jurnal teknologi elektro -...
Post on 07-Feb-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Teknologi Elektro
Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN: 2086-9479
Studi Analisa Pengembangan Dan Pemanfaatan Ground Fault Detector (GFD)
Pada Jaringan 20 KV PLN Disjaya Tangerang 1
Baddarudin, Achmad Basofi
Rancang Bangun Akses Pintu Keluar Masuk Menggunakan PIN
Berbasis Mikrokontroller AT89S52 6
Eko Ihsanto, Jhacson Priyanto Simanjuntak
Perancangan Pengendalian Ketinggian Cairan Dalam Bentuk Level
Simulator Berbasis AVR 8535 Yang Dikendalikan Melalui Jaringan TCP/IP 16
Yudhi Gunardi, Muhendrik Fakhrudin Arrozi
Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Universitas Mercu Buana
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte
25
Rancang Bangun Pencatat Hasil Produksi Pada Industri Metal Printing
Menggunakan Visual Basic 6.0
Andi Adriansyah, Fanny Fajrillah Dasni
Studi Analisis Efek Perbedaan Lokasi Terhadap Performansi Video
Streaming Pada Jaringan W-Lan Kantor Indosat 34
Said Atamimi, Arie Budi Prasojo
Jurnal Teknologi
Elektro
Volume 4
Nomor 1
Januari 2013
Halaman 1– 44
ISSN 2086-9479
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana
Daftar Isi i
Kata Pengantar ii
Susunan Redaksi iii
Studi Analisa Pengembangan Dan Pemanfaatan Ground Fault Detector (GFD) 1 Pada Jaringan 20 KV PLN Disjaya Tangerang Baddarudin, Achmad Basofi
Rancang Bangun Akses Pintu Keluar Masuk Menggunakan PIN 6 Berbasis Mikrokontroller AT89S52 Eko Ihsanto, Jhacson Priyanto Simanjuntak
Perancangan Pengendalian Ketinggian Cairan Dalam Bentuk Level 16 Simulator Berbasis AVR 8535 Yang Dikendalikan Melalui Jaringan TCP/IP Yudhi Gunardi, Muhendrik Fakhrudin Arrozi
Rancang Bangun Pencatat Hasil Produksi Pada Industri Metal Printing 25 Menggunakan Visual Basic 6.0 Andi Adriansyah,Fanny Fajrillah Dasni
Studi Analisis Efek Perbedaan Lokasi Terhadap Performansi Video 34 Streaming Pada Jaringan W-Lan Kantor Indosat Said Atamimi, Arie Budi Prasojo
Volume 4 - Nomor 1 Januari 2013 ISSN: 2086-9479
i
KATA PENGANTAR REDAKSI
Kami memanjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-nya Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercu Buana,
Volume: 4, Nomor: 1 Januari 2013 telah dapat diterbitkan dan sampai kehadapan para pembaca yang budiman.
Jurnal Teknologi Elektro adalah suatu jurnal ilmiah yang yang mempublikasikan karya ilmiah berupa penelitian dan aplikasi sistem teknologi elektro, kajian pustaka maupun rekayasa peralatan yang digunakan oleh laboratorium serta informasi yang berkaitan dengan teknik telekomunikasi, teknik elektronika dan industri, teknik kontrol dan otomasi, teknik komputer dan informasi, teknik tenaga dan energi dan lain-lain.
Penerbitan Jurnal Teknik Elektro Universitas Mercu Buana ini diterbitkan 3 kali dalam setahun, untuk itu kami harapkan partisipasi dari para ilmuan maupun praktisi untuk mengisi tulisan pada Jurnal ini demi kemajuan ilmu Teknik Elektro.
Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi keberhasilan penerbitan Jurnal ini pada edisi berikutnya.
Atas perhatian dan partisipasinya dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalam
REDAKSI
ii
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik - Universitas Mercu Buana
SUSUNAN REDAKSI
Pengarah Dekan Fakultas Teknik Ir. Torik Husein, MT
Penanggungjawab Ketua Program Studi Teknik Elektro
Ir. Yudhi Gunardi, MT
Pemimpin Redaksi Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng
Redaktur Pelaksana Fina Supegina, ST, MT
Dewan Redaksi Dr. –Ing. Mudrik Alaydrus (Telekomunikasi)
Dr. Ir. Hamzah Hilal, M.Eng (Tenaga dan Energi) Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng (Kontrol dan Industri) Dr. Ir. Abdul Hamid, M.Eng (Pemodelan dan Simulasi)
Ir. Eko Ihsanto, M.Eng (Elektronika Terapan) Sirkulasi dan Percetakan:
Edijon Nopian, SE
Alamat Redaksi Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana,
Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650, Indonesia, Tlp./Fax : +62 021 5871335,
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jte E-mail: jte@mercubuana.ac.id
Volume 4 - Nomor 1 Januari 2013 ISSN: 2086-9479
iii
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 1
STUDI ANALISA PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN GROUND
FAULT DETECTOR (GFD) PADA JARINGAN 20 KV PLN DISJAYA
TANGERANG
Badaruddin1, Achmad Basofi2
1,2Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia
Universitas Mercu Buana Abstrak - Ground Fault Detector
(GFD) Yang merupakan detector
gangguan hubung singkat ke tanah
yang bertujuan untuk mempercepat
melokalisir gangguan pada saluran
kabel tegangan menengah (SKTM)
20 kV. Jaringan SKTM yang
gardunya terpasang Ground Fault
Detector (GFD) lebih
menguntungkan dibandingkan
dengan jaringan SKTM yang
gardunya masih kurang terpasang
Ground Fault Detector (GFD),
karena jaringan yang gardunya
sudah banyak terpasang Ground
Fault Detector (GFD) akan lebih
cepat mengisolir gangguan.
Kata Kunci : Ground Fault
Detector, Jaringan SKTM
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang penting
dalam pendistribusian energi listrik
adalah bagaimana cara menyalurkan
energi listrik dari pembangkitan
sehingga sampai ke konsumen dapat
berjalan terus menerus karena
listrik harus diusahakan sebisa
mungkin dapat menyala terus
sebagai upaya peningkatan mutu
kualitas pelayanan Perusahaan
Listrik Negara (PLN).
Jaringan SKTM (Saluran
Kabel Tegangan Menengah) yang
gardunya terpasang Ground Fault
Detector (GFD) lebih
menguntungkan dibandingkan
dengan jaringan SKTM (Saluran
Kabel Tegangan Menengah) yang
gardunya masih kurang terpasang
Ground Fault Detector (GFD),
karena jaringan yang gardunya
sudah banyak terpasang Ground
Fault Detector (GFD) akan lebih
cepat mengisolir gangguan.
Sehingga pemadaman yang terjadi
dengan cepat ditangani, dan listrik
dapat menyala dengan cepat.
Email: bsulle@gmail.com
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 2
TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisa jaringan SKTM
20 KV yang gardunya sedikit
dan banyak terpasang
Ground Fault Detector
2. Menjelaskan cara kerja dari
alat Ground Fault Detector
BATASAN MASALAH
a. Pengusutan gangguan jaringan
SKTM dengan menggunakan
Ground Fault Detector (GFD).
b. Ground Fault Detector (GFD)
yang dibahas hanya yang
diwilayah Jakarta raya dan
tangerang.
c. Gangguan yang terjadi adalah
gangguan hubung singkat.
LANDASAN TEORI GROUND
FAULT DETECTOR
Fungsi Alat Ground Fault Detector
(GFD)
Ground Fault Detector (GFD) adalah
alat yang berfungsi untuk mendeteksi
adanya arus lebih atau gangguan
hubung singkat antara fasa ketanah
pada saluran kabel tegangan
menengah (SKTM) 20 kV.
Bagian-Bagian Dari Alat GFD
1.Kotak Relay
Kotak Relay berfungsi menerima
arus masukan (induksi) yang
dikirim dari hasil tranformasi
Trafo Arus (Current Transfomer)
karena adanya arus gangguan pada
SKTM yang diterima oleh CT itu
sendiri dengan menjadikan sinyal
yang dapat memerintahkan relai
bekerja dengan kontak langsung
ke lampu indikator luar gardu
sehingga dapat menyala berkedip.
2.Trafo Arus (Current Transformer)
CT berfungsi membaca adanya arus
gangguan pada kabel SKTM dengan
merubah besaran arus besar menjadi
arus kecil (dikonversi) untuk dikirim
sebagai informasi ke kotak Relay.
3. Lampu Indikator
Lampu indikator dipasang diatas
pintu luar gardu yang berfungsi
untuk memberikan sinyal dengan
menyala berkedip yang menandakan
adanya arus gangguan yang
melewatinya.
PERHITUNGAN ARUS
GANGGUAN HUBUNG
SINGKAT
Aplikasi Perhitungan Arus
Gangguan Hubung Singkat
Dimisalkan pada suatu Gardu Induk
(GI) A terpasang satu trafo tenaga
150/20 kV dengan daya sebesar 10
MVA dengan Impedansi = 10%,
netral trafo tenaga ini ditanahkan
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 3
melalui Tahanan 40 Ohm. Short
Circuit level pada bus 150 kV di
GI A, misalnya sebesar 500 MVA.
Dari trafo tenaga ini mengisi
tegangan kebusbar 20 kV dan
terdapat satu buah penyulang
hubung singkat di Jaringan 20 kV
yang panjang penyulangnya
sekitar 10 km. Tentukan berapa
besarnya arus gangguan hubung
singkat di jaringan 20 kV yang
terjadi di 25%, 75%, dan 100%
panjang penyulang.
