kelas pada benih

10
1. Kelas pada benih Benih sumber terdiri alas tiga kelas, yaitu benih penjenis (breeder seed/BS), benih dasar (foundation seed/FS/BD), dan benih pokok (stock seed/SS/BP). Benih penjenis merupakan perbanyakan dari benih inti, yang selanjutnya akan digunakan untuk perbanyakan benih kelas-kelas selanjutnya, yaitu benih dasar dan benih pokok. Benih sebar (extension seed/ES/BR) disebut benih komersial karena merupakan benih turunan dari benih pokok, yang ditanam oleh petani untuk tujuan konsumsi. Uraian dari masing- masing kelas benih adalah sebagai berikut: Benih Penjenis (Breeder SeedlBS) Benih penjenis adalah benih sumber yang diproduksi dan dikendalikan langsung oleh pemulia (breeder) yang menemukan atau diberi kewenangan untuk mengembangkan varietas tersebut. Sa at ini benih penjenis dikelola oleh UPBS di Balai Penelitian Komoditas, untuk kedelai di Balitkabi. Dalam sertifikasi, benih penjenis dicirikan oleh label berwarna putih (rencana menjadi warna kuning) yang ditandatangani oleh pemulia dan Kepala Institusi penyelenggara pemuliaan tersebut. Benih penjenis digunakan sebagai benih sumber untuk produksi atau perbanyakan benih dasar (FS/BD). Benih Dasar (Foundation Seed/FS/BD) -- Benih dasar adalah benih sumber yang diproduksi oleh produsen benih (BBI, BPTP, perusahaan benih BUMN/swasta yang profesional) dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi benih (BP5B atau 5istem Manajemen Mutu). Benih dasar merupakan benih sumber untuk perbanyakan/produksi benih pokok (55/BP). Untuk penyediaan benih kedelai unggul bersubsidi bagi petani, Balitkabi akan membantu memproduksi benih dasar mengingat masih lemahnya sistem perbenihan kedelai. Benih Pokok (Stock SeedISS/BP)

Upload: ahmad-naufal

Post on 16-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

benih manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: Kelas Pada Benih

1. Kelas pada benih

Benih sumber terdiri alas tiga kelas, yaitu benih penjenis (breeder seed/BS), benih dasar

(foundation seed/FS/BD), dan benih pokok (stock seed/SS/BP). Benih penjenis merupakan

perbanyakan dari benih inti, yang selanjutnya akan digunakan untuk perbanyakan benih kelas-

kelas selanjutnya, yaitu benih dasar dan benih pokok. Benih sebar (extension seed/ES/BR)

disebut benih komersial karena merupakan benih turunan dari benih pokok, yang ditanam oleh

petani untuk tujuan konsumsi. Uraian dari masing-masing kelas benih adalah sebagai berikut:

Benih Penjenis (Breeder SeedlBS)

Benih penjenis adalah benih sumber yang diproduksi dan dikendalikan langsung oleh

pemulia (breeder) yang menemukan atau diberi kewenangan untuk mengembangkan varietas

tersebut. Sa at ini benih penjenis dikelola oleh UPBS di Balai Penelitian Komoditas, untuk kedelai

di Balitkabi. Dalam sertifikasi, benih penjenis dicirikan oleh label berwarna putih (rencana

menjadi warna kuning) yang ditandatangani oleh pemulia dan Kepala Institusi penyelenggara

pemuliaan tersebut. Benih penjenis digunakan sebagai benih sumber untuk produksi atau

perbanyakan benih dasar (FS/BD).

Benih Dasar (Foundation Seed/FS/BD) --

Benih dasar adalah benih sumber yang diproduksi oleh produsen benih (BBI, BPTP,

perusahaan benih BUMN/swasta yang profesional) dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi

benih (BP5B atau 5istem Manajemen Mutu). Benih dasar merupakan benih sumber untuk

perbanyakan/produksi benih pokok (55/BP). Untuk penyediaan benih kedelai unggul bersubsidi

bagi petani, Balitkabi akan membantu memproduksi benih dasar mengingat masih lemahnya

sistem perbenihan kedelai.

Benih Pokok (Stock SeedISS/BP)

Benih pokok adalah benih sumber yang diproduksi oleh produsenl penangkar benih di

daerah dan pengendalian mutunya melalui sertifikasi benih (BP5B atau 5istem Manajemen

Mutu).

