hubungan ginjal dengan gangguan keseimbangan cairan tubuh

27
Hubungan Ginjal dengan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh Imelda Trivintia Monas 102012458 / F4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Email: [email protected] Abstrak: Sistem kemih beserta hormonal dan syaraf dengan masing-masing fungsinya memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh manusia. Keseimbangan cairan tubuh yang dimaksud disini adalah keseimbangan zat asam dan basa pada tubuh manusia. Fungsi inilah yang sering disebut fungsi homeostasis dari ginjal guna menjaga keseimbangan cairan ekstraseluler. Untuk mempelajari akan fungsi tersebut akan dibahas mengenai mekanisme kerja ginjal, struktur makroskopik dan mikroskopik ginjal , mekanisme kerja hormon serta keseimbangan asam basa itu sendiri. Kata kunci : sistem kemih,keseimbangan asam basa Abstract: Urinary system along with hormonal and neural functions with respective important role in maintaining fluid balance of the human body. Fluid balance of the body in question here is the balance of acid and alkaline substances in the human body. This function is often referred to renal function in order to maintain homeostasis of extracellular fluid balance. To learn 1

Upload: paul-wendy-dasilva

Post on 22-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BLOK 10 UKRIDA

TRANSCRIPT

Hubungan Ginjal dengan Gangguan Keseimbangan Cairan TubuhImelda Trivintia Monas102012458 / F4Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaEmail: [email protected]

Abstrak: Sistem kemih beserta hormonal dan syaraf dengan masing-masing fungsinya memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh manusia. Keseimbangan cairan tubuh yang dimaksud disini adalah keseimbangan zat asam dan basa pada tubuh manusia. Fungsi inilah yang sering disebut fungsi homeostasis dari ginjal guna menjaga keseimbangan cairan ekstraseluler. Untuk mempelajari akan fungsi tersebut akan dibahas mengenai mekanisme kerja ginjal, struktur makroskopik dan mikroskopik ginjal , mekanisme kerja hormon serta keseimbangan asam basa itu sendiri.Kata kunci : sistem kemih,keseimbangan asam basaAbstract: Urinary system along with hormonal and neural functions with respective important role in maintaining fluid balance of the human body. Fluid balance of the body in question here is the balance of acid and alkaline substances in the human body. This function is often referred to renal function in order to maintain homeostasis of extracellular fluid balance. To learn the functions will be discussed on the mechanism of action of the kidneys, the macroscopic and microscopic structure of the kidney, the mechanism of action of hormones and acid base balance itself.Key word : urinary system, acid alkaline balance

PendahuluanKelangsungan hidup dan fungi normal sel bergantung pada pemeliharaan stabilitas konsentrasi garam, asam dan elektrolit lain didalam tubuh. Dan kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus bahan-bahan sisa metabolik toksik yang dihasilkan oleh sel-sel ketika melakukan reaksi-reaksi kimia untuk mempertahankan hidup. Ginjal berperan besar dalam mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, khususnya elektrolit dan air, dan dengan membuang semua bahan sisa metabolik (kecuali karbondioksida yang dikeluarkan lewat paru). Sewaktu berulang-ulang tersaring oleh ginjal, plasma mempertahankan kostituen-konstituen yang tidak diinginkan aau berlebihan ke urine. Yang terutama penting adalah kemampuan ginjal mengatur volume dan osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) lingkungan cairan internal dengan mengontrol keseimbangan garam dan air. Yang juga penting adalah kemampuan ginjal membantu dan mengatur pH dengan mengendalikan pengeluaran asam dan basa di urin.PembahasanMakroskopik ginjalGinjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal dibelakang peritoneum, dan karena itu diluar rongga peritoneum. Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak disebelah kanan.1Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat.2a. Fascia renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.b. Lemak perirenal adalah jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal danmembantu organ tetap pada posisinya.c. Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membran halu transparan yang langsung membungku ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.

