kementerian keuangan republik indonesia direktorat ... · 1. penyelesaian pengajuan keberatan...
Post on 06-Nov-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak seluruh Indonesia
SURAT EDARAN NOMOR SE- 0 3 /PJ/2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-05/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PENGAJUAN KEBERATAN, PERMOHONAN PELAYANAN LAINNYA, BANDING, GUGATAN, DAN PENINJAUAN KEMBALI
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SETELAH PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SEBAGAI PAJAK DAERAH
A. Umum
Dalam rangka memberikan penjelasan dan penegasan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyelesaian Pengajuan Keberatan, Permohonan Pelayanan Lainnya, Banding, Gugatan, dan Peninjauan Kembali Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Setelah Pengalihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Sebagai Pajak Daerah, perlu diberikan petunjuk pelaksanaan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak dimaksud.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman penyelesaian permohonan dan tindak lanjut atas Keberatan BPHTB, Pengurangan BPHTB, Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB, Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB, Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB, Pembetulan BPHTB, Putusan Pengadilan Pajak atas Banding BPHTB, Putusan Pengadilan Pajak atas Gugatan BPHTB, dan/atau Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali setelah pengalihan BPHTB sebagai pajak daerah.
2. Tujuan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan penegasan mengenai hal-hal yang dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013 masih bersifat umum, serta memberikan petunjuk mengenai penyelesaian permohonan dan tindak lanjut atas Keberatan BPHTB, Pengurangan BPHTB, Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB, Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB, Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB, Pembetulan BPHTB, Putusan Pengadilan Pajak atas Banding BPHTB, Putusan Pengadilan Pajak atas Gugatan BPHTB, dan/atau Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali setelah pengalihan BPHTB sebagai pajak daerah.
C. Ruang Lingkup
Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini diberikan beberapa petunjuk mengenai:
1. Pelaksanaan penyelesaian pengajuan keberatan BPHTB dan permohonan pelayanan BPHTB lainnya yang pengajuannya diterima sampai dengan tanggal 31 Desember 2010.
2. Pelaksanaan tindak lanjut atas hasil keputusan keberatan BPHTB dan keputusan permohonan pelayanan BPHTB lainnya yang pengajuannya diterima sampai dengan tanggal 31 Desember 2010.
3. Pelaksanaan tindak lanjut putusan Pengadilan Pajak atas Banding BPHTB yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 belum diputus oleh Pengadilan Pajak.
4. Pelaksanaan tindak lanjut putusan Pengadilan Pajak atas Gugatan BPHTB yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 belum diputus oleh Pengadilan Pajak.
5. Pelaksanaan tindak lanjut atas putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB.
6. Penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB.
D. Dasar KP.:PJ.02/PJ.0201
-2-
D. Dasar
1. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 186/PMK.07/2010 dan Nomor 53 Tahun 2010 tentang Tahapan Pengalihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 127/PMK.07/2012 dan Nomor 53 Tahun 2012.
2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 27/PMK.05/2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Perhitungan Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Melalui Pemotongan Dana Bagi Hasil.
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyelesaian Pengajuan Keberatan, Permohonan Pelayanan Lainnya, Banding, Gugatan, dan Peninjauan Kembali Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Setelah Pengalihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai Pajak Daerah.
E. Penjelasan dan Penegasan
1. Penyelesaian pengajuan keberatan BPHTB: a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak menyelesaikan pengajuan keberatan BPHTB
sampai dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan BPHTB, dan menyampaikan salinan Surat Keputusan Keberatan BPHTB ke KPP Pratama paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak tanggal surat keputusan;
b. Dalam hal keputusan keberatan BPHTB mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi salinan Surat Keputusan Keberatan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
c. Dalam hal keputusan keberatan BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan salinan Surat Keputusan Keberatan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
d. Penyampaian keputusan keberatan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak salinan Surat Keputusan Keberatan BPHTB diterima oleh KPP Pratama.
2. Penyelesaian permohonan pengurangan BPHTB: a. Direktorat Keberatan dan Banding, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, atau KPP
Pratama menyelesaikan permohonan pengurangan BPHTB sampai dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengurangan BPHTB;
b. Direktorat Keberatan dan Banding dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak mengirimkan salinan Surat Keputusan Pengurangan BPHTB sebagaimana dimaksud dalam huruf a ke KPP Pratama paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak tanggal surat keputusan;
c. Dalam hal keputusan pengurangan BPHTB mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi salinan Surat Keputusan Pengurangan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
d. Dalam hal keputusan pengurangan BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan salinan Surat Keputusan Pengurangan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
e. Penyampaian Keputusan Pengurangan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak salinan Surat Keputusan Pengurangan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf b diterima oleh KPP Pratama;
f. Penyampaian keputusan pengurangan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Surat Keputusan Pengurangan BPHTB diterbitkan oleh KPP Pratama.
3. Penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi BPHTB: a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak menyelesaikan permohonan pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi BPHTB sampai dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB, dan mengirimkan salinan Surat Keputusan Keberatan BPHTB ke KPP Pratama paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak tanggal surat keputusan;
b. Dalam
KP.:PJ.02/PJ.0201
-3-
b. Dalam hal Keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi BPHTB mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
c. Dalam hal Keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
d. Penyampaian keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a diterima oleh KPP Pratama.
4. Penyelesaian permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Ketetapan BPHTB: a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak menyelesaikan permohonan pengurangan atau
pembatalan Surat Ketetapan BPHTB sampai dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB, dan mengirimkan salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB ke KPP Pratama paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak tanggal surat keputusan;
b. Dalam hal keputusan pengurangan atau pembatalan Surat Ketetapan BPHTB mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
c. Dalam hal keputusan pengurangan atau pembatalan Surat Ketetapan BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
d. Penyampaian keputusan pengurangan atau pembatalan Surat Ketetapan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan surat ketetapan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a diterima oleh KPP Pratama.
5. Penyelesaian permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan BPHTB: a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak menyelesaikan permohonan pengurangan atau
pembatalan Surat Tagihan BPHTB sampai dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB dan mengirimkan salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB kepada KPP Pratama paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak tanggal surat keputusan;
b. Dalam hal keputusan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan BPHTB mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
c. Dalam hal keputusan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
d. Penyampaian keputusan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak salinan Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a diterima oleh KPP Pratama.
6. Penyelesaian permohonan pembetulan BPHTB: a. Direktorat Keberatan dan Banding, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, atau KPP
Pratama menyelesaikan permohonan pembetulan BPHTB sampai dengan menerbitkan surat keputusan pembetulan BPHTB;
b. Direktorat Keberatan dan Banding atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak mengirimkan salinan Surat Keputusan Pembetulan BPHTB sebagaimana dimaksud dalam huruf a ke KPP Pratama paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak tanggal surat keputusan;
KP.:PJ.02/PJ.0201 c. Dalam
-4-
c. Dalam hal Keputusan Pembetulan BPHTB mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi salinan Surat Keputusan Pembetulan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
d. Dalam hal Keputusan Pembetulan BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan salinan Surat Keputusan Pembetulan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
e. Penyampaian Keputusan Pembetulan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak salinan Surat Keputusan Pembetulan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf b diterima oleh KPP Pratama;
f. Penyampaian Keputusan Pembetulan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Surat Keputusan Pembetulan BPHTB diterbitkan oleh KPP Pratama.
7. Pelaksanaan tindak lanjut putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB:
a. Dalam hal putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
b. Dalam hal putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
c. Penyampaian Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b: 1) dalam hal Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB diterima
setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013, dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB diterima oleh KPP Pratama;
2) dalam hal Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB diterima sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013, dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013 berlaku.
