jalan pdbk
Post on 14-Apr-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Jalan PDBK
1/34
-
7/30/2019 Jalan PDBK
2/34
P a g e |1
JJJJaaaallllaaaannnn PPPPEEEEDDDDEEEEBBBBEEEEKKKKAAAA
AGUNG DWI LAKSONO
KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
2012
-
7/30/2019 Jalan PDBK
3/34
P a g e |2
JJJJaaaallllaaaannnn PPPPEEEEDDDDEEEEBBBBEEEEKKKKAAAA
AGUNG DWI LAKSONO
2012KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
Cetakan Pertama Januari 2012
Penata Letak ADL
Desain Sampul ADL
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
4/34
P a g e |3
PPPPEEEENNNNGGGGAAAANNNNTTTTAAAARRRR
Dear all,
Buku Jalan PEDEBEKA ini terlahir berkat interaksidan keterlibatan penulis bersama para penggiat
PDBK (Penanggulangan Daerah BermasalahKesehatan). Sebuah proses berdarah-darah yangsungguh penulis sangat menikmati setiap prosesdan perjalanannya.
Buku ini lebih merupakan pemaknaan penulis atassatu ataupun serentetan peristiwa yang dialamipenulis sendiri maupun dialami oleh penggiat PDBKlain yang sempat terekam oleh penulis. Peristiwa-peristiwa yang meninggalkan kesan mendalam,setidaknya dalam kacamata penulis.
Masih banyak intisari ataupun filosofi dalamgerakan ini yang luput dari pengamatan penulis,yang lebih dikarenakan kelemahan penulis sendiri.
Butuh kepekaan lebih untuk memahami,mendalami, dan pada akhirnya butuh keikhlasanlebih untuk berani menerima kesadaran baru.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
5/34
P a g e |4
Kesadaran yang mewujud dalam keyakinan baru,
tetaplah saja hanya sebuah keyakinan! Bila tidakmengaktual sebagai sebuah tindakan...
Surabaya, Medio Desember 2012
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
6/34
P a g e |5
DAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Pengantar 3
Daftar isi 5
#1 Memberi Kail 7#2 Bertumbuh 9
#3 Musuh Bersama 11
#4 Ciptakan Ke-Khasan:
Gerakan Non-material 13
#5 Bukan Supermen 15
#6 Belajar dari Pertanyaan 17
#7 Kerja Keras? 19
#8 Keluarlah 23
#9 Jadilah yang pertama 25
#10 Belajar dari Kegagalan 28
#11 Kehilangan moment? 31
-
7/30/2019 Jalan PDBK
7/34
P a g e |6
Ini tugas berat, tentu saja!Ini tugas berat, tentu saja!Ini tugas berat, tentu saja!Ini tugas berat, tentu saja!but thats why we are all here to helpbut thats why we are all here to helpbut thats why we are all here to helpbut thats why we are all here to help
initiatinginitiatinginitiatinginitiating those dialogs!those dialogs!those dialogs!those dialogs!
----Husni MuadzHusni MuadzHusni MuadzHusni Muadz----
-
7/30/2019 Jalan PDBK
8/34
P a g e |7
Jalan PEDEBEKA#1Memberi Kail
Keberadaan kita sebagai orang pusat seringkali lebih
berperan sebagai dewa penolong yang lebih mirip
sinterklas yang bagi-bagi kue.
Meski juga tak terlepas dari peran daerah yang
menganggap di pusatlah semua bongkahan emasberada. Sehingga stereotype ini jugalah yang
mengakar di setiap benak kita.
PDBK menawarkan cara ketidakbiasaan, yang saya
lebih senang menyebutnya sebagai Jalan PDBK.
Cara ini mirip, kalo tidak boleh dibilang identik,
dengan kegemaran Pak PUR, mancing!
Dengan cara pandang lain, penggiat PDBK hanya
diperkenankan membagikan banyak kail, bukannya
ikan. Memberikan banyak cara belajar, kiat bekerja,
tehnik menggerakkan, dan dengan apapun jalan itudisebut.