Menghitung Impedansi Sumber
Data hubung singkat di bus 150
kV Garda Induk (GI) A adalah
sebesar 500 MVA, maka:
=
= = 45 Ω
Untuk Mengkonversikan impedansi
yang terletak di sisi 150 kV ke sisi
20 kV (gambar 3.3), dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
(sisi 20) = x 45 = 0,8 Ω
Menghitung Reaktansi Trafo
Reaktansi trafo tenaga 10 MVA
adalah sebesar 10%. Untuk mencari
nilai dalam ohm dihitung dengan
cara sebagai berikut:
a. Nilai ohm pada 100% untuk trafo 10 MVA pada sisi 20 kV dicari terlebih dahulu, yaitu:
(pada 100%) = = 40 Ω
b. Nilai reaktansi trafo tenaga,
dihitung sebagai berikut:
• Reaktansi urutan positif, negatif
( = )
= 10 % * 40
= 4 Ohm
Menghitung Impedansi Penyulang
Dalam contoh perhitungan, disini
diambil misal dengan nilai Z = (R +
jX) Ohm/km sebesar:
Z1 = Z2 = (0,12 + j0,23)/km Z0 = ( 0,18 + j0,53 )/km Menghitung Arus Gangguan Hubung Singkat Gangguan hubung singkat 3 Fasa : Rumus dasar yang digunakan untuk
menghitung besarnya arus gangguan
hubung Singkat 3 Fasa adalah:
dimana:
I = arus ganguan fasa 3 [A]
V = tegangan fasa netral
sistem 20 kV[V]
Z = impedansi urutan positif (
[Ω]
Gangguan hubungan singkat 2
fasa
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 4
Rumus dasar yang digunakan untuk
menghitung besarnya arus gangguan
hubung Singkat 2 fasa adalah:
= Gangguan hubung singkat 1 fasa
ke tanah
Rumus dasar yang digunakan untuk
menghitung besarnya arus gangguan
hubung singkat 1 fasa ke tanah juga
dengan rumus:
=
=
HASIL ANALISA DATA UNJUK
KERJA GFD
Hasil Kerja Gfd Dalam
Pengusutan Gangguan
Pada setiap penyulang yang ada di
jaringan spindle rata-rata yang sudah
terpasang GFD adalah dua atau
tiga gardu distribusi.tetapi yang
paling baik adalah dipasang disetiap
gardu distribusi yang ada. Untuk
mencapai target tersebut harus
dilakukan adanya perencanaan
pemasangan secara bertahap.
Perbandingan Grafik Data
Penyulang Yang Sedikit Dengan
Yang Banyak Terpasang GFD
SEDIKIT GFD BANYAK GFD
Perbandingan Grafik Data
Penyulang Sebelum Dan Sesudah
Penambahan GFD
SEBELUM TAMBAH GFD SESUDAH TAMBAH
GFD
Perbandingan Grafik
Keberhasilan Dan Kegagalan
Unjuk Kerja GFD Yang
Dipantau
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Ground Fault Detector (GFD)
merupakan alat bantu untuk
mendeteksi adanya gangguan hubung
tanah pada kabel SKTM 20 kV.
GFD akan bekerja bilamana
CT yang dipasang di gardu dilewati
arus gangguan sedangkan untuk
CT yang tidak dilewati oleh arus
gangguan GFD tersebut tidak akan
bekerja. Sifat dari GFD diatas
menunjukan bahwa gangguan
berada diantara GFD yang bekerja
dengan GFD yang tidak bekerja.
Bila terjadi adanya gangguan
pada SKTM 20 kV, maka dalam
mempercepat pengaktifan kembali
dari gangguan tersebut dibutuhkan
segera perencanaan pemasangan
pada gardu-gardu yang belum
terpasang GFD.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manual Book GFD-SMS, Syna
teknika Bandung, 2005.
2. Proteksi Sistem Distribusi, PT
PLN (PERSERO) UDIKLAT
Jakarta.
3. Saleh,Rahman, Panduan
Ground FaultDetector,PT PLN
(PERSERO) Area Pelayanan
Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang,2005.
4. Saleh, Rahman, Cara Kerja
Ground Fault Detector, PT PLN
(PERSERO) Area Pelayanan
Distribusi Jakarta RAYA dan
Tangerang,2005
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 6
RANCANG BANGUN AKSES PINTU KELUAR MASUK
MENGGUNAKAN PIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52
Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat. Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext. 2600 Fax: 021-5857733
Abstrak - Perkembangan teknologi
semakin maju, sehingga manusia
berusaha sekeras mungkin untuk
merealisasikan alat – alat
pendukung untuk mendapatkan
kemudahan dan kenyamanan.
Perkembangan teknologi yang
seperti ini tidak hanya pada dunia
industri saja, melainkan diberbagai
bidang. Pemikiran untuk membantu
mengatasi masalah keamanan
pada suatu ruangan yang selama
ini masih banyak aktivitas
pencurian saat pemilik rumah
tidak berada ditempat. Oleh
karena itu pada penelitian ini
dibangun sistem yang dapat
mencegah pihak yang tidak
berwenang untuk masuk ke dalam
dan keluar dari ruangan tersebut,
maka digunakan PIN ( Personal
Identification Number ) sebagai
kode akses untuk dapat melewati
ruangan. PIN yang terdiri dari 4
angka digunakan sebagai kunci
untuk dapat memasuki ruangan atau
gedung. Sistem pengendali utama
dari peralatan ini adalah
mikrokontroller AT89S52 yang
berfungsi sebagai pembuat
keputusan.
Penekanan nomor PIN pada papan
kunci ( keypad ) merupakan sinyal
masukan yang kemudian diolah
oleh mikrokontroller untuk dapat
mengaktifkan rangkaian driver
motor DC dimana perputaran motor
DC ini mengakibatkan membuka
dan menutupnya pintu suatu
ruangan. Kata Kunci : Pintu,
Mikrokontroller, Motor DC, Keypad
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi
saat ini telah menyumbangkan
berbagai kemudahan bagi manusia
dalam melakukan tugas atau
pekerjaannya. Perkerjaan yang biasa
dilakukan secara manual dapat
diselesaikan secara otomatis
Email: eko.ihsanto@gmail.com
Eko Ihsanto1, Jhacson Priyanto Simanjuntak2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 7
dengan kenyamanan dan keamanan
manusia itu sendiri. Hal ini dimulai
dengan ditemukannya teknik
pengolahan sinyal dan adanya
teknik rangkaian terintegrasi (
Integral Circuit ), yang dapat
membuat bentuk instrument
menjadi lebih kecil dengan
kehandalan dan ketelitian yang
sangat tinggi. Salah satu komponen
rangkaian terintegrasi digital
dengan kepadatan komponen besar (
LSI : Large Scale Intergration ) atau
kepadatan pada kompenen yang
sangat besar (VLSI : Very Large
Scale Integration) adalah
mikroprosesor( microprocessor)
dengan kompleksitas yang sangat
tinggi sehingga mempunyai
kemampuan sebagai unit
pemproses pusat ( CPU : Central
Processing Unit ).
Mikroprosesor adalah bagian CPU
dari sebuah komputer tanpa memori,
I / O ( Input / Output ), dan perangkat
lain yang dibutuhkan oleh suatu
sistem yang lengkap. Bila komponen
ini dengan dikombinasikan dengan I /
O dan memori ( RAM : Random
Acces Memory ), maka
terbentuklah sebuah mikrokomputer (
CM : Microcomputer ), dimana
pada era teknologi saat ini
pembuatannya dapat dilakukan
dalam level Chip, sehingga
dihasilkan Single Microcomputer (
SCM ). Untuk membedakannya
dengan Mikrokontroler (
Microcontroller ).
Mikrokontroler AT89S52 adalah
salah satu dari sekian banyak
mikrokontroler yang ada, yang
digunakan dalam alat “ akses pintu
keluar masuk menggunakan pin
berbasis mikrokontroler AT89S52 ”.
Sebagai masukan ( input ) untuk
mikrokontroler AT89S52, digunakan
Keypad dengan struktur 3 x 4 ( m x
n ) yaitu 3 kolom dan 4 baris.
Sedangkan Electrical Eraseable
Programable Read Only Memory (
EEPROM ) yang digunakan sebagai
tempat penyimpanan data yang
bersifat Non – volatile.
KONFIGURASI
Dalam perancangan alat akses pintu
keluar masuk menggunakan pin
berbasis mikrokontroler AT89S52
ini, peneliti mempunyai pemikiran
untuk membantu mengatasi masalah
keamanan pada suatu ruangan
yang selama ini masih banyak
aktivitas pencurian saat pemilik
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 8
rumah tidak berada ditempat. Inti
dari cara kerja alat ini adalah benar
atau tidaknya penekanan nomor PIN
( Personal Identification Number )
pada papan kunci ( keypad ) sebagai
kode akses untuk dapat memasuki
ruangan, penekanan pada keypad
merupakan sinyal masukan yang
akan diproses oleh mikrokontroler
.Sebelum melakukan pembuatan alat
maka langkah awal adalah
melakukan suatu rancangan
dimana pada perancangan dilakukan
pembuatan diagram blok dan skema
rangkaian untuk setiap blok dengan
pungsi tertentu sesuai dengan
spesifikasi alat yang diharapkan.
kemudian setiap blok dihubungkan
dengan tempat dan kebutuhannya
sehingga membentuk sistem dari alat
dari alat yang diharapkan. Pada saat
perancangan dilakukan juga
pemilihan komponen yang sesuai
dengan kebutuhan dan kinerja alat
agar mendapatkan hasil yang sesuai
keinginan dan beroprasi dengan
maksimal.
DIAGRAM BLOK SISTEM
Dalam merancang dan
membuat alat terlebih dahulu
diagram blok alat yang akan
dibuat, dibawah ini adalah
gambar blok diagram
Diagram Blok Alat
Pada dasarnya alat yang dibuat
merupakan sebuah alat pengaman
ruangan yang pada sebuah pintu
dengan menggunakan PIN (
Personal Identification Number )
sebagai kunci untuk membuka
ruangan tersebut. Pada saat catu
daya dihidupkan maka keypad akan
melakukan proses scan kemudian
keypad akan mengirimkan sinyal ke
mikrokontroler untuk diproses, bila
sesuai dengan data pin yang diminta
maka mirokontroler akan
menampilkan melalui LCD, dan
disalurkan ke pembalik putaran
motor / motor driver kemudian
motor akan bergerak membuka
pintu dan berhenti setelah
mengenai limit switch 2 yang
menandakan pintu sudah terbuka.
Sebaliknya jika data yang diterima
oleh mikrokontroler tidak sesuai
dengan data pin yang diminta maka
mikrokontroler akan menampilkan
melalui LCD dan tanda alarm akan
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 9
berbunyi. Alarm yang digunakan
berupa buzzer.
PERANCANGAN PERANGKAT
KERAS ELEKTRONIK
RANGKAIAN SISTEM
MININUM
MIKROKONTROLLER AT89S52
Rangkaian sistem minimum
mikrokontroler ini otak rangkaian
keseluruhan yang akan mengolah
data dari input yang masuk. Sebagai
pengendali digunakan IC
mikrokontroler AT89S52 yang
mempunyai banyak kemudahan
antara lain bahasa pemrograman
yang mudah dipelajari, sudah
mengandung 4 Kbyte flash memory,
RAM 128 byte, 32 jalur I / O, dua
timer 16 bit, 5 vektor interupsi 2
level, port serial dua arah, rangkaian
detak ( clock ). Disamping itu harga
IC tersebut cukup murah dan
banyak tersedia dipasaran. Rangkaian
lengkap mikrokontroler AT89S52
ditunjukkan pada gambar
Gambar Rangkaian
Mikrokontroller AT89S52
RANGKAIAN CATU DAYA
Pembuatan catu daya
dilakukan terlebih dahulu agar
proses selanjutnya dapat lebih
mudah karena semua rangkaian
yang akan dirancang
membutuhkan sumber arus.
