hotel resort - unhas
Post on 16-Oct-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
HOTEL RESORT
DI DANAU POSO
SKRIPSI PERANCANGAN
Oleh:
VIDIA WIJAYA
D511 08 876
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2
ABSTRAKSI
Indonesia menyadari bahwa sector pariwisata merupakan suatu
sektor yang sangat menguntungkan dalam meningkatkan devisa Negara,
bahkan dapat menjadi penghasilan devisa nomor satu, utamanya wisata
bahari. Sudah menjadi hal pasti bahwa sebagian besar wilayah Indonesia
terdiri dari perairan laut yang memisahkan dan membagi daratan menjadi
pulau-pulau. Karena banyaknya pulau tersebut maka keindahan alam
pantai yang beraneka ragam menjadi daya tarik tinggi bagi sector
pariwisata Indonesia untuk dikembangkan lebih lanjut. Danau poso
sebagai daerah wisata di kabupaten poso memiliki banyak potensi
pariwisata dan terkenal dengan keindahan alam pantainya ,sehingga bias
menjadi daya tarik bagi para wisatawan local maupun mancanegara.
Terlebih lagi dengan pesatnya pertumbuhan pariwisata di kawasan danau
poso yang diharapkan dapat mengantarkan kota kabupaten poso sebagai
kota tujuan Investasi terdepan di kawasan Indonesia Timur. Banyaknya
parawisatawan baik local maupun mancanegara yang dating kedanau
poso tentu membutuhkan sarana akomodasi untuk tinggal. Untuk
menampung terlebih membuat para wisatawan nyaman dan merasa betah
dating ke danau poso di perlukan suatu sarana akomodasi yang dapat
memenuhi kebutuhan dan tuntutan wisatawan akan fasilitas hunian yang
memadai seperti hotel resort. Dengan adanya hotel resort ini diharapkan
dapat menjadi salah satu pendukung pariwisata di kabupaten poso untuk
menampung para wisatawan yang datang.
3
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Allah yang Maha
Kuasa, kepada Tuhan Yesus yang maha pengasih dan maha
penyayang, serta kepada Bunda Maria yang penuh kasih. Berkat
kasih dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian akhir pada
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi perancangan
ini masih terdapat berbagai kekurangan yang belum sempat terkoreksi mengingat
keterbatasan waktu, fasilitas, dan kapasitas penulis. Penulis tetap mengharapkan
masukan, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna perbaikan
selanjutnya.
Melalui kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Triyatni Martosenjoyo, M.SI , selaku Dosen Pembimbing I. Bapak
Ir. Samsuddin Amin, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan arahan serta petunjuk dalam
penulisan ini.
2. Bapak Baharuddin Hamzah, ST. M.Arch. PhD, selaku Ketua Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan selaku penasehat
akademik..
3. Ibu Dr. Eng. ABDUL MUFTI RADJA, ST. MT, selaku Kepala Studio
Tugas Akhir Periode I tahun 2013/2014 Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Akademik Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
4
5. Kedua orang tua tercinta : Ayahanda Alm. Rudy Benedictus Wijaya dan
Ibunda Merry Yosanto yang telah mengasuh serta mendidik dengan penuh
kasih dan sayang yang selalu memberikan doa restu.
6. Kepada kakak-kakak tercinta Saldy wijaya, Wempy Yohanes wijaya,
Medya anastasia wijaya, selvy Theresia wijaya, dan serly Magdalena
wijaya.
7. Yang Teristimewa, Moh Furqan Alimus, atas dukungan, bantuan,
motivasi dan perhatiannya.
8. Teman-teman terdekat Lisa, Icha ST, ria ST, Sheddy, Videl, Yaya, Helisa,
dan Adhe yang senantiasa selalu mendukung dalam menyelesaikan
penulisan tugas akhir ini.
9. Seluruh mahasiswa Arsitektur FT-UH khususnya angkatan 2008,
teman-teman STUDIO AKHIR Periode I 2013 / 2014 atas
kebersamaannya.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.
Semoga Allah yang Maha Kuasa selalu melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya dalam segala aktivitas keseharian kita dan memberkati kita
semuanya selalu. Amin
Makassar, November 2013
Penulis,
VIDIA WIJAYA
5
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR SKEMA ................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 4
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan ................................. 5
D. Lingkup Permasalahan ................................................... 6
E. Manfaat .......................................................................... 6
F. Metodologi Pembahasan ................................................. 7
G. Sistematika Pembahasan ................................................ 7
H. Dasar Pemikiran .............................................................. 8
I. Judul Tugas Akhir ............................................................ 8
BAB II STUDI PUSTAKA ................................................................. 10
A. Tinjauan Terhadap Perhotelan ....................................... 10
1. Pengertian Hotel ....................................................... 10
2. Fungsi dan Peranan Hotel ........................................ 11
3. Motivasi Pengadaan Hotel ........................................ 12
4. Lingkup Pelayanan Hotel .......................................... 13
5. Jenis Hotel ................................................................. 13
6. Klasifikasi Hotel .......................................................... 15
B. Tinjauan Terhadap Resort .............................................. 18
1. Pengertian Resort ..................................................... 18
2. Tujuan dan Penyebab Adanya Kegiatan Resort ....... 19
C. Tinjauan Terhadap Hotel Resort ..................................... 20
1. Pengertian Hotel Resort ............................................ 20
6
2. Karakteristik Hotel Resort .......................................... 20
3. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort ........................ 21
4. Struktur Organisasi Hotel Resort ................................ 27
5. Prinsip Desain Hotel Resort ....................................... 27
6. Pariwisata Sebagai Pendukung Aktivitas Hotel
Resort ........................................................................ 29
D. Tinjauan Terhadap Hotel Resort Tepian Air .................... 37
1. Pengertian Hotel dan Resort ...................................... 37
2. Persyaratan Hotel Resort Tepian Air .......................... 38
3. Karakteristik Umum Hotel Resort Tepian Air .............. 39
4. Kegiatan dan Fasilitas Hotel Resort Tepian Air .......... 40
5. Struktur Organisasi Hotel Resort Tepian Air .............. 41
6. Dasar Penentu Fasilitas Hotel Resort Tepian Air ....... 46
7. Pelaku Kegiatan Hotel Resort Tepian Air ................... 49
8. Aktifitas Pengelola dan Tamu Hotel Resort Tepian
Air ............................................................................... 50
E. STUDI BANDING ............................................................ 51
BAB III TINJAUAN KHUSUS HOTEL RESORT DI DANAU POSO 62
A. Tinjauan Makro Danau Poso ........................................... 62
1. Gambaran Umum ....................................................... 62
2. Potensi dan Kendala Danau Poso .............................. 63
3. Keterpaduan Sistem Transportasi Danau Poso
dengan Sistem Transportasi Ibu Kota Kabupaten
Poso ........................................................................... 64
B. Tinjauan Mikro Pulau Danau Poso .................................. 65
1. Batas Wilayah Danau Poso ........................................ 65
2. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
Kabupaten Poso (Tata Guna Lahan) .......................... 65
3. Iklim dan Topografi ..................................................... 67
4. Infrastruktur ................................................................ 68
7
5. Penduduk Sosial dan Budaya .................................... 70
C. Tinjauan Umum Kondisi Wisatawan dan Hotel di
Kabupaten Poso ............................................................. 72
1. Arus Pengunjung/ Wisatawan .................................... 72
2. Presentase Tamu Berdasarkan Maksud
Kunjungan .................................................................. 73
3. Lama Tinggal Wisatawan ........................................... 74
D. Analisis Dasar Perencanaan Hotel Resort di Danau
Poso ............................................................................... 74
1. Potensi Hotel Resort di Danau Poso .......................... 74
2. Estimasi Perhitungan Pengunjung/ Wisatawan
dan Kebutuhan Jumlah Kamar ................................... 74
3. Pendekatan dan Konsep Kebutuhan Ruang .............. 78
E. Sistem Pengelolaan Bangunan Hotel .............................. 82
1. Sistem Kepemilikan Hotel........................................... 82
2. Bentuk Pengelolaan ................................................... 82
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................... 84
A. Kesimpulan Umum .......................................................... 84
B. Kesimpulan Khusus ......................................................... 85
BAB IV KONSEP PERANCANGAN .................................................. 87
A. Konsep Perancangan Makro ........................................... 87
1. Konsep Penentuan Lokasi............................................ 87
2. Konsep Pemilihan Tapak.............................................. 91
3. Konsep Analisis Tapak ................................................. 93
4. Konsep dasar fisik bangunan ....................................... 99
B. Konsep Perancangan Mikro ............................................. 109
1. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ................................... 109
2. Pengelompokkan Ruang ............................................. 112
3. Sirkulasi ...................................................................... 112
8
4. Organisasi Ruang ........................................................ 115
5. Pola Hubungan Ruang ................................................ 116
6. Besaran Ruang ............................................................ 120
7. Pola Gerak Aktifitas ..................................................... 127
8. Pendekatan Pengelompokkan Ruang ......................... 128
C. Konsep Dasar Perancangan Perlengkapan Bangunan .... 132
1. Sistem Plumbing .......................................................... 132
2. Penghawaan ................................................................ 134
3. Pencahayaan ............................................................... 136
4. Pengelolaan Sampah .................................................. 137
5. Sistem Komunikasi ...................................................... 137
6. Akustik ......................................................................... 138
7. Pengamanan Kebakaran ............................................. 139
8. Penangkal Petir ........................................................... 140
9. Pengamanan Kecelakaan Perairan ............................. 141
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup di bumi yang kaya akan sumber daya alam,
yang sejak awal diciptakannya alam dengan kekayaan dan
keindahannya merupakan penunjang kesejahteraan hidup
manusia, yang mana manusia tinggal didalamnya dan dapat hidup
oleh adanya hasil alam. Bisa dikatakan manusia hidup bergantung
pada alam. Alam beserta isinya yang telah diciptakan sedemikian
rupa oleh Tuhan Yang Maha Esa menyajikan keindahan yang luar
biasa untuk dapat dinikmati oleh manusia, berupa pemandangan
pegunungan dan perairan beserta flora dan fauna didalamnya dan
kebudayaan masyarakat yang merupakan hasil dari peradaban
manusia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
keindahan alam yang menakjubkan. Indonesia yang merupakan
negara kepulauaan dengan beribu-ribu pulau didalamnya dengan
perairan yang cukup luas memiliki keindahan alam yang berbeda-
beda pula. Selain itu, Indonesia juga kaya akan berbagai macam
budaya yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini menyebabkan
Indonesia memiliki potensi untuk dijadikan tempat pariwisata.
Pariwisata merupakan sektor yang sangat potensial untuk
menambah devisa negara.
Salah satu tempat yang memiliki keindahan alam yang
berpotensi untuk dikembangkannya sektor pariwisata adalah pulau
Sulawesi bagian tengah, tepatnya pada kawasan danau poso.
Danau poso terletak di Tentena (kecamatan Pamona Utara, kurang
10
lebih 56 km dari kota poso dengan jarak tempuh kurang lebih 1,5
jam dengan kendaraan bermotor dari kota poso), yang merupakan
daerah yang strategis karena merupakan lintasan perjalanan Trans
Sulawesi antara Toraja, Poso, Gorontalo dan Manado. Hal ini
menyebabkan Danau Poso selalu disinggahi oleh wisatawan.
Danau Poso merupakan danau ketiga terbesar yang ada di
Indonesia yang memiliki keindahan alam yang indah. Danau ini
membentang dari utara ke selatan sepanjang 32 km dan lebar 16
km, dengan luas 32.000 hektar, kedalaman 510 meter dan terletak
pada ketinggian 657 meter diatas permukaan laut. Danau ini
memiliki air yang sangat jernih dan konstan dengan hamparan pasir
putih dan kuning, serta panorama alam yang indah dengan lereng
perbukitan dan hutan yang memagari danau ini. Kawasan ini bisa
berkembang menjadi tempat wisata yang menarik. Selain
keindahan alam Danau Poso kawasan ini juga didukung oleh
kondisi udara yang sejuk serta adanya beberapa area pendukung
yang dapat menjadi objek wisata di kawasan itu, yaitu:
Air terjun saluopa, air terjun yang jernih terdiri dari 12 tingkat,
wisatawan dapat memiliki batu-batu sampai pada tingkat yang
ke 12. Tempat ini dapat dicapai dengan melalui jalan darat
dengan jarak 12 km sebelah barat dari Tentena.
Air luncur Sulewana, memiliki aliran air yang sangat deras yang
dapat menghasilkan daya listrik kurang lebih 800 megawatt
yang dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk seluruh pulau
Sulawesi. Air luncur ini terletak 12 km sebelah utara Tentena.
Kekayaan flora khas/endemik (anggrek hitam dan kayu hitam-
eboni) dan fauna khas (anoa dan babi hutan).
Patung-patung megalith peninggalan sejarah yang tersebar
dibeberapa tempat yang lokasinya tidak jauh dari Tentena.
Gua bersejarah (gua latea dan gua pamona), gua tempat
penyimpanan mayat raja-raja zaman dulu.
11
Dan tidak ketinggalan yaitu warisan budaya Poso, mulai dari
seni musik, tari-tarian, dan kerajinan tangan (rotan, kain dan kayu
hitam-eboni). Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK),
danau poso ini memang hanya diperuntukkan untuk industri
pariwisata yang diharapkan dapat menarik wisatawan domestik dan
mancanegara sehingga dapat mendukung industri pariwisata
Indonesia.
Keindahan alam kawasan Danau Poso seharusnya dapat
dinikmati. Akan tetapi saat ini dikawasan tersebut tidak ada
pengolahan yang baik sehingga kondisi alam yang masih alami dan
kurang tertata menyebabkan keindahan alam yang ada tidak dapat
dinikmati dengan nyaman. Untuk itu perlu suatu pengolahan yang
baik, yaitu membuat suatu tempat wisata sebagai tempat
menikmati keindahan alam khususnya memanfaatkan danau poso
sebagai pusat wisata air, sebagaimana tertulis dalam Rencana
Tata Ruang Kawasan (RTRK) Danau Poso bahwa pada kawasan
ini memang dikhususkan untuk sektor pariwisata.
Zaman sekarang ini, kebutuhan hidup manusia semakin
bertambah. Alam terus diambil dan dikelola untuk memenuhi
segala kebutuhan manusia. Sayangnya manusia seringkali terus
menikmati dan mengambil hasil alam tanpa memiliki pengetahuan
tentang pengolahan yang benar.
Banyak orang hanya memanfaatkan beberapa lokasi di tepi
pantai Danau Poso, membangun bangunan dengan sembarangan
tanpa penataan yang baik bahkan sebagian merusak kondisi alami
yang seharusnya berpotensi sebagai pendukung keindahan alam.
Kurangnya pengetahuan akan pengolahan alam
menyebabkan alam menjadi rusak dan habis serta tidak dapat
dinikmati oleh manusia dengan nyaman. Untuk itu, perlu adanya
suatu wadah yang menjadi tempat untuk menikmati keindahan
alam sekaligus melestarikan alam tersebut sehingga bukan hanya
12
dapat dinikmati zaman sekarang tetapi juga dapat dinikmati pada
zaman yang akan datang.
Sebuah tempat wisata perlu didukung oleh adanya fasilitas
akomodasi berupa hotel, mengingat lokasinya yang cukup jauh dari
kota dan tidak memungkinkan untuk mengunjungi dan menikmati
semua tempat wisata hanya dalam satu hari saja. Untuk itu perlu
dibangun sebuah hotel yang menyediakan akomodasi sekaligus
fasilitas wisata dan rekreasi lainnya.
Hotel Resort ini dimaksudkan untuk menyediakan fasilitas
akomodasi untuk para wisatawan yang didalamnya juga
menyediakan fasilitas wisata dan rekreasi bernuansa air yang
mendukung wisata air Danau Poso serta fasilitas pendukung lain.
Hotel ini ditujukan bagi orang-orang yang ingin berlibur atau
berekreasi di kawasan Danau Poso ini. Dengan adanya hotel ini
diharapkan dapat menarik lebih banyak lagi wisatawan yang datang
ke kawasan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Non arsitektur
a. Bagaimana menyediakan suatu hotel resort yang nyaman
dan menyenangkan sehingga menarik untuk dijadikan salah
satu tempat wisata bagi masyarakat lokal maupun luar
daerah dan mancanegara?
b. Bagaimana menciptakan lokasi peristirahatan yang nyaman
untuk tempat bersantai dan berelaksasi sebagai tempat
tinggal sementara, khususnya bagi wisatawan luar daerah?
c. Dimana lokasi yang tepat untuk membangun hotel resort
yang memiliki lokasi strategis sehingga memungkinkan untuk
mencapai lokasi tempat wisata dengan mudah dan cepat?
13
2. Arsitektur
a. Bentuk hotel resort yang bagaimanakah yang khas dan
dapat menarik minat masyarakat?
b. Bentuk hotel yang bagaimanakah yang nyaman sebagai
tempat peristirahatan sementara?
c. Sarana apa saja yang perlu disediakan untuk mendukung
wisata dan rekreasi air?
d. Sirkulasi yang bagaimanakah yang tepat sehingga dapat
memberikan pengunjung alur yang menarik, santai dan
nyaman untuk menikmati keindahan alam Danau Poso?
e. Ruangan yang bagaimana yang dapat memberi kenyamanan
bagi pengunjung?
f. Fasilitas penunjang apa saja yang diperlukan untuk
memberikan kepuasan serta suasana yang nyaman bagi
pengunjung?
C. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan pembahasan
Tujuan perencanaan yaitu terwujudnya suatu hotel resort di
Danau Poso yang dapat menunjang berbagai aspek di dalam
perencanaannya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan
fasilitas akomodasi dan wisata yang dapat menampung minat
dan tuntutan wisatawan.
2. Sasaran
Sasaran perencanaan yaitu memberikan suatu wadah bagi
kebutuhan akan sarana akomodasi yang representative bagi
pengembangan kepariwisataan dan perekonomian Kota
Tentena di masa mendatang.
14
D. Lingkup Pembahasan
1. Segi non Arsitektural
a) Pembahasan mengenai manajemen dan pengelolahan
Hotel Resort di Danau Poso.
b) Pembahasan mengenai konsumen yang menjadi sasaran
dari Hotel Resort di Danau Poso.
2. Segi Arsitektural
a) Perencanaan meliputi penataan makro yang berhubungan
dengan lokasi, pola sirkulasi, pola massa, orientasi,zoning,
dan segi iklim.
b) Program ruang yang meliputi program ruang untuk
mendapatkan jenis ruang, hubungan antar ruang,
pengelompokkan ruang.
c) Desain bangunan yang meliputi bentuk massa bangunan,
pola sirkulasi dalam bangunan, orientasi, penentuan sistem
struktur, sistem utilitas, pemilihan bahan bangunan yang
semuanya berdasarkan bentuk site dan keadaan iklim.
E. Manfaat
Manfaat yang diharapkan adalah:
a) Pengadaan Hotel resort di Danau Poso diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Hotel Resort
dengan rekreasi air.
b) Penulisan ini dapat dipakai oleh pemerintahan sebagai acuan
dalam upaya peningkatan pelayanan dalam bidang pariwisata
terutama wisata rekreasi air dan diharapkan dapat dikelola
dengan baik sebab Danau Poso memiliki potensi yang cukup
besar untuk hal tersebut.
c) Sebagai tempat relaksasi di mana program yang ada pada
Hotel resort di Danau Poso sangat menunjang untuk melepas
ketegangan fisik dan mental yang merupakan penyebab stress.
15
d) Sebagai tempat untuk menjaga dan memulihkan kesehatan di
mana tersedia program pengaturan makanan, olahraga, agar
hidup lebih sehat.
F. Metode Pembahasan
Metode yang akan digunakan agar lingkup pembahasan
tidak menyimpang dari pembahasan adalah:
1. Studi lapangan
a. Melakukan survei lapangan
b. Mengamati lokasi yang terbaik untuk hotel resort
c. Mengamati lingkungan sekitar tapak guna menunjang
perencanaan dan perancangan.
2. Studi literatur
Studi ini merupakan penelitian kepustakaan yang dimaksud
untuk memperluas wawasan tentang masalah yang akan
dibahas yaitu hotel resort di Danau Poso.
3. Analisis
Pada tahap ini, data yang diperoleh dianalisis dan disimpulkan
untuk mengatur startegi perencanaan pada tahap selanjutnya.
Dalam tahap ini juga diusahakan melihat permasalahan yang
ada diberbagai sudut pandang.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan antara lain :
Tahapan 1 : Mengemukakan latar belakang , rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, pembatasan masalah, manfaat,
serta metode dan sistematika pembahasan.
Tahapan 2 : Berisi tinjauan pustaka yang sesuai dengan judul
yang diambil. Tinjauan pustaka mencakup literature
tentang hotel resort dan contohnya.
16
Tahapan 3 : Merupakan tinjauan umum terhadap kota Tentena
dan Kawasan Danau Poso untuk menggali potensi
yang ada. Serta pada akhirnya menentukan tapak
yang sesuai untuk Hotel Resort. Selain itu juga
menentukan jumlah kamar dan klasifikasi hotel resort
yang akan di buat.
