hubungan antara kebiasaan menggunakan tas...

62
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS PUNGGUNG BERAT DAN KEJADIAN Low Back Pain (LBP) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memeroleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh RAKHA FATURACHMAN NIM : 1112103000043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: lamnhu

Post on 01-May-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS

PUNGGUNG BERAT DAN KEJADIAN Low Back Pain (LBP)

PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

DOKTER FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

Memeroleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

RAKHA FATURACHMAN

NIM : 1112103000043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi
Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi
Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi
Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

v

KATA PENGANTAR

Kata Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

begitu banyak nikmat dengan izin, rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini dengan judul

“Hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan kejadian Low

back pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam tak lupa untuk selalu penulis

panjatkan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat islam dari episode

kegelapan menuju zaman terang benderang seperti saat ini.

Selama proses penelitian ini dilaksanakan mulai dari tahapan persiapan hingga

pengolahan data, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi dan

pengarahan yang luar biasa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan

kata terimakasih, syukur, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Kaprodi PSPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT dan dr. Jono Ulomo, Sp.PK selaku Pembimbing 1

dan Pembimbing 2 yang telah memberikan segalanya yang peneliti butuhkan

mulai dari motivasi yang luar biasa, perhatian yang mendalam, waktu, pikiran,

pengalaman, dan kesabaran dalam membimbing saya hingga Alhamdulillah

peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

3. dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Kes dan dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad selaku penguji

pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian

ini.

4. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D

selaku penanggung jawab modul riset.

5. Kedua orang tua saya, ayah saya Ir. Idris zaini dan ibu saya Dra. Rosnelly yang

telah membesarkan dan memberikan kasih sayang tak terbatas kepada saya dan

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

vi

telah banyak memberikan motivasi, dukungan dan yang paling berharga untuk

saya adalah do’a yang tiada henti-hentinya sehingga Alhamdulillah saya

mendapatkan banyak kemudahan dalam menyusun penelitian ini.

6. Kepada Kakek saya Abdul Aziz(alm) dan Pang Zaini(alm) serta nenek saya Siti

Zubaedah (alm) dan Maemun (alm) yang selalu menjadi inspirasi bagi saya.

Seluruh anggota keluarga yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Terima kasih atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak henti mengalir

selama saya menjalani masa pendidikan

7. Abang dan adik saya Maulana Okta Rheza dan Rizqi Fawazullah yang telah

bersedia menjadi tutor dan teman berbagi keluh kesah selama proses penyusunan

penelitian ini.

8. Bu Pipit dan Pak Ajip selaku petugas administrasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta bagian akademik yang membantu dalam proses pembuatan surat

persetujuan etika penelitian.

9. Teman-teman kelompok riset, Adlina Zahra, Rakha Faturachman, dan

Muhammad Nicco Hakim. Terima kasih telah berjuang bersama saya untuk

menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman PSPD 2012. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang selalu saya

rasakan ketika bersama kalian selama ini. Kita memang benar-benar together,

better, stronger.

Akhir kata, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun

untuk perbaikan penulisan hasil penelitian ini.

Ciputat, 26 Agustus 2015

Rakha Faturachman

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

vii

ABSTRAK

Rakha faturachman. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan antara kebiasaan

menggunakan tas punggung berat dan kejadian Low back pain (LBP) pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Low back pain adalah masalah ortopedi yang paling sering ditemukan di

dunia yang menyerang kelompok remaja, dewasa hingga orang tua. Beberapa

penelitian menunjukan bahwa insidensi LBP tertinggi terjadi dalam decade ke-3

kehidupan seseorang, dan secara umum prevalensinya meningkat pada hingga usia

60-65 tahun. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa LBP adalah salah satu

masalah utama yang di miliki oleh mahasiswa kedokteran. Tingkat stress dan waktu

pendidikan yang panjang merupakan faktor predisposisi yang dimiliki oleh

mahasiswa kedokteran. Penelitian ini meneliti prevalensi dan faktor resiko LBP pada

mahasiswa kedoteran Fakultak Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

menggunakan metode potong lintang. Sampel penelitian yang digunakan adalah

(n=225; dengan tingkat partisipasi 100%) yang dipilih secara acak dari seluruh

mahasiswa preklinik. Penelitian ini menggunakan kuesioner Roland-Morris yang

telah diterjemahkan dan di validasi ke dalam Bahasa Indonesia. Prevalensi LBP

pada mahasiswa kedokteran setahun terakhir adalah 16.9% (n =38) dan prevalensi

seminggu terakhir sejak sampel penelitian mengisi kuesioner adalah 11.1% (n=25).

Hasil yang didapat dari hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung

berat pada setahun terakhir (p=1,00) dan seminggu terakhir (p=1,00) dan kejadian

LBP menunujukan hubungan tidak signifikan. Dan juga didapatkan hasil yang

didapat dari hubungan antara moda transportasi yang biasa digunakan menuju

kampus pada setahun terakhir (p=0,13) dan seminggu terakhir (p=1,00) dan

kejadian LBP menunujukan hubungan tidak signifikan.

Kata Kunci : Nyeri punggung bawah, tas punggung berat, moda transportasi,

mahasiswa kedokteran

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

viii

ABSTRACT

Rakha Faturachman.Medical Education Study Programme. Relationship between the

habit of using heavy backpack and Low Back Pain (LBP) among undergraduated

students of a Syarif Hidayatullah Jakarta Medical School.

Low back pain (LBP) is the most common orthopedic problem worldwide

and is known to affect both younger and older adults. Studies have found the

incidence of low back pain is highest in the third decade, and overall prevalence

increases with age until the 60–65 year age group. In few studies have found that

LBP is the one of musculoskeletal problem that medical students have. The stressful

and time consuming curriculum of medical students predisposes them to this problem.

This study assesses the prevalence and risk factors of LBP in students of a Syarif

Hidayatullah Medical School with a cross sectional method. The study subjects (n =

225; 100% participation) were selected via simple random sampling from all

undergraduate medical students. This study uses the Roland-Morris disability

questionnaire that already translated and validated into Bahasa Indonesia.

Prevalence of LBP among the students over the past one year was 16.9% (n =38) and

prevalence over the past one week from the subject answer the questionnaire’s

question was 11.1% (n=25). The result of relationship between the habit using heavy

backpack over the past one year (p=1,00) and the past one week (p=1,00) with LBP

in this study is not significant. Also The result of relationship between the habit of

using modes of transportation to the campusover the past one year (p=0,13) and the

past one week (p=1,00) with LBP in this study is not significant.

Key word: Low back pain, Heavy Backpack, Modes Of transportation, Medical

students

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………….iii

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………..iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...v

ABSTRAK...………………………………………………………………………..vii

ABSTRACT.……………………………..………………………………………...viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...xv

BAB I….........................................................................................................................1

PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………3

1.3 Hipotesis…………………………………………………………………..3

1.4 Tujuan……………………………………………………………………..3

1.4.1 Tujuan Umum…………………………………………………...3

1.4.2 Tujuan Khusus…………………………………………………..3

1.5 Manfaat……………………………………………………………………4

1.5.1 Bagi Masyarakat.……………………………………………….4

1.5.2 Bagi Institusi…………………………………………………….4

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

x

1.5.3 Bagi Peneliti……………………………………………..……...4

BAB II………………………………………………………………………………...5

TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………5

2.1 Landasan Teori……………………………………………………………5

2.1.1 Definisi Low back pain…………………………………………5

2.1.2 Anatomi………………………………………….……………...5

2.1.2.1 Columna Vertebralis………………………………….5

2.1.2.2 Struktur dan dungsi vertebra………………………….7

2.1.2.3 Karakteristik regio vertebrae ………………………...9

2.1.2.4 Discus Intervertebralis………………………………...7

2.1.2.5 Regio Lumbal dan Regio Sacral………………………8

2.1.3 Faktor risiko Low Back Pain……………………………..12

2.1.3.1 Kebiasaan meminum kopi……………………….12

2.1.3.2 Kebiasaan mengenakan tas punggung berat…….13

2.1.3.3 Riwayat keluarga LBP……………………………14

2.1.3.4 Tempat belajar dan postur tubuh yang buruk……14

2.1.3.5 Usia ……………………………………………….14

2.1.4 Biomekanika…………………………….………………...15

2.1.5 2.1.5 Patofisiologi………………………..……..………..17

2.1.6 Alat ukur LBP…………………….………………………………20

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

xi

2.2 Kerangka Konsep………………………………………………………..20

2.3Kerangka Teori…………………………………………………………..21

2.4Definisi Operasional………………………………………..……………22

BAB III………………………………………………………………………………24

METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………………..24

3.1 Desain Penelitian………………………………………………………...24

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………24

3.3 Alat dan Bahan Penelitian……………………………………………….24

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian………………………………………….24

3.4.1 Populasi Subyek Penelitian……………………………………24

3.4.2 Besar Sampel…………………………………………………..25

3.5 Kriteria Sampel…………………………………………………………..28

3.5.1 Kriteria Inklusi…………………………………………………28

3.5.2 Kriteria Eksklusi……………………………………………….28

3.6 Cara Kerja Penelitian…………………………………………………….29

3.6.1 Persiapan Penelitian…………………………………………....29

3.6.2 Menentukan Sampel penelitian …………………………….…29

3.6.3 Penyebaran Kuesioner kepada sample penelitian……………...29

3.6.4 Kriteria inklusi dan eksklusi …………………………...……...30

3.6.5 Analisis dan pengolahan data kuesioner…………………31

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

xii

3.7 Alur Penelitian…………………………………………………………...32

3.8 Anggaran penelitian……………………………………………………..33

3.9 Etika Penelitian…………………………………………………………..33

3.9.1 Ethical clearance……………………………………………….33

3.9.2 Informed consent………………………………………………33

3.9.3 Surat permintaan persetujuan penggunaan kuesioner Roland-

Morris………………………………………………………….33

3.9.4 Kerahasiaan ……………………………………………………33

BAB IV………………………………………………………………………………34

HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………...34

4.1Hasil dan Pembahasan…………………………………………………...34

4.1.1 Analisis Univariat……………………………………...34

4.1.1.1 Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada

Mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta………………..34

4.1.2Analisis Bivariat……………………………………….38

4.1.2.1 Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan

oleh mahasiswa kedokteran dengan Low Back Pain ………..38

4.1.2.2 Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa

kedokteran menuju ke kampus dengan Low Back Pain…..…41

4.2Keterbatasan Penelitian………………………………………………….43

BAB V……………………………………………………………………………….44

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

xiii

KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………...44

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………44

5.2 Saran……………………………………………………………………..44

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..46

LAMPIRAN…………………………………………………………………………48

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Low Back Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta

