kajian psikologi sastra dan nilai pendidikan novel cinta .../kajian... · kajian psikologi sastra...
Post on 20-Mar-2019
256 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN
NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA
KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
TESIS
UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratanMencapaiDerajat Magister
Program StudiPendidikanBahasa Indonesia
Oleh :
Sutrimah
S841108030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN
NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA
KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
Oleh
Sutrimah
S841108030
TESIS
DisusununtukMemenuhi Salah SatuPersyaratanMencapaiDerajat Magister
Program StudiPendidikanBahasa Indonesia
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul “Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan Novel
CintaSuci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy” ini adalah karya
penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik, serta tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17 Tahun
2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain
harus seizin dan menyertakan pembimbing sebagai author dan PPs UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester
(enam bulan sejak pengesahan tesis) saya tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS. Apabila saya melakukan
pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapat sanksi
akedemik yang berlaku.
Surakarta,.....Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Sutrimah
S841108030
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karuniaNya, tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Tesis ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menempuh derajat magister pada
Program Studi S2 PendidikanBahasa Indonesia PPS UNS.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai
pihak.Olehkarenaitu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
dan memberikan apresiasi secara tulus kepada semua pihak, terutama kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M. S., DirekturProgram Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin penulisan tesis;
2. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S2
Pendidikan Bahasa Indonesia PPS UNS yang telah memberikan izin
penulisan dan memberikan kesempatan sehingga tesis ini dapat
diselesaikan dengan lancar;
3. Prof. Dr Retno Winarni, M.Pd., selaku pembimbing I, atas segala
bimbingan, arahan, dan motivasi yang telah diberikan sehingga tesis ini
dapat diselesaikan dengan baik;
4. Dr. Nugraheni Eko Wardhani, M.Hum., selaku pembimbing II, atas segala
bimbingan dan bantuannya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepatwaktu;
5. Ayahanda Syakur dan Ibunda Kanipah yang telah memberikan doa restu
dan dukungan tak terkira atas segalanya selamaini;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Suamiku tercinta, Sholikin yang dengan setia, penuh kasih saying dan
kesabaran membantu setiap langkah yang ditempuh sehingga tesis ini
dapat diselesaikan dengan baik.
7. Mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Angkatan
2011/2012 PPS UNS, yang telah berjuang bersama dengan tiada henti
saling memotivasi sehingga perkuliahan ini terasa sangat menyenangkan
dan dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kaarya yang lebih baik.
Surakarta,.......Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Sutrimah, NIM S841108030. Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy. TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd., II: Dr. Nugraheni Ekowardani, M. Hum. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta2012.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan penokohan novel Cinta Suci Zahrana; (2) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kejiwaan tokoh novel Cinta Suci Zahrana; (3) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan konflik kejiwaan tokoh novel Cinta Suci Zahrana; (4) untuk mendeskripsikandan menjelaskan nilai pendidikan novel Cinta Suci Zahrana.
Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan strukturalisme dan aspek psikologi watak dengan metode deskriptif kualitatif dan strategi content analysis (analisis isi). kegiatan yang dilakukan adalah membaca, mencermati, menafsirkan, dan menganalisis novel Cinta Suci Zahrana.Sumber data dalam penelitian ini adalah: (1) teks, novel Cinta Suci Zahrana; (2) catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian deskripsi dan bagaian refleksi. Bagian deskripsi merupakan usaha untuk merumuskan objek dan yang diteliti, sedangkan bagian refleksi merupakan renuangan pada saat penelaahan; (3) dan buku-buku literarur yang relevan. Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi dan metode telaah. Metode dokumentasi dilaksanakan untuk mengumpulkan, memilah, mengolah, dan menyampaikan informasi untuk dapat mengkaji data selanjutnya. Sedangkan metode analisis dokumen dilaksanakan untuk menganalisis dokumen yang berupa data-data dalam novel , dan buku-buku yang relevan dengan penelitian untuk menggali data.
Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: (1) penokohan digambarkan secara jelas melalui cerita atau dialog yang dilakukan antar tokoh (2) kejiwaan tokoh yang ada dalam tokoh adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan disayangi dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri; (3) konflik yang dialami tokoh adalah konflik antara tokoh dengan batinnya; (4) novel Cinta Suci Zahrana sarat akan nilai pendidikan yang terdiri dari nilai pendidikan agama yang menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhannya, nilai moral yang mengatur baik buruknya perilaku manusia dalam hubungannya dengan sesama, nilai pendidikan sosial yang menunjukkan rasa peduli antarmanusia satu dengan yang lain; nilai estetis menunjukkan nilai-nilai yang menjadi penghargaan kaitannya dengan nilai agama, nilai soaial, dan nilai budaya, dan nilai pendidikan budaya yang menunjukkan kebiasaan dan cara pandang masyarakat.
Kata Kunci: Novel,tokoh dan penokohan, psikologi sastra, dan nilai pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT Sutrimah, NIM S841108030. The Study of Literature Psychology and Educational Valuesin Novel Entitled Cinta Suci Zahrana Written by Habiburrahman El Shirazy. THESIS. Supervisor I: Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd., II: Dr. Nugraheni Eko Wardani, M. Hum. Indonesian Education Study Program, Graduate School, Sebelas Maret University of Surakarta 2012.
This study aims to (1) describe and explain the characterizations of novel Cinta Suci Zahrana, (2) to describe and explain the psychology of characters in the novel Cinta Suci Zahrana, (3) to describe and explain the psychological conflict of novel Cinta Suci Zahrana, (4) to describe and explain the educational value of novel Cinta Suci Zahrana.
The form of this research is descriptive qualitative approach of structuralism and the psychology of the character with a qualitative descriptive methods and strategies of content analysis (content analysis). Events are staged reading, observing, interpreting, and analyzing novel Cinta Suci Suci Zahrana.Sources of data in this study were: (1) text, novel Cinta Suci Zahrana, (2) field notes consisting of two parts, namely the description and this part of the reflection. Description is section to attempt to formulate a description of objects and studied, while the reflection is reflection during the analysis, (3) and relevant literary books. Data collection techniques and methods of study is documentation method. Documentation methods were implemented to collect, sort, process, and communicate information to examine the data further. While the method of document analysis was conducted to analyze the document data in the form of novels, and books that are relevant to the research to explore data.
The conclusion of this research, namely: (1) the characterizations are clearly depicted through the story or the dialogue between characters (2) in the psychological aspects of the characters are physiological needs, safety, dear and beloved needs, self-esteem needs, and self-actualization needs, (3) conflicts experienced leaders with the conflict between their inner character, (4) Cinta Suci Zahrananovel is full of educational values which consists of the value of religious education that explains the human relationship with God, moral values that govern the behavior of the good and bad in relation to fellow human beings, the social value of education show a sense of human caring with one another; aesthetic value shows the values of the award related to religious values, socialist values, and cultural values, cultural and educational values that show the habits and outlook society.
Keywords: Novel, Characters and Characterizations, the Literature Psychology, and the Value of Education.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
“Keberhasilan yang diraih pada hari ini adalah awal dari keberhasilan yang ingin
di capi selanjutnya”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
Ayahanda dan Ibundaku tercinta
Suamiku dan segenap keluarga besarku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL…………………………………………………………. ii
PERSETUJUAN……………………………………………….. iii
PENGESAHAN……………………………………………… .. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN HAK
PUBLIKASI……………………………………………… ........ v
KATA PENGANTAR ................................................................ vi
ABSTRA ..................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................ ix
MOTTO ...................................................................................... x
PERSEMBAHAN ....................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ....................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah ................................................................ 1
B. RumusanMasalah ........................................................................ 5
C. TujuanPenelitian ......................................................................... 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,
DAN KERANGKA BERPIKIR ............................................................. 8
A. Kajian Teori ................................................................................ 8
1. Hakikat Novel ....................................................................... 8
a. Pengertian Novel ............................................................. 8
b. Struktur Novel ................................................................. 11
1. Unsur Intrinsik .......................................................... 13
a. Tema.................................................................... 13
b. Tokoh dan Penokohan ......................................... 14
c. Alur ..................................................................... 18
d. Sudut Pandang..................................................... 20
e. Latar .................................................................... 21
2. Unsur Ekstrinsik ........................................................ 22
a. Latar Sosial Budaya ............................................ 22
b. Amanat ................................................................ 23
c. Biografi Pengarang ............................................. 25
d. Proses Kreatif Pengarang .................................... 25
2. Hakikat Psikologi Sastra ....................................................... 26
a. Pengertian Psikologi Sastra ............................................. 26
b. Fokus Penelitian Psikologi Sastra ................................... 30
c. Tokoh Psikologi Sastra .................................................... 31
1. Psikologi Sastra Sigmund Freud ................................ 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Psikologi Sastra Abraham Maslow ............................ 32
3. Psikologi Julia Kristeva .............................................. 34
3. Hakikat NilaiPendidikan ....................................................... 35
a. Pengertian Nilai............................................................... 35
b. Pengertian Pendidikan..................................................... 36
c. Nilai Pendidikan dalam Novel ........................................ 37
1. NilaiPendidikanAgama/ religi................................... 38
2. Nilai Pendidikan Moral ............................................. 40
3. Nilai Pendidikan Sosial ............................................. 41
4. Nilai Pendidikan Estetis ............................................ 42
5. Nilai Pendidikan Budaya .......................................... 43
6. NilaiPendidikanKarakter ........................................... 44
B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 45
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 49
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 50
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 51
C. Data dab Sumber Data ................................................................ 52
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 52
E. Validitas data............................................................................... 53
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 57 1. Penokohan Novel Cinta Suci Zahrana.................................. 57
2. KejiwaanTokoh Novel Cinta Suci Zahrana .......................... 73 3. Konflik KejiwaanTokoh Novel Cinta Suci Zahrana ............ 82 4. Nilai Pendidikan Novel Cinta Suci Zahrana ........................ 83
B. Pembahasan ................................................................................. 91 1. Penokohan Novel Cinta Suci Zahrana.................................. 91
2. KejiwaanTokoh Novel Cinta Suci Zahrana .......................... 95 3. KonflikKejiwaanTokoh Novel Cinta Suci Zahrana ............. 97 4. Nilai Pendidikan Novel Cinta Suci Zahrana ........................ 98
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.............................. 105
A. Simpulan...................................................................................... 105
1. Penokohan Novel Cinta Suci Zahrana…………….............. 105
2. KejiwaanTokohNovel Cinta Suci Zahrana........................ 106
3. Konflik KejiwaanNovel Cinta Suci Zahrana..................... 107
4. Nilai Pendidikan Novel Cinta Suci Zahrana....................... 107
B. Implikasi..................................................................................... 109
C. Saran........................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
No. Nama Halaman
1.1 Hubungan Pengarang dengan Pembaca……………………………. 24
1.2 Hubungan Pengarang, Amanat, dan Pembaca Terkait dengan
Teks.................................................................................................... 24 .
2.1 Kerangka Berpikir.............................................................................. 49
DAFTAR TABEL
No. Nama Halaman
3.1 Jadwal KegiatanPenelitian………………………………................ 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan tempat pelampiasan ekspresi diri seseorang. Sastra
bersifat bebas bagi siapapun, karena tidak ada batasan dalam sastra. Siapapun
diperbolehkan ikut ambil bagian dalam sastra. Di dalam perkembangan sastra
manusialah yang sangat berperan. Manusia mempunyai tanggung jawab penuh
dan peran yang sangat penting. Tidak ada sastra yang lahir tanpa campur tangan
dari manusia. Sastra akan berkembang jika masyarakatnya mempunyai daya
kreasi. Kreasi adalah ulah cipta yang murni, menciptakan sesuatu yang belum
pernah ada, di mana pun di masa apapun, di samping kreativitas murni yang
kondisional yang masih diukur dengan tempat dan waktu. Berdasarkan kenyataan
itu, manusia berperan aktif dalam sastra yakni, sebagai pencetus ide atau gagasan.
Manusia dapat menciptakan karya sastra karena adanya kehidupan. Oleh karena
itu, antara manusia, karya sastra dan kehidupan berjalan beriringan. Ketiganya
mempunyai hubungan timbal balik yang saling berpengaruh. Dengan demikian,
terlihat jelas bahwa manusia merupakan pendukung utama dan pelaku utama yang
menentukan kehidupan sastra.
Sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk
mengungkapkan dirinya dan menaruh perhatian pada dunia realitas yang
berlangsung setiap waktu dan setiap zaman. Sastra diharapkan dapat memberikan
kepuasan bagi pembacanya, karena tujuan utama dari sebuah karya satra adalah
memberikan kesan estetik dan kepuasaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang diterima kehadirannya
dalam kehidupan manusia sebagai salah satu realitas sosial budaya. Sebagai
realitas sosial budaya sastra merupakan gambaran atau cerminan kehidupan
manusia secara nyata. Berdasarkan hal itu, tidak mustahil ada persamaan tokoh
dan cerita dengan kehidupan nyata. Namun, dalam suatu sastra tokoh dan cerita
itu diolah dengan daya imajinasi yang tinggi dan sengaja dibuat untuk menarik
perhatian masyarakat sebagai sasaran utama karya sastra.
Prosa fiksi sebagai salah satu jenis karya satra banyak menghadirkan
cerita-cerita yang mengangkat masalah kehidupan manusia dalam interaksinya
dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan dirinya sendiri, serta
interaksinya dengan Tuhan. Fiksi merupakan hasil dialog dan reaksi pengarang
terhadap lingkungan dan kehidupan. Meskipun fiksi merupakan hasil khayalan,
tidak benar jika fiksi sebagai hasil lamunan semata. Melainkan dilakukan dengan
penghayatan dan perenungan secara teratur. Perenungan yang dilakukan terhadap
kehidupan serta perenungan yang dilakukan penuh kesadaran dan tanggung
jawab.
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang termasuk dalam
prosa fiksi. Menurut Herman J. Waluyo dan Nugraheni Ekowardani (2009: 1)
prosa fiksi yaitu jenis prosa yang dihasilkan dari proses imajinasi. Imajinasi
merupakan daya khayal pengarang yang dituangkan dalam cerita. Meskipun
berasal dari proses imajinasi pengarang, prosa fiksi terutama novel juga terbentuk
melalui pengalaman pengarang yang dituangkan dalam cerita. Jadi, pada dasarnya
novel merupakan salah satu jenis prosa fiksi yang melibatkan pengalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pengarang berdasarkan kenyataan yang ada. Pengalaman pengarang itu kemudian
dituangkan ke dalam cerita dalam novel melalui tokoh-tokoh yang ada dalam
novel. Cerita akan muncul jika ada suatu konflik atau masalah. Masalah yang
muncul bisa berupa masalah sosial, perbedaan cara pandang, tekanan batin yang
dialami tokoh, atau masih banyak masalah yang bisa dimunculkan. Berdasarkan
hal itu, maka perlu adanya pemaparan tentang penokohan yang ada dalam novel
hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tokoh beserta karakter yang dimilikinya.
Untuk memunculkan masalah pada tokoh utama membutuhkan tokoh-tokoh lain
sehingga masalah yang muncul menjadi menarik. Cerita akan menarik jika
disajikan dengan menceritakan hidup para pelakunya secara luar biasa. Penulis
berimajinasi dengan penuh untuk menciptakan cerita dengan karakter para
tokohnya yang melekat.
Novel dibangun oleh dua unsur yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam
novel itu sendiri yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, setting, dan
sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun
karya sastra dari luar novel, seperti aspek psikologi, sosiologi, dan biografi
pengarang. Dalam menganalisis sebuah novel terlebih dahulu yang harus
dianalisis adalah unsur intrinsik. Karena untuk menganalisis unsur ekstrinsik
dibutuhkan analisis unsur intrinsik. Unsur intrinsik yang menjadi tinjauan kajian
penelitian adalah penokohan dengan memanfaatkan unsur ekstrinsiknya pada
aspek psikologi. Berdasarkan hal itu, ada hubungan antara sastra dengan psikologi
sastra yang meliputi hubungan psikologi watak tokoh dalam karya sastra,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra, dan psikologis penulis ketika
melakukan proses kreatif. Oleh sebab itu, unsur intrinsik merupakan unsur yang
sangat penting dalam menentukan sebuah isi novel.
Pendekatan psikologi sastra digunakan untuk mengkaji novel Cinta Suci
Zahrana karena sebuah novel diciptakan pengarang dengan tokoh dan karakter
yang melekat. Dalam hal ini, tokoh dicipakan pengarang dengan keadaan jiwa
tertentu ketika menghadapai masalah. Selain itu, novel Cinta Suci Zahrana sarat
akan keadaan jiwa tokoh yang mengalami masalah dengan dirinya sendiri.
Pada dunia pendidikan novel juga menjadi salah satu materi yang dibahas
dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada tingkat sekolah dasar dan sekolah
menengah. Dalam dunia pendidikan novel dibahas panjang lebar mengenai unsur
intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Namun, yang paling penting dalam materi
novel di sekolah adalah nilai-nilai yang dapat dipetik yaitu nilai pendidikan. M.
Marshanda Soenarsyah Hady (2006: 42) pendidikan dalam arti luas bertujuan
untuk menjadikan si pendidik berkemampuan tentang ilmu, olah seni, iman taqwa
dan terwujud dengan budi pekerti yang luhur sebagai amaliyah.
Cinta Suci Zahrana adalah sebuah novel yang menceritakan seorang gadis
yang sangat ambisius untuk meraih pendidikan tinggi, gelar, serta berbagai
penghargaan dunia. Tetapi, dengan segala ambisius yang ingin dicapainya dia
justru melupakan pernikahan sampai usianya menginjak tiga puluh empat tahun
sehingga hatinya bergejolak. Cerita dalam novel Cinta Suci Zahrana sangat
relevan dengan keadaan sekarang. Karena itu, mendekati novel Cinta Suci
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy digunakan pendekatan psikologi sastra
dengan memanfaatkan teks.
Sebagai penulis Habiburrahman El-Shirazy memasukkan nilai-nilai
pendidikan melalui tingkah laku, sikap, dan kepribadian melalui tokoh-tokoh yang
ada dalam cerita. Hal ini ditujukan agar pembaca mampu memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam novel untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
Habiburrahman El Shirazy adalah novelis asal Semarang dengan berbagai
karya yang sudah diakui keberadaannya. Sebagai seorang novelis Habiburrahman
El Shirazy menjadi sastrawan peraih penghargaan Sastra Nusantara tingkat Asia
Tenggara. Sebagian besar novel yang ditulisnya adalah novel pembangun jiwa
seperti novel Cinta Suci Zahrana, Bumi Cinta, Cinta Suci Zahrana, Ayat-ayat
Cinta dan masih banyak novel karya-karyanya sebagai pembangun jiwa. Sebagai
sebuah novel pembangun jiwa novel Cinta Suci Zahrana mampu mendorong
penikmat novel untuk tetap bersemangat dan berusaha dalam keadaan apa pun
demi sebuah cita-cita yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
dapat disajikan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penokohan novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El Shirazy?
2. Bagaimanakah kejiwaan tokoh novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El Shirazy?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Bagaimanakah konflik kejiwaan yang dialami tokoh novel Cinta Suci
Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy?
4. Bagaimanakah nilai pendidikan yangterkandung dalam novel Cinta
SuciZahrana Karya Habiburrahman El Shirazy?
C. Tujuan Penelitian
Dalam tujuan penelitian dibedakan adanya dua tujuan yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan
novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy dengan
pendekatan psikologi sastra.
2. Tujuan Khusus.
Dalam menentukan tujuan khusus harus mengacu pada rumusan masalah
yang sudah disajikan. Dengan demikian, tujuan khusus dalam menganalisis
novel Cinta Suci Zahranakarya Habiburrahman El Shirazy adalah sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan dan mennjelaskan penokohan novel CintaSuci
Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy.
b. Mendeskripsikan dan menjelaskan kejiwaan tokoh novel Cinta Suci
Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy.
c. Mendeskripsikan dan menjelaskan konflik kejiwaan yang dialami tokoh
novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy.
d. Mendeskripsikan dan menjelaskan nilai pendidikan dalam novel Cinta
SuciZahrana karya Habiburrahman El-Shirazy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teori manfaat penelitian ini untuk melengkapi khasanah teori yang
terkait dengan pembelajaran sastra. Hasil kajian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan terhadap keilmuan dalam mengapresiasi novel dan
memberikan semangat kepada penikmat karya sastra secara mendalam.
2. Manfaat Praktis
Pertama, bagi lembaga pendidikan memiliki manfaat sebagai wadah yang
mampu menampung ekspresi siswa dan memberikan nilai-nilai yang
bersifat mendidik untuk diemplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, bagi masyarakat umum yakni sebagai bahan bacaan yang menghibur
dan memiliki manfaat sebagai intropeksi diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,
DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori 1. Hakikat Novel
a. Pengertian Novel
Burhan Nurgiyantoro (1995: 8) karya sastra pada dasarnya terbagi menjadi
tiga jenis, yaitu prosa, puisi, dan drama. Karya sastra jenis prosa biasanya
diungkapkan melalui bentuk fiksi atau cerita rekaan. Herman J. Waluyo (2011: 1)
prosa fiksi yaitu jenis prosa yang dihasilkan dari proses imajinasi. Pendapat lain
mengatakan The present English (and Spanish) word derives from the Italian
novella for "new", "news", or "short story of something new", itself from the Latin
novella, a singular noun use of the neuter plural of novellus, diminutive of novus,
meaning "new" (Juan, 1824: 163). Dalam hal ini dikatakan bahwa istilah novel
berasal dari Italia yang berarti “baru”. Sedangkan menurut bahasa Latin novel
berasal dari kata novellus yang berarti “baru”. Pengertian ini dikatakan karena
sebelum adanya novel orang-orang Italia dan Latin lebih dulu mengenal istilah
roman.
Fiksi berarti “fiction” yang artinya hasil khayalan atau sesuatu yang
sebenarnya tidak ada. Meskipun prosa fiksi merupakan hasil khayalan sebenarnya
prosa fiksi adalah hasil imajinasi pengarang yang melibatkan kehidupan nyata.
Jadi, tidak sepenuhnya benar jika fiksi merupakan hasil khayalan semata, prosa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
fiksi adalah hasil imajinasi pengarang dengan kreatifitas yang tinggi berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang dialami pengarang dalam kehidupan nyata.
Berbicara karya sastra yang berbentuk novel, banyak para ahli yang
memberikan definisi tentang pengertian novel. Dalam mengulas pengertian novel,
tidak dapat dijauhkan dari pengaruh roman. Menurut Herman J. Waluyo (2011: 3)
roman adalah prosa fiksi yang melukiskan sebagian besar kisah tokoh yang
biasanya dilukiskan sampai mati. Roman sebagai bentuk cerita yang melukiskan
kehidupan dengan berbagai pengalaman penulis yang dituangkan. Karakter fiksi
yang melekat dalam roman tidak sepenuhnya benar. Hal ini disebabkan, dalam
cerita yang disajikan berkaitan dengan kenyataan hidup manusia pada umumnya.
Berkenaan dengan pengertian roman dan novel menurut Herman J. Waluyo
dan Nugraheni Ekowardani (2009: 4),
Pada angkatan 45 dan seterusnya jenis prosa fiksi yang disebut roman
lazim dinyatakan sebagai novel. Hal ini boleh jadi menjadi kesepakatan
umum, penyebutan karya sastra dengan roman dirasakan tidak sesuai
karena kepanjangan cerita yang tidak sama lagi dengan roman-roman
tahun 1920-an dan 1930-an. Namun demikian, karya-karya tahun 1930-an
masih disebut roman.
Penyebutan istilah antara roman dan novel mengalami perubahan. Oleh
karena itu, penyebutan novel untuk saat ini lebih lazim. Mengacu pada uraian
tersebut masih menurut Herman J. Waluyo dan Nugraheni Ekowardani (2009: 3),
novel adalah bentuk prosa fiksi yang paling baru dalam karya sastra Indonesia
karena baru ditulis sejak tahun 1945-an oleh Idrus, lewat novelnya yang berjudul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Aki. Di masa sekarang ini tidak akan dijumpai prosa fiksi yang berbentuk roman,
tetapi yang bisa dijumpai adalah prosa fiksi yang berbentuk novel.
