ekstam pemboran
Post on 27-Dec-2015
46 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEMBORAN TAMBANG
A. Pengertian Pemboran
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu
operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah
lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk
diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang ledak tetapi pemboran
memiliki fungsi lain seperti pengumupulan data sebaran cadangan. Karena
pentingnya kegiatan pemboran maka perlu adanya materi yang menjelaskan tetang
pemboran serta segala sesuatu yang ada di dalam kegiatan pemboran secara
terperinci sebagai bahan pembantu atau penuntun dalam melakukan kegiatan
pemboran.
Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi
menjadi 8 (delapan) macam yaitu :
1. Mekanik : perkusif, rotari, rotari-perkusif
2. Termal : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan
3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi
4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi
5. Kimiawi : microblast, disolusi
6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis
7. Seismik : sinar laser
8. Nuklir : fusi, dan fisi
Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran
untuk penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin
sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan
kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan
pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi, sistem pemboran secara mekanik
lebih applicable dari pada sistem pemboran yang lain. Oleh sebab itu maka sangat
penting untuk mengetahui produktivitas alat bor untuk pembuatan lubang ledak
untuk masing-masing jenis batuan,sehingga di peroleh hasil yang maksimal dalam
proses produksi.
Pemboran memiliki banyak fungsi antara lain :
a. Explorasi tubuh bijih
b. Informasi stratigrafi
c. Survey seismik (pembacaan gelombang pada batuan)
d. Verifikasi interpretasi geofisika dan geokimia
e. Kontrol kadar bijih
f. Perhitungan cadangan bijih
g. Deskripsi tubuh bijih (penyebaran, bentuk, butir dan lain-lain)
B. TUJUAN PEMBORAN
Dilakukanya pemboran adalah agar dapat mengetahui bagai mana kegiatan
pengeboran itu berlangsung, dapat mengetahui tahap – tahap dari pada kegiatan
pemboran, juga dapat mengetahui peralatan – peralatan yang digunakan dalam
pengeboran. Sehinga apa bila terjun kelapangan nantinya sudah dapat mengetahui
apa – apa yang harus dikerjakan juga yang harus dipersiapkan. Dalam pencapaian
target dari tujuan tersebut maka dibutuhkan perlengkapan ,tipe serta kapasitas
mesin yang berbeda pula , baik dari pemboran yang vertical keatas, kebawah
maupun yang horizontal atau miring dengan sudut tertentu.
Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam , pemboran tidak
saja dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain
sehingga secara keseluruhan kegitan pemboran bertujuan sebagai berikut:
Eksplorasi mineral dan batubara
Ekplorasi dan produksi air tanah
Eksplorasi dan produksi gas
Eksplorasi dan produksi minyak
Peledakan
Geoteknik
Ventilasi tambang
Penirisan tambang
Keperluan perhitungan cadangan
Perolehan data geologi
Pengontrolan tambang dan
Serta pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk PLN, dll
C. PERALATAN PEMBORAN
Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk
kegiatan pemboran diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mesin Bor
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
dalam pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi :
• Tipe/ model mesin bor
• Diameter lubang
• Sliding stroke
• Berat mesin bor
• Power unit
• Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu
• Hoisting capacity (kapasitas)
• Dimensi (panjang x lebar x tinggi)
Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. 1. Mesin Bor Tumbuk
Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig
yang diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat
secara berulang- berulang ke dalam lubang bor.
Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan
kecil,atau akan melepaskan butiran – butiran pada lapisan.Kepingan atau
hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada
bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu
ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan
volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah
terentu akan mengurangi daya tumbuk bor.
Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat
lambat, slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer)
atau sand pump. Beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan laju
pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk diantaranya adalah :
• Kekerasan lapisan batuan
• Diameter kedalam lubang bor
• Jenis mata bor
• Kecepatan dan jarak tumbuk
• Beban pada alat bor
Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat
penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan
panjang drill-stemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin
bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Kelebihannya :
• Ekonomis:
- Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
- Biaya transportasi lebih murah
- Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah
- Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat
• Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
• Tanpa sistem sirkulasi.
• Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer
• Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil
Kekurangannya:
• Kecepatan laju pemboran rendah
• Sering terjadi sling putus
• Tidak bisa mendapatkan core
• Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
• Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
• Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak
hambatan
1. 2 . Mesin Bor Putar
Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai
mekanisme yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi
kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban
rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang
cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang
pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan
terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari
jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran
vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran
horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat
alur – alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi
mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari
generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor.
Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah :
• Swivel
• Kelly bar
• Stabilizer
• Mata bor
• Stang bor
• Stang pemberat
1. 3. Mesin Bor- Hidrolik
Pada mesin bor putar – hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama
diatur oleh sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping
beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis
mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bo dan
putaran mata bor di atas formasi batuan.
Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke
permukaan melalui rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang
bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan.
Adapun contoh mesin bor putar – hidrolik adalah :
1. 3.a. Top Drive
Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik
pada menara, tenaganya berasal dari unit transmisi hidrolik
yang digerakkan oleh pompa.
Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai
(umumnya sepanjang 3,6m – 9 m), sehingga jenis mempuyai
kinerja yang paling baik.
1. 3. b. Spindle
Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan
pemboran sangat dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya
antara 60 m – 100 m), dan tekanan hidrolik yang dibutuhkan.
Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah :
• Merk
• Kapasitas
• Berat
• Kemampuan rotasi
• Dimensi
• Diameter lubang
• Tipe/ model
2. Pompa atau Kompresor
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada pompa diantaranya
adalah :
a. Tipe acting piston
b. Diameter piston
c. Power
d. Dimensi
e. Berat
f. Volume/ pressure
g. Working pressure
Adapun hal – hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah :
a. Tekanan udara yang dihasilkan
b. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu
Pada tahap pemboran lumpur dan kompresor berfungsi sebagai sumber
tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah
lumpur, maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor
yang digunakan adalah udara maka sumber tenaganya adalah kompresor.
Adapun pompa/ kompresoe yang digunakan adalah :
• Merk
• Model
• Kapasitas
• Dimensi
• Diameter piston
• Berat
• Power
• Volume/ pressure
• Working pressure
3. Stang Bor
Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa
ujung – ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara
dua buah stang bor.Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai :
a. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin
bor menuju mata bor.
b.Jalan keluar – masuknya fluida bor
Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran
adalah 10 ft (3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung
dengan tujuan dan efisiensi pemboran.
Kriteria yang harus diperhatiakan dalam pemilihan ukuran, meliputi :
a. Tujuan pemboran
b. Kedalaman pemboran
c. Kekerasan batuan
d. Metode sirkulasi fluida
e. Diameter lubang bor
Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran
tergantung dari mekanisme pemboran yang diterapkan.
- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Putar.
Rangkaian stang bor pada pemboran putar hamper semuanya sama
seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor yang dipakai pada pemboran
mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan diameter luar, diameter
dalam, jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya memiliki klasifikasi
yang berbeda.
- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Tumbuk.
Rangkaian stang bor pada mesin bor tumbuk terdiri dari :
1. Mata bor pahat.
2. Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang.
3. Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk
melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas.
4. Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor, diperlukan
untuk meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk
meneruskan putaran kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke
segala sisi sehingga lubang bor lurus
Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut
adalah :
• Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m.
4. Pipa Casing
Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang
bor dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan –
gangguan.
Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:
1. Tipe Flash Joint.Dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya
dilakukan secaraLangsung.
2. Tipe Flash Coupled Dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah
coupling.
Beberapa komponen yang terdapat dalam casing, diantaranya adalah :
1. Casing Swivel
Alat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang bor
2. Casing Head
Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat casing bagian
atas
3. Casing Shoe
Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari kerusakan
4. Casing Cutter
Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi masalah, fungsinya
untuk memotong casing pada titik yang diinginkan
5. Casing Band
Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi pengangkatan
dan Penurunan.
5. Mata Bor (BIT)
Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang
digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya
yang bekerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan
secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu gaya dorong dan gaya putar.
Keefektifan penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua
gaya jenis ini. Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan
pada pemboran tumbuk,pemuatan bit, tekanan dibawah permukaan. Gaya putar
dapat dihasilakan pada mekanisme pemboran putar dengan bantuan mesin putar
mekanik yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan
dengan bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya
dorong yang bersifat static yang secara tidak langsung turut menunjang gaya-
gaya tersebut diatas misalnya berat dari stang bor dan berat rig.
Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu :
1. Ukuran dan bentuk mata bor
2. Ukuran gigi mata bor
3. Berat mata bor
4. Kekerasan matriks.
Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya :
1. Wing Bit
Dipergunakan untuk dilapisan permukaan, umumnya dipakai pada
lubang-lubang besar untuk stove pipe yang dalamnya berkisar antara 0 –
30m. Ukuran pahat tersebut biasanya 36 inchi.
Gambar 1 Wing Bit
2. Roller Cone
Pahat roller cone biasa dipakai untuk lapisan lunak sampai lapisan
keras. Roller Cone dibagi juga dengan klasifikasi dan kekerasan pahat itu
sendiri yaitu dengan no. code misalnya untuk yang soft IADC code : 111,
114 ( International Assosiation Drilling Code ). Kekerasan pahat
disesuaikan dengan formasi yang akan dilaluinya misalnya : soft to
medium, medium to hard, untuk mempermudah mengenal apakah pahat itu
untuk formasi lunak, sedang dan keras maka yang perlu diperhatikan
adalah bentuk gigi pahat tersebut. Pemilihan Pahat. Didalam pemilihan
pahat adalah, Pahat yang dipergunakan untuk mengebor formasi tertentu,
tergantung pada kekerasan batuan dari formasi tersebut. Pahat yang dipakai
untuk mengebor batuan lunak tidak dapat berfungsi dengan baik bila
dipakai untuk mengebor batuan sedang atau batuan keras.Pengetahuan
tentang pemilihan pahat untuk mengoptimasikan pemboran tidak
seluruhnya teoritas, tetapi dalam banyak hal pemilihan ini tergantung pada
pengalaman-pengalaman yang didapat dalam pemboran didaerah yang
sudah diketahui atau dikenal.
Hasil pemilihan pahat ini sangat penting karena menyangkut :Biaya dari
pahat. Rig cost Round trip / cabut masuk. Dari ketiga biaya ini barulah
dapat menghitung operation cost ( biaya operasi).
Gambar 2 Roller Cone
3. Pahat Diamond
Pahat Diamond merupakan sejenis bahan yang mempunyai kekerasan
yang sama dengan intan (intan industri) dipakai apabila pahat biasa sudah
tidak dapat menembus formasi, umumnya untuk lapisan-lapisan yang
keras.
Gambar 3 Pahat Diamond
6. Peralatan Pelengkap
Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan
pemboran diantaranya meliputi:
a. Water Swivel
Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari
pompa menuju ke dalam stang bor.
b. Hoisting Water Swivel
Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang
berputar selama proses pengangkatan dan penurunan.
c. Hoisting Plug
Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses
pengangkatan dan penurunan stang bor.
d. Hoisting Rope Socket
Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas
menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan
hoisting plug.
e. Pipe Wrench
Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan
lain – lain.
f. Snatch Block
Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk
mengangkat dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor.
Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat,
oleh karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk
membantu proses pengangkatan dan penurunan.
g. Travelling Block
Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan pemboran.
h. Come Along
Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada
pemboran dangkal
i. Rod Coupling Tap
Alat I ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan
dibiarkan tertinggal dalam lubang bor.
j. Rod Band
Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.
k. Knocking Block
Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk
melindungi peralatan bor.
l. Drive Hammer with Chain
Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami
kemacetan.
m. Menara
Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya
adalah derrick
m. Permale Wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa yang
kecil, seperti kabel core barrael tanpa merusak tabung.
n. Rod Holder
Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau
penurunan.
o. Super Strong
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa dengan
ukuran besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.
D. Faktor yang mempengaruhi pemboran
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang
dibor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan
ketrampilan operator.
1. Sifat Batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi
pada pemilihan metode pemboran yaitu : kekerasan, kekuatan, elastisitas,
plastisitas, abrasivitas, tekstur, struktur, dan karakteristik pembongkaran.
1. Kekerasan
Kekerasan adalah daya tahan permukaan batuan terhadap goresan.
