kelas pada benih
Post on 16-Jan-2016
230 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1. Kelas pada benih
Benih sumber terdiri alas tiga kelas, yaitu benih penjenis (breeder seed/BS), benih dasar
(foundation seed/FS/BD), dan benih pokok (stock seed/SS/BP). Benih penjenis merupakan
perbanyakan dari benih inti, yang selanjutnya akan digunakan untuk perbanyakan benih kelas-
kelas selanjutnya, yaitu benih dasar dan benih pokok. Benih sebar (extension seed/ES/BR)
disebut benih komersial karena merupakan benih turunan dari benih pokok, yang ditanam oleh
petani untuk tujuan konsumsi. Uraian dari masing-masing kelas benih adalah sebagai berikut:
Benih Penjenis (Breeder SeedlBS)
Benih penjenis adalah benih sumber yang diproduksi dan dikendalikan langsung oleh
pemulia (breeder) yang menemukan atau diberi kewenangan untuk mengembangkan varietas
tersebut. Sa at ini benih penjenis dikelola oleh UPBS di Balai Penelitian Komoditas, untuk kedelai
di Balitkabi. Dalam sertifikasi, benih penjenis dicirikan oleh label berwarna putih (rencana
menjadi warna kuning) yang ditandatangani oleh pemulia dan Kepala Institusi penyelenggara
pemuliaan tersebut. Benih penjenis digunakan sebagai benih sumber untuk produksi atau
perbanyakan benih dasar (FS/BD).
Benih Dasar (Foundation Seed/FS/BD) --
Benih dasar adalah benih sumber yang diproduksi oleh produsen benih (BBI, BPTP,
perusahaan benih BUMN/swasta yang profesional) dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi
benih (BP5B atau 5istem Manajemen Mutu). Benih dasar merupakan benih sumber untuk
perbanyakan/produksi benih pokok (55/BP). Untuk penyediaan benih kedelai unggul bersubsidi
bagi petani, Balitkabi akan membantu memproduksi benih dasar mengingat masih lemahnya
sistem perbenihan kedelai.
Benih Pokok (Stock SeedISS/BP)
Benih pokok adalah benih sumber yang diproduksi oleh produsenl penangkar benih di
daerah dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi benih (BP5B atau 5istem Manajemen
Mutu).
Bagi benih bersertifikat ditetapkan kelas-kelas benih sesuai dengan urutan keturunan
dan mutunya, antara lain penetapannya sebagai berikut:
1.Benih Penjenis (BS)
Adalah benih yang diproduksi oleh dan di bawah pengawasan Pemulia Tanaman yang
bersangkutan atau instansinya, dan harus merupakan sumber untuk perbanyakan benih
dasar.
2.Benih Dasar (BD)
Merupakan keturunan pertama dari Benih Penjenis (BS) atau Benih Dasar yang
diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan ketat, sehingga kemurnian
varietas yang tinggi dapat dipelihara. Benih Dasar diproduksi oleh instansi atau Badan yang
ditetapkan atau ditunjuk oleh Ketua Badan Benih Nasional, dan harus disertifikasi oleh Sub
Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB.
3.Benih Pokok (BP)
Merupakan keturunan dari Benih Penjenis atau Benih Dasar yang diproduksi dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas
memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh
Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB.
4.Benih Sebar (BR)
Merupakan keturunan dari Benih Penjenis, Benih Dasar atau Benih Pokok, yang
diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian
varietas dapat dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan serta telah
disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB
(Ance G. Kartasapoetra, 2003).
2.syarat dan bagaimana proses menjadi penagkar benih
Syarat-syarat menjadi penangkar benih
Memiliki atau menguasai lahan yang akan digunakan untuk memproduksi benih bermutu
Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi benih bermutu
Mampu memelihara tanaman yang diusahakannya
Menguasai atau mempunyai fasilitas pengolahan dan penyimpanan benih, baik sendiri
maupun kontrak dengan pihak lain
Wajib mengikuti petunjuk-petunjuk dan peraturan-peraturan yang diberikan oleh BPSBTPH
di tiap provinsi
Bersedia membayar biaya sertifikasi sesuai ketentuan
Contoh sertifikasi pada benih padi
Prosedur sertifikasi benih padi
1. Persyaratan areal atau lahan
Diusahakan menggunakan lahan bekas tanaman lain atau tanaman bera
Bekas varietas yang sama atau varietas lain yang sifat-sifatnya secara fisik mudah dibedakan
Harus memiliki batas-batas yang jelas, baik berupa parit, pematang, jalan maupun batas-
batas lainnya
Satu areal sertifikasi dapat terdiri dari satu hamparan berupa beberapa petak atau areal
yang terpisah-pisah, tetapi tidak lebih dari 10 meter dan tidak dipisahkan oleh tanaman atau
varietas lain
Dalam satu unit penagkaran hanya dapat ditanami satu varietas dan satu kelas benih
2. Benih yang ditanam
Benih yang akan disertifikasi harus berasal dari Benih Inti, Benih Penjenis, Benih Dasar, dan
Benih Pokok.
