ffar.usu.ac.id · web viewfakultas farmasi universitas sumatera utara juli-2017 daftar isi kata...
Post on 07-Nov-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PETA JALAN PENELITIAN
FAKULTAS FARMASI
RENCANA INDUK PENELITIAN
FAKULTAS FARMASI USU
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JULI-2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
SURAT KEPUTUSAN.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB 1 VISI, MISI DAN TUJUAN FAKULTAS FARMASI USU............................................ 1
1.1 Visi.............................................................................................................. 1
1.2 Misi............................................................................................................ 3
1.3 Tujuan........................................................................................................ 3
BAB 2 RENCANA INDUK FAKULTAS FARMASI USU..................................................... 5
BAB 3 PETA JALAN PENELITIAN DEPARTEMEN FARMAKOLOGI FARMASI.................. 6
BAB 4 PETA JALAN PENELITIAN DEPARTEMEN KIMIA FARMASI ................................ 10
BAB 5 PETA JALAN PENELITIAN DEPARTEMEN BIOLOGI FARMASI............................. 15
BAB 6 PETA JALAN PENELITIAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI FARMASI........................ 17
BAB 1
VISI, MISI DAN TUJUAN FAKULTAS FARMASI USU
1.1 Visi
Menjadi institusi pendidikan tinggi farmasi di Indonesia yang unggul dan berwawasan internasional pada tahun
2020
1.2 Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi farmasi yang berkualitas dan berkarakter.
b. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif, kompetitif, dan berkesinambungan dalam bidang
kefarmasian yang bermanfaat bagi masyarakat serta meningkatkan publikasi hasil penelitian dalam jurnal
ilmiah internasional bereputasi dan jurnal ilmiah nasional terakreditasi.
c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis pada hasil penelitian ilmu kefarmasian terkini
d. Melaksanakan dan mengembangkan kerjasama dan jaringan antar institusi di bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
1.3 Tujuan
a. Menghasilkanlulusan yang berkualitas danberkarakter sesuai dengan tata nilai Bertakwa,
Inovatif,TANGguh dan arif (BINTANG).
b. Meningkatkan kualitas manajemen pembelajaran bidang kefarmasian secara berkesinambungan untuk
mencapai keunggulan akademik dalam persaingan nasional dan internasional.
c. Menghasilkan produk penelitian yang inovatif dan kompetitif dalam penemuan bahan obat dan atau
aktivitas baru dari suatu obat serta pemanfaatan bahan alam yang layak dipublikasikan dalam jurnal
ilmiah internasional bereputasi dan jurnal ilmiah nasional terakreditasi dan dapatditerapkan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat.
d. Memperluas kemitraan dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian, instansi pemerintah, dan industri
baik dalam negeri maupun luar negeri.
Berperan aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat terutama yang terkait dengan layanan
kefarmasian dalam upaya meningkatkan mutu, dedikasi, dan etos kerja pelaku profesi kefarmasian.
BAB 2
RENCANA INDUK PENELITIAN FAKULTAS FARMASI USU
Fakultas Farmasi USU terdiri dari 5 program studi yaitu program studi diploma 3 analis farmasi dan makanan,
sarjana, profesi apoteker, magister farmasi dan doktor ilmu farmasi. Selain itu juga terdapat 4 departemen
yaitu departemen farmakologi farmasi, kimia farmasi, biologi farmasi dan teknologi farmasi. Pembagian
departemen adalah berdasarkan bidang keilmuan. Setiap departemen dipimpin oleh ketua departemen dan
dibantu oleh sekretaris departemen. Saat ini departemen farmakologi memiliki dosen, departemen kimia
dosen, departemen biologi dosen, departemen teknologi dosen. Setiap departemen memiliki peta jalan
penelitian yang mengacu pada rencana induk penelitian universitas sumatera utara.
BAB 3 PETA JALAN DEPARTEMEN FARMAKOLOGI FARMASI
2017 sd 2018
Penyakit dengan morbiditas dan mortalitas tertinggi Indonesia (Riskesdas 2013; CDC Global Health, 2017; Indonesia Health System): - ISPA - TB paru - Hepatitis - Diare - Malaria - Stroke - Asma - penyakit paru obstruksi
kronis (PPOK) - Kanker - Diabetes Melitus - Hipertensi - Jantung koroner - Stroke - Gagal ginjal kronis - Penyakit sendi/rematik
Penyakit lain dengan morbiditas dan mortalitas tertinggi - Gangguan gastrointestinal - Gangguan sistem imun
Peningkatan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keterbatasan sumber kesehatan (health resources)
Farmakodinamika
Eksploitasi aktivitas tanaman terkait penyakit yang tertera pada “problem”: Bangun-bangun Pugun tanoh Temu manga Attarasa Vitex trifolia Brotowali
2017sd 2021
Area Penelitian Objektif Penelitian Identifikasi Problem Tahun
Farmasi Klinis
- Identifikasi masalah-masalah terkait penerapan asuhan kefarmasian
- Identifikasi Masalah Terkait Obat (MTO) pada penatalaksanaan penyakit prevalensi tertinggi seperti pada “identifikasi problem”
- Study parameter-parameter yang dapat digunakan dalam analisis farmakoekonomi sistem kesehatan Indonesia
- Analisis Farmakoekonomi: CoI, CMA, CEA, CUA, CBA penatalaksanaan penyakit prevalensi tertinggi seperti pada “identifikasi problem”
Studi perbandingan aktivitas tanaman terkait penyakit yang tertera pada “problem”: Bangun-bangun Pugun tanoh Temu manga Attarasa Vitex trifolia Brotowali
Pengembangan produk dari ekstrak unggulan
2019
2020 sd 2021
BAB 4
PETA JALAN DEPARTEMEN KIMIA FARMASI
Isu Strategis Konsep Pemikiran 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pemodelan
molekul
senyawa obat
secara kimia
komputasi
Teknologi kimia komputasi
memungkinkan proses
penemuan obat baru
menjadi lebih singkat.
