hewan langka
Post on 06-Jul-2015
543 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DISUSUN OLEH :
Dzafran.Com
Depok
Contents
1. Burung Merak ..................................................................................................................... 5
2. Kuskus ................................................................................................................................ 6
3. Kijang ................................................................................................................................. 7
4. Elang Jawa ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
5. Bangau Hitam ................................................................................................................... 10
6. Alap Alap .......................................................................................................................... 12
7. Orang Utan (latin : Pongo Pygmaeus) .............................................................................. 12
8. Anoa.................................................................................................................................. 14
9. Babirusa (latin : babyrousa babyrussa) ............................................................................. 15
10. Burung Gosong ............................................................................................................. 15
11. Badak Bercula Satu (latin : Rhinoceras Sundaicus) ..................................................... 16
12. Badak bercula Dua (latin : Dicerorhinus Sumatrensis)................................................. 16
13. Badak India (Rhinoceros unicornis)............................................................................ 17
14. Badak Hitam, Diceros bicornis ................................................................................... 17
15. Badak Putih (Ceratotherium simum) .......................................................................... 18
16. Musang Congkok (latin : Prionodon Linsang).............................................................. 18
17. Singapuar (latin : Tarsius Bancanus) ............................................................................ 19
18. Ikan Belida (latin : Notopetrus Chitala) ........................................................................ 19
19. Harimau Sumatera ( latin : Panthera Tigris Sumatrae) ................................................. 20
20. Anoa ( latin : Bubalus Depressicornis) ......................... Error! Bookmark not defined.
21. Burung Elang Jawa ( latin : Spizaetus Bartelsi) .............................................................. 9
22. Kuda Laut Walea .......................................................................................................... 21
23. Sepasang Laba- laba....................................................................................................... 28
24. Laba- laba “Vegetarian”................................................................................................. 29
25. Hiu “Seksi” ................................................................................................................... 29
26. Cacing “Raksasa”.......................................................................................................... 31
27. Ikan “Drakula” .............................................................................................................. 32
28. Burung yang sudah Punah ............................................................................................ 33
29. Ikan Kelelawar Hidung Merah...................................................................................... 37
30. Tikus Mondok Telanjang Bulat................................................................................. 37
31. Monyet Hidung Pesek ................................................................................................. 38
32. Hewan unik Axolotl .................................................................................................... 39
33. Kelelawar Hidung Tabung ......................................................................................... 40
34. Ikan Hatchetfish .......................................................................................................... 40
35. Tikus Tanah Hidung Bintang .................................................................................... 41
36. Tokek Buntut Daun .................................................................................................... 42
37. Tasmanian Devil.......................................................................................................... 43
38. Sand Devil .................................................................................................................... 44
Hewan Langka di Indonesia
1. Burung Merak
Merak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah
salah satu burung dari
tiga spesies burung
merak. Merak Biru
Mempunyai bulu
berwarna biru gelap
mengilap. Burung jantan
dewasa berukuran besar,
panjangnya dapat
mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik.
Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina
berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna
coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.
Burung muda seperti betina.
Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa
berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang
sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak biru
membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-
bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan
tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Burung muda seperti Merak betina.
2. Arctonyx collaris (Pulusan)
Pulusan disebut juga Babi Batang. Dalam bahasa inggris disebut Hog Badger. Salah
satu habitatnya terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser Aceh. Hanya itu yang
saya ketahui tentang spisies ini.
3. Arctictis binturong (Binturong, Binturung,
Menturung)
Binturung (Arctictis binturong) adalah sejenis musang bertubuh besar. Beberapa
dialek Melayu menyebutnya binturong, menturung ataumenturun. Dalam bahasa
Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat, Asian Bearcat, Palawan
Bearcat, atau secara ringkas Bearcat. Barangkali karena karnivora berbulu hitam
lebat ini bertampang mirip beruang yang berekor panjang, sementara juga berkumis
lebat dan panjang seperti kucing
Binturung diburu untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk
dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya sebagai bahan obat tradisional. Hancurnya
hutan juga berakibat pada meurunnya populasi Binturung di alam bebas. Satwa ini
dilindungi.
4. Kuskus
Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah salah satu dari dua jenis
kuskus endemik di Sulawesi.
Binatang ini termasuk dalam
golongan binatang berkantung
(marsupialia), dimana betinanya
membawa bayi di dalam kantong
yang terdapat di bagian perut.
Panjang badan dan kepala kuse
adalah 56 cm, panjang ekornya
54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu
ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada
waktu memanjat pohon yang tinggi.Nasib Kuse di Sulawesi Utara berada dalam
bahaya karena populasinya sudah terlampau kecil.Antara tahun 1980 dan 1995 di
Tangkoko telah terjadi pengurangan kepadatan sebesar 50%, yakni dari 3,9 ekor per
km2 menjadi 2,0 ekor per km2. Selama survei WCS di hutan-hutan lindung
Sulawesi Utara tahun 1999, binatang ini hanya terlihat tujuh kali di sepanjang 491
km jalur transek. Ini menunjukkan kepadatan populasi yang sangat rendah.
5. Rusa Bawean (bahasa latinnya Axis kuhlii)
Merupakan satwa endemik pulau Bawean (Kab. Gresik, Jawa Timur) yang
populasinya semakin langka dan terancam kepunahan. Oleh IUCN Redlist, Rusa
Bawean, yang merupakan satu diantara 4 jenis (spesies) Rusa yang dimiliki
Indonesia ini, dikategorikan dalam “Kritis” (CR; Critiscally Endangered) atau
“sangat terancam kepunahan”. Spesies Rusa Bawean ini juga terdaftar pada CITES
sebagai appendix I. Dalam bahasa inggris disebut sebagai Bawean Deer.
6. Kijang
Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung dalam genus Muntiacus.
