hakikat manusia menurut pandangan buya hamka …
Post on 10-Nov-2021
37 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HAKIKAT MANUSIA MENURUT PANDANGAN BUYA HAMKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan
Dakwah Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi
Disusun oleh :
SUCI RAMADHANI : 4516016
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2020/1441
2
ABSTRAK
Suci Ramadhani, Nim (4516016), Hakikat Manusia Menurut Pandangan
Buya Hamka, Skripsi Sarjana (S1) Prodi Aqidah dan Filsafat Islam IAIN
Bukittinggi, 2020. Pembimbing: Dr. Syafwan Rozi, M.Ag .
Hakikat manusia adalah memahami bagaimana sifat manusia, dilihat dari
berbagai aspek kehidupan. Hakikat perbuatan manusia menurut Buya Hamka
ialah diciptakan sendiri, karena manusia dibekali akal oleh Allah SWT. Dengan
itulah manusia dapat menimbang baik dan buruknya suatu perbuatan. Berdasarkan
latar belakang inilah penulis bermaksud untuk meneliti dan mengkaji pemikiran
yang telah disampaikan oleh Buya Hamka dengan batasan masalah yaitu: 1)
Bagaimana pandangan Buya Hamka tentang proses penciptaan manusia? 2)
Bagaimana pandangan Buya Hamka tentang hakikat manusia?
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), yang
objek penelitiannya adalah pandangan tokoh tentang hakikat manusia. Sedangkan
pendekatan penelitiannya adalah deskriptif-analitik. Data diperoleh dari sumber-
sumber karangan Buya Hamka dan buku-buku, jurnal, Al-Qur‟an dan hadist serta
pendapat para ulama terkait dengan tema.
Hasil penelitian diketahui bahwa 1) menurut Buya Hamka, bahwa manusia
terdiri dari jasmani dan rohani, diciptakan sebagai khalifah dan untuk mengabdi
kapada Allah SWT. Ada tiga hakikat manusia: Basyar, bahwa manusia adalah
makhluk biologis. Al-insan, bahwa manusia adalah khalifah atau pemikul amanah.
Al-nas, bahwa manusia adalah makhluk sosial. 2) hakikat manusia dalam konsep
Islam adalah yang diciptakan oleh Allah SWT, memiliki berbagai potensi untuk
tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan. 3) konsep hakikat manusia
dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus sepenuhnya diakomodasi
dalam perumusan teori-teori tentang pengetahuan Islam yang rasional.
3
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :Hakikat Manusia Menurut Pandangan Buya
Hamka, disusun oleh SUCI RAMADHANI, NIM. 4516.016 telah memenuhi
persyaratan ilmiah disetujui untuk mengikuti sidang munaqasah pada program
studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut
Agama Islam (IAIN) Bukittinggi.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sepenuhnya.
Bukittinggi, Juli 2020
Pembimbing
Dr. Syafwan Rozi, M. Ag
NIP.197710082005011008
4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................................................... 1
A. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................................................... 6
B. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
C. Kegunaan Penelitian................................................................................................ 7
D. Defenisi Operasional ............................................................................................... 8
Sistematika Penulisan ......................................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Manusia ..................................................................................................... 10
1. Hakikat Manusia Secara Umum ....................................................................... 10
2. Hakikat Manusia menurut para Ahli ................................................................ 15
B. Buya Hamka ............................................................................................................ 22
1. Biografi dan Pendidikan ................................................................................... 22
2. Karya-karya ...................................................................................................... 25
3. Pemikiran ........................................................................................................ 27
Penelitian Relevan ....................................................................................................... 29
Kerangka Penelitian ..................................................................................................... 34
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 36
B. Pendekatan Penelitian ............................................................................................. 36
C. Sumber Data ............................................................................................................ 37
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 37
E. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 38
5
BAB IV
A. Proses Penciptaan .................................................................................................... 40
1. Pengertian dan Unsur Manusia menurut Buya Hamka .................................... 40
2. Potensi dan Keistimewaan Manusia ................................................................. 46
3. Proses Penciptaan Manusia menurut Buya Hamka .......................................... 53
B. Hakikat Manusia menurut Buya Hamka ................................................................. 59
1. Asal usul Manusia menurut Buya Hamka ........................................................ 59
2. Tujuan Penciptaan Manusia menurut Buya Hamka ......................................... 62
3. Tujuan Akhir perjalanan Manusia menurut Buya Hamka ............................... 65
BAB V PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................................... 69
Saran ........................................................................................................................... 71
DAFTAR KEPUSTAKAAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada kelebihan dari menciptakan manusia, di bandingkan dengan makhluk
lain, manusia memiliki berbagai keunggulan,yaitu keinginan dan kepercayaana.
Karena itu, keuntungan terentu yang diberikan kepada manusiamemilki tingkat
yang lebih tinggi dari pada mahluk lain.1
Bahwa Ciptaan manusia memiliki berapa tugas yang harus diselesaikan,
ialah beribadah sangat penting bagi manusia, karena itu adalah khalifah dan tanah
yang makmur. Dinyatakan dalamsurah Al-Baqarah. Manusia berarti wakil tuhan,
yaitu manusia memilki tujuan untuk mewakilkan Tuhan di dunia. Dalam proses
penciptaan setiap makhluk, ada banyak tulisan suci yang menjelaskan dimana
manusia diciptakan.2
Menafsirkan manusia dalam perspektif filosofis, terlebih kita harus
mengerti apa filsafat? Bahwa Filsafat muncul dari pengertian bahasa Yunani,
Philo beratti cinta, Shopia kebijaksanaan. Filsafat adalah cinta akan
kebijaksanaan. Filsafat ialah studi serius tentang sifat sejati dari berbagai hal.
Filsafat adalah upaya manusia untuk memahamai Tuhan dengan kecerdasan.
Manusia dapat menciptakan pengetahuan tentang bagaimana merealisasikan
1“Aziza Aryati, ” Memahami Manusia Melalui Dimensi Filsafat” , Jurnal Filsafat
Manusia, El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018, h. 80” 2“Kementrian Agama RI, ” Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains”,
tafsir ilmi, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h.75”
7
esensinya, sehingga dapat memperoleh rasinalitas manusia, dan seperti apa
pemahaman pengetahuan yang telah dipahami oleh manusia.3
Ada bagian dari filsafat secara tertib ialah, kosmologi, epistimologi,
estetika dan filsafat sosial. Tetapi dalam perspektif ontologi, filsafat memiliki
posisi yang relatif perlu, karena pada prinsipnya semua cabang filsafat bermuara
pada masalah mendasar dari sifat manusia. Dan ini hanya objek penelitian filsafat
islam. Pemahaman tentang manusia telah ditinjau dengan baik dari teori – teori
yang berasal dari ilmu dan antripologi.
Agama bukanlah Filsafat, tetapi dengan merenungi filsafat orang akan
dapat bertambah iman dan agama. Di dalam agama, jika seorang yang berbuat
kebajikan dijanjikan dengan kepuasan adabi yaitu surga. Orang yang melakukan
kejahatan diancam dengan kesakitan neraka.
Filsafat Islam Ibnu Rushd (Ibnu Rushd) mengekspresikan kepuasan jiwa,
karena mencari ilmu (Ma'rifat) adalah kepuasan sejati. Para ahli percaya bahwa
pemahamannya salah. Sekolah Keahlian Sonner menetapkan bahwa surga atau
neraka bukan semata-mata rahmat atau nasib buruk bagi pikiran atau tubuh.
Bagi mereka yang takut akan Makama Tuhan, Al-Qur‟an dan para Suci adalah
penuntun.4
3 “Aziza Aryati, ” MemahamiiManusia Melaluii Dimensi Filsafat”, Jurnal Filsafat
Manusia, El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018, h. 82” 4“Hamka, Falsafah Hidup, ( Jakarta : Republika Penerbit, 2015), h. 81”
8
Schopenhauer pada prinsipnya adalah seorang filsuf Jerman dan
memperhatikan peristiwa sejarah dalalm sejarah manusia. Sifat manusia pada
dasarnya ialah kehendak buta, kehendak tidak sadar dan naluri irasional.5
Manusia memiliki keunikan berkat Tuhan, yaitu berbeda dari makhluk
lain. Manusia memiliki kepribadian yang baik dan dapat bertindak dengan
panduan Al-Qur‟an dan Hadist. Pemahaman manusia akan cita – cita yaitu, orang
yang dapat memahami diri mereka sendiri dan tujuan serta sasaran hidup.
Manusia harus memilki kesadaran, karena itu akan membuat orang yang baik
mencermintakan refleksi orang yang elok pula.
pemahaman manusia adalah makhluk yang sempurna di antara makhluk
lainnya. Manusia itu terbuat dari (Thin), dan arwahnya ditiupkan dari Tuhan.
Karena itu, manusia mempunyai status lebih besar daripada makhluk lainnya.
pengetahuan yang ia punyai oleh umat manusia adalah seperti memiliki pikiran,
hati suci, dan semua yang telah Tuhan berikan. Manusia dapat berkomunikasi
dengan Tuhan melalui Do‟a, tunduk kepada Tuhan untuk pengampunan, atau
mencoba untuk membuat ke”kayaan dan berserah kepada Tuhan. Karena Tuhan
akan menjanjikan permohonan hamba.6
Membicarakan filsafat dan Al-Qur‟an, memilkiki pengetahuan penuh
manusia dalam semua aspek. Ada banyak masalah dalam memahami
5 “Zainal Abidin, Filsafat Manusia(memahamiimanusia melaluii filsafat), (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3-4” 6 “Ernita Dewi, ”Konsep Manusia Ideal dalam Perspektif Suhrawardi”, Jurnal
Substantia, Volume 17 Nomor 1, April 2015, h. 41”
9
kemanusiaan, salah satunya adalah sifat dan esensi kemanusian. Oleh karena itu,
berbagai tanggung jawab yang harus dipikul manusia..7
Filosofis manusia, mencari tahu siapa sebenarnya memahami manusia
secara teori. Filsafat manusia dapat memberikan pengetahuan dasar tentang
manusia, sehingga kita dapat secara kritis pengetahuan teori yang tidak nampak di
balik teori ilmiah manusia.8
Kebenaran itu sendiri adalah kebenaran atau kebenaran sari segalanya.
Dapat dibilang ialah alam adalah esensi dan segalanya. Di dalam dunia tasawuf,
orang mencari sifat sejati manusia karena muncul kata untuk menemukan
kebenaran diri sejati atau untuk menemukan tubuh, hati, jiwa, kehidupan dan
rahasia seperti tarekat intinya sama saja. Karena itu sifat manusia adalah makhluk
yang dibuat oleh Tuhan.‟9
Hamka berpandangan bahwa sifat kemanusiaan adalah jiwa-jiwa dengan
memilki beberapa tenaga, yaitu akal, kemarahan, dan nafsu, sehingga beliau
cendrung berpikiran Monisme. Di sisi lain, Hamka menganggap manusia sebagai
makhluk paradoks, yang mengandung potensi kebaikan dan potensi keburukan.
Islam adalah agama yang menganjurkan akal, melampaui akal dan
mengedepankannya, tetapi jika akal tidak memiliki tujuan nyata. Jika perhatian
7 “Sampo Seha, ” Manusia Dalam Al-Qur‟an MenuruttPersfektif Filsafat Manusia”,
Jurnal Uin Alauddin, Al-Fikr Volumee 14 Nomor 3 Tahun 2010, h. 400” 8 “Aziza Aryati, ” Memahami Manusia MelaluiiDimensi Filsafat”, E-Journal IAIN
Bengkulu, El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018, h. 90” 9 “Eliana Siregar, ”Hakikat Manusia (Tela‟ah Istilah Manusia VersiiAl-Qur‟an Dalam
Perspektif Filsafat Pendidikan Islam)”, Jurnal UIN Imam Bonjol, Vol. 20, No. 2, November 2017,
h. 47”
10
tidak dapat menjangkau untuk mengingat Tuhan, mengapa ada begitu banyak
pengetahuan, pikiran yang cerdas. Tujuan nalar tertinggi, tujuan nalar sejati.
Tujuan dari perjuangan kita dalam hidup adalah untuk membuat Ma'rifatullah
mengenal Tuhan, melaksanakan perintahnya dengan ketulusan hati dan menunda
keinginan.10
Menurut Hamka, sifat manusia dapat diciptakan oleh dirinya sendiri,
karena manusia telah diberi alasan oleh Tuhan. Karena itu, manusia dapat
menimbang baik dan buruk dan dapat memilih jalan yang benar dan yang slah.
Dalam hal ini, Hamka termasuk orang – orang dengan Qodariyah yang
pemahamannya memberi manusia hekendak dan tindakan bebas. Karena itu,
menurut Hamka, manusia bebas menentukan hidup mereka. Tetapi mereka tidak
akan menyimpang dari ajaran islam.
Ris‟an rusli percaya bahwa pemahamanorang yang sempurna adalah orang
yang dengan keyakinan yang kuat( monoteisme), lebih penting memiliki
pemikiran yang dapat menentukan arah hidupnya, memiliki kemauan, tindakan
dan kemajuan, serta memiliki tujuan dan cita-cita.perbedaannya adalah bahwa
mereka dapat membedakan, berpikir dan memahami konsekuensi dari tindakan
mereka. Orang yang sempurna tercermin dalam muslim atau orang yang akan
mengarah pada saudara, kesetaraan, kebebasan dan kemerdekaan .11
10
“Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta : Republika Penerbit, 2015), h. 50” 11
Ris‟an Rusli, ”Agama dan Manusia dalam PendidikannHamka (Studii Falsafat
Agama)”, Jurnal Raden Fatah, Intizar, Vol. 20, No. 2, 2014, h. 216
11
Dalam beberapa diskusi di atas, perlu untuk peneliti sifat manusia secara
ilmiah, sehingga merumuskan konsep bagaimana Hakikat manusia. AL-Qur‟an
adalah konsep pemahaman peratama manusia, jadi ketika membahas manusia itu
juga termasuk ayat-ayat yang di jelaskan oleh kitap suci. Maka kita perlu
membahas ayat-ayat tentang manusia. Selain diskusi mengenai tentang kebebasan
manusia menentukan masa depannnya. Jadi pembahasan masalah ini adalah
memahami sisi manusia dan perannya dalam berkehidupan. Maka Oleh karena itu,
penulis mengajukan propsal yang di sebut “Hakikat Manusia Menurut
Pandangan Buya Hamka.”
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan masalah
Peneliti menemukan ekspresi pertanyaan yang akan dibahas, yaitu
bagaimana mempelajari Hakikat Manusia menurut sudut pandang Buya
Hamka.
2. Batasan Masalah
Dari pernyataan pertanyaan di atas, penulis membatasi pertanyaan
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a. Bagaimana pandangan Buya Hamka tentang proses penciptaan manusia?
b. Bagaimana pandangan Buya Hamka tentang hakikat manusia?
12
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana pandangan penciptaan manusia menurut
pandangan Buya Hamka.
b. Mengetahui dan menjelaskan pandanagan Buya Hamka tentang hakikat
manusia.
2. Kegunaan Penelitian
Semoga penelitian ini bermanfaat dalam teori dan praktik. Manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Sebagai syarat administrasi akademik untuk memperoleh gelar sarjana
(S1) dalam program studi filsapat di fakultas ushuluddin adab dan
dakwah di Institud Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi
b. Diharapkan dapat memberikan kontribusi secara Teoritis dan Praktis.
c. Dapat menjadi panduan terhadap penelitian yang lebih lanjut
mengenaiipermasalahan yang sama.
13
D. Defenisi Operasional
Untuk menyatukan pendapat dan membuat saran mudah dimengerti,
pertama, sesuai dengan arahan penelitian, pertama-tama jelaskan yang terkait
dengan judul di atas.