molekul senyawa obat
Kajian penambatan
molekul senyawa
antiinflamasi dan
antikanker secara in
silico
Kajian penambatan
molekul senyawa
antiinflamasi dan
antikanker secara in
silico
Kajian penambatan
molekul senyawa
antiinflamasi dan
antikanker secara in
silico
Kajian penambatan
molekul senyawa
antiinflamasi dan
antikanker secara in
silico
Kajian penambatan
molekul senyawa
antiinflamasi dan
antikanker secara in
silico
Kajian penambatan
molekul senyawa
antiinflamasi dan
antikanker secara
in silico
Sintesis
senyawa obat
antiinflamasi/
antikanker
Saat ini bahan baku obat
Indonesia masih diimport
dari luar negeri. Untuk
mewujudkan kemandirian
penyediaan bahan baku,
diperlukan studi yang
terkait dengan sintesis
senyawa obat.
Kajian optimasi
metode sintesis
Sintesis senyawa
antiinflamasi/
antikanker
Sintesis senyawa
antiinflamasi/
antikanker
Purifikasi,
karakterisasi, dan
elusidasi struktur
senyawa
antiinflamasi/
antikanker
Purifikasi,
karakterisasi, dan
elusidasi struktur
senyawa
antiinflamasi/
antikanker
Purifikasi,
karakterisasi, dan
elusidasi struktur
senyawa
antiinflamasi/
antikanker
Optimasi
metode
penetapan
kadar senyawa
obat
Penetapan kadar senyawa
obat umumnya
menggunakan banyak
pelarut organik, waktu
yang lama dan biaya yang
besar. Oleh sebab itu perlu
dikembangkan metode
baru yang lebih efisien dan
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakan
spektrofotometer
uv/vis
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakan KCKT
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakan LCMS
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakana KLTKT
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakan GC
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakan FTIR
Isu Strategis Konsep Pemikiran 2016 2017 2018 2019 2020 2021
efektif
Pengendalian
mutu bahan
baku obat
bahan alam
Obat bahan alam bukan
hanya berperan sebagai
obat alternatif, tetapi juga
sebagai pendamping obat-
obat sintetik (ko-
kemoterapi). Konsistensi
mutu merupakan jaminan
khasiat obat bahan
alam,sehingga diperlukan
model sistem
pengendalian mutu yang
spesifik dan terstandar.
Karakterisasi bahan
baku simplisia
Karakterisasi
simplisia dan ekstrak
Standarisasi
pembuatan simplisia
dan ekstrak
Standarisasi ekstrak
secara kromatografi
dengan senyawa
pembanding
Standarisasi ekstrak
secara spektroskopi
dengan senyawa
pembanding
Kuantifikasi
senyawa bioaktif/
biomarker
Analisis
komponen
kimia pangan
Pangan merupakan salah
satu yang mempengaruhi
kesehatan manusia.
Pangan mengandung
mineral-mineral yang
bermanfaat bagi tubuh
manusia sehingga dapat
dikembangkan sebagai
suplemen makanan
Analisis mineral
dalam pangan
Analisis mineral
dalam pangan
Pengembangan
mineral pangan
sebagai suplemen
makanan
Pengembangan
mineral pangan
sebagai suplemen
makanan
Pengembangan
mineral pangan
sebagai suplemen
makanan
Pengembangan
mineral pangan
sebagai suplemen
makanan
Analisis logam
berat
Logam berat sangat
berbahaya bagi kesehatan,
terpapar dalam waktu
Analisis logam berat
pada pangan,
kosmetik dan
Analisis logam berat
pada pangan,
kosmetik dan
Analisis logam berat
pada pangan,
kosmetik dan
Analisis logam berat
pada pangan,
kosmetik dan
Analisis logam berat
pada pangan,
kosmetik dan
Analisis logam
berat pada pangan,
kosmetik dan
Isu Strategis Konsep Pemikiran 2016 2017 2018 2019 2020 2021
yang lama akan bias
menyebabkan penyakit
degenaratif dan merusak
orgak manusia, sehingga
perlu selalu dikontrol
logam berat yang terdapat
pada pangan, kosmetik
dan lingkungan
lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan lingkungan
BAB 5
PETA JALAN DEPARTEMEN BIOLOGI FARMASI
5.1 Profil Singkat Departemen
Ketua Departemen
Dr. Marline Nainggolan, M.Si., Apt.
