haki.unila.ac.idhaki.unila.ac.id/mutu/cetak biru sop haki.docx · web viewcetak biru layanan...
Post on 01-Apr-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
CETAK BIRU LAYANAN KETEKNIKAN
KNOWLEDGE AND TECHNOPARK
DENGAN DUKUNGAN
FACULTY IPR SYSTEM BACK OFFICE
(Jilid 1)
OLEH
R. ARUM, S.P. S.Si., M.T.
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015
Berdasarkan
ABSTRAK ACUAN
PEMBUATAN MODEL KEBIJAKAN KEKAYAAN INTELEKTUAL BERDASARKAN ILMU PEMODELAN DAN SIMULASI, Kasus: simulasi
kerja sama SHKI dengan FT
Raden Arum Setia Priadi, S.Si., M.T.
Penelitian dilakukan untuk mengungkapkan suatu gejala yaitu peluang kerja sama Sentra Hak Kekayaan Intelektual (SHKI) atau Lembaga Penelitian (LP) dengan Fakultas Teknik (FT). Akan diungkap konsep atau dugaan yang bisa diterapkan untuk tujuan sesuai renstra Unila yaitu tujuan strategis ke-4 yaitu Meningkatkan produk intelektual yang didukung dengan perolehan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Ada program pengembangan yang digariskan dalam renstra yaitu program ke-7 sebagai berikut: 1) Peningkatan Jumlah dan Mutu Publikasi Ilmiah dan HAKI; 2) Peningkatan jumlah dan mutu penelitian; 3) Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah; 3) Peningkatan jumlah HAKI; 4) Pengembangan centre of exellence (CoE) dan teknopark.
Suatu pendekatan agar perolehan paten meningkat, perlu dibuat sistem yang berisi kerja sama SHKI dengan FT. Sistem ini perlu mempunyai banyak ukuran kinerja yang diseleksi dari variabel sistem endogen (dari dalam sistem LP dan FT). Konsep yang penting yaitu perguruan tinggi dan lembaga litbang perlu menangani, merancang, dan mengembangkan kebijakan-kebijakan kekayaan intelektual. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk mengenal dan mengelola secara tepat kekayaannya itu yang timbul dari penelitian dan karya akademis lainnya yang dihasilkan oleh peneliti /pegawai. Penelitian ini berusaha mendokumentasi komponen sistem informasi yang akan dibangun, termasuk objek-objeknya. Kerja sama SHKI dan FT perlu mengidentifikasi potensi HKI yang ada pada pusat riset di tingkat fakultas, mau pun di tingkat universitas, yang meliputi potensi pemenuhan persyaratan perlindungan HKI sesuai peraturan perundangan yang berlaku, potensi komersial, dan potensi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kerja sama itu dalam rangka mengalihkan penguasaan HKI dari sivitas akademik kepada Unila bersama unit-unit kerjanya. SHKI perlu bekerja sama dengan FT untuk melakukan kegiatan pemanfaatan HKI meliputi penjajagan dan pencarian mitra kerja sama, pemegang lisensi prospektif, penyiapan perjanjian lisensi, perjanjian riset, dan pengembangan. Kerja sama kedua instansi dalam rangka melakukan sosialisasi dan pengembangan kepedulian sivitas akademik terhadap sistem HKI, melibatkan juga pusat-pusat studi. Hal ini dalam rangka melakukan fungsi SHKI untuk pelayanan konsultasi, sosialisasi, atau pendaftaran HKI oleh masyarakat umum. Diharapkan nantinya bisa terlaksana pelayanan SHKI untuk penilaian kekayaan intelektual, penentuan strategi perlindungan HKI, sampai dengan penyusunan dokumen dan pengajuan pendaftaran permohonan HKI.
