katarak traumatik

Post on 31-Dec-2015

141 Views

Category:

Documents

17 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

sada

TRANSCRIPT

Oleh :Chemy Wiryawan

CahyonoSara FadilaSonya Hardi

Katarak Traumatik

Preseptor : dr. Andrini Ariesti, Sp.M

BAB I PENDAHULUAN

Lensa

• Fungsi utamamemfokuskan cahaya ke retina. • Gangguan lensa dapat berupa kekeruhan,

distorsi, dislokasi, dan lain-lain. Pasien yang mengalami gangguan-gangguan tersebut mengalami kekaburan penglihatan tanpa nyeri

• Kekeruhan lensa disebut dengan katarak.

Katarak

• Katarak adalah suatu kelainan pada mata, berupa kekeruhan pada lensa yang disebabkan oleh pemecahan protein atau bahan lainnya oleh proses oksidasi dan foto oksidasi.

• Katarak dapat terjadi tanpa gejala atau dengan gejala berupa gangguan penglihatan dari derajat yang ringan sampai berat bahkan sampai menjadi buta.

WHO

• Katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di dunia

Amerika Serikat dan Australia

• Amerika Serikat : 5,8% atau 15,8 juta orang• Australia menurut Natiorial Health Survey 2001 sebesar 2%

Indonesia

• menurut SKRT-SURKESNAS 2001 sebesar 4,99% dan di Jawa dan Bali sebesar 5,48%.

• Penyebab katarak terbanyak adalah penuaan, namun dapat juga terjadi karena penyebab lain, antara lain disebabkan oleh trauma, toksin, penyakit sistemik seperti diabetes, merokok, dan herediter

• Di Amerika Serikat, dilaporkan kira-kira 2000 orang pekerja per hari mengalami trauma mata yang berhubungan dengan pekerjaan dan membutuhkan pengobatan

Tujuan

• Pembuatan makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Mata RSUP.Dr. M. Djamil Padang/Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan selain juga untuk menambah pengetahuan penulis tentang katarak traumatik dan menghubungkannya dengan ilustrasi kasus yang didapat dari poliklinik.

Batasan Masalah

• Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan serta prognosis dari Katarak Traumatik.

Manfaat Penulisan

• Makalah ini disusun dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman mengenai definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan serta prognosis dari Katarak Traumatik sehingga dapat diaplikasikan dengan baik pada kasus di lapangan sesuai kompetensi dokter keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan Fisiologi Lensa• Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular,

tak berwarna dan hampi transparan sempurna.• Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9mm.• Tergantung pada zonula zinnia dibelakang iris dan

menghubungkannya dengan corpus ciliare.• Disebelah anterior lensa terdapat aqueous humor

dan disebelah posterior terdapat vitreus. • Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel

yang dapat dilewati air dan elektrolit.

• Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein dan merupakan kandungan protein tertinggi dibandingkan jaringan tubuh lainnya, selain itu juga sedikit mengandung mineral.

• Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke retina.

• Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya.

Katarak

• Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama

Klasifikasi Katarak• Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan

perkembangan, etiologi, lokasi di lensa, bentuk serta derajat opfikasinya

• Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi katarak kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis

• Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur

Katarak Traumatik

• Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata

Epidemiologi• Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 2,5 juta trauma mata setiap

tahunnya.• Kurang lebih 4-5% dari pasien-pasien mata yang membutuhkan

perawatan komprehensif merupakan keadaan sekunder akibat trauma mata.

• Trauma merupakan penyebab tertinggi untuk buta monokuler pada orang kelompok usia dibawah 45 tahun.

• Setiap tahunnya diperkirakan 50.000 orang tidak dapat membaca koran sebagai akibat trauma mata.

• Dilihat dari jenis kelamin, perbandingan terjadinya katarak traumatik laki-laki dan perempuan adalah 4:1.

• National Eye Trauma System Study melaporkan rata-rata usia penderita katarak traumatik adalah 28 tahun dari 648 kasus yang berhubungan dengan trauma mata

Gejala Klinik

1. Penurunan ketajaman visus2. Silau.

3. Sensitivitas kontras4. Diplopia monokuler

Diagnosis

• Anamnesis 1. Riwayat dan mekanisme trauma, apakah tajam atau tumpul 2. Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat

operasi, glakoma, retinal detachment, penyakit mata karena gangguan metabolik.