Kebutuhan catu daya untuk
rangkaian adalah 12V dan 5V.
Gambar Rangkaian Catu Daya
Karena mikrokontroller AT89S52
dan komponen lainnya
membutuhkan tegangan 12V dan
5V maka digunakan IC regulator
dalam rangkaian catu daya, yang
fungsinya untuk menstabilkan
tegangan output . Untuk keluaran
12V digunakan IC 7812 dan
untuk keluaran 5V digunakan
IC 7805. Dioda tipe 1N 4001
digunakan sebagai penyearah.
Sementara Kapasitor digunakan
untuk menekan ripple yang terjadi.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 10
Untuk indikator yang menandakan
keluaran catu daya yang aktif
digunakan LED yang diberi
pembatas arus ( resistor ) agar
dapat menyala dengan baik.
RANGKAIAN PENAMPIL LCD
LCD berfungsi sebagai display untuk
menampilkan jumlah pin dan sebagai
keterangan benar – salahnya pin
yang telah ditekan.
Gambar Rangkaian LCD 16 x 2
Tabel Spesifikasi LCD 16 x 2
PIN SYM
BOL
LEVEL FUNCTION
1 – Power, GND2 V DD – Power, 5V 3 V 0 – Power, for LCD Drive 4 RS H/L Register Select Signal
H: Data Input
5 R/W H/L H: Data Read (LCD–
>MPU)
L: Data Write (MPU– 6 E H,H–
>L
Enable
7–
14
DB 0
–
H/L Data Bus:Sofware
selectable 4–or 8–bit
15 NC – NOT CONNECTED 16 NC – NOT CONNECTED
Modul LCD Character dapat dengan
mudah dihubungkan dengan
mikrokontroller seperti AT8535.
LCD yang akan kita praktikumkan ini
mempunyai lebar display 2 baris 16
kolom atau biasa disebut sebagai
LCD Character 2x16, dengan 16 pin
konektor, display karakter pada LCD
diatur oleh pin EN, RS dan RW.
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur
ini digunakan untuk memberitahu
LCD bahwa anda sedang
mengirimkan sebuah data. Untuk
mengirimkan data ke LCD, maka
melalui program EN harus dibuat
logika low “0” dan set pada dua jalur
kontrol yang lain RS dan RW. Ketika
dua jalur yang lain telah siap, set EN
dengan logika “1” dan tunggu untuk
sejumlah waktu tertentu ( sesuai
dengan datasheet dari LCD tersebut
) dan berikutnya set EN ke logika
low “0” lagi. Jalur RS adalah
jalur Register Select. Ketika RS
berlogika low “0”, data akan
dianggap sebagai sebuah perintah
atau instruksi khusus ( seperti clear
screen, posisi kursor dll ). Ketika RS
berlogika high “1”, data yang
dikirim adalah data text yang akan
ditampilkan pada display LCD.
Sebagai contoh, untuk menampilkan
huruf “T” pada layar LCD maka
RS harus diset logika high “1”.
Jalur RW adalah jalur kontrol
Read / Write. Ketika RW berlogika
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 11
low ( 0 ), maka informasi pada bus
data akan dituliskan pada layar LCD.
Ketika RW berlogika high ”1”, maka
program akan melakukan pembacaan
memori dari LCD.
Sedangkan pada aplikasi umum pin
RW selalu diberi logika low ”0”.
Pada akhirnya, bus data terdiri dari
4 atau 8 jalur ( bergantung pada
mode operasi yang dipilih oleh
user ). Pada kasus bus data 8 bit,
jalur diacukan sebagai DB0 s/d
DB7 Beberapa perintah dasar yang
harus dipahami adalah inisialisasi
LCD Character.
RANGKAIAN BUZZER
Buzzer berfungsi sebagai alarm
jika terjadi kesalahan pada sistem
atau proses penekanan pin yang
diminta. Buzzer dihubungkan ke
port 1.0 pada mikrokontroler dan
aktif jika diberi logik 1.
Gambar Rangkaian Buzzer
RANGKAIAN DRIVER MOTOR
L293D
Secara umum motor DC berlaku
persamaan GGL lawan, yang ada
hubungannya dengan kecepatan
sebagai berikut,
Eb = Km .φ. ω
dengan: ω = kecepatan motor
dalam putaran perdetik ( pps ) Eb =
GGL lawan yang dibangkitkan
oleh jangkar ( volt ) φ= fluks
perkutub ( weber ) Motor DC
magnet permanen mempunyai medan
magnet yang konstan (φ) sehingga
kecepatan motor dipengaruhi dan
berbanding lurus dengan tegangan
belitan jangkar. Kurva tegangan-
kecepatan dari suatu motor DC ada
saat beban nol terlihat pada gambar.
Gambar Grafik tegangan motor DC
Motor DC mempunyai dua
bagian dasar yaitu :
1. Bagian diam / tetap
(stasioner) yang disebut stator. Stator
ini menghasilkan medan magnet,
baik yang dibangkitkan dari sebuah
koil (elektromagnetik) atau magnet
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 12
permanen. Bagian stator terdiri dari
bodi motor yang memiliki magnet
yang melekat padanya. Untuk
motor kecil, magnet tersebut adalah
magnet permanen sedangkan untuk
motor besar menggunakan
elektromagnetik. Kumparan yang
dililitkan pada lempeng-lempeng
magnet disebut kumparan
medan.
2. Bagian berputar / penggerak
(pintu masuk dan keluar) ini
berupa sebuah koil dimana arus
listrik mengalir. Suatu kumparan
motor akan berfungsi apabila
mempunyai :
• Kumparan medan,berfungsi
sebagai pengahsil medan magnet.
• Kumparan jangkar, berfungsi
sebagai pengimbas GGL pada
konduktor yang terletak pada laur-
alur jangkar.
• Celah udara yang memungkinkan
berputarnya jangkar dalam medan
magnet.
RANGKAIAN LIMIT SWITCH
Limit switch adalah sejenis
saklar pemutus arus yang terdiri
dari kontak NO dan kontak NC.
Pada alat penelitian ini limit switch
digunakan sebagai pembatas
putaran motor pada gerakan pintu.
Limit switch yang digunakan
adalah 2 buah, limit switch yang
pertama digunakan sebagai
pengendali motor saat pintu sudah
tertutup dan limit switch kedua
digunakan sebagai pengendali
motor saat pintu sudah terbuka.
Gambar Rangkaian Limit Switch
RANGKAIAN KESELURUHAN
Pada dasarnya alat yang dibuat
merupakan sebuah alat pengaman
ruangan yang pada sebuah pintu
dengan menggunakan PIN (
Personal Identification Number )
sebagai kunci untuk membuka
ruangan tersebut. Untuk rangkaian
lengkap alat dapat dilihat pada
gambar.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 13
Gambar Rangkaian Lengkap
Pada saat catu daya dihidupkan maka
keypad akan melakukan proses scan
kemudian keypad akan mengirimkan
sinyal ke mikrokontroler untuk
diproses, bila sesuai dengan data pin
yang diminta maka mirokontroler
akan menampilkan melalui LCD, dan
disalurkan ke pembalik putaran
motor / motor driver kemudian motor
akan bergerak membuka pintu dan
berhenti setelah mengenai limit
switch 2 yang menandakan pintu
sudah terbuka. Sebaliknya jika data
yang diterima oleh mikrokontroler
tidak sesuai dengan data pin yang
diminta maka mikrokontroler akan
menampilkan melalui LCD dan
tanda alarm akan berbunyi. Alarm
yang digunakan berupa buzzer
PERANCANGAN MEKANIK
Kerangka pintu terbuat dari
bahan alumunium yang sudah
berbentuk balok, yang kemudian
dibentuk menyerupai kusen, dan
untuk pintunya terbuat dari bahan
mika akrilik, replikasi pintu ini
terdiri dari satu buah pintu yang
berfungsi sebagai pintu keluar dan
pintu masuk. Pintu yang
digunakan adalah pintu geser
dengan dua buah akrilik yang
masing – masing bergerak
berlawanan karena masing –
masing akrilik dikaitkan dengan
belt yang digerakkan
menggunakan putaran motor. Limit
switch satu dipasang untuk
mengetahui bahwa pintu tertutup
lalu motor berhenti berputar, dan
Limit switch dua dipasang
untuk mengetahui bahwa pintu
terbuka dan motor berhenti
berputar. Untuk ukuran miniatur
pintu adalah sebagai berikut ;
• Kerangka pintu yaitu panjang 42
cm, tinggi 34 cm, dan lebar 4 cm
• Pintu yaitu tinggi pintu 15,5
cm dan lebar pintu 8 cm
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 14
Gambar Miniatur Pintu PENGUJIAN ALAT
Untuk mengetahui kemampuan
atau kinerja alat keseluruhan maka
dilakukan pengujian. Pengujian
yang dilakukan adalah dengan
menekan tombol pada keypad yang
kemudian input akan diproses oleh
mikrokontroler sehingga
menghasilkan output ke LCD,
motor driver dan buzzer. Dalam
setiap penekanan tombol keypad
yang kemudian diproses oleh
mikrokontroler akan menghasilkan
output pada LCD yang sesuai
dengan tombol keypad yang telah
ditekan. Setelah password
dimasukan dengan menekan tombol
enter atau “*” pada keypad, maka
data akan diproses kembali oleh
mikrokontroler. Jika data pin yang
dimasukkan sesuai dengan data pin
yang dimaksud maka akan
menghasilkan output pada LCD
yang menampilkan “password
benar” dan menghasilkan output
pada motor driver sehingga pintu
akan terbuka, dengan waktu 10
detik maka pintu akan tertutup
kembali. Namun jika data pin yang
dimasukkan tidak sesuai dengan
data pin yang dimaksud maka akan
menghasilkan output pada LCD
yang menampilkan “password
salah” dan menghasilkan output
pada buzzer sehingga buzzer akan
berbunyi dan pintu tetap tertutup.