Tahun 2015 seminggu terakhir…………..………….…...…………………34

Tabel 2 Distribusi Low Back Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta

Tahun 2015 setahun terakhir……………………….…………..…….……35

Tabel 3 Distribusi pemakaian tas punggung berat pada mahasiswa kedokteran

FKIK UIN Jakarta Tahun 2015…………………………...……………….36

Tabel 4 Distribusi kendaraan yang digunakan mahasiswa dari rumah atau temapt kos

menuju ke kampus kedokteran FKIK UIN Jakarta Tahun 2015………………...37

Tabel 5 Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa

kedokteran dengan Low Back Pain satu minggu terakhir………………….38

Tabel 6 Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa

kedokteran dengan Low Back Pain satu tahun terakhir……………………...39

Tabel 7 Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa kedokteran menuju ke

kampus dengan Low Back Pain satu minggu terakhi…………..………….41

Tabel 8 Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa kedokteran menuju ke

kampus dengan Low Back Pain satu tahun terakhir…………… ……...42

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ruas-ruas Tulang Belakang ……..………………………………………..7

Gambar 2 Persendian tulang vertebra lumbar …………………………..…………..11

Gambar 3 Biomekanika ruas tulang belakang…………………………….………...17

Gambar 4 Hubungan persepsi nyeri dan motor behavior…..………………………..20

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fakultas Kedokteran adalah salah satu jurusan yang paling banyak diminati sekaligus

jurusan yang memliki beban akademis yang berat di Indonesia. Untuk menjadi seorang

mahasiswa kedokteran, kita harus menghadapi padatnya jadwal perkuliahan mulai dari

pagi hingga sore hari, ditambah dengan beban tugas yang cukup berat. Oleh karena itu

seorang mahasiswa kedokteran akan memiliki tingkat stress yang lebih tinggi, baik stress

psikologis maupun stress fisik melalui beban tas punggung yang harus mereka bawa

setiap harinya . Buku-buku kedokteran yang dipakai memiliki bobot yang cukup berat

yang harus dibawa di dalam tas mereka dapat menimbulkan keluhan kesehatan. Selain itu

mahasiswa kedokteran setidaknya harus duduk di dalam kelas rata-rata delapan jam

dalam satu hari.

Dengan kebiasaan seperti ini tentunya akan menimbulkan keluhan fisik yang bisa

mengganggu aktivitas seorang mahasiswa kedokteran.Keluhan yang paling banyak

ditemui pada fakultas kedokteran adalah keluhan low back pain LBP.Keluhan LBPakan

membuat diri mereka merasa tidak nyaman dan menjadi faktor penghambat bagi mereka

untuk menjalani aktivitas akademik mereka sehari-hari. Nyeri dapat didefinisikan sebagai

sensasi tidak nyaman, resah, atau derita yang timbul akibat stimulasi ujung saraf

nosiseptor1. Nyeri dapat digambarkan sebagai “suatu pengalaman sensorik dan emosional

yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau

berpotensi terjadi, atau dijelaskan berdasarkan kerusakan tersebut” 2

.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New Delhi India (Aggarwal dkk) pada

tahun 2014 yang dilakukan pada populasi mahasiswa kedokteran dengan jumlah subjek

penelitian sebanyak 160 orang yang didapat dengan cara random sampling di dapatkan

prevalensi LBP dalam satu tahun terakhir sebanyak sebesar 47.5% 16

.Sedangkan

prevalensi LBP pada saat pengumpulan data penelitian yang sama adalah sebesar

32.5%.16

. Dari data prevalensi diatas menujukan bahwa keluhan LBP pada mahasiswa

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

2

kedokteran di India cukup banyak dan menjadi salah satu keluhan penting yang dapat

mengganggu aktivitas akademik yang akhirnya dapat berdampak pada penurunan

prestasi akademik pada mahasiswa kedokteran tersebut.

Selain itu penelitian di India tersebut juga membahas mengenai beberapa faktor

risiko yang dimiliki oleh mahasiswa kedoteran dalam menimbulkan LBP. Salah satu

faktor risiko yang tersebut antara lain adalah kebiasaan menggunakan tas punggung

dengan beban yang berat.16

Data yang membahas mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun

diperkirakan40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita

nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2%dan pada wanita 13,6%. Insiden

berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-

17%3. Sebaran usia pasien yang mengalami LBP seringkali terjadi pada usia 30 dan pada

umumnya prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia sampai usia 60-65 tahun

dan setelah itu mulai berkurang 3

.

Di Indonesia data ataupun penelitian yang membahas mengenai keluhan low back

pain dikalangan mahasiswa kedokteran belum pernah dilakukan Hal ini menyebabkan

tidak adanya data atau informasi mengenai prevalensi maupun faktor risiko LBP pada

mahasiswa kedokteran di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang

hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung yang berat dengan LBP pada

mahasiswa kedokteran di Indonesia. Manfaat hasil penelitia ini adalah mengidentifikasi

kebiasaan menggunakan tas punggung dengan beban berat sebagai salah satu faktor

risiko LBP.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

3

1.2 Rumusan Masalah

Berapakah prevalensi LBP pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun

2015?

Adakah hubungan antara kebiasaanhubungan antara kebiasaan menggunakan tas

punggung berat dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

Adakah hubungan antara moda transportasi yang biasa digunakan menuju ke kampus

dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3. Hipotesis

Terdapat hubungan antara kebiasaanhubungan antara kebiasaan menggunakan tas

punggung berat dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terdapat hubungan antara moda transportasi yang biasa digunakan menuju ke

kampus dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahu bagaimana prevalensi LBP serta faktro risiko pada mahasiswa Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

1.4.2. Tujuan Khusus

A. Mengetahui Prevalensi LBP pada mahasiswa PSPD pre klinik UIN Jakarta

B. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebiasaan menggunakan tas

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

4

punggung berat dan kejadian Low Back Pain (LBP) pada mahasiswa Program

Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

o Masyarakat

Memberikan informasi tentang dampak buruk dari kebiasaan menggunakan tas

punggung yang berat pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

o Institusi

Mendorong gagasan penilitian berikutnya tentang faktor risiko LBP pada mahasiswa

kedokteran.

o Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti mengenai hubungan antara kebiasaanhubungan

antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan kejadian Low Back Pain

(LBP) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, sekaligus menjadi referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

2.1.1Definisi Low back pain

Jika dilihat dari letak anatomisnya nyeri punggung dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

neck pain(nyeri pada region servikal), upper back pain (nyeri pada region torakal), dan low back

pain (nyeri pada region lumbo sakral).6Low back pain didefinisikan sebagai suatu sensasi nyeri

dan rasa tidak nyaman yang terlokalisasi di bawah garis costae ke-12 dan di atas lipatan gluteal

inferior dengan atau tanpa nyeri tungkai bawah yang menetap untuk jangka waktu

tertentu.5Berdasarkan onset yang ditimbulkan, low back pain dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Low back pain kronik didapatkan rasa nyeri yang menetap lebih dari 12 minggu

2. Low back pain akut/sub akut rasa nyeri menetap selama kurang dari 12 minggu.5

LBP dapat disebabkan oleh berbagai macam kelainan. Berdasarkan etiologinya, LBP

dapat digolongkan menjadi viscerogenik, vaskulogenik, neurogenik, spondilogenik, dan

psikogenik.8Sekitar 84% kasus LBP tidak ditemukan penyebab yang spesifik dan digolongkan ke

dalam sebagai LBP non spesifik.

2.1.2 Anatomi

Punggung merupakan region tubuh yang menjadi tempat perlekatan kepala, leher, dan

ekstremitas. Secara anatomi punggung meliputi:4

a. Kulit dan jaringan subkutan

b. Otot : terdapat 2 lapisan otot yaitu :

1. Lapisan otot superficial berperan dalam posisi dan pergerakan ekstremitas

2. Lapisan otot Profunda (“otot pungung sejati”) berpera dalam pergerakan atau

untuk mempertahankan posisi tulang belakang aksial (Postur)

c. Columna Vertebralis : Terdiri dari :

1. Vertebra

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

6

2. Discus intervertebralis(IV)

3. Ligament-ligamen

d. Costa (di region toraks)

e. Medulla Spinalis dan meningens (membran yang melapisi medulla spinalis

f. Berbagai saraf dan pembuluh darah segmental

2.1.2.1 Columna Vertebralis

Vertebra dan Discus Invertebralis (IV) secara bersama-sama menyusun columna

vertebralis (Vertebra), yang memanjang dari kranium (tulang tengkorak) sampai dengan apex

coccyx.4 Columna vertebralis adalah salah satu komponen penyusun trunkus tubuh

yang berada di bagian posterior tubuh. 10

Columna vertebralis membentuk tulang rangka leher

dan punggung dan merupakan bagian utama tulang rangka aksial (yaitu, artikulasi tulang-tulang

cranium, columna vertebralis, costa, dan sternum).4

Columna vertebralis orang dewasa memiliki panjang 72-75 cm, sekitar seperempatnya

terbentuk oleh discus IV, yang merupakan fibrokartilago yang memisahkan dan mengikat

vertebra bersama-sama. 4 Columna vertebralis pada orang dewasa secara khas terdiri dari 33

vertebra yang tersusun dalam 5 regio, yaitu:4

1. Tujuh Vertebrae Cervicales

2. Dua belas Vertebrae Thoracicae

3. Lima Vertebrae Lumbales

4. Lima Vertebrae Sacrales

5. Empat Vertebrae Coccygeae

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

7

Gambar 2.1 Ruas-ruas Tulang Belakang13

Konfigurasi dari vertebrae akan berubah sejalan dengan bertambahnya usia. Lima vertebrae

sacrales pada orang dewasa menyatu membentuk sacrum, dan setelah sekitar usia 30 tahun maka

4 vertebrae coccygea menyatu membentuk coccyx. 4 Hal ini menjdikan jumlah ruas tulang

belakang orang dewasa pada usia 30 tahun ke atas menjadi 26 ruas dengan distribusi jumlah ruas

dari setiap daerah columna vertebra adalah:

a. Tujuh ruas vertebra cervicales (leher)

b. Dua belas ruas vertebra thoracales (punggung)

c. Lima ruas vertebra lumbares (pinggang)

d. Satu ruas vertebra sacrales (kelangkang) yang terdiri dari 5 ruas yangbergabung

e. Satu ruas vertebra coccygeals (tungging) yang terdiri dari 4 ruas yang bergabung

Jenis persendian yang menghubungkan struktur columna vertebralis tergolong sendi

synarthrosis, yaitu sendi yang memungkinkan sedikit atau bahkan tidak ada gerakan sama sekali.

