kebudayaan sa huynh
Post on 11-Aug-2015
474 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kebudayaan Sa Huynh : Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-Alat, Penemuan, Ciri-Ciri, PersebaranArtikel dan Makalah tentang Kebudayaan Sa Huynh : Perkembangan,
Pengaruh, Peradaban, Alat-alat, Penemuan, Ciri-ciri, Persebaran - Selain
kebudayaan Bacson-Hoabinh dan Dong Son yang berada di utara Vietnam, ada
pula kebudayaan yang berhubungan dengan masyarakat Indonesia purba, yaitu
kebudayaan Sa Huynh di selatan Vietnam. Budaya Sa Huynh didukung oleh
kelompok sosial yang berbahasa Cham (Austronesia) yang diperkirakan berasal
dari Indonesia. Penduduk yang mendiami wilayah Sa Huynh ini diperkirakan
berasal dari Semenenjung Melayu atau Kalimantan.
Seorang arkeolog Vietnam mengemukakan bahwa sebelum munculnya budaya
Sa Huynh atau budaya turunan langsung dari Sa Huynh, daerah Vietnam
Selatan telah didiami oleh bangsa yang berbahasa Austronesia. Orang-orang
Cham (Campa) pernah mengembangkan peradaban yang dipengaruhi oleh
budaya India. Kemudian mereka dikalahkan oleh ekspansi yang dilakukan oleh
penduduk mayoritas Vietnam sekarang. Mereka yang tetap bertahan menjadi
kelompok minoritas.
Keberadaan masyarakat Cham di dekat pusat-pusat penemuan benda-benda
logam di Vietnam Utara pada akhir masa prasejarah ini memiliki arti yang
sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Mereka adalah kelompok masyarakat
yang menggunakan bahasa Austronesia dan memiliki kedekatan fisik dengan
orang Indonesia.
Kebudayaan Sa Huynh yang diketahui hingga kini kebanyakan berbentuk
kuburan tempayan, yakni jenazah dimasukkan ke dalam tempayan besar.
Penguburan jenis ini merupakan adat yang mungkin dibawa oleh orang-orang
Chamgelombang pertama ke Indonesia karena penguburan dalam tempayan tak
terdapat pada kebudayaan Dong Son atau yang lain yang sezaman di daratan
Asia Tenggara.
Penemuan-penemuan Sa Huynh terdapat di kawasan pantai, mulai dari Vietnam
Tengah selatan hingga ke delta lembah Sungai Mekong. Budaya Sa Huynh
banyak memiliki kesamaan dengan peninggalan yang ditemukan di wilayah Laut
Sulawesi. Hal ini diperkuat dengan adanya kemiripan bentuk anting-anting batu
bertonjolan (disebut “Lingling O”) dan jenis anting-anting yang khas atau bandul
kalung dengan kedua ujungnya berhiaskan kepala hewan (mungkin kijang) yang
ditemukan di sejumlah daerah di Muangthai, Vietnam, Palawan, dan Serawak.
Kebudayaan Sa Huynh yang berhasil ditemukan mencakup berbagai perkakas
yang bertangkai corong, seperti sekop, tembilang, dan kapak. Ada pula yang
tidak memiliki corong, seperti sabit, pisau bertangkai, kumparan tenun, cincin
dan gelang berbetuk spiral. Teknologi pembuatan perkakas-perkakas dari besi
di wilayah Sa Huynh diperkirakan berasal dari Cina.
Perkakas besi ternyata lebih banyak dipergunakan dalam budaya Sa Huynh
dibanding dalam budaya Dong Son. Benda-benda perunggu yang ditemukan di
Sa Huynh berupa perhiasan, gelang, lonceng, dan bejana-bejana kecil.
Ditemukan pula beberapa manik-manik emas yang langka, manik-manik kaca
dari batu agate bergaris, manik-manik Carnelian (bundar, seperti cerutu), dan
kawat perak. Kebudayaan Sa Huynh ditafsir berlangsung antara tahun 600 SM
hingga awal Masehi.
Berikut ini adalah gambar-gambar peninggalan Kebudayaan Sa Huynh :
top related