbandingan agama Fakultas Ushuluddin Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya dan khalayak pada
umumnya.
2. Untuk menunjang kegiatan dan keterampilan riset yang lebih mendalam
sebagai bagian dari kesadaran yang lebih tinggi dalam bidang keilmuan.
E. Tinjauan Pustaka
Setiap penelitian harus berpegang teguh pada asas orisinalitas, autentisitas,
dan kontekstualitas (baru dan belum pernah diteliti). Melihat hal-hal tersebut,
6
maka penulis melakukan kajian kepustakaan untuk menguji bahwa penelitian ini
benar-benar baru dan autentik.
Sebenarnya tulisan yang berkenaan dengan Saksi-Saksi Yehuwa sudah
banyak penulis temui, namun dari beberapa yang penulis temui baik yang berupa
buku, skripsi, artikel, maupun yang lainnya belum penulis temukan yang spesifik
dan komprehensif yang mengkaji tentang konservasi alam dan perspektif
Kristiani. Dari hasil penelusuran penulis, ditemukan beberapa hasil penelitian
yang terkait dengan tema ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, adalah Skripsi yang ditulis oleh Fathul Mujab, dengan judul
Konsep Keselamatan dalam Saksi-Saksi Yehuwa. Skripsi ini berisi 4 bab yang
pembahasan utamanya tentang manusia, eskatologi, dan keselamatan serta
komparasinya dengan Kristen mainstrem.
Yang kedua, Skripsi UIN Jakarta yang ditulis oleh Ardiansyah dengan
judul “Saksi-Saksi Yehuwa dan ajaran-ajarannya”. Skripsi ini menjelaskan secara
umum tentang ajaran-ajaran Saksi-Saksi Yehuwa seperti pandangan tentang
Trinitas, Yesus Kristus, Pembaptisan, dll.
Yang ketiga buku yang ditulis oleh Jan S. Aritonang yang berjudul
“berbagai aliran dalam gereja”. Di dalam buku itu terdapat satu bab yang
membahas tentang Saksi-Saksi Yehuwa dari segi pengertian, Sejarah, para
pendiri, serta ajaran-ajarannya.
Secara umum, belum banyak orang yang menulis tentang Saksi-Saksi
Yehuwa ini, dan ini yang menjadi salah-satu alasan penulis dalam mengambil
judul ini untuk dijadikan skripsi sehingga ke depannya nanti skripsi ini menjadi
7
salah satu referensi untuk mengetahui lebih jauh tentang Saksi-Saksi Yehuwa
khususnya tentang Kerajaan Seribu Tahun yang merupakan inti dari ajaran-
ajarannya
F. Metode Penelitian
Suatu penelitian secara umum mengharuskan adanya metode yang
digunakan, karena tanpa adanya metode yang jelas maka suatu penelitian tidak
akan memperoleh hasil yang maksimal, sistematis, dan terarah. Hal ini juga
berlaku dalam pengumpulan data maupun pengolahan data. Untuk mempermudah
dalam penelitian ini dan agar sesuai dengan kaidah penelitian, maka penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini merupakan penelitian pustaka
(Library Research), yaitu penelitian yang berbasis pada data-data kepustakaan
berupa buku, majalah, jurnal, koran, ensiklopedi, dan lainnya yang berisi tentang
Kerajaan Seribu Tahun dalam Saksi-Saksi Yehuwa. Penelitian ini juga mengambil
data dari hasil wawancara 3 penatua Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena tidak
menggunakan mekanisme statistika untuk mengolah data. Sifat penelitian ini
adalah deskriptif-analitik-komparatif. Deskriptif adalah metode yang
menggunakan pencarian fakta yang diinterpretasi dengan tepat. Sedangkan
analitik adalah menguraikan sesuatu dengan cermat serta terarah. Serta komparatif
8
adalah membandingkan dua buah pandangan atau lebih sehingga akan terlihat
persamaan dan perbedaannya.
3. Pengumpulan data
Data-data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini diperoleh
dengan teknik dokumentasi atas naskah-naskah yang terkait dengan objek
penelitian ini. Ada dua jenis sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini,
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah
buku-buku yang merupakan buku-buku dari Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia.
Sementara data sekundernya berupa buku-buku, penelitian-penelitian, majalah,
ensiklopedi, tulisan-tulisan di surat kabar maupun di Internet dan lainnya yang
berhubungan dengan pokok permasalahan yang diteliti.
4. Pedoman Penulisan
Adapun pedoman teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku
Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta tahun
2012 yang disusun oleh biro administrasi akademik dan kemahasiswaan UIN
Jakarta.
9
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang akan
diuraikan dalam skripsi ini, perlu penulis kemukakan susunan atau sistematika
penulisan. Adapun dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang tiap-tiap
bab akan terdiri dari sub-sub bab yang membahas materi penulisan skripsi ini.
Bab I yang memuat tentang pendahuluan. Pada bab ini akan dibahas latar-
belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rumusan masalah, tinjauan
pustaka, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II akan membahas tentang macam-macam konsep kerajaan seribu
tahun dalam pandangan Kristen yang meliputi Amilenialisme, pre-milenialisme,
dan post-melenialisme.
Bab III akan menguraikan dan menjelaskan bagaimana pandangan tentang
kerajaan seribu tahun menurut Saksi-Saksi Yehuwa yang dimulai dengan sejarah
dan pengertian, ajaran-ajarannya, kemudian lanjut kepada pembahasan Konsep
Kerajaan seribu Tahun serta yang terakhir tentang kebangkitan dan penghakiman.
Bab IV berisi analisa perbandingan konsep Kerajaan Seribu Tahun antara
Saksi-Saksi Yehuwa dan Kristen Mainstreamyang diwakili oleh Katolik dan
Protestan.
Terakhir bab V yang akan membahas kesimpulan dan saran-saran dari
penelitian ini.
11
BAB II
KERAJAAN SERIBU TAHUN DALAM PANDANGAN KRISTEN
Pemerintahan Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (kerajaan milenium)
merupakan salah satu topik eskatologi yang paling banyak menimbulkan
perdebatan. Memang tidak mudah mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai
milenium pemerintahan Kristus, yang dalam Alkitab cuma terdapat dalam kitab
Wahyu 20:1-10. Permasalahannya adalah haruskah kerajaan 1000 tahun dalam
Wahyu 20:1-10 ini ditafsirkan secara harafiah? Apakah kerajaan 1000 tahun
sudah berlangsung sekarang atau akan terjadi nanti sesudah kedatangan Yesus
kedua kali? Usaha memahami bagian ini telah melahirkan 4 pandangan besar
dalam menafsirkan milenium, sekaligus mempengaruhi pandangan terhadap hal-
hal lain yang terjadi di sekitar kedatangan Yesus kedua kali.
A. Amilenialisme
Awalan ‘A’ berarti ‘tidak’ / ‘no’. Jadi kata Amillennialisme berarti
pandangan yang mengatakan bahwa tidak akan ada Kerajaan Allah yang bersifat
politikal, atau Kerajaan seribu tahun secara literal dibumi karena diartikan
simbolis. Walaupun mereka percaya tentang kedatangan Kristus yang kedua
kali, namun mereka menolak pandangan pemerintahan Kristus di bumi
selama 1000 tahun secara literal.1 Tokoh-tokoh yang mempertahankan
1 Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme (Tangerang:
STTI PHILADELPHIA, 2004), h. 64.
12
pandangan ini diantaranya ialah: Louis Berkhof, Anthony A. Hoekema,
William Hendrickson, James A. Hughes, dan B. B. Warfield.2
Amilenialisme adalah pandangan yang menafsirkan milenium secara
figuratif (kiasan). Menurut pandangan ini tidak akan ada pemerintahan Kristus
dalam kerajaan seribu tahun di bumi dalam pengertian harfiah. Masa milenium
adalah sekarang, yaitu pada periode antara kedatangan pertama dan kedua Kristus.
Amilenialis menafsirkan milenium dalam Wahyu 20:4-63 sebagai pemerintahan
oleh jiwa orang-orang percaya yang telah meninggal dan yang sekarang ini
bersama-sama dengan Kristus di sorga. Mereka memahami "diikatnya setan"
sebagaimana disebutkan dalam tiga ayat pertama dari pasal ini sebagai periode
waktu antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedua, dan segera akan
berakhir saat kedatangan Kristus kembali. Mereka mengajarkan bahwa Kristus
akan datang kembali setelah pemerintahan milenium sorgawi ini.
Lebih lanjut, amilenialis memegang keyakinan bahwa Kerajaan Allah
sekarang ini telah hadir di dalam dunia dalam wujud pemerintahan Kristus atas
umat-Nya, melalui firman dan Roh Kudus. Namun pada saat yang bersamaan,
amilenialis juga adalah orang-orang yang sedang menantikan penyempumaan
Kerajaan Allah di masa yang akan datang, di dalam bumi yang baru. Mereka
menyadari bahwa meskipun memang Kristus telah menang dengan pasti atas dosa
dan Iblis, namun kuasa Iblis akan tetap ada berma-sama dengan Kerajaan Allah
hingga akhir zaman. Sehingga meskipun kita te1ah menikmati banyak berkat-
2 Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme (Tangerang:
STTI PHILADELPHIA, 2004), h. 65. 3 Kitab wahyu 20: 4-6 yang secara khusus dalam SSY disebut juga dengan penyingkapan
adalah bagian yang berbicara tentang pemerintahan milenium (lihat kitab wahyu 20: 4-6)
13
berkat eskatologi pada masa sekarang ini (eskatologi yang telah terwujud), kita
masih merindukan klimaks dari seluruh tanda zaman dan kedatangan Kristus yang
kedua yang akan mengantar kita ke dalam kondisi final (eskatologi yang akan
datang). Dengan kata lain, segala yang disebut sebagai "tanda-tanda zaman" telah
berlangung sejak kedatangan Kristus yang pertama, dan akan terus memuncak
hingga sebelum Kedatangan Kedua. Karena itu, orang-orang amilenialis
menantikan digenapinya penyebaran Injil ke seluruh bangsa, termasuk pertobatan
jumlah yang penuh dari bangsa Israel, sebelum Kristus kembali. Mereka juga
terus mewaspadai meningkatnya kesusahan, murtad, dan munculnya pribadi
antikristus sebelum Kedatangan Kedua.4
Amilenialis memahami kedatangan Kristus yang kedua sebagai satu
peristiwa tunggal, dan bukan satu peristiwa dengan dua tahap di dalamnya. Pada
saat Kristus datang kembali, akan terjadi kebangkitan umum, bagi orang-orang
percaya maupun tidak. Setelah kebangkitan, orang-orang percaya yang masih
hidup pada saat Kristus kembali, akan diubahkan dan dimuliakan. Kedua macam
orang percaya ini, yaitu orang percaya yang dibangkitkan dan orang percaya yang
diubahkan, akan diangkat dan bertemu dengan Tuhan di awan-awan.
Setelah "pengangkatan" orang-orang percaya ini, maka Kristus akan
menyudahi kedatangan-Nya kembali dengan melaksanakan penghakiman akhir.
Sesudah itu, orang-orang yang tidak percaya akan dicampakkan ke dalam
penghukuman kekal, sedangkan orang-orang percaya akan menikmati segala
berkat di dalam langit dan bumi yang baru selama-lamanya.
4 http://www.sarapanpagi.org/beberapa-pandangan-utama-tentang-kerajaan-seribu-tahun-
vt1517.html diakses pada tanggal 15 mei 2017.
14
Kaum Amilenialis percaya bahwa kemenangan Kristus yang meyakinkan
atas dosa, kematian, dan setan telah terjadi selama kedatangan pertama-Nya, maka
pemerintahan milenial Kristus adalah sekarang. Kerajaan Allah sudah hadir
sekarang di dunia ketika Kristus yang menang sedang memerintah umat-Nya
dengan Firman dan Roh-Nya. Namun kaum Amilenialis juga menantikan kerajaan
yang sempurna dan mulia yang akan datang dalam bumi yang baru. Bagi
Amilenialis, janji-janji Perjanjian Lama sudah dipenuhi dalam kedatangan
pertama Kristus yang menentukan (the already) dan akan disempurnakan pada
kedatangan-Nya yang kedua (the not yet).5
Sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali, akan ada hari-hari terakhir di
mana kejadian-kejadian di bawah ini akan terjadi :
Pemberitaan Injil sebagai suatu kesaksian kepada bangsa-bangsa (Matius
24:14, 28:18-20, Roma 10:9-17) berlanjut di sepanjang milenium melalui
gereja-Nya.
Pertobatan Israel sebagai orang-orang pilihan pun terjadi melalui pemberitaan
Injil dalam milenium ini juga, karena Israel termasuk di antara “bangsa-
bangsa” (tidak ada perkecualian).
Konflik yang terus berlangsung antara kerajaan Allah dan kerajaan setan
memunculkan penganiayaan, kemurtadan, dan munculnya seorang pribadi
Antikristus sesaat sebelum kedatangan yang kedua.
5 Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme, h. 18.
15
Perang, gempa bumi, dan kelaparan sebagai petunjuk-petunjuk penghakiman
Allah akan sering terjadi selama milenium masa gereja dan akan makin sering
pada “hari-hari terakhir”.6
Periode sejarah masa kini, yang merupakan “hari -hari terakhir” antara dua
kedatangan, akan berakhir pada “hari terakhir” ketika Kristus datang secara
pribadi dan dapat dilihat dengan mata untuk menyempurnakan kerajaan-Nya.
Pada saat itu akan terjadi :
Kebangkitan orang mati, meliputi baik orang-orang percaya maupun yang
tidak.
Setelah kebangkitan, akan terjadi pengubahan dan pemuliaan orang-orang
percaya yang masih hidup pada saat kedatangan kembali Kristus (1 Korintus
15:51-52).
Kemudian baik mereka yang dibangkitkan maupun yang diubahkan akan
terangkat dalam awan-awan untuk bertemu Tuhan (1 Tesalonika 4:17).
Setelah “pengangkatan” semua orang -orang percaya ini, Kristus akan turun
ke bumi untuk memimpin penghakiman terakhir. Orang-orang percaya akan
menikmati berkat langit dan bumi baru untuk selamanya, sementara orang
yang tidak percaya akan ditempatkan dalam penghukuman kekal.7
6 jakarta-city-care.synthasite.com/resources/4_Millenium.pdf diakses pada tanggal 6
maret 2017. 7 jakarta-city-care.synthasite.com/resources/4_Millenium.pdf diakses pada tanggal 6
maret 2017.
16
B. Premilenialisme
Awalan ‘pre’ berarti ‘sebelum’/’before’. Jadi Premillennialisme adalah
pandangan yang mengatakan bahwa Kristus akan datang dan mendirikan Kerajaan
yang penuh damai dan kebenaran di bumi selama seribu tahun secara literal (Why.
20:1-7).8
Ciri pertama yang penting dari premillenialisme adalah pemerintahan
Kristus di bumi yang terbentuk oleh kedatangan-Nya yang kedua.
