katarak geriatri
Post on 04-Jun-2018
250 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
1/26
1
BAB IPENDAHULUAN
Katarak merupakan penyebab kebutaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan
survey nasional tahun 1996, prevalensi kebutaan di Indonesia mencapai 1,5%
dengan 0,78% dari populasi nasional atau 52% dari jumlah penduduk yang
mengalami kebutaan adalah akibat katarak.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa, umumnya merupakan penyakit pada
usia lanjut, namun dapat juga akibat kelainan kongenital atau penyulit mata lokal
menahun. Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak, seperti
glaucoma, ablasi, uveitis dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan
dengan proses penyakit intraokular lainnya dan bahan toksik khusus. Keracunan
beberapa jenis obat seperti kortikosteroid , kelainan sistemik dan metabolik juga
dapat menimbulkan katarak. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan
berjalan progresif ataupun tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
Pengobatan katarak adalah dengan pembedahan. Setelah pembedahan,
lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraocular.
Dengan peningkatan pengetahuan mengenai katarak, penatalaksanaan sebelum,
selama, dan post operasi, diharapkan penanganan katarak dapat lebih diperluas
sehingga prevalensi kebutaan di Indonesia dapat diturunkan.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
2/26
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan
Latin Cataracta, yang berarti air terjun. Katarak adalah segala bentuk kekeruhan
pada lensa mata, baik sedikit, maupun menyeluruh, namun secara klinis katarak
digunakan untuk kekeruhan lensa yang mempengaruhi ketajaman penglihatan.
2.2 Etiologi
Etiologi tersering dari katarak adalah perubahan usia, sedangkan penyebab
lainnya termasuk trauma, inflamasi, gangguan nutrisi dan metabolic dan toksik
obat-obatan seperti kortikosteroid. Katarak juga dapat disebabkan oleh infeksi
virus dimasa pertumbuhan janin, konsumsi obat-obatan masa hamil, gangguan
pertumbuhan, dan sekunder dari kelainan mata lain.
Berdasarkan etiologi, katarak dibagi menjadi:
1. Senile2. Traumatic
Penetrating Concussion (Rosette Cataract) Infrared irradiation Electrocution Ionizing Radiation
Katarak traumatik sering disebabkan oleh cedera benda asing di
lensa atau trauma tumpul terhadadap bola mata. Misalnya, anak panah,
batu, kontusio, pajanan berlebih terhadap panas (glassblower cataract),
sinar-X, dan bahan radioaktif. Sebagian besar katarak traumatik dapat
dicegah. Di dunia industri, tindakan pengamanan terbaik adalah sepasang
kacamata pelindung bermutu baik.
Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena
lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueous dan kadang-
kadang korpus vitreum masuk ke dalam struktur lensa. Pasien sering
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
3/26
3
adalah orang pekerja industri yang pekerjaannya memukulkan baja ke baja
lain. Potongan kecil palu baja dapat menembus kornea dan lensa dengan
kecepatan yang sangat tinggi dan tersangkut di korpus vitreum. Benda
tersebut biasanya dapat dilihat dengan oftalmoskop.
3. Metabolic Diabetes (Snow Storm Cataract) Hypoglycaemia Galactosemia (Oil drop cataract) Galactokinase Deficiency Mannosidosis Fabrys Disease Lowes Syndrome Wilsons Disease (Sunflower Cataract) Hypocalcaemia
4. Toxic
Corticosteroids Chlorpromazine Miotics Busulphan Gold Amiodarone
5. Complicated
Katarak Komplikata adalah kekeruhan lensa yang disebabkan oleh
penyakit intraokular yang lain. Penyakit tersebut antara lain:
Anterior uveitisMerupkaan penyebab katarak komplikata yang paling sering.
Tanda paling awal adalah adanya kekeruhan di polus posterior
lensa yang tidak bersifat progresif bila uveitis tenang. Bila
inflamasi meningkat, kekeruhan di anterior akan timbul, dan dapat
bersifat progresif hingga menjadi latarak matur. Kekeruhan lensa
dapat berkembang progresif hingga menjadi katarak matur.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
4/26
4
Hereditary Retinal & Vitreoretinal DisodersKelainan retina yang sering menyebabkan terjadinya katarak
adalah retinitis pigmentosa, dengan kekeruha pada subkapsular
posterior.
High MyopiaBiasanya berhubungan dengan kekeruhan lensa subkapsular
posterior dan adanya sklerosis nukleus dini.