1. Hakikat
Ini adalah kalimat atau frasa yang digunakan untuk
menunjukkan arti sebenarnya atau makna paling mendasar dari
sesuatu. 12
2. Manusia.
Manusia adalah makhluk dengan bentuk fisik, dan tulang
mereka diterbangkan ke tubuh manusia oleh dewa. Intinya,
manusia memiliki kehidupan dan arahnya sendiri. Filosofi
manusia tidak hanya berguna untuk memahami siapa manusia dan
manusia, tetapi juga untuk siapa kita sebenarnya.13
3. Buya Hamka.
Manusia adalah binatang, tetapi Tuhan memberi kuasa
melalui akal. Merampingkan semua yang harus dilakukan atau
harus dilakukan. Dengan akal manusia, seseorang dapat
12
“Lorens Bagu, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT GramediaaPustaka Utama, 1996), h. 566” 13
“Zainal Abidin, Filsafat Manusia (memahamiimanusia melalui filsafat), (Bandung : PT
Reemaja Rosdakarya, 2000), h. 15”
14
memikirkan anugerah besar yang diberikan oleh Tuhan, dipahami
melalui akal.14
E. Sistematika Pembahasan
Agar lebih terarah penulisan skripsiiini, maka penulis akan menggunakan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, penulis bab ini mencakup latar belakang,
pernyataan masalah, batas masalah, maksud dan tujuan penelitian,
definisi operasi, penulisan sistem. Isi utama bab ini adalah
penjelasan tentang banyak perkenalan yang akan dibahas dalam
artikel ini, dan deskripsi yang lebih rinci akan dijelaskan dalam
bab-bab selanjutnya.
BAB II : Sebagai dasar teoretis, buku ini membahas pandangan Buya
Hamka tentang sifat manusia, dan kemudian pertama meringkas
bab ini dari perspektif sifat manusia, dan kemudian
memperkenalkan sejarah hidup, pendidikan, dan tulisan Buya
Hamka.
BAB III : Metodologi penelitian adalah bab yang mencakup jenis penelitian,
metode penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, dan
analisis data.
14
“Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta : Republika Penerbit, 2015), h. 9”
15
BAB II
TEORI
A. Hakikat Manusia
1. Hakikat manusia secara umum
makluk tuhan ialah manusia yang memiliki keunggulan di bandingkan
makluk lain. Manusia memiliki berbagai keungulan yaitu kemampuan rasio,
keinginan dan konsep kepercayaan yang di karuniai oleh tuhan. karena itu
allah memberikan manusia banyak keuntungan yaitu memiliki tingkat yang
lebih tinggi dari makhluk lain.
Keberadaan sifat manusia itu aktif. Manusia adalah zat yang tersusun
dari zat-zat . Faktanya, manusia adalah bagian dari kehidupan organik,
bahkan pertanyaan manusia tentang asal usul, perkembangan, dan bentuk
tubuh manusia. Manusia tidak dapat sepenuhnya dijelaskan dalam hal
kehidupan fisik saja. Memprioritaskan kehidupan fisik akan menjadi
materialisme biologis.15
Potensi pengembangan manusia. Beberapa filsuf pemahaman ialah
manusia cendrung seperti hewan dan juga berapa orang bertentangan dengan
diri mereka sendiri karena islam dilakukan di bawah bimbingan Al-Qur‟an.
Bahwa manusia mempunyai pengetahuan yang masuk akal, kecerdasan
15
“Lorens Bagu, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT GramediaaPustaka Utama,,1996), h. 567”
16
bahwa pemahaman dan membimbing tujuan kehidupan orang dan akan
manambah pengetahuan melalui pembelajaran. Di sinilah pikiran akan
melakukan tugas-tugasnya dalam menemukan yang kenebaran.
Bahwa pemahaman Abuddin Nata, studi pada manusia oleh para ahli
yang kemudian disamakan dengan kegiatan, seperti kegiatan politik,
kegiatan ekonomi, masyarakat, kegiatan budaya, pendidikan, agama dan
sebagainya. "Ini bahwa manusia tidak sebagai (aktor), tetapi juga (tujuan)
dari berbagai kegiatan, termasuk dalam studi pendidikan Islam. Memahami
orang menjadi perlu biar proses pendidikan dapat berjalan secara lancar.
Pengetahuan tentang proses kejadaian peristiwa manusia sangat penting
dalam memahami tujuan pendidikan bagi masyarakat. "Asal-usul kejadian
ini dengan orang-orang harus digunakan sebagai titik awal untuk
membangun pandangan tentang kehidupan umat . pemahaman tentang
kebutuhan manusia cukup mewakili sifat manusia. Manusia adalah makhluk
(makhluk), Tuhan ialah satu esensi dari wujud manusia.16
Menurut pemahaman Notonagoro, manusia adalah makhluk tunggal,
dalam arti ia terdiri dari tubuh dan jiwa, memiliki individualitas dan
sosialitas, memiliki sifat mandiri, dan pada waktu yang bersamaan ia adalah
makhluk Allah. untuk membangun seseorang di atas tubuh seseorang, bukan
pada orang lain, itu akan terdiri dari dua elemen alam dalam pengaturan
16
“Eliana siregar ,”hakikat manusia (tela‟ah istilah manusiaaversii al-qur‟an dalam
perspektif filsafat pendidikan islam)”, Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, Vol.
20, No. 2, November 2017, h. 23”
17
organik tunggal, membentuk keseluruhan dan keseluruhan. Ini adalah diri
yang sama sekali berbeda. Dalam kehidupan tubuh atau jiwa manusia.17
Pengetahuan filosofis manusia ialah bagian integral dari filsafat,
dengan penekanan khusus pada sifat manusia. Sebagai bagian dari filsafat,
cabang-cabang filsafat meliputi filsafataetika, filsafatkosmologi,
filsafatepistemologi, filsafat sosial, dan filsafayestetika. Dari perspektif
objek atau metode formal, filsafat kemanusiaan tidak terbatas pada gejala
empirisme. Segala bentuk dan jenis gejala tentang manusia dapat
dibayangkan, dan kemungkinan pemikiran rasional dapat digunakan sebagai
studi filsafat manusia.18
Filsafat adalah pengetahuan yang mengais penyebab dalam hidup
dan digunakan sebagai salah satu pandangan hidup tentang kehidupan.
Filsafat memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, karena filsafat
ilmu menggunakan pemikiran yang masuk akal dan logis untuk
menyelesaikan pemasalahan yang dihadapi seorang. "Tentu saja, sebagai
pribadi, ia mempunyai perasaan kekurangan segalanya, ia tidak akan pernah
merasa cukup tentang apa yang telah diperolehnya. Realitas kehidupan tidak
akan pernah cukup untuk menciptakan pengharapan atau mimpi-mimpi yang
17
“Djuratna Adi Imam Muhni, ”Manusia MenuruttOrtega Y. Gasset”, Jurnal Filsafat
1996, h. 29” 18“Zainal Abidin, Filsafat Manusia Memahami Manusia MelaluiiFilsafat, (Bandung : PT
Remaja Rosdakaarya, 2000), h. 6”
18
kita inginkan dalam hidup. Harapan adalah Deskripsi ideal realitas, tetapi
selalu lebih luas dari kenyataan.19
Memahami teori kognitif merujuk pada manusia sebagai (pemikiran
manusia). Pada pemahaman manusia tidak lagi dianggap sebagai makhluk
yang bereaksi pasif terhadap lingkungannya, tetapi makhluk yang telah
berpikir sepanjang waktu. Pendukung kognitif mengutuk ide-ide yang
cenderung berpikir bahwa ide-ide itu tidak benar, karena mereka tampaknya
tidak mempengaruhi peristiwa. Meskipun pemikiran, keputusan, presentasi,
pemahaman, dll ialah asli hidup manusia.20
makhluk sempurna dan duberi pengetahuan berbeda yang tidak
diciptakan kepada hewan, seperti pengetahuan agama. Jadi jelas bahwa
apapun juga, manusia tidak akan pernah sama persis dengan binatang.21
Pada membicarakan pengetahuan para filsuf saat itu cukup dimengerti dan
terperinci sebaik mungkin. Pengetahuan tentang pendidikan adalah upaya
sadar untuk membantu orang menjadi manusia. Seseorang dapat
mengatakan bahwa manusia adalah manusia jika ia memiliki penilaian
kemanusiaan secara keseluruhan. Hingga saat ini tidak jelas bahwa ada
19
“Akhlul Syahadah, ” Etika Hidup SebagaiiiManusia Dalam Buku Falsafah Hidup
Hamka”, Skripsi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019, h. 3” 20
“St. Rahmatiah, ”Konsep ManusiaaMenurut Islam” Al-Irsyad Al-Nafs”, Jurnal
Bimbingan Penyuluhani Islam, Volume 2, Nomor 1 Desember 2015, h. 94” 21
“Siti Khasinah, ” Hakikat Manusia MenuruttPandangan Islam Dan Barat”, Jurnal
Ilmiah Didaktika Vol. Xiiii, No. 2, Februari 2013, h. 298”
19
kata-kata aturan yang dipahamai sehingga sistem dapat diatur dengan jalan
karakteristik manusia dari mimpi pada saat itu.22
Tahap mencapai subjek pengetahuan. "Menurut Al-Quran, sains
adalah kualitas yang membuat manusia lebih baik daripada makhluk lain
untuk melakukan fungsi kekhalifahan. Menurut Al-Qur‟an, orang
mempunyai pengetahuan untuk memperoleh dan menjalankan pengetahuan
tentunya persetujuan Allah. Banyak ayat-ayat yang menjalankan orang
untuk menggunakan metode yang berbeda untuk mencapai ini. Al-Quran
juga menunjukkan seberapa tinggi posisi orang-orang dengan pengetahuan.
Terdapat dalam Surah Al-Baqarah 2: .31-32.23
Artinya:”“Dan (ingatlah) ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para
malaikat,”aku hendak menjadikan khalifah dimuka
bumi.”mereka berkata,”apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
22
“Lina Mayasari Siregar, ”Konsep Pendidikan Islam Dalam Membentuk Manusia
Paripurna”, Jurnal Al-Thariqah Vol.. 2, No. 2, Desember 2017, h. 149” 23
“Zainal Abidin, ”Konsep Ilmu Dalam Islam Tinjauan Terhadap Makna, Hakikat, Dan
Sumber-Sumber Ilmu Dalam Islam”, Ilmu Ushuluddin, Vol. 10, No. 1, Januarii2011,Issn 1412-
5188, h. 109”
20
sedangkan kamiibertasbih memuju-Mu dan mensucikan
nama-Mu?”Dia berfirman,” sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.””
Allah mengaruniakan berkah bagi umat manusia, dan potensinya
diharapkan untuk memenuhi misi suci menjadi khalifah Allah. Maka,
memiliki potensi pembentukan. Bahkan, begitu keempat potensi ini
disahkan, kekuatan "besar" akan dihasilkan untuk melakukan tugas yang
diberikan untuknya. Bumi memberikan pemahamantentang kehidupan yang
dapat digunakan manusia, dan harus dikelola oleh manusia sesuai dengan
Alquran, Hadis, Isma dan Jas, agar tidak menyebabkan kerusakan pada alam
semesta.24
2. Sifat Manusia Menurut Para Ahli
a. Hakikat manusia menurut pemikiran Barat
Pemahaman untuk mengerti sifat dan pandangan dasar tentang sifat
manusia, mencerminkan materialisme, berpikir bahwa materialisme
memperlakukan manusia sebagai mestinya ialah:
1) Socrates (469-399 SM), sifat manusia ialah keingintahuan untuk
membantun keluar dari ketidaktahuan.
2) Plato (343 SM), sifat manusia memiliki ruh, proporsi dan
kebahagiaan. Karena manusia dirasuki oleh keinginan, keinginan,
tugas mengendalikan rasio semangat dan keinginan.
24
Mahmudi, ”Pendidikan Agama Islam Dan PendidikannIslam Tinjauan Epistemologi,
Isi, Dan Materi”, Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 2, No. 1, Mei 2019, h. 96
21
3) Descartes (Rene Descartes, 1596-1650) menekankan posisi
rasional, percaya bahwa alasan mengapa manusia menyadari
situasi mereka adalah karena mereka berpikir (corgoitoergosum).
4) Tomas Hobbes (1588–1629) memberi pamahaman bahwa
manusia termasuk makhluk bersifat sosial, tetapi manusia pada
dasarnya egois dan dipaksa untuk mengklaim hak-hak orang lain,
sehingga sifat manusia terdapat pkontrak sosial yang diciptakan.
5) John Locke (1623-1704) memberi pemahaman bahwa
pembersihan jiwa-jiwa manusia penuh dengan pengalaman yang
didapat dalam hidupnya. Maka pengalaman adalah kondisi
manusia yang paling menentukan.
6) Immanuel Kant (1724-1804) percaya bahwa manusia ialah
makhluk yang masukakal, manusia dapat bergerak bertindakbebas
berdasarkan moral, bukan hanya untuk kepentingannya sendiri.
Pandangan Darwinisme dan materialisme ini telah memengaruhi
banyak ilmu pengetahuan Barat, terutama dalam penelitian psikologis
tentang kelangsungan hidup manusia. Mereka percaya bahwa manusia
dimodifikasi atau tumbuh seperti bahan. ia juga menggunakan hewan atau
monyet untuk memeriksa perilaku manusia.25
Pemikir dan filsuf menyebut manusia berdasarkan kemampuan
mereka di bumi sebagai berikut :
25“Afrida, ”Hakikat Manusia dalam PerspektiffAl-Qur`an” Jurnal fs IAIN Kerinci,Vol.16,
No.2, December 2018, h. 55”
22
a) Manusia ialah yang berarti manusia yang bijaksana.
b) Manusia ialah hewan yang rasional, yang berarti memikirkan
hewan.
c) Manusia adalah Homo sapiens, yang berarti bahwa orang yang
cerdas dalam bahasa dan mewujudkan pemikiran manusia dalam
kalimat yang diatur.
d) Manusia ialah "Farbers" dan merujuk pada manusia yang pintar.
Dia bisa menciptakan alat, juga hewan pembuat alat.
e) Manusia ialah manusia ekonomi, dan mengacu pada makhluk
yang mematuhi prinsip ekonomi.
f) Manusia adalah makhluk beragama.26
Ketika kita melihat ahli manusia, terutama ahli primitif, pandangan
mereka berbeda,antara lain:
a) Lamettrie memperlakukan manusia ialah mesin.
b) Charles Robert Darwin (1809-1882) menyamakan manusia
dengan hewan.
c) Ernest Haeckel (1834-1919) menunjukkan manusia mirip dengan
vertebrata dalam segala hal, yaitu mamalia.
d) Aristoteles (384-322) mendefinisikan hewan mengekspresikan
(daripada hewan rasional), hewan politik (zoon politicon) dan
hewan sosial (hewan sosial).
26
Aziza Aryati, ”Memahami Manusia MelaluiiDimensi Filsafat”, E-Journal IAIN
Bengkulu, El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018, h. 85
23
e) William Ernes Nocking menganggap manusia orang ditertawakan,
mempunyai sadar diri, malu, etis secara moral, mampu berpikir
secara komprehensif dan memiliki jiwa.
f) Harold H. Titus memposisikan manusia sebagai makhluk hewan
yang dapat belajar sendiri, dapat menjelaskan bentuk kehidupan
dan dapat menyelidiki kelangsungan hidup manus
g) Para ahli Mantiq mendefinisikan manusia sebagai "al-insan
Hayyawanun Nathiq" (manusia berbicara hewan).
