hubungan antara kebiasaan menggunakan tas...
Post on 01-May-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS
PUNGGUNG BERAT DAN KEJADIAN Low Back Pain (LBP)
PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
Memeroleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
Oleh
RAKHA FATURACHMAN
NIM : 1112103000043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
v
KATA PENGANTAR
Kata Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak nikmat dengan izin, rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini dengan judul
“Hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan kejadian Low
back pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam tak lupa untuk selalu penulis
panjatkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat islam dari episode
kegelapan menuju zaman terang benderang seperti saat ini.
Selama proses penelitian ini dilaksanakan mulai dari tahapan persiapan hingga
pengolahan data, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi dan
pengarahan yang luar biasa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
kata terimakasih, syukur, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Kaprodi PSPD UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT dan dr. Jono Ulomo, Sp.PK selaku Pembimbing 1
dan Pembimbing 2 yang telah memberikan segalanya yang peneliti butuhkan
mulai dari motivasi yang luar biasa, perhatian yang mendalam, waktu, pikiran,
pengalaman, dan kesabaran dalam membimbing saya hingga Alhamdulillah
peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.
3. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Kes dan dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad selaku penguji
pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian
ini.
4. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D
selaku penanggung jawab modul riset.
5. Kedua orang tua saya, ayah saya Ir. Idris zaini dan ibu saya Dra. Rosnelly yang
telah membesarkan dan memberikan kasih sayang tak terbatas kepada saya dan
vi
telah banyak memberikan motivasi, dukungan dan yang paling berharga untuk
saya adalah do’a yang tiada henti-hentinya sehingga Alhamdulillah saya
mendapatkan banyak kemudahan dalam menyusun penelitian ini.
6. Kepada Kakek saya Abdul Aziz(alm) dan Pang Zaini(alm) serta nenek saya Siti
Zubaedah (alm) dan Maemun (alm) yang selalu menjadi inspirasi bagi saya.
Seluruh anggota keluarga yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak henti mengalir
selama saya menjalani masa pendidikan
7. Abang dan adik saya Maulana Okta Rheza dan Rizqi Fawazullah yang telah
bersedia menjadi tutor dan teman berbagi keluh kesah selama proses penyusunan
penelitian ini.
8. Bu Pipit dan Pak Ajip selaku petugas administrasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta bagian akademik yang membantu dalam proses pembuatan surat
persetujuan etika penelitian.
9. Teman-teman kelompok riset, Adlina Zahra, Rakha Faturachman, dan
Muhammad Nicco Hakim. Terima kasih telah berjuang bersama saya untuk
menyelesaikan penelitian ini.
10. Teman-teman PSPD 2012. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang selalu saya
rasakan ketika bersama kalian selama ini. Kita memang benar-benar together,
better, stronger.
Akhir kata, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan penulisan hasil penelitian ini.
Ciputat, 26 Agustus 2015
Rakha Faturachman
vii
ABSTRAK
Rakha faturachman. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan antara kebiasaan
menggunakan tas punggung berat dan kejadian Low back pain (LBP) pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Low back pain adalah masalah ortopedi yang paling sering ditemukan di
dunia yang menyerang kelompok remaja, dewasa hingga orang tua. Beberapa
penelitian menunjukan bahwa insidensi LBP tertinggi terjadi dalam decade ke-3
kehidupan seseorang, dan secara umum prevalensinya meningkat pada hingga usia
60-65 tahun. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa LBP adalah salah satu
masalah utama yang di miliki oleh mahasiswa kedokteran. Tingkat stress dan waktu
pendidikan yang panjang merupakan faktor predisposisi yang dimiliki oleh
mahasiswa kedokteran. Penelitian ini meneliti prevalensi dan faktor resiko LBP pada
mahasiswa kedoteran Fakultak Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
menggunakan metode potong lintang. Sampel penelitian yang digunakan adalah
(n=225; dengan tingkat partisipasi 100%) yang dipilih secara acak dari seluruh
mahasiswa preklinik. Penelitian ini menggunakan kuesioner Roland-Morris yang
telah diterjemahkan dan di validasi ke dalam Bahasa Indonesia. Prevalensi LBP
pada mahasiswa kedokteran setahun terakhir adalah 16.9% (n =38) dan prevalensi
seminggu terakhir sejak sampel penelitian mengisi kuesioner adalah 11.1% (n=25).
Hasil yang didapat dari hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung
berat pada setahun terakhir (p=1,00) dan seminggu terakhir (p=1,00) dan kejadian
LBP menunujukan hubungan tidak signifikan. Dan juga didapatkan hasil yang
didapat dari hubungan antara moda transportasi yang biasa digunakan menuju
kampus pada setahun terakhir (p=0,13) dan seminggu terakhir (p=1,00) dan
kejadian LBP menunujukan hubungan tidak signifikan.
Kata Kunci : Nyeri punggung bawah, tas punggung berat, moda transportasi,
mahasiswa kedokteran
viii
ABSTRACT
Rakha Faturachman.Medical Education Study Programme. Relationship between the
habit of using heavy backpack and Low Back Pain (LBP) among undergraduated
students of a Syarif Hidayatullah Jakarta Medical School.
Low back pain (LBP) is the most common orthopedic problem worldwide
and is known to affect both younger and older adults. Studies have found the
incidence of low back pain is highest in the third decade, and overall prevalence
increases with age until the 60–65 year age group. In few studies have found that
LBP is the one of musculoskeletal problem that medical students have. The stressful
and time consuming curriculum of medical students predisposes them to this problem.
This study assesses the prevalence and risk factors of LBP in students of a Syarif
Hidayatullah Medical School with a cross sectional method. The study subjects (n =
225; 100% participation) were selected via simple random sampling from all
undergraduate medical students. This study uses the Roland-Morris disability
questionnaire that already translated and validated into Bahasa Indonesia.
Prevalence of LBP among the students over the past one year was 16.9% (n =38) and
prevalence over the past one week from the subject answer the questionnaire’s
question was 11.1% (n=25). The result of relationship between the habit using heavy
backpack over the past one year (p=1,00) and the past one week (p=1,00) with LBP
in this study is not significant. Also The result of relationship between the habit of
using modes of transportation to the campusover the past one year (p=0,13) and the
past one week (p=1,00) with LBP in this study is not significant.
Key word: Low back pain, Heavy Backpack, Modes Of transportation, Medical
students
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………….iii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………..iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...v
ABSTRAK...………………………………………………………………………..vii
ABSTRACT.……………………………..………………………………………...viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...xv
BAB I….........................................................................................................................1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………3
1.3 Hipotesis…………………………………………………………………..3
1.4 Tujuan……………………………………………………………………..3
1.4.1 Tujuan Umum…………………………………………………...3
1.4.2 Tujuan Khusus…………………………………………………..3
1.5 Manfaat……………………………………………………………………4
1.5.1 Bagi Masyarakat.……………………………………………….4
1.5.2 Bagi Institusi…………………………………………………….4
x
1.5.3 Bagi Peneliti……………………………………………..……...4
BAB II………………………………………………………………………………...5
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………5
2.1 Landasan Teori……………………………………………………………5
2.1.1 Definisi Low back pain…………………………………………5
2.1.2 Anatomi………………………………………….……………...5
2.1.2.1 Columna Vertebralis………………………………….5
2.1.2.2 Struktur dan dungsi vertebra………………………….7
2.1.2.3 Karakteristik regio vertebrae ………………………...9
2.1.2.4 Discus Intervertebralis………………………………...7
2.1.2.5 Regio Lumbal dan Regio Sacral………………………8
2.1.3 Faktor risiko Low Back Pain……………………………..12
2.1.3.1 Kebiasaan meminum kopi……………………….12
2.1.3.2 Kebiasaan mengenakan tas punggung berat…….13
2.1.3.3 Riwayat keluarga LBP……………………………14
2.1.3.4 Tempat belajar dan postur tubuh yang buruk……14
2.1.3.5 Usia ……………………………………………….14
2.1.4 Biomekanika…………………………….………………...15
2.1.5 2.1.5 Patofisiologi………………………..……..………..17
2.1.6 Alat ukur LBP…………………….………………………………20
xi
2.2 Kerangka Konsep………………………………………………………..20
2.3Kerangka Teori…………………………………………………………..21
2.4Definisi Operasional………………………………………..……………22
BAB III………………………………………………………………………………24
METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………………..24
3.1 Desain Penelitian………………………………………………………...24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………24
3.3 Alat dan Bahan Penelitian……………………………………………….24
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian………………………………………….24
3.4.1 Populasi Subyek Penelitian……………………………………24
3.4.2 Besar Sampel…………………………………………………..25
3.5 Kriteria Sampel…………………………………………………………..28
3.5.1 Kriteria Inklusi…………………………………………………28
3.5.2 Kriteria Eksklusi……………………………………………….28
3.6 Cara Kerja Penelitian…………………………………………………….29
3.6.1 Persiapan Penelitian…………………………………………....29
3.6.2 Menentukan Sampel penelitian …………………………….…29
3.6.3 Penyebaran Kuesioner kepada sample penelitian……………...29
3.6.4 Kriteria inklusi dan eksklusi …………………………...……...30
3.6.5 Analisis dan pengolahan data kuesioner…………………31
xii
3.7 Alur Penelitian…………………………………………………………...32
3.8 Anggaran penelitian……………………………………………………..33
3.9 Etika Penelitian…………………………………………………………..33
3.9.1 Ethical clearance……………………………………………….33
3.9.2 Informed consent………………………………………………33
3.9.3 Surat permintaan persetujuan penggunaan kuesioner Roland-
Morris………………………………………………………….33
3.9.4 Kerahasiaan ……………………………………………………33
BAB IV………………………………………………………………………………34
HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………...34
4.1Hasil dan Pembahasan…………………………………………………...34
4.1.1 Analisis Univariat……………………………………...34
4.1.1.1 Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada
Mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta………………..34
4.1.2Analisis Bivariat……………………………………….38
4.1.2.1 Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan
oleh mahasiswa kedokteran dengan Low Back Pain ………..38
4.1.2.2 Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa
kedokteran menuju ke kampus dengan Low Back Pain…..…41
4.2Keterbatasan Penelitian………………………………………………….43
BAB V……………………………………………………………………………….44
xiii
KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………...44
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………44
5.2 Saran……………………………………………………………………..44
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..46
LAMPIRAN…………………………………………………………………………48
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Low Back Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta
Tahun 2015 seminggu terakhir…………..………….…...…………………34
Tabel 2 Distribusi Low Back Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta
Tahun 2015 setahun terakhir……………………….…………..…….……35
Tabel 3 Distribusi pemakaian tas punggung berat pada mahasiswa kedokteran
FKIK UIN Jakarta Tahun 2015…………………………...……………….36
Tabel 4 Distribusi kendaraan yang digunakan mahasiswa dari rumah atau temapt kos
menuju ke kampus kedokteran FKIK UIN Jakarta Tahun 2015………………...37
Tabel 5 Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa
kedokteran dengan Low Back Pain satu minggu terakhir………………….38
Tabel 6 Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa
kedokteran dengan Low Back Pain satu tahun terakhir……………………...39
Tabel 7 Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa kedokteran menuju ke
kampus dengan Low Back Pain satu minggu terakhi…………..………….41
Tabel 8 Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa kedokteran menuju ke
kampus dengan Low Back Pain satu tahun terakhir…………… ……...42
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ruas-ruas Tulang Belakang ……..………………………………………..7
Gambar 2 Persendian tulang vertebra lumbar …………………………..…………..11
Gambar 3 Biomekanika ruas tulang belakang…………………………….………...17
Gambar 4 Hubungan persepsi nyeri dan motor behavior…..………………………..20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fakultas Kedokteran adalah salah satu jurusan yang paling banyak diminati sekaligus
jurusan yang memliki beban akademis yang berat di Indonesia. Untuk menjadi seorang
mahasiswa kedokteran, kita harus menghadapi padatnya jadwal perkuliahan mulai dari
pagi hingga sore hari, ditambah dengan beban tugas yang cukup berat. Oleh karena itu
seorang mahasiswa kedokteran akan memiliki tingkat stress yang lebih tinggi, baik stress
psikologis maupun stress fisik melalui beban tas punggung yang harus mereka bawa
setiap harinya . Buku-buku kedokteran yang dipakai memiliki bobot yang cukup berat
yang harus dibawa di dalam tas mereka dapat menimbulkan keluhan kesehatan. Selain itu
mahasiswa kedokteran setidaknya harus duduk di dalam kelas rata-rata delapan jam
dalam satu hari.