Tahapan 4 : Merupakan konsep –konsep yang dipergunakan
dalam perancangan “hotel resort di Danau Poso”
H. Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran dari proyek Hotel Resort di Danau Poso ini
adalah untuk menciptakan suatu wadah atau tempat yang berfungsi
sarana pariwisata dan hiburan, sebagai tempat bagi orang-orang
yang ingin mencari suasana baru diluar kesibukan mereka sehari-
hari yang penuh dengan tekanan yang menyebabkan stress. Selain
untuk mencari suasana baru, adanya fasilitas-fasilitas rekreasi juga
sangat dibutuhkan oleh orang-orang tersebut pada masa sekarang
ini.
Untuk hal mencari suasana baru, maka proyek ini harus
dapat memenuhi kriteria dimana proyek tersebut dibuat. Kriteria
yang dibutuhkan adalah yang jauh dari kepadatan, keramaian, juga
polusi yang semuanya itu dapat menyebabkan stress bagi manusia.
I. Judul Proyek
Judul Proyek
Judul proyek yang di pilih adalah Hotel Resort di Danau Poso.
Pengertian Judul Proyek
Pengertian dari Hotel Resort di Danau Poso adalah sebagai
berikut:
a) Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
17
menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola
secara komersial.
b) Resort adalah suatu tempat yang dikunjungi secara
berkala atau pada saat-saat tertentu.
c) Danau Poso adalah:
1) Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang
terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang
dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai,
atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat
dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.
2) poso salah satu kabupaten di provinsi sulawesi
tengah.
Jadi Danau Poso adalah sejumlah air (tawar atau asin)
yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas dan
dapat dipakai sebagai sarana rekreasi dan olahraga yang
terletak di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Tepatnya
di Kabupaten Poso.
Jadi, Hotel Resort di danau poso adalah hotel yang terletak
dikawasan wisata danau Poso, dimana sebagian pengunjung yang
menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak
cukup jauh dari pusat kota dan terletak disekitar danau poso
sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan.
18
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. TINJAUAN TERHADAP PERHOTELAN
1. Pengertian Hotel
Kata Hotel mulai dipergunakan semenjak abad ke-18 di
London Inggris, sebagai hotel garni yaitu sebuah rumah besar
yang dilengkapi dengan sarana tempat menginap/tinggal untuk
penyewaan secara harian, mingguan atau bulanan. Kata hotel
sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Perancis yaitu
hostel diambil dari bahasa Latin hospes, dan mulai diperkenalkan
kepada masyarakat umum pada tahun 1797 (Pengantar Industri
Akomodasi & Renstoran, Jilid I, hal 8)
Di bawah ini ada beberapa definisi hotel sebagai berikut :
a) Menurut Oxford Advanced Leaner`s Dictionary
Hotel adalah bangunan atau gedung di mana ruangan-
ruangan, makanan-minuman dan fasilitas yang ada
disediakan bagi masyarakat umum yang memberikan timbal
balik berupa pembayaran (payment).
b) Menurut SK. Menparpostel No.KM 37/ PW.340/ MPPT-86
tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel, (Bab I,
pasal 1, Ayat b)
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang
lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
c) Professor K, Kraft : Lembaga Riset Pariwisata oleh : Prof. K.
Kraft
Hotel adalah sebuah gedung atau bangunan yang
menyediakan penginapan, makanan dan pelayanan bagi
mereka yang menginap dan mengadakan perjalanan.
19
d) American Encyclopedia : American Encyclopedia
Hotel adalah suatu badan usaha yang menyediakan pelayanan
penginapan serta menyediakan sarana lainnya bagi wisatawan.
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa hotel adalah suatu bentuk sarana akomodasi sebagai
tempat penginapan bagi orang yang melakukan perjalanan atau
turis dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat memenuhi
persyaratan akan kenyamanan, kesehatan dan kesenangan
dengan tujuan dicapainya tingkat kepuasan bersama antara
pemilik hotel dan pemakai jasa hotel.
2. Fungsi dan Peranan Hotel
Fungsi dan Peranan Hotel (Mangkuwerdoyo, Sudiarto,
Pengantar Industri Akomodasi & Restoran, hal 9)
a. Membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan
pekerjaan di berbagai sektor, misalnya :
1) perhubungan / jasa angkutan (transportasi)
2) jasa akomodasi
3) hiburan
4) industri kecil / cindera mata
5) kantor perjalanan wisata, dan lain-lain.
b. Membantu pengembangan industri-industri lainnya di daerah
tujuan wisata, seperti kerajinan, pertokoan, restoran, warung-
warung makan, konstruksi dan lain-lain.
c. Menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa
lainnya yang dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup para wisatawan.
d. Hotel menggantikan fungsi rumah “di luar rumah” (away home
from home) bagi para wisatawan atau pelaku perjalanan
dengan berusaha memberikan :
20
1) Rasa aman (secure)
2) Rasa kenyamanan (comfort)
3) Kesendirian (privat)
e. Hotel sebagaimana rumah adalah tempat awal atau basis
seseorang dalam merencakanan dan melaksanakan kegiatan
kehidupan sehari-hari seperti bekerja, bersantai, hidup
bermasyarakat, berolahraga dan lain-lain.
f. Memberikan pendapatan bagi pemerintah daerah/kota
setempat yang dapat digunakan untuk kelangsungan
pembangunan pada umumnya.
3. Motivasi Pengadaan Hotel
Berdasarkan catatan Deparpostel jumlah wisatawan
mancanegara yang akan datang ke Indonesia diproyeksikan
dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 12,23 % per tahun. Hal ini
tidak terlepas dari motivasi mereka untuk berwisata antara lain,
adanya motivasi fisik, budaya, motivasi pribadi dan motivasi
prestise dan status. (Ibid, hal 1)
Prediksi kedatangan wisatawan tersebut menjadi masukan
tersendiri sebagai motivasi membangun hotel dengan berbagai
fasilitas penunjangnya, karena dengan tujuan secara ekonomi
pemilik hotel akan meraup keuntungan atas jasa pelayanan yang
diberikan kepada tamu hotel atau wisatawan pada umumnya
sebagai pemakai hotel.
Motivasi pengadaan hotel juga tidak terlepas karena
adanya pengaruh kebijakan-kebijakan dan potensi daerah/kota
setempat yang dapat mendukung keberadaan bangunan hotel.
4. Lingkup Pelayanan Hotel
21
Lingkup pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu hotel,
dapat berupa :
a. Lingkup Pelayanan Akomodasi, yaitu pelayanan utama yang
diberikan oleh suatu hotel bagi tamu-tamu yang hendak
menginap baik untuk istirahat, tidur, mandi dan lain-lain.
b. Lingkup Pelayanan Konvensi, yaitu pelayanan hotel bagi tamu
yang hendak mengadakan aktifitas pertemuan seperti
seminar, lokakarya, pameran, rapat dinas/instansi, pesta
perkawinan dan lain-lain.
c. Lingkup Pelayanan Rekreasi, pelayanan hotel bagi tamu yang
melakukan aktifitas rekreasi misalnya berbelanja, bersantai,
mendengarkan musik, olah raga, makan-minum dan lain-lain.
5. Jenis Hotel
Yang dimaksud dengan jenis, klasifikasi, atau
penggolongan hotel ialah suatu sistem pengelompokkan hotel-
hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran
penilaian tertentu.
Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria
menurut kebutuhannya, namun ada beberapa kriteria yang
dianggap paling lazim digunakan. Sistem klasifikasi atau
penggolongan hotel di dunia berbeda antara negara yang satu
dengan negara yang lainnya.
Di bawah ini ada beberapa jenis hotel yang dikelompokkan
berdasarkan kategori pengelompokkan hotel antara lain :
a. Pengelompokkan menurut Ukuran Hotel
1) Hotel Kecil, yaitu hotel yang mempunyai kamar paling
sedikit 25 buah kamar.
2) Hotel Sedang, yaitu hotel yang mempunyai kamar lebih
dari 25 buah kamar, tetapi kurang dari 100 kamar.
22
3) Hotel Di atas Rata-rata, yaitu hotel yang mempunyai kamar
dari 100 sampai 299 kamar.
4) Hotel Besar, yaitu yang mempunyai kamar lebih dari 300
kamar.
b. Pengelompokkan menurut Standar Hotel
1) Hotel Internasional
2) Hotel semi Internasional
3) Hotel Nasional
c. Pengelompokkan menurut Lama Tinggal Tamu
1) Transiet atau Komersial Hotel (Comercial Hotels)
Tamu hotel dapat menginap untuk semalam atau kurang,
dan mereka tidak harus menandatangani perjanjian sewa
kamar untuk menginapnya.
2) Resident Hotel (Residential Hotels)
Para tamu biasanya tinggal untuk minimal dalam jangka
waktu satu bulan, dan tamu harus menandatangani surat
perjanjian sewa mengenai syarat-syarat pembayaran
secara terperinci tentang kewajiban-kewajibannya, dan
tanggung jawabnya diantara kedua belah pihak.
3) Semi Residential Hotels
Di samping menerima tamu yang menginap tetap (lama)
atas dasar perjanjian, hotel ini juga dapat menerima tamu
yang bermaksud untuk menginap hanya semalam.
d. Menurut Lokasi / Letak Hotel
1) Resort Hotel, merupakan hotel yang terletak di daerah-
daerah wisata, misalnya hotel di tepi pantai, danau,
pegunungan dan lain-lain.
2) City Hotel, merupakan hotel yang terletak di dalam kota.
3) Highway Hotel, merupakan hotel yang terletak di pinggir
jalan raya antar kota, contohnya motel.
e. Menurut Lama Periode Operasi.
23
1) Seasonal Hotel, merupakan hotel yang buka pada waktu
musim-musim tertentu misalnya musim panas, musim
dingin, liburan-liburan dan lain-lain.
2) Year Round Operating Hotel, merupakan hotel yang
beroperasi sepanjang tahun.
f. Menurut Aktivitas Tamu Hotel
1) Sport Hotel, merupakan hotel yang berada dalam kawasan
olah raga, misalnya The Century Park Hotel Senayan.
2) Sky Hotel, merupakan hotel yang menampung orang-orang
yang ingin berolah raga sky.
3) Convention Hotel, merupakan bagian dari kompleks rapat-
rapat, pertemuan-pertemuan, asosiasi-asosiasi, profesi
dan lain-lain.
6. Klasifikasi Hotel
Hotel diklasifikasikan sesuai kriteria-kriteria
pengklasifikasian hotel menurut keputusan Dirjen Pariwisata,
berdasarkan SK : Kep-22/U/VI/78, sebagai berikut :
a. Berdasarkan tingkatan atau bintang dari hotel
1) Hotel berbintang satu (*) (One Stars Hotels)
2) Hotel berbintang dua (**) (Two Stars Hotel)
3) Hotel berbintang tiga (***) (Three Stars Hotel)
4) Hotel berbintang empat (****) (Four Stars Hotels)
5) Hotel berbintang lima (*****) (Five Stars Hotels)
6) Hotel Berlian (Diamond Hotels)
b. Berdasarkan tujuan pemakaian hotel selama menginap
1) Bussines Hotel
2) Recreational Hotel
c. Berdasarkan faktor daya jual dan perencanaan penjualan
1) European Plan
24
Tarif yang ditentukan hanya ongkos kamar saja, biaya
tambahan akan dikenakan untuk setiap hidangan
makanan yang diambil.
2) American Plan
Tarif yang ditentukan dalam American Plan termasuk sewa
kamar dan tiga kali makan sehari seperti sarapan, makan
siang dan makan malam.
d. Berdasarkan faktor jumlah kamar dan persyaratan lainnya
Klasifikasi hotel berdasarkan jumlah kamar dan
persyaratan lainnya akan diuraikan dibawah ini :
a) Hotel Bintang Satu ( * )
1) Kamar : minimal 15 kamar ( standar 20 m²
)
2) Ruang makan / restoran : 1 buah
3) Ruang yang disewakan : perlu 1 ruangan
4) Fasilitas rekreasi dan sarana olahraga :
dianjurkan minimal 1 sarana
5) Taman : perlu
b) Hotel Bintang Dua ( ** )
1) Kamar : minimal 20 kamar ( standar 22 m²
)
2) Suite room : 1 kamar ( standar 44 m² )
3) Ruang makan / restoran : minimal 1 buah
4) Ruang yang disewakan : minimal 1 ruang
5) Fasilitas rekreasi dan sarana olahraga : dianjurkan
kolam renang, dan 2 sarana lainnya.
6) Bar : minimal 1 buah
7) Taman : perlu
c) Hotel Bintang Tiga ( *** )
25
1) Kamar : minimal 30 kamar ( standar 24 m²
)
2) Suite room : 2 kamar ( standar 48 m² )
3) Ruang makan / restoran : minimal 1 buah
4) Bar : minimal 1 buah
5) Ruang yang disewakan:minimal 1 ruangan
6) Fasilitas rekreasi dan sarana olahraga :diperlukan
kolam renang, dianjurkan ditambah 2 jenis sarana
lainnya
7) Function room : minimal 1 buah, dianjurkan
prefunction room
8) Lounge : wajib
9) Taman : perlu
d) Hotel Bintang Empat ( **** )
1) Kamar tidur :minimal 50 kamar ( standar 24 m² )
2) Suite room : minimal 3 kamar
3) Ruang makan / restoran : minimal 2 buah
4) Bar : minimal 1 buah
5) Ruang yang disewakan : minimal 3 ruangan
6) Fasilitas rekreasi dan sarana olahraga : diwajibkan
kolam renang, dianjurkan ditambah 2 jenis sarana
lainnya
7) Function room : 1 buah, perlu prefunction room
8) Lounge : wajib
9) Taman : perlu
e) Hotel Bintang Lima ( ***** )
1) Kamar tidur : minimal 100 kamar (standar 26
m²)
2) Suite room : 4 kamar ( standar 52 m² )
26
3) Ruang makan / restoran : minimal 2 buah
4) Bar : minimal 1 buah
5) Ruang yang disewakan : minimal 3 ruangan
6) Fasilitas rekreasi dan sarana olahraga:diwajibkan
kolam renang, perlu ditambah 2 sarana lainnya
7) Function room : wajib minimal 1 buah, perlu
prefunction room
8) Lounge : wajib
9) Taman : perlu
Tujuan umum daripada penggolongan hotel adalah :
Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor (penanam
modal) di bidang usaha perhotelan.
Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan
pelayanan yang akan diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan
golongan kelasnya.
Agar tercipta persaingan (kompetisi) yang sehat antara
pengusahaan hotel.
Agar tercipta keseimbangan antara permintaan (demand) dan
penawaran (supply) dalam usaha akomodasi hotel.
B. TINJAUAN TERHADAP RESORT
1. Pengertian Resort
a. Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering
dikunjungi orang di mana pengunjung datang untuk menikmati
potensi alamnya. (A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of
Current English, Oxford University Press, 1974)
b. Resort adalah sebuah tempat menginap di mana mempunyai
fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga
seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge
27
berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resort, bila
ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati
keindahan alam sekitar resort ini. (Nyoman.S. Pendit. Ilmu
Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)
c. Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak
hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan
rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort Development and
Management, Watson-Guptil Publication 1988,h)
Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada
kaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel
resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, dan juga
pinggiran pantai. (Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta :
Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)
2. Tujuan dan Penyebab Adanya Kegiatan Resort
Sesuai dengan tujuan dari resort yaitu sebagai sarana
rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya kegiatan rekreasi muncul
disebabkan oleh faktor-faktor berikut :
a. Berkurangnya waktu untuk beristirahat
Bagi masyarakat kota khususnya kota Makassar kesibukan
mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk
dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.
b. Kebutuhan Manusia akan rekreasi
Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi
untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang
diakibatkan oleh aktivitas mereka.
c. Kesehatan
Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang
melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para
pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa
dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan
28
berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi
penginapan sebagai sarana peristirahatan.
d. Keinginan Menikmati Potensi Alam
Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit
didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi
udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan
untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan. Oleh
sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang
indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung
ataupun pengguna hotel tersebut.
C. TINJAUAN TERHADAP HOTEL RESORT
1. Pengertian Hotel Resort
Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang terletak
dikawasan wisata, di mana sebagian pengunjung yang menginap
tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh
dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat
peristirahatan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hotel
resort secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi
dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan
perubahan dari kegiatan sehari-hari.
2. Karakteristik Hotel Resort
Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat
dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu :
a. Lokasi
Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan
indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak
dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising,
“Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort,
29
kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan
kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan
berpengaruh pada harganya. (Fred Lawson, Hotel and Resort,
Planning, Design and Refubishment, Watson-Guptil, 1995, h)
b. Fasilitas
Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan
mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok
serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok
adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi
outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan
landscape. (Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and
Recreation Development, The Achithecture
Ltd, London, 1977,h.1)
c. Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung
mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang
khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan
pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang
nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat
kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang
bernuansa etnik.
d. Segmen Pasar
Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan/pengunjung
yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati
pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat
lainnya yang memiliki panorama yang indah.
3. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort
Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya
Bintang 5 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria
bangunan sebagai berikut :
30
a. Lokasi dan Lingkungan
Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda
empat langsung ke area hotel dan dekat dengan tempat
wisata. Hotel harus menghindari pencemaran yang
diakibatkan gangguan luar yang berasal dari suara bising, bau
tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang mengerat.
b. Hotel harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar
bangunan.
c. Hotel harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu hotel.
d. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi.
1) Hotel harus mempunyai sarana kolam renang dewasa dan
anak-anak.
2) Tersedianya area permainan anak.
3) Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air.
4) Hotel gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga
gunung seperti mendaki gunung, menunggang kuda atau
berburu.
5) Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan
rekreasi lainnya merupakan pilihan dari tennis, bowling,
golf, fitness center, sauna, billiard, dan jogging.
e. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai
dengan Undang-Undang yang berlaku.
Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus
barang/produksi hotel.
Unsur dekorasi harus tercermin dalam:
1) Ruang Lobby
2) Restoran
3) Kamar Tidur
4) Function Room
f. Banyak kamar tidur standar berjumlah 100 buah termasuk 4
kamar suite untuk hotel bintang lima (sekarang ketentuan
31
jumlah kamar sudah tidak berlaku, maka dalam perencanaan
dan perancangan ini jumlah kamar tidak harus sebanyak 100
kamar). (Rumesko SE, 2001, House keeping Hotel, Andi,
Yogyakarta)
1) Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.
Luas Minimal :
a) Kamar Standar = 26 m2
b) Kamar Suite = 52 m2
2) Tinggi Kamar Minimal = 2,60 m
3) Kamar tidur kedap suara (noise 40 dB)
4) Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci
double lock.
5) Untuk Hotel Pantai :
a) Lantai dari teraso/ubin/marmer/kayu.
b) Lantai tidak licin, kualitas tinggi.
6) Untuk Hotel Gunung :
a) Seluruh lantai dilapisi karpet
b) Komposisi vynil 20 %, wool atau jenis bahan lain yang
tidak mudah terbakar 80 %.
7) Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.
8) Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan
ventilasi/exhaust di kamar mandi
9) Interior kamar mencerminkan suasana hotel.
10) Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air.
11) Tersedia instalasi air panas dan air dingin
12) Perlengkapan Kamar Tidur :
a) Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1
(satu) orang atau untuk 2 (dua) orang sesuai dengan
ukuran kamar standar :
Ukuran tempat tidur 1 (satu) orang 2, 00 m x 1, 00 m
Ukuran tempat tidur 2 (dua) orang 2, 00 m x 1, 60 m
32
b) Perlengkapan Kamar Mandi :
Tersedia Bathup anti slip, Shower, Grabbar dan
tempat sabun,
Wastafel
dan lain-lain.
13) Hotel harus menyediakan restoran minimal 3 buah yang
berbeda jenisnya, salah satunya Coffee Shop.
a) Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran
dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk.
b) Tinggi restoran tidak boleh rendah dari tinggi ruang
tamu (2, 60 m).
14) Hotel harus menyediakan satu bar yang terpisah dari
restoran.
a) Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar
dengan ketentuan 1,1 m2 per tempat duduk.
b) Lebar ruang kerja bar tender minimal 1 m.
c) Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan
dan perlengkapan yang terdiri dari atas :
Wastafel dengan dua buah keran air panas dan air
dingin.
Mesin pencuci gelas.
Saluran pembuangan air.
15) Tersedianya Function Room yaitu ruang untuk acara-acara
tertentu (ruang serba guna).
16) Tersedianya Lobby dengan luas minimal 100 m2.
17) Hotel harus menyediakan Lounge.
18) Hotel menyediakan telepon umum di lobby.
19) Hotel menyediakan toilet umum di lobby.
a) Toilet Pria :
Urinoir 4 (empat) buah
WC 2 (dua) buah
33
Wastafel
b) Toilet Wanita :
WC 3 (tiga) buah
Wastafel
Ruang Rias dengan kaca rias
20) Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk
keperluan lain di luar kegiatan usaha hotel minimal 3
ruangan untuk kegiatan yang berbeda.
21) Hotel harus menyediakan ruangan poliklinik.
22) Tersedianya Dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40 %
dari luas restoran.
a) Ruang dapur terdiri dari :
Ruang Persiapan
Ruang Pengolahan
Ruang Penyimpanan Bahan Makanan
Ruang administrasi (Chef)
Ruang Pencucian dan penyimpanan peralatan/
perlengkapan
Ruang Penyimpanan bahan bakar gas/elpiji untuk
dapur
b) Lantai dapur tidak licin.
c) Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air setinggi
langit-langit.
d) Penerangan dapur minimal 200 lux.