Kijang berasal dari Dunia Lama dan dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah ada
sejak 15-35 juta tahun yang lalu, dengan sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan di
Prancis dan Jerman.Jantannya memiliki tanduk pendek yang dapat tumbuh bila
patah.Hewan ini sekarang menarik perhatian penelitian evolusi molekular karena
memiliki variasi jumlah kromosom yang dramatis dan ditemukannya beberapa jenis
baru (terutama di Indocina).
7. Burung Elang Jawa ( latin : Spizaetus
Bartelsi)
Mempunyai bentuk yang gagah, sayang populasinya hanya tinggal 250 ekor saja.
Tersebar hampir merata di sekitar hutan di pulau jawa seperti di gunung slamet,
gunung salak, gunung anjasmoro, gunung kawi, taman nasional baluran, taman
nasional alas purwo taman nasional gunung halimun, taman nasional gede
pangrango dan taman nasional muara betiri.
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah burung nasional Indonesia karena
kemiripannya dengan Garuda dan juga merupakan simbol jenis satwa langka di
Indonesia. Elang Jawa hanya terdapat di Pulau Jawa dan penyebarannya terbatas di
hutan-hutan. Sebagai predator puncak, Elang Jawa memainkan peran yang penting
dalam menjaga keseimbangan dan fungsi dari bioma hutan di Jawa. Elang Jawa
merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka di dunia. Berdasarkan
kriteria keterancaman terbaru dari IUCN, Elang Jawa dimasukan dalam kategori
Endangered atau “Genting”.
8. Elang Flores (Spizaetus floris)
Merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang flores yang merupakan burung pemangsa endemik
flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar
merah (IUCN Redlist) sebagai Critically Endangered (Kritis). Status konservasi dan jumlah populasi ini jauh di bawah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang status konservasinya Endangered (Terancam).
Elang flores (Spizaetus floris) semula dikelompokkan sebagai anak jenis
(subspesies) dari elang brontok (Spizaetus cirrhatus) dengan nama ilmiah (Spizaetus cirrhatus floris). Tetapi mulai tahun 2005, elang flores ditetapkan sebagai spesies
tersendiri. Dan saat itu pula, elang flores yang merupakan raptor endemik Nusa Tenggara dianugerahi status konservasi Critically Endangered.
9. Bangau Hitam
Masuk dalam suku ciconiidae, bangau tongtong berhabitat asli di Asia, khususnya
wilayah India, Indo Cina dan Indonesia kecuali Irian dan Maluku. Mereka menyebar
ke Afrika, Myanmar, Hong Kong dan Filipina. Burung berkaki kuat ini senang hidup
di daerah rawa, sungai, hutan bakau, sawah, dan hutan terbuka. Kadang juga di
daerah tanah kering dan berlumpur.
Tubuhnya berwarna hitam, kecuali leher dan perut bagian bawah berwarna putih.
Panjang tubuh bisa mencapai 91 sentimeter. Di malam hari, bangau tongtong
bertengger di pohon.
Spesies ini merupakan satu-satunya bangau yang tidak melebarkan kaki dan sayap
pada saat terbang. Mereka termasuk hewan yang mempunyai banyak variasi gaya
hidup. Bangau tongtong bisa hidup menyendiri, berpasangan atau kadang
berkelompok. Burung yang di daerah Jawa populer dengan nama sandanglawe ini
sudah makin sulit ditemui. Mereka termasuk satwa yang dilindungi undang-undang
karena mulai terancam punah.
10. Alap Alap
Burung ini termasuk carnivora atau pemakan daging. Salah satu jenis dari alap-alap
ini yang populer adalah alap-alap
capung. Dia dikenal karena tubuhnya
yang kecil. Burung alap-alap capung
berparuh kecil, berdarah panas, dan
seperti burung pada umumnya, dia
membiak dengan cara bertelur.
Dikenal sebagai burung karnivora
terkecil di dunia, alap-alap capung dapat
ditemukan di kawasan Asia Tenggara
dengan ukuran rata-rata sepanjang 15
cm dengan berat badan 35 gram.
11. Kera Hitam Sulawesi (Macaca Nigra)
Kera Hitam Sulawesi merupakan jenis primata yang mulai langka dan terancam
kepunahan. Kera Hitam Sulawesi yang dalam bahasa latin disebut Macaca nigra
merupakan satwa endemik Sulawesi Utara.
Kera Hitam Sulawesi selain mempunyai bulu yang berwarna hitam juga mempunyai
ciri yang unik dengan jambul di atas kepalanya. Kera yang oleh masyarakat
setempat disebut Yaki ini semakin hari semakin langka dan terancam punah. Bahkan
oleh IUCN Redlist digolongkan dalam status konservasi Critically Endangered
(Krisis).
Kera Hitam Sulawesi sering juga disebut monyet berjambul. Dan oleh masyarakat
setempat biasa dipanggil dengan Yaki, Bolai, Dihe. Dalam bahasa Inggris primata
langka ini disebut dengan beberapa nama diantaranya Celebes Crested Macaque,
Celebes Black ape, Celebes Black Macaque, Celebes Crested Macaque, Celebes
Macaque, Crested Black Macaque, Gorontalo Macaque, Sulawesi Macaque. Dalam
bahasa latin (ilmiah) Kera Hitam Sulawesi dinamai Macaca nigra yang bersinonim
dengan Macaca lembicus (Miller, 1931) Macaca malayanus (Desmoulins, 1824).
12. Orang Utan (latin : Pongo Pygmaeus)
Ciri khas hewan langka ini ialah mempunyai rambut yang begitu panjang
dibandingkan jenis kera lain. Buah-buahan adalah makanan utama dan juga
kesukaannya. Di indonesia, wilayah penyebarannya adalah dataran rendah juga
hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.
