kantor kesehatan pelabuhan kelas ii mataramkkpmataram.com/announcement/download/laptah_2014.pdf ·...
Post on 06-Feb-2018
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
KELAS II MATARAM
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya,
Laporan Kegiatan Tahun 2014 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram telah dapat
disusun dengan kerjasama yang baik dari semua pihak.
Laporan kegiatan ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang hasil pelaksanaan
program dan kegiatan serta hambatan-hambatan yang ditemui selama tahun 2014 di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram yang disajikan dalam bentuk narasi, data visual dan
dilengkapi dengan tabel dan grafik untuk memudahkan dalam memahami kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Pelaksanaan kegiatan tahun 2014 merupakan kegiatan yang bertahap dan berkesinambungan
dari tahun sebelumnya dan juga akan terus dilanjutkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
serta tantangan yang dihadapi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram di masa
yang akan datang. Harapan kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukan informasi serta dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan acuan untuk
mendukung perencanaan kesehatan di Propinsi Nusa Tenggara Barat khususnya, berdasarkan
fakta dan sebagai masukan dalam menyusun kegiatan-kegiatan di tahun yang akan datang.
Saran, kritik serta masukan-masukan sangat kami harapkan guna peningkatan mutu laporan
kegiatan tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram, serta untuk dapat
meningkatkan kinerja bagi karyawan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram di tahun
mendatang.
Akhirnya kepada semua pihak yang berkontribusi dan membantu dalam penyusunan ini, kami
ucapkan terima kasih.
Mataram, Januari 2015 Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Mataram
dr. I Wayan Diantika
NIP 196404141990101001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………........... i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. ii
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Visi, Misi, Nilai-nilai Kementerian Kesehatan ……..…………………… 1
C. Sasaran Strategis .…………………………………………………………. 3
D. Tujuan Penyusunan …………………………………………………………. 3
BAB II : GAMBARAN UMUM ………………………………….................................... 5
A. Struktur Organisasi …………………………………………………………. 5
B. Landasan Hukum Pelaksanaan Kegiatan …..…………………………… 6
C. Visi, Misi, Nilai Pelayanan dan Kebijakan Mutu …………………………. 6
D. Kantor Induk KKP Mataram ……………………………………………….. 7
E. Wilayah Kerja KKP Mataram ……………………………………………… 10
BAB III : JENIS KEGIATAN ……………………………………………………………… 17
A. Tugas Pokok dan Fungsi ………………………………………………….. 17
B. Program Kegiatan …………………………………………………………. 18
BAB IV : HASIL PENCAPAIAN KEGIATAN …………………………………………… 20
A. Seksi Karantina dan SE …………………………………………………… 20
B. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan ………………………………… 29
C. Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah ………………………………… 41
D. Sub Bagian Tata Usaha …………………………………………………... 55
BAB V : PENUTUP ……………………………………………………………………… 61
A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 61
B. Rekomendasi ……………………………………………………………… 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram merupakan Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kesehatan yang ada di daerah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal PP & PL yang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pencegahan
terhadap masuk dan keluarnya penyakit karantina, penyakit potensial wabah, survailans
epidemiologi, kekarantinaan, pengendlian dampak kesehatan lingkungan, pengawasan
omkaba serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit lama yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Mataram menyelenggarakan 16 fungsi yang dijalankan oleh tiga seksi dan satu Sub
Bagian Tata Usaha serta memiliki 9 wilayah kerja yang terdiri dari satu bandara
internasional dan 8 pelabuhan laut. Dalam pelaksanaan program dan kegiatannya KKP
Kelas II Mataram mengacu pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang sudah
disusun diawal tahun yang didukung oleh dana DIPA TA 2014
Penerbitan buku laporan tahunan Kantor Kesehatan Kelas II Mataram telah rutin
dilakukan setiap tahunnya guna memberikan informasi tentang capian hasil Rencana
pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan serta hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
setiap program kegiatan.
B. Visi Misi dan Nilai Kementerian Kesehatan
1. Visi
Visi Kementerian Kesehatan adalah: “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”. Sedangkan Visi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan adalah: “Masyarakat Sehat yang Mandiri dalam Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta Berkeadilan.
2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut diatas, dimana Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian
Kesehatan telah menetapkan misi, yaitu :
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat
termasuk swasta dan masyarakat madani dalam pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan.
2
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan dalam pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan.
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dalam pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan.
3. Nilai
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung
tinggi nilai-nilai sebagai berikut:
a. Pro rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan selalu mendahulukan
kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah
salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan
status sosial ekonomi
b. Inklusif
Semua kegiatan dalam program pembangunan kesehatan harus melibatkan
semua pihak, karena semua mempunyai peran yang penting. Dengan demikian,
seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas
sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha, masyarakat madani
dan masyarakat akar rumput.
c. Responsif
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dengan keinginan rakyat,
serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat,
sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam
mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda sehingga diperlukan
penangan yang berbeda pula.
d. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai dengan target
yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
e. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.
3
C. Sasaran Strategis
Sasaran strategis pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, tahun 2010-2014
yaitu:
1. Meningkatnya penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) kurang dari 24 jam menjadi
100 %.
2. Meningkatnya faktor risiko potensial PHEIC yang terdekteksi di pintu negara menjadi
100 %.
3. Terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan kesehatan pada kondisi
matra.
4. Terlaksananya penemuan kasus baru tuberkulosis (TB) paru (BTA positif)
5. Terlaksananya kegiatan penemuan kasus HIV pada populasi yang mempunyai faktor
resiko di pelabuhan
6. Menurunnya angka kesakitan malaria (Annual Paracite Index - API)
7. Terpenuhinya standar untuk HI, CI dan BI di pelabuhan dan bandara sesuai dengan
IHR 2005
8. Terlaksananya kegiatan penemuan kasus penyakit zoonosis di pelabuhan dan
bandara
9. Meningkatnya kualitas air minum yang memenuhi syarat di pelabuhan dan bandara
10. Peningkatan PHBS disemua wilayah kerja.
11. Meningkatnya potensi pengendalian terhadap cegah tangkal penyakit di pelabuhan
dan bandar udara menjadi 100%.
12. Meningkatnya jumlah pemeriksaan laboratorium dan Lingkungan untuk penyakit
berpotensi wabah, penyakit menular/ tidak menular prioritas dan faktor risiko
lingkungan.
13. Terlaksananya kajian penyakit infeksi
14. Peningkatan sarana dan prasarananya.
15. Terlaksananya pembinaan perencanaan, anggaran, pelaporan dan penilaian,
penyelesaian masalah hukum, aset dan kepegawaian
D. Tujuan Penyusunan
Laporan Tahunan 2014 merupakan realisasi pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan.dan
menggambarkan efektifitas dan efisiensi dari suatu program kegiatan yang telah
dilaksanakan.
1. Tujuan Umum
Mengetahui jenis kegiatan program 2014 dan capaian pelaksanaan untuk mengetahui
realisasi kegiatan berdasarkan rencana kegiatan yang telah ditetapkan.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jenis kegiatan tahun anggaran 2014
b. Mengetahui capaian hasil kegiatan masing-masing seksi
c. Mengetahui hambatan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN MATARAM
A. Struktur Orgnisasi
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), selanjutnya dilakukan revisi menjadi
Permenkes 2348//Menkes/Per/IX/2011.
Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram adalah sebagai
berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Mataram
dr. I Wayan Diantika
Kepala Seksi
P. Karantina dan SE
H.Junaedi, S.Sos.MM
Kepala Seksi
Upaya Kes Lintas Wilayah
H.Hartono, SKM
Kepala Seksi
P. Resiko Lingkungan
Hari Gunawan, SKM
Kepala Sub Bagian
Tata Usaha
H.A.Herman
Nugraha,SKM.MM
Kelompok Jabfung Wilayah Kerja Instalasi
6
B. Landasan Hukum Pelaksanaan Kegiatan KKP Kelas II Mataram
1. International Health Regulations tahun 2005
2. Undang-undang No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
3. Undang-undang No. 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
4. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah
5. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular terpadu
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 365/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
C. Visi, Misi, Nilai Pelayanan dan Kebijakan Mutu
1. Visi
Prima dalam pengawasan dan pelayanan di pintu masuk negara tahun 2016.
2. Misi
a. Melaksanakan surveilans epidemiologi terhadap keadaan yang dapat
menimbulkan keresahan kesehatan masyarakat di pelabuhan dan bandara
b. Melaksanakan tindakan karantina terhadap penyakit potensial wabah di pelabuhan
dan bandara
c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian faktor risiko lingkungan
berkelanjutan untuk menciptakan bandara dan pelabuhan yang sehat
d. Memberikan pelayanan kesehatan dalam rangka deteksi dini penyakit di
pelabuhan dan bandara
e. Memberikan pelayanan imunisasi dalam upaya pencegahan penularan penyakit.
f. Mewujudkan pegawai yang profesional, disiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi
3. Nilai-nilai Pelayanan
KKP Mataram memiliki nilai-nilai pelayanan dengan istilah LA TAJIR, yaitu :
Layanan non diskriminasi, Tepat waktu, Amanah, Jujur, Ikhlas, Ramah dan Responsif.
7
4. Kebijakan Mutu
Untuk mewujudkan KKP terbaik se-Indonesia maka seluruh pegawai mulai dari
Kepala Kantor dan seluruh jajarannya berkomitmen untuk :
a) Memberikan layanan prima kepada para pelanggan mencakup: tepat waktu,
amanah, jujur, ikhlas, ramah, responsif dan layanan non diskriminasi.
b) Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 secara efektif
c) Mematuhi seluruh perundangan Negara Republik Indonesia yang terkait
dengan pelayanan KKP.
d) Terus menerus melakukan peningkatan di semua proses pelayanan
pelanggan dan proses pendukungnya.
D. Kantor Induk KKP Kelas II Mataram
1. Kedudukan
Kantor induk KKP Mataram terletak di ibukota provinsi NTB, yang berjarak + 5 km dari
kantor Pemerintahan Gubernur Nusa Tenggara Barat. Saat ini kantor induk masih
menempati tanah milik Pemprov NTB seluas 9.000 m2.
2. Sumber Daya Manusia
Jumlah ketenagaan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram per
Desember 2014 yaitu sebanyak orang dengan rincian seperti pada table berikut.
Tabel 1 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Jenis Kepegawaian dan Menurut Jenis Kelamin di KKP Kls II Mataram Tahun 2014
NO Jenis Kepegawaian Pria Wanita Total
1 Pegawai Negeri Sipil 42 32 74
2 Pegawai Kontrak 21 3 24
Jumlah 63 35 98
Jumlah ketenagaan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram berdasarkan
tingkat pendidikan dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
8
Tabel 2 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di KKP Kls II Mataram Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan PNS Kontrak
JLH L P L P
1 Kedokteran Umum 2 1 3
2 Kedokteran Gigi 1 1
3 S2 Magister Manajemen 2 2
4 S2 Magister Public Health 3 3
5 S2 Magister Epidemiologi 1 1
6 S1 Perawat 2 2
7 S1 Kesehatan Masyarakat 10 2 12
8 S1 Administrasi 2 2
9 S1.Ekonomi Akutansi 2 2
10 D3 Keperawatan 2 8 11 3 24
11 D3 Kebidanan 2 2
12 D3 Kesehatan Lingkungan 8 8 16
13 D3 Analis Kesehatan 1 1 2
14 D3 Farmasi 2 2
15 D3 Tehnik informatika 1 1
16 D1 Kesehatan Lingkungan 1 1
17 Sekolah Perawat 3 1 4
18 SMA/SMEA/SMF 4 9 13
19 SMP 2 2
Jumlah 50 24 21 3 98
Jumlah ketenagaan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram
berdasarkan tingkat pendidikan berdasarkan penempatan dapat dilihat seperti pada
tabel berikut :
9
Tabel 3 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan per wilayah kerja di
KKP Kls II Mataram Tahun 2014
No Penempatan
Tingkat Pendidikan
Jlh S2 S1 D3 D1 SPK SLTA SMF SMP
1 Kantor Induk 5 15 10 8 2 40
2 Wilker Bandara 2 13 3 18
3 Wilker Lembar 1 2 1 3 7
4 Wilker Pemenang
1 5 6
5 Wilker Lab. Lombok
2 8 10
6 Wilker Pototano 1 2 1 4
7 Wilker Benete 2 2
8 Wilker Badas 1 2 3
9 Wilker Bima 2 1 3
10 Wilker Sape 1 1 1 3
98
3. Sarana dan Prasarana Penunjang
Dalam melaksanakan kegiatan program pokok maupun program pengembangan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram ditunjang oleh beberapa sarana,
prasarana dan tenaga kesehatan. Sarana dan prasarana pada Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Mataram secara umum keadaannya sudah cukup memadai,
dimana sudah tersedia gedung kantor dan fasilitas pendukung lainnya walaupun masih
butuh penyempurnaan dimasa mendatang secara bertahap.
Secara umum sarana dan prasarana yang ada adalah sebagai berikut :
a. Sarana:
1) Gedung kantor wilker : 5 gedung
2) Gedung kantor induk, yang dilengkapi dengan : Ruang Poliklinik, Ruang
Apotek, Ruang Laboratorium, Instalasi Chamber Hyperbarik, Aula Pertemuan
gudang dll.
b. Prasarana
1) Ambulance : 5 Unit
2) Kendaraan Roda Dua : 19 Unit.
3) Tenda bencana : 1 Unit
4) Mobil Rontgen : 1 Unit
5) Mobil operasional : 6 Unit
10
E. Wilayah Kerja KKP Kelas II Mataram
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2348/Menkes/Per/IX/2011 Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram memiliki 9 (sembilan) wilayah kerja, yaitu :
1. Pelabuhan Laut Lembar
Pelabuhan Laut Lembar secara geografis terletak pada 080 – 43’ – 50” 1160 -
04’ – 24”, berada disebelah selatan Pulau Lombok, dengan jarak 30 km dari kota
Mataram. Secara adminitratif termasuk wilayah Kabupaten Lombok Barat. Pelabuhan
Laut Lembar terdiri dari dua pelabuhan yaitu sebagai pelabuhan penyeberangan yang
menghubungkan pulau Lombok dan pulau Bali dengan panjang lintasan 36 mil dan
sebagai pelabuhan nusantara. Luas areal pelabuhan untuk lingkungan kerja seluas
156,50 Ha, untuk luas daerah lingkungan kepentingan pelabuhan seluas 258 Ha.
Pelabuhan Lembar beroperasi 24 jam, dengan jumlah trip pelayaran sebanyak
24 trip per hari yang dilayani oleh 30 kapal dari berbagai perusahaan pelayaran.Kantor
Wilker Pelabuhan Laut Lembar menempati kantor yang berdiri diatas tanah milik
PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia III dengan status sewa tanah setiap tahun. Sarana
penunjang yang sudah ada yaitu 1 (satu) unit mobil ambulance, 3 (tiga) unit sepeda
motor, ruang laboratorium lingkungan, ruang pelayanan poliklinik dan peralatan
( meubelair ) kantor lainnya.
Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker Pelabuhan Lembar berdasarkan
pendidikan dapat dilihat seperti pada table berikut ini :
Tabel 4 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Pelabuhan Lembar Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan
1 S2 Kesehatan Masyarakat 1 PNS
2 S1 Kesehatan masyarakat 1 PNS
3 S1 Administrasi 1 PNS
4 SPK 3 PNS
5 D3 Keperawatan 1 tenaga kontrak
Jumlah tenaga 7 Orang
11
2. Pelabuhan Laut Ampenan dan Pemenang
Pelabuhan laut Ampenan terletak di bagian barat pulau Lombok merupakan
Pelabuhan Khusus milik PT. Pertamina, yang memberikan pelayanan kekarantinaan
bagi kapal tangker pengangkut bahan bakar minyak. Sedangkan Pelabuhan
Pemenang merupakan pelabuhan khusus untuk melayani kapal wisata yang datang
dari Pulau Bali maupun yang akan menyeberang ke lokasi pulau tujuan wisata di Gili
Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.
Sampai dengan saat ini kegiatan administrasi dan pelayanan kekarantinaan
masih menempati salah satu ruangan di gedung Kanpel Pemenang. Sarana
penunjang yang sudah ada yaitu 1 (satu) unit sepeda motor, dan peralatan kantor
lainnya. Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker Pelabuhan Pemenang berdasarkan
pendidikan dapat dilihat seperti pada table berikut ini :
Tabel 5 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Pelabuhan Pemenang Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan
1 S1 Keperawatan 1 PNS
2 D3 Keperawatan 2 1 PNS dan 1 Tenaga Kontrak
3 D3 Kesehatan Lingkungan 3 PNS
Jumlah tenaga 6 Orang
3. Pelabuhan Laut Kayangan Labuhan Lombok
Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Kayangan Labuhan Lombok terletak di
Kabupaten Lombok Timur, yaitu pada 080-29’-50” LS dan 1160-39’-40” BT, jarak dari
kantor induk KKP sekitar 80 km. Luas daerah kerja pelabuhan adalah 2,5 Ha
sedangkan luas daerah kepentingan pelabuhan adalah 60 Ha. Panjang alur
pelayaran 2.000 m dan lebar alur pelayaran 20.000 m.
