florence nurue
Post on 08-Dec-2015
237 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Dosen : Florence D Nurue,S.ST
Oleh :
Nama : Firda Jahra Tuasikal
Nim : 712001 T13 048
TK : IIB
YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA
AKADEMI KEERAWATAN RUMKIT TK.III Dr. J.A LATUMETEN
AMBON
2015
Pemeriksaan
Teknik Radiografi OMD (Oesophagus Maag Duodenum)
1. Definisi
Adalah pemeriksaan secara radiografi dengan menggunakan media kontras ( positif dan negative ) untuk menampakkan kelainan pada lambung.
Biasanya merupakan pemeriksaan satu paket dengan Oesophagus dan Duodenum (OMD=Oesophagus Maag Duodenum)
2. Anatomi Stomach ( Maag = Gaster = Lambung )
Stomach, terletak diantara esophagus dan usus halus. Merupakan bagian yang mengalami pelebaran / dilatasi pada alimentary canal.
Stomach terdiri dari 4 bagian besar yaitu : cariac, fundus, body atau corpus dan pylorus.
Body habitus
Tipe dari body habitus memberikan efek yang sangat besar terhadap lokasi organ pencernaan pada rongga abdomen.
Untuk keakuratan dan konsistensi posisi dari organ pencernaan perlu diketahui karakteristik dan klasifikasi dari body habitus.
Terdapat 4 kelompok dari body habitus yaitu : hypersthenic, sthenic, hyposthenic dan asthenic
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi Pemeriksaan
Gastritis : radang gaster ( baik akut maupun kronik )
Divertikula : penonjolan keluar darimaag yang membentuk kantung ( banyak terjadi pada fundus )
Hematemesis : perdarahan)
Neoplasma ( tumor atau kanker )
Hernia hiatal : hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang pendek.
Stenosis pylorus:penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus
Bezoat / Undigested material (biasanya berupa rambut, serat sayuran atau bahan kayu )
Ulcers : erosi dari mukosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok, bakteri )
Ulcer/ulkus/tukak : luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung
Perforasi regurgitasi
Kontraindikasi
Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4 tetapi menggunakan water soluble kontras (urografin, iopamiro )
Obstruksi usus besar
4. Persiapan Pemeriksaan
Persiapan Pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan ( kooperatif ) 2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk mencegah pembentukan
gas akibat fermentasi Lambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien puasa 8-9 jam
sebelum pemeriksaanPasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat – obatan yang mengandung substansi radioopaque seperti steroid, pil kontrasepsi,dll.
Sebaiknya colon bebas dari fecal material dan udara bila perlu diberikan zat laxative. Tidak boleh merokok ( nicotine merangsang sekresi saliva ) Pasien diminta mengisi
informed concent.
Persiapan Alat dan Bahan
Pesawat X-Ray + FluoroscopY Baju Pasien Gonad Shield Sarung tangan PB Kaset + film ukuran 30 x 40 cm, 30x40 cm Bengkok GriD X-Ray marker Tissue / Kertas pembersih Bahan kontras barium sulfat Barium encer dengan air hangat ( BaSO4 : air = 1 :4 )Kontras negative ( tablet
efferfecent, natrium sulfas, sprite,dll) Obat emergency : dexametason, delladryl,dll) Air Masak Sendok / Straw ( pipet ) dan gelas
5. Prosedur Pemeriksaan
Single Kontras
Penjelasan pada pasien tentang prosedur Foto Polos Abdomen
Dilakukan persiapan pemeriksaan
Dibuat foto polos abdomen / dilakukan fluoroskopi hepar, dada dan abdomen.
Pasien diberi media kontras 1 gelas
Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, jika pasien recumbent pasien minum dengan sedotan
Pasien diinstruksikan minum 2 – 3 teguk media contrast, dilakukan manipulasi agar seluruh mukosa terlapisi diikuti fluoroskopi atau dibuat foto yang diperlukan
Setelah melihat rugae pasien minum sisa barium untuk melihat pengisian penuh dari duodenum.
Dengan teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dapat disudutkan sehingga seluruh aspek oesophagus, lambung dan duodenum terlihat
Double Kontras
Setelah minum media kontras positif, pasien diberi pil, bubuk carbonat dsb untuk menghasilkan efek gas ( teknik lama, sisi sedotan dilubangi sehingga pada saat minum media kontras sekaligus udara masuk ke lambung.
Pasien diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk berguling – guling 4 – 5 putaran sehingga seluruh mukosa terlapisi.
Dapat diberikan glucagon atau obat lain untuk mengurangi kontraksi lambung ( lambung tidak relax )
Dilakukan pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang diinginkan sama pada teknik single kontras.
Bila menggunakan fluoroskopi diambil spot foto pada daerah – daerah yang diinginkan.