Suplai darah21. Arteri renalis adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan masuk kehilus melalui cabang anterior dan posterior.2. Cabang anterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri interlobaris yang mengalur diantara piramida-piramida ginjal.3. Arteri arkuat berasal dari arteri interobaris pada area pertemuan antara korteks dan medula4. Arteri interobularis merupaka percabngan arkuata di sudut kanan dan melewati korteks 5. Arteriol aferen berasal dri arteri interlobularis. Satu arteriol aferen membentuk sekitar 50 kapiler yang membentuk glomerolus.6. Arteriol eferen meninggalkan setiap glomerolus dan membentuk jaringan kapilar lain. Kapilar peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal untuk memberi nutrien pada tubulus tersebutdan mengeluarkan zat-zat yang direabsorbsi.a. Arteriol eferen dari glomerolus nefron korteks memasuki jaring-jaring kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal pada nefron tersebutb. Arteriol aferen dari glomerolus pada nefron juxtaglomerular memiliki perpanjanga pembuluh kapilar pajang yang lurus disebut vasa recta yang berdesenden ke dalam piramida medula. Lekukan vasa recta membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa henle. Lengkungan ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa henle dan kapiler serta memegang peranan dalam konsentrasi urine.7. Kapiler peritublar mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan membentuk vena interlobularis8. Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renali. Vena ini meninggalkan ginjal untuk bersatu dengan vena cava inferior.Ureter Ureter adalah saluran perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang hingga Vesica Urinaria. Ureter memiliki panjang antara 25 sampai 30 cm. Saluran ini menyempit di 3 tempat : Proksimal ureter, yaitu pada uretero pelvic junction Tempat persilangan ureter dengan vasa illiaca yang biasa disebut flexura marginalis Distal ureter, yaitu pada muara ureter ke dalam vesica urinaria

Arteri yang mendarahi ureter adalah ujung atas oleh arteriae renalis, kemudian bagian tengah oleh arteriae testicularis atau arteriae ovarica, dan didalam pelvis oleh arteriae vesicalis superior. Darah vena dialirkan kedalam vena yang sesuai dengan arteri. Nodi aortic lateralis dan nodi iliaca. Plexus renalis, testicularis, dan plexus hypogastrica (didalam pelvis). Serabut-serabut aferen berjalan bersama dengan saraf simpatis dan masuk ke dalam medulla spinalis setinggi segmen lumbalis I dan II.Biasanya, batu ginjal dapat menyangkut pada 3 tempat tersebut sehingga menyebabkan nyeri yang biasa disebut Colic Ginjal. Lapisan muscular memiliki aktivitas Peristaltik Intrinsik, mengalirkan urin menuju Vesica Urinaria untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh.Vesica UrinariaVesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin. Pada lakilaki, organ ini terletak tepat dibelakang Symphisis Pubis dan didepan Rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus, di depan vagina. Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid, mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah fascies inferolateralis, juga mempunyai collum. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah kenari, dan terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya dapat mencapai umbilicus dan berbentuk seperti buah pir. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak didalam pelvis, bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil, vesica urinaria yang kosong menonjol diatasa perture pelvis superior, kemudian bila cavitas pelvis membesar, vesica urinaria terbenam didalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada orang dewasa. Bagian dalam vesica urinaria terdiri atas tunica mukosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mukosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae liutaudi. Disini, tunica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong karena membrane mukosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada dibawahnya. Trigonum vesica dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara ureter yang satu ke muara ureter lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula vesica merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat dibelakang ostium urethrae yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada dibawahnya. Tunica muscularis vesica urinaria terdiriatas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebutsebagai musculus detrusor vesicae. Pada collum vesicae, komponen sirkuler dari lapisan ototini menebal untuk membentuk musculus sphincter vesicae. Pendarahan vesica urinaria berasal dari arteri vesicalis superior dan inferior, cabang arteri iliaca interna. Venae membentuk plexus venosus vesicalis, dibawah berhubungan dengan plexus venosus prostaticus dan bermuara ke vena iliaca interna. Pada system pembuluh limfe bermuara ke nodi iliaci interni dan externi. Persarafan Vesica urinaria berasal dari plexus hypogastrica inferior. Serabut pasca ganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis pertama dan kedua lalu berjalan kebawah turun ke vesica urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpaticus yang muncul sebagai nervi spancnici pelvic berasal dari nervus sacrales.UrethraUrethra adalah saluran akhir dari Tractus Urinarius, yang mengalirkan urine ke luar tubuh. Pada pria, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk mengeluarkan urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun tidak pada saatyang bersamaan.

