fix laporan metrologi

Post on 27-Jan-2016

319 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

hhjk

TRANSCRIPT

LAPORAN METROLOGI

DAN KONTROL KUALITAS

Disusun Oleh :

1. ADI NUGROHO (I8113002)

2. ARGA GALENTIA (I8113005)

3. FARID FIRMANSYAH (I8113012)

4. INDRA ARIYANTO (I8130018)

PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Rabb Semesta Alam yang telah melimpahkan

rahmatnya sehingga Laporan Metrologi dan Kontrol Kualitas ini dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa shalawat serta salam selalu

tercurah limpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang kita

tunggu-tunggu syafaatnya di hari akhir nanti. Laporan Metrologi dan Kontrol

Kualitas ini merupakan hal wajib yang harus dikerjakan dalam kuliah praktik

Metrologi dan Kontrol Kualitas. Diharapkan ada banyak manfaat dengan

ditulisnya laporan ini. Dan juga dapat menjadi referensi untuk penulisan laporan

yang lain.

Laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Maka dari itu

ucapan terima kasih diberikan kepada :

1. Bapak Joko Tristanto S.T.,M.T. Selaku dosen pembimbing mata kuliah

praktikum Metrologi dan Kontrol Kualitas

2. Semuateman-teman D III Teknik Mesin Produksi yang senantiasa

membantu dalam praktikum maupun penyusunn laporan ini.

3. Keluargaku yang selalu memberisemangatdanmotivasi.

Dalam penyusunan ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan karena keterbatasan kemampuan pengetahuan penulis. Oleh karena

itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun guna lebih sempurnanya laporan ini.

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB 1

1.1 LatarBelakang.................................................................................1

1.2 Tujuan dan Manfaat........................................................................2

BAB II

2.1 Alat dan Bahan................................................................................3

2.2 Prosedur Percobaan.........................................................................4

2.3 Skema Percobaan............................................................................5

BAB III

3.1 Pengukuran Linier Benda A............................................................8

3.1.1 Pengukuran Diameter Benda A............................................8

3.1.2 Pengukuran Panjang Benda A..............................................9

3.2 Pengukuran Linier dan Kedalaman Bnda B....................................10

3.3 Pengukuran Kebulatan Benda B.....................................................11

3.4 Analisa Hasil Pengamatan..............................................................12

BAB IV

4.1 Kesimpulan.....................................................................................13

4.2 Saran...............................................................................................13

BAB I

1.1 Latarbelakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan benda hidup

dan benda mati. Suatu saat kita kadang-kadang harus mengkomunikasikan sesuatu

obyek, baik obyek hidup (bergerak) maupun obyek mati (diam) kepada orang lain.

Seandainya informasi tentang obyek yang kita komunikasikan itu kurang lengkap

maka orang yang menerima informasi sangat dimungkinkan untuk bertanya lebih

jauh lagi. Misalnya kita mengkomunikasikan besar dan beratnya sebuah batu,

cepatnya lari seseorang, jauhnya perjalanan, panasnya suatu benda dan

sebagainya. Orang yang menerima informasi tentu akan bertanya lebih jauh lagi

tentang seberapa beratnya batu tersebut, berapa kecepatan lari orang tersebut,

seberapa jauh perjalanan yang ditempuh, seberapa tinggi panas benda tersebut,

dan sebagainya.

Pertanyaan ini sangat dimungkinkan timbul apabila obyek yang

dikomunikasikan tidak dilengkapi dengan obyek pelengkap. Obyek pelengkap ini

biasanya dinyatakan dalam bentuk ukuran dan satuan sehingga obyek yang

diinformasikan mempunyai arti lebih luas. Misalnya, batu tersebut beratnya satu

ton, kecepatan larinya sekitar 1 kilometer per jam, jalan yang sudah ditempuh

sekitar 2 kilometer, panas badannya sekitar 400 Celcius, dan sebagainya. Dengan

demikian peranan obyek pelengkap sebagai penambah keterangan dari obyek

yang diinformasikan memang sangat penting.

