gangguan volume cairan amnion
Post on 01-Dec-2015
84 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
GANGGUAN VOLUME CAIRAN AMNION
PEMBIMBING : DR. JONAS, Sp,OG
Disusun oleh : Nok Rachmatiah 406102017
Rizki Nurdiyansyah 406102016Adhipriyan 406102035
EMBRIOLOGI KAVUM AMNION
Amnion : selaput tipis pada hasil konsepsi yang terbentuk mulai hari ke 8 pasca konsepsi dan membentuk kantung kecil yang menutupi permukaan dorsal ‘embryonic disc”. Secara bertahap menyelubungi embrio yang tumbuh.
Cairan amnion : cairan yang berada dalam kavum amnion
DINAMIKA CAIRAN AMNION
Pengaturan volume cairan amnion adalah proses dinamis yang mencerminkan keseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan
Produksi cairan Pada usia < 8 minggu, cairan amnion dihasilkan oleh transudasi cairan melalui amnion dan kulit janin Pada usia 8 minggu, janin mulai menghasilkan urine yang masuk kedalam rongga amnion. Urine janin secara cepat menjadi sumber utama produksi cairan amnion. Saat menjelang aterm, janin menghasilkan 800 – 1000 ml urine Paru janin menghasilkan sejumlah cairan ± 300 ml per hari saat aterm, namun sebagian besar ditelan sebelum masuk ruang amnion.
ABSORBSI CAIRAN
Pada usia kehamilan < 8 minggu, cairan amnion transudatif direabsorbsi secara pasif
Pada usia kehamilan 8 minggu, janin mulai melakukan proses menelan. Proses ini secara cepat akan menjadi mekanisme utama absorbsi cairan amnion. Menjelang aterm, melalui proses menelan terjadi absorbsi cairan sebesar 500 – 100 mL per hari
Absorbsi cairan amnion dalam jumlah sedikit juga terjadi melalui selaput amnion dan masuk kedalam aliran darah janin. Menjelang aterm , jalur ini melakukan absorbsi sebesar 250 ml.
Sejumlah kecil cairan amnion melintas membran amnion dan masuk ke aliran darah ibu sebesar 10 ml per hari pada usia kehamilan menjelang aterm.
PERUBAHAN CAIRAN AMNION SELAMA KEHAMILAN
Pada usia kehamilan 34 minggu, volume cairan amnion mencapai maksmial ( 750 -800 mL) dan setelah itu akan menurun sehingga pada usia kehamilan 40 minggu, volume cairan amnion ± 600 ml. Dan melewati usia 40 minggu, jumlah cairan amnion akan terus menurun.
FUNGSI CAIRAN AMNION
Sebagai pelindung bagi janin terhadap trauma dari luar
Melindungi talipusat dari tekanan Memungkinkan pergerakan janin secara bebas
sehingga mendukung perkembangan sistem muskuloskeletal janin
Berperan dalam perkembangan paru janin Melumasi kulit janin Mencegah korioamnionitis pada ibu dan infeksi janin
melalui sifat bakteriostatik Membantu mengendalikan suhu tubuh janin
PENGUKURAN CAIRAN AMNION
Single Pocket ICA (Indeks Cairan Amnion) USG
ARTI KLINIK VOLUME CAIRAN AMNION : Volume cairan amnion merupakan penanda
kesehatan janin Volume cairan amnion normal menunjukkan bahwa perfusi uteroplasenta dalam keadaan memadai. Jumlah volume cairan amnuion abnormal berkaitan dengan “outcome”perinatal yang buruk
KANDUNGAN CAIRAN AMNION
Prolaktin Alpha feto protein Lesitin-Sphingomyelin Sitokin Interluekin-16 Prostaglandin Platelet activing factor (PAF)
POLIHIDRAMNION
Definisi : Suatu kedaan dimana jumlah air ketuban pada kandungan melebihi 2 liter.
Sedangkan secara klinik adalah penumpukan cairan ketuban yang berlebihan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada ibu hamil. Sedangkan jika dilihat secara USG jika Amniotic Fluid Index (AFI)>20 atau lebih dalam istilah kedokteran.
ETIOLOGI
1. Produksi air ketuban bertambah2. Pengaliran air ketuban terganggu
Ciri polihidramnion : Ukuran uterus lebih besar
dibanding yang seharusnya Identifikasi janin dan bagian
janin melalui pemeriksaan palpasi sulit dilakukan
DJJ sulit terdengar Balotemen janin jelas
Polihidramnion sering terkait dengan kelainan janin :
Anensepali Spina bifida Atresia oesophaguis Omphalocele Hipoplasia pulmonal Hidrop fetalis Kembar monosigotik (hemangioma)
Polihidramnion sering berkaitan dengan kelainan ibu:
Diabetes Melitus Penyakit jantung Preeklampsia
Perkembangan polihidramnion berlangsung secara gradual dan umumnya terjadi pada trimesteri III
GEJALA : Sesak nafas dan rasa tak
nyaman di perut Gangguan pencernaan Edema Varises dan hemoroid (Nyeri abdomen)
Bila polihidramnion terjadi antara minggu ke 24 – 30 maka keadaan ini sering ber;angsung secara akut dengan gejala nyeri abdomen akut dan rasa seperti “meledak” serta rasa mual. Kulit abdomen mengkilat dan edematous disertai striae yang masih baru. Polihidramnion akut atau kronik dapat menyebabkan abortus atau persalinan preterm.