Premillenialisme menyatakan bahwa akan ada satu periode waktu diman
kehendak Allah dilakukan di bumi, periode di mana pemerintahan Kristus
menjadi kenyataan di antara manusia. Pemerintahan ini berarti bahwa akan terjadi
perdamaian, kebenaran dan keadilan sepenuhnya di antara manusia. Beberapa
penganut ini menyatakan periode ini secara harfiah tepat seribu tahun
panjangnya.9
Pandangan ini didasarkan pada penafsiran Wahyu 20:1-6, tentang adanya
pemerintahan Kristus selama seribu tahun. Lain halnya pandangan
postmillenialisme adalah pandangan yang percaya bahwa Kristus akan datang
setelah Kerajaan seribu tahun, mereka percaya ada Kerajaan seribu tahun di bumi,
namun bukan Kerajaan yang di bawah pemerintahan Kristus, karena Kristus baru
akan datang setelah akhir dari masa Kerajaan ini. Mereka percaya bahwa dunia
akan memasuki masa damai, aman, sejahtera dan semua keadaan ini gerejalah
yang harus menciptakannya.1 0 Pandangan ini berdasarkan keyakinan bahwa
8 Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume Tiga (Malang: Gandum Mas, 2004), h.
114. 9 Peter Wongso, Hermeneutika Eskatologi (Metode penafsiran Ajaran Akhir Jaman), 161. 1 0 Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme, h. 64.
17
pekabaran Injil akan begitu berhasil sehingga seluruh bumi akan bertobat. Lalu,
pada saat pemberitaan Injil mencapai puncak keberhasilannya Kristus akan datang
kembali. Mereka percaya bahwa dunia akan dikristenkan sebelum kedatangan
Tuhan Yesus. Lain pula dengan pandangan Amillennialisme dengan tegas
mengatakan bahwa tidak akan ada Kerajaan Allah yang bersifat politikal, atau
Kerajaan seribu tahun secara literal dibumi karena diartikan simbolis. Walaupun
mereka percaya tentang kedatangan Kristus yang kedua kali, namun mereka
menolak pandangan pemerintahan Kristus di bumi selama seribu tahun secara
literal.
Kalau kaum Amilenialis menggunakan penafsiran progresif paralel, maka
kaum Premilenialis menggunakan penafsiran progresif kronologis. Penafsiran
progresif kronologis memandang Wahyu 20 sebagai kelanjutan dari Wahyu 19.
Karena Wahyu 19 menggambarkan kedatangan Kristus yang kedua kali, maka
Wahyu 20 pasti menceritakan kejadian-kejadian yang mengikuti kedatangan
kedua tersebut. Kaum Premilenialis menafsirkan pengikatan setan, milenium, dan
kedua kebangkitan dalam Wahyu 20 secara harafiah.1 1
Sebenarnya ada 2 macam aliran Premilenialisme, yaitu Premilenialisme
Historis yang memegang pandangan “ post tribulation” (pengangkatan orang
percaya terjadi setelah penganiayaan) dan Premilenialisme Dispensasionalis yang
memegang pandangan “ pre-tribulation” (pengangkatan orang percaya terjadi
sebelum penganiayaan). Namun sudah umum untuk menyebut yang pertama
1 1 Louis Berkhof, Teologi Sistematika Volume 6: Doktrin Akhir Louis Berkhof, Teologi
Sistematika Volume 6, h. 100.
18
Premilenialisme saja, sedangkan yang kedua bisa disebut Dispensasionalisme
saja.1 2
Premillenialisme historis adalah doktrin yang menyatakan Kedatangan
Kritus Kedua kalinya, Yesus akan memerintah selama seribu tahun di bumi
sebelum penyempurnaan tujuan penebusan Allah dalam langit baru dan bumi
baru di zaman yang akan datang. Pandangan ini percaya kepada “ pengharapan
kita yang penuh bahagia” (Titus 2:13), yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus
Juruselamat kita yang terjadi sebelum kerajaan seribu tahun dan Ia sendiri yang
akan datang. Hal itu akan terjadi pada saat kapan saja, dalam waktu yang tidak
lama lagi. Pandangan ini menekankan adanya dua kali kebangkitan orang mati,
yaitu pada awal dan akhir kerajaan seribu tahun (Millenium). Dasar pandangan ini
adalah Wahyu 20 tentang seribu tahun yang ditafsirkan secara harafiah. Ketika
Kerajaan seribu tahun dimulai, orang Kristen yang bersaksi dan menjadi ‘martir’,
adalah pertama-tama dibangkitkan, setelah seribu tahun ini berakhir, terjadi
kebangkitan yang kedua, orang yang fasik yang tidak beriman akan menerima
penghukuman (Wahyu 20:5, 11-15).1 3
Sedangkan Premillennial Dispensasional bahwa kedatangan Kristus kedua
kalinya terdiri atas dua peristiwa yang terpisah selama kurang lebih tujuh tahun.
Peristiwa pertama adalah parousia, yaitu ketika Kristus datang di awan-awan
untuk menjemput orang kudus-Nya (Mat. 24:30-31). Bersama-sama dengan
mereka akan diangkat (rapture) di udara, merayakan perkawinan anak Domba dan
selama-lamanya akan bersama dengan Tuhan. Pada akhir masa tujuh tahun ini,
1 2 Louis Berkhof, Teologi Sistematika Volume 6: Doktrin Akhir Jaman, h. 100. 1 3 Peter Wongso, Hermeneutika Eskatologi (Metode penafsiran Ajaran Akhir Jaman),
161.
19
pewahyuan akan segera mengikutinya, yaitu kedatangan Tuhan ke bumi
memerintah selama seribu tahun.1 4 Perbedaan keyakinan antara premilenialisme
historis dan premilenialisme dispensasional secara rinci bisa dilihat pada tabel
berikut.1 5
Premilenialisme Historis Premilenialisme Dispensasional
Kedatangan Kristus yang kedua kali didahului oleh “tanda -tanda jaman” yaitu penginjilan kepada bangsa-bangsa, penganiayaan yang hebat di mana Antikristus mengumpulkan pengikutpengikutnya untuk menyerang gereja.
Pada akhir masa penganiayaan, Kristus tiba-tiba nampak dalam awan-awan. Pada saat Yesusdatang kembali itu, orang-orang percaya yang telah meninggal dibangkitkan terlebih dahulu, orang-orang yang masih hidup akan diubahkan, dan kedua kelompok ini akan terangkat untuk bertemu Tuhan di udara. Inilah yang disebut dengan post tribulation rapture (pengangkatan orang percaya terjadi setelah penganiayaan).
Setelah pertemuan di udara ini,
Kristus akan turun ke bumi dengan gereja-Nya sebagai mempelai perempuan-Nya (Wahyu 19:6-10). Pemerintah Antikristus berakhir. Pada waktu ini ataupun pada waktu sebelumnya, sebagian besar orang Yahudi akan bertobat dan menerima Kristus sebagai Mesias mereka. Kemudian akan ada pengadilan
Perjanjian Lama berisi banyak janji mengenai kerajaan Allah di bumi pada masa yang akan datang, yang melibatkan Israel sebagai umat Perjanjian-Nya yang mula-mula. Beberapa bagian dalam kitab Mazmur dan nabi-nabi menubuatkan bahwa umat Israel pada suatu waktu di masa yang akan datang akan sekali lagi dikumpulkan di tanah Kanaan (Mazmur 72:1-20; Yesaya 2:1-4; 11:1-9, 11-16; 65:18-25; Yeremia 23:5-6; Amos 9:11-15; Mikha 4:1-4; Zakaria 14:1-9, 16-21). Bagian-bagian Alkitab ini juga menyatakan bahwa Israel akan menikmati masa kemakmuran dan penuh berkat, dan akan mempunyai tempat istimewa di tengah-tengah bangsa lain, dan akan hidup di bawah kemurahan dan pemerintahan yang sempurna dari Mesias mereka yang adalah keturunan Daud. Karena belum satu pun dari janji-janji ini terpenuhi, maka kaum Dispensasionalis mengharapkan bagian Alkitab ini akan dipenuhi selama pemerintahan 1000 tahun Kristus.
Ketika Kristus ada di bumi, Ia
menawarkan kerajaan surga kepada
1 4 Louis Berkhof, Teologi Sistematika Volume 6: Doktrin Akhir Jaman (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,1997), 98-99.
1 5 jakarta-city-care.synthasite.com/resources/4_Millenium.pdf. diakses pada tanggal 6 maret 2017.
20
domba dan kambing yang memisahkan orang benar dari orang yang tidak benar.
Setelah itu Kristus mendirikan
kerajaan 1000 tahun dan Ia (dengan dapat dilihat) memerintah seluruh dunia dengan tangan besi dan semua orang tebusan-Nya memerintah bersama-Nya. Kerajaan 1000 tahun ini bukan sesuatu yang final, karena dosa dan kematian masih ada.
Pada akhir kerajaan 1000 tahun, setan
yang diikat selama masa ini akan dilepaskan dan akan pergi membohongi bangsa-bangsa lagi. Ia akan mengumpulkan bangsa-bangsa yang memberontak guna mengadakan perang melawan orang-orang percaya, tetapi mereka akan dihancurkan oleh api dari surga dan dibuang ke lautan api.
Setelah milenium berakhir,
pemenuhan segala sesuatu secara sempurna terjadi, dan pada waktu itu kebangkitan kedua terjadi, kebangkitan orang-orang yang tidak percaya, pengadilan akhir untuk semua manusia (baik yang percaya maupun yang tidak) di hadapan tahta putih yang besar akan berlangsung, orang-orang percaya akan mendapatkan hidup yang kekal sedangkan orangorangyang tidak percaya dihukum dalam kematian yang kekal (lautan api).
Kristus kemudian mendirikan langit
dan bumi yang baru, inilah akhir jaman. Anak yang telah menang, yang telah menaklukkan ketiga musuh-Nya yaitu Antikristus, setan dan kematian, mengembalikan kerajaan kepada Bapa sehingga Allah menjadi semua dalam
orang-orang Yahudi pada masa-Nya. Orang-orang Yahudi pada masa itu ternyata telah menolak kerajaan tersebut. Karenanya pendirian kerajaan tersebut ditunda sampai masa milenium.
Karena kerajaan surga dalam bentuk
“nyatanya” yang ditawarkan Kristus telah ditolak oleh orangorang Yahudi, Kristus sekarang mendahului mendirikan gereja. Tujuan gereja adalah untuk mengumpulkan orang-orang percaya, terutama mereka yang bukan Yahudi tetapi secara inklusif termasuk orang-orang Yahudi, sebagai tubuh Kristus. Gereja menjadi semacam “parenthesis” (sisipan) dalam rencana Allah yang menginterupsi program yang telah Allah nubuatkan bagi Israel. Maka Dispensasionalisme membedakan secara tegas antara Israel dan gereja.
Kedatangan kembali Kristus akan
terjadi dalam 2 fase. Fase pertama adalah yang disebut pengangkatan, yang dapat terjadi setiap saat. Pada fase pengangkatan ini, terjadilah kebangkitan semua orang percaya termasuk orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama dan orang-orang percaya yang masih hidup tiba-tiba diubah dan dimuliakan. Orang-orang percaya yang akan dibangkitkan dan yang diubahkan terangkat ke awan-awan untuk bertemu di udara dengan Kristus yang turun dari surga. Tubuh orang-orang percaya ini, yang disebut gereja, sekarang naik ke surga bersama Kristus untuk merayakan pesta perkawinan anak domba yang berlangsung selama 7 tahun.
Periode 7 tahun yang mengikuti
adalah pemenuhan nubuat dalam
21
semua (1 Korintus 15:24-28). kitab Daniel tentang minggu ketujuhpuluh (Daniel 2:24-27). Selama periode 7 tahun ini, sementara gereja tetap di surga, sejumlah kejadian akan terjadi di bumi : penganiayaan yang besar (Daniel 9:27), Antikristus, penghakiman yang mengerikan atas penghuni dunia ini, sisa Israel akan bertobat dan mengakui Yesus sebagai Mesias, sisa Israel ini akan mulai memberitakan Injil Kerajaan, melalui kesaksian sisa Israel sejumlah besar orang kafir akan menjadi percaya (Wahyu 7:9), raja-raja di bumi dan angkatan perang binatang dan nabi-nabi palsu sekarang berkumpul untuk menyerang umat Allah dalam perang Armageddon.
Demikian di atas perbedaan antara premilenialisme historis dan
premilenialisme dispensionalisme. Sebenarnya premilenialisme dispensionalisme
sudah bisa dibedakan dan terpisah dari premilenialisme. Karena kalau dianalisa
lebih jauh, maka akan terlihat secara lebih jelas, premilenialisme historis bisa
disebut saja sebagai premilenialisme sedangkan dispensionalisme menjadi bagian
terpisah dari premilenialisme.
22
C. Postmilenialisme
Sebelum membahas lebih jauh tentang postmilenialisme, perlu diketahui,
pertama-tama, bahwa postmilenialisme sependapat dengan amilenialisme dalam
tiga hal:1 6
1. postmilenialisme tidak memahami milenium dalam pengertian
pemerintahan Kristus secara fisik melalui sebuah takhta di bumi;
2. pandangan ini juga tidak mengajarkan bahwa milenium adalah sebuah
durasi waktu selama seribu tahun;
3. postmilenialisme menempatkan Kedatangan Kedua setelah milenium usai.
Namun demikian, postmilenialisme berbeda dengan amilenialisme dalam
banyak hal, sebagaimana akan kita lihat berikut ini.
Awalan ‘post’ berarti ‘setelah’/ ‘after’. Jadi Postmillennialisme adalah
pandangan yang percaya bahwa Kristus akan datang setelah Kerajaan seribu
tahun. Mereka percaya ada Kerajaan seribu tahun di bumi, namun bukan
Kerajaan yang di bawah pemerintahan Kristus, karena Kristus baru akan datang
setelah akhir dari masa Kerajaan ini. Mereka percaya bahwa dunia akan
memasuki masa damai, aman, sejahtera dan semua keadaan ini gerejalah yang
harus menciptakannya. bumi akan bertobat. Lalu, pada saat pemberitaan Injil
mencapai puncak keberhasilannya Kristus akan datang kembali. Mereka percaya
bahwa dunia akan dikristenkan sebelum kedatangan Tuhan Yesus.1 7
Kaum Postmilenialis berpendapat bahwa kedatangan kembali Kristus
terjadi setelah kerajaan seribu tahun berakhir. Kerajaan 1000 tahun yang
1 6 http://www.sarapanpagi.org/beberapa-pandangan-utama-tentang-kerajaan-seribu-tahun-vt1517.html diakses pada tanggal 15 mei 2017.
1 7 Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme, h. 65.
23
diharapkan oleh kaum Postmilenialis berbeda dengan kerajaan 1000 tahun yang
diharapkan oleh penganut Premilenialisme.
