kedisiplinan dalam berkendara motor
Post on 30-Dec-2015
338 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
OLEH :
Kelas IXA
Agnes Renggi N.
Ana Malisa
Anggit widhi wibawa
Ganjar sidiq eko p.
Sofyan fadhilah
SMP NEGERI 1 MINGGIR
2014
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena berkat rahmat-Nya karya
ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul “Pengenalan Kedisiplinan dalam
Berkendara Motor”. Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Selain
pemenuhan tugas, karya ilmiah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui bagaimana
kedisiplinan dalam berkendara, serta bagi aparat kepolisian dapat meningkatkan ketertiban
masyarakat dalam berkendara di jalan raya.
Penulisan karya ilmiah ini dapat dilaksanakan atas bantuan dari berbagai macam literatur
tentang transportasi, serta bimbingan. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Nursiyah Spd selaku guru Bahasa Indonesia
di SMP N 1 MINGGIR.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi pembaca yang budiman demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Yogyakarta, Februari 2014
Penulis
Page 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………… 1Kata Pengantar……………………………………………………………… 2Daftar Isi……………………………………………………………………. 3
BAB I Pendahuluan…………………………………………………… 41.1 Latar Belakang………………………………………………… 51.2 Rumusan Masalah……………………………………………... 51.3 Tujuan Penelitian……………………………………………… 51.4 Manfaat Penelitian…………………………………………….. 51.5 Metode Penelitin……………………………………………... 61.6 Sistematika Penulisan…………………………………………. 6
BAB II Pembahasan………………………………………………….... 72.1 Pengertian Kedisiplinan Dalam Berkendara Motor…………… 72.2 Kurangnya Kedisiplinan Dalam Berkendara Motor…………... 72.3 Bentuk Disiplin Dalam Berkendara Motor……………………. 8
BAB III Penutup………………………………………………………… 93.1 Kesimpulan……………………………………………………. 93.2 Saran…………………………………………………………… 9
BAB IV Lampiran………………………………………………………. 10
Page 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Transportasi adalah pergerakan manusia, barang dan informasi dari suatu tempat ke
tempat lain dengan aman, nyaman, cepat, murah dan sesuai dengan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Di zaman yang modern ini, telah banyak alat transportasi yang canggih, seperti motor,
mobil, pesawat terbang, kapal pesiar, dan sebagainya. Manusia tinggal menyesuaikan jenis
transportasi apa yang dibutuhkannya. Konsumennya pun semakin meningkat dari tahun ke
tahun, terlebih pada kendaraan bermotor. Memang benar,dengan transportasi, segala
kebutuhan manusia dalam mencapai tempat tujuannya menjadi lebih cepat. Tetapi, dengan
meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya mengakibatkan banyak masalah transportasi,
seperti kemacetan panjang, polusi udara, dan berbagai kecelakaan yang mengorbankan
korban jiwa.
Khususnya pengendara sepeda motor, yang merupakan paling banyak konsumsinya.
Banyak sekali pengendara sepeda motor yang kurang menaati tata tertib dalam berlalu lintas
yang menimbulkan kekacauan di jalan raya, seperti tidak memakai helm, dan yang paling
banyak yaitu pengendara di bawah umur 17 tahun, yaitu pelajar, serta masalah-masalah
lainnya.
Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh
negara-negara yang telah maju dan juga oleh negara-negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Permasalahan transportasi yang dijumpai pada masa sekarang mempunyai tingkat
kualitas yang lebih parah dan kuantitas yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya baik
kecelakaan, kemacetan, polusi udara serta pelanggaran lalu lintas.
Page 4
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat rumusan masalah
yang berkaitan dengan masalah transportasi, yaitu sebagai berikut:
a. Apa saja bentuk-bentuk larangan yang harus dipatuhi pengemudi motor di jalan raya?
b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keselamatan dan tingkat kepatuhan
masyarakat dalam lalu-lintas?
c. Apa yang harus dilakukan pengendara motor dalam mewujudkan disiplin berkendara?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka yang menjadi tujuan
penelitian adalah :
a. Untuk memahami arti penting disiplin dalam berkendara.
b. Untuk mengetahui upaya apa yang harus dilakukan pengemudi motor dalam mewujudkan
disiplin berkendara.
c. Untuk memahami dan mematuhi tata tertib dalam lalu lintas.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah informasi atau wawasan yang lebih bagi
aparat penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat, khususnya dalam mewujudkan disiplin
berkendara.
Selain itu, karya ilmiah ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran guna
menigkatkan upaya penegakan hukum dan pengkajian hukum khususnya dalam mewujudkan
masyarakat yang patuh dalam disiplin berkendara.