GlaucomfleckenDapat menimbulkan kekeruhan di subkapsular atau polus anterior
dengan gambaran adanya bercak kecil berwarna putih keabuan di
area pupil (glaukomflecken). Gambaran ini menunjukkan adanya
iskemik fokal pada epitel lensa.
Intraocular Neoplasia6. Maternal Infection
Rubella Toxoplasmosis Cytomegalovirus
7. Maternal Drug Ingestion
Thalidomide Corticosteroid
8. Presenile Cataract
Myotonic Dystrophy Atopic Dermatitis (Syndermatotic Cataract) GPUT & Enzyme Deficiencies
9. Sindroma dengan katarak10.Herediter11.Katarak sekunder
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
5/26
5
2.3 Patogenesis
Katarak dapat terjadi karena dua proses utama :
1. Hidrasi Suatu mekanisme kegagalan dalam pemompaan cairan lensa secara
aktif
Terjadi kebocoran antara kapsul anterior dan posterior lensa mata Tekanan osmotic lensa mata yang meningkat
2. SklerosisProses sclerosis belum diketahui secara pasti, diduga terjadi karena
adanya proses pada nucleus dan korteks. Proses pada nucleus oleh karena
serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu, selalu terdorong kearah
tengah, maka serabut-serabut lensa pada bagian tengah menjadi lebih
padat (nucleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion kalsium dan
sclerosis. Pada nucleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada
keadaan ini lensa menjadi lebih hipermetrop. Lama kelamaan nucleus
lensa yang pada mulanya berwarna putih menjadi kekuning-kuningan, lalu
menjadi coklat dan kemudian menjadi kehitaman. Karena itulah
dinamakan katarak brunesen atau katarak nigra.
Sedangkan proses pada korteks terjadi pembentukan celah-celah
diantara serabut-serabut lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan
membengkak. Menjadi lebih miop. Sehubungan dengan terjadinya
perubahan refraksi kearah myopia pada katarak kortikal, penderita seolah-
olah mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang
bertambah.
2.4 Klasifikasi
Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan usia, zona pada lensa, dan
stadium perkembangan pada katarak senilis. Katarak juga diklasifikasikan
berdasarkan etiologi, morfologi, tingkat maturitas, dan kronologi.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
6/26
6
2.4.1. Berdasarkan Usia
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia dibawah 1 tahunKatarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera
setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Penyebab tersering katarak
kongenital diantaranya adalah infeksi intrauterin, kelainan metabolik, dan
kelainan genetik.Katarak kongenital tersering dapat disebabkan oleh rubela
kongenital.Biasanya terjadi bila ibu hamil 4 minggu pertama menderita rubela.
Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan
riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan
pemakaian obat selama kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil ditemukan
riwayat kejang, tetani, ikterus atau hepatosplenomegali. Bila katarak disertai uji
reduksi pada urin yang positif, mungkin katarak terjadi akibat galaktosemia.
Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi prematur dan gangguan sistem
saraf seperti retardasi mental. Letak kekeruhan tergantung saat terjadinya
gangguan pada kehidupan janin, sesuai dengan perkembangan embrionik lensa.
Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada
hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, kalsium dan fosfor. Hampir
50% dari katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui penyebabnya.
Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena bergantung pada
bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut telah terjadi ambliopia.
Jika visus sudah sangat terganggu dapat dilakukan iridektomi optis, bila
setelah pemberian midriatika visus dapat menjadi lebih baik. Bila tidak dapat
dilakukan iridektomi optis, karena lensa sangat keruh maka pada anak-anak
dibawah umur 1 tahun, disertai fundus yang tidak dapat dilihat, dilakukan disisi
lensa, sedang pada anak yang lebih besar dilakukan ekstraksi linier. Koreksi visuspada anak dapat berarti bila anak itu sudah dapat diperiksa tes visualnya.
Iridektomi optis mempunyai keuntungan bahwa lensa dan akomodasi dapat
dipertahankan dan penderita tidak usah memakai kacamata yang tebal (sferis +10
dioptri).
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
7/26
7
- Katarak totalisKatarak kongenital totalis disebabkan gangguan pertumbuhan atau
akibat peradangan intrauterin. Katarak juvenil totalis mungkin herediter
atau timbul tanpa diketahui penyebabnya. Pada beberapa ada hubungannya
dengan kejang-kejang. Katarak totalis ini dapat terlihat pada saat sehat
atau merupakan katarak komplikata dengan disertai kelainan-kelainan
pada jaringan lain seperti koroid, retina. Lensanya tampak putih, rata,
keabu-abuan, seperti mutiara. Biasanya cair atau lunak.