Sementara itu, pengertian novel menurut Alang Khoirudin
(2007:683)novel adalah bentuk karangan yang lebih pendek dari roman dan lebih
panjang dari cerpen. Berdasarkan pengertian novel menurut Alang Khoirudin,
novel dan roman memiliki perbedaan pada bentuknya yakni, menurut panjang dan
pendeknya.Untuk itu, perlu diulas tentang pengertian cerpen.
Pengertian cerpen menurut AcepYonny (2002:26) merupakan karya sastra
yang menceritakan bagian suatu peristiwa atau kejadian sesaat yang dianggap
penting dan menarik. Sehingga dalam cerpen cerita yang disajikan tidak secara
utuh dan tidak sampai menimbulkan perubahan nasib pelakunya. Selanjutnya,
menurut Kurniawan (2002:4)novel adalah fiksi yang menceritakankejadian luar
biasa para pelakunya sehingga terjadi konflik yang menimbulkan perubahan
nasib.Novel merupakan cerita fiksi yang menceritakan watak pelakunya secara
utuh melalui kejadian luar biasa sehingga menimbulkan masalah atau konflik dan
menyebabkan terjadinya perubahan nasib dari pelakunya.Jadi, novel terdapat
konflik yang menimbulkan perubahan nasib pelakunya.
Berikutnya istilah novel juga disampaikan oleh Beach (1982: 90) yang
menyatakan bahwa:
Novel is a long work of fiction that contain more than 10000 words. It is
more complex because it has more incidents, setting, character, and may
take place in a long span of time. I may have more than one theme and
more conflicts. Novel tends to expands and it is very complex in it’s
structure. It does not finish to be read once a seat as a short story because
it’s length develops the character’s problem.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Novel diartikan sebagai cerita fiksi panjang lebih dari 10.000 kata. Novel
lebih bersifat kompleks karena mempunyai banyak peristiwa, setting, karakter,
dan latar tempat yang memiliki kemungkinan diambil dalam waktu yang lama.
Penulis dalam menulis novel memiliki satu tema dengan banyak konflik.
Novel memiliki tendensi untuk memperluas diri sehingga sangat kompleks
dalam strukturnya. Novel tidak dapat diselesaikan atau di baca dalam sekali duduk
seperti halnya cerpen, karena di dalam novel memiliki perkembangan di berbagai
permasalahan dalam ceritanya.
Berdasarkan pengertian novel yang sudah ada, maka novel adalah jenis
prosa fiksi hasil imajinasi pengarang yang menceritakan kehidupan para
pelakunya secara luar biasa sehingga menimbulkan konflik dan menyebabkan
perubahan nasib para pelakunya.
b. Struktur Novel
Burhan Nurgiyantoro (1995: 23) mengemukakan bahwa:
Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang kemudian secara bersama
membentuk sebuah totalitas itu disamping unsur formal bahasa, masih
banyak lagi macamnya. Namun, secara garis besar berbagai macam unsur
tersebut secara tradisional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
walau pembagian ini tidak benar-benar pilah. Pembagian unsur yang
dimaksud adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur inilah
yang sering disebut para kritikus dalam rangka mengkaji atau
membicarakan novel atau karya sastra pada umumnya.
Berdasarkan pendapat Burhan Nurgiyantoro tersebut, novel dibangun oleh
dua unsur yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri.
Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
dari luar.
Forster (1980: 19-136) membahas unsur-unsur novel menjadi enam, yaitu:
(1) cerita; (2) manusia; (3) plot; (4) khayalan: (5) ramalan; dan (5) irama. Tokoh
sastra yang juga membahas unsur-unsur novel adalah Marjorine Boulton (1979:
29-145) menguraikan unsur-unsur novel menjadi enam yaitu; (1) point ofview; (2)
plot; (3) character; (4) percakapan; (5) latar dan tempat kejadian; dan (6) tema
yang dominan.
Reid (1987: 54-59) menyatakan unsur-unsur dalam struktur cerita rekaan
harus menjalin satu kesatuan atau unity yang meliputi: (1) unity ofimpression; (2)
moment crisis; dan (3) symmetri of design. Dalam cerita pendek pembaca harus
memiliki impresi terkait dengan konflik yang dibangun oleh pengarang agar cerita
mencapai puncaknya. Kaitannya dengan cerita bahwa, untuk menampilkan cerita
yang menarik bagian-bagian dari cerita itu harus seimbang, tidak ada yang
ditampilkan secara menonjol, sedangkan bagian yang lain kurang dalam
penceritaan.
Steinmann dan Willen (1966: 127) menyebut unsur-unsur fundamental
fiksi sebagai berikut: (1) struktur, yang meliputi: (a) character; (b) incident; (c)
scene or episode; (d) setting; dan (e) a brief span of time. (2) style, yang terdiri
dari: (a) tone; (b) point of view; dan (c) kombinasi keduanya menghasilkan efek
(in effect achieved).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Pembahasan unsur fiksi model Martin dan Gerald hampir sama dengan
pembahasan tokoh-tokoh lain. Dua unsur penting yang ditekankan yaitu, struktur
dan style, serta masing-masing terdiri dari unsur-unsur yang lebih sempit lagi.
Berdasarkan pada pendapat tokoh-tokoh sastra diatas tentang unsur-unsur
dari struktur novel, telaah struktur novel akan dibatasi pada unsur yang berkaitan
dengan kajian novel dengan pendekatan psikologi sastra. Dalam kajian novel
dengan pendekatan psikologi sastra ditekankan pada unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik yang menjadi penekanan adalah tokoh dan
penokohan terkait dengan psikologi dari tokoh-tokoh tersebut.Sedangkan
psikologi masuk dalam ranah segi ekstrinsik novel.
1. Unsur Intrinsik
a. Tema
Tema cerita atau yang biasa juga disebut pokok cerita menurut Herman J.
Waluyo (2011: 7) adalah gagasan pokok dalam cerita fiksi. Tema cerita mungkin
dapat diketahui oleh pembaca melalui judul atau petunjuk setelah judul, namun
yang banyak adalah melalui proses pembacaan terhadap karya sastra. Dalam
menentukan tema sebuah karya sastra tidak langsung bisa ditebak tanpa proses
membaca karena dalam menentukan tema sebuah karya sastra harus sama antara
satu orang dengan orang yang lain sehingga harus memahami secara benar isi
cerita yang disajikan oleh pengarang. Sementara itu, menurut Suminto A. Sayuti
(1996: 118) berpendapat bahwa tema ialah makna cerita, gagasan sentral, atau
dasar cerita. Berdasarkan kedua pengertian tema diatas dapat disimpulkan bahwa
tema adalah dasar cerita atau pokok cerita yang berfungsi sebagai pusat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
keseluruhan penggambaran cerita secara umum berdasarkan cara pandang
pembaca secara sama antara satu orang dengan orang lain.
b. Penokohan
Dalam berbagai pembicaraan yang membahas karya fiksi sering istilah
tokoh dan penokohan disamakan. Sebenarnya tokoh merujuk pada orang atau
pelaku dalam cerita sedangkan penokohan merujuk pada tokoh beserta watak
dalam cerita.
Herman J. Waluyo (2011: 19-20) membagi tokoh menjadi beberapa bagian
yakni: (a) tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung jalannya cerita sebagai
tokoh yang mendatangkan simpati atau tokoh baik; (b) tokoh antagonis adalah
tokoh yang menentang arus cerita atau yang menimbulkan perasaan antipati pada
diri pembaca; (c) tokoh sentral adalah tokoh yang kemunculannya mendominasi
dalam cerita; dan (d) tokoh bawahan atau tokoh sampingan adalah tokoh yang
dijadikan latar belakang dalam cerita.
Hal yang hampir sama dikemukan oleh Burhan Nurgiyantoro (1995: 176-
194) yang membagi tokoh menjadi beberapa bagian yakni: (a) tokoh utama adalah
tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan; (b) tokoh
protagonis adalah tokoh baik yang mendatangkan rasa suka pada diri pembaca; (c)
tokoh antagonis adalah tokoh penyebab konflik atau yang bisa disebut beroposisi
dengan tokoh protagonis; (d) tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki
satu kualitas pribadi tertentu, satu watak tertentu saja; (e) tokoh bulat adalah tokoh
yang menampilkan berbagi watak dan dan tingkah laku bermacam-macam; (f)
tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap dan watak yang relatif tetap, tak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
berkembang sejak awal sampai akhir cerita; dan (g) tokoh berkembang adalah
tokoh yang mengalami perkembangan dan perubahan perwatakan sejalan dengan
perkembangan peristiwa dan plot yang dikisahkan.
Penokohan sebagai salah satu unsur pembangun fiksi keterjalinannya dapat
dilihat dengan unsur-unsur pembangun lainnya. Jika fiksi yang bersangkutan
merupakan sebuah karya yang berhasil, penokohan pasti berjalan secara harmonis
dan saling melengkapi dengan berbagai unsur lain (Burhan Nurgiyantoro, 1995:
172). Yang dimaksud perwatakan atau penokohan disini adalah bagaimana
pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita dan bagaimana tokoh-tokoh
tersebut. Hal ini berarti bahwa, ada dua hal penting yang terkait dengan
penokohan. Yang pertama berhubungan dengan teknik penyampaian dan yang
kedua berhubungan dengan watak atau kepribadian.
Penampilan dan penggambaran tokoh harus mendukung watak tokoh.
Apabila penggambaran tokoh dalam cerita kurang selaras dengan watak yang
dimiliki maka hal ini akan mengurangi bobot cerita. Watak tokoh juga harus
relevan dengan elemen cerita yang lain. Disamping itu, juga harus relevan dengan
cerita (Herman J. Waluyo dan Nugraheni Eko Wardani, 2009: 28). Karena pada
dasarnya tokoh dapat dikenali oleh pembaca jika penulis mampu menggambarkan
tokoh tersebut dengan baik.
Sementara itu, antar seorang tokoh dengan perwatakan yang dimillikinya
memang merupakan kejadian yang utuh. Peneyebutan nama tokoh tertentu, tak
jarang langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang dimilikinya
(Burhan Nurgiyantoro, 1995: 165).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, penokohan adalah gambaran jelas seseorang (tokoh) yang
ditampilkan pengarang dalam sebuah cerita fiksi terkait dengan watak yang
dimiliki.
Tokoh dalam karya fiksi bersifat tiga dimensi, yakni fisiologis, sosiologis,
dan psikologis (Wiyatmi, 2006: 30). Definisi fisiologis meliputi usia, jenis
kelamin, keadaan tubuh, ciri-ciri muka dan sebagainya. Dimensi sosiologis
meliputi status sosial, pekerjaan, jabatan, peranan didalam masyarakat,
pendidikan, agama, aktivitas sosial, pandangan hidup, dan sebagainnya. Dimensi
psikologis meliputi mentalis, ukuran moral, keinginan, dan perasaan pribadi, sikap
dan kelakuan, serta intelektuallitasnya. Segi psikis merupakan faktor utama dalam
menggambarkan watak tokoh. Watak ini dapat dilukiskan dengan cerita (deskripsi
dan narasi), dapat juga diperhidup dengan dialog atau tingkah laku (Herman J.
Waluyo dan Nugraheni Eko Wardani, 2008: 3).
Burhan Nurgiyantoro (1995: 194) membedakan dua teknik atau cara untuk
melukiskan sifat, sikap, watak, dan tingkah laku tokoh yaitu: (1) teknik
ekspositori (expository) dan;(2) teknik dramatik (dramatic). Teknik ekspositori
adalah pelukisan watak tokoh cerita dengan memberikan deskripsi, uraian atau
penjelasan secara langsung melalui dialog antar tokoh atau langsung menceritakan
watak yang dimiliki tokoh. Teknik dramatik pelukisan watak tokoh seperti yang
ditampilkan pada drama, dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang
tidak mendeskripsikan secara eksplisit sikap, sifat, serta tingkah laku. Hal ini
mengharuskan pembaca untuk menebak watak tokoh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Hal yang hampir senada disampaikan oleh Zainudddin Fananie yang
membagi cara untuk melukiskan watak tokoh menjadi dua bagian yaitu: (1)
Melalui tampilan fisik dan; (2) pengarang tidak secara langsung mendeskripsikan
karakter tokohnya. Pengarang dapat mengungkapkan melalui gambaran
fisikalnya, termasuk di dalamnya uraian mengenai ciri-ciri khusus yang dimiliki.
Dalam hal ini, pengarang biasanya menguraikan pula secara rinci perilaku, latar
belakang, keluarga, dan kehidupan tokoh pada cerita. Sementara itu, karakter
dibangun melalui kebiasaan berpikir, cara pengambilan keputusan dalam
menghadapi peristiwa kaitannya dengan masalah yang akan muncul dalam cerita,
perjalanan karir, dan hubungannya dengan tokoh-tokoh lain dalam cerita. Hal ini
semata-mata untuk menimbulkan kesan perwatakan yang dimiliki setiap tokoh
dalam cerita.
Sementara itu, hal yang lebih panjang disampaikan oleh Herman J.
Waluyo dan Nugraheni Eko Wardani (2008: 32) yang menggambarkan watak
tokoh dengan: (1) penggambaran secara langsung; (2) secara langsung dengan
diperintah; (3) melalui pernyataan oleh tokohnya sendiri; (4) melalui dramatisasi;
(5) melalui pelukisan terhadap keadaan sekitar pelaku; (6) melalui analisis psikis
pelaku; dan (7) melalui dialog-dialog pelakunya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa untuk mengenali
penokohan digunakan berbagai teknik misalnya, analitik, dramatik, atau gabungan
antara analitik dan dramatik. Selain teknik tersebut bisa juga menggunakan teknik
ekspositori dan dramatik. Sedangkan untuk menampilkan tokoh digunakan teknik
deskripsi dan narasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Alur
Alur cerita atau juga disebut plot menurut Herman J. Waluyo (2011: 9)
adalah jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan
hubungan sebab dan akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak
peristiwa yang akan datang. Sedangkan menurut Suyitno (2009: 49) alur adalah
sambung sinambungnya peristiwa berdasarkan sebab akibat.
Sementara itu, Burhan Nurgiyantoro (1995: 110) mengatakan alur
merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit orangyang
menganggapnya sebagai hal yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang
lain. Kejelasan alur, kejelasan antar peristiwa yang dikisahkan secara linier, akan
mempermudah pemahaman pembaca terhadap cerita yang dibacanya
Berdasarkan pengertian alur menurut Herman J. Waluyo dan Burhan
Nurgiyantoro alur adalah jalinan cerita yang disusun berdasarkan urutan waktu
berdasarkan hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa atau kejadian sehingga
cerita dalam sebuah karya fiksi dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Herrman J. Waluyo dan Nugraheni Eko Wardani (2008: 19) membagi alur
menjadi: (a) alur garis lurus atau progresif atau alur konvensional; (b) alaur
flashback atau sorot balik, atau alur regresif. Disamping kedua alur tersebut,
masih terdapat jenis alur yang ketiga yaitu; (c) alur campuran yaitu pemakaian
alur garis lurus dan flashback sekaligus dalam cerita fiksi.
Sementara itu, Burhan Nurgiyantoro (1995: 159-160) membagi alur
berdasarkan kepadatannya menjadi dua, yaitu: (a) alur padat yaitu cerita
diceritakan secara cepat, peristiwa terjadi secara susul-menyusul dengan cepat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
terjalin erat. Sehingga apabila ada salah satu cerita yang dihilangkan maka, cerita
tidak dapat dipahami hubungan sebab- akibatnya; (b) alur longgar yaitu alur yang
peristiwa demi peristiwanya berlangsung secara lambat.
d. Sudut Pandang
Menurut Kenny dalam Nugraheni Eko Wardani (2009: 43) point ofview
sebagai pandangan yang dipergunakan sebagai sarana menyajikan tokoh,
tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah fiksi
kepada pembaca.
Sementara itu, Herman J, Waluyo dan Nugraheni Eko Wardani (2008: 37)
mengatakan bahwa sudut pandang pengarang adalah teknik yang dipakai oleh
pengarang untuk berperan dalam cerita. Dalam hal ini aapakah pengarang ikut
ambil bagian , sebagai pengamat, atau sebagai orang ketiga.
Hal yang berbeda disampaikan oleh Abrams dalam Burhan Nurgiyantoro
(1995: 284) yang menjelaskan bahwa sudut pandang menunjuk pengertian pada
sebuah cerita dilukiskan.
Lebih lanjut dikatakan oleh Jakob Sumardjo dan Saini K.M. (1998: 82)
bahwa sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang
yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Ada empat macam
sudut pandang menurut Jakob Sumardjo dan Saini K.M yaitu: (a) omniscient point
of view (sudut penglihatan yang berkuasa). Disini pengarang bertindak sebagai
pencipta segalanya; (b) objective point of view. Dalam teknik ini pengarang
bekerja seperti dalam teknik omniscient, hanya pengarang sama sekali tidak
memberi komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi “pandangan mata”; (c)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sudut pandang orang pertama. Gaya ini bercerita dengan sudut
pandangan“Aku”.Jadi, seperti orang menceritakan pengalamannya sendiri karena
tokoh “Aku” bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri; dan (d) i”oini of
View. Peninjau dalam teknik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk
bercerita.
Sedangkan Suminto A. Sayuti (1996: 40) membagi sudut pandang
menjadi empat jenis yaitu, (a) sudut pandang akuan-sertaan; (b) sudut pandang
akuan-taksertaan; (c) sudut pandang diaan-mahatahu; dan (d) sudut pandang
diaan-terbatas. Dari empat sudut pandang tersebut memiliki peran masing-
masing, namun tidak menutup kemungkinan bahwa dalam sebuah novel
pengarang menggunakan beberapa sudut pandang secara bersama-sama.
Di dalam sudut pandang akuan-sertaan, tokoh sentral cerita adalah
pengarang yang secara langsung terlibat dalam cerita. Sementara itu, dalam sudut
pandang akuann-taksertaan tokoh “Aku” biasanya hanya menjadi pembantu atau
pengantar tokoh lain yang lebih penting. Pencerita pada umumnya hanya muncul
di awal atau di akhir cerita saja (Suminto A. Sayuti, 1996: 101).
Pengarang di dalam sudut pandang diaan-mahatahu berada di luar cerita,
pengarang berperan menjadi pengamat yang mahatahu, bahkan dapat berdialog
langsung dengan pembaca. Sedangkan diaan-terbatas, pengarang menjadi orang
ketiga, yakni sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya. Pengarang dengan
kedudukannya sebagai orang ketiga henya menceritakan apa yang dialami oleh
tokoh yang dijadikan tumpuan cerita (Suminto A. sayuti, 1996: 101).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Berdasarkan pendapat diatas,sudut pandang atau pusat pengisahan adalah
tempat pencerita dalam hubungannya dengan cerita yang digunakan pengarang
untuk melihat suatu kejadian cerita secara utuh untuk memperoleh totalitas cerita.
Sudut pandang mewakili pengarang dalam menuturkan setiap kejadian yang ada
dalam cerita.
e. Latar
Latar merupakan salah satu fakta cerita yang harus diperhatikan, dianalisis,
dan dinilai (Sugihastuti dan Suharto, 2002: 54). Latar memiliki fungsi untuk
memberi konteks cerita. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebuah cerita
terjadi dan dialami oleh tokoh di suatu tempat tertentu, pada suatu masa, dan
lingkungan masyarakat tertentu.
Sementara itu, Burhan Nurgiyantoro (1995: 216) mengatakan lataradalah
segala keterangan petunjuk, pengacuan, yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan
suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.
Hal yang senada disampaikan oleh Panuti Sudjiman (1991: 46) latar adalah
segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya dalam
kenyataan.
Hal yang lebih rinci disampaikan oleh Herman J. Waluyo dan Nugraheni
Eko Wardani (2008: 34) yang mengatakan latar adalah tempat kejadian cerita.
Tempat kejadian cerita dapat berkaitan dengan aspek fisik, sosiologis, dan aspek
psikis.
Berdasarkan pengertian latar yang telah disampaikan maka, latar adalah
aspek yang ada dalam cerita yang berkaitan dengan waktu, tempat, suasana, fisik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
sosiologis, dan aspek psikis. Latar tempat juga memengaruhi jalan cerita, karena
pada latar tententu akan memiliki cerita yang khas. Dan perlu diperhatikan bahwa
latar dipengaruhi oleh latar belakang sosial penulis
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari
luar atau bisa juga disebut sebagai faktor-faktor yang melatar belakangi
penciptaan karya sastra. Zainuddin Fannanie (2002: 77) mengatakan bahwa unsur-
unsur ektrinsik yang paling penting adalah bagaimana pengarang mampu
mengintegrasikan faktor ekstrinsik menjadi satu kesatuan cerita yang mampu
menumbuhkan konflik-konflik yang menarik dan aktual, penuh ketegangan dan
mampu memancing keinginan pembaca. Berdasarkan pendapat Zainuddin
Fannanie tersebut maka unsur ekstrinsik tidak terlepas dari faktor struktur
intrinsik karya sastra.
Unsur-unsur ekstrinsik tersebut meliputi: (1) latar sosial budaya;(2)
amanat;(3) biografi pengarang;dan (4) proses kreatif penciptaan karya sastra.
a. Latar sosial budaya
Burhan Nurgiyantoro (1995: 234) mengatakan bahwa untuk mengangkat
latar tempat tertentu ke dalam karya fiksi, pengarang perlu menguasai medan, hal
tersebut juga berlaku untuk latar sosial tepatnya sosial budaya. Berdasarkan
pendapat Burhan Nurgiyantoro tersebut, latar sosial budaya dapat diketahui jika
diketahui latar tempat dan waktu dalam suatu karya sastra. Dengan
demikian,dapat disimpulkan bahwa, latar sosial budaya yang mewakili kelompok
masyarakat tertentu turut memengaruhi sebuah novel yang tidak lepas dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
keadaan sosial budaya pengarang terhadap cerita yang disampaian.Dengan
menyampaikan cerita sesuai latar belakang pengarang, maka akan terjadi
kesinambungan cerita.
b. Amanat
Panuti Sudjiman (1988: 57) mengatakan bahwa amanat adalah ajaran
moral atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat itu
bersifat implisit dan eksplisit. Implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu
disiratkan dalam tingkah laku tokoh yang menjelang akhir cerita. Sedangkan
eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan,
saran, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya.
Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Burhan Nurgiyantoro (1995:
336) mengemukakan bahwa dalam sebuah novel sering ditemukan adanya pesan
yang tersembunyi, namun ada juga yang disampaikan secara langsung dan
terkesan ditonjolkan pengarang. Bentuk penyampaian pesan moral yang
ditonjolkan secara langsung identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang
bersifat uraian, telling atau penjelasan expository.
Dari beberapa pengertian amanat yang disampaikan dapat ditarik
kesimpulan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada
pembaca yang bersifat mendidik, baik itu disampaikan secara langsung ataupun
secara sembunyi (jika tidak secara langsung diucapkan).
Dalam kaitannya dengan amanat pengaranglah yang sangat berperan
penting karena dalam menyampaikan amanat pengarang berusaha sekuat tenaga
menyampaikan amanat kedalam cerita yang ditulisnya agar penikmat novel atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pembaca novel mampu menangkap makna tersebut, makna itu nantinya akan
dijadikan sebagai bahan acuan dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan.
Hubungan antara pengarang, amanat, dan pembaca nampak pada gambar berikut
ini.
pengarangamanat pembaca
Gambar 1.1 Hubungan Pengarang dengan Pembaca
Berdasarkan gambar tersebut maka, dalam menulis sebuah karya sastra,
pengarang menyampaikan amanat. Kemudian amanat ditafsirkan oleh pembaca.