Dengan kebiasaan seperti ini tentunya akan menimbulkan keluhan fisik yang bisa
mengganggu aktivitas seorang mahasiswa kedokteran.Keluhan yang paling banyak
ditemui pada fakultas kedokteran adalah keluhan low back pain LBP.Keluhan LBPakan
membuat diri mereka merasa tidak nyaman dan menjadi faktor penghambat bagi mereka
untuk menjalani aktivitas akademik mereka sehari-hari. Nyeri dapat didefinisikan sebagai
sensasi tidak nyaman, resah, atau derita yang timbul akibat stimulasi ujung saraf
nosiseptor1. Nyeri dapat digambarkan sebagai “suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau
berpotensi terjadi, atau dijelaskan berdasarkan kerusakan tersebut” 2
.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New Delhi India (Aggarwal dkk) pada
tahun 2014 yang dilakukan pada populasi mahasiswa kedokteran dengan jumlah subjek
penelitian sebanyak 160 orang yang didapat dengan cara random sampling di dapatkan
prevalensi LBP dalam satu tahun terakhir sebanyak sebesar 47.5% 16
.Sedangkan
prevalensi LBP pada saat pengumpulan data penelitian yang sama adalah sebesar
32.5%.16
. Dari data prevalensi diatas menujukan bahwa keluhan LBP pada mahasiswa
2
kedokteran di India cukup banyak dan menjadi salah satu keluhan penting yang dapat
mengganggu aktivitas akademik yang akhirnya dapat berdampak pada penurunan
prestasi akademik pada mahasiswa kedokteran tersebut.
Selain itu penelitian di India tersebut juga membahas mengenai beberapa faktor
risiko yang dimiliki oleh mahasiswa kedoteran dalam menimbulkan LBP. Salah satu
faktor risiko yang tersebut antara lain adalah kebiasaan menggunakan tas punggung
dengan beban yang berat.16
Data yang membahas mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun
diperkirakan40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita
nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2%dan pada wanita 13,6%. Insiden
berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-
17%3. Sebaran usia pasien yang mengalami LBP seringkali terjadi pada usia 30 dan pada
umumnya prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia sampai usia 60-65 tahun
dan setelah itu mulai berkurang 3
.
Di Indonesia data ataupun penelitian yang membahas mengenai keluhan low back
pain dikalangan mahasiswa kedokteran belum pernah dilakukan Hal ini menyebabkan
tidak adanya data atau informasi mengenai prevalensi maupun faktor risiko LBP pada
mahasiswa kedokteran di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang
hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung yang berat dengan LBP pada
mahasiswa kedokteran di Indonesia. Manfaat hasil penelitia ini adalah mengidentifikasi
kebiasaan menggunakan tas punggung dengan beban berat sebagai salah satu faktor
risiko LBP.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berapakah prevalensi LBP pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
2015?
Adakah hubungan antara kebiasaanhubungan antara kebiasaan menggunakan tas
punggung berat dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
Adakah hubungan antara moda transportasi yang biasa digunakan menuju ke kampus
dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
1.3. Hipotesis
Terdapat hubungan antara kebiasaanhubungan antara kebiasaan menggunakan tas
punggung berat dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terdapat hubungan antara moda transportasi yang biasa digunakan menuju ke
kampus dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahu bagaimana prevalensi LBP serta faktro risiko pada mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
1.4.2. Tujuan Khusus
A. Mengetahui Prevalensi LBP pada mahasiswa PSPD pre klinik UIN Jakarta
B. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebiasaan menggunakan tas
4
punggung berat dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
o Masyarakat
Memberikan informasi tentang dampak buruk dari kebiasaan menggunakan tas
punggung yang berat pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
o Institusi
Mendorong gagasan penilitian berikutnya tentang faktor risiko LBP pada mahasiswa
kedokteran.
o Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti mengenai hubungan antara kebiasaanhubungan
antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan kejadian Low Back Pain
(LBP) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, sekaligus menjadi referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.1Definisi Low back pain
Jika dilihat dari letak anatomisnya nyeri punggung dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
neck pain(nyeri pada region servikal), upper back pain (nyeri pada region torakal), dan low back
pain (nyeri pada region lumbo sakral).6Low back pain didefinisikan sebagai suatu sensasi nyeri
dan rasa tidak nyaman yang terlokalisasi di bawah garis costae ke-12 dan di atas lipatan gluteal
inferior dengan atau tanpa nyeri tungkai bawah yang menetap untuk jangka waktu
tertentu.5Berdasarkan onset yang ditimbulkan, low back pain dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Low back pain kronik didapatkan rasa nyeri yang menetap lebih dari 12 minggu
2. Low back pain akut/sub akut rasa nyeri menetap selama kurang dari 12 minggu.5
LBP dapat disebabkan oleh berbagai macam kelainan. Berdasarkan etiologinya, LBP
dapat digolongkan menjadi viscerogenik, vaskulogenik, neurogenik, spondilogenik, dan
psikogenik.8Sekitar 84% kasus LBP tidak ditemukan penyebab yang spesifik dan digolongkan ke
dalam sebagai LBP non spesifik.
2.1.2 Anatomi
Punggung merupakan region tubuh yang menjadi tempat perlekatan kepala, leher, dan
ekstremitas. Secara anatomi punggung meliputi:4
a. Kulit dan jaringan subkutan
b. Otot : terdapat 2 lapisan otot yaitu :
1. Lapisan otot superficial berperan dalam posisi dan pergerakan ekstremitas
2. Lapisan otot Profunda (“otot pungung sejati”) berpera dalam pergerakan atau
untuk mempertahankan posisi tulang belakang aksial (Postur)
c. Columna Vertebralis : Terdiri dari :
1. Vertebra
6
2. Discus intervertebralis(IV)
3. Ligament-ligamen
d. Costa (di region toraks)
e. Medulla Spinalis dan meningens (membran yang melapisi medulla spinalis
f. Berbagai saraf dan pembuluh darah segmental
2.1.2.1 Columna Vertebralis
Vertebra dan Discus Invertebralis (IV) secara bersama-sama menyusun columna
vertebralis (Vertebra), yang memanjang dari kranium (tulang tengkorak) sampai dengan apex
coccyx.4 Columna vertebralis adalah salah satu komponen penyusun trunkus tubuh
yang berada di bagian posterior tubuh. 10
Columna vertebralis membentuk tulang rangka leher
dan punggung dan merupakan bagian utama tulang rangka aksial (yaitu, artikulasi tulang-tulang
cranium, columna vertebralis, costa, dan sternum).4
Columna vertebralis orang dewasa memiliki panjang 72-75 cm, sekitar seperempatnya
terbentuk oleh discus IV, yang merupakan fibrokartilago yang memisahkan dan mengikat
vertebra bersama-sama. 4 Columna vertebralis pada orang dewasa secara khas terdiri dari 33
vertebra yang tersusun dalam 5 regio, yaitu:4
1. Tujuh Vertebrae Cervicales
2. Dua belas Vertebrae Thoracicae
3. Lima Vertebrae Lumbales
4. Lima Vertebrae Sacrales
5. Empat Vertebrae Coccygeae
7
Gambar 2.1 Ruas-ruas Tulang Belakang13
Konfigurasi dari vertebrae akan berubah sejalan dengan bertambahnya usia. Lima vertebrae
sacrales pada orang dewasa menyatu membentuk sacrum, dan setelah sekitar usia 30 tahun maka
4 vertebrae coccygea menyatu membentuk coccyx. 4 Hal ini menjdikan jumlah ruas tulang
belakang orang dewasa pada usia 30 tahun ke atas menjadi 26 ruas dengan distribusi jumlah ruas
dari setiap daerah columna vertebra adalah:
a. Tujuh ruas vertebra cervicales (leher)
b. Dua belas ruas vertebra thoracales (punggung)
c. Lima ruas vertebra lumbares (pinggang)
d. Satu ruas vertebra sacrales (kelangkang) yang terdiri dari 5 ruas yangbergabung
e. Satu ruas vertebra coccygeals (tungging) yang terdiri dari 4 ruas yang bergabung
Jenis persendian yang menghubungkan struktur columna vertebralis tergolong sendi
synarthrosis, yaitu sendi yang memungkinkan sedikit atau bahkan tidak ada gerakan sama sekali.