Definisi tersebut ditolak oleh Ibnu Taimiyah, dan diyakini bahwa itu
tidak memiliki kerangka kerja ilmiah, karena definisi itu adalah perbedaan
antara manusia dan hewan, daripada merujuk pada elemen dasar manusia27
b. Hakikat Manusia menurut Pemikiran Islam
Pemahaman filsafat tentang manusia ialah studi tentang berbagai
karakteristik sifat manusia dan dampaknya terhadap hidup. sangat peduli
tentang tahap ciptaan manusia dengan Tuhan. Realitas itu sendiri, yaitu,
realitas Wujid. Wujûd dalam Islam adalah Panggilan untuk Tuhan. Orang
yang dapat dengan sempurna mengidentifikasi Bukit adalah seseorang, juga
dikenal sebagai al-insânal-kamil. Karena itu, Wujd tahu bahwa dia
mengekspresikan dirinya melalui beberapa dasar, yaitu melalui bumi, tubuh
27
Rahmat Arofah Hari Cahyadi, ”Telaah Hakikat ManusiaaDan Relasinya Terhadap
Proses Pendidikan Islam”, Adabiyah Jurnal Pendidikan Islam, Volume 1 , Nomor 1 , September
2015, h. 35
24
dan tulisan suci. Al kitab, terutama Al-Qur‟an, adalah kunci dari segala
yang ada di alam semesta (cosmos) dan wujud sendiri.28
Suhrawardi percaya bahwa orang yang ideal disebut insan kamil,
seorang pemimpin yang dapat mewakili kekhalifahan di bumi. Manusia
adalah makhluk yang sempurna, dan mereka memiliki banyak keunggulan
dibandingkan makhluk lain karena mereka memiliki panca indera, sebuah
ide yang dapat menembus batas-batas sensasi, sehingga objek tak berwujud
dapat dijangkau secara tidak langsung melalui proses menggambar
kesimpulan (Silogisme). Selain panca indera, Allah telah memberikan
hikmat manusia (qalbu), yang melaluinya hati manusia dapat secara
langsung menangkap objek-objek non-material yang dikenal secara intuitif.
Kemampuan untuk menyatukan pengetahuan rasional dan intuisi di bawah
bimbingan Al-Quran dan Hadits akan membentuk orang yang sempurna
yang dapat mencapai semua pengetahuan dalam kehidupan di duna ini.29
Memahami proses peristiwa manusia sangat penting untuk
menetapkan tujuan pendidikan manusia. Sebaliknya, asal mula acara buatan
manusia ini harus menjadi titik awal untuk menetapkan pandangan Muslim
tentang kehidupan. Pandangan orang hanya menggambarkan sifat manusia.
28
“Happy Susanto, ”Filsafat Manusia Ibnu Arabi”, JurnallMuhammadiyah Ponorogo, Vol. 10, No. 1, Mei 2014, h. 111”
29 “Ernita Dewi, ”Konsep Manusia Ideal Dalam Perspektif fSuhrawardii Al- Maqtul”,
Jurnal Uin Ar-Raniry, Substantia, Volume 17 Nomor 1, April 2015, h. 41”
25
Manusia adalah makhluk hidup (biologi), dan Allah ialah dari satu sifat dari
bentuk manusia.30
Farabi meletakkan landasan filosofis untuk ajaran Islam dan berhasil
menyelaraskan filsafat Plato dan Aristoteles, sehingga tidak ada kontradiksi
antara keduanya, karena menurut Farabi, bahkan jika mereka tampaknya
memiliki Perbedaannya, tetapi esensinya disatukan pada tujuan. Karena itu,
kebanyakan orang mengatakan bahwa filsafat Faraby tampaknya ialah
gabuangan dari filsafat Aristoteles dan Neoplatonic dan pemikiran Islam
yang pasti. Selain itu, Al-Farabi adalah orang yang mengintegrasikan
filsafat, ia percaya pada kesatuan filsafat.31
pndanagn Munir Mursyi ialah gagasan manusia binatang atau "al-
Insan Hayawan al-Natiq" berasal dari filsafat Yunani daripada ajaran Islam.
Karena itu, pada intinya, manusia tidak akan pernah datang dari binatang
apa pun, tetapi QS At-Tin : 4 mengandung makhluk sempurna dengan
berbagai potensi yang diciptakan oleh Allah.
Artinya :”“Sesungguhnya Kami telahmenciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” “
30
“Eliana Siregar, ”Hakikat Manusia (Tela‟ah Istilah ManusiaaVersii Al-Qur‟an Dalam
Perspektif Filsafat Pendidikan Islam)”, Jurnal UIN Imam Bonjol, Vol. 20, No. 2, November 2017,
h. 45” 31“Muhammad Aziz, ”Tuhan Dan Manusia Dalam Perspektif fPemikiran Abunasr Al-
Farabi”, Jurnal Studi Islam, Volume 10, No. 2 Desember 2015, h. 62”
26
Al-Qur'an kata al-Ins, al-Basr, Ban Adm dan An-Ns. Pandangan lain
dari Al-Quranan memberikan citra kemanusiaan. Al-Qur'an menggunakan
kata insan untuk menunjukkan kepada seluruh umat manusia seluruh tubuh
dan jiwanya. Kemudian kata basarahh lahir dari kata yang sama Basyar.
Bahwa Manusia disebut mereka memiliki kulit transparan dan berbeda dari
bulu hewan. Yang terakhir menggunakan kata bn adam dan dzuriyah Adm
yang berarti bahwa orang yang lahir setelah ini pada intinya adalah
keturunan pertama iaalah adm sabagai menjadi dunia alami. al-Qur'an QS.
Adz-Dzariyaat 51:56.32
Artinya :”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepad-Ku.”
Nabi Adam Sebenarnya diciptakan langsung dari tanah liat, dan
keturunan kedua setelah yang pertama diciptakan dari tanah, bukan
diproduksi dari esensi bumi Ini dikonsumsi. Di dalam perut sang ibu Proses
ini memakan waktu empat puluh hari untuk memasukkan bekuan darah,
empat Dua puluh hari kemudian, itu berubah menjadi sepotong daging, jadi
prosesnya berlanjut Jadikan itu orang yang sempurna.33
32
Jurnal Tarbiyah,”Proses Penciptaan ManusiaaDalam Al-Quran”, Vol. 23, No. 2, Juli-
Desember 2016 Issn : 0854 – 2627, h. 346 33“ Muhammad Soleh Ritonga, ” Penciptaan Manusia” , Fitrah Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman,Vol. 04 No. 1 Juni 2018, h. 19”
27
B. Haji Abdul Malik Karim Amrullah
1. Biografi dan pendidikan
a. Biografi Buya Hamka
Hamka lahir di desa Tanah Sirah, desa Sungai Batang di
tepi Danau Maninjau di Tanjung Raya, Muharam 1362 (H)
Terjadi pada 16 Februari 1908.34
Dia adalah seorang sarjana
Indonesia, aktivis politik dan penulis, terkenal di pulau-pulau.
Ia dilahirkan pada 17 Februari 1908 di desa Molek di
Maninjau, Sumatra, Indonesia. Ayahnya adalah Syaikh Abdul
Karim bin Amrullahh, atau Haji Rasul, pelopor gerakan Tajdid
di Minangkabau Haji Rasul kembali dari Mekah pada tahun
1906. Ayahnya adalah Syaikh Abdul Karim bin Amrullah
(dikenal sebagai haji Rasul, pelopor gerakan Islam). Pada tahun
1906, ia kembali ke Minangkabau dari Mekah .35
b. Pendidikan Buya Hamka
Ketika Hamka pindah dari Maninjau ke Padang Panjang pada
tahun 1914, ia membaca "Quran" di rumah orang tuanya dan memulai
pendidikannya. Setahun kemudian, ayah Abdul Malik yang berusia
tujuh tahun mengirim Hanka kecil ke sekolah desa. Ketika Hamka
34
“Usep Taufik Hidayat, Tafsir Al-azhar (MenyelamiiKedalaman Tasawuf Hamka Al-
Turāṡ: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015, h. 51” 35
“Zaid Nazulfiqar, ”Daftar Riwayat Hidup Buya Hamka”,
https://files.wordpress.com,diakses tanggal 07 juli 2020”
28
berusia delapan hingga lima belas tahun, pendidikan agamanya masih
didasarkan pada pendidikan di dalam keluarga.
Pada tahun 1916, ketika Zainuddin Labai el-Yunusi
mendirikan sekolah harian Diniyyah petang di pasar lama
Padang Panjang, ayahnya memasukkan Hamka ke sekolah ini.
"Pada 1918, ketika Abdul Malik dari Hamka disunat di kota
asalnya, Maninjau dan, ayahnya, Syekh Abdul Cari Syehk
Abdul Karim Amrullah kembali ke tanah Sulau Jembatan Besi
untuk pertama kalinya, Sheikh Abdul Karim Amrullah Studi
agama dilakukan di sini. Sistem aslinya diubah menjadi
sekolah agama, yang kemudian disebut sekolah Tawalib.
Pada 1924, Hamka pergi ke Jawa. Kota tujuan pertama
adalah Organisasi Pembaruan Muhammadiyah Yogyakarta.
Sejak hidup di Yogyakarta (Yogyakarta), kegiatannya sebagai
atlet telah diintegrasikan ke dalam jiwanya. Diamkan Hamka di
tempat suci. Setelah ia meninggalkan tanah airnya bersama
para peziarah lainnya pada bulan Februari 1927, ia membentuk
Organisasi Persatuan India Bersatu, yang terutama merupakan
upacara ziarah. Antara 1945 dan 1949, ia diangkat sebagai
sekretaris partai politik Front Pertahanan Nasional (PETA),
yang mengendalikan perang melawan Belanda di Sumatra
Barat, dipimpin oleh M. Hatta.
29
Setelah kemerdekaan, Hamka tinggal di Jakarta dan terus
menulis sastra dan budayanya, ia berpartisipasi dalam
pemilihan 1955 di bawah kepemimpinan partai politik Islam
Masyumi dan terpilih sebagai anggota Majelis Konstituante.
Pada tahun 1959, karena kemajuan di Sumatera Barat dan
partisipasi para pemimpinnya, partai Masyumi dibubarkan oleh
Sukarno. Natsir dan Syafruddin Prawiranegara. Hanka
kemudian terus menulis dan menerbitkan majalah Komunitas
Panji, yang ditujukan untuk komunikasi dan budaya Islam.
Kemudian dia menjadi Kebayorann Baru, imam senior
Masjid azhar, dan aktif memberikan pidato subuh dan pidato
Al-Quran pada 27 Agustus 1964. Dia dipenjara karena
subversi. Majalah "Panji Rakyat" ditangguhkan karena
menerbitkan artikel M.Hatta yang mengkritik Sukarno, tetapi
ternyata itu menjadi kabar baik bagi Hamka karena ia terus
menulis Tafsir al-Azhar di selnya. Sementara itu,
penjelasannya diterbitkan oleh Malaysia.
Pada tahun 1975, Menteri Agama mengundang Hamka
sebagai ketua MUI. Masyumi yang sebuah organisasi Islam
30
modernis yang dipimpin oleh Muhammad Natsir, menjadi
anggota organisasi tersebut yang ditunjuk Tim NU.36
c. Karya-karya Buya Hamka
Buya Hamka melahirkan berbagai karyanya. Sebagai penulis, ia
telah menulis lusinan buku, berikut ini adalah:
1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
2. Si Sabariah.(1928)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
4. Adat Minangkabauudan agama Islam (1929).
5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
6. Kepentingannmelakukan tabligh (1929).
7. Hikmat Isra' dan Mikraj.
8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.
9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
10. Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.
11. Majallah Al-Mahdii(9 nomor) 1932 di Makassar.
12. Mati mengandunggmalu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
13. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai
Pustaka.
14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman
Masyarakat, Balai Pustaka.
36
Usep Taufik Hidayat, “Tafsir Al-azhar : MenyelamiiKedalaman Tasawuf HamkaAl-
Turāṡ”, Vol. XXI, No. 1, Januari 2015, hal. 51-58
31
15. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku
Syarkawii.
16. Tashawwuf Modern 1939.
17. Falsafah Hidup 1939.
18. Lembaga Hidup 1940.
19. Lembaga Budi 1940.
20. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.
21. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggii,Sedang
Konperansi Meja Bundar.
22. Ayahku,1950 di Jakarta.
23. Sejarah Islam di Sumatera.
24. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres
Muhammadiyah di Padang).
25. PandangannHidup Muslim,1960.
26. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973.
27. (Tafsir Al-Azhar) Juzu' 1-30, ditulis pada masa beliau dipenjara
oleh Sukarno.37
Dari sejak kecil hamka telah memilki pengetahuan menulis, maka dari itu
berkembanglah karya – karya yang ditulisnya, dari pengalaman yang di dapat
selamat hidupnya.38
a. Pemikiran Buya Hamka
37
“Zaid Nazulfiqar, ”Daftar Riwayat Hidup Buya Hamka”,
https://files.wordpress.com,diakses tanggal 07 juli 2020” 38
“N Yunita, ”Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar”, Jurnal UIN Sumatera Utara, h. 22”
32
Menurut Buya Hamka, ini karena rahmat Tuhan dan
kesempurnaan manusia untuk hakikat manusia. Manusia diciptakan
oleh Tuhan dan memiliki lebih banyak alasan daripada makhluk lain.
Selain itu, di antara manusia, ada juga hadiah hasrat (desire angry)
.Semua hadiah yang Tuhan berikan kepada manusia adalah manusia
yang dibentuk sesuai dengan ajaran agama.39
Bahkan, sebagai manusia, sejak ditemukannya ovarium ibu dan
ovarium ayah yang dibuahi, janin telah terbentuk. "Sang ibu menjaga
anak yang ada dalam perutnya selama 9 bulan hingga 10 hari
melahirkan. Manusia bertahan hidup dan berjuang hingga mati, Allah
SWT Semuanya dirangkum. Manusia memiliki alasan untuk berpikir
dan memahami rahmat agung yang Tuhan berikan atas makhluk-Nya.
Ini bukan hanya alasan yang diberikan oleh Tuhan, tetapi juga alasan
hasrat, karena manusia dan manusia tidak dapat dipisahkan.
Alasannya memberitahu manusia untuk menjaga diri sendiri dan
mengelola Kehidupan kita sendiri, dan yang lebih penting, kita dapat
mengukur bayangan kita.40
Pada dasarnya, berpikir adalah sifat alami manusia, dan bahkan
pemikiran yang membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Gagasan ini manusia mempunyai kesempurnaan di alam. Karena itu,
kodrat manusia antara yang baik dan yang jahat, memahami pikiran
39
“Buya Hamka, Akhlaqul Karimah, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1992), h. 11” 40“ Buya Hamka, Falsafah Hidup (memecahkannrahasia kehidupan berdasarkan
tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah, (Jakarta : Republika penerbit, 2015), h. 10”
33
dan rasi bintang manusia dan makhluk lain, karena manusia menerima
karunia Allah dari rahim sampai mati.41
Beberapa orang mengatakan bahwa penyebab manusia
berbeda, dan tingkat penyebabnya juga berbeda. Bagaimana dengan
mereka yang dapat melakukan mukjizat dan melemahkan kemampuan
rekan senegaranya untuk berpikir? Tetapi mukjizat yang dilakukan
oleh para rasul akan melemahkan perkiraan orang. Karena ia
sepenuhnya adalah kekuatan Allah, rasul bukanlah kekuatan
kehendaknya sendiri. Dengan cara ini, manusia yang diciptakan oleh
Tuhan memiliki jiwa yang luar biasa, dipilih untuk mengkonfirmasi
bukti yang sah, yaitu utusan Tuhan. Para rasul diwajibkan untuk
percaya dan mengikuti hukum Islam.42
Penelitian Relevan
Beberapa studi terkait penelitian yang akan penulis lakukan:
1. Eliana Siregar berjudul "Titles of Human Nature" (ulasan tentang versi
manusia dari Alquran dari perspektif filsafat pendidikan Islam. Filsafat
ini adalah ilmu yang komprehensif yang bertujuan untuk memahami
berbagai aspek dari pengalaman manusia. Macam pertanyaan, artinya,
41“ Buya Hamka, Lembaga Hidup, (Jakarta : PT Pustaka Panji mas, 1984), h. 18”
42 “Buya Hamka, Lembaga Hidup,..., h. 119”
34
diperlukan upaya filosofis untuk menjawab berbagai pertanyaan yang
muncul di berbagai bidang kehidupan manusia. Semua jawaban adalah
hasil pemikiran murni (pemikiran reflektif) yang dilakukan secara logis,
sistematis, universal, dan fundamental. Jawabannya dipahami untuk
membatasi berbagai masalah yang melibatkan semua aspek
kehidupan.43
2. Penelitian Ria‟an Rusli tentang masalah agama dan humaniora dalam
pendidikan Hamka (penelitian filsafat agama). Menurut Hamka,
manusia adalah perancang ideal untuk pendidikan Islam. Oleh karena
itu, manusia memiliki dua fungsi, yaitu: manusia bertindak sebagai
pendidik dan manusia bertindak sebagai siswa. Secara umum, tugas
pendidik adalah membantu mempersiapkan dan mengantarkan siswa
sehingga mereka memiliki pengetahuan yang luas, mulia, dan
bermanfaat tentang kehidupan di komunitas yang lebih luas. Dengan
implementasi pendidikan ini, siswa diharapkan dapat mencapai tujuan
hidup horisontal (khalifat fial-ard).44
3. Penelitian Muhammad Soleh Ritonga berjudul "Penciptaan Manusia".
Kemanusiaan di bidang filsafat adalah topik penelitian yang unik.
