journal publikasi upaya meningkatkan kemampuan...
Post on 30-Nov-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
JOURNAL PUBLIKASI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK
DENGAN METODE PERMAINAN JARI-JARI TANGAN PADA
ANAK TK KEMIRI 01 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun Oleh
S U T I Y E M NIM. A. 53A100054
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013
1
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK
DENGAN METODE MEMAINKAN JARI-JARI TANGAN PADA
ANAK TK KEMIRI 01 KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Sutiyem A. 53A100054 Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 107 halaman
Tujuan penelitian ini adalah tujuan umum adalah untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak melalui metode memainkan jari-jari tangan pada TK Kemiri 01 Kebakkramat, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 dan tujuan khusus adalah 1. Untuk memperbaiki proses pembelajaran / metode mengajar guru dengan memanfaatkan sarana yang telah dimiliki oleh sekolah. 2. Meningkatkan keterlibatan anak dalam proses pembelajaran di sekolah secara langsung. 3. Untuk meningkatkan peran aktif guru dan siswa untuk mengembangkan kemampuan bercerita anak 4. Meningkatkan kepahaman dan kemampuan siswa untuk mengembangkan model interaksi yang dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action ressearch) dengan bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah sebagian anak yang berada di Taman Kanak-Kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 siswa. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara mendalam observasi partisipan, dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model induktif interaktif, komponen pokok analisis induksi interaktif yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa kemampuan bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Karanganyar pada pra siklus anak yang dinyatakan tuntas ada 6 anak dari 18 anak (33,33 %), sedangkan yang belum tuntas ada 12 anak dari 18 anak (66,67 %). Pada siklus I dinyatakan tuntas ada 8 anak dari 18 anak (44,44 %), sedangkan yang belum tuntas ada 10 anak dari 18 anak (55,56 %). Pada siklus II dinyatakan tuntas ada 12 anak dari 18 anak (66,7 %), sedangkan yang belum tuntas ada 6 anak dari 18 anak (33,3 %). Pada siklus III yang dinyatakan tuntas ada 16 anak dari 18 anak (88,89 %), sedangkan yang belum tuntas ada 2 anak dari 18 anak (11,11 %) Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui pembelajaran dengan memainkan jari-jari tangan dapat meningkatkan kemampuan bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013. Kata Kunci : Mengembangkan, kemampuan bercerita , Memainklan jari-jari
tangan
2
PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun. Anak usia dini sering
disebut dengan istilah golden age atau usia emas, karena pada usia ini anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek.
Usia dini terutama di bawah dua tahun menjadi masa yang paling peka dan potensial
bagi anak untuk mempelajari sesuatu.
Penanganan anak usia dini khususnya di bidang pendidikan sangat
menentukan kualitas pendidikan di masa-masa mendatang. Pada masa usia dini itu
kualitas hidup seorang manusia dipancangkan dan memiliki makna dan pengaruh
yang luar biasa pada kehidupan yang selanjutnya.
Banyak penanganan atau cara yang dapat kita lakukan untuk anak usia dini
dalam meningkatkan potensinya, salah satunya dengan melalui bercerita. Bagi anak-
anak, duduk manis menyimak penjelasan dan nasehat merupakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Sebaliknya duduk berlama-lama menyimak cerita atau dongeng
adalah aktivitas yang mengasyikkan. Oleh karenanya, memberikan pelajaran dan
nasehat melalui cerita atau dongeng adalah cara mendidik yang bijak dan cerdas.
Mendidik dan menasehati anak melalui cerita memberikan efek pemuasan terhadap
kebutuhan akan imajinasi dan fantasi anak.