Sementara itu terdapat jaringan tulang rawan yang menghubungkan antara tulang vertebra yaitu
8
kartilagohialin.Kartilago hilain memungkinkan struktur columna vertebra dapat digerakkan ke
arah depan,belakang, samping, maupun rotasi.11
2.1.2.2 Struktur dan Fungsi Vertebrae
Struktur dasar dari vertebrae dari setiap regio pada dasarnya sama, vertebra tipikal terdiri 3
komponen dasar yaitu:
A. Corpus Vertebrae
Corpus Vertebrae adalah bagian dari columna vertebralis yang secara kasar berbentuk
silindris 4. Korpus vertebrae merupakan sebuah masa dari tulang sponge dan sumsum tulang
merah yang dilapisi oleh tulang kompakta12
. Bagain korpus vertebrae ini merupakan bagian
yang memiliki fungsi weight-bearing bagi tubuh 12 .Bagian superior dari korpus vertebrae kasar
sedangkan bagian inferiornya menempel secara kokoh dengan diskus intervertebralis 12
. Ukuran
corpus vertebra meningkat seiring turunnya segmen columna vertebralis dan paling jelas terlihat
mulai dari segmen T44
.
Corpus vertebra sendiri terdiri lagi dari beberapa bagian tulang, yaitu:Tulang vascular dan
Trabekulat (spongiosa kanselosa) yang dilapisi oleh lapisan pada bagian luar yaitu tulang
kompakta yang tipis 4
.Celah pada struktur trabekular tersebut diisi oleh sumsum merah yang
merupakan jaringan hematopoeitik (pembentuk darah) yang paling aktif pada orang dewasa.
Pada bagian posterior struktur vertebra terdapat foramina besar yang merupakan tempat vena
basivertebralis yang berfungsi untuk mendrainase sumsum4. Pada permukaan superior dan
inferior corpus vertebra orang dewasa dilapisi oleh discus kartilago hialin yang nantinya akan
berkembang menjadi tulang 4 .
B. Arcus Vertebralis
Letak dari arcus vertebralis adalah di bagian posterior dari corpus vertebra, terdiri dari 4. :
a. Dua Pediculus (kanan dan kiri)
Pediculus adalah suatu processus silindris pendek dan kuat yang berproyeksi ke posterior
dari corpus vertebrae untuk bertemu lamina.
b. Lamina
9
Lamina adalah tulang yang lebar dan rata yang menyatu di garis tengah.
Struktur Pediculus dan Lamina tersebut bersatu membentuk dinding foramen vertebrae 4
.
Di dalam struktur foramen vertebrae terdapat canalis vertebralis yang berisi medulla spinalis dan
radix nervi spinals bersamaan dengan meningens, lemak dan pembuluh darah4.
c. Tujuh Processus
Tujuh processus ini berasal dari arcus vertebralis yang terdiri dari:
1. Satu processus spinosus mediana
2. Dua processus tranversus
3. Empat processus articularis
4.
2.12.3 Karakteristik regio vertebrae
A. VERTEBRAE LUMBAL
Terdapat 5 vertebra lumbal yang terletak di punggung bawah diantara thorax dan
sacrum4
. Karakteristik yang terdapat pada vertebrae lumbar ini adalah bentuknya yang tebal,
padat pendek dan tumpul, dan prosesus spinosus yang berbentuk seperti persegi12
. Karena berat
yang ditopang semkin bertambah ke arah ujung inferior columna vertebralis, maka vertebra
lumbale memiliki corpus yang besar dan massif yang menjelaskan ketebalan tubuh bagian
bawah di bidang median4 .
Processus articularisnya memanjang vertikal, dengan procesus
articularis pada awalnya berorientasi ke sagital dimulai dari sendi T12-LI tetapi menajdi lebih
koronal seiring turunnya columna 4
. Processus tranversusnya berproyeksi ke posterosuperior
serta lateral, pada setiap permukaan dasar dari processus tranversus terdapat processus
accessorius kecil yang memberikan pelekatan untuk musculus lumborum intertransversa medial
4 . Sedangkan pada permukaan posterior dari processus articularis terdapat processus
mammillaris yang member pelekatan bagi Mm.multifidi dan otot intertransversa medial otot-
(otot punggung).
Terdapat perbedaan artikulasi dari prosesus pada vertebrae lumbar dengan bagian
vertebra yang lain, jika dibandingkan dengan vertebrae torakal, artikulasi prosesus inferiornya
menghadap ke arah ventral dan prosesus superiornya menghadap ke arah dorsal sedangkan pada
vertebrae lumbar prosesus superior menghadap medial dan prosesus inferior menghadap ke
10
lateral ke arah prosesus superior vertebrae berikutnya4. Gambaran dan susunan artikulasi
processus pada vertebrae lumbales seperti ini mengakibatkan vertebrae lumbales tidak dapat
melakukan gerakan pembungkukan atau twisting, dan memungkinkan fleksi lateral tetapi
mencegah rotasi4 .
Vertebra L5 merupakan vertebra terbesar dari semua vertebra yang dapat digerakan, L5
berfungsi untuk menopang seluruh berat tubuh bagian atas 4
. Berat tubuh ditransmisi dari
vertebra L5 ke basis ossis sacri, yang terbentuk oleh permukaan superior vertebra S14
.
Gambar 2.2 Persendian tulang vertebra lumbar14
11
SACRUM
Vertebrae Sacrum memiliki bentuk baji, segitiga, dan besar terdiri dari 5 vertebrae
sacrales, Pada anak anak terdapat lima bagian terpisah sacrum (S1-S5) dan mulai menyatu pada
usia sekitar 16 tahun dan menyatusecara sempurna pada sekitar umur 26 tahun12
. Bentuk segitiga
sacrum disebabkan oleh penurunan cepat ukuran masa lateral vertebra sacrales selama
perkembangan4
. Selain itu separuh dari struktur inferior sacrum tidak berfungsi sebagai
penopang berat tubuh, oleh karena itu ukurannya sangat berkurang 4
.
Sacrum terletak diantara os coxae dan membentuk atap dan dinding posterosuperior
cavitas pelvis posterior4 .
. Dalam fungsinya sebagai weight-bearing sacrum memberikan
kekuatan dan stabilitas pada pelvis dan mentransmisi berat tubuh ke gelang panggul (struktur
cincin bertulang yang terbentuk oleh os coxae dan sacrum, yang menjadi perlekatan ekstremitas
bawah.)4
.
.
Kanalis sacralis adalah kelanjutan dari kanalis vertebralis dalam sacrum. Kanalis sacralis
ini berisikan berkas radix nervi spinalis yang keluar di inferior vertebra L1 yang dikenal sebagai
cauda equina yang turun melewati terminasi medulla spinalis 4
. Sacrum memiliki dua
permukaan yaitu : 1. Permukaan anterior dari sacrum relatif lembut dan berbentuk konkav,
memiliki empat garis transversal yang menandai bahwa ke lima vertebrae telah menyatu.
Permukaan ini memiliki empat pasang foramen sacral anterior yang besar, yang merupakan
tempat lewatnya saraf dan arteri yang menuju ke organ yang ada di rongga pelvis 12
. 2.
Permukaan dorsal dari sacrum sangat kasar, Pada bagian dorsal sacrum, terdapat empat pasang
bagian yang terbuka untuk tempat lewatnya saraf spinal, yaitu disebut foramen sacrum posterior.
Saraf yang ada pada foramen ini menginervasi bagian gluteal dan tungkai bawah12
.
COCCYX
Coocyx (tulang ekor) adalah tulang berbentuk segitiga kecil yang biasanya terbentuk oleh
proses fusi dari keempatvertebrae coccygeae rudimenter meskipun pada beberapa orang dapat
kurang satu atau lebih 4 .
Coccyx merupakan sisa skeleton eminensia caudalis yang seperti ekor
12
embrionik yang terdapat pada embrio manusia dari akhir minggu ke-4 sampai awal minggu ke -
84 .
Co1 sampai Co4 mengalami proses fusi tadi pada rentang umur 20 tahun sampai 30 menjadi
sebuah tulang yang berbentuk seperti segitiga12
.coccyx memiiki dua permukaan yaitu
permukaan pelvic yang berbentuk konkaf dan relative halus, serta permukaan posterior yang
memiliki processus articularis rudimenter 4
.
Vertebra Co1 merupakan vertebrae coccygeae yang paling besar dan lebar, processus
transversusnya yang pendek dihubungkan dengan sacrum dan processus articularis
rudimenternya membentuk cornu coccygeum yang berartikulasi dengan cornu sacrale4
.struktur
vertebra coccyx memiliki peranan yang sdikit berbeda dalam fungsinya sebagai weight-bearing
disbanding dengan vertebra yang lainnya. Coccyx tidak ikut dengan struktur vertebra lain dalam
menopang berat tubuh ketika berdiri, namun pada saat duduk coccyx akan mengalmi fleksi kea
rah anterior yang mennujukan bahwa tulang tersebut menerima sebagian berat tubuh atau
menjalankan fungsi weight-bearing pada saat duduk 4 .
Jika kita perhatikan struktur otot pada vertebra coccyx, terdapat perlekatan untuk
sebagian gluteus maximus dan musculus coccygeus serta ligamentum anococcygeum, interseksi
fibrosa median pada musculus pubococcygeus4 .
Coccyx bisa mengalami fraktur pada proses partus yang sulit atau terjadi trauma yang
sangat keras ketika terjatuh dan mengenai bagian gluteal tubuh. Coccyx sering dikatakan sebagai
tulang ekor, yang memiliki peran sebagai tempat menempelnya otot yang berada bada bagian
dasar pada pelvis12
.
2.1.3 Faktor risiko Low Back Pain
Faktor risiko LBP pad mahasiswa kedokteran telah banyak diidentifikasi di luar Indonesia antara
lain adalah16
:
2.1.3.1 Kebiasaan meminum kopi
Pada hasil jurnal tersebut terdapat hasil yang signifikan antara kebiasaan meminum kopi
terhadap timbulnya keluhan LBP (p<0,05). Hal ini menunjukan semakin kerap seseorang
13
mengkonsumsi kopi dalam suatu jangka waktu yang telah ditetapkan maka berpengaruh
terhadap keluhan LBP yang timbul.Kebiasaan ini juga biasanya memang sering ditemukan
pada mahasiswa kedokteran yang mengkonsumsi kopi ini dengan tujuan agar mereka dapat
tetap terjaga dan tidak merasa mengantuk agar dapat belajar atau mengerjakan tugas yang
diberikan hingga larut malam.
Table 1: Socio-demographic characteristics and the presence of low
2.1.3.2 Kebiasaan mengenakan tas punggung yang berat
Dari hasil jurnal tersebut didapatkan hasil yang cukup signifikan terhadap faktor risiko
kebiasaan menggunakan tas pungung yag berat dengan keluhan LBP yang dirasakan oleh
mahasiswa kedokteran di India(p<0.05). Hasil yang didapat adalah sebagai berikut: kebiasaan
menggunakan tas punggung yang berat setiap hari adalah 50% dan jarang 38%16
.