43“Eliana Siregar, ”Hakikat Manusia (Tela‟ah Istilah Manusia Versi Al-Qur‟an Dalam
Perspektif Filsafat Pendidikan Islam)” Jurnal UIN Imam Bonjol, Vol. 20, No. 2, November 2017,
h. 45” 44“Ris‟an Rusli, ”Agama dan Manusia dalam Pendidikan Hamka (Studi Falsafat
Agama)”, Jurnal Raden Fatah, Intizar, Vol. 20, No. 2, 2014, h. 213”
35
Keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dari titik awal Penciptaan.
"Ada pandangan filosofis tentang proses kehidupan dan kiamat jagat
raya. Menurut Thales (625-545 SM), alam semesta semua berasal dari
air dan kemudian kembali ke air. Anaxagoras (499-420 SM)
mengusulkan gagasan bahwa atom membentuk dunia (alam semesta)
.Anamenes meyakini bahwa alam semesta adalah udara, yang
merupakan proses koagulasi dan sparseness. Dalam Al-Qur'an, huruf
Al-Anbiya‟21 ayat 30 menjelaskan bahwa duniaadalah dunia yang
bersatu ".
Artinya: Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit
dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikannsegala sesuatu
yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak
beriman? (QS.Al-Anbiya‟/21 : 30).
Dari perspektif ayat-ayat di atas, pemikiran para filosof di atas memiliki
sudut pandang yang sama dalam terjadinya alam semesta. Hubungan
dengan alam dan air. Ada permulaan dalam kosmologi Islam, tentu saja
ada permulaan di alam, pasti ada akhiran atau eskatologi.45
45
“Muhammad Soleh Ritonga, ” Penciptaan Manusia” Fitrah JurnallKajian Ilmu-Ilmu
Keislaman, Vol. 04 No. 1 Juni 2018, h. 3”
36
4. Pelajari Aziza Aryati yang gelarnya adalah memahami sifat manusia
melalui dimensi filosofis (berusaha memahami keberadaan manusia).
filsafat antropologis adalah bagian organik dari sistem filsafat, yang
secara khusus menekankan sifat manusia. Sebagai bagian dari sistem
filsafat, Oleh karena itu, mempelajari filsafat manusia berarti bahwa
kita akan dibawa ke dalam pandangan panorama pengetahuan yang
luas, mendalam dan kritis, yang menggambarkan sifat manusia.
Panorama pengetahuan semacam itu setidaknya memiliki manfaat
ganda yang praktis dan teoretis.46
5. Penelitian Ernita Dewi disebut sudut pandang Suhrawardi sebagai
konsep ideal manusia. Secara biologis, manusia adalah makhluk yang
paling sempurna, dan manusia adalah hasil akhir dari proses evolusi
yang menciptakan alam semesta. Manusia adalah makhluk dua dimensi.
Di satu sisi, mereka terbuat dari bumi (tipis), menjadikannya makhluk
fisik. Di sisi lain, manusia juga makhluk spiritual, karena mereka
dihembuskan ke dalam jiwa Tuhan. Karena itu, manusia menempati
posisi unik antara alam semesta dan Tuhan, yang memungkinkannya
berkomunikasi dengan keduanya. Hubungan antara manusia tidak
terbatas pada hubungan antara manusia atau alam semesta, dan manusia
46
“Aziza Aryati, ”Memahami Manusia Melalui Dimensi Filsafat”, E-Journal IAIN
Bengkulu, El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018, h. 3”
37
dapat berkomunikasi dengan Allah untuk mengeluh tentang nasib
mereka sendiri dan mendedikasikan hidup mereka kepada Allah.47
6. Menurut sudut pandang kitab suci Al-Qur‟an, dapat dipahami manusia
ialah makhluk yang diciptakan oleh Allah, dan manusia terdiri dari
tubuh dan roh yang rasional dan bernafsu. Manusia diciptakan untuk
melayani kekhalifahan dan melayani Allah. Dibandingkan dengan
ilmuwan Barat, sains Barat menganggap sifat manusia sebagai
keberadaan material yang dapat dibentuk, dan menyangkal bahwa
pencipta Islam memandang sifat manusia dari perspektif yang sama
sekali berbeda. lam percaya bahwa manusia tubuh dan jiwa. Manusia
awal berasal dari Adam, Adam terbuat dari tanah, keturunan Adam
terbuat dari air mani, dan tujuan penciptaan sperma adalah untuk
melayani sebagai khalifah dan hamba Allah.48
7. Studi Rahmat Arofah Hari Cahyadii, berjudul "Penelitian tentang Sifat
Manusia dan Hubungan". Bagi Ibn Maskawih, sifat manusia terbenam
dalam sifat kecil (mikrokosmos), dan sifat kecil itu sendiri memiliki
kesamaan dengan segala sesuatu di dunia besar. Al-Farabi, Al-Ghazali
dan Ibn Rushd menyatakan bahwa sifat manusia terdiri dari dua
komponen tubuh dan komponen jiwa. Menurut Al-Farabi, bagian-
bagian penyusun jiwa berasal dari alam perintah (alam Hollik) yang
47
“Ernita Dewi, ”Konsep Manusia Ideal Dalam PerspektiffSuhrawardi Al- Maqtul”,
Jurnal Uin Ar-Raniry, Substantia, Volume 17 Nomor 1, April 2015, h. 45” 48“Afrida, ”Hakikat Manusia dalam Perspektif Al-Qur`an”, Jurnal fs IAIN
Kerinci,Vol.16, No.2, December 2018, h. 58”
38
memiliki karakteristik berbeda dari manusia. Ini karena jiwa adalah roh
yang diperintahkan oleh Tuhan, walaupun itu tidak sama dengan esensi
Tuhan.49
8. Menurut pandangan Islam dan Barat, "Penelitian Kemanusiaan" Siti
Khassina. Manusia adalah kata kunci yang harus kita pahami. Beberapa
pandangan tentang sifat manusia, pertama-tama, adalah Dalam
pandangan psikoanalisis, orang percaya bahwa sifat manusia dihasilkan
oleh naluri. Kaum humanis mengklaim bahwa manusia memiliki
dorongan yang melekat untuk membimbing diri mereka sendiri menuju
tujuan positif.50
Kerangka Penelitian
Mengenai kejadian-kejadian keturunan manusia pertama, Al-Qur'an
pertama kali menjelaskan bahwa keturunan manusia pertama diciptakan oleh
Tuhan dalam air mani. Kedua, air yang dijelaskan dalam Al-Qur'an adalah air
mani, yang berasal dan bercampur dengan sisi pria. Al-Qur'an tampaknya
ditentukan oleh unsur-unsur "hibrida" (amsyaz), dan Al-Qur'an juga mengatakan
bahwa sperma yang dapat direproduksi adalah bagian dari air yang dituangkan.
Ketiga, menurut informasi Al-Quran.
49“Rahmat Arofah Hari Cahyadi, ”Telaah Hakikat Manusia Dan Relasinya Terhadap
Proses PendidikannIslam”, Adabiyah Jurnal Pendidikan Islam, Volume 1 , Nomor 1 , September
2015, h. 30” 50“Siti Khasinah, ”Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam Dan Barat”, Jurnal Ilmiah
Didaktika Februari 2013 Vol. Xiii, No. 2, 296-317, h. 109”
39
Manusia disimpan di sekitar rahim ibu (qarar). Tempat ini adalah tempat
yang aman, tempat yang stabil dan harmonis.Gura yang disebut Al-Qur'an jelas
menunjukkan tempat di mana anak-anak manusia dapat tumbuh, yaitu rahim.
Dalam hal ini, anak akan tumbuh dengan baik dan sempurna sampai ia
dilahirkan nanti. Keempat, perkembangan rahim ibu berangsur-angsur
berkembang, yaitu air mani berubah menjadi gumpalan darah, dan darah
berubah menjadi daging kecil, daging terbuat dari Tuhan yang mahakuasa. Jenis
makhluk, yaitu manusia. Kelima, setelah waktu kedatangan, manusia dalam
rahim ibu akan dilahirkan sebagai bayi.51
.
Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa manusia diciptakan oleh
tanah dan air. Ini berarti bahwa air sperma berasal dari sari makanan yang
ditanam di tanah. Ini merujuk pada penciptaan manusia setelah Adam, karena
Adam adalah manusia pertama yang diciptakan langsung oleh Tuhan tanpa air
mani (orang tuanya). Dimungkinkan untuk melakukan penelitian tentang tanah
dan air sebagai bahan yang dibentuk (dibuat) oleh manusia. Selain air dari esensi
tanah, unsur-unsur formasi manusia termasuk roh Allah (ciptaan), jiwa Allah
(ciptaannya) disuntikkan ke dalam rahim wanita, yang berisi esensi tanah
(Material) membentuk embrio dengan hanya sedikit pengetahuan manusia dan
sedikit informasi tentang fenomena supernatural yang Tuhan berikan dalam Al
Qur'an. Ingat, ketika tuanmu berkata kepada malaikat,”“sesengguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur
51
“Muhajir, “Jasmani Manusia Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Qathrunâ Vol. 3 No. 1
(Januari-Juni 2016), h.123”
40
hitam yang diberiibentuk.Maka, apabila akuntekah menyempurnakan
kejadiaanya, dan meniuplan ke dalamnya ruh (ciptaan) maka tunduklah kamu
kepada-Nya dengan bersujud.””
41
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian
kepustakaan. Ini berarti bahwa penelitian ini adalah perpustakaan, dan
datanya berasal dari bahan tertulis, apakah itu buku atau bahan lain yang
terkait dengan topik diskusi. Isi dari penelitian literatur dapat mengambil
bentuk penelitian teoritis, dan fokus dari diskusi adalah informasi dari
masalah yang harus dipecahkan melalui penelitian.52
Pada saat yang
sama, menurut "Metode Penelitian Sastra" Zed, penelitian sastra adalah
serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data
perpustakaan, membaca dan merekam, dan memproses bahan
penelitian.53
“Menurut pembahasan penelitian ini, pencarian atau penelitian
bahan atau dokumen perpustakaan ditekankan, yaitu, sesuai dengan sifat
manusia.
B. Pendekatan Penelitian
“Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi tentang tokoh-tokoh pemikiran. Menurut Syahrin Harahap, metode
52“Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), h. 38.” 53
“Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), h. 3.”
42
penelitian para pemimpin di bidang pemikiran Islam mengacu pada
bidang ilmiah, yang merupakan dasar untuk mendekati objek penelitian.
Misalnya, teologi, tasawuf, Islam filosofis (hukum, pendidikan, dakwah),
dll.54
C. Sumber Data
Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan. Oleh karena itu,
sumber data didasarkan pada perpustakaan, atau bahan-bahan dari
berbagai literatur, yang semuanya berasal dari Haji Abdul Malik Karim
Amrullah dan sumber lain yang terkait dengan penelitian. Sumber data
untuk buku atau tulisan lain yang terkait dengan topik penelitian yang
dimaksud. Sumber data yang akan dikumpulkan termasuk data mentah
dan data tambahan. Data utama sebagai data utama, data tambahan
sebagai data pendukung atau pendukung dalam penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknologi pengumpulan data adalah cara yang digunakan penulis
untuk mengumpulkan dan mengeksplorasi data dari sumber data primer
dan sumber data sekunder. Dalam hal ini, penulis mengenali kata-kata
yang terkandung dalam buku, makalah atau artikel, majalah, majalah,
Internet (Internet) atau judul tertulis lain yang berkaitan dengan sifat
manusia berdasarkan sudut pandang Buya Hamka. Selama proses
implementasi, studi ini melalui teori berikut :
54
Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Medan: Istiqamah Mulya
Press, 2006), h. 57
43
1. Kumpulkan karya-karya yang berkaitan dengan sifat manusia
dan literatur terkait lainnya.
2. Menentukan sumber daya inti dan sumber daya pendukung.
Dalam hal ini, sumber utama penelitian adalah karya Buya
Hamka yang berkaitan dengan sifat manusia, serta karya-karya
karakter lain yang terkait dengan diskusi, sebagai sumber
pendukung.
3. Menganalisis gagasan Buya Hamka tentang sifat manusia dan
sumber dukungan lainnya.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah metode untuk memeriksa semua data yang
tersedia dari berbagai sumber. Proses mereduksi data menjadi bentuk
yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.55
Penelitian ini menggunakan
metode berikut untuk menganalisis data:
1. Deskripsi Analitik
Metode deskripsi analitik adalah metode tinjauan dan analisis.
Dengan menggunakan metode ini, diharapkan dapat memberi objek
makna terbesar.56
Menurut Anton Bakker dan Zubair, metode
deskriptif adalah untuk menguraikan konsep seluruh orang secara
teratur. Menurut Buya Hamka, teknik analisis deskriptif ini
digunakan untuk mengungkap makna konsep kodrat manusia.
55
“Sofian Effendi dan Cchris Manning, Prinsip-prinsippAnalisis Data. (Jakarta, LP3ES,
2012), h. 250.” 56
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian KajiannBudaya dan Ilmu Sosial
Humaniora Pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 336.
44
2. Interprestasi Data
Metode interpretasi data adalah mempelajari pekerjaan peran
secara mendalam untuk menangkap makna dan nuansa niat spesifik
peran tersebut. Melalui penelitian ini, kita dapat memahami isi
pemikiran Bua Hamka dalam karyanya tentang sifat manusia, dan
kita dapat melihat pengaruh pemikiran pada gerakan postmodernis
dalam konteks sifat manusia di Indonesia dari perspektif filosofi
manusia.
45
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Proses Penciptaan
1. Pengertian dan Unsur Manusia menurut Buya Hamka
Menurut Hamka, manusia adalah jiwa sesuai dengan sifatnya. Jiwa memiliki
tiga tenaga, yaitu kekuatan nalar, tenaga amarah dan tenaga nafsu, maka dari itu
sehingga Hamka lebih cenderung berpikiran monisme. Di sisi lain, Hamka
memperlakukan manusia sebagai makhluk paradoks, selain potensi untuk
kebaikan, tetapi juga potensi untuk keburukan atau kejahatan.
Jadi, sifat dari manusia itu ialah jiwa karena jiwa merupakan suatu yang
memiliki kekuatan. Bahwa segala sesuatu itu hakikatnya berasal dari yang
satu yaitu Tuhan. Maka dari itu Manusia diberikan kelebihan dari makhluk
lain, dari kelebihan itu maka manusia bisa membedakan antara baik dan
buruk.
Membahas tentang Filsafat manusia, dalam bahasa Inggris disebut
“philosophy of man”yaitu Itu adalah bagian dari filosofi keberadaan manusia.
