jurnal praktikum lapangan cryptogamae kelompok 5 a
Post on 12-Jul-2015
600 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Inventarisasi dan Identifikasi Phaeophyta di Perairan Teluk Lombok Sangatta
Maria Gaudensia N. K, Jumartang
Mahasiswa Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mulawarman, Samarinda
Abstrak. Phaeophyta adalah alga bewarna cokelat. Warna cokelat dikarenakan oleh
pigmen fikosantin yang dominan. Phaeophyta juga mengandung pigmen lain yaitu
klorofil a dan b, karoten serta santofil. Phaeophyta adalah alga yang mempunyai ukuran
lebih besar apabila dibandingkan Chlorophyta dan Rhodophyta. Phaeophyta termasuk
salah satu sumber daya hayati laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia.
Phaeophyta memiliki potensi besar untuk dikembangkan, karena memiliki peranan
penting baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Namun demikian, phaeophyta juga
termasuk organisme yang rentan terhadap perubahan lingkungan yang dapat
mempengaruhi keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk inventarisasi dan
identifikasi jenis-jenis phaeophyta di pantai Teluk Lombok Sangatta, Kabupaten Kutai
Timur. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2013 di pantai Teluk Lombok
Sangatta. Metode yang digunakan adalah deskriptif serta teknik pengambilan sampel
dengan pembuatan garis transek. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 3 spesies dari
divisi Phaeophyta, yaitu Padina sp. sebanyak 1 spesies, Stypopodium sp. sebanyak 1
spesies dan Turbinaria sp. sebanyak 6 spesies.
Kata kunci: Inventarisasi, Identifikasi, Phaeophyta, Teluk Lombok.
PENDAHULUAN
Pantai Teluk Lombok terletak di
Kabupaten Kutai Timur, Kota Sangatta,
Kalimantan Timur. Luas wilayah ini
adalah 35.747,50 km². Secara
administratif, pantai Teluk Lombok
masuk ke dalam wiayah Desa Sangkima.
Kutai Timur terletak di wilayah
khatulistiwa dengan koordinat di antara
115°56'26"-118°58'19" BT dan 1°17'1"
LS-1°52'39" LU. Pantai Teluk Lombok
bersubstrat pasir dan memiliki padang
lamun yang cukup luas dengan biota-
biota yang berasosiasi di dalamnya.
Alga merupakan salah satu
sumberdaya alam hayati laut yang
bernilai ekonomis dan memiliki peranan
ekologis sebagai produsen yang tinggi
dalam rantai makanan dan tempat
pemijahan biota-biota laut (Bold and
Wyne, 1985).
Alga makro memiliki manfaat yang
sangat banyak yang digunakan dalam
bidang industri, makanan, obat-obatan
dan energi. Sehingga permintaan untuk
komoditi alga makro semakin
meningkat. Untuk memenuhi keperluan
tersebut tidak hanya bergantung pada
potensi produksi alam saja, tetapi
masyarakat harus melakukan budidaya
alga makro, sehingga spesies-spesies
alga makro tersebut perlu diketahui
potensi dan pengembangan produksinya
sesuai dengan yang diperlukan, untuk itu
pelatihan mengenal spesies-spesies alga
laut Indonesia perlu dilakukan terutama
di kalangan pendidikan dan perguruan
tinggi, sehingga tentunya dapat
membantu pengembangan ilmu dan
pendidikan (Sulistijo, 2009).
Phaeophyta adalah salah satu
ganggang yang tersusun atas zat warna
atau pigmentasinya. Phaeophyta ini
berwarna coklat karena mengandung
pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya
seperti tumbuhan tinggi. Ganggang
coklat ini mempunyai talus (tidak ada
bagian akar, batang dan daun), terbesar
diantara semua ganggang ukuran
tulusnya mulai dari mikroskopik sampai
makroskopik. Dan kebanyakan bersifat
autotrof (Abidin, 2012).
Tubuhnya selalu berupa talus yang
multiseluler yang berbentuk filamen,
lembaran atau menyerupai semak
(pohon) yang dapat mencapai beberapa
puluh meter, terutama jenis-jenis yang
hidup didaerah beriklim dingin. Sel
vegetatif mengandung kloroplas
berbentuk bulat panjang, seperti pita,
mengandung klofil serta xantofil
(Abidin, 2012).
