hadist maudu' intan dan melda

Post on 04-Jul-2015

376 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

INTAN ASYQOTUL FIRDAUS(12630080)

ARYANI IMELDA(126300)

PeNGERTIAN HADIST MAUDHU

Secara bahasa, kata mawdhu’ berarti sesuatu yang

digugurkan (al-masqath), yang ditinggalkan (al-matruk), dan

diada-adakan (al-muftard).

• Menurut istilah, hadis mawdhu’ adalah pernyataan yang

dibuat oleh seseorang kemudian dinisbahkan pada Nabi

SAW. Hadis mawdhu’ itu dicipta dan dibuat-buat, kemudian

dinisbahkan kepada Rasulullah SAW secara palsu dan dusta

baik secara sengaja maupun tidak.

• Kemunculan Hadits palsu dimulai bersamaan dengan terjadinya

konflik intern dalam kubu umat Islam. Orang-orang yang

terlibat dalam pertikaian konflik politik dalam kubu umat Islam

itulah yang menjadi dalang dari kemunculan hadits-hadits

palsu. Pertikaian tersebut bermula semenjak terbunuhnya

khalifah Usman bin Affan, yang mengakibatkan kondisi

kesatuan umat Islam menjadi kacau. Di kala itu, beberapa

golongan yang merasa paling berhak menjadi penguasa yang

menggantikan khalifah ketiga tersebut saling bertikai satu sama

lain. Kondisi tersebut juga dimanfaatkan oleh para Yahudi yang

berusaha menyusup untuk menperunyam keadaan. Puncak dari

munculnya hadits palsu yaitu ketika terjadi konflik antara Ali

bin Abi Thalib dengan Muawiyyah bin Abi Sufyan. Salah satu

pihak saling memperkuat diri dengan menciptakan hadits palsu

yang isinya seakan-akan mendukung pihak tersebut dan

menjatuhkan pihak yang lain.

Sejarah Hadists Maudhu’

• Pemicu munculnya hadits-hadits palsu tidak

sebatas karena konflik politik saja, melainkan ada

faktor-faktor lain. Namun para ulama’ ahli hadits

tidak tinggal diam atas munculnya peristiwa ini.

Beberapa upaya dilakukan untuk mencegah

hadits-hadits tersebt menyebarluas dan

mengembalikan ajaran agama Islam ke arah yang

sesungguhnya tanpa adanya unsur-unsur dusta dan

ambisi belaka.

lanjutan

Ciri-ciri Hadis’t Maudhu’:

2. Ciri-ciri yang terdapat pada matan.

E. Hukum membuat dan meriwayatkan

hadits maudhu

Umat Islam telah sepakat bahwa hukum membuat dan meriwayatkan

hadits maudhu’ dengan sengaja adalah haram secara mutkaq, bagi

mereka yang sudah mengetahui hadits itu palsu. Adapun bagi

mereka yang meriwayatkan dengan tujuan memberi tahu kepada

orang bahwa hadits ini adalah palsu (menerangkan sesudah

meriwayatkan atau membacanya), tidak ada dosa atasnya.

Mereka yang tidak tahu sama sekali kemudian meriwayatkannya atau

mereka mengamalkan makna hadits tersebut karena tidak tahu,

tidak ada dosa atasnya. Akan tetapi, sesudah mendapatkan

penjelasan bahwa riwayat atau hadits yang dia ceritakan atau

amalkan itu adalah hadits palsu, hendaklah segera dia

tinggalkannya, kalau tetap dia amalkan, sedangkan dari jalan atau

sanad lain tidak ada sama sekali, hukumnya tidak boleh.

(a) Adanya pengakuan dari

pembuatannya

b) Maknanya rusak, dalam arti

bertentangan dengan alqur’an, hadits

mutawatir dan hadits shahih

c) Matannya menyebutkan janji yang

besar untuk perbuatan kecil.

d) Rawinya pendusta.

Cara mengetahui hadits maudhu’

top related