PERJALANAN PENYAKIT
1. Hidramnion kronis Banyak dijumpai pertambahan air ketuban bertambah secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan yang lanjut
2. Hidramnion akutTerjadi penambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke-5 dan ke-6. komposisi dari air ketuban pada hidramnion, menurut penyelidikan, serupa saja dengan air ketuban yang normal.
Hidramnion sering terjadi bersamaan dengan :a. Gemelli atau hamil ganda (12,5%),b. Hidrops foetalisc. Diabetes melitusd. Toksemia gravidarume. Cacat janin terutama pada anencephalus dan atresia esophageif. Eritroblastosis foetalis
Bahaya yang perlu diperhatikan, dapat terjadi:1. Solusio plasenta.2. Inersia uteri.3. Perdarahan pascapersalinan.
PENGOBATAN POLIHIDRAMNION
Hidramnion yang ringan tidak memerlukan terapi, dapat diberi sedatif dan diet pantang garam kalau perlu.
Cairan hendaknya dikeluarkan dengan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya solusio plasenta.
Pengobatan dapat berupa amniosintesis dan Pemberian indometasin dengan dosis 1,5 –
3 mg/kg/hari.
OLIGOHIDRAMNION
Definisi : suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.
Etiologi : Primer : pertumbuhan amnion yang kurang baik. Sekunder :
1. Ketuban pecah dini 2. Penurunan fungsi ginjal atau terjadinya kelainan ginjal bawaan3. Kehamilan post-term sehingga terjadinya penurunan fungsi plasenta.4. Gangguan pertumbuhan janin 5. Penyakit yang diderita ibu seperti Hipertensi, Dibetes mellitus, gangguan pembekuan darah, serta adanya penyakit autoimmune seperti Lupus.
PATOFISIOLOGI
Pada kehamilan sangat muda, air ketuban merupakan ultrafiltrasi dari plasma maternal dan dibentuk oleh sel amnionnya. Pada trimester II kehamilan, air ketuban dibetuk oleh difusi ekstraselular melalui kulit janin sehingga komposisinya mirip dengan plasma janin. Selanjutnya setelah trimester II, terjadi pembentukan zat tanduk kulit janin dan menghalangi disfusi plasma janin sehingga sebagian besar air ketubannya dibentuk oleh sel amnionnya dan air kencingnya.
Ginjal janin mengeluarkan urin sejak usia 12 minggu dan setelah mencapai usia 18 minggu sudah dapat mengeluarkan urin sebanyak 7-14 cc/hari. Janin aterm mengeluarkan urin 27 cc/jam atau 250 cc dalam sehari.
Pengaturannya dilakukan oleh tiga komponen penting berikut:a. Produksi yang dihasilkan oleh sel amnion.b. Jumlah produksi air kencing.c. Jumlah air ketuban yang ditelan janin.
SYNDROMA POTTER
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada.
Gejala Sindroma Potter berupa :
Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus
Pangkal hidung yang lebar
Telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
Tidak terbentuk air kemih Gawat pernafasan,
Faktor Resiko :
Anomaly congenital ( misalnya agenosis ginjal, sindroma potter )
Retradasi pertumbuhan intra uterin
Ketuban pecah sebelum waktunya ( usia kehamilan 24 – 26 minggu )
Sindroma paska maturitas Terdapat riwayat
Hipertensi atau preeklampsia
Riwayat obstetric yang jelek
Gambaran Klinis :
Uterus lebih kecil dari usia kehamilan.
Tidak ada ballottement. Nyeri perut pada setiap
pergerakan anak. Sering berakhir dengan partus
prematurus. Bunyi jantung anak sudah
terdengar jelas sejak usia kehamilan 5 bulan.
Persalinan lebih lama dari biasanya.
His lebih sakit, bila ketuban pecah. Air ketuban sangat sedikit bahkan
tidak ada yang keluar.
Komplikasi Maternal :
Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi
Persalinan dilakukan dengan sc Infeksi Perdarahan Perlukaan jalan lahir
KOMPLIKASI PADA JANIN
Deformitas janin Leher telalu menekuk miring Bentuk tulang kepala janin tidak bulat Deformitas ekstremitas Talipes kaki terpelintir keluar Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal
distress. Fetal distres menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus
dengan dikeluarkannya mekonium semakin mengentalkan air ketuban.
Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi kesulitan bernafas, karena paru mengalami hipoplasia sampai atelektase paru.
Sirkulus yang sulit diatasi ini akhirnya menyebabkan kematian janin intrauteri.
Amniotic band
USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yangsangat abnormal)
Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu
Dapat terjadi foetus papyreceous. Bisa juga terjadi abortus dan partus prematurus. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat
bawaan seperti clubfoot Lethery appereance Jika terjadi pada saat menjelang persalinan, akan
meningkatkan resiko terjadinya komplikasi selama kelahiran, seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam kesegala arah, sehingga proses persalinan akan melemah atau berhenti.
PENGOBATAN
1. Tirah baring / istirahat yang cukup.2. Rehidrasi.3. Perbaikan nutrisi.4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung
pergerakan janin, NST, Bpp).5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume
cairan amnion.6. Amnion infusion.7. Induksi dan kelahiran.
TERIMA KASIH
top related