Pelabuhan Labuan Lombok terdiri dari dua pelabuhan, yaitu pelabuhan Rakyat Kelas
V dan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan. Pelabuhan Rakyat Pelabuhan
Labuhan Lombok hanya dilintasi oleh kapal layar motor (KLM) dengan volume kurang
dari 1.000 m3. Kapal yang berkunjung/ singgah di pelabuhan ini kebanyakan datang
dari Labuhan Bajo, Calabai dan Kalimantan. Kunjungan kapal rata-rata dalam
sebulan sebanyak 30-40 kapal. Jenis komoditi yang sering diangkut antara lain kayu
dan produk hasil laut. Selain itu pelabuhan ini digunakan para turis mancanegara
yang akan melakukan perjalanan wisata ke pulau Komodo Provinsi NTT melalui
pelabuhan Labuhan Bajo.
12
Sedangkan pelabuhan penyeberangan, sebagai penghubung antara pulau
Lombok dan pulau Sumbawa (pelabuhan Poto Tano), pelabuhan penyeberangan ini
beroperasi selama 24 jam dan dalam setiap hari nya dilayani oleh 6-10 kapal, dengan
waktu tunggu setiap 45-60 menit.
Kantor Wilker Labuhan Lombok menempati gedung kantor milik Kementerian
Kesehatan di atas tanah milik Kantor Pelabuhan Kayangan dengan status sewa
tahunan. Sarana penunjang yang telah ada yaitu 1 (satu) unit mobil ambulance, 1
(satu) unit sepeda motor dan peralatan teknis maupun non teknis lainnya.
Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker Pelabuhan Kayangan berdasarkan
pendidikan dapat dilihat seperti pada table berikut ini :
Tabel 6 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Pelabuhan Kayangan Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Jlh Keterangan
1 S1 Kesehatan Masyarakat 2 PNS
2 D3 Keperawatan 3 2 orang tenaga kontrak 1 Org PNS
3 D3 Kesehatan Lingkungan 4 2 orang tenaga kontrak 2 Org PNS
Jumlah tenaga 9 Orang
.
4. Pelabuhan Laut Pototano
Pelabuhan Laut Pototano merupakan pelabuhan penyeberangan yang
menghubungkan pulau Sumbawa dan pulau Lombok, sama dengan pelabuhan
kayangan, pelabuhan ini juga beroperasi selama 24 jam sehari dengan jumlah kapal
yang melayani sebanyak 6-10 kapal. Wilker Pelabuhan Laut Pototano terletak
disebelah barat pulau Sumbawa secara adminitratif termasuk wilayah Kabupaten
Sumbawa Barat, jarak dari Kota Mataram sekitar 85 km.
Sejak akhir tahun 2013, Wilker pelabuhan Pototano telah menempati gedung
kantor baru di atas tanah milik Kementerian Kesehatan. Gedung tersebut terletak di
luar areal pelabuhan dengan jarak kurang dari 1 km dari pintu masuk pelabuhan.
Untuk memudahkan pelayanan, PT ASDP pelabuhan Pototano menyediakan satu
ruangan untuk memberikan pelayanan kekarantinaan dan lainnya. Sarana
penunjang yang telah ada yaitu 1 (satu) unit sepeda motor dan peralatan teknis
maupun non teknis lainnya.
Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker Pelabuhan Pototano berdasarkan pendidikan
dapat dilihat seperti pada table berikut ini :
Tabel 7 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Pelabuhan Pototano Tahun 2014
13
No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan
1 S1 Kesehatan Masyarakat 1 PNS
2 D3 Keperawatan 2 Tenaga kontrak
3 D1 Kesehatan Lingkungan 1 PNS
Jumlah tenaga 4 Orang
.
5. Pelabuhan Laut Khusus Benete
Merupakan Pelabuhan khusus yang dikelola oleh PT Newmont Nusa Tenggara
yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, dengan jarak dari Kota Mataram adalah
130 km melalui pelabuhan penyeberangan Pototano. Pelabuhan ini relatif banyak
dikunjungi kapal, baik dengan lintasan domestik maupun internasional, sebagian
besar adalah kapal-kapal yang mensuply kebutuhan PT. Newmont dan kapal yang
membawa hasil tambang ke luar negeri.
Sarana penunjang yang ada wilker pelabuhan Benete berupa ruangan pelayanan
kekarantinaan, kendaraan operasional dan kamar penginapan bagi petugas KKP
disediakan oleh PT Newmont. .
Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker Pelabuhan Khusus Benete berdasarkan
pendidikan dapat dilihat seperti pada table berikut ini :
Tabel 8 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Pelabuhan Khusus Benete Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan
1 D3 Kesehatan Lingkungan 2 PNS
Jumlah tenaga 2 Orang
.
6. Pelabuhan Laut Badas
Pelabuhan laut Badas terletak di Kabupaten Sumbawa Besar yang berjarak
kurang lebih 160 km dari Kota Mataram. Pelabuhan Badas merupakan pelabuhan
barang dan jalur perdagangan dengan skala kecil yang hanya dikunjungi oleh jenis
Kapal layar Motor (KLM). Mulai akhir tahun 2012, aktifitas bongkar muat barang di
pelabuhan menunjukan peningkatan, sehingga petugas KKP ditugaskan untuk
melaksanakan tugas pelayanan kekarantinaan dan lainnya. Ruangan yang diberikan
untuk memberikan pelayanan dengan kondisi sederhana. Sarana yang ada di wilker
Badas 1 ( satu ) unit kendaraan roda dua dan peralatan kantor.
Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker Pelabuhan Badas berdasarkan
pendidikan dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini :
14
Tabel 9 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Pelabuhan Badas Tahun 2013
No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan
1 S1 Kedokteran 1 PNS
2 D3 Kesehatan Lingkungan 1 PNS
3 D3 Keperawatan 1 Tenaga Kontrak
Jumlah tenaga 3 ORANG
.
7. Pelabuhan Laut Bima
Pelabuhan Laut Bima terletak di sebelah timur pulau Sumbawa ini berjarak 450
km dari kota Mataram termasuk dalam wilayah administratif Kota Bima. Pelabuhan
ini merupakan Pelabuhan Nusantara yang disinggahi/ dikunjungi oleh banyak kapal
dari berbagai daerah di Indonesia yang membawa penumpang dan barang aneka
komoditi kebutuhan untuk masyarakat terutama di wilayah Kota Bima, Kabupaten
Bima dan Dompu.
Kantor Wilker pelabuhan Bima sudah menempati gedung sendiri di atas tanah
milik PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero). Gedung kantor terletak di sebelah pintu
masuk areal pelabuhan Bima, sehingga akan memudahkan dalam memberikan
pelayanan kekarantinaan dan lainnya. Sarana penunjang yang sudah ada yaitu 1
(satu) unit sepeda motor, peralatan teknis dan perlengkapan kantor lainnya.
Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker Pelabuhan Bima berdasarkan pendidikan
dapat dilihat seperti pada table berikut ini :
Tabel 10 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Pelabuhan Bima Tahun 2013
No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan
1 SPK 1 Selaku Koordinator
2 D3 Kesehatan Lingkungan 2 1 PNS dan 1 Tenaga Kontrak
Jumlah tenaga 3 Orang
8. Pelabuhan Laut Sape
Pelabuhan Laut Sape merupakan pelabuhan penyebrangan terletak di ujung
timur pulau Sumbawa, secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Bima, jarak
tempuh dari Mataram kurang lebih 510 km. Pelabuhan Sape melayani jalur
penyeberangan antara pulau Sumbawa Provinsi NTB dengan pulau Flores Provinsi
15
NTT. Jasa angkutan penyeberangan di Pelabuhan Sape dilayani oleh 2 buah kapal
penyeberangan dan beroperasi hanya 2 kali dalam sehari.
Kantor wilker pelabuhan Sape telah menempati gedung kantor baru di atas
tanah milik Kementerian Kesehatan. Sarana penunjang yang sudah ada yaitu 1
(satu) unit sepeda motor, peralatan teknis dan perlengkapan kantor lainnya.
Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker Pelabuhan Sape berdasarkan pendidikan
dapat dilihat seperti pada table berikut ini :
Tabel 11 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Pelabuhan Sape Tahun 2013
No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan
1 D1 Kesehatan Lingkungan 1 Selaku Koordinator
2 SMF 1 PNS
3 D3 Keperawatan 1 tenaga kontrak
Jumlah tenaga 3 Orang
9. Bandara Internasional Lombok
Bandara Internasional Lombok (BIL) beroperasi sejak akhir tahun 2011
merupakan pengganti bandara Selaparang di Mataram, terletak di wilayah
Kabupaten Lombok Tengah dengan jarak kurang lebih 40 km dari Mataram.
Bandara Internasional ini belum secara formal sebagai salah satu wilayah kerja KKP
Kelas II Mataram, namun karena sebagai pengganti bandara Selaparang, maka
secara operasional difungsikan sebagai salah satu wilayah kerja.
Untuk pelayanan kekarantinaan di bandara, pihak PT Angkasa Pura I
memberikan dua ruangan, yaitu keberangkatan domestic dan kedatangan
internasional. Sarana penunjang yang sudah ada yaitu 2 (dua) unit mobil ambulance,
2 (dua) unit sepeda motor, peralatan teknis dan perlengkapan kantor lainnya.
Jumlah tenaga yang bertugas di Wilker BIL berdasarkan pendidikan dapat dilihat
seperti pada table berikut ini :
Tabel 12 : Jumlah Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kantor Wilker Bandara Internasional Lombok Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Jumlah Keterangan
1 S1 Kesehatan Masyarakat 1 Selaku Koordinator
2 D3 Keperawatan 8 6 PNS dan 2 Tenaga Kontrak
3 D3 Kesehatan Lingkungan 4 PNS
16
4 D3 Kebidanan 1 PNS
5 S1 Administrasi Negara 1 PNS
5 SLTA (sebagai sopir) 3 Semua tenaga kontrak
Jumlah tenaga 18 Orang
17
BAB III
JENIS KEGIATAN
A. Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menkes RI No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tanggal 14 April 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), disebutkan bahwa
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram merupakan salah satu Unit Pelaksana
Teknis Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam
melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
1) Pelaksanaan kekarantinaan
2) Pelaksanaan pelayanan kesehatan
3) Pelaksanaan pengendalian resiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan lintas batas
darat negara
4) Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali.
5) Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia
6) Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional.
7) Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan kejadian luar
biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk.
8) Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja dilingkungan pelabuhan/
bandara dan lintas batas darat.
9) Pelaksanaan pemberian sertifikat obat, makanan, kosmetik dan alat kesehatan serta
bahan adiktif (omkaba) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan
omka impor.
10) Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya
11) Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja pelabuhan, bandara
dan lintas batas darat negara.
12) Pelaksanaan jaringan informasi dan teknologi bidang kesehatan di pelabuhan,
bandara dan batas darat negara
13) Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan pelabuhan, bandara dan
batas darat negara
14) Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian resiko lingkungan dan surveilans
kesehatan pelabuhan
18
15) Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan pelabuhan, bandara dan batas darat
negara
16) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP
B. Program Kegiatan
A. Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Kegiatan yang dilakukan oleh Seksi Pengendalian Karantina dan Survailans
Epidemiologi sebagai berikut :
1. Kekarantinaan
a. Ijin Berlayar Kesehatan (Port Health Clearance)
b. Penerbitan Dokumen Kesehatan Kapal
c. Pengawasan Pelaksanaan Deratisasi (Fumigasi)
2. Surveilans Epidemiologi
1) Pengawasan lalu lintas penumpang alat angkut kapal / pesawat
2) Pengawasan lalu lintas jenazah dan orang sakit di Pelabuhan/ Bandara
3. Pengawasan Lalu Lintas OMKABA
B. Pengendaalian Risiko Lingkungan
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan untuk
tahun 2013 yaitu :
a. Luas Wilayah Bebas Vektor
1) Pengamatan Nyamuk Aedes aegypti
2) Pengamatan Tikus dan Pinjal
3) Pengendalian Vektor di pelabuhan/bandara
4) Pengamatan Lalat dan Kecoa
5) Uji resistensi penggunaan insectisida (malathion cynoff)
b. Cakupan TPM Memenuhi Syarat Kesehatan
1) Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
2) Sosialisasi Hygiene dan Sanitasi Makanan di Pelabuhan
c. Pemeriksaan Sanitasi Kapal/Pesawat
d. TTU Memenuhi Syarat Kesehatan
1) Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum
e. Pengawasan Air Bersih Bersih di Pelabuhan
f. Pengawasan Limbah Cair dan Sampah
g. Kegiatan Kantor Induk
1) Workshop Penggunaan Alat Pengendalian Vektor
2) Workshop Pengawasan Kualitas Air dan Makan
19
3) Lomba Kapal Sehat
4) Forum Pelabuhan Sehat
h. Pengawasan Sanitasi Asrama Haji
Kegiatan Pengawasan Sanitasi Pelayanan Kesehatan Haji terbagi menjadi dua
kegiatan yaitu pelayanan Embarkasi dan Debarkasi yaitu :
1) Embarkasi
a) Pemeriksaan Sanitasi dan Pemberantasan Vektor Pra Embarkasi
b) Opersional Embarkasi Haji
Pemeriksaan Kualitas Makanan
Pemeriksaan Kualitas Air Bersih
Pengawasan Sanitasi Lingkungan Asrama Haji
Pengawasan Vektor
2) Debarkasi
a) Pemeriksaan Sanitasi dan Pemberantasan Vektor Pra Debarksai Haji
C. Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
a. Pelayanan poliklinik dan laboratorium
b. Tanggap Darurat Medik dan Penggunaan Ambulance
c. Pengendalian HIV AIDS dan PTM (penyakit Tidak Menular) di Pelabuhan /
bandara
d. Pemberian izin angkut orang sakit dan izin angkut jenasah
e. Kesehatan Kerja / Kier Kesehatan
f. Kesehatan Situasi Khusus / Posko Arus Mudik Lebaran/ Natal dan Tahun Baru
g. Kesehatan Penyelaman dan Hyperbarik
h. Kesehatan Haji
i. Vaksinasi Internasional
j. Kesehatan Penerbangan
D. Ketatausahaan
Jenis kegiatan yang dilaksanakan
1. Pengelolaan Kepegawaian / Sumber Daya Manusia
2. Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan
3. Penyelenggaraan operasional dan Pemeliharaan perkantoran
4. Penerimaan Negara Bukan Pajak
5. Pengelolaan Keuangan
6. Pelayanan Dukungan Administrasi dan Manajemen
20
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram,
kami bagi menurut seksi pelaksana adalah sebagai berikut :
A. Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Hasil kegiatan Seksi Pengendalian Karantina dan Survailans Epidemiologi adalah :
1. Kekarantinaan
a. Ijin Berlayar Kesehatan (Port Health Clearance)
b. Penerbitan Dokumen Kesehatan Kapal
c. Pengawasan Pelaksanaan Deratisasi (Fumigasi)
2. Surveilans Epidemiologi
3) Pengawasan lalu lintas penumpang alat angkut kapal / pesawat
4) Pengawasan lalu lintas jenazah dan orang sakit di Pelabuhan/ Bandara
3. Pengawasan Lalu Lintas OMKABA
B. Pengendaalian Risiko Lingkungan
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan untuk
tahun 2013 yaitu :
i. Luas Wilayah Bebas Vektor
6) Pengamatan Nyamuk Aedes aegypti
7) Pengamatan Tikus dan Pinjal
8) Pengendalian Vektor di pelabuhan/bandara
9) Pengamatan Lalat dan Kecoa
10) Uji resistensi penggunaan insectisida (malathion cynoff)
j. Cakupan TPM Memenuhi Syarat Kesehatan
3) Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
4) Sosialisasi Hygiene dan Sanitasi Makanan di Pelabuhan
k. Pemeriksaan Sanitasi Kapal/Pesawat
l. TTU Memenuhi Syarat Kesehatan
2) Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum
m. Pengawasan Air Bersih Bersih di Pelabuhan
n. Pengawasan Limbah Cair dan Sampah
o. Kegiatan Kantor Induk
5) Workshop Penggunaan Alat Pengendalian Vektor
21
6) Workshop Pengawasan Kualitas Air dan Makan
7) Lomba Kapal Sehat
8) Forum Pelabuhan Sehat
p. Pengawasan Sanitasi Asrama Haji
Kegiatan Pengawasan Sanitasi Pelayanan Kesehatan Haji terbagi menjadi dua
kegiatan yaitu pelayanan Embarkasi dan Debarkasi yaitu :
3) Embarkasi
c) Pemeriksaan Sanitasi dan Pemberantasan Vektor Pra Embarkasi
d) Opersional Embarkasi Haji
Pemeriksaan Kualitas Makanan
Pemeriksaan Kualitas Air Bersih
Pengawasan Sanitasi Lingkungan Asrama Haji
Pengawasan Vektor
4) Debarkasi
b) Pemeriksaan Sanitasi dan Pemberantasan Vektor Pra Debarksai Haji
C. Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
k. Pelayanan poliklinik dan laboratorium
l. Tanggap Darurat Medik dan Penggunaan Ambulance
m. Pengendalian HIV AIDS dan PTM (penyakit Tidak Menular) di Pelabuhan /
bandara
n. Pemberian izin angkut orang sakit dan izin angkut jenasah
o. Kesehatan Kerja / Kier Kesehatan
p. Kesehatan Situasi Khusus / Posko Arus Mudik Lebaran/ Natal dan Tahun Baru
q. Kesehatan Penyelaman dan Hyperbarik
r. Kesehatan Haji
s. Vaksinasi Internasional
t. Kesehatan Penerbangan
D. Ketatausahaan
Jenis kegiatan yang dilaksanakan
7. Pengelolaan Kepegawaian / Sumber Daya Manusia
8. Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan
9. Penyelenggaraan operasional dan Pemeliharaan perkantoran
10. Penerimaan Negara Bukan Pajak
11. Pengelolaan Keuangan
12. Pelayanan Dukungan Administrasi dan Manajemen
20
BAB IV
HASIL PENCAPAIAN KEGIATAN
Adapun hasil pelaksanaan program kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram
tahun 2014 pada masing – masing seksi adalah sebagi berikut :
A. Seksi Karantina dan Surveilans Epidemiologi
1. Kekarantinaan
a. Ijin Berlayar Karantina Kesehatan (Port Health Quarantine Clearance)
Penerbitan Surat Ijin Berlayar Karantina Kesehatan atau Port Health
Quarantine Clearance adalah kegiatan legalisasi terhadap kapal yang akan
berangkat berlayar yang didahului dengan pemeriksaan faktor resiko kesehatan
terhadap kapal tersebut. Kegiatan Port Health Quarantine Clearance ini merupakan
upaya untuk mencegah masuk dan keluarnya penyakit menular potensial wabah
yang mungkin terbawa oleh alat angkut yang masuk pelabuhan maupun yang akan
meninggalkan pelabuhan dalam kondisi sehat.