Berikut adalah hasil pengujian
alat ;
• Keadaan awal
Tampilan LCD
Pintu tertutup
• Keadaan LCD saat keypad
ditekan ‘*’ (enter) untuk masuk ke
mode pasword
Tampilan LCD
• Keadaan LCD saat input
password
Password yang diminta
• Keadaan LCD dan pintu
setelah tombol “ * “ ( enter )
ditekan
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 15
Password benar
Pintu terbuka
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari pembahasan
bab-bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimulan sebagai berikut :
1. Alat ini berfungsi efektif
sebagai pengaman ruangan dengan
menggunakan PIN (Personal
Identification Number) berbasis
Mikrokontroller AT89S52
2. Kelemahan dari alat ini
ketika listrik padam maka alat ini
tidak dapat berfungsi
DAFTAR PUSTAKA
1. MacKenzie, I Scott, The
8051Microcontroller, New Jersey:
Prentice Hall, 1995.
2. Woolard, Barry. 2002. Basic
Electronic, atau Elekronika Praktis,
terj. H.Kristono, Jakarta : PT.
Pradnya Paramita.
3. My tutorial cafe, the toucht
of Electronics Technology
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 16
PERANCANGAN PENGENDALIAN KETINGGIAN CAIRAN DALAM BENTUK LEVEL SIMULATOR BERBASIS AVR 8535 YANG
DIKENDALIKAN MELALUI JARINGAN TCP/IP
Yudhi Gunardi1, Muhendrik Fakhrudin Arrozi2
Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext. 2600 Fax: 021-5857733
Abstrak - Perancangan suatu alat
sistem kendali industri yang
disimulasikan dalam bentuk
pengendalian level simulator
menggunakan Mikrokontroler model
AVR 8535, di misalkan sebagai
suatu tangki dalam industri yang
dilengkapi dengan dua buah valve
untuk mengisi cairan, dan sebuah
pompa untuk memompa cairan
keluar dari tangki serta alat pengukur
level pada tangki tersebut. Dengan
mengendalikan level simulator
tersebut menggunakan PC komputer
melalui port paralel baik secara
manual remote maupun auto remote,
menjadikan PC komputer dirumah
tidak hanya sebagai PC biasa tetapi
juga dapat mengendalikan peralatan
seperti level simulator dengan
tambahan perangkat lunak Visual
Basic 6.0.
Pengendalian tidak hanya untuk satu
PC komputer yang berada dekat
dengan alat yang dikendalikan, tetapi
dikembangkan dengan Solusi yang
tepat yaitu dengan menggunakan
model client-server pada jaringan
computer. Model ini memberikan
kemungkinan pada pengguna atau
client yang terhubung dengan
jaringan local dengan Lan maupun
Wifi ke sisi PC server yang
terhubung langsung ke level
simulator, dapat ikut memantau dan
mengendalikan level simulator
tersebut selama client mengetahui IP
dari server.
Kata kunci: Level simulator, Client-
serve r, computer
PENDAHULUAN
Sistem pengendalian dan monitoring
merupakan hal yang sangat diperlukan
dalam suatu proses kecil ataupun besar
seperti pada industri. Pengendalian
secara manual banyak dilakukan
dirumah-rumah, seperti pengendalian
pada tangki air. Dimana proses mengisi
tangki terus diawasi hingga kita
mematikan pompa air. Proses manual
juga banyak dilakukan dikanal-kanal
1,2Jurusan Teknik Elektro ,Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.
Email: yudhi.gunardi@mercubuana.ac.id
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 17
pengisi waduk atau pintu air. Proses ini
banyak menguras tenaga dan dan
waktu. Namun pada Industri proses
tersebut sudah digantikan dengan
sistem otomatisasi, yang tentunya
dengan teknologi dan biaya yang
tinggi, seperti pada sistem DCS dan
PLC.
PC atau personal komputer
yang kita biasa gunakan dirumah dapat
dimanfaatkan untuk sistem otomatisasi
yang sederhana. Sistem pengukuran
dan pengendalian serta monitoring
dapat kita andalkan pada sebuah PC
dengan tambahan perangkat lunak serta
perangkat keras yang sederhana.
Seperti pengukuran level air atau
ketinggian air pada waduk dan pintu
air, atau tangki air rumah, dimana hasil
pengukuran oleh sensor level air
dikirim ke komputer (PC) setelah di
ubah menjadi bilangan digital. Data
hasil pengukuran menjadi mudah
dimonitoring dan di buat menjadi
sistem otomasisasi.
Masalahnya sekarang kondisi yang
dipantau atau dimonitoring terkadang
jaraknya jauh atau berbahaya. Maka
dibutuhkan pemantauan dan
pengendalian dari jauh. Namun
dengan perkembangan teknologi
yang semakin maju, jarak bukan
menjadi kendala lagi. Komputer
yang terhubung dengan LAN atau
internet dapat ikut memantau atau
monitoring pengukuran level air
pada suatu tangki.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dala Penelitian ini adalah sebagai berikut
:
a) Studi Pustaka dengan
mencari dan membaca buku-buku
referensi, literatur, artikel ataupun
diktat kuliah yang berbentuk
softcopy maupun hardcopy mengenai
mikrokontroler, PPI 8255 dan dasar-
dasar VB6.
b) Melakukan perancangan dan
pembuatan perangkat keras
(hardware) yang berupa level simulator
dengan menggunakan mikrokontroler
ATMEL seri ATmega8535 dan PPI
8255
c) Merancang dan membuat
Perangkat Lunak (Software) bahasa C
untuk mikrokontroler dan Visual basic
6.0 untuk sisi server dan client
d) Melakukan pengujian dan
analisa sehingga akan diketahui hasil
alat yang sudah dibuat dan
karakteristiknya. Dengan demikian
akan dapat diketahui berbagai
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 18
kelebihan maupun kekurangan dari alat
tersebut.
e) Membuat laporan hasil
perancangan, pembuatan, dan analisa
serta kesimpulan dalam sebuah laporan
Penelitian.
Perancangan dan Pembahasan
Perancangan Perangkat Keras
Perangkat keras yang
digunakan merupakan perangkat
simulator level tangki air yang
digunakan sebagai alat yang terkendali,
dimana terdapat switch sebagai
simulator 2 valve air dan 1 pompa air,
dan led sebagai simulator level dan
juga antarmuka yang menjembatani
dengan komputer sebagai
pengendalinya.
Perancangan sistem ini berbasis
Mikrokontroler AVR 8535 beserta
komponen pendukungnya sebagai
berikut
Gambar.1 Perancangan Sistem
Mikrokontroler
Ada tiga bagian perangkat keras
yang digunakan yaitu :
1. Unit Mikrokontroler
2. Unit interface
3. Display dan switch control
1) Mikrokontroler digunakan sebagai
komponen utama kendali simulator
dengan fungsinya untuk melakukan
simulasi perhitungan perubahan level
tangki berdasarkan input dari switch
atau computer melalui parallel port,
kemudian di tampilkan
menggunakan led sebagai petunjuk
level tangki.
Penggunaan port-port untuk input
dan output pada mikrokontroler
AVR 8535 adalah sebagai berikut:
Port a0 – a7 digunakan
sebagai parallel data bus, untuk
mengirim data dari MCU ke PC.
Data yang dikirim adalah data
kalkulasi level air 0-100 dec dalam
bentuk 8 bit data, dan bit ke 7 hanya
untuk status mode pengoperasian
“Remote/Local”
Port b0 – b2 digunakan
menyalakan / mematikan led kondisi
pompa & valve
Port b4 – b7 digunakan ppi
control bus, untuk mengaktifkan
pengiriman data dari MCU ke PPI
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 19
Port c0 – c4 digunakan untuk
membaca input dari switch sebagai
kendali lokal pompa & valve
Port c5 – c7 digunakan sebagai
paralel control bus, untuk membaca
input dari PC sebagai kendali remote
pompa & valve
Port d0 – d7 digunakan sebagai
PPI data bus, untuk mengirim data dari
MCU ke PPI
2) Unit Interface atau Komunikasi
MCU ke PC digunakan untuk
mengirim kendali pompa dan valve
dari PC ke simulator, dan mengirim
data level tangki dari simulator ke PC.
Perancangan unit antarmuka ini
digunakan untuk menghubungkan
MCU dengan port paralel pada
komputer.
Gambar. 2 Schematic paralel port
dari MCU ke PC
Penyambungan MCU ke parallel port
PC menggunakan aturan sebagai berikut:
MCU port a0 – a7 disambung
ke parallel port d0 – d7, dimana 7 bit
digunakan untuk mengirim data
angka / persentase level tangki dari
MCU ke PC, dan 1 bit terakhir
digunakan sebagai pengirim kondisi
local/remote.
MCU port c5 disambung ke
parallel control port c0 pin-1 untuk
mengirim kendali valve 1 dari PC ke
MCU
MCU port c6 disambung ke
parallel kontrol port c1 pin-14 untuk
mengirim kendali valve 2 dari PC ke
MCU
MCU port c7 disambung ke
parallel control port c2 pin-16 untuk
mengirim kendali pompa dari PC ke
MCU
3) Perancangan display digunakan
untuk simulasi level pada tangki air,
dengan gambar sebagai berikut
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 20
Gambar. 3 Schematik PPI ke LED
level
Penggunaan PPI sebagai port
expander atau menambah jumlah I/O
pada MCU yang dihubungkan ke 20
led. Led menyala sesuai data yang
dilatch dalam PPI, dimana data
dikirim dari MCU sesuai dengan
tabel yang dibuat. Sedangkan
Perancangan switch digunakan
sebagai simulator valve dan pompa
Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat keras yang digunakan
merupakan perangkat simulator level
tangki air yang digunakan sebagai
alat yang terkendali, dimana ada tiga
bagian perangkat lunak yang
digunakan yaitu :
1. Perangkat lunak
Mikrokontroler
2. Perangkat lunak dengan VB 6
sisi server
3. Perangkat lunak dengan VB 6
sisi client
Perangkat lunak pada mikrokontroler
didesain dengan fungsi :
a) Menerima input logika dari
switch sebagai dasar
perhitungan level
b) Menerima &
menterjemahkan input logika
dari PC sebagai dasar
perhitungan level
c) Melakukan perhitungan dan
aplikasi database untuk
membuat simulasi level
d) Mengirim output ke PPI
sebagai driver untuk
menyalakan led
e) Mengirim output ke PC
melalui parallel data bus
untuk memberi informasi
angka /persentase level
Perhitungan dan aplikasi database
pada mikrokontroler membuat level
berubah mirip dengan perubahan
level pada tangki sesungguhnya
dengan cara melakukan pembaruan
display sesuai waktu yang
diperhitungkan.