Batuan yang keras akan memerlukan energy yang besar untuk
menghancurkanya. Pada umumnya batuan yang keras mempunyai kekuatan
yang besar pula . Kekerasan batuan diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van
Mohs (1882).
2. Kekuatan (strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan terhadap
gaya dari luar, baik bersifat static maupun dinamik. Kekuatan batuan
dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, terutama kandungan kuarsa. Batuan
yang kuat memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya.
3. Bobot isi / Berat jenis
Bobot isi (density) batuan merupakan berat batuan per satuan volume.
Batuan dengan bobot isi yang besar untuk membongkarnya memerlukan energy
yang besar pula.
4. Kecepatan Rambat Gelombang Seismik
Batuan yang masif mempunyai kecepatan rambat gelombang yang besar.
Pada umumnya batuan yang mempunyai kecepatan rambat gelombang yang
besar akan mempunyai bobotisi dan kekuatan yang besar pula sehingga sangat
mempengaruhi pemboran.
5. Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh batuan lain yang
lebih keras. Sifat ini dipengaruhi oleh kekerasan butiran batuan, bentuk butir,
ukuran butir, porositas batuan, dan sifat heterogenitas batuan.
6. Tekstur
Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral yang menyusun
batuan tersebut. Ukuran butir mempunyai pengaruh yang sama dengan bentuk
batuan, porositas batuan, dan sifat-sifat batuan lainya. Semua aspek ini
berpengaruh dalam keberhasilan operasi pemboran.
7. Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau
modulus Young (E). Modulus elastisitas batuan bergantung pada komposisi
mineral dan porositasnya. Umumnya batuan dengan elastisitas yang tinggi
memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya.
8. Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan
deformasi permanen setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana
batuan tersebut belum hancur. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh komposisi
mineral penyusunya, terutama kuarsa. Batuan yang plastisitasnya tinggi
memerlukan energi yang besar untuk menghancurkannya.
9. Struktur Geologi
Struktur geologi seperti sesar, kekar, dan bidang perlapisan akan
berpengaruh terhadap peledakan batuan. Adanya rekaha-rekahan dan rongga-
rongga di dalam massa batuan akan menyebabkan terganggunya perambatan
gelombang energy akibat peledakan. Namun adanya rekahan-rekahan tersebut
juga sangat menguntungkan untuk mengetahui bidang lemahnya, sehingga
pemboran akan dilakukan berlawanan arah dengan bidang lemahnya.
2. Drilabilitas Batuan (Drillability of Rock)
Drilabilitas batuan adalah kecepatan penetrasi rata-rata mata bor
terhadap batuan. Nilai drilabilitas ini diperoleh dari hasil pengujian terhadap
toughness berbagai tipe batuan oleh Sievers dan Furby. Hasil pengujian mereka
memperlihatkan kesamaan nilai penetration speed dan net penetration rate
untuk tipe batuan yang sejenis.
3. Umur dan Kondisi Mesin Bor
Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran,
kemampuan mesin bor akan menurun sehingga sangat berpengaruh pada
kecepatan pemboran. Umur mata bor dan batang bor ditentukan oleh meter
kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran. Untuk menilai kondisi
suatu alat dapat dilakukan dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat,
yaitu:
a. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)
Ketersediaan mekanik adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi
mekanik yang sesungguhnya dari alat yang digunakan. Kesediaan mekanik
(MA) menunjukkan ketersediaan alat secara nyata karena adanya waktu
akibat masalah mekanik. Persamaan dari ketersediaan mekanik adalah:
MA = x 100%
Keterangan:
W = Jumlah jam kerja alat, yaitu waktu yang dipergunakan oleh operator
untuk melakukan kegiatan pemboran.
R = Jumlah jam perbaikan, yaitu waktu yang dipergunakan untuk perbaikan
dan waktu yang hilang akibat menunggu saat perbaikan termasuk juga
waktu penyediaan suku cadang serta waktu perawatan.
b. Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)
Ketersediaan fisik menunjukkan kesiapan alat untuk beroperasi didalam
seluruh waktu kerja yang tersedia. Persamaan dari ketersediaan fisik adalah :
PA = x 100%
Keterangan:
S = Jumlah jam siap yaitu jumlah jam alat yang tidak dipergunakan
padahal alat tersebut siap beroperasi.