Selain itu menurut penelitian yang dilakukan di kota Dois Irmaos, Brazil Utara (Caludia
Tarrago Candotti dkk) didapatkan hasil yang menunjukan adanya hubungan antara kebiasaan
menggunkan tas punggung yang berat dan posisi tubuh ketika membawa tas punggung tersebut
terhadap timbulnya keluhan LBP pada anak Sekolah Dasar25
. Dan menurut Siivola dkk back pain
dan permasalahan postur tubuh pada orang dewasa disebabkan oleh multifaktor salah satunya
adalah kebiaaan menggunkana tas punggung yang berat dan membawanya dalam posisi yang
tidak benar.26
Dari beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya memang telah terbukti bahwa
kebiasaan mengunakan tas punggung yang berat merupakan salah satu faktor risiko terhadap
timbulnya keluhan LBP baik pada pelajar pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada
khususnya.
Tuntutan sebagai seorang mahasiswa kedokteran memang memiliki beban pelajaran yang
lebih berat dibanding dengan mahasiswa jurusan lainnya.Banyak buku yang harus dibaca oleh
seorang mahasiswa kedokteran setiap harinya untuk menunjang kebutuhan pendidikannya.Buku
tersebut bukan hanya banyak namun memiliki bobot yang juga tidak ringan. Hal ini dapat
menimbulkan stress fisik melalui beban tas punggung yang harus mereka bawa setiap harinya .
Buku-buku kedokteran yang dipakai memiliki bobot yang cukup berat yang harus dibawa di
dalam tas mereka
Kebiasaan ini akan berdampak secara mekanik dan struktural terhadap tulang belakang
dan kerja otot yang mendukung tulang belakang mereka yang menajadi penopang beban dari tas
14
punggung mereka. Oleh karena itu kebiasaan menggunakan tas punggung yang berat menjadi
salah satu faktor risiko penting bagi LBP yang ditemukan pada mahasiswa kedoteran.
2.1.3.3 Riwayat keluarga memiliki keluhan LBP dan Riwayat pribadi mengalami LBP
sebelumnya
Riwayat pernah mengalami LBP sebelumnya merupakan faktor risiko yang sangat kuat
untuk seorang individu mengalami LBP di masa depan 17
2.1.3.4Tempat belajar dan postur tubuh yang buruk
Di dapatkan hasil yang signifikan dari tempat belajar dan postur tubuh yang buruk terhadap
keluhan LBP.Kebiasaan belajar pada tempat yang tidak semestinya seperti di kasur, di lantai
tanpa meja belajar lipat, ataupun pada meja belajar dengan posisi yang tidak ergonomis juga
sering ditemukan pada mahasiswa kedokteran.Hal ini juga menjadi faktor resiko penting LBP
pada mahasiswa kedokteran.
2.1.3.5 Usia
Berdasarkan data penelitian dari sebuah jurnal yang membahas mengenai low back pain dan
faktor resikonya di new delhi india menunjukan bahwa secara umum sekitar 60-80% populasi
pernah mengalami keluhan nyeri punggung atau low back pain dalam seumur hidup mereka. Dan
20-30% diantaranya pernah dan masih mengalami keluhan low back pain hingga sekarang.
Dengan metode cross sectional yang dilakukan dalam penelitian tersebut menunjukan insidensi
puncak LBP terjadi pada usia 30 tahunan dan kembali berada pada puncak kejadian di usia
antara 45-60 tahun16
.
Terdapat beberapa hal yang dapat menjelaskan mengapa LBP banyak ditemukan pada usia
tua yaitu antara 45-60 tahun. Salah satunya adalah akibat akumulasi kerusakan tulang belakang
yang disebabkan oleh proses degeneratif akibat penuaan usia sel tulang, akibat beban kerja
seperti mikrotrauma, dan penurunan kapasitas tulang belakang dalam funginya sebagai weight-
bearing17.
15
Namun akhir-akhir ini ditemukan hasil yang menunjukan bahwa LBP tidak lagi identik
dengan penyakit yang dialami oleh orang lanjut usia. Hal ini ditunjukan dengan ditemukannya
sekitar 39.8% remaja yang mengeluhkan low back pain. Artinya penyakit LBP sekarang ini telah
mengalami pendinian onset usia penderita yang berhubungan terhadap penurunan produktifitas
pada penderita LBP yang masih dala usia produktif16
.
2.1.4 Biomekanika
Gambaran anatomi tulang belakang memiliki ciri khas berupa lengkungan tulang belakang
yang membentuk menyerupai hurus “S”,yang mencekung (concave) pada segmen vertebrae
thoracica dan mencembung (convex) pada segmen vertebrae lumbal 24
. Bentuk anatomi tersebut
membuat tulang belakang memiliki sifat lebih elastis dan berfungsi untuk menyerap tekanan ke
arah bawah pada saat kita melompat dan memngangkat beban.24
Struktur anatomi pada tulang belakang yang berperan dalam proses biomekanika adalah
Discus Intervertebralis (IVD)s. Discus Intervertebralis terletak diantara dua ruas vertebra yang
saling berdekatan24
.Discus intervertebralis dimulai dari IVD C2-C3 (terletak diantara vertebra
C2 dan C3) sampai dengan IVD L5-S1 (terletak diantara vertebra L5 dan S1) yang totalnya
berjumlah 23 discus intervertebralis.
Discus Intervertebralis terdiri dari dua struktur yang menyusunnya yaitu:
1. Lapisan luar yang dilapisi oleh annulus fibrosus berupa jaringan jaringan ikat fibrosa
yang memiliki persarafan somato-sensori di bagian luarnya.
2. Bagian dalam yaitu nukleus pulposus berupa jaringan fibrikartilago yang berfungsi untuk
mengahasilkan gaya yang mengakibatkan tetap terpisahnya dua ruas vertebra yang
berdekatan24 .
Pada kondisi seseorang dalam posisi berdiri tegak tanpa membawa barang apapun, fungsi
weight-bearing dilakukan oleh 5 ruas vertebrae lumbal dan terkonsentrasi pada discus
intervertebralis L5-S1, hal ini dikarenakan pusat massa tubuh pada posisi berdiri tegak berada di
anterior IVD L5-S124
. Untuk tetap menjaga posisi tubuh dalam keadaan tegak, tulang belakang
dibantu oleh kontraksi dari beberapa kelompok otot yaitu:
1. Musculus erector spinalis yang terdiri dari (M. sacrospinal, M. quadratus
Lumborum, M. longissimus dorsi, dan M. multi fudus)
16
2. Kelompok Musculus flexor ekstremitas bawah ( M. gluteal, dan M. hamstring)24
.
Kontraksi dari 2 kelompok otot di atas akan menghasilkan tenaga traksi dan torsi pada semua
processus spinosus dari vertebrae lumbal, terutama pada discus intervertebralis L5-S1
Gambar 2.3 Biomekanika ruas tulang belakang24
Pada kondisi seseorang mengangkat beban berat mekanisme yang telah dijelaskan di atas
menyebabkan discus intervertebralis L5-S1 menerima gaya penekanan yang lebih besar yang
mengakibatkan terjadi sobekan atau kerusakan dari annulus fibrosus yang bisa menyebabkan
terjadinya prolaps dari nucleus pulposus atauu dikenal dengan hernia nucleus pulposus (HNP)
yang akan menekan percabangan dari saraf spinal di sekitarnya dan menghasilkan rasa nyeri
yang menyebar pada lokasi tersebut24
.
Gerakan fleksi, ekstensi, dan rotasi dapat dilakukan oleh seseorang akibat peran dari
vertebrae lumbal. Hal ini bisa terjadi karena discus intervertebralis lumbal memiliki sifat
persendian synarthrosis dengan nukleus pulposus berfungsi sebagai aksis dari vertebrae ketika
melakukan gerakan fleksi, ekstensi, membungkuk, menarik, dan mendorong24
.Pada gerakan
rotasi bagian dari vertebrae yang paling besar terkena dampaknya adalah lapisan eksternal
17
struktur annulus fibrosus, sedangkan pada gerakan fleksi, ekstensi, dan membungkuk yang
dibebani paling besar adalah bagian dalam dari annulus fibrosus 24
.
Ligamen berfungsi untuk menjaga agar sendi tetap terfiksasi atau meminimalisir gerakan
yang dapat berpotensi mengakibatkan cedera. Pada saat fleksi tulang belakang, tekanan terbesar
terdapat pada ligamen interspinosus dan ligamen supraspinosus yang diikuti oleh ligamen
intrascapular dan ligamen flavum 24
.Pada saat ekstensi tulang belakang tekanan terbesar terdapat
pada ligamen anterior longitudinal.Pada saat membungkukan tulang belakang tekanan terbesar
terdapat pada ligament kontralateral dari arah membungkuknya, dan Pada saat rotasi tulang
belakang tekanan terbesar terdapat pada ligament kapsular. Peregangan yang terjadi pada
ligamen akan meningkatkan rasa nyeri pada tulang punggung24
.
2.1.5 Patofisiologi
Low back pain kronik merupakan sebuah sindrom yang kompleks dan memiliki multifaktorial
etiologi25
.Low back pain (LBP) dapat terjadi pada orang dengan aktivitas fisik yang berat
dengan struktur tulang belakang yang normal, ataupun pada orang dengan aktivitas fisik yang
normal namun memilki struktur tulang belakang yang tidak normal24
. Pada dasarnya LBP
bukanlah sebuah diagnosis namun sebuah gejala yang dapat disebabkan oleh banyak penyebab
atau penyakit yang mendasarinya. Jika dilihat dari penyebab atau penyakit yang mendasarinya
LBP dapat di golongkan menajadi LBP spesifik dan non spesifik.
Kasus LBP dengan penyakit organik yang mendasarinya, baik spinal ataupun non-spinal dan
biasanya diidentifikasi dengan ditemukannya gambaran radiologis yang tidak normal di
klasifikasikan sebagai LBP spesifik24
.Lower back pain spesifik biasanya terdapat penyakit atau
proses patologis yang mendasarinya yang jelas berupa trauma, tumor, proses degeneratif, fraktur
kompresi, spondylolisthesis, ankylosing spondylitis, dan infeksi18,24
. Sedangkan LBP non
spesifik tidak dapat ditemukan penyebab yang jelas 19
.