Gambar di atas menunjukkan bahwa amanat yang ingin disampaikan pengarang
berhubungan dengan cerita sehingga terkesan tidak melibatkan tokoh cerita dan
alur penceritaannya. Akan lebih baik jika dalam menyampaikan amanat
pengarang mengikutsertakan teks cerita, sehingga terjalin hubungan yang kuat
dan padu anatara amanat dan cerita. Hubungan pengarang dalam menyampaikan
amanat kepada pembaca terkait dengan cerita adalah sebagai berikut:
pengarang amanat pembaca
menafsirkan membaca
menulis memasukkan
teks
Gambar 1.2 Hubungan Pengarang, Amanat, dan Pembaca
Terkait dengan Teks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dalam menyampaikan amanat penulis tidak mau menganggap pembaca
bodoh, demikian pula sebaliknya, pembaca pun tidak mau dibodohi oleh
pengarang. Denganbegitu, disatu pihak pengarang berusaha “menyembunyikan”
pesan dalam teks, dalam hubungannyadengan cerita. Di pihak lain, pembaca
berusaha menemukan amanat lewat teks cerita dengan cara menafsirkan amanat.
c. Biografi Pengarang
Wellek dan Warren (1989: 82) mengatakan biografi hanya bernilai sejauh
memberi masukan tentang penciptaan karya satra tetapi biografi dapat juga
dinikmati karena mempelajari hidup pengarang yang jenius, menelusuri
perkembangan moral, mental, dan intelektualnya. Biografi dapat juga dianggap
studi yang sistematis tentang psikologi pengarang dan proses kreatif. Berpijak dari
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat menganalisis karya
sastra menggunakan biografi pengarang sebagai salah satu sumber yang
mendukung dan sumber yang dapat dipertangung jawabkan.
d. Proses Kreatif Penciptaan Karya
Proses kreatif meliputi seluruh tahapan, tahap awal adalah dorongan
bawah sadar yang melahirkan karya sastra sampai pada saat terakhir yang
dilakukan pengarang. Bagi sejumlah pengarang, justru sebagian akhir ini
merupakan tahapan yang paling kreatif (Wellek dan Warren, 1989: 97).
Pada dasarnya apa yang disampaikan oleh Rene Wellek dan Austin
Warren adalah dalam proses kreatif penciptaan karya sastra bersifat sadar dan
tidak sadar, secara sadar yakni dengan mengontrol masuknya imaji-imaji yang ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dalam reservoir (“sumur” alam bawah sadar) yang telah mengalami metamorfosis
secara tidak disadari.
2. Hakikat Psikologi Sastra
a. Pengertian Psikologi Sastra
Sastra dipandang sangat fungsional dalam membantu manusia untuk
mencari kebermaknaan hidup. Berbicara tentang makna hidup pada dasarnya
menyangkut sikap kejiwaan manusia. Jika makna hidup dapat digali dan
ditemukan dalam karya sastra, secara otomatis tersirat adanya hubungan sastra
dengan ilmu jiwa atau yang biasa disebut psikologi.
Menurut Suwardi Endraswara (2011: 97) psikologi sastra sebagai kajian
sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan, yaitu jiwa manusia
yang terpantul melalui tingkah laku aktivitas-aktivitasnya sebagai manivestasi
hidup psikis.
Bimo Walgito (1997: 9) mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu
yangmembicarakan tentang jiwa. Ia merupakan suatu ilmu yang menyelidiki
sertamempelajari tingkah laku serta aktifitas itu sebagai manifestasi hidup
kejiwaan. Hal yang hampir sama disampaikan oleh Minderop (2011: 54) yang
mengatakan bahwa psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini yang
mencerminkan proses dan aktifitas kejiwaan.
Oleh karena itu, karya sastra dapat didekati dengan menggunakan
pendekatan psikologi. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa antara
psikologi dan sastra memiliki hubungan yang bersifat tidak langsung yang
keduanya sama-sama berangkat dari kejiwaan. Bedanya dalam sebuah sastra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pengarang mengungkapkan kejiwaan manusia melalui tokoh-tokoh berdasarkan
imajinasi.
Sementara itu, Wellek dan Warren (1989: 90) membagi psikologi menjadi
empat bidang kajian yaitu studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai
pribadi, studi proses kreatif, studi tipe dan hukum-hukum psikolgi yang
diterapkan pada karya sastra, dan mempelajari dampak sastra pada pembaca
(psikologi pembaca).
Hal yang hampir sama dengan pendapat Wellek dan Werren disampaikan
oleh Nyoman Kutha Ratna (2004: 61) mengatakan bahwa pendekatan psikologi
pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama. Yaitu: pengarang, karya
sastra, dan pembaca dengan mempertimbangkan bahwa pendekatan psikologi
lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan karya sastra. Daiches (1956:
340-357) states that psychology research on literature is devided into three: first,
psychological literature through authorship analysis; second, psychological
literature through the figures and characteristics analysis; third, psychological
literature in term of archetypal image.Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa
penelitian psikologi sastra dibedakan menjadi tiga:pertama psikologi sastra
melalui analisis dunia kepengarangan, kedua psikologi sastra melalui analisis
tokoh-tokoh dan penokohan, ketiga psikologi sastra dalam kaitannya dengan citra
arketipe. Cara yang pertama disebut sebagai kritik ekspresif sebab melukiskan
pengarang sebagai subjek individual, khususnya antara sikap pengarang dengan
karya yang dihasilkan. Cara yang kedua disebut kritik objektif dengan
memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, sebagai perwujudan karakterologi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
karakterisasi. Cara yang ketiga disebut sebagai kritik arkatipe sebab analisis
dipusatkan pada eksistensi ketaksadaran kolektif.
Hilgert (1957: 56) mengatakan Psychology may be defined is the science
that studies the behavior of man and other animal yang artinya adalah psikologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah lakumanusia dan hewan
lainnya. Dalam hubungannya dengan psikologi sastra ilmu psikologi mempelajari
hubungan kejiwaan tokoh-tokoh dengan sikap atau tingkah laku yang tercermin
dalam karya sastra. Keberadaan sikap dan kejiwaan pengarang dapat dideteksi
melalui karya sastranya, sedangkan sikap dan perilaku tokoh biasanya erat
kaitannya dengan kehidupan pengarang.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
psikologi sastra ialah model penelitian interdisiplin dengan menetapkan bahwa
karya sastra memiliki posisi yang dominan yang memusatkan penelitian pada
aspek kejiwaan tokoh yang terdapat dalam karya sastra, aspek kejiwaan pengarang
dan psikologi pembaca. Aspek-aspek kemanusiaan merupakan objek utama
psikologi sastra. Unsur-unsur kejiwaan tokoh fiksional dalam karya sastra
dianalisis untuk mengetahui aspek psikologis watak yang timbul dalam karya
tersebut. Aspek psikologi itulah yang nantinya akan menjadi dasar kajian novel
berlandaskan psikologi atas bantuan pemapaparan tokoh dan penokohan yang
terlibat dalam novel.
b. Fokus Penelitian Psikologi Sastra
Psikologi sastra tidak hanya terbatas pada psikologi tokoh saja tetapi
dampak psikologi juga terdapat pada suasana, tema, judul, setting, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
sebagainya.Sastra merupakan sebuah dokumen, monumen, dan tanda (struktur
indah). Ketiga hal ini dalam studi psikologi sastra harus dipegang teguh agar
fokus penelitian tidak meleset. Dengan demikian, dapat dikatakan fokus penelitian
psikologi sastra adalah aspek kejiwaan. Kejiwaan itu sangat luas, namun dalam
hal ini dapat difokuskan pada satu atau lebih sisi yang dominan saja.
Metode atau langkah kerja pada pendekatan psikologi menurut Atar Semi
dalam Suwardi Endraswara (2011: 80-81). Langkah kerja yang akan menuntun
fokus penelitian psikologi sastra adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan psikologis menekankan analisis terhadap keseluruhan karya
sastra, baik segi intrinsik maupun segi ekstrinsik. Namun, dalam hal ini
penekanan diberikan kepada unsur intrinsik yakni penokohan atau perwatakan
sebagai aspek psikologi.
b. Segi ekstrinsik yang dipentingkan untuk dibahas adalah mengenai pengarang
yang menyangkut masalah kejiwaannya, cita-cita, keinginan, falsafah hidup,
obsesi, dan lain-lain. Dalam hubungan ini diperlukan melacak riwayat hidup
pengarang dari kecil karena adanya anggapan bahwa peristiwa dan kejiwaan
pengalaman masa kecil akan memengaruhi kehidupan, tindakan, dan cara
berpikir yang bersangkutan pada masa dewasa. Dengan memahami segi
kejiwaan pengarang, akan membantu dalam memahami perilaku dan
perwatakan tokoh-tokoh cerita yang ditulisnya..
c. Di samping menganalisis penokohan dan perwatakan , dilakukan analisis yang
lebih tajam tentang tema utama karya sastra.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
d. Di dalam analisis perwatakan harus dicari nalar tentang perilaku tokoh. Apakah
perilaku tersebut dapat diterima apabila ditinjau secara psikologi. Selain itu,
juga harus dijelaskan motif dan niat yang mendukung tindakan tersebut.
e. Proses penciptaan merupakan hal lain yang mesti mendapat perhatian. Dalam
penelitian harus diketahui apa motif penciptaan. Apakah penciptaan karya
tersebut berdasarkan endapan pengalaman batin atau ada keinginan-keinginan
yang tidak terpenuhi, yang segera melepaskan kekecewaan itu dengan menulis.
f. Konflik serta kaitannya dengan perwatakan dan alur cerita, harus pula
mendapat penelitian, bahkan perlu dijelaskan perwatakan yang dihinggapi
gejala penyakit neurosis, psikosis, dan halusinasi. Dalam menganalisis konflik
harus dilihat apakah konflik itu terjadi dalam diri tokoh, atau konflik dengan
tokoh lain atau situasi yang berada di luar dirrinya.
Konflik Menurut Wellek dan Werren (1989: 289) adalah sesuatu yang
dramatik, mengacu pada pertentangan antara dua kekuatan yang seimbang dan
menyiratkan aksi-aksi balasan. Dengan demikan, konflik sebagai sesuatu yang
negatif dan tidak menyenagkan sehingga hal ini cenderung dihindari.
Koeswara (1987: 67-70) mengemukakan bahwa manusia sebagai individu
juga akan mengalami konflik yaitu:
a. Konflik intra personal yaitu konflik yang ada didalam diri individu mereka,
konflik antara kecemasan-kecemasan yang berhubungan dengan eksistensi
dengan ketidak jujuran yang digunakan untuk melawan kecemasan-kecemasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Konflik interpersonal yaitu konflik yang terjadi pada seseorang karena
ketidakmampuan menjalin hubungan dekat dengan seseorang yang lain (lain
jenis).
c. Konflik individu versus lingkungan yaitu konflik yang terjadi antara individu
menyangkut penyesuaian dirinya terhadaplingkungan masyarakat.
d. Konflik antar suatu ide dengan ide yang lain dan konflik antar seseorang
dengan hatinya (konflik psikologi, konflik internal, atau konflik batiniah).
Peristiwa dan konflik berkaitan erat, dapat saling menyebabkan terjadinya
satu dengan yang lain, bahkan konflik pada hakekatnya merupakan peristiwa, ada
peristiwa tertentu yang menimbulkan konflik. Konflik demi konflik yang disusul
oleh peristiwa demi peristiwa akan menyebabkan konfli semakin
meningkat.Konflik yang dapat diangkat dalam suatu karya dapat berupa konflik
yang terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dngan masyarakat, manusia
dengan alam sekitar (ketiganya dapat disebut konflik fisik, konflik eksternal atau
konflik jasmani).
c. Tokoh Psikologi Sastra
1. Psikologi Sastra Sigmund Freud
Psikologi sastra Sigmund Freud disebut juga dengan teori psikoanalisis
Teori psikologi sastra Sigmund Freud mengatakan bahwa kehidupan manusia
dikuasai oleh alam ketidaksadarannya. Penelitian psikologi sastra berawal dari
teori Sigmund Freud (1856-1939). Freud membedakan kepribadian menjadi tiga
macam, yaitu Id, Ego, dan Superego. Ketiga ranah psikologi ini menjadi dasar
pijakan penelitian psikologi sastra. Berikutnya Schallenberg menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
According to Sigmund Freud, psychological literature is all mental phenomena
which are covered by the unconscious nature of consciousness(1997: 18). Artinya
menurut Sigmund Freud psikologi sastra adalah semua gejala yang bersifat mental
bersifat tak sadar yang tertutup oleh alam kesadaran. Asas psikologi merupakan
alam bawah sadar, yang disadari secara samar-samar oleh individu yang
bersangkutan.Ketaksadaran justru merupakan bagian yang paling besar dan paling
aktif dalam diri setiap orang. Dalam hal ini Freud juga menghubungkan karya
sastra dengan mimpi. Sastra dan mimpi dianggap memberikankepuasan secara tak
langsung. Hal ini jelas bahwa dalam sastra semata-mata diciptakan pengarang
untuk memberi kepuasan kepada pembaca.
2. Psikologi Sastra Abraham Maslow
Berbeda dengan teori Sigmund Freud tokoh psikologi sastra berikutnya
adalah Abraham Maslow yang dikenal sebagai pelopor aliran psikologi
humanistik. Menurut Maslow manusia tergerak untuk memahami dan menerima
dirinya sebisa mungkin. Teori yang disampaikan Abrahamm Maslow dikenal
dengan Hierarchy of Needs atau hirarki kebutuhan. Teori ini dilatar belakangi
oleh kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya sehingga memberi
pengaruh atas gagasan psikologisnya. Maslow menggunakan piramida sebagai
peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan.
Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki
mulaidari yang paling rendah (bersifat dasar/ fisiologis) sampai yang paling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tinggi(aktualisasi diri). Adapun hierarki kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologis
(kebutuhan akan udara, makanan, minuman, dan sebagainya)
b. Kebutuhan Rasa Aman
Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan,
stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan,
bebas dari rasa takut dan cemas.
c. Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan
mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin
setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Jika kebutuhan ini tidak tersalurkan
maka rasa kepercayaan diri seseorang tersebut akan turun.
d. Kebutuhan Harga Diri
Dalam kehidupan bermasyarakat tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang
ingin dihargai orang lain atau sebaliknya. Terkait dengan harga diri sangat
berhubungan erat dengan kedudukan, kekuasaan, kekayaan, dan prestasi.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri akan muncul setelah kebutuhan yang lainnya
terpenuhi.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Krech, et al., (1974: 462):
Specifically, Maslow conceptualilizes the following five levels of needs,
arranged in a ladder starting eith lower need and moving on to hunger
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
needs: 1. Psysiological needs, for example, hunger, thirst; 2. Safety needs,
for example, security, stability; 3. Belongingness and love needs, for
example, affection, identification; 4. Esteem needs, for example, prestige,
self-respect; 5. Need for self-actualization.
Hierarki teori kebutuhan bertingkat dari Maslow adalah sebagai berikut,
kebutuhan: fisiologis, contohnya, perasaan lapar dan haus; rasa aman, contoh,
keamanan dan stabilitas; kepemilikan dan cinta, contoh rasa kasih sayang dan
identifikasi; penghargaan contoh prestise dan harga diri; aktualisasi diri, contoh
pencapaian semua potensi manusia kebutuhan inheren, kapasitas dan
pengembangan potensi. Dalam hierarki ini kelima kebutuhan tersebut harus
mampu dipenuhi manusia untuk mencapai kehidupan yang diingkan. Dalam
pencapaiannya kebutuhan tersebut dipenuhi dari yang paling bawah menuju
kebutuhan yang berada pada tingkat berikutnya.
3. Psikologi Sastra Julia Kristeva
Menurut Kristeva untuk mengungkap sisi kejiwaan sastra, unsur semiotik
(simbol) dan bahasa amat penting dicermati. Kristeva memfokuskan pada aspek
semiotik dan feminisme yang harus digarap karena pada dasarnya Kristeva adalah
tokoh feminisme. Sedangkan Mitchell (1988: 425) menyatakan bahwa penelitian
sastra dapat merunut hubungan psikologis antara laki-laki dan perempuan. Unsur
feminisme akan dapat membedakan antara pengarang laki-laki dan perempuan,
dan antara pembaca laki-laki dan perempuan.
Dari deskontruksi di atas, dapat disimpulkan bahwa dasar pijakan
penelitian psikologi sastra bersifat bebas (boleh membolak-balik sejauh masih
memiliki relevansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Hakikat Nilai Pendidikan
a. Pengertian Nilai
Pada dasarnya yang dimaksud dengan nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal
yang berguna bagi manusia. Dengan kata lain, nilai adalah aturan yang
menentukan sesuatu benda atau perbuatan lebih tinggi, dikehendaki dari yang lain
(Atar Semi, 1988: 54). Lebih lanjut Atar Semi mengatakan bahwa nilai
menyangkut masalah bagaimana usaha untuk menentukan sesuatu itu berharga
dari yang lain, serta tentang apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak.
Sementara itu, Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (1991: 69) mengatakan
bahwa nilai adalah sesuatu yang abstrak, tetapi secara fungsional mempunyai ciri
yang mempu membedakan antara yang satu dengan yang lainnya.Suatu nilai jika
dihayati seseorang, maka nilai-nilai tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
cara berpikir, bersikap, maupun bertindak.
Nilai bersifat objektif dan subjektif, tergantung dari sudut pandang yang
memberikan penilaian. Nilai bersifat objektif jika ia tidak tergantung pada subjek
atau kesadaran yang menilai. Nilai juga dapat bersifat subjektif jika eksistensi
makna dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian
(Risieri Frondizi, 2007: 20). Oleh karena itu, nilai bukan merupakan benda atau
pengalaman, juga bukan esensi, nilai adalah nilai (Risieri Frondizi, 2007: 7).
Lebih rinci disampaikan oleh Jakob Sumardjo (2000: 135) bahwa nilai
adalah sesuatu yang selalu bersifat subjektif, tergantung pada manusia yang
menilainya. Karena subjektif, maka setiap orang, setiap kelompok, setiap
masyarakat memiliki nilai sendiri-sendiri. Nilai diartikan sebagai esensi pokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
yang mendasar, yang akhirnya dapat menjadi dasar-dasar yang normatif. Hal ini
diperoleh melalui pemikiran murni secara spekulatif atau lewat pendidikan nilai.
Dalam sastra, setiap novel mempunyai unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Di
dalam unsur ekstrinsik inilah terdapat nilai-nilai yang bersifat mendidik seperti
nilai agama, nilai moral, nilai kemanusiaan, dan nilai sosial budaya.
Berpijak pada penjelasa diatas, nilai adalah segala sesuatu tentang baik dan
buruk yang memiliki sifat-sifat atau hal-hal penting yang bermanfaat bagi
masyarakat. Dengan nilai manusia dapat merasakan kepuasan lahiriyah maupun
batiniyah.
b. Pengertian Pendidikan
Soedomo Hadi (2003: 18) mengatakan bahwa:
Pendidikan adalah bantuan atau runtunan yang diberikan oleh orang yang
bertanggung jawab kepada anak didik dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pengajaran dan pelatihan yang dilakukan. Pendidikan
mencakup pengalaman, pengertian, dan penyesuaian diri dari pihak
terdidik terhadap rangsangan yang diberikan kepadanya menuju arah
pertumbuhan dan perkembangan.
Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan itu dimulai sejak anak
dilahirkan dan berakhir setelah ia meninggal (dalam Abu Ahmadi dan Nur
Uhbiyati, 1994: 73). Dengan demikian pendidikan adalah usaha manusia untuk
mencapai tujuan hidupnya yang dilakukan terus-menerus.
Sementara itu, dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I ketentuan umum pasal 1 disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangasa dan negara
(dalam Soedomo Hadi, 2003: 108).
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar, terencana,terus-menerus, serta penuh tanggung jawab yang merupakan
proses pengubahan sikap dan tingkah laku agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya dalam pendewasaan diri melalui upaya
pengajaran dan latihan.
c. Nilai Pendidikan dalam Novel
Untuk menentukan suatu novel tertentu memiliki nilai pendidikan tinggi
atau rendah, diperlukan sebuah penilaian. Sampai sekarang batasan untuk menilai
sebuah novel memiliki nilai pendidikan tinggi atau rendah belum sampai
mendapatkan jalan ujung.
Dalam Rahmat Djoko Pradopo (2003: 49) disebutkan ada tiga paham
tentang penilaian karya sastra, yaitu penilaian relativisme, penilaian absolutisme,
dan penilaian perspektivisme.
Penilaian relativisme adalah peham penilaiaan yang menghendaki “tidak
adanya penilaian lagi” atau penilaian yang dihubungkan dengan tempat dan
zaman terbitnya karya sastra. Bila suatu karya sastra dianggap bernilai oleh suatu
masyarakat pada suatu tempat dan zaman tertentu, maka karya sastra haruslah
dianggap bernilai pulan pada zaman dan tempat lain. Jadi, karya sastra itu tidak
menghendaki penilaian lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Penilaian absolutisme adalah paham penilaian yang menilai karya sastra
berdasarkan paham, aliran-aliran, politik, moral, ataupun berdasarkan pada
norma-norma tertentu. Dengan demikian, penilaiannya tidak berdasarkan pada
hakikat dan fungsi karya sastra.
Leo Tolstoy mengatakan bahwa dalam penilain karya sastra harus
menggunakan norma agama. Karya sastra yang tidak sesuai dengan yang
diidealkan oleh agama adalah karya sastra yang buruk, dan tidak mempunyai nilai
seni (Rachmat Djoko Pradopo, 2003: 49).
Paham penilaian perspektif adalah, yang menilai karya sastra dari berbagai
perspektif atau dari berbagai sudut pandang. Penilaian perspektivisme mengakui
adanya satu karya sastra yang dapat dibandingkan sepanjang masa, mungkin
berkembang, berubah, itu semua mungkin terjadi karena struktur karya sastra itu
bersifat dinamis melalui penafsirnya sepanjang masa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan
dalam novel adalah nilai-nilai yang mampu menjadi cerminan bagi kehidupan
masyarakat.Ada beberapa nilai pendidikan yang ada dalam novel. Nilai
pendidikan itu diantaranya adalah yang berhubungan dengan agama/religi, moral,
sosial, estetis atau keindahan, nilai budaya, dan nilai karakter.
1. Nilai Pendidikan Agama/ Religi
Nilai relegi merupakan sudut pandang yang mengikat hubungan manusia
dengan Tuhan terkait dengan agama yang diyakini setiap manusia. Dalam setiap
agama memiliki tata cara yang berbeda-beda. Sesuai perintah agama yang dianut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Kehadiran unsur relegius dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra itu
sendiri, bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat relegius (Burhan
Nurgiyantoro, 1995: 326). Lebih lanjut Burhan Nurgiyantoro menjelaskan bahwa
agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan
hukum-hukum yang resmi.
Mangunwijaya Y.B. dalam bukunya Sastra dan Religiositas mangatakan
bahwa:
Agama lebih menunjuk kepada kelembagaan kebaktian kepaada Tuhan
atau kepada “Dunia Atas” dalam aspeknya yang resmi, yuridis, peraturan-
peraturan dan hukkum-hukumnya, serta keseluruhan organisasi alkitab dan
sebagainya yang melingkupi segi-segi kemasyarakatan. Religiositas lebih
melihat aspek yang “didalam lubuk hati”, riak getaran hati nurani pribadi;
sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena
menapaskan intimitas jiwa “deceoour” dalam arti Pascal, yakni cita rasa
yang mencakup totalitas (termasuk rasio dan manusiawi) ke dalam si
pribadi manusia.
Nilai religius dapat dikatakan nilai dasar kemanusiaan yang berkaitan
dengan ketuhanan secara umum dan diakui oleh semua pihak secara umum. Nilai
religius ada dalam hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya.
Terkait dengan eksistensi agama Dox (2009: 20) mengatakan bahwa:
The project is to consider the effect participants’ assumptions about
religious meaning have on the formation of a mede of performance,
development of performance aesthetics, and establisment of a performance
aesthetics, and establishment of a performance practice. The method here
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
decousples the semiotics of the imagery from the mode of performance as
understood within a religious tradition.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa adanya anggapan
untuk mempertimbangkan efek peserta asumsi tentang makna agama terhadap
pembentukan suatu cara kinerja, pengembangan kinerja estetika, dan
pembentukan sebuah praktek kinerja. Metode decouples semiotika pemetaan dari
modus kinerja sebagaimana yang dipahami dalam tradisi keagamaan.