13. Anoa
Anoa (Bubalus spp). Anoa disebut juga sapi hutan atau kerbau kerdil. Anoa
merupakan satwa terbesar
daratan Sulawesi. Terdapat
dua jenis Anoa di Sulawesi,
yaitu Bubalus depressicornis
(Anoa dataran rendah) dan
Bubalus quarlesi (Anoa
dataran tinggi). Makanan
Anoa berupa buah-buahan,
tuna daun, rumput, pakis, dan
lumut. Anoa bersifat soliter, walaupun pernah ditemui dalam kelompok. Seperti
umumnya sapi liar, Anoa dikenal agresif dan perilakuknya sulit diramalkan. Karena
hanya makan tunas pohon dan buah-buahan yang tidak banyak mengandung
natrium, maka Anoa harus melengkapi makanannya dengan mencari natrium
ditempat bergaram. Pada saat ini, populasi Anoa merosot tajam. Di cagar alam
Tangkoko Dua Saudara Bitung Sulawesi Utar, jumlah Anoa menurun 90% selama
15 tahun dan jenis ini sudah mengalami kepunahan setempat.
14. Anoa quarlesi (Anoa Pegunungan)
Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana,
Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle’s Anoa. Sedangkan Anoa
Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau
Anoa des Plaines.
15. Babirusa (latin : babyrousa babyrussa)
Babirusa (Babyrousa babirussa) hanya terdapat di sekitar Sulawesi, Pulau Togian,
Malenge, Sula, Buru dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan hujan
tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga,
jamur dan dedaunan. Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk
menghindari beberapa binatang buas yang sering menyerang.
Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai 106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar
pada 65-80 sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun
bersifat penyendiri, pada umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor
pejantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.
16. Burung Gosong
Gosong Maluku yang dalam nama ilmiahnya Eulipoa wallacei adalah sejenis burung
gosong berukuran kecil, dengan panjang sekitar 31cm, dan merupakan satu-satunya
spesies di dalam genus tunggal Eulipoa.
Burung Gosong Maluku memiliki bulu berwarna coklat zaitun, kulit sekitar muka
berwarna merah muda, iris mata coklat, tungkai kaki gelap, paruh kuning keabu-
abuan, bulu sisi bawah abu-abu biru gelap dan tungging berwarna putih. Di
punggungnya terdapat motif berbentuk palang dan penutup sayap yang berwarna
merah gelap berujung abu-abu.
17. Badak Bercula Satu (latin : Rhinoceras
Sundaicus)
Adalah salah satu hewan langka khas indonesia. Walau sekarang sudah tidak
banyak, hanya sekitar 50 ekor saja
dapat ditemukan di hutan ujung
kulon. Merupakan hewan herbivora
pemakan daun-daunan.
18. Badak bercula Dua (latin : Dicerorhinus
Sumatrensis)
Hampir mirip dengan badak bercula satu, hanya cula dibagian depan yang berjumlah
dua. Hanya ditemukan di
wilayah Sumatera.
19. Badak India (Rhinoceros unicornis)
Badak India adalah mamalia besar yang dapat ditemui di Nepal dan di Assam,
India. Badak ini hidup di padang rumput dan hutan di kaki pegunungan Himalaya.
Badak ini dapat berlari dengan kecepatan lebih dari 55 km/jam untuk periode waktu
pendek dan juga merupakan perenang yang baik. Badak ini memiliki pendengaran
dan penciuman yang tajam, namun, memiliki pandangan mata yang kurang.
20. Badak Hitam, Diceros bicornis
Badak Hitam adalah mamalia yang masuk kedalam ordo Perissodactyla dan
merupakan hewan asli Afrika timur dan tengah, termasuk Kenya, Tanzania,
Kamerun, Afrika Selatan, Namibia dan Zimbabwe. Walaupun badak ini merujuk
pada makhluk "hitam", namun warnanya lebih berwarna abu-abu-putih. Nama
spesies ini dipilih untuk dibedakan dari badak putih (Ceratotherium simum). Hal ini
merupakan kesalahan, karena dua spesies tersebut tidak benar-benar dapat dibedakan
melalui warna. The World Conservation Union (IUCN) mengumumkan pada tanggal
7 Juli 2006 bahwa satu dari empat subspesies, Badak Hitam Afrika Barat (Diceros
bicornis longipes), dinyatakan punah.[1] Spesies ini sendiri kini berstatus kritis
21. Badak Putih (Ceratotherium simum)
Badak Putih adalah salah satu dari lima spesies badak yang masih ada dan salah
satu dari sedikit spesies megafauna yang tersisa. Binatang ini adalah binatang darat
besar yang masih ada di dunia setelah gajah, bersama dengan badak India dan kuda
nil. Badak ini diketahui untuk mulut lebarnya yang digunakan untuk makan rumput
dan menjadi spesies badak yang paling bersosialisasi. Badak Putih adalah badak
paling umum dari semua badak dan memiliki dua subspesies, dengan subspesies
utara lebih jarang daripada selatan. Subspesies utara memiliki 50 yang tersisa di
dunia..
22. Musang Congkok (latin : Prionodon Linsang)
Dengan berat mencapai 5 kg dan mempunyai panjang sekitar 71 cm hewan ini cukup
gesit untuk memanjat pepohonan. Di temukan di wilayah pegunungan Aceh dan
Sumatera Barat. Mamalia kecil dan beberapa jenis serangga adalah makanan
kesukaannya.
23. Singapuar (latin : Tarsius Bancanus)
Dijuluki sebagai primata terkecil di dunia.
Mempunyai berat tubuh antara 80 – 140 gram dan
panjang cuma 12 – 15 cm cukup layak bila disebut
primata terkecil. Walaupun mempunyai sepasang
mata yang besar yang ukurannya melebihi volume
otaknya tapi hanya dapat digunakan pada malam hari
saja. Mirip dengan burung hantu. Kepulauan Riau,
kepulauan kalimantan dan sumatera bagian selatan
juga tenggara adalah habitat aslinya.