8. Pelaksanaan tindak lanjut putusan Pengadilan Pajak atas gugatan BPHTB: a. Dalam hal putusan Pengadilan Pajak atas gugatan BPHTB mengakibatkan pengembalian
kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas gugatan BPHTB ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
b. Dalam hal putusan Pengadilan Pajak atas gugatan BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas gugatan BPHTB ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
c. Penyampaian Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas gugatan BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b:
1) dalam hal Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas gugatan BPHTB diterima setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013, dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas banding BPHTB diterima oleh KPP Pratama;
2) dalam hal Salinan Resmi Putusan Pengadilan Pajak atas gugatan BPHTB diterima sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013, dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013 berlaku.
9. Pelaksanaan tindak lanjut putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB: a. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan surat pemberitahuan dari Pengadilan
Pajak mengambil Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali dan menyampaikan ke KPP Pratama paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak pengambilan Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali;
b. Dalam...
KP.:PJ.02/PJ.0201
-5-
b. Dalam hal putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan fotokopi Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
c. Dalam hal putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB tidak mengakibatkan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama menyampaikan Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB ke Pemerintah Daerah dengan menggunakan Berita Acara Serah Terima;
d. Penyampaian Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c: 1) dalam hal Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB
diterima setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013, dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB diterima oleh KPP Pratama;
2) dalam hal Salinan Resmi Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB diterima sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013, dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013 berlaku.
10. Penyampaian Berita Acara Serah Terima: a. Berita Acara Serah Terima dibuat dengan bentuk sebagaimana ditetapkan dalam lampiran
I (satu) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini; b. Kepala KPP Pratama menandatangani Berita Acara Serah Terima dan menyampaikan ke
Pemerintah Daerah untuk ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. 11. Penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB:
a. Dalam rangka pelaksanaan pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB, KPP Pratama meminta kepada Wajib Pajak untuk menyampaikan secara tertulis nomor rekening atas nama Wajib Pajak yang akan digunakan untuk transfer kelebihan pembayaran BPHTB;
b. KPP Pratama menerbitkan dan menandatangani Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran BPHTB (SKPKPB) dengan bentuk sebagaimana diatur dalam lampiran I (satu) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.05/2013 sebanyak 3 (tiga) rangkap.
c. SKPKPB disampaikan kepada Wajib Pajak dan Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan, serta untuk arsip KPP Pratama dan dibuat berdasarkan SKBLB atau surat keputusan lainnya yang menyebabkan timbulnya kelebihan pembayaran BPHTB;
d. Kelebihan pembayaran BPHTB diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang pajak (PPh, PPN, PPnBM, dan PBB) di KPP Domisili dan/atau KPP Lokasi setelah dilakukan konfirmasi utang pajak: 1) Dalam hal tidak terdapat utang pajak, seluruh kelebihan pembayaran BPHTB
dikembalikan kepada Wajib Pajak; 2) Dalam hal terdapat utang pajak, Kepala KPP Pratama:
a) membuat SSP dan/atau SSP PBB; b) menghubungi KPPN mitra kerjanya untuk meminta nomor rekening Bank/Pos
Persepsi yang digunakan untuk menerima pembayaran utang pajak (PPh, PPN, PPnBM) maupun nomor rekening Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB yang digunakan untuk menerima pembayaran utang pajak PBB;
c) menyampaikan informasi adanya transfer penerimaan Negara dan menyampaikan surat setoran berupa SSP ke Bank Pos Persepsi tujuan dan/atau SSP PBB ke Bank/Pos Persepsi tujuan yang merangkap Bank Operasional (BO) III PBB.
e. Tata cara kompensasi utang pajak melalui transfer pembayaran atas pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB yang diperhitungkan dengan utang PBB, PPh, PPN, atau PPnBM, adalah sebagai berikut: 1) KPP Pratama memperhitungkan kelebihan pembayaran BPHTB ke utang pajak (PBB,
PPh, PPN, atau PPnBM). 2) Dalam hal utang PBB yang diperhitungkan diadministrasikan pada KPP lain, Kepala
KPP Pratama berkoordinasi dengan KPP Pratama yang mengadministrasikan utang pajak PBB agar membuat SSP PBB dan menyampaikan ke Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB di Kabupaten/Kota sesuai letak objek PBB.
3) KPP Pratama yang menerbitkan SKPKPB:
a) membuat surat setoran berupa SSP dalam hal terdapat utang pajak PPh, PPN, atau PPnBM;
b) menyampaikan
KP.:PJ.02/PJ.0201
-6-
b) menyampaikan SSP yang telah diisi dan ditandatangani oleh Kepala KPP Pratama ke Bank/Pos Persepsi.
4) KPP Pratama yang mengadministrasikan utang pajak PBB: a) membuat surat setoran berupa SSP PBB (untuk sektor Pedesaan dan sektor
Perkotaan yang belum dialihkan ke Pemerintah Daerah, sektor Perkebunan, sektor Perhutanan, dan sektor Pertambangan);
b) menyampaikan SSP PBB yang telah diisi dan ditandatangani oleh Kepala KPP Pratama ke Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB di wilayahnya.
f. Untuk pelaksanaan kompensasi utang pajak melalui transfer pembayaran, KPP Pratama yang menerbitkan SKPKPB dan KPP yang mengadministrasikan utang pajak bertanggungjawab dalam hal-hal sebagai berikut:
KPP Pratama yang menerbitkan SKPKPB KPP Pratama yang mengadministrasikan Utang Pajak PBB selain KPP Pratama
penerbit SKPKPB
1) mengirim konfirmasi utang pajak ke KPP 1) dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) lain melalui faksimili dan pos, dan memas- tikan faksimili tersebut diterima oleh KPP
hari kerja sejak diterimanya faksimili, KPP menjawab konfirmasi utang pajak
yang mengadministrasikan utang pajak; melalui faksimili dan pos, dan mennas- tikan faksimili tersebut diterima oleh KPP penerbit SKPKPB;
2) menerima jawaban konfirmasi utang pajak; 3) memperhitungkan kelebihan pembayaran
BPHTB ke utang pajak;
4) membuat SKPKPB dan mengirim kopinya 2) menerima pemberitahuan melalui beserta surat pengantar via faksimili dan faksimili berupa surat pengantar beserta pos ke KPP yang mengadministrasikan SKPKPB. Dalam hal terdapat kompen- utang pajak sebagai pemberitahuan ada- nya utang pajak yang dikompensasikan;
sasi utang pajak PBB di wilayahnya, segera membuat dan menyampaikan
5) membuat SSP untuk utang pajak PPh, PPN dan/atau PPnBM, dan/atau SSP PBB
SSP PBB yang sudah diisi atas nama Wajib Pajak dan ditandatangani Kepala
untuk utang pajak PBB yang diadministra- KPP Pratama disertai surat pengantar sikan di KPP penerbit SKPKPB; ke Bank/ Pos Persepsi yang merangkap
6) membuat dan menyampaikan SSP yang BO Ill PBB di Kabupaten/Kota letak sudah diisi atas nama Wajib Pajak dan ditandatangani Kepala KPP disertai surat pengantar ke Bank/Pos Persepsi;
objek PBB;
7) membuat dan menyampaikan SSP PBB yang sudah diisi atas nama Wajib Pajak dan ditandatangani Kepala KPP disertai surat pengantar ke Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB di Kabupaten/Kota letak objek PBB;
Kepala KPP Pratama menyampaikan SKPKPB yang dilengkapi dengan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB ke Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan;
h. Penyampaian SKPKPB yang dilengkapi dengan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB sebagaimana dimaksud huruf g dilakukan dalam hari yang sama dengan penyampaian surat setoran sebagaimana dimaksud pada huruf e angka 3) poin b dan angka 4) poin b;
i. Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan meneliti: 1) keabsahan SKPKPB yang diterima dari KPP Pratama sebagaimana dimaksud pada
huruf f dengan memastikan bahwa SKPKPB bukan fotokopi, sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, dan dicap resmi; dan
2) kesesuaian data pada SKPKPB dengan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB.