Pada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi adalah
makula lutea yang tidak cukup mendapat rangsangan. Makula ini tidak
akan berkembang sempurna hingga walaupun dilakukan ekstraksi katarak
maka visus biasanya tidak akan mencapai 6/6. Hal ini disebut ambliopia
sensoris (amblyopia ex anopsia).
- Katarak kongenita membranaseaBila oleh sesuatu sebab, terjadi kerusakan dari kapsul lensa sehingga
substansi lensa dapat keluar dan diserap maka lensa semakin menjadi tipis
dan akhirnya timbul kekeruhan seperti membran. Pengobatan: disisi lensa.
Tindakan pengobatan pada katarak kongenital adalah operasi.
- Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak.- Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat dilakukan pada usia 2
bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.
Tindakan bedah pada katarak kongenital yang umum dikenal adalah disisio lensa,
ekstraksi liniar, ekstraksi dengan aspirasi.
Pengobatan katarak kongenital bergantung pada:
Katarak total bilateral, dimana sebaiknya dilakukan pembedahansecepatnya segera katarak terlihat
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
8/26
8
Katarak total unilateral, dilakuakn pembedahan 6 bulan sesudah terlihatatau segera sebelum terjadinya juling; bila terlalu muda akan mudah
terjadi ambliopia bila tidak dilakukan tindakan segera; perawatan untuk
ambliopia sebaiknya dilakukan sebaik-baiknya.
Katarak total atau kongenital unilateral, mempunyai prognosis yang buruk,karena mudah sekali terjadinya ambliopia; karena itu sebaiknya dilakukan
pembedahan secepat munkin, dan diberikan kacamata segera dengan
latihan bebat mata.
Katarak bilateral partial, biasanya pengobatan lebih konservatif sehinggasementara dapat dicoba dengan kacamata atau midriatika; bila terjadi
kekeruhan yang perogresif disertai dengan mulainya tanda-tanda juling
dan ambliopia maka dilakukan pembedahan, biasanya mempunyai
prognosis yang lebih baik.
2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahunKatarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mula
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak
juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.
Katarak juvenil terjadi pada waktu masih terjadinya perkembangan serat-
serat lensa. Konsistensinya lembek seperti bubur disebut juga soft cataract.
Pada katarak juvenil bilateral yang lengkap, operasi harus dikerjakan pada
bulan pertama sejak katarak itu diketahui pada kedua mata. Katarak unilateral
lengkap biasanya akibat trauma, tindakan pembedahan harus dilakukan jangan
melebihi 6 bulan setelah katarak itu diketahui untuk menghindari ambliopia
dan terjadinya strabismus. Tindakan pembedahannya dinamakan ekstraksi
linier.
Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun
metabolik dan penyakit lainnya seperti:
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
9/26
9
A. Katarak metabolik Katarak diabetik dan galaktosemia Katarak hipokalsemik (tetanik) Katarak defisiensi gizi Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom Lowe
dan homosistinuria)
Penyakit Wilson Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik
lain
B. Otot
Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
C. Katarak traumatik
D. Katarak komplikata
Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma,mikroftalmia, aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia
iridis)
Katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal),seperti Wagner dan retinis pigmentosa, dan neoplasma)
Katarak anoksik Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein,
dinitrofenol, triparanol(MER-29), antikholinesterase,
klorpromazin, miotik, bisulfan, dan besi)
Lain-lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainankulit (sindermatik), tulang (disostosis kraniofasial, osteogenesis
inperfekta, khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata), dankromosom.
Katarak radiasi
3. Katarak senilis, katarak setelah usia 50 tahunPada katarak senilis terjadi penurunan penglihatan secara bertahap dan
lensa mengalami penebalan secara progresif. Katarak senilis menjadi salah
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
10/26
10
satu penyebab kebutaan di dunia saat ini. Hal ini sangat disayangkan karena
hal ini seharusnya dapat dicegah melalui deteksi dini, dan intervensi bedah.