24. Ikan Belida (latin : Notopetrus Chitala)
Dengan panjang tubuh mencapai 87, 5 cm dan berat tubuh dapat mencapai 1 kg,
cukup besar untuk ukuran ikan air tawar. Bentuk tubuhnya seperti pisau dan
makanan kesukaannya adalah ikan-ikan kecil juga udang. Perairan air tawar di
wilayah jawa dan kalimantan merupakan habitat aslinya.
25. Harimau Sumatera ( latin : Panthera Tigris
Sumatrae)
Harimau Sumatra merupakan satu dari lima subspisies harimau (Panthera tigris)
di dunia yang masih bertahan hidup. Harimau Sumatera termasuk satwa langka yang
juga merupakan satu-satunya sub-spisies harimau yang masih dipunyai Indonesia
setelah dua saudaranya Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan Harimau Jawa
(Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah.
Hewan dari filum Chordata ini hanya dapat diketemukan di Pulau Sumatera,
Indonesia. Populasinya di alam liar diperkirakan tinggal 400–500 ekor. Harimau
Sumatera (Panthera tigris sumatrae) semakin langka dan dikategorikan sebagai
satwa yang terancam punah.
26. Kura-kura hutan Sulawesi atau kura-kura
paruh betet (Sulawesi Forest Turtle)
yang dalam bahasa latin disebut Leucocephalon yuwonoi memang kura-kura langka. Kura-kura hutan sulawesi (kura-kura paruh betet) termasuk salah satu dari 7 jenis
reptil paling langka di Indonesia. Bahkan termasuk dalam daftar The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—2011 yang dikeluarkan oleh
Turtle Conservation Coalition.
Kura-kura hutan sulawesi yang dipertelakan pada tahun 1995 ini sering disebut juga sebagai kura-kura paruh betet. Ini lantaran bentuk mulutnya yang meruncing menyerupai paruh burung betet.
Dalam bahasa Inggris kura-kura hutan sulawesi yang endemik pulau Sulawesi ini disebut sebagai Sulawesi Forest Turtle. Sedangkan resminya, kura-kura ini mempunyai nama latin Leucocephalon yuwonoi (McCord, Iverson & Boeadi, 1995)
yang bersinonim dengan Geoemyda yuwonoi (McCord, Iverson & Boeadi, 1995) dan Heosemys yuwonoi (McCord, Iverson and Boeadi, 1995). Dahulunya kura-kura hutan sulawesi digolongkan dalam genus Heosemys, namun sejak tahun 2000
dimasukkan dalam genus tunggal Leucocephalon. Kata ‘yuwonoi’ dalam nama ilmiahnya merujuk pada Frank Yuwono yang kali pertama memperoleh spesimen
pertama kura-kura hutan sulawesi ini di pasar di Gorontalo Sulawesi.
27. Kura-kura berleher ular dari Indonesia
Kura-kura berleher ular dari Indonesia bagian timur memang eksotis . Kura-kura yang terdiri atas beberapa jenis dan dikelompokkan dalam famili Chelidae ini
disebut sebagai kura-kura berleher ular yang beberapa jenis disebut juga kura-kura berleher panjang dan jenis lain dinamai kura-kura berleher pendek.
Kura-kura anggota famili Chelidae terdiri atas sekitar 60 jenis (spesies) yang
digolongkan dalam 20 genus. Beberapa spesies kura-kura berleher ular yang bisa dijumpai di Indonesia lengkap dengan nama latin, status konservasi, dan gambar antara lain:
A. Kura-kura Rote atau Roti Island snake-necked turtle (Chelodina
mccordi).
Merupakan hewan endemik pulau Rote. Binatang ini sangat langka sehingga oleh IUCN dikategorikan dalam Critically Endangered (Kritis) dan oleh CITES
di daftar dalam Apendiks II. Sayangnya jenis Kura-kura rote berukuran antara 18 hingga 24 cm ini justru luput dari daftar hewan yang dilindungi berdasarkan
PP No. 7 Tahun 1999.
B. Kura-kura Papua Leher Panjang atau New Guinea snake-necked
turtle (Chelodina novaeguineae).
Jenis kura-kura ini hidup tersebar di Papua (Indonesia dan Papua Nugini) dan Australia. Status konservasi IUCN Redlist binatang ini adalah Least Concern
(Resiko Rendah) dan termasuk salah satu reptil yang dilindungi di Indonesia.
C. Reimann’s snake-necked turtle (Chelodina reimanni).
Jenis kura-kura dengan panjang antara 14-21 cm ini terdapat di Papua, Indonesia. Status konservasi reptil ini adalah Near Threatened (Hampir Terancam) namun bukan termasuk salah satu reptil yang dilindungi di
Indonesia.
D. Chelodina rugosa.
Jenis kura-kura sepanjang 20-30 cm ini ditemukan di Indonesia dan Australia.
Status konservasi reptil ini adalah Near Threatened (Hampir Terancam).
E. Parker’s snake-necked turtle (Chelodina parkeri Sin.
Macrochelodina parkeri).
Jenis kura-kura berukuran 20-27 cm ini terdapat di Papua (Indonesia dan Papua Nugini). Berstatus Vulnerable (Rentan).
F. Kura-kura perut putih (Elseya branderhosti).
Termasuk reptil endemik Indonesia yang dilindungi di Indonesia dan berstatus
Vulnerable (Rentan).
G. Kura Irian leher pendek atau New Guinea Spotted Turtle (Elseya
novaeguineae).
Jenis ini hidup di Papua (Indonesia dan Papua Nugini). Termasuk binatang yang dilindungi di Indonesia dan berstatus konservasi Least Concern (Resiko
Rendah).
