kajian lingkungan hidup strategis (klhs) dalam...
Post on 06-Feb-2018
287 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
FERRY INDARTO, ST
DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR
Malang, 24 Oktober 2017
DEFINISI KLHS : RANGKAIAN ANALISIS YANG SISTEMATIS, MENYELURUH DAN PARTISIPATIF, UNTUK MEMASTIKAN BAHWA PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN TELAH MENJADI DASAR DAN TERINTEGRASI DALAM PEMBANGUNAN SUATU WILAYAH DAN/ATAU KRP
Sistematis
Menyeluruh Partisipatif
Pembangunan
Berkelanjutan
Ekonomi Sosial Ekologi
Sekarang Prediksi Masa
Mendatang Masa Lalu
Rangkaian Analisis
Ps 16 UU
32/2009
Proses
Iteratif
terintegrasi
DASAR HUKUM KLHS
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
a. Pasal 14: salah satu instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan;
b. Pasal 15: pemerintah dan pemerintah daerah
wajib menyusun KLHS, mekanisme KLHS;
c. Pasal 16: muatan kajian KLHS;
d. Pasal 17: hasil KLHS dasar untuk KRP, wajib
memperbaiki KRP, segala usaha dan/atau
kegiatan yang telah melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup tidak
diperbolehkan lagi:
e. Pasal 18: melibatkan pemangku kepentingan;
f. Pasal 19: setiap perencanaan tata ruang
wilayah wajib didasarkan pada KLHS
2. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
KLHS adalah salah satu Instrumen
pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan Lingkungan Hidup
• RTRW beserta rencana rincinya,
• RPJPN, RPJPD, RPJMN, dan RPJMD
• RZWP3K beserta rencana
rincinya,
• RZ KSN tertentu untuk pulau-
pulau kecil terluar serta
• RPKKP (rencana pengelolaan
kawasan konservasi perairan)
• RZKKP (rencana zonasi kawasan
konservasi perairan)
• KRP yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau
risiko LH
DASAR HUKUM KLHS 1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
a. Pasal 14: salah satu instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan;
b. Pasal 15: pemerintah dan pemerintah daerah
wajib menyusun KLHS, mekanisme KLHS;
c. Pasal 16: muatan kajian KLHS;
d. Pasal 17: hasil KLHS dasar untuk KRP, wajib
memperbaiki KRP, segala usaha dan/atau
kegiatan yang telah melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup tidak
diperbolehkan lagi:
e. Pasal 18: melibatkan pemangku kepentingan;
f. Pasal 19: setiap perencanaan tata ruang
wilayah wajib didasarkan pada KLHS
2. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
Pasal 16:
a. kapasitas daya dukung dan
daya tampung Lingkungan
Hidup untuk pembangunan;
b. perkiraan mengenai dampak
dan risiko Lingkungan Hidup;
c. kinerja layanan atau jasa
ekosistem;
d. efisiensi pemanfaatan sumber
daya alam;
e. tingkat kerentanan dan
kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim; dan
f. tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati.
DASAR HUKUM KLHS 1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
a. Pasal 14: salah satu instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan;
b. Pasal 15: pemerintah dan pemerintah daerah
wajib menyusun KLHS, mekanisme KLHS;
c. Pasal 16: muatan kajian KLHS;
d. Pasal 17: hasil KLHS dasar untuk KRP, wajib
memperbaiki KRP, segala usaha dan/atau
kegiatan yang telah melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup tidak
diperbolehkan lagi:
e. Pasal 18: melibatkan pemangku kepentingan;
f. Pasal 19: setiap perencanaan tata ruang
wilayah wajib didasarkan pada KLHS
2. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
Pasal 17:
(1) Hasil KLHS menjadi dasar bagi
KRP pembangunan dalam
suatu wilayah.
(2) Apabila hasil KLHS menyatakan
bahwa DDDT sudah terlampaui,
a. KRP wajib diperbaiki sesuai
rekomendasi KLHS; dan
b. segala usaha P dan/atau
kegiatan yang telah
melampaui daya dukung
dan daya tampung
lingkungan hidup tidak
diperbolehkan lagi.