Filosofi manusia menggambarkan siapa manusia sebenarnya, dan mencoba
mengungkapkan kebutuhan manusia dari berbagai aspek, seperti esensi manusia,
motif dari setiap kegiatan, nilai, tujuan dan makna yang membentuk kehidupan
manusia, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kelangsungan hidup
manusia.57
Dalam filsafat, manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Karena itu,
57
Zaprulkhan, Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik, ( Jakarta : RajaGrafindo
Persada, 2013), h. 133
46
filsafat manusia sedang membahas sifat manusia. Di Yunani kuno, orang akrab
dengan istilah "mengenal diri sendiri". Socrates adalah filsuf pertama yang
mengekspresikan filosofi dasar, Socrates memaksa manusia untuk berpikir lebih
dalam untuk memahami diri mereka sendiri.58
Seorang manusia lahir ke dunia, berasal dari setetes mani yang menjadi
nuthfah, 'alaqah dan mudhghah, lalu menjelma jadi manusia lengkap. Kemudian
itu mati, lalu dikuburkan ke dalam perut bumi. Hancurlah daging yang memalut
tulang, kembali kepada asal mulanya, yaitu bingkah bungkahan tanah. Maka
tumbuhlah sesuatu tumbuhan di atas kubur itu, entah pohon kamboja entah pohon
puding yang bernama "cucuk-kerah". Urat-urat pohon tadi meresapkan sari tanah.
Sebahagian dari tanah yang berasal dari daging tubuh manusia tadi, timbul
kembali dalam bentuk yang lain. Sampai filsuf Islam lran yang terkenal, Omar
Khayam dalam Robayatnya yang terkenal mengatakan bahwa mungkin saja
tembikar pecahan periuk yang terinjak oleh kakimu, adalah bahagian tubuh dari
nenek-moyangmu.59
Menurut Buya Hamka dalam Aklaqul Karimah , ini karena rahmat yang
dilimpahkan Tuhan kepada umat manusia. Manusia diciptakan oleh Tuhan,
memiliki akal dan juga selain hasrat seksual, Tuhan juga punya alasan. Semua
58
Surajiyo, Ilmu fIlsafat Suatuupengantar, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005), h. 127 59
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 30, (Jakarta: Gema Insani, 2015), h. 7952
47
karunia yang Allah berikan berdasarkan kebutuhan hidup manusia harus
seimbang melalui agama.60
Jadi yang dimaksud bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan yang di lengkapi
dengan akal serta di anugerahi syahwat atau nafsu dan nafsu amarah. Dengan
berjalannya waktu hidup manusia harus diseimbangkan oleh agama agar
manusia tersebut lebih mengetahui ketentuan syariat Islam.
Menemukan pemahaman dari sifat manusia adalah tugas metafisik, lebih
khusus tugas antropologis (filsafat antropologi). Filsafat antropologis berusaha
untuk mengekspresikan konsep atau ide yang penting bagi umat manusia.
Manusia ingin mengetahui asal dan tujuannya, tentang hidup dan mati, tentang
kodrat manusia.61
Dibandingkan dengan makhluk lain Manusia adalah makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT. mereka memiliki berkah yang sempurna. Karena
manusia memiliki beberapa tugas untuk mengelola dan menggunakan kekayaan
yang diciptakan oleh Allah SWT, manusia dapat mempertahankan keadaan yang
baik. "Jadi itu akan melakukan fungsinya, Dalam kekhalifahan dunia, manusia
memiliki serangkaian potensi yang telah dikaruniakan Allah.”62
Pandangan Hamka tentang manusia sebagaimana dikutip Ris‟an Rusli
adalah pandangan tentang sifat manusia Dalam pandangannya itu adalah jiwa,
dengan tiga kekuatan, yaitu kekuatan akal, kekuatan Kekuatan amarah dan
nafsu, sehingga Hamka cenderung memahami monisme. di Di sisi lain, Hamka
60
Hamka, Akhlaqul Karimah”, ( Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), h. 11 61
Burhanuddin Salam, Falsafah Manusia (Antropologi Metafisika), (Bandung : Salman
Jaya, 1985), h. 3 62
“Eliana Siregar, ”Hakikat Manusia (Tela‟ah Istilah Manusia Versii Al-Qur‟an Dalam
Perspektif Filsafat Pendidikan Islam)”, Jurnal UIN Imam Bonjol, Vol. 20, No. 2, November 2017,
h. 47”
48
memperlakukan manusia sebagai makhluk paradoks, Selain barang potensial, ia
juga berpotensi mengandung jelek kejahatan.63
Ari sisi lain Pikiran Hamka tentang potensi spiritual manusia sebagaimana
dikutip Fathur Adhim dapat ditemukan Konsep kodrat manusia meliputi hati (al-
qalb), tubuh (aljisme) dan akal (al-aql). Meskipun berhubungan dengan nafas
dan semangat Ditemukan dalam beberapa karya Hamka (Sufisme Modern,
Filsafat Ketuhanan dan Tafsir Al-Azhar). Potensi spiritual manusia dalam
bentuk nafs, Semangat dalam pemikiran Hamka, qalb dan „aql adalah Untuk
mendukung manusia dalam menjalankan fungsi Abdul dan Khalifa di bumi, Dan
harus membimbing mereka untuk mencapai tingkat atau tingkat al-insan al-
kamil, Dengan kata lain, orang yang sehat, pikiran yang cerdas dan hati yang
lembut. Adapun karakteristik spiritual orang sehat, batin Jiwanya sangat
terintegrasi ke dalam banyak atribut, termasuk: Syajaah (keberanian) Iffah
(kecerdasan) Jaga kehormatan batin), Shima (tahu misteri pengalaman) Hidup)
dan Adara (keadilan).64
Kalau di bandingkan dengan Al-Gazali, sifat manusia adalah zat yang bisa
mengenal Tuhan. "Jiwa adalah esensi umat manusia dan memiliki hubungan
yang erat dengan tubuh. Hubungan antara jiwa dan tubuh, tubuh hanyalah alat,
dan jiwa memiliki inisiatif untuk memiliki kekuatan dan tujuan. Tetapi jiwa
memiliki tujuan, dan tubuh hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Oleh karena
itu, Jiwa akan merasa bahagia dan menyakitkan.
63
Ris‟an Rusli, “Agama dan Manusia dalam Pendidikan Hamka (Studi Falsafat Agama)”,
Jurnal Raden fatah, Intizar, Vol. 20, No. 2, 2014 205, h. 215 64
Fathul Adhim, Tesis :” Potensi Spiritual Manusia Menurut Hamka Dan Formulasinya
Terhadap Taksonomi Tujuan Pembelajaran ”, ( Porwokerto : Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto, 2018 ), h. 25
49
Menurut Hamka dalam bukunya yang berjudul Falsafah Hidup, Tujuan
nalar tertinggi, tujuan nalar sejati. Tujuan dari perjuangan kita dalam kehidupan
ini adalah Ma'rifatullah, untuk mengenal Tuhan, untuk mematuhi perintahnya
dan menyembahnya. Utusan Allah menegaskan konfirmasi alasan akal.65
Kemudian, pusat para khaliq di dalam diri mereka sendiri. Menghadapi kekuatan
supranatural yang mengatur dan memerintah alam, saya merasakan kelemahan,
yaitu, saya adalah salah satu makhluk dari Khaliq.66
Jadi tujuan hidup manusia di dunia ialah mengenal Tuhan dengan
menjalankan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Di dalam diri manusia
ter dapat sifat tunduk kepada Allah itu sudah merupakan dari kodrat manusia.
Harus ada keseimbangan antara akal dan ilmu, karena adanya ilmu maka akal
akan berfungsi secara sempurna .
Karena itu, pada dasarnya, manusia diciptakan oleh Tuhan, dan sama
pentingnya antara jiwa dan tubuh yang diciptakan oleh Tuhan. Sebagai manusia,
kita harus berterima kasih karena memberi kita hadiah yang sempurna.
Berdasarkan pernyataan Hamka dalam jurnal Theologia alasannya sebagai
panduan di tempat Manusia seperti al-hayawānal-nāṭiq memiliki perbedaan
Antara ḥaq dan bāṭil untuk menentukan tindakan yang harus diambil. di Agama
Islam memberi seseorang kesempatan untuk menggunakannya Kemampuan
berpikir untuk tujuan mencari dan berpikir Temukan kebenarannya. Menurut
Hamka, syarat yang harus dipenuhi ketika mencari kebenaran adalah
membebaskan diri dari nafsu duniawi yang berlebihan atau menuruti nafsu
dengan cara lain, marah.67
65“ Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta : Republika Penerbit, 2015), h. 50”
66 “Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta : Republika Penerbit, 2015), h. 51”
67 Fabian Fadhly Jambak,” Filsafat Sejarah Hamka: Refleksi Islam Dalam Perjalanan
Sejarah “, Jurnal Theologia, Vol 28 No 2, 2017, h. 266
50
2. Potensi dan Keistimewaan Manusia
Esensi agama hanya untuk menjelaskan rasionalitas cara berpikir, yaitu, ada
semacam dominasi, yang mengendalikan dan yang menciptakannya, yang
merupakan substansi independen. Agama sudah ada di alam manusia, tetapi
kelanjutan alam harus memiliki pemimpin. Para pemimpin akan mendorong
orang untuk mengabaikan sifat mereka sendiri, dan kemudian mereka akan
merasa bahwa mereka adalah Tuhan. Agama surga berasal dari wahyu.
Persyaratan Allah atas umat manusia melalui para nabi adalah untuk
menjelaskan siapa itu Allah.68
Manusia adalah makhluk yang paling diciptakan oleh Tuhan Potensi, ini
sempurna. Ini memungkinkan manusia untuk menggunakan potensi mereka
untuk mengembangkan diri. "Manusia fisiologis terus berkembang, mengalami
kematangan dan transformasi. Semua ini adalah bagian dari pengetahuan yang
diberikan kepada manusia oleh Tuhan sebagai ciptaan yang dipilih. Potensi yang
diberikan kepada manusia konsisten dengan sifat Tuhan. Dan dalam lingkup
konten dan kemampuan manusia”.69
Menurut pandangan Hamka dalam buku "Ahlaqul Karimah", ada banyak
pengetahuan yang merupakan panduan manusia, sebagai berikut:
a. Kekuatan ingatan sangat menentukan kehidupan manusia. Kuatnya
ingatan dibentuk oleh ilmu pengetahuan. Ingatan bisa bertambah kuat,
tapi bisa pula menjadi lemah. Bila ingatan itu dibiarkan saja, tanpa diisi
dengan pendidikan, maka yang melekat dalam ingatan itu hanyalah soal
68
Hamka, Falsafah Hidup, ( Jakarta: Republika Penerbit, 2015), h. 333 69 “Siti Khasinah, ” Hakikat Manusia MenuruttPandangan Islam Dan Barat”, Jurnal
Ilmiah Didaktika Vol. Xiiii, No. 2, Februari 2013, h. 304”
51
yang tidak bermanfaat bagi masyarakat atau ingatan itu hanya berkisar
pada soal-soal yang menyangkut diri seseorang belaka.70
b. Kekuatan perasaan, hak perasaan yang paling terpenting ialah
menghormati diri sendiri. Setelah itu menjadi hak pula atas kita menjaga
supaya perasaan yang timbul dari panca indra atau jangan sampai
dipengaruhi oleh syahwat yang rendah. Menjadi hak kita menghapuskan
bekas-bekas cemburu hasrat dengki yang tumbuh dalam diri.
c. Kekuatan kemauan, tidak ada sesuatu yang lebih dekat pada diri manusia
melebihi kemauan. Banyak orang yang jatuh sengsara, melarat akibat
tidak mempunyai kemauan (iradah). Mereka tidak punya semangat untuk
berjuang mengatasi persoalan-persoalan yang dirasa berat.
d. Membersihkan diri
e. Menjaga kesehatan, yang menjadi hak diri juga ialah menjaga kesehatan
dan mengobatinya, mengobati jika ditimpa penyakit. Ada orang yang
mengatakan bahwa berobat itu hanya sunnah, yaitu berpaha bila
dilakukan, tidak berdosa kalau tidak dilakukan.
Kekuatan ingatan menentukan sebagian besar kehidupan manusia, dan
kekuatan ingatan dibentuk oleh sains. Selain sains, kita juga harus
memperkuat daya ingat dengan karakter dan alasan yang tinggi. Salah
satu karakteristik manusia adalah keingintahuan dan keinginan akan
informasi baru. Tanpa kekuatan ingatan, tidak ada pertimbangan, dan itu
akan menjadi sarang takhayul dan kesusahan. Kekuatan perasaan yaitu
untuk menghormati diri sendiri agar tidak terpengaruhi oleh syahwat.
Kekuatan kemauan jika seseorang tidak memiliki kemauan maka akan
jatuh sengsara.
70
Hamka, Akhlaqul Kharimah, ( Jakarta : Pustaka Panjimas, 1992), h. 127
52
Menurut Hamka dalam bukunya Tafsir Al-Azhar bahwa kerap manusia lupa
diri. lupa akan kelemahannya. kekuatan yang mengalir ke dalam dirinya dari
luar, bukan memancar dari dalam. kekuatan itu datang dari sumber segala
kekuatan: kekuatan Allah! karena sombongnya diputuskannya pertalian dengan
allah dan dia hendak tegak sendiri, didabiknya dadanya dan dibusungkannya,
merasa bahwa segala sesuatu bisa dikuasainya, sebab dia telah berilmu.71
Jadi, Orang sering lupa diri melupakan kelemahannya. Energi yang mengalir
di tubuhnya dari luar, bukan energi yang berasal dari dalam. Kekuasaan
datang dari sumber semua kekuatan Tuhan karena kesombongannya, dia
memutuskan hubungan dengan Tuhan, dan dia berdiri, dia merobek dadanya,
terengah-engah, karena dia tahu segalanya bisa dikuasai.
Thomas percaya bahwa hubungan antara jiwa dan tubuh manusia harus
diamati dari hubungan antara bentuk (jiwa) dan materi (tubuh), hubungan antara
jiwa dan tubuh, termasuk hubungan antara perilaku (realisasi) dan potensi
(bakat). Setiap tindakan, termasuk pemikiran dan aktivitas kehendak, adalah
tindakan manusia. Prasyarat untuk persatuan manusia adalah bahwa manusia
hanya memiliki satu bentuk, bentuk spiritual. Bentuk spiritual primitif yang
sama seperti bentuk kehidupan dan kehidupan batin, jiwa memiliki kemampuan
untuk berpikir, kemampuan untuk mengenali dan kekuatan yang terkait dengan
keinginan.72
Disamping potensi manusia adapun hak Istimewa Manusia Fitrah adalah rasa
asli murni dalam jiwa manusia yang belum kemasukan pengaruh yang lain. Fitrah
yang dimaksudkan disini adalah pengakuan manusia terhadap adanya kekuasaan
71
Hamka,Tafsir Al-Azhar Ju XXIV, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1982), h. 158 72
“M. Solihin, Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga Modren, (
Bandung : CV Pustaka Setia, 2007), h. 133”
53
tertinggi yang menguasai alam ini. Dan Allah Ta‟ala telah menentukan demikian.
Fitrah tersebut bersifat potensial artinya dapat berkembang membentuk jiwa
manusia yang dipengaruhi oleh lingkungan seperti asuhan orang tua. Kepercayaan
atas adanya Yang Maha Kuasa itu adalah fitri dalam jiwa dan akal manusia dan
tidak dapat diganti dengan yang lain.73
Dalam kajian filsafat manusia memiliki hak istimewa yang diberikan oleh
Tuhan dan memiliki kemampuan yang tidak dapat dimiliki makhluk lain,
termasuk bahasa.Ada tiga jenis bahasa, yaitu lisan, tulisan dan bahasa isyarat.
Perilaku, nilai perilaku manusia berbeda, setiap orang dapat membedakan yang
baik dari yang jahat. Karena Tuhan telah memberikan akal manusia untuk
menggunakan akal. Segala sesuatu yang kita lakukan harus mempertimbangkan
sebab dan akibatnya, sehingga manusia harus berhati-hati ketika melakukan
sesuatu.74
Buya Hamka percaya bahwa manusia memiliki cukup alasan untuk
memutuskan arah tujuan hidup mereka dan akan menjelaskan apa yang baik atau
jelek. "Filsafat kemanusia memainkan peran penting dalam memahami
kemanusia. bahwa filsafat kemanusia umumnya melibatkan integritas dan aspek
manusia. Pada dasarnya, ini adalah hadiah dari Tuhan kepada khalifah-Nya.”.