Port Health Quarantine Clearance meliputi Clearance In ( masuk ) yaitu untuk
kapal yang datang dari luar negeri atau kapal yang datang dari daerah terjangkit
dan kepada kapal tersebut diberikan ijin karantina ( free pratique ) serta clearance
out ( keluar ) yaitu untuk kapal yang akan berangkat keluar pelabuhan baik yang
keluar negeri maupun dalam negeri dan kepada kapal tersebut diberikan Surat Izin
Berlayar Karantina Kesehatan (PHQC)
1) Hasil Clearance In ( Free Pratique)
Hasil Penerbitan Free Pratique selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1 : Penerbitan Free Pratique KKP kelas II Mataram Tahun 2010 s/d 2014
Tahun Target Realisasi Prosentase
2010 60 54 90
2011 60 60 100
2012 75 68 90,67
2013 65 96 147,7
2014 91 57 62,64
21
Grafik 1 : Realisasi Penerbitan Free pratique dari tahun 2010 s/d tahun 2014
Dari hasil gambaran grafik diatas terlihat adanya penurunan capaian kegiatan
penerbitan free pratique dibandingkan tahun 2013 dengan capaian di tahun
2014 sebesar 57 dokumen. Hal ini disebabkan oleh lalu lintas kapal dari luar
negeri di wilker yang mengalami penurunan.
2) Hasil Clearance Out ( PHQC)
Hasil Penerbitan PHQC selama 5 tahun terakhir Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Mataram dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 : Penerbitan PHQC tahun 2010 s/d 2014
Tahun Target Realisasi Prosentase
2010 17.910 17.900 99,944
2011 19.750 28.678 145,21
2012 30.120 30.690 101,89
2013 32.600 35.010 107,39
2014 40.058 38.574 96,29
Dilihat dari data tersebut untuk penerbitan dokumen PHQC dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan.
Sedangkan untuk penerbitan PHQC pada masing-masing wilker tahun 2014
dapat dilihat pada grafik berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2010 2011 2012 2013
60 60
75
65
91
5460
68
96
52
TARGET REALISASI
22
Grafik 2 : Realisasi PHQC berdasarkan wilker tahun 2014
Berdasarkan grafik diatas pengeluaran dokumen PHQC yang tertinggi yaitu di
wilker Lembar sebesar 10.759 dokumen, sedangkan wilker terendah yaitu wilker
Badas yaitu sebesar 465 dokumen hal tersebut karena wilker Badas merupakan
wilker yang baru beroperasi kurang lebih 2 tahun dan saat ini lebih banyak
melayani lalu lintas kapal barang.
b. Penerbitan Dokumen Kesehatan Kapal
Kegiatan Penerbitan Dokumen Kesehatan kapal ini bertujuan agar semua alat
angkut yang berlayar di wilayah perairan Indonesia maupun internasional memiliki
dokumen kesehatan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelayanan dokumen kesehatan yang dikerjakan meliputi penerbitan buku
kesehatan dan Ship Sanitation Control/Exemption Certificate (SSCC/SSCEC).
1) Buku Kesehatan Kapal
Hasil penerbitan buku kesehatan kapal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 : Penerbitan Buku Kesehatan kapal tahun 2010, 2011,2012, 2013 dan
2014
Tahun Target Realisasi Prosentase
2010 425 485 114,12
2011 572 544 95,1
2012 555 584 105,23
2013 610 617 101,14
2014 640 828 129,38
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
Lembar
Lab Lombok
Pototano
Sape
Bima
Benete
Pemenang
Badas
10759
6438
8270
758
1429
847
9608
465
23
Grafik 3 : Penerbitan Buku Kesehatan kapal dari tahun 2010 s/d 2014
Dari Grafik diatas dapat dilihat terjadi peningkatan realisasi pengeluaran buku
kesehatan kapal setiap tahunnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
2) Ship Sanitation Certificate Exemption Control
Hasil penerbitan dokumen Ship Sanitation Exemption Certificate Control/
(SSCEC) pada 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 : penerbitan SSCEC tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014
Tahun Target Realisasi Prosentase
2010 393 325 82,7
2011 315 332 105,4
2012 365 370 101,36
2013 395 454 132,10
2014 427 433 101,41
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2010 2011 2012 2013
425
572 555610 640
485544
584617
834
TARGET REALISASI
24
Grafik 4 : Grafik Penerbitan SSCEC dari tahun 2010 s/d 2014
Dari gambar diatas dari tahun 2010 sampai tahun 2013 terjadi tren peningkatan
penerbitan dokumen SSCEC di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram,
sedangkan untuk tahun 2014 terjadi penurunan penerbitan dokumen SSCEC
tetapi pencapaian melebihi target untuk tahun 2014. Untuk data hasil
pelaksanaan kegiatan penerbitan SSCEC per wilker dapat dilihat pada grafik
berikut :
Grafik 5 : Grafik Penerbitan SSCEC Berdasarkan Wilker KKP Mataram
Tahun 2014
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2010 2011 2012 2013 2014
393
315
365395
427
325 332370
454433
target
realisasi
0 20 40 60 80 100 120 140
Lembar
Lb Lombok
Pototano
Sape
Bima
Benete
Pemenang
Badas
61
98
1
54
134
12
56
17
25
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil kegiatan penerbitan SSCEC
berdasarkan wilker yang tertinggi adalah wilker Bima sejumlah 134 dokumen
sedangkan wilker yang pengeluaran terendah adalah wilker pototano sebesar
1 dokumen, hal ini disebabkan karena sebagian besar agen pelayaran berada
di wilayah Labuhan Lombok sehingga untuk permohonan penerbitan SSCEC
lebih banyak disampaikan ke wilker Pelabuhan Labuhan Lombok.
c. Pelaksanaan Deratisasi (Fumigasi)
Pelaksanaan Deratisasi (fumigasi) dilaksanakan dengan ketentuan bila hasil
pemeriksaan ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan tikus dan atas permintaan
pihak kapal (nakhoda/ pemilik kapal). Pengawasan Deratisasi merupakan kegiatan
pengawasan pelaksanaan hapus tikus (fumigasi) di kapal yang dilakukan oleh BUS
(Badan Usaha Swasta). Tujuan dari pengawasan ini untuk memastikan bahwa
pelaksanaan kegiatan fumigasi oleh BUS sesuai dengan prosedur/standar nasional
yang diberlakukan oleh Dit.Jen PP & PL Kementerian Kesehatan RI.
Tabel 5 : Hasil Pelaksanaan Deratisasi Tahun 2010 s/d 2014
Tahun Target Realisasi Prosentase
2010 8 kapal 10 kapal 125
2011 15 kapal 8 kapal 53,3
2012 15 kapal 13 kapal 86,67
2013 17 kapal 11 kapal 64,70
2014 12 kapal 6 kapal 50,00
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil kegiatan fumigasi tahun 2014 menurun
dibandingkan tahun 2013 yaitu sebanyak 6 kapal sedangkan di tahun 2013
sebanyak 11 kapal. Untuk kegiatan pengawasan pelaksanaan deratisasi di tahun
2014 dilaksanakan pada 4 kapal, sedangkan pelaksanaan deratisasi 2 kapal tidak
dilakukan pengawasan hal ini disebabkan karena adanya kesalahan komunikasi
tentang pelaksanaan fumigasi.
d. Pelaksanaan Pemeriksaan Dokumen Kesehatan Pesawat (Gendec)
Gendec merupakan dokumen kesehatan pesawat yang berisi informasi tentang
kondisi kesehatan penumpang selama dalam perjalanan di pesawat, pada gendec
tertera penjelasan ada/ tidaknya crew atau penumpang sakit beserta penjelasannya.
26
Grafik 6 : Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Gendec Tahun 2014
Dari grafik diatas dapat dilihat jumlah hasil pemeriksaan gendec tertinggi pada bulan
September 2014 (104 dokumen) yang berarti bahwa kedatangan pesawat luar
negeri tertinggi pada bulan September. Hal ini merupakan upaya kewaspadaan
terhadap masuknya penyakit menular, potensial wabah maupun penyakit yang
menimbulkan PHEIC yang berasal dari luar negeri.
2. Surveilans Epidemiologi
a. Pengawasan lalu lintas alat angkut kapal/ pesawat
Hasil pengawasan lalu lintas alat angkut kapal/ pesawat tahun 2014 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 6 . Hasil Pelaksanaan Pengawasan Lalu Lintas Alat Angkut Tahun 2014
Bulan Alat angkut dari Alat angkut dari Alat angkut Ke Alat angkut
Luar Negeri Dalam Negeri Luar Negeri Ke dalam Negeri
Januari 86 3709 82 3669
Pebruari 77 3266 74 3268
Maret 89 3826 87 3937
April 72 4057 72 3983
Mei 83 4149 82 4142
Juni 79 4262 78 4249
Juli 100 4386 97 4373
Agustus 97 4674 96 4669
September 110 4417 108 4411
Oktober 103 4305 101 4289
Nopember 80 4120 82 4103
Desember 84 4155 82 4139
Jumlah 1060 49326 1041 49232
0
20
40
60
80
100
120
7872
8169
80 76
95 94104
98
77 79
gendec
27
Berdasarkan tabel diatas diketahui lalu lintas alat angkut terbanyak pada alat
angkut yang datang dari dalam negeri dan yang terendah lalu lintas alat angkut
yang datang dari luar negeri, tetapi bukan merupakan wilayah/ negara yang
terjangkit. Hal ini tetap perlu diwaspadai terutama dari asal kedatangan alat angkut
apakah merupakan daerah terjangkit atau tidak, sebagai upaya cegah tangkal
masuknya penyakit menular dan penyakit potensial wabah.
b. Pengawasan lalu lintas penumpang alat angkut kapal / pesawat
Hasil pengawasan lalu lintas penumpang alat angkut kapal/ pesawat dapat dilihat
pada pada tabel di bawah ini :
Tabel 7. Hasil Pengawasan Lalu Lintas Penumpang Kapal/PesawatTahun 2014
Bulan Penumpang dari Penumpang dari Penumpang Ke Penumpang
Luar Negeri Dalam Negeri Luar Negeri Ke dalam Negeri
Januari 13358 234135 6205 242476
Pebruari 8256 218019 5711 228362
Maret 9715 223555 6095 231286
April 10409 247238 7574 258555
Mei 7643 260107 7643 263940
Juni 10941 282636 9113 220615
Juli 12212 320123 8915 291136
Agustus 10068 267375 10779 487080
September 10021 315400 15433 328775
Oktober 13033 313861 9021 317548
Nopember 7737 274509 6680 184508
Desember 10272 206521 8381 296500
Jumlah 123665 3163479 101550 3350781
28
Grafik 6 : Lalu Lintas Penumpang kapal/pesawat tahun 2014
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat trend peningkatan arus penumpang
terutama dari dan ke dalam negeri pada waktu-waktu khusus seperti saat liburan
hari raya atau liburan sekolah. Dari grafik dapat dilihat adanya lalu lintas
penumpang baik yang berangkat maupun datang melalui pelabuhan/ bandara
yang menunjukkan pergerakan manusia dengan alat angkut sehingga dapat
diperkirakan kapan terjadi trend peningkatan atau penurunan pergerakan/lalu
lintas penumpang. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan faktor
resiko penyakit saat terjadi pergerakan penumpang di wilayah pelabuhan/bandara.
Sedangkan penumpang yang datang dari luar negeri jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan penumpang yang datang dari dalam negeri, tetapi hal ini
tidak menutup kemungkinan faktor resiko yang yang dibawa oleh penumpang dari
luar negeri yang kemungkinan singgah atau berasal dari negara terjangkit penyakit
yang berpotensial wabah.
Sehingga meskipun jumlah penumpang luar negeri jauh lebih rendah
dibandingkan dengan dari dalam negeri tetapi pengawasan yang dilakukan tidak
berbeda, karena pengawasan dalam rangka surveilans orang/ penumpang sangat
diperlukan dalam upaya cegah tangkal penyakit atau yang dapat menimbulkan
PHEIC.
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
pmpang dr LN pmpang dr DN Pmpang ke LN Pmpang ke DN
29
Tabel 8. Perbandingan arus lalu lintas penumpang tahun 2013 dan 2014
Tahun
Dalam negeri Luar Negeri
Penumpang
Datang
Penumpang
Berangkat
Penumpang
Datang
Penumpang
Berangkat
2013 3.055.233 3.164.079 94.347 81.412
2014 3.424.700 3.647.880 126.653 101.550
Berdasarkan tabel di atas dilihat terjadi peningkatan arus lalu lintas penumpang
yang melalui pelabuhan/ bandara di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram baik yang
dalam negeri maupun luar negeri, hal ini berhubungan dengan kemajuan di bidang
transportasi seiring dengan kebutuhan orang bepergian menggunakan alat
transportasi melalui pelabuhan dan bandara. Sehingga perlu adanya surveilans
penumpang dengan melakukan pengawasan lalu lintas orang baik dipelabuhan
maupun bandara dalam rangka kewaspadaan dan pencegahan keluar masuknya
penyakit menular maupun penyakit potensial wabah.
c. Pengawasan lalu lintas jenazah dan orang sakit di Pelabuhan/ Bandara
Hasil kegiatan pengawasan lalu lintas jenazah dan orang sakit dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 9: Hasil Pengawasan lalu Lintas Jenazah dan Orang Sakit Tahun 2012 s/d 2014
Uraian Berangkat
Datang dari
Dalam Negeri
Datang dari
Luar Negeri
2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014
Jenazah 61 41 51 40 39 53 98 56 71
Orang
sakit
1141 1001 1007 0 0 0 0 0 61
30
Grafik 7 : Lalu lintas Jenazah dan orang sakit melalui bandara/pelabuhan thn 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat hasil pengawasan/pemantauan lalu lintas
orang sakit maupun lalu lintas jenazah mengalami peningkatan pada tahun 2014
dibandingkan dengan tahun 2013. Hasil pengawasan lalu lintas jenazah yang
datang dari luar negeri pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun 2013, hal ini perlu diwaspadai sehubungan dengan masuknya
penyakit/penularan penyakit yang mungkin dibawa oleh jenazah tersebut.
Oleh karena itu dalam pelaksanaan pengawasan lalu lintas jenazah yang
datang/masuk perlu diperhatikan dalam hal pemeriksaan persyaratan pemetian
dan surat-surat keterangan harus sesuai dengan prosedur yang berlaku, termasuk
diagnose penyebab kematian apakah penyakit menular atau tidak. Untuk hasil
pengawasan lalu lintas orang sakit yang berangkat lebih banyak pada tahun 2014
(1007 orang) dibandingkan dengan tahun 2013.
c. Pengawasan Lalu Lintas OMKABA
Kegiatan pengawasan lalu lintas OMKABA merupakan salah satu upaya
dalam pencegahan terjadinya penyakit akibat OMKABA yang masuk terutama dari
negara luar yang tidak terdaftar pada Kementerian Kesehatan atau belum
mendapat ijin peredarannya di Indonesia oleh Balai POM atau yang tidak
memenuhi standart kesehatan atau isinya tidak sesuai dengan yang tertera pada
labelnya.
Pengawasan OMKABA juga dilakukan terhadap OMKABA yang keluar
masuk antar daerah untuk mencegah terjadinya pemalsuan, penyelundupan atau
pemakaian bahan aditif yang berbahaya bagi kesehatan yang dikirim dari satu
daerah ke daerah lainnya.