Postmilenialisme adalah pandangan eskatologi yang percaya bahwa
Kerajaan Allah sekarang sedang diluaskan di dunia melalui pemberitaan Injil dan
pekerjaan penyelamatan Roh Kudus, bahwa dunia akhirnya akan dikristenkan,
dan bahwa kedatangan kembali Kristus akan terjadi pada akhir masa kebenaran
dan keadilan. Ketika Injil diberitakan kepada segala bangsa (termasuk bangsa
Yahudi), masa sekarang akan secara bertahap menuju masa milenium. Dan ketika
masa milenium menjadi kenyataan, prinsip-prinsip kepercayaan dan tingkah laku
Kristen akan menjadi standar untuk bangsa-bangsa dan pribadi-pribadi.1 8
Seorang teolog, Boettner menjelaskan, bahwa ini tidak berarti akan ada
saat di mana semua orang di muka bumi ini menjadi Kristen atau bahwa semua
dosa akan dihapuskan, tetapi ini berarti bahwa kejahatan dalam semua bentuknya
akan dikurangi sampai porsinya tidak berarti atau dapat diabaikan, bahwa prinsip-
prinsip Kristen akan jadi aturan kehidupan, dan bahwa Kristus akan datang
kembali ke dunia yang telah dikristenkan.1 9
Kaum Postmilenialis menggunakan Matius 28:18-20 sebagai bukti
alkitabiah untuk mendukung pandangan mereka. Mereka percaya bahwa amanat
agung yang diberikan Kristus kepada umat-Nya untuk menjadikan segala bangsa
murid-Nya termasuk penginjilan yang efektif akan mengubah hidup setiap orang.
Secara umum, Postmilenialisme sangat menekankan dua hal :
Keuniversalan karya pembebasan Kristus.
1 8 jakarta-city-care.synthasite.com/resources/4_Millenium.pdf. diakses pada tanggal 6 maret 2017.
1 9 Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme, h. 20.
24
Peningkatan situasi dunia menjadi semakin baik. Sehubungan dengan hal
kedua, kaum Postmilenialis berusaha untuk mengumpulkan data kemajuan
dunia dalam sejarah. Boettner menyebutkan beberapa kemajuan seperti,
perbudakan dan poligami yang semakin tidak nampak, status wanita dan anak-
anak yang meningkat.2 0
Teori Postmilenialisme ini dipopulerkan oleh seorang pendeta penganut
unitarianisme bernama Daniel Withby (1638-1726), dan pendapat ini terus
berkembang sampai permulaan abad ke-20. Lalu timbul perang dunia 1, dan
manusia mulai berpikir-pikir. Akhirnya teori ini dengan diam-diam mati dan
sekarang ini hampir tidak ditemukan lagi seorang penganut postmilenialisme.2 1
2 0 H.L. Willmington, Eskatologi: Studi alkitabiah yang dibutuhkan tentangAkhir Zaman
(Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 2000), h. 286. 2 1 Willmington, Eskatologi: Studi alkitabiah yang dibutuhkan tentangAkhir Zaman), h.
286.
25
BAB III
KERAJAAN SERIBU TAHUN MENURUT SAKSI-SAKSI YEHUWA
A. Sejarah dan Pengertian Saksi-Saksi Yehuwa
Saksi-Saksi Yehuwa (selanjutnya di singkt SSY) adalah suatu denominasi
Kristen, milenarian (cenderung pada ajaran Kerajaan 1000 Tahun Damai),
restorasionis (pemulihan) yang dahulu bernama Siswa-Siswa Alkitab hingga pada tahun
1931. Agama ini diorganisasi secara internasional, lebih dikenal di dunia Barat sebagai Jehovah's
Witnesses, yang mencoba mewujudkan pemulihan dari gerakan Kekristenan abad pertama
yang dilakukan oleh para pengikut Yesus Kristus. Saksi-Saksi Yehuwa sendiri bukanlah suatu
sekte, mereka tidak pernah memisahkan diri dari gereja atau kelompok besar manapun.
Wewenang tertinggi kehidupan mereka berdasarkan hukum-hukum dan prinsip-prinsip dari Kitab
Suci atau Alkitab.1
Menurut data kesejarahan, SSY bermula lebih dari seratus tahun yang lalu.
Berawal dari sebuah kelompok belajar Alkitab sederhana yang dipelopori oleh
Charles Taze Russell. Dia dilahirkan di kota Pittsburgh, negara bagian
Pennsylvania, pada tahun 1952. Dia dididik di sekolah umum dengan latar
belakang keluarganya sebagai anggota gereja yang giat. Saat muda, dia tertarik
dengan soal-soal teologi dan pernah menjadi pengabar Injil. Akan tetapi, dia
meninggalkan gereja pada usia belasan tahun dan mengaku tidak beragama
karena doktrin tentang adanya neraka dan hukuman bagi orang jahat. Dia merasa
bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan Alkitab, logika, berlawanan dengan kasih
Allah dan tidak adil. Mengapa manusia berbuat jahat hanya beberapa wak- tu,
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Saksi-Saksi_Yehuwa. diakses pada tanggal 1 april 2017.
26
tetapi mendapat hukuman selama-lamanya di neraka. Kegelisah-an inilah yang
mengantarkan- nya untuk menggali Alkitab secara lebih dalam. Dia juga pernah
menjadi anggota Gereja Advent meskipun tidak mau mengakui pengaruh
ajarannya. Kemudian pada usia duapuluhan dia meyakini bahwa Tuhan Allah telah
menunjuk dia sendiri sebagai satu-satunya penafsir Alkitab yang benar dan
mulailah dia memimpin suatu kelas Alkitab.2
Kegiatan Russell berlanjut dengan penerbitan majalah Zion’s Watch
Tower and Herald of Christ’s Presence pada bulan Juli 1879. Kemu- dian pada
tahun 1880 terbentuk sejumlah sidang di negara-negara bagian yang berpangkal
dari ke- lompok tersebut, hingga terbentuk Zion’s Watch Tower Tract Society pada
tahun 1881 dan men- jadi badan hukum pada tahun 1884 serta bergan- ti nama
menjadi Watch Tower Bible and Tract Society. Kelompok yang dipresideni oleh
Russell tersebut memiliki pemberita sepenuh waktu se- banyak 700.000 orang
mulai 1888-sekarang, un- tuk menawarkan bacaan-bacaan Alkitab dari ru- mah ke
rumah. Taraf lembaga internasional pun disandang pada tahun 1909 dan memiliki
kantor pusat di Brooklyn, New York.3
Pada tahun 1916 Russell meninggal dunia, faham dan ajarannya
dilanjutkan oleh Joseph F. Rutherford5. Pada masa itu banyak sekali terjadi
perubahan pada metode pemberitaan. Dimu- lai dengan penerbitan pendamping
majalah The Watchtower, yaitu The Golden Age yang saat ini dikenal dengan
Awake! (Sedarlah!). Pada masa ini pula pemberitaan dari rumah ke rumah dengan
2 Arifuddin Ismail, Kontradiksi Kehadiran Saksi-Saksi Yehuwa Sebagai Denominasi
Kristen di Yogyakarta (Jurnal “Analisa” Volume 19 Nomor 01 Juli - Desember 2012), h. 177-179. 3 Arifuddin Ismail, Kontradiksi Kehadiran Saksi-Saksi Yehuwa Sebagai Denominasi
Kristen di Yogyakarta, h. 178.
27
menggunakan fonograf portabel dan rekaman-rekaman khotbah semakin digiatkan,
serta radio. Penggunaan nama SSY juga dilakukan pada masa ini untuk
membedakan diri dari denominasi-denominasi susunan Kristen, tepatnya pada
tahun 1931. Akan tetapi, metode tersebut justru menyebabkan banyak
penangkapan terhadap SSY selama tahun 1930-1940an. Meskipun demikian, SSY
dapat memenangkan hak-hak sipil mereka di pengadilan.4
Pada tahun 1942 Rutherford meninggal dan digantikan oleh N.H. Knorr.
Pada masa kepe- mimpinan Knorr, pelatihan khusus bagi para ro- haniawan
menjadi program utamanya. Bahkan sekolah pelatihan khusus bagi mereka juga
didirikan dengan nama Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal pada tahun
1943. Adapun perubahan pada bidang pengorganisasian yang dilakukan adalah
penambahan jumlah anggota Badan Pimpinan di Brooklyn. Tanggung jawab
administrasi pun dibagi dan ditugaskan kepada berbagai panitia yang terdiri dari
para anggota Badan Pimpinan, yang telah berpengalaman selama sepuluh
tahun sebagai rohaniawan.5
Kantor Pusat mereka berada di Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Mereka memiliki tiga dari tujuh Badan Hukum di Amerika Serikat untuk
mempermudah pekerjaan mencetak dan mendistribusikan lektur-lektur mereka,
yaitu Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania (didirikan pada
tahun 1884), Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc. (tahun
1956), dan International Bible Students Association (tahun 1914). Semua
pengaturan diarahkan oleh kelompok penatua yang dikenal dengan nama Badan
4Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), h. 318
5 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 326.
28
Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa. Selain itu mereka memiliki puluhan Badan
Hukum yang membantu mereka dalam melakukan pekerjaan penginjilan,
pencetakan buku-buku, pengiriman buku-buku ke negeri-ngeri yang
membutuhkan, membela hak mereka secara hukum untuk dapat beribadat secara
bebas, dan menjaga hubungan baik dengan pemerintah di mana mereka tinggal.6
Saksi-Saksi Yehuwa dipersatukan di seluruh dunia oleh majalah Menara
Pengawal (Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa, atau The
Watchtower Announcing Jehovah's Kingdom, bahasa Inggris). Majalah Menara
Pengawal dibahas serentak di seluruh dunia pada setiap akhir pekan (Sabtu atau
Minggu) di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa pada sesi kedua Pelajaran Menara
Pengawal, setelah sesi Khotbah Umum atau ceramah umum yang membahas
berbagai topik berdasarkan Alkitab. Rekan majalahnya adalah Sedarlah! (Awake!,
bahasa Inggris) (bukan diterjemahkan Sadarlah!, karena sewaktu pertama kali
terbit menggunakan kata Sedarlah! yang lebih halus makna dan ungkapannya)
adalah majalah yang berisi pengetahuan umum dan menganjurkan kewaspadaan
akan hal rohani ataupun kemajuan dunia ilmu pengetahuan dan medis.
Perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa yang dilakukan di Balai Kerajaan
Saksi-Saksi Yehuwa terdiri dari Perhimpunan Umum atau Khotbah Umum dan
Pelajaran Menara Pengawal pada akhir pekan, antara Sabtu dan Minggu. Pada
tengah pekan, antara Senin sampai Jumat diadakan Pembahasan Alkitab Sidang
dan Sekolah Pelayanan Teokratis dengan menggunakan buku panduan
Memperoleh Manfaat dari Sekolah Pelayanan Teokratis, dan Perhimpunan Dinas
6 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 317.
29
yang membahas surat Pelayanan Kerajaan Kita yang ditujukan kepada semua
Saksi-Saksi Yehuwa. Jadwal pertemuan-pertemuan ini mungkin berbeda di daerah
lain.
Saksi-Saksi Yehuwa dikenal di dunia Barat sebagai kelompok yang datang
dari rumah ke rumah untuk mengabarkan berita Kerajaan Yehuwa dan selalu
menggunakan Alkitab terjemahan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru sebagai
pedoman tertinggi mereka. Jumlah penyiar Saksi-saksi Yehuwa di seluruh dunia
lebih dari 8.201.545 penyiar dan berada di 115.416 sidang yang tersebar di 239
negara di dunia per 1 September 2014.7
B. Sejarah Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia
SSY masuk ke Indonesia di bawa oleh seorang Pengabar dari Australia
yang bernama Frank Rice. Pada tahun 1931, Frank Rice sampai di Jakarta, kota
yang besar dan ramai di Pulau Jawa. Dia menyewa sebuah kamar di dekat pusat
kota dan mengisinya dengan banyak dus berisi bacaan Alkitab.8
Karena banyak penduduk Jakarta berbicara bahasa Belanda, Frank mulai
belajar bahasa itu dengan sungguh-sungguh dan segera mulai mengabar dari
rumah ke rumah. Dia juga mengabar kepada orang Indonesia dan mulai belajar
bahasa itu. Karena pada saat itu buku SSY belum ada yang berbahasa Indonesia,
menurut Frank, Yehuwa telah mengarahkannya bertemu dengan orang Indonesia
yang adalah guru. Dia berminat pada kebenaran dan dia setuju untuk
menerjemahkan buku kecil Where Are the Dead? (Di Manakah Orang Mati?)
7 Saksi-Saksi Yehuwa, Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2015 (Jakarta: Penerbit Saksi-
Saksi Yehuwa Indonesia, 2015), h. 89. 8Saksi‐Saksi Yehuwa, Buku Tahunan Saksi‐Saksi Yehuwa 2016 (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia, 2016), h. 91.
30
Buku kecil lainnya belakangan juga diterjemahkan, dan hasilnya banyak orang
yang berbahasa Indonesia tertarik dengan Saksi-Saksi Yehuwa.9
Pada bulan November 1931, dua perintis lainnya datang dari Australia ke
Jakarta, Clem Deschamp, berumur 25 tahun, dan Bill Hunter, yang berumur 19
tahun. Clem dan Bill membawa mobil karavan, salah satu yang pertama di
Indonesia. Setelah belajar beberapa kalimat dalam bahasa Belanda, mereka siap
mengabar di kota-kota besar di Jawa.
Ada perintis lain dari Australia yang juga mengikuti jejak Clem dan Bill,
yaitu Charles Harris. Pada tahun 1935, dia mulai mengabar di banyak daerah di
Jawa menggunakan mobil karavan dan sepeda. Dia menempatkan bacaan dalam
lima bahasa: Arab, Belanda, Indonesia, Inggris, dan Mandarin. Dalam beberapa
tahun, dia menempatkan sekitar 17.000 bacaan.
Banyaknya bacaan yang ditempatkan Charles menarik perhatian banyak
orang. Salah satu pegawai pemerintah di Jakarta bertanya kepada Clem
Deschamp, ”Berapa banyak orang yang membantu kamu di Jawa Timur?””Cuma
satu,” jawab Saudara Deschamp. Pegawai pemerintah itu menimpali dengan suara
keras, ”Kamu pikir saya percaya? Kamu pasti punya banyak pekerja di sana,
buktinya bacaan kamu ada di mana-mana!” Perintis-perintis itu terus mencari
sebanyak mungkin orang. Bill Hunter berkata, ”Kami mengerjakan pulau ini dari
ujung ke ujung, dan kami sering berbicara dengan orang yang berbeda-beda.”
9 Saksi‐Saksi Yehuwa, Buku Tahunan Saksi‐Saksi Yehuwa 2016 (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia, 2016), h. 92.
31
Karena mereka menabur begitu banyak benih kebenaran, panenan mereka juga
sangat banyak.—Pkh. 11:6; 1 Kor. 3:6.1 0
Sekitar tahun 1936, perintis-perintis yang ada di Jawa itu membahas
tentang cara mereka memperluas pengabaran sampai ke Sumatra, pulau keenam
terbesar di dunia. Pulau yang memiliki pegunungan terjal ini terbentang di garis
khatulistiwa, dan ada banyak kota besar juga perkebunan dan rawa-rawa yang luas
serta hutan hujan. Para perintis sepakat agar Frank Rice-lah yang pergi ke sana.