Kata kunci: model, kebijakan kekayaan intelektual, SHKI, FT
I. PENDAHULUAN
Cetak biru layanan keteknikan KNOWLEDGE AND TECHNOPARK (IBIKK)
dengan dukungan FACULTY-IPR (Intellectual Property Right) SYSTEM BACK-
OFFICE (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi) dibuat dengan harapan dapat segera
direalisasi oleh pengurus Fakultas Teknik. Hal ini adalah strategi untuk mengatasi
kebuntuan di level universitas yang tidak kunjung merealisasikan revitalisasi Sentra Hak
Kekayaan Intelektual walau pun Ditjen Dikti sudah dipindah ke Kementerian Riset.
Memang diperlukan sinergi di antara Lembaga Penelitian yang mempunyai
Sentra HKI (kini LPPM via Puslitbang HAKI) dengan Fakultas Teknik. Harus dihapus
ego sektoral demi kepentingan Universitas Lampung. Ada program pengembangan yang
digariskan dalam renstra yaitu program ketujuh sebagai berikut: 1) Peningkatan Jumlah
dan Mutu Publikasi Ilmiah dan HAKI; 2) Peningkatan jumlah dan mutu penelitian; 3)
Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah; 3) Peningkatan jumlah HAKI; 4)
Pengembangan centre of exellence (CoE knowledge) dan teknopark.
Kerja sama Lembaga Penelitian melalui SHKI dan FT perlu mengidentifikasi
potensi HKI yang ada pada pusat riset di tingkat fakultas, mau pun di tingkat universitas,
yang meliputi potensi pemenuhan persyaratan perlindungan HKI sesuai peraturan
perundangan yang berlaku, potensi komersial, dan potensi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, melalui Sistem HKI Fakultas Teknik dibentuk oleh Dekan.
Dengan terbentuknya SISTEM HKI FAKULTAS bisa dilakukan kerja sama
dalam rangka mengalihkan penguasaan HKI dari sivitas akademik kepada Unila bersama
unit-unit kerjanya. Lembaga Penelitian via SHKI perlu bekerja sama dengan FT untuk
melakukan kegiatan pemanfaatan HKI meliputi penjajagan dan pencarian mitra kerja
sama, pemegang lisensi prospektif, penyiapan perjanjian lisensi, perjanjian riset, dan
pengembangan. Kerja sama kedua instansi dalam rangka melakukan sosialisasi dan
pengembangan kepedulian sivitas akademik terhadap sistem HKI, melibatkan juga pusat-
pusat studi. Hal ini dalam rangka melakukan fungsi SHKI untuk pelayanan konsultasi,
sosialisasi, atau pendaftaran HKI oleh masyarakat umum. Diharapkan nantinya bisa
terlaksana pelayanan SHKI untuk penilaian kekayaan intelektual, penentuan strategi
perlindungan HKI, sampai dengan penyusunan dokumen dan pengajuan pendaftaran
permohonan HKI.
Pembentukan SISTEM HKI FAKULTAS bisa meningkatkan perhatian terhadap
perlindungan hak atas kekayaan intelektual. Kita jangan sampai kurang waspada dan
tertipu karya jiplakan. Oleh karena itu pemahaman mengenai perlindungan harus terus
menerus ditingkatkan. Strategi intellectual property right wokshop di level universitas
harus dirutinkan, dengan strategi pembentukan sistem hak kekayaan intelektual fakultas
yang berorientasi kerja dan terdesentralisasi di level fakultas bahkan jurusan sebagai
fokus otonomi kampus.
Kita bisa menyimak contoh visi misi institusi bidang hak kekayaan intelektual
sebagai mana terlampir. SISTEM HKI FAKULTAS bisa memiliki visi menjadi pusat
layanan dan pengelolaan HKI di level fakultas dalam rangka product development untuk
layanan keteknikan dengan prime customer yaitu sivitas akademiknya dan pemerintahan
kelurahan /desa. Mengapa demikian? Karena sivitas akademik adalah stake holder utama
di fakultas. Pemerintahan kelurahan /desa bisa menjadi pemakai teknologi tepat guna
yang murah sehingga mudah direalisasikan.