Patofisiologi katarak senilis
Patofisiologi katarak senilis sangat kompleks dan belum sepenuhnya
diketahui. Diduga adanya interaksi antara berbagai proses fisiologis berperan
dalam terjadinya katarak senilis dan belum sepenuhnya diketahui. Dengan
menjadi tuanya seseorang maka lensa mata akan kekurangan air dan menjadi
lebih padat. Lensa akan menjadi padat di bagian tengahnya, sehingga
kemampuan fokus untuk melihat benda dekat berkurang. Pada usia tua akan
terjadi pembentukan lapisan kortikal yang baru pada lensa yang
mengakibatkan nukleus lensa terdesak dan mengeras (sklerosis nuklear). Pada
saat ini terjadi perubahan protein lensa yaitu terbentukanya protein dengan
berat molekul yang tinggi dan mengakibatkan perubahan indeks refraksi lensa
sehingga memantulkan sinar masuk dan mengurangi transparansi lensa,
perubahan kimia ini juga diikut dengan pembentukan pigmen pada nuklear
lensa.
Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil
berwarna putih dan abu-abu. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada
berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus. Fundus okuli menjadi
semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan lensa bahkan
reaksi fundus bisa hilang sama sekali.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
11/26
11
2.4.2 Berdasarkan Morfologi :
1. Kapsular- Kongenital (polaris anterior dan posterior)- Didapat
2. Subkapsular- subkapsular anterior- subkapsular posterior
Pada katarak subkapsular posterior terjadi peningkatan opasitas pada bagian
lensa belakang secara perlahan. Pada tipe ini gejalnya antara lain penglihatan
kabur dan silau. Tipe ini biasa terjadi pada orang dengan penyakit diabetes
mellitus, miopia berat, retinitis pigmentosa, menggunakan steroid.
3. Nuklear- congenital- senilis
Pada katarak Nuklear terjadi sklerosis pada nukleus lensa dan menjadikan
nukleus lensa menjadi berwarna kuning dan opak. Pada beberapa kasus
menjadikan nukleus lensa tampak sangat opak dan berwarna coklat. Katarak
nuklear dapat memicu terjadinya miopi, terjadi perbaikan dalam penglihatan
untuk membaca untuk sementara yang disebut sebagai second sight(penglihatan kedua), dan second sight ini akan menghilang seiring dengan
meburuknya katarak.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
12/26
12
4. Kortikal- congenital- senilis
Pada katarak kortikal terjadi perubahan komposisi ion dari korteks
lensa serta komposisi air dari serat-serat pembentuk lensa. Terbentuk
kekeruhan berbentuk baji yang menyebar dari pinggir lensa ke tengah.
Ketika kekeruhan mencapai tengah lensa maka akan mempengaruhi
transmisi cahaya yang dapat mengganggu penglihatan dan menimbulkan
gejala silau ataupun ketidakmampuan untuk membedakan kontras yaitu
untuk mengetahui perbedaan-perbedaan tipis dari gambar-gambar yang
berbeda warna, penerangan dan tempat.
5. Lamelar atau zonular6. Sutural7. Lain-lain- blue dot
- membranosa
- pulveranta sentralis
- reduplikasi
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
13/26
13
2.4.3 Berdasarkan Stadium Perkembangannya :
1. Stadium insipient
2. Stadium imatur
3. Stadium matur
4. Stadium hipermatur
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah (air
masuk)
Normal Berkurang (air+masa
lensa keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata
Depan
Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut Bilik
Mata
Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaukoma
Katarak Insipien
Pada stadium ini akan terlihat kekeruhan dimulai dari tepi ekuator
berbentuk gerigi menuju korteks anterior dan posterior (katarak Kortikal)
Katarak Intumesen
Kekeruhan lensa diserta pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeneratif menyerap air. Masuknya air mengakibatkan lensa menjadi bengkak
dan akan mendorong iris sehingga bilik mata depan akan menjadi dangkal
dibandingkan dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan memberikan
penyulit glaukoma. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga lensa
akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah sehingga menyebabkan
miopisasi.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
14/26
14
Katarak Imatur
Katarak belum mengenai seluruh lapisan lensa. Pada katarak imatur akan
terjadi penambahan volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan
lensa yang degeneratif
Katarak Matur
Pada katarak ini kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan
terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh.
Katarak Hipermatur
Katarak yang mengalami proses lebih lanjut akan menjadi keras atau
lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenrasi keluar dari kapsul lensa
sehingga lensa mengecil.
2.5 Gejala dan Tanda
Katarak didiagnosa melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang lengkap.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
15/26
15
Anamnesa
Keluhan yang membawa pasien datang antara lain:
1. Pandangan kaburKekeruhan lensa mengakibatkan penurunan pengelihatan yang progresif
atau berangsur-angsur dan tanpa nyeri, serta tidak mengalami kemajuan dengan
pin-hole.
