gangguan pendengaran pada bayi dan anak
Post on 12-Jan-2016
6 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAK
Untuk memeriksa ambang dengar anak dilakukan didalam ruangan Khusus ( Free
Field)
Cara memeriksanya dengan beberapa cara
1. Neometer dibunyikan suara kemudian perhatikan reaksi anak
2. Free field test- Dilakukan pada ruangan Kedap suara anak sedang
bermain kemudian diberikan rangsang bunyi , Perhatikan reaksiya
3. Screening Untuk screening dipakai hantaran udara saja dengan Frekwensi
500 hz, 1000 hz, 2000 hz
Gangguan Pendengaran Pada Bayi dan Anak
Penyebab gangguan Pendengaran dibedakan Pada masa Prenatal , Massa Perinatal
dan Post natal
Massa Pre Natal
Genetik
Non Genetik seperti gangguan / kelainan pada massa kehamilan, Kelainan
strutur anatomi, Kekurangan giizi
Infeksi Pada massa Kehamilan trimester I baik itu Infeksi dari Bakteri maupun
Virus . Misalnya Tosoplasmosis , Rubella, Cytomegalo Virus, Herpes dan
spilis
Obat obatan yang berpotensi mengganggu Proses organogenesis dan merusak
sel sel rambut koklea seperti salisilat , kina, neomisin, thalidomide,
barbiturate
Massa Peri Natal
Prematuritas < 37 minggu
Berat badan lahir rendah < 2500 gram
Tindakan Dengan Alat pada proses Kelahiran ( Extraksi Vakum , Forsep )
Asfiksia dan Anoksia otak ( Nilai Apgar kurang dari 5 pada 5 menit pertama )
Hiperbilirubenemia ( >20 mg/100 ml )
Massa Post natal
Infeksi Bakteri atau virus Misalnya Rubella, campak, Parotis, Meningitis,
Encefalitis
Perdarahan Pada Telinga tengah
Trauma Temporal
Joint Comite on Infant Hearing menetapkan pedoman resiko tinggi terhadap ketulian
1. Riwayat keluar dengan ganngguan pendengaran bawaan
2. Riwayat Infeksi Prenatal ( Infeksi TORCHS)
3. Kelainan anatomi telinga
4. Lahir Prematur < 37 minggu
5. Berat badan Rendah < 1500 gram
6. Persalinan dengan Tindakan
7. HiperBilirubinemia
8. Asfiksia ( Apgar renda 0-3 )
Pemerisaan Brain Evoked Response Audiometi merupakan tes yang
obyeketif pada Bayi yang baru lahir
Seseorang bayi mampu berkomunikasi pada usia 18 bulan, pada saat itu
merupakan priode kritis untuk mengetahui adanya gannguan pendengaran
Proses untuk Habilitasi paling bagus bagi tuna rungu sebelum umur 3
tahun
Free Filed test
Pemeriksaan ini dilakukan pada ruangan yang cukuo tenang( Bising
lingkungan tidakm melebihi 60 desibel )Idealnya ruangan kedap suara ( Sound
Prof room)
Sebagai sumber bunyi yang sederhana digunakan tepukan tangan , tambur ,
bola plastic , remasan kertas minyak , Bel, Trompel karet
Sumber bunyi tersebut harus dikalibrasi frekwensi dan intesitasnya
Bila tersedia dipakai Baby reactometer,Neometer , Viene tone ( Frekwensi
3000 HZ ) dengan pilihan intesitas 70,80,90, `100
Dinilai kemampuan anak memberikan respon terhadap sumber bunyi tersebut
Behavioral Obeservation 0-6 bulan
Pafa pemeriksaan ini diamati respons terhadap sumber bunyi berupa
perubahan sikap atau reflex yang terjado pada bayi
Bila tidak ada respon terhadap stimuli bunyi , pemeriksaan diulangi sekali lagi
Kalau tetap tidak berhasil dilakukan pemeiksaan ketiga , pemeriksaan tersebut
dilakukan 1 minggu kemudian
Bila tetap tidak memberikan respon, Dilakukan pemeriksaan audiologi
lanjutan yang lebih lengkap
Condisioned TEST ( 2- 4 Tahun )
Sebelum melakukan pemeriksaan, anak dilatih ( conditioning) melakukan
suatu aktifitas permainan
Misalnya memasukkan kelereng pada kotak tepat pada saat dia mendengar
stimuli bunyi , setelah anak terbiasa , dilakukan pemeriksaan sebenarnya