Page 5
1.5 METODE PENELITIAN
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis memperoleh data-data yang menggunakan
metode:
1) Mengamati keadaan di jalan raya, apakah masyarakat pengendara motor mematuhi rambu-
rambu lalu lintas dan menggunakan perlengkapan berkendara yang lengkap.
2) Memperoleh informasi dari internet.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Metode Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengertian Kedisipilinan dalam Berkendara Motor
2.2 Kurangnya Kedisiplinan dalam Berkendara Motor
2.3 Bentuk Disiplin dalam Berkendara Motor
Bab 3 Penutup
3.1 Saran
3.2 Kesimpulan
Bab 4 Lampiran
Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR
Seseorang dikatakan disiplin berlalu lintas jika ia mematuhi peraturan tentang apa yang
boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan pada saat berlalu-lintas di jalan.
Contohnya: larangan menjalankan kendaraan melebihi batas-batas kecepatan di tempat-
tempat tertentu, larangan mendahului kendaraan lain, larangan menelpon saat berkendara,
larangan parkir untuk tempat-tempat tertentu, larangan melintas untuk jenis-jenis mobil
angkutan tertentu pada jalan-jalan tertentu.
2.2 KURANGNYA KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR
Kurangnya kedisiplinan dalam berkendara yang dimiliki masyarakat menyebabkan
masyarakat dalam berlalu lintas tidak mengutamakan keselamatan, masyarakat lebih
mengutamakan kepentingan pribadi, sehingga banyak masyarakat yang menggunakan
kecepatan tinggi saat berkendara demi kepentingannya tersebut, faktor yang paling banyak
yaitu ekonomi. Padahal, itu sangat membahayakan keselamatan semua orang. Contoh lain
masyarakat tidak mementingkan kepentingan umum yaitu : parkir sembarangan di pinggir
jalan, yang menimbulkan kemacetan dan membahayakan pengemudi lainnya.
Page 7
2.3 BENTUK DISIPLIN DALAM BERKENDARA MOTOR
Di bawah ini adalah bentuk disiplin dalam berkendara motor yang sesuai dengan
peraturan negara tentang bentuk kedisiplinan dalam berkendara motor.
1. Menggunakan helm berstandar SNI.
2. Menggunakan jaket.
3. Umur pengemudi sudah atau diatas 17 tahun.
4. Kelengkapan surat seperti SIM sebagai tanda telah cakap berkendaraan.
5. STNK sebagai tanda kepemilikan.
6. Keadaan kendaraan yang layak jalan.
7. Mematuhi rambu-rambu yang ada.
8. Pengaman dada.
9. Sarung tangan dan sepatu.
10. Pengemudi dalam keadaan sehat.
Page 8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari karya tulis ilmiah Kedisiplinan Dalam Kendaraan Bermotor, dapat disimpulkan bahwa lalu lintas adalah setiap hal yang ada kaitannya dalam menggunakan sarana jalan umum sebagai sarana utama untuk tujuan yang ingin dicapai yang juga merupakan hubungan antar manusia dengan ataupun tanpa disertai alat penggerak dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai ruang geraknya.
Banyaknya pelanggaran lalu lintas yang dilakukan para remaja dan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di kota Yogyakarta. Seperti mengemudi lebih dari 2 orang tanpa meggunakan helm pengaman, kecepatan yang tidak terkontrol, mengemudi tanpa surat izin yang mendukung, mengemudi dengan jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan lain, menggunakan knalpot racing dan menerobos lampu merah. Hal ini membuktikan bahwa perlu diadakannya suatu upaya dari lembaga pendidikan SLTP/sederajat dalam mengatasi angka kecelakaan lalu lintas di kota Yogyakarta. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan SLTP/sederajat dalam mengatasi angka kecelakaan lalu lintas di kota Yogyaka adalah sebagai berikut :
1. Melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian, antara lain mengadakan seminar/kegiatan yang berhubungan dengan lalu lintas oleh pihak kepolisian di sekolah. Dengan demikian, siswa/i akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang lalu lintas dan tata tertib lalu lintas. 2. Diluncurkan Program Satu Sekolah Dua Polantas (SSDP). Dalam hal ini, sekolah
yang berada di pinggir jalan adalah prioritas utama. Selain menjaga arus lalu lintas di kawasan sekolah, polantas juga memberikan penyuluhan kepada para guru dan peserta didik terjadi akibat minimnya pengetahuan pengemudi dalam beretika berkendara. Banyak pelajar yang memakai kendaraan bermotor meski tidak memiliki SIM karena belum cukup umur. Program SSDP diharapkan dapat menjadi bentuk pelayanan pihak kepolisian kepada masyarakat dalam menciptakan kawasan tertib berlalu lintas dan mendekatkan komunikasi antara pelajar dengan profesi polisi. Selain itu, sekolah juga diharapkan untuk menyediakan ruang khusus konsultasi bagi guru dan siswa kepada polantas yang bertugas di sekolah. Guru bimbingan konseling juga diharapkan menjembatani polisi dengan peserta didik dalam pelaksanaan program tersebut.