2. Penglihatan silauPenderita katarak sering kali mengeluhkan penglihatan yang silau, dimana
tingkat kesilauannya berbeda-beda mulai dari sensitifitas kontras yang menurun
dengan latar belakang yang terang hingga merasa silau di siang hari atau merasa
silau terhadap lampu mobil yang berlawanan arah atau sumber cahaya lain yang
mirip pada malam hari. Keluhan ini sering kali muncul pada penderita katarak
kortikal.
3. Sensitifitas terhadap kontrasSensitifitas terhadap kontras menentukan kemampuan pasien dalam
mengetahui perbedaan-perbedaan tipis dari gambar-gambar yang berbeda warna,
penerangan dan tempat. Cara ini akan lebih menjelaskan fungsi mata sebagai
optik dan uji ini diketahui lebih bagus daripada menggunakan bagan Snellen
untuk mengetahui kepastian fungsi penglihatan; namun uji ini bukanlah indikator
spesifik hilangnya penglihatan yang disebabkan oleh adanya katarak.
4. MiopisasiPerkembangan katarak pada awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri
lensa, biasanya menyebabkan derajat miopia yang ringan hingga sedang.
Ketergantungan pasien presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena
pasien ini mengalami penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaandengan memburuknya kualitas lensa, rasa nyaman ini berangsur menghilang dan
diikuti dengan terjadinya katarak sklerotik nuklear. Perkembangan miopisasi yang
asimetris pada kedua mata bisa menyebabkan anisometropia yang tidak dapat
dikoreksi lagi, dan cenderung untuk diatasi dengan ekstraksi katarak.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
16/26
16
5. Variasi Diurnal PenglihatanPada katarak sentral, kadang-kadang penderita mengeluhkan penglihatan
menurun pada siang hari atau keadaan terang dan membaik pada senja hari,
sebaliknya penderita katarak kortikal perifer kadang-kadang mengeluhkan
pengelihatan lebih baik pada sinar terang dibanding pada sinar redup.
6. DistorsiKatarak dapat menimbulkan keluhan benda bersudut tajam menjadi
tampak tumpul atau bergelombang.
7. HaloPenderita dapat mengeluh adanya lingkaran berwarna pelangi yang terlihat
disekeliling sumber cahaya terang, yang harus dibedakan dengan halo pada
penderita glaukoma.
8. Diplopia monokulerGambaran ganda dapat terbentuk pada retina akibat refraksi ireguler dari
lensa yang keruh, menimbulkan diplopia monocular, yang dibedakan dengan
diplopia binokular dengan cover testdanpin hole.
9. Perubahan persepsi warnaPerubahan warna inti nucleus menjadi kekuningan menyebabkan
perubahan persepsi warna, yang akan digambarkan menjadi lebih kekuningan atau
kecoklatan dibanding warna sebenarnya.
10.Bintik hitamPenderita dapat mengeluhkan timbulnya bintik hitam yang tidak bergerak-
gerak pada lapang pandangnya. Dibedakan dengan keluhan pada retina atau badan
vitreous yang sering bergerak-gerak.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
17/26
17
Pemeriksaan Fisik
- Penurunan ketajaman penglihatan
Katarak sering kali berkaitan dengan terjadinya penurunan ketajaman
penglihatan, baik untuk melihat jauh maupun dekat. Ketajaman penglihatan dekat
lebih sering menurun jika dibandingkan dengan ketajaman pengihatan jauh, hal
ini mungkin disebabkan adanya daya konstriksi pupil yang kuat. Penglihatan
menurun tergantung pada derajat katarak.
- Miopisasi
Perkembangan katarak pada awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri
lensa, biasanya menyebabkan derajat miopia yang ringan hingga sedang.
Ketergantungan pasien presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena
pasien ini mengalami penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan
dengan memburuknya kualitas lensa,rasa nyaman ini berangsur menghilang dan
diikuti dengan terjadinya katarak sklerotik nuklear. Perkembangan miopisasi yang
asimetris pada kedua mata bisa menyebabkan anisometropia yang tidak dapat
dikoreksi lagi, dan cenderung untuk diatasi dengan ekstraksi katarak.