Dalam hal penelitian sebagaimana dimaksud pada huruf i telah memenuhi syarat, Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan membuat rekapitulasi SKPKPB sebanyak 3 (tiga) rangkap;
k. Direktur KP.:PJ.02/PJ.0201
-7-
k. Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan mengajukan permintaan pengembalian penerimaan negara akibat kelebihan pembayaran BPHTB dengan menyampaikan rekapitulasi SKPKPB sebagaimana dimaksud pada huruf j sebanyak 2 (dua) rangkap dan SKPKPB yang sudah diteliti keabsahannya ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
I. Pengajuan permintaan pengembalian penerimaan negara akibat kelebihan pembayaran BPHTB sebagaimana dimaksud pada huruf k dibuat berdasarkan SKPKPB dan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB yang disampaikan oleh KPP Pratama sebagaimana dimaksud pada huruf g;
m. Dalam hal pengajuan permintaan pengembalian penerimaan Negara akibat kelebihan pembayaran BPHTB memenuhi persyaratan dan selesai diproses, Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan menerima fotokopi SP2D dan SPM dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
n. Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan menyampaikan pemberitahuan ke KPP Pratama penerbit SKPKPB dilampiri dengan fotokopi SP2D dan SPM;
o. KPP Pratama penerbit SKPKPB menerima fotokopi SP2D dan SPM sebagaimana dimaksud pada huruf n dan menindaklanjuti hal-hal sebagai berikut:
KPP Pratama yang menerbitkan SKPKPB KPP Pratama yang mengadministrasikan
Utang Pajak PBB selain KPP Pratama penerbit SKPKPB
1) mengirim fotokopi SP2D dan SPM ke KPP Pratama yang mengadministrasikan utang pajak, dalam hal terdapat utang pajak PBB yang diadministrasikan pada KPP lain;
2) mengkonfirmasi ke Bank/Pos Persepsi tujuan transfer pembayaran, apakah atas transfer pembayaran sudah diterbitkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan Nomor Transaksi Bank (NTB)/Nomor Transaksi Pos (NTP), dan SSP dan/atau SSP PBB sudah divalidasi (konfirmasi dapat dilakukan melalui telepon);
1) mengkonfirmasi ke Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB di Kabupaten/Kota letak objek PBB apakah atas transfer pembayaran sudah diterbitkan NTPN dan NTB/ NTP dan SSP PBB sudah divalidasi (konfirmasi dapat dilakukan melalui telepon);
3) mengambil SSP dan/atau SSP PBB sebagaimana dimaksud pada angka 2) yang telah ditera NTPN dan NTB/NTP serta Bukti Penerimaan Negara (BPN) di Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank/ Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB;
4) mengirimkan lembar ketiga SSP atas pelunasan utang pajak melalui transfer pembayaran yang diadministrasikan di KPP lain.
2) mengambil SSP PBB sebagaimana dimaksud pada angka 1) yang telah ditera NTPN dan NTB/NTP di Bank/ Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB dan mengirimkan lembar kesatu SSP PBB dan BPN ke KPP Pratama penerbit SKPKPB;
5) menerima SSP PBB lembar kesatu dari KPP Pratama lain yang mengadministrasikan utang pajak PBB dan BPN yang telah ditera NTPN dan NTB/NTP;
6) mengirimkan lembar kesatu SSP PBB dan BPN sebagaimana dimaksud pada angka 3) dan 5), dan/atau lembar kesatu SSP dan BPN sebagaimana dimaksud pada angka 3) kepada Wajib Pajak.
p. Dalam
KP.:PJ.02/PJ.0201
-8-
p. Dalam hal pengajuan permintaan pengembalian penerimaan negara akibat kelebihan pembayaran BPHTB tidak memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pajak c.q. Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan menerima Dokumen Pengajuan Permintaan Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB beserta pendukungnya secara tertulis dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan melengkapi kekurangan persyaratan dan dalam hal diperlukan dapat berkoordinasi dengan KPP Pratama serta menyampaikan pengajuan permintaan pengembalian penerimaan negara akibat kelebihan pembayaran BPHTB kembali ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
F. Bentuk formulir
Bentuk formulir Berita Acara Serah Terima ke Pemerintah Daerah adalah sebagaimana pada Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
G. Prosedur Penyelesaian
1. Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran BPHTB setelah Pengalihan BPHTB sebagai Pajak Daerah di KPP Pratama (sampai dengan Pengiriman SKPKPB dan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB Ke Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan) adalah sebagaimana pada Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
2. Prosedur Pengajuan Permintaan Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB di Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan adalah sebagaimana pada Lampiran III Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
3. Prosedur Tindak Lanjut atas Dokumen Fotokopi SP2D dan SPM yang diterima dari Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan di KPP Pratama adalah sebagaimana pada Lampiran IV Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
4. Prosedur Pengiriman Dokumen SSP dan/atau SSP PBB dan BPN ke Wajib Pajak di KPP Pratama adalah sebagaimana pada Lampiran V Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
5. Prosedur Serah Terima Dokumen Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Permohonan Pelayanan Lainnya, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan Putusan Peninjauan Kembali ke Pemerintah Daerah di KPP Pratama adalah sebagaimana pada Lampiran VI Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Maret 2013
DIREKTUR JENDERAL,
(czd/#7' _
A. FUAD RAHMANY 4.
o=N,IP 1• 5411111981121001
nA
Tembusan: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur, Tenaga Pengkaji, dan Kepala Pusat di lingkungan Kantor Pusat DJP
KP.:PJ.02/PJ.0201
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAM PIRAN
SURAT EDARAN
NOMOR SE-08/PJ/2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-05/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PENGAJUAN
KEBERATAN, PERMOHONAN PELAYANAN LAINNYA, BANDING, GUGATAN, DAN
PENINJAUAN KEMBALI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SETELAH PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SEBAGAI PAJAK DAERAH
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-08 /PJ/2013 Tanggal : 5 Maret 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
(1)
(2)
(3)
BERITA ACARA SERAH TERIMA NOMOR BA-
(4)
Pada hari ini (5) tanggal ,(6)
bulan (7) (8) tahun bertempat di (9) , kami:
(10) (11) (12) , bertindak atas nama KPP Pratama selanjutnya
disebut Pihak Pertama; (13) (14)
, bertindak atas nama Pemerintah Kabupaten/Kota (15)
selanjutnya disebut Pihak Kedua, telah melaksanakan serah terima dokumen dalam rangka pengalihan BPHTB sebagai pajak daerah. Pihak Pertama menyerahkan dokumen dengan rincian sebagaimana terlampir kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua menerima penyerahan dokumen dari Pihak Pertama.
Lampiran Berita Acara ini terdiri dari: 1.
.(16)
2. 3.dst.
Seluruh dokumen yang telah diserahkan dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua untuk selanjutnya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing untuk Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 186/PMK.07/2010 dan Nomor 53 Tahun 2010 tentang Tahapan Pengalihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebagai Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 127/PMK.07/2012 dan Nomor 53 Tahun 2012.
Setelah dibacakan, dijelaskan dan dimengerti oleh kedua belah pihak, kemudian dikukuhkan dengan membubuhkan tanda tangan berikut ini.
Dibuat di (17)
Pada tanggal (18)
Pihak Kedua, Pihak Pertama (nama jabatan) (nama jabatan)
(tanda tangan) (tanda tangan)
(nama lengkap) (21) (nama lengkap)(19)
NIP (22) NIP
(20)
PETUNJUK
1.
2.