Setiap tema strategis pembangunan jangka panjang akan diturunkan dalam
program kerja kementerian, sesuai dengan arah kebijakan pembangunan jangka
menengah. Namun secara umum, arah kebijakan akan difokuskan kepada tantangan tiga
kebijakan utama, yaitu
(a) pemerataan dan perluasan akses,
(b) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, serta
(c) peningkatan tata kelola, akuntabilititas, dan pencitraan publik.
Sudah dilakukan beberapa kali penelitian terkait peningkatan tata kelola di
bidang hak kekayaan intelektual di Universitas Lampung. Kini saatnya
mengimplementasi tata kelola (governance) tersebut. Fakultas Teknik tentu akan terus
menghasilkan temuan ipteks yang berkualitas, melalui riset dasar maupun terapan, yang
mendukung pembangunan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dalam
bidang pengembangan wilayah lahan kering menjadi lahan basah dan bidang industri.
Untuk memasarkan temuan itu diperlukan IBIKK Knowledge and Technopark
yang didukung oleh Faculty IPR System Back Office agar kita bisa mengembangkan
sistem penggalangan dana melalui pendayagunaan kepakaran dan fasilitas yang dimiliki.
Kita sudah sampai di periode PENGUATAN PELAYANAN (2010-2015). Oleh karena
itu ada pernyataan PELAYANAN PRIMA dengan ISO 9001 : 2008. Oleh karena itu
melalui workshop telah dicoba dirumuskan bagai mana pelayan prima dalam pengurusan
hak kekayaan intelektual. Tema strategis pembangunan jangka panjang diturunkan dalam
PROGRAM KERJA, sesuai dengan arahan kebijakan, akan difokuskan kepada tantangan
tiga kebijakan utama yaitu:
1. Pemerataan dan perluasan akses Oleh karena itu perlu dibangun Sistem HKI
tingkat universitas dan tingkat fakultas yang saling berhubungan dengan titik berat
mendekati jurusan sebagai fokus otonomi kampus. Misi FT Unila No. 2 adalah
mewujudkan tata kelola organisasi yang baik. Bisa dimaknai dengan basis riset terpadu.
Jika kita memikirkan aspek terpadu maka pemikiran langsung tertuju pada Kurikulum
2013 yang dialami oleh calon mahasiswa dan Kuliah Kerja Nyata yang dialami oleh calon
sarjana. Di antara dua masa itu diperlukan Sistem HKI Fakultas bersama Knowledge and
Technopark yang akan merevolusi mental mahasiswa.
2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing Oleh sebab itu perlu penuhi
PTK (Permintaan Tindakan Korektif) berupa tindakan perbaikan atas temuan agar sesuai
persyaratan SMM ISO 9001 : 2008. Tindakan tersebut di tingkat universitas sudah final
dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nomor 72 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Lampung, setelah
sebelumnya juga terbit Permendikbud No. 72 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Layanan Khusus.
3. Peningkatan tata kelola (governance), akuntabilitas, dan pencitraan publik
(via internet) Diawali dengan persyaratan umum organisasi (unit kerja) yaitu: a]
Struktur organisasi; b] Penetapan dan persyaratan pelanggan <input dan output>; c]
Proses bisnis organisasi <unit kerja>; d] Menentukan kriteria (Cobit 5) dan metode
supaya proses-prosesnya berjalan efektif <MP Proses, Standar pelayanan (ISO 9001),
dll>; e] Penyediaan sumber daya (prioritas dari sivitas akademik) dan informasi (product
development and marketing); f] Siklus PDCA (plan – do – check – act /adjust).
II. PERBANDINGAN
Dilakukan perbandingan struktur Fakultas Teknik di Universitas Lampung dan di
Universitas Sriwijaya. Ada kesamaan struktur di puncak organisasi di mana dekan
dibantu tiga pembantu /wakil dekan. Pimpinan fakultas dibantu oleh beberapa pihak
seperti terlihat di tabel berikut.