0
200
400
600
800
1000
1200
Jenazah Orang Sakit
49
1007
530
71 61
Berangkat
Datang DN
Datang LN
31
Tabel 10 : Hasil Pengawasan lalu Lintas OMKABA yang terjaring di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014
Jenis OMKABA 2011 2012 2013 2014
Obat 502 517 494 731
Makanan-Minuman 1284 837 508 534
Kosmetik 148 148 32 6
Alat Kesehatan 105 166 75 58
Bahan Aditif - - - -
Jumlah 2039 1668 1109 1329
Tabel 11 : Hasil Pemeriksaan Dokumen dan Fisik Komoditi OMKABA di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram
Pemeriksaan
Dokumen& Fisik
Komoditi OMKABA
2011 2012 2013 2014
OMKABA Masuk 2039 1668 1109 1329
OMKABA Keluar 18 7 4 0
Grafik 8 : Hasil Pengawasan lalu lintas OMKABA di Wilayah Kerja KKP Mataram
(BIL, Benete dan Bima) Tahun 2014
0
50
100
150
114
142
100
67
111120
9680
63
83
128
85
8
28
8 13 9 8 80 5 8 9 10
0 2 5 2 2 2 1 2 2 3 2 3
32
Grafik 9 : Hasil Pengawasan OMKABA Tahun 2012, 2013 dan 2014
Dari Tabel dan grafik di atas hasil pengawasan OMKABA yang masuk dan
keluar wilayah kerja KKP Kelas II Mataram masih cukup tinggi, terjadi peningkatan
omkaba yang masuk yaitu yaitu 1109 komoditi pada tahun 2013 dan 1329
komoditi pada tahun 2014. Terjadi peningkatan hasil pengawasan pada komoditas
omkaba jenis obat-obatan dan makanan minuman dengan jenis obat-obatan
paling banyak ditemukan masuk melalui wilayah kerja KKP Mataram tahun 2015.
Meskipun sampai dengan tahun 2014 kegiatan pengawasan omkaba baru
dilaksanakan di wilker BIL, Bima dan Benete, tetapi tidak mengurangi pelaksanaan
pengawasan mengingat banyaknya beredar komoditi omkaba yang belum
memenuhi syarat di masyarakat. Jenis komoditi yang paling banyak ditemukan
adalah obat-obatan, hal ini memerlukan pengawasan. Karena dengan
pengawasan ini diharapkan dapat mengurangi akibat penyalahgunaan obat-
obatan yang tidak resmi atau yang dilarang beredar di Indonesia sehingga tidak
berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat
B. Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan
1. . Luas Wilayah Bebas Vektor di lingkungan Pelabuhan
a. Luar wilayah bebas vector Pes
Luas wilayah bebas vector pes adalah cakupan luas wilayah pengawasan dan
pengendalian terhadap vector pes yaitu Pinjal Xenopcella cheopis dan tikus
sebagai induk semang tempat hidup vektor pes. Kegiatan yang dilaksanakan
adalah :
517
837
148 166
494
508
32
75
731534
658
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
obat2an mak-min kosmetika alkes
2014
2013
2012
33
1). Pemetaan
Pemetaan tempat perindukan tikus dilaksanakan untuk 4 wilayah kerja KKP
Kelas II Mataram yaitu Wilker Pelabuhan Lembar, Wilker Pelabuhan
Pemenang, Wilker Pelabuhan Labuhan Lombok dan Bandara Internasional
Lombok. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui tempat – tempat
yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan tikus dengan tujuan
sebagai dasar tindak lanjut upaya pengawasan dan pengendalian. Adapun
hasil dari kegiatan pemetaan ini adalah :
Tabel 1 : Hasil kegiatan pemetaan tempat perindukan tikus di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2014
No Nama Wilker
Jumlah bangunan potensi tempat perkembangbiakan/
sarang tikus Ket
Perimeter Buffer
1 Pelabuhan Lembar 11 29
2 Pelabuhan Pemenang 11 29
3 Pelabuhan Labuhan Lombok 32 74
4 Bandara Internasional Lombok 42 12
2). Pengamatan tikus dan pinjal
Pengamatan/pengendalian kepadatan tikus dan pinjal bertujuan untuk
menekan populasi tikus dan pinjal sebagai tindakan pencegahan penyakit
menular dan kerugian-kerugian lain yang ditimbulkan oleh tikus.Kegiatan ini
dilakukan dengan cara melakukan penangkapan tikus hidup dengan
memasang perangkap di lingkungan pelabuhan. Perkembangbiakan
tikus/tingkat kepadatannya dapat dihitung berdasarkan jumlah tikus yang
tertangkap sedangkan perkembangbiakan pinjal diketahui dari tinggi
rendahnya indeks pinjal dari tikus yang tertangkap. Kegiatan pengamatan
tikus dan pinjal dilaksanakan di 9 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Adapun
hasil kegiatan ini adalah :
34
Tabel 2 : Hasil kegiatan pengamatan tikus di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2014
Dari table di atas terlihat bahwa kegiatan ini telah dilaksanakan di seluruh
wilayah kerja dengan hasil dari jumlah perangkap yang dipasang dan tikus
tertangkap dapat dihitung tingkat kepadatan tikus rata – rata masih dibawah
25 % dan untuk keberadaan vector penyakit pes (pinjal Xenopcella cheopis)
nihil (indeks pinjal 0), ini dapat disimpulkan bahwa dengan target 26 Ha luas
wilayah bebas vector pes dapat teralisasi 100%.
b. Luas wilayah bebas vector DBD
1. Mapping / Pemetaan Tempat Perindukan Vektor
Kegiatan pemetaan vektor DBD dilakukan untuk mendapatkan gambaran atau
peta pengawasan wilayah setempat (PWS) keadaan nyamuk guna melakukan
tindakan pengendalian vektor DBD yang efektif. Kegiatan pemetaan diawali
dengan pengamatan secara komprehensif berbagai variabel di lokasi survei
meliputi keadaan demografi, geografis, administratif dan luas wilayah. Selain
itu dilakukan juga pengamatan kondisi lingkungan biologis vektor secara
umum. Pemetaan dilakukan di daerah buffer dan perimeter menyesuaikan
dengan kondisi lingkungan yang mencakup satuan rumah. Untuk wilayah
buffer satuan variabel sampel yang digunakan sebagai dasar pengukuran
adalah unit rumah, sedangkan untuk wilayah perimeter satuan variabel sampel
yang digunakan adalah unit bangunan instansi atau gudang dengan dasar
pengukuran adalah ruangan, seksi atau bagian yang memiliki potensi terdapat
breedingplace dan restingplace. Adapun hasil kegiatan ini adalah :
No Wilker
Target Hasil Kegiatan Luas
wilayah (ha)
Kepadatan Tikus
Indeks Pinjal Pemasangan
perangkap Tikus
tertangkap Kepadatan
Tikus Indeks Pinjal
1 BIL 11 < 25 % < 1 % 632 77 12 % 0%
2 Lembar 4 < 25 % < 1 % 1397 451 32 % 0%
3 Pemenang 2 < 25 % < 1 % 502 53 11 % 0%
4 Labuhan Lombok 2 < 25 % < 1 % 720 88 12 % 0%
5 Pototano 1 < 25 % < 1 % 285 33 12 % 0%
6 Badas 2 < 25 % < 1 % 58 4 7 % 0%
7 Benete 1 < 25 % < 1 % 80 0 - % 0%
8 Bima 2 < 25 % < 1 % 654 97 15 % 0%
9 Sape 1 < 25 % < 1 % 480 47 10 % 0%
Total 26 4808 850
35
Tabel 3 : Hasil kegiatan pemetaan tempat perindukan vector nyamuk Aedes aegypti di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2014
No Nama Wilker
Luas Wilayah Pengawasan (Ha)
Jumlah bangunan potensi tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes Aaegypti
Ket
Perimeter Buffer Perimeter Buffer
1 Pelabuhan Lembar 13.3 69.61 11 29
2 Pelabuhan Pemenang 0.95 36.7 11 29
3 Pelabuhan Labuhan Lombok
6.29
73.21 32 74
4 Bandara Internasional Lombok 19 23 42 12
5 Pelabuhan Pototano 2.86 43.16 23 3
6 Pelabuhan Badas 5.07 23.29 17 29
7 Pelabuhan Benete 5.06 19 12 5
8 Pelabuhan Bima 7.63 8.24 13 135
9 Pelabuhan Sape 2.08 3.15 6 45
Jumlah 62.24 299.36 167 361
2. Pengamatan nyamuk Aedes aegypti
Kegiatan pengamatan nyamuk Aedes aegypti dilaksanakan dengan
melaksanakan survei terhadap jentik Aedes aegypti baik pada wilayah
perimeter area maupun buffer area di seluruh wilayah kerja KKP Kelas II
Mataram. Setelah dilakukan pengamatan jentik selanjutnya dilakukan
identifikasi jentik untuk menegaskan jenis spesiesnya untuk selanjutnya
dilakukan interpretasi dengan menggunakan house index, container index dan
bretau index dengan target kegiatan untuk HI/ CI wilayah perimeter are 0 %
dan HI/ CI untuk wilayah buffer adalah < 1 % dengan luas wilayah bebas vektor
DBD 400 ha. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah :
36
Grafik 1 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Lembar Tahun 2014
Grafik 2 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Pemenang Tahun 2014
Grafik 3 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Bandara Internasional Lombok Tahun 2014
0
1,85 1,8
0 0 0 0 0
4,2
0 0 00
1
2
3
4
5
Lembar
Lembar
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
Pemenang
Pemenang
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
BIL
BIL
37
Grafik 4 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Labuhan Lombok Tahun 2014
Grafik 5 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Pototano Tahun 2014
Grafik 6 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Badas Tahun 2014
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
Labuan Lombok
Labuhan Lombok
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3,7
00
1
2
3
4
Pototano
Pototano
0 0 0
0,25 0,25
0 0 0 0 0 0 00
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
Badas
Badas
38
Grafik 7 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Benete Tahun 2014
Grafik 8 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Bima Tahun 2014
Grafik 9 : Hasil perhitungan House Indeks (HI) wilayah Perimeter Area Wilker Pelabuhan Sape Tahun 2014
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
Benete
Benete
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
Bima
Bima
0 0 0 0 0 0 0 0 0
6,26
0 00
2
4
6
8
Sape
Sape
39
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa ada beberapa wilayah kerja KKP Kelas
II Mataram dari hasil pengawasan yang dilaksanakan ditemukan kehidupan
vector penyakit DBD (kehidupan jentik nyamuk Aedes aegypty). Upaya untuk
membebaskan lingkungan dari keberadaan vector DBD dilakukan dengan
upaya pengendalian baik dalam stadium larva (larvasidasi) maupun nyamuk
dewasa (fogging).
3. Pengendalian vector
Pengendalian vector penyakit DBD dapat dilakukan pada stadium larva dan
nyamuk dewasa. Untuk stadium larva dilakukan larvasidasi dan untuk stadium
dewasa dilakukan dengan pengasapan (Fogging). Kegiatan pengendalian ini
dilaksanakan berdasarkan hasil survey jentik yang dilakukan sebelumnya.
Pemberantasan vector (fogging) dilakukan apabila hasil survey jentik
menunjukkan house index maupun container indek melebihi ketentuan yang
berlaku ( Perimeter Area = HI/CI harus 0 % sedangkan untuk Buffer Area HI/CI
= < 1 %). Untuk tahun 2014 kegiatan pengendalian vector penyakit telah
dilaksanakan oleh beberapa wilayah kerja dengan hasil pengawasan jentik
melebihi stadar yang diperbolehkan ada di wilayah Pelabuhan. Adapun
kegiatan pengendalian vector DBD untuk tahun 2014 adalah :
Tabel 4 : Hasil kegiatan pengendalian vector nyamuk Aedes aegypti di KKP Kelas II Mataram tahun 2014
No Nama Wilker
Pelaksanaan Kegiatan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
1 Lembar
2 BIL
3 Pemenang
4 Labuhan Lombok
5 Pototano
6 Benete
7 Badas
8 Bima
9 Sape
10 Asrama Haji
40
Upaya pengendalian dilakukan untuk mewujudkan luas wilayah bebas vector
penyakit DBD di KKP Kelas II Mataram, dengan hasil pengawasan
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti dan segera dilakukan tindakan
pegendalian. Dari data diatas dapat diketahui bahwa kegiatan pengawasan
keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti dengan target 400 ha dapat terwujud
100%.
c. Luas wilayah bebas vector Malaria
Kegiatan spotchek Nyamuk Anopheles adalah suatu kegiatan pengamatan
sesaat/sewaktu terhadap perkembangbiakan nyamuk anopheles di daerah
endemik penyakit malaria. untuk mengetahui kepadatan nyamuk anopheles juga
untuk kelengkapan data tentang kepadatan vektor di induk belum dimililiki. Target
yang ingin dicapai dalam kegiatan spotcheck ini adalah teridentifikasinya
kehidupan nyamuk Anopheles di pelabuhan wilayah kerja KKP Mataram untuk
dilakukan tidakan pengendalian dalam rangka menekan angka kesakitan yang
ditimbulkan oleh nyamuk Anopheles. Adapun target wilayah kegiatan spotceck
nyamuk Anopheles tahun 2014 sejumlah 155 ha yang terdiri dari :
Tabel 5 : Target kegiatan pengawasan (spot ceck) vector nyamuk Anopheles di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2014
Dari target yang telah ditetapkan telah dilaksanakan kegiatan spotceck dengan
hasil seluruh wilayah kerja yang menjadi target pelaksanaan kegiatan telah
terlaksana. Adapun hasil kegiatan spotceck nyamuk Anopheles adalah sebagai
berikut :
No Nama Wilker Luas wilayah pengamatan
1 Pemenang 70 ha
2 Pototano 40 ha
3 Sape 45 ha
Total 155 ha
41
Tabel 6 : Hasil kegiatan spot ceck vector nyamuk Anopheles di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2014
No Nama Wilker Hasil Kegiatan
Kepadatan Larva MHD MBR
1 Wilker Pemenang
0 0,25 0
2 Wilker Pototano 0 0, 12 0
3 Wilker Sape Dalam rumah Luar Rumah
0.5 0.375
0.125 0,25
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 3 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram yang
telah dilaksanakan pengamatan sesaat atas kehidupan nyamuk anopheles sebagi
vektor penyakit Anopheles menunjukkan hasil bahwa untuk Wilker Pemenang
kepadatan larva nyamuk Anopheles 0 karena tidak ditemukan tempat perindukan
(breedingplace) bagi nyamuk Anopheles di sekitar Pelabuhan tetapi untuk
penangkapan nyamuk dewasa ditemukan pada dinding 2 ekor nyamuk Anopheles
subpictus dan hasil akhir dari MBR = 0 dan MHD = 0, 25 dalam kategori rendah.