Jadi, mereka mengumpulkan uang untuk membiayai perjalanan Frank. Akhirnya,
Frank sampai di Medan, Sumatra Utara, dengan membawa dua tas dinas, 40 dus
bacaan, dan hanya memiliki sedikit uang di sakunya. Ya, Frank adalah pria yang
memiliki iman yang kuat. Dia langsung bersiap-siap untuk mengabar, dan dia
yakin sepenuhnya bahwa Yehuwa akan menyediakan apa pun yang dia butuhkan
untuk tugasnya.—Mat. 6:33.1 1
Secara resmi pengajaran Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia dilarang
melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976, lewat SK itu,
Jaksa Agung telah melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di seluruh
wilayah Indonesia. Sebab, Saksi Yehuwa memuat hal-hal yang bertentangan
dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak salut bendera dan
menolak ikut berpolitik. Pada Februari 1994 ada upaya untuk mencabut SK ini
dengan berlandaskan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor XVII/1998 tentang
HAM, dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Pada 1 Juni 2001 SK ini
kemudian dicabut. Walaupun begitu, sebenarnya sejak tanggal 19 Juli 1996,
`1 0 Saksi‐Saksi Yehuwa, Buku Tahunan Saksi‐Saksi Yehuwa 2016, h. 92. 1 1 Saksi‐Saksi Yehuwa, Buku Tahunan Saksi‐Saksi Yehuwa 2016, h. 93.
32
Saksi-Saksi Yehuwa telah membuka kantor cabang Indonesia berupa gedung yang
dipergunakan sebagai tempat pertemuan dan pusat kegiatan.1 2
C. Ajaran-Ajaran Saksi-Saksi Yehuwa
1. Ketuhanan
SSY menolak istilah Tritunggal dan menolak essensi kesetaraan
Bapa, Anak, Roh Kudus sebagai personifikasi YHWH, Firman dan
Roh-Nya.
“Jadi, ke-39 buku dari Kitab-Kitab Ibrani ataupun kanon dari ke-
27 buku yang terilham dari Kitab-Kitab Yunani Kristen tidak ada
memuat ajaran yang jelas mengenai Tritunggal...Jadi bukti dari
Alkitab dan dari sejarah membuat jelas bahwa Tritunggal tidak
dikenal sepanjang zaman Alkitab dan selama beberapa abad
setelahnya...Jadi dibutuhkan waktu berabad-abad sejak zaman
Kristus bagi Tritunggal untuk dapat diterima secara luas dalam
susunan Kristen. Dan dalam semua hal tersebut, apa yang
membimbing keputusan-keputusannya? Apakah Firman (Tuhan) atau
apakah pertimbangan para pendeta dan politik? Dalam Origin
and Evolution of Religion, E.W. Hopkins menjawab: Definisi
ortodoks yang terakhir dari tritunggalsebagian besar adalah
masalah politik gereja”1 3
1 2http://g-mez.stietrianandra.web.id/ind/2475-2370/Saksi-Saksi-
Yehuwa_31169_trianandra_g-mez-stietrianandra.html. Diakses pada tanggal 15 mei 2017. 1 3 Saksi- Saksi Yehuwa, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal? (Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1989), h. 9.
33
2. Nama Tuhan
SSY memperjuangkan eksistensi nama Tuhan bernama
Yehuwa yang termuat dalam 7000 tempat di Kitab Suci TaNaKh atau
lazim disebut Perjanjian Lama oleh Kekristenan.
“Demikian pula dengan nama (Tuhan). Tidak diketahui dengan
tepat bagaimana kata itu diucapkan, meskipun beberapa sarjana
berpikir bahwa „Yahweh‟ itu benar. Namun bentuk „Jehovah‟
(Yehuwa) telah dipakai berabad-abad dan paling luas dikenal.
Akan tetapi apakah kita seharusnya menggunakan nama
(Tuhan) meskipun kita mungkin tidak mengucapkannya dengan
tepat sebagaimana ucapan-ucapan semua? Kita menggunakan
nama-nama orang lain dalam Alkitab meskipun tidak diucapkan
dengan cara yang sama seperti dalam bahasa Ibrani asli. Misal,
nama Yesus diucapkan „Yeshua‟ dalam bahasa Ibrani. Demikian pula
sepatutnya orang menggunakan nama (Tuhan) yang dinyatakan
dalam Alkitab, tidak soal apakah kita mengucapkan „Yahweh‟,
„Yehuwa‟ atau dengan cara lain yang umum dalam
bahasa kita”1 4
“(Tuhan) memberi diri-Nya sebuah nama yang penuh makna. Nama-Nya,
Yehuwa, menunjukkan bahwa (Tuhan) dapat memenuhi janji apapun yang
Ia buat dan dapat melaksanakan apapun yang telah Ia tetapkan. Nama
1 4 Saksi-Saksi Yehuwa, Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi,
( Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1991), h. 43-44.
34
(Tuhan) itu unik, lain daripada yang lain. Hanya Dialah yang memiliki
nama itu. Yehuwa unik dalam banyak hal”1 5
3. Kristologi
Sekalipun Yesus Sang Mesias mendapat tempat terhormat dalam
pengajaran SSY dan menjalankan fungsi penebusan yang menyediakan
kehidupan kekal, namun kedudukan Yesus hanyalah mahluk ciptaan pertama
yang keberadaannya sudah terlebih dahulu ada sebelum langit dan bumi
ada dan setara dengan malaikat ciptaan Yehuwa. Dalam derajat tertentu,
Yesus disetarakan dengan Hikmat dalam Kitab Amsal.
“Jadi sebelum dilahirkan di bumi sebagai manusia, Yesus sudah ada
di surga sebagai pribadi roh yang penuh kuasa. Ia
mempunyai tubuh yang tidak dapat dilihat manusia seperti
halnya (Tuhan)...Sebelum datang ke bumi, Yesus disebut
Firman dari (Tuhan). Gelar ini memperlihatkan bahwa di Surga ia
melayani sebagai pribadi yang berbicara mewakili Tuhan. Ia juga
disebut „Anak yang sulung‟ dari (Tuhan) maupun Anak- Nya “yang
tunggal” (Yoh 1:14; 3:16, Ibr 1:6). Ini berarti bahwa ia diciptakan
sebelum dunia semua putra rohani lainnya dari Tuhan dan
bahwa ia adalah satu-satunya yang langsung diciptakan oleh
Tuhan. Alkitab menjelaskan bahwa Putra „yang sulung‟ ini ikut
1 5Saksi-Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? (Jakarta: Saksi-Saksi
Yehuwa Indonesia 2006), h. 14.
35
bersama Yehuwa dalam menciptakan perkara- perkara lain (Kol
1:15-16)”1 6
“Alkitab mengajarkan bahwa Yesus hidup di surga sebelum ia
datang k‟e bumi. Mikha menubuatkan bahwa Mesias akan lahir di
Betlehem dan bahwa ia sudah ada „sejak purbakala‟ (Mik 5:2) Yesus
sendiri beberapa kali mengatakan bahwa sebelum lahir sebagai
manusia, ia hidup di surga (Yoh 3:13; 6:38,62; 17:4-5). Sebagai
mahluk roh di surga, Yesus mempunyai hubungan istimewa dengan
Yehuwa. Yesua adalah Putra yang paling Yehuwa kasihi-dan
ada alasan yang kuat untuk itu. Ia disebut yang sulung dari antara
semua ciptaan‟, sebab ia adalah ciptaan (Tuhan) yang pertama
(Kol 1:15). Ada lagi yang membuat Yesus menjadi Putra yang
istimewa. Ia adalah „Putra satu- satunya yang diperanakkan‟
(Yoh 3:16). Itu berarti Yesus sajalah yang diciptakan oleh
(Tuhan) sendiri. Selain itu, Yesuslah satu-satunya yang (Tuhan)
gunakan ketika ia menciptakan semua hal lain (Kol 1:16).
Selanjutnya, Yesus disebut „Firman‟ (Yoh 1:14). Sebutan itu
menunjukkan bahwa ia berbicara mewakili (Tuhan), tentunya untuk
menyampaikan berbagai pesan dan instruksi kepada putra-putra
lainnya, baik mahluk roh maupun manusia”1 7
1 6 Saksi-Saksi Yehuwa, Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi,
( Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1991), h. 58-59. 1 7 Saksi-Saksi Yehuwa, Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi,
( Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1991), h. 54-55.
36
“Perhatikan betapa erat hubungan antara acuan-acuan kepada
asal usul Yesus dengan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan
oleh „hikmat‟ kiasa dalam buku Amsal di Alkitab: TUHAN (Yahweh,
New Jerusalem Bible) telah menciptakan aku sebagai permulaan
pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama dahulu kala.
Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu daripada
bukit-bukit, aku telah lahir; sebelum ia membuat bumi dengan
padang-padangnya atau debu dataran yang pertama‟ (Ams
8:12,22,25,26). Meskipun istilah „hikmat‟ digunakan untuk
mempersonifikasi pribadi yang (Tuhan) ciptakan, kebanyakan
sarjana setuju bahwa ini sebenarnya adalah kata kiasan untuk
Yesus sebagai mahluk roh sebelum hidup sebagai manusia”1 8
4. Soteriologi
SSY mengenal konsep penebusan yang dikerjakan oleh
Yesus Sang Mesias untuk menggenapi gambaran penebusan
dalam Perjanjian Lama yang diwakili oleh hewan korban. Namun
demikian Sang Penebus tersebut bukan penebus yang Ilahi
melainkan manusiawi belaka.
“Bahkan sekarang korban tebusan Yesus dapat
memberi manfaat bagi kita. Cara bagaimana? Dengan
menjalankan iman di dalamnya kita dapat menikmati
kedudukan yang bersih di hadapan (Tuhan) dan berada di
1 8 Saksi- Saksi Yehuwa, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal? (Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1989), h. 14
37
bawah pemeliharaan-Nya yang pengasih dan lembut (Why
7:9-10, 13-15). Banyak di antara kita mungkin telah
melakukan dosa-dosa luar biasa sebelum belajar tentang
(Tuhan). Bahkan sekarang kita membuat kesalahan-kesalahan,
kadang-kadang sangat serius. Akan tetapi, kita dapat dengan
leluasa meminta pengampunan dari (Tuhan) atas dasar
tebusan, dengan keyakinan bahwa Ia akan mendengarkan
kita (1 Yoh 2:1-2; 1 Kor 6:9-11). Demikian pula, di masa-masa
mendatang, tebusan kan membuka jalan bagi kita untuk
menerima karunia (Tuhan) yaitu hidup kekal dalam
sistem baru-Nya yang adil-benar (2 Ptr 3:13). Pada masa
itu, semua orang yang menjalankan iman dalam tebusan akan
dibebaskan sepenuhnya dari perbuadakan dosa dan kematian.
Mereka dapat mengharapkan kehidupan kekal dalam
kesempurnaan”1 9
“Yehuwa bertindak untuk menyelamatkan umat
manusia melalui tebusan...Bagaimana Yehuwa menyediakan
tebusan? Ia mengutus seorang putra rohani-Nya yang
sempurna ke bumi. Tetapi Yehuwa tidak mengutus
sembarang malaikat. Ia mengutus pribadi yang paling Ia
kasihi, yaitu Putra Tunggal-Nya (1 Yoh 4:9-10)”2 0
1 9 Saksi-Saksi Yehuwa, Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi,
( Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1991), h. 63. 2 0 Saksi-Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? (Jakarta: Saksi-Saksi
Yehuwa Indonesia 2006), h. 50
38
5. Pneumatologi
SSY meyakini Roh Kudus bukanlah Roh Tuhan melainkan hanya
sekedar kekuatan seperti listrik dengan fungsi dan tujuan yang tertentu.
Seperti dalam buku Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan:
“Roh Kudus yang digunakan dalam Alkitab menyatakan bahwa ini
adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang
digunakan oleh (Tuhan) Yehuwa untuk melaksanakan berbagai
maksud dan tujuan-Nya. Sampai taraf tertentu, ini dapat
disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat digunakan untuk
melakukan beragam fungsi...Kata Yunani untuk „Roh‟ ialah
berjenis netral dan walaupun kita menggunakan kata gnti nama
pribadi dalam bahasa Inggris (He, His, Him), kebanyakan MSS
(manuskrip) Yunani menggunakan kata (bahasa Inggris) „It‟.
Jadi bila Alkitab menggunakan kata ganti nama pribadi berjenis
laki-laki sehubungan dengan „parakletos‟ dalam Yohanes 16:7,8
hal ini sesuai dengan peraturan tata bahasa, bukan
menyatakan suatu doktrin”2 1
2 1 Saksi- Saksi Yehuwa, Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal? (Pennsylvania:
Watch Tower Bible And Tract Society 1989), h. 22.
39
D. Kerajaan Seribu Tahun
Menurut SSY, Kerajaan Seribu Tahun adalah masa di mana Yesus akan
memerintah sebagai raja di Bumi selama Seribu Tahun, Didampingi 144 ribu
orang-orang pilihan yang nantinya juga mewarisi sorga. Pada waktu itu, Injil akan
diberitakan kepada segala bangsa dan bahas, orang-orang jahat akan dipisahkan
dari umat Allah.2 2
Selama pelayanan-Nya dikedatangan pertama, Topik yang paling sering
Yesus ajarkan adalah Kerajaan Allah. SSY Menganalogikan arti Kerajaan adalah
sebuah pemerintahan di mana dalam suatu pemerintahan, harus ada penguasa,
pusat kekuasaan, wilayah yang diperintah, hukum, dan juga rakyat, tapi
sayangnya, SSY menganggap bahwa pemerintah manusia biasanya tidak sanggup
memenuhi kebutuhan rakyatnya, mereka malah mau menguntungkan diri sendiri2 3
Berbeda dengan Kerajaan Allah yang diperintah oleh seorang raja yang
sempurna, yaitu Yesus. Allah sendiri yang memilih dia menjadi raja. Kerajaan ini
memerintah dari surga dan Allah memberikan mereka hak dan wewenang untuk
memerintah. Kerajaan ini memerintah seluruh bumi, jadi menurut SSY, ketika
kerajaan ini datang, tidak akan ada lagi masalah antar-negara karena seluruh dunia
akan menjadi satu kerajaan saja dan orang yang menaati hukum kerajaan ini bisa
menjadi rakyatnya.
Di bumi, Yesus membuat mukjizat yang menunjukkan apa yang akan bisa
dilakukan dalam kerajaan Allah. Yesus meredakan badai yang terjadi ketika
berlayar dengan para muridnya. Ini menjadi tanda bahwa sebagai raja, Yesus
2 2 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 316. 2 3 Saksi-Saksi Yehuwa, Kerajaan Allah Memerintah (Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi
Yehuwa Indonesia, 2014), h. 20
40
sanggup membuat keadaan alam di bumi ini menjadi sempurna atau dengan kata
lain, alam pun tunduk patuh kepada Yesus atas perintah dari Allah di Sorga.