Plt. Sekretaris Departemen
Imam Bagus Sumantri, S.Farm., M.Si., Apt.
Uraian Singkat:
Departemen Biologi Farmasi adalah salah satu unsur pelaksana akademik di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara dalam kelompok keilmuan biologi farmasi yang berkaitan dengan bahan farmasi alami (dari tanaman dan
hewan), obat tradisional, mikrobiologi, bioteknologi farmasi, dan teknologi sediaan bahan alam yang melaksanakan
kegiatan tridharma berupa pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat sesuai
dengan visi dan misi Fakultas Farmasi USU. Departemen Biologi Farmasi terdiri dari 6 staf pengajar PNS ( 2 akan
memasuki masa pensiun) dan 3 staf pengajar non PNS. yang akan membantu kepala laboratorium melaksanakan
fungsinya.
Staff Pendidik Departemen Biologi Farmasi
1. Dr. Marline Nainggolan, M.Si., Apt.
2. Dr. Panal Sitorus, M.Si., Apt.
3. Dr. M. Pandapotan Nasution, M.PS., Apt.
4. Drs. Awaluddin Saragih, M. Si., Apt
5. Dra. Suwarti Aris, M. Si., Apt.
6. Drs. Suryadi Achmad, M. Sc., Apt.
7. Dra. Herawaty Ginting, M. Si., Apt.
8. Popi Patilaya, S.Si., M.Sc., Apt.
9. Imam Bagus Sumantri, S. Farm., M.Si., Apt.
10. Vriezka Mierza, S. Farm., M. Si., Apt.
11. Denny Satria, S. Farm., M. Si., Apt.
5.2 Laboratorium Biologi Farmasi
Laboratorium Biologi Farmasi sebelumnya terdiri dari 5 (lima) laboratorium yaitu Botani Farmasi, Mikrobiologi
Farmasi, Farmakognosi, Obat Tradisional, dan Fitokimia. Namun, pada tahun 2017 sehubungan dengan kondisi
berkurangnya staf pengajar di Departemen Biologi Farmasi maka Laboratorium dilakukan konsep penggabungan
menjadi 1 (satu) laboratorium yaitu Laboratorium Biologi Farmasi (Kepala Laboratorium: Dr. Panal Sitorus, M.Si.,
Apt.) yang dalam prakteknya tetap mengkoordinasikan beberapa laboratorium sebelumnya. Staf laboran yang
membantu kerja dari Kepala Laboratorium ada 2 (dua) orang.
5.2.1 Bidang Ilmu Farmakognosi
Bidang ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu yang berkaitan dengan ilmu farmakognosi dan
identifikasi tumbuhan. Bidang Farmakognosi mengkoordinasi Praktikum Botani Farmasi dan
Praktikum Farmakognosi. Selain praktikum tersebut, penelitian dilaksanakan di ruang bidang ilmu
farmakognosi oleh para staf pengajar, mahasiswa program S1, S2, dan S3 baik di dalam maupun di
luar lingkungan Fakultas Farmasi USU.
5.2.2 Bidang Ilmu Fitokimia
Bidang ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu yang berkaitan dengan ilmu kimia tumbuhan
(fitokimia) yang bersangkut paut dengan senyawa tumbuhan dan Isolasi senyawa aktif untuk dapat
dikembangkan menjadi senyawa pembanding atau senyawa obat baru. Bidang Ilmu Fitokimia
mengkoordinasi Praktikum Fitokimia dan Praktikum analisis Kromatografi (KLT/TLC). Selain
praktikum tersebut, penelitian juga dilaksanakan di ruang bidang ilmu fitokimia oleh para staf
pengajar, mahasiswa program S1, S2, dan S3 baik di dalam maupun di luar lingkungan Fakultas
Farmasi USU.
5.2.3 Bidang Ilmu Mikrobiologi Farmasi
Bidang Ilmu ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu yang berkaitan dengan ilmu Mikrobiologi
dan konsep pengujian mikrobiologi. Bidang Ilmu Mikrobiologi Farmasi mengkoordinasi Praktikum
Mikrobiologi dan Praktikum Bioteknologi. Selain praktikum tersebut, penelitian dilaksanakan di
ruang bidang ilmu mikrobiologi oleh para staf pengajar, mahasiswa program S1, S2, dan S3 baik di
dalam maupun di luar lingkungan Fakultas Farmasi USU
5.2.4 Bidang Ilmu Obat Tradisional dan Teknologi Sediaan Obat Alam
Bidang Ilmu ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu yang berkaitan dengan Obat Tradisonal,
produksi ekstrak bahan alam, perkembangan teknologi bahan alam dan Industri mini Herbal.