Beban mekanis yang dialami oleh tulang belakang karena aktivitas berat ataupun menopang
suatu benda yan berat pada tulang belakang diduga memiliki peranan penting pada patogenesis
18
LBP. Kebiasaan menggunakan tas punggung berat yang dapat dikategorikan sebagai salah satu
stress mekanis, dan sudah dibuktikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna terhadap beban
mekanis tersebut terhadap timbulnya keluhan LBP pada mahasiswa kedokteran di India.16
Di
Amerika juga ditemukan hal yang sama bahwa ditemukan angka kejadian LBP lebih banyak
pada kelompok dengan aktivitas kerja yang lebih lama 21
.
Patofisologi dari LBP memiliki hubungan erat terhadapa faktor risiko yang mendasarinya
seperti yang dijelaskan di atas.Faktor risiko tersebut salah satunya berupa beban mekanis pada
tulang belakang.Penyebab utama LBP yang bersifat mekanis salah satunya adalah beban mekanis
pada tulang punggung berupa tarikan dan regangan yang dapat terjadi akibat aktivitas berat,
hernia discus invertebralis dan stenosis spinalis 20
Beban mekanis yang diberikan kepada tulang
belakang tersebut menimbulkan beban tekanan (“compressive stress loading”) pada struktur
tulang belakang, anatara lain adalah: Musculus erector spinalis yang terdiri dari (M. sacrospinal,
M. quadratus Lumborum, M. longissimus dorsi, dan M. multi fudus)
Kelompok Musculus flexor ekstremitas bawah ( M. gluteal, dan M. hamstring), percabangan
saraf spinalis, sendi facet, periosteum, os vertebrae, serat pada lapisan eksternal annulus fibrosus
yang menyebabkan kondisi fatigue dan mikrotrauma berulang pada struktur tersebut24
.
Sementara itu pada struktur yang terlibat pada beban mekanis di atas terdapat saraf somato-
sensori yang akan terstimulasi akibat beban mekanis tersebut. Setelah terstimulus maka akan
terbentuk impuls nyeri yang akan di hantarkan ke pusat rasa nyeri yang akhitnya akan
menimpukan sensasi nyeri pada lokasi tulang belakang tersebut24
.
Sedangkan penyebab LBP yang bersifat non-mekanis pada prinsipnya adalah berupa
gangguan inflamasi seperti infeksi, neoplasma primer dan sekunder 20
..Proses inflamasi juga
menjadi memiliki peranan penting pada proses pathogenesis LBP. Dalam proses inflamasi
dihasilkan sitokin-sitokin yang dapat menimbulkan sensasi nyeri seperti interleukin-1 β {IL-1β},
interleukin-6 {IL-6}, dan tumor necrosis factor alpha {TNFα). Sitokin tersebut akan
meningkatkan aktivitas transient receptor potential subtype v1 {TRPV1} yang akan menginduksi
ekspresi gen pronosiseptif dan meningkatkan penghantaran impuls nyeri di neuron-neuron dorsal
ganglion23
.
19
Faktor genetik juga memiliki peran dalam patofisiologi LBP. Terdapat kemungkinan sekitar
30%-46% gejala LBP diturunkan secara genetik, dan seperempat dari keseluruhan kasus LBP
genetik disebabkan oleh penyempitan diskus intervertebralis, dan juga dipengaruhi oleh
kecepatan impuls nyeri 22
.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas patofisiologi LBP banyak difokuskan pada kelainan
komponen jaringan muskuloskeletal, sistem saraf dan faktor perilaku 25
. Namun, akhir-akhir ini
ditemukan dan telah diuji model patofisiologi baru yang menyatukan antara penelitian-penelitian
sebelumnya mengenai terdapatnya hubungan mekanisme patogenik dengan sistem saraf25
.
Gambar 2.4 Hubungan persepsi nyeri dan motor behavior
Dari penjelasan gambar diatas bahwa terdapat hubungan antara memori rasa nyeri yang
terbentuk akan mengeluarkan keluaran berupa motor behavioryang tidak normal berupa:
1. Penurunan gerakan lokal yang akan menyebabkan atrophy otot dan fibrosis yang akan
menurunkan pula suplai 02 terhadap jaringan tersebut sehingga timbul kondisi iskemia
dan menstimulasi keluarnya H+
, K+
, histamin, TGF β1 yang akan diterima oleh reseptor
di pusat sensasi yang akan menginhibisi impulspenghambat sensasi nyeri sehingga rasa
nyeri yang timbul akan semakin besar.
20
2. Peningkatan gerakan lokal yang akan menimbulkan mikrotrauma atau proses inflamasi
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengeluarkan sitokin-sitokin proinflamasi dan
menstimulasi keluarnya H+
, K+
, histamin, TGF β1 yang akan diterima oleh reseptor di
pusat sensasi yang akan menginhibisi impuls penghambat sensasi nyeri sehingga rasa
nyeri yang timbul akan semakin besar.
2.1.6 Alat ukur LBP
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur dalam penelitian ini.Kuesioner yang digunakan
adalah Roland-Moris Disability Questionnaire (RDQ).Roland-Moris Disability Questionnaire (RDQ)
adalah salah satu kuesioner yang dapat mengidentifikasi keterbatasan yang dialami seseorang dalam
menjalani aktivitasnya sehari-hari yang disebabkan oleh LBP.
Kuesioner ini terdiri dari 24 pertanyaan yang dibuat berdasarkan penilaian fungsi mental dan fisik
Sickness Impact Profile yang dapat dijadikan indikator dari penyakit LBP.
2.2 Kerangka Konsep
Kebiasaan menggunakan tas
punggung berat
Moda transportasi ke kampus
Nyeri punggung bawah
21
2.3Kerangka Teori
Kebiasaan
menggunakan
tas punggung
berat
Aktivitasfisik berat
Posturtubuh yang tidak baik
Proses Inflamasi
Menibulkan beban penekanan (compressive stress loading) pada struktur vertebrae lumbal
Penekanan pada segmen lumbal (weight-bearing)
Beban mekanis
Os vertebrae
lumbalperiosteum
Sendifacet
Sarafspinal sekitar
Kontraksi Musculuserector spinalisKelompok Musculusflexor ekstremitas bawah
MikrotraumaFatigue
(kelelahan)
Pusat nyeri
Penghantaran impulsnyeri
Menstimulasi sara somato-sensoripada struktur tersebut
H+ , K+ , histamin, TGF β1
TNF-αIL-6IL-1β
Induksi ekspresi gen pronosiseptif
Meningkatkan sensitivitasTRPV1
Rasa Nyeri
22
2.4 Definisi Operasional
Variabel Definisi Kategori Cara pengukuran Alat ukur Pengukur Skala
Low back
pain
Gangguan
musculosk
eletal
berupa
nyeri dn
raa tidak
nyaman
pada
tulang
belakang
tanpa
riwayat
trauma dan
penyakitya
ng
mendasari
1. Mengalami
Low back
pain
{mengisi
YA ≥3}
2. Tidak
mengalami
Low back
pain {Ya
<3}
Kuesioner
Rolland
Morris
Kuesioner
tentang
riwayat
penyakit
struktural
tulang
belakang
yang pernah
dialami
Kuesioner
Roland
Morris
Kuesioner
tentang
riwayat
penyakit
struktural
tulang
belakang
yang pernah
dialami
Pengamat Nominal
Tas
Punggung
Tas yang
digunakan
pada
bagian
punggung
dengan 2
tali bahu
Tas
Punggung
berat : Tas
punggung
dengan
bobot ≥
10% dari
berat
sampel
penelitian
Tas
Berat tas diukur
dengan
menggunakan
timbangan SECA
yang telah
dikalibrasi
Timbangan digital
SECA dengan
tingkat ketelitian
0.01kg
Pengamat Nominal
23
Punggung
ringan : Tas
punggung
dengan
bobo t<
10% dari
berat
sampel
penelitian
Moda
transportasi
Kendaraan
atau cara
sampel
penelitian
menuju
kampus
sehari-hari
Transpor
pasif :
Kendaraan
bermotor
(mobil,
sepeda
motor, bus)
Transpor
aktif :
Sepeda atau
jalan kaki
Melalui pertanyaan
pilihan moda
transportasi yang
dilampirkan pada
kuesioner RDQ
Pengamat Ordinal
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional potong lintang
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitiaan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN yang
dilakukan mulai bulan Mei 2015-Juli 2015
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian adalah:
1. Kuesioner Roland-Morris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan
telah melalui uji validitas agar dapat digunakan dalam penelitian ini ditambah
pertanyaan mengenai faktor risiko dalam penelitian.
2. Timbangan berat badan dan tinggi badan SECA
3.4Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi Subjek Penelitian
Populasi target penelitian adalah mahasiswa kedokteran di Indonesia
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter preklnik tahun 2012 sampai dengan 2014
Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang telah terpilih dengan
menggunakan metode simple random sampling.
25
3.4.2 Besar Sampel
Deskriptif kategorik
Rumus deskriptif kategorik ini digunakan untuk mencari besar masalah yaitu berupa
prevalensi LBP pada populasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n =
Keterangan rumus
Z : deviat α = 1,96
P :prevalensi (proporsi berdasarkan kepustakaan)= 47,5%16
d : presisi = 7%
Q : 1-P
n =
= 196
Prevalensi yang digunakan dari kepustakaan penelitian sebelumnya adalah
sebesar 47,5% 16
. Syarat yang diperlukan apakah besar sampel 196 tersebut dapat
digunakan adalah bila bila nilai PXN>5. Pada penelitian ini bila prediksi peneliti benar,
peneliti akan memperoleh prevalensi sebesar 47,5% ± 7% = 40,5%-54,5%. Maka nilai
26
PXN yang di dapat adalah minimal 40,5% x 196 = 79,38 dan maksimal 54,5% x 196 =
106,82 nilai PXN >5 artinya besar sampel sebesar 96 boleh digunakan karena memuhi
syarat besar sampel untuk penelitian deskriptif kategorik 24 .
Sehingga sampel yang
mewakili untu mengetahui besar masalah atau Prevalensi LBP pada populasi mahasiswa
PSPD pre klinik UIN Jakarta adalah 96 sampel.
Setelah mengetahui jumlah sampel 96 telah memenuhi syarat, untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini
dilakukan penghitungan besar sampel penelitian analitik kategorik.
