format pengkajian keluarga rias fix.doc
Post on 03-Feb-2016
93 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah CNP II)
Disusun oleh :
RIAS GANJAR PRATIWI
220110120153
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian terkecil yang tidak terpisahkan dari kehidupan seseorang.
Keluarga merupakan tempat pertama seseorang membentuk kepribadiannya, melakukan
hubungan dengan orang lain, menjadi makhluk individu, makhluk social dan makhluk Tuhan.
Di dalam keluarga terdapat ayah, ibu dan anak yang hubungan tidak terpisahkan karena
saling ketergantungan, saling membutuhkan dan saling melengkapi. Hubungan tersebut
dimulai dengan interaksi dimana interaksi akan menambah kehangatan dan keakraban.
Lingkungan keluarga akan menjadi lingkungan pertama anak melakukan interaksi, melalui
lingkungan keluarga anak mengenal dunia sekitarnya, pola pergaulan hidup yang berlaku
sehari-hari, melalui lingkungan itu anak mengalami proses sosialisasi awal ( Soerjono , 2004)
Tuntutan setiap individu dalam keluarga berbeda-beda menimbulkan seringkali terjadi
ketidak cocokan dalam keluarga. Ketidakcocokan ini kadang menimbulkan ketegangan dalam
keluarga yang mengakibatkan terjadinya stressor dalam keluarga. Stressor dalam keluarga
juga mungkin berasal dari luar misalnya dari dunia kerja, kuliah maupun lingkungan social
yang tak jarang dibawa kerumah dan mengakibatkan makin keruhnya suasana rumah, pada
kondisi seperti ini peran perawat keluarga sangat penting untuk membantu mengembalikan
peran serta fungsi keluarga menjadi lebih efektif.
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. Perawatan keluarga adalah tingkat perawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawat sebagai penyalur.
Masalah-masalah dalam keluarga saling berkaitan, apabila satu keluarga mengalami
masalah maka keluarga yang lain ikut berperan dalam penyelesaian masalah, masalah yang
baru timbul dan kemudian berlam-lama karena tidak ditangani dengan tepat dapat
menimbulkan penyakit fisik maupun psikologis pada keluarga. Di zaman modern ini individu
dalam keluarga yang kurang bisa mengatur tingkat emosi dan stressnya dapat mengakibatkan
respon adaptif disfungsional seperti merokok yang kita tahu apabila merokok dilakukan
dalam kurun waktu yang lama dan frekuensi terus menerus akan mengakibatkan hipertensi.
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah systole lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolic lebih dari 90mmHg (Wilson LM). Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka
jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan bertambah. Diperkirakan sekitar 80%
kenaikan kasus hipertensi terutama di Negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta
kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini
didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini
(Armilawati et al, 2007).
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap anggota
keluarganya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatna
tersebut adalah mengenal masalh kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
tepat, memberikan perawatan pada anggota keluarga sakit, mempertahankan suasana rumah
yang sehat dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat. (Fredman, 1998).
Di dusun Cisaladah RT 003 RW 007 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang kami mendapatkan data yang kami peroleh dari data hasil pengkajian
keluarga bahwa tekanan darah bapak D 170/80 mmHg dengan riwayat hipertensi. Pasien
menyatakan bahwa sering mengonsumsi rokok dan tidak mau untuk berhenti. Pasien dan
keluarga juga mengetahui dampak penggunaan rokok namun tetap tidak mau untuk
menghindari menggunakan rokok. Keluarga mendukung bapak D untuk tetap menggunakan
rokok karena dianggap sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingkat stress karena
kepadatan kerja bapak D.