Sementara itu, Koentjaraningrat (1985: 145) menyatakan bahwa semakin
seseorang taat menjalankan syariat agama, maka semakin tinggi pula tingkat
kerelegiusannya.
Berpijak pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai relegius
atau keagamaan adalah penghargaan yang diberikan kepada manusia yang
berhubungan dengan keyakinan dan kepercayaannya terhadap adanya Tuhan yang
mencipta bumi dan segala isinya yang mengatur hubungan manusia dengan
makhluk Tuhan lainnya untuk membentuk manusia yang berkepribadian. Manusia
yang memiliki nilai relegius biasanya memiliki hidup yang teratur dan terkontrol,
karena dalam setiap tindakan dan sikapnya selalu dikendalikan oleh aturan-aturan
agama yang dianutnya.
2. Nilai Pendidikan Moral (etika)
Moral diartikan sebagi norma dan konsep kehidupan yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat. Nilai-nilai pendidikan moral tersebut dapat mengubah
perbuatan, perilaku, dan sikap serta kewajiban moral dalam masyarakat yang baik,
seperti budi pekerti, akhlak, dan etika (Joko Widagdo, 2001: 30).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Nilai moral sering disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai yang
menjadi tolak ukur patut tidaknya manusia bertingkahlaku dalam
kehidupan bermasyarakat. Moral menciptakan perbuatan manusia yang
dipandang dari nilai baik dan buruk, benar dan salah, serta berdasarkan
adat kebiasaan dimana individu itu tinggal karena hal ini akan terkait
dengan budaya masyarakat setempat.
Burhan Nurgiyantoro (1995: 232) mengatakan bahwa karya sastra
senantiasa menawarkan nilai moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur
manusia, memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur
kemanusiaan tersebut pada hakikatnya bersifat universal artinya, sifat-sifat itu
dimiliki dan diyakini oleh setiap manusia yang hidup bermasyarakat dan yang
telah meyakininya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa moral adalah
suatu tingkah laku atau perbuatan manusia yang akhirnya akan menimbulkan
penilaian baik dan buruk dari masyarakat. Penilaian tersebut didasarkan atas
kebiasaan, tatanan yang dibuat oleh masyarakat sekitar, dan hukum-hukum yang
sudah ditentukan dan dipatuhi oleh semua masyarakat.
3. Nilai Pendidikan Sosial
Burhan Nurgiyantoro (1995: 330) mengatakan bahwa hampir semua novel
sejak awal pertumbuhannya sampai sekarang memiliki unsur nilai sosial .Wujud
kehidupan sosial yang dikritik dapat bermacam-macam seluas kehidupan sosial
itu sendiri.Dengan membaca karya sastra dapat dikaji masalah moral, budi
pekerti, agama, dan tatanan masyarakat. Di samping itu, kita tidak dapat menutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
mata bahwa sastra menjanjikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri
atas kehidupan sosial
Karya sastra novel didalamnya memiliki nilai sosial yang tersirat yang
hendak disampaikan kepada pembaca. Nilai sosial yang terdapat dalam karya
tersebut diambil berdasarkan cerita yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Kata “sosial” berasal dari bahasa Latin sosio yang berarti “menjadikan
teman”.Kata sosio juga berarti suatu petunjuk umum kea rah kehidupan bersama
manusia dalam masyarakat (Suparlan Suhartono, 1994: 128). Jadi arti kata sosial
adalah sebuah usaha manusia untuk menjalin hubungan kemasyarakatan dengan
lingkungan sekitarnya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai sosial adalah
suatu penghargaan yang diperoleh dalam hubungannya dengan masyarakat tempat
dimana dia tinggal.Nilai sosial dapat berupa nilai positif dan juga nilai negatif.
4. Nilai Pendidikan Estetis
Dedy Sugono (2003: 61) menyatakan keestetikaan dalam karya sastra
dapat ditengarai sebagai berikut:
a. Karya sastra itu mampu menghidupkan atau memperbarui pengetahuan
pembaca, menuntunnya melihat berbagai kenyataan kehidupan, dan
memberikan orientasi baru terhadap hal yang dimiliki.
b. Karya itu mampu membangkitkan aspirasi pembaca untuk berpikir,
berbuat lebih banyak, dan berkarya lebih baik bagi penyempurnaan
kehidupan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c. Karya itu mampu memperlihatkan peristiwa kebudayaan, sosial,
keagamaan, yang berkaitan dengan peristiwa masa kini dan masa depan.
5. Nilai Pendidikan Budaya
Karya sastra lahir tidak dalam kekosongan sejarah. Sastra hadir
berdasarkan kondisi sosial dan budaya masyarakat. Sastra tidak dapat dijauhkan
dari masyarakat karena sastra akan mengungkap nilai-nilai kemanusiaan dalam
kehidupan masyarakat. Pandangan budaya Jawa yang menganggap bahwa
perempuan sebagai seseorang yang bertugas macak, masak, manakakan tergeser
oleh pandangan bahwa perempuan juga mampu berkarya dan berjuang layaknya
seorang laki-laki perkasa. Macak, masak, manaktidak hanya berarti bahwa tugas
seorang perempuan hanya memasak untuk keluarga, berdandan, dan melahirkan
anak. Namun, juga mampu berkarir dalam era globalisasi tanpa melupakan kodrat
sebagi seorang perempuan. Yang tidak kalah penting adalah bagi perempuan yang
belum mendapatkan jodoh sering cibiran dari masyarakat datang dengan
menyebutnya sebagai perawan tua. Hal inilah yang masih menjadi salah satu
konsepsi nilai budaya masyarakat Jawa yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar masyarakat.
Koentjaningrat (1985: 18) mangungkapkan bahwa sistem nilai budaya
terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar
warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat paling
bernilai dalam hidup. Masyarakat menilai bahwa suatu kebudayaan adalah sesuatu
yang perlu dipercaya dan diyakini setiap individu sesuai dengan adat masyarakat
setempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Bowditch (2007: 140) memiliki pandangan tentang budaya. Ia mengatakan
bahwa:
Underlying all rituals is an ultimate danger, lurking beneath the smallest
and largest of them, the more banal and the most ambitious – the
possibility that we will encounter ourselves making up our conceptions of
the world, society, our very selves. We many slip in that fatal perspective
of recognizingculture as our construct, arbitrary; conventional, invented
by mortals.
Berdasarkan pendapat Bowditch dapat dipahami bahwa semua ritual
adalah bahaya utama, bersembunyi di bawah terkecil dan terbesar mereka,
semakin dangkal dan paling ambisius kemungkinan yang akan kita hadapi saat
menyusun konsep di dunia, masyarakat, kami sangat diri. Kita mungkin akan
terpeleset dalam perspektif fatal mengenali kebudayaan sebagai konstruksi kami,
sewenang-wenang, konvensional, yang ditemukan oleh manusia.
Berpijak pada pendapat di atas, nilai budaya adalah nilai-nilai yang ada
dalam suatu masyarakat yang menjadi keyakinan bagi masyarakat setempat dan
sudah diyakini kebenarannya. Nilai budaya juga terkait dengan ritual-ritual yang
dilakukan masyarakat yang sudah berada dalam hati nurani mereka secara turun-
temurun. Sehingga akan sulit menghilangkan nilai budaya jika sudah terkait
dengan keyakinan.
6. Nilai Pendidikan Karakter
Rutland (2009: 1) mengemukakan bahwa karakter berasal dari akar kata
bahasa Latin yang artinya dipahat. Hal ini memiliki maksud bahwa sebuah
karakter akan tertanam dengan baik jika selalu diasah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Gulo (1982: 29) karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis
atau moral, misalnya kejujuran seseorang , biasanya mempunyai kaitan dengan
sifat-sifat yang relatif tetap.
Sementara itu, Herman Kertajaya (2010: 3) mengemukakan bahwa
karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas
tersebut mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan
pendorong untuk bertindak, bersikap, berujar, atau menanggapi sesuatu.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter
adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu
yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak
serta yang membedakan dengan individu lain.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang
akan dilakukan:
1. Kajian yang berhubungan dengan analisis psikologi sastra telah dilakukan
oleh beberapa peneliti sebelumnya. Agus Suhanto (2009) melakukan
penelitian analisis psikologi sastra dalam roman Larasati karya Pramoedya
Ananta Teor yangmenyimpulkan bahwa konflik kebatinan pelaku atau tokoh
sarat menyertai kehidupan tokoh dalamnovel tersebut. Tokoh dalam novel itu
mengalami konflik kejiwaan antara dia harus membantu Belanda atau
memperjuangkan rakyatnya.Hasil penelitian ini, sama dengan hasil penelitian
dalam novel Cinta Suci Zahrana yang mengalami konflik kebatinan antara dia
harus segera menikah dengan laki-laki yang tidak masuk kriterianya atau dia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
harus tetap menjadi perawan tua. Namun, dalam penelitian novel Cinta Suci
Zahrana juga mengkaji penokohan, kejiwaan tokoh, dan nilai pendidikan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Litrev (2010) dengan judul Writing a
Psychological Literature Review. Simpulan dari penelitian tersebut adalah
bahwa ada dua pendekatan utama untuk kajian literature dalam psikologi.
Yaitu dengan memilih area penelitian, membaca semua studi yang relevan,
dan mengaturnya dalam cara yang berarti. Dan, dengan memilih tema yang
mengatur titik yang akan dibuat, kemudian pilih yang sesuai dengan studi.
Penelitian ini dapat dijadikan alur untuk mengkaji novel Cinta Suci Zahrana
dengan pendekatan psikologi sastra.
3. American Journal of Psychology
Vol. 86, No. 4 (Jan., 2003), pp. 640-664
American Character and the American Novel: An Expansion of Reflection
Theory in the psychology of Literature oleh Wendy Griswold
Dalam jurnal ini, diuraikan analisis psikologi sastra dengan pendekatan
psikologi sastra yang dipusatkan pada penelitian watak pelaku/tokoh. Dari
hasil penelitian tersebut ditemukan adanya konsep Oedipus complex yang
meliputi, cerminan rasa bersalah, menghukum diri, kepedihan, dan gangguan
halusinasi yang menjadi tekanan psikologi pelaku dalam novel Sons and
Lovers karya D.H.Lawrence. Dapat disimpulkan bahwa penyebab timbulnya
Oedipus complex adalah timbulnya hubungan yang tidak harmonis dalam
rumah tangga. Dengan demikian terlihat jelas bahwa dalam novel Sons and
lovers terdapat kejiwaan yang tidak normal hal ini bertolak belakang dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
novel Cinta Suci Zahrana yang mengalami psikologi normal, namun memiliki
persamaan dalam mengkaji novel dengan pendekatan psikologi sastra.
4. American Journal of Psychology
Vol. 6, No 10 (Juli 2007), pp 210
Thedore Dreiser’s Social Criticims and Moral Teaching in the Novel of “The
Sister Carrie” oleh Albertine Minderop.
Jurnal ini membahas tentang usaha tokoh Carrie untuk memenuhi kebutuhan
bertingkat menurut Maslow. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut Carrie
bersusah payah untuk mencapainya. Dengan usaha yang keras Carrie mampu
memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan terakhir yang dicapai Carrie adalah
kebutuhan akan aktualisasi diri, kebutuhan ini dipenuhi Carrie ketika cita-
citanya untuk menjadi seorang penyanyi terlaksana. Penelitian ini sama
dengan penelitan psikologi sastra novel Cinta Suci Zahrana yang
menggunakan teori kebutuhan bertingkat dari Abraham Maslow namun,
kajian novel Cinta Suci Zahrana juga mengkaji nilai-nilai pendidikan yang
tidak ada dalam novel The Sister Carrie.
5. Penelitian psikologi yang dilakukan oleh Ami E. Taylor dalam penelitiannya
yang berjudul Body and Technology: Refreming the Humanistic Critique
(kritik psikologi humasnistik terhadap teknologi). Simpulan dari penelitian
tersebut adalah tokoh psikologi humanistik mengkritik teknologi. Artinya
dalam mengkritik kemajuan teknologi dihubungkan dengan ilmu psikologi.
Hasil penelitian ini adalah psikologi masyarakat berpengaruh terhadap
perkembangan teknologi. Dengan demikian, kajian psikologi dalam penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
ini dimanfaatkan untuk teknologi. Sedangkan psikologi dalam novel Cinta
Suci Zahrana memanfaatkan psikologi untuk mengkaji tokoh dalam novel
kaitannya dengan jiwa tokoh.
Bertolak dari penelitian yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya,
penelitian ini memfokuskan kajian tentang analisis psikologi sastra dan nilai
pendidikan dalam novel.
C. Kerangka Berpikir
Mengkaji novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy
dengan pendekatan psikologi sastra berpijak pada tokoh berdasarkan karakter
yang dimiliki.Untuk mengetahui karakter setiap tokoh perlu adanya pemapaparan
tentang tokoh beserta karakter yang dimiliki.Dengan demikian, mendekati novel
Cinta Suci Zahrana perlu mengkaji penokohan secara mendalam.
Kejiwaan tokoh yang ada dalam novel terkait usaha tokoh dalam memenuhi
kebutuhan bertingkat. Kebutuhan bertingkat menurut Abraham Maslow harus
dipenuhi dari tingkat yang paling bawah menuju kebutuhan yang lebih tinggi..
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut tokoh mengalami masalah dengan tokoh
lain yang mengakibatkan adanya konflik antar tokoh dengan tokoh lain dan
konflik yang terjadi antara diri tokoh dengan dirinya sendiri.
Sebagai novel yang sarat akan nilai pendidikan novel CintaSuci Zahrana
mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat dipetik.Nilai-nilai pendidikan itu
adalah nilai-nilai yang secara implisit maupun eksplisit yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca.Untuk menemukan nilai pendidikan pembaca harus
dapat menebak nilai yang ingin disampaikan penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangk Berpikir
Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy
Nilai Pendidikan Penokohan
- Penokan dengan berbagai karakter yang melekat pada tokoh. - Kejiwaan tokoh dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan teori
psikologi Abraham Maslow. Ditemukan psikologi normal dalam novel Cinta Suci Zahrana.
- Konflik terjadi antar tokoh dengan dirinya sendiri dan konflik tokoh dengan tokoh lain dalam bentuk ketegangan tanpa melibatkan fisik.
- Terdapat nilai pendidikan agama, nilai moral, sosial, estetis, budaya, dan karakter.
Kejiwaan Tokoh Konflik Tokoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi pustaka dan
tidak terikat dengan tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Juni sampai Oktober 2012. Dengan rincian sebagai berikut:
Bulan ke
Jenis
kegiatan
Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5
Persiapan penelitian
Persetujuan judul
Penyusunan proposal
Pelaksanaan penelitian
Pengumpuln data
Analisa data
validitas data
Penyelesaian penelitian
Penyusunan penelitian
Pelaksanaan ujian
Revisi
Gambar 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B. Pendekatan Penelitian
Kajian sastra dengan pendekatan psikologi sastra adalah jenis penelitian
kualitatif. Data penelitian dengan pendekatanpsikologi sastra berupa data verbal,
yaitu data yang diperoleh dari paparan bahasa pernyataan tokoh yang berupa
dialog dan monolog serta narasi yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El Shirazy.
Dalam penelitian ini, dilakukan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan
data, penganalisisan data, penafsiran data, untuk memperoleh hasil penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah data yang diperoleh dari dokumen
berupa data verbal. Peneliti bertindak sebagai pembaca aktif yakni terus menerus
membaca mengamati, dan mengidentifikasi satuan-satuan bahasa yang ada dalam
novel sesuai dengan tujuan penelitian. Selanjutnya, ditafsirkan dan dilaporkan
hasilnya.
Tailor mengatakan bahwa, metodologi kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurutnya pendekatan
kualitatif diarahkan pada latar individu atau organisasi ke dalam variabel atau
hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan ( Lexi J
Moleong, 2007: 3).
Berdasarkan uraian di atas kajian novel Cinta Suci Zahranakarya
Habiburrahman El Shirazy dengan pendekatan psikologi sastra dikaji berdasarkan
unsur-unsur psikologi tokoh dengan memanfaatkan karakter yang dimiliki para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
tokoh, konflik psikologi yang dialami tokoh dan nilai-nilai pendidikan yang
terkandung.
C. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa hasil telaah dokumen novel Cinta
SuciZahrana karya Habiburrahman El-Shirazy sesuai dengan rumusan masalah
yang sudah disajikan. Sumber data menurut Sugiyono (2009: 225) berupa sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburahman El-Shirazy. Sedangkan sumber
data sekunder adalah buku yang relevan, jurnal, makalah, dan sebagainya yang
dibutuhkan dalam kajian teori.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik noninteraktif dengan membaca novel secara intensif dan melakukan
pencatatan secara aktif dengan metode content analysis. Aspek penting dari
content analysis adalah bagaimana hasil analisis dapat diimplikasikan kepada
siapa saja (Herman J. Waluyo, 2006: 65).
Langkah-langkah dalam content analysis sebagai berikut:
1. Membaca berulang-ulang novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman
El-Shirazy.
2. Mengumpulkan dan mempelajari teori-teori yang relevan sesuai kajian
penelitian untuk dasar pijakan dalam mengkaji novel ( pada bab II).
3. Mencatat dan menganalisis semua data yang berupa kutipan penting sesuai
dengan permasalahan yang akan dibahas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
E.Validitas Data
Data yang telah digali, dikumpulkan, kemudian dicatat dalam kegiatan
penelitian, dalam hal ini harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh
karena itu, harus dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat dalam
mengembangkan validitas data yang diperoleh. Hal ini untuk menjamin dan
mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan
trianggulasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data terbagi menjadi empat jenis
yaitu triangulasi sumber, triangulasi data, triangulasi metode, dan triangulasi teori
(Lexy J. Moleong, 2007: 33).
Dari keempat teknik trianggulasi, peneliti menggunakan trianggulasi data
untuk mengumpulkan data yang sama. Artinya data yang sama atau sejenis akan
lebih mantap kebenaranya billa digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
F. Teknik Analisis Data
Sesuai sifat penelitian ini yaitu kualitatif, maka dilakukan analisis terhadap
data-data yang ada dengan mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap
interaksi antar konsep yang dikaji secara khusus ( Atar Semi, 1993: ). Langkah-
langkah dalam menganilis novel Cinta Suci Zahrana adalah sebagai berikut:
1. Tahap deskripsi yaitu seluruh data yang diperoleh dihubungkan dengan
persoalan, setelah itu dilakukan tahap pendeskripsian. Karena, dalam
penelitian ini data yang terkumpul berupa satuan semantik seperti kata-
kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf, juga gambar, dan hasilnya
berupa kutipan-kutipan dari kumpulan data tersebut yang berisi tindakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pikiran, pandangan hidup, konsep, ide, gagasan yang disampaikan
pengarang melalui karyanya.
2. Tahap klasifikasi: data-data yang telah dideskripsikan
kemudiandikelompokkan menurut kelompoknya masing-masing sesuai
dengan permasalahan yang ada.
4. Tahap analisis: data-data yang telah diklasifikasikan menurut
kelompoknya masing-masing, dianalisis berdasarkan struktur terkait
dengan tokoh dan penokohan, serta konflik yang dialami tokoh.
Kemudian, dianalisis lagi dengan pendekatan psikologi sastr.
5. Tahap interpretasi: upaya penafsiran dan pemahaman terhadap hasil
analisis data.
6. Tahap evaluasi: data-data dianalisis dan diinterpretasikan sebelum ditarik
kesimpulan. Setelah itu, data-data harus diteliti dan dievalusai agar dapat
diperoleh penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Penarikan simpulan: penelitian ini akan disimpulkan dengan teknik
induktif yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan dari pengetahuan yang
bersifat khusus, untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum.
Gambar 3.2 Teknik Analisis Data
Pengumpulan Data
Penyimpulan Reduksi Data
Display Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Dari gambar diatas dapat dijelaskan, bahwa pada waktu pengumpulan
data, penelitian selalu membuat reduksi data dan sajian data. Data yang berupa
catatan lapangan yang terdiri dari deskripsi dan refleksinya adalah data yang telah
digali dan dicatat. Dari dua bagian data tersebut disusun rumusan pengertiannya
secara singkat, berupa pokok-pokok temuan penting, yang disebut reduksi data.
Kemudian dilakukan penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan
logis dengan suntingan, supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami.
Dari sajian data tersebut dilakukan penarikan simpulan sementara
dilanjutkan verifikasi. Apabila simpulan dirasa masih kurang mantap karena
kurangnya rumusan data dalam reduksi maupun sajian datanya, maka dilakukan
kembali kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari
pendukung simpulan yang telah dikembangkan sebagai usaha pendalaman data.
Begitu berulang-ulang hingga mendapat simpulan memuaskan. Penelitian ini,
dimaksudkan untuk mendeskripsikan analisis tokoh dan penokohan, psikologi
tokoh, konflik yang konflik yang dialami tokoh serta danilai-nilai pendidikan
dalam karya sastra yang berjudul Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El
Shirazy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Penokohan Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy
Mengkaji novel dengan pendekatan psikologi sastra terhadap novel berarti
memanfaatkan unsur intrinsik pada tokoh dan penokohan untuk didekati dengan
pendekatan psikologi sastra. Hal inilah yang mendorong bahwa dalam mengkaji
novel dengan pendekatakan psikologi sastra melalui teks harus memaparkan
penokohan agar kejiwaan tokoh dapat ditemukan.
Sebuah karya sastra yang berbentuk novel menjadi menarik karena para
tokoh yang diceritakan penulis disajikan dengan kehidupan yang luar biasa. Cerita
inilah yang nanti akan menarik perhatian penikmat karya sastra. Penokohan
menunjuk pada tokoh beserta karakter atau sifat-sifat yang dimiliki para tokoh
yang digambarkan melalui dialog antar tokoh ataupun digambarkan secara
langsung dengan menyebutkan sifat-sifat tokohnya ataupun dengan menyebutkan
ciri-ciri fisiknya sehingga pembaca mampu mengenali tokoh cerita dengan
mudah.
Sebuah novel pada umumnya memiliki latar belakang sosial yang sangat
berpengaruh terhadap jalannya cerita. Latar belakang itu, ditunjukkan melalui
kegiatan yang dilakukan tokoh dalam menciptakan cerita yang menarik. Cerita
inilah yang nantinya akan dinikmati masyarakat dan akan menjadi bahan penilaian
bagi masyarakat dalam menilai sebuah karya sastra. Karena yang menilai sebuah
karya sastra pada hakikatnya adalah manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Novel Cinta SuciZahrana menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki latar
belakang sosial dan budaya yang hampir sama. Mulai dari tokoh yang menjadi
teman akrab Zahrana, teman kerja di Fakultas Teknik Mangunkarsa, orang-orang
yang berada di STM Al Fatah Mranggen Demak dan sebagainya. Di bawah ini
akan diuraikan beberapa tokoh beserta karakternya berdasarkan peran dan
fungsinya.
a. Tokoh utama
Tokoh utama adalah tokoh yang penceritaannya diutamakan dalam cerita.
Sebagai tokoh yang diutamakan penceritaannya maka tokoh utama memiliki
peran yang dominan dalam cerita. Bahkan cerita yang dihadirkan sebagian besar
merupakan cerita dari tokoh utama. Kalau boleh dikatakan bahwa cerita-cerita
dari tokoh lain adalah jalan untuk menceritakan kehidupan tokoh utama.
Novel Cinta Suci Zahrana menceritakan kisah perjalanana hidup Zahrana
dalam pendidikan, karier dan pencarian jodohnya. Inti dari cerita ini adalah
Zahrana (tokoh utama) mengalami desakan yang luar biasa dari orang tuanya
untuk segera menikah, karena sebelumnya Zahrana selalu mementingkan karier
dan pendidikannya. Ayah dan ibu Zahrana sebenarnya mengantarkan Zahrana
masuk dalam penceritaan yang sesungguhnya akan disampaikan penulis.