dengan mengunakan sumber bunyi yang diketahui frekwensinya dan
intensitasnya
Audiometri nada murni
Pemerikasaan dilakukan pada anak yang berusia lebih dari 4 tahunyang
kooperatif
Sebagi sumber suara dilakukan nada murni Puretone bunyi yang hanya
memiliki 1 frekwensi
Pemeriksaan dilakukan pada ruangan kedap suara
Dapat dinilai hantaran udara dan hantaran tulang dengan memasang bone
fibrator pada daerah mastoid
Frekwensi yg diperiksa 125, 250, 500,1000, 2000,4000, 8000 Hz
Intesitas bunyi 10-100 db
Berdasarkan audiogram yang dihasilkan, diperoleh informasi tentang jenis dan
derajat ketulian
BERA ( Brain Evoked Renspon Audiometri )
BERA Merupakan pemeriksaan audiologi dan neurologi sangat besar
manfaatnya
Mempunyai nilai obyektifitas yang tinggi bila dibangdingkan dengan
pemeriksaan audiologi konvensional
Pemakaiian muda dan tidak invasive
Test BERA dapat juga dilakukan pada anak atau bayi yang tidak kooperatifv
Reaksi yang timbul sepanjang jaras jaras saraf pendengaran dapat diteksi
berdasarkan waktu yang dibutuhkan
Pada pemiriksaan ini di pakai elektroda permukaan , Kemudian direkam
gelombang – gelombang yang datang dari batang otak , Terdapat 5 macam
gelombang
Gelombang I : Datang Dari koklea
Gelombang II : Datang dari Nucleus Koklearis
Gelombang III : Datang dari Nucleus oliva superior
Gelombang IV : Datang dari leminiscus lateralis
Gelombang V : Datang Dari Folikulus Inferior
Hablitasi
Setelah diketahui seseorang anak memderita ketulian , Upaya hablitasi
pendengaran harus dilakukan sedini mungkin
Pada anak dengan tuli saraf berat harus segera memakai alat bantu
pendengaran
Diperlukan Penilaaian tingkat kecerdasan oleh Psikolog anak,
Dirujuk Untuk proses hablitasi di SLB B atau SLB C tuna rungu dengan
Retardasi Mental
Pendidikan Khusus dimulai pada usia 2 tahun pada SLB B yang memilki Unit
taman latihan dan obeservasi
Proses Hablitasi Penderita Tuna Rungu memerlukan kerjasama dengan
disiplin ilmu yaitu dr, SpTHT, Audiologist, Psikolog anak , Guru khusus
untuk tuna rungu, dan keluarga penderita
Implan Koklea
Adalah suatu perangkap elektronik yang mempunyai kemampuan
memperbaiki fungsi pendengaran , sehingga akan meningkatkan komonikasi
pederitapada tuli saraf berat dan total bilateral
Generasi Implan koklea yang paling mutahir saat ini adalah memiliki 22
saluran chanel
Indikasi Pemasangan Implan koklea
Tuli saraf bilateral atau Total Bilateral
Untuk anak dengan tuli saraf berat sejak lahir ( tili Pralingual ) . implant
koklea sebaiknya dipasang pada usia 2 tahun
Mekaniseme Kerja Implan koklea
Impuls suara- mikrofon dan diteruskan Speech Processor melakukan seleksi
informasi suara yang sesuai menjadi kode suara yang akan disampaikan
Transmiter , Kode Suara akan dipancarkan menembus kulit menuju receiver atau
stimulator, Pada bagian ini kode suara diubah menjadi sinyal sinyal listrik
sinyal sinyal listrik Elektroda – elekteroda yang sesuai didalam koklea , sehinga
terjadi stimulasi serabut saraf
Program Rehablitasi Pasca pemasangan implant
Program rehabilitasi dimulai dengan mengatifkan speech Prosesor 4- 6
mimggu setelah pasca beda
Latihan pendengaran dan terapi wicara yang membutuhkan waktu 6 bulan
Proses Rehabiltasi memerlukan kerjasama dengan disiplin ilmu yaitu dr,
SpTHT, Audiologist,speec patologis, Anli Terapi wicara , Psikolog anak ,
Guru khusus untuk tuna rungu,
Evaluasi Pasca Bedah , perangkap elektronik ini harus dipereksa dan di
kalibrasi berkala , ( Mapping )
Evaluasi pasca bedah ini dilakukan setiap 6 bulan untuk anak berumur < 6