73
Wen Hartono,“”Konsep Fitrah Manusia Dalam Tafsir Al-Azhar Karya Hamka Dan
Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau 2012, h. 15” 74
“Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1994),
h. 185”
54
Hamka mangagumi pikiran budi manusia, yaitu pikiran budi manusia
mempunyai pemahaman untuk membawa manusia ke dalam sifat sejati mereka.
Jauhi kepalsuan, patuhi hukum, terima perintah, dan jauhi larangan. Bagi Buya
Hamka, tidak terbatas pada menangkap petunjuk alami untuk menaklukkan dan
membuatnya lebih mudah bagi manusia untuk digunakan.75
Dalam buku Akhlaqul Karimah Karya Hamka menjelaskan karena manusia
itu tersusun dari tubuh kasar (jasmani) dan tubuh halus (rohani), maka wajiblah
dia menjalankan keperluan yang bersangkutan dengan penjagaan kedua tubuh
itu. Memelihara, menyubur dan meyumpurnakan. 76
Karena seseorang terdiri dari tubuh fisik (tubuh) dan tubuh halus (roh), ia
harus melakukan kebutuhan yang berkaitan dengan pemeliharaan dua tubuh
ini. Meskipun perlu dibagi menjadi dua bagian: pertama, pertahankan dan
pupuk jalan. Kedua, metode yang sempurna. Yang pertama melibatkan
makanan dan minuman, kesehatan fisik dan keamanan fisik. Aspek kedua
melibatkan pendidikan dan kekuatan pemikiran dan karakter.
Menurut Hamka, esensi dari perilaku manusia adalah penciptaan diri, karena
manusia diberikan oleh Allah SWT. Karena itu, manusia dapat menimbang,
membedakan yang baik dari yang buruk, dan memilih mana yang salah dan
mana yang benar. Bagi Hamka, termasuk orang yang tahu akan pengetahuan
tentang qodariah, ini adalah pemahaman yang memberikan kebebasan kehendak
bagi manusia. Karena itu, menurut Hamka, manusia memiliki kebebasan untuk
menentukan hidup mereka sendiri.”
75
“Jemkairil, ”Corak Teologi Hamka (Pemikiran Teologi Hamka dalam Berbincang)”,
Seminar Lokal Program PascaSarjana IAIN IB Padang 2002, h. 12” 76
“Buya Hamka, Akhlaqul Kharimah, ( Jakarta : Pustaka Panjimas, 1992), h. 120”
55
Kekuatan nalar membawa manusia ke alam, jauh dari kesombongan,
menyerah pada hukum, menerima perintah, dan menghindari larangan. Kekuatan
keinginan mengundang orang untuk menyerahkan hati mereka, mencapai
makanan yang baik, lalai untuk memikirkan konsekuensinya.77
Menurut Hamka, esensi dari perilaku manusia tercipta Dalam dirinya sendiri,
karena Allah SWT telah memberikan alasan manusia. Masuk akal Dengan kata
lain, manusia dapat menimbang dan membedakan mana yang baik dan apa
Buruk, Anda dapat memilih jalur mana yang salah dan jalur mana yang benar,
mana yang akan perjalanan. Dalam hal ini, Hanka adalah mereka yang mengerti
Islam, yaitu Berikan pemahaman bebas tentang kehendak manusia, melakukan.
Karena itu, menurut Hamka, manusia memiliki kebebasan Dalam menentukan
hidup Anda sendiri.78
Intinya, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan dan memiliki semua
kelebihan makhluk lain. Karena manusia adalah kesatuan atau cerminan dari
keberadaan kebutuhan hidup. Manusia memiliki semua kelebihan, sehingga
mereka perlu menciptakan kehidupan yang seimbang di dunia.
Karena manusia ditakdirkan untuk mencari kebahagiaan. Dari sudut pandang
para filsuf, kebahagiaan menempatkan alasan pada kemampuan penalaran
(rasionalitas), dan Fei menaruhnya di penajaman dan pemurnian pikiran (żawq).
Jika hati manusia dapat melewati kerudung (hijab), itu akan mencegah otaknya
77
“Buya Hamka, Falsafah Hidup”, (Jakarta : PT Republika Penerbit, 2015), h. 40” 78
Ris‟an Rusli, “Agama dan Manusia dalam Pendidikan Hamka (Studi Falsafat
Agama)”..., h. 216
56
dari melihat rahasia tak terlihat Allah SWT, maka Al- Sudut pandang yang
diwakili oleh Gazali adalah kebahagiaan, Al-Gazali menyebut ma'rifatulāh ini.79
3. Proses Penciptaan Manusia Menurut Buya Hamka
Dalam al-Qur‟an kata “Penciptaan” disebut dengan kholaqa yakhluquKhalqan
yang memiliki arti secara bahasa membuat, menciptakan, mengukur dan
memperhalus. Sedangkan kata, “Manusia” dalam al-Qur‟an disebut dengan an-
Nas yang memiliki arti manusia, Manusia diciptakan Allah dari dua unsur yaitu
jasmani dan rohani. Jasmani adalah jasad yang terdiri dari unsur yang bersifat
meteri seperti susunan organ tubuh, sedang unsur yang kedua adalah imateri tidak
nampak yaitu ruh.80
a. Penciptaan manusia dari tanah
Fase Tanah Asal mula kejadian manusia yakni berasal dari saripati tanah.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat al-Mu‟minun ayat 12, bahwa
‚sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah Pada peringkat ini Allah SWT melakukan beberapa penyaringan beberapa
zat yang ada dalam tanah. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan saripati tanah
(sulala tin min tin). Yang dimaksud dengan sulalah adalah saripati berasal dari
79
“Rini Setiani,”Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Buku Tasawuf Modern Buya
Hamka” ,h.3” 80
M.Nuaim Yasin, Fikih Kedokteran (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2001), h.202
57
tanah yang menjadi makanan manusia, baik dari tumbuhan maupun hewan yang
semua bersumber dari tanah.81
b. Fase Nutfah
Melalui proses metabolisme, saripati tadi berubah menjadi nutfah. Kata
tersebut berasal dari bahasa Arab yang berarti jatuh bertitik atau menetes yang
berasal dari yang berarti mengalir. Nutfah dalam bahasa Arab berarti sejumlah
kecil (sperma). Dengan kata lain sejumlah sangat kecil cairan yang merupakan arti
kata tersebut yaitu setetes air.82
Nutfah dalam arti yang lain berarti setetes yang
dapat membasahi. Dari sini dapat dipahami bahwasanya nutfah adalah bagian
terkecil sel reproduksi laki-laki dan perempuan, bukan seluruhnya. Kemudian
dijelaskan dalam Q.S Al-Thariq ayat 5-7.
Artinya: “ Bahwa, manusia disuruh berfikir dari apakah dia diciptakan?
Bukankah berasal dari air yang dipancarkan, yang keluar dari
antara tulang sulbi (tulang punggung) laki-laki dan tara’ib
(tulang dada) perempuan.”
Dalam surat al-Mu‟minun ayat 13 telah dijelaskan bahwa saripati yang menjadi
mani kemudian akan disimpan dalam tempat yang kokoh (Rahim). Ayat tersebut
menjelaskan, setelah terjadi peleburan antara Embriologi sperma dan ovum.
Berdasarkan ayat di atas Allah telah menyiapkan rahim, sebagi tempat yang
kokoh untuk perkembangan janin.
81
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an volume
IX (Jakarta: Lentera Hati, 2009), 236 82
Shihab, Tafsir al Misbah, volume IX, 166
58
c. Fase „Alaqah
Dalam surat al-Mu‟minun ayat 14 dijelaskan bahwa air mani mejadi „alaqah
(segumpal darah). Kata „Alaqoh dari bahasa Arab bermakna yaitu : lintah, sesuatu
yang tergantung, segumpal darah . Ternyata tiga makna yang terkandung di
dalam kata ‟Alaqah ini tidak ada yang menyelisihi fakta ilmiah sedikitpun.
„Alaqah bermakna sebagai lintah, Ini adalah deskripsi yang tepat bagi embrio
manusia sejak berusia 8 sampai 23 hari ketika menempel di endometrium pada
uterus, serupa sebagaimana lintah menempel di kulit. Serupa pula dengan lintah
yang memperoleh darah dari inangnya, embrio manusia juga memperoleh darah
dari endometrium deciduas saat Selama tahap hamil. „Alaqoh, darah ditangkap di
dalam pembuluh tertutup dan inilah alasan mengapa embrio memiliki
penampakan seperti gumpalan darah.
Artinya:
d. Fase Mudghah
„Alaqoh (segumpal darah) itu berubah menjadi mudghah (segumpal daging).
Kata Mudghah bisa bermakna ‚segumpal daging‛ dan bisa juga bermakna ‚sesuatu
yang dikunyah. Ini terjadi pada hari 24 dan 25 Akhir minggu ke empat, embrio
manusia tampak seperti gumpalan daging atau sesuatu yang dikunyah.
Penampakan seperti bekas kunyahan.
Dijelaskan bahwa, ‚Segumpal daging itu menjadi tulang belulang yang
kemudian dibungkus dengan daging, kemudian hal itu menjadi makhluk yang
59
berbentuk lain. Ayat tersebut mengindikasikan bahwa setelah tahap mudhghoh,
tulang belulang dan otot terbentuk. Hal ini sesuai dengan perkembangan embrio.
Pertama tulang terbentuk sebagai model kartilago (tulang rawan) dan otot
(daging) berkembang menyelimutinya dari mesodermal somatik. Ayat tersebut
juga mengimplikasikan bahwa tulang dan otot menghasilkan bentukan/formasi
makhluk dengan bentuk yang lain. Hal ini bisa mengacu pada. manusia yang
masih berupa embrio yang terbentuk di akhir minggu ke delapan. Pada tahap ini,
embrio memiliki karekteristik khusus dan memiliki primordial (bakal) seluruh
organ dan bagian-bagiannya baik internal terdapat dalam Q.S al-Mu‟minun ayat
14.
Artinya:
Menurut Hamka Asal masing-masing kita manusia ini memang dari tanah.
Karena makanan yang menyuburkan gizi manusia, adalah berasal dari tanah.
Buah-buahan, beras, gandum, sayur-sayuran yang jadi makanan tiap-tiap hari
adalah dari tanah belaka. Makanan menyihatkan darah. Darah menimbulkan mani,
dari pertemuan dua mani manusia tercipta. "Kemudian Dia jadikan kamu
berpasang-pasangan," sejak dari dalam kandungan telah ditentukan mana yang
laki-laki dan mana yang perempuan.83
Jadi, penciptaan manusia pertama yaitu Adam yang diciptakan dari tanah.
Keturunan Adam selanjutnya diciptakan dari setetes air mani. Karena sayuran
dan tumbuhan yang dimakan hewan akan menyuburkan gizi manusia. Makan
yang kita konsumsi akan jadi darah, dan akan menumbulkan air mani.
83
Hamka,Tafsir Al-Azhar, Juz 22,( Jakarta: Gema Insani,2015 ), h. 5906
60
Dalam Tafsir al-Azhar bahwa ciptaan manusia adalah Penelitian sangat
penting karena kejadiannya yang sempurna. Dari semen pria dan wanita yang
memuaskan hingga kehamilan, dan akhirnya melahirkan dalam semua makanan,
berbagai filter ditakdirkan untuk diberikan kepada Tuhan alih-alih alam.
Makanan yang dimakan adalah darah yang teratur, jika bukan bahan tanah
tempat ia dilahirkan, ia tidak bisa bertahan hidup. Dalam tubuh yang sehat,
darah mengalir di sekitar jantung, dan darah mengalir dari jantung ke seluruh
tubuh. Ada zat dalam darah yang berubah menjadi sperma. Setestes sperma akan
memiliki ribuan atau bahkan ribuan "penampilan", yang akan disimpan dalam
bisul jantan dan betina Taraib. "Dengan kehendak Tuhan, penampilan pria itu
terlihat seperti cacing kecil, ditambah air mani wanita, wanita itu adalah telur
kecil.84
Bahwa tidak ada seorang manusia pun yang lepas dari penjagaan Tuhan,
sampai bagi tiap-tiap anak dalam kandungan sudah sedia malaikat yang menjaga
pertumbuhannya, sejak air segumpal (nuthfah), darah segumpal ('alaqah), dan
sampai daging segumpal (mudhghah) dan per-tumbuhan selanjutrya, akan jadi
atau akan gugur dalam kandungan sudah dalam ilmu dan ketentuan Tuhan.
Bahkan celaka atau bahagianya, rezeki atau ajalnya, semua sudah tertentu.
Hanya kita manusia yang tidak tahu.85
84
“Abī al-Fidā Ismā„il bin Kaṡīr al-Qurasyī al-Dimasyqī, op. cit., h. 11-13.diakses
tanggal 10 desember 2018” 85
Hamka,Tafsir Al-Azhar, Juz 22…, h. 5907
61
Fitrah manusia dengan proses kejadian dihubungkan dengan pernyataan
seluruh bagian kemanusia ketika berada di alam arwah yang mengakui ketuhanan
Allah SWT, seperti digambarkan dalam surat al-A’raf : 172-173.
Artinya: Dan (ingatlah)ketika Tuhannmu mengeluarkan dari sulbi (tulang
belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah menngambil
kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfir,an),”Bukankah aku
Tuhan-mu?’ mereka menjawab,”betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi.”(kami lakukan demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan,”sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini. Atau
agar kamu tidak mengatakan,”Sesungguhnya nenek moyang kami telah
mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami adalah keturunan
yang (datang) setelah mereka. Maka apakah mereka Engkau akan
membinasakan kami karena perbuatan orang-orang (dahulu) yang
sesat.”
Dalam Al Qur'an, selalu ada berbagai bentuk untuk menjelaskan asal mula
peristiwa manusia. Al-Qur'an menjelaskan konsep penciptaan manusia melalui
empat bentuk: 1) menciptakan Adam dari tanah tanpa orang tua, 2) menciptakan
Hawa dari seorang pria tanpa wanita, dan 3) menciptakan Issa Ben Marianne
62
dari seorang wanita tanpa pria , 4) Melalui proses pembuahan, orang normal
diciptakan oleh orang tua.86
Allah menciptakan manusia di dalam rahim. Karena itu, "Quran"
menceritakan proses penciptaan makhluk yang menjadi khalifah di bumi. Di
dalam rahim wanita itu, Tuhan mengumpulkan benih orang tuanya. Allah
membentuk tubuhnya di dalam rahim, dan Allah meniup jiwanya di dalam
rahim. Sehingga jiwa menjadi aktor utama, yaitu "aku" pada manusia.87
Orang terbentuk dengan pembentukan tubuh di dalam rahim. Jika tubuh
adalah struktur fisik. Tubuh dan jiwa dapat bertahan hidup karena mereka
diberkahi dengan roh. Jiwa dan roh adalah zat yang berbeda. Ketika Allah
berbicara tentang roh, Tuhan juga mengatakan bahwa manusia tidak dapat
memahami esensi roh karena roh adalah urusan Tuhan. Manusia hanya
memahami ini, Tuhan benar-benar memberi kita alasan untuk memahami dan
belajar, sehingga disiplin ilmu psikologi muncul.