Kemudian mukjizat Yesus bisa memberi makan ribuan orang, maka nanti di
kerajaan Allah, pemerintahan Yesus akan mampu menghapus kelaparan di seluruh
dunia, tak ada satupun pengikutnya yang akan kelaparan dan semuanya akan
hidup sejahtera. Kemudin Mukjizat Yesus menyembuhkan orang yang lumpuh,
tuli dan kusta, itu menunjukkan bahwa semua orang akan menikmati kesehatan
yang sempurna di bawah pemerintahannya. Dan dengan membangkitkan orang
yang sudah meninggal, yesus menunjukkan bahwa kerajaan itu akan menghapus
kematian.2 4
Kedatangan Kristus kedua kali ke Bumi untuk membangun Kerajaan Allah
menurut SSY akan di dahului perang Harmageddon. Perang Armagedon dalam
keyakinan SSY adalah perang terakhir antara pemerintahan manusia dan Allah.
Bahkan sekarang menurut mereka pemerintahan-pemerintahan ini dan pendukung
mereka terus menentang Allah dengan tidak mau tunduk kepada pemerintahan-
Nya. Perang Armagedon ini akan mengakhiri pemerintahan manusia dan diganti
dengan pemerintahan Kerajaan Allah.
Kata ”ar–Magedon” muncul hanya sekali dalam Alkitab yaitu di dalam
kitab Penyingkapan (Wahyu) 16:16. “Dalam suatu nubuat, Penyingkapan
menunjukkan bahwa di ”tempat yang dalam bahasa Ibrani disebut Har–
Magedon”. Pada pertempuran Armagedon ini, Yesus Kristus akan memimpin
pasukan surgawi untuk mengalahkan musuh-musuh Allah (Penyingkapan 19:11-
2 4 Saksi-Saksi Yehuwa, Kerajaan Allah Memerintah (Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2014), h. 22.
41
16, 19-21). Musuh-musuh ini mencakup mereka yang menentang wewenang
Allah dan yang menghina Allah (Yehezkiel 39:7). Perang Armagedon tidak akan
berlangsung di satu daerah tertentu, sebaliknya itu akan meliputi seluruh bumi
(Yeremia 25:32-34; Yehezkiel 39:17-20.).2 5
Armagedon, kadang ditulis ”Har–Magedon” (Bahasa Ibrani Har
Meghiddohnʹ), berarti ”Gunung Megido”. Dulu, Megido adalah kota di kawasan
Israel kuno. Sejarah menceritakan bahwa berbagai pertempuran yang menentukan
terjadi di sekitar situ, termasuk beberapa pertempuran yang dicatat dalam Alkitab
(Hakim-Hakim 5:19, 20; 2 Raja-Raja 9:27; 23:29). Namun, Armagedon tidak
mungkin memaksudkan daerah Megido kuno. Tidak ada gunung besar di sana,
dan bahkan seluruh Dataran Rendah Yizreel yang ada di dekatnya tidak akan bisa
menampung semua yang akan bertempur melawan Allah. Sebaliknya, Armagedon
adalah situasi dunia di mana bangsa-bangsa bergabung dalam pertempuran
terakhir mereka melawan pemerintahan Allah.
Seperti apa keadaannya selama perang Armagedon? Meski SSY tidak tahu
bagaimana Allah akan menggunakan kuasa-Nya, tapi SSY percaya bahwa Allah
punya senjata perang Armageddon yang dapat Ia gunakan seperti di zaman dulu
seperti hujan es, gempa bumi, hujan deras, api dan belerang, guntur, dan penyakit
(Ayub 38:22, 23; Yehezkiel 38:19, 22; Habakuk 3:10, 11; Zakharia 14:12). Dalam
kekacauan ini, setidaknya sebagian musuh Allah akan saling membunuh, tapi
2 5 https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/pertanyaan/perang-armagedon/ diakses pada
tanggal 19 april 2016.
42
akhirnya mereka akan sadar bahwa Allah-lah yang bertempur melawan mereka
(Yehezkiel 38:21, 23; Zakharia 14:13.).2 6
SSY mengatakan bahwa Armagedon tidak berarti planet akan hancur,
karena bumi adalah tempat tinggal manusia untuk selamanya (Mazmur 37:29;
96:10; Pengkhotbah 1:4). Armagedon tidak akan membinasakan ras manusia, tapi
justru menyelamatkannya, karena ”kumpulan besar” hamba Allah akan selamat
sebagaimana dikatakan dalam kitab Penyingkapan 7:9, 14; Mazmur 37:34.2 7
Selain memaksudkan bumi, kata ”dunia” dalam Alkitab kadang berarti
masyarakat manusia yang jahat yang menentang Allah (1 Yohanes 2:15-17)
Dalam arti ini, Armagedon akan mengakibatkan ”kesudahan dunia” (Matius 24:3)
Alkitab menunjukkan bahwa Armagedon akan terjadi pada kehadiran
Yesus yang tidak kelihatan, yang dimulai tahun 1914 (Matius 24:37-39). SSY
percaya bahwa saat ini panggung dunia sudah siap untuk terjadinya perang
Armagedon. Alasannya karena sudah ada suatu umat yang melayani Yehuwa dan
hidup menurut standar moral Alkitab yang luhur. Dengan dukungan Allah, jutaan
orang dari semua bangsa, suku, dan bahasa bergabung dalam persaudaraan
sedunia yang harmonis dan penuh kasih. Persaudaraan itu nyata di kalangan
Saksi-Saksi Yehuwa.
Tidak lama lagi, Setan akan mengumpulkan pasukannya dan melancarkan
serangan besar-besaran atas umat yang penuh damai dan tampak tak berdaya ini.
(Yehezkiel 38:8-12; Penyingkapan 16:13, 14, 16) Alkitab menggambarkan
2 6 Saksi-Saksi Yehuwa, Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan Allah (Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2012.), h. 50
2 7 https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/pertanyaan/perang-armagedon/ diakse pada tanggal 19 april 2016.
43
peristiwa-peristiwa tertentu yang menandai kapan perang Armagedon akan terjadi.
Banyak di antaranya sedang berlangsung sekarang dan SSY sangat percaya bahwa
akan ada Peristiwa yang Akan Segera Terjadi yang telah dinubuatkan dalam
alkitab yaitu sebagai berikut:2 8
Nubuat 1. Alkitab mengatakan bahwa bangsa-bangsa akan menyerukan suatu
deklarasi yang penting tentang ”perdamaian dan keamanan”. Mereka kira,
mereka sudah hampir berhasil menuntaskan problem-problem utama. Tetapi,
peristiwa-peristiwa setelahnya sama sekali bukan perdamaian (1 Tesalonika
5:1-3)
Nubuat 2. Selanjutnya, pemerintah berbagai negara akan menyerang
organisasi-organisasi agama. Dalam Alkitab, pemerintah-pemerintah ini
dilambangkan sebagai binatang buas; dan agama-agama palsu di dunia
sebagai wanita yang menunggangi binatang itu (Penyingkapan 17:3, 15-18).
Tanpa menyadarinya, binatang simbolis ini akan melaksanakan kehendak
Allah dengan membinasakan agama-agama yang mengaku-ngaku mewakili
Allah.
Dengan bahasa lambang, rasul Yohanes menggambarkan peristiwanya
demikian, ”Kesepuluh tanduk yang engkau lihat, dan binatang buas itu, mereka
akan membenci sundal itu dan akan menghancurkan dia dan membuatnya
telanjang, dan akan memakan habis bagian-bagiannya yang berdaging dan akan
membakar dia seluruhnya dengan api. Karena Allah menaruh dalam hati mereka
keinginan untuk melaksanakan pikirannya.”—Penyingkapan 17:16, 17.
2 8 Saksi-Saksi Yehuwa, Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan Allah (Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2012.), h. 55.
44
Nubuat 3. Setelah serangan terhadap agama palsu, Setan akan memobilisasi
bangsa-bangsa untuk menyerang para penyembah Allah Yehuwa
(Penyingkapan 7:14; Matius 24:21.).
mungkin bagi kita akan sangat sulit percaya bahwa peristiwa-peristiwa
yang digambarkan di atas akan terjadi. Namun, SSY punya alasan tersendiri yang
kuat menurut mereka untuk yakin bahwa setiap perinciannya akan tergenap
sebentar lagi. Nubuat-nubuat Alkitab yang sudah tergenap sejak dahulu
memberikan jaminan.2 9
Di dalam Kerajaan Allah akan menjunjung keadilan sejati, karena menurut
SSY Yesus akan menunjukkan bahwa Kerajaan itu akan membereskan
ketidakadilan terparah dengan menyucikan nama Allah Yehuwa dan
membersihkannya dari semua celaan yang telah Setan timpakan ke atasnya sejak
pemberontakan di Eden (Matius 6:9, 10). Yesus juga setiap hari mempertunjukkan
sikap tidak berat sebelah dengan mengajar pria dan wanita, yang kaya dan yang
miskin, tanpa membeda-bedakan. Meskipun dikedatangan pertama misi utamanya
adalah mengajar orang Israel, ia berupaya membantu orang Samaria dan orang
non-Yahudi. Tidak seperti para pemimpin agama pada zamannya, ia tidak
berprasangka atau bersikap pilih kasih sedikit pun.3 0
SSY percaya bahwa Yesus Kristus telah memerintah surga sebagai raja
sejak 1914 (mereka percaya waktu ini dinubuatkan dalam Kitab Suci), dan bahwa
setelah itu terjadilah suatu masa pembersihan, yang menghasilkan pemilihan
2 9 Wawancara eksklusif dengan penantua Saksi-Saksi Yehuwa
3 0 Saksi-Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? (Jakarta: Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia 2006), h. 33.
45
Saksi-Saksi Yehuwa oleh Allah untuk menjadi umatnya pada tahun 1919. SSY
selama puluhan tahun menunjuk 1914 sebagai tahun yang penting dalam
penggenapan nubuat Alkitab tentang kerajaan seribu tahun. Tetapi, kala itu
mereka percaya bahwa kehadiran Kristus dimulai pada 1874, bahwa ia mulai
memerintah di surga pada 1878, dan bahwa Kerajaan baru sepenuhnya berdiri
pada Oktober 1914. Musim panen akan berlangsung dari 1874 hingga 1914 dan
puncaknya pada pengumpulan kaum terurap ke surga. Akan tetapi ketika nubuat
itu terbukti tidak benar SSY tetap tidak pernah meragukan bahwa Yesus memang
akan menuntun orang-orang terurap melalui roh kudus. Pada tahun 1925, sebuah
artikel bersejarah yang berjudul ”KelahiranSuatu Bangsa” (Birth of the Nation)
terbit dalam The Watch Tower. Artikel ini bagi SSY memberikan bukti Alkitab
yang meyakinkan bahwa Kerajaan Mesias lahir pada 1914, menggenapi gambaran
nubuat tentang wanita surgawi Allah yang melahirkan, sebagaimana dicatat dalam
Penyingkapan pasal 12. Artikel itu menerangkan bahwa penganiayaan dan
kesusahan yang menimpa umat Yehuwa selama masa perang merupakan tanda
yang jelas bahwa Setan yang sudah dicampakkan dari surga ’marah besar karena
ia tahu waktunya tinggal sedikit’ (Penyingkapan 12:12).3 1
Pada 1928, The Watch Tower mulai menekankan bahwa Kerajaan lebih
penting daripada keselamatan pribadi melalui tebusan. Karena menurut SSY
melalui Kerajaan Mesias-lah Yehuwa akan menyucikan nama-Nya, membenarkan
kedaulatan-Nya, danmelaksanakan semua tujuan-Nya berkenaan umat manusia.
3 1 Saksi-Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? (Jakarta: Saksi-Saksi
Yehuwa Indonesia 2006), h. 35.
46
Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah Siapa yang akan memerintah
bersama Kristus dalam Kerajaan itu? Siapa yang akan menjadi rakyat Kerajaan itu
di bumi? Dan, pekerjaan apa yang perlu dilakukan para pengikut Kristus?.
Yesus akan memerintah Kerajaan Seribu Tahun didampingi 144 ribu
orang-orang oilihan yang natinya juga mewarisi sorga. Ke 144 ribu dipilih dengan
cara sebagai berikut: Roh Allah memberikan kesaksian tentang mereka ini bahwa
mereka termasuk ke dalam kelompok istimewa. Pada kedatangan Kristus kedua
kali itu mereka akan dibangkitkan ke dalam tubuh rohani (tanpa daging, tulang
dan darah) , dan akan membantu kristus memerintah alam semesta.3 2 Puluhan
tahun sebelum 1914, orang Kristen sejati memahami bahwa 144.000 pengikut
Kristus yang setia akan memerintah bersama Kristus di surga. SSY mengerti
bahwa itu adalah jumlah harfiah dan bahwa jumlah itu mulai dikumpulkan pada
abad pertama M.
E. Kebangkitan dan Penghakiman Kerajaan Seribu Tahun
Menurut SSY, banyak orang membayangkan bahwa pada Hari
Penghakiman, jiwa manusia akan dibawa ke hadapan takhta Allah untuk dihakimi
berdasarkan perbuatan mereka di masa lalu. Beberapa akan dianugerahi
kehidupan di surga, yang lainnya akan disiksa di neraka. Tetapi, Alkitab
menunjukkan bahwa tujuan Hari Penghakiman adalah untuk menyelamatkan
orang-orang dari ketidakadilan. Allah telah melantik Yesus untuk menjadi Hakim
3 2 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 336.
47
yang akan memulihkan keadilan bagi umat manusia (Yesaya 11:1-5; Kisah
17:31).3 3
Banyak orang percaya bahwa miliaran jiwa, satu per satu, akan dibawa ke
hadapan takhta Allah. Di sana, vonis akan dijatuhkan ke atas setiap orang. Ada
yang akan menerima upah kebahagiaan di surga, dan yang lain mendapat
hukuman siksaan kekal. Tetapi, Alkitab memberikan gambaran yang sangat
berbeda tentang periode waktu ini. Firman Allah tidak menggambarkannya
sebagai masa yang mengerikan, tetapi sebagai masa yang penuh harapan dan
pemulihan.
Di Penyingkapan 20:11, 12, rasul Yohanes menggambarkan Hari
Penghakiman sebagai berikut, ”Aku melihat sebuah takhta putih yang besar dan
pribadi yang duduk di atasnya. Dari hadapannya bumi dan langit berlalu, dan
tidak ada tempat lagi bagi mereka. Dan aku melihat orang mati, yang besar dan
yang kecil, berdiri di hadapan takhta itu, dan gulungan-gulungan dibuka. Tetapi
gulungan lain dibuka; itu adalah gulungan kehidupan. Dan orang mati dihakimi
menurut perkara-perkara yang tertulis dalam gulungan-gulungan itu sesuai
dengan perbuatan mereka.” Siapakah Hakim yang disebutkan di ayat itu?3 4
Allah Yehuwa adalah Hakim tertinggi umat manusia. Tetapi, Ia sendiri
tidak mengadili orang-orang itu, namun mendelegasikannya kepada pribadi lain.