Untuk wilker Pelabuhan Pototano juga menunjukkan hasil kepadatan larva 0
walaupun ada beberapa tempat berpotensi menjadi tempat perkebangbiakan
nyamuk Anopheles tetapi dari hasil survey yang dilakukan tidak ditemukan adanya
larva nyamuk Anopheles sedangkan untuk penangkapan nyamuk dewasa pada
malam hari ditemukan pada dinding bangunan sejumlah 1 ekor hasil akhir
perhitungan MBT = 0 dan MHD = 0,12 dalam kategori sedang. Untuk wilker
Pelabuhan Sape hasil kegiatan survey kepadatan larva nyamuk Anopheles 0,5 %
sedangkan untuk penangkapan nyamuk dewasa ditemukan 3 species nyamuk
Anopheles yang menggigit manusia dan 3 species Anopheles yang ditemukan di
dinding bangunan rumah penduduk sehigga hasil perhitungan MHD = 0,375 dan
MBR = 0,125 s/d 0,25 dan keduanya masih tergolong kategori rendah.
d. Luas wilayah bebas vector Diare
Kegiatan dalam rangka mewujudkan luas wilayah bebas vector diare
dilaksanakan dengan melakukan pengawasan terhadap kehidupan vector
penyakit diare yaitu lalat dan kecoa serta upaya pengendalian sebagai tindak
lanjut apabila tingkat kepadatan lalat/ kecoa sudah melebihi target yang
diperbolehkan. Pengamatan lalat adalah kegiatan pengukuran kepadatan lalat di
wilayah pelabuhan (perimeter dan buffer) dengan menggunakan alat pengukuran
42
yang dinamakan fly grill, sedangkan pengamatan kecoa adalah kegiatan
pemeriksaan terhadap tanda-tanda kehidupan kecoa di kapal seperti kotoran,
telur maupun kecoanya. Untuk tahun 2014 luas wilayah kerja KKP Kelas II
Mataram yang ditargetkan merupakan wilayah bebas vector diare adalah 86 ha
atau seluruh wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Adapun hasil kegiatan
pengawasan terhadap kehidupan lalat di wilayah kerja KKP Mataram adalah
sebagai berikut :
Grafik 10 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Pelabuhan Lembar tahun 2014
Grafik 11 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Bandara Internasional Lombok tahun 2014
2 1,8
65
10,1
78
6,8
12,4
8 87
Lembar
Lembar
2 2
5,8
2,8 3
4,5 4,5
3
10,8
34
10,7
BIL
BIL
43
Grafik 12 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Pelabuhan Pemenang tahun 2014
Grafik 13 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Pelabuhan Labuhan Lombok tahun 2014
Grafik 14 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Pelabuhan Pototano tahun 2014
2
1
2
3
2
1
2 2 2
0
2
0
Pemenang
Pemenang
8,45,4
25
10
52 1 2 2 2
10
0
Labuan Lombok
Labuhan Lombok
55,6
4,8 4,65,2 5
0 0 0 0
6
0
Pototano
Pototano
44
Grafik 15 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Pelabuhan Badas tahun 2014
Grafik 16 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Pelabuhan Benete tahun 2014
Grafik 17 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Pelabuhan Bima tahun 2014
0 0 0 0 0
42
80
4,20 0 0
Badas
Badas
Benete
Benete
3 3 34
3 34
34
6
4
0
Bima
Bima
45
Grafik 17 : Hasil pengawasan kepadatan vektor penyakit diare (lalat) di wilayah kerja Pelabuhan Sape tahun 2014
Dari grafik diatas terlihat tingkat kepadatan lalat di masing – masing wilayah kerja
menunjukkan bahwa hanya ada 1 wilayah kerja selama tahun 2014 jumalah
kepadatan lalat 0 (nihil) yaitu wilayah kerja Pelsus Benete, sedangkan untuk 8
wilayah kerja masih belum sepenuhnya bebas dari vector penyakit diare. Untuk
mewujudkan luas wilayah kerja bebas dari vector penyakit diare tersebut, dari
hasil pengawasan kepadatan lalat dilakukan upaya pengendalian dengan
melakukan penyemprotan pada tempat – tempat yang memungkinkan menjadi
tempat perkembangbiakan lalat. Adapun hasil kegiatan pengendalian yang telah
dilaksanakan adalah :
Tabel 7 : Hasil kegiatan pengendalian vector diare di wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2014
No Nama Wilker
Pelaksanaan Kegiatan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
1 Lembar
2 BIL
3 Pemenang
4 Lab. Lombok
5 Pototano
6 Benete
7 Badas
8 Bima
9 Sape
Dari table kegiatan pengendalian terlihat bahwa telah dilakukan upaya pengendalian
terhadap vector penyakit diare (lalat) di beberapa wilayah kerja dengnan harapan
wilayah tersebut bebas dari kehidupan vector penyakit diare. Untuk tahun 2014
sampai dengan bulan Desember masih ada 3 wilayah kerja dengan tingkat
11
0
3
0
45,8 5 5
0
6 65
Sape
Sape
46
kepadatan lalat tinggi yaitu Pelabuhan Lembar, BIL dan Sape dan pada bulan yang
sama telah dilakukan kegiatan pengendalian tetapi masih ada 1 wilker yang
walaupun telah dilakukan pengedalian masih menunjukkan angka kepadatan lalat
dalam kategori tinggi, dari hasil analisa yang dilakukan ini disebabkan karena kondisi
lingkungan pelabuhan yang tidak bersih, masih banyak tempat – tempat penimbunan
sampah sehingga kehidupan lalat tidak dapat dikendalikan. Dari target yang telah
ditetapkan sejumlah 86 ha atau 9 wilayah kerja bebas dari vector penyakit diare
masih ada 1 wilayah kerja yang belum bebas dari vector diare walaupun telah
dilakukan pengendalian sehingga capaian dari luas wilayah bebas vector diare di
KKP Mataram adalah 88,89 % wilayah KKP Mataram bebas dari vector diare.
2. Cakupan TPM Memenuhi Syarat Kesehatan
a. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
1) Pemeriksaan Sampel Makanan
a) Secara organoleptik
Pemeriksaan organoleptik makanan dilakukan untuk mengetahui
kualitas fisik makanan. Pemeriksaan organoleptik makanan meliputi
pemeriksaan bau, warna, rasa, tekstur dan kondisi fisik makanan. Berikut
adalah hasil kegiatan pemeriksaan sampel makanan secara organoleptik
di masing-masing wilker KKP Mataram periode tahun 2014
Tabel 6 : Hasil Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan Sampel
Makanan Secara Organoleptik di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014
No Wilayah Kerja Target
Realisasi Jumlah Sampel
Diperiksa
Hasil Baik/ Memenuhi
Syarat
% Capaian sampel
MS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bandara Internasional
Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan
Lombok
Pelabuhan Pototano
Pelabuhan Benete
Pelabuhan Badas
100 %
sampel
makanan
Memenuhi
syarat
2851
943
248
434
14
0
0
286
2851
906
212
434
9
286
72
100 %
96,08%
85,48%
100 %
64,28%
0
0
100 %
47
9. Pelabuhan Bima
Pelabuhan Sape
78 92,31%
Jumlah 4854 4770 98,27
Sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) tahun 2014,
penentuan target kegiatan pemeriksaan sampel makanan secara
organoleptik tahun 2014 berbeda dengan tahun 2014. Target
pemeriksaan sampel makanan tahun 2014 bukan ditentukan
berdasarkan jumlah pemeriksaan sampel melainkan berdasarkan
persentase sampel yang memenuhi syarat. Data pada tabel
menunjukkan bahwa realisasi tertinggi pemeriksaan sampel makanan
secara organoleptik terdapat di wilker Bandara Internasional Lombok
dengan persentase sampel memenuhi syarat sesuai dengan target yaitu
mencapai 100%. Namun di beberapa wilker persentase sampel
memenuhi syarat masih di bawah target yaitu < 100 % artinya masih
terdapat sampel yang tidak memnuhi syarat atau tidak layak konsumsi.
Sedangkan wilker yang tidak melaksanakan kegiatan pengambilan dan
pemeriksaan sampel makanan secara organoleptik adalah Wilker
Pelabuhan Badas dan Benete. Secara meneyeluruh persentase capain
sampel memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 belum mencapai target
yaitu 98,27 % (< 100 %).
b) Secara Bakteriologis
Tahun 2014 pemeriksaan sampel makanan secara bakteriologis hanya
dilaksanakan di 4 wilker yaitu Wilker Bandara Internasional Lombok,
Lembar, Pemenang dan Labuhan Lombok. Sampel makanan diperiksa
di Laboratorium Lingkungan KKP Mataram. Kondisi ini disebabkan
karena tahun 2014 tidak tersedia alokasi dana untuk biaya pemeriksaan
sampel makanan yang akan dirujuk ke Balai Laboratorium Kesehatan
setempat. Pemeriksaan sampel makanan secara bakteriologis penting
dilakukan untuk memastikan makanan yang didistribusikan di wilker
pelabuhan/bandara aman untuk dikonsumsi melalui pemeriksaan
kontaminan makanan seperti bakteri pathogen (E. Coli).
Berikut adalah tabel hasil pemeriksaan sampel makanan secara
bakteriologis di 4 (empat) wilker tahun 2014.
48
Tabel 7 : Hasil Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan Sampel
Makanan Secara Bakteriologis di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014
No Wilayah Kerja
Target
Realisasi Jumlah Sampel
Diperiksa
Hasil Baik/ MS
% Capaian sampel MS
1.
2.
3.
4.
Bandara Internasional Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan Lombok
100 %
sampel
makanan
Memenuhi
syarat
154
26
20
18
153
26
16
14
99,35
100 %
80 %
77,78%
Jumlah 218 209 95,87%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa secara umum persenatse
capaian sampel bakteriologis makanan yang memenuhi syarat
kesehatan tidak sesuai dengan target yang ditentukan yaitu 95,87%
(target 100%). Dari 4 (empat) wilker yang melaksanakan kegiatan
pengambilan sampel makanan secara bakteriologis hanya di wilker
Pelabuhan Lembar yang semua sampelnya memenuhi syarat secara
bakteriologis.
2) Pemeriksaan sanitasi TPM
Pengawasan sanitasi tempat pengolahan makanan ( TPM ) dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan hygiene sanitasi tempat penyajian
makanan/minuman dan kesehatan penjamah makanan. di wilayah kerja.
Berikut adalah hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut tahun 2014 :
No Wilayah Kerja
Target
Realisasi Jumlah
TPM Diperiksa
Hasil Baik/ MS
% Capaian TPM
Memenuhi Syarat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bandara Internasional Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan Lombok
Pelabuhan Pototano
Pelabuhan Benete
70 % TPM
Memenuhi
syarat
161
294
174
177
166
26
159
164
65
148
135
26
98,76 %
55,78%
37,36%
83,61%
81,32%
100%
49
7.
8.
9.
Pelabuhan Badas
Pelabuhan Bima
Pelabuhan Sape
64
133
135
59
133
123
92,19%
100%
91,11%
Jumlah 1330 1012 76, 09%
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sanitasi dari TPM yang
terdapat di wilayah kerja KKP Mataram sebagai upaya awal untuk menentukan
langkah-langkah perbaikan/penyehatan terhadap TPM yang belum memenuhi
syarat kesehatan. Target kegiatan pengawasan TPM tahun 2014 yaitu 70 %
TPM yang terdapat di wilayah kerja KKP Mataram memenuhi syarat kesehatan.
Data tabel menunjukkan bahwa dari 9 (sembilan) wilker KKP Mataram terdapat
2 wilker yang persentase TPM memenuhi syarat belum mencapai target yaitu
masing-masing Wilker Lembar dengan 55,78% dan Wilker Pemenang dengan
37,36% (target 70%). Secara umum persentase jumlah TPM yang memenuhi
syarat kesehatan tahun 2014 telah mencapai target yaitu 76,09%.
3) Sosisalisasi Hygiene Sanitasi Makanan/Minuman
Kegiatan Sosialisasi Hygiene Sanitasi Makanan di tahun 2014
dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu 1 kali dalam
setahun. Kegiatan ini dilaksakan di wilayah kerja Pelabuhan Bima. Sasaran
dari kegiatan ini adalah para penanggung jawab/pemilik dan penjamah
makanan dari tempat pengelolaan makanan (TPM) yang terdapat di wilayah
pelabuhan. Kegiatan ini juga melibatkan peran serta dari otoritas pelabuhan
seperti Syahbandar dan Pelindo.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuhan dari
para penjamah makanan dan penanggung jawab TPM tentang pentingnya
penerapan hygiene sanitasi TPM dan personal hygiene terhadap kesehatan
konsumen dalam hal ini pengguna jasa pelabuhan dan masyarakat. Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat membangun kesadaran peserta untuk terus
meningkatkan kualitas fisik dari TPM dan makanan/minuman yang mereka
sediakan sehingga lambat laun meningkatnya cakupan TPM memenuhi syarat
kesehatan sebagaimana tercantum dalam sasaran dari Kantor Kesehatan
Pelabuhan dapat terwujud sesuai target yang ditetapkan.
50
4) Workshop Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Kegiatan Workshop Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kompetensi petugas KKP Kelas II Mataram, khususnya petugas sanitarian,
dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan tempat pengelolaan makanan di
wilayah pelabuhan/bandara sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Materi yang disampaikan dalam kegiatan workshop tersebut
diantaranya Klasifikasi jenis TPM dan Teknik Penentuan dan penilaian status
TPM berdasarkan peraturan perundangan. Setelah pemaparan dari Narasumber
dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi.
Pelaksanaan workshop ini telah sesuai dengan target yang ditentukan
yaitu 1 kali dalam setahun. Melalui kegiatan workshop ini diharapkan dapat
meningkatkan profesionalisme petugas KKP Kelas II Mataram, khususnya
petugas sanitarian dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan air bersih dan
makanan di wilayah kerja pelabuhan/bandara.
3. Pengawasan Sanitasi Bangunan dan Alat Angkut
Kegiatan pemeriksaan sanitasi kapal/pesawat dilaksanakan dengan cara
memberikan in out clearance dan pemeriksaan rutin setiap bulan. Kegiatan pengawasan
sanitasi kapal bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan penularan penyakit
akibat alat angkut , penumpang dan komoditinya yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Walaupun kegiatan ini tidak ditargetkan dan tidak dibiayai dalam DIPA namun kegiatan ini
tetap dilaksanakan di semua wilker KKP Mataram secara rutin setiap bulan. Hal ini
dilakukan mengingat alat angkut baik itu kapal maupun pesawat dan segala komoditi yang
terdapat di dalamnya merupakan alat transportasi yang dapat membawa, memindahkan
dan menyebarkan penyakit di pintu masuk negara dengan cepat baik secara langsung
antar penumpang maupun melalui vektor penyakit yang terdapat di dalam alat angkut
tersebut. Berikut adalah hasil pelaksanaan kegiatan tersebut di masing-masing wilker
tahun 2014 :
51
Tabel 9 : Hasil Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan Alat Angkut Di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014
No Wilayah Kerja
Target
Realisasi Jumlah
Alat angkut
Diperiksa
Hasil Baik/ MS
% Capaian Alat Angkut Memenuhi
Syarat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bandara Internasional Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan Lombok
Pelabuhan Pototano
Pelabuhan Benete
Pelabuhan Badas
Pelabuhan Bima
Pelabuhan Sape
70 % Alat
Angkut
Memenuhi
syarat
49
244
176
160
200
106
110
122
115
49
197
156
149
181
106
110
117
115
100%
80,74%
88,64%
93,12%
90,5%
100%
100%
95,9%
100%
Jumlah 1282 1180 92,04%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa secara jumlah, realisasi tertinggi
pemeriksaan sanitasi alat angkut tahun 2014 terdapat di wilker Pelabuhan Lembar
dan terendah di Wilker Bandara Internasional Lombok. Namun berdasarkan
persentase alat angkut memenuhi syarat, capaian terendah justru terdapat di wilker
Lembar yaitu 80,74%. Hal ini berarti bahwa walaupun jumlah kapal yang diperiksa
tertinggi di wilker Lembar namun jumlah kapal yang tidak memenuhi syarat juga
terbanyak di wilker Lembar. Secara umum persentase jumlah alat angkut yang
memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 mencapai 92,04%.
4. Pengawasan Sanitasi TTU
a. Pemeriksaan sanitasi gedung/bangunan
Pengawasan sanitasi tempat–tempat umum (TTU) merupakan kegiatan
pemeriksaan terhadap kebersihan dan sanitasi fasilitas pelabuhan/bandara yang
diperuntukkan bagi umum atau pengguna jasa. Kegiatan ini bertujuan untuk
mencegah penularan penyakit akibat kondisi sanitasi bangunan, gedung dan
lingkungan yang tidak memenuhi syarat. Berikut adalah hasil kegiatan
pengawasan sanitasi TTU tahun 2014
52
Hasil Pencapaian Kegiatan Pengawasan Sanitasi TTU di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014
No Wilayah Kerja
Target
Realisasi Jumlah
TTU Diperiksa
Hasil Baik/ MS
% Capaian TTU
Memenuhi Syarat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bandara Internasional Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan Lombok
Pelabuhan Pototano
Pelabuhan Benete
Pelabuhan Badas
Pelabuhan Bima
Pelabuhan Sape
70 % TTU
Memenuhi
syarat
354
180
199
234
120
155
121
180
101
329
117
119
204
102
155
121
180
101
92,94%
65%
59,8%
87,18%
85%
100%
100%
100%
100%
Jumlah 1644 1428 86,86%
Tabel diatas menunjukkan bahwa tahun 2014 terdapat 2 (dua) wilayah kerja yang
persentase capaian TTU memenuhi syarat kesehatannya masih di bawah target
yang ditetapkan 70%, yaitu wilker Pelabuhan Lembar (65%) dan Pelabuhan
Pemenang (59,8%). Hal ini menggambarkan bahwa di 2 (dua) wilayah kerja
tersebut masih banyak terdapat bangunan yang kondisi sanitasinya tidak
baik/tidak memenuhi syarat sehingga perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan oleh
pengelola pelabuhan. Secara umum persentase TTU memenuhi syarat di wilayah
kerja KKP Mataram tahun 2014 telah melebihi target yaitu mencapai 86,86%.
b. Forum Pelabuhan Sehat
Forum ini telah terbentuk dibeberapa wilayah kerja di KKP Mataram seperti
Pelabuhan Lembar, Pelabuhan Labuhan Lombok, Pelabuhan Bima, Pelabuhan
Pototano dan Pelabuhan Pemenang.
Forum Pelabuhan Sehat merupakan salah satu wadah yang terdiri dari
kelompok-kelompok kerja (Pokja) dengan tugas masing-masing, yang mempunyai
visi dan misi yang sama yaitu untuk mengupayakan kondisi pelabuhan yang
bersih, nyaman, aman, hijau, asri dan sehat untuk komunitas pelabuhan dalam
melaksanakan aktifitasnya, melalui terselenggaranya penerapan beberapa
kegiatan yang terintegrasi dan disepakati komunitas difasilitasi oleh
penyelenggara pelabuhan dan sektor terkait.
53
Tahun 2014 kegiatan Forum Pelabuhan Sehat ditargetkan terlaksana
sebanyak 2 kali dan terealisasi sebanyak 2 kali pula. Kegiatan tersebut
dilaksankan di 2 wilker yaitu Wilker Pelabuhan Bima dan Pelabuhan Pototano.