Sementara itu terdapat jaringan tulang rawan yang menghubungkan antara tulang vertebra yaitu

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

8

kartilagohialin.Kartilago hilain memungkinkan struktur columna vertebra dapat digerakkan ke

arah depan,belakang, samping, maupun rotasi.11

2.1.2.2 Struktur dan Fungsi Vertebrae

Struktur dasar dari vertebrae dari setiap regio pada dasarnya sama, vertebra tipikal terdiri 3

komponen dasar yaitu:

A. Corpus Vertebrae

Corpus Vertebrae adalah bagian dari columna vertebralis yang secara kasar berbentuk

silindris 4. Korpus vertebrae merupakan sebuah masa dari tulang sponge dan sumsum tulang

merah yang dilapisi oleh tulang kompakta12

. Bagain korpus vertebrae ini merupakan bagian

yang memiliki fungsi weight-bearing bagi tubuh 12 .Bagian superior dari korpus vertebrae kasar

sedangkan bagian inferiornya menempel secara kokoh dengan diskus intervertebralis 12

. Ukuran

corpus vertebra meningkat seiring turunnya segmen columna vertebralis dan paling jelas terlihat

mulai dari segmen T44

.

Corpus vertebra sendiri terdiri lagi dari beberapa bagian tulang, yaitu:Tulang vascular dan

Trabekulat (spongiosa kanselosa) yang dilapisi oleh lapisan pada bagian luar yaitu tulang

kompakta yang tipis 4

.Celah pada struktur trabekular tersebut diisi oleh sumsum merah yang

merupakan jaringan hematopoeitik (pembentuk darah) yang paling aktif pada orang dewasa.

Pada bagian posterior struktur vertebra terdapat foramina besar yang merupakan tempat vena

basivertebralis yang berfungsi untuk mendrainase sumsum4. Pada permukaan superior dan

inferior corpus vertebra orang dewasa dilapisi oleh discus kartilago hialin yang nantinya akan

berkembang menjadi tulang 4 .

B. Arcus Vertebralis

Letak dari arcus vertebralis adalah di bagian posterior dari corpus vertebra, terdiri dari 4. :

a. Dua Pediculus (kanan dan kiri)

Pediculus adalah suatu processus silindris pendek dan kuat yang berproyeksi ke posterior

dari corpus vertebrae untuk bertemu lamina.

b. Lamina

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

9

Lamina adalah tulang yang lebar dan rata yang menyatu di garis tengah.

Struktur Pediculus dan Lamina tersebut bersatu membentuk dinding foramen vertebrae 4

.

Di dalam struktur foramen vertebrae terdapat canalis vertebralis yang berisi medulla spinalis dan

radix nervi spinals bersamaan dengan meningens, lemak dan pembuluh darah4.

c. Tujuh Processus

Tujuh processus ini berasal dari arcus vertebralis yang terdiri dari:

1. Satu processus spinosus mediana

2. Dua processus tranversus

3. Empat processus articularis

4.

2.12.3 Karakteristik regio vertebrae

A. VERTEBRAE LUMBAL

Terdapat 5 vertebra lumbal yang terletak di punggung bawah diantara thorax dan

sacrum4

. Karakteristik yang terdapat pada vertebrae lumbar ini adalah bentuknya yang tebal,

padat pendek dan tumpul, dan prosesus spinosus yang berbentuk seperti persegi12

. Karena berat

yang ditopang semkin bertambah ke arah ujung inferior columna vertebralis, maka vertebra

lumbale memiliki corpus yang besar dan massif yang menjelaskan ketebalan tubuh bagian

bawah di bidang median4 .

Processus articularisnya memanjang vertikal, dengan procesus

articularis pada awalnya berorientasi ke sagital dimulai dari sendi T12-LI tetapi menajdi lebih

koronal seiring turunnya columna 4

. Processus tranversusnya berproyeksi ke posterosuperior

serta lateral, pada setiap permukaan dasar dari processus tranversus terdapat processus

accessorius kecil yang memberikan pelekatan untuk musculus lumborum intertransversa medial

4 . Sedangkan pada permukaan posterior dari processus articularis terdapat processus

mammillaris yang member pelekatan bagi Mm.multifidi dan otot intertransversa medial otot-

(otot punggung).

Terdapat perbedaan artikulasi dari prosesus pada vertebrae lumbar dengan bagian

vertebra yang lain, jika dibandingkan dengan vertebrae torakal, artikulasi prosesus inferiornya

menghadap ke arah ventral dan prosesus superiornya menghadap ke arah dorsal sedangkan pada

vertebrae lumbar prosesus superior menghadap medial dan prosesus inferior menghadap ke

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

10

lateral ke arah prosesus superior vertebrae berikutnya4. Gambaran dan susunan artikulasi

processus pada vertebrae lumbales seperti ini mengakibatkan vertebrae lumbales tidak dapat

melakukan gerakan pembungkukan atau twisting, dan memungkinkan fleksi lateral tetapi

mencegah rotasi4 .

Vertebra L5 merupakan vertebra terbesar dari semua vertebra yang dapat digerakan, L5

berfungsi untuk menopang seluruh berat tubuh bagian atas 4

. Berat tubuh ditransmisi dari

vertebra L5 ke basis ossis sacri, yang terbentuk oleh permukaan superior vertebra S14

.

Gambar 2.2 Persendian tulang vertebra lumbar14

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

11

SACRUM

Vertebrae Sacrum memiliki bentuk baji, segitiga, dan besar terdiri dari 5 vertebrae

sacrales, Pada anak anak terdapat lima bagian terpisah sacrum (S1-S5) dan mulai menyatu pada

usia sekitar 16 tahun dan menyatusecara sempurna pada sekitar umur 26 tahun12

. Bentuk segitiga

sacrum disebabkan oleh penurunan cepat ukuran masa lateral vertebra sacrales selama

perkembangan4

. Selain itu separuh dari struktur inferior sacrum tidak berfungsi sebagai

penopang berat tubuh, oleh karena itu ukurannya sangat berkurang 4

.

Sacrum terletak diantara os coxae dan membentuk atap dan dinding posterosuperior

cavitas pelvis posterior4 .

. Dalam fungsinya sebagai weight-bearing sacrum memberikan

kekuatan dan stabilitas pada pelvis dan mentransmisi berat tubuh ke gelang panggul (struktur

cincin bertulang yang terbentuk oleh os coxae dan sacrum, yang menjadi perlekatan ekstremitas

bawah.)4

.

.

Kanalis sacralis adalah kelanjutan dari kanalis vertebralis dalam sacrum. Kanalis sacralis

ini berisikan berkas radix nervi spinalis yang keluar di inferior vertebra L1 yang dikenal sebagai

cauda equina yang turun melewati terminasi medulla spinalis 4

. Sacrum memiliki dua

permukaan yaitu : 1. Permukaan anterior dari sacrum relatif lembut dan berbentuk konkav,

memiliki empat garis transversal yang menandai bahwa ke lima vertebrae telah menyatu.

Permukaan ini memiliki empat pasang foramen sacral anterior yang besar, yang merupakan

tempat lewatnya saraf dan arteri yang menuju ke organ yang ada di rongga pelvis 12

. 2.

Permukaan dorsal dari sacrum sangat kasar, Pada bagian dorsal sacrum, terdapat empat pasang

bagian yang terbuka untuk tempat lewatnya saraf spinal, yaitu disebut foramen sacrum posterior.

Saraf yang ada pada foramen ini menginervasi bagian gluteal dan tungkai bawah12

.

COCCYX

Coocyx (tulang ekor) adalah tulang berbentuk segitiga kecil yang biasanya terbentuk oleh

proses fusi dari keempatvertebrae coccygeae rudimenter meskipun pada beberapa orang dapat

kurang satu atau lebih 4 .

Coccyx merupakan sisa skeleton eminensia caudalis yang seperti ekor

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

12

embrionik yang terdapat pada embrio manusia dari akhir minggu ke-4 sampai awal minggu ke -

84 .

Co1 sampai Co4 mengalami proses fusi tadi pada rentang umur 20 tahun sampai 30 menjadi

sebuah tulang yang berbentuk seperti segitiga12

.coccyx memiiki dua permukaan yaitu

permukaan pelvic yang berbentuk konkaf dan relative halus, serta permukaan posterior yang

memiliki processus articularis rudimenter 4

.

Vertebra Co1 merupakan vertebrae coccygeae yang paling besar dan lebar, processus

transversusnya yang pendek dihubungkan dengan sacrum dan processus articularis

rudimenternya membentuk cornu coccygeum yang berartikulasi dengan cornu sacrale4

.struktur

vertebra coccyx memiliki peranan yang sdikit berbeda dalam fungsinya sebagai weight-bearing

disbanding dengan vertebra yang lainnya. Coccyx tidak ikut dengan struktur vertebra lain dalam

menopang berat tubuh ketika berdiri, namun pada saat duduk coccyx akan mengalmi fleksi kea

rah anterior yang mennujukan bahwa tulang tersebut menerima sebagian berat tubuh atau

menjalankan fungsi weight-bearing pada saat duduk 4 .

Jika kita perhatikan struktur otot pada vertebra coccyx, terdapat perlekatan untuk

sebagian gluteus maximus dan musculus coccygeus serta ligamentum anococcygeum, interseksi

fibrosa median pada musculus pubococcygeus4 .

Coccyx bisa mengalami fraktur pada proses partus yang sulit atau terjadi trauma yang

sangat keras ketika terjatuh dan mengenai bagian gluteal tubuh. Coccyx sering dikatakan sebagai

tulang ekor, yang memiliki peran sebagai tempat menempelnya otot yang berada bada bagian

dasar pada pelvis12

.

2.1.3 Faktor risiko Low Back Pain

Faktor risiko LBP pad mahasiswa kedokteran telah banyak diidentifikasi di luar Indonesia antara

lain adalah16

:

2.1.3.1 Kebiasaan meminum kopi

Pada hasil jurnal tersebut terdapat hasil yang signifikan antara kebiasaan meminum kopi

terhadap timbulnya keluhan LBP (p<0,05). Hal ini menunjukan semakin kerap seseorang

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

13

mengkonsumsi kopi dalam suatu jangka waktu yang telah ditetapkan maka berpengaruh

terhadap keluhan LBP yang timbul.Kebiasaan ini juga biasanya memang sering ditemukan

pada mahasiswa kedokteran yang mengkonsumsi kopi ini dengan tujuan agar mereka dapat

tetap terjaga dan tidak merasa mengantuk agar dapat belajar atau mengerjakan tugas yang

diberikan hingga larut malam.