Menurut Kisah 17:31, rasul Paulus mengatakan bahwa Allah ”telah menetapkan
suatu hari manakala ia bermaksud menghakimi bumi yang berpenduduk dengan
3 3 Saksi‐Saksi Yehuwa, Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta:
Penerbit Saksi‐Saksi Indonesia, 2012), h. 16. 3 4Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 47.
48
keadilbenaran oleh seorang pria yang telah ia tetapkan”. Hakim yang ditetapkan
itu adalah Yesus Kristus yang sudah dibangkitkan. (Yohanes 5:22) Kapan Hari
Penghakiman itu mulai? Untuk berapa lama?
Buku Penyingkapan menunjukkan bahwa Hari Penghakiman dimulai
setelah perang Armagedon yang akan menghancurkan sistem Setan di bumi.
(Penyingkapan 16:14, 16; 19:19–20:3) Setelah Armagedon, Setan dan hantu-
hantunya akan dikurung di sebuah jurang yang tak terduga dalamnya selama
seribu tahun. Selama waktu itu, ke-144.000 ahli waris surgawi akan menjadi
hakim dan memerintah ”sebagai raja bersama Kristus selama seribu tahun”.
(Penyingkapan 14:1-3; 20:1-4; Roma 8:17) Hari Penghakiman bukan suatu
kejadian singkat yang hanya berlangsung selama 24 jam, melainkan seribu
tahun.3 5
Selama periode seribu tahun itu, Yesus Kristus akan ”menghakimi orang
yang hidup dan yang mati”. (2 Timotius 4:1) ”Orang yang hidup” adalah
”kumpulan besar” orang yang akan selamat melewati Armagedon. (Penyingkapan
7:9-17) Rasul Yohanes juga melihat ”orang mati . . . berdiri di hadapan takhta”
penghakiman. Sebagaimana Yesus janjikan, ”orang yang di dalam makam
peringatan akan mendengar suara [Kristus] lalu keluar” melalui kebangkitan.
(Yohanes 5:28, 29; Kisah 24:15) Tetapi, atas dasar apa mereka semua akan
diadili?3 6
3 5 Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 49.
3 6 Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 48.
49
Menurut penglihatan rasul Yohanes, ”gulungan-gulungan dibuka”, dan
”orang mati dihakimi menurut perkara-perkara yang tertulis dalam gulungan-
gulungan itu sesuai dengan perbuatan mereka”. Apakah gulungan-gulungan itu
berisi catatan perbuatan mereka di masa lampau? Tidak, penghakiman tidak akan
didasarkan atas perbuatan mereka sebelum mati. Dari mana kita tahu? Alkitab
mengatakan, ”Ia yang mati telah dibebaskan dari dosanya.” (Roma 6:7) Maka,
orang yang dibangkitkan itu hidup lagi seolah-olah dengan lembaran baru yang
bersih. Jadi, gulungan-gulungan itu pasti menggambarkan tuntutan Allah lebih
lanjut. Untuk dapat hidup kekal, baik orang yang selamat melewati Armagedon
maupun orang yang dibangkitkan harus menaati perintah-perintah Allah, termasuk
tuntutan baru apa pun yang bisa jadi Yehuwa singkapkan selama seribu tahun itu.
Jadi, orang-orang akan diadili berdasarkan perbuatan mereka selama Hari
Penghakiman.3 7
Pada Hari Penghakiman, miliaran orang untuk pertama kalinya akan
mendapat kesempatan belajar tentang kehendak Allah dan menyelaraskan diri
dengan itu. Ini berarti akan ada pekerjaan pendidikan besar-besaran. Ya,
”penduduk tanah yang produktif akan belajar keadilbenaran”. (Yesaya 26:9)
Tetapi, tidak semua orang mau bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Yesaya
26:10 mengatakan, ”Walaupun orang fasik dikasihani, ia tidak akan belajar
keadilbenaran. Di negeri yang benar ia akan bertindak dengan tidak adil dan tidak
3 7 Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 49.
50
akan melihat kehebatan Yehuwa.” Orang-orang fasik itu akan dibinasakan untuk
selamanya pada Hari Penghakiman.—Yesaya 65:20.3 8
Menjelang akhir Hari Penghakiman, orang-orang yang tetap hidup sudah akan
”hidup kembali” dalam arti sepenuhnya sebagai manusia sempurna.
(Penyingkapan 20:5) Jadi, pada Hari Penghakiman, umat manusia akan
dipulihkan ke kesempurnaan seperti semula. (1 Korintus 15:24-28) Kemudian,
akan ada ujian akhir. Setan akan dibebaskan dari kurungannya dan dibiarkan
mencoba menyesatkan manusia satu kali lagi untuk terakhir kalinya.
(Penyingkapan 20:3, 7-10) Orang-orang yang melawan dia akan menikmati
penggenapan lengkap janji Alkitab, ”Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi,
dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.” (Mazmur 37:29) Ya, Hari
Penghakiman akan menjadi berkat bagi seluruh umat manusia yang setia!
Ketika manusia pertama, Adam, dengan sengaja memberontak melawan
Allah, ia menyebabkan semua keturunannya berdosa, menderita, dan mati. (Roma
5:12) Untuk meluruskan ketidakadilan itu, Yesus akan menghidupkan, atau
membangkitkan, miliaran orang dari kematian. Buku Penyingkapan (Wahyu)
menyatakan bahwa hal ini akan terjadi selama pemerintahan seribu tahun Kristus
Yesus (Penyingkapan 20:4, 11, 12).3 9
Orang-orang yang dibangkitkan itu akan dihakimi, bukan berdasarkan apa
yang mereka lakukan sebelum mereka mati, melainkan berdasarkan tingkah laku
mereka pada saat ”gulungan-gulungan” dibuka, seperti yang disinggung di
3 8Saksi‐Saksi Yehuwa, Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta:
Penerbit Saksi‐Saksi Indonesia, 2012), h. 17. 3 9 Saksi‐Saksi Yehuwa, Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta:
Penerbit Saksi‐Saksi Indonesia, 2012), h. 17.
51
Penyingkapan pasal 20. (Roma 6:7) Rasul Paulus mengatakan bahwa ”orang-
orang yang adil-benar maupun yang tidak adil-benar” akan dibangkitkan dan
memiliki kesempatan untuk belajar tentang Allah.—Baca Kisah 24:15.
Orang-orang yang mati sebelum sempat mengenal dan melayani Allah
Yehuwa akan memiliki kesempatan untuk berubah dan berbuat baik. Apabila
mereka melakukan hal itu, kebangkitan mereka akan menjadi ”kebangkitan
kehidupan”. Tetapi, beberapa orang yang dibangkitkan tidak mau belajar jalan-
jalan Yehuwa. Kebangkitan mereka akan menjadi ”kebangkitan penghakiman”.—
Baca Yohanes 5:28, 29; Yesaya 26:10; 65:20.4 0
Jadi, menurut SSY, bukan hanya mereka yang akan diselamatkan oleh
Allah, Jutaan orang yang pernah hidup di masa lalu yang bukan Saksi-Saksi
Yehuwa akan memiliki kesempatan untuk diselamatkan. Alkitab menjelaskan
bahwa di dunia baru yang Allah janjikan ”akan ada kebangkitan untuk orang-
orang yang adil-benar maupun yang tidak adil-benar”. (Kisah 24:15) seperti yang
telah dijelaskan di atas. Dan juga, banyak orang yang hidup sekarang mungkin
akan mulai melayani Allah, dan mereka pun akan diselamatkan. Yang pasti, SSY
menganggap bahwa mereka tidak berhak menghakimi siapa yang akan selamat
atau tidak. Tugas itu sepenuhnya ada di tangan Yesus.—Yohanes 5:22, 27.4 1
Pada akhir Hari Penghakiman yang lamanya seribu tahun itu, Yehuwa
akan memulihkan manusia yang taat ke keadaan mereka yang sempurna seperti
pada mulanya. (1 Korintus 15:24-28) Benar-benar suatu harapan yang gemilang
4 0 Saksi‐Saksi Yehuwa, Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta:
Penerbit Saksi‐Saksi Indonesia, 2012), h. 17. 4 1https://www.jw.org/id/saksi‐saksi‐yehuwa/pertanyaan‐umum/siapa‐diselamatkan/.
Diakses pada tanggal 15 mei 2017.
52
bagi semua orang yang taat! Sebagai ujian terakhir, Allah akan melepaskan Setan
Si Iblis yang telah dipenjarakan selama seribu tahun. Setan akan sekali lagi
berupaya untuk memalingkan orang-orang dari Yehuwa, tetapi mereka yang
menolak Setan akan menikmati kehidupan di bumi untuk selama-lamanya.—Baca
Yesaya 25:8; Penyingkapan 20:7-9.4 2
Alkitab juga menggunakan istilah ”hari penghakiman” untuk peristiwa
yang akan mengakhiri sistem sekarang ini. Hari penghakiman ini akan datang
secara tiba-tiba, sama seperti Air Bah zaman Nuh, yang menyapu bersih seluruh
generasi yang bejat pada waktu itu. Syukurlah, pembinasaan yang sudah sangat
dekat atas ”orang-orang yang tidak saleh” akan membuka jalan bagi masyarakat
bumi baru di mana ”keadilbenaran akan tinggal”.—Baca 2 Petrus 3:6, 7, 13.4 3
Adapun mengenai kebangkitan, menurut SSY dalam Alkitab, kata
”kebangkitan” muncul di Kitab-Kitab Yunani, atau yang biasa disebut Perjanjian
Baru, yang berasal dari kata Yunani a∙naʹsta∙sis. Sewaktu orang dibangkitkan, dia
dihidupkan kembali dari kematian sebagai orang yang sama.—1 Korintus 15:12,
13.
Meski dalam bahasa aslinya kata ”kebangkitan” tidak muncul di Kitab-
Kitab Ibrani, yang sering disebut Perjanjian Lama, ajaran itu sebenarnya tersirat di
dalamnya. Melalui nabi Hosea, misalnya, Allah berjanji, ”Dari tangan Syeol [atau,
4 2 Saksi‐Saksi Yehuwa, Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta:
Penerbit Saksi‐Saksi Indonesia, 2012), h. 18. 4 3 Saksi‐Saksi Yehuwa, Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Jakarta:
Penerbit Saksi‐Saksi Indonesia, 2012), h. 19.
53
Kuburan] aku akan menebus mereka; dari kematian aku akan memulihkan
mereka.”(Hosea 13:14; Ayub 14:13-15; Yesaya 26:19; Daniel 12:2, 13.)4 4
Menurut SSY, ada yang akan dibangkitkan untuk hidup di surga sebagai
raja-raja yang akan memerintah bersama Kristus. (2 Korintus 5:1; Penyingkapan
[Wahyu] 5:9, 10) Alkitab menyebut kebangkitan ini ”kebangkitan pertama” dan
”kebangkitan yang lebih awal”; keduanya menyiratkan bahwa akan ada
kebangkitan lain yang menyusul. (Penyingkapan 20:6; Filipi 3:11) Kebangkitan
yang lain itu adalah kebangkitan bagi sejumlah besar orang untuk dihidupkan
kembali di bumi.—Mazmur 37:29.
Bagaimana orang akan dibangkitkan? Menurut SSY Allah memberi Yesus
kuasa untuk membangkitkan orang mati. (Yohanes 11:25) Yesus akan
membangkitkan ”semua orang yang di dalam makam peringatan”, masing-masing
dengan ciri khas, sifat-sifat, kepribadian, dan kenangannya sendiri. (Yohanes
5:28, 29) Mereka yang dibangkitkan ke surga akan menerima tubuh roh. Yang
dibangkitkan untuk hidup di bumi akan menerima tubuh jasmani yang utuh, sehat,
dan segar bugar.—Yesaya 33:24; 35:5, 6; 1 Korintus 15:42-44, 50.4 5
Siapa yang akan dibangkitkan? Alkitab berkata bahwa ”akan ada
kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang
yang tidak benar”. (Kisah 24:15, Terjemahan Baru) Orang yang benar mencakup
orang-orang yang beriman, seperti Nuh, Sara, dan Abraham (Ibrahim). (Kejadian
4 4 Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 55. 4 5 Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 56.
54
6:9; Ibrani 11:11; Yakobus 2:21) Orang yang tidak benar mencakup mereka yang
tidak menaati hukum Allah karena belum pernah mengetahuinya.4 6
Namun, orang yang sangat jahat hingga mustahil berubah tidak akan
dibangkitkan. Ketika mati, orang seperti itu akan binasa selamanya tanpa harapan
untuk dihidupkan kembali.—Matius 23:33; Ibrani 10:26, 27. Menurut Alkitab,
kebangkitan di surga akan terjadi selama masa kehadiran Kristus, yang dimulai
pada 1914. (1 Korintus 15:21-23) Kebangkitan di bumi akan terjadi selama
Pemerintahan Seribu Tahun Yesus Kristus, sewaktu bumi sudah menjadi
firdaus.—Lukas 23:43; Penyingkapan 20:6, 12, 13.4 7
Alkitab memuat catatan terperinci tentang sembilan peristiwa kebangkitan,
yang masing-masing memiliki banyak saksi mata. (1 Raja 17:17-24; 2 Raja 4:32-
37; 13:20, 21; Lukas 7:11-17; 8:40-56; Yohanes 11:38-44; Kisah 9:36-42; 20:7-
12; 1 Korintus 15:3-6) Kebangkitan Lazarus khususnya menarik karena Yesus
melakukan mukjizat ini waktu Lazarus sudah empat hari mati, dan disaksikan
sekumpulan besar orang. (Yohanes 11:39, 42) Bahkan, para penentang Yesus
tidak dapat menyangkalnya, sampai-sampai berkomplot untuk membunuh Yesus
dan Lazarus.—Yohanes 11:47, 53; 12:9-11.4 8
Alkitab menunjukkan bahwa Allah punya kemampuan sekaligus keinginan
untuk membuat orang mati hidup lagi. Kesanggupan Allah untuk mengingat tidak
ada batasnya. Ia mengingat semua perincian tentang tiap orang yang akan Ia
bangkitkan dengan kuasa-Nya yang luar biasa. (Ayub 37:23; Matius 10:30; Lukas
4 6Wawancara dengan penatua saksi‐saksi Yehuwa 4 7 Wawancara dengan penatua saksi‐saksi Yehuwa 4 8 Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 56.