Dari pernyataan diatas maka penulis tertarik untuk menulis paper dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya
1.2.2 Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi oleh keluarga
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalm keluarga
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalm memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalh kesehatan anggota
keluarganya
5. Meningkatkan produktivitas keluarga dan meningkatkan mutunya.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi institusi keperawatan
1. Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan
tepat dan melakukan penatalaksanaan yang optimal
2. Perawat keluarga mampu mengidentifikasi dan menangani pasien dengan hipertensi
secara baik dan benar/
1.3.2 Bagi institusi pendidikan
Memberikan gambaran tentang perawatan pasien hipertensi dan mengetahui tanda dan
gejala pasien dengan hipertensi
1.3.3 Bagi penulis
1. Mengetahui, menggunakan dalam kehidupan apabila terjadi masalah dengan pasien
pasien hipertensi, bagaimana caara mengatasi dan menmbah wawasan penulis
2. Sebagai media informasi tentang hipertensi dan bahayanya, serta cara pemberian
asuhan keperawatan yang tepat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
2.1 PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Data Umum Keluarga
Tanggal pengkajian : 8 juni 2015
Nama keluarga : Pak Dede Sumitra
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Suku/bangsa : Sunda, Indonesia
Alamat : Dusun Cisaladah RT 003 RW 007 Desa. Hegarmanah,
Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang,
Provinsi Jawa Barat
2. Daftar anggota keluarga
N
O
Nama
anggota
keluarg
a
Hubung
an
keluarg
a
L
/
P
Umu
r
Pendidik
an
Pekerja
an
Agam
a
Kondisi
kesehat
an
Ket
1
.
Dede
Sumitra
Kep.
Keluarg
a
L55
ThnStrata 1
Pegawa
i Negri
Sipil
Islam
Riw.
Maag
dan
hiperte
nsi
-
2
.
Ai
Yuyun
A
Istri P52
Thn
SLTP/
SederajatIRT Islam
Riw.
Maag-
3
.
Mulyad
i
Dirgant
ara
Anak
Kandun
g
L28
ThnSMA Swasta Islam
Riw.
Maag-
4
.
Desti
Arini
Nurhan
ifah
Anak
Kandun
g
P21
ThnSMA
Mahasi
swiIslam
Riw.
Maag-
3. Genogram
Keterangan
: Laki – laki
: Wanita
: Tinggal serumah
X : Meninggal dunia
: Masih hidup
4. Data khusus keluarga
a. Tipe keluarga
Tipe keluarga adalah Nuclear Family (Keluarga Inti). Keluarga terdiri dari
ayah, ibu dan kedua anak yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga harmonis
dengan pengambilan keputusan melalui musyawarah dan keputusan terakhir
berada di tangan ayah sebagai kepala keluarga.
b. Suku
Suku sunda, pada keluarga ini unik dengan keprcayaan pada budayanya
yaitu apabila salah satu anggota keluarganya mengalami sakit, tidak segera
dibawa kedokter namun sang ibu membuat rujak dan penyakit si anak berangsur-
angsur sembuh. Hal ini karena ketika kecil dahulu usia 3 bulan sang anak selalu
di jemur di bawah terik matahari pukul 9 pagi sampai kulit si anak merah baru di
bawa pulang, ibu beranggapan karena itu anak tahan terhadap berbagai jenis
penyakit.
c. Status sosial ekonomi keluarga
Hubungan orang lain
Hubungan keluarga dengan orang lain baik, menurut yang di utarakan ibu,
dalam satu RW ibu mengenal semua nama dalam keluarganya, keluarganya
sering ikut interaksi dalam kegiatan social.
Kegiatan organisasi sosial
Pada kegiatan organisasi sosial keluarga ini cukup berperan aktif karena peran
pak dede sebagai kepala RW yang sering memimpin musyararah RW dan
menghadiri rapat di kelurahan, membantu mengatasi masalah warga yang ada
di RW nya. Sedangkan sang ibu berperan sebagai kepala kader di
kelurahannya yang sering ikut membantu di posyandu, mendata warga yang
ada di kelurahannya dan sebagainya. Kemudian kedua anaknya yang aktif
dalam karang taruna yang ada di kelurahannya.
Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi keluarga :
Pendapatan ayah perbulan : Rp. 4.000.000,-
Pendapatan ibu perbulan : Rp. 2.000.000,-
Pendapatan anak pertama perbulan : Rp. 2.500.000,-
Pendapatan anak kedua perbulan : -
Total pendapatan keluarga tanpa pendapatan anak pertama : Rp. 6.000.000,-
Seluruh kebutuhan rumah tangga, kepala keluarga dan istrinya yang
menanggung, pendapatan dari anak pertama hanya digunakan untuk tabungan
dan kepentingan anak pertama, kedua orang tuanya tidak pernah meminta
hanya untuk sekedar membelikan perabot rumah tangga.