1. Dewi Zahrana (Rana)
Dewi Zahrana atau biasa dipanggil Rana adalah tokoh utama novel
CintaSuci Zahrana. Kisah yang diceritakan dalam novel ini keseluruhannya
berpusat pada kehidupan Dewi Zahrana. Rana menjadi seorang perempuan yang
cerdas, bijaksana, dan pejuang keras untuk mengangkat derajat orangtuanya agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
tidak diremehkan orang lain. Di dalam sisi jiwanya sebagai pejuang keras Zahrana
hanyalah seorang perempuan biasa yang memiliki cita-cita sama seperti
perempuan-perempuan lain. Ia ingin membina rumah tangga layaknya perempuan
lain yang seusianya seperti Lina sahabat karibnya. Dalam usianya yang menginjak
tiga puluh empat, Rana semakin didesak kedua orang tuanya untuk segera
menikah. Namun, siapakah laki-laki yang layak memimpin Zahrana ketika dia
terbentuk menjadi seorang perempuan yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Tentu akan kesulitan jika mencari laki-laki yang sepadan dengan dirinya . Dalam
keadaan ini muncullah pak Sukarman Dekan Fakultas Teknik Universitas
Mangunkarsa yang ingin memperistrinya. Melihat latar belakang Pak Sukarman,
sudah dapat ditebak pasti Pak Sukarman tidak masuk keriteria calon suami
Zahrana. Kalau dari segi pendidikan sudah jelas Pak Sukarman orangnya, namun
dari segi moral dan agamanya Pak Sukarman masih jauh untuk masuk dalam hati
Zahrana. Alasan inilah yang memperkuat Zahrana untuk menolak lamaran pak
Sukarman. Atas segala konsekuensinya ia rela menyandang julukan sebagai
perawan tua. Dari penolakan itu, muncullah masalah yang mulai mendatangi
Zahrana. Ketika dia sudah menemukan calon suami yang cocok yaitu Rahmad
justru Pak Sukarmanlah yang menghalang-halangi dengan membuat kecelakaan
agar Rahmad meninggal dunia. Sepeninggal Rahmad, Zahrana mulai dihantui
perasaan putus asa yang luar biasa. Ia sudah tidak yakin ada laki-laki yang ingin
memperistrinya. Manusia hanya menjalani, namun hanya Allah yang tahu apa
yang akan terjadi. Zahrana tidak pernah menyangka, dalam keadaan jiwa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
putus asa. Hasan yang tak lain adalah mahasiswanya melamar Zahrana dan
bersiap menikah dengannya.
Bukan mendung, bukan petir yang menyambar dan juga bukan hujan yang
turun semakin lebat yang membuat hatinya gamang.Wajah ayah dan
ibunya yang dinginlah yang membuat rasa bahagianya tidak sempurna,
bahkan rasa bahagia itu nyaris sirna.Ia bertanya-tanya dalam hati,
bukankah ia bersusah payah dan berjuang keras mengukir prestasi selama
ini untuk membahagiakan kedua orangtuanya? Sebagai anak semata
wayang.Ia tidak mau dimanja-manja.Ia belajar keras dan bekerja tiada
henti siang dan malam demi mengangkat derajat kedua orangtuanya.Ia
ingin menunjukkan bakti terbaik kepada mereka. Ia ingin menjadi anak
yang bisa mikul duwur mendem jero.
(Habiburahman El Shirazy: 2)
Perasaan cemas yang menggelayut di hati Zahrana adalah ketika dia
mendapatkan pengahargaan bergengsi dari luar negeri tetapi orang tuanya tidak
merasakan kebahagiaan. Padahal segala usaha yang dilakukannya semanta-mata
hanya untuk membuat orangtuanya bangga dan dihormati orang lain. Penokohan
Zahrana digambarkan langsung melaui cerita yang dipaparkan dengan
menyebutkan bahwa Zahrana bukanlah gadis manja, ia seorang gadis yang pekerja
keras.
Sebagai seorang perempuan biasa Zahrana juga mempunyai rasa putus
asa ketika ia merasa sudah tidak mampu dengan cobaan yang dihadapi. Apalagi
cobaan itu datang ketika hatinya sangat bahagia akan segera menikah dengan laki-
laki pilihannya yang akan mampu membimbingnya. Namun, ketika Tuhan
berkehendak lain, maka tidak ada yang harus dipersalahkan.
“Lebih baik aku mati saja Lin. Aku nyaris tidak kuat!”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Katanya dalam pelukan Lina dengan terisak-isak.
“Sebut nama Allah ya Rana! Sebut nama Allah! Ingatlah Allah!
Bersabarlah! Mintalah kepada Allah agar musibah ini deberi ganti yang
lebih baik.”Lina mencoba menguatkan.
“ Tapi aku bisa gila Lin. Aku bisa gila! Aku shock! Daripada aku gila
lebih baik aku mati saja!”
(Habiburahman El Shirazy: 250)
b. Tokoh protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung jalannya cerita dan
sebagai tokoh yang mendatangkan simpati atau tokoh baik. Tokoh protagonis ada
pada beberapa tokoh yakni Dewi Zahrana, Ayah, Ibu, dan Lina. Sebagai tokoh
yang memiliki sifat baik tentu akan mendatangkan perasaan suka bagi pembaca.
Ini juga menjadi catatan penilaian bagi pembaca siapa tokoh yang harus didukung
dan harus dibenci. Untuk menampilkan penokohan itu maka, penulis harus
mampu menggambarkan perbedaan antara tokoh protagonis dan antagonis agar
pembaca dapat dengan mudah menentukan siapa tokoh baik dan siapapula yang
menjadi tokoh jahat.
1. Dewi Zahrana
Cerita dalam novel Cinta Suci Zahrana dimulai dari cerita kehidupan dan
perjuangan Zahrana. Masalah yang ada, ia hadapi dengan lapang dada. Seperti
masalah yang muncul ketika dia menolak lamaran pak Sukarman. Dan
mengharuskan Zahrana untuk keluar dari Universitas Mangunkarsa.
Zahrana lalu pulang dengan kepala dingin dan dada tenang. Sebelum
petang datang ia telah menulis surat pengunduran dirinya dan
mengeprintnya lalu menandatanganinya. Ia baca sekali lagi surat itu lalu ia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
masukkan amplop dan menutupkan rekat-rekat. Hatinya terasa lebih
tenang.
(Habiburahman El Shirazy: 208)
Keputusan Zahrana untuk keluar kampus merupakan solusi yang tepat
menghindari konflik antara dirinya dengan Pak Sukarman yang tak lain adalah
Dekan Fakultas Teknik Universitas Mangunkarsa. Ketika dia menolak lamaran
Pak Sukarman mengakibatkan banyak masalah yang akan dihadapi. Sebagai
seorang bawahan Zahrana tahu posisinya tidak aman, ia bisa dipecat sewaktu-
waktu dengan tidak hormat. Daripada dia dipecat dengan tidak hormat melalui
fitnah-fitanah yang mungkin dibuat Pak Sukarman, lebih tepatnya Zahrana harus
mengundurkan diri.
Jalan keluar yang dipilih Zahrana adalah hal yang dapat mendatangkan
simpati bagi para penikmat karya santra khususnya novel. Hal ini didasarkan pada
ketika seseorang sudah mempunyai pekerjaan ia rela meninggalkannya demi
menghindari konflik. Ketika dia memutuskan keluar dari Universitas
Mangunkarsa banyak hal yang harus dikorbankan.
Baru saja menyalakan hp-nya berdering beberapa kali SMS yang masuk.Ia
membukanya:
“Sedang apa perawan tua?”
“Ternyata jadi perawan tua itu indah.”
“Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging tuamu yang
sudah busuk di kerubung lalat!”
Zahrana tersentak dan geram.Sebuah teror.Teror paling primitif, dengan
kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan.Ia periksa nomornya.
Nomor yang tidak ia kenal. Ia nyaris membalas SMS itu dengan kata-kata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
yang sama pedasnya. Tapi ia urungkan. Ia sudah bisa menduga kira-kira
dari mana SMS itu berasal. Akhirnya ia memilih diam. Diam tanpa pernah
menganggap SMS itu ada. Ia merasa diam adalah senjata paling ampuh.
(Habiburahman El Shirazy: 223)
Karakter baik juga ditunjukkan Zahrana ketika ia menghadapi teror yang
sangat pedas dari Pak Sukarman. Teror itu tidak pernah ditanggapi Zahrana
karena ketika ia menanggapi teror yang dilayangkan Pak Sukarman maka tidak
ada perbedaan antara dia dengan Pak Sukarman.
2. Ayah (Pak Munajat)
Sebagai seorang ayah Pak Munajat adalah sosok yang menjadi inspirasi
bagi anaknya yakni Dewi Zahrana. Zahrana terinspirasi ketika ayahnya yang
bekerja dikantor kelurahan sebagai pesuruh sering dimarahi oleh atasannya. Dari
kejadian itu kemudian Zahrana ingin bersekolah setinggi mungkin agar kelak
ayahnya dihormati oleh orang lain.
Sebenarnya Pak Munajat sering berselisih pendapat dengan Zahrana.
Misalnya dalam hal sekolah, Pak Munajat menginginkan Zahrana masuk
pesantren dan menghafal Alquran setelah lulus SMP. Karena memang pak
Munajat adalah orang yang agamis, namun Zahrana bersikukuh untuk masuk
SMA terbaik di kota Semarang. Sebagai ayah yang demokratis akhirnya pak
Munajat juga setuju dengan keputusan anak sematawayangnya itu. Tidak hanya
sampai disitu, perselisihan juga terjadi ketika Zahrana kuliah di UGM, ayahnya
menginginkan Zahrana kuliah di IKIP saja. Dan perselisihan pendapat terus
terjadi sampai puncaknya ketika pak Munajat mendesak Zahrana untuk segera
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
menikah. Segala hal yang diingkan pak Munajat sebetulnya hanya demi kebaikan
Zahrana karena sebetulnya pak Munajat sangat menyanyangi Zahrana.
Mbak Mar heran melihat sikap Pak Munajat yang samasekali tidak tertarik
untuk melihat anak semata wayangnya menerima penghargaan di luar
negeri yang disiarkan di televisi. Pak Munajat pergi begitu saja.
Perempuan muda itu menganggap Pak Munajat terlalu kolot, seharusnya ia
bisa melihat televisi sebentar baru ke mushalla. Tetapi diam-diam dari hati
yang paling dalam ia kagum juga pada orang tua itu, kalau azzan
berkumandang tak ada yang boleh menghalanginya untuk datang ke
mushalla. Sikap Pak Munajat itu sudah terkenal di daerah itu. Bahkan jika
ada tamu penting ke rumahnya sekali pun, ia tetap akan pergi ke mushalla,
bahkan mengajak tamunya sekalian jika azzan berkumandang.
(Habiburahman El Shirazy: 4)
Berdasarkan cuplikan diatas, dapat dikenali bahwa Pak Munajat itu adalah
orang yang cukup disiplin.Ketika azzan berkumandang maka tidak ada yang bisa
menghalangi.Meskipun ketika putrinya mendapatkan penghargaan bergengsi dari
luar negeri.
“Prinsipnya kalau saya tidak masalah.Apalagi Pak Sukarman orang cerdik
cendekia dan terhormat.Tetapi semua keputusan ada di tangan Zahrana.
Sebab dia yang akan menjalani rumah tangganya. Bukan begitu Bu?”Pak
Munajat meminta persetujuan istrinya.
(Habiburahman El Shirazy: 74)
Meskipun Pak Munajat menginginkan Zahrana segera menikah, tetapi dia
tetap menyerahkan semuanya pada Zahrana. Ketika Bu Merlin menyampaikan
lamaran Pak Sukarman, Pak Munajat tidak langsung menerima. Ia tetap pada
prinsipnya bahwa semua keputusan ada di tangan Zahrana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3. Ibu (Bu Nuriyah)
Ibu Nuriyah adalah ibu kandung Zahrana. Ibu yang selalu bersikap sabar
dan menyanyangi Zahrana.
“Nduk selama ini ayah dan ibu sudah ngalah. Mengikuti semua
keinginanmu. Kami ingin kamu ke pesantren, kamu ingn ke SMA, kami
ngalah. Kami ingin kamu lanjut ke IKIP di sini saja, biar tidak jauh dari
kami berdua. Kamu ngotot kuliah di UGM Jogja meninggalkan kami, kami
ngalah. Kami ingin kamu bahagia, kalau kamu bahagia maka kami
bahagia. Meskipun kamu lihat bapakmu mungkin diam saja sama kamu.
Tetapi sesungguhnya siang malam bapakmu ini selalu...........................
(Habiburahman El Shirazy: 11-12)
4. Lina
Tokoh protagonis dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah Lina, yang
merupakan sahabat Zahrana dari sejak duduk di SMA. Dia adalah sahabat terbaik
bagi Zahrana yang memberikan nasihat saat Zahrana membutuhkan bimbingan,
dan teman yang memberikan bantuan saat Zahrana mengahadapi masalah.
Mereka lalu masuk ke ruang tamu. Lina melihat jam dinding. Sudah pukul
lima seperempat. Empat puluh menit lagi azan magrib berkumandang.Ia
punya waktu yang cukup untuk berbincang dengan kedua orang tua
sahabatnya itu.
(Habiburahman El Shirazy: 41)
Lina tak segan mengorbankan waktunya demi sahabat karibnya. Ia
menemui Pak Munajat dan Bu Nuriyah untuk menyampaikan pesan Zahrana pada
kedua orangtuanya. Hasilnya ketika pembicaraan antar ketiga orang itu adalah Pak
Munajat dan Bu Nuriyah ingin sekali Zahrana berumah tangga, seperti
perempuan-perempuan lain. Karena pada dasarnya perempuan memang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
mengabdikan diri sebagai istri terhadap suami dan mencurahkan kasihsayang
terhadap anak-anaknya. Sebagai seorang sahabat ia sudah sepatutnya membantu
Zahrana.
“Aku berbeda dengan Wati.Aku tahu persis siapa Pak Karman.Istri dia
yang meninggal itu masih ada hubungan keluarga dengan aku.Keluarga
jauh. Tapi aku tahu siapa Pak Karman itu, seperti apa kelakuan dan
moralnya? Ya memang siapa pun bisa berubah jadi baik. Tetapi maaf
Karman ini agah susah diharapkan. Kalau dinasihati misalnya, dia pun
biasa memberi ceramah dan khutbah Jum’at.Menurutku kamu tidak usah
mengambil resiko dengan menerima orang amoral seperti Pak Karman
itu.Kamu tentu tidak silau pada title, jabatan, dan kekayaannyakan?Kau
harus ingat, moral adalah nyawa orang hidup. Jika moral itu hilang dari
seseorang, ia ibarat mayat yang bergentayangan. Jika kau menerima
lamaran Pak Karman dan menikah dengannya dalam pandanganku
madharatnya kok lebih besar dari manfaatnya.Jadi pendapatku sebaiknya
kau tegas saja menolaknya.”
(Habiburahman El Shirazy: 164)
Tidak hanya sekedar membantu menyampaikan pesan Zahrana, namun
Lina juga mampu menjadi teman yang diajak mempertimbangkan masalah ketika
Zahrana harus memutuskan lamaran Pak Karman. Dengan berbagai pertimbangan
dan penjelasan Lina memberikan pertimbangan bahwa sebaiknya Zahrana
menolak lamaran Pak Karman mengingat bahwa Pak Karman memiliki latar
belakang yang kurang baik dalam pandangan Lina.
“Tidak Rana. Kau tidak boleh pupus harapan.Ingatlah Allah Mahaluas
kasih sayang-Nya.Percayalah ini cuma ujian kecil. Masih banyak hamba
Allah di muka bumi ini yang diuji dengan ujian yang jauh lebih besar dari
yang kau alami. Ayolah Rana, kau harus tabah! Kau harus tegar! Kau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
harus kuat! Kau harus terus maju! Kau tak boleh menyerah.Putus asa
berarti kau menyerahkan dirimu dalam perangakat setan!”
(Habiburahman El Shirazy: 251)
Kebaikan Lina terbukti ketika Zahrana menghadapi masalah yang cukup
serius. Zahrana kehilangan calon suami yang telah dicarinya dengan susah payah.
Seketika itu Zahrana kehilangan semangat hidupnya, Lina terus memberikan
dukungan agar Zahrana tetap kuat mengahadapi cobaan yang diberikan Tuhan.
Itulah sahabat karib yang sesungguhnya, dia tidak hanya ada pada saat rasa
bahagia datang, namun juga datang ketika cobaan menghalang.
c. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh yang mendatangkan perasaan benci pada
pembaca karena selalu memunculkan masalah dan penderitaan bagi tokoh
protagonis. Tidak jarang ketika seseorang menikamti karya sastra menjadi larut
dalam cerita sampai pada rasa benci yang dalam pada tokoh antagonis. Rasa benci
yang ada pada penikmat sastra terkait dengan tokoh antagonis, sebenarnya adalah
awal dari kesuksesan pengarang dalam menggambarkan tokoh antagonis.
1. Pak Sukarman
Pak Sukarman adalah orang yang memiliki kedudukan sangat kuat di
universitas Mangunkarsa. Dengan kedudukan yang tinggi, ia bebas berbuat apa
saja yang dia inginkan. Misalnya, dengan mengajak tidur para mahasiswanya.
Sudah banyak yang mengetahui bahwa pak Sukarman adalah orang yang amoral.
Alasan inilah yang menjadi dasar kuat penolakan Zahran terhadap lamaran pak
Sukarman. Sehingga pak Sukarman tidak terima dan meneror Zahrana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Sudah menjadi rahasia umum kalau pak Sukarman suka main
perempuan.Para dosen semuanya tahu.Juga bu Merlin. Polisi yang
bertugas mengamankan pernah bercerita bahwa sebelum bertugas di
kampus ia pernah menangkap basah pak Sukarman di sebuah hotel
remang-remang di daerah Ungaran. Pak Sukarman tidak diproses hukum
dan kasusnya ditutupi karena ia memberi uang tutup mulut pada
komandannya dan seluruh personil yang menggrebek.
(Habiburrahman El Shirazy: 140)
Karakter Pak Sukarman yang diceritakan dalam cuplikan diatas adalah
orang yang tidak bermoral. Dia suka main perempuan bahkan dia pernah
ditangkap karena berada di hotel remang-remang bersama perempuan. Karena dia
punya kedudukan maka ia mampu melakukan apa saja untuk menutupi jati
dirinya. Ia selalu memanfaatkan kedudukannya untuk melakukan hal yang ia
inginkan.
Pak Karman memasuki ruang kerjanya dan duduk di kursinya. Tiba-tiba
matanaya menangkap sepucuk surat tergeletak di atas meja kursinya. Ia
baca surat itu. Dari Zahrana. Kemarahannya seketika meluap.
“Kau benar-benar ingin mengajak bermain api denganku
Zahrana.Baik.Tunggu pembalasanku. Kau akan tahu akibatnya
mempermainkan seorang insinyur Haji Sukarman, MSc. Tunggu saja.
Akan kubuat kau menangis siang dan malam dan merasakan penyesalan
yang tiada berkesudahan!”Geram pak Karman.
(Habiburrahman El Shirazy: 214)
Pak Karman sangat tidak suka ketika ada seseorang yang menghalangi
kebahagiaannya. Ia adalah orang yang pendedam apalagi menyangkut
kepuasaannya. Zahrana telah menolak lamarannya, itu artinya ia sudah menantang
Pak Sukarman. Hal yang paling penting bahwa Zahrana sudah menolak lamaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Pak Sukarman, maka Pak Sukarman akan berbuat apa saja termasuk menyakiti
Zahrana secara mental.
Tiba-tiba hp-nya.Berdering. Satu SMS masuk,
“Apa kabar perawan tua?Jika kau telah beli gaun pengantin.Sebaiknya kau
kembalikan saja. Kau tak akan memakainya di hari pernikahan yang telah
kau tentukan. Kau masih akan lama menyandang statusmu sebagai
perawan tua. Bukankah jadi perawan tua itu indah.Tiap saat dilamar
banyak orang dan bisa dengan semena-mena menolaknya.Kenapa kau
tidak menikmatinya saja?Kenapa tergesa-gesa?Demi kebaikanmu sendiri,
sebaiknya kau kemballikan saja gaun pengantinmu itu.Jadilah perawan tua
selamanya.”
(Habiburrahman El Shirazy: 246)
SMS teror yang diluncurkan Pak Sukarman adalah salah satu bentuk teror
mental yang dilayangkan khusus untuk Zahrana. Khusus untuk perawan tua yang
telah membuat hatinya kecewa. Sebagai seorang yang berpendidikan tingi, Pak
Sukarman seharusnya tidak pantas berbuat seperti itu. Sebagai seorang yang
berpendidikan akan lebih tepat jika hati dan moralnya juga ikut di didik.
Tiba-tiba firarasatnya mengatakan kematian calon suaminya ada
hubungannya dengan SMS terakhir Pak Karman. Dan pada hakikatnya,
kata-kata Pak Karman yang baru saja ia dengar adalah satu bentuk teror
dahsyat yang hendak melumpuhkannya saat itu. Tiba-tiba kekuatannya
bangkit.Ia merasa tidak boleh terpancing.Ia harus bisa mengendalikan
diri.Ia harus menang.Ia harus tenang.
(Habiburrahman El Shirazy: 255)
Beberapa teror yang dikirim Pak Sukarman kepada Zahrana, membuat
Zahrana berpikir bahwa kematian calon suaminya Rahmad ada hubungannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
dengan teror Pak Sukarman. Hal itu justru membangkitkan semangat Zahrana
yang sempat putus asa. Memang Pak Sukarman adalah orang yang ada dibalik
kematian Rahmad.
d. Tokoh Sederhana
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu watak saja.
Kalau tokoh tersebut memiliki watak baik maka dari awal sampai akhir dia selalu
baik, tetapi sebaliknya kalau dia memiliki watak jahat, dari awal sampai akhir dia
akan memiliki watak yang jahat.
1. Lina
Selain masuk dalam tokoh protagonis Lina juga masuk dalam kategori
tokoh sederhana. Lina hanya memilii satu watak tunggal (baik) dari awal sampai
akhir.Sebagai sahabat dia menjadi seorang penolong bagi Zahrana.
“Terima kasih ya Lin. Kau memang sahabatkku yang paling baik.”
(Habiburrahman El Shirazy: 21)
Dengan setia Lina menemani Zahrana. Segala usaha ia kerahkan untuk
menghibur teman karibnya itu.
(Habiburrahman El Shirazy: 250)
2. Pak Sukarman
Pak Sukarman adalah tokoh antagonis yang memiliki kelakuan tidak baik
dari awal sampai akhir. Kisahnya di awali ketika ia mulai suka dengan Zahrana
dan melamarnya. Setelah lamarannya ditolak, bukan menyadari kekurangan dalam
dirinya. Justru hal ini yang memicu kejahatan dalam dirinya. Dia berusaha
meneror Zahrana agar hidupnya tidak tenang. Teror itu dimuali dari SMS hingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kematian Rahmad calon suami Zahrana yang telah diskenarionya, demi rasa balas
dendam terhadapa penolakan Zahrana dia rela berbuat apapun.
Firasat Zahrana terus mengatakan bahwa Pak Karman ada di balik
kematian calon suaminya. Ia ingin lapor polisi jangan-janganorang
misterius yang menelpon calon suaminya sebelum kecelakaan itu adalah
Pak Karman, atau suruhannya.
(Habiburrahman El Shirazy: 40 )
e. Tokoh Bulat
Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki berbagai watak dan tingkahlaku.
Watak pada tokoh bulat tidak hanya tetap pada satu watak dari awal sampai akhir.
Artinya ada perubahan watak tokoh bulat pada cerita yang muncul. Cerita yang
digambarkan juga berpengaruh terhadap watak tokoh bulat tersebut. Tokoh bulat
yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah Bu Merlin Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik Universitas Mangunkarsa.