Rumus penelitian analitik kategorik tidak berpasangan
n1 = n2 = ( √ √
)
n1 = n2 = ( √ √
)
= 82
Keterangaan:
n1 = n2 = besar sampel
Zα = deviat α = 1,96
P =
Q = 1-P
Zβ = deviat beta = 0,84
27
P1 = 0,8
Q1 = 1-P1
P2 = 0,6
Q2 = 1-P2
Berdasarkan kesalahan tipe 1 5% dengan hipotesis dua arah maka didapatkan Zα sebesar
1,96, sedangkan Zβ yaitu kesalahn tipe 2 sebesar 20%, p2=0,62
. Dari rumus diatas didapatkan
perhitungan besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 164 orang, namun
peneliti melakukan perhitungan sampel dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya drop
out, sehingga jumlah sampel diperbesar dengan perhitungan rumus sebagai berikut :
n’ =
=
= 225
n’ = besar sampel setelah antisipasi drop out
n = besar sampel yang dibutuhkan
f = prediksi drop out = 27%
Pada akhirnya jumlah sampel penelitian yang diambil setelah memperhitungkan
kemungkinan adanya drop out yaitu sebanyak 225 orang
28
Dummy Table
LBP Non-LBP Ratio prevalensi
Heavy
Bag
Pack
a b
Non
Heavy
Bag
Pack
c d
3.5 Kriteria Sampel
Sampel penelitian adalah populasi terjangkau dari populasi target yang sudah
terpilihmelalui metode simple random sampling
3.5.1 Kriteria Inklusi
Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014
Bersedia menjadi sampel penelitian pada penelitian ini
3.5.2Kriteria Eksklusi
Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014
yang memiliki riwayat struktural tulang belakang.
Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap.
29
3.6 Cara Kerja Penelitian
3.6.1 Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dimulai dari pengajuan permohonan izin kepada komite etik penelitian
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah mendapatkan izin dari komite etik
dilanjutkan dengan pemilihan kuesioner Roland-Morris sebagai alat ukur dalam penelitian
ini. Tahapan selanjutnya dalam persiapan penelitian ini adalah peneliti mengirimkan
permohonan penggunaan kuesioner kepada Roland-Morris melalui email sebagai persyaratan
hak cipta. Setelah permohonan izin diterima, peniliti melanjutkan dengan tahapan
penerjemahan kuesioner ke dalam Bahasa Indonesia, dan dilakukan tahapan uji validitas pada
30 sampel yang dipilih random di masing-masing angkatan untuk menentukan apakah
pertanyaan dari kuesioner yang telah diterjemahkan valid atau tidak dengan menggunakan
program SPSS. Pertanyaan yang tidak valid peneliti eksklusikan dari kuesioner Roland-
Morris untuk mengurangi bias dari hasil jawaban kuesioner yang akan diisi nantinya.
3.6.2 Menentukan Sampel penelitian
Pada tahapan ini peneliti menginput semua nama calon sampel penelitian dari populasi
terjangkau ke dalam program Microsoft Excel. Setelah itu dilakukan pemilihan sampel
penelitian dari populasi terjangkau yaitu populasi mahasiswa PSPD FKIK UIN preklinik
dengan cara simple random sampling.
3.6.3 Penyebaran Kuesioner kepada sample penelitian
Setelah sampel penelitian didapatkan peneliti, dilakukan proses penyebaran kuesioner kepada
sampel penelitian. Pada penelitian ini kuesioner digunakan sebagai data pimer. Kuesioner
yang digunakan terdiri dari Kuesioner tentang riwayat penyakit struktural tulang belakang yang
pernah dialami dan kuesioner Roland-Morris. Isi dari kuesioner tersebut adalah:
Identitas pasien mencakup:
a. Nama,
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
30
e. Angkatan
f. Nomor Handphone
g. Berat badan (BB)
h. Berat Tas punggung
i. Kekerapan menggunakan tas punggung berat ke kampus,
j. Moda transportasi yang digunakan menuju kampus
k. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan tulang belakang.
Pertanyaan Kuesioner Roland-Morris dengan pilihan jawaban berupa “ya” atau “tidak”
Setelah data primer didapatkan maka akan dilakukan penelitian deskriptif kategorik untuk
mendapatkan prevalensi LBP dan selanjutnya dilakukan penelitian analitik kategorik tidak
berpasangan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat
dengan keluhan low back pain pada sampel penelitian.
3.6.4 Kriteria inklusi dan eksklusi
Setelah dikumpulkan kuesioner tersebut dilakukan penentuan sampel penelitian yang
termasuk kedalam kriteria inklusi yaitu:
Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014
Bersedia menjadi sampel penelitian pada penelitian ini
Tahapan selanjutnya adalah menentukan kriteria eksklusi dari sampel yang telah memenuhi
persyaratan inklusi di atas. Kriteria eksklusi berupa:
Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014
yang memiliki riwayat struktural tulang belakang.
Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap.
Sampel penelitian yang memenuhi criteria inklusi akan diikut sertakan dalam penelitian ini
dan pengolahan data sedangkan yang termasuk ke dalam criteria eksklusi tidak diikut
sertakan dalam penelitian dan pengolahan data.
31
3.6.5 Analisis dan pengolahan data kuesioner
Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah melakukan analisis data kuesioner. Data
penelitian di analisis dengan uji chi square menggunakan SPSS dan jika tidak memenuhi
persyaratan chi square maka akan digunakan metode fisher exact test. Analisis yang
dilakukan adalah analisis univariat untuk menentukan prevalensi LBP dan analisis univariat
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggu
berat dan moda transportasi yang biasa digunakan menuju kampus dengan keluhan LBP.
32
3.7 Alur Penelitian
1. Persiapan penelitian
2. Menentukan Sampel penelitian dari populasi terjangkau dari
populasi target yang sudah terpilihmealui metode simple random
sampling
1.B Menerjemahkan kuesioner Rollan-Morris ke dalam Bahasa
Indonesia
1.C Melakukan Uji validitas kuesionerRollan-Morris (pada 30
sampel yang dipilih random di masing-masing angkatan)
3. Menyebarkan kuesioner kepada sample penelitian
Tidak diikut sertakan dalam pengolahan data
Diikut sertakan dalam pengolahan data
5. Analisis dan pengolahan data kuesioner
1.A. Memilih Kuesioner Rollan-Morris sebagai instrument
penelitian
4. Memisahkan kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
33
3.8 Anggaran Penelitian
No Nama Total
1. Biaya ATK Rp 500.000
2. Biayapengambilankuesioner Rp 1.500.000
3. Biayapeminjamantimbangandanpengukurantinggibadan Rp 100.000
4. Biayatidakterduga Rp 1.000.000
Total Biaya Rp 3.100.000
3.9 Etika Penelitian
3.9.1 Ethical clearance
Ethical clearance pada penelitian diajukan kepada Komite Etik Penelitian Kedokteran
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pemberian surat permohonan izin dilakukan pada awal
tahapan penelitian sebagai landasan legalitas dari pelaksanaan penelitian.
3.9.2 Informed consent
Permintaan persetujuan kepada sampel penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu secara
tertulis yang dilampirkan pada kuesioner penelitian dan secara lisan pada proses pengambilan
data berat badan, tinggi badan dan berat tas punggung yang biasa digunakan.
3.9.3 Surat permintaan persetujuan penggunaan kuesioner Roland-Morris
Peniliti mengirimkan surat permintaan persetujuan penggunaan kuesioner kepada Prof. Martin
Roland sebagai pemegang hak cipta melalui email yang telah mendapatkan respon positif dalam
penggunaan kuesioner tersebut sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
3.9.4 Kerahasiaan
Untuk menjaga kerahasiaan dari sampel penelitian, peneliti hanya menggunakan data
yang tercantum di dalam kuesioner baik identitas maupun jawaban dari pertanyaan kuesioner
Roland-Morris sebagai data primer penelitan.
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Low Back Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta Tahun 2015 seminggu
terakhir
Low Back Pain Jumlah (n) Persentase (%) IK 95%
LBP 25 11.1 7.0% - 15.2%
(0,07-0,152) Non-LBP 200 88.9
Total 225 100
Berdasarkan data Tabel 4.1, 25 orang (11.1 %) mahasiswa kedokteran di FKIK UIN mengalami Low
Back Pain selama seminggu terakhir sejak responden mengisi kuesioner. Sedangkan mahasiswa yang
tidak mengalami LBP sebanyak 200 orang (88.9%).
35
Tabel 4.2
Distribusi Low Back Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta Tahun 2015 setahun
terakhir
Selama setahun terakhir sejak Bulan Juni 2014-Juni 2015, prevalensi LBP pada mahasiswa
kedokteran FKIK adalah sejumlah 38 orang (16.9%). 187 orang lainya (83.1%) tidak mengalami LBP.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New Delhi India (Aggarwal dkk) pada tahun 2014
yang dilakukan pada populasi undergraduated medical studentsdengan jumlah subjek penelitian
sebanyak 160 orang yang didapat dengan cara random sampling di dapatkan prevalensi LBP dalam satu
tahun terakhir sebanyak 75 orang atau sebesar 47.5% 16
.Sedangkan prevalensi LBP yang di dapat saat
dilakukan penelitian di India ini dilakukan adalah sebesar 32.5%.16
.
Jika kita bandingkan dengan hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan pada mahasiswa
kedokteran di FKIK UIN pada tahun 2015, didapatkan kecenderungan yang sama yang ditunjukan
dengan jumlah prevalensi LBP setahun terakhir 38 orang (16.9%) yang lebih tinggi dengan prevalensi
LBP seminggu terakhir 25 orang (11.1%). Hal ini dapat menunjukan beberapa kemungkinan diantaranya
adalah bisa terjadi perbaikan dari keluhan LBP yang pernah dialami setahun yang lalu. tetapi hal ini
tidak bisa kami pastikan di dalam penelitian ini dikarenakan metode yang kami gunakan adalah cross
sectional.