Bidang Ilmu Obat Tradisional dan Teknologi Sediaan Obat Alam mengkoordinasi Praktikum
Teknologi Sediaan Pembuatan Sediaan Obat Alam dan Praktikum analisis Obat Tradisional. Selain
praktikum tersebut, penelitian dilaksanakan di ruang bidang ilmu mikrobiologi oleh para staf
pengajar, mahasiswa program S1, S2, dan S3 baik di dalam maupun di luar lingkungan Fakultas
Farmasi USU
5.3 Landasan Roadmap Penelitian Departemen
1. Renstra Universitas Sumatera Utara
2. Kontrak Kinerja Rektor USU
3. Renstra Fakultas Farmasi USU
4. Rencana Induk Penelitian Fakultas Farmasi
5. Kontrak Kinerja Dekan Fakultas Farmasi USU
6. Kontrak Kinerja Departemen Biologi Farmasi USU
7. Kontrak Kinerja Kepala Laboratorium Biologi Farmasi USU
5.4 Visi, Misi dan Tujuan Departemen
Sejalan dengan visi Universitas Sumatera Utara yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2014 tanggal 28 Februari 2014 tentang Statuta Universitas Sumatera Utara menetapkan visi USU
“Menjadi perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik sebagai barometer kemajuan ilmu pengetahuan
yang mampu bersaing dalam tataran dunia global”, serta visi dan misi Fakultas Farmasi USU “Menjadi Program
Pendidikan Farmasi unggulan yang bertaraf internasional”, maka visi dan misi Departemen Biologi Farmasi Fakultas
Farmasi USU adalah seperti yang diuraikan di bawah ini.
5.4.1 Visi dan Misi
Visi Departemen Biologi Farmasi Fakultas Farmasi USU adalah “Menjadi Departemen dengan kelompok
keilmuan bidang biologi farmasi yang mampu bersaing secara global”.
Gambaran pada kurun waktu lima tahun ke depan, Departemen Biologi Farmasi Fakultas Farmasi USU
mampu berfungsi sebagai sentra layanan bidang biologi farmasi secara profesional yang mengedepankan konsep
peningkatan mutu/kualitas tridharma (pendidikan, penelitian dan pengabdian) dan sarana/prasarana yang bermutu
dalam menjamin pelaksanaan berbagai program tridharma perguruan tinggi sesuai dengan standar nasional dan
global.
Dalam rangka mewujudkan visinya, Departemen Biologi Farmasi Fakultas Farmasi USU memiliki misi untuk:
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran secara profesional, bermoral dan beretika berdasarkan tata nilai
BINTANG (Bertakwa, INovatif, TANGguh, dan arif);
b. Melaksanakan penelitian melalui bidang keunggulan kompetetif TALENTA (Tropical science and medicine,
Agroindustry, Local wisdom, Energy, Natural resources, Technology dan Arts);
c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset aplikatif untuk perkembangan dan kesejahteraan
masyarakat berdasarkan kompetensi bidang biologi farmasi khususnya bidang jamu dan obat
tradisional/tanaman obat.
d. Melakukan kerjasama dengan institusi lain baik pemerintah dan swasta berlandaskan prinsip keadilan,
kesetaraan, dan keberkelanjutan.
5.4.2 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam mewujudkan visi dan misi Departemen Biologi Farmasi Fakultas Farmasi
USU adalah:
a. Meningkatkan SDM Biologi Farmasi baik kuantitas maupun kualitas yang berkarakter dan berdaya saing tinggi
sesuai standar global.
b. Menghasilkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang inovatif dan kompetitif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang unggulan TALENTA, khususnya bidang biologi farmasi
yang berkontribusi pada peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
c. Menghasilkan karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terutama internasional bereputasi dan
jurnal ilmiah nasional terakreditasi dan/atau kegiatan ilmiah berskala nasional dan internasional;
d. Menghasilkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam bidang Biologi Farmasi khususnya formulasi jamu,
obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
e. Mendukung konsep kemitraan oleh Seluruh Program studi dan Fakultas Farmasi dengan perguruan tinggi lain,
lembaga penelitian, industri, dan instansi pemerintah/swasta baik dalam negeri maupun luar negeri dalam
pengembangan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
5.5 Road Map Penelitian
Road Map Penelitian Departemen Biologi Farmasi merujuk pada Rencana Induk Penelitian (RIP) Fakultas
Farmasi (Rincian RIP Biologi Farmasi dari Fakultas Farmasi pada tabel berikut). Penelitian di bidang biologi ke
depannya akan ditampikan dalam topik-topik tugas akhir mahasiswa yang pembimbing skripsinya berasal dari staf
pengajar Departemen Biologi Farmasi. Hasil-hasil penelitian dosen Departemen ini baik skripsi mahasiswa maupun
penelitian dosen akan disebarluaskan melalui jalur publikasi dalam jurnal ilmiah, baik terakreditasi maupun tidak,
dalam skala lokal, regional, nasional maupun internasional. Juga perlu disebarluaskan melalui seminar atau
presentasi ilmiah, dan pemaparan poster pada kegiatan seminar/konferensi ilmiah baik lokal, regional, nasional
maupun internasional.