23) Tersedianya area Administrasi yang terdiri dari Kantor
Depan (Front Office) dan Kantor Pengelola Hotel.
24) Tersedianya area Tata Graha :
a) Ruang Seragam (Uniform Room)
b) Ruang Lena dengan luas minimal 50 m2 beserta rak.
c) Ruang Jahit Menjahit
d) Room boy
34
25) Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 (satu)
buah untuk setiap 40 kamar, ruang Binatu dengan luas
minimal 100 m2
26) Tersedianya area dan ruang Operator
a) Tersedianya gudang yang terdiri dari :
Gudang bahan makanan dan minuman
Gudang peralatan dan perlengkapan
Gudang untuk engineering
Gudang botol kosong
Gudang barang-barang bekas
b) Ruang penerimaan barang/bahan yang dapat
menampung minimal 1 (satu) truk.
c) Ruang Karyawan
d) Ruang loker dan kamar mandi/wc yang terpisah untuk
pria dan wanita.
e) Ruang makan karyawan.
f) Dapur karyawan.
g) Ruang ibadah karyawan.
(Rumesko SE, 2001, House keeping Hotel, Andi, Yogyakarta)
35
4. Struktur Organisasi Hotel Resort
Skema 1. Struktur Organisasi Sederhana Hotel Resort
(Rumesko SE, 2001, House keeping Hotel, Andi, Yogyakarta
5. Prinsip Desain Hotel Resort
Penekanan perencanaan hotel yang diklasifikasikan
sebagai hotel resort dengan tujuan pleasure dan rekreasi adalah
adanya kesatuan antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya,
sehingga dapat diciptakan harmonisasi yang selaras. (Fred
Lawson, Hotel and Resort, Planning, Desgn and Refubishment,
Watson-Guptil Publication Ltd).
Di samping itu perlu diperhatikan pula bahwa suatu tempat
yang sifatnya rekreatif akan banyak dikunjungi wisatawan pada
waktu-waktu tertentu, yaitu pada hari libur. Oleh karena itu untuk
mempertahankan occupancy rate tetap tinggi, maka sangat perlu
BANQUET CHASIER
ROOM
SERVICE INFORMATION LINEN
SECTION
RESTAURANT RESERVATION PUBLIC
AREA
BAR RECEPTION FLOOR
SECTION
HOUSE
KEEPING
FRONT.
OFFICE
FOOD
PRODUCT
F & B
SERVICE
F & B
SERVICE
F & B
SERVICE
PURCHASING MARKETING ENGINER. ACCT PERSONNE F & B
DIVISION
ROOM
DIVISION
EXECUTIVE ASST. MANAGER
GENERAL MANAGER
36
disediakan pula fasilitas yang dapat dipergunakan untuk fungsi
nonrekreatif seperti, function room dan banguet (Manuel-Bovy
Boid dan Fred Lawson, Tourism and Recreation Development,
The ArchitectureLtd, London, 1977,h).
Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu
tempat wisata memiliki karakter yang berbeda, yang memerlukan
pemecahan yang khusus. Dalam merencanakan sebuah hotel
resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain sebagai berikut
(Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Desgn and
Refubishment, Watson-Guptil Publication Ltd) :
a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan
kegiatan wisata.
1) Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat,
selain fasilitas olah raga dan hiburan.
2) Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya
kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain
berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.
3) Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru,
dengan negara baru dengan standar kenyamanan rumah
sendiri.
b. Pengalaman unik bagi wisatawan.
1) Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan
untuk relaksasi.
2) Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung,
danau, dan sebagainya.
3) Memiliki skala yang manusiawi.
4) Dapat melakukan aktivitas yang berbeda seperti olah raga
dan rekreasi.
5) Keakraban dalam hubungan dengan orang lain diluar
lingkungan kerja.
37
c. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik
1) Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang
berbeda.
2) Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu
tempat sebaik mungkin.
3) Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter
lingkungan setempat.
4) Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak
dan iklim setempat.
6. Pariwisata Sebagai Pendukung Aktivitas Hotel Resort
Untuk membuat suatu hotel resort atau biasa disebut dengan
hotel wisata, maka kita perlu mengkaji dan lebih memahami lagi
tentang kepariwisataan, pariwisata, wisatawan, dan berbagai hal
yang akan menyangkut dengan pariwisata.
a. Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait
dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin
yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
pengusaha.
Kepariwisataan dapat juga diartikan sebagai serangkaian
kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong dan
mengendalikan pengembangan pariwisata, serta koordinasi
dengan pihak swasta dan masyarakat untuk mengatur,
mengurus, dan melayani wisatawan, karena itu pariwisata
sebagai gejala tuntutan kebutuhan manusia yang wajar
mempunyai lingkungan pengaruh dan menyeluruh, sehingga
dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik
dari segi ekonomi, sosial, dan budaya.
38
Kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pariwisata. Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata
hendaknya memenuhi syarat sapta pesona pariwisata, yaitu :
1) Aman
Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat
apabila merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan
bebas dari :
a) Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti
kecopetan, pemerasan, penodongan, penipuan dan lain
sebagainya.
b) Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya
lainnya.
c) Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan
fasilitas yang kurang baik, seperti kendaraan, peralatan,
untuk makan dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi
atau olah raga.
d) Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa
pemaksaan oleh pedagang asongan tangan jail, ucapan
dan tindakan serta perilaku yang tidak bersahabat dan
lain sebagainya.
Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik,
termasuk milik (barang) wisatawan.
2) Tertib
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat
didambakan oleh setiap orang termasuk wisatawan. Kondisi
tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan lancar
serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi
kehidupan masyarakat, misalnya :
a) Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang
dan berangkat tepat pada waktunya.
39
b) Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan
untuk mendapatkan atau membeli sesuatu yang
diperlukan
c) Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi
d) Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat
e) Informasi yang benar dan tidak membingungkan
3) Bersih
Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan
yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah,
limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa
betah dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih
dan sehat seperti :
a) Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di
tempat-tempat umum, seperti di hotel, restoran, angkutan
umum, tempat rekreasi, tempat buangair kecil/besar dan
lain sebagainya. Bersih dari sampah, kotoran, corat-coret
dan lain sebagainya.
b) Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat.
c) Penggunaan dan penyajian alat perlengkapan yang
bersih seperti sendok, piring, tempat tidur, alat olah raga
dan lain sebagainya.
d) Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak
mengeluarkan bau tidak sedap dan lain sebagainya.
4) Kenangan
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada
ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat berupa
yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang
tidak menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan
dalam ingatan dan perasaan wisatawan dari pengalaman
berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah yang
40
indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat
pula diciptakan dengan antara lain :
a) Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan
yang cepat, tepat dan ramah, suasana yang
mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya
bangunan serta dekorasinya.
b) Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona
baik itu berupa seni tari, seni suara dan berbagai macam
upacara.
c) Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan
penampilan dan penyajian yang menarik. Makanan dan
minuman ini merupakan salah satu daya tarik yang kuat
dan dapat dijadikan jati diri (identitas daerah).
d) Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri
khas daerah bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan
harga yang terjangkau mempunyai arti tersendiri dan
dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan seseorang
ke suatu tempat/daerah/Negara.
b. Manfaat pariwisata
Ada banyak sekali manfaat dan keuntungan bidang
pariwisata bila direncanakan dan diarahkan dengan baik.
Manfaat dan keuntungan tersebut dapat terlihat dan dirasakan
baik dari segi ekonomi (kesejahteraan), sosial budaya, politik
(berbangsa dan bernegara), dan lingkungan hidup.
1) Manfaat Ekonomi (Kesejahteraan)
Meningkatnya arus wisatawan ke
suatu daerah atau wilayah, menuntut macam - macam
pelayanan dan fasilitas yang semakin meningkat baik jumlah
dan ragamnya. Hal ini member manfaat ekonomi bagi
penduduk, pengusaha, dan pemerintah setempat ; seperti :
41
a) Penerimaan Devisa
Masuknya wisatawan mancanegara akan membawa
valuta asing, yang berarti akan memperkuat neraca
pembayaran dan perdagangan. Penerimaan devisa
negara dari pariwisata bersumber dari :
Uang yang dikeluarkan atau dibelanjakan oleh
wisatawan asing selama yang bersangkutan
melakukan kunjungan, berupa pengeluaran untuk
penginapan (akomodasi), makan dan minum,
transportasi lokal dan tour, cenderamata, tip, dan lain-
lain.
Biaya yang diterima oleh perusahaan penerbangan
dimana wisatawan yang berkunjung dimasukkan
sebagai penerimaan sektor pariwisata.
Investasi bidang pariwisata.
Biaya promosi pariwisata dari negara lain.
b) Kesempatan Berusaha
Kesempatan berusaha menjadi terbuka luas, baik
usaha yang langsung untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan maupun yang tidak langsung. Lapangan
usaha langsung seperti usaha akomodasi, restoran dan
rumah makan, biro perjalanan, toko cenderamata,
sanggar-sanggar kerajinan dan seni, pramuwisata, pusat
perbelanjaan, dan lain sebagainya. Lapangan usaha
tidak langsung seperti pertanian, perikanan, peternakan,
perindustrian dan kerajinan, industri olah raga, industri
pakaian jadi, dan lapangan usaha lain yang berkaitan
dengan kebutuhan manusia.
c) Terbukanya Lapangan Kerja
Luasnya kesempatan dalam berusaha, berarti akan
membuka lapangan kerja baik lapangan kerja diberbagai
42
usaha yang langsung memenuhi kebutuhan wisatawan
maupun yang tidak langsung.Sektor pariwisata
merupakan sektor padat karya, karena kegiatannya lebih
banyak pelayanan jasa yang membutuhkan tenaga
manusia. Lapangan kerja yang tidak langsung seperti
peternak, petani sayur mayur, pengrajin, seniman,
penjual eceran, dan lain-lain yang menyerap banyak
tenaga kerja.
d) Meningkatnya Pendapatan Masyarakat Dan Pemerintah
Wisatawan yang datang berkunjung akan
mengeluarkan sebagian dari uangnya untuk keperluan
selama perjalanannya. Hal ini akan menambah
pendapatan masyarakat setempat, seperti biaya
penginapan, angkutan local, makan minum, cenderamata
dan pembelian jasa-jasa, dan barang lainnya. Disamping
itu pemerintah setempat pun akan memperoleh
pendapatan berupa pajak-pajak dari perusahaan dan dari
uang asing yang dibelanjakan oleh wisatawan.
e) Mendorong Pembangunan Daerah
Berkembangnya kepariwisataan di daerah akan
mendorong pemerintah daerah dan masyarakat
mempersiapkan dan membangun prasarana dan sarana
yang diperlukan seperti pembangunan dan perbaikan
jalan, instalasi air, instalasi listrik, pembenahan obyek
dan daya tarik wisata, perbaikan lingkungan,
pengkondisian masyarakat, penataan kelembagaan dan
pengaturan, dan lain sebagainya. Selain itu juga akan
mendorong investor untuk menanamkan modalnya dalam
pembangunan obyek dan daya tarik wisata, usaha
sarana akomodasi, usaha jasa biro perjalanan, restoran
dan rumah makan serta lain-lain.
43
2) Manfaat Sosial Budaya
Pembangunan dan pengembangan pariwisata akan
mempunyai dampak positif dalam bidang sosial budaya,
seperti :
a) Pelestarian Budaya Dan Adat Istiadat. Salah satu
sasaran wisatawan dalam melakukan perjalanan adalah
untuk menikmati, mengagumi dan mempelajari
kebudayaan, dan adat istiadat serta sejarah suatu
bangsa. Oleh karena itu seni dan budaya serta tata cara
hidup yang unik dan khas perlu dipertahankan dan
dikembangkan.
b) Meningkatkan Kecerdasan Masyarakat. Masyarakat
yang dikunjungi akan banyak belajar dari wisatawan yang
berkunjung, demikian pula dengan yang datang
berkunjung akan banyak belajar dari kunjungannya
dengan cara melihat, mendengar, dan merasakan segala
sesuatu yang dijumpai selama dalam perjalanannya.
Dengan demikian, pengembangan pariwisata merupakan
salah satu cara untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman.
c) Meningkatkan Kesehatan Dan Kesegaran. Banyak orang
yang terkena sakit, baik jasmani maupun mentalnya,
seperti stress dan ketegangan karena kelelahan,
kejenuhan dan kebosanan akibat perjalanan, dan
tekanan sehari-hari. Salah satu obat untuk
mengembalikan kesegaran jasmani maupun rohani
adalah dengan melakukan perjalanan wisata, seperti
rekreasi, wisata olah raga, ziarah, menikmati
pemandangan dan udara segar di alam terbuka, dan
berkunjung ke tempat keluarga atau kenalan.
44
d) Mengurangi Konflik Sosial. Sering terjadi saling curiga
antara suatu penduduk dengan penduduk lainnya,
karena kurang saling mengenal, baik dalam soal adat
istiadat, budaya sejarah, kebiasaan maupun perbedaan
tingkat sosial. Saling berkunjung melalui berwisata dapat
mengurangi atau menghilangkan saling curiga dan
kecemburuan sosial, karena terjadinya komunikasi dan
saling mengenal satu sama lainnya.
3) Manfaat Dalam Berbangsa Dan Bernegara (Politik)
a) Saling berkunjung dan saling mengenal penduduk
merupakan kunci mempererat persatuan dan kesatuan.
b) Dengan lebih banyak mengenal kekayaan dan keindahan
tanah air, melalui kunjungan wisata akan menumbuhkan
rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan
mempertahankan negara yang pada gilirannya tumbuh
rasa cinta terhadap tanah air.
c) Memelihara hubungan baik internasional dalam hal
pengembangan pariwisata mancanegara, terjadi saling
kunjungan antar bangsa sebagai wisatawan,
sebagaimana halnya dalam pariwisata nusantara, akan
terjadi pula kontak-kontak langsung yang akan
menumbuhkan saling pengertian terhadap perbedaan,
dan akan menumbuhkan inspirasi untuk selalu
mengadakan pendekatan dan saling menghormati.
4) Manfaat Bagi Lingkungan
Pembangunan dan pengembangan pariwisata bila
diarahkan dan direncanakan secara baik, akan dapat
membantu dalam memelihara lingkungan. Pariwisata pada
umumnya berusaha untuk memperkenalkan hal-hal yang asli
dan unik, segala sesuatu yang rapih, bersih dan
menyenangkan wisatawan. Oleh karena hal-hal tersebut
45
yang diinginkan wisatawan. Dalam pariwisata, benda-benda
yang menjadi obyek kunjungan akan tetap terpelihara baik,
oleh karena yang menjadi sasaran pengunjung adalah
obyek-obyek tersebut. Pengembangan pariwisata diarahkan
agar dapat memenuhi keinginan wisatawan, seperti hidup
tenang, bersih, jauh dari polusi, santai, dapat
mengembalikan kesehatan fisik maupun mental. Dengan
demikian pengembangan pariwisata merupakan salah satu
cara dalam upaya untuk melestarikan lingkungan, disamping
akan memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari
lingkungan yang ada.
c. Pengertian Pariwisata, Wisata, dan Wisatawan
Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/2009 ditetapkan
berbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di
antaranya sebagai berikut :
1) Pariwisata : adalah berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah;
2) Wisata : adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan
oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu tertentu;
3) Wisatawan : adalah orang yang melakukan wisata;
D. TINJAUAN TERHADAP HOTEL RESORT TEPIAN AIR
1. Pengertian Hotel Resort Tepian Air
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa hotel resort adalah
suatu jenis akomodasi di daerah peristirahatan yang
46
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana
fasilitas pelengkap lainnya serta jasa bagi umum yang dapat
mendukung dan memperlancar kegiatan istirahat para tamu yang
bertujuan untuk berekreasi / berlibur di daerah tersebut, dan
dikelola secara komersil.
Hotel semacam ini diperuntukkan bagi tamu-tamu yang
ingin beristirahat pada hari libur atau tamu yang datang untuk
berekreasi.
Maka, hotel resort tepian air adalah suatu jenis akomodasi
di daerah peristirahatan di tepi pantai ataupun tepi danau, yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana
fasilitas pelengkap lainnya serta jasa bagi umum yang dapat
mendukung dan memperlancar kegiatan istirahat para tamu yang
bertujuan untuk berekreasi / berlibur serta menghilangkan stress
di daerah tersebut, dan dikelola secara komersil.
2. persyaratan Hotel Resort Tepian Air
Adapun syarat yang dituntut dari hotel resort tepian air
adalah:
a. penyediaan macam rekreasi luar/dalam bangunan sesuai
dengan potensi daerah pariwisata pantai, pulau, atau danau.
b. Dalam jarak capai, dekat dengan objek-objek
rekreasi/pariwisata pantai, pulau, ataupun danau (kontinuitas
objek pariwisata.
c. Tersedia media kontak antara wisatawan.
d. Terjamin faktor keamanan, privacy, kenyamanan, dan
bersih.
e. Ketentuan setiap fasilitas yang disediakan termasuk dalam
tarif hotel.
47
f. Sifat operasi, pelayanan dan pengawasan dalam ruang
lengkap dan terjamin.
3. Kriteria Umum Hotel Resort Tepian Air
Kecenderungan yang dituntut oleh sebuah hotel resort
tepian air adalah:
a. Orientasi bangunan dan koridor-koridor dekat dengan
pemandangan (view) yang langsung terhadap suasana
lingkungan pantai, sungai, ataupun danau. Untuk itu
diperlukan penataan tapak yang baik dan kontrol terhadap
batas ketinggian bangunan, sehingga dapat menonjolkan
karakter hotel resort.
b. Penjagaan rona lingkungan yang spesifik, yang meliputi
rona-rona alam yang menarik, seperti pohon-pohon besar,
tanaman-tanaman khas kawasan, atau formasi geologis.
c. Pengelompokkan fasilitas-fasilitas dan kegiatan resort.
Pengelompokkan secara fungsional tipe-tipe akomodasi,
fasilitas rekreasi dan fasilitas komersial. Dimaksud untuk
menciptakan kemudahan bagi pengunjung dan perencanaan
infrastruktur sekaligus untuk memperoleh penzoningan yang
baik karena adanya kontrasan beberapa kegiatan (baik
bersifat tenang dan hening, beberapa yang lain bersifat sibuk
dan dinamis).
d. Adanya hubungan yang erat antara sarana akomodasi dan
atraksi resort yang utama. Kriteria ini meliputi penataan
tapak hotel yang menghasilkan akses yang sangat baik
terhadap zona atraksi yang utama, misalnya pantai atau
kolam.
e. Akses kelingkungan hotel resort membatasi jumlah
kendaraan dan mengurangi kemungkinan terjadinya
masalah-masalah lalu lintas kendaraan. Biasanya satu atau
48
dua jalan masuk (access point) sudah cukup, ditambah satu
jalan terpisah untuk kendaraan servis jika diperlukan.
f. Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi, roda
empat atau perahu langsung ke area hotel. Hotel harus
terhindar dari pencemaran yang diakibatkan oleh gangguan
luar yang berasal dari suasana bising, bau tidak enak, debu,
asap, serangga dan binatang pengerat.
g. pengaturan ruang hotel ditata sesuai dengan fungsi sehingga
memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus
barang/produksi hotel.
h. Untuk fasilitas oahraga dan rekreasi, hotel menyediakan
sarana kolam renang untuk dewasa dan anak-anak yang
terpisah atau digabung dan dilengkapi pengamanan, area
bermain anak-anak, dan sarana hiburan lainnya. Sedangkan
jenis sarana olahraga dan rekreasi lainnya merupakan jenis
olahraga dan rekreasi air.
i. Terdapat zona pembatas resort. Penataan landsekap
sepanjang batas tapak hotel resort dapat menciptakan
pemisah dari lingkungan yang berdekatan, terutama jika
kegiatan-kegiatan dalam resort dapat mengganggu
lingkungan disekitarnya.
4. Kegiatan dan Fasilitas Hotel Resort Tepian Air
Motivasi utama wisatawan yang menginap di hotel resort
tepian air ini adalah berlibur dan berekreasi serta melakukan
kegiatan-kegiatan yang dapat menghilangkan stress. Hotel resort
harus dilengkapi dengan fasilitas yang mampu mengantisipasi
tujuan wisatawan yang datang menginap, berlibur dan berekreasi.
Berlibur dapat diartikan sebagai kegiatan beristirahat,
menghindari kegiatan rutin, mengembalikan kesegaran badan
dan pikiran. Untuk itu diperlukan suasana yang tenang, rileks,
49
santai. Berekreasi diartikan sebagai kegiatan rekreatif, terutama
yang menimbulkan rasa senang, kegembiraan dan kesegaran.
Hotel resort diharapkan dapat memberikan suasana seperti ini.
Fasilitas hotel resort tepian air ini dapat berbeda antara
satu dengan lainnya, disesuaikan dengan potensi alam di mana
hotel itu berdiri, besar kecilnya hotel dan klasifikasinya, serta
tuntutan suasana yang diinginkan.
Untuk itu fasilitas umum yang biasa dijumpai pada hotel
resort tepian air, antara lain:
a. Fasilitas makanan dan minuman, seperti restoran, bar, lobby
bar, coffee shop, dan lain-lain.
b. Fasilitas penunjang, seperti tempat belanja (drug store), salon
dan spa, atm center, money changer, taman baca (library),dan
lain-lain.
c. Fasilitas rekreasi, seperti lapangan olahraga, (tennis, volley,
mini golf, dan lain-lain), fasilitas olahraga air
(menyelam,snorkelling, surfing, ski air, dan lain-lain), dan
fasilitas kebugaran (fitness centre, yoga, dll).