3. Permohonan sertifikasi
Diajukan maksimal 10 hari sebelum tanam
Dengan melampirkan :
a) Label atau keterangan sumber benih
b) Sket peta lapangan
4. Isolasi
Harus jelas terpisah dari varietas lainnya dengan jarak paling sedikit 2 meter
Bila terdapat dua varietas yang berbeda dan bloknya berdampingan, maka tanggal tanam
diatur sehingga pembungaan berbeda ( 30 hari)
5. Pemeriksaan lapangan
Penangkar benih mengajukan permohonan pemeriksaan lapangan kepada BPSBTPH Propinsi
Jawa Barat selambat-lambatnya 1 minggu sebelum waktu pemeriksaan
Pemeriksaan lapangan
a) Pemeriksaan pendahuluan (1 minggu sampai dengan sebelum tanam), pemeriksaan
dilakukan terhadap kelengkapan administrasi, kebenaran batas-batas areal, sejarah
lapangan dan sumber benih yang digunakan
b) Pada massa pertanaman membentuk anakan (fase vegetative, 30 HST) harus
dibersihkan dari rerumputan dan dilakukan seleksi atau (rouging) terhadap varietas lain
atau tipe simpang dan tanaman yang terserang penyakit sebelum pemeriksaan lapangan
pertama dilakukan
c) Pada massa pertanaman fase generative (berbunga 30 hari sebelum panen) harus
dilakukan seleksi (rouging) serta pembersihan dari rerumputan sebelum pemeriksaan
lapangan kedua dilakukan
d) Apabila pada pemeriksaan pertama dan kedua tidak memenuhi standar lapangan,
maka kesempatan mengulang masing-masing hanya dilakukan satu kali, tetapi sebelum
pemeriksaan ulangan, pertanaman harus di-rouging terlebih dahulu dan apabila tidak
memenuhi standar lapangan maka sertifikasi tidak bisa dilanjutkan
e) Pada massa pertanaman fase masak (7 hari sebelum panen) harus dilakukan seleksi
(rouging) serta pembersihan dari rerumputan sebelum pemeriksaan lapangan ketiga
dilakukan
f) Hal yang perlu diperhatikan pada saat seleksi (rouging); tipe pertumbuhan, kehalusan
daun, warna helai daun, warna lidah daun, warna tepi daun, warna pangkal batang, bentuk
dan tipe malai, bentuk gabah, bulu pada ujung gabah, warna pada ujung gabah, warna
gabah dan sudut daun bendera
6. Pembersihan peralatan atau perlengkapan
Peralatan yang akan digunakan (alat panen atau penabur benih, gerobak, silo, gudang dan
lain-lain) harus bersih dan bebas dari kemungkinan tercampurnya dengan varietas lain
7. Pemeriksaan alat pengolahan
Benih yang akan disertifikasi harus diolah dengan peralatan yang telah diperiksa dan
disahkan kebersihannya oleh pengawas benih
8. Contoh benih untuk pengujian
- Contoh benih untuk diuji di laboratorium akan diambil sampelnya dari kelompok benih yang
telah selesai diolah dan diberi identitas kelompok benih
- Pengawas benih akan mengambil contoh benih atas permintaan penangkar benih
9. Pengambilan contoh benih
Tiap kelompok benih tidak boleh lebih dari 30 ton
Wadah dari setiap kelompok benih harus disusun rapi agar mempermudah dalam
pengambilan contoh benih
Pengambilan contoh benih dilakukan sesuai dengan peraturan atau pedoman yang telah
ditetapkan
Dari tiap-tiap kelompok benih harus diambil sampelnya paling sedikit 700 gram
10. Label
Massa berlaku label diberikan paling lambat 6 bulan sejak tanggal selesai pengujian dan
paling lama 9 bulan setalah panen. Bila diberi perlakuan khusus, maka massa berlaku label paling
lama 12 bulan dari tanggal selesai uji atau paling lama 15 bulan dari tanggal panen. Selama
massa berlaku label harus diadakan pengujian ulang untuk pengecekan dan dapat dilabel ulang
selama masih memenuhi standar mutu
Istilah Istilah
BPSBTPH : Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
BPSB: Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan
biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemilihan. Dan biji adalah
hasil dari persarian suatu tanaman.
Bibit adalah bahan pertanaman berupa vegetative
Jenis unggul atau varietas unggul adalah jenis yang mempunyai sifat-sifat lebih baik dari
pada jenis-jenis lainnya
Benih unggul adalah benih yang berasal dari jenis unggul, yang berkwalitas baik, ditinjau dari
segi kemurnian benih, kebersihan benih, daya tumbuh dan kesehatan benih.
Populasi adalah kumpulan tumbuhan yang terdiri dari tumbuhan yang tidak terlalu banyak
berbeda satu sama lain,tetapi juga sama sekali tidak sama satu dengan yang lainnya
Jenis adalah kumpulan tumbuhan yang termasuk dalam satu spesies,hasil dari suatu
pembiakan generative,yang terdiri dari tumbuhan yang berbeda karena keadaan luar yang
berbeda
Strain adalah kumpulan tumbuhan yang mempunyai variabilitas yang kecil sekali, terutama
sifat dalamnya
Biji sapuan adalah biji-biji yang dikumpulkan dari sebuah kebun tanaman biji, tanpa
pemilihan biji
Biji legitim adalah biji-biji yang dihasilkan dari persilangan pohon induk yang dipilih (Biklonal)
. bijinya telah terpilh
Biji prope legitim adalah biji-biji dari tanaman biji (pohon induk) yang terpilih, tetapi ayahnya
tidak diketahui
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Park. 2012 . sertifikasi benih (http://sahuyun.blogspot.com/) di akses pada tanggal 16 maret.
Mahgviroh. 2012 . laporan praktikum teknologi benih (
https://maghfirohazzahra.wordpress.com/2012/05/11/laporan-praktikum-teknologi-
benih/ ) di akses pada tanggal 16 maret 2015
PAPER
MANAJEMEN PRODUKSI BENIH
“kelas benih dan penangkar benih”
Disusun oleh,
Nama : Ahmad Naufal Zainuddin Ilmi
Nim : 125040100111114
Kelas : B
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
top related