Kedua, juga memanfaatkan budaya ewuh pakewuh, ia meminta Bu Merlin
yang bicara pada Zahrana. Kalau misalnya Zahrana kurang menghormati
dirinya, ia yakin Zahrana sangat menghormati Bu Merlin. Sebab Bu
Merlin adalah orang yang menarik Zahrana untuk mengajar di kampus dan
ia adalah orang yang ikut memberi rekomendasi agar Zahrana diberi SK
sebagai dosen tetap. Zahrana harus berpikir ulang untuk menolak lamaran
yang disampaikan lewat lisan Bu Merlin.
(Habiburrahman El Shirazy: 137)
Kebaikan Bu Merlin pada awalnya adalah ketika Bu Merlin
merekomendasikan Zahrana agar bisa mengajar di Universitas Mangunkarasa.
Tindakan yang dilakukan Bu Merlin melamar Zahrana atas permintaan Pak
Karman adalah bukti rasa hormat Bu Merlin terhadap dekannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Lalu ia mendapat SMS dari Bu Merlin
“Hari ini saya dicacimaki Pak Karman gara-gara jawabanmu.
Saya sungguh kecewa dengan kamu”!
(Habiburrahman El Shirazy: 201)
Mendengar penolakan Zahrana Bu Merlin marah, sesungguhnya dia sudah
sangat yakin lamaran Pak Karman akan diterima Zahrana. Tetapi justru semuanya
berbalik arah.
Penokohan yang dimiliki adalah penokohan yang mengalami perubahan.
Awalnya Bu Merlin adalah dewi penolong yang memberikan tempat di
Universitas Mangunkarsa kepada Zahrana. Namun, dalam perjalanannya dia
justru menginginkan Zahrana menikah dengan Pak Sukarman untuk
mengamankan posisinya.
f. Tokoh statis
Tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap dan watak yang relatif tetap
tak berkembang dari awal sampai akhir. Tokoh ini ada pada Pak Sukarman dan
Lina. Lina yang selalu baik dan Pak Sukarman yang selalu bersikap jahat.
g. Tokoh Sampingan/ Tokoh Bawahan
Tokoh sampingan atau tokoh bawahan adalah tokoh yang kehadirannya
dianggap sebagai pengantar dalam mencapai cerita yang diinginkan atau dapat
dikatakan bahwa tokoh bawahan dijadikan sebagai latar belakang penceritaan.
Tokoh sampingan/ bawahan ini ada pada, Rahmad, Hasan, Nina, dan Bu Zulaikah.
Bu Dokter Zul itu geleng-geleng kepala dan tersenyum. Dia langsung
paham maksud Zahrana.
(Habiburrahman El Shirazy: 265)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2. Kejiwaan Tokoh Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El
Shirazy
Berhubungan dengan aspek psikologi tokoh dalam novel, aspek yang
menjadi penekanan adalah watak dari tokoh. Hal ini dikemukakan oleh teori
Abraham Maslow yang membagi aspek psikologi watak tokoh menjadi beberapa
kebutuhan yakni:
a. Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologis
yakni kebutuhan yang menjadi dasar dalam kehidupan seperti, kebutuhan akan
udara, makanan, minuman, seks, istirahat dan sebagainya. Kalau bisa dikatakan
bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan pokok yang harus dicapai oleh
seseorang.
Kebutuhan ini digambarkan oleh para tokoh dalam novel Cinta
SuciZahrana melalui tingkahlaku para tokohnya.
Malam itu Zahrana tidak bisa tidur. Wajah Sukarman menteror dirinya. Di
mana-mana ia seperti melihat wajah Sukarman.
(Habiburrahman El Shirazy: 139)
Acara penyambutan itu ditutup dengan doa yang dipimpin dosen
pengampu mata kuliah agama Islam, yang bernama Drs. Fadholan, M.Ag.
Selesai berdoa pak Sukarman minta waktu sebentar kepada Zahrana untuk
berbincang dan bahkan pak Sukarman hendak mentraktirnya bersama para
dosen untuk makan di restoran kampung laut, tetapi Zahrana menolak
dengan alasan sudah sangat keletihan. Jika ia tidak segera istirahat ia takut
dirinya jatuh sakit. Sebab ia sudah merasa mulai demam. Pak Sukarman
tidak bisa menahan, meskipun dalam hati ia menanggung kekecewaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
(Habiburrahman El Shirazy: 99-100)
Zahrana masih terlelap di kamarnya. Ponselnya berdering-dering. Zahrana
menggeliat. Ia lalu terbangun. Ia membuka kedua matanya pelan. Melihat
jam diatas meja. Ia kaget bukan kepalang bagai disengat
kalajengking.Sudah jam sepuluh pagi. Ia lihat siapa yang mengontaknya?
Ternyata bu Merlin. Pasti bu Merlin mencarinya sebab seharusnya jam
sembilan ia mengajar. Dan ia tidak datang tanpa alasan. Para mahasiswa
itu pasti mengadu pada bu Merlin. Wajah dan pikiran Zahrana benar-benar
kusut. Belum pernah menemui pagi hari sekusut hari itu. Masih untung ia
shalat subuh tepat waktu. Ia ingat setelah shalat subuh ia merebahkan
tubuhnya di atas tempat tidurnya. Semalam suntuk ia tidak bisa tidur. Ia
berharap bisa istirahat satu jam saja. Ternyata ia terlelap sampai jam
sepuluh.
(Habiburrahman El Shirazy: 147)
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kebutuhan fisiologis yang
dibutuhkan Zahrana untuk istirahat sangat mendesak karena memikirkan lamaran
pak Sukarman. Jika kebutuhan fisiologis akan istirahat tidak tercukupi akan
mengakibatkan Zahrana sakit.
Selepas pulang dari menunaikan shalat Zuhur keduanya berbincang di
ruang tengah sambil makan siang. Di atas meja telah terhidang nasi yang
masih mengepulkan asap, tempe goreng, sayur bayam, sambal terasi, dan
tuntuman.
(Habiburrahman El Shirazy: 84)
Kebutuhan fisiologis yang ditunjukkan novel Cinta Suci Zahrana adalah
kebutuhan makan yang ditunjukkan oleh Pak Munajat dan Bu Nuriyah dengan
makan bersama yang selalu mereka lakukan setiap hari.Kebutuhan makan adalah
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia untuk bertahan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Mendengar suara itu pak Karman menghentikan langkahnya. Mukanya sedikit cerah melihat wajah cantik orang yang memanggil namanya. “Eh Yetti, ada apa?” “Pak Karman kok begitu sih?” “Begitu apa?” “Jahat! Kata Yetti agak keras tapi bernada merajuk. “Jahat apa, Bapak tidak paham deh. Langsung saja ada apa, sebab Bapak ada urusan.” “Bapak kok tega sama Yetti masak nilai Yetti Cuma C.” “Lha Yetti minggu lalu Bapak panggil ke rumah tidak datang.” ‘Kan Yetti bilang ada acara di Jogja bareng teman-teman.” “Ya sudah kalau begitu nanti malam ke rumah ya.” “Iya Pak, baik. Jam berapa?” “Jam sepuluh malam ya.” “Kok malam sekali Pak.” “Kan semakin malam semakin baik.” “Boleh bawa teman Pak?” “Kalau bawa teman nilainya D. Kalau sendirian A atau B plus.” “Baik saya ingin A atau B plus Pak.”
“Bapak tunggu nanti malam ya.” “Iya Pak, Yetti pasti datang.” “Iya pak pasti Yetti datang.”
(Habiburrahman El Shirazy: 212-213)
“Saya ingin sekali buka puasa di sini Bu. Tapi mohon maaf, saya sudah
ada janji sama Mas Andi untuk buka puasa barenga Mas Andi di
kantornya. Ini masih ada dua puluh menit, insya Allah bisa terkejar”.
(Habiburrahman El Shirazy: 46)
Ketika seseorang menjalankan puasa maka harus di akhiri dengan makan
atau minum. Ini juga dilakukan Lina ketika kerumah Zahrana untuk memenuhi
ayah dan ibu Zahrana. Bu Nuriyah menawarkan kepada Lina untuk buka puasa
bersama, karena sudah berjanji pada suaminya Lina menolak dengan halus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Ia lalu menuju ruang itu dan membuka pintunya. Ia langsung melihat
sosok Bu Merlin yang duduk menghadapi meja yang sudah terhidang
makanan kecil dan teh panas.
(Habiburrahman El Shirazy: 125)
Kebutuhan fisiologis juga dibutuhkan Bu Merlin. Hal ini, ditunjukkan
dengan makanan yang telah dipesan Bu Merlin ketika ingin berbincang-bincang
dengan Zahrana tentang lamaran Pak Sukarman.
b. Kebutuhan Keamanan
Sesudah kebutuhan fisiologis terpenuhi secukupnya, muncul kebutuhan
keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari
rasa takut dan cemas.Kebutuhan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan
mempertahankan kehidupan dari berbagai masalah yang muncul.Jika kebutuhan
fisiologis mempertahankan hidup jangka pendek, maka kebutuhan keamanan
adalah mempertahankan hidup jangka panjang.
Yang tampak dari jendela hanyalah awan pekat. Sesekali pesawat goyang.
Ia sama sekali tidak cemas dan tegang. Sebab ia tahu begitu pesawat
goyang. Ia sama sekali tidak cemas dan tegang, sebab ia tahu begitu
pesawat berhasil mengangkasa masa kritisnya telah lewat. Dari jendela ia
melihat garis kilat menyambar. Pesawat terus melesat menerobos awan.
Lampu tanda kenakan sabuk pengaman belum dipadamkan. Pesawat
kembali goyang. Ia mendengar beberapa orang menyebut nama Tuhan. Ia
pun ikut menyebut nama Tuhan. Tetapi ingatannya masih pada wajah ayah
dan ibunya yang tampak dingin dan kurang senang.
(Habiburrahman El Shirazy: 19)
Jika pak Didik itu tidak memiliki istri, katakanlah duda sekalipun, tawaran
itu mungkin akan sedikit menjadi jendela harapan di hatinya. Tapi ia harus
dijadikan yang kedua. Ia tidak tega. Ia tidak tega pada perasaan yang
dialami istri pak Didik. Dan ia juga tidak tega pada perasaan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
dialami istri pak Didik. Dan juga tidak tega pada perasaan kedua
orangtuanya. Mereka semua tidak siap untuk itu. Bahkan jika mau jujur, ia
sendiri “belum siap”, atau lebih tegasnya “tidak siap” menjadi istri kedua.
Sakit rasanya. Bagaimanapun ia adalah wanita biasa. Ia adalah perempuan
Jawa pada umunya, yang benar-benar “tidak siap” atau lebih tepatnya
“tidak mau” dijadikan istri kedua. Atau “tidak mau” dimadu.
(Habiburrahman El Shirazy: 226)
Begitu penjual kerupuk itu pergi, Zahrana langsung menghubungi Lina
sambil menangis. Ia menceritakan penjual kerupuk yang baru ditemuinya.
“Apakah dalam pandangan pak Kiai dan bu Nyai saya memang pantasnya
untuk penjual kerupuk yang tua itu?” Nada Zahrana terdengar sedih.
“Tenanglah Rana. Kau sudah tanya sama pak tua itu siapa namanya?”
“Tidak terpikir Lin. Sama sekali tidak terpikir bertanya namanya tadi. Aku
sudah schok duluan tahu penjual itu sudah tua. Tidak seperti yang aku
bayangkan.”
(Habiburrahman El Shirazy: 236-237)
Kebutuhan keamanan yang tidak terpenuhi membuat Zahrana
cemas.Kecemasan itu terus berlanjut ketika jodoh yang ditunggunya tidak juga
kunjung datang. Apalagi ketika Zahrana memdapat penghargaan dari luar negeri
Ayah dan Ibunya menyambut dengan dingin.
“Zahrana, Ayah dan Ibumu saat ini tidak memerlukan lagi penghargaan-
penghargaan ilmiah itu. Yang mereka inginkan darimu adalah kamu segera
berumah tangga, lalu memberi mereka cucu.Kamu anak mereka satu-
satunya.Mereka sangat khawatir jika keturunannya terputus karena kam
telambat menikah, atau khawatir kamu tidak mau menikah.”
(Habiburrahman El Shirazy: 27)
Seperti orang tua pada umumnya orang tua Zahrana juga menginginkan
Zahrana segera menikah dan memiliki anak. Perasaan cemas yang melanda orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
tua Zahrana adalah perasaan takut keturunannya akan terputus. Sikap dingin yang
muncul dari Ayah Zahrana adalah sebagai akibat dari rasa cemas yang
menghantui perasaannya.
Pak Karman memasuki ruang kerjanya dan duduk di kursinya. Tiba-tiba
matanya menangkap sepucuk surat tergeletak di atas meja kerjanya. Ia
baca surat itu. Dari Zahrana. Kemarahannya seketika meluap.
“Kurang ajar!”Ia seperti petinju yang nyaris meng-KO lawan, tiba-tiba
malah dipukul KO. Ia sama sekali tidak memperhitungkan Zahrana akan
membuat keputusan nekat itu.
(Cinta Suci Zahrana: 214)
Pak Karman sudah yakin lamarannya akan diterima Zahrana. Namun,
harapan Pak Sukarman bertolak belakang dengan keputusan Zahrana. Keputusan
itulah yang membuat Pak Sukarman kecewa luar biasa.
“Hari ini dicaci maki Pak Karman gara-gara jawabanmu. Saya sungguh
kecewa dengan kamu!”
(Habiburrahman El Shirazy: 201)
Tindakan Bu Meerlin melamarkan Zahrana untuk Pak Sukarman adalah
sebagai salah satu bentuk mencari keamanan. Sebagai bawahan dari Pak Sukarnan
Bu Merlin siap menerima tugas dari Pak Karman. Ketika lamarn Pak Sukarnan
ditolak Zahrana, Bu Merlin juga menjadi sasaran kemaran dari Pak Sukarman.
c. Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan
mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia
kawan dan butuh kesetiakawanan.Kebutuhan dicintai dan disayangi pasti ada pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
setiap individu.Kebutuhan dicintai dan disayangi muncul dalam diri kedua
orangtua Zahrana, dan kesetiakawanan yang ditunjukkan oleh hubungan Zahrana
dan Lina.
“Mereka cemburu karena selama ini kau hanya memikirkan dan
memerhatikan keinginanmu.Kau idak mau memikirkan dan memerhatikan
keinginan mereka.Selama ini mereka sudah bersabar tapi kau tidak mau
tahu.”
(Habiburrahman El Shirazy: 105)
Cemburu yang hadir dalam jiwa kedua orangtua Zahrana dipicu oleh sikap
Zahrana yang yang tidak kunjung menikah. Rasa cemburu itu semata-mata karena
Pak Munajaat dan Bu Nuriyah sangat menyanyangi Zahrana.
Wajah sejuk sahabatnya terbayang di pelupuk matanya. Ia sangat
beruntung punya sahabat sebaik Lina. Meneduhkan di kala gelisah, dekat
di kala susah, mengobati di kala sakit, dan mesra di kala bahagia. Itulah
sahabat sejati. Itulah Lina. Ia bersahabat dengan Lina sejak di SMA. Sama-
sama dari kalangan menengah kebawah. Karena mereka akrab, meskipun
aktivitas saat di sekolah agak berbeda. Lina aktif di OSIS bagian
kerohanian Islam atau biasa dikenal dengan sebutan Rohis. Sementara
dirinya lebih suka aktif di LKIR, Lembaga Karya Ilmiah Remaja.
Penampilan saat di SMA pun berbeda. Ia tidak pernah berjilbab dan
memakai rok di bawah lutut dengan kaos kaki putih sammpai dekat lutut.
Sementara Lina berjilbab dan roknya sampai mata kaki.
(Habiburrahman El Shirazy: 21)
Hubungan yang mesra antara Zahrana dan Lina adalah wujud rasa
menyanyangi diantara mereka.
“Perawan tua itu harus diberi pelajaran!”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Geramnya dalam hati.
(Habiburrahman El Shirazy: 214)
Cuplikan kalimat di atas adalah salah satu bentuk kemarahan yang dialami
Pak Sukarman akibat lamarannya ditolak Zahrana. Kebutuhan disayangi dan
dicintai yang tidak terpenuhi akan mengakibatkan seseorang mengambil tindakan
yang bodoh temasuk mencelakakan orang yang dicintainya.
d. Kebutuhan Hargadiri
Kebutuhan hargadiri menjadi sangat penting ketika seseorang sudah
mampu mencukupi kebutuhan yang ada dibawahnya yakni kebutuhan fisiologis,
keamanan, dicintai dan disayangi. Jika seseorang mampu memenuhi kebutuhan
hargadiri, maka dia akan merasa lebih berharga, berguna, dan mampu dalam
segala hal. Sebaliknya, ketika seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan akan
hargadiri, seseorang akan cenderung rendah diri. Untuk memenuhi kebutuhan
akan hargadiri, seseorang dituntut untuk berusaha sekuat tenaga dan pantang
menyerah. Hal ini terjadi pada Zahrana ketika ayahnya dihina oleh atasannya, dari
kejadian itulah Zahrana bertekad sekolah sampai tinggi agar kelak orang tuanya
dihargai orang lain dan tidak dianggap remeh. Untuk mengukur kebutuhan
hargadiri seseorang dapat dilihat dari status sosial orang tersebut. Seseorang akan
memiliki hargadiri jika ia adalah tokoh masyarakat, mempunyai kedudukan,
berpendidikan, dan mampu dalam bidang ekonomi.
Ayahnya saat itu sudah tua. Masih aktif kerja sebagai pesuruh di sebuah
kantor kelurahan di daerah Semarang atas. Sudah menjelang pensiun.
Suatu ketika ia pulang dari Jogja ke rumahnya. Ia menemukan ibunya
sedang menangis tersedu-sedu di kamarnya. Ia menanyakan apa yang
terjadi? Di mana ayahnya? Sang ibu lalu berkata sambil tersedu-sedu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
“Maka Nduk, kamu sekolahlah setinggi-tingginya. Jangan sampai nasibmu
kayak ibu dan bapakmu. Kalau sekolahmu rendah itu tidak diajeni sama
orang.”
(Habiburrahman El Shirazy: 7)
“Prinsipnya kalau saya tidak masalah.Apalagi pak Sukarman orang cerdik,
cendekia dan terhormat.Tetapi semua keputusan ada di tangan Zahrana.
Sebab dia yang akan menjalani rumah tangganya. Bukan begitu Bu?”Pak
Munajat meminta persetujuan istrinya.
(Habiburrahman El Shirazy:174)
e. Kebutuhan Aktualisasidiri
Ketika semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan aktualisasi
diri.Kebutuhan aktualisasidiri adalah kebutuhan untuk memeroleh kepuasan bagi
dirinya sendiri dengan memanfaatkan semua yang ada dalam dirinya baik itu
potensi, bakat, maupun kecerdasan.Hal ini semata-mata dilakukan untuk
mencapai puncak prestasi yang diharapkannya.Hal ini terwujud dalam ambisi
Zahrana untuk mencapai karir setinggi-tingginya.
Ia diundang ke Beijing untuk menerima penghargaan atas karya-karya dan
prestasi di bidang arsitektur. Artikel yang ia tulis di jurnal ilmiah yang
diterbitkan oleh RMIT Melbourne, Australia mendapat apresiasi yang
sangat luas dari pakar arsitektur dunia. Dan puncaknya ia diundang ke
Beijing untuk diberi penghargaan level internasional oleh School
ofArchitecture, Tsinghua University, sebuah universitas ternama China.
Tidak mudah mendapat pengahargaan dan pengakuan seprestisius itu.
(Habiburrahman El Shirazy:2)
Zahrana kembali tersenyum ia lalu teringat kata-kata Lina, bahwa
sahabatnya itu adalah orang pertama yang akan mendukungnya jika ia
ingin melanjutkan sekolah. Zahrana terpikir untuk sekolah lagi.
Mengambil doktor di Fudan University, China. Itu jika tawaran Prof Jiang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Daohan masih berlaku dan juga jika suaminya , Hasan Baktinusa
mengijinkan.
(Habiburrahman El Shirazy: 272)
3. Konflik kejiwaan yang di Alami Tokoh Novel CintaSuci Zahrana Karya
Habiburrahman El Shirazy
Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertentangan antara
dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan aksi-aksi balasan. Dengan
demikan, konflik sebagai sesuatu yang negatif dan tidak menyenangkan sehingga
hal ini cenderung dihindari. Konflik psikologi yang dialami tokoh dalam novel
Cinta Suci Zahrana terjadi anatar tokoh dengan tokoh itu sendiri, dan tokoh itu
dengan tokoh lain tetapi hanya pada perbedaan-perbedaan pandangan tidak
sampai pada konflik yang melibatkan kondisi fisik. Tokoh yang mengalami
konflik paling banyak adalah Zahrana.
Akhir-akhir ini, ada satu hal yang ia tangisi setiap malam. Setiap kali
bermunajat kepada Sang Pencipta siang dan malam. Ia menangisi
takdirnya yang belum juga berubah. Takdir sebagai perawan tua yang
belum juga menemukan jodihnya. Dalam keseharian ia tampak biasa dan
ceria. Ia bisa menyembunyikan derita dan sedihnya dengan sikap
tenangnya.
(Habiburrahman El Shirazy: 184)
“Kau benar-benar ingin mengajak bermain api denganku Zahrana. Baik.
Tunggu pembalasanku. Kau tahu akibatnya mempermainkan seorang
Insinyur Haji Sukarman, MSc. Tunggu saja. Kau akan kubuat menangis
siang dan malam dan merasakan penyesalan yang tiada berkesudahan!”
Geram pak Karman.
(Habiburrahman El Shirazy: 214)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Kalimat diatas adalah salah satu bukti adanya konflik batin antara Pak Sukarman
dan Zahrana. Konflik yang terjadi antara Pak Sukarman dan Zahrana adalah
konflik yang terjadi dalam bentuk ketegangan-ketegangan. Puncak konflik itu
mencapai puncak ketika calon suami Zahrana kecelakaan akibat skenario Pak
Sukarman.
Selain Zahrana dan Pak Sukarman, Pak Munajar juga mengalami konflik
batin ketika Zahrana tak kunjung menikah.Padahal Pak Munajat sangat berharap
putrinya segera menikah.Justru ketika keinginan Pak Munajat agar Zahrana segera
menikah, Zahrana asyik dengan urusannya sendiri.
“Gara-gara kamu masuk TV kemarin, banyak orang yang tanya, ‘Selamat
ya Pak anaknya dapat penghargaan, tapi kapan Pak Munajat punya
mantu?’ atau ‘Kenapa Zahrana belem juga menikah? Hati-hati nanti jadi
perawan tua lho Pak’.Terus Bapak sampai di Mushalla, orang pada nanya
itu juga di antaranya.Di pasar ketemu kenalan itu juga yang ditanya. Bapak
musti jawab apa?”
(Habiburrahman El Shirazy:115 )
4. Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya
Habiburrahman El Shirazy
Karya sastra memiliki kaitan erat dengan pendidikan. Dalam menciptakan
sebuah karya sastra penulis berusaha menyampaikan pendidikan agama, moral
(etika), sosial, estetis, dan budaya melaui cerita, tingkahlaku para tokohnya dan
percakapan yang dilakukan antartokoh baik secara implisit maupun eksplisit.
Implisit jika nilai pendidikan itu dimasukkan dalam tingkah laku maupun cerita
yang disajikan, eksplisit jika nilai-nilai itu disampaikan melalui nasihat, larangan
dan sebagainya. Hal ini semata-mata bertujuan untuk dijadiakan acuan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
kehidupan. Nilai-nilai Pendidikan dalam novel dapat memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap cara orang berfikir mengenai hidup, mengenai baik dan
buruk, mengenai benar dan salah, mengenai cara hidupnya sendiri serta
bangsanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa sastra merupakan salah satu sarana yang
ampuh untuk usaha kita memanusiakan diri dan lingkungan kita. Dapat
memperkaya wawasan kita tentang kehidupan, menggugah kecintaan kepada
hidup, merangsang kreatifitas dan semangat untuk menyempurnakan diri.