Penggiat PDBK dimakruhkan untuk bicara materi,
meski juga kita tak menampik pernah benar-benar
lepas dari yang namanya bondo ndonya (harta dunia).
-
7/30/2019 Jalan PDBK
9/34
P a g e |8
Mari belajar untuk tidak keseringan memberi ikan,
mari belajar memberi pancing, mari belajar mengajar
tehnik memancing.
Meski saya tak pernah menampik kenyataan bahwa
ikan patin bakar kecap yang masih hangat itu
sungguh nikmat!
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
10/34
P a g e |9
Jalan PEDEBEKA#2Bertumbuh
Kesempurnaan sebagai seorang mahluk adalah
keinginan hampir setiap manusia, siapapun dia.
Pencapaian kesempurnaan mungkin bisa dilihat dari
perangai yang jauh lebih santun, lebih wise, lebih
nerimo, lebih matang. Ibarat buah durian, aromanya
dari jauh sudah mengundang selera.
Penilaian matang seharusnya datang dari yang
melihat, bukan yang merasa. Atribut pengakuan
dari dia, dia, dan dia... mereka!
Bukan dari saya, saya, dan saya... kita!
Jalan PDBK mengajarkan, kita bukanlah salah satu
dari yang matang itu. Ibarat mangga kita ini masih
kemampo, masih mengkal.
Kita adalah pribadi-pribadi yang masih bertumbuh,
masih terus mencari, masih terus memupuk harapan,
masih sangat haus belajar, masih sangat bernafsumenjadi matang.
Yak... kita adalah pribadi yang sepenuhnya masih
bertumbuh.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
11/34
P a g e |10
Ehh jangan salah sangka dulu...
Ibu hamil muda itu seneng lho dengan mangga
mengkal!
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
12/34
P a g e |11
Jalan PEDEBEKA#3Musuh Bersama
Dalam sebuah kalakarya PDBK di tingkat kabupaten,
suasana begitu memanas, masing-masing komponen
pengikut kalakarya saling hujat, saling serang, mencari
pembenaran untuk dirinya sendiri.
Jebloknya status kesehatan yang dipaparkannarasumber dengan senjata IPKMnya mampu
menimbulkan chaos, yang kalo saya melihat lebih seru
ketimbang tawuran anak SMA.
Sungguh sayang, sampeyan semua ga ikut menikmati
tontonan seru dan gratis ini.
Suasananya memanas dan terus memanas, sang nara
sumber tetap saja berapi-api menjungkir-balikkan
kenyataan buah kerja keras yang sudah dilakoni para
ponggawa lapangan ini.
Setiap ponggawa yang pada awalnya saling serang,berangsur saling membenarkan, saling dukung, bahu
membahu, mengutuk sang nara sumber tak tahu diri
itu.
Yak... terfokus pada satu titik!
-
7/30/2019 Jalan PDBK
13/34
P a g e |12
Mahluk bertanduk yang berdiri di depan dengan
pongah membuka satu persatu aib buah cucuran
keringat dan darah mereka.
Pada akhirnya mereka bertekad, menyatukan
semuanya... niat, harkat dan martabat!
Demi membuktikan bahwa nara sumber pongah itu
tidak benar! Semua yang dipaparkan salah!
Jalan PDBK mengajarkan lagi satu cara, ciptakan
musuh bersama!
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
14/34
P a g e |13
Jalan PEDEBEKA#4Ciptakan Ke-Khasan:
Gerakan Non-Material
Bila si OM, Triono Soendoro, bicara tentang angka ato
olahan IPKM, maka otomatis bibirnya akan menyebut
duo nonik, Parmi dan Rofi.
Bila para penggiat PDBK membaca sebuah hikmahcerita dari milis maka yang terbersit adalah pak DB,
Didik Budijanto. Bila yang terbaca adalah kalimat
pancingan yang mampu membangkit motivasi, maka
yang terngiang adalah nama pak Sawi.