Table 1: Socio-demographic characteristics and the presence of low

2.1.3.2 Kebiasaan mengenakan tas punggung yang berat

Dari hasil jurnal tersebut didapatkan hasil yang cukup signifikan terhadap faktor risiko

kebiasaan menggunakan tas pungung yag berat dengan keluhan LBP yang dirasakan oleh

mahasiswa kedokteran di India(p<0.05). Hasil yang didapat adalah sebagai berikut: kebiasaan

menggunakan tas punggung yang berat setiap hari adalah 50% dan jarang 38%16

.

Selain itu menurut penelitian yang dilakukan di kota Dois Irmaos, Brazil Utara (Caludia

Tarrago Candotti dkk) didapatkan hasil yang menunjukan adanya hubungan antara kebiasaan

menggunkan tas punggung yang berat dan posisi tubuh ketika membawa tas punggung tersebut

terhadap timbulnya keluhan LBP pada anak Sekolah Dasar25

. Dan menurut Siivola dkk back pain

dan permasalahan postur tubuh pada orang dewasa disebabkan oleh multifaktor salah satunya

adalah kebiaaan menggunkana tas punggung yang berat dan membawanya dalam posisi yang

tidak benar.26

Dari beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya memang telah terbukti bahwa

kebiasaan mengunakan tas punggung yang berat merupakan salah satu faktor risiko terhadap

timbulnya keluhan LBP baik pada pelajar pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada

khususnya.

Tuntutan sebagai seorang mahasiswa kedokteran memang memiliki beban pelajaran yang

lebih berat dibanding dengan mahasiswa jurusan lainnya.Banyak buku yang harus dibaca oleh

seorang mahasiswa kedokteran setiap harinya untuk menunjang kebutuhan pendidikannya.Buku

tersebut bukan hanya banyak namun memiliki bobot yang juga tidak ringan. Hal ini dapat

menimbulkan stress fisik melalui beban tas punggung yang harus mereka bawa setiap harinya .

Buku-buku kedokteran yang dipakai memiliki bobot yang cukup berat yang harus dibawa di

dalam tas mereka

Kebiasaan ini akan berdampak secara mekanik dan struktural terhadap tulang belakang

dan kerja otot yang mendukung tulang belakang mereka yang menajadi penopang beban dari tas

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

14

punggung mereka. Oleh karena itu kebiasaan menggunakan tas punggung yang berat menjadi

salah satu faktor risiko penting bagi LBP yang ditemukan pada mahasiswa kedoteran.

2.1.3.3 Riwayat keluarga memiliki keluhan LBP dan Riwayat pribadi mengalami LBP

sebelumnya

Riwayat pernah mengalami LBP sebelumnya merupakan faktor risiko yang sangat kuat

untuk seorang individu mengalami LBP di masa depan 17

2.1.3.4Tempat belajar dan postur tubuh yang buruk

Di dapatkan hasil yang signifikan dari tempat belajar dan postur tubuh yang buruk terhadap

keluhan LBP.Kebiasaan belajar pada tempat yang tidak semestinya seperti di kasur, di lantai

tanpa meja belajar lipat, ataupun pada meja belajar dengan posisi yang tidak ergonomis juga

sering ditemukan pada mahasiswa kedokteran.Hal ini juga menjadi faktor resiko penting LBP

pada mahasiswa kedokteran.

2.1.3.5 Usia

Berdasarkan data penelitian dari sebuah jurnal yang membahas mengenai low back pain dan

faktor resikonya di new delhi india menunjukan bahwa secara umum sekitar 60-80% populasi

pernah mengalami keluhan nyeri punggung atau low back pain dalam seumur hidup mereka. Dan

20-30% diantaranya pernah dan masih mengalami keluhan low back pain hingga sekarang.

Dengan metode cross sectional yang dilakukan dalam penelitian tersebut menunjukan insidensi

puncak LBP terjadi pada usia 30 tahunan dan kembali berada pada puncak kejadian di usia

antara 45-60 tahun16

.

Terdapat beberapa hal yang dapat menjelaskan mengapa LBP banyak ditemukan pada usia

tua yaitu antara 45-60 tahun. Salah satunya adalah akibat akumulasi kerusakan tulang belakang

yang disebabkan oleh proses degeneratif akibat penuaan usia sel tulang, akibat beban kerja

seperti mikrotrauma, dan penurunan kapasitas tulang belakang dalam funginya sebagai weight-

bearing17.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

15

Namun akhir-akhir ini ditemukan hasil yang menunjukan bahwa LBP tidak lagi identik

dengan penyakit yang dialami oleh orang lanjut usia. Hal ini ditunjukan dengan ditemukannya

sekitar 39.8% remaja yang mengeluhkan low back pain. Artinya penyakit LBP sekarang ini telah

mengalami pendinian onset usia penderita yang berhubungan terhadap penurunan produktifitas

pada penderita LBP yang masih dala usia produktif16

.

2.1.4 Biomekanika

Gambaran anatomi tulang belakang memiliki ciri khas berupa lengkungan tulang belakang

yang membentuk menyerupai hurus “S”,yang mencekung (concave) pada segmen vertebrae

thoracica dan mencembung (convex) pada segmen vertebrae lumbal 24

. Bentuk anatomi tersebut

membuat tulang belakang memiliki sifat lebih elastis dan berfungsi untuk menyerap tekanan ke

arah bawah pada saat kita melompat dan memngangkat beban.24

Struktur anatomi pada tulang belakang yang berperan dalam proses biomekanika adalah

Discus Intervertebralis (IVD)s. Discus Intervertebralis terletak diantara dua ruas vertebra yang

saling berdekatan24

.Discus intervertebralis dimulai dari IVD C2-C3 (terletak diantara vertebra

C2 dan C3) sampai dengan IVD L5-S1 (terletak diantara vertebra L5 dan S1) yang totalnya

berjumlah 23 discus intervertebralis.

Discus Intervertebralis terdiri dari dua struktur yang menyusunnya yaitu:

1. Lapisan luar yang dilapisi oleh annulus fibrosus berupa jaringan jaringan ikat fibrosa

yang memiliki persarafan somato-sensori di bagian luarnya.

2. Bagian dalam yaitu nukleus pulposus berupa jaringan fibrikartilago yang berfungsi untuk

mengahasilkan gaya yang mengakibatkan tetap terpisahnya dua ruas vertebra yang

berdekatan24 .

Pada kondisi seseorang dalam posisi berdiri tegak tanpa membawa barang apapun, fungsi

weight-bearing dilakukan oleh 5 ruas vertebrae lumbal dan terkonsentrasi pada discus

intervertebralis L5-S1, hal ini dikarenakan pusat massa tubuh pada posisi berdiri tegak berada di

anterior IVD L5-S124

. Untuk tetap menjaga posisi tubuh dalam keadaan tegak, tulang belakang

dibantu oleh kontraksi dari beberapa kelompok otot yaitu:

1. Musculus erector spinalis yang terdiri dari (M. sacrospinal, M. quadratus

Lumborum, M. longissimus dorsi, dan M. multi fudus)

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

16

2. Kelompok Musculus flexor ekstremitas bawah ( M. gluteal, dan M. hamstring)24

.

Kontraksi dari 2 kelompok otot di atas akan menghasilkan tenaga traksi dan torsi pada semua

processus spinosus dari vertebrae lumbal, terutama pada discus intervertebralis L5-S1

Gambar 2.3 Biomekanika ruas tulang belakang24

Pada kondisi seseorang mengangkat beban berat mekanisme yang telah dijelaskan di atas

menyebabkan discus intervertebralis L5-S1 menerima gaya penekanan yang lebih besar yang

mengakibatkan terjadi sobekan atau kerusakan dari annulus fibrosus yang bisa menyebabkan

terjadinya prolaps dari nucleus pulposus atauu dikenal dengan hernia nucleus pulposus (HNP)

yang akan menekan percabangan dari saraf spinal di sekitarnya dan menghasilkan rasa nyeri

yang menyebar pada lokasi tersebut24

.

Gerakan fleksi, ekstensi, dan rotasi dapat dilakukan oleh seseorang akibat peran dari

vertebrae lumbal. Hal ini bisa terjadi karena discus intervertebralis lumbal memiliki sifat

persendian synarthrosis dengan nukleus pulposus berfungsi sebagai aksis dari vertebrae ketika

melakukan gerakan fleksi, ekstensi, membungkuk, menarik, dan mendorong24

.Pada gerakan

rotasi bagian dari vertebrae yang paling besar terkena dampaknya adalah lapisan eksternal

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

17

struktur annulus fibrosus, sedangkan pada gerakan fleksi, ekstensi, dan membungkuk yang

dibebani paling besar adalah bagian dalam dari annulus fibrosus 24

.

Ligamen berfungsi untuk menjaga agar sendi tetap terfiksasi atau meminimalisir gerakan

yang dapat berpotensi mengakibatkan cedera. Pada saat fleksi tulang belakang, tekanan terbesar

terdapat pada ligamen interspinosus dan ligamen supraspinosus yang diikuti oleh ligamen

intrascapular dan ligamen flavum 24

.Pada saat ekstensi tulang belakang tekanan terbesar terdapat

pada ligamen anterior longitudinal.Pada saat membungkukan tulang belakang tekanan terbesar

terdapat pada ligament kontralateral dari arah membungkuknya, dan Pada saat rotasi tulang

belakang tekanan terbesar terdapat pada ligament kapsular. Peregangan yang terjadi pada

ligamen akan meningkatkan rasa nyeri pada tulang punggung24

.

2.1.5 Patofisiologi

Low back pain kronik merupakan sebuah sindrom yang kompleks dan memiliki multifaktorial

etiologi25

.Low back pain (LBP) dapat terjadi pada orang dengan aktivitas fisik yang berat

dengan struktur tulang belakang yang normal, ataupun pada orang dengan aktivitas fisik yang

normal namun memilki struktur tulang belakang yang tidak normal24

. Pada dasarnya LBP

bukanlah sebuah diagnosis namun sebuah gejala yang dapat disebabkan oleh banyak penyebab

atau penyakit yang mendasarinya. Jika dilihat dari penyebab atau penyakit yang mendasarinya

LBP dapat di golongkan menajadi LBP spesifik dan non spesifik.

Kasus LBP dengan penyakit organik yang mendasarinya, baik spinal ataupun non-spinal dan

biasanya diidentifikasi dengan ditemukannya gambaran radiologis yang tidak normal di

klasifikasikan sebagai LBP spesifik24

.Lower back pain spesifik biasanya terdapat penyakit atau

proses patologis yang mendasarinya yang jelas berupa trauma, tumor, proses degeneratif, fraktur

kompresi, spondylolisthesis, ankylosing spondylitis, dan infeksi18,24

. Sedangkan LBP non

spesifik tidak dapat ditemukan penyebab yang jelas 19

.