55
20:37, 38) Allah sanggup membuat orang mati hidup lagi, dan Ia mau melakukan
itu! Sewaktu menggambarkan kebangkitan yang akan terjadi ini, Alkitab berkata
tentang Allah, ”Kepada karya tanganmu engkau akan rindu.”—Ayub 14:15.4 9
Alkitab mengajarkan bahwa kebangkitan jiwa adalah orang seutuhnya,
bukan suatu bagian dari orang itu yang tetap hidup setelah ia mati. (Kejadian 2:7;
Yehezkiel 18:4) Orang yang dibangkitkan tidak bersatu kembali dengan jiwanya;
ia diciptakan kembali sebagai jiwa yang hidup. Alkitab mengatakan bahwa
”mereka yang mempraktekkan perkara-perkara keji” akan mendapat ”kebangkitan
penghakiman”. (Yohanes 5:29) Namun, penghakiman itu didasarkan atas tindakan
seseorang setelah ia dibangkitkan, bukan sebelumnya. Yesus berkata, ”Orang mati
akan mendengar suara Putra Allah dan mereka yang memberikan perhatian akan
hidup.” (Yohanes 5:25) Jika seseorang ”memberikan perhatian”, atau menaati, apa
yang ia pelajari setelah dibangkitkan, namanya akan dicatat dalam ”gulungan
kehidupan”.—Penyingkapan 20:12, 13. dan Ketika seseorang mati, tubuhnya
kemungkinan besar sudah hancur.—Pengkhotbah 3:19, 20.5 0
4 9 Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 56. 5 0 Saksi‐Saksi Yehuwa, Apa Yang Sebenarnya alkitab Ajarkan? (Jakarta: Penerbit Saksi‐
Saksi Yehuwa Indonesia,2013), h. 57.
56
BAB IV
ANALISA KOMPARATIF KONSEP KERAJAAN SERIBU TAHUN SAKSI
SAKSI YEHUWA DENGAN KRISTEN KATOLIK DAN PROTESTAN
A. Kerajaan Seribu Tahun dalam Kristen
1. Kerajaan Seribu Tahun Menurut Katolik
Kerajaan seribu tahun merupakan istilah yang merujuk pada masa seribu
tahun pemerintahan Yesus Kristus di atas bumi kelak. Sebagian orang berusaha
menafsirkan seribu tahun ini sebagai alegori saja. Sebagian lainnya memahami
seribu tahun ini sebagai istilah untuk menyatakan “masa yang panjang.” Hal ini
menyebabkan beberapa pihak tidak pernah mengharapkan tergenapinya nubuat
mengenai pemerintahan Yesus secara fisik di atas bumi ini.
Alkitab menyatakan ketika Kristus datang untuk kedua kalinya, Dia akan
menyatakan diri-Nya sebagai Raja di Yerusalem, duduk di atas tahta Daud (Luk
1:32-33). Kovenan1 tanpa syarat menuntut kedatangan Kristus kembali secara
harfiah dan secara fisik untuk mendirikan kerajaan-Nya. Kovenan dengan
Abraham menjanjikan bangsa Israel tanah, keturunan, penguasa dan berkat rohani
(Kej 12:1-3). Kovenan Palestina menjanjikan bangsa Israel pemulihan ke tanah
perjanjian dan penguasaan terhadap tanah itu (Ula 30:1-10). Kovenan Daud
menjanjikan seorang raja, yang akan berasal dari keturunan Daud, yang akan
1 Kovenan adalah perjanjian umum atau perjanjian internasional. (sumber:wikipedia).
57
memerintah Israel untuk selama-lamanya— sehingga seluruh bangsa Israel tidak
lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh para musuhnya (2 Sam 7:10-12).2
Pada kedatangan-Nya untuk yang kedua kalinya, semua kovenan ini akan
digenapi saat bangsa Israel dikumpulkan kembali dari antara bangsa-bangsa (Mat
24:31), bertobat (Zak 12:10-14), dan dipulihkan kembali ke tanah perjanjian di
bawah pemerintahan Sang Mesias, Yesus Kristus. Kristen Protestan menyatakan
kalau situasi selama seribu tahun itu akan berlangsung sempurna, baik secara fisik
dan rohani. Zaman itu akan menjadi zaman damai (Mik 4:2-4; Yes 32:17-18);
sukacita (Yes 61:7, 10); penghiburan (Yes 40:1-2), di mana tidak ada kemiskinan
(Amos 9:13-15) ataupun sakit-penyakit (Yoel 2:28-29). Kristen Protestan juga
menyatakan kalau hanya orang-percaya yang akan memasuki Kerajaan seribu
tahun ini. Karena itu, masa ini akan menjadi masa yang penuh dengan keadilan
(Mat 25:37, Mzm 24:3-4); ketaatan (Yer 31:33); kesucian (Yes 35:8); kebenaran
(Yes 65:16) dan kepenuhan Roh Kudus (Yoel 2:28-29). Kristus akan memerintah
sebagai Raja (Yes 9:3-7; 11:1-10) dengan Daud sebagai wali (Yer 33:15, 17, 21;
Amos 9:11). Para pemimpin juga akan memerintah (Yes 32:1; Mat 19:28).
Yerusalem akan menjadi pusat “politik” dunia (Zak8:3).3
Menurut Kristen Protestan, Yesus Kristus adalah Raja kekal yang tanpa
sadar orang banyak menyambut-Nya, diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan (Mat 21). Begitu pula Pilatus yang memerintahkan penulisan gelar di atas
2Otto Henz Sj, Pengharapan Kristen: Kebebasan, Kerajaan Allah, Akhir Zaman,
Kematian, Kebangkitan, Neraka, Pemurnian, Keabadian, Penghakiman (Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 44.
3 Otto Henz Sj, Pengharapan Kristen: Kebebasan, Kerajaan Allah, Akhir Zaman, Kematian, Kebangkitan, Neraka, Pemurnian, Keabadian, Penghakiman, h. 45.
58
salib, Yesus Nazaret Raja orang Yahudi – sekalipun ini diprotes keras oleh para
imam (Yoh 19:19-22). Juga gelar Anak Daud yang menunjuk garis keturunan
Raja, yang menjadi penggenapan Perjanjian Lama (PL) (1 Taw 17:14). Kerajaan
dengan raja yang kekal selama-lamanya, tidak lagi ada periode berikut. Itulah
Yesus Kristus sang kekal, yang telah mati dan bangkit. Kecuali ada yang
mengganggap kematian dan kebangkitan Yesus Kristus belum final.4
Jika dalam kedatangan yang pertama Yesus datang untuk menyelamatkan
orang pilihan-Nya (Yoh 3:17), maka pada kedatangan yang kedua Yesus akan
datang sebagai hakim dunia (2 Tim 4:8). Dan kedatangan-Nya yang kedua tak
seorangpun yang mengetahuinya, bahkan malaikat sekalipun (Mar 13:32). Anak
Manusia, Yesus Kristus, Allah yang berinkarnasi, dan mengosongkan diri. Jadi
Alkitab sangat jelas, tegas, terpola dalam mengajarkan tentang Kristus dan
kedatangan Nya kembali.5
Jadi, apa sebenarnya yang dibicarakan Yohanes tentang kerajaan seribu
tahun (Wahyu 20). Menurut Kristen Protestan Ini jelas figuratif, menggambarkan
iblis yang memang sudah kalah diatas kayu salib. Sama seperti kunci dan rantai
besar di ayat 1, jelas figuratif. Kunci apa? Rantai besar apa? Yang bisa mengikat
iblis yang adalah roh, bukan materi. Kerajaan seribu tahun adalah penjelasan
ulang tentang kekalahan iblis di atas kayu salib. Iblis sudah kalah, bukan akan
kalah. Yesus sudah menang dan bukan akan menang. Dan iblis yang dilepaskan
4 Donald Guthrrie, Teologi Perjanjian Baru 3: Eksklesiologi, Eskatologi, Etika (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2009), h. 32. 5 Otto Henz Sj, Pengharapan Kristen: Kebebasan, Kerajaan Allah, Akhir Zaman,
Kematian, Kebangkitan, Neraka, Pemurnian, Keabadian, Penghakiman, h. 47
59
untuk sedikit waktu lamanya menunjuk kepada iblis yang masih berkarya
menyesatkan banyak orang, dalam masa antara kedatangan Yesus yang pertama
dan kedua. Itu sebab, 1 Petrus 5:8 berkata, “sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya”. Siapa yang dapat ditelannya, jelas orang
diluar Kristus, atau orang yang tidak berjaga-jaga dengan Firman Allah (band, Ef
6:10-20).6
Kapankah kerajaan seribu tahun itu? menurut Kristen Utama Sekarang,
sedang berjalan, dari kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus Kristus, hingga
kedatangannya yang kedua. Seribu tahun bukanlah harafiah. Dalam terminologi
Yahudi, angka yang muncul di kitab wahyu bisa dipahami seperti 6 (ingat 666)
angka manusia, 7 angka sempurna (7 kaki dian), 10 (genap, banyak, bulat), dan 12
(suku, atau murid). Nah, jelas sekali kerajaan seribu tahun berdasarkan data-data
yang ada di kitab wahyu, berarti sebuah kerajan yang genap, yang sudah digenapi
oleh Yesus Kristus diatas kayu salib. Kita sekarang hidup dijaman itu. Kita adalah
pemenang, bahkan lebih dari pemenang kata Paulus (Rom 8:37-39).7
Mungkin anda akan berkata, kalau menang kenapa kita masih bisa jatuh
dalam dosa? Tapi menurut Kristen Protestan Jawabannya sangat sederhana, dan
bahkan menyerang balik. Karena kita payah, kurang percaya, kurang berserah.
Bukan iblisnya yang kuat, karena dia sudah kalah, tapi kitalah yang payah, tidak
6http://reformata.com/news/view/6490/kebenaran-kerajaan-seribu-tahun. diakses pada tanggal 10 mei 2017.
7 Bigman Sirait, Kebenaran Kerajaan Seribu Tahun (Jakarta: Tabloid Reformata Edisi 150,2012), h. 28.
60
berjaga-jaga. Tepat seperti kata Paulus, apa yang bisa memisahkan kita dari
Kristus; penindasan, kesesakan, penganiayaan, ketelanjangan, bahaya, atau
pedang? Paulus berkata, tidak ada, karena kita lebih dari pemenang. Jika kita
kalah, itu hanya membuktikan betapa buruknya hubungan kita dengan Tuhan.
Paulus juga berkata; segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia (Fil 4:12-13).
Kita hidup dalam kemenangan, kita hidup di kerajaan yang digenapi Yesus
Kristus, kerajaan seribu Tahun.8
Menurut Kristen Protestan Sisa waktu yang ada hingga kedatangan kedua
adalah masa seleksi akhir. Iblis akan mengambil pengikutnya, tetapi orang
percaya yang sejati tak bisa direbutnya dari tangan Tuhan Yesus. Kecuali mereka
yang tampaknya seperti orang percaya, tapi sesungguhnya bukan. Ingat, banyak
yang dipanggil sedikit yang terpilih. Banyak yang ke gereja, sedikit yang masuk
surga. Hanya warga kerajaan Allah, warga kerajaan seribu tahun, yang akan
bersekutu dengan Anak Domba Allah, Raja Agung, dalam kekekalan. Alkitab
sangat jelas, namun banyak ceramah yang mengaburkannya. Semoga anda orang
yang bijak memilah dan tidak terjebak di dalamnya.9
2. Kerajaan Seribu Tahun Menurut Katolik
Pengharapan akan seribu tahun kejayaan Mesias di dunia sebelum
Penghakiman Terakhir, sering dikenal dengan konsep “Millennialism“. Menurut
Katolik, Pengertian ini berasal dari pengaruh Yudaism, yang mengartikan Mesias
8 http://reformata.com/news/view/6490/kebenaran-kerajaan-seribu-tahun. diakses pada tanggal 10 mei 2017.
9 Otto Henz Sj, Pengharapan Kristen: Kebebasan, Kerajaan Allah, Akhir Zaman, Kematian, Kebangkitan, Neraka, Pemurnian, Keabadian, Penghakiman, h. 47-48
61
sebagai pemimpin kerajaan Israel seperti Raja Daud dan Salomo. Beberapa Bapa
Gereja sebelum konsili Nicea condong menginterpretasilan secara literal seperti
ini tetapi kemudian, interpretasi ini digantikan dengan interpretasi allegorikal
yang mengartikan 1000 tahun ini sebagai simbol, sebagai ‘jangka waktu yang
cukup lama’, sebagaimana teks angka ‘1000’ yang lain dalam Alkitab merupakan
simbol dari jumlah yang banyak/ ribuan. Interpretasi ini diajarkan oleh St.
Agustinus: ia mengartikan bahwa 1000 tahun kejayaan ini dimana Iblis diikat dan
para kudus memimpin bersama Kristus ini sebagai Gereja Katolik yang masuk ke
dalam sejarah manusia untuk menebarkan nilai-nilai Injil.1 0
Jadi menurut Katolik sendiri, keseribu tahun kejayaan ini mengacu pada
era Christendom, yaitu Pengikatan Iblis selama 1000 tahun ini dikaitkan dengan
perumpamaan yang diajarkan oleh Kristus tentang orang kaya yang diikat (Mat
12:29, lihat City of God, book 20, chap. 8): …Bagaimanakah orang dapat
memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak
diikatnya dahulu orang yang kuat itu? Sesudah diikatnya, barulah dapat ia
merampok rumah itu.” Kristus telah mengikat Iblis dengan korban sengsara dan
salib-Nya. Namun demikian, Iblis terus berusaha mempengaruhi banyak bangsa,
sampai Gereja perlahan-lahan menyebar dan mempengaruhi bangsa-bangsa untuk
bertobat dan menerima nilai-nilai Injil, walaupun dalam perwujudannya tetap
terdapat pergumulan.
1 0 Otto Henz Sj, Pengharapan Kristen: Kebebasan, Kerajaan Allah, Akhir Zaman,
Kematian, Kebangkitan, Neraka, Pemurnian, Keabadian, Penghakiman, h. 51.
62
Maka bagi Kristen Katolik, ke 1000 tahun tersebut adalah untuk diartikan
sebagai simbol, yang mengacu pada arti jangka waktu yang lama. sedangkan
pelepasan ikatan Iblis itu dihubungkan dengan kejayaan singkat suatu apostasy
yang besar yang memuncak pada kejayaan Anti-Kristus.
Setelah St. Agustinus, paham millenialism pupus, namun ada
kecenderungan untuk timbul kembali dalam beberapa sekte sesat. Antara lain
yang dipimpin oleh Joakim dari Fiore (1135-1202, Calabria), yang menjabarkan
Trinitas dalam sejarah manusia, membaginya menjadi 3 bagian: Masa Allah Bapa
(Yudaism), Masa Allah Putera (pendirian Gereja dan strukturnya) dan Masa Allah
Roh Kudus (kejayaan Gereja karismatik). Ajaran ini dikecam oleh Gereja pada
abad ke-13.1 1
1 1 A. Munthe, Tema‐Tema Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), h. 57.