Nilai-nilai yang terkandung dalam novel Cinta Suci Zahrana dapat
dijadikan contoh bagi masyarakat sebagai penikmat sastra. karena pada dasarnya
masyarakat cenderung lebih mudah terpengaruh pada tokoh-tokoh serta perilaku
yang ditampilkan dalam novel. Hal ini menjadikan tanggung jawab besar bagi
penulis untuk memasukkan unsur-unsur nilai pendidikan dalam karyanya.
Pembaca yang sudah menghayati novel akan meniru perilaku bahkan
kebiasaan serta pola pikir tokoh dalam penceritaan novel. Novel yang dianggap
bagus serta cocok dengan pengalaman pembaca akan mendapat nilai tersendiri di
hati pembaca.
a. Nilai Pendidikan Agama/ Religi
Agama adalah masalah pribadi yang dimiliki manusia dengan Tuhannya.
Berbicara masalah agama setiap manusia memiliki keyakinan yang berbeda
terhadap Sang Pencipta. Apapun bentuk agama yang dimiliki oleh manusia
sebenarnya agama memiliki persamaan yakni sebagai wadah untuk bersyukur atas
segala karunia yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Wujud rasa syukur itu
dilakukan manusia dengan menjalankan perintah dan manjauhi larangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Dalam setiap agama ada aturan-aturan yang harus diatati agar manusia
mampu menjalani kehidupan dengan penuh keihlasan. Aturan-aturan itu ada
bukan untuk mengekang tetapi untuk menunjukkan kebenaran dan kesalahan.
Kebenaran yang nanti akan menuntun kita dalam menjalani kehidupan didunia
maupun diakhirat.
Agama yang dirujuk dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah agama Islam.
Seperti yang dilakukan Zahrana ketika ia sudah menyadari usianya menginjak tiga
puluh empat. Dia sadar bahwa ketika seseorang sudah dewasa, maka ia berhak
menyempurnakan agamnya dengan menikah. Karena menikah dalam agama Islam
adalah hal yang dianjurkan.
Sisi lain yang ditunjukkan dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah sosok
laki-laki yang didambakan Zahrana haruslah seorang yang memiliki agama bagus.
Dalam hal agama Zahrana memang tidak begitu mendalam, dia tidak pernah
menempuh pendidikan dipesantren seperti keinginan Ayahnya. Namun, untuk
kewajibsn menunaikan salat ia tidak pernah lupa untuk mengerjakannya.
Selesai Shalat Zahrana ingin membaca ulang teks pidato bahasa Inggris
yang telah ia siapkan.
(Habiburrahman El Shirazy:60)
“Lho, mau kemana, Pak? Ndak mau lihat Mbak Rana?”
Teriak Mbak Mar.
“Ke mushalla, shalat! Sudah azan!”
(Habiburrahman El Shirazy: 74)
“Begini, Anakku. Pak Kiai punya seorang santri yang sudah tiga tahun ini
meninggalkan. Dia santri yang dulu sangat diandalkan Pak Kiai. Namanya
Rahmad. Pendidikannya tidak tinggi. Ia hanya tamat Madrasah Aliyah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tidak kuliah. Karena setelah itu dia mengabdi di pesantren ini. Baik
akhlak dan ibadahnya. Tanggung jawabnya bisa diandalkan.
(Habiburrahman El Shirazy: 232)
b. Nilai Pendidikan Moral
Masyarakat yang hidup dalam suatu wilayah mempunyai tatanan atau
aturan-aturan yang berbeda-beda. Setiap masyarakat memiliki penilaian terhadap
tingkah laku manusia dalam kehidupan. Dalam mengatur tingkah laku manusia
muncullah tatanan atau aturan-aturan yang telah disepakati dan diyakini
masyarakat dalam suatu wilayah. Seseorang yang melanggar aturan yang telah
disepakati akan mendapatkan sanksi dari masyarakat. Sanksi yang paling berat
berupa sanksi moral, misalnya akan dipandang rendah oleh masyarakat umum,
tidak dihargai bahkan dikucilkan dari masyarakat.
Moral adalah suatu tingkah laku atau perbuatan manusia yang akhirnya
akan menimbulkan penilaian baik dan buruk dari masyarakat. Penilaian tersebut
didasarkan atas kebiasaan, tatanan yang dibuat oleh masyarakat sekitar, dan
hukum-hukum yang sudah ditentukan dan dipatuhi oleh semua masyarakat.
Nilai moral dalam novel Cinta Suci Zahrana digambarkan melalui tingkah
laku para tokohnya.
Sudah menjadi rahasia umum kalau pak Sukarman suka main
perempuan.Para dosen semuanya tahu.Juga bu Merlin. Polisi yang
bertugas mengamankan pernah bercerita bahwa sebelum bertugas di
kampus ia pernah menangkap basah pak Sukarman di sebuah hotel
remang-remang di daerah Ungaran. Pak Sukarman tidak diproses hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
dan kasusnya ditutupi karena ia memberi uang tutup mulut pada
komandannya dan seluruh personil yang menggrebek.
(Habiburrahman El Shirazy: 140)
Cuplikan nilai pendidikan moral di atas adalah nilai pendidikan moral
yang bersifat negatif. Hal ini memiliki makna bahwa, perbuatan tersebut harus
dihindari karena tidak baik. Dalam hidup bermain perempuan adalah perbuatan
yang melanggar norma masyarakat. Di samping melanggar norma masyarakat hal
itu juga menjadi larangan bagi agama dan harus dihindari setiap manusia untuk
mencapai kebahagiaan.
c. Nilai Pendidikan Sosial
Pada awal pertumbuhannya novel memiliki unsur nilai pendidikan sosial
.Wujud kehidupan sosial yang dikritik dapat bermacam-macam seluas kehidupan
sosial itu sendiri. Dengan membaca karya sastra dapat dikaji masalah moral, budi
pekerti, agama, dan tatanan masyarakat. Di samping itu, kita tidak dapat menutup
mata bahwa sastra menjanjikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri
atas kehidupan sosial.
Sebagai makhluk sosial sudah sepatutnya manusia melakukan hal-hal yang
berhubungan dengan masyarakat. Karena pada dasarnya manusia selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam rangka membina hubungan sosial
kemasyarakan dapat diwujudkan dengan membina komunikasi antar sesama
manusia dengan baik maupun dengan peduli sesama.
Lina dan Zahrana bangkit dari tempat dudukdan bergegas keluar.
Sekonyong-konyong seorang gadis berjilbab datang setengah berlari dan
memangil nama Lina.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
“Mbak Lina, Mbak Lina.”
Wajah gadis itu tampak cemas.
“Ada apa Wik?” Tanya Lina.
“Mbal Lina tolong, kakak saya Mbak Asih sudah mau melahirkan.
Perutnya mulasdan kayaknya ada pendarahan. Tolong bisa diantar
kerumah sakit sekarang?” Jawab gadis itu dengan gemetar.
(Habiburrahman El Shirazy: 108)
d. Nilai Pendidikan Estetis
Nilai pendidikan estetis dalam sebuah karya sastra dapat diukur
berdasarkan keberhasilan pembaca dalam menghidupkan dan memperbaharui
pengeatahuan mereka. Hal ini menuntut para penikmat karya sastra untuk melihat
kenyataan dalam kehidupan. Selain itu, karya sastra juga harus mampu
membangkitkan aspirasi pembaca untuk berpikir, berbuat lebih banyak, dan
berkarya lebih baik bagi penyempurnaan kehidupan, dan yang paling penting
karya sastra itu mampu menampilkan peristiwa kebudayaan, sosial, keagamaan,
yang berkaitan dengan peristiwa masa kini dan masa depan.
Wahai pemilik langit
Kami jatuh dalam kancah ujian
Kami memerangi musuh
Kami berdiri dan bangkit
Tanpa melihat hari esok
Tuhan kami ahad
Rasul kami Ahmad
(Habiburrahman El Shirazy: 272)
e. Nilai Pendidikan Budaya
Karya sastra lahir tidak dalam kekosongan sejarah. Sastra hadir
berdasarkan kondisi sosial dan budaya masyarakat. Sastra tidak dapat dijauhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
dari masyarakat karena sastra akan mengungkap nilai-nilai kemanusiaan dalam
kehidupan masyarakat. Pandangan budaya Jawa yang menganggap bahwa
perempuan sebagai seseorang yang bertugas macak, masak, manakakan tergeser
oleh pandangan bahwa perempuan juga mampu berkarya dan berjuang layaknya
seorang laki-laki perkasa. Macak, masak, manaktidak hanya berarti bahwa tugas
seorang perempuan hanya memasak untuk keluarga, berdandan, dan melahirkan
anak. Namun, juga mampu berkarir dalam era globalisasi tanpa melupakan kodrat
sebagi seorang perempuan. Yang tidak kalah penting adalah bagi perempuan yang
belum mendapatkan jodoh sering cibiran dari masyarakat datang dengan
menyebutnya sebagai perawan tua. Hal inilah yang masih menjadi salah satu
konsepsi nilai budaya masyarakat Jawa yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar masyarakat. Sebenarnya hal ini muncul dari budaya Jawa yang selalu
menempatkan posisi ewuh pakewuh.
Selain itu, budaya Jawa yang selalu berdasarkan pada ewuh pakewuh
terdapat pada orang-orang disekelilingnya, atau bahkan hal ini akan lebih
dominan muncul jika terkait dengan status sosial seseorang.
Budaya adalah sebuah tradisi yang dibuat oleh suatu masyarakat dan
dilestarikan secara turun-temurun oleh golongan masyarakat itu sendiri. Sebuah
budaya yang sudah terlanjur melekat akan menjadi pedoman yang dapat
menimbulkan nilai baik ataupun buruk dari masyarakat. Budaya yang timbul di
masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup sehari-hari, aturan, dan pola pikir
manusia.
Lalu tata cara perayaan pernikahan khas kota Semarang yang disebut
Manten Kaji, yang dahsyat dengan pasukan rebananya beriring shalawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
nabi perpaduan hadramaut dan sedikit modifikasi khas Jawa Semarang.
Kini cara perayaan seperti itu mulai susah ditemukan. Mengingat Manten
Kaji ia jadi kembali ingat lamaran Pak Karman.
(Habiburrahman El Shirazy:132)
Nilai pendidikan budaya yang terkandung dalam novel Cinta Suci Zahrana
adalah tentang tatacara pernikahan di Semarang yang di sebut Manten Kaji.
Ia sangat yakin Zahrana tidak akan menolak lamarannya. Sudah lama ia
mengamati dan memerhatikan Zahrana. Ada beberapa faktor yang
membuat ia yakin Zahrana akan berhasil dinikahinya. Yang pertama ia
adalah atasan Zahrana, ia memanfaatkan betul kultur ewuh pakewuhnya
orang Jawa. Bisa jadi Zahrana kurang menyukainya karena lebih tuadan ia
seorang duda. Tetapi Zahrana merasa tidak enak jika menolak lamarannya.
Zahrana akan menerimanya karena pakewuh, karena segan.
(Habiburrahman El Shirazy:137)
Kedua, juga memanfaatkan budaya ewuh pakewuh, ia meminta Bu Merlin
yang bicara pada Zahrana. Kalau misalnya Zahrana kurang menghormati
dirinya, ia yakin Zahrana sangat menghormati Bu Merlin. Sebab Bu
Merlin adalah orang yang menarik Zahrana untuk mengajar di kampus dan
ia adalah orang yang ikut memberi rekomendasi agar Zahrana diberi SK
sebagai dosen tetap. Zahrana harus berpikir ulang untuk menolak lamaran
yang disampaikan lewat lisan Bu Merlin.
(Habiburrahman El Shirazy: 137)
Nilai pendidikan budaya ditunjukkan melaui budaya ewuhpakewuh orang
Jawa. Ketika Pak Karman melamar Zahrana melaui Bu Merlin, maka Zahrana
akan ewuh untuk menolaknya.
f. Nilai Pendidikan Karakter
Seseorang dikatakan berkarakter jika telah berhasil dan menyerap nilai dan
keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
hidupnya. Keyakinan itu timbul dari berbagai nilai yang ada dalam masyarakat
dan akan melekat pada diri individu setiap manusia.
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi
pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong
atau penggerak serta yang membedakan dengan individu lain.itu.
Kalau harus tahu Dik Rana. Saya ini memang terlahir sebagai pejuang
yang harus berjuang. Saya sangat menikmati itu. Untuk bayar SPP kuliah
pun harus berjuang .
(Habiburrahman El Shirazy: 30)
Nilai pendidikan karakter yang diharapkan berdasarkan cuplikan diatas
adalah usaha keras dan pantang menyerah.
Langkah pertama yang ia lakukan adalah membicaraan keinginannya pada
suaminya. Kalaupun suaminya tidak mengijinkan dan memilih agar ia
menemani suaminya belajar di Malaysia dia telah siap.
(Habiburrahman El Shirazy: 272)
Nilai pendidikan karakter yang diharapkan adalah kepatuhan. Yakni
kepatuhan istri kepada suami sejauh hal itu baik. Hal ini digambarkan melalui
Zahrana yang selalu patuh pada suaminya.
B. Pembahasan
1. Penokohan Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy
Tokoh dan penokohan dalam sebuah kaya fiksi, sering menjadi kabur jika
hal ini disejajarkan dengan perwatakan.Tokoh dan penokohan dalam karya fiksi
menunjukkan tokoh, kedudukan tokoh dalam cerita, dan perwatakan.Burhan
Nurgiyantoro membagi tokoh menjadi beberapa bagian yakni: (a) tokoh utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan;
(b) tokoh protagonis adalah tokoh baik, atau tokoh yang mendatangkan perasaan
simpati bagi pembaca; (c) tokoh antagonis adalah tokoh penyebab konflik atau
yang bisa disebut beroposisi dengan tokoh protagonis; (d) tokoh sederhana adalah
tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu watak tertentu saja;
(e) tokoh bulat adalah tokoh yang menampilkan berbagi watak dan dan tingkah
laku bermacam-macam; (f) tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sikap dan
watak yang relatif tetap, tak berkembang sejak awal sampai akhir cerita; dan (g)
tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perkembangan dan perubahan
perwatakan sejalan dengan perkembangan peristiwa dan plot.
Berdasarkan pendapat burhan Nurgiyantoro diatas, dapat dikatakan bahwa
dalam pengelompokan tokoh, dapat dilihat dari segi (a) kemunculan tokoh; yang
dibagi atas tokoh utama dan yang tidak disebutkan oleh Burhan Nurgiyantoro
yakni tokoh sampingan/ tokoh pembantu, yaitu tokoh yang penceritaannya hanya
dijadikan latar belakang dalam cerita; (b) tokoh berdasarkan sifat yang dimiliki,
dibagi atas tokoh protagonis, antagonis, dan tokoh bulat; (c) sedangkan
berdasarkan perlkembangan watak tokoh dibagi menjadi tokoh statis dan tokoh
berkembang.
Penokohan yang diciptakan pengarang merukan salah satu bentuk bahwa
karya sastra yang berbentuk novel memiliki daya imajinasi tinggi. Daya imajinasi
pengarang itu muncul dalam tokoh dan penokohan yang memiliki ciri berbeda
antar tokoh. Kemampuan pengaran membuat tokoh dan penokohan yang kuat
merupakan salah satu aspek yang akan berpengaruh terhadapap cerita. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
novel Cinta Suci Zahrana pengarang berimajinasi dengan sekuat pikiran untuk
menciptakan tokoh Zahrana yang kemungkinan besaar hal ini juga terjadi dalam
kehidupan yang sebenarnya. Dalam era globalisasi seperti sekarang banyak wanita
yang berpendidikan tinggi dan memiliki karir cukup cemerlang.
Tokoh dan penokohan yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah
tokoh yang mewakili pikiran penulis. Tokoh-tokoh itu diperhidup dengan cerita
yang menyertainya. Tokoh dan penokohan novel Cinta Suci Zahrana sangat
beragam dan memiliki karakteristik berbeda-beda. Tokoh utama digambarkan
penulis sebagai wanita yang cersdas dan pejuang keras sehingga hal ini akan
;membuat kagum para pembaca. Namun, disisi lain pembaca juga bisa
memberikan penilaian terhadap Zahrana. Hal ini terkait dengan keputusan
Zahrana yang menunda pernikahan demi pendidikan dan karirnya. Dalam
memperoleh pendidikan dan karir yang mantap bukan berarti harus menunda atau
bahkan melupakan pernkahan ketika sudah waktunya.
Selain tokoh utama ada tokoh antagonis, tokoh antagonis adalah tokoh
yang menyebabkan konflik. Tokoh antagonis selalu mendatangkan penilaian yang
kurang baik bagi pembaca. Mengingat bahwa tokoh antagonis selalu membuat
tokoh utama tersakiti. Jika dipandang dari segi penciptaannya sangat sulit
menciptakan tokoh antagonis agar muncul konflik yang diinginkan dan
menumbuhkan rasa benci pada diri pembaca.
Tokoh antagonis dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah Pak Sukarman
dekan fakultas teknik Universitas Mangunkarsa. Konflik yang muncul akibat ulah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Pak Karman adalah suatu hal yang memjadu penilaian buruk pada diri pak
Karman.
Tokoh selanjutnya yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah tokoh
protagonis, tokoh protagonis adalah tokoh yang baik dan mendatangkan simpaati
bagi para pembaca. Tokoh protagonis ada pada Zahrana, Pak Munajat, Bu
Nuriyah, dan Lina sahabat karib Zahrana.
Pak Munajat sebagai ayah Zahrana ingin sekali melihat putrinya
berumahtangga. Namun, harapan Pak Munajat tinggal harapan. Sampai usia
Zahran menginjak tiga puluh empat. Zahrana belum kunjung menikah. Wajar
ketika orang tua menginkan anaknya segera menikah dan terus mendesak.
Zahrana tetaplah Zahrana yang selalu mengutamakan pendidikan dan karirnya.
Masalah inilah yang kemudian memunculkan sikap dingin Pak Munajat terhadap
putri semata wayangnya. Pak Munajat semakin acuh dengan Zahrana, meskipun
dalam hati ia sangat menyanyangi putrinya.
Bu Nuriyah adalah ibu kandung Zahrana, yang senantiasa sabar dan
menyanyangi Zahrana. Sampai keputusan untuk menikah pun bu Nuriyah tidak
pernah memaksa Zahrana, meskipun dalam hati yang paling kecil dia ingin
melihat putrinya duduk dipelaminan.
Sebagai orang tua akan bahagia ketika mampu mengantarkan anaknya
pada gerbang rumah tangga. Hal ini tentu juga terjadi pada kehidupan nyata, yang
memang sebenarnya ada. Maka tidak salah ketika Pak Munajat dan Bu Nuriyah
mendesak Zahrana agar segera menikah. Hal ini dilakukan bukan berarti Pak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Munajaat dan Bu Nuriyah adalah orang tua yang memaksakan kehendak. Namun
orang tua yang menginkan pilihant terbaik bagi anaknya.
Lina adalah sahabat karib Zahrana sejak SMA. Sebagai sahabat karib Lina
selalu membantu Zahrana dalam kesusahan. Tokoh dan penokohan yang melekat
utuhabnpada Lina merupakan suatu hubungan yang seimbang. Atau dapat
dikatakan bahwa gambaran tokoh Zahrana juga sekaligus mewakili karakter yang
dimiliki.
Disamping tokoh yang telah disebutkan diatas ada jaga tokoh yang
berfungsi sebagai tokoh pembantu atau sampingan. Tokoh pembantu atau
sampingan adalah tokoh yang fungsinya untuk mengantarkan tokoh lain dalam
cerita. Tokoh itu ada pada Rahmad, Hasan, Nina, dan Dokter Zulaikah (ibu
Hasan). Sebagai tokoh yang berhubungan dengan tokoh utama tokoh sampingan
atau tokoh pembantu diciptakan agar cerita yang diingkan penulis terlaksana
dengan sempurna.
2. Kejiwaan Tokoh Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El
Shirazy
Merunut aspek psikologi tokoh yang dikemukakan oleh Abraham
Maslow ada lima hierarki kebutuhan yang sebenarnya ingin dipenuhi oleh setiap
manusia. Pada dasrnya lima kebutuhan itu adalah: (a) kebutuhan fisiologis; (b)
kebutuhan keamana; (c) kebutuhan akan disayangi dan dicintai; (d)kebutuhan
harga diri, dan; (d) kebutuhan aktualisasi diri. Dari kelima hierarki kebutuhan
tersebut harus dipenuhi dari yang paling bawah baru menuju pada kebutuhab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
diatasnya. Kebutuhan aktualisasi diri akan terpenuhi ketika keempat kebutuhan
dibawahnya dapat terpenuhi.
Ketika manusia ingin bertahan hidup maka, dia harus mampu mencukupi
kebutuhan fisiologis. Karena kebutuhan fisiologis sangat mendasar dan bersifat
mutlak bagi manusia. Kebutuhan fisiologis itu misalnya, kebutuhan akan udara,
kebutuhan makan, minum, dan menghirup udaara. Jika kebutuhan fisiologis tidak
dapat terpenuhi maka akan berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, muncul kebutuhan yang berada
diatasnya yakni kebutuhan keamanan. Kebutuhan keamanan ini sebenarnya kunci
bagi manusia untuk melangsungkan hidup dan mencapai kebahagiaan. Novel
Cinta Suci Zahrana memilliki aspek psikologi tokoh dalam memenuhi kebutuhan
keamanan. Kebutuhan keamanan itu muncul ketika Zahrana mengalami teror dari
Pak Sukarman. Zahrana sangat membutuhkan keamanan ketika teror yang dikirim
pak Sukarman bertubi-tubi menyerang dirinya. Akibat tidak terpenuhinya
kebutuhan keamanan menyebabkan seseorang mengalami ketakutan. Ketakutan
itu muncuk ketika Zahrana merasa akan disingkirkan jika masih tetap berada
dalam kampus Mangunkarsa.
Ketuhan akan disayangi dan dicintai juga meruupakan kebutuhan yang
ingin dicapai oleh setiap manusia. Seseorang menginginkan disayangi dan
menyanyangi orang yang ada disekitarnya. Rasa ingin disayangi dan dicintai ada
pada hati setiap manusia. Pak Munajat juga mendambakan disayang Zahrana
dengan menuruti keinginannya untuk menikah dan membina rumah tangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Kebutuhan harga diri adalah kebutuhan seseorang untuk mendapatkan
rasa dihormati, dihargai dan dianggap penting bagi setiap orang yang
berhubunhan dengan dirinya. Kebutuhan haarga diri pada dasarnya dapat dicapai
ketika seseorang mampu mendapatkan kesuksesan. Kesuksesan itu dapat berupa
pendidikan, kedudukan seseorang. Ataupun dengan materi. Pak Munajat tidak
dihargai oleh atasannya karena memang kedudukannya sebagai pembantu di
kantor kelurahan. Hal inilah yang memicu Zahrana membuktikan pada orang
tuanya. Bahwa dengan pendidikan tinggi ia mempu menjunjung derajat orang
tuanya.
Kebutuhan terakhir yang ingin dicapai oleh setiap manusia adalah
kebutuhan aktualisasi diri yakni, kebutuhan untuk mengekspresikan kemampuan
yang dimiliki setelah setelah keempat kebutuhan lainnya terpenuhi. Zahrana ingin
mencapai kebutuhan aktualisasi diri drngan mengembangkan ilmu yang
dimilikinya drngan jalan menulis jurnak ilmiah, dan mencapi karir yang
sempurna. Jadi, setiap kebutuhan akan tercapai jika kebutuhan yang ada
dibawahnya dapat terpenuhi.
3. Konflik Kejiwaan Tokoh Novel Cinta Suci Zahrana Karya
Habiburrahman El Shirazy
Konflik adalah pertentangan atau permasalahan yang muncul dalam
sebuah kehidupan. Konflik psikologi berhubungan drngan batin para tokoh dalam
novel Cinta Suci Zahrana. Konflik itu terjadi antara diri Zahrana derngan
batinnya ketika Zahrana tidak kunjung menemukan jodohnya sampai usianya
menginjak tiga puluh empat tahun. Selain Zahrana Pak Munajat dan Bu Nuriyah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
mengalami konflik dengan batinnya. Di satu sisi Pak Munajat dan Bu Nuriyah
bangga akan keberhasilan yang dicapai Zahrana. Namun, disisi lain Pak Munajat
dan Bu Nuriyah juga menginginkan putrinya untuk segera menikah karena mereka
takut Zahrana bmenjadi pergunjingan warga sebagai perawan tua. Pertentangan-
pertentangan itu terjadi antara diri tokoh dengan batinnya sendiri. Pertentangan
yang terjadi antara Zahrana dan Pak Sukarman hanya sebatas pada ketegangan-
ketegangan-ketegangan.