DASAR HUKUM KLHS 1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
a. Pasal 14: salah satu instrumen pencegahan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan;
b. Pasal 15: pemerintah dan pemerintah daerah
wajib menyusun KLHS, mekanisme KLHS;
c. Pasal 16: muatan kajian KLHS;
d. Pasal 17: hasil KLHS dasar untuk KRP, wajib
memperbaiki KRP, segala usaha dan/atau
kegiatan yang telah melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup tidak
diperbolehkan lagi:
e. Pasal 18: melibatkan pemangku kepentingan;
f. Pasal 19: setiap perencanaan tata ruang
wilayah wajib didasarkan pada KLHS
2. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
Pasal 19:
(1) Untuk menjaga kelestarian
fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat,
setiap perencanaan tata ruang
wilayah wajib didasarkan pada
KLHS.
(2) Perencanaan tata ruang
wilayah ditetapkan dengan
memperhatikan DDDT LH.
PP NO. 46 TAHUN 2016 “TATA CARA PENYELENGGARAAN KLHS”
PASAL 3: JENIS KRP YANG WAJIB MELAKSANAKAN KLHS
(1) Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) beserta rencana rincinya
yaitu
a. RTRW Nasional,
b. RTRW Provinsi,
c. RTRW Kabupaten,
d. RTRW Kota,
e. RTR Pulau/Kepulauan,
f. RTR Kawasan Strategis
Nasional,
g. RTR Kawasan Strategis
Provinsi,
h. RTR Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota,
i. Rencana Detail Tata Ruang,
j. Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan yang
merupakan bagian wilayah
Kabupaten.
10 Pasal dalam PP No. 15/ 2010 tentang Penyelenggaraan Tata
Ruang
(2) Renc Pemb yaitu
a. RPJP Nasional,
b. RPJP Provinsi,
c. RPJP Kab/Kota
d. RPJM Nasional,
e. RPJM Provinsi, dan
f. RPJM Kab/Kota
(3) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) beserta rencana rincinya yaitu: a. Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K);
b. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RPWP-3-K),
c. Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional tertentu untuk pulau-pulau kecil terluar, dan
d. Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan
Penjabaran Pasal 3 ayat (1) PP No. 46/2016 tentang KLHS
Penjabaran Pasal 2 ayat (2) PP No. 46/2016
tentang KLHS
(4) KRP yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup, yaitu: a. KRP lintas wilayah dan/atau
lintas sektor, baik jangka panjang atau jangka menengah, dalam pemanfaatan ruang dan/atau lahan yang ada di daratan, di perairan dan di udara; PP 46/16 Ps 3 (2) huruf a
b. Rencana Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan untuk Wilayah Provinsi yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan; Ps 31 PP 104/2015
c. Penyusunan rencana induk reklamasi; Ps 11 a, Perpres 122/2012 ttg Rekl Pesisir
d. Rencana Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi; Perpres 2/2015 ttg RPJM Nasional
(5) KRP lain berdasarkan permintaan masyarakat
KERANGKA PIKIR
RZWP3K RPJP/M KRP RTRW KRP Masy
Identikasi Isu PB Identifikasi Materi
Muatan KRP
Isu PB Yang
Paling Strategis
Isu PB Prioritas
Materi Muatan KRP
yang berdampak
Analisis Pengaruh
Resiko JE SDA DDDT PI KEHATI
Rumusan
Alternatif
Rekomendasi
Perbaikan
KRP
Konsulta
si Publik
Penjaminan Kualitas
Pendoku-
mentasian VALIDASI
1
2
3
4
5
6
7 8 9 10 11
IDENTIFIKASI ISU PB Identifikasi Isu PB:
1. Isu PB didapat dari
studi literatur dll oleh
Tim Penyusun KLHS
2. Didiskusikan dengan
Para Pemangku
Kepentingan melalui
Konsultasi Publik
3. Hasil Konsultasi Publik
dituangkan dalam
Berita Acara
4. Hasil Konsultasi Publik
menjadi dasar untuk