Beban mekanis yang dialami oleh tulang belakang karena aktivitas berat ataupun menopang

suatu benda yan berat pada tulang belakang diduga memiliki peranan penting pada patogenesis

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

18

LBP. Kebiasaan menggunakan tas punggung berat yang dapat dikategorikan sebagai salah satu

stress mekanis, dan sudah dibuktikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna terhadap beban

mekanis tersebut terhadap timbulnya keluhan LBP pada mahasiswa kedokteran di India.16

Di

Amerika juga ditemukan hal yang sama bahwa ditemukan angka kejadian LBP lebih banyak

pada kelompok dengan aktivitas kerja yang lebih lama 21

.

Patofisologi dari LBP memiliki hubungan erat terhadapa faktor risiko yang mendasarinya

seperti yang dijelaskan di atas.Faktor risiko tersebut salah satunya berupa beban mekanis pada

tulang belakang.Penyebab utama LBP yang bersifat mekanis salah satunya adalah beban mekanis

pada tulang punggung berupa tarikan dan regangan yang dapat terjadi akibat aktivitas berat,

hernia discus invertebralis dan stenosis spinalis 20

Beban mekanis yang diberikan kepada tulang

belakang tersebut menimbulkan beban tekanan (“compressive stress loading”) pada struktur

tulang belakang, anatara lain adalah: Musculus erector spinalis yang terdiri dari (M. sacrospinal,

M. quadratus Lumborum, M. longissimus dorsi, dan M. multi fudus)

Kelompok Musculus flexor ekstremitas bawah ( M. gluteal, dan M. hamstring), percabangan

saraf spinalis, sendi facet, periosteum, os vertebrae, serat pada lapisan eksternal annulus fibrosus

yang menyebabkan kondisi fatigue dan mikrotrauma berulang pada struktur tersebut24

.

Sementara itu pada struktur yang terlibat pada beban mekanis di atas terdapat saraf somato-

sensori yang akan terstimulasi akibat beban mekanis tersebut. Setelah terstimulus maka akan

terbentuk impuls nyeri yang akan di hantarkan ke pusat rasa nyeri yang akhitnya akan

menimpukan sensasi nyeri pada lokasi tulang belakang tersebut24

.

Sedangkan penyebab LBP yang bersifat non-mekanis pada prinsipnya adalah berupa

gangguan inflamasi seperti infeksi, neoplasma primer dan sekunder 20

..Proses inflamasi juga

menjadi memiliki peranan penting pada proses pathogenesis LBP. Dalam proses inflamasi

dihasilkan sitokin-sitokin yang dapat menimbulkan sensasi nyeri seperti interleukin-1 β {IL-1β},

interleukin-6 {IL-6}, dan tumor necrosis factor alpha {TNFα). Sitokin tersebut akan

meningkatkan aktivitas transient receptor potential subtype v1 {TRPV1} yang akan menginduksi

ekspresi gen pronosiseptif dan meningkatkan penghantaran impuls nyeri di neuron-neuron dorsal

ganglion23

.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

19

Faktor genetik juga memiliki peran dalam patofisiologi LBP. Terdapat kemungkinan sekitar

30%-46% gejala LBP diturunkan secara genetik, dan seperempat dari keseluruhan kasus LBP

genetik disebabkan oleh penyempitan diskus intervertebralis, dan juga dipengaruhi oleh

kecepatan impuls nyeri 22

.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas patofisiologi LBP banyak difokuskan pada kelainan

komponen jaringan muskuloskeletal, sistem saraf dan faktor perilaku 25

. Namun, akhir-akhir ini

ditemukan dan telah diuji model patofisiologi baru yang menyatukan antara penelitian-penelitian

sebelumnya mengenai terdapatnya hubungan mekanisme patogenik dengan sistem saraf25

.

Gambar 2.4 Hubungan persepsi nyeri dan motor behavior

Dari penjelasan gambar diatas bahwa terdapat hubungan antara memori rasa nyeri yang

terbentuk akan mengeluarkan keluaran berupa motor behavioryang tidak normal berupa:

1. Penurunan gerakan lokal yang akan menyebabkan atrophy otot dan fibrosis yang akan

menurunkan pula suplai 02 terhadap jaringan tersebut sehingga timbul kondisi iskemia

dan menstimulasi keluarnya H+

, K+

, histamin, TGF β1 yang akan diterima oleh reseptor

di pusat sensasi yang akan menginhibisi impulspenghambat sensasi nyeri sehingga rasa

nyeri yang timbul akan semakin besar.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

20

2. Peningkatan gerakan lokal yang akan menimbulkan mikrotrauma atau proses inflamasi

seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengeluarkan sitokin-sitokin proinflamasi dan

menstimulasi keluarnya H+

, K+

, histamin, TGF β1 yang akan diterima oleh reseptor di

pusat sensasi yang akan menginhibisi impuls penghambat sensasi nyeri sehingga rasa

nyeri yang timbul akan semakin besar.

2.1.6 Alat ukur LBP

Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur dalam penelitian ini.Kuesioner yang digunakan

adalah Roland-Moris Disability Questionnaire (RDQ).Roland-Moris Disability Questionnaire (RDQ)

adalah salah satu kuesioner yang dapat mengidentifikasi keterbatasan yang dialami seseorang dalam

menjalani aktivitasnya sehari-hari yang disebabkan oleh LBP.

Kuesioner ini terdiri dari 24 pertanyaan yang dibuat berdasarkan penilaian fungsi mental dan fisik

Sickness Impact Profile yang dapat dijadikan indikator dari penyakit LBP.

2.2 Kerangka Konsep

Kebiasaan menggunakan tas

punggung berat

Moda transportasi ke kampus

Nyeri punggung bawah

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

21

2.3Kerangka Teori

Kebiasaan

menggunakan

tas punggung

berat

Aktivitasfisik berat

Posturtubuh yang tidak baik

Proses Inflamasi

Menibulkan beban penekanan (compressive stress loading) pada struktur vertebrae lumbal

Penekanan pada segmen lumbal (weight-bearing)

Beban mekanis

Os vertebrae

lumbalperiosteum

Sendifacet

Sarafspinal sekitar

Kontraksi Musculuserector spinalisKelompok Musculusflexor ekstremitas bawah

MikrotraumaFatigue

(kelelahan)

Pusat nyeri

Penghantaran impulsnyeri

Menstimulasi sara somato-sensoripada struktur tersebut

H+ , K+ , histamin, TGF β1

TNF-αIL-6IL-1β

Induksi ekspresi gen pronosiseptif

Meningkatkan sensitivitasTRPV1

Rasa Nyeri

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

22

2.4 Definisi Operasional

Variabel Definisi Kategori Cara pengukuran Alat ukur Pengukur Skala

Low back

pain

Gangguan

musculosk

eletal

berupa

nyeri dn

raa tidak

nyaman

pada

tulang

belakang

tanpa

riwayat

trauma dan

penyakitya

ng

mendasari

1. Mengalami

Low back

pain

{mengisi

YA ≥3}

2. Tidak

mengalami

Low back

pain {Ya

<3}

Kuesioner

Rolland

Morris

Kuesioner

tentang

riwayat

penyakit

struktural

tulang

belakang

yang pernah

dialami

Kuesioner

Roland

Morris

Kuesioner

tentang

riwayat

penyakit

struktural

tulang

belakang

yang pernah

dialami

Pengamat Nominal

Tas

Punggung

Tas yang

digunakan

pada

bagian

punggung

dengan 2

tali bahu

Tas

Punggung

berat : Tas

punggung

dengan

bobot ≥

10% dari

berat

sampel

penelitian

Tas

Berat tas diukur

dengan

menggunakan

timbangan SECA

yang telah

dikalibrasi

Timbangan digital

SECA dengan

tingkat ketelitian

0.01kg

Pengamat Nominal

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

23

Punggung

ringan : Tas

punggung

dengan

bobo t<

10% dari

berat

sampel

penelitian

Moda

transportasi

Kendaraan

atau cara

sampel

penelitian

menuju

kampus

sehari-hari

Transpor

pasif :

Kendaraan

bermotor

(mobil,

sepeda

motor, bus)

Transpor

aktif :

Sepeda atau

jalan kaki

Melalui pertanyaan

pilihan moda

transportasi yang

dilampirkan pada

kuesioner RDQ

Pengamat Ordinal

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional potong lintang

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitiaan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN yang

dilakukan mulai bulan Mei 2015-Juli 2015

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian adalah:

1. Kuesioner Roland-Morris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan

telah melalui uji validitas agar dapat digunakan dalam penelitian ini ditambah

pertanyaan mengenai faktor risiko dalam penelitian.

2. Timbangan berat badan dan tinggi badan SECA

3.4Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Subjek Penelitian

Populasi target penelitian adalah mahasiswa kedokteran di Indonesia

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter preklnik tahun 2012 sampai dengan 2014

Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang telah terpilih dengan

menggunakan metode simple random sampling.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

25

3.4.2 Besar Sampel

Deskriptif kategorik

Rumus deskriptif kategorik ini digunakan untuk mencari besar masalah yaitu berupa

prevalensi LBP pada populasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

n =

Keterangan rumus

Z : deviat α = 1,96

P :prevalensi (proporsi berdasarkan kepustakaan)= 47,5%16

d : presisi = 7%

Q : 1-P

n =

= 196

Prevalensi yang digunakan dari kepustakaan penelitian sebelumnya adalah

sebesar 47,5% 16

. Syarat yang diperlukan apakah besar sampel 196 tersebut dapat

digunakan adalah bila bila nilai PXN>5. Pada penelitian ini bila prediksi peneliti benar,

peneliti akan memperoleh prevalensi sebesar 47,5% ± 7% = 40,5%-54,5%. Maka nilai

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

26

PXN yang di dapat adalah minimal 40,5% x 196 = 79,38 dan maksimal 54,5% x 196 =

106,82 nilai PXN >5 artinya besar sampel sebesar 96 boleh digunakan karena memuhi

syarat besar sampel untuk penelitian deskriptif kategorik 24 .

Sehingga sampel yang

mewakili untu mengetahui besar masalah atau Prevalensi LBP pada populasi mahasiswa

PSPD pre klinik UIN Jakarta adalah 96 sampel.

Setelah mengetahui jumlah sampel 96 telah memenuhi syarat, untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini

dilakukan penghitungan besar sampel penelitian analitik kategorik.