H. New Guinea snapping turtle (Myuchelys novaeguineae).
Jenis ini hidup di Papua (Indonesia dan Papua Nugini). Status konservasi Least
Concern (Resiko Rendah).
I. Northern Snake-Necked Turtle (Macrochelodina rugosa).
Jenis ini hidup di Indonesia (Papua) dan Australia bagian utara.
28. Kodok Merah atau Leptophryne cruentata
Merupakan jenis kodok endemik yang langka. Kodok Merah merupakan spesies ampibi endemik Jawa Indonesia yang hanya bisa ditemukan di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
Kodok Merah pun menjadi salah satu hewan langka yang terancam punah. Sehingga tidak berlebihan jika kemudian IUCN Redlist mencatatnya dengan status Critically
Endangered (Kritis). Meskipun di Indonesia sendiri Kodok ini luput dari daftar satwa yang dilindungi.
Kodok Merah sering kali disebut juga sebagai Katak Darah. Kodok Merah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Bleeding Toad atau Fire Toad. Sedangkan dalam
bahasa latin (nama ilmiah) hewan ini disebut Leptophryne cruentata. Nama latinnya ini mempunyai arti kurang lebih ‘berdarah’.
29. Kanguru Indonesia Di Papua
Kanguru ternyata tidak hanya terdapat di Autralia saja. Ternyata di Indonesia,
tepatnya di Papua, juga memiliki Kangguru, spisies yang mempunyai ciri khas
kantung di perutnya (Marsupialia). Kanguru Papua ini memiliki ukuran yang lebih
kecil dibandingkan dengan Kanguru Australia. Sayang Kanguru yang terdiri atas
Kanguru tanah dan Kanguru pohon ini mulai langka sehingga termasuk binatang
(satwa) Indonesia yang dilindungi dari kepunahan.
Kangguru Papua terdiri atas dua genus yaitu dendrolagus (Kanguru Pohon) dan
thylogale (Kanguru Tanah). Kanguru pohon sebagian besar masa hidupnya ada di
pohon. Sekalipun begitu satwa tersebut juga sering turun ke tanah, misalnya bila
sedang mencari air minum. Moncong kanguru pohon bentuknya lebih runcing jika
dibandingkan dengan moncong kanguru darat. Ekornya agak panjang dan bulat,
berbulu lebat dari pangkal sampai ekornya. Sedangkan pada kanguru darat kedua
kaki depannya lebih pendek dari pada kaki belakangnya, Cakarnya pun lebih kecil.
Moncongnya agak tumpul dan tidak berbulu. Ekornya makin meruncing ke ujung,
bulunya tidak begitu lebat.
J. Kangguru Tanah (lau-lau atau paunaro):
Thylogale brunii (Dusky Pademelon) merupakan jenis kangguru terkecil yang
ada di dunia. Beratnya antara 3-6 kilogram, tetapi ada juga yang 10 kilogram.
Panjang tubuhnya sekitar 90 sentimeter dengan lebar sekitar 50 sentimeter.
Satwa langka yang dilindungi ini adalah hewan endemik Papua, dan hanya
terdapat di Papua di kawasan dataran rendah di hutan-hutan di wilayah Selatan
Papua, dan Papua Niugini. Di Indonesia Thylogale brunii terdapat antara lain di
Taman Nasional Wasur (Kabupaten Merauke) dan Taman Nasional Gunung
Lorentz (Mimika).
K. Thylogale stigmata (red-legged pademelon)
Merupakan jenis yang hidup di daerah pantai selatan Papua. Thylogale stigmata
mempunyai warna kulit tubuh lebih cerah yaitu kuning kecokelatan.
Thylogale brownii (Brown’s pademelon). Selain di Papua, binatang ini juga terdapat di Papua New Guinea.
L. Kangguru pohon (lau-lau):
Dendrolagus pulcherrimus (Kanguru Pohon Mantel Emas) merupakan sejenis kanguru pohon yang hanya ditemukan di hutan pegunungan pulau Irian. Spesies
ini memiliki rambut-rambut halus pendek berwarna coklat muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan. Sisi bawah perut berwarna lebih pucat
dengan dua garis keemasan dipunggungnya. Ekor panjang dan tidak prehensil dengan lingkaran-lingkaran terang.
Penampilan Kanguru-pohon Mantel-emas serupa dengan Kanguru pohon Hias. Perbedaannya adalah Kanguru-pohon Mantel-emas memiliki warna muka lebih
terang atau merah-muda, pundak keemasan, telinga putih dan berukuran lebih kecil dari Kanguru-pohon Hias. Beberapa ahli menempatkan Kanguru-pohon
Mantel-emas sebagai subspesies dari Kanguru-pohon Hias.
Kanguru-pohon Mantel-emas merupakan salah satu jenis kanguru-pohon yang paling terancam kepunahan diantara semua kanguru pohon. Spesies ini telah
punah di sebagian besar daerah habitat aslinya
M. Dendrolagus goodfellowi (disebut Kanguru Pohon Goodfellow)
Aatau kanguru pohon hias atau Goodfellow’s Tree-kangaroo) merupakan jenis kanguru pohon yang paling sering ditemui. Kulit tubuhnya berwarna cokelat
sawo matang dan banyak terdapat di hutan hujan di pulau Papua.
Dendrolagus mbaiso (disebut sebagai Kanguru Pohon Mbaiso atau Dingiso) kanguru ini ditemukan di hutan montane yang tinggi dan subalpine semak
belukar di Puncak Sudirman. Kanguru pohon ini mempunyai bulu hitam dengan kombinasi putih di bagian dadanya.
N. Kangguru Pohon (Dengrolagus dorianus atau disebut sebagai
Ndomea atau Doria’s Tree-kangaroo)
Dendrolagus ursinus (disebut Vogelkop Tree-kangaroo atau Kanguru Pohon Nemena) merupakan kanguru pohon yang paling awal terklasifikasikan.