5. Pengawasan Air Bersih di Pelabuhan
a. Pemeriksaan Sarana Air Bersih
Kegiatan pemeriksan sarana air bersih bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik
dan kondisi sanitasi dari sarana air bersih yang terdapat di masing-masing
wilayah kerja KKP Mataram. Berikut adalah data hasil pemeriksaan sarana air
bersih di masing-masing wilker KKP Mataram :
Tabel Hasil Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan Sarana Air Bersih di Wilayah
Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014
No Wilayah Kerja
Target
Realisasi Jumlah
SAB Diperiksa
Hasil Baik/ MS
% Capaian SAB MS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bandara Internasional Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan Lombok
Pelabuhan Pototano
Pelabuhan Benete
Pelabuhan Badas
Pelabuhan Bima
Pelabuhan Sape
70 % SAB
Memenuhi
syarat
31
118
48
37
39
32
36
0
38
13
66
48
37
36
32
36
0
38
41,93%
55,93%
100%
100%
92,30%
100%
100%
0
100%
Jumlah 379 306 80,74%
Tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum persentase sarana air bersih
memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja KKP Matarm telah melebihi target
yang ditentukan yaitu mencapai 80,74% (target 70%). Namun dari 9 wilker
terdapat 3 wilker yang kondisi sarana air bersihnya belum memenuhi syarat
sesuai target yang ditentukan yaitu wilker Bandara Internasional Lombok
(41,93%), wilker Lembar (55,93%) dan wilker Bima yang tidak melaksanakan
kegiatan tersebut.
54
b. Pemeriksaan Kualitas Air Bersih
Kegiatan pengawasan kualitas air bersih di Pelabuhan/Bandara bertujuan untuk
mengetahui gambaran kondisi sanitasi sarana air bersih dan kualitas air bersih
di wilayah kerja KKP Mataram, dan juga sebagai upaya cegah tangkal
penularan penyakit bersumber air.
Kegiatan pengawasan kualitas air bersih dilaksanakan secara rutin setiap
bulan di 9 (sembilan) wilker, namun untuk pemeriksaan sampel secara
bakteriologis hanya dilaksanakan oleh wilker di Pulau Lombok.
Berikut adalah kegiatan pemeriksaan sampel air bersih yang telah
dilaksanakan tahun 2014 :
1) Pemeriksaan secara bakteriologis
Pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih secara bakteriologis
tahun 2014 hanya dilaksanakan oleh 4 wilker di Pulau Lombok yaitu wilker
Bandara Internasional Lombok, Lembar, Pemenang dan Labuhan Lombok.
Pemeriksaan sampel secara bakteriologis dilaksanakan di Laboratorium
Lingkungan KKP Mataram.
Berikut adalah tabel realisasi kegiatan pemeriksaan sampel air bersih
secara Bakteriologis 2014.
Tabel 31 : Hasil Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan Sampel Air Bersih Secara Bakteriologis di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun 2014
No Wilayah Kerja
Target
Realisasi Jumlah Sampel
Diperiksa
Hasil Baik/ MS
% Capaian sampel MS
1.
2.
3.
4.
Bandara Internasional Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan Lombok
100 %
sampel air
Memenuhi
syarat
27
15
15
40
23
15
14
21
85,18%
100%
93,33%
52,5%
Jumlah 97 73 75,26%
55
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 4 wilker yang melaksanakan kegiatan
pemeriksaan sampel air secara bakteriologis, hanya wilker Lembar yang
persentase sampel memenuhi syarat kesehatannya yang sesuai dengan
target yaitu 100%. Sedangkan di 3 wilker lainnya masih terdapat sampel air
bersih yang belum memenuhi syarat kesehatan karena kandungan
koliformya melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.
2) Secara Kimiawi
Pemeriksaan sampel air secara kimiawi dilakukan dengan melakukan
pengukuran kadar pH dan sisa chlor. Berikut adalah hasil kegiatan
pemeriksaan sampel air secara kimia di wilayah kerja KKP Mataram :
Tabel 32: Hasil Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan Sampel Air Bersih
Secara Kimia di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Mataram Tahun 2014
No Wilayah Kerja
Target
Realisasi Jumlah Sampel
Diperiksa
Hasil Baik/ MS
% Capaian sampel MS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bandara Internasional Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan Lombok
Pelabuhan Pototano
Pelabuhan Benete
Pelabuhan Badas
Pelabuhan Bima
Pelabuhan Sape
100 %
sampel air
bersih
Memenuhi
syarat
80
67
36
62
27
32
4
0
0
80
67
36
62
27
32
4
0
0
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
0
0
Jumlah 308 308 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 9 wilker terdapat 2 wilker yang tidak
melaksanakan pemeriksaan sampel air secara kimia yaitu wilker Pelabuhan
Bima dan Sape. Sedangkan persentase capaian sampel kimia yang
memenuhi syarat mencapai 100% (sesuai dengan target), artinya bahwa
semua sampel yang diambil dan diperiksa oleh masing-masing wilker KKP
56
Mataram telah memenuhi syarat secara kimia dengan parameter sisa chlor
dan pH.
3) Secara Fisik
Pemeriksaan sampel air secara fisik yaitu pemeriksaan dengan melihat
langsung kondisi air, seperti warna, bau dan rasa air, hasil yang telah
dicapai yaitu :
Tabel 33 : Hasil Pencapaian Kegiatan Pemeriksaan Sampel Air Bersih
Secara Fisik di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Mataram Tahun 2014
No Wilayah Kerja
Target
Realisasi Jumlah Sampel
Diperiksa
Hasil Baik/ MS
% Capaian sampel MS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bandara Internasional Lombok
Pelabuhan Lembar
Pelabuhan Pemenang
Pelabuhan Labuhan Lombok
Pelabuhan Pototano
Pelabuhan Benete
Pelabuhan Badas
Pelabuhan Bima
Pelabuhan Sape
100 %
sampel air
bersih
Memenuhi
syarat
121
86
46
62
36
32
36
33
44
101
79
46
62
36
32
36
33
44
83,47%
91,86%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Jumlah 496 469 94,56
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa secara umum persentase capaian
sampel fisik air bersih memenuhi syarat kesehatan tidak sesuai dengan
target yang diharapkan yaitu 100%. Artinya masih terdapat sampel air bersih
yang secara fisik tidak memenuhi syarat dari aspek bau, warna. Sampel air
bersih secara fisik yang belum memenuhi syarat kesehatan adalah sampel
yang berasal dari wilker Bandara Internasional Lombok dan Wilker
Pelabuhan Lembar.
57
6. Pengawasan Limbah Cair dan Sampah
Kegiatan pengawasan limbah cair dan sampah tahun 2014 dilaksanakan di 8 wilker
yaitu wilker Bandara Internasional Lombok, Lembar, Pemenang, Labuhan Lombok,
Pototano, Badas, Bima dan Sape. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui
risiko pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan limbah cair dan
sampah yang belum memenuhi syarat sehingga dapat ditentukan upaya-upaya
penyehatan. Pemeriksaan air limbah juga dilaksanakan dalam kegiatan ini dimana
air limbah yang terdapat di masing-masing wilker selanjutnya dirujuk ke Laboratorium
Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok untuk diperiksa kualitasnya. Kegiatan ini
ditargetkan dilaksanakan 1 kali dalam setahun dan telah terlaksana 100%.
7. Kegiatan Bidang Sanitasi Haji
Kegiatan ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyakit di Asrama Haji Nusa
Tenggara Barat, sehingga jamaah calon haji selalu dalam kondisi sehat. Ada
beberapa kegiatan pengawasan sanitasi yang dilakukan selama pelayanan
kesehatan haji antara lain, pengendalian vektor dan pengawasa sanitasi lingkungan
di kompleks asrama haji ( ruang makan, kamar, halaman, masjid ) dan kegiatan
pengawasan sanitasi makanan minuman di tempat penyajian dan pengolahan
makanan. Secara umum kegiatan sanitasi haji tahun 2014 telah terlaksana sesuai
dengan target yang diencanakan. Berikut adalah hasil kegiatan pengawasan sanitasi
haji tahun 2014 yang terbagi menjadi 3 tahapan yaitu
a. Pra Embarkasi
1) Pengendalian vektor (fogging) Asrama Haji
Kegiatan pengendalian vektor (fogging) dilaksanakan untuk menekan
perkembangbiakan vektor nyamuk Aedes aegypti dewasa di lingkungan
Asrama Haji Embarkasi Lombok. Tahun 2014, kegiatan ini dilaksanakan
sebanyak 2 kali yaitu
- Tahap I dilaksanakan tanggal 22 Agustus 2014
- Tahap II dilaksanakan tanggal 28 Agustus 2014
2) Inspeksi Sanitasi Asrama Haji
Kegiatan inspeksi sanitasi asrama haji dilaksanakan hampir bersamaan
dengan kegiatan pengendalian vektor (fogging). Kegiatan ini dilaksanakan
sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan pendahuluan sanitasi lingkungan yang
sudah dilaksanakan sebelumnya. Komponen/ variabel yang diperiksa/dinilai
hampir sama dengan kegiatan pemeriksaan sanitasi asrama haji. Kegiatan ini
juga dapat dikatakan sebagai proses penilian akhir apakah fasilitas sanitasi
58
yang tersedia di Asrama Haji Embarkasi Lombok telah sesuai dengan
persyaratan kesehatan atau belum, sehingga dapat dilakukan upaya
perbaikan segera.
3) Pengawasan Hygiene Sanitasi Makanan/ Katering
Pengawasan Hygiene Sanitasi Makanan/Katering dilakukan 1 kali sebelum
operasional embarkasi yaitu tanggal 27 Agustus 2014. Pengawasan dilakukan
terhadap Katering CV. Al-Ihsan sebagai katering Jemaah Calon Haji
Embarkasi Lombok Tahun 2014. Kegiatan pengawasan hygiene sanitasi
katering dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan dan rectal
swab penjamah makanan dari katering tersebut. Penjamah makanan yang
diperiksa sebanyak 13 orang, dan hasil pemeriksaan laboratorium rectal swab
penjamah makanan menunjukkan bahwa 13 orang penjamah makanan yang
diperiksa Negatif Salmonella Thyposa.
b. Operasional Embarkasi
Berikut adalah beberapa kegiatan pengendalian risiko lingkungan yang
dilaksanakan selama operasional embarkasi haji berlangsung
1) Pemantauan / pengawasan sanitasi Asrama Haji.
Ruang lingkup dari kegiatan pengawasan sanitasi lingkungan asrama haji
terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya pegiatan pemeriksaan sanitasi
gedung dan lingkungan asrama haji, pengawasan limbah dan sampah,
pengawasan sarana air dan kualitas air bersih.
Pengawasan sanitasi lingkungan asrama haji dilaksanakan setiap
pemberangkatan jamaah calon haji. Kegiatan ini dilaksanakan 2 jam sebelum
jemaah calon haji tiba di asrama haji. Variabel pemeriksaan meliputi sanitasi
lingkungan asrama secara menyeluruh, kamar jemaah, dapur, polikilinik,
masjid s/d pengelolaan sampah dan limbah di asrama haji.
Pada pemantauan/pengawasan sanitasi asrama haji selama operasional
embarkasi, juga dilakukan pemeriksaan kualitas air bersih. Selama
operasional embarkasi haji berlangsung jumlah sampel air bersih yang
diperiksa sebanyak 58 sampel dengan rincian 29 sampel diperiksa secara
bakteriologis dan 29 sampel diperiksa secar kimia dengan hasil semua
sampel yang diperiksa memenuhi syarat kesehatan.
59
2) Pengawasan vector dan binatang pengganggu
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengawasan sanitasi
lingkungan asrama haji. Kegiatan yang dilakukan diantaranya survey jentik
di setiap bangunan dan container yang berisiko menjadi tempat perindukan
jentik nyamuk yang terdapat di lingkungan asrama haji. Selama operasional
haji berlangsung, hasil survey jentik menunjukkan bahwa tidak ditemukan
adanya jentik nyamuk di setiap container yang diperiksa. Selain kegiatan
survey jentik, juga dilakukan kegiatan pengawasan lalat dengan melakukan
perhitungan tingkat kepadatan lalat. Hasilnya adalah selama operasional
haji berlangsung tingkat kepadatan lalat tergolong dalam kategori rendah
yaitu berkisar antara 0-2 ekor/m2 .
3) Pengawasan Jasaboga / Catering
Kegiatan pengawasan katering jemaah dilakukan setiap kali
pemberangkatan meliputi :
a) Pengawasan hygiene sanitasi dapur dan ruang makan
b) Pengawasan personal hygiene dari penjamah makanan
c) Pemeriksaan sampel makanan
Pengawasan dan pemeriksaan kualitas makanan jamaah calon haji
dilakukan setiap hari selama pemberangkatan. Setiap menu makan
yang disajikan untuk jamaah calon haji diambil sampelnya untuk
disimpan di bank sampel sedangkan untuk sampel yang diperiksa
diambil secara acak. Sampel makanan tersebut diperiksa dengan
parameter kimia, organoleptik dan mikrobiologi. Selama operasional
embarkasi haji tahun 2014 berlangsung jumlah sampel makanan yang
diperiksa sebanyak 596 sampel dengan rincian 375 sampel
organoleptik, 119 sampel bakteriologis dan 102 sampel kimia. Dari 119
sampel bakteriologis yang diperiksa terdapat 3 sampel yang positif E.
Coli.
d) Pemeriksaan sampel usap alat makan/minum
Selain pemeriksaan terhadap sampel makanan, juga dilakukan pemeriksaan
sampel usap alat makan. Selama operasional embarkasi berlangsung,
pemeriksaan usap alat makan dilakukan sebanyak 4 (empat) kali dengan
jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 12 sampel dengan hasil memenuhi
syarat.
60
e) Pemeriksaan Aero Catering Service
Selain pemeriksaan sampel makanan di catering jemaah juga dilakukan
pengawasan hygiene sanitasi dan kualitas makan di Aerowisata Catering
Service (ACS) selaku penyedia makanan jemaah di pesawat udara. Jumlah
sampel yang diperiksa sebanyak 42 sampel yang terdiri dari 25 sampel
bakteriologis dan 17 sampel kimia dengan hasil semua sampel memenuhi
syarat.
f) Pemeriksaan Sanitasi dan Desinseksi Pesawat
Kegiatan pemeriksaan sanitasi pesawat dilaksanakan setiap keberangkatan
pesawat pembawa jamaah calon haji. Variabel yang diperiksa adalah kondisi
fasilitas sanitasi yang tersedia di dalam pesawat. Berikut adalah gambaran
hasil pemeriksaan sanitasi dan desinseksi pesawat di Bandara Internasional
Lombok. Pemeriksaan pesawat selama operasional embarkasi haji
berlangsung dilaksanakan sebanyak 12 kali.
g) Screening Makanan
Pengawasan terhadap makanan bawaan jemaah (screening makanan)
dilaksanakan setiap hari selama pemberangkatan jemaah calon haji di
asrama haji Embarkasi Lombok. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum jamaah
calon haji masuk ke kamar asrama haji Embarkasi Lombok. Kegiatan
screening makanan bawaan jamaah calon haji dilakukan dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya keracunan atau gangguan kesehatan terhadap
jamaah calon haji akibat mengkonsumsi makanan/minuman atau obat-
obatan yang tidak layak konsumsi yang dibawa oleh masing-masing jamaah.
Adapun jenis makanan/minuman dan obat-obatan yang tidak diperkenankan
dibawa oleh jamaah calon haji diantaranya makanan basah dan mudah basi,
makanan tanpa label dan tanggal kadalauarsa, makanan/minuman dan
buah-buahan dengan kondisi fisik yang tidak layak konsumsi (bau, warna,
tekstur), obat-obatan tanpa ijin dan tidak terdaftar. Melalui kegiatan ini
diharapkan dapat melindungi jamaah calon haji dari risiko penularan
penyakit dan gagguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan/minuman
dan obat-obatan yang tidak layak konsumsi.
c. Debarkasi
Kegiatan yang dilaksanakan pada debarkasi haji diantaranya pengendalian vector
(fogging) dan inspeksi sanitasi pra debarkasi dan pemeriksaan sanitasi pada saat
operasional debarkasi. Semua kegiatan terlaksana sesuai dengan target.
61
C. Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
Secara garis besar kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Upaya Kesehatan dan
Lintas Wilayah sesuai dengan Permenkes No.356/Menkes/Per/IV/2008, meliputi
Pelayanan Kesehatan Terbatas, Kesehatan Kerja, Kesehatan Matra, Kesehatan Haji,
Perpindahan Penduduk, Penanggulangan Bencana, Vaksinasi Internasional,
mengembangkan jejaring kerja dan kemitraan. Dari semua tugas diatas, dapat kami
tampilkan hasil pencapaiannya kegiatan pada tahun 2014 sebagai berikut :
Tabel 36
Realisasi Kegiatan Program Upaya Kesehatan Lintas Wilayah KKP Kls II Mataram
tahun 2014
KEGIATAN SAT TARGET
2014
REALISASI
2014
% KET
1 Pelayanan/Kunjungan Poli Orang 4500 6722 149 %
2 Pelayanan Laboratorium Sampel 750 744 99.2 %
3 Pemberian SIAOS Orang 1000 1029 102,9 %
4 Surat Ijin Angkut Jenazah Jenazah 70 49 70 %
5 Vaksin Internasional Dosis 3500 4848 138.5 %
6 ICV Dokumen 3000 4654 155 %
7 Surat Keterangan Sehat Dokumen 300 364 121 %
8 Pengawasan P3K Kapal Sertifikat 780 644 82.5 %
9 GDM Kasus 40 41 102 %
10 VCT Kasus 250 314 125.6 %
62
1. Kunjungan Poliklinik dan Laboratorium
Hasil kunjungan poliklinik KKP Kelas II Mataram tahun 2014 mengalami
peningkatan dibandingkan dengan kunjungan tahun 2013 .Peningkatan sebesar
27,71 %, dari kunjungan tahun 2013 sebanyak 4859 kunjungan dan tahun 2014
sebanyak 6722 hal ini dikarenakan meningkatnya juga kunjungan vaksinasi di KKP
Kelas II Mataram.