4. Nilai-nilai Pendidikan Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman
El Shirazy
Nilai-nilai pendidikan adalah nilai-nilai yang terkandung yang mempu
memberikan bimbingan dan tuntunan bagi para pembaca. Nilai-nilai pendidikan
diharapkan mampu mengarahkan pada hal yang positif. Nilai-nilai pendidikan itu
berwujuda dalam berbagai hal.
Pendidikan berfungsi mengembangkan manusia, masyarakat, dan alam
sekitar. Fungsi ini dipakai dalam suatu proses yang berkesinambungan dari suatu
generasi ke generasi. Selanjutnya, proses pendidikan tidak hanya terjadi di
lingkungan sekolah, tetapi lebih mendalam dapat dipelajari dari lingkungn
keluarga dan sosial masyarakat. Pendidikan berlaku dimana saja dan kapan saja.
Nilai pendidikan tersebut adalah nilai-nilai dalam kehidupan keluarga yang akan
membentuk watak setiap anggota keluarga untuk kemudian menjadi bekal dalam
hidup bermasyarakat.
Nilai yang terdapat dalam karya sastra sangat bergantung pada persepsi
dan pengertian yang diperoleh pembaca. Pembaca perlu menyadari bahwa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
semua karya sastra dengan mudah dapat diambil nilai pendidikannya. Nilai yang
terdapat dalam karya sastra dapat diperoleh pembaca jika yang dibacanya itu
dapat menyentuh perasaan dan digunakan bahan cerminan kehidupan pembaca.
Jadi, dalam penentuan nilai pendidikan yang terkandung dalam novel pembacalah
yang meiliki wewenang.
a. Nilai Pendidikan Agama
Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai
petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia
dalam menyelenggarakan tata cara hidup dan mengatur hubungan manusia dengan
manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Oleh karena itu,
manusia memiliki tanggung jawab terhadap hubungan dengan mamusia melalui
hubungan yang harmonis, manusia memiliki hubungan dengan alam agar
senantiasa menjaga alam, dan manusia memiliki hubungan dengan Tuhan untuk
mengikuti hukum-hukum yang telah ada.
Agama telah menjadi satu kekuatan untuk kebaikan. Hal ini yang menjadi
bukti bahwa dalam cerita terkandung nilai pendidikan agama yang masih
memiliki relevansi dengan kehidupan pada saat ini dan pada saat-saat mendatang.
Agama menekankan kepada ketentraman batin, keselarasan dan keseimbangan
sertta sikap menerima terhadap apa yang terjadi.
Hal tersebut diperlihatkan oleh sosok ayah Zahrana (Pak Munajat) yang
selalu mengutamakan salat. Dan hal yang sama juga diperlihatkan oleh Zahrana
agar senantiasa berlindung kepada Allah atas semua masalah yang dihadapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Keterkaitan agama dengan ketentraman batin juga ditunjukkan oleh sosok
Zahrana . Zahrana akan merasa tentram setelah dia melaksanakan salat. Bahkan
ketika Pak Sukarman datang melamarnya, dia melakukan salat agar diberikan
jalan yang terbaik.
Nilai agama menjunjung tinggi sifat-sifat manusiawi, hati nurani yang
dalam, harkat dan martabat serta kebebasan pribadi yang dimiliki oleh manusia.
Nilai agama sifatnya mutlak untuk setiap saat dan keadaan. Semua manusia yakin
dan percaya karena ajaran agama merupakan petunjuk hidup yang diberikan oleh
Tuhan kepada manusia. Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai hamba untuk
selalu tunduk dan patuh pada segala aturanNya. Bagi manusia yang beragama dan
beriman, nilai dijadikan dasar atau pijakan utama dalam mencapai tujuan
hidupnya. Hal ini bersifat universal bagi semua ajaran agama. Pemahaman nilai
agama yang tinggi akan menjadikan manusia saling mengasihi.
Kehidupan beragama yang baik juga digambarkan oleh sosok Lina sahabat
karib Zahrana. Lina adalah perempuan yang selalu bersyukur terhadap apa yang
diberkan oleh Tuhan. Bahkan ketika toko buku yang dikelolanya sepi, dia selalu
berpikir positf karena dia bisa membaca Alquran ketika tokonya sepi.
Segala problematika kehidupan berjalan atas kehendak Tuhan, oleh karena
itulah manusia harus selalu berserah diri pada Tuhan. Agar senantiasa mencapai
kebahagiaan yang hakiki.
b. Nilai Pendidikan Moral
Moral identik dengan agama, sosial, serta nilai-nilai kehidupan yang
berlaku dalam masyarakat. Pendidikan moral itu sendiri terkait erat dengan budi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
pekerti yang tercermin melalui tingah laku seseorang. Moral merupakan tingkah
laku perbuatan manusia yang dapaat dinilai baik dan buruk, benar dan salah,
berdasarkan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam novel Cinta Suci
Zahrana banyak sekali nilai moral yang digambarkan. Nilai moral ini tercermin
dalam diri tokoh Pak Sukarman. Sebagai seorang Dekan Pak Sukarman
seharusnya mempu menjaga moralnya. Bukan memanfaatkan kedudukan sebagai
pemuas diri dengan mengajak tidur para mahasiswanya atau meminta uang
kepada mahasiswa. Sikak Pak Sukarman ini sebaiknya jangan ditiru karena akan
merusak moral dan merugikan orang lain.
Selain itu, sikap buruk Pak Sukarman juga ditunjukkan dengan rasa balas
dendamnya terhadap Zahrana ketika lamarannya ditolak. Balas dendam itu
dilakukan drngan mengirimkan SMS teror kepada Zahrana dan yang paling fatal
adalah pada saat Pak Sukarman merekayasa kematian Rahmad calon suami
Zahrana.
Seharusnya sikap yang harus dilakukan Pak Karman setelah lamarannya
ditolak Zahrana adalah dengan melakukan intropeksi diri. Bukan dengan
menyelakakan Rahmad sebagai orang yang tidak mengerti apa-apa.
c. Nilai Pendidikan Sosial
Selaras dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial, maka setiap
individu ingin mengadakan hubungan komunikasi, interaksi dengan individu lain
menunjuk pada keinginan saling mengenal antarindividu dalam pergaulan.
Pergaulan merupakan bentuk nyata dari interaksi sosial. Kesadaran terhadap nilai-
nilai sosial akan membawa manusia pada kesadarannya bahwa dalam hidup dia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
tidak akan lepas dari bantuan orang lain. Kesadaran itu mutlak diperlukan agar
dalam setiap tindakan memiliki batas-batas tertentu dan selalu mengukur semua
perbuatan dengan kacamata kemanusiaan. Ukuran tindakan manusia sebagai
bagian dari masyarakat secara keseluruhan, bukan dari berapa besar tindakan itu
menguntungkan dirinya, melainkan berapa jauh tindakan itu menguntungkan serta
menyempurnakan kemanusiaan masyarakat lain di sekitarnya.
Kedudukan seseorang sebagai individu tidak terlalu penting. Tetapi yang
terpenting adalah bagaimana individu secara bersama-sama membantu masyarakat
yang keselarasannya akan menjamin kehidupan yang lebih baik untuk masing-
masing indivdu. Manusia tidak bisa hidup terpisah antra satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, sikap saling menghormati, menghargai, dan tenggang rasasangat
diperlukan dalam proses kehidupan.
Nilai pendidikan sosial novel Cinta Suci Zahranadapat diambil dari
perilaku tokoh-tokoh di dalamnya. Nilai sosial ditunjukkan oleh sosok Lina.
Dalam keadaan apapun Lina siap membantu Zahrana. Pada saat Zahrana
mengalami kecemasan karena belum mendapatkan jodoh dan ketika Zahrana
shock menghadapi kematian Rahmad Linalah yang selalu membantu Zahrana.
Selain itu, rasa sosial yang tinggi juga ditunjukkan oleh Lina ketika Wiwik
meminta bantuan untuk diantarkan ke rumah sakit, dengan rasa ikhlas Lina
langsung mengantarnya.
Kepedulian tokoh-tokoh tersebut terhadap manusia yang lainnya
menunjukkan tingginya nilai sosial yang mereka miliki. Ini semua merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
contoh yang baik untuk para pembaca sehingga lebih memeperhatikan apa yang
ada di lingkungan sekitarnya.
d. Nilai Pendidikan Estetis
Nilai pendidikan estetis dapat ditengarai berdasarkan karya sastra itu
mampu menghidupkan atau memperbarui pengetahuan pembaca, menuntunnya
melihat berbagai kenyataan kehidupan, dan memberikan orientasi baru terhadap
hal yang dimiliki, karya itu mampu membangkitkan aspirasi pembaca untuk
berpikir, berbuat lebih banyak, dan berkarya lebih baik bagi penyempurnaan
kehidupan, dan karya itu mampu memperlihatkan peristiwa kebudayaan, sosial,
keagamaan, yang berkaitan dengan peristiwa masa kini dan masa depan.
e. Nilai Pendidikan Budaya
Budaya atau tradisi dapat diartikan sebagai cara atau kelakuan yang sudah
menjadi kebiasaan suatu golongan masyaarakat tertentu dalam suatu wilayaj.
Kebiasaan yang dimaksud seringkali sudah mendarahdaging dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, pola pikir atau cara pandang
masyarakat terhadap perspektif kehidupan juga menjadi bagian dari sistem
budaya.
Nilai budaya dalam novel ini dapat diambil dari kebiasaan dan pola pikir
dari para tokoh dan masyarakat yang menjadi latar cerita. Seperti yang
ditunjukkan oleh tata cara pernikahan khas Semarang. Selain itu, nilai budaya juga
ditunjukkan dengan pola pikir yang mengatakan bahwa ketika seseorang belum
menikah sampai usia yang dianggap matang maka dia akan menjadi bahan
perbincangan sebagai perawan tua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika ilmu berkembang maka, dia tidak
akan secara langsung menghapus budaya yang hidup dan melekat pada suatu
tempat.
f. Nilai Pendidikan Karakter
Seseorang dikatakan berkarakter jika telah berhasil dan menyerap nilai dan
keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan dalam
hidupnya. Keyakinan itu timbul dari berbagai nilai yang ada dalam masyarakat
dan akan melekat pada diri individu setiap manusia.
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi
pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong
atau penggerak serta yang membedakan dengan individu lain.itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penokohan Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy
Tokoh dan penokohan yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana
menggambarkan tokoh dan penokohan dengan berbagai karakter. Karakter yang
melekat pada tokoh menggambarkan penokohan yang dimiliki. Tokoh-tokoh itu,
diciptakan pengarang dengan katakterisasi yang berbeda. Zahrana yang
digambarkan sebagai wanita yang ambisius, cerdas, pantang menyerah, namun
pada suatu kondisi tertentu Zahrana mengalami kondisi putus asa yang luar biasa.
Lina sebagai sahabat karib Zahrana adalah sosok sahabat yang selalu
membantu Zahrana setiap saat. Hal ini menunjukkan bahwa Lina memiliki jiwa
sosial yang tinggi.
Pak Munajat dan Bu Nuriyah adalah orang tua Zahrana, sama seperti
orang tua lainnya Pak Munajat dan Bu Nuriyah juga menginginkan anaknya untuk
segera menikah. Meskipun sangat mendambakan putrinya menikah Pak Munajat
dan Bu Nuriyah membebaskan Zahrana memilih calon suami yang tepat bagi
dirinya.
Pak Sukarman adalah Dekan fakultas teknik Universitas Mangunkarsa.
Dia adalah orang pendendam dan tidak pernah instropeksi diri.
Selain Pak Sukaraman orang yang ada di Universitas Mangunkarsa adalah
Bu Merlin, sebagai bawahan Pak Karman, Bu Merlin melakukan apa saja yang
dikehendaki Pak Sukarman. Termasuk melamar Zahrana untuk Pak Sukarman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Di samping tokoh-tokoh yang sudah disebutkan diatas, ada juga tokoh
pembantu yang keberadaannya juga menjadi penting. Tokoh itu antaralain,
Rahmad calon suami Zahrana, Hasan mahasiswa Zahrana yang akhirnya menjadi
suaminya. Bu Dokter Zulaikah ibu dari Hasan, dan masih banyak lagi tokoh yang
membantu jalannya cerita dalam novel Cinta Suci Zahrana.
2. Kejiwaan Tokoh Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El
Shirazy
Aspek psikologi tokoh yang ada dalam novel Cinta Suci
Zahranamenganut paham dari Abraham Maslow. Paham ini dipilih karena dalam
novel Cinta Suci Zahrana terjadi psikologi normal yang dialami tokoh-tokohnya.
Aspek psikologi Abraham Maslow memiliki lima kebutuhan mendasar
yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan disayangi dan
dicintai, kebutuhan hargadiri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kelima kebutuhan
ini akan terpenuhi jika kebutuhan yang paling mendasar sudah terpenuhi.
Kebutuhan fisiologis dalam novel ini ada pada Pak Sukarman ketika
mengajak mahsiswanya tidur. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan fisiologis
yang berupa seks. Selain itu juga ada kebutuhan fisiologis yakni makan. Hal ini
dilakukan Zahran dengan Gugun.
Kebutuhan keamanan yang sangat mendesak bagi Zahrana. Kebutuhan itu
mendesak ketika Zahrana diteror oleh Pak Sukarman.
Kebutuhan disayangi dan dicintai, kebutuhan ini titunjukkan oleh kedua
orang tua Zahrana, Dia merasa cemburu ketika Zahrana selalu memikirkan karir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
dan pendidikannya tanpa memperhatikan keinginan orang tuanya yakni drngan
membina rumah tabgga.
Kebutuhan harga diri menjadi kebutuhan seseorang setelah ketiga
kebutuhan yang lainnya terpenuhi. Dalam hati setiap manusia pada sasarnya ingin
selalu dihargai oleh manusia lain, tak terkecuali Pak Munajat.
Kebutuhan terakhir yang ingin dipenuhi adalah kebutuhan aktualisasidiri.
Kebutuhan ini menjadi kebutuhan terakhir yang ingin dicapai manusia. Kebutuhan
aktualisasi diri dapt dicapai dengan mengembangkan bakat dan kemampuan. Hal
ini juga dilakukan Zahrana setelah menikah, dia memenuhi kebutuhan aktualisasi
pada dirinya dengan melanjutkan S3 di luar negeri, beserta Hasn suaminya.
3. Konflik Kejiwaan NovelCinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El
Shirazy
Konflikk psikologi yang dialami tokoh dalam novel Cinta Suci Zahrana
adalah konfllik yang terjadi antara diri tokoh dengan batinnya sendiri. Hal ini
terjadi pada Zahrana, Pak Munajat dan Bu Nuriyah, serta Zahrana dengan Pak
Sukarman yang berkonflik dalam ketegangan-ketegangan tanpa melibatkan
kondisi fisik.
4. Nilai-nilai Pendidikan Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El
Shirazy
Karya sastra yang baik pasti mengandung nilai-nilai pendidikan.
Pengarang menciptakan karnyanya memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah
mendidik para pembacanya. Nilai pendidikan dari sebuah cerita bisa dilihat dari
hal-hal yang bersifat positif maupun negatif. Kedua hal tersebut perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
disampaikan agar kita dapat memperoleh banyak teladan yang bermanfaat. Nilai
pendidikan tersebut terdiri dari nilai pendidikan agama, nilai pendidikan moral,
nilai pendidikan sosial, nilai pendidikan estetis dan nilai pendidikan budaya.
Novel Cinta Suci Zahrana menunjukkan ketaatan terhadap Tuhannya
dalam keadaan apapun dan sesulit apapun.Masyarakat selalu menjadikan agama
sebagai tujuan. Dalam novel ini, ditunjukkan cara mendekatkan diri pada
Tuhannya yaitu dengan salat lima waktu, mengaji, dan berdoa sepanjang waktu
dengan kepasrahan terhadap kehendak Tuhan.
Nilai pendidikan moral ditunjukkan melalui perilaku tokoh dalam novel
Cinta Suci Zahrana.Hal ini terkait dengan rasa solidaritas yang tinggi dalam
pergaulan masyarakat, kepedulian terhadap sesama, dan kasih sayang antar
masyarakat.
Nilai pendidikan sosial digambarkan melalui hubunggan antarmasyarakat
dalam kehidupan yakni dalam bentu kepedulian antarmasyarakat, dan rasa saling
membantu satu dengan yang lain dalam peranannya sebagai makhluk sosial.
Nilai pendidikan estetis ditunjukkan melalui melalui kegiatan yang
dilakukan para tokoh dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di lingkungan
masyarakat khususnya Jawa.
Nilai pendidikan budaya diambil dari kebiasaan dan cara pandang
masyarakat terhadap kehidupan. Kehidupan dalam masyarakat Jawa ikut
berpengaruh terhadap cara berfikir dan cara pandang masyaraka.
Nilai pendidikan karakter merupakan ukuran kualitas atau kekuatan mental
atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
yang menjadi pendorong atau penggerak serta yang membedakan dengan individu
lain.itu.
B. Implikasi
Novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy memiliki
implikasi dalam dunia masyarakat khususnya pendidikan.Novel ini dapat
memberikan gambaran mengenai permasalahan dalam masyarakat dan pendidikan
yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya.
Novel Cinta Suci Zahranadihadirkan sesuai dengan realita kehidupan
masyarakat. Masyarakat cenderung menganggap bahwa menikah adalahsuatu
halangan mencapai kesuksesan, padahal dengan menikah justru seseorang akan
merasa sempurna dan bahagaia tiada terkira. Dalam hal ini masyarakat
ditunjukkan pada gambaran masyarakat pada kondisi yang sebenarnya. Ketika
seseorang sudah cukup usia untuk menikah namun, belum juga kunjung menikah
akan mendaptakan cibiran sebagai perawan tua. Jika diambil dari segi positif,
sebenarnya sebutan perawan tua bukanlah cibiran tetapi ingatan untuk segera
menikah. Di samping mendapat cibiran sebagai perawan tua, orang yang
terlambat untuk menikah memiliki bahaya pada kondisi reproduksi. Hal ini terjadi
pada perempuan yang sudah menginjak usia tiga puluh tahun, mereka sangat
berbahaya ketika melahirkan pertama kali, selain itu masa menopause sudah
berada di ambang pintu yang mengakibatkan seseorang tidak bisa memiliki
keturunan.
Sementara itu, solidaritas yang tinggi ditunjukkan oleh para tokoh dalam
kehidupan sehari-hari dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
memerhatikan hal tersebut. Masyarakat saat ini cenderung disibukkan dengan
urusan pribadi dan pekerjaan masing-masing. Sebagai masyarakat yang hidup
bersama sudah selayaknya saling tolong menolong. Berbagai gambaran
masyarakat Jawa mengenai kehiduupan sosial diharapkan dapat memberikan
suatu pelajaran berharga bagi masyarakat dan mampu menumbuhkan rasa
kebersamaan yang kuat dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah-masalah kemasyarakatan yang muncul hubungannya dengan
bertetangga, berteman, maupun sikap dan keinginan menolong pada orang lain
juga dijelaskan dan dicontohkan dalam novel Cinta Suci Zahrana. Melalui tokoh
utama maupun tokoh lain dalam novel, pengarang secara implisit maupun
eksplisit memberikan gambaran betapa kompleksnya masalah sosial yang muncul
dalam kehidupan manusia dalam hubungannya dengan orang lain, terutama
kehidupan dalam masyarakat Jawa. Masalah inilah yang nantinya akan selalu ada
dalam masyarakat yang heterogen, dan dibutuhkan sikap yang bijaksana dalam
memandang segala permasalahan. Memandang permasalahan adalah
menyelesaikan permasalahan denagn jalan sebaik-baiknya tanpa merugikan orang
lain maupun diri sendiri. Seperti halnya yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana
segala permasalahan yang dihadapi Rana ia selesaikan dengan baik. Mulai ia
harus kuliah padahal keadaan ekonomi orang tuanya bisa dikatakan pas-pasan,
terus bersemangat untuk menemukan jodoh walaupun banyak masalah yang
datang dan akhirnya menemukan kebahagiaan yang sangat berharga. Pembaca dan
siswa khususnya dapat menilai dan kemudian mengambil pelajaran yang positif
dari gambaran kehidupan yang ada dalam novel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Masalah pendidikan yang diangkat dalam novel ini juga sangat
berpengaruh bagi siswa. Sulitnya anak-anak dalam memperoleh pendidikan yang
layak untuk bekal hidupnya karena himpitan ekonomi keluarga akan menjadi
pelajaran penting bagi siswa. Dengan melihat realita yang demikian, siswa
dapatlebih bersyukur dengan keadaan yang ada pada dirinya, sedangkan untuk
siswa yang kurang mampu dapat memberikan harapan baru bahwa ilmu bisa
didapat dari mana saja dan selalu ada jalan untuk umat yang selalu berusaha.
Melalui tokoh Zahrana semangat untuk memperoleh pendidikan juga ditunjukkan.
Dia kuliah dengan bermodalkan semangat dan kepandaiannya. Berkat usaha
kerasnya, hasilnya dapat dilihat. Ia menjadi dosen peraih penghargaan dari luar
negeri dari artikel yang telah ditulisnya, tak hanya keluarganya yang bangga,
tetangga, teman, lembaga, dan negara turut bangga atas keberhasilannya. Sungguh
apresiasi yang sangat berharga dan patut dicontoh oleh generasi penerus
bangsa.Hal-hal yang telah disebutkan diatas dapat dijadikan sebagai nilai
pendidikan karakter untuk bersemangat meraih cita-cita meskipun dalam
keterbaasan.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkembangkan minat
mengapresiasi sastra dalam masyarakat. Sastra merupakan media yang sangat
tepat dalammenyampaikan pesan-pesan positif dan mendidik karakter bagi siswa
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya karena sastra menyampaikan
nilai-nilai tersebut secara halus dan utuh agar dapat diterima dengan baik oleh
para pembaca. Dalam berbagai peristiwa yang dialami para tokoh, dengan
berbagai latar yang dirangkai mengikuti alur, selalu ada banyak nilai-nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
pendidikan yang disampaikan penulis pada para pembaca.Novel ini dapat
dijadikan bahan ajar untuk siswa pada semua jenjang dengan berbagai latar
belakang yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak
teladan bagi pembaca sehingga apa yang menjadi tujuan pengarang dapat tercapai
sehingga dapat dikatakan sebagai novel yang berhasil.
C. Saran
Berdasarkan hasil simpulan dan implikasi di atas, maka saran yang
diajukan adalah:
1. Pembaca novel Cinta Suci Zahrana dapat menjadikan novel Cinta Suci Zarana
sebagai sumber pendidikan bagi kejiwaan untuk dapat berusaha sekuat tenaga.
2. Para siswa, dapat memilih bacaan yang bermutu dan dapat memberikan
pengaruh motivasi yang baik bagi siswa. Isi cerita dalam novel Cinta
SuciZahrana ini hendaknya dapat dijadikan bahan perenungan bagi siswa agar
lebih menghargai orang lain dan menumbuhkan sifat pekerja keras sehingga
menjadi pribadi yang tangguh.
3. Guru, novel Cinta Suci Zahrana merupakan salah satu alternatif novel yang
baik yang dapat dijadikan sumber bahan pembelajaran siswa khususnya untuk
jenjang SD, SMP, hingga SMA, karena novel ini mengangkat realita yang ada
dalam masyarakat. Berbagai macam kesulitan hidup dan cara tokoh dalam
mengatasinya akan menjadi pelajaran berharga bagi siswa dalam menjalani
kehidupan selanjutnya. Selain itu, dalam mencapai suatu cita-cita dibutuhkan
pengorbanan yang besar.
top related