Kloroplas berbentuk bulat, bulat
panjang, seperti pita; mengandung
khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa
santofil misalnya fukosantin. Cadangan
makanan berupa laminarin dan manitol.
Dinding sel mengandung selulose dan
asam alginat. Sel-sel ganggang hijau
mempunyai khloroplas yang berwarna
hijau, dan mengandung klorofil a dan b
serta karetinoid. Pada chloroplas
terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa
tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel
yang merupakan koloni berbentuk
benang yang bercabang-cabang.
Hidupnya ada yang diair tawar, air laut
dan juga pada tanah yang lembab atau
yang basah. Setiap organisme tersusun
dari salah satu diantara dua jenis sel
yang secara struktural berbeda, sel
prokariotik dan sel eukariotik (Abidin,
2012).
Alga/ganggang coklat ini umumnya
tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis
saja yang hidup di air tawar yang agak
dingin dan sedang, terdampar dipantai,
melekat pada batu-batuan dengan alat
pelekat (semacam akar). Bila di laut
yang iklimnya sedang dan dingin,
talusnya dapat mencapai ukuran besar
dan sangat berbeda bentuknya. Ada
yang hidup sebagai epifit pada talus lain.
Tapi ada juga yang hidup sebagai
endofit. Di daerah subtropis, alga
cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu
daerah literal sampai sublitoral. Di
daerah tropis, alga cokelat biasanya
hidup di kedalaman 220 meter pada air
yang jernih (Abidin, 2012).
Tujuan penelitian ini yaitu untuk
menginventarisasi serta mengidentifikasi
jenis-jenis Phaeophyta yanga ada di
pantai Teluk Lombok Sangatta. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi
penelitian awal untuk pengembangan
potensi sumberdaya laut, khususnya
Phaeophyta di pantai Teluk Lombok
Sangatta.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Pantai
Teluk Lombok Sangatta Kabupaten
Kutai Timur pada tanggal 29 Desember
2013.
Metode Penelitian
1. Penetapan Lokasi Sampel
Pada lokasi penelitian dibuat 1 garis
transek dengan jarak antara satu
transek dengan transek berikutnya
adalah 20 m. Dari 1 garis transek
dibuat 4 plot berbentuk lingkaran
dengan diameter 20 m. Garis transek
ditarik dari surut laut terendah yang
diambil ± 10 m dari bibir pantai.
2. Pengumpulan Data
Pada setiap plot dihitung jumlah
spesies alga yang ditemukan.
Identifikasi jenis dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan
buku-buku identifikasi alga pada
tanggal 31 Desember 2013.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menemukan 3 spesies
alga makro yang tersebar pada 4 plot
dari divisi Phaeophyta yaitu Padina sp.
Stypopodium sp. dan Turbinaria sp..
Secara umum dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Spesies Setiap Plot
No. Jenis Plot
I II III IV
1. Padina sp. 1
2. Stypopodium sp. 1
3. Turbinaria sp. 5 1
Total 5 3
Tabel 2. Jenis-Jenis Phaeophyta
No. Famili Jenis Warna Morfologi
1. Dictyotaceae Padina sp. Coklat Dapat terlihat multiseluler
2. Dictyotaceae Stypopodium sp. Coklat
kehitaman Dapat terlihat multiseluler
3. Sargassaceae Turbinaria sp. Coklat Dapat terlihat multiseluler
1. Padina sp. (Ganggang Pirang)
Ganggang ini ditemukan di Pantai
Teluk Lombok Sangatta pada plot 3
dengan jumlah 1 spesies Padina sp.
Ganggang Pirang (Padina sp.)
merupakan ganggang pirang. Dalam
kromatofornya terkandung klorofil –a,
karotin, dan xanofisil, tetapi terutama
fikosanin yang menutupi warna lain
yang menyebabkan ganggang ini
berwarna pirang. Talus berbentuk pita
bercabang-cabang menggarpu.
Mempunyai alat perekat yang disebut
rhizoid. Habitatnya dilaut dan pada
talusnya terdapat garis-garis konsentris.
Terdiri dari sel yang berbentuk
menyerupai kipas dengan bagian tepi
menggulung, terdapat rambut halus yang
tersusun konsentris sebagai tempat
gametangia dan sporangia. Habitat dari
spesies ini adalah di laut khususnya di
perairan pantai dan hidup menempel
pada batu karang. Termasuk dalam ordo
Dictyotales karena sporofit dan
gametofit bergiliiran dan beraturan, dan
keduanya mempunyai thallus yang
berbentuk pita yang bercabang-cabang
menggarpu.