Tabel 1. Pembantu Pimpinan Fakultas
FT Unila FT UnsriTop level Kepala (Bagian) Tata Usaha Kepala Bagian Tata UsahaKasubag I Pendidikan AkademikKasubag II Kepegawaian dan
KeuanganKeuangan dan Kepegawaian
Kasubag III Kemahasiswaan dan Alumni
Umum dan Perlengkapan
Kasubag IV Umum dan Perlengkapan Kemahasiswaan dan Alumni
Sumber: Laman kedua fakultas di URL http://eng.unila.ac.id dan di URL http://up3ftunsri.wordpress.com
Hanya ada di Unsri yaitu Fakultas Teknik dibantu oleh empat unit yang bertugas
menunjang kelancaran kegiatan tri dharma perguruan tinggi yaitu: 1) UPPM [Unit
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat]; 2) UPM [Unit Penjaminan Mutu]; 3)
UTIK [Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi]; 4) UP3 [Unit Perencanaan dan
Pengembangan Pendidikan]. Bagai mana kondisi di FT Unila? Silakan simak penjelasan
pada tabel berikut.
Tabel 2. Analogi unit
No. FT Unila FT Unsri
1 Panitia HAKI & Taman Pintar (Knowledge & Technopark) Divisi 4 Kerja Sama, Divisi 5 Dikominfo
UPPM
2 Tim Penjamin Mutu Fakultas Divisi 1 Akademik /Dikjar, PPM
UPM
3 Faculty Information Technology Team Divisi 5 Dikominfo dibantu Divisi 3 Ke-mhs-an (Bina & Sejahtera), Divisi 6 Hankam.
UTIK
4 Tim sukses dekan dibantu Divisi 2 Adm, Umum & Keu UP3
Diusulkan Dekan mengangkat para anggota tim suksesnya menjadi Think Tank
Perencana Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Institusi ini sekali gus
perencana anggaran pendapatan dan belanja fakultas. Mereka perlu bekerja sama dengan
BPHM (Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat) Unila dalam menyusun Rencana
Bisnis dan Anggaran (RBA). BPHM mengundang para Pembantu Dekan II, Kepala
UPT, Kepala Bagian, Kepala Subbagian, Operator yang ditugasi masing-masing unit
kerja untuk mengelola penyusunan RBA. Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan
Unila Dr. Dwi Haryono, M.S., saat membuka kegiatan mengatakan, Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) merupakan konsep baru dalam
pengelolaan keuangan negara. Dalam proses perencanaan dan penganggaran tersebut,
satker BLU menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) dengan mengacu kepada
Rencana Strategis Bisnis. Pihak-pihak yang berhubungan dengan penyusunan RBA
terutama pegawai pada satker BLU perlu dibekali pengetahuan tentang prosedur
penyusunan RBA sehingga mampu menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang
baik. Penyusunan didasarkan pada kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis
layanannya serta kebutuhan dan kemampuan pendapatan.
Menurut Dwi, penyusunan RBA dilakukan dalam rangka melengkapi persyaratan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /Lembaga (RKA-KL) untuk
penyusunan hibah tahun anggaran. RBA yang telah disusun akan disahkan oleh dewan
pengawas (dewas). Oleh karena itu seluruh unit kerja tingkat fakultas hingga
universitas wajib menyusun RBA. “Kata kunci dalam penyusunan RBA adalah
komitmen bersama. Komitmen itu berada di tiap-tiap unit kerja yang antara lain
dilakukan dengan mengerjakan tabel serapan sampai dengan September dan tabel II
RBA,” ujarnya (http://himagarafisipunila.blogspot.com/2014/10/unit-kerja-ikuti-rakor-penyusunan-rba.html).