2.6 Penatalaksanaan
Beberapa pendekatan nonoperasi hanya bertahan sementara saja dalam perbaikan
fungsi penglihatan penderita katarak. Pengobatan medis katarak telah berkembang
dengan pesat. Walaupun telah ditemukan perkembangan yang cukup maju, namun
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
18/26
18
tetap saja belum ada pengobatan yang mampu mencegah atau mengurangi
penurunan pembentukan katarak pada manusia.
Indikasi operasi katarak dibagi dalam 3 kelompok:
1. Indikasi OptikJika penurunan tajam penglihatan pasien telah menurun hingga
mengganggu kegiatan sehari-hari, maka operasi katarak bisa dilakukan. Tidak ada
batas khusus visus sebagai indikasi operasi dan penentuan waktu operasi lebih
tergantung pada keperluan penglihatan pasien. Pada penurunan visus yang yang
masih ringan, harus dijelaskan mengenai kemungkinan kehilangan daya
akomodasi lensa akibat operasi katarak.
2. Indikasi MedisPada beberapa keadaan di bawah ini, katarak perlu dioperasi segera,
bahkan jika prognosis kembalinya penglihatan kurang baik:
- Katarak hipermatur- Glaukoma sekunder- Uveitis sekunder- Dislokasi/Subluksasio lensa- Benda asing intra-lentikuler- Retinopati diabetika- Ablasio retina
3. Indikasi KosmetikJika penglihatan hilang sama sekali akibat kelainan retina atau nervus
optikus, namun kekeruhan katarak secara kosmetik tidak dapat diterima, misalnya
pada pasien muda, maka operasi katarak dapat dilakukan hanya untuk membuat
pupil tampak hitam meskipun pengelihatan tidak akan kembali.
Teknik-teknik pembedahan katarak
Penatalaksanaan utama katarak adalah dengan ekstraksi lensa melalui
tindakan bedah. Dua tipe utama teknik bedah adalah Intra Capsular Cataract
Extraction/Ekstraksi katarak Intra Kapsular (ICCE) dan Extra Capsular Cataract
Extraction/Ekstraksi katarak Ekstra Kapsular (ECCE). Di bawah ini adalah
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
19/26
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
20/26
20
kapsul anterior lensa dibuka. Dari lubang insisi yang kecil tersebut dimasukan alat
yang mampu mengeluarkan getaran ultrasonik yang mampu memecah lensa
menjadi kepingan-kepingan kecil, kemudian dilakukan aspirasi. Teknik ini
bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik dan kebanyakan katarak senilis.
Namun kurang efektif untuk katarak senilis yang padat.
Keuntungan dari metode ini antara lain:
Insisi yang dilakukan kecil, dan tidak diperlukan benang untuk menjadhitkarena akan menutup sendiri. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya
astigmatisma, dan rasa adanya benda asing yang menempel setelah
operasi. Hal ini juga akan mencegah peningkatan tekanan intraokuli
selama pembedahan, yang juga mengurangi resiko perdarahan.
Cepat menyembuh. Struktur mata tetap intak, karena insisi yang kecil tidak mempengaruhi
struktur mata.
Lensa Intraokular (IOL)
Setelah pembedahan, pasien akan mengalami hipermetropi karena
kehilangan kemampuan akomodasi. Maka dari itu dilakukan penggantian dengan
lensa buatan (berupa lensa yang ditanam dalam mata, lensa kontak maupun
kacamata). IOL dapat terbuat dari bahan plastik, silikon maupun akrilik. Untuk
metode fakoemulsifikasi digunakan bahan yang elastis sehingga dapat dilipat
ketika akan dimasukan melalui lubang insisi yang kecil.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
21/26
21
Bedah katarak sebaiknya ditunda pada keadaan:
a. Pasien dengan uveitis yang aktif, kecuali bila uveitis tersebut disebabkanoleh materi lensa bedah katarak pada katarak komplikata
b. Pasien dengan glaukoma dimana visusnya masih bisa meningkat tanpabedah katarak.
c. Kelainan retina yang aktif, seperti inflamasi posterior, perdarahanmembran neovaskular dan degenrasi makula yang bersifat eksudatif
Persiapan prabedah
Dalam mempersiapkan tindakan bedah katarak, perlu dilakukan evaluasi
prabedah yang meliputi pemeriksaan kesehatan secara umum, pemeriksaan mata,
dan informed consent.
Riwayat kesehatan umum yang lengkap merupakan titik untuk memulai
evaluasi prabedah. Harus ditanyakan riwayat diabetes, hipertensi, penyakit
jantung kronik, penyakit paru obstruksi kronik, kelainan perdarahan, supresi
adrenal yang disebabkan kortikosteroid sistemik, dan alergi.