3. Riwayat penyakit lain, seperti diabetes, sickle cell, sindroma marfan,

4. homosistinuria, defisiensi sulfat oksidase. 5. Keluhan mengenai penglihatan, seperti penurunan visus,

pandangan ganda6. pada satu mata atau kedua mata, nyeri pada mata

• Pemeriksaan fisik1. Visus, lapangan pandang, dan pupil 2. Kerusakan ekstraokular - fraktur tulang orbita, gangguan saraf

traumatik. 3. Tekanan intraokular - glaukoma sekunder, perdarahan

retrobulbar. 4. Bilik anterior - Hipema, iritis, iridodonesis, robekan sudut. 5. Lensa - Subluksasi, dislokasi, integritas kapsular (anterior dan

posterior),6. katarak (luas dan tipe). 7. Vitreus - ada atau tidaknya perdarahan, Presence or absence of8. hemorrhage, perlepasan vitreus posterior. 9. Fundus - Retinal detachment, ruptur khoroid, perdarahan pre

intra dan sub10. retina, kondisi saraf optik.

Penatalaksanaan

• Medikasi (temporer)– Penggunaan kacamata bantu dengan koreksi

akurat– Meningkatkan cahaya pada saat membaca– Dilatasi pupil dengan pengobatan midriasis– Pengobatan katarak dengan mengobati penyebab

contoh: pada DM

• Alat Bantu Lihat Kekuatan Rendah-Alat bantu lihat monokuler genggam dengan kekuatan 2,5x, 2,8x, dan 4x dapat memperjelas objek jarak jauh. Sedangkan untuk objek jarak dekat seperti membaca menggunakan kaca pembesar dan lup teleskop

Operasi

• Indikasi operasi katarak : 1. Mengganggu pekerjaan2. Rehabilitasi visus (terapetik)3. Diagnostik segmen posterior4. Mencegah komputasi (glaucoma ambiliopia)5. Kosmetik

• Sebelum operasi harus dilakukan beberapa pemeriksaan:

1. Fungsi retina harus baik2. Tidak boleh ada infeksi pada mata dan jaringan

sekitarnya. 3. Tidak boleh ada glaukoma. 4. Visus, setelah dikoreksi batasnya pada orang

buta huruf 5/50 dan pada orang terpelajar 5/20.5. Keadaan umum harus baik. tidak boleh ada

hipertensi, diabetes melitus, batuk menahun dan sakit jantung

Jenis-jenis bedah katarak:• Insisi Linier

1. dilakukan pada katarak cair2. insisis pada limbus 2 – 6 mm3. kapsul anterior di insisi, masa lensa di aspirasi4. penyulit: uveitis fakoanafilaktik, glaukoma sekunder, katarak

sekunder.• Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler

1. dilakukan pada katarak lunak2. Insisi pada limbus 10 – 12 mm3. kapsulotomi anterior4. ekspresi nukleus dan sisa masa lensa diaspirasi5. keuntungan: dapat dilakukan insersi lensa tanam, mencegah

prolaps badan kaca, ablasi retina, distropi kornea dan mengurangi infeksi ke intraokular.

• Ekstraksi Katarak Intra Kapsuler1. biasanya dilakukan pada katarak yang keras2. insisi pada limbus 14 – 15 mm3. lensa dijepit dengan cryoprobe atau cryopencil pada kapsul

lensa kemudian diluksasi kekanan kekiri sehingga zonulla Zinii terlepas dan lensa dapat ditarik keluar

4. resiko terjadi prolaps badan kaca dan infeksi intraokular• Fakoemulsifikasi

1. merupakan cara pembedahan paling mutakhir yang dilakukan dengan menggunakan getaran ultrasonik

2. insisi limbus 3–5 mm3. fakofragmentasi dengan vibrasi ultrasonik4. irigasi dan aspirasi kepingan-kepingan lensa

Komplikasi

• Komplikasi yang dapat terjadi antara lain : 1. Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan

bersamaan dengan katarak traumatik. 2. Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti

phakolitik, phakomorpik, blok pupil, glaukoma sudut tertutup, uveitis, retinal detachment, ruptur koroid, hipema, perdarahan retrobulbar, neurophati optik traumatik

Prognosis

• Prognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang terjadi, pada saat terjadinya trauma, dan kerusakan yang terjadi akibat trauma

BAB III ILUSTRASI KASUS

Seorang pasien perempuan umur 41 tahun datang ke bangsal mata pada tanggal 6 Januari 2013 dengan :

• Keluhan Utama :Mata kanan semakin bertambah kabur sejak 2 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

• Mata kanan semakin bertambah kabur sejak 2 bulan yang lalu setelah terkena karet ban bekas. Mata mula-mula kabur dan melihat bayangan yang bergerak-gerak seperti tirai ketika mata digerakkan dan makin lama makin bertambah kabur