B. Hakikat Manusia Menurut Buya Hamka
1. Asal Usul Manusia Menurut Buya Hamka
Manusia janganlah lupa dari mana asal-usul kejadiannya. Ini manusia yang
gagah-perkasa, yang mengangkat muka dan menyombongkan diri, seakan-akan
lebih tinggi dari segala-galanya, sekali-kali perhatikanlah dari mana asal
kejadiannya. Dia terjadi dari nuthfah, yai,tu segumpal mani atau yang dalam
86
“H. Hanafi ,” Teologi Penciptaan Perempuan,Rekonstruksi Penafsiran Menuju
Kesetaraan Gender “, Jurnal Buana Gender, Vol. 1, Nomor 2, Juli-Desember 2016 ISSN: 2527-
8096 (p); 2527-810x (e) LP2M IAIN Surakarta, h. 145 “ 87
Agus Mustofa, Persyahadatan Di Dalam Rahim, (Surabaya : Padma Press, 2007), h. 32
63
bahasa kita disebut khama, perpaduan di antara mani seorang laki-laki dengan
mani seorang perempuan. Pada ayat 2 dan Surat 76 al-lnsan disebutkan, yaitu
telah bercampur jadi satu.88
Mengenai peristiwa manusia pertama yang dijelaskan dalam Al Qur'an,
Pertama, adalah Adam pada awalnya, Setelah itu, istri (Siti Hawa) dibuat dari
bahan yang sama. Keturunan mereka, itu diciptakan oleh Tuhan terlebih dahulu
Itu adalah tubuh yang dibuatnya dari tanah. Setelah Kemudian, peristiwa tubuh
sempurna ini diledakkan oleh Tuhan Roh yang dia ciptakan.89
Tuhan telah menerangkan asal-usul kejadian seluruh manusia yang semuanya
sama, yaitu daripada segumpal darah, yang berasal dari segumpal mani. Dan
segumpal mani itu berasal dari saringan halus makanan manusia yang diambil dari
bumi. Yaitu dari hormon, kalori, vitamin dan berbagai zat yang lain, yang semua
diambil dari bumi yang semuanya ada dalam sayuran, buah-buahan makanan
pokok dan daging. Kemudian itu manusia bertambah besar dan dewasa. Yang
terpenting alat untuk menghubungkan dirinya dengan manusia yang sekitarnya
ialah kesanggupan berkata-kata dengan lidah, sebagai sambungan dari apa yang
terasa dalam hatinya. Kemudian bertambah juga kecerdasannya, maka diberikan
pulalah kepandaian menulis.90
Menurut Hamka dalam bukunya "1001 Soal Kehidupan", hewan adalah
manusia. Tuhan hanya memberikan kemuliaan bagi manusia, mereka memiliki
88
Hamka,Tafsir Al-Azhar, Juz 23,…, h. 6038 89
“Muhajir ,” Jasmani Manusia Dalam Perspektif Islam “, Jurnal Qathrunâ Vol. 3 No. 1
(Januari-Juni 2016), h. 3” 90
Hamk, Tafsir Al-Azhar, Juz 30,…, h. 8060
64
alat untuk berpikir, dan hewan hanyalah naluri (insting). Menurut ajaran Islam,
manusia dilahirkan, yang merupakan kondisi ilahi. 91
Jadi, manusia diciptakan Tuhan memiliki beberapa potensi dan memberikan
kemuliaan kepada manusia di bandingkan makhluk lainnya. Karena manusia
merupakan makhluk yang berpikir erbeda dengan hewan. Karena hewan tidak
mempunyai akal. Manusia dilahirkan kedunia dalam keadaan yang suci.
Istilah "tetesan sperma" diterjemahkan dari kernel kacang arab amshayj, yang
berarti dicampur, dicampur dengan air dari pria dan wanita. QS menjelaskan
secara rinci sejarah kehidupan manusia, termasuk sperma dan indung telur. Al-
Mu'minun 23 : 12-13.
“Kemudian kmi jadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu
sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan
daging. Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.
Mahasuci Allah, Penciptaan yang paling baik.””
Asal usul manusia memang berasal dari esensi tanah, yang merupakan zat
pernafasan, seperti protein, yang merupakan ekstrak makanan yang tumbuh
dari tanah. menghasilkan hormon (sperma) melalui latihan metabolisme
dalam tubuh manusia. Dalam hubungan pernikahan antara pria dan wanita,
sperma pria dan sel telur wanita akan berasimilasi. Kata "Nutfah" berarti
setetes air mani yang berkembang, dan kata "alaqah" berarti gumpalan darah.
Setelah proses pembuahan dimulai, saraf mulai tumbuh. Tahap selanjutnya
adalah Mudhgah, yang berarti sepotong daging.
Asal usul manusia memilki beberapa tahap yaitu Tahap fisik ayat suci
menerangkan bahwa awal penciptaan manusia dimulai dengan Thurab yang
berdebu. Terkadang istilah timah digunakan, atau ibu mertua. Namun, sebidang
91
Hamka, 1001 Soal Kehidupan, ( Jakarta: Gema Insani, 2016), h. 84
65
tanah ini jelas berarti esensi atau surala. Ciptaan ini memiliki makna simbolis,
yaitu, pembentukan tanaman atau hewan, dan kemudian menjadi esensi
makanan manusia.
Pada tahap Hayat, kehidupan manusia dimulai dengan air sebagai kehidupan
binatang dan tumbuhan. Air kehidupan di sini adalah air murni atau sel.
Kemudian, sperma membuahi sel telur dalam rahim ibu. Sperma ini adalah awal
dari kehidupan manusia.
Tahap spiritual Roh di sini adalah apa yang Tuhan panggil pada manusia.
Pada saat yang sama, Tuhan juga memungkinkan pendengaran, penglihatan, dan
jiwa manusia untuk bertahan hidup. Karena itu, ini menunjukkan bahwa roh
adalah pemimpin tubuh manusia, dan dari roh ini dapat membimbing orang
untuk memahami kebenaran tentang mendengar, melihat, dan hati manusia. 92
Allah menciptakan makhluk-makhluknya dalam kondisi sempurna dengan
kebijaksanaan manusia. "Kecuali orang yang menciptakannya dan Allah yang
memberikan semua hadiah kebahagiaan kepada umat manusia, tidak ada yang
bisa menyelesaikan semua kebutuhan pada waktunya." Ingat, Tuhan
memuliakan keturunan manusia Adam.
Kecerdasan adalah bagian dari kemuliaan yang dilimpahkan Allah kepada
umat manusia. "Manusia memiliki alasan untuk mengingat kebaikan, dan
manusia memiliki alasan untuk mengenal penciptanya. Karena akal adalah
92
“Ahmad Fuadi , ”Esensi Manusia Dalam Prespektif Filsafat Pendidikan Islam”, Jurnal
Tarbiyah, Vol. 23, No. 2, Juli-Desember 2016 Issn : 0854 – 2627, h. 350-351”
66
tempat iman, yang dapat membedakan yang baik dari yang jahat." Alasan itu
berguna bagi manusia, dan akal adalah pengatur semua.93
Jadi, asal usul penciptaan manusia dari tanah. Adam manusia pertama yang
diciptakan Allah dari tanah. Bahwa keturunan manusia selanjutnya pertemuan
antara sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang mengalami
pembuahan. Yang akan berkembang dari tahap Nutfah, „Alaqah dan
Mudghah sampai dilahirkannya manusia ke dunia.
2. Tujuan Penciptaan Manusia Menurut Buya Hamka.
Kejadian manusia di bumi memiliki misi jelas. Menyembah "Sebagai seorang
khalifah, makmur bumi. Secara harfiah, kata khalifah berarti mewakili /
menggantikan. Konsep khalīfaħ di turunkan oleh Allah dalam al-Qur`Ɨn memiliki
arti untuk memposisikan manusia sebagai mahluk yang harus mengambil peran
dan tanggung jawab untuk memakmurkan bumi dan kehidupan dalam arti
seluasluasnya. Sesuai dengan arti aslinya sebagai pengganti, maka manusia dalam
menjalankan tugas ini tidak melakukan berdasarkan hawa nafsunya, tetapi
diorientasikan untuk merealisasikan pesan dan ajaran yang Allah turunkan.
Adapun tujuan dari penciptaan manusia berkaitan erat dengan konsep Khalifah
salah satu fungsi manusia. Dengan segala potensi, manusia diharapkan dapat
memaksimalkan fungsinya di bumi dalam rangka Hablun min al-nas tanpa
mengesampingkan akhlaknya kepada Allah (Hablun min Allah). Tujuan
penciptaan manusia ada tiga yaitu :
a. Ibadah
93
Harniwati,”Mengenal Tuhan (mengikuti jejak para sufi)”, Dua Putra Press 2002, h.70
67
Ibadah Tujuan penciptaan manusia yang pertama adalah untuk mengabdi
dan menghambakan diri kepada Allah SWT (ibadah). Tujuan ini mendidik
manusia untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT, karena ibadah dapat dikatakan sempurna apabila dilaksanakan
atas dasar landasan iman kepadaNya. Semakin tinggi tingkat keimanan
seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas ibadah yang dilakukan. Allah
SWT dan Rasul-Nya memerintahkan seseorang untuk senantiasa
meningkatkan dan memperbaharui keimanan, karena iman dapat mengalami
pasang naik maupun pasang surut.
b. Khalifah
Tujuan penciptaan manusia yang kedua adalah Allah menempatkan
manusia sebagai khalifah fi al-ardh, yaitu manusia yang diberi derajat tinggi
untuk mengatur, mengelola dan mengolah semua potensi yang ada dimuka
bumi. Keadaan ini mendidik manusia untuk selalu berfikir kearah
pengembangan pengelolaan seluruh potensi yang ada sehingga tercipta
sumber daya manusia yang professional. Terpilihnya manusia sebagai
pemimpin di muka bumi mendidik mereka untuk memberikan takaran yang
seimbang bagi manusia itu sendiri bahwa di satu sisi ia harus
bertanggungjawab terhadap dirinya, masyarakat dan alam semesta, dan di sisi
lain ia tidak dapat melepaskan dirinya sebagai hamba yang harus patuh
terhadap cosmos Ilahiyyah.
68
c. Amanah
Tujuan penciptaan manusia yang ketiga adalah mengemban amanah, yaitu
kesanggupan manusia memikul beban taklif yang diberikan oleh Allah SWT.
Hal ini mendidik orang-orang beriman supaya selalu memelihara amanah dan
mematuhi perintah tersebut. Amanah yang sudah ditetapkan tersebut agar
tidak dikhianati, baik amanah dari Allah SWT dan RasulNya maupun amanah
antara sesama manusia. Di samping itu, manusia juga dididik untuk
bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Karena kelak di akhirat akan
dihisab untuk menerima imbalan pahala atau balasan azab.Tak seorang pun
dapat menggantikan kedudukan orang lain untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Dan tak seorang pun lolos tanpa pembalasan.
Jadi tujuan manusia diciptakan memiliki beberapa tugas yaitu beribadah, untuk
menyembah dan bersujud kepada-Nya. Karena khalifah adalah sebagai
pengatur segala potensi yang ada di muka bumi ini, sanngup memikul amanah
yang diberikan Allah. Segala sesuatu yang diciptakan Allah tiada yang sia-sia.
Berikut ini merupakan penafsiran Hamka terhadap ayat-ayat penciptaan
manusia, yakni Q.S Al-Baqarah 30.
Allah berfirman dalam QS bahwa Allah adalah pencipta seluruh alam
semesta, sehingga umat manusia menjadi Khalifah, ia Harus mensejahterakan
bumi dan semua isinya Az-Zariyat 51:56”94
Artinya :” Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.””
94
Kementrian Agama RI, Penciptaan manusia dalam perspektif Al-Qur’an dan sains,”
(Jakarta: kementrian Agama RI, 2012), h. 2
69
Dipelajari dalam Al-Quran bahwa semua makhluk yang diciptakan oleh
manusia tidaklah sia-sia seperti manusia. Ciptaan manusia memiliki tujuan
tertentu, yaitu:
a. Melihat keberadaan Tuhan Ketika manusia diciptakan, mereka mengenal
Tuhan. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran, ketika manusia berada di
alam spiritual Tuhan, mereka dapat menjadi saksi keberadaan dan kesatuan
manusia.
b. Menyembah Tuhan: "pengertian ibadah sebenarnya mencakup semua
aktivitas manusia dalam hidupnya. Islam menguraikan bahwa selama
manusia hidup di alam semesta, semua aktivitas manusianya adalah ibadah,
hanya ketika aktivitas dilakukan dan hanya untuk mencari Happy hour
Allah.”95
3. Tujuan Akhir Perjalanan Manusia Menurut Buya Hamka
Dengan semua keistimewaan di atas sesungguhnya Allah hendak
mempersiapkan manusia untuk memikul tanggung jawab khilafah dan amanat
taklif (tugas-tugas keagamaan), sebuah amanat yang sangat berat dan agung
hingga al-Qur'an mengungkapkannya dengan sebuah gambaran yang
menakjubkan.
Tujuan hidup manusia yaitu tercapainya kebahagiaan. Sedangkan tujuan
akhirnya tercapainya kebahagiaan akhirat yang puncaknya yaitu dengan dengan
Allah dengan cara bertemu dan melihat Allah yang didalamnya terdapat
95“Ahmad Fuadi , ”Esensi Manusia Dalam Prespektif Filsafat Pendidikan Islam”, Jurnal
Tarbiyah, Vol. 23, No. 2, Juli-Desember 2016 Issn : 0854 – 2627, h. 354”
70
kenikmatan-kenikmatan yang menyeluruh yang tidak pernah diketahui oleh
manusia ketika didunia.
Dekat dengan Allah menjadi tujuan hidup manusia, ini tidak lepas dari konsep
tentang manusia bahwa esensi manusia itu jiwanya dan daya yang terpenting pada
Al-Nafs itu ialah mengetahui hakikat yang mutlak ialah Allah. Pengetahuan yang
sempurna tentang Allah bisa dicapai dengan kesempurnaan esensi manusia. Pada
dasarnya jiwa manusia itu bersih dari segala kotoran yang menghalangi dekat
dengan Allah, sebab fitrah manusia adalah percaya kepada Allah dan
mengenalnya. Kebahagiaan akhirat menjadi tujuan akhir hidup manusia.
Melihat ciri-ciri kebahagiaan akhirat yang dikemukakan , itu tiada lain
merupakan kebahagiaan surga, dan hal ini sesuai dengan apa yang digambarkan
Allah dalam Al-Qur‟an. Q.S As-Sajaddah : 17
Artinya:
Kebahagiaan akhirat menurut Al-Ghazali hanya dapat dicapai dengan
melaksanakan persiapan yang diperlukan selama hidup di dunia. Persiapan ini
dilaksanakan dengan jalan mengumpulkan bekal ketika manusia menjalani hidup
di dunia ini. Ada berbagai jenis keutamaan yang harus dipersiapkan manusia
untuk mencapai kebahagiaan, yang semuanya di namakan wasilah atau sarana.
Wasilah ini al-Ghazali membaginya ke dalam empat kategori, yang setiap kategori
mencakup empat macam keutamaan, sehingga jumlah semuanya ada enam belas.
Tidak semua wasilah itu sama pentingnya bagi tercapainya kebahagiaan.
Beberapa di antaranya mutlak perlu dan yang lain hanya berguna.
71
Tetapi faham-faham seperti inilah yang ditolak oleh al-Ghazali, bahwa dalam
hal keghaiban seperti demikian, tidaklah layaknya dimasukkan dalam pemikiran
secara berfilsafat. Banyaklah bahagian di dalam yang maujud ini yang tidak dapat
difilsafatkan. Karena kekuatan berfikir kita manusia sangatlah terbatas. Kalau ada
ahli filsafat yang mengatakan bahwa alam ini abadi, tidak akan habis-habis,
mengapa orang tidak menerima bahwa yang dahulu itu juga yang dipasangkan
kembali kepada nyawa atau jiwa yang akan dikembalikan kepada tubuh asalnya.96
Ahli Filsafat Islam pun percaya bahwa manusia akan dibangkitkan kembali
kelak, tetapi bukan dengan tubuhnya yang asal, sebab dia telah hancur. Kaum
pemegang Sunnah teguh berkeyakinan bahwa bagi Allah yang "Dia terhadap
sekaliannya adalah Maha Tahu", bukanlah perkara sukar buat mempertemukan
kembali tubuh yang telah hancur dengan nyawanya walaupun setelah sejuta tahun
berpisah. Apa arti hitungan tahun bagi Allah Yang Maha Kuasa mengatur
perjalanan benda yang jauh lebih besar dari matahari sehingga lebih lama
edarannya dari edaran matahari.97
Menurut Hamka dalam bukunya "Tafsir Al-Azhar", ayat 61-62 dari Al Qur'an
menjelaskan bahwa orang yang mendapatkan martabat adalah dalam jihad
Setelah itu, terutama perang suci atas kehendak mereka sendiri. Tidak ada dalam
hidup yang bisa berpegang pada jalan yang saleh dan mulus, dan sebaliknya.