tahun dan 12 bulan untuk anak berusia >6 tahun
GANGGUAN PENDENGARAN PADA GERIATRI (Presbikusis)
Presbikusis adalah tuli sensorineural Frekwensi tinggi terjadi pada usia
lanjut ,semetrik kiri dan kanan
Etiologi
Umumnya Presbikusis merupakan suatu Proses degenerasi
Diduga ada hunbungan dengan Faktor factor herediter
Metabolisme
Pola makan
Gaya hidup
Patologi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan N VIII
Pada koklea terjadi perubahan yang mencolok yaitu atrofi dan degenerasi sel
sel rambut penujang pada organ corti
Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria
vaskuler
Terdapat Pula Perubahan berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel sel gangkion
dan saraf
Sensorik Lesi terbatas pada koklea, atrofi organ corti, Jumlah sel Rambut
dan sel sel penujang berkurang
Neural Sel sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang
Metabolik Atrofi stria Vaskuler , Potensial microponic menurun, Fungsi sel
dan keseimbangan biokimia/bioelectric koklea berkurang
Mekanik Terjadi perubahan gerakan mekanik pada Duktus koklearis,
Atrofi pada ligamentum spiralis , Membrane basalis lebih kaku
Gejala klinik
Berkurangnya pendengaran secara perlahan lahan dan progresif , semetrik
pada kedua telinga
Tinitus Nada Tinggi
Coctail Parti Deafness
Intesitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telingah hal ini
disebabkanTerjadi factor kelelahan saraf
Dianosis
Otoskopi ; tampak membrane timpanis suram, Mobilitasnya berkurang
Tes Plana ditemukan tuli sensoneural
Pada Pemeriksaan audiometric nada Murni menunjukkan suatu saraf nada
tinggi. Bilateral, semetrik
Pada tahap awal terjadinya penurunann yang tajam ( sloping ) setelah
frekwensi 2000 hz, ini terjadi pada tipe sensorik dan neural
Sedangkan garis ambang dengar jenis metabolic dan mekanik gambaran
audiogram nya lebih mendatar dan tahap berikutnya mengalami penurunan
secara berangsur angsur
Pada Pemeriksaan audiometric tutur menunjukan adanya gangguan
diskriminasi wicara. terjadi pada jenis Neural dan koklea
Penatalaksanaan
Rehablitasi
Pemasangan alat bantu dengar
Latihan Membaca Ujaran ( speec Reading )
Latihan Mendengar ( auditori Training )
Terapi Wicara ( Speech terapi )
TULI MENDADAK (Sudeen Deafness)
Tuli mendadak adalah Tuli yang terjadi secara tiba tba , jenis ketulian nya
adalah sensoneural , Peyebab tidak dapat langsung diketahui biasanya terjadi pada
satu telinga.
Etologi
Iskemia Koklea
Inveksi Virus ( Parotis , campak, Influensa tipe b)
Trauman kepala
Trauma Bising yang keras
Perubahan tekanan atmosfir
Obat Otoksin
Neuroma akustika
Iskemia koklea merupakan peyebab utama tuli mendadak, Keadaan ini dapat
disebabkan oleh karena spasme , Trombosis , atau perdarahan arteri auditiva interna ,
Pembuluh darah ini merupakan end arteri , sehingga apabila terjadi gagguan pada
pembuluh darah ini maka koklea sangat muda mengalami kerusakan
Gejala
Timbul tuli secara mendadak , kadang –kadang bersifat sementara atau
berulang dalam serangan tetapi biasanya menetap
Pada Infeksi Virus Trdapat Tuli mendadak biasanya pada satu telinga dapat
disertai dengan Tinitus dan Vertigo
Penatalaksanaan
1. Bed res total ,istirahat fisik dan mental selama 2 minggu
2. Pemberian Vasodilatansia yang cukup kuat
o 3 x900 mg ( 3 amp selama 4 hari)
o 3 x 600 mg ( 2 mg selama 4 hari)
o 3x 300 mg ( 1 amp selama 6 hari )
o Disertai pemeberian Obat oral Compalamin tab 3x2 setiap hari
3. Prednison 4x 10 mg tapering off tiap tiga hari