Rincian kebutuhan keluarga :
Primer :
Listrik : Rp. 300.000,-
Makan : Rp. 1.200.000,-
Rekreasi : Rp. 100.000,-
Kesehatan : Rp. 100.000,-
Pendidikan : Rp. 3.000.000,-
Menabung : Rp. 200.000,-
Sekunder :
Perabotan rumah : Rp, 200.000,-
Tersier :
Perawatan mobil, motor : Rp. 900.000,-
Total pengeluaran keluarga : Rp. 6.000.000,-
d. Aktivitas rekreasi keluarga
Setiap akhir pekan keluarga ini selalu pergi rekreasi bersama walaupun
sekedar ke pasar unpad. Namun setiap harinya ruang keluarga selalu dipakai
untuk berkumpul dan menonton televise bersama.
5. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga ini berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia
dewasa karena anak pertama berada pad usia 28 tahun dan anak kedua berada
pada usia 21 tahun.
b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, karena
tidak ada kendala dalam keluarga kecil ini.
c. Riwayat keluarga inti
Keluarga ini tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan namun, setiap
anggota keluarga mempunyai riwayat penyakit maag, penyakit yang baru-baru ini
muncul dialami oleh pak dede yaitu hipertensi karena kebiasaan dan pola
kehidupan yang kurang sehat seperti merokok setiap hari hingga habis
berbungkus-bungkus. Sedangkan riwayat maag didapat karena setiap anggota
keluarga jarang sarapan dan sering telat dalam jadwal makan harian.
Sumber pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga tidak disebutkan
karena keluarga mampu mengatasi masalah mag yang ada pada keluarganya
terlebih dahulu sebelum dibawa ke dokter kecuali hipertensi yang ada pada pak
dede. Keluarga ini juga tau bagaimana cara pencegahan yang baik namun tidak
digunakan, ini yang menjadi titik focus intervensi kami
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat keturunan dalam keluarga ini. Dari pihak suami maupun
istri dalam keadaan sehat.
6. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Luas Rumah : 20x25 m²
Tipe Rumah : 45
Jumlah Ruangan : 26 ruangan
Jumlah jendela : 12 buah berukuran besar
Jarak Septic tank dengan sumber air : 6 m
Sumber air minum yang digunaka menggunakan air PDAM
Rumah rindang dan sejuk, banyak pepohonan di sekitar rumah, namun airnya
keruh dan kurang bersih untuk dikonsumsi, hanya dipakai untuk mandi. Keluarga
ini memiliki hewan peliharaan namun terawat dengan baik, sehingga tidak
menimbulkan masalah kesehatan.
- Denah Rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Pada kehidupan tetangga dan komunitas di daerah tempat tinggal,
masyarakat biasanya pergi ke posyandu yang biasanya di sana ada dokter yang
sedang bertugas apabila terjadi kekambuhan penyakit. Masyarakat daerah tempat
tinggal jarang pergi ke rumah sakit apabila belum terjadi masalah yang sangat
berarti dalam dirinya.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bapak Dede tinggal menetap di rumah ini sudah sekitar 7 tahun
sebelumnya pak Dede dan keluarganya tinggal di Bandung.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Sebagai ketua RW pak Dede sering menghadiri perkumpulan-perkumpulan
yang ada di masyarakat, begitu pula dengan istrinya yang menjabat sebagai ketua
kader. Setiap seminggu sekali Pak dede maupun istrinya ikut terlibat dalam
perkumpulan di lingkungannya.
e. Sistem pendukung keluarga
Keluarga pak Dede semuanya sehat, sehat disini maksudnya tidak ada
penyakit yang berarti, kecuali hipertensi yang baru-baru ini dialami oleh pak
Dede. Menurut pemaparan istrinya bahwa lingkungan tempat pak dede bekerja
selalu menyediakan rokok dan memberikan dengan cuma-cuma kepada pak dede
akibat dari itu pak dede mulai merokok dan sehari menghabiskan berbungkus-
bungkus. Sang istri tidak bisa melarang karena kebiasaannya sudah mulai
melekat.
