kalimat padu

Post on 05-Dec-2015

11 Views

Category:

Documents

4 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

,

TRANSCRIPT

KALIMAT EFEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA

Pengertian kalimat efektif

Kalimat efektif adalah Kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan/perasaan pembicara/penulis sehingga pendengar/pembaca dapat memahami makna kalimat itu persis seperti yang dipikirkan/dirasakan pembicara/penulis.

Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan (Keseimbangan antara pikiran dan struktur bahasa yang digunakan)

a. Memiliki subjek & predikat yang jelas

Contoh:

(1) Ibnu sedang menulis surat. (S & P jelas)

(2) Dalam makanan itu mengandung bahan pengawet. (S tidak jelas)

(3) Bukumu di dalam tasku. (P tidak jelas)

b. Tidak terdapat subjek ganda

Contoh:

(1) Orang itu gerak-geriknya mencurigakan.

(2) Benda itu gerakannya sangat cepat.

c. Kata penghubung intrakalimat tidak digunakan dalam kalimat tunggal

Contoh:

(1) Sedangkan saya masih banyak membutuhkan biaya. (salah)

(2) Sehingga saya tidak dapat mengikuti acara pertama. (salah)

(3) Tahun ini ayah pensiun, sedangkan saya masih banyak membutuhkan biaya. (benar)

(4) Saya datang agak terlambat, sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama. (benar)

2. Keparalelan (Kesamaan/kesejajaran bentuk kata/frasa yang digunakan dalam sebuah kalimat)

Contoh:

(1) Suratmu sudah saya terima, saya baca, dan saya pahami isinya.

(2) Semakin bertambah umur seharusnya manusia semakin baik, bijaksana, dan tanggung jawab.

3. Kehematan (Penghematan dalam penggunaan kata/frasa/bentuk lain yang tidak diperlukan sejauh tidak menyalahi kaidah dan tidak mengubah makna).

a. Hindari pengulangan subjek

Contoh: Saya datang agak terlambat sehingga tidak dapat mengikuti acara pertama.

b. Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata.

Contoh: Ayah saya dilahirkan pada Jumat 5 Juli 1956.

c. Hindari kesinoniman yang tidak diperlukan dalam satu kalimat.

Contoh:

(1)Sejak dari tadi dia hanya bermenung saja.

(2)Sejak tadi dia hanya bermenung.

d. Hindari penjamakan yang tidak diperlukan pada kata yang sudah bermakna jamak.

Contoh:

(1)Banyak gedung-gedung pencakar langit di Jakarta. (tidak hemat)

(2)Banyak gedung pencakar langit di Jakarta. (hemat)

4. Kecermatan (Cermat dalam pemilihan dan penggunaan kata-kata)

a. Tepat

Contoh:

(1) Ayah sedang memandang keindahan alam pegunungan.

b. Tidak menimbulkan penafsiran ganda

(1) Dia adalah istri Pak Lurah-yang baru. (istri baru)

(2) Dia adalah istri-Pak Lurah yang baru. (lurah baru)

5. Kepaduan (Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah)

a. Tidak bertele-tele

Contoh:

(1) Penetapan bahasa persatuan kita sangatlah mudah, pada mana, masing-masing perjuangan, di mana rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, yang senasib, seperjuangan serta satu cita-cita, maka karena kesadaran tadi, disertai pemikiran, maka rakyat Indonesia menetapkan bahasa nasional tersebut sebagai bahasa persatuan. (bertele-tele/tidak padu)

(2) Penetapan bahasa persatuan kita sangatlah mudah. Pada masa perjuangan, rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke merasakan senasib, seperjuangan, serta satu cita-cita. Dengan kesadaran itu dan pemikiran yang mantap, rakyat Indonesia menetapkan bahasa nasional tersebut sebagai bahasa persatuan. (padu)

b. Menggunakan pola aspek+agen+verba

Contoh:

(1) Surat itu sudah saya baca. (aspek+agen+verba)

(2) Surat itu saya sudah baca. (agen+aspek+verba)

c. Tidak menyisipkan kata di antara predikat dan objek pada kalimat transitif.

Contoh:

(1) Mahasiswa harus menyadari akan pentingnya perpustakaan. (salah/tidak padu/tidak efektif)

(2) Mahasiswa harus menyadari pentingnya perpustakaan. (benar/padu/efektif)

(3) Mahasiswa harus sadar akan pentingnya perpustakaan. (benar/padu/efektif)

6. Kelogisan (Ide yang ada dalam kalimat dapat diterima akal sehat)

Contoh:

(1) Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis)

(2) Rektor Univeritas Jember kami persilakan untuk memberi sambutan. (Logis)

(3) Nak, jangan berdiri di situ; ibu tidak kelihatan! (tidak logis)

(4) Nak, jangan berdiri di situ; ibu tidak bisa melihat tayangan televisi. (logis)

(5) Pencuri itu berhasil ditangkap polisi. (tidak logis)

(6) Polisi berhasil menangkap pencuri. (logis)

(7) Pencuri berhasil melarikan diri. (logis)

A. Kalimat Hemat

Kalimat hemat merupakan kalimat yang tidak menggunakan kata yang mubazir atau kata yang tidak diperlukan. Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam kalimat hemat, yaitu sebagai berikut.