Isu PB Yang Paling
Strategis
Identifikasi Isu PB Yang
Paling Strategis:
1. Hasil pemusatan Isu
BP, dianalisis dengan
Ps 9 (1) PP 46;
2. Hasilnya dasar untuk
menentukan Isu PB
Prioritas
Identifikasi Isu PB Prioritas:
1. Hasil PB Yang Paling
Strategis diuji
pembobotan dengan
Ps 9 (2) PP 46:
2. Minimal ada 3 isu
1 2 3
CONTOH ISU PB PK RTRW DIY
IDENTIFIKASI KRP YANG BERDAMPAK, DITAPIS DENGAN CARA: (PENJELASAN PASAL 15 UU NO. 32 /2009 ATAU PS 3 (2) PP 46/2016)
No
Isu Draft KRP Dampak dan/atau Resiko LH Nilai
a b c d e f g
1 Penetapan KPY sebagai KPN - - - - - - - Signifikan
2 Pengembangan jalan baru 0 0 0 0 0 0 0 Significan
3 Pengembangan JJLS - - - - - - - Tidak
perlu
4 Pengembangan Bandar Udara - - 0 0 - + 0 Significan
5 Pengembangan Kawasan Industri - - - - - - - Signifikan
DRAFT
Kebijakan
Rencana dan/atau
Program
Keterangan:
a.Perubahan Iklim
b.Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan biodiversity
c.Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan lahan
d.Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
e.Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau lahan
f. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat
g.Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan keselamatan manusia
Muatan KRP yang
berdampak: 1.Rencana Zonasi
Pemanfaatan Umum;
2.Rencana Zonasi Alur Laut ;
3.Rencana Zonasi Kawasan
Budidaya;
4.Rencana Zonasi Kawasan
Strategis Laut;
5.Rencana Zonasi Kawasan
Budidaya;
4
CONTOH MATERI MUATAN KRP
ANALISIS PENGARUH
Identifikasi Isu PB:
1. Isu PB didapat dari
studi literatur dll
oleh Tim Penyusun
KLHS
2. Didiskusikan
dengan Para
Pemangku
Kepentingan
melalui Konsultasi
Publik
3. Hasil Konsultasi
Publik dituangkan
dalam Berita Acara
4. Hasil Konsultasi
Publik menjadi
dasar untuk Isu PB
Yang Paling
Strategis
Identifikasi Isu PB Yang
Paling Strategis:
1. Hasil pemusatan Isu
BP, dianalisis
dengan Ps 9 (1) PP
46;
2. Hasilnya dasar
untuk menentukan
Isu PB Prioritas
Identifikasi Isu PB
Prioritas:
1. Hasil PB Yang Paling
Strategis diuji
pembobotan
dengan Ps 9 (2) PP
46:
2. Minimal ada 3 isu
Identifikasi Materi
Muatan KRP:
1. Dilakukan dengan
analisis uji silang
dengan Penjelasan
Pasal 15 UU No 32
Tahun 2009
Identifikasi Isu PB Identifikasi
Muatan KRP
Analisis pengaruh materi muatan
kebijakan rencana dan atau
program yang berpotensi
menimbulkan pengaruh terhadap
kondisi LH
Uji
Silang
5
CONTOH ANALISIS PENGARUH:
Keterangan tanda
Keterangan warna
+ Berdampak
positif pada lingkungan
Perlu dikaji
karena lebih
dari 1 dampak negatif
0 Tidak
berdampak
signifikan
pada lingkungan
Belum
diperlukan kajian
- Berdampak
negatif pada lingkungan
Perlu dikaji
karena lebih
dari 2 dampak positif
MUATAN KLHS : Pasal 16 UU 32/2009 dan Pasal 13 PP 46/2016 : KLHS memuat kajian antara lain:
a. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup untuk pembangunan;
b. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan
hidup;
c. kinerja layanan/jasa ekosistem;
d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim; dan
f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman
hayati.
6
CONTOH MUATAN KAJIAN:
Analisis pengaruh, paling sedikit memuat kajian;
Isu Analisis
Pengaruh DDDT
Dampak resiko
LH
Jasa
Ekosistem
Efisiensi
Pemanf SDA
Perubahan
Ikkim Kehati
Pengemb
angan
JJLS
Apakah mempengaruhi
DDDT struktur dan pola
ruang lain?
Overlay dengan Peta RTRW tumpang
tindih dengan Struktur
/ Pola Ruang lain?
Berapa luas?
kaitkan dengan
Tujuan
Pembangunan !