• Mata kanan terkena karet ban bekas pada 2 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pernah dibawa berobat ke RS Muaro Bungo dan diberikan obat tetes mata kecil-kecil warna kuning dan biru, dipakai 4x sehari selama 4 hari, kemudian dirujuk ke RSUP.DR.M.Djamil Padang

• Tidak pernah operasi mata sebelumnya

Riwayat Penyakit Dahulu

• Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

• Tidak ada riwayat Hipertensi dan Diabetes Mellitus

Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

STATUS LOKALIS MATA

Status oftalmologi umum O.Dekstra O.Sinistra

Visus: tanpa koreksi dengan koreksi

1/300Tdk Dilakukan

5/6Tdk Dilakukan

Refleks fundus (-) (+)

Supersilia/silia Madarosis (-), trikiasis (-)

Madarosis (-), trikiasis (-)

Palpebra : superior inferior margo

Edema (-)Edema (-)Hordeolum (-), kalazion (-)

Edema (-)Edema (-)Hordeolum (-), kalazion (-)

Aparat lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (+)

Konjungtiva : tarsalis

Forniks

Bulbi

Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-)

Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-)

Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-)

Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-)

Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-)

Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-)

Sklera Putih Putih

Kornea Bening Bening

Kamera Okuli Anterior

Cukup dalam, flare (-), sisa kortek (+)

Cukup dalam, tenang

Iris Coklat, sinekia posterior (+) arah jam 11-1 dan arah jam 9, iridodialisa (+) arah jam 11-1

Coklat

Pupil Iregular Bulat, refleks Cahaya(+), diameter 2-3 mm

Lensa Keruh total Relatif bening

Korpus Vitreum Sulit dinilai Bening

Fundus• media• Papil

• Retina

• Makula

•Aa:vv. Retina

KeruhTidak tembus

Tidak tembus

Tidak tembus

Tidak tembus

BeningDalam batas normal

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Tekanan bulbus okuli

Normal (palpasi) Normal (Palpasi)

Posisi bulbus okuli Ortho OrthoGerak bulbus okuli

Bebas ke segala arah

Bebas ke segala arah

Gambar

Laboratorium

• Hemoglobin : 12,8 gr/dl• Leukosit : 7100/mm3

• Trombosit : 250.000/mm3

• Hematokrit : 42,1 %• PT/APTT : 15,2/33,1• GDP : 93 mg/dl• GD 2jam PP : 107 mg/dl• Total Kolesterol : 201mg/dl

Diagnosis

• Katarak traumatik OD dengan iridodialisa + sinekia posterior

Terapi

• Rencana ECCE + IOL OD dalam anestesi local

Follow Up• 6 Desember 2013

S/ Mata kanan kaburO/ OD

Visus 1/300Palpebra Edema (-)Konjungtiva Anemis (-)Kornea BeningCOA Cukup dalam, flare (-), sisa kortek (+)Iris Coklat, sinekia posterior (+) arah jam 11-1 dan jam 9, iridodialisa (+) arah jam 11-1Pupil IregularLensa Keruh totalTIO Normal (Palpasi)

A/ Katarak traumatic OD dengan iridodialisa + sinekia posteriorP/ Rencana ECCE + IOL OD dalam anestesi local

BAB IV DISKUSI

• Berdasarkan anamnesis pasien perempuan umur 41 tahun merasakan gejala subjektif ditemui: penglihatan kabur, penglihatan mula-mula kabur pada mata kanan dan melihat bayangan yang bergerak-gerak seperti tirai ketika mata digerakkan dan makin lama makin bertambah kabur

• Dari beberapa gejala subjektif diatas merupakan manifestasi klinis katarak traumatik yang membedakannya dengan teori adalah pada kasus tidak ditemukan silau pada mata.

• Berdasarkan pemeriksaan, pada mata kanan ditemukan refleks fundus (-), lensa keruh total, dan sulit dinilainya korpus vitreum. Dari hasil pemeriksaan didapatkan ada beberapa perbedaan dengan teori namun bisa disebabkan karena perbedaan penyebab dan lokasi dari trauma

• Untuk penatalaksanaan dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan namun hanya temporer, selain itu dapat dibantu dengan alat bantu penglihatan. Namun, pada kasus ini, diperlukan operasi.

Indikasi operasi katarak : • Mengganggu pekerjaan• Rehabilitasi visus (terapetik)• Diagnostik segmen posterior• Mencegah komputasi (glaucoma ambiliopia)• Kosmetik

TERIMAKASIH

top related