Jika dilihat dari banyaknya jumlah mahasiswa kedokteran yang memiliki keluhan LBP setahun
maupun seminggu terakhir pada mahasiswa kedokteran di FKIK UIN pada tahun 2015 memang lebih
sedikit secara kuantitas dibandingkan dengan hasil jurnal yang didapat di New Delhi India. Hal ini
mungkin disebabkan oleh beberapa macam faktor yang terdapat di kedua Negara. Salah satunya adalah
faktor sosiokultural antara kehidupan mahasiswa kedokteran di India dan di Indonesia yang dapat
mempengaruhi prevalensi LBP. Faktor ini dianggap penting karena jika kita lihat walaupun india dan
Indonesia keduanya merupakan Negara berkembang namun terdapat latar belakang sosialkultural yang
cukup mencolok, seperti mayoritas agama yang terdapat dikedua Negara, dan kebudayaan salah satunya
Low Back Pain Jumlah (n) Persentase (%) IK 95%
LBP 38 16.9 12.0% – 21.8%
(0,12-0,218) Non-LBP 187 83.1
Total 225 100
36
adalah dari perbedaan jenis makanan yang biasa di konsumsi di kedua Negara. India dengan mayoritas
beragama hindu tidak mengkonsumsi daging sapi sementara di Indonesia dengan mayoritas islam
konsumsi daging sapi tidak terdapat larangan di dalam agamanya. Selain faktor sosiokultural di atas
terdapat juga faktor ekonomi yang berpengaruh pada kedua Negara. Faktor ekonomi ini erat
hubungannya dengan kemungkinan mahasiswa kedokteran di kedua Negara dalam melakukan pekerjaan
tambahan di luar jam akademik mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Tabel 4.3
Distribusi pemakaian tas punggung berat pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta
Tahun 2015
Berdasarkan data tabel 4.3 dalam penelitian ini terdapat 13 (5.8%) mahasiswa kedokteran yang
memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan 212 (94.2%) dari mahasiswa kedokteran yang
memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung ringan.
Penelitian yang dilakukan di New Delhi India (Aggarwal dkk) di dapatkan hasil mahasiswa
kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung berat sebanyak 156 orang (97,5%) dan
sebanyak 4 orang (2,5%) dari mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas
punggung ringan. Jika kita lihat daris data distribusi pemakaian tas punggung berat pada mahasiswa
kedokteran di kedua Negara memiliki hasil perbedaan yang sangat mencolok. Hal ini bisa dikarenakan
setidaknya oleh dua hal, yaitu:
1. Beban akademik yang jauh berbeda diantara Fakultas kedokteran di kedua Negara tersebut
sehingga memberikan perbedaan gambaran prevalensi beban tas punggung yang harus
Backpack Jumlah (n) Persentase (%)
Tas punggung berat 13 5.8
Tas punggung ringan 212 94.2
Total 225 100
37
dibawa oleh mahasiswa kedokteran dikedua Negara tersebut.
2. Definisi operasional tas punggung berat yang berbeda yang digunakan pada kedua penelitian
ini.
3. Pengambilan data berat tas diambil pada waktu secara acak tidak dilakukan setiap hari, hal ini
menunjukan bisa jadi data berat tas belum menggambarkan berat tas secara satu minggu
penuh atau keseluruhan.
Menurut Brackley dan Stevenson beban maksimal tas punggung yang ideal adalah 10-20% dari
berat badan26
. Sedangkan ada juga penelitian yang menetapkan presentase yang lebih kecil yaitu kurang
dari 10%25
. Dalam penelitian ini digunakan kriteria tas punggung berat dengan bobot tas ≥ 10% dari
berat badan. Alasannya adalah beban mekanik yang dapat menimbulkan stress mekanik pada setiap orang
dengan berat badan yang berbeda tentunya tidak sama. Dan kriteria ini dapat mengakomodir hal tersebut.
Hal ini pula yang menjadikan distribusi tas pungung berat pada penelitian ini hanya berjumlah 13
orang(5,8%)
Tabel 4.4
Distribusi kendaraan yang digunakan mahasiswa dari rumah atau tempat kos menuju ke kampus
kedokteran FKIK UIN Jakarta Tahun 2015
Berdasarkan data tabel 4.4 didapatkan hasil kendaraan yang biasa digunakan mahasiswa kedokteran
menuju kampus mereka yaitu, sebanyak 114 (50.7%) mahasiswa menggunakan kendaraan transport pasif
yang tidak mengakibatkan terjadinya pajanan beban tas terhadap punggung mereka. Jenis kedaraan
tansport pasif yang digunakan adalah mobil atau kendaraan roda empat dan sepeda motor. Sedangkan
terdapat 111 (49.3%) mahasiswa yang menggunakan kendaraan transport aktif yang mengakibatkan
terjadinya pajanan beban tas terhadap punggung mereka ketika dalm perjlann menuju kmpus. Kendaraan
Moda transportasi Jumlah (n) Persentase (%)
Transpor pasif 114 50.7
Transpor aktif 111 49.3
Total 225 100
38
transport aktif yang digunakan berupa sepeda, mayoritas mahasiswa berjalan kaki.
II. Analisis Bivariat
4.2 Kebiasaan menggunakan tas punggung berat
Tabel 4.5
Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa kedokteran dengan Low
Back Pain satu minggu terakhir
Tas
Punggung
Low Back Pain Mahasiswa UIN
satu minggu terakhir
Total
p
RP
LBP Non-LBP
N % N % N %
Tas
punggung
berat
1 0.4 12 5.3 13 5.8 1.00 0,653
IK
95%(0
,081-
5,245) Tas
punggung
ringan
24 10.7 188 83.6 212 94.2
Total 25 11.1 200 88.9 225 100.0
Hasil analisis data hubungan antara berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa
kedokteran dengan LBP yang dialami selama seminggu terakhir diperoleh bahwa ada sebanyak 1 orang
(0.4%) mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung berat dengan
presentase tas punggung dibandingkan dengan berat badan subjek ≥10% yang dikategorikan sebagai
heavy backpack yang mengalami LBP, namun terdapat pula 12 (5.3%) mahasiswa yang memiliki
kebiasaan membawa tas punggung berat yang tidak mengalai LBP. Terdapat 24 (10.7%) dari mahasiswa
kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung dengan presentase tas punggung
dibandingkan dengan berat badan subjek <10%yang dikategorikan sebagai non-heavy backpack yang
mengalami LBP, dan terdapat 188 (83.6%) mahasiswa dengan kebiasaan menggunakan non-heavy
39
backpack dan tidak mengalami LBP.
Karena hasil analisis menggunakan metode chi square tidak memenuhi persyaratan maka nilai p
diperoleh dari metode Fisher’s exact test yaitu p = 1.00. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat tas punggung yang biasa digunakan oleh
mahasiswa kedokteran dengan LBP pada penelitian ini.
Tabel 4.6
Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa kedokteran dengan Low
Back Pain satu tahun terakhir
Tas
punggung
Low Back Pain Mahasiswa UIN
satu minggu terakhir
Total
P value
RP
LBP Non-LBP
N % N % N %
Tas
punggung
berat
2 0.9 11 4.9 13 5.8 1.000 0.889
IK
95%(0
.189-
4.183) Tas
punggung
ringan
36 16.0 176 78.2 212 94.2
Total 38 16.9 187 83.1 225 100
Hasil analisis data hubungan antaraberat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa
kedokteran dengan LBP yang dialami selama satu tahun terakhir diperoleh ada sebanyak 2 orang (0.9%)
mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung berat dengan presentase tas
punggung dibandingkan dengan berat badan subjek ≥10% yang dikategorikan sebagai heavy backpack
yang mengalami LBP, namun terdapat pula 11 (4.9%) mahasiswa yang memiliki kebiasaan membawa tas
punggung berat yang tidak mengalai LBP. Terdapat 36 (16.0%) dari mahasiswa kedokteran yang
memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung dengan presentase tas punggung dibandingkan dengan
berat badan subjek <10%yang dikategorikan sebagai non-heavy backpack yang mengalami LBP, dan
40
terdapat 176 (78.2%) mahasiswa dengan kebiasaan menggunakan non-heavy backpack dan tidak
mengalami LBP.
Berdasarkan uji statistik diperoleh p = 1.00 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa
kedokteran dengan LBP pada penelitian ini.
Dari kedua hasil yang ditunjukan pada table 4.5 dan 4.6 menunjukan hubungan yang tidak
signifikan antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan keluhan LBP. Hal ini ditunjukan pula
pada penelitian yang dilakukan di New Delhi India16
. Penelitian tersebut melakukan dua tipe analisis
kategorik tidak berpasangan yaitu bivariat dan multivariat. Pada analaisis bivariat didapatkan hasil tidak
signifikan p<0,05 walaupun variabel bebas kebiasaan menggunakan tas punggung berat hampir dimiliki
oleh seluruh sampel penelitian (97,5%). Sementara itu pada penelitian yang sama ketika dilakukan
analisis multivariat didapatkan hasil yang signifikan p<0,05 dari variabel bebas kebiasaan menggunkan
tas punggung berat. Hal ini menunjukan bahwa memang penyebab dari LBP adalah multifaktorial yang
tidak cukup hanya dapat dijelaskan atau disebabkan oleh salah satu faktor tunggal saja.
Pembahasan yang lain mengapa hasil dari penelitian ini tidak bermakna adalah, jika kita lihat
secara statistik bukan dikarenakan sample size tidak adekuat, tapi kemungkinan dikarenakan dua hal ini:
1. Rancangan seleksi sampel lebih baik menggunakan matching atau analisis kategorik
berpasangan.
Namun terdapat hasil yang berbeda pada jurnal yang meneliti LBP pada anak Sekolah Menengah
Atas (SMA) 25
. Pada jurnal tersebut didapatkan hasil yang signifikan antara kebiasaan menggunaka tas
punggung berat yang diukur dari hari senin hingga hari jumat terhadap keluhan LBP. Pada penelitian
tersebut dilakukan pada tiga kelompok kelas sampel penelitian yaitu siswa SMA kelas 2, 5, dan 9. Hal ini
juga didukung dari data yang dilansir dari situs The American Occupational Therapy Association,
setidaknya 14 ribu siswa Sekolah dasar di Amerika menderita karena tas punggung sekolah model ransel
yang terlalu berat 27
. Keluhan yang timbul bermacam-macam melingkupi ketegangan, keseleo, dislokasi
hingga fraktur yang harus dibawa ke Unit Gawat Darurat rumah sakit. Hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa hal yaitu:
1. Kematangan struktur tulang belakang dari anak SD-SMA dan Mahasiswa yang berbeda
2. Kurikulum anak SD-SMA yang sekarang cenderung lebih padat yang berdampak kepada
rata-rata berat tas punggung yang harus dibawa dalam satu minggu meningkat)
41
Tabel 4.7
Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa kedokteran menuju ke kampus dengan Low
Back Pain satu minggu terakhir
Moda
transportasi
Low Back Pain Mahasiswa UIN
satu minggu terakhir
Total
P value
RP
LBP Non-LBP
N % N % N %
Transport
pasif
12 5.3 102 45.3 114 50.7 1.00 0,887
IK
95%(0
,386-
2,038) Transport
aktif
13 5.8 98 43.6 111 49.3
Total 25 11.1 200 88.9 225 100.0
Hasil analisis data hubungan antara kendaraan yang biasa digunakan oleh mahasiswa kedokteran
menuju kampus dengan LBP yang dialami selama seminggu terakhir diperoleh ada sebanyak 12 (5.3%)
mahasiswa yang biasa menggunakan alat transportasi pasif seperti mobil dan motor yang memiliki
keluhan LBP, namun terdapat pula sebanyak 102 (45.3%) mahasiswa kedokteran yang menggunakan alat
transportasi pasif yang tidak memiliki keluhan LBP. Sedangkan terdapat 13 (5.8%) subyek pada
kelompok mahasiswa yang biasa menggunakan alat transportasi aktif menuju ke kampus seperti sepeda
dan berjalan kaki yang memiliki keluhan LBP, dan sebanyak 98 (43.6%) mahasiswa dari kelompok yang
sama yang tidak memiliki keluhan LBP.