Apakah Tujuan
dapat dicapai ?
Analisis Sistem dan
Analisis Manfaat
Overlay dengan Peta
Eksisting Land Cover
Apakah DDDT
terlampaui?
Izin Kegiatan tidak
diperbolehkan lagi
Bagaimana
dampak dan
resiko
lingkungan hidup akibat
rencana
pembangunan
ini?
Overlay
dengan Peta:
1. Kawasan
Hutan
2. Rawan
Bencana
3. Dll
Overlay
dengan
Peta Jasa
Ekosistem Air?
SDA apa saja
yang akan
digunakan?
Secara garis besar saja
atau melalui
literatur yang
ada.
Overlay
dengan :
1. Peta Potensi
SDA atau
2. Peta
sebaran
Perizinan
Apakah
signifikan
dampak pada
perubahan iklim mikro
dan/atau
makro?
Overlay
dengan Peta
Iklim
Ada kehati
yang
dirusak?
Overlay
dengan
Peta
Vegetasi
Peta
Kawasan
Hutan
Pengemb
angan
Bandar
Udara Overlay
dengan
Peta Jasa
Ekosistem
Pangan?
Muatan kajian perlu
pendampingan dari Tenaga Ahli
Hasil kajian menjadi dasar untuk
Rumusan Alternatif
PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP :
Pasal 15 : dengan mempertimbangkan
analisis lanjutan dengan
mempertimbangkan besaran
manfaat dan risiko.
pilih alternatif yang mempunyai
nilai manfaat yang besar;
Jika lebih dari satu, lanjutkan
dengan analisis sistem, untuk
mendapatkan alternatif terbaik;
Jika analisis lanjutan mempunyai
risiko lebih besar dan tidak ada
alternatif lain, maka wajib
dilakukan upaya mitigasi yang
mungkin untuk dilaksanakan
Hasilnya dapar dikonsultasikan
dengan masyarakat dan para
pemangku kepentingan
Pasal 16 : memuat:
1. materi perbaikan KRP; dan/atau
2. informasi jenis usaha dan/atau
kegiatan yang telah melampaui
DDDTLH dan tidak diperbolehkan
lagi
Penyusunan Rekomendasi Perbaikan :
7 8
PENJAMINAN KUALITAS KLHS: (PASAL 19 DAN 20 PP 46/16)
(1) Penjaminan kualitas KLHS dilaksanakan melalui penilaian mandiri oleh Penyusun KRP untuk memastikan bahwa kualitas dan proses pembuatan dan pelaksanaan KLHS dilaksanakan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 16.
(2) Penilaian mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan:
a. dokumen RPPLH yang relevan; dan
b. laporan KLHS dari KRP yang terkait dan relevan.
(3) Dalam hal dokumen RPPLH belum tersusun maka penilaian mandiri mempertimbangkan DDDT LH.
(4) Penilaian mandiri dilaksanakan dengan cara:
a. penilaian bertahap yang sejalan dan/atau mengikuti tahapan perkembangan pelaksanaan KLHS; dan/atau
b. penilaian sekaligus yang dilaksanakan di tahapan akhir pelaksanaan KLHS.
(1) Hasil penjaminan kualitas KLHS
harus disusun secara tertulis
dengan memuat informasi
tentang:
a. kelayakan KLHS jika telah
memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19; dan/atau
b. rekomendasi perbaikan
KLHS yang telah diikuti
dengan perbaikan KRP.
(2) Hasil penjaminan kualitas KLHS
digunakan sebagai masukan
untuk penyempurnaan KLHS. 9
PENDOKUMENTASIAN
10
Sistematika Penyusunan : F:\OUTLINE KLHS
RTRW RZWP3K.docx
VALIDASI KLHS
Pasal 26 : Penyusun KRP mengajukan permohonan validasi KLHS
secara tertulis kepada Menteri LHK; melampirkan:
a. rancangan KRP;
b. laporan KLHS; dan
c. bukti pemenuhan standar kompetensi Penyusun KLHS
Persetujuan validasi KLHS, paling sedikit memuat:
a. kesesuaian hasil KLHS dengan penjaminan kualitas;
b. rekomendasi
11
TERIMA KASIH
top related