Disamping itu pada kunjungan laboratorium juga mengalami peningkatan dibanding
dengan tahun 2013, peningkatan ini salah satunya di karenakan adanya
pemeriksaan pada penjamah makanan dengan peningkatan sebesar 50 %.
Grafik 12 : Kunjungan Poliklinik di KKP Kelas II Mataram tahun 2014
Grafik 13 : Kunjungan laboratorium di KKP Kelas II Mataram Tahun 2014
169
134
158
189
146 151
104
147 144
102
116
177
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Kunjungan
Kunjungan
63
Grafik 14 : Perbandingan Kunjungan Poliklinik dan Laboratorium KKP Kelas II
Mataram Tahun 2013 dan 2014
2. Tanggap Darurat Medik
Selama tahun 2014, kejadian gawat darurat medik telah tertangani sebanyak
41 kasus . Dalam upaya mendukung kesiapsiagaan penanganan kegawatdaruratan
di daerah bandara dan pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan terus berupaya
meningkatkan standar kapabiltas sumber daya manusia yang bertugas dalam
penanganan kegawatdaruratan. Diantaranya mengikuti pelatihan kesiapsiagaan
bencana termasuk kegawatdaruratan medik di lapangan, seperti ATCLS,BTCLS,
PPGD serta pelatihan medical health respons, yang kesemuanya itu sangat
37
66
47
3339
51
169
22
58
912
9
1
12
2
12 106
52
2 1 1 30
Darah Urine Rectal Swab
0
2000
4000
6000
8000
2014 2013
67225185
744 902
Poliklinik Laboratorium
64
dibutuhkan dalam upaya peningkatan layanan kegawatdaruratan di KKP Kelas II
Mataram.
Grafik 15 : Tanggap darurat medik dan Pemakaian ambulance di KKP Kelas II
Mataram tahun 2014
Grafik 16 : Perbandingan Tanggap Darurat Medik dan pemakaian ambulance
tahun 2013 dan 2014
3. Data PTM (penyakit Tidak Menular) dan Penyakit Menular di Pelabuhan / bandara .
Penyakit Tidak Menular (PTM) terutama Hipertensi, Diabetes Melitus, Stroke serta
Kecelakaan Lalu Lintas juga diamati di poliklinik KKP Kelas II Mataram. Saat ini PTM
menunjukkan trend yang meningkat dibandingkan penyakit menular dan berpotensi
3
7
2
3 3 3 3
1
6
3
2
5
2
6
1 1
3 3 3
1
6
3
4
5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
GDM
Ambulance
0
10
20
30
40
50
60
2014 2013
41
60
38
44
GDM Ambulance
65
menyebabkan kematian serta tidak hanya menyerang kaum mampu saja namun kini
telah ada pada masyarakat miskin juga. Untuk pengamatan PTM tahun 2014
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013. Ini menunjukkan semakin
meningkatnya kasus PTM di masyarakat yang perlu diwaspadai dan dilakukan
promosi serta edukasi untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pengendalian Penyakit Tidak Menular
Grafik 17 : Kunjungan Penyakit Menular di Poliklinik KKP Kelas II Mataram
tahun 2014 .
Grafik 18 : Perbandingan Kunjungan Penyakit Menular di Poliklinik KKP Kelas II
Mataram Tahun 2013 dan 2014
33
4945
15
32
47
19
33
2730
23
28
7
2
22
41
85 5
25
25
0 02 1 0
20 0
20 1 2
0
10
20
30
40
50
60
ISPA
Diare
Malaria
Typoid
66
Grafik 19 : Kunjungan Penyakit Tidak Menular di Poliklinik KKP Kelas II
Mataram tahun 2014
Grafik 20 : Perbandingan Hasil Pengamatan Penyakit Tidak Menular Di
Poliklinik KKP Kelas II Mataram Tahun 2013 dan 2014
0
50
100
150
200
250
300
350
400
ISPA DIARE MALARIA Thpoid
381
68
10 7
173
3617
0
ISPA DIARE MALARIA Thpoid
2014 381 68 10 7
2013 173 36 17 0
58
24
Hipertensi
Kecelakaan Kerja
67
4. Pengendalian HIV AIDS
Berdasarkan hasil survey di wilayah pelabuhan lembar Untuk HIV AIDS selama
tahun 2014 ditemukan 10 kasus penyakit Infeksi menular seksual diantaranya
ISK, Candidiasis dan Gonorhoe, tidak ditemukannya kasus positif HIV AIDS
yang merupakan resiko tinggi terjadinya penularan HIV AIDS di lingkungan
pelabuhan dan masyarakat sekitar. Di bandingkan dengan tahun 2013
terjadinya penurunan temuan kasus positif HIV Aids di wilayah pelabuhan
wilayah kerja lembar dan wilayah kerja pemenang.
Tabel 37 : Hasil Pelayanan Konseling dan Test HIV AIDS dan Penyakit Menular
Sexual (PMS) di pelabuhan Lembar
0
20
40
60
HYPERTENSI KEC .KERJA
58
24
54
16
HYPERTENSI KEC .KERJA
2014 58 24
2013 54 16
NO BULAN JUMLAH HIV
TEST (+)
IMS KET
1 Januari 20 0 0
2 Februari 51 0 3
3 Maret 22 0 2
4 April 23 0 1
5 Mei 7 0 0
6 Juni 6 0 0
68
Hasil pelayanan
KonKonseling dan Test yang dilakukan pada ABK, Karyawan, Pedagang dan
masyarakat di sekitar pelabuhan di lingkungan pelabuhan lembar. Dari total
sebanyak 314 orang yang di test HIV AIDS tidak ditemukan yang menderita HIV
AIDS positif dan sebanyak 10 kasus ( 3.14 % ) yang menderita penyakit menular
seksual.
5. Pemberian izin angkut orang sakit dan izin angkut jenazah
Pengawasan lalu lintas angkut jenazah dan angkut orang sakit di pelabuhan
dan bandara merupakan salah satu tugas pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan, oleh
karena itu pengawasan lalu lintas jenazah ini dilakukan setiap harinya baik di
pelabuhan maupun bandara sebagai upaya cegah tangkal penyakit menular yang
berpotensial wabah.
Hasil kegiatan pengawasan lalu lintas angkut jenazah dan orang sakit selama
tahun 2014, yaitu tidak ditemukan lalu lintas orang sakit dan jenazah yang
berpenyakit menular/potensial menimbulkan wabah. Adapun pemberian surat ijin
angkut orang sakit sebanyak 1029 sertifikat sedangkan ijin angkut jenazah 49
sertifikat. Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya
sebanyak 13.6 %
Grafik 21 : Pemberian Izin Angkut Orang Sakit, Izin Angkut Jenazah KKP Kelas
II Mataram tahun 2014
7 Juli 0 0 0
8 Agustus 27 0 0
9 September 32 0 2
10 Oktober 51 0 0
11 November 75 0 2
12 Desember 0 0 0
T O T A L 314 0 10
69
Grafik 22 : Perbandingan Pemberian Izin Angkut Orang Sakit Dan Izin Angkut
Jenazah tahun 2013 dan 2014
6. Kesehatan Kerja / Kier Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kier kesehatan tahun 2014 telah
dilaksanakan kegiatan pengadaan alat-alat dan bahan habis pakai yang digunakan
untuk menunjang pemberian kier kesehatan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Mataram. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah pemeriksaan kesehatan
masyarakat umum.
Grafik 23 : Kier Kesehatan di KKP Kelas II Mataram tahun 2013 dan tahun 2014
1029
49
Izin Angkut Orang Sakit
Izin Angkut Jenazah
0
200
400
600
800
1000
1200
Jenazah Orang Sakit
2014 49 1029
2013 36 924
49
1029
36
924
2014 2013
70
179
164
27
128
65
190
10
Kunjungan pada Posko Lebaran, Natal & Tahun BaruTahun 2014
BIL
PelabuhanLembarPelabuhanPemenangLabuhan Lombok
Pototano
Bima
Sape
Hasil pemberian kier kesehatan tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2013 sebesar 1.1 %, untuk tahun 2014 kier kesehatan dikeluarkan sebanyak
354 dokumen .Di tahun 2014 pemeriksan penjamah makanan mengalami
peningkatan sebanyak 100 % di sebabkan oleh karena semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat khususnya pengusaha restoran di pelabuhan dan bandara
tentang pentingnya kesehatan agar menjamin makanan yang disajikan kepada
pelanggan dikerjakan oleh penjamah yang sehat.
7. Kesehatan Matra
Pelayanan kesehatan matra yang diberikan adalah pelayanan pada posko
arus mudik lebaran, natal dan tahun baru serta posko situasi khusus. Kegiatan posko
kesehatan ini tidak dilakukan di semua pelabuhan / bandara, tetapi dilakukan hanya
di 7 lokasi saja yang diperkirakan rawan terjadinya lonjakan penumpang. Khusus
tahun 2014 ini dilakukan di 7 lokasi yang dibiayai dari DIPA KKP Mataram tahun 2014
bekerjasama dengan PT. Jasa Raharja (persero), PT Angkasa Pura (persero), Dinas
Kesehatan serta instansi terkait di lingkungan bandara dan pelabuhan.
Grafik 24 : Kunjungan Poliklinik pada Posko Arus Mudik Lebaran di KKP Kelas II
Mataram Tahun 2014
0
100
200
300
400
2014 2013
0 0
288327
6633
ABK Umum penjamah
71
0
50
100
150
200 186
154
98
52 51
35
21
85
Myalgia
ISPA
Chepalgia
Gastritis
Motion Sicknes
Hipertensi
Observasi Febris
Dermatitis
DIARE / GEA
0
50
100
150
200
2014 2013
179
42
164
92
128
86
190
98
27
0
Grafik 25 : Penyakit terbanyak pada kunjungan posko lebaran tahun 2014
Grafik 26 : Perbandingan Kunjungan pada Posko Arus Mudik Lebaran di KKP
Kelas II Mataram tahun 2013 dan tahun 2014
72
Kesiapsiagaan Posko Arus Mudik Lebaran, Natal dan Tahun Baru merupakan
kegiatan yang rutin pada KKP kelas II Mataram. Untuk tahun 2014 kunjungan posko
sebanyak 763 dengan kunjungan terbanyakdi wilker Bima sebanyak 190 kunjungan.
Kunjungan pada posko tahun 2014 dibandingkan kunjungan posko tahun 2013
terdapat peningkatan sebesar 58,32 % ini disebabkan karena ada 2 posko baru yaitu
posko kesehatan pemenang dan sape.
Pada saat Posko disiapkan pelayanan berupa petugas jaga yang standby 24 jam,
ruang pelayanan, ambulans standby serta obat-obatan gratis di semua Posko yang
ada di pelabuhan/bandara wilayah kerja KKP Kelas II Mataram.
8. Kesehatan Matra Penyelaman dan Hyperbarik
Pelayanan kesehatan matra lainnya adalah kesehatan penyelaman dan
hiperbarik berupa pelayanan terapi menggunakan chamber hiperbarik pada
penyelam yang menderita penyakit dekompresi baik itu penyelam tradisional maupun
penyelam professional / wisata, disamping itu terapi chamber hiperbarik juga
digunakan untuk kasus non dekompresi seperti Diabetes Melitus, penyakit
kardiovaskuler, kebugaran dan kecantikan.
Data kunjungan pasien chamber hyperbaric berdasarkan perbandingan kasus
decompresi dan non decompresi pada tahun 2014 dapat dilihat pada diagram
dibawah:
Grafik 27 : Kunjungan Pasien Chamber Hiperbarik di KKP Kelas II Mataram
tahun 2014
73
Grafik 28 : Perbandingan Kunjungan Pasien Chamber Hiperbarik di KKP Kelas II
Mataram tahun 2013 dan tahun 2014
Pada tahun 2014 fasilitas chamber hiperbarik telah menangani kasus yang terdiri
dari 12 kasus non decompresi dan 14 kasus decompresi. Dengan jumlah kunjungan
non decompresi sebanyak 62 kunjungan dan 22 kunjungan untuk kasus decompresi.
Pencapaian ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013. Oleh
karena itu diupayakan peningkatan optimalisasi pemakaian chamber salah satunya
dengan peningkatan sumber daya pengelola chamber maupun sosialisasi chamber
ke masyarakat penyelam. Fasilitas chamber hiperbarik yang ada telah dimanfaatkan
oleh penyelam baik tradisional, penyelam profesional, penderita Diabetes Melitus
bahkan untuk kasus kebugaran biasa .
9. Kesehatan Haji
Tahun 2014 ini merupakan tahun ketiga KKP Kelas II Mataram melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Haji Embarkasi, pelayanan kesehatan terbagi di dua lokasi
22
62
Decompresi
Non decompresi
0
20
40
60
80
2014 2013
229
6273
DCS Non DCS
74
yaitu Asrama haji Mataram dan Bandara Internasional Lombok kegiatan pelayanan
kesehatan haji melibatkan karyawan Kantor Kesehatan Pelabuhan Mataram serta
instansi lainnya seperti dinas kesehatan propinsi / kota, balai laboratorium dan
Rumah Sakit Umum Mataram sebagai rumah sakit rujukan haji.
Grafik 29 : Data Jamaah haji EmbarkasiMataram Tahun 1435 H / 2014 M
Grafik 30 : Distribusi Jamaah Calon Haji berdasarkan Resiko penyakit dan usia
Tahun 2013 dan Tahun 2014
3680
2204
1476
4 00
1000
2000
3000
4000
Jumlah Jamaah
Jamaah Resti
Jamaah Non Resti
Meninggal
Batal Berangkat
75
Grafik 31 : Distribusi Jenis Penyakit Resti Terbanyak Pada Calon Jamaah Haji
Embarkasi Mataram Tahun 2013dan 2014
Keterangan :
a. I 10 : Hipertensi c. E11 : Diabetes Melitus
b. M79.1 : Myalgia d. K29 : Gastritis e. MO6 : Reumatid
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2014 2013
2204
2873
1476
719
Jamaah Risti Jamaah Non Risti
0
100
200
300
400
500
600
2014 2013
517
391
121 111
455756 5450 49
I10 E11 K29 M06 M79.1
76
Pada tahun 2014 jumlah calon jamaah haji sebanyak 3680 orang dan tergabung
dalam 12 kloter. Jenis penyakit terbanyak yang ditemukan pada calon jamaah haji i
adalah hipertensi sebanyak 517 orang disusul penyakit myalgia sebanyak 121
orang, sedangkan penyakit yang beresiko tinggi terhadap kematian jamaah haji
masih tetap tinggi dimana penyakit hipertensi sebanyak 391 orang pada tahun 2013
meningkat menjadi 517 orang pada tahun 2014 dan penyakit DM sebanyak 54 orang
pada tahun 2013 meningkat sedikit menjadi 56 orang pada tahun 2014
Masalah – masalah yang tetap ditemukan pada pelaksanaan haji adalah masih
adanya kesalahan pada penulisan buku hijau, screening kesehatan yang tidak
optimal di puskesmas dan kabupaten sehingga masih ditemukannya calon jamaah
haji yang sakit maupun hamil masuk asrama haji.
10. Vaksinasi Internasional
Salah satu tugas pokok KKP adalah pelayanan vaksinasi internasional dan
penerbitan ICV, yang dalam tahun 2014 ini mengalami peningkatan sebesar 19,4 %
dari tahun 2013 yaitu 3747 ICV dan 4654 ICV yang diterbitkan. Peningkatan ini terjadi
karena peningkatan jumlah jamaah umroh serta adanya instruksi wajib vaksinasi
meningitis dari kementerian kesehatan RI.
Grafik 32 : Hasil Pencapaian pengeluaran ICV tahun 2014 .
Grafik 33 : Hasil pencapaian pemberian vaksinasi dan pengeluaran ICV tahun
2013 dan tahun 2014
571
483
583630
553
404
6833
153 152
406
615
0
100
200
300
400
500
600
700
77
11. Kesehatan Penerbangan
Surat Keterangan Layak Terbang/SKLT merupakan dokumen yang wajib dimiliki
penumpang yang memiliki resiko dalam penerbangan/ sakit, seperti ibu hamil, bayi
maupun orang sakit. Pengeluaran SKLT pada tahun 2014 sebanyak 1029 SKLT,.