5. Struktur Organisasi Hotel Resort Tepian Air
Pada umumnya organisasi hotel meliputi : pengelompokan
bidang kerja, hubungan antara bidang-bidang kerja yang ada, dan
untuk mengetahui siapa pimpinan yang ditunjuk melaksanakan
pekerjaan tertentu. Dengan organisasi hotel yang jelas, setiap
karyawan hotel dapat mengetahui bidang pekerjaan, siapa
atasan, dan tugas serta tanggung jawabnya.
Bertolak pada pembagian fungsi dan tugas karyawan hotel,
maka karyawan hotel terbagi atas dua bagian. Bagian tertinggi
adalah kelompok eksekutif (pimpinan) yang terdiri dari General
Manager, Sekretaris, Eksekutif Asisten Manager, dan Kepala-
Kepala Departemen yang semuanya bertugas mengatur roda
50
operasi hotel. Bagian kedua adalah unit-unit kerja (departemen)
yang terbagi menurut fungsinya masing-masing. Jumlah dan jenis
departemen pada hotel dapat berbeda antara satu dengan
lainnya yang disebabkan oleh perbedaan tipe atau jenis hotel dan
sistem manajemen hotel.
Pada hotel resort, struktur organisasinya relatif sama
dengan jenis hotel lainnya, tetapi pada hotel resort diperlukan
suatu departemen khusus yang mengurus dan bertanggung
jawab terhadap pengelolaan fasilitas rekreasi.
Pembagian unit kerja pada resort hotel umumnya adalah
sebagai berikut :
a. Direktur Utama (General Manager)
1) Fungsinya adalah memimpin hotel secara keseluruhan.
2) Sebagai pimpinan utama dalam pengelolaan resort, yang
mempunyai kekuasaan luas terhadap operasi hotel yang
meliputi kekuasaan eksekutif, operasional, pemasaran, dan
keuangan hotel.
3) Menentukan kebijaksanaan dalam mengambil suatu
keputusan, memberikan pendapat dan saran bagi seluruh
departemen yang dibawahi.
4) Bertanggung jawab pada pemilik hotel (owner)
b. Manajer Hotel (Resident Manager)
1) Fungsinya adalah mengurusi manajemen harian secara
rutin sesuai dengan pengarahan dari direktur utama.
2) Beroperasi di hotel setiap hari dan bergerak kemana saja.
Karena bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah
tamu dan bertanggung jawab terhadap aktifitas-aktifitas
yang dilaksanakan oleh masing-masing bagian yang
terdapat pada hotel.
c. Sekretaris (Secretary)
51
1) Mengatur jadwal acara atau jadwal kerja, sekaligus
menerima tamu dari direktur utama.
2) Bertanggung jawab dalam bidang korespondensi terhadap
direktur utama.
d. Front Office Department
1) Bertugas menerima pesanan kamar, menerima tamu tanpa
pesanan kamar, memberikan informasi, dan menerima
pembayaran dai tamu yang sudah meninggalkan hotel.
2) Dipimpin oleh seorang manager yang biasa disebut Front
Office Manager. Tugas front office manager adalah :
a) Bertanggung jawab pada manajer hotel.
b) Bertanggung jawab atas kelancaran operasional
departemen yang dipimpinnya, karena bagian ini
merupakan pusat kegiatan dari hotel yang berfungsi
sebagai penghubung antara pihak tamu dan pengelola.
c) Bertanggung jawab atas penjadwalan penggunaan
akomodasi, registrasi, pembayaran, penitipan serta
informasi dari pihak pengelola.
d) Membuat laporan tamu yang berkunjung (guest visit),
dan penerimaan harian (daily income).
e) Mensupervisi resepsionis, dan pelayan hotel (bell boy)
yang sedang bertugas.
e. Bagian Makanan dan Minuman (Food & Beverage
Department)
Dipimpin oleh seorang manager yang biasa disebut Food &
Beverages Manager. Tugas food & beverages manager
adalah :
a) Bertanggung jawab pada manajer hotel.
b) Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional
departemennya baik secara rutin atau insidental, seperti
pada restoran, coffee shop, bar, dan yang lainnya.
52
c) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja pembelian dan
penyediaan bahan baku makanan dan minuman.
d) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja analisis
terhadap makanan dan minuman.
e) Bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kualitas
pelayanan (service) dan produktivitas dalam bidang
makanan dan minuman.
f) Bertanggung jawab atas keberhasilan acara dari suatu
pesta atau pertemuan termasuk pemilihan acara hiburan
maupun dekorasi, serta penyewaan ruangan (banquet
hall).
f. Bagian Pemeliharaan Kebersihan (Housekeeping Department)
a) Bertugas memelihara kebersihan, kerapian, dan
kelengkapan kamar-kamar tamu, restoran, bar, dan
tempat-tempat umum di hotel, termasuk tempat untuk
karyawan.
b) Dipimpin oleh seorang kepala bagian yang biasa disebut
Executive Housekeeper. Tugas executive housekeeper
adalah :
1) Bertanggung jawab kepada manager hunian.
2) Bertanggung jawab penuh atas masalah kebersihan,
kerapian, serta kelengkapan hotel resort beserta
fasilitas penunjangnya secara keseluruhan.
g. Bagian Personalia (Personal Department)
a) Bertugas melaksanakan pemeliharaan dan pengadaan
tenaga kerja hotel, pemeliharaan mental dan
kesejahteraan tenaga kerja, serta peningkatan
pengetahuan dan keterampilan karyawan hotel.
b) Departemen ini dikepalai oleh seorang Manajer Personalia
(Personal Manager), yang tugas-tugasnya adalah :
1) Bertanggung jawab pada manajer hotel.
53
2) Menyeleksi dan mengangkat tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan yang ada di hotel.
3) Membuat uraian tugas (job description) bagi para
karyawan.
4) Mengevaluasi pekerjaan dari tiap-tiap karyawan.
5) Memberikan pengertian kepada karyawan tentang
tugas dan standar pekerjaan (job and standard of
performance).
6) Mengadakan pelatihan dan pengembangan
manajemen.
7) Memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab dan
wewenang dalam struktur organisasi hotel tersebut.
h. Bagian Penjualan dan Pemasaran (Sales & Marketing
Department)
a) Bertugas mengadakan promosi dan penjualan produk
hotel.
b) Dipimpin oleh seorang Manajer Pemasaran (Marketing
Manager). Dimana dalam melaksanakan tugasnya,
seorang manager pemasaran harus mempunyai
kemampuan pendekatan kepada :
1) Pejabat-pejabat atau dinas-dinas, lembaga, dan
departemen lokal.
2) Perusahaan-perusahaan lokal, perusahaan
penerbangan, dan perusahaan biro perjalanan.
3) Para sekretaris perusahaan. Apabila direktur
perusahaan sedang bepergian, seringkali direktur
tersebut menyuruh sekrtearisnya mem-booking kamar.
i. Bagian Akunting (Accounting Department)
a) Bertanggung jawab pada manajer hotel.
54
b) Bertanggung jawab atas masalah finansial hotel, antara
lain menyangkut pemasukan dan pengeluaran uang,
penghitungan harga-harga, serta masalah perpajakan.
j. Bagian Teknik (Engineering Department)
a) Bertanggung jawab pada manajer hotel.
b) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan
fasilitas, sarana dan prasarana hotel resort.
c) Meliputi enam bagian pengawasan, yaitu elektrik
(electrical), mekanik (mechanical), pemipaan (plumbing),
pekerjaan sipil (civil works), administrasi dan pembuangan
(sewage).
6. Dasar Penentu Fasilitas Hotel Resort Tepian Air
Pada dasarnya fasilitas yang disediakan hotel memiliki
kesamaan pelayanan pokok yang diberikan yaitu penginapan,
makanan dan minuman. Namun sejalan dengan perkembangan
bisnis hotel, fasilitas yang ditawarkan (baik fasilitas utama
maupun fasilitas khusus) terus berkembang ke berbagai ragam
jenis, yang mendorong munculnya jenis-jenis hotel. Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor diantaranya :
a. Lokasi dan karakteristiknya
Lokasi hotel resort tepian air harus terletak didaerah
peristirahatan seperti daerah pantai, sungai, danau atau
daerah pemandian air panas, sesuai dengan karakteristik
hotel resort. Luas site menentukan jumlah dan besarannya.
b. Tuntutan dan kebutuhan pasar
Dengan menetapkan terlebih dahulu sasaran pasar yang
potensial, menetapkan fasilitas dan komponennya yang
fleksibel terhadap kemungkinan perubahan tuntutan pasar
serta menetapkan fasilitas khusus hotel sebagai daya tarik
55
tambahan bagi para tamu. Jumlah juga disesuaikan prediksi
kebutuhan kamar beberapa tahun kedepan.
c. Kompetisi dan persaingan antar hotel
Memperhatikan kelebihan dan kekurangan usaha-usaha hotel
sejenis sebagai dasar penetapan strategi dan kemampuan
untuk memenangkan kompetisi dan persaingan. Menjadi
dasar pertimbangan bagi kemungkinan pengembangan fisik
bangunan dan penambahan fasilitas.
d. Tingkat kualitas (Quality Level)
Memperhatikan tingkat kualitas fasilitas-fasilitas hotel lain dan
melakukan perbandingan untuk perbaikan dan peningkatan
mutu fasilitas.
e. Rencana operasional
Menetapkan sistem kerja dan penekanan pada fasilitas publik
agar dapat memberikan kepuasan para tamu dan
menampilkan image yang diinginkan.
f. Konsep pelayanan makanan/restaurant
Memperlihatkan fasilitas yang banyak memberikan
pemasukan seperti restoran yang akan mempengaruhi
fasilitas penunjangnya seperti dapur, gudang makanan dan
locker area
.
g. Jumlah staf
Jumlah staf disesuaikan dengan jumlah tamu yang ditargetkan
berkunjung ke hotel.
h. Dana dan lain-lain
Untuk pengadaan hotel resort di Indonesia dalam menentukan
fasilitas (facilities programming) selain dengan memperhatikan
faktor-faktor tersebut juga mengacu pada “Himpunan
56
Peraturan Usaha Akomodasi Bidang Usaha Hotel” yang
dikeluarkan Dirjen Pariwisata.
Dasar penentuan fasilitas pada hotel resort ini juga
disebabkan pada permintaan pihak owner yang mana telah
disesuaikan lagi dengan tuntutan spesifik dari tamu hotel.
Hendaknya seluruh fasilitasnya yang dibangun mampu memberi
kenyamanan bagi tamu hotel yang menghuni resort ini. Oleh
karena pemakai hotel resort ini para wisatawan yang melancong
maupun yang berlibur. Pengelompokan fasilitas dibagi
berdasarkan sifat karakteristik dari fasilitas tesebut :
1) Publik, fasilitas ini terbuka bagi semua orang yang akan datang
ke resort ini sehingga harus memiliki akses langsung dari luar.
2) Semi publik, fasilitas ini hanya dapat dipergunakan oleh semua
penghuni resort, dan tidak memperkenankan orang luar
mempergunakan dengan alasan menjaga ketenangan
penghuni.
3) Privat, fasilitas ini bersifat sangat privat dan hanya dapat
dipergunakan oleh orang yang berkepentingan langsung
dengan fasilitas tersebut, seperti unit hunian kamar.
4) Service, fasilitas ini merupakan fasilitas pendukung dari seluruh
fasilitas dan pelayanan di kawasan resort ini.
7. Pelaku Kegiatan Hotel Resort Tepian Air
a. Tamu
Ditinjau dari maksud dan tujuannya, dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu :
1) Tamu yang menginap
Pengunjung yang datang untuk menggunakan fasilitas hotel
yang tersedia dengan harapan mendapat pelayanan
akomodasi yang memuaskan.
57
2) Tamu yang tidak menginap
Pengunjung yang datang untuk sementara (tidak menginap)
dimana kunjungannya ada yang bersifat formal
(mengadakan diskusi, rapat kerja, seminar, dan lain-lain)
dan ada yang bersifat non formal (kunjungan keluarga dan
lain-lain).
Pelayanan tamu yang langsung berhubungan dengan tamu
misalnya dalam kegiatan-kegiatan di front office, restoran, bar,
coffee shop, dan lain-lain.
b. Staf dan karyawan
Pengelompokan karyawan hotel berdasarkan tingkatan :
1) Tingkatan eksekutif, terdiri dari :
a) Direktur Utama (General Manager)
b) Manajer Hotel (Resident Manager)
c) Sekretaris
d) Manajer Divisi Unit Kamar (Room Division Manager)
e) Manajer Makanan dan Minuman (Food & Beverage
Manager)
f) Manajer Akunting (Accountant Manager)
g) Manajer Penjualan dan Pemasaran (Sales & Marketing
Manager)
h) Chief Engineering (CE)
i) Manajer Personalia (Personnel Manager)
2) Tingkatan staff eksekutif, terdiri dari :
a) Kepala Outlet (Out Let Heads)
b) Manager Restoran (Restaurant Manager)
c) Manajer Bar (Bar Manager)
3) Tingkatan pembantu staff (level supervisor), terdiri dari :
a) Supervisor Outlet
b) Kepala Bagian Makanan dan Minuman (Food &
Beverage Captain)
58
c) Kepala Pelayan Hotel (Bell Captain), dan lain-lain.
4) Karyawan biasa (workers), terdiri dari :
a) Pelayan (Waiter/ess)
b) Greeters
c) Clerker (reception, receiving, accounting)
d) Pelayan Hotel / Penjaga Pintu (Bell Boy / Doorman)
e) Room Boy
f) Penjaga (Guard / Attendant)
g) Tukang Kebun (Gardener), dan lain-lain.
8. Aktifitas Pengelola dan Tamu Hotel Resort Tepian Air
Jenis aktifitas pada hotel resort dapat dibedakan antara
pengelola dan pemakai tamu hotel, antara lain :
a. Aktifitas pengelola
1) Pengelola melakukan kewajibannya sesuai dengan tugasnya
masig-masing.
2) Staff melakukan tugasnya masing-masing meliputi:
a) Opresional akomodasi, seperti mempersiapkan unit-unit
kamar (guest room), mencuci, membersihkan, dan
merawat unit-unit kamar.
b) Operasional administrasi, seperti mengatur penjadwalan
penggunaan akomodasi, mengatur pelaksanaan program
pertukaran liburan, mengontrol kegiatan resort dalam
manjerial.
c) Operasional rekreasi dan komersial, seperti pelayanan
makanan, pelayanan kesehatan, rekreasi, olahraga, dan
lain-lain.
b. Aktifitas pemakai (tamu hotel)
59
1) Beristirahat
2) Aktifitas sosial (berkumpul, berbincang-bincang antara
sesama tamu hotel, makan, minum, membaca, bermain, dan
lain-lain).
3) Berekreasi di alam terbuka dan beberapa lokasi wisata air
pada kawasan tersebut.
4) Mengikuti acara-acara pada waktu tertentu, baik yang
diadakan oleh pihak pengelola atau acara dari tamu /
pengunjung hotel itu sendiri.
E. STUDI BANDING
Studi banding yang dilakukan pada hotel-hotel resor yang ada di
Indonesia maupun di luar negeri secara umum ditinjau dari beberapa
aspek :
1. Lokasi
2. Letak
3. Fasilitas Akomodasi
4. Fasilitas Penunjang
5. Tata unit / sirkulasi
6. Bentuk / penampilan bangunan
a. Ubud Sari Health Resort
1) Lokasi
Jalan Kajeng, Ubud 80571 (0361) 974393
Gambar 1 : Salah satu
view dari Ubud Sari Health
60
Resort
Sumber: www.ubudsari.com
2) Letak
Terletak di pinggir sungai Mumbul yang sisinya mengahadap
air terjun setinggi 20 meter yang mengalir tanpa henti di
Ubud, dan lokasinya di kelilingi oleh pohon-pohon yang hijau
dan rindang.
Gambar 2 : Keadaan hotel resort dari luar bangunan
Sumber: www.ubudsari.com
Gambar 3: Private breakfast,
yang rindang dan hijau.
Sumber: ubud-sari-health-resort.html
3) Fasilitas Akomodasi
Kamar-kamar yang ada di Ubud Sari Health Resort terdiri
dari beberapa macam yaitu: Garden Cottage, Waterfall Zen
Villa with Fan, Two Storey Zen Villa, Zen Garden Villa,
Waterfall Zen Villa with AC, DAN Zen Family Villa.
61
Gambar 4 : Waterfall zen villa room
Sumber: www.agoda.com
Gambar 5 : Garden Cottage room
Sumber: www.agoda.com
4) Fasilitas Penunjang
health centre, terdiri dari : spa, massage, swimming pool,
restaurant, facial, yoga, meditasi,dan adapula paket-paket
menginap selama 7 hari atau 14 hari, yang mempunyai
jadwal untuk setiap kegiatan pada waktu berada di ubud sari
halth resort ini, termasuk makanan yang dikonsumsi juga di
atur untuk menjaga kesehatan.
Gambar 6 :
Restaurant dan swimming pool di ubud sari
Sumber: www.ubudsari.com
5). Tata unit / sirkulasi:
Keseluruhan massa dirancang horisontal dan menyebar, untuk
bangunan utama yang terdiri dari beberapa massa dan fasilitas-
fasilitas penunjangnya.
6). Bentuk / penampilan bangunan
Untuk exterior bangunan dirancang dengan tema tropis seperti
dipedesaan, selain itu tampak bukaan-bukaan yang banyak dan
62
luas serta penggunaan unsur tanaman pada balkon. Sedangkan
untuk interior ruangan lebih mengarah pada aliran neo-
vernakular, terlihat dari penggunaan batu arca sebagai
ornamen atau hiasan bentuk lama, pembuatan gerbang-
gerbang dengan tema candi merupakan simbol yang
menggambarkan legenda rakyat Bali.
b. Gwinganna Health Resort
1) Lokasi
Gwinganna Lifestyle Retreat, 192 Syndicate Road,
Tallebudgera Valley, Qld 4228, Australia.
2) Letak
Didaerah dataran tinggi
Gambar 7: Lokasi
gwinganna yang berada
di dalam hutan
dan dekat pegunungan.
Sumber: www.gwinganna.com
3) Fasilitas Akomodasi
Akomodasi tamu di Gwinganna diatur di sebuah desa indah
bangunan, semua terbuat dari kayu daur ulang. Dekorasi
yang elegan namun bersahaja, yang menampilkan warna-
warna hangat bersahaja dan serat alami.
Ruangan yang terbuka ke beranda luas yang diarsir oleh
taman tropis yang paling indah yaitu tempat penampungan
burung. Beberapa rumah seperti Mimosa dan fitue Mudbrick
63
kamar pribadi membuka ke area lounge yang luas, yang
sempurna untuk berbagi waktu dengan teman-teman. Setiap
kamar membuka ke tempat mandi yang indah untuk
kenyamanan anda.
Orchard Suites
Suite ini menawarkan lingkungan yang lebih unggul
yang sempurna dengan langit-langit menjulang,
kamar mandi dengan batu alam, lantai kayu dan
balkon pribadi. Dibangun dari kayu daur ulang yang
indah. Pemandangan pegunungan yang jauh
menyediakan tempat istirahat untuk menyaksikan
matahari terbenam di hari yang sempurna.
Gambar 8: Orchard suite dari luar
Sumber: www.sunloversholiday.com
Gambar 9: Ruangan di dalam orchard suite
64
Sumber: www.sunloversholiday.com
c. Resort Hotel Genting Highlands
Hotel ini berada di daerah Genting tepatnya di daerah
pegunungan Malaysia tidak jauh dari kuala lumpur. Jika
menggunakan mobil hanya menghabiskan waktu kurang lebih
satu jam perjalanan. Hotel ini berdiri berdampingan dengan
sarana hiburan atau rekreasi dimana di dalamnya banyak
bermacam jenis sarana hiburan dari mulai water boom, theme
park, fun land, dan lain sebagainya.
Hotel ini berdiri di area tanah yang berkontur dengan
jumlah lantai sebanyak 18 lantai, memiliki 838 kamar tidur yang
terdiri dari berbagai macam tipe dan memiliki fasilitas yang
cukup lengkap antara lain Baby sitting, beauty parlour, butik,
car rental, gymnasium, kolam renang air panas, kolam renang
indoor, laundry, sauna, tennis court, badminton, fitness, dan
lain sebagainya.
Gambar10. Fasad Resort Genting Highlands
d. Hotel Sibayak Berastagi
Hotel ini berada di lahan seluas 3,6 hektar di kaki bukit
gundaling dan merupakan hotel berskalan internasional yang
cukup terkenal di Indonesia. Hotel ini berada di cukup tinggi
65
dari dataran tanah karo. Oleh sebab itu suhu di sekitar hotel ini
cukup dingin yakni sekitar 16 derajat celcius, atau saat cuaca
panas sekitar 26 derajat celcius.