6. Proyeksi Pemotretan
PA erect ( film 30 x 40 ) untuk melihat type dan posisi lambung
Lateral erect untuk melihat space retrogastric kiri
PA recumbent untuk melihat gastroduodenal surface
PA Obliq ( RAO ) untuk melihat pyloric canal dan duodenal bulb
Right Lateral Decubitus utk melihat duodenal loop, duodenojujunal junction dan retrogastric space
AP Recumbent utk melihat bagian fundus terutama pada teknik double kontras, rotasi lateral untuk melihat lesi pada dinding anterior dan posterior, retrogastric portion dari jejunum dan illium
Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 250 – 300 untuk melihat hernia hiatal dan 10 – 15 derajat dan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
Proyeksi PA (film 30 x40)
Fungsi : untuk memperlihatkan polip, divertikul, gastritis, pada badab dab pylorus lambung
Posisi Pasien : berdiri, prone menghadap kaset
Posisi Objek : MSP pada pertengahan meja / kaset. Batas Atas : Xyphoid ( Th 9-10 ), Batas Bawah: SIAS, diyakinkan tidak ada rotasi abdomen.
CR : Tegak Lurus
CP : Pada pylorus dan bulbus duodeni.
Stenik : 1-2 inchi dibawah L2 menuju lateral batas costae dan 1 inchi kekiri dari C. Vertebrae
Astenic : 2 inchi dibawah L2
Hiperstenic : 2 Inchi diatas level duodenum
Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
Kriteria Radiograf :
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum
Body dan pylorus tercover
Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum.
Tampak struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada
Proyeksi Lateral Erect (Lateral kanan)
Fungsi : memperlihatkan proses pada daerah retrogastric seperti divertikel, tumor, ulkus gastric, trauma pada perut dan batas belakang lambung.
Posisi Pasien : pasien miring arah kanan, atur kaki dan dan tangan mengikuti kemiringan pasien
Posisi Objek : bahu dan daerah costae dalam posisi lateral, batas atas xyphoid, batas bawah crista iliaka
Central Ray : Tegak Lurus
Central Point : bulbus duodenum pada L1
Stenik : 1-1,5 ke depan dari mid coronal plane
Astenic : 2 inchi dibawah L1
Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
FFD : 100 cm
Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
Kriteria Radiograf :
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum tercover celah retrogastric, pylorus dan lengkung duodenum akan terlihat jelas khususnya pada tipe hiperstenic
Lengkung duodenum terletak pada sekitar L1
Dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan yang ada.
Proyeksi LPO (left posterior oblique)
Fungsi : bila digunakan double kontras akan dapat memperlihatkan dengan jelas batas antara udara dengan dinding pylorus dan bulbus sehingga jelas untuk GASTRITIS dan ULKUS
Posisi Pasien : pasien recumbent, punggung menempel kaset.
Posisi Objek : dari posisi supine dirotasikan 30 – 60 derajat dengan bagian kiri menempel meja, tungkai difleksikan untuk menopang, Batas atas :proc.xyphoideus, Batas bawah : SIAS
CR : Tegak Lurus
CP : pertengahan crista iliaca
Stenik : L1
Astenic : 2 inchi dibawah L1 mendekat mid line
Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
FFD : 100 cm
Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
Kriteria Radiograf :
Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum, bulbus duodenum tanpa superposisi dengan pylorus
Fundud tampak tertempeli BaSO4
Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara
Tidak ada pergerakan dan kekaburan gambaran lambung dan duodenum
Proyeksi PA Oblique (RAO)
Posisi Pasien : recumbent, prone
Posisi Objek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 – 70 derajat dengan tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.
Central Ray : vertical tegak lurus
Central Point : daerah bulbus duodeni
Stenik : 1-2 inch dari L2
Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2
Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2
FFD : 100 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
Kriteri radiograf :
Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum membentuk huruf C
Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
Proyeksi AP
Posisi Pasien : Supine
Posisi Objek : MSP pada mid line meja, pastikan tubuh tidak ada rotasi
CR : tegak lurus dengan kaset
CP : pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )
Stenik : L1
Asthenic : 2 inchi di bawah L1
Hiperstenic : 1 inchi di atas L1
FFD : 100 cm
Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
Kriteria radiograf :
Struktur ditampakkan : lambung dan duodenum, diafragma dan paru-paru bagian bawah
Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
Catatan :
Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 25 – 30 derajat untuk melihat hernia hiatal.
10 – 15 derajat dengan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
Teknik Pembuatan Radiograf Maag Duodenum
Dengan Fluoroskopi
Pasien disuruh berguling diikuti dengan fluoroskopi dilihat hingga BaSO4 melumuri seluruh permukaan lambung
Buat spot foto lambung posisi RAO, lateral kanan, PA, dan LPO Spot foto dibuat sesuai dengan kelainan / posisi yang diperlukan Setelah kontras mengisi lambung dan duodenum dibuat foto UP RIGHT AP/PA Tanpa
Fluoroskopy Tunggu kira – kira 5 menit, setelah kontras masuk Buat Radiograf RAO Lihat hasilnya, bila kontras sudah memenuhi lambung, dibuat proyeksi lateral kanan, PA,
LPO untuk melihat duodenum Bila mungkin dibuat UP RIGHT AP atau PA
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
Puasa 4 -8 jam Tidak merokok dan mengunyah permen selama periode NPO karena aktifitas tsb akan
meningkatkan cairan lambung dan ludah yang menghalangi perlekatan barium pada mukosa.
Volume media kontras Kv tinggi ( 100 – 125 )untuk menapbah penetrasi kontras barium yang tinggi Seconnd (S) yang singkat untuk mengurangi peristaltic movement Bouble kontras mengurangi hingga menjadi 80 – 90 kv
top related