Bagi benih bersertifikat ditetapkan kelas-kelas benih sesuai dengan urutan keturunan

dan mutunya, antara lain penetapannya sebagai berikut:

1.Benih Penjenis (BS)

Adalah benih yang diproduksi oleh dan di bawah pengawasan Pemulia Tanaman yang

bersangkutan atau instansinya, dan harus merupakan sumber untuk perbanyakan benih

dasar.

2.Benih Dasar (BD)

Page 2: Kelas Pada Benih

Merupakan keturunan pertama dari Benih Penjenis (BS) atau Benih Dasar yang

diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan ketat, sehingga kemurnian

varietas yang tinggi dapat dipelihara. Benih Dasar diproduksi oleh instansi atau Badan yang

ditetapkan atau ditunjuk oleh Ketua Badan Benih Nasional, dan harus disertifikasi oleh Sub

Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB.

3.Benih Pokok (BP)

Merupakan keturunan dari Benih Penjenis atau Benih Dasar yang diproduksi dan

dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas

memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh

Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB.

4.Benih Sebar (BR)

Merupakan keturunan dari Benih Penjenis, Benih Dasar atau Benih Pokok, yang

diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian

varietas dapat dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan serta telah

disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih BPSB

(Ance G. Kartasapoetra, 2003).

2.syarat dan bagaimana proses menjadi penagkar benih

Syarat-syarat menjadi penangkar benih

Memiliki atau menguasai lahan yang akan digunakan untuk memproduksi benih bermutu

Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi benih bermutu

Mampu memelihara tanaman yang diusahakannya

Menguasai atau mempunyai fasilitas pengolahan dan penyimpanan benih, baik sendiri

maupun kontrak dengan pihak lain

Wajib mengikuti petunjuk-petunjuk dan peraturan-peraturan yang diberikan oleh BPSBTPH

di tiap provinsi

Bersedia membayar biaya sertifikasi sesuai ketentuan

Contoh sertifikasi pada benih padi

Prosedur sertifikasi benih padi

1. Persyaratan areal atau lahan

Diusahakan menggunakan lahan bekas tanaman lain atau tanaman bera

Bekas varietas yang sama atau varietas lain yang sifat-sifatnya secara fisik mudah dibedakan

Page 3: Kelas Pada Benih

Harus memiliki batas-batas yang jelas, baik berupa parit, pematang, jalan maupun batas-

batas lainnya

Satu areal sertifikasi dapat terdiri dari satu hamparan berupa beberapa petak atau areal

yang terpisah-pisah, tetapi tidak lebih dari 10 meter dan tidak dipisahkan oleh tanaman atau

varietas lain

Dalam satu unit penagkaran hanya dapat ditanami satu varietas dan satu kelas benih

2. Benih yang ditanam

Benih yang akan disertifikasi harus berasal dari Benih Inti, Benih Penjenis, Benih Dasar, dan

Benih Pokok.

3. Permohonan sertifikasi

Diajukan maksimal 10 hari sebelum tanam

Dengan melampirkan :

a) Label atau keterangan sumber benih

b) Sket peta lapangan

4. Isolasi

Harus jelas terpisah dari varietas lainnya dengan jarak paling sedikit 2 meter

Bila terdapat dua varietas yang berbeda dan bloknya berdampingan, maka tanggal tanam

diatur sehingga pembungaan berbeda ( 30 hari)

5. Pemeriksaan lapangan

Penangkar benih mengajukan permohonan pemeriksaan lapangan kepada BPSBTPH Propinsi

Jawa Barat selambat-lambatnya 1 minggu sebelum waktu pemeriksaan

Pemeriksaan lapangan

a) Pemeriksaan pendahuluan (1 minggu sampai dengan sebelum tanam), pemeriksaan

dilakukan terhadap kelengkapan administrasi, kebenaran batas-batas areal, sejarah

lapangan dan sumber benih yang digunakan

b) Pada massa pertanaman membentuk anakan (fase vegetative, 30 HST) harus

dibersihkan dari rerumputan dan dilakukan seleksi atau (rouging) terhadap varietas lain

atau tipe simpang dan tanaman yang terserang penyakit sebelum pemeriksaan lapangan

pertama dilakukan

c) Pada massa pertanaman fase generative (berbunga 30 hari sebelum panen) harus

dilakukan seleksi (rouging) serta pembersihan dari rerumputan sebelum pemeriksaan

lapangan kedua dilakukan

d) Apabila pada pemeriksaan pertama dan kedua tidak memenuhi standar lapangan,

maka kesempatan mengulang masing-masing hanya dilakukan satu kali, tetapi sebelum