Pemberian SKLT Ini dilakukan sebagai upaya pengawasan lalu lintas di bandara
dalam upaya melaksanakan cegah tangkal penyakit dipintu masuk Negara.
Grafik 34 : Hasil pencapaian Pengeluaran Surat Keterangan
LayakTerbang/SKLT Bandara Selaparang Mataram tahun 2014
0
1000
2000
3000
4000
5000
2014 2013
4841
3764
7 35
4654
3747
Meningitis Lainnya ICV
1
10
100
1000
84 70 6989 97 92
5475
13995 81 84
SKLT
SKLT
78
D. Sub Bagian Tata Usaha
Sesuai Permenkes No.356 Tahun 2008, Sub bagian tata usaha mempunyai tugas
melakukan koordinasi dan penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi,
laporan, urusan tata usaha, keuangan, penyelenggaraan pelatihan, kepegawaian,
perlengkapan dan rumah tangga. Berikut hasil kegiatan ketatausahaan adalah :
1. Pengelolaan Gaji Honorarium dan Tunjangan
Secara umum permasalahan pembayaran gaji dan tunjangan untuk pegawai baik
yang PNS maupun honorer dan kontrak untuk tahun 2014 dapat dibayarkan semua
termasuk pembayaran pegawai untuk gaji ke-13 dan tunjangan kinerja.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Sumber-sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dapat dihimpun oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram pada tahun 2014 berasal dari kegiatan
sensor/ karantina, pengawasan/ pemeriksaan baik di pelabuhan udara maupun
pelabuhan laut dan kegiatan pelayanan poliklinik termasuk vaksinasi internasional.
Penerimaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.981.832.000 (Satu milyar sembilan
ratus delapan puluh satu juta delapan ratus tiga puluh dua ribu rupiah). Dibandingkan
tahun sebelumnya, ada peningkatan penerimaan Negara bukan pajak sebesar
51,24%.
3. Pengelolaan Keuangan DIPA 2014
Dalam melaksanakan kegiatannya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram
didukung oleh anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Kesehatan RI
melalui unit organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Jumlah total anggaran yang dikelola Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Mataram TA 2014 sebesar Rp. 10.544.021.000 ( Sepuluh milyar lima ratus
empat puluh empat juta dua puluh satu ribu rupiah) dengan jumlah realisasi
Rp.10.000.321.445 atau 94,84%. Ada penurunan anggaran DIPA TA 2014
dibandingkan dengan TA 2013, begitu pula penyerapannya. DIPA TA 2013 adalah
sebesar Rp. 12.239.886.000 dengan realisasi sebesar Rp.11.688.751.553 atau
dalam prosentase sebesar 95,50%.
79
Grafik 37 : Data Realisasi Pelaksanaan DIPA Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram Tahun Anggaran 2014
Tabel 38 : Alokasi dan realisasi anggaran per Kegiatan KKP Kelas II Mataram tahun
2014
NO KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
2058 Pembinaan Simkarkesma 1.992.400.000 1.623.740.247 81,49
1 Dokumen penunjang program karantina 185.345.000 158.395.652 85,46
2 Upaya pengendalian FR PHEIC 1.688.020.000 1.373.792.595 81,38
3 Certificate of Pratique 25.125.000 9.315.000 37,07
4 Dokumen SSCC 4.500.000 320.000 7,11
5 Dokumen SSCEC 50.830.000 44.509.000 87,56
6 Gendec 4.640.000 4.420.000 95,25
7 Pengawasan lalu lintas OMKABA 33.940.000 32.988.000 97,19
2059 Pengendalian P.Bersumber Binatang 284.000.000 259.790.020 91,47
8 Luas wilayah bebas vector Pes 23.166.000 11.691.420 50,46
9 Luas wilayah bebas vector DBD 152.400.000 141.222.900 92,66
10 Luas wilayah bebas vector Malaria 30.690.000 29.223.200 95,22
242,5
482,4571,7
884,1
628,6
986,8 1045,6
511,2
951,4 985,5
787,6
1922,3
0
500
1000
1500
2000
2500
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Column1
80
11 Luas wilayah bebas vector Diare 77.744.000 77.652.500 99,88
2060 Pengendalian P.Menular Langsung 130.300.000 112.543.054 86,37
12 Laporan pengendalian Kasus HIV 51.140.000 51.080.000 99,88
13 Tenaga kesehatan terlatih bidang P2ML 30.944.000 13.247.054 42,81
14 Dokumen evaluasi dan pelaporan 48.216.000 48.216.000 100
2061 Pengendalian Penyakit Tidak Menular 250.000.000 219.474.100 87,78
15 Pembinaan tehnis pengendalian PTM 193.744.000 178.364.100 92,06
16 Surveilans epidemiologi PPTM 56.256.000 41.110.000 73,07
2062 Penyehatan Lingkungan 363.303.000 316.360.500 87,07
17 Dokumen pelaksanaan hygiene sanitasi 54.838.000 42.553.000 77,59
18 Dokumen pelaksanaan TTU 125.320.000 97.140.500 77,51
19 Dokumen pengawasan kualitas air 23.960.000 23.065.000 96,26
20 Tenaga tehnis terlatih 22.744.000 17.950.000 78,92
21 Bahan penyehatan lingkungan 136.441.000 135.652.000 99,42
2063 Dukungan manajemen 7.524.018.000 7.286.180.114 96,83
22 Dokumen Perencanaan dan Anggaran 133.455.000 128.427.080 96,23
23 Dokumen data dan Informasi 48.322.000 47.511.000 98,32
24 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 114.534.000 107.276.000 93,66
25 Pengembangan Situs Website 75.300.000 75.300.000 100
26 Laporan Keuangan 33.558.000 30.447.200 90,73
27 Target dan Pagu PNBP 43.740.000 43.720.000 99,95
28 Juklak pengelolaan APBN 9.406.000 9.406.000 100
29 Laporan Aset Negara BMN 48.270.000 42.130.300 87,28
30 Layanan Administrasi Kepegawaian 34.704.000 30.163.200 86,91
31 Analisis pengembangan organisasi 248.720.000 244.534.550 98,31
32 Alat Kesehatan 142.641.000 141.080.000 98,91
33 Kendaraan Bermotor roda dua 32.288.000 32.200.000 99,72
81
34 Tenaga kesehatan terlatih 98.250.000 89.248.800 90,84
35 Layanan perkantoran 5.215.253.000 5.206.773.394 99,83
36 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 227.990.000 227.990.000 100
37 Gedung Bangunan 1.017.587.000 1.012.206.000 99,47
T o t a l 10.544.021.000 10.000.321.445 94,84
61
BAB V
PENUTUP
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram dimasa yang akan datang akan memiliki
tantangan semakin besar, sehubungan dengan semakin meningkatnya jumlah penumpang dan
angkutan barang keluar dan masuk melalui bandara dan pelabuhan laut di Provinsi NTB. Untuk
dapat menjawab tantangan tersebut dan meningkatkan peran Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Mataram sesuai tupoksi dan tujuan yang ingin dicapai maka diperlukan suatu strategi
dan perencanaan secara bertahap dan berkesinambungan yang ditunjang oleh sumber daya,
dana dan sarana prasarana serta adanya dukungan kebijakan perundang-undangan baik yang
berlaku nasional, regional, internasional maupun kebijakan lokal sebagai landasan dan
pedoman dalam pelaksanaan tugas. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram tetap
berkomitmen untuk mewujudkan good governance dengan semua potensi yang ada untuk
dapat mewujudkan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram.
A. Kesimpulan
1. Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
a. Kegiatan kekarantinaan
1) Realisasi Penerbitan free pratique tahun 2014 adalah 57 dokumen atau
62,64% (lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu 91 dokumen). Ada
penurunan penerbitan free pratique dibandingkan tahun 2013.
2) Realisasi pelaksanaan clearence out (PHC) pada tahun 2014 menunjukkan
adanya peningkatan dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2013.
Realisasi penerbitan Port Health Clearance Tahun 2014 adalah 38.574 PHC
atau 96,29% (meskipun lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu 40.085
PHC)
3) Pengeluaran buku kesehatan kapal mengalami peningkatan dari tahun
ketahun, pada tahun 2014 yaitu sebesar 834 buku atau 130,31% mengalami
kenaikan dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu 617
dokumen.
4) Realisasi kegiatan penerbitan sertifikat SSCC/SSCEC pada tahun 2014 adalah
433 sertifikat atau sebesar 101,41%. Lebih tinggi dari target yang ditetapkan
yaitu sebanyak 427sertifikat SSCEC.
5) Hasil kegiatan pelaksanaan fumigasi pada tahun 2014 sebanyak 6 kapal atau
5% dari target yang ditetapkan yaitu 12 kapal. Ada penurunan dari tahun
sebelumnya.
62
6) Hasil kegiatan pemeriksaan dokumen Gendec pada tahun 2014 adalah ……
lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
b. Surveilans Epidemiologi
1) Pengawasan lalulintas penumpang alat angkut kapal/pesawat sudah
dilaksanakan dengan cukup baik. Terjadi peningkatan kedatangan penumpang
dari dalam negeri di tahun 2014 (tahun 2014sebanyak 3.424.700 penumpang
dan tahun 2013 sebanyak 3.055.233 penumpang). Begitu pula dengan
pengawasan lalulintas jenazah dan orang sakit baik yang datang dari luar
negeri maupun dalam negeri. Tercatat pada tahun 2014 jenazah yang datang
dari bandara dalam negeri sebanyak 53 jenazah dan dari luar negeri 71
jenazah.
2) Jumlah OMKA yang masuk kewilayah kerja KKP kelas II Mataram pada tahun
2014 cukup tinggi yaitu1329, ada peningkatan dibandingkan tahun 2013 (1109
komoditi) dengan komoditi terbanyak yaitu obat-obatan dengan 731 komoditi.
2. Pengendalian Resiko Lingkungan
a. Program Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
1) Capaian kegiatan luas wilayah bebas vector pes tahun 2014 adalah 100 %
wilayah kerja KKP Kelas II Mataram terbebas dari kehidupan vector pes (pinjal
Xenopxella cheopis).
2) Capaiankegiatan luas wilayah bebas vector DBD tahun 2014 adalah 100 %
wilayah kerja KKP Kelas II Mataram terbebas dari kehidupan vector DBD
(nyamuk Aedes aegypti).
3) Kegiatan spotcheck tahun 2014 telah dilaksanakan sesuai dengan target yaitu
3 wilayah kerja yang terdiri dari Pelabuhan Pemenang, Pelabuhan Sape dan
Pelabuhan Pototano.
4) Capaian Luas wilayah bebas vector diare tahun 2014 adalah 88,89 % karena
dari target 9 wilayah kerja masih ada 1 wilayah kerja dengan tingkat kepadatan
lalat dalam kategori tinggi.
b. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
5) Pencapaian kegiatan luas wilayah bebas vector survey jentik aedes aegypty
pada tahun 2014 sebanyak 775 bangunan dari luas wilayah 715 Ha.
6) Pencapaian kegiatan pemasangan perangkap tikus pada tahun 2014
sebanyak 4.463 perangkap, terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu
5.508 perangkap.
63
7) Hasil kegiatan pengasapan/fogging pada tahun 2014 sebanyak 10 kali dari
target 18 kali.
8) Kegiatan spotcheck tahun 2014 dilaksanakan di 3 wilayah kerja dari target 3
lokasi yaitu Pelabuhan Sape, Pelabuhan Bima dan Pelabuhan Pemenang
9) Luas wilayah bebas diare pada 9 wilayah kerja KKP Mataram, masih ada 2
wilayah kerja yaitu Wilker Lembar dan Bima dengan tingkat kepadatan lalat/
kecoa dalam kategori tinggi.
c. Penyehatan Lingkungan
1) Secara umum persentase capaian sampel makanan memenuhi syarat
kesehatan belum sesuai dengan target yang ditentukan yaitu 100% dimana
untuk pemeriksaan sampel organoleptik mencapai 98,27%, sampel
bakteriologis 77,78%.
2) Persentase capaian TPM memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 telah
melebihi target yang ditentukan yaitu 76,09% (target 70%) dengan persentase
capaian terendah terdapat di wilker Pelabuhan Pemenang yaitu 37,36% dan
tertinggi di wilker Bima dan Benete yang mencapai 100%.
3) Persentase capaian TTU memenuhi syarat kesehatan tahun 2014 telah
melebihi target yaitu mencapai 86,86% dengan persentase capaian terendah
terdapat di wilker Pelabuhan Pemenang yang mencapai 59,8%
4) Persentase capaian sarana air bersih memenuhi syarat kesehatan tahun 2014
telah melebihi target yaitu 80,74 % dimana terdapat 3 wilker yang capaiannya
tidak sesuai target diantaranya Wilker Bandara Internasional Lombok
(41,93%), Wilker Lembar (55,93%) dan Wilker Bima.
5) Persentase capaian sampel bakteriologis air bersih memenuhi syarat
kesehatan mencapai 75,26% dengan capaian terendah terdapat di wilker
Pelabuhan Labuhan Lombok yang mencapai 52,5% dan tertinggi di wilker
Pelabuhan Lembar (100%)
6) Persentase capaian sampel bakteriologis air bersih memenuhi syarat
kesehatan mencapai 75,26% dengan capaian terendah terdapat di wilker
Pelabuhan Labuhan Lombok yang mencapai 52,5% dan tertinggi di wilker
Pelabuhan Lembar (100%)
7) Persentase capaian sampel kimia air bersih memenuhi syarat kesehatan
mencapai 100%
8) Persentase capaian sampel fisik air bersih memenuhi syarat kesehatan tidak
sesuai dengan target yang telah ditentukan yaitu mencapai 94,56% (target
100%) dengan capaian terendah terdapat di wilker Bandara Internasional
Lombok.
64
9) Kegiatan yang dilaksanakan oleh kantor induk diantaranya Workshop Tempat
Pengelolana Makanan, Forum Pelabuhan Sehat, Sosialisasi Hygiene Sanitasi
Makanan, Pengawasan limbah cair dan sampah telah dilaksanakan sesuai
dengan target.
3. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
a. Hasil kunjungan poliklinik KKP Kelas II Mataram tahun 2014 adalah 6.722
kunjungan, lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu 4.500 kunjungan (149%).
b. Pemeriksaan laboratorium tahun 2014 targetnya adalah 750 sampel, sedangkan
realisasi adalah 744 sampel (99.2%).
c. Jumlah surat ijin yang dikeluarkan untuk ijin angkut orang sakit :1029 surat (lebih
tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 1000 sampel ( 102,9 % ), sedangkanijin
angkut jenazah sebanyak 49 ( 70 %) dari target yang ditetapkan yaitu 70 kasus.
d. Pelayanan vaksinasi internasional pada tahun 2014 adalah sebanyak 4.848 dosis
atau 138.5 % dari target yang ditetapkan sebanyak 3.500 dosis. Sedangkan
penerbitan ICV adalah sebanyak 4654 sertifikat atau 155 % dari target yang
ditetapkan sebanyak 3.000 sertifikat.
e. Surat Keterangan Sehat Tahun 2014 adalah 364 (121 %), lebih tinggi dari target
yang ditetapkan sebanyak 300 orang.
f. Pelayanan chamber hiperbarik tahun 2014 telah menangani 28 kasus yang terdiri
dari 21 kasus non decompresi dan 7 kasus decompresi. Jumlah kunjungan untuk
kasus tersebut adalah non decompresi 62 dan decompresi 22 kunjungan.
4. Sub Bagian Tata Usaha
a. Prosentase penyerapan DIPA tahun 2014 sebesar Rp. 10.000.321.445 (94,84%)
mengalami penurunan dibandingkan tahun DIPA 2013 yaitu Rp. 11.688.751.553
(95,50%)
b. Jumlah pegawai per Desember 2014 sebanyak 93 orang terdiri dari 69 PNS dan
24 tenaga kontrak/honorer.
c. Pembayaran gaji dan tunjangan untuk pegawai baik yang PNS maupun honor/
kontrak dapat dibayarkan semua termasuk pembayaran pegawai untuk gaji ke-13
d. Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun 2014 sebesar Rp.
1.981.832.00 mengalami peningkatan dibanding 2013 sebesar Rp. 1.015.672.850.
e. Program Pelayanan Dukungan Administrasi dan Manajemen ini merupakan
program yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha dan semua seksi secara
terpadu, kegiatan ini adalah kegiatan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok
65
dan fungsi KKP Kelas II Mataram, secara umum juga dapat dilaksanakan dengan
cukup baik.
Mataram, Juni 2014 Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram, dr. I Wayan Diantika NIP 196404141990101001
GALERI SEKSI KSE KKP KLS II MATARAM
DOKUMENTASI KEGIATAN JEJARING KERJA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
DOKUMENTASI KEGIATAN WORKSHOP KEKARANTINAAN DAN SE
FOTO KEGIATAN HAJI
FOTO KEGIATAN VCT
FOTO KEGIATAN POSKO
FOTO KEGIATAN PTM
FOTO KEGIATAN SIMULASI PHIEC
FOTO KEGIATAN PENCANANGAN KTR
FOTO KEGIATAN RAPID HEALTH ASSESMENT
FOTO KEGIATAN RUBT
top related