Bagan Roadmap Penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah:
Gambar 6.1 Road Map Penelitian Departemen Biologi Farmasi
TOPIK PENELITIAN UNGGULAN FAKULTAS FARMASI BIDANG BIOLOGI FARMASI
Isu Strategis Konsep Pemikiran 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Inventarisasi
tanaman berkhasiat
obat di Sumatera
Utara dan
Pembuatan Data
Base
Tumbuhan yang terdapat di daerah Sumatera
Utara banyak yang memiliki efek farmakologi
yang dibuktikan dengan penggunaan secara
empiris oleh masyarakat setempat, upaya
inventarisir jenis dan khasiat farmakologi
tumbuhan ini sangat perlu untuk dapat
mengembangkan potensi tumbuhan Sumatera
Utara sebagai obat dan sumber obat. Data
Base Tanaman Obat Tradisional ini perlu ada
untuk mempermudah penelusuran rekaman
jejak fakultas farmasi dalam penelitian
tanaman obat.
Inventarisasi
Penelitian
tumbuhan
berkhasiat obat
dari Penelitian
Fakultas
Farmasi
Inventarisasi
dan
Pembuatan
sistem Data
Base Tanaman
Obat hasil
penelitian
Mahasiswa
Inventarisasi
dan Pembuatan
sistem Data
Base Tanaman
Obat hasil
penelitian
Mahasiswa
(lanjutan)
Inventarisasi
Inventarisasi
dan
Pembuatan
sistem Data
Base
Tanaman
Obat di 4
lokasi di
Sumatera
Utara
Inventarisasi
Inventarisasi
dan
Pembuatan
sistem Data
Base Tanaman
Obat di 6
lokasi di
Sumatera
Utara
Inventarisasi
Inventarisasi
dan Pembuatan
sistem Data
Base Tanaman
Obat di 8 lokasi
di Sumatera
Utara
Target 1 Laporan 1 Sistem data
base
Update sistem
data base
Data base 2
daerah
Data base 4
daerah (2 + 2)
Data base 6
daerah (4 + 2)
Penemuan dan
pengembangan
obat baru dari
bahan alam
Bahan alam terutama tanaman dan produk
bahari Indonesia mengandung senyawa kimia
yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dan
senyawa penuntun dalam pengembangan
obat.
Selain untuk menanggulangi penyakit-penyakit
menular dan tidak menular, upaya untuk
menemukan dan mengembangkan obat baru
dari bahan alam juga merupakan salah satu
Uji aktivitas
biologi dari
ekstrak/fraksi
produk bahan
alam
Uji aktivitas
biologi dari
ekstrak/fraksi
produk bahan
alam
Isolasi senyawa
bioaktif dari
bahan alam
Isolasi
senyawa
bioaktif dari
bahan alam
Elusidasi
struktur
senyawa
bioaktif
(profile
senyawa
bioaktif)
Elusidasi
struktur
senyawa bioaktif
(profile senyawa
bioaktif)
Isu Strategis Konsep Pemikiran 2016 2017 2018 2019 2020 2021
strategi untuk mewujudkan kemandirian
penyediaan bahan baku obat di Indonesia
Target 2 fraksi aktif 4 fraksi aktif 2 senyawa 2 senyawa 2 senyawa 2 senyawa
Pengembangan
metode ekstraksi
ramah lingkungan
(green extraction)
Metode Ekstraksi merupakan suatu proses
yang diharapkan dapat meningkatkan
rendemen ekstrak yang optimal. Ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan pelarut
organik maupun non organik. Dalam upaya
mendukung gerakan ramah lingkungan
dengan mnegurangi penggunaan bahan-bahan
kimia berbahaya maka diperlukan suatu
konsep ekstraksi ramah lingkungan (green
extraction) menggunakan bahan pelarut yang
bisa digunakan kembali (reuseable)
Optimasi
ekstraksi
menggunakan
pelarut yang
ramah
lingkungan
(Konsep
teknologi dan
pelarut)
Optimasi
ekstraksi
menggunakan
pelarut yang
ramah
lingkungan
(Konsep
teknologi dan
pelarut)
Optimasi
ekstraksi
menggunakan
pelarut yang
ramah
lingkungan
(Konsep
teknologi dan
pelarut)
Optimasi
ekstraksi
menggunaka
n pelarut
yang ramah
lingkungan
(Konsep
teknologi dan
pelarut)
Optimasi
ekstraksi
menggunakan
pelarut yang
ramah
lingkungan
(Konsep
teknologi dan
pelarut)
Optimasi
ekstraksi
menggunakan
pelarut yang
ramah
lingkungan
(Konsep
teknologi dan
pelarut)
Target 1 metode 2 metode 2 metode 2 metode 2 metode 2 metode
Pengendalian mutu
bahan baku obat
bahan alam
Obat bahan alam bukan hanya berperan
sebagai obat alternatif, tetapi juga sebagai
pendamping obat-obat sintetik (ko-
kemoterapi). Konsistensi mutu merupakan
jaminan khasiat obat bahan alam,sehingga
diperlukan model sistem pengendalian mutu
yang spesifik dan terstandar.