2. Stypopodium sp. (Ganggang Coklat
Kehitaman)
Ganggang ini memiliki tinggi sekitar
3,6 sampai dengan 4,5 dm, berwarna
coklat kehitaman tetapi ganggang ini
terlihat berwarna-warni apabila didalam
air. Rizoid berbentuk kipas tipis,
panjang lebarannya 1 samapi 5 cm
dengan margin tidak teratur, tali
berbentuk segmen dengan luas 1 sampi
5 cm. Thalus pada interval yang tidak
teratur dengan panjang sekitar 3 sampai
15 mm dan sporangia tidak teratur.
Habitat dari spesies ini adalah di laut
khususnya di perairan pantai dan hidup
menempel pada batu karang. Termasuk
dalam ordo Dictyotales karena sporofit
dan gametofit bergiliiran dan beraturan.
3. Turbinaria sp. (Ganggang Pirang)
Ganggang ini ditemukan di Pantai
Teluk Lombok Sangatta pada plot 1
dengan jumlah 5 dan pada plot 3 dengan
jumlah 1.
Ganggang Pirang (Turbinaria sp.)
termasuk ke dalam classis Phaeophyceae
karena berwarna pirang karena dalam
kromatoforanya terkandung klorofil a,
karoten, dan santofil, tetapi terutama
fikosantin yang menutupi warna lainnya
dan yang menyeabkan ganggang itu
berwarna pirang. Turbinaria sp.
termasuk dalam Ordo Fucales karena
talusnya berbentuk pita, kaku seperti
kulit, bercabang-cabang menggarpu dan
melekat dengan alat pelekat yang
berbentuk cakram. Ujung-ujung talus
agak membesar dan mempunyai
lekukan-lekukan yang disebut
konseptakel. Tubunhya seperti pohon
atau semak yang seolah mempunyai
akar batang dan daun. Bentuk talus
seperti terompet.
Habitat dari Turbinaria sp.
(ganggang pirang) yaitu di laut.
Daunnya menggangsing melebar hingga
distal akhir membentuk batas helaian
mahkota melalui barisan gigi. Vesikula
berada di tengah mahkota. Gametangia
berongga pada permukaan reseptakel,
talus bercabang mempunyai filoid
seperti piramida atau corong yang
melekat pada sumbu utama. Gelembung
udara terletak pada filoid.
Pada umumnya spesies ini ditemukan
pada karang dengan pasang surut rendah
dan area subtidal sampai ke daerah ke
ombak sedang hingga ombak tinggi atau
zona tenang. Termasuk dalam ordo
Fucales karena mempunyai talus
berbentuk pita yang di tengah-tengahnya
diperkuat oleh suatu rusuk tengah, kaku
seperti kulit, bercabang-cabang
menggarpu dan melekat pada batu
dengan alat pelekat yang berbentuk
cakram.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
makroalga yang ditemukan di Pantai
Teluk Lombok Sangatta sebanyak 3
jenis yang terdapat didua plot, yaitu
Padina sp. sebanyak 1, Stypopodium sp.
sebanyak 1 yang terdapat di plot 1 dan
Turbinaria sp. sebanyak 6 yang terdapat
di plot 2 dan 3.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A. N. 2012. Divisi Phaeophyta.
Universitas Muhammadiyah
Malang. Malang.
Anonim, 2011. Laporan Praktikum
tentang Lumut, Algae, dan
Tumbuhan Paku. http://
wiwiscuapzbintipran.blogspot.co
m/2011/01/laporan-praktikum
tentang-lumut-algae.html. Diakses
pada tanggal 03 Januari 2014 di
Samarinda.
Bold, H.C. and M.J. Wyne. 1985.
Introduction to The Algae:
Structure and Reproduction.
2nd ed. Prentice Hall, Inc.,
Englewood Cliffs.
Marianingsih, P., E. Amelia., T. Suroto.
2013. Inventarisasi dan
Identifikasi makroalga di
Perairan Pulau Untung Jawa.
Program studi Pendidikan
Biologi, FKIP – UNTIRTA.
Jakarta.
Sulistijo, 2009. Pelayara Kebangsaan
Ilmuwan Muda. Pusat Penelitian
Oseanografi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
top related