Cara Tuhan melindungi umat-Nya terkadang sangat mengejutkan, sama seperti
perlindungan yang diberikan Tuhan dalam bentuk yang seimbang. Terkadang,
96
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 23,…., h. 6040 97
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 23,…., h. 6041
72
manusia tidak memahami kebijaksanaan Tuhan dan karenanya menyebabkan
kerusakan pada bumi.98
Diskusikan doktrin kepercayaan tentang peristiwa terakhir kehidupan
manusia, seperti kematian, akhir dunia, kebangkitan, keabadian, spekulasi dan
kondisi masa depan. Eskatologi dalam Alquran terkait dengan hukuman surga
dan neraka. Karena "Surga dan Neraka" adalah tempat di mana umat manusia
membayar semua yang telah dilakukannya dalam kehidupan dunia.
Asal fitrah manusia itu ialah kebaikan, sedangkan kebiasaan jahat yang di
rasakan senang merupakan pekerjaan yang tercela yang mencerminkan
kesengsaran kepada diri sendiri. Tentu perbuatan yang baiklah yang akan
mendapat kebahagiaan kepda diri kita. pada hakikatnya adalah Beribadah, cinta
akan Tuhan dan mendekatkan diri kepada-Nya merupakan salah satu cara kita
untuk mencintai Tuhan. Kecendrungan kepada syahwat, pada hakikatnya
bukanlah kehendak hati, karena manusia tidak dijadikan untuk berbuat jahat itu
tabiat yang asli.99
Jadi, menjelaskan bahwa kebahagiaan akhirat yang menjadi tujuan akhir hidup
manusia tidak dapat dicapai kecuali dengan ilmu dan amal. Ilmu yang
dimaksud di sini ialah ilmu syar'i dan ilmu yang termasuk kategori ilmu terpuji.
Amal yang dimaksud yaitu amal lahir dan batin. Amal lahir terbagi dua bagian,
yakni amal ibadat yang ditujukan terhadap Allah dan amal baik yang harus
dilakukan dalam kehidupan keluarga dan dalam masyarakat (mu'amalah).
Amal batin dibagi ke dalam amal pemurnian jiwa (tazkiyah al-qolb) dari watak
perangai yang tercela, dan amal untuk memperindah jiwa (tahliyat al-qolb)
dengan sifat-sifat baik.
98
Hamka, Tafsir Al-Azhar” (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), h. 82 99
Hamka, Ahlaqul Karimah, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1992), h. 14
73
Kehidupan manusia tidak akan berakhir dalam kehidupan dunia. Namun,
situasi ini akan berlanjut dengan kehidupan setelah kematian, di mana orang-
orang harus bertanggung jawab untuk atas yang telah ia kerjakan dalam hidup
mereka atau telah berusaha untuk mencapai tujuan sementara mereka. Tuhan
akan mempertanyakan peran manusia di bumi dan apa yang telah mereka
lakukan dalam hidup mereka. “Manusia akan bertanggung jawab atas semua
tindakan dan pikiran yang ia sadari dalam kehidupan. Dalam filsafat, studi
tentang kehidupan manusia setelah kematian disebut eskatologi. Menurut
eskatologi Fazlur Rahman, ketika manusia menghadapi kondisi pekerjaan
mereka yang telah selesai, mereka akan diberi imbalan atas semua yang mereka
lakukan.100
100
Fabian Fadhly Jambak, ”Filsafat Sejarah Hamka (Refleksi Islam Dalam Perjalanan
Sejarah)”, Jurnal Theologia, Vol 28 No 2 (2017), 255-272 ISSN 0853-3857 (Print) - 2540-
847(Online), h. 267
74
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat manusia ialah siapa manusia
sebenarnya dan dapat dilihat dari berbagai aspek:
1. Proses penciptaan manusia ini bertujuan untuk mendapatkan saripati tanah
(sulala tin min tin). Yang dimaksud dengan sulalah adalah saripati berasal
dari tanah yang menjadi makanan manusia, baik dari tumbuhan maupun
hewan yang semua bersumber dari tanah
2. Hamka mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia di dalam rahim.
Karena itu, "Al-Qur‟an" menceritakan proses penciptaan makhluk yang
menjadi khalifah di bumi. Di dalam rahim wanita itu, Tuhan mengumpulkan
benih orang tuanya. Allah membentuk tubuhnya di dalam rahim, dan Allah
meniup ruh di dalam rahim. Orang terbentuk dengan pembentukan tubuh di
dalam rahim. Jika tubuh adalah struktur fisik. Tubuh dan jiwa dapat
bertahan hidup karena mereka diberkahi dengan roh. Jiwa dan roh adalah
zat yang berbeda. Ketika Allah berbicara tentang roh, Tuhan juga
mengatakan bahwa manusia tidak dapat memahami esensi roh karena roh
adalah urusan Tuhan. Manusia hanya memahami ini, Tuhan benar-benar
memberi kita alasan untuk memahami dan belajar, sehingga disiplin ilmu
psikologi muncul.
75
3. Manusia adalah makhluk yang paling diciptakan oleh Tuhan Potensi, ini
sempurna. Ini memungkinkan manusia untuk menggunakan potensi mereka
untuk mengembangkan diri. "Manusia fisiologis terus berkembang,
mengalami kematangan dan transformasi. Semua ini adalah bagian dari
pengetahuan yang diberikan kepada manusia oleh Tuhan sebagai ciptaan
yang dipilih. Potensi yang diberikan kepada manusia konsisten dengan sifat
Tuhan. Dan dalam lingkup konten dan kemampuan manusia.
4. Adapun tujuan dari penciptaan manusia berkaitan erat dengan konsep
Khalifah salah satu fungsi manusia. Dengan segala potensi, manusia
diharapkan dapat memaksimalkan fungsinya di bumi dalam rangka Hablun
min al-nas tanpa mengesampingkan akhlaknya kepada Allah (Hablun min
Allah).
5. Tujuan hidup manusia yaitu tercapainya kebahagiaan. Sedangkan tujuan
akhirnya tercapainya kebahagiaan akhirat yang puncaknya yaitu dengan
dengan Allah dengan cara bertemu dan melihat Allah yang didalamnya
terdapat kenikmatan-kenikmatan yang menyeluruh yang tidak pernah
diketahui oleh manusia ketika didunia.
Maka dari itu segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT terhadap
manusia memiliki s;ifat yang dapat dipahami oleh akal pikiran manusia.
Sesuatu yang dihasilkan tuhan tidaklah sia-sia. Dari awak kejadian manusia,
tahap-tahap penciptaan manusia sampai ditiupkanya ruh, di dalam hukum alam
atau sunatullah bahwa manusia memperoleh pengetahuan dan dari pemahaman
yang diperoleh oleh lingkungan sekitar.
76
B. SARAN
Dalam hal ini penulis ingin memberikan beberapa saran yang menurut penulis
sangat diperlukan untuk menambah referensi yang berkaitan dengan pembahasan
yang ada pada skripsi ini:
1. Penulis tahu bahwa pada saat menulis artikel ini, masih ada banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk saran untuk penelitian lebih
lanjut, penulis percaya bahwa sifat manusia berhubungan erat dengan
moralitas komunitas agama (terutama Islam), karena melibatkan subjek sifat
manusia. Memang, umat Islam berdasarkan ajaran agama harus percaya
bahwa Allah akan membalas tindakan manusia di dunia.
2. Mempelajari sifat manusia, terutama pengetahuan tentang sifat kehidupan
manusia, guna membantu memperoleh pengetahuan yang dapat memahami
Tuhan dengan pemikiran yang diberikan oleh Tuhan.
3. Saya berharap bahwa keberadaan penelitian (Skripsi) tentang sifat manusia
yang diusulkan oleh Buya Hamka dapat membawa manfaat dan membuat
lebih banyak kontribusi untuk pengembangan harta Islam, terutama
pengembangan filsafat. Akhirnya, penulis sangat mengantisipasi saran dan
kritik pembaca.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abī al-Fidā Ismā„il bin Kaṡīr al-Qurasyī al-Dimasyqī, op. cit., h. 11-
13.diakses tanggal 10 desember 2018
Abidin, Zainal, Muh, ”Konsep Ilmu Dalam Islam: Tinjauan Terhadap
Makna, Hakikat, Dan Sumber-Sumber Ilmu Dalam Islam”, Ilmu Ushuluddin, Vol.
10, No. 1, Januarii2011,Issn 1412-5188
Afrida, ”hakikat manusia dalam perspektiffal-qur`an” jurnal fs IAIN
Kerinci,Vol.16, No.2, December 2018
Agus Mustofa, Persyahadatan Di Dalam Rahim, Surabaya : Padma
Press,2007
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak , Jakarta : PT Grafindo Persada, 2002
Aziz, Muhammad, ”Tuhan Dan Manusia Dalam Perspektif fPemikiran
Abunasr Al-Farabi” Jurnal Studi Islam, Volume 10, No. 2 Desember 2015
Aziza, Aryati” Memahami Manusia Melalui Dimensi Filsafat” jurnal filsafat
manusia, El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli- Desember 2018.
Bagu, Lorens,Kamus Filsafat, (Jakarta: PT GramediaaPustaka
Utama,1996)
Cahyadi, Hari, Arofah, Rahmat, ”Telaah Hakikat ManusiaaDan Relasinya
Terhadap Proses Pendidikan Islam”, Adabiyah Jurnal Pendidikan Islam, Volume
1 , Nomor 1 , September 2015
78
Effendi, Sofian dan Manning, Cchris, Prinsip-prinsippAnalisis Data.
Jakarta, LP3ES, 2012
Eliana, Siregar,”Hakikat Manusia (Tela‟ah Istilah Manusia Versi Al-Qur‟an
Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam)”jurnal UIN Imam Bonjol,
Vol. 20, No. 2, November 2017.
Ernita, Dewi,”Konsep Manusia Ideal dalam Perspektif Suhrawardi”, jurnal
substantia, Volume 17 Nomor 1, April 2015.
Fuadi, Ahmad, ”Esensi Manusia Dalam Prespektif Filsafat Pendidikan
Islam”, Jurnal Tarbiyah, Vol. 23, No. 2, Juli-Desember 2016 Issn : 0854 – 2627
H. Hanafi ,” Teologi Penciptaan Perempuan,Rekonstruksi Penafsiran
Menuju Kesetaraan Gender “,jurnal Buana Gender,Vol. 1, Nomor 2, Juli-
Desember 2016 ISSN: 2527-8096 (p); 2527-810x (e) LP2M IAIN Surakarta
Hamka, Buya, Akhlaqul Karimah, Jakarta : Pustaka Panjimas, 1992
Hamka, Buya, falsafah hidup (memecahkannrahasia kehidupan)
berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta :Republika penerbit,
2015
Hamka, Buya, Lembaga hidup, Jakarta : PT. Pustaka Panjimas, 1984
Harniwati, Mengenal Tuhan (mengikuti jejak para sufi), Dua Putra Press
2002
Hartono, Wen,”Konsep Fitrah Manusia Dalam Tafsir Al-Azhar Karya
Hamka Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam”, Skripsi Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2012
79
Hidayat, Taufik, Usep, “Tafsir Al-azhar : MenyelamiiKedalaman Tasawuf
Hamka Al-Turāṡ”: Vol. XXI, No. 1, Januari 2015
Jambak, Fadhly, Fabian,”filsafat sejarah hamka (refleksi islam dalam
perjalanan sejarah)” Jurnal Theologia, Vol 28 No 2, 2007
Jemkairil,”corak teologi hamka (pemikiran teologi hamka dalam
berbincang)”,seminar lokal program pascasarjana IAIN IB Padang 2002
Jurnal Tarbiyah, ”Proses Penciptaan ManusiaaDalam Al-Quran”, Vol. 23,
No. 2, Juli-Desember 2016 Issn : 0854 – 2627
Kementrian agama RI,” penciptaan manusia dalam perspektif Al-Qur’an dan
Sains”, tafsir ilmi, Jakarta.
Khasinah, Siti,” Hakikat Manusia MenuruttPandangan Islam Dan Barat”,
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. Xiiii, No. 2, Februari 2013
Kurniawati, Eka dan Bakhtiar, Nurhasanah ,“Manusia Menurut Konsep
Al-Qur`an dan Sains”, Journal of Natural Science and Integration p-ISSN: 2620-
4967|e-ISSN: 2620-5092,Vol. 1, No. 1, April 2018
Lajnah Pentashihan Mustafa Al-Qur‟an, Penciptaan Manusia dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Sains, Jakarta : Kementrian Agama RI 2012
Mahmudi, ”Pendidikan Agama Islam Dan PendidikannIslam Tinjauan
Epistemologi, Isi, Dan Materi” Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.
2, No. 1, Mei 2019
Muhajir, “Jasmani Manusia Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Qathrunâ
Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2016), diakses tanggal 10 desember 2018
80
Muhni , Imam, Adi Djuratna,”Manusia MenuruttOrtega Y. Gasset”,Jurnal
Filsafat 1996.
Nazulfiqar, Zaid, ”Daftar Riwayat Hidup Buya Hamka, dalam
https://files.wordpress.com,diakses tanggal 07 juli 2020
Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, Jakarta : PT Rineka
Cipta, 1994
Priyantono, Yogi, ”Manusia sebagaiimakhluk”, fakultas agama islam ump
2014
Rahmatiah, St.,”Konsep ManusiaaMenurut Islam” Al-Irsyad Al-Nafs,
Jurnal Bimbingan Penyuluhani Islam,Volume 2, Nomor 1 Desember 2015
Ratna, Kutha, Nyoman, Metodologi Penelitian KajiannBudaya dan Ilmu
Sosial Humaniora Pada Umumnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Ritonga, Soleh, Muhammad, ” Penciptaan Manusia” fitrah Jurnal Kajian
Ilmu-Ilmu Keislaman,Vol. 04 No. 1 Juni 2018
Rusli Ris‟an,”Agama dan Manusia dalam Pendidikan Hamka (Studi Falsafat
Agama)”,jurnal Raden Fatah, Intizar, Vol. 20, No. 2, 2014.
Salam, Burhanuddin, Falsafah Manusia (Antropologi Metafisika)”,
Bandung : Salman Jaya, 1985
Sampo, Seha,” Manusia Dalam Al-Qur‟an Menurut Persfektif Filsafat Manusia”,
Jurnal Uin Alauddin, Al-Fikr Volume 14 Nomor 3 Tahun 2010
Saryono,”Konsep Fitrah dalam Perspektif Islam”medina-Te Jurnal Studi
Islam, Volume 14, Nomor 2, Desember 2016
81
Setiani, Rini, ”Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Buku Tasawuf Modern
Buya Hamka”
Siregar, Mayasari, Lina ”Konsep Pendidikan Islam Dalam Membentuk
Manusia Paripurna”, Jurnal Al-Thariqah Vol.. 2, No. 2, Desember 2017, h.149
Solihin, M, Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga
Modren, Bandung : CV Pustaka Setia 2007
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya,
Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Surajiyo, Ilmu fIlsafat Suatuupengantar, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005
Susanto, Happy, ” Filsafat Manusia Ibnu Arabi”JurnallMuhammadiyah
Ponorogo, Vol. 10, No. 1, Mei 2014
Syahadah, Akhlul,” Etika Hidup SebagaiiiManusia Dalam Buku Falsafah
Hidup Hamka”, Skripsi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta 2019
Trinurmi, Sitti, ”Hakekat Dan Tujuan Hidup Manusia Dan Hubungannya
Dengan Tujuan Pendidikan Islam”, Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal Bimbingan
Penyuluhan Islam Volume 2, Nomor 1 Desember 2015
Yunita, N, ”Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar”, jurnal UIN Sumatera
Utara
Zainal, Abidin,”Filsafat Manusia(memahami manusia melalui filsafat)”,Bandung
PT. Remaja Rosdakarya 2000.
Zaprulkhan, Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik, Jakarta :
RajaGrafindo Persada, 2013
82
Zed, Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2008
top related