(W+R+S) = jumlah jam tersedia, yaitu jumlah seluruh jam jalan atau jumlah
jam kerja yang tersedia dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi.
c. Penggunaan Efektif
Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen waktu yang
dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat
digunakan. Penggunaan efektif sebenarnya sama dengan pengertian efisiensi
kerja. Persamaan dari kesediaan penggunaan efektif adalah:
EU = x 100%
d. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA)
Ketersediaan Penggunaan menunjukkan berapa persen waktu yang
dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat
digunakan. Penggunaan efektif EUsebenarnya sama dengan pengertian
efisiensi kerja. Persamaan dari ketersediaan penggunaan adalah:
UA = x 100%
Penilaian Ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan
kemampuan alat bor untuk menyediakan lubang ledak. Kesediaan alat
dikatakan sangat baik jika persen ≥90%, dikatakan sedang jika berkisar antara
70%-80%, dikatakan buruk (kecil) jika persen kesediaan alat ≤70%.
4. Geometri Pemboran
a. Diameter Lubang ledak
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan diameter lubang ledak
adalah :
a. Volume batuan yang dibongkar
b. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian
c. Tingkat Fragmentasi yang diinginkan
d. Mesin bor yang tersedia
e. Kapasitas alat muat yang akan menangani material hasil peledakan.
b. Arah Lubang ledak
Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu arah
tegak dan arah miring. Pada tinggi jenjang yang sama, kedalaman lubang
ledak miring > dari pemboran tegak selain itu pemboran miring penempatan
posisi awal lebih sulit karena harus menyesuaikan dengan kemiringan lubang
ledak yang direncanakan.
Gambar 4 Arah Lubang ledak a. vertical (tegak lurus), b. miring
c. Kedalaman Lubang ledak
Penentuan kedalaman lubang ledak disesuaikan dengan tinggi jenjang,
dimana kedalaman lubang ledak>tinggi jenjang. Kelebihan kedalaman lubang
bor (subdrilling) dimaksudkan untuk memperoleh jenjang yang rata.
E. Kesimpulan
a) Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri
pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya dilakukan sebelum diadakannya
penambangan. Pemboran masuk dalam kegiatan eksplorasi detail yaitu
pengambila conto sistematik dengan pemboran inti.
b) Pemboran sangat bermanfaat dalam berbagai kegiatan dalam proses
penambangan dari sebelum dilakukan kegiatan penambangan contohnya
survey tinjau dan prospeksi umum yaitu sampling batuan sedangkan dalam
proses pemanbangan pemboran sangan di perlukan dalam proses pembokaran
burden atau tanah penutup dengan menggunakan peledak serta pemetaan
geologi daerah persebaran bahan galian.
c) Mekanisme pemboran berhubungan dengan berbagai hal seperti jenis batuan
di lapangan, kondisi geologi dan keahlian dari operator alat itu sendiri.
d) Pemilihan alat bor didasarkan pada:
1) Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussive atau
rotary-rushingdipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai
untuk batuan sedimen.
2) Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya.
Tinggi jenjanditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan
atau ditentukan setelah mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam tambang
terbuka dan quarry diusahakan tinggi jenjang ditentukan terlebih dahulu,
dengan beracuan pada peralatan bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang
melebihi 15 meter, kecuali ada pertimbangan lain.
3) Diameter Lubang Ledak, faktor penting dalam menentukan ukuran
diameter lubangledak adalah besarnya target produksi. Diameter yang lebih
besar akan memberikan laju produksi yang tinggi. Faktor lain yang
mempengaruhi pemilihan ukuran diameter lubang ledak adalah fragmentasi
batuan yang dikehendaki dan batasan getaran yang diijinkan.
4) Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan
peralatan.
5) Fragmentasi, adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan
batuan setelah peledakan dan pada umumnya fagmentasi dipengaruhi oleh
proses selanjutnya.
e) Dalam kegiatan pemboran penting agar operator dapat memilih alat bor sesui
keadaan dilapangan hal ini sangat berhubungan erat dengan skil dari oporator
alat bor dan pengalaman di bagian pemboran.
DAFTAR PUSTAKA
http://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/08/drilling-pemboran.html
top related