Karakterisasi
bahan baku
simplisia
Karakterisasi
simplisia dan
ekstrak
Standarisasi
pembuatan
simplisia dan
ekstrak
Standarisasi
ekstrak
secara
kromatografi
dengan
senyawa
pembanding
Standarisasi
ekstrak secara
spektroskopi
dengan
senyawa
pembanding
Kuantifikasi
senyawa
bioaktif/
biomarker
Target 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Tanaman 4 Tanaman 6 Tanaman 8 Tanaman
Pengembangan Salah satu syarat produk bahan alam dapat Uji preklinis Uji preklinis Uji preklinis Uji klinis Uji klinis Uji klinis Produk
Isu Strategis Konsep Pemikiran 2016 2017 2018 2019 2020 2021
produk Obat Herbal
Terstandar (OHT)
dan Fitofarmaka
digunakan secara terintegrasi dalam
pelayanan kesehatan adalah harus
terklasifikasi sebagai Obat Herbal Terstandar
(OHT) dan Fitofarmaka. Untuk menghasilkan
produk Fitofarmaka diperlukan pembuktian
secara preklinis dan klinis, terutama dari aspek
keamanan dan efikasi (kemanjuran).
simplisia/
ekstrak standar
(toksisitas dan
aktivitas)
simplisia/
ekstrak
standar
(toksisitas dan
aktivitas)
simplisia/
ekstrak standar
(toksisitas dan
aktivitas)
Produk Bahan
Alam pada
subjek sehat
Produk Bahan
Alam pada
subjek sakit
dalam jumlah
terbatas
Bahan Alam
pada subjek
sakit dalam
jumlah terbatas
Target 1 Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 1 produk 1 Produk 1 Produk
Pemanfaatan bahan
alam sebagai bahan
tambahan farmasi
Bahan tambahan farmasi sebesar 95% masih
diimport dari negara luar, sementara
Indonesia kaya akan sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan
Pembuatan dan
karakterisasi
selulosa dan
pati
Pembuatan
dan
karakterisasi
selulosa, pati
atau BTF alami
Pembuatan dan
karakterisasi
turunan
selulosa dan
pati
termodifikasi
Pembuatan
dan
karakterisasi
turunan
selulosa, pati
atau BTF
termodifikasi
Pembuatan
dan
karakterisasi
turunan
selulosa, pati
atau BTF
termodifikasi
Pembuatan dan
karakterisasi
turunan
selulosa, pati
atau BTF
termodifikasi
Target 1 produk 1 produk 1 produk 1 produk 1 produk 1 produk
5.6 Future Plan
Departemen Biologi Farmasi memiliki perencananaan masa depan sebagai suatu tim dalam kegiatan pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi sesuai dengan Visi dan Misi serta Rentra Fakultas maupun Universitas. Hasil dari
kegiatan tersebut akan dapat dirasakan besar manfaatnya oleh civitas akademik . Dari uraian diatas telah
digambarkan Roadmap Departemen Biologi Farmasi yang dapat disimpulkan dalam beberapa konsep dibawah ini.
A. Sumber Daya Manusia
Dalam pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di Departemen baik dari Dosen maupun tenaga kependidikan
(Laboran) departemen Biologi Farmasi berupaya untuk dapat menambah SDM dengan cara usulan ke Fakultas
Tenaga Pendidik (Dosen) non PNS baik dosen tetap maupun dosen tidak tetap. Dosen tidak tetap non PNS
diusulkan oleh Departemen dengan melihat dosen dari Departemen Biologi Farmasi yang telah masuki purna
bakti dan diminta untuk tetap sebagai tenaga pendidik atau mengajar Mata Kuliah tertentu sesuai dengan
Peraturan Universitas.
B. Kerjasama
Kerjasama di Departemen Biologi Farmasi direncanakan dalam 5 tahun ke depan akan melakukan kerjasama
dengan Instansi Pemerintah dan Swasta. Target kerjasama yang sudah ada sebelumnya adalah pelaksanaan
penelitian dengan Kementerian Kesehatan RI cq. Dirjen Yanfar dan Alkes . Kerjasama penelitian ini adalah
dengan pembuatan Buku Standar Nasional Farmakope Herbal dan Penelitian Bahan Baku Obat Tradisional.
Tahun 2017, pelaksanaan Penelitian Farmakope Herbal dilakukan dengan mengirimkan salah satu staf
Departemen Biologi Farmasi untuk mengikuti pertemuan pada tanggal 07 Juni 2017 dalam hal Review
Penelitian Standarisasi untuk tahun 2018 dan seterusnya. Pada tahun 2018 direncanakan Departemen Biologi
Farmasi akan melaksanakan penelitian Standarisasi Untuk Buku Panduan Nasional Farmakope Herbal.
Penelitian kerjasmaa lainnya yaitu Penelitian Bahan Baku Obat Tradisional pada tahun 2017 akan diusulkan.
