forto polio

Post on 07-Aug-2015

93 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

DIPRESENTASIKAN OLEH : DR M.GOZALI ARIF SEMBIRING

PROGRAM INTERNSHIP FK USU 2012/2013

Kejang Demam

Pendahuluan• Kasus ini saya terima pada 22 Juni

2012.• Kasus kejang pada anak merupakan

keadaan yang sering dihadapi di unit gawat darurat dan yang paling sering dari kasus kejang ini ialah kejang demam sekitar 30-80 persen dari seluruh kasus kejang.

• Fokus pembicaraan :• - Penanganan awal kejang pada anak.• -Diagnosa dan klasifikasi kejang

demam.• -Penanganan lanjutan, prognosa

kejang demam.

Referensi :• American Academy of Pediatrics. Practice

parameter: the neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile seizure. Pediatrics 1996;97:769–75.

• Konsensus Penganan Kejang Demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia .2005-2008.

• Shrinivasan, Jayastri MBBS, Febrile Seizure, Australian Family Physician, vol 34 no 12 , Desember 2005 .

Data Pasien

Nama : by S Usia : 1 tahun 2 bulanJenis Kel : PerempuanAnak pertamaAgama : IslamSuku: batak

Data biologik

Panjang badan : 62 cmBerat-badan : 11 kg

Data klinis

Anamnesis terfokus diagnosis- Kejang pertama pada usia 6 bulan dan kedua

pada 1 taun 2 bulan.- Pasien mengalami kejang 15 menit sebelum

masuk rumah sakit.- Kejang dialami selama 5 menit, hanya 1 kali

dalam sehari.- Pasien pernah mengalami kejang ketika

demam pada usia 6 bulan dan ayah pasien juga pernah mengalami hal yang sama.

- Riwayat demam, batuk, dan pilek sebelumnya.

Anamnesis penyingkir DDDiff. diagnostic 1 : meningitis- kejang hanya dialami sekali saja, kejang

sebelumnya tidak pernah dialami.- riwayat pingsan, atau lemas dan tidak

ingin minum susu sebelumnya tidak pernah dijumpai.

Diff. diagnostic 2 : ensepalitis- kejang hanya dialami sekali saja, kejang

sebelumnya tidak pernah dialami.- riwayat pingsan, atau lemas dan tidak

ingin minus susu sebelumnya tidak pernah dijumpai.

Diff dignostic 3 : kelelainan elektrolit- riwayat muntah, diare tidak dijumpai

Pemeriksaan FisikTanda vitalPols : 95 x/menitLaju nafas : 23 x/menitSuhu : 38,1 oC

Kepala : Conj. Palpebra anemis /ikterik -/-, kaku kuduk (-), bibir sianosis (-)

Thoraks : Inspeksi : bentuk simetris, pernafasan torako-abdominal, ptekie (-)

Palpasi : stem fremitus ,ka = ki Perkusi : sonor kedua

lap. Paru Auskultasi : vesikulerAbdomen : Soepel, peristaltik normal, ptekie

(-), turgor kulit kembali cepatEkstremitas : bergerak aktif, tidak

dijumpai kelainan, kernig sign (-), brudzinski sign (-)

Untuk menyingirkan DD- bayi dalam keadaan sadar menangis dan ada

keinginan untuk minum susu.encepalitis- tidak dijumpai kaku kuduk.meningitis-tidak dijumpai ptekie, tanda

kernigmeningitis- tidak dijumpai kelemahan anggota

gerak.ensepalitis- Turgor kulit kembali cepat dehidrasi,

kekurangan elektrolits

Pemeriksaan tambahan

Laboratorium - untuk mencari tanda infeksi akut, pada

pasien ini tidak dijumpai tanda infeksi bakteri akut

- mencari tanda kelainan elektrolit, pada pasien ini tidak perlu dilakukan sebab tanda dehidrasi dan riwayat muntah , diare tidak dijumpai

Lumbal pungsi - untuk menyingkirkan DD meningitis dan

ensefalitis, pada pasien ini tidak perlu dilakukan sebab dari gejala klinis dan pemeriksaan fisik tidak menunjukkan tanda dan gejala meningtis atau ensefalitis.

CT Scan - untuk mencari kelainan intra kranial lain,

misalnya hidrocephalus, massa tumor dll, pada pasien ini tidak dijumpai tanda peningkatan tekanan intra kranial, dan kelemahan tungkai, sehingga tidak perlu dilukan.

Diagnosis

Dari gejala klinis berupa kejang seluruh tubuh yang dialami selama kurang 5 menit , kejang hanya dialami sekali dalam 24 jam, riwayat demam dialami dalam 3 ini dengan suhu 38,1

oC, riwayat kejang ketika demam sebelumnya dialami pada usia 6 bulan, riwayat kejang pada keluarga dialami oleh ayah pasien.

Pemeriksaan fisik dan pennunjang: tidak dijumpai kelainan spesifik.

Diagnosis : Kejang demam simpleks

Penangan Masalah

Penangan akut kejang :- jaga patensi jalan nafas, posisikan pasien miring

untuk menghindari teraspirasinya saliva atau muntahan. Jaga agar lida tidak tergigit saat kejang.

- berikan diazepam per-rektal 5 mg sebab bb anak 11 kg, pemberian diazepam intermiten masih kontroversial untuk kd simpleks, tetapi direkomendasikan untuk kd kompleks.

Penanganan penyebab demam :-Direkomendasikan pemberian acetaminofem 10-

15mg/kgbb- Pada kasus ini penyebab demam disebabkan oleh

common cold yang menupakan self limited disease sehingga hanya dibutuhkan penangan suportif

Pemberian anti kejang berkelanjutan- Pada kasus ini tidak dijumpai indikasi untuk

pemberian anti kejang berkelanjutan

Konsultasi dan Rujukan

Konsultasi ditujuan kpda Sp Anak ditujukan bila

- Dijumpai gejala kejang demam kompleks.- Dijumpai kelainan neurologis yang nyata

setelah kejang.- Dijumpai kejang fokal.

Peran Keluarga

Edukasi yang diberikan kepada keluarga;- Selalu menyediakan obat demam untuk

diberikan secepatnya setelah menjumpai anak demam.Ajari keluarga untuk mengkompres anak ketika demam.

- Ajari keluarga untuk memposisikan anak ketika kejang dengan posisi miring dan menjaga agar lidah tidak tergigit saat kejang.

Ilmu yang diperoleh dari kasus ini

Ilmu dasar kedokteran- Patogenesa kejang demamIlmu klinik- Penanganan anak saat kejang- Pemberian obat anti kejang- Pemeriksaan dan evaluasi penyebab kejang- Indikasi merujukIlmu kedokteran komunitas- Edukasi orang tua dalam menangani anak

saat kejang

top related