Pun bila yang terbaca di milis adalah sederetan
kalimat protes dan kata boseeeeen, maka yang
teringat adalah ADL. Huehehehe...
Pun PDBK, dengan alami menumbuhkan kekhasan
bagi para penggiatnya, dan bahkan pada dirinya
sendiri.
Suatu saat berdiskusi tentang intervensi dalam sebuah
penelitian community development, hampir semua
peserta diskusi mengedepankan masalah materi
sebagai sebuah kendala, yang lebih mirip batu sebesar
rumah di tengah jalan, susah ditembus.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
15/34
P a g e |14
Tawaran alternatif solusi untuk mengedepankan aspek
non material dengan pemberdayaan community,
dimentahkan dengan celoteh ringan..
ini bukan PDBK mas, tidak bisa hanya non
material...
Hahaha... Jalan PDBK telah menumbuhkan
kekhasannya sendiri!
Cara-cara PDBK telah menumbuhkembangkan
stereotype PDBK sebagai sebuah gerakan non
material.
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
16/34
P a g e |15
Jalan PEDEBEKA#5Bukan Supermen
Rasa-rasanya KLU (Kabupaten Lombok Utara) mau
meledak! Resonansinya begitu menggelegar dalam
ranah PDBK. pak Benny menjadi menjadi buah bibir,
demikian masyur di mata penggiat PDBK.
Siapakah dia???
Benny, seorang kepala dinas kesehatan, yang tersulut
emosinya saat berlangsung kalakarya PDBK di
kabupatennya. Dia tidak sendirian, emosi berjamaah,
kemarahan kolektif, yang pada akhirnya energi
kemarahan itu menjadi pembuktian atas setiap
tantangan, yang bagi semua jamah kalakarya lebih
mirip dakwaan.
Apakah dia, Benny, begitu hebat hingga bisa memanaj
amarah kolektif menjadi sesuatu yang positif? Bisa jadi
seorang Benny adalah Kadinkes yang hebat, bisa jadidia seorang manajer, seorang pemimpin, yang mampu
memanfaatkan setiap sumber daya, yang tidak bisa
diam melihat peluang! Tapi tetap saja... Seorang
Benny bukanlah Supermen!
-
7/30/2019 Jalan PDBK
17/34
P a g e |16
Yang dikembangkan sebagai Jalan PDBK bukanlah
seorang lonely rider, bukan one man show.
Yang sedang dipersiapkan dan dibangun adalah
sebuah kondisi, sebuah sistem, yang bisa mapan dan
berkelanjutan. Suatu kondisi, dimana pada saatnya
nanti, saat orang-orang hebat semacam Benny tidak
lagi ada di tempatnya, sistem tetap berjalan, sistem
tetap bisa survive.
Jalan PDBK sedang membangun sesuatu yang besar,
sebuah sistem!
Munculnya tokoh besar adalah side effect saat sistem
mulai berjalan.
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
18/34
P a g e |17
Jalan PEDEBEKA#6Belajar dari Pertanyaan
Seringkali kita terkagum dengan banyak para guru
PDBK, yang kerapkali disebut sebagai suhu,
mengungkap begitu banyak pemikiran amazing (kata
tukul). Tapi jarang sekali kita menyadari, bagaimana
banyak cerita dari para guru itu bisa keluar?
Dalam sebuah kalakarya pun demikian...
Seringkali kita terpaku pada kata-kata para guru
PDBK yang mendoktrinkan dialog, tanpa menyadari
bagaimana seringkali dialog berawal.
Sebagai narasumber pusat pun kita seringkali
berusaha menjadi narasumber yang selalu menjadi
seorang penjawab yang sempurna.
Bagaimana bila tidak ada junior macam saya ato
faatih yang bertanya? *umur kita baru 18 taon*
Bagaimana bila hanya para guru itu yang memberi
dan memberi saja?
Bertanya, adalah sebuah pernyataan eksplisit, bahwa...
kita siap belajar!