Page 4: Kelas Pada Benih

pemeriksaan ulangan, pertanaman harus di-rouging terlebih dahulu dan apabila tidak

memenuhi standar lapangan maka sertifikasi tidak bisa dilanjutkan

e) Pada massa pertanaman fase masak (7 hari sebelum panen) harus dilakukan seleksi

(rouging) serta pembersihan dari rerumputan sebelum pemeriksaan lapangan ketiga

dilakukan

f) Hal yang perlu diperhatikan pada saat seleksi (rouging); tipe pertumbuhan, kehalusan

daun, warna helai daun, warna lidah daun, warna tepi daun, warna pangkal batang, bentuk

dan tipe malai, bentuk gabah, bulu pada ujung gabah, warna pada ujung gabah, warna

gabah dan sudut daun bendera

6. Pembersihan peralatan atau perlengkapan

Peralatan yang akan digunakan (alat panen atau penabur benih, gerobak, silo, gudang dan

lain-lain) harus bersih dan bebas dari kemungkinan tercampurnya dengan varietas lain

7. Pemeriksaan alat pengolahan

Benih yang akan disertifikasi harus diolah dengan peralatan yang telah diperiksa dan

disahkan kebersihannya oleh pengawas benih

8. Contoh benih untuk pengujian

- Contoh benih untuk diuji di laboratorium akan diambil sampelnya dari kelompok benih yang

telah selesai diolah dan diberi identitas kelompok benih

- Pengawas benih akan mengambil contoh benih atas permintaan penangkar benih

9. Pengambilan contoh benih

Tiap kelompok benih tidak boleh lebih dari 30 ton

Wadah dari setiap kelompok benih harus disusun rapi agar mempermudah dalam

pengambilan contoh benih

Pengambilan contoh benih dilakukan sesuai dengan peraturan atau pedoman yang telah

ditetapkan

Dari tiap-tiap kelompok benih harus diambil sampelnya paling sedikit 700 gram

10. Label

Massa berlaku label diberikan paling lambat 6 bulan sejak tanggal selesai pengujian dan

paling lama 9 bulan setalah panen. Bila diberi perlakuan khusus, maka massa berlaku label paling

lama 12 bulan dari tanggal selesai uji atau paling lama 15 bulan dari tanggal panen. Selama

massa berlaku label harus diadakan pengujian ulang untuk pengecekan dan dapat dilabel ulang

selama masih memenuhi standar mutu

Page 5: Kelas Pada Benih

Istilah Istilah

BPSBTPH : Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

BPSB: Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan

biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemilihan. Dan biji adalah

hasil dari persarian suatu tanaman.

Bibit adalah bahan pertanaman berupa vegetative

Jenis unggul atau varietas unggul adalah jenis yang mempunyai sifat-sifat lebih baik dari

pada jenis-jenis lainnya

Benih unggul adalah benih yang berasal dari jenis unggul, yang berkwalitas baik, ditinjau dari

segi kemurnian benih, kebersihan benih, daya tumbuh dan kesehatan benih.

Populasi adalah kumpulan tumbuhan yang terdiri dari tumbuhan yang tidak terlalu banyak

berbeda satu sama lain,tetapi juga sama sekali tidak sama satu dengan yang lainnya

Jenis adalah kumpulan tumbuhan yang termasuk dalam satu spesies,hasil dari suatu

pembiakan generative,yang terdiri dari tumbuhan yang berbeda karena keadaan luar yang

berbeda

Strain adalah kumpulan tumbuhan yang mempunyai variabilitas yang kecil sekali, terutama

sifat dalamnya

Biji sapuan adalah biji-biji yang dikumpulkan dari sebuah kebun tanaman biji, tanpa

pemilihan biji

Biji legitim adalah biji-biji yang dihasilkan dari persilangan pohon induk yang dipilih (Biklonal)

. bijinya telah terpilh

Biji prope legitim adalah biji-biji dari tanaman biji (pohon induk) yang terpilih, tetapi ayahnya

tidak diketahui

Page 6: Kelas Pada Benih

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Park. 2012 . sertifikasi benih (http://sahuyun.blogspot.com/) di akses pada tanggal 16 maret.

Mahgviroh. 2012 . laporan praktikum teknologi benih (

https://maghfirohazzahra.wordpress.com/2012/05/11/laporan-praktikum-teknologi-

benih/ ) di akses pada tanggal 16 maret 2015

Page 7: Kelas Pada Benih

PAPER

MANAJEMEN PRODUKSI BENIH

“kelas benih dan penangkar benih”

Disusun oleh,

Nama : Ahmad Naufal Zainuddin Ilmi

Nim : 125040100111114

Kelas : B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015