7. Struktur keluarga
a. Struktur peran
Struktur peran dalam keluarga ini sama seperti pada umumnya yaitu ayah
menjadi kepala keluarga, pencari nafkah, sekaligus pemegang keputusan terakhir.
Ibu sebagai pembimbing anak dan memenuhi kewajiban dalam rumah tangga.
Dan anak memenuhi tanggung jawabnya kepada orang tua.
b. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dianut keluarga dalam hubungannya dengan
kesehatan tidak menyimpang, karena pengetahuan dan kemampuan keluaraga ini
untuk menerapkan nilai dan norma yang sesuai sudah tepat.
c. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga dengan musyawarah dalam pengambilan
keputusan dengan keputusan tertinggi ada pada kepala keluarga
d. Struktur kekuatan keluarga
Sruktur kekuatan keluarga berada pada kepala keluarga sebagai pemimpin
sekaligus pengambil keputusan terakhir.
8. Fungsi keluarga
a. Fungsi afeksi
Di dalam keluarga ini hubungan saling menghargai, menghormati, rasa
saling memiliki sangat terjalin. Ditunjukkan dengan adanya kehangatan saat akan
pergi kerja ataupun berangkat kuliah ibu selalu mengantar hingga depan pintu,
mengucapkan selamat jalan dan mencium tangan.
b. Fungsi ekonomi
Kebutuhan sandang, pangan dan papan ditanggung semua oleh kepala
keluarga diimbangi dengan penghasilan ibu. Keluarga ini selalu menyisihkan
uang untuk pemenuhan kebutuhan kesehetan, selain itu keluarga ini juga
memanfaatkan posyandu di lingkungan untuk pemeriksaan kesehatan secara
rutin.
c. Fungsi sosialisasi
Dalam penerapan norma dan nilai yang ada di masyarakat, keluarga ini
sangat patuh akan aturan dan tata krama serta adat yag ada di daerahnya namun
tidak menyimpang jauh dari kesehatan yang semestinya.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Mengenal penyakitnya
Keluarga ini mengerti tanda dan gejala penyakit namun terkadang telat dalam
menyadarinya. Keluarga mampu mengidentifikasi masalah penyebab penyakit
namun tidak tahu cara penangan yang tepat.
Mengambil keputusan
Keluarga sudah mengetahui tentang riwayat penyakitnya masing-masing dan
sudah mengetahui tentang bagaimana caara penyembuhan penyakitnya namun,
keluarga enggan untuk merubah cara dan kebiasaan untuk menghilangkan
penyakitnya.
Perawatan keluarga yang sakit
Keluarga mengetahui bagaimana cara pengobatan sakitnya dan tau kemana
harus pergi untuk mengobati sakitnya. Keluarga juga mengetahui obat yang
tepat untuk penyakitnya. Keluarga juga tau bagaimana dampak apabila tidak
diobati.
Modifikasi lingkungan
Untuk mengurangi penyakitnya, lingkungan sekitar rumah sudah memenuhi
kriteria.
Memanfaatkan pelayanan kesehatan
Dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan keluarga menggunakan posyandu
untuk mengecek rutin kesehatannya, sedangkan untuk informasi tentang
pengobatan lebih lanjut biasanya keluarga pergi ke rumah sakit.
e. Fungsi reproduksi
Keluarga ini memeiliki jumalah anak dua orang dengan komposisi satu
anak laki-laki dan satu anak perempuan. Ibu merencanakan jumlah anak melalaui
program KB.
f. Fungsi religious
Keluarga ini memeluk agama islam, dan patuh akan agamanya, taat ibadah
dan rajin ikut pengajian.
g. Fungsi rekreasi
Keluarga dalam waktu seminggu sekali pergi rekreasi keluar untuk
mengurangi kejenuhan dalam rutinitas, biasanya mereka pergi ke pasar unpad
jika tidak ada waktu untuk berekreasi lebih jauh.
9. Stres dan koping keluarga
a. Stresor jangka panjang dan jangka pendek
Stresor jangka panjang
Tidak ada stressor jangka panjang dalam keluarga ini.