3. Melakukan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Peran orang tua sangat penting dalam menyadarkan anak tertib dan beretika saat berkendara. Usia sekolah belum boleh membawa kendaraan, maka sebaiknya orang tua mengantarkan anak ketika pergi ke sekolah. Atau bila perlu menyewa mobil antar-jemput untuk keselamatan dan keamanan anak.
4. Pihak sekolah juga diharapkan mengamankan dan mentertibkan kendaraan siswa/i di sekolah. Seperti, menyediakan tempat parkiran kendaraan motor dan mobil yang berbeda lokasi agar kendaraan aman dan tertib.
5. Kerja sama antara pihak sekolah dan pihak kepolisian untuk melakukan razia kendaraan yang tidak memenuhi peraturan dan memberikan sosialisasi tentang peraturan-peraturan lalu lintas, pelanggaran-pelangggaran dan sanksi untuk setiap pelanggaran.
Page 9
Adapun sanksi dari pelanggaran tata tertib lalu lintas yang dilakukan berdasarkan Undang-undang adalah sebagai berikut :
1. Tidak membawa SIM (melanggar Pasal 282 (2) jo 106 (5)) dengan ancaman denda Rp250 ribu, dan tidak memiliki SIM (Pasal 281 jo 77 (1)) dengan ancaman denda Rp 1 juta.
2. Kendaraan yang tidak dilengkapi STNK (Pasal 88. (Djo 106 (5)) dengan ancaman denda Rp500 ribu. Sementar TNKB yang tidak sah (Pasal 280 jo 68 (1))dikenai denda Rp 500 ribu.
3. Pengemudi dan penumpang mobil yang tidak mengenakan sabuk keselamatan (Pasal 289 jo 106 (6)) akan terkena ancaman denda Rp 250 ribu.
4. bagi pengendara yang menggunakan helm tidak ber-SNl (Pasal 291 (1) jo 106 (8)) akan didenda denda 250 ribu. Bagi Pembonceng atau penumpang tidak mengenakan helm (Pasal 291 (2) jo 106 (8)) didenda Rp 250 ribu.
5. Mengemudi tidak wajar dan menggunakan ponsel pada saat berkendara (Pasal 283 jo 106 (1)) didenda Rp 750 ribu.
Page 10
3.2 Saran
Bagi remaja-remaja SLTP/sederajat di kota Yogyakarta marilah kita bersama-sama ikut berpatrisipasi dalam mematuhi dan menerapkan peraturan lalu lintas yang telah dibuat oleh pemerintah. Agar terciptanya keamanan dan ketertiban lalu lintas dan mengatasi angka kecelakaan lalu lintas yang semakin meningkat di kota Yogyakarta. Gunakanlah dan manfaatkanlah jalan sebaik mungkin dan jangan hanya menyalahkan petugas keamanan juga pihak kepolisian jika terjadi kecelakaan, karena itu semua tidak akan terjadi jika kita menyadari pentingnya keselamatan dan ketertiban berlalu lintas dengan cara mematuhi tata tertib lalu lintas.
Bagi pihak kepolisian hendaklah lebih meningkatkan penjagaan dan pengaturan lalu lintas. Agar mengingatkan kembali kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas, dengan cara mengayomi dan memberikan sosilisasi untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang lalu lintas dan tata tertib lalu lintas karena kecelakaan selalu diawali dengan pelanggaran lalu lintas yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan. Jadi dengan kata lain masyarakat sadar akan ketertiban berlalu lintas bila jalanan selalu dijaga Polantas. Dan hendaklah juga petugas harus bersikap bijaksana, jangan sampai menghilangkan citra polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat dengan “ bermain damai dengan para pelanggar” .
Bagi sekolah yang merupakan lembaga pendidikan hendaknya dapat bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menciptakan remja-remaja sebagai generasi bangsa yang bisa mematuhi tata tertib lalu lintas dan hendaknya berpartisipasi dalam memelihara keamanan dan ketertiban lalu lintas di kota Bengkulu.
Pemerintah terkhusus Kementrian Perhubungan dan Kementrian Pekerjaan Umum hendaknya lebih mengkoordinasi petugas lalu lintas untuk mengatasi maraknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi belakangan ini. Merealisirkan sarana dan prasarana yang layak untuk lalu lintas. Seperti, memperbaiki jalan yang berlubang, membuat rambu-rambu lalu lintas di tempat-tempat yang rawan.
Page 11
BINGKAI
Indah bukan kalu negeri kita tercinta ini tertib :)
Sedih Rasanya liat kalau pada ga tertib seperti ini.. hftttt
Dan inilah akibatnya kalau tidak terbibb..
Page 12
top related