Rumus penelitian analitik kategorik tidak berpasangan

n1 = n2 = ( √ √

)

n1 = n2 = ( √ √

)

= 82

Keterangaan:

n1 = n2 = besar sampel

Zα = deviat α = 1,96

P =

Q = 1-P

Zβ = deviat beta = 0,84

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

27

P1 = 0,8

Q1 = 1-P1

P2 = 0,6

Q2 = 1-P2

Berdasarkan kesalahan tipe 1 5% dengan hipotesis dua arah maka didapatkan Zα sebesar

1,96, sedangkan Zβ yaitu kesalahn tipe 2 sebesar 20%, p2=0,62

. Dari rumus diatas didapatkan

perhitungan besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 164 orang, namun

peneliti melakukan perhitungan sampel dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya drop

out, sehingga jumlah sampel diperbesar dengan perhitungan rumus sebagai berikut :

n’ =

=

= 225

n’ = besar sampel setelah antisipasi drop out

n = besar sampel yang dibutuhkan

f = prediksi drop out = 27%

Pada akhirnya jumlah sampel penelitian yang diambil setelah memperhitungkan

kemungkinan adanya drop out yaitu sebanyak 225 orang

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

28

Dummy Table

LBP Non-LBP Ratio prevalensi

Heavy

Bag

Pack

a b

Non

Heavy

Bag

Pack

c d

3.5 Kriteria Sampel

Sampel penelitian adalah populasi terjangkau dari populasi target yang sudah

terpilihmelalui metode simple random sampling

3.5.1 Kriteria Inklusi

Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014

Bersedia menjadi sampel penelitian pada penelitian ini

3.5.2Kriteria Eksklusi

Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014

yang memiliki riwayat struktural tulang belakang.

Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

29

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dimulai dari pengajuan permohonan izin kepada komite etik penelitian

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah mendapatkan izin dari komite etik

dilanjutkan dengan pemilihan kuesioner Roland-Morris sebagai alat ukur dalam penelitian

ini. Tahapan selanjutnya dalam persiapan penelitian ini adalah peneliti mengirimkan

permohonan penggunaan kuesioner kepada Roland-Morris melalui email sebagai persyaratan

hak cipta. Setelah permohonan izin diterima, peniliti melanjutkan dengan tahapan

penerjemahan kuesioner ke dalam Bahasa Indonesia, dan dilakukan tahapan uji validitas pada

30 sampel yang dipilih random di masing-masing angkatan untuk menentukan apakah

pertanyaan dari kuesioner yang telah diterjemahkan valid atau tidak dengan menggunakan

program SPSS. Pertanyaan yang tidak valid peneliti eksklusikan dari kuesioner Roland-

Morris untuk mengurangi bias dari hasil jawaban kuesioner yang akan diisi nantinya.

3.6.2 Menentukan Sampel penelitian

Pada tahapan ini peneliti menginput semua nama calon sampel penelitian dari populasi

terjangkau ke dalam program Microsoft Excel. Setelah itu dilakukan pemilihan sampel

penelitian dari populasi terjangkau yaitu populasi mahasiswa PSPD FKIK UIN preklinik

dengan cara simple random sampling.

3.6.3 Penyebaran Kuesioner kepada sample penelitian

Setelah sampel penelitian didapatkan peneliti, dilakukan proses penyebaran kuesioner kepada

sampel penelitian. Pada penelitian ini kuesioner digunakan sebagai data pimer. Kuesioner

yang digunakan terdiri dari Kuesioner tentang riwayat penyakit struktural tulang belakang yang

pernah dialami dan kuesioner Roland-Morris. Isi dari kuesioner tersebut adalah:

Identitas pasien mencakup:

a. Nama,

b. Usia

c. Jenis kelamin

d. Nomor Induk Mahasiswa (NIM)

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

30

e. Angkatan

f. Nomor Handphone

g. Berat badan (BB)

h. Berat Tas punggung

i. Kekerapan menggunakan tas punggung berat ke kampus,

j. Moda transportasi yang digunakan menuju kampus

k. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan tulang belakang.

Pertanyaan Kuesioner Roland-Morris dengan pilihan jawaban berupa “ya” atau “tidak”

Setelah data primer didapatkan maka akan dilakukan penelitian deskriptif kategorik untuk

mendapatkan prevalensi LBP dan selanjutnya dilakukan penelitian analitik kategorik tidak

berpasangan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat

dengan keluhan low back pain pada sampel penelitian.

3.6.4 Kriteria inklusi dan eksklusi

Setelah dikumpulkan kuesioner tersebut dilakukan penentuan sampel penelitian yang

termasuk kedalam kriteria inklusi yaitu:

Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014

Bersedia menjadi sampel penelitian pada penelitian ini

Tahapan selanjutnya adalah menentukan kriteria eksklusi dari sampel yang telah memenuhi

persyaratan inklusi di atas. Kriteria eksklusi berupa:

Mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012-2014

yang memiliki riwayat struktural tulang belakang.

Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap.

Sampel penelitian yang memenuhi criteria inklusi akan diikut sertakan dalam penelitian ini

dan pengolahan data sedangkan yang termasuk ke dalam criteria eksklusi tidak diikut

sertakan dalam penelitian dan pengolahan data.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

31

3.6.5 Analisis dan pengolahan data kuesioner

Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah melakukan analisis data kuesioner. Data

penelitian di analisis dengan uji chi square menggunakan SPSS dan jika tidak memenuhi

persyaratan chi square maka akan digunakan metode fisher exact test. Analisis yang

dilakukan adalah analisis univariat untuk menentukan prevalensi LBP dan analisis univariat

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebiasaan menggunakan tas punggu

berat dan moda transportasi yang biasa digunakan menuju kampus dengan keluhan LBP.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

32

3.7 Alur Penelitian

1. Persiapan penelitian

2. Menentukan Sampel penelitian dari populasi terjangkau dari

populasi target yang sudah terpilihmealui metode simple random

sampling

1.B Menerjemahkan kuesioner Rollan-Morris ke dalam Bahasa

Indonesia

1.C Melakukan Uji validitas kuesionerRollan-Morris (pada 30

sampel yang dipilih random di masing-masing angkatan)

3. Menyebarkan kuesioner kepada sample penelitian

Tidak diikut sertakan dalam pengolahan data

Diikut sertakan dalam pengolahan data

5. Analisis dan pengolahan data kuesioner

1.A. Memilih Kuesioner Rollan-Morris sebagai instrument

penelitian

4. Memisahkan kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

33

3.8 Anggaran Penelitian

No Nama Total

1. Biaya ATK Rp 500.000

2. Biayapengambilankuesioner Rp 1.500.000

3. Biayapeminjamantimbangandanpengukurantinggibadan Rp 100.000

4. Biayatidakterduga Rp 1.000.000

Total Biaya Rp 3.100.000

3.9 Etika Penelitian

3.9.1 Ethical clearance

Ethical clearance pada penelitian diajukan kepada Komite Etik Penelitian Kedokteran

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pemberian surat permohonan izin dilakukan pada awal

tahapan penelitian sebagai landasan legalitas dari pelaksanaan penelitian.

3.9.2 Informed consent

Permintaan persetujuan kepada sampel penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu secara

tertulis yang dilampirkan pada kuesioner penelitian dan secara lisan pada proses pengambilan

data berat badan, tinggi badan dan berat tas punggung yang biasa digunakan.

3.9.3 Surat permintaan persetujuan penggunaan kuesioner Roland-Morris

Peniliti mengirimkan surat permintaan persetujuan penggunaan kuesioner kepada Prof. Martin

Roland sebagai pemegang hak cipta melalui email yang telah mendapatkan respon positif dalam

penggunaan kuesioner tersebut sebagai alat ukur dalam penelitian ini.

3.9.4 Kerahasiaan

Untuk menjaga kerahasiaan dari sampel penelitian, peneliti hanya menggunakan data

yang tercantum di dalam kuesioner baik identitas maupun jawaban dari pertanyaan kuesioner

Roland-Morris sebagai data primer penelitan.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Univariat

Tabel 4.1

Distribusi Low Back Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta Tahun 2015 seminggu

terakhir

Low Back Pain Jumlah (n) Persentase (%) IK 95%

LBP 25 11.1 7.0% - 15.2%

(0,07-0,152) Non-LBP 200 88.9

Total 225 100

Berdasarkan data Tabel 4.1, 25 orang (11.1 %) mahasiswa kedokteran di FKIK UIN mengalami Low

Back Pain selama seminggu terakhir sejak responden mengisi kuesioner. Sedangkan mahasiswa yang

tidak mengalami LBP sebanyak 200 orang (88.9%).

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

35

Tabel 4.2

Distribusi Low Back Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta Tahun 2015 setahun

terakhir

Selama setahun terakhir sejak Bulan Juni 2014-Juni 2015, prevalensi LBP pada mahasiswa

kedokteran FKIK adalah sejumlah 38 orang (16.9%). 187 orang lainya (83.1%) tidak mengalami LBP.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di New Delhi India (Aggarwal dkk) pada tahun 2014

yang dilakukan pada populasi undergraduated medical studentsdengan jumlah subjek penelitian

sebanyak 160 orang yang didapat dengan cara random sampling di dapatkan prevalensi LBP dalam satu

tahun terakhir sebanyak 75 orang atau sebesar 47.5% 16

.Sedangkan prevalensi LBP yang di dapat saat

dilakukan penelitian di India ini dilakukan adalah sebesar 32.5%.16

.

Jika kita bandingkan dengan hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan pada mahasiswa

kedokteran di FKIK UIN pada tahun 2015, didapatkan kecenderungan yang sama yang ditunjukan

dengan jumlah prevalensi LBP setahun terakhir 38 orang (16.9%) yang lebih tinggi dengan prevalensi

LBP seminggu terakhir 25 orang (11.1%). Hal ini dapat menunjukan beberapa kemungkinan diantaranya

adalah bisa terjadi perbaikan dari keluhan LBP yang pernah dialami setahun yang lalu. tetapi hal ini

tidak bisa kami pastikan di dalam penelitian ini dikarenakan metode yang kami gunakan adalah cross

sectional.