Stresor jangka pendek
Ibu mengeluh sering menunggak biaya kuliah anaknya, dikarenakan
kurangnya managemen keuangan yang baik dalam keluarga dan biaya kuliah
yang tinggi.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Apabila ada stressor keluarga mampu mengatasi sehingga tidak terjadi
masalah yang berkepanjangan.
c. Strategi koping yang digunakan
Apabila ada stressor ibu maupun anggota keluarga yang lain lebih baik diam
untuk menenangkan diri, apabila situasi sudah cukup baik maka keluarga akan
memusyawarahkan jalan keluar yang baik
d. Strategi adaptif disfungsional
Apabila Bapak Dede kopingnya tidak kuat beliau lebih memilih untuk
merokok padahal dia tahu merokok tidak baik untuk kesehatnnya, namun ketika
sudah merokok perasaan menjadi tenang.
II. PEMERIKSAAN FISIK
NO. Pemeriksaan Bapak Dede Bu Ai Y Mulyadi Desti
1. Penampilan Rapi, Bersih, Rapi, Bersih Rapi, Bersih Rapi, Bersih.
2.Kesadaran Compos
mentis
Compos
mentis
Compos mentis Compos mentis
3.
Tanda – tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
170/80mmHg
87x/menit
16x/menit
36 C
100/70mmHg
75x/menit
18x/menit
36,4 C
120/80mmHg
80x/menit
18x/menit
35,8 C
110/90mmHg
85x/menit
16x/menit
36 C
4. Kepala
Bentuk Tidak ada
benjolan, dan
cedera
Tidak ada
benjolan, dan
cedera
Tidak ada
benjolan, dan
cedera
Tidak ada
benjolan, dan
cedera
NO. Pemeriksaan Bapak Dede Bu Ai Y Mulyadi Desti
Kulit kepala Bersih Bersih Sedikit Kotor Bersih
5.
Rambut
Warna
Kebersihan
Ada kerontokan
Hitam
Bersih
Tidak
Hitam
Bersih
Sedikit rontok
Hitam
Bersih
Tidak
Hitam coklat
(dicat)
Bersih
Rontok
6.
Mata
Bentuk
Konjunctiva
Sclera
Alis
Reflex
mengedip
Tidak ada
cedera, tidak
bengkak
Merah muda
Tidak ada
ikterik
Simetris,
penyebaran
rambut rata
Normal
Tidak ada
cedera, tidak
bengkak
Anemis
Tidak ada
ikterik
Simetris,
penyebaran
rambut rata
Normal
Tidak ada cedera,
tidak bengkak
Merah muda
Tidak ada ikterik
Simetris,
penyebaran
rambut rata
Normal
Tidak ada cedera,
tidak bengkak
Sedikit anemis
Tidak ada ikterik
Simetris,
penyebaran
rambut rata
Normal
7.
Hidung
Bentuk
Fungsi
penciuman
Simetris
Normal
Simetris
Normal
Simetris
Normal
Simetris
Normal
8.
Telinga
Bentuk
Fungsi
pendengaran
Simetris, Tidak
ada cedera
Berfungsi
dengan baik
Simetris, Tidak
ada cedera
Berfungsi
dengan baik
Simetris, Tidak
ada cedera
Berfungsi dengan
baik
Simetris, Tidak
ada cedera
Berfungsi dengan
baik
9. Mulut
Bentuk
Bibir
Simetris Simetris Simetris Simetris
NO. Pemeriksaan Bapak Dede Bu Ai Y Mulyadi Desti
- Mukosa
- Warna
Gigi
- Jumlah
- Karies
- Berlubang
Normal. Tidak
kering,
sariawan dll
Merah muda
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Normal. Tidak
kering,
sariawan dll
Merah muda
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Normal. Tidak
kering, sariawan
dll
Merah muda
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Normal. Tidak
kering, sariawan
dll
Merah muda
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
10.