4. Vitamin C forte 100 mg 2x1 tablet/hari
5. Neurobion 3x1 tab /hari
6. Diet rendah garam dan rendah kolesterol
7. Inhalasi oksigen 2 liter/menit
TULI AKIBAT BISING
“Noise Induced Hearing Loss”
Ialah Tuli yang diakibatkan oleh terpapar oleh bising yang cukup keras dalam
jangka waktu yang cukup lama dan biasanya disebabkan oleh bising
lingkungan kerja
Secara umum bising merupakan bunyi yang tidak diinginkan
Secara audiologi bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai
Frekwensi
Bising yang intesitasnya 85 desibel dapat merusak reseptor pendengaran corti
di telinga dalam
Yang sering mengalami kerusakan alat corti untuk reseptor yang berfrekwensi
3000-6000 hz
Gejala
Kurang Pendengaran
Tinitus
Coctail party deafness ( kesulitan mendengar serta memahami Pembicaraan di
tempat keramaiian )
Bila sudah cukup berat , maka akan terjadi sukar menangkap Percakapan
dengan kekerasan biasa , Bila sudah lebih berat maka percakapan yang
keraspun sukar dimengeri
Pada pemeriksaan audiologist terdapat Recuiment suatu fenomena pada Tuli
saraf koklea
Pada pemeriksaan audiometric nada murni ditemukan Ketulian pada
Frekwensi 3000-6000 hz
Penatalaksanaan
Hindari Lingkungan Bising
Gunakan tutup telinga dan pelindung kepala
Untuk percakapan biasa dapat di coba pemasangan alat bantu dengar (Hearing
aid)
Apabila pendegaran semakin memburuk, sehiingga memakai ABD tidak
dapat berkomunikasi dengan adekuat maka Dilakukan Psikoterapi untuk
menerima keaddanya
Latihan pendegaran agar dapat menggunakan sisa pendengaran dengan ABD
secara efisien dan Dibantu dengan Membaca Ucapan bibir, Bahasa Isarat,
mimic dan anggota gerak
GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT OBAT OTOTOKSIK
Tuli yang diakibatkan oleh pemeberian obat-obatan yang bersifat ototoksi pada
telinga.
Etiologi :
Golongan aminoglikosida,
Streptomisin ,
Gentamisin ,
Neomisin,
kanamisin,
tobramisin
Netil Misin
Tuli bersifat bilateral bernada Tinggi sesuai dengan kehilangan sel –sel rambut
pada putaran basal koklea.
Eritromisin
Pemberian eritromisin intravena dapat menyebabkan
Kurang Pendengaran
Tinitus yang Meniup
Perna dilaporkan dapat menyebabkan tuli sensoneural bernada tinggi bilateral
Loop Diuretik
Furosemid, Bumitanide , Ethycyrinic acid dapat menunjukan Potensi ototoksisitas ,
apabila diberikan pada penderita secara intera vena , Biasanya gannguan pendengaran
yang terjadi ringan, tetapi pada kasus kasus tertentu dapat menyebabkan tuli
permanen
Obat Anti InFlamasi
Salsilat termasuk Aspirin dapat menybabkan Tuli sensoneural frekwensi
tinggi dan disertai dengan tinius
Tepai bila obat dihentikan maka pendengaran akan puli dan tinnitus
menghilang
Obat Anti Malaria
Kina dan Kloroquin dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan tinnitus
Tepai bila obat dihentikan maka pendengaran akan puli dan tinnitus
menghilang
Obat Anti Tumor
Cis Platinum dapat Menyebabkan ototoksitas adala tuli subyektif , Tinitus dan
otalgia , dapat juga disertai dengan gangguan keseimbangan . Tuli biasanya
bilateral dengan Frekwesnsi 6 khz dan 8 Khz, Kemudian terkena frekwensi
dibawahnya
Biasa terjadi penurunan speech discrimination score
Tinitus Biasanya samar samar
Bila tuli ringan pada peghetian obat dapat pulih kembali , Bila tulinya berat
biasaanya menetap
Obat tetes Telinga topical
Obat golongan aminoglikosida seperti, Neomicin dan polimicin b
Terjadinya ketulian oleh karena obat tersebut menembus membrane tingkap
bundar (Ronw window Membran)
top related