Ilmu pengukuran tersbut akan dibahas dalam mata kuliah metrolog

iindustri. Metrologi industry adalah ilmu untuk melakukan pengukuran

karakteristik geometris dari suatu produk atau komponen dengan mesin dengan

alat dan cara yang tepat sedemikian rupa sehingga hasil pengukuran di anggap

sebagai yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya komponen mesin yang

bersangkutan.

1.2 TujuandanManfaat

a. Tujuan

Mata kuliah metrologi indusrti ini bertujuan untuk meperdalam dan

memantapkan pengetahuan kami tentang pengukuran, khususnya yang membahas

tentang:

1.  Jangka Sorong

2.Mikrometer

3. Pemeriksaan dengan blok sudut

b. Manfaat

1. Mahasiswa dapat menjelaskan kontruksi alat ukur mikro meter dan dial

indikator dengan baik.

2. Mahasiswa dapat membaca skala alat ukur mikrometer dan dial indikator

dengan baik.

3. Mahasiswa dapat menggunakan micrometer dan dial indikator dengan baik dan

benar.

BAB II

2.1 Alat dan Bahan

1. Jangka Sorong

Gambar 2.1 Jangka sorong

2. Dial Indikator

Gambar 2.2 Dial Indikator

3. Ragum

Gambar 2.3 Ragum

4. Benda kerja A

Gambar2.4 Benda Kerja A

5. Benda Kerja B

Gambar 2.5 Benda Kerja B

2.2 ProsedurPecobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Mengukur tiap sisi benda kerja A dan B menggunakan jangka sorong.

3. Mengulangi pengukuran tiap sisi benda kerja A dan B sampai 4 kali

pengukuran.

4. Mengukur kerataan sisi luar benda kerja B menggunakan dial indicator

sampai

5. 4 kali pengukuran.

6. Mencatat data hasil pengukuran benda kerja A dan B.

2.3 Skema Alat

Gambar 2.6 Skema Pengujian Linier dan Kedalaman

Gambar 2.7 Skema Pengujian Kebulatan

BAB III

3.1 Pengukuran Linier Benda A

Gambar 3.1 Benda A

3.1.1 Pengukuran Diameter Benda A

Gambar 3.2 Pengukuran diameter benda 1

Tabel 3.1 Hasil pengukuran diameter benda A

PENGUKURAN ø (1) ø (2) ø (3) ø (4) ø (5) ø (6) ø (7)

1

11,4

0

13,9

4

20,3

6

15,9

4

19,7

0

10,8

8

13,2

0

2

11,4

2

13,9

6

20,4

0

15,9

0

19,6

4

10,8

6

13,2

4

3

11,3

4

13,9

9

20,3

6

15,9

3

19,5

8

11,4

0

13,2

2

4

11,3

8

13,8

6

20,4

2

15,9

2

19,7

0

11,0

0

13,2

3

RATA-RATA

11,3

9

13,9

4

20,3

9

15,9

2

19,6

6

11,0

4

13,2

2

SIMPANGAN

BAKU 0,03 0,06 0,03 0,02 0,06 0,25 0,02

ø (1) ø (2) ø (3) ø (4) ø (5) ø (6) ø (7)-2.000.002.004.006.008.00

10.0012.0014.0016.0018.0020.0022.00

1234RATA-RATASIMPANGAN BAKU

Titik Pengukuran

Diam

eter

(mm

)

Grafik 3.1 Pengukuran diameter benda A

3.1.2 Pengukuran Panjang Benda A

Gambar 3.3 Pengukuran panjang benda A

Tabel 3.2 Hasil pengukuran panjang benda A

PENGUKURAN A B C D E F G H

1

15,8

4

7,3

6

25,6

3

4,7

9

25,9

0

4,2

2

20,5

0

103,8

6

2 15,5 7,3 25,6 4,8 25,6 4,2 20,5 103,8

8 8 4 0 2 4 1 6

3

15,8

8

7,1

2

25,7

1

4,8

2

25,8

4

4,0

4

20,9

6

103,6

2

4

15,9

0

7,2

2

25,7

4

4,6

5

25,8

6

4,3

8

20,8

0

103,6

8

RATA-RATA

15,8

0

7,2

7

25,6

8

4,7

7

25,8

1

4,2

2

20,6

9

103,7

6

SIMPANGAN

BAKU 0,15

0,1

2 0,05

0,0

8 0,13

0,1

4 0,23 0,12

A B C D E F G H0.00

10.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00

100.00110.00

1234RATA-RATASIMPANGAN BAKU

Titik Pengukuran

Panj

ang

(mm

)