Leher
Bentuk
KGB
Pergerakan
Normal, dan
warna sesuai
dengan warna
kulit
Tidak ada
pembesaran
KGB
Normal
Normal, dan
warna sesuai
dengan warna
kulit
Tidak ada
pembesaran
KGB
Normal
Normal, dan
warna sesuai
dengan warna
kulit
Tidak ada
pembesaran KGB
Normal
Normal, dan
warna sesuai
dengan warna
kulit
Tidak ada
pembesaran KGB
Normal
11.
Dada
Pergerakan
Bunyi napas
Bunyi jantung
Simetris
Bronkhi,
Bronkhovesiku
lar, Vesikular
Normal
Simetris
Bronkhi,
Bronkhovesiku
lar, Vesikular
Normal
Simetris
Bronkhi,
Bronkhovesikular,
Vesikular
Normal
Simetris
Bronkhi,
Bronkhovesikular,
Vesikular
Normal
12. Ekstremitas
Atas
- Bentuk
- Kelengkapa
n
- Pergerakan
Normal, tidak
ada kelainan,
cedera.
Lengkap dan
Normal
Normal
Normal, tidak
ada kelainan,
cedera.
Lengkap dan
Normal
Normal
Normal, tidak ada
kelainan, cedera.
Lengkap dan
Normal
Normal
Normal, tidak ada
kelainan, cedera.
Lengkap dan
Normal
Normal
NO. Pemeriksaan Bapak Dede Bu Ai Y Mulyadi Desti
- Kekuatan
otot
- CRT
Bawah
- Bentuk
- Kelengkapa
n
- Pergerakan
- Kekuatan
otot
Baik dan
normal
Normal
Simetris, tidak
ada kelainan
Lengkap
Normal
Baik dan
Normal
Baik dan
normal
Normal
Simetris, tidak
ada kelainan
Lengkap
Normal
Baik dan
Normal
Baik dan normal
Normal
Simetris, tidak
ada kelainan
Lengkap
Normal
Baik dan Normal
Baik dan normal
Normal
Simetris, tidak
ada kelainan
Lengkap
Normal
Baik dan Normal
13.
Sekresi
BAB
BAK
1 kali sehari
6 kali sehari
2 Kali sehari
5 kali sehari
1 kali sehari
5 kali sehari
1 kali sehari
4 kali sehari
III. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap sejahtera, sehat, harmonis, banyak rezeki, kedua anak
sukses. Kepada petugas kesehatan untuk lebih bisa memberikan pengkajian lebih
sering, mendatangi keluarga untuk deteksi dini penyakit, memberikan edukasi
tentang wabah dan gejal-gejala yang sedang terjadi sehingga keluarga bebas dari
penyakit dan infeksi.
Petugas kesehatan lebih aware terhadap masyarakat yang
membutuhkan bantuan kesehatan baik secara langsung maupun melalui telefon,
karena banyak masyarakat awam yang kurang mengerti tentang kesehatan. Banyak
petugas kesehatan yang jutek bahkan tidak mau ditanya-tanya. Keluarga berharap
agar perbaikan untuk setiap mileu petugas-petugas kesehatan.
2.2 PENGKAJIAN KELUARGA MANDIRI
NAMA KK : Bapak Dede Sumitra
Tanggal Masalah
Kesehatan
Masalah
Keperawatan
Kriteria Keluarga Mandiri Kategori/
Simpulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 Juni
2015
Hipertensi Risiko
kekambuhan
penyakit
√ √ √ √ √ Kemandirian
II
Kriteria 1 2 3 4
Keluarga dapat
menyebutkan pengertian
dan tanda gejala dari
masalah
√
Keluarga dapat
menyebutkan penyebab
masalah
√
Keluarga dapat
menyebutkan faktor yang
mempengaruhi masalah
√
Keluarga mempunyai
persepsi positif terhadap
masalah
√
Masalah kesehatan
dirasakan keluarga.√
Keluarga dapat
menyebutkan atau
mengungkapkan akibat dari
masalah
√
Keluarga dapat membuat
keputusan yang tepat
tentang penanganan
masalah
√
Keluarga mampu menggali
dan memanfaatkan sumber √
daya dan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Keluarga terampil mampu
melaksanakan perawatan
pada anggota keluarga
(preventif, promotif, dan
kuratif).
√
Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
yang mendukung kesehatan.