Beberapa event perlu mendapatkan perhatian yaitu: 1) Society of Exploration
Geo-physicists; 2) International Petroleum Technology Centre Conference; 3) World
Robot Olympiade [lego mindstorms]; 4) Indonesia Robotic Olympiade; 5) Lomba Digitasi
Peta Geophysical Software Challenge di ajang Indonesia Undergraduate Geophysical
Competition [IUGC]; 6) Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional dalam
Science Technology Event, dll. Kerja sama ini perlu diperhatikan yaitu: 1) Perusahaan
Listrik Negara; 2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 3) Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika; dll (http://simplenewz.com/2014-10-28/Reference--Education--
Colleges_and_Universities--Asia--Indonesia--Universities--Regional--Asia--Indonesia--Provinces--Lampung--World--
Bahasa_Indonesia--Daerah--Asia--Indonesia--Provinsi--Lampung--World--Bahasa_Indonesia--Referensi--Pendidikan--
Perguruan_Tinggi--Sumatera_Selatan-Lampung-Bengkulu/feed/38188).
Chatib mengatakan, dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan
penganggaran yang disusun oleh masing-masing satuan kerja dan mencegah secara dini
penggunaan anggaran yang tidak sesuai ketentuan, telah dilibatkan Aparat Pengawasan
Intern masing-masing K/L. "Aparat Pengawasan Intern ini merupakan quality assurance
untuk melakukan review terhadap RKA-K/L dan memastikan kelengkapan dokumen
yang diprasyaratkan, serta kepatuhan terhadap kaidah-kaidah penganggaran," jelasnya
(http://idsaham.com/news-saham-Menkeu-Satuan-Kerja-Segera-Eksekusi-Rencana-dalam-DIPA-391506.html).
II.A.Sistem HKI Fakultas
Penyusunan Sistem HKI Fakultas (Panitia HAKI & Taman Pintar) perlu
memperhatikan uraian yang penulis tuangkan dalam makalah berjudul “Rancangan
Usaha Mengurai Stagnasi Inovasi di Perguruan Tinggi: Peran Tri Dharma dengan
Dharma Pertama Penelitian (Pengembangan)” yang dimuat dalam Prosiding Forum
Tahunan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi Nasional 2013.
II.B.Skenario Anggaran LitBang IpTek dalam Mendukung Program Master Plan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di 6 Koridor
MP3EI memerlukan dukungan komitmen politik para aktor untuk menjadikan
litbang iptek sebagai motor penggerak pembangunan dalam rangka mendorong inovasi di
berbagai bidang. IBIKK Knowledge & Technopark bisa dibangun untuk memelihara
komitmen tersebut. Jalan terjal pencapaian program MP3EI di enam koridor terkendala
dengan masih minimnya anggaran litbang iptek yang mendukungnya, seperti potret
belanja litbang nasional yang distandarkan oleh UNESCO yaitu minimal 1 % dari PDB
Nasional. Belanja litbang iptek pemerintah provinsi dan perguruan tinggi di enam koridor
masih belum menggembirakan. Hal ini perlu ditingkatkan melalui penawaran produk
hasil pengembangan Sistem Hak Kekayaan Intelektual Fakultas. Kendala lainnya adalah
belum sinerginya antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
merupakan pencapaian visi dan misi pembangunan daerah oleh Pemerintah Daerah
dengan Program MP3EI yang prestisius. Ada tiga skenario komprehensif yang perlu
dibangun meliputi: 1) Skenario Burung Garuda Terbang Menembus Angin di mana
peran anggaran litbang iptek dalam mendukung MP3EI semakin adaptif dan efektif tetapi
MP3EI dipandang sebagai sebuah program ekonomi jangka panjang dan penerapan
dengan sistem pemerintahan terpusat;
2) Skenario Burung Garuda Terbang Memimpin, di mana peran anggaran
litbang iptek dalam mendukung program MP3EI semakin adaptif dan efektif dan program
MP3EI dipandang sebagai sumber peluang bisnis dan menciptakan kemakmuran;
3) Skenario Burung Garuda Belum Bertelur, di mana peran anggaran litbang
iptek gagal dalam mendukung tata kelola MP3EI bertemu dengan kompleksitas tantangan
pertumbuhan daerah dan MP3EI dipandang belum bersinergi dengan pembangunan
daerah yang telah disusun dalam RPJMD masing-masing daerah.
Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan organ yang lengkap sebagai mana
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, bisa memainkan ketiga skenario melalui para
calon mahasiswa KKN-nya guna mengarahkan dinamika penduduk melalui pos
pemberdayaan menggerakkan pembangunan lingkungan hidup terdiri atas penggunaan
teknik ekologi menyelesaikan problem lingkungan kebakaran hutan /lahan penyebab
kabut asap dan restorasi ekosistem lahan yang sudah hangus demi masa depan anak cucu.
Pos pemberdayaan dengan titik sentral kegiatan yaitu ekonomi (yang
berkelanjutan) meningkatkan kesejahteraan melalui agro-industri (perkayuan, perikanan,
kompos, handy craft, mebel) dan agro-energi (bio-fuel, bio-gas, pembangkit listrik tenaga
sampah) sehingga mengentaskan keluarga dari kemiskinan dengan efek menggerakkan
pembangunan lingkungan hidup.
Diperhatikan topik-topik: 1) Dinamika penduduk dalam kerangka pembahasan
sustainable development goals via Pendidikan Kewarganegaraan; 2) Pembangunan yang
berbasis pada pemberdayaan keluarga via DKM Takmir Mushola; 3) Penduduk sebagai
titik sentral pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan.
Harus disiapkan informasi dasar yang diperlukan untuk memilih dan mendesain
solusi ekologi kekayaan intelektual. Pendekatannya meliputi studi kasus dan model
ekosistem yang diaplikasi ke desain, pengaturan, dan modifikasi ekosistem.
III. PROSEDUR OPERASI STANDAR KERJA SAMA
Sebagai sesama Komunitas HAKI Lampung, sebaiknya Prosedur Operasi Standar
(SOP) Kerja Sama Sistem HKI Fakultas mengikuti SOP Kerja Sama LPPM Unila (terkait
penelitian dan pengabdian). Nantinya perlu dilakukan sinkronisasi kerja sehingga
diperoleh optimalisasi pencapaian kerja sama. Jika Sistem HKI Fakultas mengikuti
sistematika diagram berikut, ...
Gambar tentang SISTEM HKI Fakultas.
..., maka prioritas kerja sama adalah yang tercantum dalam Kebijakan Kekayaan
Intelektual yaitu: 1) Laporan Tahunan Potensi Kekayaan Intelektual; 2) Workshop HKI
tiap bulan November untuk menyongsong workshop sejenis di level universitas; 3) Kerja
sama petugas HKI di level fakultas dan di level jurusan; 4) Kerja sama penganggaran di
semua level [jurusan, fakultas, universitas], penggalangan dana dan donatur.