Urethra pada pria dibagi menjadi 3 bagian:1. Urethra pars ProstatikaDikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan muara dari 2 buah duktus ejakulatorius. Juga merupakan muara dari beberapa duktus dari kelenjar prostat2. Urethra pars MembranosaBagian terpendek. Berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter urethra eksterna3. Urethra pars CavernosaBagian terpanjang. Menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis dan bermuara pada ujung penis. Sebelum mulut penis, bagian ini membentuk suatu dilatasi kecil, yang disebut Fossa Navicularis. Bagian ini dikelilingi oleh Korpus Spongiosum yang merupakan suatu kerangka ruang vena yang besar.

Urethra pada wanita memiliki panjang yang jauh lebih pendek. Ujung mulut urethra pada wanita terletak dalam vestibulum, antara Clitoris dan Vagina. Perbedaan panjang dan letak anatomis dari urethra ini, mengakibatkan perbedaan resiko akan terjadinya infeksi saluran kemih. Pada wanita, lebih mudah terjadi infeksi karena pendeknya panjang urethra, dan dekatnya dengan Vagina, yang memiliki banyak mikroorganisme sebagai flora normal, namun bersifat infeksius jika berpindah tempat.

Mikroskopik Ginjal2Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine. Setiap nefron memiliki satu kompone vaskular (kapiler) dan sau komponen tubular.1. Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsula bowman. Glomerulus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.a. Lapisan visceral kapsula bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-el lapisan visceral dimodifikasi menjadi podosit(sel seperti kaki) yaitu sel-sel epitel khusus disekitar kapilar glomerular.i. Setiap sel podosit melekat pada permukaan yang mengandung prosesus sekunder yang disebut processus kaki atau pedikel kaku ii. Pedikel berintegrasi degan processus yang sama dari podosit tetangga. Ruang sempit antar pedikel-pedikel yang berinterdigitasi disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang lebarya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis ang memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya.iii. Barier filtrasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah dalam kapiler glomerular dari ruang dalam kapsul bowman. Barier ini terdiri dari endhotelium kapiler,membran dasar (lamina basalis) kapilar dan filtration slit.b. Lapisan parietal kapsul bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal.i. Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari glomerulus.ii. Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrasi aliran darah yang masuk ketubulus kontortus proksimal.2. Tubulus kontortus distal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubukus ini terdapat sel-sel epiteliai kuboid yang jaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen3. Ansa henle, tubulus kontortus proksima mengarah ke tungkai desenden ansa henle uang masuk ke dalam medula,membentuk lengkungan jepit yang tajam(lekukan) dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle.a. Nefron korteks terletak dibagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula.b. Nefron jukstamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki lekukan panjang yang menjulur kedalam piramida medula.4. Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron.a. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan stimulasi oleh penurunan ion natrium.b. Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut se jukstaglomerulat. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.c. Macula densa, sel jukstaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja untuk membentuk aparatus jukstaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah.5. Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus terebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.I. Mekanisme Pembentukan dan Pengeluaran UrineUrine yang keluar dari tubuh merupakan hasil proses penyaringan plasma darah oleh ginjal, yang melalui beberapa proses yang rumit. Kemudian hasil tersebut dikeluarkan oleh organ-organ pengeluaran urine atau bisa kita sebut tractus urinarius. Berikut ini merupakan pembahasan dari system pembentukan urine dan pengeluaran urine yang akan dijelaskan secara terpisah.3Pembentukan UrineSecara garis besar, proses pembentukan urine terdiri atas proses filtrasi, reabsorbsi,dan juga sekresi. Namun proses tersebut nantinya masih dtambah dengan proses-prosestambahan lainnya. Berikut ini pembahasannya;41. FiltrasiFiltrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifikdibuat untuk menahan komponen selular dan medium-molekular-protein besar ke dalam vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan selepit helium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiriatas 3 lapisan yaitu: endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate.4Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solutemenyebrangi kapiler glomerular. Ada beberapa mekanisme tekanan yang menimbulkanterjadinya filtrasi. Tekanan-tekanan itu antara lain ialah;1) Tekanan hidrostatik kapiler darah, merupakan tekanan utama yang mendorong terjadinya filtrasi, tekanan ini diperkirakan sekitar 55 mmHg. Tekanan ini bersifat mendorongplasma dari kapiler glomerulus ke ruang bowman.2) Tekanan onkotik kapiler, yang merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh kepekatanprotein,tekananinisifatnyamenarikair,besarnyasekitar30mmH.Sehinggamenarikplasmadariruangbowmankekapilerglomerulus.Tekananonkotiktidakadapadakapsula bowman karena di dalam ruang bowman tidak terdapat protein. Sebab proteintidak dapat menembus kapiler glomerulus ketika difiltrasi.3) Tekanan hidrostatik kapsula bowman, merupakan tekanan yang sama seperti tekananhidrostatik kapiler, namun sifatnya mendorong plasma dari kapsula bowman ke kapilerglomerulus. Tekanan ini berkisar sebesar 15 mmHg.Maka resultan dari ketiga tekanan tersebut sebesar 10 mmHg yang jalannya menuju kekapsula bowman. Ini merupakan Tekanan yang menimbulkan adanya filtrasi, dan laju filtrasi ini biasa disebut sebagai GFR (Glomerulus Filtration Rate) atau laju filtrate glomerulus.Faktor-faktor yang mempengaruhi GFR antara lain:5a) Tekanan arteri, bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam glomerulus, sehingga laju glomerulus meningkat, tetapi peningakatan filtrasi masih di aturoleh autoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus yang meningkat drastic.b) Efek kontriksi arteriol aferen, pada laju filtrasi glomerulus kontriksi arteriol aferen menurunkan kecepatan aliran darah ke dalam glomerulus dan juga menurunkan tekanan glomerulus, akibatnya terjadi penurunan terjadi penurunan glomerulus.c) Efek kontriksi arteri eferen, kontriksi ateriol eferen meningkatan tahanan terhadap alirankeluar dari glomerulus dan ini akan meningatkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi bilapenyempitanarteriterlalubesardanalirandarahsangatterhalangmakalajufiltrasijuga akan menurun.d) Efek aliran darah glomerulus atau laju filtrasi glomerulus, bila arteiol eferen dan eferenberkontraksi, maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap menitnya akan menurun. Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein plasma dantekanan osmotic koloid plasma dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya ini akanmelawan filtrasi, sehingga bila aliran darah glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka laju filtrasi mungkin menjadi tertekan secara serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.Pada umunya molekul dengan raidus 4 nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul-molek nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric charged) dari setiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation (positive) lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidakmengandung protein. Hasil penyaringan tersebut kemudian terus berjalan kearah tubulus kontortus proksimal.