Jika dilihat dari banyaknya jumlah mahasiswa kedokteran yang memiliki keluhan LBP setahun

maupun seminggu terakhir pada mahasiswa kedokteran di FKIK UIN pada tahun 2015 memang lebih

sedikit secara kuantitas dibandingkan dengan hasil jurnal yang didapat di New Delhi India. Hal ini

mungkin disebabkan oleh beberapa macam faktor yang terdapat di kedua Negara. Salah satunya adalah

faktor sosiokultural antara kehidupan mahasiswa kedokteran di India dan di Indonesia yang dapat

mempengaruhi prevalensi LBP. Faktor ini dianggap penting karena jika kita lihat walaupun india dan

Indonesia keduanya merupakan Negara berkembang namun terdapat latar belakang sosialkultural yang

cukup mencolok, seperti mayoritas agama yang terdapat dikedua Negara, dan kebudayaan salah satunya

Low Back Pain Jumlah (n) Persentase (%) IK 95%

LBP 38 16.9 12.0% – 21.8%

(0,12-0,218) Non-LBP 187 83.1

Total 225 100

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

36

adalah dari perbedaan jenis makanan yang biasa di konsumsi di kedua Negara. India dengan mayoritas

beragama hindu tidak mengkonsumsi daging sapi sementara di Indonesia dengan mayoritas islam

konsumsi daging sapi tidak terdapat larangan di dalam agamanya. Selain faktor sosiokultural di atas

terdapat juga faktor ekonomi yang berpengaruh pada kedua Negara. Faktor ekonomi ini erat

hubungannya dengan kemungkinan mahasiswa kedokteran di kedua Negara dalam melakukan pekerjaan

tambahan di luar jam akademik mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

Tabel 4.3

Distribusi pemakaian tas punggung berat pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN Jakarta

Tahun 2015

Berdasarkan data tabel 4.3 dalam penelitian ini terdapat 13 (5.8%) mahasiswa kedokteran yang

memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan 212 (94.2%) dari mahasiswa kedokteran yang

memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung ringan.

Penelitian yang dilakukan di New Delhi India (Aggarwal dkk) di dapatkan hasil mahasiswa

kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung berat sebanyak 156 orang (97,5%) dan

sebanyak 4 orang (2,5%) dari mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas

punggung ringan. Jika kita lihat daris data distribusi pemakaian tas punggung berat pada mahasiswa

kedokteran di kedua Negara memiliki hasil perbedaan yang sangat mencolok. Hal ini bisa dikarenakan

setidaknya oleh dua hal, yaitu:

1. Beban akademik yang jauh berbeda diantara Fakultas kedokteran di kedua Negara tersebut

sehingga memberikan perbedaan gambaran prevalensi beban tas punggung yang harus

Backpack Jumlah (n) Persentase (%)

Tas punggung berat 13 5.8

Tas punggung ringan 212 94.2

Total 225 100

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

37

dibawa oleh mahasiswa kedokteran dikedua Negara tersebut.

2. Definisi operasional tas punggung berat yang berbeda yang digunakan pada kedua penelitian

ini.

3. Pengambilan data berat tas diambil pada waktu secara acak tidak dilakukan setiap hari, hal ini

menunjukan bisa jadi data berat tas belum menggambarkan berat tas secara satu minggu

penuh atau keseluruhan.

Menurut Brackley dan Stevenson beban maksimal tas punggung yang ideal adalah 10-20% dari

berat badan26

. Sedangkan ada juga penelitian yang menetapkan presentase yang lebih kecil yaitu kurang

dari 10%25

. Dalam penelitian ini digunakan kriteria tas punggung berat dengan bobot tas ≥ 10% dari

berat badan. Alasannya adalah beban mekanik yang dapat menimbulkan stress mekanik pada setiap orang

dengan berat badan yang berbeda tentunya tidak sama. Dan kriteria ini dapat mengakomodir hal tersebut.

Hal ini pula yang menjadikan distribusi tas pungung berat pada penelitian ini hanya berjumlah 13

orang(5,8%)

Tabel 4.4

Distribusi kendaraan yang digunakan mahasiswa dari rumah atau tempat kos menuju ke kampus

kedokteran FKIK UIN Jakarta Tahun 2015

Berdasarkan data tabel 4.4 didapatkan hasil kendaraan yang biasa digunakan mahasiswa kedokteran

menuju kampus mereka yaitu, sebanyak 114 (50.7%) mahasiswa menggunakan kendaraan transport pasif

yang tidak mengakibatkan terjadinya pajanan beban tas terhadap punggung mereka. Jenis kedaraan

tansport pasif yang digunakan adalah mobil atau kendaraan roda empat dan sepeda motor. Sedangkan

terdapat 111 (49.3%) mahasiswa yang menggunakan kendaraan transport aktif yang mengakibatkan

terjadinya pajanan beban tas terhadap punggung mereka ketika dalm perjlann menuju kmpus. Kendaraan

Moda transportasi Jumlah (n) Persentase (%)

Transpor pasif 114 50.7

Transpor aktif 111 49.3

Total 225 100

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

38

transport aktif yang digunakan berupa sepeda, mayoritas mahasiswa berjalan kaki.

II. Analisis Bivariat

4.2 Kebiasaan menggunakan tas punggung berat

Tabel 4.5

Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa kedokteran dengan Low

Back Pain satu minggu terakhir

Tas

Punggung

Low Back Pain Mahasiswa UIN

satu minggu terakhir

Total

p

RP

LBP Non-LBP

N % N % N %

Tas

punggung

berat

1 0.4 12 5.3 13 5.8 1.00 0,653

IK

95%(0

,081-

5,245) Tas

punggung

ringan

24 10.7 188 83.6 212 94.2

Total 25 11.1 200 88.9 225 100.0

Hasil analisis data hubungan antara berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa

kedokteran dengan LBP yang dialami selama seminggu terakhir diperoleh bahwa ada sebanyak 1 orang

(0.4%) mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung berat dengan

presentase tas punggung dibandingkan dengan berat badan subjek ≥10% yang dikategorikan sebagai

heavy backpack yang mengalami LBP, namun terdapat pula 12 (5.3%) mahasiswa yang memiliki

kebiasaan membawa tas punggung berat yang tidak mengalai LBP. Terdapat 24 (10.7%) dari mahasiswa

kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung dengan presentase tas punggung

dibandingkan dengan berat badan subjek <10%yang dikategorikan sebagai non-heavy backpack yang

mengalami LBP, dan terdapat 188 (83.6%) mahasiswa dengan kebiasaan menggunakan non-heavy

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

39

backpack dan tidak mengalami LBP.

Karena hasil analisis menggunakan metode chi square tidak memenuhi persyaratan maka nilai p

diperoleh dari metode Fisher’s exact test yaitu p = 1.00. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat tas punggung yang biasa digunakan oleh

mahasiswa kedokteran dengan LBP pada penelitian ini.

Tabel 4.6

Hubungan berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa kedokteran dengan Low

Back Pain satu tahun terakhir

Tas

punggung

Low Back Pain Mahasiswa UIN

satu minggu terakhir

Total

P value

RP

LBP Non-LBP

N % N % N %

Tas

punggung

berat

2 0.9 11 4.9 13 5.8 1.000 0.889

IK

95%(0

.189-

4.183) Tas

punggung

ringan

36 16.0 176 78.2 212 94.2

Total 38 16.9 187 83.1 225 100

Hasil analisis data hubungan antaraberat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa

kedokteran dengan LBP yang dialami selama satu tahun terakhir diperoleh ada sebanyak 2 orang (0.9%)

mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung berat dengan presentase tas

punggung dibandingkan dengan berat badan subjek ≥10% yang dikategorikan sebagai heavy backpack

yang mengalami LBP, namun terdapat pula 11 (4.9%) mahasiswa yang memiliki kebiasaan membawa tas

punggung berat yang tidak mengalai LBP. Terdapat 36 (16.0%) dari mahasiswa kedokteran yang

memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung dengan presentase tas punggung dibandingkan dengan

berat badan subjek <10%yang dikategorikan sebagai non-heavy backpack yang mengalami LBP, dan

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

40

terdapat 176 (78.2%) mahasiswa dengan kebiasaan menggunakan non-heavy backpack dan tidak

mengalami LBP.

Berdasarkan uji statistik diperoleh p = 1.00 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat tas punggung yang biasa digunakan oleh mahasiswa

kedokteran dengan LBP pada penelitian ini.

Dari kedua hasil yang ditunjukan pada table 4.5 dan 4.6 menunjukan hubungan yang tidak

signifikan antara kebiasaan menggunakan tas punggung berat dan keluhan LBP. Hal ini ditunjukan pula

pada penelitian yang dilakukan di New Delhi India16

. Penelitian tersebut melakukan dua tipe analisis

kategorik tidak berpasangan yaitu bivariat dan multivariat. Pada analaisis bivariat didapatkan hasil tidak

signifikan p<0,05 walaupun variabel bebas kebiasaan menggunakan tas punggung berat hampir dimiliki

oleh seluruh sampel penelitian (97,5%). Sementara itu pada penelitian yang sama ketika dilakukan

analisis multivariat didapatkan hasil yang signifikan p<0,05 dari variabel bebas kebiasaan menggunkan

tas punggung berat. Hal ini menunjukan bahwa memang penyebab dari LBP adalah multifaktorial yang

tidak cukup hanya dapat dijelaskan atau disebabkan oleh salah satu faktor tunggal saja.

Pembahasan yang lain mengapa hasil dari penelitian ini tidak bermakna adalah, jika kita lihat

secara statistik bukan dikarenakan sample size tidak adekuat, tapi kemungkinan dikarenakan dua hal ini:

1. Rancangan seleksi sampel lebih baik menggunakan matching atau analisis kategorik

berpasangan.

Namun terdapat hasil yang berbeda pada jurnal yang meneliti LBP pada anak Sekolah Menengah

Atas (SMA) 25

. Pada jurnal tersebut didapatkan hasil yang signifikan antara kebiasaan menggunaka tas

punggung berat yang diukur dari hari senin hingga hari jumat terhadap keluhan LBP. Pada penelitian

tersebut dilakukan pada tiga kelompok kelas sampel penelitian yaitu siswa SMA kelas 2, 5, dan 9. Hal ini

juga didukung dari data yang dilansir dari situs The American Occupational Therapy Association,

setidaknya 14 ribu siswa Sekolah dasar di Amerika menderita karena tas punggung sekolah model ransel

yang terlalu berat 27

. Keluhan yang timbul bermacam-macam melingkupi ketegangan, keseleo, dislokasi

hingga fraktur yang harus dibawa ke Unit Gawat Darurat rumah sakit. Hal ini bisa disebabkan oleh

beberapa hal yaitu:

1. Kematangan struktur tulang belakang dari anak SD-SMA dan Mahasiswa yang berbeda

2. Kurikulum anak SD-SMA yang sekarang cenderung lebih padat yang berdampak kepada

rata-rata berat tas punggung yang harus dibawa dalam satu minggu meningkat)

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

41

Tabel 4.7

Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa kedokteran menuju ke kampus dengan Low

Back Pain satu minggu terakhir

Moda

transportasi

Low Back Pain Mahasiswa UIN

satu minggu terakhir

Total

P value

RP

LBP Non-LBP

N % N % N %

Transport

pasif

12 5.3 102 45.3 114 50.7 1.00 0,887

IK

95%(0

,386-

2,038) Transport

aktif

13 5.8 98 43.6 111 49.3

Total 25 11.1 200 88.9 225 100.0

Hasil analisis data hubungan antara kendaraan yang biasa digunakan oleh mahasiswa kedokteran

menuju kampus dengan LBP yang dialami selama seminggu terakhir diperoleh ada sebanyak 12 (5.3%)

mahasiswa yang biasa menggunakan alat transportasi pasif seperti mobil dan motor yang memiliki

keluhan LBP, namun terdapat pula sebanyak 102 (45.3%) mahasiswa kedokteran yang menggunakan alat

transportasi pasif yang tidak memiliki keluhan LBP. Sedangkan terdapat 13 (5.8%) subyek pada

kelompok mahasiswa yang biasa menggunakan alat transportasi aktif menuju ke kampus seperti sepeda

dan berjalan kaki yang memiliki keluhan LBP, dan sebanyak 98 (43.6%) mahasiswa dari kelompok yang

sama yang tidak memiliki keluhan LBP.