-
7/30/2019 Jalan PDBK
19/34
P a g e |18
Menganalogi dengan pernyataan pak husni, bahwa
bertanya itu proses kreatif, proses mencipta.
Dialog yang sangat gayeng bisa terjadi hanya dengan
sebuah pancingan pertanyaan kecil.
Dengan mendengar sebuah pertanyaan, kita bisa tahu
banyak hal tentang seseorang.
Dengan sebuah pertanyaan kita bisa mengawali
sebuah interaksi aktif.
Dengan sebuah pertanyaan yang naif sekalipun, kita
bisa memancing derasnya ilmu yang turun dari para
guru.
Sudah siap bertanya???
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
20/34
P a g e |19
Jalan PEDEBEKA#7Kerja Keras?
Dalam banyak kesempatan kalakarya dan atau
dialog dengan daerah, pada saat sesi paparan hasil
survey Riskesdas yang menunjukkan output kinerja
yang jauh dari harapan, seringkali terlontar sanggahan
defensif dengan kemarahan luar biasa;
Kami telah bekerja keras pak...
Kami ini sudah terlalu sering lembur pak...
Kami sudah kejar sasaran sampai ke rumahnya
pak...
Bapak ini bicara seolah kami ini tidak
berkerja...
Sudah semua cara kami lakukan pak! Kami
sudah maksimal...
Bapak enak cuman ngomong doang, kami ini
yang di lapangan sudah bekerja sangat keras!
Bapak ini tidak tahu situasi lapangan, hanya
bicara angka-angka saja...
Begitu banyak yang terlontar, begitu banyak yang
terucap, dan hampir semuanya tersampaikan dengan
emosi yang tersulut, meski kadang disampaikan
dengan nada lirih yang tertahan.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
21/34
P a g e |20
Meski sebenarnya pengennya misuh-misuh*...
(*mengumpat,red)
Apakah mereka tidak bekerja keras?
Heiii! Mereka bekerja keras!
Sangat keras bahkan...
Pekerja kesehatan banyak kali merupakan pekerja
keras. Tak jarang mereka benar telah melakukan
banyak hal melebihi gaji yang mereka terima.
Kemarahan yang ditunjukkan dengan kalimat defensif
massif benar-benar mewakili pernyataan bahwa
mereka telah bekerja keras, bahwa mereka telah
bersama-sama melakukan banyak hal untuk
kesehatan di wilayahnya, untuk masyarakat yang
diampunya.
Saya ulang pertanyaannya,
Apakah mereka telah bekerja keras?
Dan berdasarkan amatan lapangan, tidak bisa kita
pungkiri mereka memang benar telah bekerja keras!Sangat keras!!!
Mereka, yang tergabung dalam wadah Dinas
Kesehatan telah bekerja bersama-sama dengan
sangat, untuk berusaha membangun kesehatan yang
lebih baik di wilayahnya.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
22/34
P a g e |21
Dan lalu apa yang kurang?
Kerja sama!
Yup, kerja sama!
Mereka telah BEKERJA KERAS BERSAMA-SAMA, tapi
seringkali belum BEKERJA SAMA.
Maksud???
Dalam sebuah kerja sama, yang dibutuhkan bukan
hanya kerja keras, tapi ada koordinasi di dalamnya,
ada dialog di antara para pelakunya.
Dialog???
Yaa... dialog! Yang seringkali kita bawa dan
dengungkan dimana-mana.
Dialog bukan hanya sekedar media koordinasi. Dialog
juga merupakan media saling memahami dengan visi
bersama. Dialog adalah media melebur struktur
internal menjadi sebuah struktur kolektif.
Dialog merupakan sebuah therapi wicara, yang
kadang kita terlupa, bahwa banyak para rekan kitadi lapangan butuh didengar keluhannya, kadang
bukan untuk dicarikan sebuah solusi, kadang mereka
benar-benar hanya ingin didengar, mereka sudah
memiliki solusi ampuh atas masalah di lapangan itu.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
23/34
P a g e |22
Bukankah justru mereka yang paling tahu masalah
yang mereka hadapi?