-2-
PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA
No. URAIAN
(1) diisi dengan nama Kanwil
(2) diisi dengan nama KPP Pratama
(3) diisi alamat KPP Pratama
(4) diisi nomor berita acara
(5) diisi nama hari pelaksanaan penyerahan dokumen
(6) diisi tanggal pelaksanaan penyerahan dokumen
(7) diisi bulan pelaksanaan penyerahan dokumen
(8) diisi tahun pelaksanaan penyerahan dokumen
(9) diisi nama Kabupaten/Kota tempat pelaksanaan penyerahan dokumen
(10) diisi nama Kepala KPP Pratama
(11) diisi NIP dan Jabatan
(12) diisi nama KPP Pratama sebagaimana pada angka 2
(13) diisi nama Pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota yang menerima dokumen
(14) diisi NIP dan Jabatan Pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota yang menerima dokumen
(15) diisi nama Kabupaten/Kota
(16) diisi daftar dokumen yang dilampirkan
(17) diisi nama Kabupaten/Kota pelaksanaan penyerahan dokumen
(18) diisi tanggal pelaksanaan penyerahan dokumen
(19) diisi nama Kepala KPP Pratama
(20) diisi NIP Kepala KPP Pratama
(21) diisi nama Pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota yang menerima dokumen
(22) diisi NIP Pejabat Pemerintah Kabupaten/Kota yang menerima dokumen
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN
SURAT EDARAN
NOMOR SE-08/PJ/2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-05/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PENGAJUAN
KEBERATAN, PERMOHONAN PELAYANAN LAINNYA, BANDING, GUGATAN, DAN
PENINJAUAN KEMBALI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SETELAH PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SEBAGAI PAJAK DAERAH
LAMPIRAN II Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-08 /PJ/2013 Tanggal : 5 Maret 2013
PROSEDUR PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN BPHTB SETELAH PENGALIHAN BPHTB SEBAGAI PAJAK DAERAH DI KPP PRATAMA
(SAMPAI DENGAN PENGIRIMAN SKPKPB DAN DAFTAR PENERIMA PEMBAYARAN PENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA AKIBAT KELEBIHAN PEMBAYARAN BPHTB
KE DIREKTORAT POTENSI KEPATUHAN DAN PENERIMAAN)
A. Deskripsi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyelesaian pengembalian pembayaran BPHTB yang disebabkan adanya Surat Ketetapan BPHTB Lebih Bayar (SKBLB) hasil pemeriksaan BPHTB atau surat keputusan lain yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran BPHTB. Pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB terlebih dahulu diperhitungkan dengan utang pajak melalui transfer pembayaran.
B. Prosedur Kerja
1. Wajib Pajak mengirimkan surat permohonan pengembalian pembayaran BPHTB ke KPP Pratama.
2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima surat permohonan, merekam surat permohonan dan menerbitkan Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan menatausahakan sesuai SOP Penerimaan Dokumen di KPP.
3. Berdasarkan SKBLB dan surat keputusan lain yang menyebabkan kelebihan pembayaran BPHTB yang diadministrasikan dalam SOP terkait, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan kepada Account Representative untuk menyelesaikan proses pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB berdasarkan SKBLB atau surat keputusan lain yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran BPHTB sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
4. Account Representative meneliti SKBLB atau salinan surat keputusan lain yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran atau salinan putusan. Dalam hal salinan surat keputusan lain atau putusan: a. menyatakan lebih bayar: Account Representative membuat fotokopi dan
mengirimkannya ke subbagian umum. Subbagian Umum menindaklanjuti fotokopi dokumen menggunakan prosedur serah terima dokumen SK Keberatan, SK Permohonan Lainnya, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan Putusan Peninjauan Kembali ke Pemerintah Daerah. Account Representative selanjutnya memproses lebih lanjut salinan surat keputusan lain atau putusan tersebut dengan menggunakan prosedur nomor 5 dan seterusnya.
b. menyatakan tidak lebih bayar: Account Representative mengirimkan salinan surat keputusan lain atau putusan tersebut ke subbagian umum untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan prosedur serah terima dokumen SK Keberatan, SK Permohonan Lainnya, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan Putusan Peninjauan Kembali ke Pemerintah Daerah.
5. Account Representative meminta informasi utang pajak ke seksi penagihan dengan membuat konsep Nota Konfirmasi Utang Pajak. Dalam hal Wajib Pajak terdaftar juga di KPP lain, Account Representative membuat konsep Surat Pengantar dan konsep Nota Konfirmasi Utang Pajak, dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
6. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani konsep Nota Konfirmasi Utang Pajak dan mengirimkannya ke Seksi Penagihan.
7. Dalam hal terdapat utang pajak di KPP lain, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan menandatangani konsep Nota Konfirmasi Utang Pajak, dan memaraf Surat Pengantar untuk diteruskan kepada Kepala Kantor untuk ditandatangani dilampiri Nota Konfirmasi Utang Pajak.
8. Kepala KPP Pratama meneliti dan menandatangani konsep Surat Pengantar. Surat Pengantar dan Nota Konfirmasi Utang Pajak kemudian dikembalikan kepada Account Representative untuk dikirim ke KPP lain.
9. Account Representative mengirimkan Surat Pengantar dan Nota Konfirmasi Utang Pajak melalui faksimili dan memastikan melalui telepon bahwa faksimili telah diterima oleh Seksi Penagihan KPP lain, mengarsipkan struk bukti pengiriman faksimili dan kemudian mengirimkan Surat Pengantar dan Nota Konfirmasi Utang Pajak tersebut sesuai SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP (SOP KPP10-0003).
10. Seksi...1.
-2-
10. Seksi Penagihan dan/atau KPP lain menindaklanjuti Nota Konfirmasi Utang Pajak dan menyampaikan jawaban Nota Konfirmasi Utang Pajak berdasarkan SOP Tata Cara Menjawab Konfirmasi Data Tunggakan Wajib Pajak (SOP KPP40-0004) paling lama 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya Nota Konfirmasi oleh Seksi Penagihan atau sejak faksimili diterima oleh KPP lain. Dalam hal terdapat keraguan atas data utang pajak PBB yang akan dicantumkan dalam nota konfirmasi, terlebih dahulu dilakukan konfirmasi kepada Wajib Pajak yang bersangkutan. Jawaban konfirmasi utang pajak oleh KPP lain dikirimkan melalui faksimili dan pos disertai dengan Surat Pengantar yang ditandatangani Kepala KPP.
11. Account Representative menerima dan meneliti jawaban konfirmasi utang pajak dari Seksi Penagihan dan/atau dari KPP lain, dan memperhitungkan kelebihan pembayaran BPHTB dengan mendahulukan utang pajak dengan urutan prioritas sebagai berikut: a. Utang pajak yang mendekati tanggal daluwarsa penagihan; b. Utang pajak yang bernilai paling besar; Perhitungan kelebihan pembayaran BPHTB ke utang pajak dituangkan dalam Nota Penghitungan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak, yang selanjutnya disebut Nothit.
12. Account Representative membuat Nothit, konsep SKPKPB dan konsep Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB.
13. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menyetujui, dan memaraf Nothit kemudian disampaikan kepada Kepala KPP Pratama untuk mendapatkan persetujuan.
14. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama meneliti, menyetujui, dan menandatangani Nothit.
15. Account Representative membuat konsep surat pemberitahuan ke KPP lain yang telah mengirimkan jawaban konfirmasi utang pajak, bahwa utang pajak yang dikonfirmasi dapat/tidak dapat diperhitungkan dengan kelebihan pembayaran BPHTB.
16. Dalam hal terdapat kompensasi utang pajak, selanjutnya mengikuti prosedur nomor 17. Dalam hal tidak terdapat kompensasi utang pajak, Account Representative menyampaikan nothit, konsep SKPKPB, konsep Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB, dan konsep surat pemberitahuan ke KPP lain kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Proses selanjutnya mengikuti prosedur nomor 19.
17. Untuk kompensasi utang pajak:
a. Dalam hal surat setoran dibuat oleh KPP yang menerbitkan SKPKPB, yaitu untuk transfer pembayaran ke utang pajak PPh, PPN, PPnBM, atau PBB, Account Representative mem buat: i. SSP atas nama Wajib Pajak untuk utang pajak PPh, PPN, PPnBM yang
diadministrasikan di KPP penerbit SKPKPB dan KPP lain; dan/atau ii. SSP PBB atas nama Wajib Pajak untuk utang pajak PBB; dan iii. konsep surat pemberitahuan ke Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank/Pos
Persepsi yang merangkap BO III PBB tentang adanya kompensasi utang pajak melalui transfer pembayaran.