Gambar 11 Fasad dan salah satu kamar di Hotel Sibayak
Berastagi
Hotel ini merupakan hotel bintang 4 dengan beberapa
tipe kamar dengan fasilitas yang cukup lengkap diantaranya
akses internet, fasilitas radio, televisi dengan saluran
internasional, juga dilengkapi dengan AC.
e. Sinabung Resort Hotel
Gambar 12 Fasad Sinabung Resort Hotel
66
Sinabung Resort terletak di Berastagi, sebuah kota
dataran tinggi di Kabupaten Karo, dan berada di lereng bukit
dengan pemandangan yang menarik, menuruni lereng hijau,
dan selanjutnya di kejauhan kedua gunung berapi di dekatnya,
yaitu Gunung Sinabung dan Sibayak. Ada berbagai kegiatan
yang dapat dinikmati di Sinabung Resort, di antaranya adalah
berenang di kolam renang dengan ukuran yang besar,
paintball, kursus pelatihan outbound, dan taman bermain anak-
anak yang besar.
Terdapat 106 kamar dimulai dengan kamar standar
menghadap ke taman hotel. Keluarga akan paling cocok di
salah satu cottage Deluxe lebih terpencil, yang dirancang
dengan gaya tradisional Karo.
f. Shwe Inn Tha, Myanmar
Inle Lake adalah tempat yang magis di Myanmar
(dahulu Burma), di mana desa-desa dan biara bangkit dari air di
tengah kebun mengambang, suku bukit mendiami garis pantai,
dan satu-satunya cara untuk berkeliling adalah dengan
longboat. Ini perahu kayu tradisional dengan tukang perahu
menggunakan teknik mendayung unik untuk mengangkut
barang dan penumpang, menangkap ikan dan pergi ke pasar.
Gambar13 suasana eksterior pada shwe inn tha floating resort
67
Shwe Inn Tha Floating Resort terletak di tempat
terpencil di tengah danau, bertengger tenang di atas
panggung kayu tepat di atas Inle Lake. Tiba dengan perahu
dari Heho Bandara atau kota-kota sekitarnya, serta kunjungan
berikutnya, danau pasar restoran dan desa, adalah seperti
melangkah mundur dalam waktu beberapa ratus tahun.
Kehidupan di bagian mempesona Myanmar cara hidup yang
telah berlangsung selama berabad-abad, dan orang-orang
yang ramah dan bersahabat.
Shwe Inn Tha dibangun dan berjalan dengan
sensitivitas ekologis, melestarikan keindahan alam dan sumber
daya lingkungan danau sambil memberikan pengalaman tamu
fenomenal yang tidak dapat memiliki tempat lain di dunia.
FASILITAS:
Shwe Inn Tha menyediakan 32 buah deluxe room, 4
buah family deluxe room, dan 4 junior suite. Tiap kamar
disediakan telepon, mini bar, dan pemanas air. Shwe Inn Tha
juga dilengkapi dengan dining room dengan hiburan spesial
seperti tarian tradisional atau musik, coffee n bakery shop yang
dilengkapi dengan TV satelit, dan transportasi dari airport ke
penginapan serta boat rentals dan trekking tours.
Gambar 14 suasana interior pada salah satu kamar
Udara terbuka dan paviliun ruang duduk menyapa ketika
pengunjung tiba di Shwe Inn Tha. Hanya di luar daerah ini
umum adalah restoran resort, sebuah ruang besar yang
68
melayani Tha lokal top-notch dan masakan Shan, serta pilihan
India, Singapura, Eropa dan hidangan internasional lainnya.
Karena danau ini berbahaya untuk navigasi pada malam hari,
makan malam sebagian besar diambil di restoran Shwe Inn
Tha.
Gambar 15 suasana interior pada restoran
Resort ini juga memiliki kolam renang terapung. Kolam
renang diisi dan diperlakukan secara alami dengan
penyaringan air, dikelilingi oleh dek tempat tidur besar dan
nyaman untuk bersantai. Layanan spa juga tersedia, seperti
kolam renang, layanan spa disini berbeda dari pengalaman spa
lain yang Anda temui. Pijat, layanan spa wajah dan lainnya
disediakan sendiri di udara terbuka, dengan paviliun terapung.
Gambar 16 fasilitas pendukung seperti kolam renang dan spa
69
BAB III
TINJAUAN KHUSUS HOTEL RESORT DI DANAU POSO
A. TINJAUAN MAKRO DANAU POSO
1. Gambaran Umum
Danau poso merupakan danau terbesar ketiga di Indonesia
yang merupakan salah satu Danau terindah di dunia dengan Pasir
putih yang terdapat pada tepi sampai di Dasar Danau.
Gambar 17. Peta Kabupaten poso
Danau Poso adalah sebuah danau yang berada di
kabupaten Poso, tepatnya di kecamatan pamona utara (desa
Puselemba, Sulawesi Tengah).
Secara administratif danau Poso termasuk dalam Kelurahan
sangele, Kecamatan Pamona Utara yang berada pada posisi
koordinat 1º 06' 44,892" - 2º 12' 53,172" LS dan 120º 05' 96" -
120º 52' 4,8" BT
Luas kecamatan Pamona Utara ± 614,61 Km2, Terdiri dari
10 wilayah pedesaan, dengan ibukota kecamatan yaitu Desa
Sangele, dan jarak tempuh ± 56 km dari Ibukota Kabupaten Poso
dengan menggunakan jalur darat dalam waktu satu setengah jam
U
70
dengan menggunakan kendaraan roda 4 sedangkan dengan
menggunakan kendaraan roda 2 hanya 45 menit.
Gambar 18. Peta kecamatanPamona Utara
Sumber :map of Poso
2. Potensi dan Kendala Danau Poso
Kabupaten Poso diketahui banyak memiliki potensi wisata,
seni budaya dan sejarah yang dapat dikembangkan menjadi obyek
dan daya tarik wisata (ODTW).
Salah satunya dari segi potensi wisata perairan dalam
wilayah Kabupaten Poso yang berupa danau yang memiliki pasir
putih dan kuning keemasan dapat dikatakan pantai air tawar yang
merupakan salah satu pantai terindah didunia, sehingga danau
Poso tersebut sangat potensial sebagai tempat rekreasi.
Setiap tahun pertambahan pengunjung wisatawan ke
Kabupaten Poso yang menjadi objek wisata adalah berkisar
14,2 % pengunjung. Berdasarkan data maka dapat
diproyeksikan jumlah pengunjung/ peminat terhadap rekreasi
pada masa mendatang tahun 2025.
71
Dari hal tersebut di atas, maka diketahui bahwa danau poso
memiliki fungsi sebagai salah satu obyek daya tarik wisata (ODTW)
bagi kabupaten poso, dan kedudukannya sebagai salah satu obyek
wisata kabupaten poso yang tercatat di Dinas Pariwisata Kota
Kabupaten Poso.
Meskipun demikian, disadari bahwa kendala bagi danau
poso adalah daya serap untuk wisatawan yang masih lemah. Daya
serap yang kurang kuat itu terjadi karena potensi obyek dan daya
tarik wisata belum ditata dan dikelola secara baik dan professional.
Upaya diversifikasi produk masih perlu dipacu secara selektif
dengan memberikan prioritas pada obyek dan daya tarik wisata
yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.
Oleh karena itu, dengan melihat jumlah pengunjung dan
daya tarik wisata, dapat dijadikan dasar seberapa besar minat
masyarakat terhadap kegiatan wisata pantai yang mempunyai
kaitan dengan perancangan dan konsep hotel resort di danau poso
3. Keterpaduan Sistem Transportasi danau poso dengan Sistem
Transportasi ibu kota kabupaten poso
Salah satu faktor penting dalam penentuan daerah tujuan
wisata adalah sarana transportasi. Untuk mencapai danau poso
dari Ibu Kota Kabupaten Poso diperlukan adanya keterpaduan
antara sistem transportasi ibu kota kabupaten poso dengan danau
poso. Hal itu didukung dengan adanya jalan raya yang merupakan
jalur trans sulawesi manado hingga kota makassar yang melewati
kecamatan pamona utara yang merupakan tempat terletaknya
danau poso. Namun jalan darat yang sudah ada kurang
diperharikan oleh pemerintah kabupaten poso.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang baik serta dengan
adanya perencanaan hotel resort di danau poso sebagai tujuan
wisata, maka diharapkan dapat semakin melancarkan jalur
72
transportasi antar kota kabupaten poso dan kecamatan pamona
utara.
B. TINJAUAN MIKRO DANAU POSO
1. Batas Wilayah Danau Poso
Adapun batas-batas danau poso adalah :
a. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan pamona utara
b. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan pamona
selatan
c. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan pamona barat.
d. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan pamona tenggara
dan pamona utara
2. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kabupaten Poso
(Tata Guna Lahan)
Wilayah kabupaten poso meliputi suatu daratan yang luas
yang berada dipinggiran danau Poso. Secara administrasi
Kabupaten poso terbagi atas empat belas kecamatan. Adapun
batas-batas wilayah kabupaten Poso sebagai berikut :
Bagian Utara : Terdiri dari Kecamatan-kecamatan Poso
Pesisir, Poso Kota, Lage dimana sebagian
wilayahnya berbatasan dengan pantai
Teluk Tomini.
Bagian Timur : Sebagian Pamona Timur yang berbatasan
dengan Kabupaten Morowali dan sebagian
Lage berbatasan dengan Kecamatan Tojo
Una-una.
Bagian Selatan : Kecamatan Pamona Selatan dan Lore
Selatan sebagian wilayahnya berbatasan
dengan Propinsi Sulawesi Selatan.
73
Bagian Barat : Terdiri dari Kecamatan Lore Utara, Lore
Tengah dan Lore Barat yang berbatasan
dengan wilayah Kabupaten Donggala dan
Kabupaten Parigi Moutong.
Rencana Umum Tata Ruang Kota ( RUTRK ) merupakan
penjabaran dari Kebijakan Dasar Pengembangan ( KDP ) fisik kota
yang akan memberikan kerangka bagi pengembangan fisik kota
secara komponen utama dari RUTRK ini adalah Rencana Tata
Guna Lahan ( RTGL ).
Untuk menentukan posisi yang tepat sesuai dengan
peruntukan wilayah garis besar dituangkan dalam rencana
pengembangan Kabupaten Poso yang berpedoman pada Rencana
Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) seperti yang terlihat dalam
gambar dan tabel berikut :
Gambar 19. Peta kawasan terpadu kota Makassar
Sumber : Pemerintah Kota Makassar
3. Iklim dan Topografi
a. Iklim
Danau ini termasuk daerah iklim tropis, dengan
temperatur udara berkisar antara 31.21 ºC dan 22.5 ºC. Curah
hujan setiap tahun sekitar 49–560,1 mm. Musim hujan terjadi
74
antara bulan November hingga April. Sedangkan musim
kemarau antara bulan Mei hingga Oktober.
Arah angin berhembus dengan kecepatan rata-rata 1-7
knot/jam dengan penyinaran matahari rata-rata 61,1%.
b. Topografi
Wilayah Kabupaten Poso sebagian besar merupakan kawasan
pegunungan dan perbukitan, maka ketinggian wilayah pada
umumnya berada diatas 500 meter dari permukaan laut dengan
kemiringan 0-2 % (datar agak landai).
Gambar 20. Danau poso
Sumber : Hasil Survey Lapangan
Kondisi tanah pada danau poso adalah Jenis tanah yang
terbentuk dari lapisan kelompok jenis batuan kapur dan skiss
dengan daya dukung tanah cukup mampu untuk mendukung
pembangunan perencanaan seperti bangunan resort.
4. Infrastruktur
a. Penginapan
Hasil survey yang dilakukan, bahwa di Danau Poso terdapat
dukungan fasilitas berupa Hotel melati yang dapat dimanfaatkan
bagi pengunjung/wisatawan sebagai tempat tinggal sementara.
Ada beberapa hotel yang berada di tepian danau poso yang
langsung mengarah ke danau sehingga pengunjung/wisatawan
75
dapat menikmati pemandangan dan terpaan angin danau dari
tempat menginapnya sambil bersantai.
Gambar 21. Salah Satu Hotel di danau poso
Sumber : Hasil Survey Lapangan
b. Listrik
Penduduk yang ada disekitar danau poso mendapatkan
pasokan aliran istrik dari PLN kota kecamatan pamona utara
yang berada di desa sangele.
Gambar 22. PLN kecamatan pamona utara
Sumber : Hasil Survey Lapangan
c. Ketersediaan air bersih
Di daerah tepian danau poso cenderung sudah menggunakan
PAM sebagai sumber air bersih. Air PAM ini digunakan oleh
penduduk lokal untuk kebutuhan air minum, memasak, mencuci,
mandi, dan wc.
76
Gambar 23. Kantor PAM kecamatan pamona utara
Sumber : Hasil Survey Lapangan
d. Warung
Dari hasil survey, terdapat empat buah sarana rumah makan
dengan kondisi yang cukup baik, dan sarana istirahat yang
berada di tepi danau poso dengan tempat duduk yang nyaman
dan menyajikan view danau poso.
Gambar 24. Warung yang ada di kecamatan pamona utara
Sumber : Hasil Survey Lapangan
e. Transportasi
Salah satu faktor penting dalam penentuan daerah tujuan
wisata adalah sarana transportasi. Untuk mencapai danau poso
dapat dicapai dengan menggunakan jalur darat menggunakan
kendaraan roda 4 dengan waktu tempuk ± 1 jam setengah,
77
sementara dengan menggunakan roda dua hanya ± 45 menit
dari ibukota kabupaten poso. Sedangkan untuk ketempat wisata
dapat menggunakan perahu/kapal dan dapat juga dengan
menggunakan kendaraan melewati jalur darat.
Gambar 25. Dermaga beserta Perahu dan Kapal
Sumber : Hasil Survey Lapangan
5. Penduduk dan Sosial Budaya
a. Minat terhadap wisata
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan penduduk di
sekitar danau poso, dapat disimpulkan bahwa masyarakat di
sekitar danau poso menaruh minat yang besar terhadap
pariwisata. Hal ini dikarenakan sebagian dari sumber
pendapatan masyarakat berasal dari wisatawan, maka sebagian
besar masyarakat setempat mendukung dan memiliki animo
yang tinggi terhadap pariwisata.
b. Pemahaman tentang konservasi
Tingkat pemahaman masyarakat setempat tentang konservasi
cukup tinggi. Penduduk disekitar danau poso memiliki
kesadaran sendiri untuk membersihkan danau dari sampah-
sampah, dengan alasan pantai yang bersih disukai pengunjung.
78
Mereka juga menjaga kelestarian danau poso dari aktifitas
penggalian pasir, karena wisatawan menyukai daerah pantai
yang berpasir kining keemasan dan putih serta air yang jernih.
c. Pengetahuan tentang potensi alam
Dari hasil survey, potensi alam menurut pemahaman
masyarakat yang dapat dikembangkan untuk wisata adalah
pantai berpasir, ikan yang banyak, dan keasrian kawasan hutan
lindung dan pertanian yang ada disekitar danau poso.
d. Tingkat kepadatan penduduk
Penduduk kecamatan pamona utara umumnya berasal dari
etnis pamona dan sudah mendiami kecamatan tersebut selama
beberapa turunan. Jumlah penduduknya 12.444 orang
dengan 2.947 kepala keluarga. Tidak semua penduduk selalu
berada di kecamatan pamona utara, terutama yang usia
sekolah. Ada sebagian yang menetap di Kota-kota lain di
indonesia untuk sekolah. Dengan membandingkan jumlah
penduduk dengan wilayah kecamatan pamona utara, bisa
dikatakan bahwa kecamatan pamona utara tidak terlalu padat.
Dan ini mendukung kegiatan pariwisata yaitu memberikan
kenyamanan wisatawan dalam melakukan aktifitas wisata di
kecamatan pamona utara.
79
C. TINJAUAN UMUM KONDISI WISATAWAN DAN HOTEL DI
KABUPATEN POSO
1. Arus Pengunjung / Wisatawan
Meningkatnya arus wisatawan, baik mancanegara maupun
nusantara ke Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten poso dari
tahun ke tahun menunjukkan bahwa daerah ini memiliki daya tarik
tersendiri sebagai daerah tujuan wisata dan daerah tujuan bisnis,
yang sangat berpotensial untuk dikembangkan. Secara rinci arus
distribusi kunjungan wisata ke Kabupaten Poso dari tahun 2010-
2011 dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :
Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Periode 2010-
2011 ke Daerah Tujuan Wisata Provinsi Sulawesi tengah
Tahun Kunjungan Pertumbuhan
2010 180.000 32,97 %
2011 201.450 12 %
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Poso
Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Periode
2010-2011 ke kabupaten poso
Tahun Kunjungan Pertumbuhan
2010 878 16,76 %
2011 897 2,2 %
Sumber : Dinas Pariwisata kabupaten poso
80
2. Persentase Tamu Berdasarkan Maksud Kunjungan
Berikut ini disajikan data beberapa maksud kunjungan tamu
yang menggunakan akomodasi hotel.
Tabel 3. Jumlah Tamu Menurut Maksud Kunjungan Ke kabupaten
poso
No. Tujuan Nusantara Mancanegara
1 Wisata 50,15% 19,60%
2 Bisnis 19,60% 50,15%
3 Wisata + Bisnis 25,12% 24,12%
4 Lain-lain 15,23% 61,23%
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso
Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kedatangan tamu
dengan tujuan berbisnis baik mancanegara maupun nusantara ke
hotel-hotel yang ada di kabupaten poso mencapai jumlah tertinggi
disusul dengan tujuan berlibur dan berbisnis. Dengan melihat
kenyataan tersebut maka dapat dipastikan kegiatan wisata di
kabupaten poso akan terus berkembang, sehingga kebutuhan akan
sarana akomodasi berupa hotel akan meningkat.
Untuk memprediksi jumlah wisatawan yang akan berkunjung
ke kabupaten poso pada beberapa tahun yang akan datang, ada
beberapa variabel yang harus diketahui, yaitu jumlah wisatawan
tahun terakhir yang diketahui dan pertumbuhan kunjungan
wisatawan rata-rata per tahun, seperti yang telah dikemukakan
pada penjelasan sebelumnya, maka data wisatawan yang akan
digunakan adalah data normal pada tahun 2011.
81
3. Lama Tinggal Wisatawan
Lama tinggal wisatawan pada hotel di Sulawesi Selatan
khususnya di Makassar dari tahun 2009 - 2011 dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4. Rata-rata lama menginap menurut jenis hotel
tahun Hotel berbintang Hotel melati Seluruh hotwl
2011 3,50 2,15 3,26
2010 2,09 2,09 1,94
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso
Tabel di atas terlihat kecenderungan peningkatan wisatawan
menginap di hotel berbintang.
Dengan rata-rata tinggal tamu pada hotel berbintang 2,79
hari, dari dasar ini merupakan acuan dalam menghitung prediksi
jumlah kamar tidur sesuai tahun 2025.
D. ANALISIS DASAR PERENCANAAN HOTEL RESORT DI DANAU
POSO
1. Potensi Hotel Resort di danau Poso
Keberadaan hotel resort, khususnya di danau poso,
mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan, hal
tersebut diakibatkan karena besarnya potensi wisata yang belum
dikelola di danau poso dan sekitarnya.
2. Estimasi Perhitungan Pengunjung/Wisatawan dan Kebutuhan
Jumlah Kamar
a. Dasar Perhitungan Jumlah Pengunjung/Wisatawan
Pertimbangan :
1) Pertumbuhan wisatawan pada tahun 2011
a) Wisatawan Mancanegara = 2,2 %
b) Wisatawan Nusantara = 12 %
82
2) Proyeksi kebutuhan kamar diprediksi berdasarkan jumlah
wisatawan yang datang ke Kabupaten Poso dari data 4
tahun terakhir (2009 – 2011).
3) Jumlah kunjungan wisatawan tahun 2011.
c) Wisatawan Mancanegara = 897 orang
d) Wisatawan Nusantara = 201.450 orang
4) Hotel resort akan dibangun di Danau Poso dengan prediksi
12 tahun yaitu pada tahun 2025.
5) Rumus yang digunakan untuk perhitungan ini adalah :
Pt = Po (1 + r)n
Keterangan :
Pt = Jumlah wisatawan sampai tahun prediksi
Po = Jumlah wisatawan tahun dasar
r = Prosentase kenaikan rata-rata pertahun
n = selisih tahun / tahun prediksi
Perhitungan :
1) Jumlah wisatawan mancanegara
Pt = Po (1 + r)n
= 897 (1 + 2,2 %)25
= 897 (1,3)
= 1166 orang
2) Jumlah wisatawan nusantara
Pt = Po (1 + r)n
= 201.450 (1 + 12%)25
= 201.450 (3,9)
= 785.655 orang
Jumlah wisatawan keseluruhan pada tahun 2025 ke Kabupaten
Poso adalah :
1.166 + 785.655 = 786.821 orang
83
Dari Kantor Bappeda Tingkat I, bidang kepariwisataan,
diperoleh data bahwa jumlah wisatawan terbanyak ke obyek
wisata pantai/pulau yakni pada waktu puncak (hari minggu/hari
raya dan pada musim kemarau Mei-Oktober) adalah sebesar
60%.
Jadi, dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah
wisatawan pantai/pulau tahun 2025 adalah :
Jumlah wisatawan per minggu = 786.821 / 48 minggu
= 16.392 orang
Jumlah wisatawan waktu puncak = 60% x 16.392
= 9.835 orang
b. Dasar Perhitungan Kebutuhan Kamar
Pertimbangan :
Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan
jumlah kamar sebagai berikut :
1) Pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten
Poso pada tahun 2011 dan jumlah wisatawan yang khusus
berwisata di danau poso.
2) Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Poso sesuai
tahun prediksi (2025) = 786.821 orang.
3) Rata-rata lama menginap pada hotel di Kabupaten Poso
yaitu 3 hari.
4) Masa-masa tertentu yaitu kebutuhan target hidup pada
bulan-bulan terpadat (± 4 bulan per tahun). Dimana jumlah
maksimum jumlah wisatawan terbanyak ke obyek wisata
pantai/pulau yakni sebesar 60% selama setahun, dengan
rata-rata pengunjung per bulan adalah 60% / 4 bulan = 15%.
5) Rumus yang digunakan :
TT = ROB x HariJumlah
PengunjungJumlah x LOS
84
Dimana :
TT = Jumlah kamar tidur yang dibutuhkan
BOR = Tingkat hunian kamar tidur (Bed Occupancy Rate)
LOS = Lama tinggal tamu rata-rata (Length of Stay)
Perhitungan :
Dari rumus di atas maka perhitungan jumlah tempat tidur pada
tahun 2020 adalah :
1). LOS (Length of Stay) = 3 hari
2). BOR (Bed Occupancy Rate) = 15%
3). Jumlah hari terpadat = 120 hari
4). Jumlah tamu/pengunjung ke kabupaten poso
= 786.821 orang
Maka :
TT = 19.670 100% x 15% x 120
118.023 x 3
(pemakaian selama 3 hari)
5). Maka kebutuhan kamar per harinya
19670/3hari = 6.556 kamar
6) Berdasarkan data dari PHRI (Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia) Sul-Teng, jumlah kamar hotel pada
tahun 2011 adalah 494 unit. Sehubungan dengan semakin
pesatnya pertumbuhan hotel di kabupaten poso dan
mengingat lokasi lokasi hotel berada di pedesaan yaitu
desa Sangele, maka jumlah yang direncanakan adalah 2 %
dari jumlah kamar yang dibutuhkan setelah dikurangi jumlah
kamar yang tersedia.
Maka jumlah kamar yang direncanakan :
3 % x (6.556 – 494)= 121 kamar
Adapun komposisi kamar hotel yang direncanakan sebagai berikut:
a) standar room : 66%x121 = 80 kamar
b) deluxe room : 27%x121 =33 kamar
85
c) suite room : 6%x121 = 7 kamar
d) presidential suite room : 1 kamar
Berdasarkan jumlah kamar yang direncanakan yaitu 124 kamar,
maka hotel ini tergolong hotel bintang 5 dan akan menyediakan
fasilitas – fasilitas hotel bintang 5.
3. Pendekatan dan Konsep Kebutuhan Ruang
a. Pendekatan kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang pada hotel resor di danau poso ditentukan
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1) Macam, sifat dan unsur pelaku kegiatan.
2) Kelompok-kelompok kegiatan.
3) Efektifitas dan kelancaran dari pelaksanaan kegiatan secara
menyeluruh.
Berdasarkan pelaku kegiatan, maka dalam Hotel Resort di
Danau Poso dapat dibagi dalam :
Tabel 5. Kebutuhan Ruang berdasarkan Kegiatan
Tamu yang menginap di hotel
Aktivitas Kebutuhan Ruang
Informasi untuk Check In dan Check
Out
Menitip barang berharga
Menerima relasi
Membutuhkan alat bantu
Membutuhkan pembawa koper
Dari/ ke kamar
Istirahat
Membersihkan diri
Menitip kunci kamar
Resepsionis, meja informasi
Safety Deposit Room
Lobby
Gudang
Bell Boy/ Room Boy
Tangga, Selasar, Koridor
Ruang tidur
Kamar mandi/ toilet
Key rack
Coffee shop/ restoran
86
Makan & minum
Makan/ minum sambil dengar
musik
Membeli keperluan sehari-hari
Membeli cindera-mata
Membersihkan/ mencuci baju
Membutuhkan/ menukarkan uang
Memesan tiket
Membayar penginapan
Menikmati sunset/ pemandangan
Olah raga
Fasilitas kesehatan
Bar/ lounge
Retail shop
Souvenir Area
Loundry
Bank/ Money Changer
Travel Agency
Kasir
Teras/ Balkom, Hall
Lap. Tennis, Fitness Centre, Jogging
Track, Penyewaan alat berenang/
menyelam
Terapi garam, terapi air laut, yoga,
spa, sauna, jacuzzy.
Tamu yang tidak menginap di hotel/ ruang luar
Aktivitas Kebutuhan Ruang
Memasuki hotel
Menemui relasi
Makan/ minum
Istirahat
Olahraga
Menikmati pemandangan
Membeli tiket
Rekreasi
Entrance Hall
Lobby
Coffee shop/ Restoran
Kamar hotel
FitnessCentre, Jogging Track,
Dermaga
Travel Agency
Pantai
Karyawan/ Administrasi
Aktivitas Kebutuhan Ruang
Menerima tamu menginap
Memberi Informasi
Resepsionis
Information desk
87
Mengawasi & menerima tamu
Mengawasi keluar masuk pegawai
Pembayaran tamu
Mengurus kepegawaian
Mengurus administrasi
Melayani surat, Pos, Telegram,
Urusan kesekretariatan
Menerima publik
Buang hajat/ membersihkan diri
Menitipkan barang
Ganti pakaian seragam
Mempertimbangkan harga sewa
kamar
Rapat/ pertemuan
Ruang penerima barang
Time Keeper
Kasir
Ruang personalia
Front Office
Secretariat Service Dept.
Public Relation Room
Toilet
Locker
Ruang ganti
Sales Manager Room
Ruang rapat
Karyawan/ Staf Bagian Service
Aktivitas Kebutuhan Ruang
Menjaga keamanan
Membawa koper tamu. Membuka
kendaraan
Mengurus kebersihan kamar
Mengantar makanan
Mengurus makanan & minuman
Mengurus dapur
memasak
menyiapkan makanan
menyiapkan bahan makanan
mendinginkan daging
makanan & minuman staf
Ruang security
Porter station/ ruang penerima
barang
Housekeeping
Bell boy station
Food & beverage room
Chief Kitchen Room
Dapur
Pantry
Gudang basah/ kering
Gudang pendinginan
Cafetaria
88
Istirahat
Sembahyang
Menyiapkan pakaian/ sprei
Mencuci. Mengeringkan dan
menyetrika
Memperbaiki kerusakan
Mengontrol AC
Memasang diesel
Memasang air mandi
Ganti pakaian & menyimpan barang
Membersihkan badan/ buang air
Ruang istirahat
Mushallah
Ruang linen
Loundry
Bengkel
Ruang AHU
Ruang genset
Ruang boiler
Ruang ganti locker
Toilet/ kamar mandi
Karyawan/ Staf Bagian Fasilitas Kesehatan dan Rekeresi air
Aktivitas Kebutuhan Ruang
Menerima tamu yang ingin spa, sauna
Melayani tamu yang ingin melakukan spa,
sauna
Mengurus kebersihan kamar
Mengantar minuman
Melatih tamu yang ingin fitness, yoga
Mengarahkan tamu yang ingin terapi
makanan & minuman staf
Istirahat
Sembahyang
Ganti pakaian/ menyimpan barang
Membersihkan badan/ buang air
Resepsionis ruang spa
Ruang spa dan sauna
Housekeeping
Bell boy station
Ruang fitness, ruang yoga
Ruang terapi
Ruang istirahat
Mushallah
Ruang linen
Ruang ganti/ locker
Toilet/kamar mandi
89
E. SISTEM PENGELOLAAN BANGUNAN HOTEL
1. Sifat Kepemilikan Hotel
Dalam bisnis properti, khususnya yang menyangkut sarana
akomodasi hotel, ada dua macam sifat kepemilikan, yaitu :
a. Independent Hotels
Hotel ini tidak mempunyai hubungan kepemilikan ataupun
dalam pengelolaannya tidak berinduk kepada perusahaan lain,
biasanya hotel-hotel kecil milik keluarga dan dikelola tanpa
melalui prosedur maupun pola pengoperasian tertentu dari
orang lain.
b. Chain Hotels / Rangkaian Hotel
Hotel-hotel yang tidak berdiri sendiri dengan ciri-ciri khasnya
adalah bahwa hotel ini mempunyai hubungan dalam
kepemilikan dan cara pengelolaannya dengan perusahaan
lainnya.
Hotel konvensi ini mempunyai sifat kepemilikan hotel yaitu
pihak-pihak swasta bekerja sama dalam menanamkan modalnya
guna merencanakan perwujudan fisik hotel dengan harapan pihak-
pihak yang menanamkan modalnya mendapat keuntungan dari
pada pemasaran hotel konvensi ini. Jadi secara umum sifat
kepemilikan hotel ini yaitu chains hotel atau rangkaian hotel.
2. Bentuk Pengelolaan
Ada beberapa macam bentuk pengelolaan suatu hotel
tergantung dari tipe kerja sama dengan pemilik hotel, antara lain :
(Ibid, hal 29)
a. Parent Company / Perusahaan Induk
Yaitu hotel-hotel yang berada dibawah kepemilikan perusahaan
lain atau merupakan unit perusahaan tersebut. Induk
perusahaan akan memberikan patokan cara-cara mengelola
dan kebijaksanaan-kebijaksanaan atas hotel-hotel yang
dimilikinya.
90
b. Management Contract/ Kontrak Manajemen
Hotel-hotel yang memisahkan antara kepemilikan dengan
pengelolaannya. Pemilik hotel membeli jasa dari perusahaan
lain dengan membayar uang sesuai dengan perjanjian
sebelumnya.
c. Pranchise / Waralaba
Suatu bentuk kerja sama, yang mana pemilik hotel mengelola
hotelnya dengan memakai cara atau pola yang diciptakan serta
dikembangkan oleh perusahaan atau hotel-hotel yang lainnya
atau dengan kata lain pemilik “ membeli “ cara-cara atau resep
pengoperasian dari perusahaan lain.
d. Refferal Groups/ Kelompok Referal
Suatu bentuk gabungan hotel yang berdiri sendiri (independent)
untuk tujuan bersama seperti dalam hal pemasaran, sistem
pemesanan kamar dan lain-lain, yang dianggap akan lebih
menguntungkan apabila hal ini dilakukan bersama-sama tanpa
harus mengubah sifat kepemilikan.
Dalam pengelolaan hotel konvensi yang direncanakan ini
bersifat kelompok referal juga, yaitu pemilik hotel / cooperative
owner membawahi general manager serta manager-manager per
departemen pengelolaan dengan tanggung jawab pengelolaan
secara mutlak diberikan pihak pemilik kepada general manager dan
pihak general manager memberikan tugas-tugas pengelolaan
kepada manager per departemen pengelolaan yang kemudian
akan dibagi lagi pada staff/karyawan per departemen pengelolaan.
91
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
A. KESIMPULAN UMUM
Jadi, Hotel Resort di danau poso adalah hotel yang terletak dikawasan
wisata danau Poso, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak
melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota
dan terletak disekitar danau poso sekaligus difungsikan sebagai tempat
peristirahatan.
1. Potensi kawasan Danau Poso
a. Memiliki potensi rekreasi yang layak untuk dikembangkan,
khususnya rekreasi pantai air tawar dan rekreasi olahraga.
b. Danau Poso merupakan salah satu danau terindah di dunia dengan
pasirnya yang putih dan kuning keemasan yang spesifikasi yang
menarik, sehingga danau poso memiliki potensial sebagai tempat
rekreasi sekaligus tempat refreshing.
c. Pemanfaatan dan pengelolaan pantai sebagai andalan kawasan ini
sebagai sarana wisata akan ikut mempengaruhi perkembangan
kawasan pesisir yang berbatasan/berhubungan dengan kawasan
ini.
d. Danau poso memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dari ibukota
kabupaten poso, sehingga dapat di tempuh dalam waktu yang
singkat. Dan juga karena merupakan suatu objek wisata berada
dipedesaan yang masih kurang padat penduduk, jadi terhindar dari
polusi dan keramaian kota sehingga cocok untuk refreshing dan
rekreasi.
92
2. Potensi hotel resort dikawasan wisata danau poso.
a. Pengadaan hotel resort di danau poso berdasarkan potensi yang
dimilikinya memberikan peluang dalam bidang pariwisata,
khususnya perhotelan. Dimana perencanaan suatu hotel baru
dituntut untuk dapat memberikan kualitas pelayanan jasa
akomodasi melalui penyediaan fasilitas yang lebih baik dan lengkap
yang akan menarik wisatawan.
b. Pengadaan hotel resort di danau poso ini diharapkan dapat
mempertahankan keberadaan pantai sebagai objek wisata danau
dengan menjaga kelestarian dan keindahan alam setempat.
c. Pengadaan hotel resort di danau poso merupakan suatu fasilitas
yang mewadahi kegiatan utama yaitu akomodasi dan kegiatan
penunjang yaitu rekreasi dan refreshing melalui penyediaan
fasilitas rekreasi bagi pengunjung hotel resort di danau poso.
B. KESIMPULAN KHUSUS
1. Hotel resort di danau poso merupakan sarana akomodasi bagi
tamu/wisatawan yang berkunjung ke danau poso dengan tujuan
melakukan wisata dan refreshing, sehingga suatu hotel resor di
danau poso ini harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara
lain :
a. Fasilitas hunian (akomodasi)
b. Fasilitas makan dan minum
c. Fasilitas penunjang
d. Fasilitas rekreasi dan olahraga
2. Pengelompokan fasilitas pada suatu hotel resor dibagi berdasarkan
sifat karakteristik dari fasilitas tersebut, yaitu :
a. Publik, fasilitas ini terbuka bagi semua orang yang datang ke
resor ini sehingga harus memiliki akses langsung dari luar.
93
b. Semi publik, fasilitas ini hanya dapat dipergunakan oleh semua
penghuni resort, dan tidak memperkenankan orang luar
mempergunakan dengan alasan menjaga ketenangan
penghuni.
c. Privat, fasilitas ini bersifat sangat privat dan hanya dapat
dipergunakan oleh orang yang berkepentingan langsung
dengan fasilitas tersebut ( seperti guest room ).
d. Service, fasilitas ini merupakan fasilitas pendukung dari seluruh
fasilitas dan pelayanan di kawasan resor ini.
3. Adapun pelaku kegiatan pada hotel resor ini. Dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu :
a. Tamu
1) Tamu yang menginap
Pengunjung yang datang untuk menggunakan fasilitas hotel
yang tersedia dengan harapan mendapat pelayanan
akomodasi yang memuaskan
2) Tamu yang tidak menginap
Pengunjung yang datang untuk sementara, dimana
kunjungannya ada yang bersifat formal dan ada juga yang
bersifat non formal.
b. Staf dan karyawan
1) Tingkatan eksekutif
2) Tingkatan staff eksekutif
3) Tingkatan pembantu staff
4) Karyawan biasa
4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan hotel
resort adalah efektifitas, efesiensi, dan kesesuaian dalam
melakukan kegiatan perhotelan, akomodasi-rekreasi serta kegiatan
penunjang lainnya.
94
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
A. Konsep Perancangan Makro
1. Konsep penentuan lokasi
a. Pendekatan Lokasi
Dasar pemikiran dan penentuan lokasi disasarkan pada
fungsi bangunan yaitu sebagai Hotel Resort yang diperuntukkan
bagi semua masyarakat dan para wisatawan yang berkunjung
ke danau poso. Tujuan penentuan lokasi ialah untuk
mendapatkan lokasi yang sesuai dengan kegiatan utama
bangunan yang bersifat hunian agar sesuai dengan
peruntukkannya dan menunjang fungsi fisik bangunan tersebut.
Dalam menentukan pendekatan lokasi ada beberapa
hal yang menjadi dasar pertimbangan, yaitu:
1) Penggunaan tanah (land use), sesuai dengan Rencana
Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kabupaten Poso dengan
penentuan fungsi.
2) Arah pengembangan kota, dimana arah perkembangan kota
saat ini adalah ke bagian kecamatan pamona utara.
3) Distribusi penduduk, dimana terdapat 5,84% penduduk
berada di kecamatan pamona utara.
4) Aksebilitas terhadap jangkauan pelayanan pencapaian
sarana transportasi
5) Adanya kelengkapan unsur sarana dan prasarana infra
struktur kota
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, dalam
menentukan lokasi terpilih diharapkan memenuhi kriteria-kriteria
penentu, sebagai berikut:
95
a) Sesuai dengan RUTRK Kabupaten Poso dengan fungsi
utamanya sebagai kawasan bisnis, permukiman,
perkebunan, pertanian dan pariwisata.
b) Berada pada daerah pengembangan kota dimana nilai lokasi
terdapat sarana dan prasarana yang memadai yang dapat
menunjang keberadaan Hotel Resort tersebut tersebut
c) Tersedianya jaringan infrastruktur kota
d) Aksebilitas mudah dan dilalui jalur transportasi kota
e) Keadaan lingkungan sekitar yang mempengaruhi luas yang
mendukung maupun tidak serta untuk kondisi lahan yang
menunjang fungsi bangunan.
f) Berada di kawasan yang memiliki potensi wisata alam.
b. Penentuan Lokasi
Untuk menentukan lokasi sesuai dengan dasar
pertimbangan dari beberapa kriteria di atas, maka dipilih
beberapa alternative lokasi, yaitu:
Gambar 26. Lokasi kabupaten poso
Sumber: Google map 2013
2A
1
96
1) Alternatif 01 (Kecamatan Pamona Utara)
(a) Merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan
pertanian, bisnis dan pariwisata.
(b) Radius pencapaian yang mudah dari pusat kecamatan
maupun dari ibu kota kabupaten poso utamanya
memakai kendaraan umum.
(c) View dari alternatif site sangat baik
(d) Lahan masih dalam kawasan tepian danau poso
sehingga kontur tanah seperti pantai.
(e) Tersedia sarana dan prasarana kota
2. Alternatif 02 (kecamatan pamona selatan)
a) Merupakan kawasan permukiman dengan sarana
prasarana yang memadai
b) Radius pencapaian yang cukup susah dari dalam kota
maupun luar kota utamanya memakai kendaraan
umum
c) View dari alternatif lokasi baik
d) Lahan berkontur seperti pantai
e) Belum tersedianya sarana dan prasarana kota
Berdasarkan beberapa kriteria lokasi di atas maka akan
diperoleh hasil penilaian alternatif lokasi sebagai berikut:
KRITERIA BOBOT
(B)
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF2
NILAI (N)
B x N NILAI
(N) B x N
a. Sesuai dengan RUTRK 3 4 12 4 12
b. Luas tapak cukup ideal 3 3 9 3 9
c. Daya dukung tanah yang cukup kuat 2 3 6 3 6
d. Jauh dari kawasan industri, tempat sampah,dll 1 4 4 4 4
e. Mempunyai kaitan erat dengan fasilitas rekreasi 3 4 12 3 9
f. Adanya kemudahan akses ke tapak 3 4 12 4 12
g. Berada pada sekitar daerah tepian pantai 2 4 8 2 4
h. Kondisi perairan yang cukup bersih 1 3 3 2 2
TOTAL 66
61
97
Tabel 6 Scoring Lokasi
KETERANGAN:
BOBOT: 1 = Kurang penting NILAI: 1 =Tidak mendukung
2 = Penting 2 = Kurang mendukung
3 = Sangat Penting 3 = Mendukung
4 = Sangat mendukung
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka yang
mendukung keberadaan hotel resort, yaitu alternative 01
(kelurahan pamona utara).
2. konsep Pemilihan Tapak
Untuk wilayah kabupaten poso, tiap kawasan atau
kecamatan sudah memiliki rencana tata ruangnya massing –
masing. Untuk kawasan danau poso yang termasuk dalam
kecamatan pamona utara, tersebut merupakan kawasan rekreasi
yang didalamnya terdapat fungsi penunjang seperti perdagangan,
permukiman, jasa pelayanan sosial, dan lain-lain. Oleh karena
kawasan tersebut sudah diperuntukkan menjadi kawasan rekreasi,
maka ada baiknya hotel resort yang akan dibangun terletak di
wilayah tersebut. Sebuah hotel resort memang sebaiknya
mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata,
misalnya daerah pantai, pegunungan, danau dan lain sebagainya.
a. Tujuan pemilihan tapak
Tujuan dari pemilihan tapak adalah untuk mendapatkan atau
memperoleh tapak yang paling cocok dan sesuai dengan
perencanaan hotel resort. Baik itu untuk bangunan hotel resort
sendiri, utilitas, pencapaian, view, sirkulasi dan lain sebagainya.
b. Kriteria dan pemilihan tapak
Berikut merupakan kriteria – kriteria yang menjadi
pertimbangan dalam menentukan tapak :
Luas tapak cukup ideal untuk fasilitas yang direncanakan.
98
Bentuk tapak yang mendukung.
Mempunyai kaitan erat dengan fasilitas rekreasi yang lain.
Adanya kemudahan akses ke tapak.
Berada pada sekitar daerah tepian pantai.
Keadaan / kondisi pantai sekitarnya.
Jauh dari kawasan industri, tempat pembuangan sampah
atau tempat pelelangan ikan.