2. Perangkat lunak dengan VB 6
pada sisi server di desain dengan fungsi
a) Pembacaan Data Paralel Port
dan menampilkan ke display
b) Melakukan perhitungan data
dengan timer untuk Auto
remote dan mengirim ke
paralel port (control Port)
c) Membaca set point dan
menerapkan untuk auto
remote
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 21
d) Melakukan perintah untuk
manual remote dan mengirim
ke paralel port (control Port)
e) Membuat koneksi ke client
dan mengirim serta menerima
data dari client
Pembacaan dan pengiriman sinyal ke
parallel port di desain untuk
pemrogaman per bit dari tiap pin
parallel tersebut. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan penambahan io.dll
pada system32 windows.
Program diawali dengan
pembacaan data parallel port dari
data D0-D7 dan data dari parallel
port akan langsung ditampilkan ke
display. Berikutnya akan di connect
ke client yang berujung pada
pengiriman dan penerimaan perintah
dari client. Seting manual di sini
berarti peralatan valve-1, valve-2 dan
pompa di jalankan secara manual,
sedangkan untuk setting auto maka
valve dan pompa akan berjalan
berdasarkan set point Low Low “LL”
dan High High“HH” yang di
tetapkan mengikuti timing diagram
berikut untuk menjalankan auto level
simulator.
Gambar.4 Timing diagram sistem
auto level simulator
3) Perangkat lunak pada sisi client di
desain untuk membuat koneksi ke
Server dan meminta-menerima data
serta menampilkan ke display.
Melakukan perintah untuk manual
remote dan mengirim ke sisi server
HASIL UJI COBA
Hasil uji coba terbagi atas:
1. Hasil uji perangkat keras yaitu alat
level simulator.
MCU yang terhubung dengan
parallel port dan di koneksikan
dengan komputer, data yang dikirim
MCU merupakan decimal 1-100
yang dikirim dalam bentuk 8 bit
Binary, dan port yang dibaca adalah
data port parallel 378h (888d).
Berikut hasil pembacaan Data port
parallel.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 22
Tabel.1 Hasil Pembacaan Data
port parallel dari MCU
Hasil pada table terlihat sama antara
mikrokontroler dan pembacaan data
port parallel, walaupun ada delay
milisekon yang dapat di abaikan. Di
tampilan Led display simulator
menunjukkan hasil level atau bar
yang sama dengan data yang di
terima komputer melalui parallel
port.
2. Hasil uji perangkat lunak yaitu
untuk mengendalikan alat level
simulator
Pengendalian pada sisi Server di
awali pembacaan parallel port dan
program akan menampilkan kondisi
level alat simulator seperti gambar
berikut:
Gambar.5 Tampilan program sisi
server
Valve atau pompa akan berwarna
merah bila ON, dan system auto akan
berjalan sesuai set point yang
diberikan.
Pengendalian pada sisi client di awali
dengan meminta koneksi kesisi
server. Ini bisa terjadi jika sisi server
membuka koneksi dan mengirimkan
datanya. Client langsung dapat
melihat perubahan level pada alat
simulator melalui sisi server.
Gambar.6 Tampilan program sisi
client
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 23
Sebelumnya sisi client harus
memasukkan TCP/IP address sisi
server di IPserv.dll.
Pengendalian manual remote dapat
dilakukan baik dari sisi server
maupun dari sisi client dengan
menekan tombol manual, dan bila di
tutup maka akan menjadi auto
system kembali.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan
evaluasi dari pengendalian level
simulator melalui jaringan TCP/IP
maka dapat di simpulkan sebagai
berikut:
1. Pengendalian system pada
industri (level cairan pada
tangki) dapat dilakukan
dengan memanfaatkan
teknologi client-server pada
jaringan komputer.
2. Siapapun dapat memantau
dan mengendalikan level
simulator sebagai client
apabila telah terinstal
program sisi client dan
mengetahui IP address dari
server baik melalui jaringan
local dengan Lan maupun
Wifi dan jaringan internet
3. Alat level simulator dapat
berjalan dengan baik yang
dapat dimisalkan seperti
tangki yang berisi cairan
dengan alat yang terpasang
didalamnya dan alat
pengukur level di tangki
tersebut
Saran
Sistem ini dapat dikembang kan
untuk sistem pengendali yang lain
misalnya untuk monitoring
breakdown mesin, pengendalian
peralatan rumah tangga,
pengendalian equipment yang
terkontrol melalui PLC maupun DCS
dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
1. Tri Daryanto dan TW
Wisjhnuadji 2009. Aplikasi
Pengendali Lampu Ruangan
Berbasis Jaringan Tcp/Ip Dengan
Visual Basic 6.0. Yogyakarta:
Penerbit Explore
2. Agus Sudono. 2004.
Memanfaatkan port printer komputer
menggunakan Delphi. Semarang:
Penerbit Smart Books
3. Team Madcoms. 2005.
Mahir Dalam 7 Hari Pemrogaman
Visual Basic 6.0. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 24
4. Dwi Saputra. 2009.
Workshop Visual Basic 6.0 Level
Beginner. Modul sharing VB 6.0
ISTA Teknik Informatika 2007
5. Romy Budhi Widodo. 2009.
Embedded system menggunakan
mikrokontroler dan pemrogaman C.
Yogyakarta: Penerbit Andi
6. Purbo,O.W. 1992. Jaringan
Komputer Menggunakan Protokol
TCP/IP. Department of Electrical
and Computer Engineering. Canada:
University of Waterloo
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 25
RANCANG BANGUN PENCATAT HASIL PRODUKSI PADA INDUSTRI METAL PRINTING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0
Andi Adriansyah1,Fanny Fajrillah Dasni2
Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext. 2600 Fax: 021-5857733
Abstrak - Alat pencatat hasil
produksi berbasis visual basic
merupakan alat yang digunakan
untuk melakukan perhitungan hasil
produksi dari waktu ke waktu dan
mengeluarkan laporan hasil produksi
yang telah dilakukan secara detail
dan otomatis. Alat ini sangat berguna
pada dunia industri terutama pada
proses manufacturing atau produksi.
Perancangan ini bertujuan untuk
membangun sustu sistem pencatat
hail produksi yang dikhususkan pada
industry metal printing yang berbasis
visual basic 6.0. program dirancang
untuk secara otomatis mengirim data
hasil produksi yang dihitung melalui
sensor kedekatan atau proximity
switch, dan program jugasecara
otomatis dapat mendeteksi apabila
terjadi perubahan suhu dibawah atau
diatas normal yang akan
menghentikan proses pencatatan
hasil produksi seketika apabila
kondisi suhu berada diluar normal.
Selain itu program juga dapat
menampilkan laporan hasil produksi
secara langsung, berkala dan
otomatis jika proses produksi telah
selesai sehingga dapat
mempermudah dalam proses
perencanaan produksi selanjutnya.
Dari hasil implementasi dan
pengujian, didapat bahwa sensor
memiliki akurasi yang cukup bail
dimana pembacaan jarak antar objek
yang dibaca dapat dilakukan hingga
1/10 detik dan untuk pembacaan
suhu dapat dibaca juga dengan baik.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa secara keseluruhan sistem
melakukan fungsinya dengan baik
sesuai denggan yang diharapkan.
Kata Kunci : Pencatat hasil
produksi, Visual Basic, Komunikasi
Paralel
PENDAHULUAN
Dalam era persaingan industri yang
semakin global disertai
perkembangan teknologi yang pesat,
industri-industri terus berusaha
1,2Jurusan Teknik Elektro ,Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.
Email: andi@mercubuana.ac.id
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 26
meningkatkan kuantitas dan kualitas
produk yang dihasilkannya.
Perkembangan hasil industri yang
semakin meningkat secara terus-
menerus memerlukan dukungan
proses produksi yang lancar. Dalam
hal ini perusahaan industri
menginginkan availabilitas sistem
yang tinggi, agar proses produksinya
berjalan dengan lancar serta mampu
mempertahankan eksistensinya dan
meningkatkan kualitas produk serta
efisiensi biaya sehingga mampu
bersaing dengan perusahan industri
yang lain. Kelancaran proses tersebut
membutuhkan dukungan mesin-
mesin atau peralatan produksi yang
selalu berada dalam kondisi yang
baik.
Dengan semakin maju dan
berkembangnya teknologi maka
pemenuhan kebutuhan akan
teknologi baru yang menawarkan
setumpuk kemudahan terasa sangat
mendesak. Manusia menginginkan
segala sesuatunya dikerjakan dengan
cepat, akurat dan seminimal mungkin
waktu, tenaga dan energy yang
diinvestasikan.
Elektronika dan Teknologi Informasi
merupakan dua bidang ilmu dari
sekian banyak bidang ilmu yang ada,
yang berkembang dengan cepat dan
sangat dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan diatas, baik dimasa kini
terlebih dimasa yang akan dating,
apalagi keduanya dipadukan dan
dipakai untuk membangun sebuah
system, maka manusia akan
merasakan manfaat yang lebih
optimal. Perangkat elektronika
memegang peranan dalam hal
pengolahan data yang dihasilkan
oleh rangkaian elektronik tersebut.
Batasan Masalah
Pembahasan masalah pada
penelitian proyek akhir ini
memfokuskan pada pembuatan
perangkat lunak (software) yaitu
listing program dalam bahasa
pemrograman Microsoft Visual
Basic ataupun perangkat kerasnya,
rangkaian aplikatif yang berupa
rangkaian perhitungan hasil produksi
pada industri metal printing dengan
menggunakan sensor Proximity dan
alat pendeteksi suhu dengan
menggunakan termokopel.
Pengoperasian alat ini melalui
software yang telah terinstall pada
PC yang terhubung dengan alat
melalui port paralel yang tersedia.
Kebutuhan PC untuk menjalankan
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 27
software adalah Pentium II, ISA slot,
operating system Windows 98.
Bahasan Penelitian
Blok Diagram
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
Perancangan sistem secara
keseluruhan terdiri atas 2 bagian
utama, yaitu perancangan perangkat
keras dan perangkat lunak. Perangkat
lunak yang digunakan yaitu Visual
Basic 6.0 sedangkan perangkat keras
yang digunakan yaitu antarmuka
hardware yang meliputi catu daya,
termokopel, pengatur suhu, proximity
sensor dan beberapa perangkat keras
pendukung lainnya. Pembuatan yang
dilakukan dengan menuangkan aliran
program yang tela h direncanakan ke
dalam bahasa pemrograman
sekaligus menyesuaikan output yang
diharapkan dengan komponen -
komponen pendukung lainnya.
Perangkat Keras
Perangkat keras dibutuhkan
sebagai sarana antarmuka (interface)
antara komputer dengan pengguna.