√
2.3 ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DO: TD 170/80mmHg
DS: klien mengeluh sering pusing ketika kurang tidur dan
menejemen stress yang tidak efektif. Klien mengatakan
mempunyai riwayat hipertensi setelah menjadi perokok
Gaya hidup tidak efektif (perokok,
menejemen stress tidak efektif, pola
tidur jelek)
Stress Perokok berat
Pelepasan hormone norepinefrin
Vasokontriksi pembuluh darah
Peningkatan beban kerja jantung
Tekanan darah meningkat
Hipertensi
Risiko kekambuhan
penyakit hipertensi
2.4 DIAGNOSA
Resiko kekambuhan penyakit Hipertensi pada Bapak D b.d ketidakmauan keluarga dalam merubah gaya hidup klien
2.5 PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO DIAGNOSATUJUAN
STANDAR INTERVENSITujuan Umum Tujuan Khusus
1. Resiko kekambuhan penyakit
Hipertensi pada Bapak D b.d
ketidakmauan keluarga
dalam merubah gaya hidup
klien
1. Klien mampu
mengidentifikasi
terjadinya
kekambuhan
dan mampu
mengintervensi
dirinya sendiri.
2. Klien mampu
mengontrol
dirinya dalam
upaya
pencegahan
terjadinya
Tekanan darah turun
dan stabil, pasien
tidak merasakan
pusing serta pasien
mampu mengontrol
gaya hidupnya.
Tekanan darah turun
mencapai
120/70mmHg
1. Cek tekanan
darah
2. Menganjurkan
terapi teh hijau 2
kali setiap hari
3. Klien melakukan
manejemen
stress yang
efektif
4. Konsumsi rokok
dikurangi
5. Klien dan
keluarga sadar
kekambuhan
penyakit
akan harus
mengontrol
kondisi hipertensi
nya minimal 2
kali dalam
sebulan, atau
mengecek
tekanan darah
jika timbul gejala
2.6 IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSATANGGAL
PELAKSANAANIMPLEMENTASI
1.
Resiko kekambuhan
penyakit Hipertensi
pada Bapak D b.d
ketidakmauan
keluarga dalam
merubah gaya hidup
klien
8 Juni 2015
10 juni 2015
1. Melakukan kontrak dengan keluarga pak
Dede
2. Melakukan inform consent
3. Melakukan pengkajian keluarga
4. Melakukan pemeriksaan fisik
5. Melaporkan kembali hasil pengkajian dan
pemeriksaan fisik
6. Melakukan kontrak untuk pertemuan
selanjutnya guna memberikan intervnsi
keluarga
1. Melakukan inform consent
2. Cek Tekanan darah
3. Klien diberi tahukan terapi the hijau, dan
frekuensi mengkonsumsi the hijau
4. Keluarga dank lien di kumpulkan dan kami
berdiskusi bersama mengenai pola koping
menejemen stress yang baik
5. Klien diberikan penyuluhan tentang bahaya
merokok bagi kesehatan dirinya maupun
orang lain
6. Klien dan keluarga diberitahu mengenai
masalah hipertensi dan cara menangani jika
kambuh ataupun cara pencegahan
terjadinya hipertensi.
7. Memberitahu tindakan telah selesai
8. Menanyakan kembali apakah keluarga
memahami yang telah dijelaskan
2.7 EVALUASI
NO. DIAGNOSATANGGAL
PELAKSANAANEVALUASI
1. Resiko
kekambuhan
penyakit
Hipertensi pada
Bapak D b.d
ketidakmauan
keluarga dalam
merubah gaya
hidup klien
11 Juni 2015 S : Keluarga mengatakan sudah memahami
tentang cara mengurangi / mencegah terjadinya
nyeri kepala
O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali
cara mengurangi / mencegah terjadinya nyeri
kepala
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi :
1. Pasien bersedia di cek tekanan darah
oleh anaknya yang memepunyai
kemampuan mengecek tekanan darah
2. Pasien mau mencoba mengonsumsi the
hijau.
3. Pasien mampu mengontrol diri dan
menunjukkan koping yang efektif
4. Pasien mau mengurangi konsumsi
rokok, namun tidak mau untuk berhenti
5. Pasien mau untuk control hipertansi
selama sebulan 2 kali
6. Keluarga mau memberikan support
untuk kesembuhan pasien.