Tabel tentang matriks kesinambungan dan kesesuaian
LPPM UNILA PUSLITBANG HAKI SISTEM HKI FT
Kategori DATA
LP-SOP-1 FOKUS PENGEMBANGAN PRODUK
Pengumuman Penerimaan Proposal Penelitian
terkait pendataan hasil penelitian berpotensi HAKI
Laporan Tahunan Potensi Kekayaan Intelektual
LP-SOP-5
Proses Pengumuman Hibah Penelitian
alasan yang sama dengan LP-SOP-1
Para penerima hibah sebagai prioritas calon inventor yang dipantau
LP-SOP-9
Pengesahan Publikasi Hasil Penelitian
pendataan inventor yang bersedia diurus pendaftaran HAKI-nya
Para inventor sebagai peserta prioritas Workshop HKI tiap bulan November untuk menyongsong workshop sejenis di level universitas
LPM-SOP-1 FOKUS KOMERSIALISASI PRODUK
Pengumuman Penerimaan Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat
alasan yang sama dengan LP-SOP-1
Workshop HKI Fak di bulan November
LPM-SOP-7Pengumuman Penerima Hibah PKM
alasan yang sama dengan LP-SOP-1
Workshop Puslitbang HAKI di bulan Desember
LPM-SOP-14Pengesahan Publikasi Hasil PKM untuk Mendapatkan KUM
alasan yang sama dengan LP-SOP-9
LAKIP Puslitbang HAKI di akhir tahun berjalan
Lanjutan Tabel tentang matriks kesinambungan dan kesesuaian - 1LPPM UNILA PUSLITBANG HAKI SISTEM HKI FT
Kategori ADMProsedur Mutu Proses Pelayanan Surat Masuk (Surat Keluar)
sebagian besar Surat Masuk (Surat Keluar) Puslitbang HAKI melewati LPPM
Nantinya sebagian besar Surat Masuk (Surat Keluar) Pengelola Sistem HKI via Dekanat
Kerja Sama LPPM melibatkan Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK
kerja sama terkait HAKI pasti harus ditindaklanjuti oleh Puslitbang HAKI
Kerja sama yang dilakukan Puslitbang HAKI memerlukan kontribusi dari Pengelola Sistem HKI FT
LP-SOP-11Sistem Penghargaan (Reward)
alasan yang sama dengan LP-SOP-9
LP-SOP-13Penjaminan Mutu dan SDM terkait manual mutu
Puslitbang HAKIPengelola Sistem HKI FT akan promosi ke Puslitbang HAKI
R. Arum S.P., S.Si.. M.T. Ketua Puslitbang HAKIFokus menangani kerja eksternal Puslitbang seperti Sistem HKI Unila, Lampung
Berasal dari promosi Sekretaris Puslitbang HAKI atau eselon yang setara
Eselon yang setara bisa berasal dari Pengelola Sistem HKI Fak yang berkontribusi signifikan
Meizano A.M., S.T., M.T. Sekretaris Puslitbang HAKI
Berasal dari promosi Pengelola Sistem HKI Fakultas (semua yang ada)
Fokus menangani kerja internal Puslitbang seperti Sistem HKI Fakultas dan penyesuaian laboratorium agar bisa menjadi techno park
INDIKASI GEOGRAFISHarapan gaji perdana:Ketua: Rp 15 jutaEselon di bawahnyaRp 10 jutaMinimal semuaUMK Bandar Lampung
Untuk penanganan Indikasi Geografis, Puslitbang HAKI bekerja sama dengan semua Puslitbang yang ada disertai Fakultas Terkait
Kerja sama dengan Puslitbang Kebijakan Publik dan Pengembangan Wilayah
Ahli HukumHAK CIPTA
Berasal dari Pengelola Sistem HKI FH fokus pada hukum & promosi dengan skema Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
Untuk Hak Cipta, Puslitbang HAKI bekerja sama dengan LPPM terkait buku yang diluncurkanKerja sama dengan Puslitbang Kewirausahaan
Ahli Pemasaran1. MEREK2. RAHASIA DAGANG
Berasal dari Pengelola Sistem HKI FEB fokus pada adm & keu dengan skema IBKBerasal dari Pengelola Sistem HKI FISIP fokus pada humas dan R&D dengan skema Penelitian Kompetensi
Lanjutan Tabel tentang matriks kesinambungan dan kesesuaian - 2LPPM UNILA PUSLITBANG HAKI SISTEM HKI FT
Kerja sama dengan Puslitbang Lingkungan Hidup
Ahli Teknologi1. DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU2. DESAIN INDUSTRI3. PATEN
Berasal dari Pengelola Sistem HKI FT fokus pada tekno & lisensi dengan skema IBIKK
Berasal dari Pengelola Sistem HKI FMIPA fokus pada ilmu dasar dengan skema RAPIDBerasal dari Pengelola Sistem HKI FP fokus pada green infrastructures dengan skema RAPID
Kesinambungan dan kesesuaian di atas mengacu pada rancangan desain berikut.
Gambar tentang desain pembagian asal usul dan pembagian kerja Puslitbang
top related