Fungsi perangkat keras dalam
pencatat hasil produksi ini adalah
sebagai sensor yang mendeteksi
produk dan suhu kemudian dengan
acuan suhu tertentu akan diberikan
kondisi rendah, normal atau tinggi
yang kemudian disinyalkan dengan
lampu LED (kuning, hijau atau
merah) sebagai indikator sedangkan
komputer akan mulai menghitung
hasil produksi pada saat kondisi suhu
normal. Secara umum perangkat
keras pada siatem ini terbagi atas
Power supply, rangkaian sensor
suhu, rangkaian sensor pencatat atau
proximity switch, driver LED dan
rangkaian interface paralel port.
Gambar 3.2 Perangkat Keras
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 28
Perangkat Lunak
Gambar 3.3 Menu Utama Sistem
Form Kapasitas Produksi Line
Printing ini merupakan Menu Utama
yang akan digunakan oleh user untuk
melakukan perhitungan kapasitas
produksi dan memonitor temperatur
oven mesin cetak (monitoring berupa
kondisi low heat, normal dan over
heat). Saat pertama kali program ini
dijalankan user diharuskan terlebih
dahulu meng-klik commond button
reset sebelum mengisi data – data
produksi yang akan dilaksanakan,
yang terbagi atas :
1. Kolom Shift untuk mengetahui
shift produksi saat itu dengan
memilih pada list yang tercantum
di dalam combo box (shift 1, shift
2, atau shift 3).
2. Kolom Design untuk mengetahui
design produksi yang akan
dijalankan
3. Kolom Plan untuk mendata
target jumlah/rencana hasil
produksi dalam 1 shift.
Setelah mengisi semua kolom diatas
sesuai dengan rencana produksi
kemudian klik command button set
untuk menyimpan data tersebut ke
database. Proses selanjutnya adalah
dengan meng-klik command button
Start untuk memulai perhitungan
produksi. Setiap perubahan data
aktual hasil produksi maupun selisih
hasil produksi yang masuk akan
ditampilkan dalam bentuk visual
dapat dilihat pada kolom Aktual dan
Selisih.
Saat perhitungan hasil produksi
secara bersamaan dilakukan juga
monitoring temperatur oven mesin
cetak berdasarkan pada masukan dari
Temperature Control sehingga user
dapat segera mengetahui jika
temperatur mesin dibawah (low heat)
atau diatas (over heat) standar.
Monitoring temperatur ini
ditampilkan secara visual yang
dibagi menjadi tiga kondisi, yaitu :
Low Heat = Kondisi saat suhu
di bawah batas
bawah set point
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 29
(label low heat
akan berkedip)
Normal = Kondisi saat suhu
pada batas set
point (label
normal akan
menyala)
Over Heat = Kondisi saat suhu
di atas batas atas
set point (label
over heat akan
berkedip)
Pada saat temperatur dalam kondisi
low heat atau over heat perhitungan
secara otomatis akan berhenti hingga
kondisi kembali normal. Saat kondisi
over heat selain diberikan peringatan
secara visual juga diberikan
peringatan secara audio.
ANALISA DAN PENGAMATAN
Pengujian perangkat keras ini
dilakukan dengan memberikan input
secara manual dan mengamati serta
menganalisa hasil yang diberikan
oleh rangkaian tersebut.
Gambar 4.1 Realisasi Alat
Sensor Proximity
Pengujian dilakukan dengan
memberikan input berupa logam
pada sensor proximity (sensing
object) dengan jarak yang berbeda
Tabel 4.1 Pengujian Sensor
Proximity
Dari tabel hasil pengujian di atas
terlihat bahwa Sensor Proximity
dalam keadaan baik, dimana hasil
keluaran output dari sensor berbeda –
beda sesuai dengan ada tidaknya
object logam pada input sensor
(sensing object). Nilai tegangan
11,76 VDC pada Q1 dan Q2
menunjukkan LPT1 dalam kondisi
High sedangkan tegangan 0V
menunjukkan LPT1 dalam keadaan
Low. Sedangkan jarak maksimum
antara sensor dengan objek sesuai
dengan analisa adalah maksimum 5
mm.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 30
Hasil pengujian tersebut di
atas dapat dilihat bahwa kondisi LED
indicator pada sensor akan menyala
apabila objek berada pada input
sensor dan mendapatkan kondisi
High.
Rangkaian Sensor Suhu
Rangkaian sensor suhu pada
penelitian ini menggunakan beberapa
part yaitu termokopel type J dan
Temperature Controller yang akan
mengubah besaran suhu menjadi
output tegangan. Besaran suhu yang
kita uji antara 0 - 130°C dengan set
point pada 100°C dengan range
toleransi 10% dari set point yaitu
lower limit 90°C dan high limit
110°C
Tabel 4.2 Perbandingan Suhu dan
output Temperature Control
Output dari Temperature
Controller inilah yang menjadi acuan
untuk software menghitung hasil
produksi atau tidak, karena jika
kondisi suhu pada lower limit dan
high limit maka software akan
berhenti menghitung sampai kondisi
suhu kembali pada normal. Pada saat
suhu mencapai high limit maka
buzzer akan otomatis berbunyi.
Perangkat Lunak
Gambar 4.2 Tampilan Aplikasi VB
6.0
Syarat agar perhitungan hasil
produksi dapat dilakukan adalah
suhu pada oven harus dalam kondisi
normal sesuai dengan set point yang
telah kita seting pada temperature
controller dan hal ini disimulasikan
dengan tampilan pada komputer
disertai signal dan tanda-tanda yang
mendukung adanya perubahan suhu.
Pada setiap perubahan data
aktual hasil produksi maupun selisih
hasil produksi yang masuk akan
ditampilkan dalam bentuk visual
berupa angka. Pada kolom selisih
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 31
akan menampilkan kekurangan atau
kelebihan hasil aktual produksi
dibandingkkan dengan plan yang
telah direncanakan, dengan rumus
sebagai berikut :
Selisih = Aktual – Plan
Dengan perubahan kondisi visual
sebagai berikut :
1. Ketika hasil Aktual < Plan
produksi maka Selisih produk
akan minus (-) dan ditunjukan
dengan warna merah
2. Ketika hasil Aktual > Plan
produksi maka selisih produk
akan Plus (+) dan ditunjukkan
dengan warna hijau
Pada sistem program yang dibuat ini
juga diberikan tampilan simulasi tiga
buah indicator untuk kondisi suhu
dengan warna yang berbeda. Masing-
masing warna mewakili kondisi suhu
yang berbeda yaitu Warna kuning
untuk kondisi Low Temp, warna
hijau untuk kondisi Normal Temp
dan warna merah untuk kondisi High
Temp. Pada alat sensor suhu yang
telah dibuat disetting set point
suhunya sebesar 100°C dengan range
toleransi 10% dengan kondisi
sebagai berikut :
1. Saat sensor suhu mengukur suhu
dibawah 90°C maka indikator
Low Heat akan menyala dan
counter pada program belum
dapat menghitung hasil produksi.
2. Saat sensor suhu mengukur suhu
antara 90°C - 110°C maka
indicator Normal akan menyala
dan counter pada program akan
mulai menghitung.
3. Saat sensor suhu mengukur suhu
diatas 110°C maka indicator
High Temp akan menyala dan
counter pada program akan
berhenti menghitung.
Tabel 4.3 Perbandingan Suhu dan
output Counter
Laporan Hasil Produksi
Ketika program berjalan
maka pada setiap akhir shift dapat
dilihat data hasil produksi yang telah
dikerjakan sesuai dengan design
produksinya. Data-data tersebut akan
terangkum dalam selembar tampilan
report berisi keterangan tentang
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 32
pencatatan hasil produksi yang
dilakukan
Gambar 4.3 Laporan Kapasitas
Produksi
Selain dapat diakses untuk
melihat report kapasitas produksi,
lembar report ini juga dapat dicetak
dengan printer yang sebelumnya
harus sudah terinstall dan disetting
ke komputer.
KESIMPULAN
Dari data hasil pengamatan dan
percobaan serta analisis data yang
diperoleh dari sistem, maka peneliti
memberikan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Perhitungan Kapasitas
Produksi dapat dilakukan dengan
menggunakan Visual Basic 6.0 yang
dapat memberikan visual yang baik
dan hasil yang akurat sehingga dapat
mempermudah dalam melakukan
pelaporan hasil produksi. Dengan
demikian perusahaan industri dapat
mencapai availabilitas sistem yang
tinggi, agar proses produksinya
berjalan dengan lancar.
2. Alat dan program
perhitungan kapasitas produksi
dengan menggunakan Visual Basic
6.0 dapat bekerja dan berjalan
dengan baik di mana sistem dapat
melakukan perhitungan pada batas
suhu yang diinginkan.
3. Dengan sistem pencatatan
otomatis dan termonitoring secara
langsung maka ketidak akuratan data
perhitungan hasil produksi yang
sebelumnya dilakukan secara manual
dapat ditiadakan serta perhitungan
menjadi lebih efektif dan efisien
yang akan mempermudah proses
perencanaan produksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Latihan Pemrograman
Database dengan Visual Basic
6.0, PT Elex Media Komputindo,
Gramedia – Jakarta, April 2002
2. Hadi, Rahardi, Pemrograman
Windows API dengan Microsoft
Visual Basic, PT Elex Media
Komputindo, Cetakan Kedua,
Garamedia – Jakarta, Februari
2002
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 33
3. Kurniadi, Adi, Pemrograman
Microsoft Visual Basic 6.0, PT
Elex Media Komputindo,
Cetakan Keempat, Gramedia -
Jakarta, Mei 2001
4. Kusumo, Ario Suryo, Drs, Buku
Latihan Microsoft Visual Basic
6.0, PT Elex Media Komputindo,
Cetakan Keempat, Gramedia –
Jakarta, Februari 2002
5. MSDN Library Visual Studio
6.0, Microsoft Corporation, July
2001
6. Petroutsos Evangelos,
Menguasai Pemrograman
Database dengan Visual Basic
6.0, Buku 1, PT Elex Media
Komputindo, Gramedia –
Jakarta, 2002
7. Sjartuni, Ananta, Dasar-Dasar
Pemrograman Visual Basic 5.0,
PT Elex Media Komputindo,
Cetakan Ketiga, Gramedia –
Jakarta, April 2000
8. Yadi, Abdul, Aplikasi Visual
Basic Dalam Industri
Manufaktur, PT Elex Media
Komputindo, Gramedia –
Jakarta, 2002
9. Yung, Kok, Membangun
Database dengan Visual Basic
6.0 dan Perintah SQL, PT Elex
Media Komputindo, Gramedia –
Jakarta, 2002
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 34
STUDI ANALISIS EFEK PERBEDAAN LOKASI TERHADAP
PERFORMANSI VIDEO STREAMING PADA JARINGAN W-LAN
INDOSAT
Said Atamimi1, Arie Budi Prasojo2
1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.
Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext. 2600 Fax: 021-5857733
Abstrak - Video streaming adalah
aplikasi yang dapat melayani
kebutuhan user akan data yang
bersifat real time. Dengan adanya
teknologi wireless LAN, user akan
semakin dimudahkan dalam
mengakses informasi seperti video
streaming kapan saja dan di lokasi
mana saja.
Maka penelitian ini ditujukan
agar dapat memperlihatkan hasil
video streaming dari beberapa
lokasi dalam lingkungan kantor
Indosat. Dalam percobaan ini
menggunakan beberapa perangkat
antara lain satu buah server
streaming, satu klien yang
menggunakan laptop dan AP yang
memang sudah ada dalam jaringan
LAN Indosat serta skenario lokasi
yang telah ditentukan sebagai
tempat pengambilan data.
Kemudian dilanjutkan pada tahap
pengamatan sistem dengan
melakukan peng-capture-an paket
untuk mendapatkan data berupa
throughput, delay, jitter, dan packet
loss ratio dari tiap-tiap lokasi yang
telah ditentukan.
Hasil Penelitian ini, dengan adanya
perbedaan lokasi mengakibatkan
perbedaan dari kualitas video
streaming berdasarkan parameter-
parameter yang telah didapat pada
percobaan.
Kata Kunci : video streaming,
wireless LAN, user, coverage
PENDAHULUAN
Teknologi jaringan saat ini semakin
maju dengan bertambahnya
kecepatan data yang diberikan.
Hal ini dipacu oleh pesatnya
peningkatan kebutuhan data yang
bersifat real time dalam berbagai
bidang seperti pendidikan, hiburan,
olahraga maupun untuk keperluan
bisnis. Video streaming adalah
aplikasi yang dapat melayani
kebutuhan user akan data yang
Email: said@mercubuana.ac.id
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 35
bersifat real time. Teknologi ini
dapat mengirimkan dan memutar
video pada saat yang bersamaan
kepada user, tanpa harus berlama-
lama menunggu untuk men-
download seluruh file video
tersebut.
Dan dengan adanya teknologi
wireless LAN makin memudahkan
user akan kebutuhan bergerak bebas
tanpa terikat pada satu tempat.
Sebagai pengganti atau perpanjangan
kabel fisik, wireless LAN menjadi
solusi bagi user untuk meng-akses
informasi di mana saja.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis performansi pengaruh
perbedaan lokasi dari tiap user
terhadap kualitas layanan video
streaming pada jaringan wireless
LAN berdasarkan parameter
throughput, packet loss, delay dan
jitter sehingga dapat menentukan
lokasi terbaik bagi user dilingkungan
kantor Indosat saat menjalankan
aplikasi video streaming sesuai
kondisi jaringan wireless LAN PT
Indosat.
PERUMUSAN MASALAH
Dalam Penelitian ini terdapat
beberapa masalah dan dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh jarak
antara user dengan Access
Point pada lokasi tertentu
dapat menurunkan kualitas
layanan video streaming pada
jaringan wireless berdasarkan
parameter throughput, packet
loss, delay dan jitter.
2. Apakah kondisi LOS (Line
of Sight) dan NLOS (Non Line
of Sight) dari user berpengaruh
pada kualitas layanan video
streaming pada jaringan
wireless berdasarkan
parameter throughput, packet
loss, delay dan jitter.
3. Bagaimanakah cara
mengkonfigurasi server
streaming agar dapat
menjalankan aplikasi
multimedia dengan
menggunakan protocol UDP.
4. Software apakah yang dapat
digunakan untuk menangkap
data-data parameter pada
client W-LAN.
Batasan Masalah
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 36
Dalam Penelitian ini terdapat
beberapa batasan masalah, yaitu :
1. Jumlah user yang melakukan
aplikasi video
streaming berjumlah 2 user.
2. Sistem pengalamatan jaringan
menggunakan IPv4.
3. Video yang dijalankan pada
aplikasi streaming untuk semua
lokasi user memakai video
dengan format yang sama.
4. Pada percobaan tidak dilakukan
pembatasan bandwidth data untuk
aplikasi streaming atau memakai
setting-an yang sudah ada pada
perangkat wireless yang
digunakan.
5. Analisis akan membandingkan
parameter throughput, delay,
jitter, dan packet loss mulai dari
lokasi pertama
lalu berpindah hingga lokasi
kesepuluh sehingga dapat
mencapai tujuan dari Penelitian.
Dasar Transmission Control
Protocol/Internet Protocol
(TCP/IP)
TCP/IP merupakan
sekumpulan protokol yang
dikembangkan untuk mengijinkan
komputer-komputer agar dapat
saling membagi sumber daya yang
dimiliki masing-masing melalui
media jaringan.
Protokol-protokol TCP/IP
dikembangkan sebagai bagian dari
riset yang dikembangkan oleh
Defense Advanced Research
Projects Agency (DARPA). Pertama
kalinya TCP/IP dikembangkan
untuk komunikasi antar jaringan
yang terdapat pada DARPA.
Selanjutnya, TCP/IP dimasukkan
pada distribusi software UNIX.
Sekarang TCP/IP telah digunakan
sebagai standar komunikasi
internetwork dan telah menjadi
protokol transport bagi internet,
sehingga memungkinkan jutaan
komputer berkomunikasi secara
global.
Arsitektur TCP/IP
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 37
Gambar 2.1 Model Protocol TCP/IP Sesuai dengan gambar 2.1 di atas,
TCP/IP memiliki 4 lapisan yang
antara satu dengan lainnya memiliki
protokol dengan fungsi yang saling
melengkapi satu sama lain. Lapisan-
lapisan tersebut adalah:
1. Network Access Layer
2. Internet Layer
3. Transport Layer
4. Application Layer
User Datagram Protocol (UDP)
Paket-paket datagram UDP
digunakan di dalam jaringan
Internet Protocol (IP) untuk
mengirim pesan dari satu host ke
host lain yang bersifat unreliable
dan connectionless.
Internet Protocol
Internet Protocol (IP) adalah
protocol yang memberikan alamat
atau identitas logika untuk peralatan
di jaringan computer. IP mempunyai
tiga fungsi utama yaitu:
1. Service yang tidak bergaransi
2. Pemecahan (fragmentation) dan
penyatuan paket- paket.
3. Fungsi meneruskan paket (routing).
QoS Quality of Service (QoS)
didefinisikan sebagai suatu
pengukuran tentang seberapa baik
jaringan dan merupakan suatu usaha
untuk mendefinisikan karakteristik
dan sifat dari suatu servis.
Parameter-parameter performansi
dari jaringan IP adalah:
Delay, didefinisikan untuk semua
kedatangan paket sukses dan error
setelah melewati kumpulan-
kumpulan jaringan yang tersedia
antara source dan destination.
Jitter, variasi dari delay yang
dihasilkan pada MP destination
dapat menyebabkan jitter. Packet
loss ratio, adalah perbandingan
seluruh paket IP yang hilang
dengan seluruh paket IP yang
dikirimkan antara MP pada source
dan yang tersedia antara source dan
destination.
Jitter, variasi dari delay yang
dihasilkan pada MP destination
dapat menyebabkan jitter. Packet
loss ratio, adalah perbandingan
seluruh paket IP yang hilang dengan
seluruh paket IP yang dikirimkan
antara MP pada source dan users
sehingga proses download file video
atau audio yang menghabiskan
waktu cukup lama dapat dihindari
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 38
Protokol-protokol Streaming Pada
proses streaming protokol-protokol
yang digunakan antara lain:
1. IP: Internet Protocol
2. TCP: Transport Control
destination protocol
3. RTP: Real-time Transport
total kedatangan paket IP sukses
yang diamati di MP pada destination
selama interval waktu tertentu dibagi
oleh durasi interval waktu tersebut
(sama dengan, jumlah pengiriman
paket IP sukses per service-second).
Streaming
Streaming adalah sebuah teknologi
untuk memainkan file video atau
audio secara langsung dari sebuah
mesin server (web server). Dengan
kata lain file video atau audio yang
terletak pada sebuah server dapat
secara langsung dijalankan pada
computer client sesaat setelah ada
permintaan dari Protocol
4. HTTP: HyperText Transfer
Protocol
5. RTSP: Real-time Transport
Streaming Protocol
Sistem Transmisi pada Proses
Streaming
1. Unicast
Transmisi Unicast merupakan
transmisi informasi yang dilakukan
dari satu pengirim ke satu penerima.
2. Multicast TransmisiMulticast
merupakan transmisi dari satu
pengirim ke banyak penerima.
2.4 Wireless LAN
Wireless local area network
(WLAN) adalah sistem komunikasi
data yang fleksibel yang dapat
diimplementasikan sebagai
perpanjangan atau sebagai alternatif
pengganti untuk jaringan kabel
LAN. Saat ini peralatan Wireless
LAN mengadopsi standar keluarga
Institute of Electrical and
Electronics Engineers (IEEE)
802.11 telah didukung oleh banyak
vendor yang membuat perangkat
seperti PDA, notebook, ponsel dan
lain-lain
Arsitektur IEEE 802.11 1. Infrastructure Mode 802.11 LAN berdasarkan pada
arsitektur seluler dimana system
dibagikan ke dalam sel- sel, dengan
setiap sel (disebut Basic Service Set
atau BSS) yang dikendalikan oleh
suatu Base Stasion (disebut Access
Point atau AP). Gambar 2.4 dibawah
ini merupakan suatu Infrastructure
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 39
Mode dengan komponen-komponen
seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Gambar 2.4 Infrastructure Mode Ad-Hoc Mode Merupakan mode operasi yang tidak
menggunakan AP dalam
membangun jaringan wireless.
Komunikasi dapat dilakukan secara
langsung oleh 2 atau lebih pengguna
dan bagian fungsional yang
sebelumnya dilakukan oleh AP,
dapat dilakukan oleh setiap end-user
station.
Standarisasi IEEE 802.11 Versi original standar IEEE 802.11 dirilis pada 1997
menspesifikasikan hanya dua data
rate 1 dan 2 Mbps untuk
ditransmisikan melalui sinyal
Infrared (IR) atau melalui frekuensi
Industrial Scientific Medical di
2,4 GHz.