Selanjutnya mengikuti prosedur nomor 18.
b. Dalam hal surat setoran dibuat oleh KPP lain yang mengadministrasikan utang pajak PBB yaitu untuk transfer pembayaran ke utang pajak PBB, KPP lain melaksanakan SOP Tata Cara Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Kompensasi Utang Pajak (sesuai SOP KPP40-0055 tanggal 08-06-2012).
18. Account Representative menyampaikan konsep SKPKPB, konsep Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB, SSP dan/atau SSP PBB, konsep surat pemberitahuan ke KPP lain, dan konsep surat pemberitahuan ke Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi beserta Nothit.
19. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf: a. konsep SKPKPB; b. konsep Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat
Kelebihan Pembayaran BPHTB;
c. konsep
-3-
c. konsep surat pemberitahuan ke KPP lain; dan/atau
d. SSP dan konsep surat pemberitahuan ke Bank/Pos Persepsi; dan/atau
e. SSP PBB dan konsep surat pemberitahuan ke Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB,
kemudian meneruskan kepada Kepala Seksi Pelayanan beserta Nothit. 20. Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep SKPKPB, konsep Daftar
Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB, SSP dan/atau SSP PBB, konsep surat pemberitahuan ke KPP lain, dan konsep surat pemberitahuan ke Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB dan meneruskan kepada Kepala KPP beserta Nothit.
21. Kepala KPP meneliti dan menandatangani SKPKPB, Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB, SSP dan/atau SSP PBB, surat pemberitahuan ke KPP lain, dan surat pemberitahuan ke Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi Pelayanan beserta Nothit untuk diselesaikan.
22. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk menatausahakan dan menyampaikan dokumen ke pihak-pihak terkait.
23. Pelaksana Seksi Pelayanan berkoordinasi dengan Account Representative mengenai penyampaian dokumen.
24. Dalam hal terdapat kompensasi utang pajak ke KPP lain, Pelaksana Seksi Pelayanan mengirimkan fotokopi SKPKPB dan surat pemberitahuan ke KPP Iain melalui faksimili, memastikan bahwa faksimili diterima dan mengarsipkan struk faksimili.
25. Dalam hal tidak terdapat kompensasi utang pajak ke KPP lain dan ada kompensasi ke utang PBB di KPP sendiri, Pelaksana Seksi Pelayanan menyampaikan fotokopi SKPKPB ke Seksi Pengolahan Data dan Informasi.
26. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk merekam nomor SKPKPB dan utang PBB yang dikompensasikan atau mengadministrasikan secara manual.
27. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam nomor SKPKPB dan utang PBB yang dikompensasikan atau mengadministrasikan secara manual, dan mengarsipkan fotokopi SKPKPB.
28. Pelaksana Seksi Pelayanan: a. Mengarsipkan berkas melalui SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib
Pajak (SOP KPP30-0028). b. Menyampaikan dokumen ke pihak terkait melalui SOP Tata Cara Penyampaian
Dokumen di KPP (SOP KPP10-0003) ke: - Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB
meliputi SSP, dan/atau SSP PBB, dan surat pemberitahuan ke Bank/Pos Persepsi dalam hal terdapat kompensasi;
- KPP lain yang mengadministrasikan utang pajak meliputi fotokopi SKPKPB, dan/atau Surat pemberitahuan ke KPP lain; Wajib Pajak yaitu SKPKPB;
- Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan yaitu SKPKPB dan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB.
29. Proses Selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian: Paling lama 16 (enam belas) hari sejak: 1. Tanggal mulai berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013
dalam hal SKBLB, Surat Keputusan Keberatan atau surat keputusan lain diterbitkan atau putusan Pengadilan Pajak dan putusan Mahkamah Agung diterima sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak dimaksud dan belum diselesaikan.
2. Tanggal SKBLB, Surat Keputusan Keberatan atau surat keputusan lain diterbitkan atau putusan Pengadilan Pajak dan putusan Mahkamah Agung diterima setelah berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-05/PJ/2013.
C. Bagan
-4-
C. Bagan Arus (Flow Chart)
Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran BPHTB Setelah Pengalihan BPHTB Sebagai Pajak Daerah di KPP Pratama (Sampai Dengan Pengiriman SKPKPB dan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB ke Dit. PKP) (Gambar 1 dari 3)
Wajib Pajak KPP Lain Petugas TPT Seksi Penagihan Account Representatives Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi
Kepala Kantor
Menefinta
Mulai
e Permohonn Pengembolan Pernbayaran merekam,
menerbittan BPS, dan meneruskan
BFNTB
\ ___Z—N.
Ta
Korfirmasi
jh
SOP
MenMenb
Tung\0.,... /aan
Cara
Dan
Paja
I>
Taa
Korfirmas Te
13
SCP
Menuab Cra
Deta akm
Pm
.,,_
. -
Menugaslan penyelestran
Sannan SK Keberatanr Ritusan Banding/Putusan GugatanNlusan PK/SK
PenguranganISK
PerrbetulaWSK PenghapusaWSK
Pentatalan
SIO3U31SK Keteranri Putusa Bandiray 4-- Putusan Grnatani
Pulusan PK1SK PengurangaNSK
-__---- Pembelulan/SK
Penghapusan/SK Prosudur
Serah Terima nmen SK Keteratan
K Permokman Lainnya Parusan Banchng,
Putusan Gugatan, dan Pulusan Peninjauan mbak ke Pemen
Daerah
StolumiSilioan SK Keberatanfurusau
Batkiill~an Cotgana Putusan PIUSK
+- Perg"ganiSK PembetubrUSK
PenghaposadSK
Penhatil3n
lidak
enyata elth
pernbaiaua
an BayarT
Memind dormasi utang pank dan membuat nota konfirmasi ulang pajak
I—
Memtotolropi saran SK alau pubtan dan
mengidmkan ke subbag umum
ya ,__I . --
InternaVKPP lan?
KPP lain—■
konsep surat penganlar dan
noba konfirrdasi Mffleiti,
-■ menandatangani, dan memaraf
eeenerO dan
intemal
+ ulang pajak
`,... --7.----' menandelardani
konsep nota konfirmasi utang
pojak
■-.-/n Jawaban
konrrmasUag
Palah
\ _X
rnta
--- \
, ktnnekti dan Surat pengartar
dan konkmasi
p*k
\ __Z"--
nola dariJ
'' menadatangani
• i SOP TC
Penyampaian Dokumen
4—
Menginmkan melalui faksimih, memantan
faksimili diterima, mengarsipkan struk
faksimili
I
Nola konlirmasi
t ■___- --- Piald Phjhk
Menerima dan meneliti jawaban konarmasi dan
Sural peryintar danjawaban nola kookurasi ulang
pajak ivia faks dan
Pos)
\ —Z----
monbuat nota pengnibmgan, konsep
SKPKPB, konsep Daftar 4 Penerima Pernbayaran -4
Pengembatan Penerimaan Negara
Aldbat Kelebhan Pembayaran SPHIB
Nc4h ImhOhn9ah
„...........„,,--- ''‘
Meneln, menyelujui -■
dan memarat Menelih, menyebta
dan menamtatangani
Nola
---____/-
Penghaungan
s'
Prosedur
1
Membuat konsep surat konsep surat
pembentahuan ke KPP lain pemberitahuan ke
yang mengirimkan jawaban KPP lain konfirmasi utang
Ya
-5-
Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran BPHTB Setelah Pengalihan BPHTB Sebagai Pajak Daerah di KPP Pratama (Sampai Dengan Pengiriman SKPKPB dan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB ke Dit. PKP) (Gambar 2 dari 3)
Account Representatives Pelaksana Seksi
Pelayanan
Menyampaikan nothit, Konsep SKPKPB dan
Tidak► dokumen lainnya kepada Kepala Seksi
Waskon
Kepala Seksi Peng awasan dan
Konsultasi
Meneliti dan memaraf Konsep SKPKPB, Daflar Penerima
Pembayaran Pengembalian
Penenmaan Negare Akibat Kelebihan
Pembayaran BPHTB, le•
SSP, SSP PBB, surat pemberitahuan ke KPP
lain, surat pemberdahuan ke Bankr Pos Persepsi beserta
Nothit dan menyampaikan berkas kepada Kasi Pelayanan
Kepala Seksi Pelayanan
Kepala Kantor
Mene di dan memaraf
Membuat Surat Setoran
KPP serdiri
OP TC Tinda Lanjut Surat
Pemberitahuan Kompensasi Utang Pajak
KPP lain
Meneliti dan menandatangani
Membuat S SP dan/ atau SSP PBB dan
surat pembentahuan ke Bank/Pos
Persepsi
♦ SSP dan/reau SSP PBB dan konsep
surat pemberitahuan ke BanklPos
Persepsi
Menugaskan penatausahaan dan
penyampaian dokumen
SKPKPB, Dalrer Penenma Pembayaran
Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan
Pembayaran BPHTB, SSP, SSP PBB, surat
pemberirehuan ke KPP lain, surat pemberitahuan
ke BankrPos Persepsi, Nothit
Prosedur
-6-
Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran BPHTB Setelah Pengalihan BPHTB Sebagai Pajak Daerah di KPP Pratama (Sampai Dengan Pengiriman SKPKPB dan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB ke Dit. PKP) (Gambar 3 dari 3)
Wajib Pajak BanklPos Persepsi
KPP lain Pelaksana Seksi Pelayanan Pelaksana Seksi PDI Kepala Seksi PDI Kanlor Pusat DJP
SOP TC
Konpensasi
LanjulSurat Pembentahuan
Paja k
Tindak
Utang
► Berkoordinasi dengan
AR mengenai penyampaian dokumen
Ada kompen. sasi utang pajak
ke KPP lain?