Harus ditelusuri juga riwayat kesehatan mata. Apakah pasien memiliki
riwayat trauma mata, inflamasi pada mata, ambliopia, glakukoma, kelainan diskus
optikus, penyakit retina, catatan tentang visus sebelumnya, bila pernah mengalami
bedah katarak pada mata sebelahnya perlu diketahui tentang riwayat bedah dan
pascabedahnya.
Persiapan pre-operatif
1. Pasien dianjurkan datang sehari sebelum operasi, meskipun operasi dapatdilakukan sebagai one day surgery.
2.
Penjelasan kepada pasien dan pengambilan informed consent3. Bulu mata pada mata yang akan dioperasi dapat dipotong secukupnya bila
diperlukan, dan mata dibersihkan dengan Povidone-iodine 5% dan
ditandai.
4. Pemberian antibiotic tetes mata tiap 6 jam5. Sedatif ringan dapat diberikan pada malam sebelumnya bila pasien
gelisah.
6. Pada hari operasi, pasien berpuasa dari pagi hari.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
22/26
22
7. Pupil didilatasi dengan tetes mata 2 jam sebelum operasi dengantropicamide 1% atau homatropine 2% setiap 15 menit
8. Pengobatan lain dapat diberikan sesuai kebutuhan seperti obat antiglaucoma, antihipertensi, atau anti asma. Namun demikian, pemnerian
obat anti diabetes dihentikan pada hari operasi untuk mencegah
hipoglikemia dan dilanjutkan satu hari setelah operasi.
Anestesi
Sebagian besar katarak dioperasi dengan anestesi local, kecuali pada anak-
anak. Teknik yang dapat digunakan antara lain anestesi retrobulbar, anestesi
peribulbar, dan blok nervus fasialis. Obat-obatan yang digunakan antara lain
Lignocaine atau Xylocain 2% sebagai obat utama, Bupivicaine 0,75% terutama
untuk memperpanjang masa kerja anestesi dan analgesic post operasi, adrenalin
1/200.000 sebagai vasokonstriktor, menurunkan absorpsi anestesi sehingga
memperpanjang masa kerja dan menurunkan efek samping. Harus dihindari
pemakaiannya pada pasien dengan darah tinggi. Serta Hyaluronidase 7-15 IU per
ml, digunakan untuk meningkatkan difusi anestesi ke jaringan orbita.
Penatalaksanaan Pasca Operasi
- Terapi pasca bedah memiliki tujuan mencegah infeksi dan mengontolinflamasi. Antibiotika tetes mata diberikan empat kali sehari mengurangi
flora normal bola mata sehingga menurunkan resiko keratitis bakterialis
bahkan endofthalmitis. Dapat diberikan hingga 4-7 hari pasca operasi, dan
dihentikan langsung.
-
Pasien diminta menghindari kontak langsung pada mata, menghindari air(misalnya dengan menyarankan tidak mencuci rambut selama kurang lebih
1 minggu dan tidak berenang dulu dalam 2-3 minggu), tidak mengangkat
beban berat sekitar 3 bulan.
- Pemberian antibiotic steroid topical disarankan setiap 4-6 jam dengansalep pada malam hari untuk mengontrol peradangan post operasi dan di
tapering off dalam 4-6 minggu. Namun demikian, sebagian ahli lain
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
23/26
23
menyarankan penggunaan anti inflamasi non steroid atau kombinasi
keduanya.
- 24 jam setelah operasi, penutup mata dapat dibuka dan mata dibersihkan.Pemeriksaan mata lengkap dengan penekanan pada ketajaman
pengeluhatan. Pemantauan pada hari pertama terutama dilakukan untuk
dan memantau tekanan intra ocular dan inflamasi. Resiko terutama
peningkatan intraocular dan hipotoni akibat kebocoran luka serta
peningkatan reaksi inflamasi akibat tindakan selama operasi.
- Pemantauan kedua dilakuakn pada hari kunjungan ke 3-14 hari pascaoperasi dengan tujuan utama memantau inflamasi, respon terhadap
pengobatan dan memantau endofthalmitis. Endofthalmitis dapat terjadi
segera setelah operasi (2-5 hari bahkan 24 jam) atau lambat (beberapa
minggu hingga bulan), dengan gejala penurunan visus mendadak dan rasa
nyeri. Dokter harus menyarankan pasien secepatnya control bila terasa
keluhan seperti ini.