7. Keluarga mampu menangi apabila
terjadi kekambuhan
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan yang terdiri dari kepala
keluarga, ibu dan anak. Tidak jarang di dalam keluarga sering terjadi konflik maupun
stress yang dialami tiap masing-masing individu konflik atau stress tersebut. Respon
individu dalam mengatasi konflik maupun stress beragam ada yang secara adaftif
disfungsional seperti merokok.
Pada keluarga Bapak D, setelah kami melakukan pengkajian terdapat masalah
karena hal tersebut, yaitu bapak D yang akhir-akhir ini mulai merokok karena
lingkumgan kerja dan lingkungan rumah bapak D mempengaruhi dan mendukung hal
tersebut. Karena dari rokok tersebut timbulah masalah pada diri bapak D yaitu
hipertensi, setelah dikaji lebih lanjut ternyata bapak D mengetahui dampak rokok dan
mampu untuk menghindari namun tidak mau.
Dari kasus tersebut kami mengambil diagnosa keperawatan Risiko kekambuhan
penyakit Hipertensi pada Bapak D b.d ketidakmauan keluarga dalam merubah gaya
hidup klien. Dari diagnose tersebut kami mengambil intervensi antara lain dengan terapi
teh hijau, mengurangi konsumsi rokok, mengurangi stress dan bapak D mau control
selama dua bulan sekali untuk memeriksakan hipertensinya. Bapak D menyanggupi
namun untuk menghentikan konsumsi rokok pasien tidak mau, tapi untuk mrngurangi
pasien menyanggupi.
3.2 Lesson Learned
Pelajaran yang dapat diambil dari pengakjian keluarga ini adalah setiap keluarga
mempunyai masalah dan stress masing-masing. Keluarga adalah tempat pertama dan
terakhir apabila kita mendapat berbagai tekanan di kehidupan. Namun koping dalam
keluarga perlu diperhatikan. Karena keharmonisan dalam keluarga menyebabkan
berkurangnya stress dalam diri individu. Guna perawat komunitas dalam mengkaji
keluarga adalah untuk mengembalikan peran dan fungsi keluarga agar lebih efektif.
Pengkajian dalam keluarga juga sangat dibutuhkan untuk mengetahaui masalah-
masalah apa saja yang ada dalam keluarga dan apa yang perlu dibenahi dalam keluarga.
Pengkajian dalam keluarga memberi efek besar apabila keluarga tersebut tidak
mengetahui tantang dampak, tanda gejala ataupun penyakit yang dideritanya.
Harapannya pengkajian keluarga rutin dilakukan untuk mengetahui perkembangan
keluarga dan untuk mencegah ataupun menanggulangi masalah yang ada dalam
keluarga sehingga mengurangi masalah yang terjadi atau penyakit yang ada pada
keluarga, sehingga sehat dapat terwujud di lingkungan keluarga.
Untuk kita sebagai mahasiswa pelajaran yang kita ambil adalah untuk mengkaji
sebuah keluarga membutuhkan keberanian karena kita akan menanyakan hal yang
mungkin dirasa sensitive seperti berapa penghasilan rata-rata keluarga tersebut dan
riwayat penyakit yang dialami. Untuk itu kita sebelumnya harus mempersiapkan dengan
baik kata-kata yang tepat agar tidak menyinggung perasaan keluarga yang kita kaji,.
Kita sebelumnya juga harus mampu menjalin hubungan yang baik sehingga keluarga
percaya untuk menceritakan seluruh masalahnya kepada kita.
Pengkajian keluarga ini menjadikan kita belajar banyak agar menjadi perawat yang
professional dalam menggunakan asuhan keperwatan yang sesuai dengan kondisi
keluarga yang dialami saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori
and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC
Amalia, H., Amirudin R., and Armilawati, 2007. Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam
Kajian Epidemiolog,. FKM UNHAS. Available from:
http://www.cerminDuniaKedokteran.com.
Soekanto, Sarjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Nanda Internasional.2012.Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC : Jakarta.
top related