Karena hasil analisis menggunakan metode chi square tidak memenuhi persyaratan maka nilai p
diperoleh dari metode Fisher’s exact test yaitu p = 1.00. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kendaraan yang biasa digunakan oleh mahasiswa
kedokteran menuju kampus dengan LBP pada penelitian ini.
Tabel 4.8
42
Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa kedokteran menuju ke kampus dengan Low
Back Pain satu tahun terakhir
Moda
transportasi
Low Back Pain Mahasiswa UIN
satu minggu terakhir
Total
P value
RP
LBP Non-LBP
N % N % N %
Transport
pasif
15 6.7 99 44.0 114 50.7 0.130 0,580
IK
95%(0
,285-
1,180) Transport
aktif
23 10.2 88 39.1 111 49.3
Total 38 16.9 187 83.1 225 100.0
Hasil analisis data hubungan antara kendaraan yang biasa digunakan oleh mahasiswa kedokteran
menuju kampus dengan LBP yang dialami selama setahun terakhir diperoleh ada sebanyak 15 (6.7%)
mahasiswa yang biasa menggunakan alat transportasi pasif seperti mobil dan motor yang memiliki
keluhan LBP, namun terdapat pula sebanyak 99 (44.0%) mahasiswa kedokteran yang menggunakan alat
transportasi pasif yang tidak memiliki keluhan LBP. Sedangkan terdapat 23 (10.2%) subyek pada
kelompok mahasiswa yang biasa menggunakan alat transportasi aktif menuju ke kampus seperti sepeda
dan berjalan kaki yang memiliki keluhan LBP, dan sebanyak 88 (39.1%) mahasiswa dari kelompok yang
sama yang tidak memiliki keluhan LBP.
Berdasarkan uji statistik diperoleh p =0.130 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kendaraan yang biasa digunakan oleh mahasiswa
kedokteran menuju kampus dengan LBP pada penelitian ini.
Pada variabel bebas moda transportasi ini peniliti ingin mencari apakah terdapat hubungan antara
besarnya pajanan yang dapat ditimbulkan akibat memakai alat transportasi yang mengharuskan seseorang
memikul beban tas punggungnya dalam durasi yang lama seperti pada pejalan kaki. Namun hasil yang
didapatkan tidak menunjukan hubungan yang signifikan antara keduanya.
Setelah dilakukan analisa lebih dalam ternyata pada sampel penelitian yang tergolong kelompok
transport aktif yaitu berjalan kaki atau menggunakan sepeda bertempat tinggal dekat dari kampus. Hal ini
43
mengakibatkan durasi membawa tas punggung yang singkat sehingga tidak dapat menimbulkan pajanan
yang berarti pada tulang belakang yang bisa menimbulkan LBP. Selain itu peneliti mengalami kesulitan
dalam mencari rujukan yang membahas hal yang sama baik penelitian di dalam negeri maupun di luar
negeri.
4.2 keterbatasan penelitian
Kemungkinan terjadi Recall bias pada pengisian kuesioner terutama pada pertanyaan
mengenai keluhan yang dirasa pada setahun terakhir. Hal ini dapat mempengaruhi hasil
dari pengisian kuesioner.
Penyebab LBP bersifat multifaktor, seperti yang telah dibahas di dalam bab IV
sebelumnya bahwa penyebab LBP tidak dapat diidentfikasi sebagai penyebab tunggal.
Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian ini dan penelitian yang dilakukan di India pada
dalam mencari hubungan antara faktor resiko LBP dan keluhan LBP itu sendiri. Dengan
menggunakan analitik kategorik bivariat didapatkan hasil yang tidak signifikan,
sementara itu ketika dilakukan analitik kategorik multivariat baru didapatkan hasil yang
signifikan16
.
Pada peneitian ini faktor resiko yang dibahas hanya kebiasaan menggunakan tas pungung
berat dan moda transportasi menuju ke kampus, sementara itu dari beberapa literature
mengatakan bahwa keluhan LBP adalah keluhan system muskuloskletal yang disebabkan
oleh banyak faktor. Oleh karena itu besar harapan peneliti untuk diadakannyapenelitian
lanjutan yaitu secara analitik kategorik multivariat agar didapat hasil yang lebih baik lagi.
44
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Prevalensi LBP selama seminggu terakhir sejak responden mengisi kuesioner adalah 25
orang (11.1 %) mahasiswa kedokteran di FKIK UIN
2. Prevalensi LBP pada mahasiswa kedokteran FKIK selama setahun terakhir sejak Bulan
Juni 2014-Juni 2015 adalah sejumlah 38 orang (16.9%).
3. Distribusi kebiasaan menggunakan tas punggung berat adalah 13 (5.8%) mahasiswa
kedokteran dan 212 (94.2%) dari mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan
menggunakan tas punggung ringan.
4. Gambaran jenis moda transportasi yang biasa digunakan mahasiswa kedokteran menuju
kampus mereka yaitu, sebanyak 114 (50.7%) mahasiswa menggunakan kendaraan
transport pasif, sedangkan terdapat 111 (49.3%) mahasiswa yang menggunakan
kendaraan transport aktif.
5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat tas punggung yang biasa digunakan
oleh mahasiswa kedokteran dengan LBP baik dalam kurun waktu seminggu terakhir
ataupun setahun terakhir.
6. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis moda transportasi yang biasa
digunakan oleh mahasiswa kedokteran menuju ke kampus dengan LBP baik dalam kurun
waktu seminggu terakhir ataupun setahun terakhir.
5.2 Saran Penelitian
1. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode analisis
kategorik multivariat agar dapat terlihat hubungan yang lebih nyata antara beberapa
faktor resiko yang terdapat pada sampel penelitian dengan keluhan LBP.
2. Saran bagi institusi pendidikan mulai dari SD hingga fakultas kedokteran untuk dapat
menyediakan fasilitas loker sebagai tempat penyimpanan barang siswa sebagai tindakan
preventif terhadap keluhan LBP.
3. Disarankan untuk dilakukan penelitian serupa dengan metode analisis kategorik
45
berpasangan bivariat agar dapat bisa membandingkan hubungan antara faktor resiko
dalam penelitian ini terhadap keluhan LBP pada dua kelompok sampel penelitian yang
memiliki karakteristik yang sama.
46
Daftar Pustaka
1. Fishman SM, Young HM, Lucas AE, Chou R., Herr K, Murinson BB, Strassels S. Core
competencies for pain management: results of an interprofessional consensus summit.
Pain Medicine 2013; 14(7): 971–81
2. Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit
2006. Edisi 6 Volume 2. Definisi Nyeri p 1063
3. Hoy D, Brooks P, Blyth F, Buchbinder R. The Epidemiology of low back pain. Best Pract
Res Clin Rheumatol. 2010 Dec;24(6):769-81
4. Moore Keith L, Dalley Arthur F. Anatomi berorientasi klinis. Edisi 5 Jilid 2 2013. P 2-17
5. Low back pain among medical students Philipp MORODER, Armin RunER, Herbert
RESCH, Mark TAuBERFrom Paracelsus Medical University and University of
Salzburg, Salzburg, Austria
7. Salter RB. 1984. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system. 2nd
Edition. Williams & Wilkins. p.280
8. Balagué F, Mannion AF, Pellisé F, Cedraschi C. Non-specific low back pain. Lancet
2012; 379(9814): 482–91
9. Tortora GJ & Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology.12th Edition.
USA: John Wiley & Sons, Inc
10. Buckwalter JA, Mow VC, Boden SD, Eyre DR, Weidenbaum M. In: Buckwalter JA,
Einhorn TA, Simon SR, editors. Orthopaedic Basic Science. 2nd Edition. American
Academy of Orthopaedic Surgeon; 2000. p.547-566
11. Richard LD, Wayne V, Adam WM, Richard T, Paul R. 2007. Gray's Atlasof Anatomy.
1st Edition. Churchill Livingstone
12. Peh, W. Image-guided facet joint injection. Biomedical Imaging andIntervention Journal
2011; 7:e4.
13. Aggarwal nupur, Anand tanu, Kishore jugal, Ingle gopal Krishna. Low back pain and
associated risk factors among undergraduate students of a medical collegein Delhi from
Department of community medicine Maulana Azad Medical college , India Delhi
14. (Simone, Hongkong)
47
15. Djais N, Kalim H. Profile of patients with lower back pain in Dr Saiful Anwar Hospital,
Malang, Indonesia. APLAR Journal of Rheumatology 2002; 5(1): 11-16
16. Anderson GBJ, Fine LJ, Silverstein BA. Musculoskeletal disorders. In: Levy BS,
Wegman DH, editors. Occupational Health: Recognizing and Preventing Work Related
Injury. 4th edition. Lippincot Williams & Williams; 2000. p.503-35
17. Ehrlich GE. Low back pain. Bulletin of the World Health Organization 2003; 81(9):671-
6.
18. Guo HR. Working hours spent on repeated activities and prevalence of back pain
Occupational and Environmental Medicine 2002; 59(10): 680–8.
19. Battie MC, Videman T, Levalahti E, Gill K, Kaprio J. Heritability of low back pain and
the role of disc degeneration. Pain 2007; 131: 272–80.
20. Sastroasmoro Sudigdo, ismael sofyan. Dasar-dasar metodologi penelitian kilnis 2011
Edisi ke-4. Desain enelitian porting lintang p130-146
21. Dahlan sopiyudin. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan
kesehatan 2010 sei 3 edisi 2.
22. Candotti trrago Claudia, Noll Matias, Roth eliane. Assessment of weight and mode
transport of school material in high school students
23. Silvola SM, Levoska S, Latvala K, et al. Predictive factors for neck and shoulder pain: a
longitudinal in young adult. Spine (Philla Pa 1976) 2004;29:1662-9
top related