1. Menghindari penggunaan kata depan yang tidak perlu

Kata depan berfungsi membentuk frase depan. Frase depan pada umumnya berfungsi sebagai keterangan dalam suatu kalimat. Jika kata depan digunakan dalam suatu kalimat dan berfungsi untuk membentuk frase depan dan tidak berfungsi sebagai keterangan seringkali mengganggu ketepatan kalimat dan kata seperti itu menyebabkan kalimat tidak hemat.

Contoh kalimat yang tidak hemat.

a. Ibu Nuraini adalah dosen daripada mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa 2.

b. Kita harus rajin belajar agar supaya lulus Ujian Nasional.

c. Kegiatan bakti sosial bertujuan untuk membantu masyarakat Tipes.

Contoh kalimat hemat.

a. Ibu Nuraini adalah dosen mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa 2.

b. Kita harus rajin belajar agar lulus Ujian Nasional.

c. Kegiatan bakti sosial bertujuan membantu masyarakat Tipes.

2. Menghindari penggunaan kata yang menyatakan jamak jika sudah ada reduplikasi yang bermakna jamak atau ada kata lain yang bermakna jamak

Kata-kata yang kehadirannya dalam suatu kalimat tidak diperlukan disebut kata mubazir. Kata-kata seperti ini dapat diidentifikasi dengan cara menghilangkannya dari suatu kalimat. Jika kata-kata itu dihilangkan, makna kalimat tidak berubah, bararti kata-kata itu merupakan kata yang mubazir.

Contoh kalimat mubazir.

a. Para penonton bersorak-sorai ketika Sule menyanyikan lagu “iwak peyek”.

b. Semua mahasiswa-mahasiswa UMS cantik-cantik dan ganteng-ganteng.

c. Banyak anak-anak kecil yang berenang di Bengawan Solo.

Contoh kalimat tidak mubazir.

a. Penonton bersorak-sorai ketika Sule menyanyikan “iwak peyek”

b. Semua mahasiswa UMS cantik dan ganteng.

c. Banyak anak kecil yang berenang di Bengawan Solo.

3. Menghindari penyebutan unsur-unsur klausa yang sama dalam satu kalimat

Contoh tidak tepat.

a. Utami tidak makan sambal karena dia punya penyakit lambung.

b. Semua mahasiswa boleh ujian kecuali mereka yang belum melunasi pembayaran.

c. Iklan menuntut penggunaan bahasa yang dinamis karena iklan memerlukan kreativitas.

Contoh tepat.

a. Utami tidak makan sambal karena punya penyakit lambung.

b. Semua mahasiswa boleh ikut ujian kecuali yang belum melunasi pembayaran.

c. Iklan menuntut penggunaan bahasa yang dinamis karena memerlukan kreativitas.

4. Menghindari penggunaan hipernim untuk kata-kata hiponim

Kata-kata hipernim adalah kata-kata yang mencakup kata-kata yang maknanya lebih sempit. Kata-kata hiponim adalah kata-kata yang maknanya tercakup pada kata yang lebih luas. Kata-kata yang khusus penggunaannya tidak selalu didahului oleh kata umum. Penggunaan kata-kata umum di depan kata-kata khusus menyebabkan kalimat tidak hemat.

Contoh kalimat tidak tepat.

a. Annisah suka memakai jilbab warna merah muda.

b. Retnowati tidak suka buah durian.

c. Acara Opera Van Java pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012 berjalan tertib.

Contoh kalimat tepat.

a. Annisah suka memakai jilbab merah muda.

b. Retnowati tidak suka durian.

c. Acara Opera Van Java pada Sabtu 17 Maret 2012 berjalan tertib.

5. Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak diperlukan dalam satu kalimat

Dalam membuat sebuah kalimat ada beberapa kata yang harus dihindari penggunaannya supaya kalimat itu menjadi kalimat ynag hemat. Kata-kata yang dimaksud adalah kata-kata yang tidak diperlukan atau mubazir, tetapi yang tidak termasuk pada golongan di atas.

Contoh kalimat tidak tepat.

a. Yang dimaksud mahasiswa tidak lain dan tidak bukan adalah peserta didik di perguruan tinggi.

b. Kantin adalah tempat dimana kita bisa membeli makanan.

c. Komik Doraemon tiada ada di perpustakaan UMS.