63
B. Analisa Perbandingan konsep Kerajaan Seribu Tahun antara Saksi-Saksi
Yehuwa dengan Kristen Utama
Sangat jelas sekali perbedaan pandangan antara Saksi-Saksi Yehuwa
dengan Kristen Utama tentang Kerajaan seribu Tahun. Saksi-Saksi Yehuwa
percaya bahwa kerajaan Seribu Tahun akan benar-benar terbentuk secara harfiah
di dunia ini sebelum masa penghakiman dan kebangkitan datang. Artinya adalah
pandangan yang dipakai oleh Saksi-Saksi Yehuwa ini bersifat Premillennialisme
,bahwa Kristus akan datang dan mendirikan Kerajaan yang penuh damai dan
kebenaran di bumi selama seribu tahun secara literal (Why. 20:1-7).1 2
Sedangkan Kristen Utama, baik Katolik maupun Protestan, berdasarkan
penjelasan pada poin pertama di atas, jelas bahwa mereka mereka mempercayai
pandangan yang bersifat Amillennialisme, bahwa tidak akan ada Kerajaan Allah
yang bersifat politikal, atau dengan kata lain mereka memandang Kerajaan
seribu tahun secara literal dibumi karena diartikan simbolis. Walaupun
mereka percaya tentang kedatangan Kristus yang kedua kali, namun mereka
menolak pandangan pemerintahan Kristus di bumi selama 1000 tahun secara
literal.1 3 Tokoh-tokoh yang mempertahankan pandangan ini diantaranya
ialah: Louis Berkhof, Anthony A. Hoekema, William Hendrickson, James A.
Hughes, dan B. B. Warfield.
1 2 Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume Tiga (Malang: Gandum Mas, 2004), h.
114. 1 3 Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme (Tangerang:
STTI PHILADELPHIA, 2004), h. 64.
64
Menurut Kristen Utama, di dalam kitab wahyu yang menyebutkan
tentang kerajaan seribu tahun, ada lebih dari 300 simbol, antara lain simbol
binatang seperti singa, naga, kuda, anak domba, tanduk, bintang, kala, cawan,
nama kota, laut, sungai, gelombang, api, awan, matahari, mata, rambut, kaki,
pedang, tumbuh-tumbuhan, warna, bilangan, dll.
Dengan melihat begitu banyaknya simbol di dalam kitab Wahyu,
menurut Kristen Utama dapat mempertanyakan apa yang di maksud dengan
bilangan seribu. Apakah seribu itu dapat dianggap satu bilangan matematis atau
hanya simbol belaka, pasti ada maksud tersembunyi di dalamnya. Sama seperti
ucapan yesus dengan angka 70 x 7 kali tidak berarti hanya 490 kali seseorang
mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Melainkan sejumlah angka itu
mau menunjukkan bahwa mengampuni harus secara terus-menerus dengan
tidak terbatas. (Matius 18: 21-35).1 4
Saksi-Saksi Yehuwa juga menerangkan secara lebih spesifik tentang akan
datangnya kerajaan dan kedatangan kedua Yesus Kristus. Saksi-Saksi Yehuwa
percaya bahwa pada tahun 1914 Yesus Kristus mulai diangkat menjadi raja di
surga karena pada saat itu Dia telah mengalahkan setan dan setan kemudian
dicampakkan ke bumi. Hal ini menjadi sangat menarik dan unik karena Saksi-
Saksi Yehuwa berpandangan bahwa sebelum 1914 setan masih di surga dan
belum di buang ke bumi, sangat berbeda dengan kepercayaan secara umum baik
Kristen maupun Islam yang percaya bahwa Setan langsung di campakkan ke bumi
bersama manusia setelah terjadinya kasus pohon Terlarang. Akan tetapi pada
1 4 A. Munthe, Tema‐Tema Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), h. 46
65
tahun itu walaupun Yesus sudah di angkat menjadi raja, kerajaan belumlah
terbentuk, Yesus baru akan memerintah kerajaan seribu tahun setelah kedatangan
keduanya berperang melawan setan di bumi dan kemudian setan kalah, sehingga
tidak akan ada kejahatan lagi, dan semuanya menjadi berkat.1 5
Sedangkan menurut Kristen Utama, tidak diketahui secara pasti kapan
akan datangnya kerajaan, tapi akan segera atau sudah dekat sebagaimana
diucapkan Yesus dalam Mat 4:17, Bahkan dalam Mar 9:1 Jesus menyatakan ada
pengikutnya yang melihat terwujudnya kerajaan Allah, sebelum mati:
sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum
mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa." (Mar 9:1)
Menurut Kristen Utama, Yesus mengatakan kepada para murid saat
perjamuan terakhir, makan malam saat perayaan Passover (Perayaan Musa
menerima Sepuluh Perintah Allah), berupa PETUNJUK atau indikator waktu
kedatangan kerajaan Allah, Saat makan bersama, Jesus mengajarkan bahkan
memperagakan mengangkat cawan dan meminum anggur, kerajaan Allah datang
saat Jesus minum (lagi) hasil pokok anggur: mulai dari sekarang ini Aku tidak
akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang (Luk
22:18). Dari sini bisa disimpulkan bahwa Kristen Utama mempercayai bahwa
kerajaan akan datang ketika Yesus Kristus datang kedua kalinya ke dunia.1 6
Selanjutnya, Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan Yesus akan memerintah
Kerajaan Seribu Tahun didampingi 144 ribu orang-orang pilihan yang nantinya
juga mewarisi sorga. Ke 144 ribu dipilih dengan cara Roh Allah memberikan
1 5Wawancara dengan penatua Saksi‐Saksi Yehuwa pak Jhonny. Tanggal 3 mei 2017. 1 6 http://www.sabdaspace.org/kerajaan_allah_kapan_datangnya_menurut_jesus.
diakses pada tanggal.
66
kesaksian tentang mereka ini bahwa mereka termasuk ke dalam kelompok
istimewa. Pada kedatangan Kristus kedua kali itu mereka akan dibangkitkan ke
dalam tubuh rohani (tanpa daging, tulang dan darah) , dan akan membantu kristus
memerintah alam semesta.1 7 Puluhan tahun sebelum 1914, orang Kristen sejati
memahami bahwa 144.000 pengikut Kristus yang setia akan memerintah bersama
Kristus di surga. SSY mengerti bahwa itu adalah jumlah harfiah dan bahwa
jumlah itu mulai dikumpulkan pada abad pertama M.
Sedangkan Kristen Utama tidak pernah menyebutkan siapa yang akan
menjadi menteri-menteri dalam kepemimpinan-Nya di kerajaan seribu tahun
karena memang tidak dijelaskan secara terperinci dalam alkitab dan sumber lain,
dan lagi-lagi kalaupun disebutkan itu hanya penggambaran simbolis saja. Yang
pasti adalah bahwa orang yang akan turut andil dalam pemerintahan Yesus
Kristus ini adalah pengikut-Nya yang setia dan loyal kepadanya termasuk ke 12
Rasul-Nya.1 8
1 7 Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 336. 1 8 Wawancara dengan penatua Saksi‐Saksi Yehuwa pak Jhonny. Tanggal 3 mei 2017.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sangat jelas sekali perbedaan pandangan antara Saksi-Saksi Yehuwa
dengan Kristen Mainstream tentang Kerajaan seribu Tahun. Saksi-Saksi Yehuwa
percaya bahwa kerajaan Seribu Tahun akan benar-benar terbentuk secara harfiah
di dunia ini sebelum masa penghakiman dan kebangkitan datang. Artinya adalah
pandangan yang dipakai oleh Saksi-Saksi Yehuwa ini bersifat Premillennialisme
,bahwa Kristus akan datang dan mendirikan Kerajaan yang penuh damai dan
kebenaran di bumi selama seribu tahun secara literal (Why. 20:1-7).
Sedangkan Kristen mainstream, baik katolik maupun protestan,
berdasarkan penjelasan pada poin pertama di atas, jelas bahwa merek mereka
mempercayai pandangan yang bersifat Amillennialisme, bahwa tidak akan ada
Kerajaan Allah yang bersifat politikal, atau dengan kata lain mereka
memandang Kerajaan seribu tahun secara literal dibumi karena diartikan
simbolis. Walaupun mereka percaya tentang kedatangan Kristus yang kedua
kali, namun mereka menolak pandangan pemerintahan Kristus di bumi
selama 1000 tahun secara literal. Tokoh-tokoh yang mempertahankan
pandangan ini diantaranya ialah: Louis Berkhof, Anthony A. Hoekema,
William Hendrickson, James A. Hughes, dan B. B. Warfield.
Menurut Kristen mainstream, di dalam kitab wahyu yang menyebutkan
tentang kerajaan seribu tahun, ada lebih dari 300 simbol, antara lain simbol
binatang seperti singa, naga, kuda, anak domba, tanduk, bintang, kala, cawan,
68
nama kota, laut, sungai, gelombang, api, awan, matahari, mata, rambut, kaki,
pedang, tumbuh-tumbuhan, warna, bilangan, dll.
Premilenialisme Saksi-Saksi Yehuwa ini menjadi sangat literal karena
menyebutkan secara lebih spesifik tentang akan datangnya kerajaan Allah dan
kedatangan kedua Yesus Kristus. SSY percaya bahwa pada tahun 1914 Yesus
Kristus mulai diangkat menjadi raja di surga karena pada saat itu Dia telah
mengalahkan setan dan setan kemudian dicampakkan ke bumi. Hal ini menjadi
sangat menarik dan unik karena SSY berpandangan bahwa sebelum 1914 setan
masih di surga dan belum di buang ke bumi, sangat berbeda dengan kepercayaan
secara umum baik Kristen maupun Islam yang percaya bahwa Setan langsung di
campakkan ke bumi bersama manusia setelah terjadinya kasus pohon Terlarang.
Akan tetapi pada tahun itu walaupun Yesus sudah di angkat menjadi raja,
kerajaan belumlah terbentuk, Yesus baru akan memerintah kerajaan seribu tahun
setelah kedatangan keduanya berperang melawan setan di bumi dan kemudian
setan kalah, sehingga tidak akan ada kejahatan lagi, dan semuanya menjadi
berkat.
B. Saran-Saran
Pertama, karya ini merupakan karya yang terbuka atas kritik dan saran
yang mungkin bisa menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya. Para insan
akademisi Perbandingan Agama harus mengkaji lebih jauh tentang Saksi Saksi
Yehuwa karna Saksi-Saksi Yehuwa adalah salah satu bagian dari keilmuan
Kekristenan.
69
Kedua, dalam proses penyelesaian karya ini, penulis mendapatkan
kesulitan terutama referensi buku-buku Saksi-Saksi Yehuwa yang satupun tidak
ditemukan baik di perpustakaan umum maupun di perpustakaan fakultas. Maka
saran penulis, perpustakaan khususnya perpustakaan fakultas harus lebih lengkap
menyediakan referensi-referensi tentang Saksi-Saksi Yehuwa.
70
DAFTAR PUSTAKA
A. Munthe, Tema-Tema Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000).
Arifuddin Ismail, Kontradiksi Kehadiran Saksi-Saksi Yehuwa Sebagai
Denominasi Kristen di Yogyakarta (Jurnal “Analisa” Volume 19 Nomor
01 Juli - Desember 2012).
Berkhof, H. Sejarah Gereja. Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2012.
Bigman Sirait, Kebenaran Kerajaan Seribu Tahun (Jakarta: Tabloid Reformata
Edisi 150,2012).
Donald Guthrrie, Teologi Perjanjian Baru 3: Eksklesiologi, Eskatologi, Etika
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009).
Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme
(Tangerang: STTI PHILADELPHIA, 2004).
http://www.sabdaspace.org/kerajaan_allah_kapan_datangnya_menurut_jesus.
diakses pada tanggal 17 Mei 2017.
http://reformata.com/news/view/6490/kebenaran-kerajaan-seribu-tahun. diakses
pada tanggal 10 mei 2017.
http://www.sarapanpagi.org/beberapa-pandangan-utama-tentang-kerajaan-seribu-
tahun-vt1517.html diakses pada tanggal 15 mei 2017.
H.L. Willmington, Eskatologi: Studi alkitabiah yang dibutuhkan tentangAkhir
Zaman (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 2000), h. 286.
https://id.wikipedia.org/wiki/Saksi-Saksi_Yehuwa. diakses pada tanggal 1 april
2017.
71
http://g-mez.stietrianandra.web.id/ind/2475-2370/Saksi-Saksi-
Yehuwa_31169_trianandra_g-mez-stietrianandra.html. Diakses pada
tanggal 15 mei 2017.
https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/pertanyaan/perang-armagedon/ diakses pada
tanggal 19 april 2016.
https://www.jw.org/id/ajaran-alkitab/pertanyaan/perang-armagedon/ diakses pada
tanggal 19 april 2016.
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/siapa-diselamatkan/.
Diakses pada tanggal 15 mei 2017.
http://jakarta-city-care.synthasite.com/resources/4_Millenium.pdf diakses pada
tanggal 6 maret 2017.
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja (Jakarta:
Gunung Mulia, 2012).
J. Ericson, Millard. Pandangan Kontemporer dalam Eskhatologi, Sebuah Srudi
tentang Milenium. Malang: SeminaryAlkitab Asia Tenggara, 2000.
Louis Berkhof, Teologi Sistematika Volume 6: Doktrin Akhir Jaman (Jakarta:
Lembaga Reformed Injili Indonesia,1997).
Millard J. Erickson, Teologi Kristen Volume Tiga (Malang: Gandum Mas, 2004).
Peter Wongso, Otto Henz Sj, Pengharapan Kristen: Kebebasan, Kerajaan Allah,
Akhir Zaman, Kematian, Kebangkitan, Neraka, Pemurnian, Keabadian,
Penghakiman (Yogyakarta: Kanisius, 2009).
72
Ten Napel, Henk. Kamus Teologi Inggris-Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1996.
Verkuyil, J. Gereja dan Bidat. Penerj. G. M. A. Nainggolan. Jakarta: Badan
Penerbit Kristen, 1966.
Yehuwa, Saksi-Saksi. Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2015 (Jakarta: Penerbit
Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2015).
Yehuwa, Saksi-Saksi. Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2016 (Jakarta: Penerbit
Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2016). S. Aritonang, Jan. Berbagai
Aliran di dalam dan di sekitar Gereja. Jakarta, Gunung Mulia, 2012.
Yehuwa, Saksi-Saksi. Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa. Jakarta: Penerbit Saksi-
Saksi Yehuwa Indonesi, 2017.
Yehuwa, Saksi-Saksi. Kembalilah kepada Yehuwa. Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi
Yehuwa Indonesia, 2004.
Yehuwa, Saksi-Saksi. Kerajaan Allah Memerintah. Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi
Yehuwa Indonesia, 2014.
Yehuwa, Saksi-Saksi. Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan
Allah. Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2012.
Yehuwa, Saksi-Saksi. Marilah Jadi Pengikutku. Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi
Yehuwa Indonesia, 2007.
Yehuwa, Saksi- Saksi. Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?
(Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1989).
Yehuwa,Saksi-Saksi. Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi,
( Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1991).
73
Yehuwa, Saksi-Saksi. Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? (Jakarta: Saksi-
Saksi Yehuwa Indonesia 2006).
Yehuwa, Saksi-Saksi. Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi,
( Pennsylvania: Watch Tower Bible And Tract Society 1991).
Yehuwa, Saksi-Saksi. Kerajaan Allah Memerintah (Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi
Yehuwa Indonesia, 2014)
Yehuwa, Saksi-Saksi. Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan
Allah (Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, 2012.), h. 50
Yehuwa, Saksi-Saksi. Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa
(Jakarta: Penerbit Saksi-Saksi Indonesia, 2012), h. 16.
top related