kasus haki ppt

Post on 20-Jun-2015

1.970 Views

Category:

Education

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ANGGOTA : ARDHI MUHSHII PRASETYO HIKARI

(21212035) SEVVY DAYANARA (27212246) IRVAN FADJULI

(23212787)

ASPEK HUKUM DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Hak Kekayaan

Intelektual (HAKI)

1. Pengertian2. Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual3. Klasifikasi Hak Kekayaan Intelektual4. Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia5. Hak Cipta6. Hak Paten7. Hak Merk8. Desain Industri9. Rahasia Dagang

SILABUS

HAK ATAS KARYA INTELEKTUAL

APA DEFINISI DAN PENGERTIAN HAKI?

Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.

Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.

PENGERTIAN HAKI

Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual

PRINSIP - PRINSIP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Prinsip Ekonomi

prinsip keadilan

prinsip kebudayaan

prinsip sosial

PRINSIP EKONOMI

Prinsip Ekonominya Adalah hak intelektual berasal dari kegiatan kretif suatu kemauan daya piker manusia yang diekspresikan dalam berbagai

bentuk yang akan memberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan

PRINSIP KEADILANPrinsip Keadilannya yaitu di dalam

menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja membuahkan suatu hasil

dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan

mendapat perlindungan dalam pemilikannya.

PRINSIP KEBUDAYAAN

Prinsip Kebudayaanya adalah perkembangan ilmu pengetahuan, sastra dan seni untuk

meningkatkan kehidupan manusia.

PRINSIP SOSIALPrinsip Sosial artinya hak yang diakui oleh hukumdan telah diberikan kepada individu

merupakan satu kesatuan sehingga perlindungan diberikan berdasarkan

keseimbangan individu dan masyarakat.

KLASIFIKASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

KLASIFIKASI HAKI

HAK CIPTA (COPYRIGHTS)

HAK KEKAYAAN INDUSTRIES (INDUSTRIAL

PROPERTY RIGHT)

Hak Cipta ( copyrights )Hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta

suatu karya (misal karya seni untuk mengumumkan, memperbanyak, atau memberikan izin bagi orang

lain untuk memperbanyak ciptaanya tanpa mengurangi hak pencipta sendiri.

UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan

sastra yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan diberikan pada ide, prosedur, metode atau konsep

yang telah dituangkan dalam wujud tetap.Untuk mendapatkan perlindungan melalui Hak Cipta,

tidak ada keharusan untuk mendaftarkan. Pendaftaran hanya semata-mata untuk keperluan

pembuktian belaka. Dengan demikian, begitu suatu ciptaan berwujud, maka secara otomatis Hak Cipta melekat pada ciptaan tersebut. Biasanya publikasi dilakukan dengan mencantumkan tanda Hak Cipta.

Hak kekayaan industri (industrial property right) adalah hak atas kepemilikan aset industri. Hak kekayaan industri berdasarkan pasal 1 Konvensi Paris mengenai perlindungan hak kekayaan industri tahun 1883 yang telah direvisi dan diamandemen pada tanggal 2 Oktober 1979 adalah: paten, merek, varietas tanaman, rahasia dagang, desain industri dan desain tata letak sirkuit terpadu.

Hak Kekayaan Industri

DASAR PERLINDUNGAN HAK CIPTA DI INDONESIA

Undang-undang Hak Cipta (UUHC) pertama kali diatur dalam undang-undang No.6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta. Kemudian diubah dengan undang-undang No.7 Tahun 1987. Pada tahun 1997 diubah lagi dengan undang-undang No.12 Tahun 1997. Di tahun 2002, UUHC kembali mengalami perubahan dan diatur dalam Undang-undang No.19 Tahun 2002. Beberapa peraturan pelaksanaan di bidang hak cipta adalah sebagai berikut:

Beberapa peraturan pelaksanaan di bidang hak cipta adalah sebagai berikut:

TAHUKAH KAMU BAHWA BANYAK KASUS PELANGGARAN YANG TERJADI DI INDONESIA

BERIKUT MERUPAKAN SALAH SATU CONTOH KASUS PELANGGARAN HAKI

KRONOLOGI MASALAH

KASUS POSISI

ISI DARI GUGATANPihak Penggugat mengajukan tuntutan (petitum) yang isi pokoknya sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sebagai hukum bahwa Penggugat sebagai pemakai pertama di Indonesia atas merek dagang LOTTO dan karena itu mempunyai hak tunggal/khusus untuk memakai merek tersebut di Indonesia;

3. Menyatakan bahwa merek LOTTO milik Tergugat I yaitu yang didaftarkan pada Tergugat II dengan nomor register 187824, adalah sama dengan merek Penggugat baik dalam tulisan, ucapan kata maupun suara, dan oleh karena itu dapat membingungkan, meragukan serta memperdaya khalayak ramai tentang asal-usul dan kwalitas barang-barang;

4. Menyatakan batal, atau setidak-tidaknya membatalkan pendaftaran merek dengan register nomor 187824 dalam daftar umum atas nama Tergugat I, dengan segala akibat hukumnya;

5. Memerintahkan Tergugat II untuk mentaati keputusan ini dengan membatalkan pendaftaran merek dengan nomor reg. 187824 dalam daftar umum;

6. Menghukum para Tergugat untuk membayar biaya perkara;

7. Atau menurut kebijaksanaan Hakim.

PERTIMBANGAN PENGADILAN NEGERI

- Hakim pertama memberi pertimbangan sebagai berikut:

- Dari bukti P1 dan P2 terbukti bahwa “Merek LOTTO” milik Penggugat, terdaftar No. 137.430 dan W 191.962 untuk melindungi jenis barang-barang: pakaian jadi, kemeja, dll.

- Dari bukti P3 diketahui bahwa merek Tergugat I dengan kata “LOTTO” telah terdaftar pada Direktorat Paten dan Hak Cipta dengan No. 187.824 untuk melindungi jenis barang handuk dan sapu tangan.

- Pasal 2(1) UU Merek tahun 1961 menentukan, hak atas suatu merek berlaku hanya untuk barang-barang sejenis dengan barang-barang yang dibubuhi merek itu.

- Menurut pasal 10(1) UU Merek tahun 1961 tuntutan pembatalan merek hanya dibenarkan untuk barang-barang sejenis.

- Tujuan UU merek tahun 1961 khususnya pasal 10(1) adalah untuk melindungi masyarakat konsumen agar konsumen tidak terperosok pada asal-usul barang sejenis yang memakai merek yang mengandung persamaan.

- Menurut pendapat Majelis, walaupun bunyi dari kedua merek Penggugat dan Tergugat I tersebut sama yaitu LOTTO, tetapi pihak konsumen tidak akan dikaburkan dengan asal-usul barang tersebut, karena jenis barang yang dilindungi adalah merek Penggugat sangat berbeda dengan jenis barang yang dilindungi oleh merek Tergugat I.

- Jurisprudensi yang tetap antara lain Putusan MA-RI No. 2932 K/Sip/1982 tanggal 31/8/1983, serta No. 3156 K/Pdt/1986 tanggal 28/4/1988, berisi: menolak pembatalan pendaftaran merek dari barang yang tidak sejenis.

- Pasal 1 SK Menteri Kehakiman No. M-02-HC-01-01 tahun 1987 tanggal 15/6/1987 menyatakan merek terkenal adalah merek dagang yang telah lama dikenal dan dipakai di wilayah Indonesia oleh seseorang atau badan untuk jenis barang tertentu.

- Majelis berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat tidak cukup berlasan, karenanya gugatan Penggugat harus ditolak.

DARI PIHAK MAHKAMAH AGUNG

ALASAN JURIDIS YANG DIPAKAI

top related