Penelitian tersebut akan dilaksanakan pada tahun 2018 dan tahun berikutnya. Kerjasama lainnya akan
diupayakan yaitu:
1. Kerjasama dengan Balai Besar POM (BBPOM) RI di Medan mengenai uji Bahan Kimia Obat (BKO) Produk
jamu.
2. Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yaitu:
a. Kerjasama dalam pelaksanaan Pusat Pengelolaan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) dengan
bantuan hibah peralatan ekstraksi nantinya ke Laboratorium Biologi Farmasi cq. Bidang Obat
Tradisional dan Teknologi Sediaan Bahan Alami.
b. Kerjasama dalam penelitian Tanaman Obat di P4TO
c. Kerjasama penelitian dengan Sentra Pengembangan Penelitian dan Penerapan Pengobat
Tradisional (SP3T) Sumatera Utara
d. Kerjasama dengan Tim Saintifikasi Jamu Sumatera Utara
e. Kerjasama lainnya
3. Kerjasama dengan pihak swasta (Industri Jamu) direncanakan akan dilakukan dengan melakukan konsep
pelayanan publik dalam hal uji standarisasi produk-produk oleh perusahaan jamu.
4. Kerjasama dalam pembentukan Taman Obat Tradisional di Fakultas Farmasi USU
C. Program Layanan Publik
Program layanan Publik di Departemen Biologi Farmasi termasuk layanan Mahasiswa (dalam/luar Universitas)
dan Swasta (Industri Jamu).
a. Layanan Mahasiswa
Layanan Mahasiswa yaitu layanan dalam bentuk pendampingan pendidikan, pendampingan penelitian dan
pendampingan pengabdian. Layanan pendampingan pendidikan dilakukan dengan melakukan evaluasi
terhadap nilai mahsasiswa dari mata kuliah yang diampu oleh Departemen. Pendampingan pendidikan juga
dilakukan dengan konsep update materi perkuliahan dan pendampingan bagi mahasiswa yang merasa cukup
sulit untuk menerima pelajaran. Pendampingan penelitian dilakukan dengan memberikan pendampingan dan
fasilitas penelitian bai mahasiswa baik yang dari dalam unversitas maupun luar universitas. Pendampingan ini
dilakukan dengan mengikuti peraturan yang berlaku di Fakultas Farmasi. Pendampingan pengabdian dilakukan
dengan ikut serta dalam kegiatan pengabdian baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengabdian yang
dilakukan dengan
b. Layanan Swasta
Layanan swasta yang direncanakan oleh Departemen Biologi Farmasi adalah layanan dalam pelatihan
pembuatan sediaan jamu standar dan layanan pengujian jamu. Kedua layanan ini akan dilakukan dengan
mengikuti peraturan dan standar
D. Fasilitas Laboratorium dan Penelitian
Fasilitas laboratorium yang direncanakan dalam 5 (tahun) kedepan adalah:
Tahun 2017
Pada tahun 2017 peningkatan fasilitas laboratorium diutamakan untuk penelitian di bidang Mikrobiologi dan
Teknologi Sediaan Bahan Alam (ex Laboratorium Obat Tradisional). Peralatan yang diutamakan pada Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi seperti Inkubator CO2, Otoklaf, Colony Counter , Spektrofotometeri, Laminar air flow,
mikroskop dan Oven. Laboratorium Teknologi Sediaan Bahan Alam peralatan yang diperlukan pada tahun 2017
adalah ekstraktor, destilasi minyak atsiri, peralatan gelas dan rotary evaporator.
Tahun 2018
Pada tahun 2018 peningkatan fasilitas laboratorium untuk penelitian di bidang Fitokimia dan Farmakognosi.
Peralatan yang diperlukan pada Laboratorium Fitokimia seperti oven, Densitometri, Lampu UV, Chamber, Alat
preparatif KLT, Tanur, Rotary evaporator khusus (tabung kecil), Spektrofotometeri, dan Kolom preparatif. Pada
laboratorium Farmakognosi peralatan yang diperlukan adalah mikroskop dan peralatan penentuan kadar (tanur,
oven).
Tahun 2019
Tahun 2019 merupakan awal dimulainya pembuatan produk-produk bahan alam hasil penelitian dengan kerjasama
lintas departemen (departemen teknologi farmasi). Produk produk bahan alam ini dimulai dari bentuk formulasi
kosmetik dan sediaan oral. Produk ini diharapkan dapat meningkatkan HaKI dari para peneliti. Selain produk, telah
diupayakan juga dalam kegiatan isolasi senyawa alam dengan skala pilot project (1-10 gram per senyawa) yang
dapat dijadikan bahan pembanding penelitian internal.
Tahun 2020
Pada tahun 2020, penelitian menuju isolasi senyawa aktif bahan alam (senyawa kimia alam yang umum) secara
optimal untuk dilakukan penelaah secara biologi baik aktifitas maupun kadar senyawa dalam tubuh (biofarmasetik).