Bercerita memberikan pengalaman psikologis dan linguistik pada anak
sesuai minat anak, sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan anak sekaligus
menyenangkan bagi anak. Hasil belajar melalui cerita akan bertahan lama karena
akan lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan ketrampilan berpikir anak
dengan permasalahan yang dihadapi.Bercerita dalam pembelajaran merupakan
bagian dari pembelajaran berbicara dan peningkatan kemampuan berbicara. Bercerita
itu sendiri adalah menuturkan pengalaman, perbuatan yang pernah dilihat, atau bahan
bacaan terhadap terjadinya sesuatu atau juga disebut dongengan. Moeliono, dkk
(2005: 165) mengatakan bahwa bercerita adalah kemampuan menuturkan atau
tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu hal, atau dongengan atau
omongan. Dengan demikian banyak pengetahuan tentang tema, topik, ide, gagasan
dan pengalaman melalui banyak membaca, siswa akan memiliki bahan yang lebih
banyak untuk dapat bercerita atau menceritakan kembali. Dengan demikian
3
kemampuan bercerita yang dimiliki siswa akan lebih baik yang memiliki relevansi
kemampuan bercerita menjadi lebih baik.
Salah satu permasalahan praktis dalam mencapai tujuan pengajaran adalah
mengenai penggunaan metode yang efektif serta media yang tepat, karena pada
umumnya guru mengajar kurang sesuai atau tidak dengan materi yang diajarkan
sehingga kurang berhasil tujuan yang akan dicapai. Mengasuh, membesarkan dan
mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak dapat lepas dari berbagai
macam halangan dan tantangan. Telah banyak usaha yang dilakukan orang tua untuk
memberikan bekal bagi anak-anaknya kelak di kehidupan yang akan datang. Adalah
harapan dan cita-cita para orang tua untuk memperkembangkan anak semaksimal
mungkin agar anak tersebut dapat berkembang secara maksimal, namun dalam
kenyataan kehidupan tidak semua orang tua dapat membimbing anak-anak untuk
menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Oleh
karena itu orang tua berusaha menyekolahkan putra putrinya di suatu lembaga
pendidikan. Agar anak mampu berkembang di kelak kemudian hari maka orang tua
haruslah pandai-pandai dalam memilih lembaga pendidikan mana yang tepat untuk
anak-anaknya. Agar anak mampu mengikuti perkembangan pada dini (TK) nya maka
sebelum ia memasuki sekolah dasar maka anak seharusnya disekolahkan di Taman
Kanak-kanak ( TK ).
TK Kemiri 01 Kebakkramat merupakan salah satu TK yang berada pada
Desa Kemiri yang berada dekat pusat kecamatan Kebakkramat memiliki
kemampuan yang hampir seragam karena saat masuk memiliki umur yang hampir
seragam yakni antara 5 tahun dan 6 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari
prestasi belajar anak didik belum sesuai harapan guru maupun orang tua sebagai
user pendidikan berdasarkan hasil observasi dan refleksi diri ada beberapa masalah
yang terjadi di TK Kemiri 01 Kebakkramat, yaitu adanya anak yang belum mampu
bercerita dengan baik di depan kelas, anak-anak yang belum bisa bercerita tentang
pengalamannya kepada orang lain dengan bahasanya sendiri, karena rendahnya
kemampuan anak didik dalam berceerita lisan melalui bercerita di sekolah. Bila
masalah ini tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit hasil belajar anak
didik mencapai hasil yang memuaskan.
4
Berkaitan dengan kemampuan bercerita anak di TK Kemiri 01 Kebakkramat
menunjukkan bahwa dari jumlah 18 siswa hanya ada 6 siswa (± 33 %) saja siswa
yang mampu menyampaikan cerita dengan baik di depan kelas, sedangkan sisanya
12 siswa (± 67 %) belum mampu menyampaikan cerita di depan kelas. Oleh karena
itu perlu adanya usaha dari guru untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak di
TK tersebut, jika tidak maka anak di TK tersebut tidak akan berkembang sesuai
harapan semuanya. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan dan arahan dari guru
agar anak mampu meningkatkan kemampuan bercerita anak. Salah satu usahanya
adalah penggunaan metode memainkan jari tangan. Diplihnya metode ini karena
bercerita dengan memainkan jari tangan begitu amat menyenangkan bagi anak anak.
Anak anak punya segudang cara untuk memanipulasi yangt ada pada dirinya
sehingga sesuai dengan keinginannya dan membuat dirinya bersemangat sehingga
anak akan memiliki keceriaan dan antusiasme terhadap sesuatu yang baru dan positif.