Bekerja sama!
Dan bukan hanya bekerja keras bersama-sama...
Piye jal?
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
24/34
P a g e |23
Jalan PEDEBEKA#8Keluarlah
Seperti katak dalam tempurung, siapa yang tak
kenal peribahasa ini, jargon jadul yang masih up to
date dalam ranah kekinian.
Dalam serial diskusi dengan topik dialog konteks
PDBK seringkali kita diingatkan untuk menanggalkanbaju kita. Menetralkan status kita, yang dalam
bahasa versi pak Husni Muadz disebut dengan
menanggalkan struktur internal kita. Menanggalkan
lebih banyak apapun itu yang menjadi latar
belakang kita, dan lebih sering membaur dengan
peserta dialog.
Kita maknai lebih jauh lagi, ini tidak lagi tentang
dialog, ini tentang yang para arif menyebutnya
sebagai membumi!
Kita terlalu sering berdiri, bersikap, berpandangan versi
kita. Analog pak TS, jempol kita cuman mau melihatujung dalam sepatu kita, bukan sepatu orang lain.
Dalam ranah aplikatif, bisa menjadi begini...
-
7/30/2019 Jalan PDBK
25/34
P a g e |24
Keluarlah... dari tempurung orang pusatmu,
berusahalah menjadi orang daerah, yang lebih
mengenal karakteristik kearifan lokal.
Keluarlah... dari kotak orang dinas kesehatanmu,
berusahalan menjadi orang puskesmas yang benar-
benar ngerti sebagai pelaksana lapangan.
Keluarlah... dari baju orang puskesmasmu, dan
berusahalah menjadi kader atau masyarakat yangkamu layani, yang memang betul kita berkerja untuk
sebaik-baik kesehatan mereka.
Sesekali, atau seringkali, kita harus berdiri di luar diri
kita,
untuk melihat lebih luas, untuk lebih melihat apa yang
tidak biasa kita lihat.
Lebih jauh lagi...
untuk melihat apa yang diharapkan oleh yang kita
layani terhadap diri kita.
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
26/34
P a g e |25
Jalan PEDEBEKA#9Jadilah yang pertama
Dalam banyak hal dimensi kehidupan kita seringkali
mengingat segala sesuatu dengan stereotypenya.
Menyebut segala sesuatu dengan yang paling mudah
teringat.
Yang seringkali adalah pionir di sesuatu yang kitasebut itu.
Sampeyan pasti mengenal jargon dalam iklan parfum
AXE,
Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya
terserah anda...
Yup! Kesan pertama selalu meninggalkan kesan
mendalam. Meski maintenance selanjutnya tetap
diperlukan untuk memperlambat pergeseran atau
perluasan makna meninggalkan kesan pertama.
Seringkali kita tidak sadar saat kita meminta airmineral kemasan dengan mengucap...
Boleh minta AQUAnya buuk...?
-
7/30/2019 Jalan PDBK
27/34
P a g e |26
Meski sebenarnya banyak merek air mineral lain,
tetapi lidah kita tetap saja melafalkan AQUA saat
meminta air mineral kemasan.
Atau contoh satu lagi saat kita menyebut pompa air
dengan SANYO!
Apapun mereknya... SANYO adalah pompa air.
PDBK mengajarkan banyak hal pada kita. PDBK
mengenalkan begitu banyak 'masalah' yang bertahun-tahun ada di depan kita.
Gizi kurang, gizi buruk, balita kurus, balita pendek,
imunisasi lengkap yang rendah, penimbangan bayi,
kunjungan neonatal, atau persalinan ke tenaga
kesehatan yang jauh dari target.
Jadilah yang berinisiatif mengatasinya. Jadilah yang
pertama memikirkan'how?'nya.
Pola dasar PDBK yang mengajarkan kita untuk tidak
berhenti untuk melakukan proses kreatif.
Jadilah yang terdepan memeranginya.