Penelitian ini dikerjasamakan dengan departemen di lingkungan Farmasi USU. Selain itu, telah dilakukan uji profile
senyawa aktig tersebut untuk dapat dijadikan bahan pembanding untuk kalangan eksternal.
Tahun 2021
Pada tahun 2021, penelitian menuju isolasi senyawa aktif bahan alam (senyawa kimia alam yang umum) secara
optimal untuk dilakukan penelaah secara biologi secara khusus dibidang biologi molekuler.
BAB 6
PETA JALAN DEPARTEMEN TEKNOLOGI FARMASI
Isu Strategis Konsep Pemikiran 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Optimasi
metode
penetapan kadar
senyawa obat
Penetapan kadar
senyawa obat umumnya
menggunakan banyak
pelarut organik, waktu
yang lama dan biaya
yang besar. Oleh sebab
itu perlu dikembangkan
metode baru yang lebih
efisien dan efektif
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakan
spektrofotometer
uv/vis
Kajian metode
penetapan
kadar senyawa
obat
menggunakana
KCKT
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakanLCMS
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakana
KLTKT
Kajian metode
penetapan
kadar senyawa
obat
menggunakan
GC
Kajian metode
penetapan kadar
senyawa obat
menggunakanFTIR
Pengendalian
mutu bahan
baku obat bahan
alam
Obat bahan alam bukan
hanya berperan sebagai
obat alternatif, tetapi
juga sebagai
pendamping obat-obat
sintetik (ko-kemoterapi).
Konsistensi mutu
merupakan jaminan
khasiat obat bahan
alam,sehingga
diperlukan model sistem
pengendalian mutu yang
spesifik dan terstandar.
Karakterisasi bahan
baku simplisia
Karakterisasi
simplisia dan
ekstrak
Standarisasi
pembuatan simplisia
dan ekstrak
Standarisasi
ekstrak secara
kromatografi
dengan senyawa
pembanding
Standarisasi
ekstrak secara
spektroskopi
dengan
senyawa
pembanding
Kuantifikasi
senyawa bioaktif/
biomarker
Pengembangan Salah satu syarat produk Uji preklinis Uji preklinis Uji preklinis Uji klinis Uji klinis Uji klinis simplisia/
produk Obat
Herbal
Terstandar
(OHT) dan
Fitofarmaka
bahan alam dapat
digunakan secara
terintegrasi dalam
pelayanan kesehatan
adalah harus
terklasifikasi sebagai
Obat Herbal Terstandar
(OHT) dan Fitofarmaka.
Untuk menghasilkan
produk Fitofarmaka
diperlukan pembuktian
secara preklinis dan
klinis, terutama dari
aspek keamanan dan
efikasi (kemanjuran).
simplisia/ ekstrak
(toksisitas dan
aktivitas)
simplisia/
ekstrak
(toksisitas dan
aktivitas)
simplisia/ ekstrak
(toksisitas dan
aktivitas)
simplisia/
ekstrak pada
subjek sehat
simplisia/
ekstrak pada
subjek sakit
dalam jumlah
terbatas
ekstrak pada subjek
sakit dalam jumlah
terbatas
Pemanfaatan
bahan alam
sebagai bahan
tambahan
farmasi
Bahan tambahan
farmasi sebesar 95%
masih diimport dari
negara luar, sementara
Indonesia kaya akan
sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan
Pembuatan dan
karakterisasi
selulosa dan pati
Pembuatan dan
karakterisasi
selulosa dan pati
Pembuatan dan
karakterisasi turunan
selulosa dan pati
termodifikasi
Pembuatan dan
karakterisasi
turunan selulosa
dan pati
termodifikasi
Pembuatan dan
karakterisasi
turunan
selulosa dan
pati
termodifikasi
Pembuatan dan
karakterisasi
turunan selulosa
dan pati
termodifikasi
Pemanfaatan
nanoteknologi
dalam
pengembangan
Bentuk sediaan dalam
ukuran nano akan
meningkatkan efektifitas
terapi dan mengurangi
Formulasi dan
evaluasi sediaan
nanoemulsi
Formulasi dan
evaluasi sediaan
nanoemulsi
Formulasi dan
evaluasi sediaan
bahan nanopartikel
Formulasi dan
evaluasi sediaan
nanopartikel
Formulasi dan
evaluasi
sediaan
Formulasi dan
evaluasi sediaan
liposom
produk farmasi efek samping obat liposom
Pengembangan
bentuk sediaan
farmasi dalam
sistem
penyampaian
obat
Pengembangan bentuk
sediaan farmasi
(pelepasan terkontrol,
diperlambat, dipercepat)
dengan tujuan untuk
meningkatkan efektifitas
terapi dan mengurangi
efek samping
Kajian formulasi
dan evaluasi
sediaan oral
Kajia formulasi
dan evaluasi
sediaan oral
Kajian formulasi dan
evaluasi sediaan oral
Kajian formulasi
dan evaluasi
sediaan topikal
Kajian
formulasi dan
evaluasi
sediaan topikal
Kajian formulasi
dan evaluasi
sediaan parenteral
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
top related