Gambar 27. Kecamatan pamona utara
KRITERIA BOBOT
(B)
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
NILAI (N)
B x N NILAI (N) B x N
a. Sirkulasi kendaraan yang cukup lancar
2 4 8 2 4
b. View yang cukup bagus 3 2 6 4 12
c. Lahan cukup luas menampung aktivitas
2 3 6 3 6
d. Cocok untuk kawasan tepian air
3 3 9 4 12
e. Dilalui dengan jaringan utilitas kota
2 4 8 4 8
f. Lingkungan sekitar tapak mendukung
1 2 2 4 4
TOTAL 9
46
Tabel 7. Scoring Tapak
ALTERNATIF 1
ALTERNATIF 2
99
KETERANGAN
Bobot : Nilai :
1 = kurang penting 1 = tidak mendukung
2 = penting 2 = kurang mendukung
3 = sangat penting 3 = mendukung
4 = sangat mendukung
Berdasarkan analisis di atas maka daerah yang tepat untuk
site hotel resort adalah alternatif 2.
TAPAK TERPILIH ALTERNATIF 2
Gambar 28. Kawasan tepi danau, Yosi, jalan Yosi, Tentena,
Kec. Pamona Utara, Sulawesi Tengah.
3. Konsep Analisis Tapak
a. Kondisi awal tapak
Pengelolaan lingkungan disekitar danau poso perlu
memperhatikan kondisi yang ada pada danau tersebut, serta
fasilitas-fasilitas apa saja yang ada pada pulau tersebut
sehingga pada saat melaksanakan perencanaan, tidak
merusak keadaan lingkungan yang telah ada.
100
2
1
Gamabar 93
Keterangan:
1. Area perkebunan dan rumah penduduk.
Gambar 30
2. Jembatan bersejarah peninggalan belanda yang menjadi
salah satu landmark kecamatan pamona utara.
Gambar 31
3. Objek wisata watu pangasa angga.
Gambar 32
4
5 3
101
4. Dermaga di tepi danau poso.
Gambar 33
5. Tempat diselenggarakannya festival danau poso ( FDP)
Gambar 34
b. Orientasi Matahari dan View
Orientasi matahari dan view dapat mempenaruhi kondisi di
dalam dan di luar bangunan. Dalam merancang hotel resort
orientasi dari matahari dan view sangatlah berhubungan erat,
agar daerah hunian dapat memperoleh view terbaik terutama
view pada saat sunset/ sunrise.
Gambar35. Orientasi matahari
Site
102
Gambar36. analisa view
KETERANGAN:
a. View cukup baik karena menghadap ke perkebunan.
b. View baik terutama pada malam hari, karena
mengahadap ke jembatan tua dan lampu-lampu dari
desa sangele.
c. View sangat baik, karena menghadap danau.
d. View sangat baik terutama pada sore hari, karena
menghadap ke kawasan witata budaya FDP.
c. Arah Angin
Arah angin yang berasal dari darat maupun dari laut
dimanfaatkan sebagai penghawaan alam. Vegetasi yang
berada disekitar tapak dapat dimanfaatkan sebagai buffer atau
penyangga angin yang kemungkinan teralu kencang maupun
yang membawa udara panas. Dengan adanya vegetasi
tersebut, maka akan dapat melembutkan dan menyejukkan
hembusan angin.
B
A
D
C
103
Gambar37. analisa arah angin
d. Penzoningan (Pembagian Zona)
Penzoningan (pembagian zona) berdasarkan dari jenis
kegiatan, agar tidak saling mengganggu antara kegiatan yang
satu dengan yang lainnya. Penzoningan tapak juga harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan, di mana masing-
masing fungsi dikelompokkan ke dalam beberapa zona,
sehingga dapat memudahkan aktifitas pelaku kegiatan.
Gambar38. Pembagian zona
KETERANGAN:
1. Zona publik : merupakan zona yang dapat dilalui oleh
pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap.
Misalnya : lobby, entrance, shopping arcade, restaurant,
serta fasilitas rekreasi yang tersedia seperti kolam renang.
1 4
2 3
104
2. Zona semi publik yang merupakan zona yang dilalui oleh
pengunjung yang menginap serta pengelola, yaitu ruang
pengelola, dan Zona servis yang merupakan zona bagian
pelayanan kebersihan, kelengkapan, kebutuhan, dan
perawatan (maintenance)
3. Zona Privat : merupakan zona dari pengunjung yang
menginap,yaitu area penginapan (guest room, termasuk
suite dan cottage). Area ini diletakkan di daerah paling
belakang dan langsung berhadapan dengan danau sehingga
mendapatkan view yang terbaik.
4. Zona servis yang merupakan zona bagian pelayanan
kebersihan, kelengkapan, kebutuhan, dan perawatan
(maintenance)
e. Kebisiangan
Penanaman pohon / vegetasi di sekitar bangunan dapat
berfungsi sebagai penyaring / filter dari suara bising yang
datang dari luar bangunan. Sehingga suara bising dapat
dikurangi. Suara dari kendaraan bermotor merupakan sumber
bising yang dapat mengganggu jalannya aktivitas yang terjadi
di dalam bangunan.sehingga suara bising dapat dikurangi.
Kebisingan dengan tingkat paling tinggi yang
berasal dari suara kapal dan perahu, karena
merupakasn daerah dermaga dan entrance
105
Gambar 39. Tanggapan kebisingan yang bersumber dari arah
danau.
f. Pola Tata Massa
Komposisi massa bangunan mencerminkan karakter
kegiatan yang berlangsung dengan memperhatikan unsur
penyusunan komposisi massa bangunan yaitu kesatuan,
proporsi dan orientasi massa. Bentuk massa bangunan
disesuaikan dengan bentuk lingkungan site untuk mendapatkan
suatu dukungan dengan suatu ruang.
4. Konsep Dasar Fisik Bangunan
a. Penampilan Bangunan
Konsep perencanaan fisik bangunan non high rise yang
berusaha menyuguhkan atmosfir tropikal khas Indonesia yang
dipadukan dengan lingkungan tepian pantai.
Konsep dasar bentuk bangunan diharapkan dapat
menampilkan bangunan yang atraktif, respresentatif, dan
menarik dengan tetap mengacu pada kondisi lingkungan alami
sebagai ciri visual yang khas.
Dalam menentukan bentuk dasar bangunan beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan, yaitu :
Keselarasan bentuk terhadap lingkungan sekitar.
Mempunyai nilai estetika.
Penerapan fungsi ke dalam bangunan secara efektif.
Pengaturan ruang dan pemakaian ruang secara maksimal.
106
Beberapa contoh bentuk dasar bangunan :
Segi empat.
Segi tiga.
Lingkaran.
Beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan massa
bangunan :
Bentuk site yang direncanakan.
Kesan yang ingin ditampilkan, yaitu santai, manarik,
rekreatif, dan segar.
Orientasi bangunan.
Kemudahan pengembangan.
Selain pengaruh diatas, hotel resort sebagai tempat
peristirahatan dan rekreasi bagi pengunjung harus mampu
menciptakan :
1) Keserasian antara alam dan ruang-ruang yang ada
didalamnya.
2) Rasa nyaman baik di dalam bangunan maupun di luar
bangunan.
3) Memberi kesan terbuka dan mengundang.
4) Bentuk bangunan sesuai dengan fungsinya sehingga
memberi kejelasan masing-masing fungsi kegiatan yang
ditampung di dalamnya.
b. Konsep Tata Ruang Luar
Pola penataan ruang luar diupayakan memanfaatkan
kondisi alam yang ada serta penataan yang dianggap perlu.
Penataan ini dimaksudkan untuk mencapai sasaran utama
pengunjung, yakni dapat menikmati suasana alam dengan
santai, nyaman, sejuk dan mengundang, disamping sebagai
107
elemen-elemen fungsional dalam meredam panas, penahan
angin, peneduh, pengarah dan penghias.
Berikut adalah elemen-elemen pembentuk ruang luar
yang dipakai dalam menata ruang luar hotel resor ini :
1) Elemen keras,
seperti selasar atau jalan setapak yang berfungsi sebagai
pengarah, pembatas, pelindung, pengikat unit-unit bangunan
dan area untuk aktifitas ruang, diberi perkerasan dengan
menggunakan paving block atau batu-batuan alam.
2) Elemen lunak,
Secara ekologis, kehadiran taman pada sebuah hotel resor
sangat menentukan kenyamanan lingkungan bagi para tamu
hotel. Peranannya terhadap air, tanah, udara, sinar, angin,
suara, dan estetika, serta sebagai pembatas membuat
kehadirannya sangat dibutuhkan untuk menciptakan
suasana alami dan santai bagi tamu hotel. Kendati demikian
diperlukan selektifitas dalam penggunaan taman di suatu
area. Seleksi dapat berdasarkan iklim, maksud kegunaan,
dan sifat tanaman.
Penataan lansekap perlu memperhatikan pemilihan jenis
tanaman, karena tanaman tersebut dapat memberikan
karakter dan fungsi yang diinginkan. Jenis tanaman itu
adalah:
108
Tabel 8. Jenis Tanaman
Sumber: Analisis Penulis
3) Plaza.
a. fungsinya sebagai pengikat dan pengarah
b. unsur penunjangnya adalah jenis tanaman, batuan dan
lampu.
4) Elemen penerang, seperti lampu penerang ruang luar yaitu:
a. Lampu disepanjang pantai, tinggi maksimum 5 meter
b. Lampu jalan setapak atau selasar dan dermaga, tinggi 2-
4 meter
c. Penunjuk jalan untuk memberi kejelasan.
109
d. Untuk menerangi bangunan, lampu taman yang
digunakan diarahkan atau disorotkan ke bangunan.
Dapat diletakkasn di taman-taman unit hunian/bangunan.
c. Konsep Tata Ruang Dalam
Bertitik tolak dari pendekatan konsep dasar perancangan
ruang dalam, dimana interior memegang peranan penting
dalam estetika bangunan, juga dapat memberikan suasana
tersendiri bagi para tamu. Secara garis besar tujuan penataan
interior ini adalah :
a) Dapat tercapainya ruang-ruang yang diinginkan
b) Kenyamanan bagi para pengunjung
c) Memberikan suasana yang spesifik pada setiap ruangan
dengan memberikan sentuhan atmosfir tertentu yang
membuatnya berbeda dengan hotel lainnya.
Dalam menata interior hotel resor ini, ada beberapa aspek
penting / umum yang perlu diperhatikan agar dapat tercapainya
tujuan dari penataan, yaitu :
1) Warna dan material
Pada penataan hotel ini akan digunakan warna-warna
natural yang tidak lekang oleh waktu, dan menghindari
penggunaan terlalu banyak warna pada suatu area,
khususnya area yang banyak dilalui pengunjung.
Sedangkan penggunaan material dalam hal ini
termasuk material lantai, dinding, dan plafond, dipilih yang
berkualitas dan mudah perawatannya.
2) Pencahayaan
Untuk pencahayaan alami dari luar bangunan akan
dipengaruhi oleh type dan desain bukaan, dengan posisinya
relatif di dinding dan atap. Sedangkan untuk pencahayaan
buatan dapat digunakan untuk memberikan atmosfir bebeda
110
untuk setiap ruang yang berbeda fungsi dengan penempatan
yang berbeda pula.
3) Perabot / furniture
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
perabot, yaitu :
a) fungsi
b) estetika
c) perawatan
Pada penataan interior hotel resor ini, ada beberapa
ruang/area yang mendapat penataan khusus berkaitan dengan
fungsinya yang sering berhubungan dengan tamu, beberapa
ruang tersebut, antara lain :
1) Area penerimaan / reception area termasuk lobby lounge
Area penerimaan dari hotel resor didesain dengan
memberikan atmosfir selamat datang dan kenyamanan,
karena area ini merupakan satu poin penting yang membuat
kesan para tamu untuk menilai fasilitas lain dari hotel.
Sehingga reception area harus memiliki visual impact
terhadap pengunjung ketika masuk ke hotel. Beberapa
elemen penting yang perlu diperhatikan dalam menata area
ini :
a) material yang atraktif, yang memberikan visual impact
b) pencahayaan yang cukup
c) furniture yang fungsional dan estetik
2) Unit hunian
Unit hunian didesain dengan memperhatikan
pengaruh iklim dan view untuk penentuan bukaan,
penempatan lansekap, dan fasilitas pendukung lainnya.
Pada unit hunian hotel resor ini penataannya akan
mengusung tema natural, antara lain melalui penggunaan
furniture dan ornamen yang materialnya didominasi oleh
111
kayu yang akan memperkuat kesan alami. Untuk warna
akan menggunakan warna-warna natural yang memberi efek
sejuk dan nyaman, untuk memperjelas lingkungan setempat.
3) Restoran dan bar
Tujuan penataan fasilitas ini adalah agar tamu dapat
menikmati suguhan makanan juga memberikan pengalaman
yang tidak terlupakan sehingga mereka selalu ingin kembali.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan fasilitas ini :
a) penataan interiornya harus mengundang, fresh, dan
bersih.
b) pencahayaan yang atraktif, khususnya malam hari.
c) penempatan bukaan pada tempat tertentu untuk
memberikan estetika visual bagi pengunjung.
d) penggunaan dan pengaturan layout yang menunjang
kenyamanan pengunjung.
d. Konsep Struktur
1. Sistem struktur
Pemilihan sistem struktur bangunan berdasarkan
pertimbangan bahwa bangunan hotel resort merupakan
bangunan komersial, sehingga mempertimbangkan segi
efisiensi yang tinggi, karena itu pemilihannya dengan
memperhatikan :
Sistem struktur dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Struktur bawah
Struktur bawah adalah elemen kolom dari struktur yang
berfungsi memindahkan beban dari struktur atas melalui
lapisan yang mempunyai tekanan lemah atau melalui air,
hingga mencapai lapisan tanah yang padat, kaku, dan
mempunyai tekanan yang kuat.
Struktur bawah dibagi atas :
112
a) Pondasi untuk struktur yang tidak terkena air secara
langsung. Pondasi jenis ini mempunyai dua sistem
utama, yaitu :
Sistem pondasi dangkal
Biasanya digunakan pada kondisi tanah pantai
yang memiliki tanah keras yang tidak terlalu dalam
(3 - 4 meter) atau tanah yang berbatu cadas.
Sistem pondasi dangkal yang dapat digunakan di
daerah pantai/sungai :
Pondasi lajur (strip fundation)
Pondasi setempat (pad fundation)
Pondasi apung (raft fundation)
Sistem pondasi dalam
Sistem pondasi ini sering kali direkomendasikan
untuk dipakai pada bangunan di daerah
pantai/sungai karena kondisi tanah yang cenderung
labil. Jenis pondasi dalam yang paling sering
dipakai adalah pondasi tiang pancang.
b) Pondasi untuk struktur yang terkena air secara
langsung (air laut/sungai).
Untuk daerah pantai/sungai yang langsung
berhubungan dengan air, secara umum dapat
menggunakan sistem pondasi dalam maupun sistem
pondasi dangkal, hanya dalam pelaksanaan
konstruksinya sedikit berbeda dan jenis pondasi yang
digunakan memerlukan sistem proteksi terhadap korosi
secara lebih baik.
Terdapat 2 jenis sistem konstruksinya yang bisa
digunakan, yaitu :
Konstruksi terbuka (open construction)yang terdiri
atas high level deck dan relieving type platform.
113
Konstruksi solid (solid construction) seperti sheet pile
cells, sheet pile bulkheads dan caisson beton.
c) Berdasarkan cara penyaluran beban, dibagi menjadi 2,
yaitu :
Tiang tumpu ujung (End Beering Piles)
Tiang geser (Friction Piles)
d) Berdasarkan metode pelaksanaannya dibagi menjadi 2,
yaitu :
a) Tiang Pancang (Driven Piles)
b) Tiang bor (Bored Piles)
2) Struktur atas
Struktur atas adalah struktur bagian atas bangunan
yang berfungsi menyalurkan beban mati dan beban hidup
ke pondasi. Ada beberapa struktur atas yang banyak
digunakan pada bangunan bertingkat rendah di daerah
pantai atau di daerah tepian, yaitu :
a) Struktur rangka
b) Struktur rangka batang
c) Struktur tenda
d) Struktur kabel/gantung
e) Struktur cangkang
2. Bahan bangunan
Berdasarkan fungsinya material dikelompokkan menjadi
kelompok, yaitu :
1) Bahan struktural
Sesuai dengan sistem struktur yang dipakai, maka
secara umum pemilihan atas bahan-bahan bangunan
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a) Mudah dalam pelaksanaan dan pemeliharaan.
b) Mudah dalam penyesuaian bentuk.
114
c) Ketahanan terhadap suhu tinggi.
2) Bahan pengisi
Pemilihan bahan atas pertimbangan sebagai berikut :
1) Penampilan bangunan disesuaikan dengan kesan
yang ingin dicapai.
2) Mudah dalam pelaksanaan dan perawatan.
3) Daya tahan yang baik terhadap suhu tinggi.
Pertimbangan material pada daerah tepian
(pantai/sungai), yaitu :
1. Secara strukuur, faktor yang perlu diperhatikan adalah
gravitasi spesifik, kekuatan material, kekuatan terhadap
beban putar, ketahanan terhadap gempa dan fleksibilitas
material.
2. Secara non struktural, faktor yang perlu diperhatikan
keawetan, kemampuan berpadu, kemudahan dalam
memperoleh material dalam lingkungan.
Material yang banyak digunakan pada daerah tepian
pantai/sungai adalah material baja dan beton, dengan
perlakuan khusus, seperti perlindungan terhadap korosi.
Bahan yang lain adalah menggunakan material kayu.
Berdasarkan sifatnya bahan bangunan dibedakan atas :
1) Beton
a) Tahan terhadap udara lembab yang mengandung
kadar garam tinggi.
b) Titik lebur yang tinggi.
c) Tidak memerlukan perlakuan yang khusus dalam
perawatan dan pemakaian.
d) Cukup fleksibel.
e) Waktu pengerjaan yang cukup lama.
f) Kwalitas bahan tidak selalu dapat homogen.
115
g) Memerlukan perhitungan yang cukup lama dalam
menentukan besar kolom dan balok.
2) Baja
a) Struktur menjadi lebih ringan.
b) Mudah dan cepat dalam pelaksanaan.
c) Fleksibel.
d) Kwalitas yang homogen.
e) Titik leleh yang tinggi, sehingga harus ditreatment dan
dilapisi bahan asber atau beton.
f) Tidak tahan korosi sehingga harus ditreatment khusus
dan dilapisi cat.
3. Kayu
a) Struktur menjadi ringan.
b) Sangat fleksibel.
c) Mudah terbakar, tanpa perlakuan khusus cepat
mengalami pelapukan.
d) Tidak memiliki umur konstruksi yang panjang dan
susah didapat.
116
B. Konsep Perancangan Mikro
1. Aktivitas dan kebutuhan ruang
a. Pengelola
Table. 9
Aktivitas Kebutuhan ruang
Mengelola hotel resort
Mengawas
/mengkoordinir
Mengatur jadwal kerja
Menangani keuangan
Mengontrol kebersihan
Menangani tamu
Mengontrol barang
masuk
Mengontrol makanan
Mengawasi/mengatur
karyawan
Mengontrol fasilitas hotel
R. general manager
R. resident manager
R. sekretaris
R. accounting manager
R. house keeping dep.
R. front office dep.
R. engineering dep.
R. food&beverage dep.
R. personal manager
R. general affair
Ruang tamu
b. Karyawan administrasi
Tabel. 10
Aktivitas Kebutuhan ruang
Menerima/melayani
tamu
Memberikan informasi
Mengurus administrasi
Menerima
pembayaran tamu
Melayani surat – surat
/ pos
Front office
Information desk
Ruang penerimaan
R. registrasi / kasir
Time keeper
R. manager
R. sekretaris & staf
Locker/toilet
117
Mengawasi keluar
masuk karyawan
Mengganti pakaian
seragam
Mengikuti rapat
Ruang ganti
Ruang rapat
R. PR
c. Karyawan / staf service
Tabel. 11
Aktivitas Kebutuhan ruang
Melayani/menerima tamu
Mengantar/ membawa
barang tamu
Mengurus kebersihan
Merawat/membersihkan
taman
Mengantar makanan
Memasak dan mengurus
dapur
Menjaga keamanan
Menyiapkan keperluan
tamu
Mengurus pakaian kotor
Mencuci/menyetrika
Mengontrol kerusakan
Mengurus café/resto
Mengurus bahan makanan
/barang masuk
Menyimpan barang
Mengganti/menyimpan
pakaian
Ruang istirahat staf
Locker &toilet
Ruang ganti
Ruang makan staf
Ruang penerimaan
barang
House keeping dep.
Bell boy station
Chief kitchen room
Dapur
Ruang pendingin
Pantry
Food and beverage
dep.