Tittak v
Ya
Menugaskan perekaman nomur
SKPKPB dan ulang 1 PBB
Menyarrpaikan folokopi SKPKPB jiba ada kompensasi ke utang PBB ke Seksi
POI
yang dikompensasikan atau
pengadrrinistrasian secara manual
Merekarfl flOWer SKPKPB dan ulang PBB yang ckkompensasikan
atau Menginnican Fotokopi
SKPKPB dan surat pemberkahuan ke KPP
lain melalui faksimii, mensastikan faksirrali
dketima, mengarsipkan struk faksinal
SOP TC --> Penatausahaan
Dokumen WP
Dokumen faksimik SKPKPB dan surat
pemberilahuan
•.---"/"---"N
itgk
mengadministrasikan secara manual, dan
mengamOkan fotokopi SKPKPB
V <1.---Ti
Fotokopi SKPKPB, dan surat
— pembedtahuan
''' --7----- ''. klenyampaikan dokumen ke pihak
teriak
Surat — pemberkahuan
■—Z.---
Ada
°111)'"s" utang KPP
larn?
OP Cara
SKPKPB
SSP danialau SSP PB13.surat
pemberitanuan ke
— OP Ta
Ta Cara Penatausaha an Dokurnen
BanklPos Persepsi
\ _.-7----N
Penyamparan Dokumendi
KPP
WP
SKPKPB dan Daftar Penehma Pembayaran
Pengembalian Penerinaan ► Negara Akibat
Pernbayaran
rPmsedn; Pengajuan Pennintaan
Pengembalian Penerimaan
Akibat KeleNhan rnbayaran
di Dk
Kelebihan BPHTB
\\ \ ,
Negara
BPHT PKP
SKPKPB
",---/..---'s.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN
SURAT EDARAN
NOMOR SE-08/PJ/2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-05/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PENGAJUAN
KEBERATAN, PERMOHONAN PELAYANAN LAINNYA, BANDING, GUGATAN, DAN
PENINJAUAN KEMBALI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SETELAH PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SEBAGAI PAJAK DAERAH
LAMPIRAN III Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-08 /PJ/2013 Tanggal : 5 Maret 2013
PROSEDUR PENGAJUAN PERMINTAAN PENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA AKIBAT KELEBIHAN PEMBAYARAN BPHTB
DI DIREKTORAT POTENSI KEPATUHAN DAN PENERIMAAN
A. Deskripsi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pengajuan permintaan pengembalian penerimaan negara akibat kelebihan pembayaran BPHTB yang dilakukan oleh Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
B. Prosedur Kerja
1. Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan menerima SKPKPB, Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Kelebihan BPHTB dari KPP Pratama dan memerintahkan Kepala Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan untuk menyelesaikan.
2. Kepala Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan menugaskan Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II untuk menyelesaikan.
3. Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II menugaskan Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II untuk meneliti keabsahan SKPPKB, meneliti kesesuaiannya dengan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Kelebihan BPHTB dan membuat konsep Rekapitulasi SKPPKB.
4. Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II melakukan penelitian yang meliputi:
a. keabsahan SKPKPB dengan memastikan bahwa SKPKPB bukan fotokopi, sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, dan dicap resmi;
b. kesesuaian data pada SKPKPB dengan Daftar Penerima Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan BPHTB.
5. Dalam hal SKPKPB telah memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada angka 4, Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II membuat konsep Rekapitulasi SKPKPB sebanyak 3 (tiga) rangkap dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II.
6. Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II meneliti dan memaraf konsep Rekapitulasi SKPKPB dan meneruskannya kepada Kepala Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan.
7. Kepala Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan meneliti, menyetujui, dan memaraf konsep Rekapitulasi SKPKPB dan meneruskannya kepada Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan.
8. Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan menyetujui dan menandatangani Rekapitulasi SKPKPB dan mengembalikannya ke Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II untuk ditindaklanjuti.
9. Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II menatausahakan dokumen sesuai dengan SOP Tata Cara Penatusahaan Dokumen dan membuat Surat Pengantar serta menyampaikan Rekapitulasi SKPKPB sebanyak 2 (dua) rangkap dan SKPKPB ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara dengan menggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen untuk diproses lebih lanjut. Dalam hal penyampaian Rekapitulasi SKPKPB dan SKPKPB dikembalikan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II memperbaiki dan menyampaikan kembali.
10. Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan selanjutnya menerima fotokopi SPM dan SP2D dari KPPN Jakarta II, dan memerintahkan penyelesaiannya kepada Kepala Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan.
11. Kepala Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan selanjutnya menugaskan penyelesaian kepada Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II.
12. Kepala,..
-2-
12. Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II menugaskan pelaksananya untuk menatausahakan, membuat Surat Pengantar dan mengirimkan fotokopi SP2D dan SPM ke KPP Pratama.
13. Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II membuat Surat Pengantar pengiriman fotokopi SP2D dan SPM ke KPP Pratama.
14. Kepala Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II dan Kepala Subdirektorat Administrasi dan Evaluasi Penerimaan meneliti dan memaraf Surat Pengantar pengiriman fotokopi SP2D dan SPM.
15. Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan meneliti dan menandatangani Surat Pengantar pengiriman fotokopi SP2D dan SPM.
16. Pelaksana Seksi Pembukuan dan Rekonsiliasi II mengirim Surat Pengantar pengiriman fotokopi SP2D dan SPM ke KPP Pratama dengan menggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di Direktorat (SOP KP-0016) dan menatausahakan arsipnya.
17. Proses selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian:
a. Pengiriman ke Direktorat Jenderal Perbendaharaan dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal SKPKPB diterima dari KPP Pratama.
b. Pengiriman ke KPP Pratama dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari sejak fotokopi SP2D dan SPM diterima dari KPPN Jakarta II.
C. Bagan
-3-
C. Bagan Arus (Flow Chart)
Prosedur Pengajuan Permintaan Pengembalian Penerimaan Negara Akibat Kelebihan Pembayaran BPHTB di Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan
KPPN Jakarta II KPP Pratama Pelaksana Seksi Pembukuan dan
Rekonsiliasi II
Kepala Seksi Pembukuan dan
Rekonsiliasi 11
Kepala SubDit Administrasi dan
Evaluasi Penerimaan Direktur PKP
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Mulal
Pembayaran
PHTB Sebagai
' KPP
Prosedur Pengembanan
Kelebihan
Setelah Pengalihan
Daerah
BPHTB
Paja
Prata
SKPKPB dan Daftar Pembayaran
Kelebihan
...7-------, ..