Tabel 2.1 Spesifikasi IEEE 802.11
Penjelasan Alur Kerja Berikut adalah flowchart tahap- tahap
yang dilakukan selama
pengimplementasian:
Gambar 3.1 Flowchart Implementasi Sistem
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 40
Gambar 3.2 Pemodelan Sistem
Seperti terlihat pada gambar
3.2 di atas pemodelan sistem
pengukuran dilakukan dengan 1
buah komputer sever yang
terhubung dengan jaringan LAN PT
Indosat melalui switch atau hub
menggunakan kabel UTP. Dan dua
buah komputer laptop dengan
spesifikasi yang sama sebagai 2
user yang me-request video
streaming yang terhubung dengan
jaringan LAN PT Indosat secara
wireless via Access point. Perangkat
hardware dan software yang akan
digunakan mempunyai spesifikasi
sebagai berikut:
1. Hardware
• Satu buah komputer
desktop untuk server dan
Dua buah komputer laptop
untuk user
• 1 buah Ethernet 100 Mbps
2. Software
• Windows XP Professional
• Wireshark versi 1.2.7
• VLC media player
1.0.5
Skenario Pengukuran Skenario yang dijalankan pada saat
pengukuran adalah penentuan lokasi
tersebut haruslah strategis bagi user
untuk mengakses video streaming.
Untuk pengkoneksiannya, komputer
tersebut telah terhubung secara fisik
ke dalam jaringan LAN PT Indosat
bersamaan dengan komputer lainnya
pada ruang call center melalui sebuah
switch dengan menggunakan kabel
UTP. Setelah itu IP address komputer
server harus diubah menjadi IP
address yang sesuai agar dapat
terhubung dengan jaringan LAN PT
Indosat.
Pengamatan Sistem
Pertama user bergerak ke lokasi 1
ruang call center. Tahap yang
dilakukan untuk kedua buah user
adalah:
1. Menyalakan komputer laptop.
Membuka program
Wireshark dan VLC.
2. Menghubungkan komputer
laptop ke dalam jaringan PT
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 41
Indosat dengan cara
mengaktifkan wireless card
pada laptop, kemudian pada
menu wireless connection
akan muncul ssid (ISAT_IT)
lalu melakukan koneksi dan
meminta IP Address melalui
DHCP server.
3. Setelah terkoneksi pada
ssid (ISAT_IT) kemudian
mengkonfigurasi software
VLC dengan cara menekan
Crtl+N atau File – Open
Network Stream, lalu
checklist UDP/RTP
Multicast dan memberikan
nomor port yang sama
dengan server.
4. Setelah itu pada software
Wireshark dilakukan peng-
capture-an data dengan
cara memilih Capture – Start
setelah video streaming
sudah berjalan. Peng-
capture-n dilakukan selama
sekitar 1 menit. Pada saat
yang bersamaan di
komputer server streaming
dilakukan konfigurasi
Gambaran Analisis Analisis ini akan memberikan uraian
bagaimana pengaruh perbedaan
lokasi terhadap kualitas layanan
video streaming pada jaringan
wireless. Serta mengetahui lokasi
terbaik bagi user untuk menjalankan
aplikasi video streaming dalam
lingkungan kantor Indosat dengan
memperbandingkan parameter-
parameter yang telah didapat dengan
standar ITU-T Recommendation
G.1010 : End-user multimedia QoS
categories agar dapat tercapai
tujuan dari Penelitian ini.
Parameter-parameter yang akan
dianalisis antara lain adalah:
• Throughput, • Packet Loss Ratio • Delay • Jitter
Analisis Pemilihan Lokasi Terbaik Selama pengamatan dari 10 lokasi
yang telah dijalankan dapat terlihat
bahwa pada lokasi 4 dan 6 user dapat
menikmati kualitas layanan
streaming yang sangat baik. Video
yang ditampilkan sangat bagus
sesuai dengan data aslinya dan
berjalan mulus. Sedangkan untuk
lokasi 1, 3, 5, 9, dan 10 kualitas dari
video yang ditampilkan mulai
mengalami penurunan dengan
adanya beberapa gambar yang rusak.
Hal ini disebabkan pada lokasi
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 42
tersebut jarak user dengan AP makin
menjauh dan banyaknya obstacle
(penghalang) antara user dan AP.
Walaupun pada persyaratan yang
berada pada tabel performance
targets for audio and video
applications, bahwa packet loss ratio
untuk aplikasi ini < 1 %, sedangkan
nilai packet loss ratio pada lokasi
tersebut menunjukkan angka 1 % < x
< 20 %, isi kandungan informasi
video streaming pada sisi klien
masih dapat ditangkap dengan baik,
meskipun kualitas gambar tidak
sebagus seperti saat menjalankan
aplikasi tersebut pada media player
yang memutar file langsung dari
dalam harddisk PC. Untuk lokasi 2,
7, dan 8 kualitas video yang diterima
pada sisi user mengalami penurunan
yang cukup besar. Hal ini
dikarenakan jarak antara user dengan
AP makin besar dibandingkan
dengan lokasi yang lainnya dan
makin banyaknya obstacle yang
menghalangi user dengan AP.
Kualitas video yang terlihat sangat
buruk dan sangat tidak nyaman untuk
dilihat oleh user. Pada lokasi 7 video
streaming yang terlihat sangat
rendah sekali.
KESIMPULAN 1. Nilai throughput yang terlihat
mempunyai nilai rata-rata 1,2166
Mbps dengan nilai tertinggi 1,372
Mbps pada lokasi 4 dan nilai
terendah 1,134 Mbps pada lokasi
7.
2. Nilai packet loss ratio yang
terlihat mempunyai rata-rata nilai
14,413 % dengan nilai terendah
0,35 % pada lokasi 6 dan nilai
tertinggi 29.45 % pada lokasi 8.
3. Nilai delay yang terlihat
mempunyai nilai rata-rata
713,3396 ms dengan nilai terendah
33,912 ms pada lokasi 6 dan
nilai tertinggi 2241,378 ms pada
lokasi 7.
4. Nilai jitter yang terlihat
mempunyai nilai rata-rata
26,333ms dengan nilai terendah
1,264 ms pada lokasi 6 dan nilai
tertinggi 70.548 ms pada lokasi 7.
5. Lokasi yang masih termasuk
dalam kategori
ITU-T G.1010 untuk parameter
streaming Throughput
menggunakan layanan video
streaming adalah seluruh lokasi
yang telah digunakan untuk
percobaan.
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 43
6. Lokasi yang masih termasuk
dalam kategori ITU-T G.1010
untuk parameter packet loss
ratio menggunakan layanan
video streaming adalah lokasi 4
dan 6, sedangkan yang lainnya
tidak memenuhi standar ITU- T.
7. Lokasi yang masih termasuk
dalam kategori ITU-T G.1010
untuk parameter delay
menggunakan layanan video
streaming adalah seluruh lokasi
yang telah digunakan untuk
percobaan.
8. Penurunan layanan video
streaming terjadi dikarenakan
bertambahnya jarak antara user
dengan AP dan makin
banyaknya obstacle di antara
user dan AP
Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya jumlah user dapat
ditingkatkan jauh lebih besar dari
penelitian ini. Agar dapat terlihat
tingkat interferensi dari user lain,
sehingga dapat diketahui nilai-nilai
parameter yang lebih mendekati
kondisi sesungguhnya.
2. Perlu adanya sistem pembatasan
bandwidth pada server agar tidak
memenuhi trafik jaringan ketika
kondisi banyak user.
3. Perlu dilakukan pengujian pada
aplikasi lain yang bersifat dua
arah, seperti aplikasi video on-
demand dan videophone.
DAFTAR PUSTAKA 1. M. A. Miller, P.E,
“Troubleshooting TCP/IP,” 2 nd
Edition, M & T Books, New
York, 1996.
2. P. Ferguson, and G. Huston
“Quality of Service: Delivering
QoS on the Internet and in
Corporate Networks,” John Wiley
& Sons, Canada, 1998.
3. Cisco System, “Understanding
TCP/IP,” 1997.
4. ITU-T Recommendation I.380,
“Internet Protocol Data
Communication Service – IP
Packet Transfer and Availability
Performance Parameters,”
December 1998.
5. Askari Azikin, Yudha
Purwanto, “Video/TV Streaming
Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479
Vol.4No.1Januari2013 44
dengan Video LAN Project”,
Andi, Yogyakarta, 2005.
6. Broadcom Corporation ”IEEE
802.11g The New Mainstream
Wireless LAN Standard,”
Februari 2003.
7. P. Brenner, ”A Technical Tutorial
on the IEEE 802.11 Protocol,”
BreezeCOM, 1997.
8. Wikipedia, ”IEEE 802.11,”
June
Pedoman Penulisan Jurnal Teknologi Elektro
Tujuan : • Jurnal Teknologi Elektro adalah suatu jurnal ilmiah yang yang mempublikasikan karya ilmiah
berupa penelitian dan aplikasi sistem teknologi elektro, kajian pustaka maupun rekayasa peralatan yang digunakan oleh laboratorium serta informasi yang berkaitan dengan teknik telekomunikasi, teknik elektronika dan industri, teknik kontrol dan otomasi, teknik komputer dan informasi, teknik tenaga dan energi dan lain-lain.
Judul Naskah : • Huruf kapital 12 Point Times New roman dengan spasi 1 ditebalkan ditengah tengah dan
judul berupa suatu ungkapan pendek yang mencerminkan isi dari tulisan. Naskah Tulisan : • Diketik pada kertas A4 • Disimpan menggunakan File MS Word. • Nama penulis, lembaga instansi, email diketik dibawah judul pada halaman pertama dan
tanpa gelar menggunakan huruf Times New roman 10 point diketik di tengah tengah halaman.
• Abstark ditulis dengan bahasa indonesia font italic maksimum 250 kata dan dibuat 3 paragraf dengan isi paragraf pertama latar belakang, paragraf kedua perancangan penelitian dan paragraf ketiga kesimpulan serta diberi kata kunci.
• Satu halaman terbagi 2 kolom. Tabel dan Gambar : • Tabel dan Gambar diberi judul yang singkat dan jelas dengan penomoran tabel diletakkan
sesuai dengan urutan tabel dan penomoran gambar. Daftar Pustaka : • Disusun menurut abjad dari nama penulis dengan format nama penulis, judul buku,
penerbit, kota terbit dan tahun. Penerbitan : • Jurnal Teknologi Elektro diterbitkan 4 kali dalam setahun yaitu :
o Januari o April o Juli o Oktober
Redaksi juga menerima tulisan yang belum diterbitkan oleh media lain, naskah yang masuk akan dievaluasi oleh tim ahli untuk dinilai kelayakan terbitnya, hak penerbitan seluruhnya merupakan hak redaksi
Program Studi Teknik Elektro
top related