Karena hasil analisis menggunakan metode chi square tidak memenuhi persyaratan maka nilai p

diperoleh dari metode Fisher’s exact test yaitu p = 1.00. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kendaraan yang biasa digunakan oleh mahasiswa

kedokteran menuju kampus dengan LBP pada penelitian ini.

Tabel 4.8

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

42

Hubungan kendaraan yang digunakan mahasiswa kedokteran menuju ke kampus dengan Low

Back Pain satu tahun terakhir

Moda

transportasi

Low Back Pain Mahasiswa UIN

satu minggu terakhir

Total

P value

RP

LBP Non-LBP

N % N % N %

Transport

pasif

15 6.7 99 44.0 114 50.7 0.130 0,580

IK

95%(0

,285-

1,180) Transport

aktif

23 10.2 88 39.1 111 49.3

Total 38 16.9 187 83.1 225 100.0

Hasil analisis data hubungan antara kendaraan yang biasa digunakan oleh mahasiswa kedokteran

menuju kampus dengan LBP yang dialami selama setahun terakhir diperoleh ada sebanyak 15 (6.7%)

mahasiswa yang biasa menggunakan alat transportasi pasif seperti mobil dan motor yang memiliki

keluhan LBP, namun terdapat pula sebanyak 99 (44.0%) mahasiswa kedokteran yang menggunakan alat

transportasi pasif yang tidak memiliki keluhan LBP. Sedangkan terdapat 23 (10.2%) subyek pada

kelompok mahasiswa yang biasa menggunakan alat transportasi aktif menuju ke kampus seperti sepeda

dan berjalan kaki yang memiliki keluhan LBP, dan sebanyak 88 (39.1%) mahasiswa dari kelompok yang

sama yang tidak memiliki keluhan LBP.

Berdasarkan uji statistik diperoleh p =0.130 maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kendaraan yang biasa digunakan oleh mahasiswa

kedokteran menuju kampus dengan LBP pada penelitian ini.

Pada variabel bebas moda transportasi ini peniliti ingin mencari apakah terdapat hubungan antara

besarnya pajanan yang dapat ditimbulkan akibat memakai alat transportasi yang mengharuskan seseorang

memikul beban tas punggungnya dalam durasi yang lama seperti pada pejalan kaki. Namun hasil yang

didapatkan tidak menunjukan hubungan yang signifikan antara keduanya.

Setelah dilakukan analisa lebih dalam ternyata pada sampel penelitian yang tergolong kelompok

transport aktif yaitu berjalan kaki atau menggunakan sepeda bertempat tinggal dekat dari kampus. Hal ini

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

43

mengakibatkan durasi membawa tas punggung yang singkat sehingga tidak dapat menimbulkan pajanan

yang berarti pada tulang belakang yang bisa menimbulkan LBP. Selain itu peneliti mengalami kesulitan

dalam mencari rujukan yang membahas hal yang sama baik penelitian di dalam negeri maupun di luar

negeri.

4.2 keterbatasan penelitian

Kemungkinan terjadi Recall bias pada pengisian kuesioner terutama pada pertanyaan

mengenai keluhan yang dirasa pada setahun terakhir. Hal ini dapat mempengaruhi hasil

dari pengisian kuesioner.

Penyebab LBP bersifat multifaktor, seperti yang telah dibahas di dalam bab IV

sebelumnya bahwa penyebab LBP tidak dapat diidentfikasi sebagai penyebab tunggal.

Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian ini dan penelitian yang dilakukan di India pada

dalam mencari hubungan antara faktor resiko LBP dan keluhan LBP itu sendiri. Dengan

menggunakan analitik kategorik bivariat didapatkan hasil yang tidak signifikan,

sementara itu ketika dilakukan analitik kategorik multivariat baru didapatkan hasil yang

signifikan16

.

Pada peneitian ini faktor resiko yang dibahas hanya kebiasaan menggunakan tas pungung

berat dan moda transportasi menuju ke kampus, sementara itu dari beberapa literature

mengatakan bahwa keluhan LBP adalah keluhan system muskuloskletal yang disebabkan

oleh banyak faktor. Oleh karena itu besar harapan peneliti untuk diadakannyapenelitian

lanjutan yaitu secara analitik kategorik multivariat agar didapat hasil yang lebih baik lagi.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

44

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Prevalensi LBP selama seminggu terakhir sejak responden mengisi kuesioner adalah 25

orang (11.1 %) mahasiswa kedokteran di FKIK UIN

2. Prevalensi LBP pada mahasiswa kedokteran FKIK selama setahun terakhir sejak Bulan

Juni 2014-Juni 2015 adalah sejumlah 38 orang (16.9%).

3. Distribusi kebiasaan menggunakan tas punggung berat adalah 13 (5.8%) mahasiswa

kedokteran dan 212 (94.2%) dari mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan

menggunakan tas punggung ringan.

4. Gambaran jenis moda transportasi yang biasa digunakan mahasiswa kedokteran menuju

kampus mereka yaitu, sebanyak 114 (50.7%) mahasiswa menggunakan kendaraan

transport pasif, sedangkan terdapat 111 (49.3%) mahasiswa yang menggunakan

kendaraan transport aktif.

5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara berat tas punggung yang biasa digunakan

oleh mahasiswa kedokteran dengan LBP baik dalam kurun waktu seminggu terakhir

ataupun setahun terakhir.

6. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis moda transportasi yang biasa

digunakan oleh mahasiswa kedokteran menuju ke kampus dengan LBP baik dalam kurun

waktu seminggu terakhir ataupun setahun terakhir.

5.2 Saran Penelitian

1. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode analisis

kategorik multivariat agar dapat terlihat hubungan yang lebih nyata antara beberapa

faktor resiko yang terdapat pada sampel penelitian dengan keluhan LBP.

2. Saran bagi institusi pendidikan mulai dari SD hingga fakultas kedokteran untuk dapat

menyediakan fasilitas loker sebagai tempat penyimpanan barang siswa sebagai tindakan

preventif terhadap keluhan LBP.

3. Disarankan untuk dilakukan penelitian serupa dengan metode analisis kategorik

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

45

berpasangan bivariat agar dapat bisa membandingkan hubungan antara faktor resiko

dalam penelitian ini terhadap keluhan LBP pada dua kelompok sampel penelitian yang

memiliki karakteristik yang sama.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

46

Daftar Pustaka

1. Fishman SM, Young HM, Lucas AE, Chou R., Herr K, Murinson BB, Strassels S. Core

competencies for pain management: results of an interprofessional consensus summit.

Pain Medicine 2013; 14(7): 971–81

2. Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit

2006. Edisi 6 Volume 2. Definisi Nyeri p 1063

3. Hoy D, Brooks P, Blyth F, Buchbinder R. The Epidemiology of low back pain. Best Pract

Res Clin Rheumatol. 2010 Dec;24(6):769-81

4. Moore Keith L, Dalley Arthur F. Anatomi berorientasi klinis. Edisi 5 Jilid 2 2013. P 2-17

5. Low back pain among medical students Philipp MORODER, Armin RunER, Herbert

RESCH, Mark TAuBERFrom Paracelsus Medical University and University of

Salzburg, Salzburg, Austria

7. Salter RB. 1984. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system. 2nd

Edition. Williams & Wilkins. p.280

8. Balagué F, Mannion AF, Pellisé F, Cedraschi C. Non-specific low back pain. Lancet

2012; 379(9814): 482–91

9. Tortora GJ & Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology.12th Edition.

USA: John Wiley & Sons, Inc

10. Buckwalter JA, Mow VC, Boden SD, Eyre DR, Weidenbaum M. In: Buckwalter JA,

Einhorn TA, Simon SR, editors. Orthopaedic Basic Science. 2nd Edition. American

Academy of Orthopaedic Surgeon; 2000. p.547-566

11. Richard LD, Wayne V, Adam WM, Richard T, Paul R. 2007. Gray's Atlasof Anatomy.

1st Edition. Churchill Livingstone

12. Peh, W. Image-guided facet joint injection. Biomedical Imaging andIntervention Journal

2011; 7:e4.

13. Aggarwal nupur, Anand tanu, Kishore jugal, Ingle gopal Krishna. Low back pain and

associated risk factors among undergraduate students of a medical collegein Delhi from

Department of community medicine Maulana Azad Medical college , India Delhi

14. (Simone, Hongkong)

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGGUNAKAN TAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29557/1/RAKHA...FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN . ... DAFTAR TABEL Tabel 1 Distribusi

47

15. Djais N, Kalim H. Profile of patients with lower back pain in Dr Saiful Anwar Hospital,

Malang, Indonesia. APLAR Journal of Rheumatology 2002; 5(1): 11-16

16. Anderson GBJ, Fine LJ, Silverstein BA. Musculoskeletal disorders. In: Levy BS,

Wegman DH, editors. Occupational Health: Recognizing and Preventing Work Related

Injury. 4th edition. Lippincot Williams & Williams; 2000. p.503-35

17. Ehrlich GE. Low back pain. Bulletin of the World Health Organization 2003; 81(9):671-

6.

18. Guo HR. Working hours spent on repeated activities and prevalence of back pain

Occupational and Environmental Medicine 2002; 59(10): 680–8.

19. Battie MC, Videman T, Levalahti E, Gill K, Kaprio J. Heritability of low back pain and

the role of disc degeneration. Pain 2007; 131: 272–80.

20. Sastroasmoro Sudigdo, ismael sofyan. Dasar-dasar metodologi penelitian kilnis 2011

Edisi ke-4. Desain enelitian porting lintang p130-146

21. Dahlan sopiyudin. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan

kesehatan 2010 sei 3 edisi 2.

22. Candotti trrago Claudia, Noll Matias, Roth eliane. Assessment of weight and mode

transport of school material in high school students

23. Silvola SM, Levoska S, Latvala K, et al. Predictive factors for neck and shoulder pain: a

longitudinal in young adult. Spine (Philla Pa 1976) 2004;29:1662-9