2. Penyerapan ( Absorbsi)Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tidak sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultra filtrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan air, 67% Na. Bahanlainyangtersaring,direabsorbsisebelumcairanmeninggalkantubulusproksima.Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergerakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler danjalurparaseluler.Jalurtranseluler,kandungan(substance)dibawaolehseldaricairantubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane plasma.Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerak dari cairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus proksimal satu dan lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Ditubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel bersifat negativepergerakan Na melewati selapical difasilitasi spesifik transportersyang berada dimembrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satupimpinan sebagai Na (contransport) atau berlawanan pimpinan (counter transport).Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini (secondaryactive transport) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na.Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadipenambahanzatsisasertaureapadatubuluskontortusdistal. Sisasampahkelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar darizat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yangbersifatracunbertambah,misalnyaureumdari0,03,dalamurinprimerdapat mencapai2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi airterjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

3. SekresiTubulus ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam cairan filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Sekresi suatu zat meningkatkan ekskresinya dalam urine. Sistem sekresi yang terpenting adalah untuk;1) H+, yang penting untuk mengatur keseimbangan asam-basa.2) K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankaneksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf3) Anion dan kation organic, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organic asing dari tubuh.Sekresi juga terkadang dapat disebut sebagai proses augmentasi, yaitu proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warnaempedu, dan asam urat.Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.Amonia(NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine41. Hormona) ADHHormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel ( Frandson,2003 )b) AldosteronHormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal ditubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003)c) ProstaglandinProstagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastro intestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal (Frandson, 2003)

d) GukokortikoidHormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium (Frandson,2003)

2. ReninSelain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada : Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal ) Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal ) Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra ) Innervasi ginjal dihilangkan

3. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadiangiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.

4. Zat - zat diuretikBanyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.

5. Suhu internal atau eksternalJika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin.

6. Konsentrasi DarahJika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah. Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun.

7. EmosiEmosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

Pengeluaran Urine / Miksi

Pengeluaran urine dari luar tubuh atau biasa disebut miksi dimulai setelah urine selesai dibentuk oleh ginjal, urin lalu disalurkan melalui ureter ke kandung kemih (vesica urinaria). Kontraksi peristaltic otot polos di dalam urethra mendorong urine bergerak maju dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung secara oblik, Susunan anatomis seperti ini mencegah aliran balik urine dari kandung kemih ke ginjal apabila terjadi peningkatan tekanan di dinding kandung kemih.Dinding kandung kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi sel epitel khusus. Otot polos kandung kemih dapat sangat meregang tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan dinding kandung kemih. Otot polos kandung kemih mendapat banyak persarafan serat parasimpatis, yang apabila dirangsang akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Apabila saluran keluar melalui urethra terbuka, kontraksi kandung kemih menyebabkan pengosongan urine dari kandung kemih. Walaupun demikian, pintu keluar kandung kemih dijaga oleh dua sfingter. Sfingter urethra interna dan sfingter urethra eksterna. Sfingter urethra interna terdiri atas otot polos dan dibawah control involunter. Dan sfingter urethra eksterna terdiri atas otot lurik dan diabawah control volunter, sehingga dapat diatur sesuai keinginan kita.Kandung kemih dapat menampung 250 sampai 400 ml urine sebelum reseptor regang didindingnya memulai reflex berkemih. Refleks ini menyebabkan pengosongan kandung kemih secara involunter dengan secara bersamaan menyebabkan kontraksi kandung kemih yang disertai pembukaan sfingter urethra interna dan eksterna. Berkemih dapat untuk beberapa saat dan dengan sengaja dicegah sampai waktu yang lebih tepat dengan pengencangan secara sengaja sfingter urethra eksterna dan diafragma pelvis sekitarnya. Berikut ini merupkan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari;1. Usia Pengeluaran urin usia balita lebih sering karena balita belum bisa mengendalikan rangsangan untuk miksi dan balita makanan balita lebih banyak berjenis cairan sehingga urin yang dihasilkan lebih banyak sedangkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit karena setelah usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira10% tiap tahun.2. Jenis dan jumlah makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh3. Life Style dan aktivitasSeorang yang suka berolahraga, urin yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat karena cairan lebih banyak digunakan untuk membentuk energy sehingga cairan yang dikeluarkan lebih banyak dalam bentuk keringat.4. Status kesehatanOrang yang dalam keadaan sehat produksi urinnya akan berbeda dengan orang sakit. Orang yang sakit mengeluarkan urin bisa lebih banyak ataupun sedikit bergantung pada penyakit yang dideritanya.5. PsikologisOrang yang cemas metabolismenya lebih cepat sehingga urin lebih cepat dikeluarkan.6. CuacaBila cuaca panas cairan tubuh lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat sedangkan cuaca dingin cairan tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin.7. Jumlah air yang diminumAkibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.8. Saraf Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun.9. Banyak sedikitnya hormone insulinApabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.