Grafik 3.2 Pengukuran panjang benda A

3.2 Pengukuran Linier dan Kedalaman Benda B

Gambar 3.4 Benda B

Gambar 3.5 Pengukuran benda B

Tabel 3.3 Hasil pengukuran benda B

PENGUKURAN ø (1) ø (2) ø (3) [4] [5] [6]

1 25,20 20,40 13,20 13,90 25,62 39,52

2 25,12 20,20 12,78 13,90 25,83 39,73

3 25,80 20,20 12,90 14,20 25,60 39,80

4 25,20 20,00 13,00 14,12 25,59 39,71

RATA-RATA 25,33 20,20 12,97 14,03 25,66 39,69

SIMPANGAN

BAKU 0,32 0,16 0,18 0,15 0,11 0,12

ø (1) ø (2) ø (3) [4] [5] [6]0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

1234RATA-RATASIMPANGAN BAKU

Grafik 3.3 Pengukuran benda B

3.3 Pengukuran Kebulatan Benda B

Tabel 3.4 Hasil pengukuran kebulatan benda B

PENGUKURAN A B C D

1 0,020 0,020 0,020 0,020

2 0,010 0,010 0,010 0,015

3 0,010 0,020 0,010 0,020

4 0,020 0,020 0,020 0,015

5 0,010 0,020 0,020 0,020

6 0,020 0,020 0,020 0,015

7 0,020 0,020 0,020 0,015

8 0,010 0,010 0,010 0,015

RATA-RATA 0,015 0,018 0,016 0,017

SIMPANGAN BAKU 0,005 0,005 0,005 0,003

1

2

3

4

5

6

7

8

0.000

0.005

0.010

0.015

0.0200.020

0.010

0.010

0.0200.010

0.020

0.020

0.010

0.020

0.010

0.020

0.020

0.020

0.020

0.020

0.010

0.020

0.010

0.010

0.020

0.020

0.020

0.020

0.010

0.020

0.015

0.020

0.015

0.020

0.015

0.015

0.015

Series1Series2Series3Series4

Grafik 3.4 Pengukuran kebulatan benda B

1 2 3 40.000

0.200

Grafik Simpangan Baku

Grafik 3.5 Simpangan baku benda B

3.4 Analisa Hasil Pengamatan

1. Dalam praktikum metrologi digunakan alat ukur mikrometer dengan

ketelitian 0,02 mm sehingga pengukuran diharapkan bisa presisi.

2. Berdasarkan pengukuran linier yang dilakukan pada benda A dan benda B

diperoleh data rata-rata setiap sisi pengukuran.

3. Berdasarkan standar deviasinya, pengukuran linier menggunakan

mikrometer mempunyai keragaman data atau penyebaran data yang

beragam sebagaimana ditunjukkan dalam grafik.

4. Berdasarkan pengukuran kebulatan benda B menggunakan dial indikator

diperoleh data bahwa benda B mempunyai tingkat kebulatan yang tinggi,

itu diperoleh dari persebaran data yang rendah serta grafik yang

ditunjukkan dalam pengukuraan kebulatan membentuk pola yang baik.

BAB IV

4.1 Kesimpulan

1. Karena kesalahan sangat kecil tidak dapat dilihat langsung oleh mata, jadi

dengan adanya metode pengukuran ini kita dapat memperbaiki dan

menghasilkan produk yang hampir sempurna.

2. Terlihat bahwa benda yang diukur tidak bulat yang diukur tiap 900 pada

keliling lingkaran tersebut. Jika dilihat dengan mata memang terlihat mulus

dan melingkar, namun kenyataanya setelah diukur benda tersebut tidak

bulat sempurna.

4.2 Saran

1. Pada saat praktikum mahasiswa harus lebih teliti dalam melakukan

pengukuran karena angka-angka pada alat ukur sangat kecil.

2. Alat ukur yang akan digunakan sebaiknya harus di cek terlebih dahulu

kepresisiannya sebelum digunakan untuk mengukur suatu benda.

top related