Bahwa setiap kita adalah pemimpin. Pemimpin atas
setiap proses kreatif kita sendiri.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
28/34
P a g e |27
Jadilah yang punya ghirah melakukannya.
Menjadikannya sebagai jalan hidup, menjadikannya
sebagai dharma.
aaahh.. pagi-pagi menjadi terlalu idealis
yang penting... JADILAH YANG PERTAMA!
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
29/34
P a g e |28
Jalan PEDEBEKA#10Belajar dari Kegagalan
Kabupaten/kota Daerah Bermasalah Kesehatan
(DBK) menempatkan kabupaten/kota dalam posisi
kurang mengenakkan dalam peringkat Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM).
Peringkat IPKM yang rendah menjadikan stereotypetentang pembangunan kesehatan kabupaten/kota
yang gagal.
Rasa malu menjadi demikian dominan di hadapan
kabupaten/kota lain di luar DBK.
Mau hanya berhenti pada rasa malu saja?
Mau marah dan bersikap defensif atas data nasional?
Saya yakin emosi begitu tersulut saat mengetahui
data IPKM.
Kerja keras selama ini serasa tidak lagi dihargai!
Kerja keras selama ini serasa cuman rutinitas kosong!
***
Sayang sekali jika energi hanya diluapkan dalam
emosi defensif ketidakberterimaan atas data nasional.
-
7/30/2019 Jalan PDBK
30/34
P a g e |29
Sayang sekali jika emosi diarahkan hanya untuk
mendamprat orang pusat.
Bagaimana bila semua energi diarahkan untuk belajar
dari kegagalan tersebut?
Bagaimana bila semua emosi diluapkan untuk
membantah orang pusat dengan benar?
Membantahnya dengan mencari tahu data yang
benar dengan melakukan penjaringan sendiri secara
total populasi.
Menggalang kekuatan sesiapa saja yang merasa
disepelekan untuk menggempur kebenaran data
orang pusat.
Bidan yang marah,
pak lurah yang emosi,
kepala puskesmas yang tersinggung,
atau kader yang merasa tidak dihargai...
Bagaimana bila kita menyatukan emosi mencari
kebenaran itu?
***
Pada akhirnya kita bisa benar-benar belajar pada
sebuah kegagalan...
-
7/30/2019 Jalan PDBK
31/34
P a g e |30
Bersatu, bahu membahu, berdialog, bekerja sama...
dalam semangat yang sama!
dalam ghirah yang satu arah!
Sebuah sesuatu yang istimewa yang jarang menjadi
benar-benar kita lakukan dalam kenyataan.
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
32/34
P a g e |31
Jalan PEDEBEKA#11Kehilangan moment?
Seringkali dalam banyak kalakarya PDBK kita dijejali
dengan jargon kekinian...
Disini, saat ini!
Apa maksud???
Dalam banyak kesempatan, setiap kesempatan
adalah peluang yang istimewa.
Tak akan terulang dengan peluang yang sama.
Setiap peluang melekat pada momentnya masing-
masing,
dengan keistimewaan yang bisa jadi hanya ada pada
moment yang telah lalu.
Dalam sebuah kalakarya PDBK... saat emosi begitu
tersulut...
Pendamping punya peluang mengolah moment
tersebut menjadi sesuatu yang sangat istimewa.Menjadikannya moment untuk mengarahkan emosi
menjadi energi pencarian kebenaran.
Pada saat moment emosi tersulut...
emosi berjamaah bisa diolah pelaku lapangan untuk
-
7/30/2019 Jalan PDBK
33/34
P a g e |32
menyatukan visi,
menyamakan keinginan dan cita-cita,
menyatukan gerak dan langkah.
Setiap moment adalah peluang.
Saat bertemu hanya dengan satu kader pun adalah
peluang
Jangan sampai kehilangan moment!
Membiarkan peluang lewat begitu saja...
...dan demi waktu!
Demikian Dia Sang Maha seringkali bersumpah.
-ADL-
-
7/30/2019 Jalan PDBK
34/34
top related