Keseimbangan Asam-Basa5Mekanisme langkah-langkah ini telah sangat berkembang memerlukan energi dan transport aktif, berbeda dengan ekskresi karbondioksida di paru yang terjadi hanya dengan difusi pasif sederhana. Kedua proses, reabsorbsi bikarbonat terfiltrai di tubulus proksimalis dan ekskresi asam di tubulus distalis dicapai dengan sekresi ion hidrogen dari sel-sel tubulus ke lumen tubulus. Untuk etiap ion bikarbonat berpindah dari sel ke kapiler peritubuler dan ke sirkulasi. Peningkatan sekresi ion hidrogen meningkatkan perpindahan bikarbonat ke plasma, sehingga meningkatkan kadar bikarbonat plasma. Penurunan sekresi ion hidrogen tubulus menurunkan jumlah bikarbonat yang masuk ke dalam plasma.Reabsorbsi di tubulus proksimalis tergantung pada sekresi ion hidrogen dari sel ke lumen tubulus, menggantikan natrium protein transpor membran antiporter. Di sel-sel tubulus proksimalis ion hidrogen dan bikarbonat diproduksi dari penghancuran(dissolusi) asam karbonat yang dikataisa oleh karbonik anhidrase. Bersamaan dengan sekresi ion hidrogen ke lumen tubulus, bikarbonat keluar dari sel melalui membran baso-lateral kedalam kapiler peritubular. Dalam lumen tubulus, ion hidrogen yang disekresi berikatan dengan bikarbonat terifltrasi unntuk membentuk asam karbonat. Asam karbonat yang baru erbentuk sgera diubah menjadi CO2 dan H2o oleh enzim karbonik anhidrase yang ada dalam membran sel tubulus proksimalis dan terpapar pada isi lumen. Produk konversi asam karbonat, CO2 dan H2O, segera berdifusi ke dalam ssel,dan menjadi substart untuk pembentuk kembali asam karbonat dalam sel, diperantarai oleh karbonik anhidrase intraseluler. Mekanisme ini untuk memastikan tidak adanya bikarbonat yang lewat segmen nefron sebelah distal dan jumlah bikarbonat sama dengan jumlah yang terfiltrasi dapat dikembalikan ke kapiler peritubuler.

KesimpulanGinjal adalah organ yang memegang peran vital pada mekanisme sistem urinaria. Sistem ini menjadi satu kesatuan untuk mengatur suhu serta ekskresi cairan tubuh. Sehingga jika terjadi gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh bisa menimbulkan gangguan eksresi cairan-cairan tubuh.

Daftar Pustaka1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Penerbit PT Gramedia. Jakarta. Hal 245.2. Sloane Ethel. Anatomi dan fisiologis untuk pemula. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta: 2004.3. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari Sel ke Sistem / Lauralee Sherwood; alih bahasa, Brahm U. Pendit; editor, Beatricia I. Santoso. Ed 2. Jakarta: EGC; 2001.4. Fungsi ginjal dan proses pembentukan urine. Edisi 2007. Diunduh darihttp//eni.web.ugm.ac.id, 2 Oktober 2009.5. Arvin BK. Ilmu Kesehatan Anak vol.1. Ed 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta; 2008.s

17