Adapun nama siswa yang telah memiliki kemampuan bercerita maupun yang belum
memiliki kemampuan bercerita dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1.
Daftar Siswa TK Kemiri 01 Kebakkramat yang Memiliki Kemampuan bercerita dari Hasil Observasi Awal Sebelum Pembelajaran Dengan Metode Memainkan Jari
No Nama Anak Jenis
Kelamin Keterangan
1 Aisyah P Telah Memiliki Kemampuan bercerita 2 Alvian Fauzi Aziz L Telah Memiliki Kemampuan bercerita 3 Anggun Setya A P Belum Memiliki Kemampuan bercerita 4 Aura Tasya Fani A P Telah Memiliki Kemampuan bercerita 5 Dimas Akbar L Telah Memiliki Kemampuan bercerita 6 Fandy Dwi Ardiyanto L Belum Memiliki Kemampuan bercerita 7 Ghalib Ekin Daisam L Belum Memiliki Kemampuan bercerita 8 Haychal Kevin A L Belum Memiliki Kemampuan bercerita 9 Herlambang Ajik P L Belum Memiliki Kemampuan bercerita 10 Inka Novita Sari P Belum Memiliki Kemampuan bercerita 11 Saul Saut Laba Lumban G L Belum Memiliki Kemampuan bercerita 12 Tahta Nursatryo U L Telah Memiliki Kemampuan bercerita 13 Terisa Yedha Ayu M P Telah Memiliki Kemampuan bercerita 14 Vanesa Armelia P Belum Memiliki Kemampuan bercerita 15 Jesika Ronauli Haloho P Belum Memiliki Kemampuan bercerita 16 Kayla Azka Azzahra L Belum Memiliki Kemampuan bercerita 17 Gavirlla Amru Mansa N L Belum Memiliki Kemampuan bercerita 18 Vernanda Ramadani L Belum Memiliki Kemampuan bercerita
5
Atas dasar uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui: Upaya
Meningkatan Kemampuan Bercerita Anak Dengan Metode Memainkan Jari-
Jari Tangan pada anak TK Kemiri 01 Kebakkramat, Karanganyar tahun
pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar.
Penelitian dilaksanakan selama selama 3 bulan mulai bulan Maret 2013 sampai
dengan bulan Meii 2013. Subyek penelitian adalah Guru kelas serta siswa di Taman
Kanak-Kanak Pertiwi Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran
2012/2013. Obyek penelitian adalah kemampuan bercerita serta pembelajaran
dengan menggunakan kegiatan memainkan jari-jari tangan .
Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini
adalah menyusun RKH dan RBP dilanjutkan mendata seberapa banyak anak
yang kemampuan bercerita masih kurang serta menyiapkan perangkat
pengajaran dengan kegiatan memainkan jari-jari tangan .
2. Pelaksanaan
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Anak – anak yang akan ditingkatkan kemampuan bercerita adalah
anak – anak yang kemampuan bercerita belum muncul saat di sekolah.
Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :
1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan kemampuan bercerita
belum muncul
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya.
3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni Pembelajaran dengan
memainkan jari-jari tangan
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan pembelajaran dengan kegiatan memainkan jari-jari
tangan
2) Anak belajar dalam situasi kegiatan memainkan jari-jari tangan
3) Memantau perkembangan kemampuan bercerita yang terjadi pada anak.
6
c. Tahapan Observasi
Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan
selama pengajaran dengan kegiatan memainkan jari-jari tangan
d. Tahapan Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c.
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I, dibuat siklus II yang
meliputi :
a. Tahap Perencanaan Tindakan
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi.
Demikian juga untuk siklus II, selanjutnya anak mampu memiliki
kemampuan bercerita .
Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan
anak, dimana anak sebelumnya masih belum bisa bercerita dengan memainkan jari-
jari tangan , setelah berlatih dengan pembelajaran mampu bercerita dengan baik.
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik
tersebut adalah Teknik Wawancara; Teknik Observasi; Metode Dokumentasi.
Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya penigkatan yang
signifikan terhadap kemampuan bercerita. Adapun prosentase keberhasilan penelitian
tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel. Tabel 3.5
Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus
Keberhasilan penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
Rata – rata prosentase kemampuan bercerita anak dalam 1 kelas
33 % 45% 67 % 88%
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang untuk meningkatkan kemampuan bercerita dengan iringan
musik perkusi dilakukan dalam 2 siklus mulai dari siklus I, siklus 2. Pada siklus 2
hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil
7
meningkatkan kemampuan bercerita siswa Taman Kanak-Kanak Kemiri 01
Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan dapat
dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.1
Rangkuman Perbandingan Hasil Kemampuan Bercerita Anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar selama Pembelajaran
No Uraian Pra Skl Skl 1 Skl 2 Skl 3
Peningkatan keberhasilan dari Pra ke 1
Pra ke 2
Pra ke 3 1 ke 2 1 ke 3 2 ke 3
1 Rata-rata Skor 23 28 30 32 5 7 9 2 4 2
2 Rata-rata Nilai dalam skl 100
57 70 75 80 13 18 23 5 10 5
3 Jumlah anak yang tuntas
6 8 12 16 2 6 10 4 8 4
4 Ketuntasan dalam %
33.3 44.4 66.7 88.9 11.1 33.4 55.6 22.3 44.5 22.2
Berdasarkan tabel 5.1 senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra siklus
ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 , dari par siklus ke siklus 3, siklus 1 ke siklus
2, dari siklus 1 ke siklus 3 maupun dari siklus 2 ke siklus 3 ditinjau dari rata-rata skor
kemampuan bercerita , rata nilai dalam skala 100, jumlah anak yang tuntas maupun
prosentase ketuntasan anak dalam belajar.
Kemampuan bercerita anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01
Kebakkramat Karanganyar pada siklus I menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah
32 (80 dalam skala 100), skor terendah 22 (55 dalam skala 100) dengan rata-rata 28
(70 dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemampuan bercerita memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam
skala 100) ada 8 anak dari 18 anak (44,44 %), sedangkan yang belum tuntas ada 10
anak dari 18 anak (55,56 %).
Kemampuan bercerita anak anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01
Kebakkramat Karanganyarpada siklus II menunjukkan bahwa skor tertinggi 33 (82,5
dalam skala 100), skor terendah 25 (62,5 dalam skala 100) dengan rata-rata 30 (75
dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemampuan bercerita memadai atau memiliki nilai lebih 75 dalam
skala 100) ada 12 anak dari 18 anak (66,7 %), sedangkan yang belum tuntas ada 6
anak dari 18 anak (33,3 %)
8
Kemampuan bercerita anak Taman Kanak-kanak Kemiri 01 Kebakkramat
Karanganyar pada siklus III menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah adalah 35
(87,5 dalam skala 100), skor terendah 28 (70 dalam skala 100) dengan rata-rata 32
(80 dalam skala 100) sehingga siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas
menunjukkan kemampuan bercerita memadai atau memiliki nilai ≥ 75 dalam skala
100) ada 16 anak dari 18 anak (88,89 %), sedangkan yang belum tuntas ada 2 anak
dari 18 anak (11,11 %)
Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara sebelum
Siklus, Siklus I, Siklus 2 dan siklus 3 pada tabel sebagai: Perbandingan Hasil Penilaian Kkemampuan Bercerita Anak Taman Kanak-kanak
Kemiri 01 Kebakkramat Karanganyar
No Nilai Kemampuan bercerita anak
Perkembangan Kemampuan bercerita anak Sebelum Siklus Siklus I Siklus 2 Siklus 3
1 16 2 siswa - siswa - Siswa - Siswa
2 17 2 siswa - siswa - siswa - siswa
3 18 2 siswa - siswa - siswa - siswa
4 19 1 siswa - siswa - siswa - siswa
5 20 2 siswa - siswa - Siswa - Siswa
6 21 1 siswa - siswa - siswa - siswa
7 22 1 siswa 1 siswa - siswa - siswa
8 23 1 siswa 1siswa - siswa - siswa
9 24 - siswa 2 siswa - Siswa - Siswa
10 25 - siswa 2 siswa 1 siswa - siswa
11 26 - siswa 1 siswa 1 siswa - siswa
12 27 - siswa 1 siswa 1 siswa - siswa
15 28 - siswa 1siswa 1 siswa 1 siswa
16 29 - siswa 1 siswa 2 siswa 1 siswa
17 30 4 siswa 1 siswa 3 siswa 1 siswa