Penerima Pengembalian
BPHTB
Meneliti keabsahan SKPKPB dan
kesesuaannya dengan daftar,
selansAnya membuat konsep Rekapitulasi SKPKPB dan konsep
surat pengantar
.., Menugaskan
pelaksana untu melakukan penebean
.. Menugaskan untu menyelesakan
.., Menugaskan untuk menyelesaikan ''' -"" .."
Konsep Rekapnulasi SKPKPB dan konsep
surat pengantar
',--,7
-----• Menella dan Meneliti den
memaraf .... Menen dan
menandatangeni meniand '
• Rekapitulasi
SKPKPB, SKPKPB dan surat pengantar
\.___.---
Rekapitulate SKPKPB dan
surat pengantar
■-____--.
SOP TC SOP TC Penatausahaa Penyampaian
n Dokumen Dolotmen
Ilr
"--1.
R ekapitulasiSKPKPB
SKPKPB
N-__- ----.'
dan
Fotokopi SP2D dan SPM
-_-/-----
Diproses lebih laniut
Fotokopl SP2D dan SPM
SOP TC Penatausahaan
`,..___-7-----'
•
Menugaskan pelaksana untuk mengrimkan Memerintahkan ...
Surat Pengantar,
Folokopi SP2D, Memerintahlan
Fotokapi SP2D dan SPM
penyelesaian -. penyelesaan SPM
• •-____.-"'"----'
Dokumen
Selesal
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPI RAN
SURAT EDARAN
NOMOR SE-08/PJ/2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-05/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PENGAJUAN
KEBERATAN, PERMOHONAN PELAYANAN LAINNYA, BANDING, GUGATAN, DAN
PENINJAUAN KEMBALI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SETELAH PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SEBAGAI PAJAK DAERAH
i-
LAMPIRAN IV Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-08 /PJ/2013 Tanggal : 5 Maret 2013
PROSEDUR TINDAK LANJUT ATAS DOKUMEN FOTOKOPI SP2D DAN SPM YANG DITERIMA DARI DIREKTORAT POTENSI KEPATUHAN DAN PENERIMAAN
DI KPP PRATAMA
A. Deskripsi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara tindak lanjut setelah fotokopi SP2D dan SPM diterima oleh KPP Pratama dari Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan.
B. Prosedur Kerja
1. Kepala KPP Pratama menerima fotokopi SP2D dan SPM dari Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan, dan memerintahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan untuk menyelesaikan.
2. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk:
a. melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB sebelum mengambil SSP dan/atau SSP PBB.
b. membuat konsep surat pemberitahuan ke KPP lain yang mengadministrasikan utang pajak PBB bahwa telah dilakukan transfer pembayaran ke utang pajak PBB oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Selanjutnya mengikuti prosedur nomor 6.
3. Pelaksana Seksi Pelayanan mengambil SSP dan/atau SSP PBB yang telah ditera NTPN dan NTB/NTP serta BPN di Bank/Pos Persepsi dan/atau Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB.
4. Dalam hal terdapat utang pajak yang diadministrasikan KPP lain, Pelaksana Seksi Pelayanan mengirimkan SSP lembar 3 yang telah ditera NTPN dan NTB/NTP beserta BPN dengan Surat Pengantar.
5. Pelaksana Seksi Pelayanan mengirimkan SSP lembar 3 ke Seksi Penagihan, SSP PBB lembar 3 ke Seksi Pengolahan Data dan Informasi, dan mengirimkan SSP dan/atau SSP PBB lembar 1 ke Account Representative untuk selanjutnya dikirimkan ke Wajib Pajak melalui Prosedur Pengiriman Dokumen SSP dan/atau SSP PBB dan BPN Ke Wajib Pajak di KPP Pratama.
6. KPP lain yang mengadministrasikan utang pajak PBB menerima surat pemberitahuan dan menindaklanjuti :
a. Pelaksana Seksi Pelayanan melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB sebelum mengambil SSP PBB.
b. Pelaksana Seksi Pelayanan mengambil SSP PBB yang telah ditera NTPN dan NTB/NTP serta BPN di Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB.
c. Pelaksana Seksi Pelayanan mengirimkan SSP PBB lembar ke-3 ke Seksi PDI dan SSP PBB lembar ke-1 dan BPN ke KPP yang menerbitkan SKPKPB.
7. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima SSP PBB lembar ke-1 dan BPN dari KPP lain yang mengadministrasikan utang pajak PBB dan meneruskan ke Account Representative untuk dikirimkan ke Wajib Pajak sesuai dengan Prosedur Pengiriman Dokumen SSP dan/atau SSP PBB dan BPN ke Wajib Pajak di KPP Pratama.
Proses Selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian: Paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak fotokopi SP2D dan SPM diterima dari Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan.
C. Bagan...
-2-
C. Bagan Arus (Flow Chart)
Prosedur Tindak Lanjut atas Dokumen Fotokopi SP2D dan SPM yang diterima Dari Direktorat Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan di KPP Pratama
KPP Lain Seksi PDI Bank/Pos Persepsi Pelaksana Seksi Pelayanan Seksi Penagihan Kepala Seksi Pelayanan Kepala Kantor
( muri )
Pen9entaban Penenmaar
Alabat Keietmnan emba yeran
dr Dit
PrOSeOtlf
Pengatuan Pemmntaan
Negara
BPHT
Fle:P
lielekulan konennam Ire Bank4ens Persepeidan mengambi SSP den/
equ SSP PBB yang telet ditera NTPN dan NTBPRP beserta BPN
di BanWPos Pamepu dan Memlnal korsee surat pernbentahuan
1
I pengarnbilan
Menugasken dokumen
da n memaral kcnsep
surat pembentabuan
4-
T
Sural Pangeler, Fctralopi SP2D
dan SPM
s•-_-,----
KoneepSurat Pentenlaken
• -----, "--'s
114naliti than mernant klande dan
SSPISSP putg teb
NTPN dan beserra
,.. ___.--"---
POB h dOela NTI3P4TP BPN
menandatangani
Sene Pembeekehren Mengbindan surat
s■ ._-/n
pernberitaken
8SP dedelau 8SP PBB yang teleh ditera NTPN den NTerr
P NTP brasela BPN
mengarntal SSP daniaran SSP PBB yang teiataditarz telate dan NTS!
NTP Setia BPN de BanWPos Pereepei
--re SSP "b".3 --> Menotausandan SSIMSSP PB9
Ibr ke3
1.--""'s V
SSP PBEI Int•r 1.3
1
• , _...".---'
§;;9-
1.
It Menrompeian S;9/ SSP PBB ey kal ka
AR
meePunPsilaa SEP lembm 3.
BPN
T Cera
Penyamperan Daeamndi
KPP
T Cara
Penerenean
Pengranan Doeumen danlatau SSP
SSP
SSP lember ke4, BPN 4
,.._"---'s
SSP PBBkmber kel BPN
,---7—'
Dabemen dl PBB dan BPN Ke KPP Waeb Paeak di
Prata
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPI RAN
SURAT EDARAN
NOMOR SE-08/PJ/2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-05/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PENGAJUAN
KEBERATAN, PERMOHONAN PELAYANAN LAINNYA, BANDING, GUGATAN, DAN
PENINJAUAN KEMBALI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SETELAH PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SEBAGAI PAJAK DAERAH
LAMPIRAN V Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-08 /PJ/2013 Tanggal : 5 Maret 2013
PROSEDUR PENGIRIMAN DOKUMEN SSP DAN/ATAU SSP PBB DAN BPN KE WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA
A. Deskripsi Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pengiriman dokumen SSP dan/atau SSP PBB dan Bukti Penerimaan Negara (BPN) ke Wajib Pajak oleh KPP Pratama.