Mempunyai telinga panjang dan ekor panjang dan hitam.
Dendrolagus inustus disebut juga sebagai Kanguru Pohon Wakera atau Grizzled Tree-kangaroo.
Dendrolagus stellarum disebut juga sebagai Seri’s Tree-kangaroo. Kanguru
pohon ini terdapat di Tembagapura.
30. Kuda Laut Walea
Kuda laut ini adalah kebanggaan
buat Indonesia, karena kuda laut ini ditemukan di laut pulau Walea, Sulawesi. Kuda
laut ini ditemukan berkat ketajaman mata para penyelam yang mengambil
gambarnya di laut pulau Walea, yang kemudian diberi nama kuda laut Walea. Kuda
laut ini memiliki tinggi 2,5 centimeter dan merupakan hewan terkecil diantara hewan
vertebrata (bertulang belakang).
31. Sepasang Laba-laba
Betina dari spesies laba-laba ini memiliki panjang kaki hingga 5 inchi (12
centimeter), sedangkan yang jantan
hanya kira-kira satu inchi (2,5
centimeter). Laba-laba ini adalah
hewan langka di dalam habitatnya di
selatan afrika dan madagascar
(meskipun mereka tidak masuk dalam
film Madagaskar). Keunikan lain dari
laba-laba ini adalah jaring yang
dibuatnya berukuran raksasa dapat mencapai hingga tiga kaki (satu meter) lebarnya.
32. Laba-laba “Vegetarian”
Hewan berkaki delapan yang diberi nama Bagheera Kiplingi itu, hidup di Amerika
Tengah khususnya Meksiko dan Costa Rika. Laba-laba vegetarian yang besar
tubuhnya hanya seukuran kuku orang dewasa itu memangsa ujung daun akasia. Dari
pengamatan yang dilakukan menggunakan rekaman video dan analisis kimia
menunjukkan laba-laba tersebut tetap mendapatkan sebagian besar makanan dari
tumbuhan. Populasi di Meksiko memperoleh 90 persen makanan dari jaringan
tumbuhan dan sisanya larva semut, nektar, dan lainnya.
33. Balaenoptera musculus (Paus Biru)
Paus Biru diyakini sebagai hewan terbesar yang ada saat ini. Panjangnya bisa
mencapai 33,59 m dan beratnya 181 ton, atau lebih. Paus Biru dapat berenang
dengan kecepatan 50 km/jam, ketika berenang untuk perjalanan, kecepatannya
sekitar 20 km/jam, sedangkan ketika sedang makan, mereka memperlambat
kecepatannya sampai sekitar 5 km/jam. Mulut Paus Biru dapat menampung 90 ton
makanan dan air. Umurnya bisa mencapai 80 tahun.
Populasi di seluruh dunia pada tahun 2002 diperkirakan hanya sekitar 5.000 sampai
12.000 ekor saja. Termasuk dalam spesies yang terancam punah. Dilarang untuk
diburu sejak tahun 1966.
34. Balaenoptera physalus (Paus Bersirip)
Populasi tidak lebih dari 5.000 ekor.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia;
Subkelas: Eutheria; Ordo: Cetacea; Subordo: Mysticeti; Famili: Balaenoptiidae;
Genus: Balaenoptera; Spesies: B. physalus; Nama Binomial: Balaenoptera physalus
(Linnaeus, 1758)
35. Hiu “Seksi”
Spesies baru ini diberi nama Hydrolagus Melanophasma atau nama lainnya adalah
hiu hantu hitam. Hiu ini ditemukan di perairan California. Tidak seperti hiu pada
umumnya, hiu jantan memiliki organ seksual pada dahinya berbentuk seperti tanduk.
36. Cacing “Raksasa”
Sebuah spesies amfibi baru dapat bertahan hidup di atas tanah tanpa lubang hidung,
paru-paru, atau kaki, makhluk ini kemudian diberi nama Caecilita iwokramae.
Pertama kali ditemukan di Guyana, makhluk ini adalah bagian dari kelompok amfibi
yang dikenal sebagai Caecilian. Hanya ada satu spesies Caecilian lain yang diketahui
hidup tanpa paru-paru. Secara umum, kehadiran paru-paru adalah salah satu
karakteristik kunci yang membuat amfibi berbeda dari ikan. Caecilita hidup di darat
dan hanya 4,4 inci (11 cm), sementara panjangnya mencapai 27,5 inci (70 cm).
37. Ikan “Drakula”
Ikan yang jantan memiliki taring seperti dracula sehingga ikan ini diberi nama
Danionella Dracula. Ditemukan di London’s Natural History Museum di dalam
sebuah tangki dari akuarium ikan. Ikan ini sebenarnya ditangkap di Myanmar
(Burma) dan dikirim ke museum di London. Pada kenyataannya taring yang dimiliki
ikan ini tidaklah digunakan untuk memburu mangsanya akan tetapi untuk bertarung
dengan sesamanya.
Ukuran tubuhnya tak seberapa hanya sekitar 1,7 centimeter. Namun, seekor ikan
yang baru ditemukan di sungai di bagian utara Burma ini pantas disebut ikan
drakula. Pasalnya, ikan tersebut memiliki gigi-geligi dan di bagian depan mulutnya
terdapat sepasang gigi memenjang mirip taring vampir atau drakula. Dipastikan
sebagai spesies baru, para ilmuwan memberinya nama Danionella dracula. “Ikan ini
merupakan salah satu penemuan hewan bertulang belakang yang paling luar biasa
dalam beberapa dekade terakhir,” ujar Dr Ralf Britz, zoolog dari Museum Sejarah
Nasional London. Selain taringnya yang langka, tubuhnya juga transparan.
38. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
Atau disebut juga Curik Bali adalah sejenis burung sedang dengan panjang lebih
kurang 25 cm. Burung pengicau berwarna putih ini merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya bisa ditemukan di Pulau Bali bagian barat. Burung ini juga merupakan satu-satunya satwa endemik Pulau Bali yang masih tersisa setelah
Harimau Bali dinyatakan punah. Sejak tahun 1991, satwa yang masuk kategori “kritis” (Critically Endangered) dalam Redlist IUCN dan nyaris punah di habitat
aslinya ini dinobatkan sebagai fauna identitas (maskot) provinsi Bali.
Jalak Bali ditemukan pertama kali oleh Dr. Baron Stressmann seorang ahli burung berkebangsaan Inggeris pada tanggal 24 Maret 1911. Nama ilmiah Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dinamakan sesuai dengan nama Walter Rothschild pakar
hewan berkebangsaan Inggris yang pertama kali mendiskripsikan spesies pada tahun 1912.
Burung Jalak Bali ini mudah dikenali dengan ciri-ciri khusus, di antaranya
memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Jalak Bali memiliki pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna
biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Antara burung jantan dan betina serupa.
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan satwa yang secara hidupan liar (di habitat aslinya) populasinya amat langka dan terancam kepunahan. Diperkirakan
jumlah spesies ini yang masih mampu bertahan di alam bebas hanya sekitar belasan ekor saja.
39. Gagak Banggai atau Corvus unicolor
Merupakan burung endemik Sulawesi yang langka. Saking langkanya burung Gagak Banggai termasuk dalam daftar 18 burung paling langka di Indonesia. Gagak
endemik kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah yang bernama latin Corvus unicolor inipun pernah dianggap punah.
Burung Gagak Banggai diketahui dari dua spesimen yang ditemukan antara tahun
1884-1885 dari salah satu pulau di kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah. Setelah itu Gagak Banggai tidak pernah dijumpai hingga pada 2008 seorang ornitologis (ahli burung) Indonesia Muhammad Indrawan memfoto dua spesies Gagak Banggai di
pulau Peleng, salah satu pulau di kepulauan Banggai.
Burung Gagak Banggai dalam bahasa Inggris disebut sebagai Banggai Crow. Sedang dalam bahasa latin burung ini dinamai Corvus unicolor yang bersinonim
dengan Gazzola unicolor. Sebelumnya Gagak Banggai juga pernah dianggap sebagai subspesies dari Gagak Hutan (Corvus enca) dengan nama ilmiah Corvus enca unicolor.
40. Kakatua Kecil Jambul Kuning Cacatua
sulphurea (Gmelin, 1788).
Sedang dalam bahasa Inggris burung yang nyaris punah ini disebut Yellow-crested Cockatoo atau Lesser Sulphur-crested Cockatoo.
Burung berjambul kuning ini menjadi salah satu 18 spesies burung yang berstatus
Critically Endangered (Kritis) atau satu tingkat di bawah status Punah.
Kakatua Kecil Jambul Kuning merupakan satu dari enam spesies kakatua yang terdapat di Indonesia. Burung berparuh bengkok ini mempunyai ciri khas bulu putih
yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dan jambul yang berwarna kuning.
41. Burung Tokhtor Sumatera (Carpococcyx
viridis)
Pernah dianggap punah karena hampir seabad lamanya sejak terdiskripsikan pada 1916, tidak pernah sekalipun dijumpai. Baru pada November 1997 seekor Tokhtor
Sumatera berhasil difoto untuk pertama kalinya.
Hingga kini burung endemik Sumatera ini termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia. Burung Tokhtor Sumatera didaftar sebagai satwa “Critically
Endangered” (Kritis) yakni status konservasi dengan keterancaman paling tinggi. Diduga populasinya tidak mencapai 300 ekor.
Burung Tokhtor Sumatera dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sumatran Ground-
cuckoo, Sumatran Ground Cuckoo dan mempunyai nama latin Carpococcyx viridis. Burung ini merupakan satu dari tiga spesies Tokhtor yang ada di dunia selain Tokhtor Kalimantan (Carpococcyx radiceus) yang endemik Kalimantan dan Coral-
billed Ground-cuckoo (Carpococcyx renauldi) yang terdapat di Thailand dan Vietnam. Dulunya, Tokhtor Sumatera dan Tokhtor Kalimantan dianggap satu
spesies yang dinamai Tokhtor Sunda.
42. Burung yang sudah Punah
Spesies burung ini dulu hanya dapat kita lihat pada gambar-gambar di museum
hewan karena burung ini dianggap telah punah dari dunia ini oleh para ahli, akan
tetapi tahun ini ditemukan kembali di Filipina, hanya saja ketika ditemukan burung
ini dalam perjalanannya menuju ke panci untuk dimasak! Burung ini ditemukan oleh
seorang pemburu burung di pulau Luzon, Filipina.
43. Ikan Kelelawar Hidung Merah
Meskipun tidak begitu dikenal, jenis ikan ini mempunyai bentuk wajah yang cukup
aneh. Bentuknya datar, dengan hidung panjang serta runcing dan nampak seperti
habis menggunakan lipstik.
Keanehan alam yang satu ini didapatkan pada wilayah Galapagos dekat dari
perairan Amerika Tengah. Hewan ini merupakan jenis hewan yang tangguh dalam
berenang cuma begerak lambat dan ikan kelelawan ini lebih memilih menyeret
dirinya di dasar laut menggunakan sirip sebagai tanganya.
44. Tikus Mondok Telanjang Bulat
Tikus Mondok Telanjang, jenis tikus ini penampilannya tanpa bulu, kisut, kulit pucat
pink dan memiliki mata hitam yang bercahaya. Tetapi hal yang paling menarik
perhatian yaitu tonjolan dua giginya yang begitu besar sekali, yang sebenarnya
tumbuh melalui bibir.
Tikus Mondok
Sehingga tikus ini tidak harus membuka mulut pada saat mengerat jalan di bawah
tanah. Gigi ini begitu kuat sehingga tikus mondok telanjang terkenal mampu
mengerat beton.
45. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
Kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa.
Hewan langka yang dilindungi ini menjadi satwa identitas provinsi Jawa Barat.
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang dimasukkan dalam status konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua variasi yaitu Macan Tutul
berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing besar ini adalah subspesies yang sama.
46. Monyet Hidung Pesek
Monyet Hidung Pesek, hewan ini merupakan spesies yang terancam punah. jenis
monyet langka ini bisa ditemukan di negara Cina, negara Tibet serta negara
Vietnam.
Monyet hidung pesek in tinggal di kawasan pegunungan dengan ketingggian hingga
empat ribu meter dari ketnggian laut, dan hidup bersama beberapa primata yang
beradaptasi dengan suhu lingkungan yang begtu dingin. Hewan ini sudah terancam
kehilangan tempat tinggalnya.
47. Hewan unik Axolotl
Spesies yang hanya ada di Danau Xochimilco, Meksisko, axolotl (artinya “monster
air” dalam Nahuatl, bahasa Aztec) sebenarnya salah satu jenis salamander. Selain
wajahnya yang lucu, mereka juga memiliki rambut merah unik yang merupakan
insang yang menyerupai bulu.
Spesies salamander ini biasanya mempertahankan kemampuan tubuhnya di seluruh
hidupnya (disebut juga neotheny). Sayangnya, amfibi langka ini terancam punah
karena polusi dan diburu di beberapa bagian Meksiko untuk dimakan.
48. Kelelawar Hidung Tabung
Ditemukan di hutan hujan Filipina, kelelawar ini terancam punah dan memiliki salah
satu wajah teraneh di antara mamalia. Telinganya yang gelap ditutupi bintik
kuning, mata oranye dan tentunya hidung tabung yang membuat penampilannya
mirip kartun.
Kelelawar Hidung Tabung ini kebanyakan mengkonsumsi buah ara dan buah-
buahan lainnya, tetapi terkadang mereka juga memakan serangga.
49. Ikan Hatchetfish
Ikan penghuni jurang ini tubuhnya sangat kecil (spesies terbesar yang dikenal hanya
berukuran 12 cm), dan tidak berbahaya, tetapi wajahnya sengat buruk. Hatchetfish
adalah bukti bahwa kita tidak perlu gigi tajam atau mata bersinar merah untuk
menjadi seram.
Ikan ini ditemukan di perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia, memakan
makhluk-makhluk yang lebih kecil di jurang, seperti copepoda (sejenis Crustaceae).
50. Tikus Tanah Hidung Bintang
Tikus Tanah Hidung Bintang, Tikus ini diberi nama hidung bintang karena bentuk
daging pada hidungnya, yang ditutupi reseptor sensorik yang meningkatkan
kemampuan sentuhannya
Karena sebenarnya pengelihatan hewan ini sangat buruk. Tikus tanah hidung bintang
ini tercatat merupakan perenang dan penyelam sekaligus penggali yang hebat.
Layaknya tikus tanah lainnya, hewan ini memakan cacing tanah, belatung dan
apapun yang berlendir di tanah. Ditemukan di Kanada dan Amerika Serikat bagian
utara.
51. Tokek Buntut Daun
Tokek Buntut Daun, Tokek buntut daun adalah salah satu spesies yang sepertinya
dibuat oleh kartunis. Hewan ini mungkin memiliki mata paling aneh di antara hewan
lain, dan ketika membuka mulutnya, hewan ini tampak seperti tersenyum lebar.
Meskipun terlihat seperti reptil paling bahagia (karena senyumannya), sebenarnya
mahkluk ini menderita karena terancam kehilangan hutan hujan Malagasi sebagai
rumahnya.
52. Tasmanian Devil
Tasmanian Devil, Binatang ini termasuk dalam kelompok carnivorous marsupials
yang hidup di hutan kering. Tasmanian juga masuk dalam jenis anjing. Meski
bertubuh kecil, tapi binatang ini memiliki rahang juat serta gigi-gigi runcing dan
kuat sehingga membuatnya sanggup memakan tulang-tulang keras, ataupun benda-
benda keras. Tasmanian termasuk binatang ganas dan memiliki longlongan
mengerikan.
Ia kadang berburu binatang hidup, tapi yang paling disukainya adalah memakan
bangkai. Artinya, dia suka makan daging dari binatang yang sudah mati yang
ditemukannya. Seperti umumnya gejala anjing tak sehat (mengidap rabies dan
penyakit lainnya) maka Tasmanian pun memiliki gejala yang sama, jika dia
memasukkan ekornya di dua kaki belakangnya, atau ekornya berbulu tipis, maka
menandakan ia mengidap penyakit
53. Sand Devil
Namanya aneh Sand Devil (setan pasir), nama lainnya adalah angel shark. Ikan ini
jenis hiu dari keluarga Squatinidae yang ditemukan di ujung benua subtropis dan
lereng sol bagian atas Atlantik barat. Entah kenapa ikan ini mendapat nama unik,
‘sand devil’ juga ‘angel shark’. Yang pasti dua nama itu tak berhubungan dengan
kebiasaan dari ikan ini.
Berbeda dari umumnya ikan hiu yang kita tahu, angel shark tidak agresif, dia juga
tidak menyerang, kecuali diganggu. Gigitannya bisa menyebabkan luka parah,
karena giginya sangat runcing. Nama ilmiah ikan hiu setan pasir ini adalah Squatina
dumeril.Ikan ini memiliki beberapa taring pada moncongnya. Makanannya adalah
ikan-ikan kecil, krustase dan binatang bercangkang dua.
Read more: http://www.hasbihtc.com/10-hewan-berbentuk-unik-dan-menyeramkan-
di-dunia.html#ixzz2hQAOAmIp
top related