18 31 1 siswa 4 siswa 3 siswa 2 siswa
19 32 1 siswa 3 siswa 3 siswa 3 siswa
20 33 - siswa - siswa 3 siswa 1 siswa
21 34 - siswa - siswa - siswa 5 siswa
22 35 - siswa - siswa - siswa 2siswa
23 Siswa yang tuntas 6 siswa 8 siswa 12 siswa 16 siswa 24 Prsn Siswa Tuntas 33,33 % 44,44 % 66,67% 88,89 % 25 Siswa Tak Tuntas 12 siswa 10 siswa 6 siswa 2 siswa 26 Prsn Siswa Tak
Tuntas 66,67 % 55,56 % 33,33 % 11,11 %
9
Dari tabel di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :
Histogram Perbandingan Hasil Post Test Kemampuan bercerita Anak TK
pada Sebelum Siklus, Siklus I; Siklus 2 ,dan Siklus 3
SIMPULAN
Berdasarkan tabel 5.1 senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra siklus
ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 , dari par siklus ke siklus 3, siklus 1 ke siklus
2, dari siklus 1 ke siklus 3 maupun dari siklus 2 ke siklus 3 ditinjau dari rata-rata skor
kemampuan bercerita , rata nilai dalam skala 100, jumlah anak yang tuntas maupun
prosentase ketuntasan anak dalam belajar. Berdasarkan keterangan di atas maka
dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui metode memainkan jari-jari
tangan dapat meningkatkan kemampuan bercerita pada anak TK Kemiri 01
Kebakkramat, Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013
10
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. _______, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara. Anggani Sudono, 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta. Grasindo Am. Mangun Hardjana, 2003. Mengatasi Hambatan-Hambatan Kepribadian.
Yogyakarta. Kanisius. Bachri, S Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta:
Depdikbud Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Hanafan Bambang Purnomo, 2002. Memahami Dunia Anak-Anak. Bandung. Mandar Maju. Hujair AH. Sanaky, 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Hurlock, B Elizabeth. 2006. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga. HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press. Henry Guntur Tarigan, 2005. Berbahasa Sebagai suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa. H.B. Sutopo, 2002. Konsep-Konsep Dasar Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS. http://meilina1515.blogspot.com/2012/12/metode-dan-teknik-bermain-serta_10.html Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya. Mulyono Abdurrahman, 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :
Rineka Cipta. Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Nur Aeni E. 2000. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Depdiknas. Nasution, 2003. Metode Research( Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Pupuh Fathurrohman, 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan
Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. Purwanto Ngalim 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Roesdakarya. Reni Akbar Hawdi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Grasindo
11
Rochiati Wiriaatmaja, 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya
Roestiyah NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Rohmawati , Miharjo (2012) Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Bermain
Peran Pada Anak TK ABA Kuncen 1 Yogyakarta. S1 thesis, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.
Saleh, Chasimar, dkk. 1991. Pedoman guru Bidang Pengembangan Kemampuan Berbahasa di TK.
Jakarta: Depdikbud. Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta; Raja Grafindo Persada. Slameto. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta. Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Syamsu Yusuf, 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. Remaja
Rosdakarya. Tim Kamus, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Winarti, Yenni. 2011. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode
Bercerita Pada Kelompok A TK Dharma Wanita 02 Langon Kabupaten Blitar. Skripsi Jurusan Sekolah Dasar dan Prasekolah FIP Universitas Negeri Malang
Zaroh Nurlaily, 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Melalui Bercerita Dengan
Pendekatan Konstruktivistik. PPSD Universitas Negeri Jogyakarta.
top related