- Pemantauan ketiga biasanya merupakan yang terakhir, dilakuakn 4-8minggu pasca bedah. Biasanya dilakuakn untuk menilai kelainan refraksi,
dan keadaan segmen posterior karena edema macula kistoid biasanya
terjadi pada 2-6 bulan pasca bedah.
Setelah dilakukan operasi maka perawatan Pasca Operasi dilakukan dengan:
1. Menjaga kebersihan mata2. Melakukan pemeriksaan
- Visus mata-
Luka bekas operasi- Kejernihan lensa- Kedalaman Bilik mata depan- Pupil- Tekanan intraokuler
3. Pemberian antibiotik topikal (eye drops) setipa 4-6 jam sekaliselama 4-6 minggu.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
24/26
24
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pasien antara lain:
1. Adanya rasa sakit yang tidak hilang dengan obat-obatan.2. Kehilangan penglihatan3. Muntah, atau batuk yang berlebihan4. Terjadi luka pada mata yang dioperasi.Bila hal di atas terjadi maka pasien harus segera kembali ke dokter.
2.7 Komplikasi Katarak
1. Glaukoma
Glaukoma merupakan komplikasi katarak yang tersering. Glaukoma dapat
terjadi karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik.
Fakolitik- Pada lensa yang keruh terdapat lerusakan maka substansi lensa
akan keluar yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior
terutama bagian kapsul lensa.
- Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anteriorakan bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang
berfungsi merabsorbsi substansi lensa tersebut.
- Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehinggatimbul glaukoma.
Fakotopik- Berdasarkan posisi lensa- Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke depan sudut
kamera okuli anterior menjadi sempit sehingga aliran humor
aqueaous tidak lancar sedangkan produksi berjalan terus, akibatnyatekanan intraokuler akan meningkat dan timbul glaukoma
Fakotoksik- Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi
mata sendiri (auto toksik)
- Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yangkemudian akan menjadi glaukoma.
2. Uveitis
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
25/26
25
BAB III
PENUTUP
Katarak adalah segala bentuk kekeruhan pada lensa mata, baik sedikit,
maupun menyeluruh, namun secara klinis katarak digunakan untuk kekeruhan
lensa yang mempengaruhi ketajaman penglihatan.
Etiologi tersering dari katarak adalah perubahan usia, sedangkan penyebab
lainnya termasuk trauma, inflamasi, gangguan nutrisi dan metabolic dan toksik
obat-obatan seperti kortikosteroid. Katarak juga dapat disebabkan oleh infeksi
virus dimasa pertumbuhan janin, konsumsi obat-obatan masa hamil, gangguan
pertumbuhan, dan sekunder dari kelainan mata lain.
Berdasarkan usia, katarak dibagi menjadi katarak kongenital, katarak
juvenile, katarak senilis. Katarak berdasarkan anatomi pada lensa dibagi menjadi
zona subkapsular, korteks, dan nucleus.
Beberapa pendekatan nonoperasi hanya bertahan sementara saja dalam
perbaikan fungsi penglihatan penderita katarak. Pengobatan medis katarak telah
berkembang dengan pesat. Walaupun telah ditemukan perkembangan yang cukup
maju, namun tetap saja belum ada pengobatan yang mampu mencegah atau
mengurangi penurunan pembentukan katarak pada manusia. Kebutaan akibat
katarak termasuk dalam kebutaan yang reversible atau dapat diperbaiki dengan
tindakan operasi hingga mengembalikan tajam penglihatan semula. Selain
tindakan operasi, persiapan pre-operatif dan follow-up pasca operasi harus
diperhatikan untuk mencegah infeksi dan mengontol inflamasi.
-
8/13/2019 Katarak Geriatri
26/26
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Prof. Sidarta, dr., Sp.M. 2010. Ilmu Penyakit Mata.Jakarta: FKUI2. Vaughan DG, Asbury T, riordan-Eva P. Oftalmology Umum Edisi 17.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 2007.
3. Dhawan, Shanjay. Lens and Cataract. Diakses dari internethttp://sdhawan.com/ophthalmology/lens.html
4. www.onjoph.com5. Bashour, M et al. Cataract, Congenital. Tersedia di:
http://www.emedicine.com.
6. Victor V. Cataract Senile. Tersedia di :http://www.emedicine.com7. www.nei.nih.gov
http://www.onjoph.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.nei.nih.gov/http://www.nei.nih.gov/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.onjoph.com/
top related