Gudang basah / kering
Kafetaria
Ruang linen
Uniform room
Laundry
Workshop
Ruang AHU
118
Memanaskan air
Makan dan minum
Membersihkan diri
Istirahat
Sholat
Ruang genset
Ruang boiler
Musholla
d. Tamu menginap
Tabel. 12
Aktivitas Kebutuhan ruang
Menanyakan
informasi
Check in & check out
Menitipkan barang
Istirahat
Membersihkan diri
Makan/minum
Berbelanja
Merawat diri
Bertemu relasi
Mengadakan
pertemuan
Menukar uang
Memesan tiket
Menonton
pertunjukan
Olahraga/rekreasi air
Lobby
R. tunggu/penerimaan
Safe deposit box
Ruang tidur
Km/wc
Restaurant/café
Bar/lounge
Shopping arcade
Toko souvenir
Salon /SPA
Ball room
Money changer
Travel
Panggung terbuka
Kolam renang, fitness
centre, jogging streat,
lapangan olahraga,
penyewaan alat
olahraga
119
e. Tamu tidak menginap
Tabel. 13
Aktivitas Kebutuhan ruang
Menanyakan
informasi
Bertemu relasi
Makan / minum
Mengadakan
pertemuan
Olahraga
Rekreasi air
Lobby
Ruang tunggu/tamu
Restaurant/bar/café
Function room
Kolam renang/ fitness
centre dll
Penyewaan alat
olahraga
2. Pengelompokan ruang
Pengelompokan ruang pada hotel, dibagi berdasarkan aktifitas
yang dilakukan.
a. Privat area
b. Public area
c. Semipublic area
d. Service area
3. Sirkulasi
a. Tamu menginap
DATANG
MAIN ENTRANCE
RUANG UMUM
PARKIR
LOBBY
FUNCTION ROOM
GUEST ROOM
120
b. Tamu tidak menginap
c. karyawan administrasi
DATANG
MAIN ENTRANCE
RUANG UMUM
PARKIR
LOBBY
FUNCTION ROOM
SIDE ENTRANCE
DATANG UNIFORM
ROOM
TIME KEEPER AREA KERJA
LOCKER RUANG
MAKE UP
121
d. Bahan makanan dan minuman
PARKIR
SERVICE
KONTROL
GUDANG
ALAT
GUDANG
MAKANAN
PRODUCE
KITCHEN SATELITE
KITCHEN
FASILITAS
REKREASI
RETAIL
ROOM
SERVICE
ROOM
LOUNG
E
RESTAURAN
T
BAR
UNIT
KAMAR
COFFEE
CHOP
122
4. Organisasi Ruang
Organisasi ruang public dan guest room
Organisasi ruang pengelola
HALL/LOBBY
MAIN
ENTRANCE
SHOPPING
ARCADE
FASILITAS
REKREASI
ADMINISTRASI
FUNCTION
ROOM
GENERAL
MANAGER
RESIDENT
MANAGER
MANAGER
MANAGER
STAFF
MANAGER
TOILET
RUANGAN
SECRETARIS
HALL /
LOBBY
RUANGAN
FRONT
OFFICE
GUEST
ROOM
LOUNGE/
COFFE SHOP
123
Organisasi function room
5. Pola Hubungan Ruang Dasar pertimbangan dalam penentuan pola hubungan ruang
adalah :
Kejelasan arah pencapaian ruang
Kemudahan dalam pengontrolan keamanan
Kelancaran operasional pelayanan
Eksistensi ruang
a. Kelompok kegiatan hunian
erat
kurang erat
tidak erat
Kebutuhan ruang
Ruang tidur (1)
Ruang santai (2)
Ruang baca (3)
KM/WC (4)
Koridor (5)
Tangga darurat (6)
BANQUET BALLROOM
FOYER
DAPUR
FASILITAS
PARKIR
3 1
2 4
6 5
124
b. Kelompok kegiatan penunjang
erat
kurang erat
tidak erat
Kebutuhan ruang
Entrance (1)
Hall / lobby (2)
Reseptionis (3)
Lounge (4)
Lavatory (5)
R. security (6)
Restoran (7)
Bar (8)
Dapur (9)
Pantry (10)
R. karyawan (11)
R. fungsional (12)
R. persiapan (13)
R. operator (14)
Gudang (15)
Toilet (16)
11
16
3
5
6 1
2 7
4
8
10
9
13
12 14
15
125
c. Kelompok kegiatan shopping area
Kebutuhan ruang
Toko obat(1)
Butik(2)
Took souvenir(3)
Money changer(4)
Minimarket(5)
Travel (6)
ATM(7)
R. Security(8)
Lavatory(9)
d. Kelompok kegiatan engineering
Kebutuhan ruang
R. mesin(1)
R. genset(2)
R. panel listrik (3)
R. peralatan (4)
R. bahan bakar(5)
R. chiller(6)
R.boiler(7)
126
e. Kelompok kegiatan administrasi (pengelola)
Kebutuhan ruang
R. general manager(1)
R. resident manager(2)
R. sekretaris(3)
R. accounting M.(4)
R. housekeeping M.(5)
R. engineering M.(6)
R. food & bev. M.(7)
R. public relation(8)
R. personal M.(9)
R. general affair(10)
R. staff(11)
R. rapat(12)
R.arsip(13)
R. tamu(14)
. security(15)
Locker(16)
Lavatory(17)
f. Kelompok kegiatan parkir
Kebutuhan ruang
P. mobil tamu(1)
P. motor tamu(2)
P. bus(3)
P. mobil staf(4)
P. motor staf(5)
127
Tabel 15.Rekapitulasi Besaran Ruang
No Kelompok Ruang Total Luas Ruang
1 Akomodasi 4482,4,60 m²
2 Penerima & Registrasi Tamu 661,19 m²
3 Function Room 1883,40 m²
4 Shopping Archade 394,12m²
5 Ruang Administrasi 501,64 m²
6 Food and Beverage Autlet 895,08m²
7 Fasilitas Rekreasi 821,60 m²
8 Fasilitas Service & Engineering 1948,19m²
9 Parkir 946,40 m²
Total luas 12.534 m²
Sehingga luas site yang dibutuhkan :
1) Koefisien dasar bangunan (KDB) = 20%
2) Building coverage (BC) = 20% : 80%
3) Jadi luas site yang dibutuhkan :
Luas site = (80/20)% x 12.534m2
= 50.136 m2
4) Total luas site yang dibutuhkan :
Luas site + Luas bangunan = (12.534+ 50.136) m2
= 62670 m2 =6,3 ha
Keterangan :
TSS : TIME SAVER STANDART
AND : ARSITEK NEUFERT DATA
HPD : HOTEL PLANNING DESIGN
HMC : HOTEL, MOTEL AND CONDOMINIUM
KPH : KRITERIA PENGGOLONGAN HOTEL
128
PRUPH : PERATURAN USAHA DAN PENGGOLONGAN
HOTEL
C.KONSEP DASAR PERANCANGAN PERLENGKAPAN BANGUNAN.
1. Sistem Plumbing
a. Distribusi air bersih
Penyediaan air bersihbersumberdariinstalasi PDAM Kota
Makassar yang ditampungdalambakpenampungan air/reservoir,
kemudiandipompakankereservoir atas, laludialirkanke unit-unit
yang membutuhkan. Bila terjadi keterhambatan maka sebagai
cadangan dibuatkan deep weelse bagaial ternatif sumber air
yang terlebih dahulu menggunakan filtrasi. Air deep weel
digunakan untuk mencuci, membilas, atau membersihkan tubuh.
Untuk air panas, disediakan boiler pada ruang pompa
dimana system distribusinya ke unit-unit seiring dengan sistem
air dingin hanya dilengkapi dengan pipa kembali yang berfungsi
menjaga agar kondisi air tetap hangat.
Pipa-pipa distribusi air in idibutkan shaft dalam tanah, untuk
mengisolasi suhu air dan memudahkan dalam perawatan, pipa
air panas dibungkus asbes sebagai isolasi panas, sedang boiler
dilengkapi thermostat yang akan mengatur kerjanya. Pemilihan
ini di dasarkan atas pertimbangan menghindari pengguna
ansolar heater yang dapat merusak penampilan bangunan.
Skema 9. Distribusi Air Dingin
129
Skema 10. Distribusi Air Panas
b. Distribusi air kotor
1) Disposal padat/ limbah padat
Disposal padat yang berasal dari WC disalurkan ke
septictank melalui pipa yang tertanam di dalam tanah dan
berakhir pada area peresapan.
2) Disposal cair / limbah cair
Disposal padat dan cair yang berasal dari kamar-kamar
hotel, restoran, dan loundry disalurkan melalui pipa-pipa yang
tertanam di dalam tanah dan pada daerah-daerah tertentu
dibuatkan bak kontrol.
Untuk mencegah pencemaran pada kawasan pantai, maka
limbah cair yang dihasilkan akan dikelola melalui instansi pengelola
limbah (sewerage treatment plant ). Pengelolaan limbah ini
dilengkapi dengan peralatan saringan limbah padat dan sarana
pemisah bahan minyak sebelum air tersebut dibebaskan ke saluran
pembuangan atau untuk alternatif ekonomis bangunan maka air sisa
hasil saringan tersebut dapat digunakan kembali untuk menyiram
taman dan tanaman yangada, sehingga terjadi penghematan dalam
penggunaan air bersih.
PEYIRAM AN TANAM AN
PEM ADAM KEBAKARAN
TOILET (AIR SEPTICTANK
AIR KOTOR (BERLEM AK) DARI RESTORAN, DAPUR,
D LL.
G RASE TRAP
SEPTICTANK
SEWAGE TREATM ENT
PLAN
DISPOSAL PADAT
CLOSET
SEPTIC
TANK
BIOGAS
TANK
AIR KOTOR DARI:AIR HUJAN
KOLAM RENANG
WASTAFELRG. BILAS
MUSHALLAH, DLL
BAK PENAMPUNGAN
AIR KOTOR
PENYIRAMAN TANAMANPEMADAM KEBAKARAN
RESAPAN BIOPORI
SEWAGE TREATMENT
PLAN
130
Skema11. Distribusi disposal cair/limbah cairdan disposal
padat/limbahpadat.
2. Penghawaan
Kondisi penghawaan yang dianggap normal adalah :
1) Suhu udara : 20 C - 260 C
2) Kecepatan angin : 20 - 30 m3 / jam/ orang
3) Kelembaban udara : 40% - 55%
Kebutuhan suhu udara untuk ruang yang nyaman adalah 200 C -
240 C dengan udara bersih sebesar 8 liter/ detik/ orang atau 29 m3.
Kondisi tersebut dapat diperoleh dari penghawaan secra alamiah
maupun buatan.
a. SistemPenghawaanAlami
i. Udaramasukkedalambangunanmelaluiventilasidanbukaanpadab
angunan.
ii. Bukaanpadabangunandiletakkanpadadaerah-daerahtertentu.
iii. Penghawaanalamidapatdilakukandenganvegetasi di
sekitarbangunan.
iv. Keberadaanpohondisekitarbangunanselainsebagaiunsurestetikaj
ugasebagai filter udara.
Gambar 40. Penghawaan Alami
Sumber: Analisis Penulis
b. Sistem penghawaan buatan (pengkondisian udara)
Sistem pengkondisian udara terbagi atas :
1) Sistem langsung (direct cooling)
131
2) Sistem tidak langsung (indirect cooling)
Sistem ini banyak digunakan dalam bangunan sebab menghemat
tempat karena hanya menggunakan tabung penyebar udara
horisontal, tidak perlu ada tabung vertikal.
Pendistribusian udara untuk area publik menggunakan Air
Handling Unit (AHU), sedang untuk kamar dan cottage
menggunakan Fan Coil Unit (FCU). Khusus untuk kamar- kamar
yang diletakkan pada blok-blok, sistem fresh air menggunakan fan
coil sehingga fresh air-nya sudah dingin. Untuk cottage tidak
digunakan cara tersebut karena cottage terletak saling terpisah.
Dan khusus untuk restoran dan coffee shop, untuk mendapatkan
udara yang benar-benar nyaman, AHU-nya menggunakan fresh air
100 persen.
Untuk penempatannya, indoor unit AC diletakkan di dalam
plafon, dan outdoor pada atap bangunan.
3. Pencahayaan
Dasar pertimbangan dari pemilihan sistem penerangan,
antara lain:
a. Karakteristik kegiatan
b. Suasana yang ingin ditampilkan
c. Kenyamanan dan keindahan
Ada dua macam sumber penerangan dalam bangunan, yaitu
penerangan alami dan penerangan buatan.
1) Pencahayaan alami
Cahayamataharimasukkedalambangunansecaratidaklangsungkare
naterhalangolehatapbangunan.
Sinarmataharipagimerupakansumbercahaya yang
baikuntukmanusia,
sehinggapencahayaanalamidapatdiperolehdenganmemperbany
akbukaanpadaarahtimurbangunan.
132
Penggunaanoverstekdapatmengurangiefekpanasdaricahayama
tahari.
Penggunaanpohon di sekitarbangunandapatmenyaringcahaya /
panasmataharipada jam 14.00 - 17.30, sehinggacahaya yang
masukkedalambangunantidakmengandungpanas.
2) Pencahayaan Buatan
Sumber pencahayaan buatan yang sering digunakan adalah
penggunaan lampu bohlam, baik pijar maupun tl. Penggunaan
cahaya buatan dilakukan pada ruang yang kemungkinan tidak
mendapat cahaya alami serta tuntutan fungsi ruangan yang harus
tertutup.
Skema 12. Distribusi Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan perlu memperhatikanefek artistik
pencahayaan, misalnya pada lobby dan restoran memerlukan
spesial lighting effect untuk memberi image tersendiri. Untukfunction
room pencahayaan harus lebih fleksibel dengan kombinasi jenis
lampu.
4. Pengelolaan Sampah
Sistem pembuangan sampah pada bangunan ini dapat
dilakukan melalui beberapa cara :
133
a. Sumber sampah dari tiap lantai gedung dikumpulkan pada tempat-
tempat sampah yang disediakan. Kemudian sampah yang
terkumpul tersebut diangkat ketempat pembuangan yang lebih
besar (secara kolektif) yang diletakkan diluar gedung, lalu diangkut
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
b. Untuk sampah yang berada di tempat umum dilakukan dengan
menampung/mengumpulkan kotoran pada tempat-tempat tertentu,
kemudian disalurkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
5. Sistem Komunikasi
Sistemkomunikasipadabangunaniniterdiri dari :
a. Sistem radio dan musik sentral, merupakan system radio dan musik
latar yang didistribusikan melalui speaker ke tiap-tiap ruangan.
Sistem ini juga berfungsi sebagai sarana pemberitahuan pada
situasi darurat dan sarana informasi.
b. Staff paging, system komunikasi staf dan karyawan yang mampu
menunjukkan dimana karyawan itu berada
c. Sistem telepon, terdiri atas telepon eksternal dan internal (in house
phone)
1) Telepon internal dioperasikan secara otomat digital. Hubungan
tamu dalam hubungan permintaan pelayanan (service) dan oleh
pengelola bagi hubungan antar kegiatan.
2) Telepon eksternal menggunakan sistem PABX (Private
Automatic Branch Exchange) untuk hubungan keluar melalui
operator atau telepon umum dan faksimili.
d. Master Antena TV (MATV), system televisi yang dapat menyiarkan
beberapa saluran TV sehingga tamu dapat memilih sendiri saluran
yang diinginkan baik local maupun internasional ditambah dengan
TV kabel dan pertunjukan film.
e. Sistem audio visual, digunakan untuk ruang-ruang pertemuan.
f. Room Indicator System, sistem ini merupakan integrasi antara
sistem komputer untuk front office, telepon dan indikator kamar.
134
Dengan sistem ini, pemesanan kamar melalui telepon dapat
langsung terindikasi di panel room indicator.
6. Akustik
Sistem akustik pada bangunan ini memiliki kontradiksi antara
ruang-ruang yang ada. Untuk mengatasinya dapat digunakan cara
sebagai berikut :
a. Menggunakan bahan akustik sebagai peredam suara baik untuk
plafond, dinding maupun lantai.
b. Penggunaan penutup lantai yang meredam suara.
c. Pengelompokan penzoningan ruang secara tegas.
7. Pengamanan Kebakaran
Pencegahan terjadinya kebakaran, dalam material digunakan
material yang tidak mudah terbakar (seperti asbes, keramik, dll),
khusus pada bagian rawan kebakaran seperti dapur, restoran, dan lain-
lain.
Sedang usaha menanggulanginya dapat dilakukan dengan :
a. Pencegahan Pasif
1) Koridor ruang lebar minimal 1,8 m
2) Penggunaan pintu kebakaran dengan lebar minimal 90 cm dan
indeks tahan api selama 2 jam
3) Penggunaan tangga darurat, dengan lebar tangga dan lebar
borders minimal 1,2 m
4) Jalan keluar, digunakan dengan jarak jangkauan sekitar 61
meter. Jumlah akses tergantung populasi dalam ruangan
5) Penerangan darurat
b. Pencegahan Aktif
Sistem deteksi kebakaran yang terdiri dari : smoke detector, heat
detector, dan flame detector, yang memiliki radius pelayanan 25 m,
135
dihubungkan dengan alarm untuk mendeteksi sendiri kemungkinan
adanya kebakaran.
c. Penyelamatan
Penyelamatan terhadap bahaya kebakaran dapat digunakan stand
by genset. Setelah PLN putus, genset secara otomatis bekerja (1-
20 detik), melayani secara otomatis lampu exit, lampu koridor, dan
lampu tangga.
d. Pemadaman
Dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemadam berupa
1) Automatic spinkler, jarak antara 6 – 9 m dengan radius
pelayanan 25 m. Digunakan untuk penanggulangan kebakaran
pada tingkat awal yang bekerja secara otomatis karena
pengaruh suhu.
2) Fire hydrant, jarak maksimum 100 m dengan radius pelayanan
800 m. Ditempatkan di koridor, hall, daerah service dan tempat
– tempat yang mudah dijangkau.
3) Hydrant halaman, jarak maksimum 100 m. Ditempatkan
dihalaman yang mudah dicapai oleh mobil pemadam
kebakaran.
4) Kimia portable, jarak maksimum 25 m dengan radius 200 m.
Ditempatkan dedaerah umum atau ruangan yang kecil.
Skema 13.Penanggulangan Bahaya Kebakaran
8. Penangkal Petir
136
Sistem penangkal petir yang digunakan dipilih dengan
pertimbangan ketinggian bangunan, segi estetika (terutama pada
penampilan bangunan), pemeliharaan. Penangkal petir yang
direncanakan merupakan penangkal petir non radio aktif, sistem ini
terbagi atas dua komponen utama :
a. Instalasi terminal udara
Persyaratan instalasi terminal udara adalah :
1) Tiang logam penerima dengan ujung copper ( tembaga ).
2) Tiang antena diatas permukaan bangunan paling tinggi 25 cm –
90 cm.
3) Sudut perlindungan bangunan adalah 45°.
b. Instalasi terminal tanah
Persyaratan instalasi terminal tanah adalah :
1) Penempatan tongkat terminal sebaiknya ditanam sampai
mencapai permukaan air tanah.
2) Jumlah konduktor pertanahan ditentukan berdasarkan luas
atap, jika luas atap kurang dari 60 m, dibutuhkan dua konduktor
pertanahan. Sedangkan untuk luas atap diatas 60 m, maka
pada tiap penambahan 30 m ditambah satu buah konduktor
pertanahan. Jarak masing-masing konduktor maksimum 30 m
dan panjang elektroda penahan 2,8 m.
9. Pengamanan Kecelakaan daerah perairan
Perlengkapan keamanan untuk menanggulangi bahaya
kecelakaan di daerah perairan, antara lain :
a. Menggunakantanda-tandabatasdaerahberbahaya di danau.
b. Menggunakan peralatan isyarat kecelakaan.
c. Menyediakan peralatan penolong seperti pelampung penumpang
pada alat transportasi air, seperti kapal motor untuk
menanggulangi kecelakaan.
137
d. Tersedianya ruang P3K atau ruang kesehatan untuk memberi
pertolongan pertama bagi pengunjung yang mengalami
kecelakaan.
LAMPIRAN
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Rachman, Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran, Jakarta : Graha
Ilmu , 2005. A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English,
Oxford University Press, 1974 Budiharjo, Eko, Arsitek dan Arsitektur
Indonesia, Yogyakarta : ANDI, 1997. Ching, Francis D.K, Arsitektur : Bentuk,
Ruang, dan Susunannya, Jakarta : Erlangga, 1996. Chuck Y. Gee, Resort
Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988. Darsono,
Agustinus, Kantor Depan Hotel, Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2001. Darsono, Agustinus, Tata Graha Hotel, Jakarta : PT
Grasindo, 1995. De Chiara, Joseph and Callendar , John Hancock, Time
Saver standards for Building Types, New York, Mc. Grow hill, 1996.
Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka, 1994. Echols, John M, & Hassan Shadily, Kamus
Inggris – Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Edison,
Emron, Personal Hotel Engineering, Bandung : Alfabeta , 2007 Helding,
Trizno Tartamoezi, Manajemen Front Office Hotel, Bekasi : Kesaint blanc,
2002. Marlina, Endy, Panduan Perancangan Bangunan Komersial,
Yogyakarta : ANDI, 2007. Neufert, Ernst, Data Arsitek, Jakarta : Erlangga,
1994. Silastiyono, Agus, Manajemen Penyelenggaraan Hotel, Bandung :
Alfabeta , 1999. Suwithi, Ni Wayan, Pengelolaan Hotel Training, Bandung :
Alfabeta, 2010. Sugiarto , Endar, Hotel Front Office Administration , Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama, 1993. Sugiarto , Endar, Ing Haryadi,
Manajemen Kantor Depan , Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Sugiarto , Endar, Operasional Kantor Depan Hotel , Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 2004. Suwithi, Ni Wayan, Pengelolaan Hotel TrainingI ,
Bandung : Alfabeta , 2010. Yoeti, Oka A, Strategi Pemasaran Hotel, Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 2001.
top related