isu lansia (4)
Post on 26-Oct-2015
64 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Nama : Dwi Handayani
Nim : 1020025059
ISU DAN TANTANGAN TERKAIT SITUASI KESEHATAN LANSIA DI INDONESIA
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, negara kita masuk dalam 5 besar negara yang
memiliki jumlah penduduk golongan lanjut usia terbanyak di dunia. Angka tersebut mencapai
18,1 juta jiwa atau 9,6 persen dari jumlah penduduk di tahun 2010. Banyaknya jumlah penduduk
lansia disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup manusia di Indonesia. Upaya
peningkatan usia harapan hidup memang merupakan strategi yang terus dilakukan, dimana pada
RPJMN Depkes RI, tahun 2014 diharapkan terjadi peningkatan usia harapan hidup dari 70,6
tahun pada 2010 menjadi 72 tahun pada 2014 mendatang. Sejalan dengan meningkatnya usia
harapan hidup maka secara otomatis akan terjadi perubahan struktur usia penduduk dengan
bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia. Dan Bappenas memproyeksikan jumlah penduduk
lansia usia 60 tahun atau lebih diperkirakan akan terus meningkat sehingga pada tahun 2025
jumlah lansia di Indonesia atau mencapai 62,4 juta jiwa.
Jika usia harapan hidup bertambah, hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kesehatan lansia
semakin bertambah. Namun hal tersebut belum tercermin pada lansia di Indonesia, yang terjadi
justru semakin tinggi usia harapan hidup, semakin banyak permasalahan, terutama kesehatan
yang ditimbulkan. Menurut Kemenkes RI (2013), tantangan yang dihadapi dalam upaya
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia ini adalah masih terbatasnya sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan yang memberikan layanan kesehatan yang ramah dan mudah
diakses oleh lanjut usia. Sehingga banyak diantara para lansia yang tidak dapat mengakses
pelayanan kesehatan di puskesmas karena tidak tersedianya layanan kesehatan untuk golongan
lansia.
Jika ditinjau dari aspek ekonomi, penduduk lansia secara umum dipandang lebih sebagai beban
daripada potensi sumber daya bagi pembangunan. Warga tua dianggap sebagai warga yang tidak
produktif dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang lebih muda. Bagi penduduk lansia
yang masih memasuki lapangan pekerjaan, dianggap produktifitasnya sudah menurun, sehingga
pada umumnya pendapatannya lebih rendah dibandingkan yang diterima oleh penduduk usia
muda (BKKBN, 1998). Sehingga mayoritas lansia di Indonesia berada di garis kemiskinan dan
banyak juga dari golongan mereka yang ditelantarkan oleh keluarganya.
Isu sentral lainnya mengenai masalah kependudukan yaitu masih rendahnya kualitas sumberdaya
manusia usia lanjut yang dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi
makanan dan gizi, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan serta pengakuan masyarakat bahwa
mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan pendapatan dari pensiunan yang masih rendah.
Konsumsi makanan dan gizi kurang (malnutrisi) masih dialami oleh beberapa lansia di Indonesia
yang tersebar pada beberapa desa dan daerah pinggiran kota. Kondisi yang demikian
mengakibatkan masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat lansia.
Tantangan-tantangan yang sering ditemui pada lansia memang tidak terlepas dari masalah
kesehatan ataupun sosial ekonomi. Karena menurut Direktur Keperawatan dan Keteknisian
Medik, Suhartati, S.Kp, M.Kes. Workshop Kesehatan Lanjut Usia dengan Tema “ Menuju
Lansia Sehat dan Aktif Melalui Pendekatan Siklus Hidup”, pada usia lanjut terjadi kemunduran
sel-sel yang disebabkan oleh proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ,
kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif, seperti
jantung koroner, stroke, patah tulang akibat osteoporosis, demensia dan lain-lain. Melalui
Deklarasi Yogyakarta tentang Penuaan dan Kesehatan yang disepakati oleh Menteri Kesehatan
dari 11 negara, Menteri Kesehatan RI juga mengakui bahwa penuaan yang sehat adalah
tantangan kesehatan. Mengingat lansia banyak yang menghadapi penyakit kronis dan
menurunnya kemampuan beraktivitas (disabilitas).
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan pola penyakit pada lansia yang
terbanyak adalah gangguan sendi kemudian diikuti oleh hipertensi, katarak, stroke, gangguan
mental emosional, penyakit jantung dan diabetes mellitus. Riskesdas 2007 juga menunjukkan
penyebab kematian pada umur 65 tahun ke atas pada laki-laki adalah stroke (20,6 %), penyakit
saluran nafas bawah kronik (10,5 %), Tuberkulosis Paru (TB) (8,9 %), hipertensi (7,7 %),
penyakit jantung iskemik (6,9 %), penyakit jantung lain (5,9 %), diabetes mellitus (4,9 %),
penyakit hati (4,4 %) dan pnemonia (3,8 %).
Maka periode lansia ini sering dianggap menakutkan banyak orang, baik mereka yang akan
memasuki periode tersebut maupun kelompok lain yang mempersepsikan tahap tersebut. Namun
keadaan ini diharapkan tidak dianggap sebagai beban bagi negara, melainkan bagaimana
mengupayakan strategi untuk menjadikan lansia sebagai asset pembangunan nasional. dampak
ekonomi dari penuaan menentukan arah upaya kesehatan dan sistem pendukung. Melihat situasi
tersebut maka dampak dari pertambahan penduduk lansia ini perlu segera diantisipasi dan
mendapat perhatian serta penanganan, mengingat secara umum kondisi lansia berbeda dengan
kondisi penduduk lainnya. Berbagai upaya pemecahan masalah sudah harus segera dipikirkan
dan dipertimbangkan agar penduduk lansia tidak menjadi kendala pembangunan, tetapi tetap
dapat dipertahankan sebagai modal pembangunan. Oleh karena itu, topik ini sangat perlu untuk
mendapatkan fokus dari para penentu kebijakan, masyarakat, serta sektor swasta.
Daftar Pustaka :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Riset
Kesehatan Dasar 2007. Jakarta
BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). 2007. Jumlah Lansia 2025
Diproyeksikan 62,4 Juta Jiwa : Forum Jakarta untuk Perlindungan Lansia. Jakarta
BPS (Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010. Jakarta
Humas Ditjen Bina Upaya Kesehatan. 2013. Workshop Kesehatan Lanjut Usia “Menuju Lansia
Sehat Dan Aktif Melalui Pendekatan Siklus Hidup”. Available at :
http://buk.depkes.go.id. Akses : 24 September 2013
Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN, 1998. Demografi Multiregional. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Jumlah Lansia Indonesia, Lima Besar Terbanyak di Dunia.
Available at : http://kliping.depkes.go.id. Tanggal akses : 24 September 2013
top related