B. Prosedur Kerja
1. Account Representative menerima:
a. SSP dan/atau BPN lembar ke-1 yang diterima dari Bank/Pos Persepsi; dan/atau
b. SSP PBB dan/atau BPN lembar ke-1 dari Bank/Pos Persepsi yang merangkap BO III PBB; dan
c. SSP PBB dan BPN lembar ke-1 dari KPP lain yang mengadministrasikan utang PBB,
kemudian membuat konsep surat pengantar pengiriman dokumen tersebut ke Wajib Pajak dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dan memaraf Surat Pengantar pengiriman dokumen dan menyampaikan kepada Kepala KPP Pratama.
3. Kepala KPP Pratama meneliti dan menandatangani surat pengantar pengiriman dokumen dan mengembalikannya ke Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
4. Account Representative mengirimkan Surat Pengantar beserta SSP dan/atau SSP PBB lembar ke-1 dan BPN kepada Wajib Pajak melalui SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP (SOP KPP10-0003).
Proses Selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian: Paling lama 5 (lima) hari kerja sejak SSP/SSP PBB dan BPN diterima oleh KPP Pratama.
C. Bagan...
-2-
C. Bagan Arus (Flow Chart)
Prosedur Pengiriman Dokumen SSP dan/atau SSP PBB dan BPN Ke Wajib Pajak di KPP Pratama
Wajib Pajak Account Representative Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultasi
Kepala Kantor
mui.1
ale Indak Lanjut
ato. Dokuman Fotokopl 3P2D dan SPM yang clitarirna • arl Diroktorat PK
• I KPP Pratarn
ti, SSP dan/atau
SSP PBEI, BPN larnbar ka-1 (darl
Bank/Poa Peraapal>
-...,_
----r- --'.
SSP PBB, BPN lembar ke-1 (darl
KPP latn)
--r -, 1
Membuat konaep aurat pengantar kapoda WaJlb
Pa)ak
tir Konsap surat tffir
baserta SSP dffin/atau SSP
PBB, BPN
---- ------ -.,,,
Manalkl dan konsop marnaraf
Mffinffillti dan menandatanpani aurat pangantar aurat pengantar
■ Surat pongantar
beearta SSP dan/atau SSP
PBB, BPN
`.--. -----------"-
.., SOP TC
urat pengantar baaerta SSP
dan/atau SSP Panyampalan Dokurnffin PBB. BPN
----_____-./- --"-.-
Sehmai
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN
SURAT EDARAN
NOMOR SE-08/PJ/2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-05/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PENGAJUAN
KEBERATAN, PERMOHONAN PELAYANAN LAINNYA, BANDING, GUGATAN, DAN
PENINJAUAN KEMBALI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SETELAH PENGALIHAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
SEBAGAI PAJAK DAERAH
LAMPIRAN VI Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08 /PJ/2013 Tanggal : 5 Maret 2013
PROSEDUR SERAH TERIMA DOKUMEN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN, SURAT KEPUTUSAN PERMOHONAN LAINNYA, PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN,
DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI KE PEMERINTAH DAERAH
A. Deskripsi :
Prosedur ini menguraikan tata cara pembuatan Berita Acara Serah Terima dan serah terima Surat Keputusan Keberatan BPHTB, Surat Keputusan Permohonan Lainnya (Surat Keputusan Pengurangan BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB. Surat Keputusan Pembetulan BPHTB), Putusan Pengadilan Pajak atas Banding BPHTB, Putusan Pengadilan Pajak atas Gugatan BPHTB, dan Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB ke Pemerintah Daerah.
B. Prosedur Kerja:
1. Kepala Subbagian Umum menerima fotokopi salinan dan/atau salinan Surat Keputusan Keberatan BPHTB, surat keputusan permohonan lainnya (Surat Keputusan Pengurangan BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB, Surat Keputusan Pembetulan BPHTB), Putusan Pengadilan Pajak atas Banding BPHTB, Putusan Pengadilan Pajak atas Gugatan BPHTB, dan/atau Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi berdasarkan Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran BPHTB setelah Pengalihan BPHTB sebagai Pajak Daerah di KPP Pratama.
2. Kepala Subbagian Umum memerintahkan Pelaksana Subbagian Umum untuk membuat konsep Berita Acara Serah Terima.
3. Pelaksana Subbagian Umum membuat konsep Berita Acara Serah Terima dan menyampaikan konsep Berita Acara Serah Terima kepada Kepala Subbagian Umum.
4. Kepala Subbagian Umum meneliti dan memaraf konsep Berita Acara Serah Terima dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor dilampiri fotokopi salinan dan/atau salinan Surat Keputusan Keberatan BPHTB, surat keputusan permohonan lainnya (Surat Keputusan Pengurangan BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB, Surat Keputusan Pembetulan BPHTB), Putusan Pengadilan Pajak atas Banding BPHTB, Putusan Pengadilan Pajak atas Gugatan BPHTB, dan/atau Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB.
5. Kepala Kantor meneliti dan menandatangani Berita Acara Serah Terima dan mengembalikannya kepada Kepala Subbagian Umum.
6. Kepala Subbagian Umum menyampaikan secara langsung Berita Acara Serah Terima dan lampirannya kepada Pejabat Pemerintah Daerah yang berwenang.
7. Setelah menerima kembali Berita Acara Serah Terima yang telah ditandatangani oleh Pejabat Pemerintah Daerah yang berwenang, Kepala Subbagian Umum menugaskan Pelaksana Subbagian Umum untuk menatausahakan.
8. Pelaksana Subbag Umum mengarsipkan dokumen Berita Acara Serah Terima.
Proses selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian: Paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak salinan Surat Keputusan Keberatan BPHTB, Surat Keputusan Permohonan Lainnya (Surat Keputusan Pengurangan BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Ketetapan BPHTB, Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Surat Tagihan BPHTB, Surat Keputusan Pembetulan BPHTB), Putusan Pengadilan Pajak atas Banding BPHTB, Putusan Pengadilan Pajak atas Gugatan BPHTB, dan Putusan Mahkamah Agung atas Peninjauan Kembali BPHTB diterima oleh KPP Pratama.
C. Bagan...
-2-
Prosedur Serah Terima Dokumen SK Keberatan, SK Permohonan Lainnya, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan Putusan Peninjauan Kembali ke Pemerintah Daerah
Pemda Pelaksana Subbag Umum
Kepala Subbag Umum Kepala Kantor
C Mulai ) •
Prosedur Pengembalian
Kelebihan Pembayaran BPHTB Setelah Pengallhan PHTB Sebagai Paja
Daerah " KPP Prata
• Fotokop Salinan atau Salinan
SK Keberatan/Putusan BandinglPutusan Gugatan/
Putusan PKJSK Pengurangan/ SK Pembetulan/SK
Penghapusan/SK Pembatalan
..,........_ -----,
Membuat konsep berita acara serah
terima 41
Memerintahkan Pelaksana untuk membuat konsep berlta acara serah
terima
menandatangani berita acara serah
terima
Konsep berita acara serah terima
Meneliti dan Meneliti dan
memaraf __/-----"-
V tsenta acara seran tenma dilamplrl SK Keberatan/
Putusan Banding/Putusan Gugatan/Putusan PKJSK
Pengurangan/SK Pembetulan/ SK Penghapusan/SK
Pembatalan
•-_,....._ _________„.---- ■.......
Berita acara serah terima dilampiri SK Keberatan/
Putusan Banding/Putusan Gugatan/Putusan PK/SK
Menyampaikan Menugaskan
--_____. ____/---------
Pengurangan/SK Pembetulan/ SK Penghapusan/SK
Pembatalan
V
secara langsung penyampaian
Menugaskan penatausahaan Menandatangani dan
mengembalikan berita acara serah terima
Berita Acara Serah Terima ----. ■._ •
Berita Acara Serah Terima
-/"-----------
— Vr
Selesal
top related