Contoh kalimat tepat.

a. Yang dimaksud mahasiswa adalah peserta didik di perguruan tinggi.

b. Kantin adalah tempat kita bisa membeli makanan.

c. Komik Doraemon tiada di perpustakaan UMS.

B. Kalimat Padu

Kepaduan artinya keadaan padu, kesatuan pikiran, kebulatan pendapat (KBBI, 2007: 810). Yang dimaksud kepaduan disini adalah adanya hubungan makna antara satu unsur kalimat dengan unsur kalimat lain. Kepaduan kalimat adalah kesatuan antara unsur kalimat yang satu dengan unsur kalimat yang lain. Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan supaya pemakai bahasa dapat menyusun kalimat yang padu.

1. Tidak meletakkan keterangan yang berupa klausa diantara S (subjek) dan P (predikat)

Keterangan yang berupa klausa adalah keterangan yang terdiri atas subjek klausa dan predikat klausa.

Contoh kalimat salah.

a. Ketua pemimpin rapat, sebelum mengambil keputusan yang sah sebaiknya harus dirundingkan lagi secara matang.

b. Para buruh ketika sampai di depan kantor DPRD Rembang langsung menggelar aksi demonya dengan membakar ban bekas sebagai tanda aksi protesnya.

c. Seorang MC sebelum memulai sebuah acara hendaknya mengetahui seluruh materi yang akan disampaikan.

Contoh kalimat benar.

a. Sebelum mengambil keputusan yang sah, ketua pemimpin rapat sebaiknya harus dirundingkan lagi secara matang.

b. Ketika sampai di depan kantor, para buruh menggelar aksi demonya dengan membakar ban bekas sebagai tanda aksi protesnya.

c. Sebelum memulai acara hendaknya, seorang MC mengetahui seluruh materi yang akan disampaikan.

2. Tidak meletakkan keterangan aspek didepan S (subjek)

Keterangan aspek adalah keterangan yang menyatakan aspek. Aspek adalah kategori gramatikal verba yang menunjukkan lamanya dan jenisnya perbuatan; apakah mulai selesai, sedang berlangsung, berulang, dan lain-lain. Perhatikan kalimat berikut.

Contoh kalimat salah.

a. Akan saya taati peraturan itu.

b. Sedang tugas itu dikerjakan di perpustakaan.

c. Telah saya selesaikan permasalahan dengan polisi.

Contoh kalimat benar

a. Saya akan taati peraturan itu

b. Tugas itu sedang dikerjakan di perpustakaan.

c. Saya telah menyelesaikan permasalahan dengan polisi.

3. Tidak menempatkan keterangan aspek diantara pelaku dan pokok kata kerja yang merupakan kata kerja pasif bentuk diri

Contoh kalimat salah

a. Ayah sudah belikan topi baru.

b. Saya telah selesaikan administrasi tepat waktu.

c. Dia akan jelaskan perkara fitnah itu.

Contoh kalimat Benar

a. Sudah ayah belikan topi baru.

b. Telah saya selesaikan administrasi tepat waktu.

c. Akan dia jelaskan perkara fitnah itu.

4. Tidak menyisipkan kata depan diantara P (predikat) dan O (objek)

Kata depan yang diletakkan diantara P dan O dapat mengganggu kepaduan kalimat. Hal ini disebabkan karena predikat dan objek merupakan dua unsur kalimat yang sangat erat hubungannya. Jika keduanya disisipi oleh kata lain kepaduan itu akan menjadi terganggu.

Contoh kalimat Salah

a. Bapak guru yang gendut itu sedang memberikan contoh soal kepada murid-muridnya.

b. Pemuda yang sedikit tampan itu selalu memberikan sedekah bagi para pengemis yang nongkrong di depan masjid.

c. Banyak ibu-ibu komplek membicarakan tentang pekerjaan suaminya.

Contoh kalimat Benar

a. Bapak guru yang gendut itu memberikan contoh soal kepada murid-muridnya.

b. Pemuda yang sedikit tampan itu selalu memberikan sedekah para pengemis yang nongkrong di masjid.

c. Banyak ibu-ibu komplek membicarakan pekerjaan suaminya.

> Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.KesepadananSuatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.Contoh:Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).Tidak Menjamakkan Subjek

Contoh:Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan KataDalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).Contoh:Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3.KehematanKehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:a. Menghilangkan pengulangan subjek.b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.Contoh:Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.KelogisanKelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh:Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau KepaduanKesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.Contoh:Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau KesajajaranKeparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.Contoh:Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.KetegasanKetegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).Contoh:Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)b. Membuat urutan kata yang bertahap.Contoh:Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).Contoh:Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.Contoh:Anak itu bodoh, tetapi pintar.e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.Contoh:Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini. 

Kesatuan atau KepaduanKesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa |kemanusiaan. (efektif)lMakalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif

top related